Daftar Isi Prosiding Pertemuan don Presentasi I1miah Fungsional Pengembangan
Teknologi Nuklir 1
rSSN : 1978-9971
Jakarta, 12 Desember 2007
PENGENDALIAN
SERANGGA VEKTOR DI LAPANGAN DENGAN TEKNIK SERANGGA MANDUL
Siti Nurhayati Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi -BA TAN
ABSTRAK PENGENDALIAN SERANGGA VEKTOR DI LAPANGAN DENGAN TEKNIK SERANGGA MANDUL. Teknik Serangga Mandul (TSM) adaJah teknik pengendalian serangga deogan earn memandulkan serangga vektor mengguoakan radiasi pengion. Priosip dasar TSM sangat sederhana yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal technique). Teknik ini meliputi iradiasi koloni serangga di laboratorium dengan sinar y, n atau sinar-X, kemudian secara periodik dilepas di lapangan sehiogga tingkat kebolebjOOian perkawinan antaCa serangga manduJ clan fertil menjadi makin besar dari generasi pertama ke generasi berikutnya yang berakibat makin menurunnya persentase fertilitas populasi serangga di lapangan yang secara teoritis pada generasi ke-4 persentase fertilitas mencapai titik terendah menjadi 0% atau dengan kata lain jumlah populasi pOOa generasi ke-5 nihil Dalam hal ini inti sel telur atau inti sperma mengalami kerusakan sebagai akibat iradiasi sehingga terjOOi mutasi gen. Mutasi lethal dominan tidak menghambat proses pembentukan garnet jantan maupun betina, dan zygot yang terjadi juga tidak dihambat namun embrio akan mengalami kematian. Model pengaruh pelepasan serangga vektor manduJ pada populasi lapangan dengan rasio 9: 1 terhadap serangga jantan alami secara berkelanjutan tiap - tiap generasi clan potensi reproduksi tiap ekor serangga betina induk menghasilkan 5 ekor serangga betina anaknya uotuk setiap generasi berikutnya dapat menyebabkan penurunan populasi yang sangat nyata Dari generasi induk sebanyak I juta ekor serangga betina diketahui populasi serangga pada generasi pertama ,kedua, ketiga dan keempat berturut- turut menurun menjOOi 26.3 16 ekor, 1.907 ekor, 10 ekor, dan 0 (nihil). Selanjutnya pengendaJian secara terpadu TSM clan kimiawi (dengan insektisida) dapat menyebabkan penurunan popuJasi lapangan yang lebili efisien. Dari populasi generasi pertama sebanyak I juta ekor maka pada keturunan pertama, kedua clan yang ke tiga berturut-turut menjadi 2.632 ekor betina, 189 ekor betina clan 0 (nihil). Kata kunci: serangga vektor, Teknik Serangga Mandul ABSTRACT CONTROL OF INSECT VECTOR IN THE FIELD WITH STERILE INSECT TECHNIQUE. Sterile Insect Technique is an insect pest control technique that relatively new aild potential insect control technique, invironment freely, effective, ·species specific, and compatible to other technique. The basic principle of sterile insect technique is very simple Le.to kill insects with their own species (autocidal technique). This technique includes irradiation of insect colony in the laboratory using gamma, n, or X-rays and then release them in the field periodically in each generations to obtain the increase of sterility probality level to the decendence generations which cause decreasing the fertility level in the field, theoretically in the fourth generation the fertility approach to zero percentage, so in fifth generation the insects are fully eradicated. The factor is believed causing sterility is dominant lethal mutation. In this position the egg nucleus or the sperm nucleus is destructed by irradiation and it may cause gene mutation. Dominant lethal mutation does not inhibit the formation process of male gameet as well as the female, the zygote development is not affected by radiation but the embryo will die. The model of the effect release of sterile insects on the population with ratio 9 : I to indigenous continually every generations with assumtion that the reproductive potential five fold in their progeny could decrease significantly the population level. From one million the number of female parentals, the respective offsprings for the second, third and fourth generations will be 26,316; 1,907; 10 ; and o (zero). Then if the integrated control model deployed using chemical with Sterile Insect
Pusal Teknologi Keselama/an
don Metrologi Rad1a.si - Badon Tenaga Nulclir NasioTIQI
221
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Jakarta,
I/miah Fungsiona/ Pengembangan
Tekn%gi
Nuk/ir 1
ISSN: 1978-9971
12 Desember 2007
Technique may cause the decrease of population drastically. From one million number of parental, the number offemales population in the respective generation are 2,632; 189; and 0 (zero) in the first, second, and the third generation. Key words: insect vector, sterile insect technique.
