Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Penguatan Ekonomi Lokal untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Batam, 22 September 2014
Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM Asisten Deputi Urusan Penataan Ruang dan PDT
Asian and World Population China: 1,322 millions
Japan: 127 millions
India: 1,130 millions Rest of the World Population: 3,429 millions
ASEAN: 573 millions
Australia: 20 millions
About 50% of world population in this area Concentration of global market Source: www.photius.com
South China Sub-Region Greater Mekong Sub-Region
Bohai SubRegion
Tuman Kang Sub-Region
North East SubRegion
Mekong – India Industrial Corridor
Yellow Sea SubRegion
IMT Growth Triangle
BIMP East ASEAN Growth Area
Sejarah Pembentukan AEC / Masyarakat Ekonomi Asean • Kerjasama ekonomi ASEAN dimulai dengan disahkannya Deklarasi Bangkok tahun 1967 yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. • Dalam perkembangannya, Kerjasama ekonomi ASEAN diarahkan pada pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN ( ASEAN Economic Community) • Setelah krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia Tenggara, para kepala Negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003, menyepakati pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam bidang keamanan poliyik (ASEAN Political-Security Community), Ekonomi (ASEAN Economic Community), dan Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture Community). • Untuk Pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, ASEAN menyepakati perwujudannya diarahkan pada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. Sumber : Depdag
Empat Pilar Utama AEC Blueprint 1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas; 2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual,pengembangan infrastruktur, perpajakan dan ecommerce; 3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam); 4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
MP3KI
2013 PDB: USD ~ 997 Juta PDB/Kapita: US$ ~ 4.500
2045
2012 PDB: USD ~ 950 Juta PDB/Kapita:USD ~3.830
2025 2014
2011 PDB: USD 850 Juta PDB/Kapita: USD 3.543
2010
MP3EI
Performa Ekonomi Indonesia sangat baik, yang dibuktikan dari peningkatan PDB sejak 2010 hingga saat ini. Kebijakan ekonomi Indonesia cukup berhasil dan tepat dalam mendukung visi MP3EI bahkan PDB/capita 2013 diperkirakan akan mencapai USD 4.500
PDB: ~USD 4,0 - 4,5 Milyar PDB/Kapita: ~USD 14.250 - 15.500 (negara berpendapatan tinggi)
PDB: US$ ~ 1,2 triliun PDB/Kapita: US$ ~ 4.800-5.000 (Kekuatan ekonomi 14 besar dunia)
PDB: USD 700 Juta PDB/Kapita: USD 3.000
PDB: ~USD 15,0 - 17,5 M PDB/Kapita: ~USD 44.500 - 49.000
PEREKONOMIAN INDONESIA TERUS TUMBUH Kelas Menengah Meningkat Terus Bank Dunia (2011): Antara 2003-2010, sekitar 55 juta orang masuk ke kelas menengah Indonesia. Mayoritas (38,5 juta) adalah dengan kelompok Menengah Bawah, dengan pengeluaran per kapita +1,5 - 3x Garis kemiskinan Visi Indonesia 2030: Indonesia 5 besar ekonomi dunia, Pendapatan per kapita menuju US$ 18.000
Sumber: McKinsey Sumber: YIF
McKinsey: Consuming class sebesar + 50 juta saat ini menjadi 135 juta (tahun 2030)
Kondisi Demografi Indonesia – Posisi SDM BONUS DEMOGRAFI
PENDIDIKAN
Dependency Ratio semakin kecil (2010-2040) : Usia produktif semakin besar (Bonus Demografi) dan Kualitas SDM sebagai kata kunci dan Pendidikan sebagai peran kunci.
Sumber: Kemen Dikbud
MP3EI
Tingkat Kemiskinan Semua Provinsi Menurun, Namun Ketimpangan Antar Provinsi Masih Tinggi (Maret 2012) 35 31,11 30
28,2
MP3KI
25 20,88 20 15,34 15,4
17,33 17,7
19,46
13,24 13,4 13,7113,78
15
Tingkat kemiskinan Nasional: 11,96% (Maret 2012) 10
5
16,0516,18
18,63
21,78
3,69 4,18
5,85 5,06 5,53
7,11 6,51 6,68
10,0910,1110,67
8,17 8,18 8,19 8,22 8,42 8,47
0
Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsi di Indonesia: 16 provinsi masih di atas GKN Tingkat kemiskinan Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,69%; di Provinsi Papua sebesar 31,11%. Sumber: Susenas per Maret 2012, BPS
Slide 9
Triple-track problem: MISKIN – RENTAN – TIMPANG KEMISKINAN BERKURANG
Jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan terus berkurang: 28,6 juta orang (September 2012). Semakin rendah tingkat kemiskinan, semakin sulit penanggulangannya.
KERENTANAN TINGGI
Sebagian yang di atas GK sesungguhnya masih rentan jatuh ke kemiskinan. Namun kelompok ini adalah embrio kelas menengah Indonesia.
