PENGGUNAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENERAPAN KTSP DI SMK MANDIRI PONTIANAK Adi Warman, Sri Buwono, dan Maria Ulfah Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan
[email protected] Abstract: The use of the subject teachers teaching entrepreneurship in the implementation the KTSP in SMK Mandiri Pontianak. The study aims to determine the components and implementation of learning tools created by entrepreneurial studies teacher at SMK compliant KTSP Self Pontianak. This research is a qualitative, in the form of a survey. The collection of data through observation techniques, interviews, and review documents with teachers who teach entrepreneurship major in accounting and Principal. The results of the study, (1) the learning component in the implementation the KTSP were prepared by teachers of entrepreneurship are quite good, judging from the translation, be it time, competencies, indicators and activities pembelajran, (2) the implementation of learning considered less good, because there is a lack in learning, where learning activities undertaken by teachers, are less relevant to the planning of learning, because students are not given the opportunity in the learning process, such as question or express an opinion. Keywords: Development and Implementation Of The Learning, KTSP. Abstrak: Penelitian Penggunaan perangkat pembelajaran guru mata pelajaran kewirausahaan dalam penerapan KTSP di SMK Mandiri Pontianak bertujuan untuk mengetahui komponen dan pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran kewirausahaan sesuai standar KTSP di SMK Mandiri Pontianak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan bentuk survei. Pengumpulan data melalui teknik pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen dengan guru kewirausahaan yang mengajar di jurusan akuntansi dan Kepala Sekolah. Hasil penelitian, (1) komponen perangkat pembelajaran dalam penerapan KTSP yang disusun oleh guru kewirausahaan sudah cukup baik, dinilai dari penjabaran, baik itu waktu, kompetensi, indikator dan kegiatan pembelajran, (2) pelaksanaan perangkat pembelajaran dinilai kurang baik, karena terdapat kekurangan di dalam pembelajaran, dimana kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru, kurang relevan dengan perencanaan pembelajaran, karena siswa kurang diberi kesempatan dalam proses pembelajaran, seperti bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Kata Kunci: Penyusunan dan pelaksanaan perangkat pembelajaran, KTSP.
1
P
erangkat pemblejaran merupakan hal terpenting dalam proses pembelajaran. Guru dapat menyajikan pelajaran dengan baik apabila, dalam mengelola isi pembelajran, paling tidak guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang mengacu pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003: “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasioanal Pendidikan mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar menengan dan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Nasional Pendidikan (BSNP)”. Untuk mencapai sasaran pendidikan tersebut, maka diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem Pendidikan Nasional yang dipandang sudah tidak efektif. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya guru dan kepala sekolah. Dimana penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Dalam kerangka inilah pemerintah akhirnya menggagas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, selanjutnya disingkat (KTSP), sebagai tindak lanjut pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Sedangkan menurut E. Mulyasa (2007:8) KTSP diartikan sebagai “kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat, dan karakteristik peserta didik”. Tujuan umum diterapkan KTSP yaitu untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melaului pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Kata "penerapan" dalam bahasa Inggris adalah “Applying” (Echols dan Shadily, 2003: 189). Menurut Muhaimin (2007: l0) Penerapan dapat diartikan: (a) Proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan sesuatu. (b) Kegiatan menyusun (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan. Dari pengertian di atas, penerapan merupakan suatu proses dan kegiatan penyempurnaan yang telah ada dengan tujuan guna tercapainya sesuatu yang lebih baik dan mencapai tujuan secara optimal. Pengembangan diperlukan adanya penilaian sehingga dapat mengetahui sejauhmana keberhasilan dalam pengembangan, tentunya di bidang kurikulum pendidikan. Menurut Hamalik (2007:3) penerapan kurikulum merupakan proses dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan struktural pemerintahan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun globalisasi. Kebijakan pengembangan kurikulum yang bertujuan meningkatkan relevansi program pendidikan dapat dicapai melalui pengembangan kurikulum daerah dan sekolah.