I.
PENDAHULUAN
masalah seperti matinya
Penyakit tular vektor di Indonesia seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria merupakan
penyakit yang
banyak
kematian
menyebabkan
dan
masih menjadi masalah yang eukup sulit untuk
dapat ditanggulangi.
Untuk
itu
sasaran dan timbulnya resistensi vektor. Menurut
pemberantasan
vektor
intensif. Seperti kita
WHO
Organization), vektor
(World
upaya
akan
dilakukan
lebih
dengan
secara terpadu
perlu dilakukan penanganan secara serius dengan
hewan bukan
Health
pengendalian efektif
apabila
beberapa
metode
[3,4].
Teknik Serangga Mandul (TSM)
seeara
merupakan alternatif pengendalian hama
ketahui bersama
terrnasuk vektor penyakit yang potensial.
hampir setiap tahun di musim penghujan
Teknik
terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk
dilaporkan merupakan eara pengendalian
penyakit
vektor/ serangga yang ramah lingkungan,
DBD
dan Malaria
baik di
Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa Malaria disebabkan
[1.21.
oleh infeksi
Plasmodium dan DBD oleh virus Dengue masing-masing ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp dan Aides aegypti
tersebut.
pemberantasan
Program
dengan
vektornya.
Salah
pengendalian
vektor
dilakukan
adalah
kompatibel
spesies
dengan
dan
telah
spesifik
dan
eara pengendalian
lain. Prinsip dasar TSM sangat sederhana yaitu
membunuh
serangga
. itu
serangga sendiri
dengan (autocidal
koloni serangga jantan di laboratorium dengan sinar y, n, atau sinar-X, kemudian
pengenctalian
secara periodik diIepas di habitat vektor
satu yang
efektif,
barn
tersebut
penyakit
dilakukan
sangat
relatif
technique). Teknik ini meliputi iradiasi
sebagai pembawa/vektor.masing-masing penyakit
ini
metode selama
ini
menggunakan
alami, sehingga tingkat keboleh-jadian perkawinan
antara
serangga
jantan
mandul dan fertil menjadi makin besar
insektisida (seeara kimiawi). Akan tetapi
dari
eara
berikutnya. Hal terse but akan berakibat
tersebut
PusaJ Tekn%gi
banyak
Kese/amatan
menimbulkan
dan Metr%gi
generasi
Radiasi - Badan Tenaga NukJir Nasional
pertama
ke
generasi
222
Prosiding Pertemuan
dan Presentasi J/miah Fungsional
Pengembangan
Telcnologi Nul/ir J
rSSN : 1978-9971
/2 Desember 2007
Jakarta,
makin
menurunnya
populasi
serangga
prosen
fertilitas
di habitatnya
yang terjadi juga tidak dihambat namun
dan
embrio
akan
secara teoritis pada generasi ke-4 prosen
Prinsip dasar
fertilitas populasi mencapai titik terendah
ini
menjadi
sebagai
(generasi ke-5
0010
nihiJi5,6J•
Teknik nuklir merupakan
salah
untuk
mengalami
kematian.
mekanisme
selanjutnya
dasar
pengendalian
kemandulan
dikembangkan
pengembangan serangga
yang
Teknik
telah mengalami perkembangan pesat di
perkembangannya
dalam
seperti
Serangga Mandul. Tulisan ini bertujuan
pertanian
untuk memperkirakan berapa )umlah serangga mandul yang harns dilepits ke
kimia,
bidang
iptek,
biologi,
kesehatan/kedokteran. adalah
teknik
dll. Teknik nuklir
yang
memanfaatkan
lapangan
radioisotop untuk memecahkan masalah litbang kesehatan karena memiliki sifat
Mandul
disebut
satu teknik modern dan potensial dan
berbagai
Jantan
teknik
yang
disebut
setelah
dalam Teknik
diketahui
jumlah
.yang
hams
populasi lapangan dikendalikan.