KESENJANGAN MENINGKAT
Rasio Gini sebesar 0,41 (2011) adalah yang tertinggi selama 50 tahun terakhir. Dipicu oleh pertumbuhan yang condong kepada kelompok menengah atas dan kaya.
Lansekap Ketimpangan/Dominasi Perekonomian Wilayah Indonesia
Catatan: • •
Kondisi ini sudah berlangsung praktis dari sejak kemerdekaan Indonesia. Keadaan ini memiliki 2 kelemahan sekaligus: a) konflik penggunaan lahan di Jawa akan semakin besar dan mengancam kondisi lingkungan hidup; b) kerusakan lingkungan di luar Jawa pun juga terjadi karena yang terjadi hanya eksploitasi SDA.
• Kemajuan ekonomi membutuhkan perkembangan ekonomi yang relatif perlu lebih merata untuk daya tahan perekonomian. • Integrasi logistik nasional yang efisien juga membutuhkan tidak saja kapasitas infrastruktur pendukung yang relatif merata. • INGAT: akibat dari perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini, kebutuhan konsumen relatif sama di hampir setiap pelosok negeri.
Simpul-simpul Ankutan Kargo Nasional - 2004
bus
> 200 million ton/year 100 - 200 million ton/year
No
Cargo Transportation (Volume)
20 – 50 million ton/year
1
> 50 million ton/year
5 – 20 million ton/year
2
40-50 million ton/year
Jakarta-Surabaya
< 5 million ton/year
3
30-40 million ton/year
Jakarta-Cilegon/Merak, Yogyakarta-Semarang, MedanSurabaya, Bandung-Surabaya
4
20-30 million ton/year
Medan, Banda Aceh, Pekanbaru/Dumai-Padang, JakartaSemarang, Bandung-Semarang, Makassar-Palu, BandungCilegon/Merak, Surabaya-Cilegon/Merak
5
10-20 million ton/year
Medan-Pangkal Pinang, Medan-Pakanbaru/Dumai
50 - 100 million ton/year
Source: Study of Intermode Transportation Development in Indonesia, Dephub2004
Strategic Corridor Bandung-Jakarta, Surbaya-Semarang
Desire Lines (O-D) Angkutan Kargo Nasional, 2006
• • • •
Total domestic movement is around 12 billion/year Java movement dominated for about 9.9 billion/year (81%) Sumatera 13%, 1,6 billion ton/year East Part of Indonesia 6%, 0.72 billion ton / year
Source : Study of National Logistic Development , Ministry of Transportation, 2006
Desire Lines (O-D) Pergerakan Kargo melalui Laut, 2004
More than 10.000.000 Ton 5.000.000 – 10.000.000 Ton 1.000.000 – 5.000.000 Ton Less than 1.000.000 Ton
Source: National Transportation System (TATRANAS) Arrangement Studies Ministry of Transportation, 2004
Sistem Transportasi Laut Nasional
Indonesian Sea Lane Archipelago (ALKI) International Cross Lane Interisland Cross Lane Sabuk Utara Cross Lane Sabuk Tengah Cross Lane Sabuk Selatan Cross Lane Sabuk Connection Cross Lane Sumber: G..R. No. 26 2008, National Spatial Planning Source:
Inkorporasi Skenario Target PDB 2025 (per Koridor Ekonomi)
Memperluas Akses Masyarakat dengan Menghadirkan Pusatpusat Pertumbuhan (Kawasan Perhatian Investasi – KPI) Internasional Hub Bag Barat
perluasan sebaran KPI ke luar Jawa "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional"
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
Internasional Hub Bag Timur
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel Nasional''
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional" ''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional''
“Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan Pertambangan Nasional”
Inkorporasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Tujuan Pendekatan KPI: untuk mempermudah dalam proses integrasi kegiatan investasi dengan enabler nya (infrastruktur, SDM-IPTEK dan Regulasi) 1. Sentra Produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi dalam satu lokasi tertentu 2. KPI adalah satu atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang beraglomerasi di area yang berdekatan.