2
Dengan pengertian tersebut, pengembangan kurikulum perlu dilaksanakan secara terus-menerus guna merespons dan mengantisipasi perkembangan dan tuntutan yang ada. Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Muslich (2008, 12-13) merumuskan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan sebagai berikut: (a) Tujuan Pendidikan Dasar, adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. (b) Tujuan Pendidikan Menengah, adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan, adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan Pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Menurut Mudjib (2006: 19) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk: (a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk memahami dan menghayati, (c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Sejalan dengan diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan maka secara otomatis komponen perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru juga ikut berubah atau mengalami penyesuaian, sehingga guru dituntut untuk memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran dan pada akhirnya mampu menciptakan suatu kondisi belajar mengajar yang efektif. Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan oleh guru dalam penelitian ini sehubungan dengan penerapan KTSP meliputi pengembangan program yang meliputi; program tahunan, program semester, rencana minggu efektif, pengembangan silabus, dan pengembangan RPP. Sehubungan dengan penerapan kurikulum KTSP tersebut yang mulai diterapkan pada tahun 2006 di sekolah-sekolah dan diharapkan nanti semua sekolah dari jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan menengah kejuruan sudah menerapkan kurikulum KTSP tersebut. Kesiapan guru dalam melaksanakan KTSP terlihat dari
3
perangkat-perangkat pengajaran yang disiapkan sebelum proses belajar dimulai, seperti RPP, silabus, program tahunan, program semesteran yang sesuai dengan SI (standar isi) dan SKL (standar kelulusan). Sedangkan guru yang tidak siap dalam melaksanakan KTSP terlihat dari perangkat dan format penilaian yang digunakan masih berpedoman pada kurikulum lama. Perangkat pembelajaran ini merupakan hal yang sangat penting dalam memperlancar proses belajar dan pembelajaran, oleh karena itu guru harus selalu mempersiapkan perangkat mengajar sebelum memulai pembelajaran, dan hal ini pulalah yang menjadi kendala dan hambatan guru di SMK Mandiri Pontianak. Kurikulum KTSP memang sudah diterapkan tetapi khusus mengenai perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh guru sehubungan dengan penerapan KTSP, ini biasanya penyusunan perangkat pembelajaran memang dibuat oleh setiap guru yang bersangkutan, namun tidak ada acuan yang pasti mengenai format perangkat mengajar yang dipakai serta apa yang tertuang dalam perangkat pembelajaran tidak semuanya dapat dilaksanakan dan sering mengalami perubahan karena ada kemungkinan banyaknya faktor yang menjadi kendala, sehingga dapat dikatakan penyusunan perangkat pembelajaran tidak lebih untuk pemenuhan tuntutan administrasi saja. KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) merupakan kurikulum oprerasional yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. Meskipun sudah diterapkan sebagai kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, masih sedikit guru memahami dan melaksanakan KTSP, ini bisa kita lihat pada proses pembelajaran di kelas-kelas yang menggunakan model-model pembelajaran pola lama, dimana guru dalam proses pembelajaranya tidak mengembangkan kompetensi peserta didik seperti yang diharapakan oleh KTSP, guru masih sebagai sentral pembelajaran. Tabel 1. Daftar Nama Guru. No. Nama guru Jenis guru Bidang tugas 1
Drs. Syarif Mansyur
IPS
Guru Kewirausahaan
2
Markus Ibrahim, S.E
IPS dan Komputer
Guru Kewirausahaan
Sumber : Kepala Sekolah SMK Mandiri Pontianak
Berdasarkan Uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana guru dalam menysun dan mempersiapkan perangkat pembelajaran sebagai wujud implementasi pelaksanaan KTSP dengan melakukan penelitian tentang “Penggunaan Perangkat Pembelajaran Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan Dalam Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMK Mandiri Pontianak”. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui perangkat pembelajaran guru mata pelajaran kewirausahaan dengan diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan
4
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan dan Corbin dalam (Cresswell,1998:24), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang mengahasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). (Moleong,2011:6) menjelaskan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka metode penelitian kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian berupa, persepsi, dan tindakan dengan cara deskripsi atas penggunaan perangkat pembelajaran guru mata pelajaran kewirausahaan dalam penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan di SMK Mandiri Pontianak. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran kewirausahaan yang mengajar di jurusan Akutansi di SMK Mandiri Pontianak. Data penelitian berupa data tentang perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dan dilaksanakan oleh guru kewirausahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa (a) teknik komunikasi langsung, (b) studi documenter, (c) observasi langsung. Alat pengumpul data yang digunakan (a) pedoman wawancara, (b) lembar catatan, (c) chek-list. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif, Data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi diolah dahulu kemudain ditarik kesimpulannya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1)Mengumpulkan data melalui pedoman wawancara dengan kepala sekolah SMK Mandiri sebagai penunjang dalam penulisan skripsi, (2) Memeriksa data yang terkumpul dan melakukan penilaian RPP dan Silabus dilakukan dengan menggunakan intrument penilaian konsorsium sertifikasi guru, (3) Menganalisis data yang sudah terkumpul dengan analisis diskriptif untuk data yang berupa katakata yaitu menguraikan, mendeskripsikan dan mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide dalam bentuk rangkaian kalimat, (4) Mengadakan pemeriksaan keabsahan data, kemudian melakukan penafsiran data dan menarik kesimpulan dari data tersebut.