kimiawi dan sifat fisis yang sarna dengan zat
kimia
biasa
namun
mempunyai
II.
kelebihan sifat fisis memancarkan sinar radioa.ktif7J•
Kelebihan sifat fisis sebagai
pemancar
sinar
dimanfaatkan
radioaktif
untuk
telah
memecahkan
PRINSIP DASAR TEKNIK SERANGGA MANDUL Walaupun
konsep
sederhana
TSM
namun
implementasinya
sangat dalam
tidak
demikian
masalah berbagai sektor litbang antara
sederhana
lain seperti sektor
pertanian,
kegiatan penelitian yang meliputi biologi
biologi, pertanian,
dasar, ekologi lapangan, estimasi jumlah
industri,
kedokteranlkesehatan, dan lingkungan.
karena
meliputi
seTangga di lapangan
Faktor yang dianggap menyebab-
musim.
Selain
banyak
untuk
tiap-tiap
itu efektivitas
metoda
sampling populasi sebelum selama clan setelah pengendalian dilakukan, orientasi
kan serangga iradiasi ialaI(k~ada m~~!jetha~. Oalam hat ini inti sel telur atau inti sperma
dosis
mengalarni
kemandulan, daya saing _kaww serangga
kerusakan
iradiasi
sehingga
Mutasi
lethal
menghambat
sebagai
terjadi
mutasi
dominan
proses
akibat
pembentukan
garnet jantan maupun betina, dan zygot
Pusat Teknologi Kese/amatan
dl
gen. tidak
dan Metrologt Radiasl-
radiasi
yang
menyebabkan
tda/~-
.
I
man u, me 0~etod9J9g! mass rearmg yang ekonomis, _pereJ>asan serangga mandul, transportasi
serangga
jarak
perilaku
jauh,
pemencaran
Badon TenaSa NukJir NasionaJ
dan
223
Prosiding Pertemuan don Presentasi J/miah Fungsional Pengembangan Jakarta, 12 Desember 2007
Teknologi Nuklir I
rSSN: 1978-9971
kawin serangga mandul di lapang dan
dapat
organisasi pelaksana serta personalia di
jantan alami.
lapang.
Ini
semua
adalah
beberapa
kegiatan
riset
yang
penting
sebelum
dilakukan program pengendalian. Konsep
penggunaan
untuk pemberantasan
bersaing
3. Irradiasi
dengan
harus
serangga
tidak menimbulkan
pengaruh negatif
terhadap perilaku
kawin dan umur serangga jantan. serangga
atau pengendalian
4. Serangga bila
betina
serangga
kawin betina
satu
kali,
kawin lebih
serangga vektor itu sendiri melalui sistem
dari satu kali maka produksi sperma
pelepasan serangga mandul berasal dari
jantan
Knipling dalam Henneberry ini
meliputi
serangga
[9].
pemeliharaan
yang
massal
menjadi
pengendaJian, terinduksi oleh
Teknik
sasaran
kemandulan, yang, ionisasi radiasi dan
iradiasi harus sama dengan
~. produksi spermajantan alam. 5'.' Serangga yang akan dikendaJikan harus
dalam populasi
harus dikendaJikan lain agar
cukup
rendah atau
dengan rendah
pelepasan jumlah serangga dalam jumlah
cukup
yang cukup banyak untuk mendapatkan
dikendalikan dengan TSM.
perbandingan yang tinggi antara serangga mandul
yang
dilepas
serangga
alam.