NO
KORIDOR EKONOMI
JUMLAH KPI
KPI PRIORITAS
1
Sumatera
21
13
2
Jawa
37
28
3
Kalimantan
37
16
4
Sulawesi
31
15
5
Bali – Nusa Tenggara
24
8
6
Papua – Kep. Maluku
22
12
TOTAL
172
92
18
Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Prioritas Koridor Ekonomi Sulawesi
Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Potensial Koridor Ekonomi Sulawesi
Peta Infrastruktur Utama Koridor Ekonomi Sulawesi
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Zona Pengolahan Ekspor Zona Industri
Peran Pemerintah Kaw. Berikat
KEK
Kaw. Industri
Techno Park Zona Logistik Kaw. Strategis Cepat Tumbuh
Zona Ekonomi Lainnya Kaw. Wisata Kaw. Minapolitan Kaw. Hortikultura
Kaw Strategis Provinsi
Daerah Tertinggal (Regional Management-RM)
Peran Swasta
KAPET
FTZ / KEK
>>>
>>>
1.0 Singapore
Padang
Balikpapa n
Jayapura
Makassar
Inefficiency in sea transportation Inefficiency in Logistic Cost Based on sea tranport cost from Jakarta to several cities in Indonesia, relative to the cost of a 20-feet container freight from Singapore to Jakarta (unit cost = 1.0)
23
JARINGAN KONEKTIVITAS LOGISTIK BERBASIS MARITIM Sistem transportasi laut sebagai tulang punggung (backbone) Utilisasi ALKI dan SLOC melalui perwujudan Pelabuhan Depan (front gates Kuala Tanjung & Bitung), Pendulum Nusantara dan “Short Sea Shipping” Kuala Tanjung
Bitung
Konektivitas:
Legend: Pusat Distribusi Provinsi
Pusat Nasional ShortDistribusi sea shipping
(coastal Short Sea shipping) Shipping
By sea / by rail
By sea / by rail / by land
By land / by rail / by sea
Main trunk Domestic Shipping Route
Inisiatif lain untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional
2 5
INVESTASI INFRASTRUKTUR Investasi Infrastruktur mengalami peningkatan (4-5% dari GDP), walaupun belum mencapai tingkat investasi sebelum krisis moneter 1997 (sekitar 7%). Sementara investasi infrastruktur di China dan India mencapai 8-10% dari GDP .
(%)
Triliun Rupiah 4,72
500
4,51 4,50
4,23
4,10
438,1
400
60,2
385,2
77,40
314,1
3,00
300
68,40
46,9
263,9 41,8
96,56
56,95 88,72
Nilai investasi meningkat dari Rp 264 triliun (2010) menjadi sekitar Rp 438 triliun (estimasi 2013), dan perbandingan terhadap GDP juga meningkat menjadi 4.72% (2013) Porsi APBN semakin meningkat dan pada tahun 2013 mencapai Rp 204 triliun, 47% dari total investasi infrastruktur
PPP belum optimal sedangkan BUMN masih dapat ditingkatkan
4,00 3,50
53,2
200
5,00
2,50 2,00
47,85 81,51
1,50
74,88 100
203,9
174,9 128,7
99,4
1,00 0,50
0
0,00 2010 APBN
2011 APBD
BUMN
2012 (APBN-P) Swasta
Total
2013 (APBN) % terhadap GDP
SEBARAN KEGIATAN/PROYEK BANDARA DAN PELABUHAN MP3EI BANDARA
JUMLAH PROYEK
NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
PEMERINTAH
23
4.825
BUMN
18
44.935
SWASTA
0
-
CAMPURAN
9
64.127
50
113.888
JUMLAH PROYEK
NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
100
17.712
BUMN
26
52.199
SWASTA
12
55.710
CAMPURAN
23
70.623
161
196.244
JUMLAH PROYEK
NILAI INVESTASI (Miliar Rupiah)
Kapal Perikanan
0
-
Kapal Angkutan
12
2.139
Total PELABUHAN PEMERINTAH
Total PENGADAAN KAPAL
Akselerasi Kapasitas SDM INDONESIA 7,20%
22,40% 70,40%
High Middle Low
MALAYSIA 20,30% 56,30% 24,30%
High Middle
High Middle Low
: 20 % : 45 % : 35 %
Low
OECD 40,30%
High
39,30%
Middle
20,40%
Peningkatan program-program pendidikan untuk mencapai target berikut:
Low
Sumber: Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan
Kualitas: SDM Ekonomi yang Berkedaulatan, Mandiri dan Berkeadilan INDONESIA
PENINGKATAN KWALIFIKASI SDM TINGGI dan MENENGAH TINGGI
MENENGAH
DASAR
Sebagai target pencapaian komposisi Angkatan Kerja
20%
175%
45%
100%
35%
-100%
29
Penguatan SDM-Iptek Kedaulatan Teknologi melalui Inovasi
PT Riset
Kedaulatan Industri dan Ekonomi melalui SDM Unggul
Daya saing Industri dan Ekonomi melalui SDM Terampil
• Pengembangan 10-20 PT Riset dan Pusat Penelitian secara Nasional
PT Pendidika n dan Politeknik
• Satu PT & 2 Politeknik Unggul di tiap Provinsi (100 Politeknik baru)
Akademi Komunitas utk Tenaga Terampil Setempat Sekolah Menengah Kejuruan
Kursus/Pendidikan Non Formal utk Meningkatkan Kompetensi Naker Setempat 30
• Satu Akademi Komunitas di tiap Kab/Kota (521 Akademi Komunitas)
• Perbaikan rasio SMK:SMA, penguatan mutu dan relevansi SMK • Peningkatan mutu, penguatan relevansi, dan sertifikasi lembaga 30 kursus
TERIMA KASIH