5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Komponen perangkat pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran kewirausahaan meiluputi: (1) kalender pendidikan. Tabel 1. Kalender Pendidikan Satuan Pendidikan Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan No. 1. Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan belajar minggu dan pembelajaran efektif pada maksimum 38 setiap satuan pendidikan minggu 2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester semester minggu 3. Jeda antar Maksimum 2 Antara semseter I dan II semester minggu 4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan pelajaran minggu kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran 5. Hari libur 2-4 minggu Daerah khusus yang keagamaan memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajara dan waktu pembelajaran efektif 6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan umum/nasional minggu peraturan pemerintah 7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan minggu sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing 8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Diprogramkan secara khusus sekolah minggu oleh sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif Penyusuan atau penetapan waktu efektif pembelajran di SMK Mandiri khususnya pada mata pelajaran Kewirausahaan sudah memenuhi syarat atau standar KTSP, dimana waktu efektif pembelajaran yang digunakan sebanyak 18 minggu pada tiap semester yang meliputi: Penyampaian materi sebanyak13 minggu 26 jam pelajaran, Sub Sumatif 2 minggu 4 jam pelajaran, Remedial Teaching 2 minggu 4 jam pelajaran, Test Sumatif Semester 1 minggu 2 jam pelajaran. Dari distribusi penggunaan waktu efektif tersebut kemudian di jabarkan kedalam program semesteran. Alokasi waktu yang telah disusun didalam program semesteran kemudaian diperinci kedalam silabus. Setelah alokasi waktu dijabarkan atau diperinci, penggunaan waktu rencana pelaksanaan pembelajaran kemudian disusun sesuai alokasi waktu yang telah berpedoman pada kalender 6
pendidikan. (2) Guru mata pelajaran kewirausahaan yaitu, Drs. Sy. Mansyur dan Markus Ibrahim S.E kategorikan baik atau sempurna dalam penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus, hal ini didukung pula oleh hasil wawancara dengan kedua guru tersebut, dimana mereka sudah merasa cukup puas dengan perangkat yang mereka miliki, karena perangkat yang mereka miliki disusun berdasarkan KTSP, dan dalam hal ini pula sekolah mendukung 100% baik pak Drs. Sy. Mansyur maupun pak Markus Ibrahim, S.E dalam membuat atau menyusun perangkat pembelajaran. Tetapi terdapat kelemahan didalam kegiatan pembelajaran, baik pak Drs. Sy. Mansyur dan pak Markus Ibrahim, S.E tidak begitu atau kurang berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung, hal ini didasarkan atas pengamatan peneliti pada saat proses pembelajaran, sedangkan didalam KTSP, siswa dituntuk bukan hanya menghapal, tetapi memahami serta mengaplikasikan pembelajaran yang telah diperoleh. (3) RPP yang telah disusun oleh guru mata pelajaran kewirausahaan dapat dikategorikan baik, dari dari 8 (delapan) item penilaian, rata-rata hasilnya adalah baik. Hal ini didasarkan pula pada hasil wawancara, dimana guru mata pelajaran kewirausahaan yaitu pak Drs. Sy. Mansyur dan pak Markus Ibrahim, S.E telah atau mempersiapkan perangkat pembelajaran yang mereka anggap sangat penting dalam proses pembelajaran nantinya Pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran kewirausahaan pada umumnya susah sangat baik, yaitu meliputi: (1) Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran telah mengacu pada efesiensi, efektifitas, dan hak-hak peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari kalender pendidikan yang telah ditetapkan oleh sekolah, berapa jam waktu efektif yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, termasuk waktu libur, dan lain-lain. Dengan