sebagian
besar teIjadi antara serangga
6. Biaya
sehingga
ekonomis
pengendalian
untuk
dengan
dan
populasi
harus
Perkawinan
serangga
dengan teknik konvensionaI. 7. PerJu
teknik
lebili rendah
justifikasi
TSM
dibandingkan
yang kuat untuk
jantan
mandul dengan serangga betina
penerapan
alam
sehingga
dibandingkan dengan teknik konven-
reproduksi
potensi
serangga
secara proporsional. Menurut LaChance
alam
penampilan berkurang
. syarat keberhasilan
pemeliharaan
serangga
2. Serangga sebagai target pengendalian dapat
dengan
menyebar
TSM
untuk perlin-
dungan kesehatan dan lingkungan. 8. Serangga mandul yang dilepas harus
secara massaJ dengan biaya murah.
harus
apabila
diperoleh keuntungan
penggunaan TSM sebagai berikut I. Kemampuan
sional
biaya yang lebm tinggi
tidak menyebabkan
kerusakan
pada
tanaman, temak atau menimbulkan penyakit pada manusia.
ke dalam
populasi alam sehingga dapat kawin dengan
serangga
PWlat Teknologi Keselamatan
betina
fertil dan
don Metrologi
Radiosi - Badon Tenaga NukJir Nasional
224
Prosiding Pertemuon don PresenJosi l/miah Fungsiona/ Pengembangan Tekn%gi Nuklir 1 Jakarta, 12 Desember 2007
III. PENGENDALIAN SERANGGA VEKTORDILAPANGAN DENGAN TEKNIK SERANGGA MANDUL Pendekatan
ISSN: 1978-9971
yang luas (area-wide). Teknik Serangga Mandul
kompatibel
dengan
semua
teknik pengendalian yang lain termasuk
pengendalian
pengendalian
dengan insektisida yaitu
pada
populasi
tinggi
dengan
penyemprotan
saat
perlu
pada
diturunkan
waktu ini ialah pendekatan pengendalian
insektisida
dan
berikutnya
barn
pada lahan yang terbatas/sempit
digunakan
TSM,
karena TSM
lebih
serangga yang
area
per
sering
area
sedangkan
dilakukan
field
atau
serangga
teljadi
ialah
efektif dan efisien untuk pengendalian
by field
vektor
mengenal batas wilayah sering
yaitu
tidak
sehingga yang serangga
populasi
serangga
rendah.
Dengan
perkembangan
vector
teknologi
datang menyerang secara tiba-tiba dalam
hama
;,..semakin
yang banyak
karena
teljadi
maka
terminologi
Strategi pendekatan pengendalian
yang
lebih
baik
ialah
majunya
alternatif
dan teknik
lain menunjukkan
potensi untuk dapat diterapkan sehingga
reinvestasi atau migrasi dari daerah yang lain.
relatif
Hmu pengetahuan
pengendalian, yang jumlah
yang
seperti
serangga
pendekatan
vektor
pengendalian secara
terpadu
(integrated pest control), pengelolaan
pengendalian serangga pada daerah yang
serangga
luas (area wide control), pendekatan
management),
pengendalian ini lebih efektif dan efisien
kimiawi dan biologi mulai timbul yang
karena
sasaran
pengendalian
secara
terpusat
pada
perkembangan
adalah
sangat
kompatibel
efektif, untuk
efisiendan
diterapkan.
pada
strategi pendekatan pengendalian vektor
sesuai
secara
prinsip
dasamya
terminologi
tersebut.
Prinsip dasar TSM adalah serangga dapat
populasi pada daerah yang luas tersebut. TSM
pengendalian
konseptual
melekat
total
(integrated pest
terpadu
.
dengan mudah diproduksi secara masal, dapat
dimandulkan,
mampu
berdaya
saing kawin dan lokaSinya terisolir Menurut
Knipling
ada 2
[11].
macam
pada daerah yang luas karena sasaran metode TSM yaitu : TSM sarna yaitu populasi serangga
pengendalian
total
vektor pada daerah
I. Metode
yang
massal yang luas
meliputi di
pembiakan Jaboratorium,
[10].
Serangga tidak mengenal batas wilayah atau batas kepemiIikan
maka
Teknik Serangga Mandul sangat cocok untuk konsep pengendalian pada daerah
Pusat Tekn%gi Kese/amatan don Metr%~
pemandulan
serangga dan pelepasan
serangga mandul ke lapangan. 2. Metode
pemandulan
Jangsung
terhadap serangga lapangan.