demikian, guru kewirausahaan dapat menyusun atau melaksanakan program tahunan dengan memperhatikan kalender pendidikan yang dibuat sekolah tersebut. Penyusunan dan pelaksanaan silabus mengacu pada program semester, dimana program semesteran ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Pelaksanaan silabus yang dilakukan guru mata pelajaran kewirausahaan ini adalah mengkaji dan menganalis standar kompotensi yang kemudian menentukan kompetensi dasar dalam silabus tersebut yaitu mengidentifikasi materi standar pelajaran yang relevan dan bermanfaat bagi peserta didik, merumuskan indikator yang merupakan penjabaran dari kompotensi dasar yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan dapat diobservasi, serta melakukan penilaian yang berdasarkan indikator, baik tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan yang kemudian dilaksanakan pada pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
7
Pembahasan Dari pemaparan hasil penelitian, penyusunan perangkat dari mulai komponen perangkat pembelajaran dan pelaksanaannya, guru kewirausahaan sudah mengerti dan memahami serta sudah menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pembuatan perangkat pembelajaran tersebut. Komponen perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru sudah sangat baik, dari mulai kalender pendidikan, prota, prosem, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pendistribusian atau penetapan waktu efektif pembelajaran yang disusun didalam prota dan prosem, sudah memenuhi standar KTSP, dimana waktu yang digunakan yaitu 34-38 minggu dalam satu tahun pelajaran dan 45 menit alokasi waktu untuk satu jam pelajaran (Mulyasa:2008:57). Format Penyusunan silabus yang dibuat oleh guru, dari penetapan KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, penilaian sampai sumber atau media pembelajaran sudah sesuai dengan urutan standar KTSP (Susanto:2008:68). Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajan (RPP) yang dibuat oleh guru mata pelajaran kewirausahaan telah sesuai dengan format yang ditetapkan oleh standar KTSP, dimana RPP yang disusun berdasarkan silabus dan ditambah dengan beberapa rincian dan contoh-contoh untuk memperjelas RPP, seperti bahan pelajaran, strategi pembelajaran, langkahlangakah pembelajaran dan penilaian (Susanto:2008:81). Di dalam pelaksanaan pembelejaran pada umumnya sudah cukup baik, walaupun terdapat sedikit kekurangan dalam pelaksanaannya, seperti pembelajaran masih bersifat monoton (guru hanya memberikan catatan), penyejelasan yang disampaikan oleh guru tidak terlalu memberikan pemahan kepada siswa contohnya seperti kurangnya kesempatan siswa dalam bertanya atau diskusi antara siswa dengan guru, dan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang dapat menimbulkan gairah siswa dalam pembelajaran. Hal ini bukanlah semata karena kesalahan guru tersebut, tetapi melainkan karena kurangnya fasilitas penunjang dalam penyusunan maupun pelaksaan perangkat pembelajaran serta tidak adanya sinkronisasi antara perangkat yang dibuat dengan pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan inilah yang mendasari guru dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dirinya sendiri, bukan hanya menjadikan perangkat pembelajaran sebagai tuntutan administrasi semata, tetapi merupakan tanggung jawab sebagai implementasi tercapatinya tujuan pembelajaran yang diharpakan. Untuk mengembangkan pengetahuan guru dalam penyusunan dan pelaksanaan perangkat pembelajaran bisa dilakukan dengan mengikut diklatdiklat, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), atau kelompok kerja guru (KKG) yang dapat menunjang atau menambah pengetahuan dalam hal penggunaan dan pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dapat meningkatan profesionalime dan kinerja guru tersebut. Melalui diklat-diklat, MGMP atu KKG tersebut, diharapkan semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran.
8
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini, dapat di simpulkan sebagai berikut: (1) Jenis perangkat pembelajaran yang di pergunakan guru bidang studi Kewirausahaan dalam penerapan KTSP meliputi: perangkat pembelajaran Non Material meliputi : Kalender pendidikan, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, perangkat pembelajaran Material meliputi : Bahan ajar, alat peraga atau media pembelajaran. (2) Dalam menyusun RPP guru mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Mandiri Pontianak sudah mempertimbangkan indikator sebagai upaya pencapaian kompetensi dasar, indikator tersebut sudah disesuaikan dengan kar\akteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah setempat. (3)Dalam penggunaan atau pemilihan perangkat pembelajaran material seperti halnya buku, guru mata pelajaran kewirausahaan memperhatikan beberapa hal yang menjadi faktor penentu seperti : buku yang mempunyai relevansi dengan materi pembelajaran sesuai standar DIKNAS dan mengacu pada Kurikulum tingkat satuan pendidikan, konsistensi dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar. (4)Kendala dan hambatan yang dialami guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran adalah masih kurangnya fasilitas yang dimiliki sekolah, misalnya belum tersedianya fasilitas internet, yang mana fasilitas internet tersebut dapat memudahkan guru untuk mencari informasi atau bahan kepustakaan (buku pedoman) untuk menyusun dan mengembangkan silabus. Masih minimnya media pembelajaran yang digunakan dan alat peraga sebagai penunjang dalam menyampaikan materi pelajaran. (5) Manfaat penggunaan perangkat pembelajaran guru mata pelajaran kewirausahaan yang mengacu pada KTSP di SMK Mandiri Pontianak dirasakan sangat membantu guru dalam banyak hal. Misalnya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, menetukan materi pembelajaran yang akan disampaikan, memilih atau menentukan sumber belajar apa yang akan dipergunakan sesuai dengan karakteristik dan potensi di daerah, membuat penilaian hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyarankan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan demi perbaikan guru dalam menyusun dan mengunakan perangkat pembelajaran kewirausahaan dalam penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan di SMK Mandiri Pontianak. Adapun saran-sarannya sebagai berikut : (1)Perangkat pembelajaran yang dibuat dan dipergunakan guru hendaknya sudah sesuai dengan KTSP, (2)Guru lebih aktif mengikuti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), karena dengan mengikuti MGMP akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal baru yang berkaitan dengan mata pelajaran, lebih mendalami materi pokok pembelajaran beserta indikator-indikator. Hal yang terpenting dengan mengikuti MGMP, guru yang bersangkutan akan lebih terampil dalam membuat RPP. (3)Guru hendaknya bekerja lebih profesional agar tujuan pembelajaran ingin dicapai dapat terwujud, sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
9
DAFTAR PUSTAKA Susanto. (2008). Penyusunan Silabus dan RPP Berbasis Visi KTSP. Surabaya: Matapena. Arikunto Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Dosen FKIP.(2007).Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjingpura.Pontianak: FKIP Untan. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Muchlas Samani dkk (2010). Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Jakarta. Hamid Darmadi. (2009). Kemampuan Dasar Mengajar. (Cetakan Ke-1). Bandung: CV. Alfabeta. Wina Sanjaya. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. (Cetakan Ke-3). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyasa. E. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hadari Nawawi. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. (Cetakan Ke-10). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sulistyo Basuki. (2010). Metode Penelitian. (Cetakan Ke-2). Jakarta: Penaku Suhandi. (2007) Perangkat Pembelajaran SMA/MA http://anrusmath.wordpress.com/2008/09/29/perangkat pembelajaran diakses hari minggu 16 Oktober 2011 pukul 16.35 WIB Suryantara. (2007) Metode Perancangan KTSP SMA/MA http://www.google.co.idktsp maweb&cdsuryantara.wordpress.commetodeperancangan-ktsp-sma diakses pada tanggal 25 februari 2012 pukul 20.32 WIB.
10