Radiosi - Badan Tenaga Nuklir Nasional
225
Prosiding Pertemuan dan Presentasi limiah Fungsional Pengembangan Jakarta,
Teknologi Nuklir I
ISSN: 1978-9971
12 Desember 2007
Metoda
pertama
menerangkan
jika
populasi
serangga
mandul,
maka
ke
dalarn
direkomendasikan
suatu
harna.
dilepaskan
serangga
kemampuan
populasi
terse but untuk berkembang menurun
yaitu
sesuai
dengan
biak akan
perbandingan
untuk
pengendalian
Teknik pengendalian dengan cara membunuh
serangga
dengan
serangga
yang
sarna
technique).
Dengan
melepas
jenis
(autocidal serangga
antara serangga mandul yang dilepaskan
mandul dalarn jumlah
dan
serangga mandul : 1 serangga normal di
populasi
Apabila jantan
serangga
perbandingan
di
lapangan.
antara serangga
mandul dengan serangga jantan
alam)
secara
perbandingan
kontinyu
mulai
(9
pada
generasi pertama sampai dengan
pada
normal yang ada di lapangan 1 : I, maka
generasi
kemampuan berkembang biak pd"pulasi tersebut akan menurun sebesar 50%.
(0), karena terjadi penurunan
Jika perbandingan terse but adalah 9 : I,
I sarnpai ke generasi ke IV, dan pada
maka
generasi ke IV fertilitas menjadi 0 %.
kemampuan
untuk berkembang
popu,lasi tersebut
tanpa
kedua,
pelepasan
dimandulkan. dengan
populasi serangga di alam mulai generasi
yaitu
metoda
serangga
yang
Metode ini dilaksanakan
prinsip pemandulan
langsung
Tabell. Kenaikan populasi serangga dengan asumsi potensi reproduksi tiap ekor serangga betina induk menghasilkan 5 ekor serangga betina anaknya untuk setiap generasi berikutnya. Jumlah betina per 5.000.000 125.000.000 25.000.000 1.000.000
terhadap serangga lapangan yang dapat FI F2F3 dilakukan dengan menggunakan Parental kemosterilan baik pada jantan maupun betina.
fertilitas
biak akan menurun
sebesar 90% dan seterusnya. Metoda
ke lima sehingga menjadi nol
unit area Generasi
Dengan metode kedua ini akan
diperoleh dua macam pengaruh terhadap kemampuan ,Kedua
berkembang
pengaruh
biak populasi.
terse but
adalah
mandulnya
sebagian serangga lapangan
sebagai
akibat
kemosterilan
dan
langsung dari serangga
Dari Tabel di atas dapat dilihat
dari
model
yang
dengan
kecenderungan asumsi
populasi
potensi
alarni
kenaikan
telah menjadi mandul terhadap serangga
reproduksi 5 kali maka berturut-turut bila
sisanya
Namun
jumlah serangga generasi pertama ljuta
merupakan
maka generasi ke 2, 3 dan ke 4 makin
senyawa kimia yang bersifat mutagenik
naik merupakan kelipatan 5 menjadi lima
dan karsinogenik
juta,
demikian
manusia
yang
masih
ferti!.
khemosterilan
sehingga
pada hewan maupun teknologi
Pusat Teknologi Keselamatan
duapuluh
lima juta
dan seratus
ini tidak
dan Metrologi
Radiosi - Badon Tenaga NuJdir Nasional
226
Prosiding Pertemucm don Presentasi I/miah Fungsional Pengembcmgan Jakarta,
Tekn%gi
Nuklir J
ISSN : 1978-9971
12 Desember 2007
duapuluh
lima
juta
Selanjutnya pengendalian dengan
ekor
serangga.
keturunan ke pertama ,kedua, ketiga dan
bila
dilakukan
yang
secara
konven-sional
insektisida (Tabel 2) dengan
keempat
berturut-turut
populasi
serangga
menurun menjadi 26.316
ekor, 1.907 ekor, 10 ekor, dan 0 (nihil).
asumsi reduksi populasi sebesar 90 %, maim
bila
1000.000
populasi
ekor
awal
maka
sebesar
populasi
generasi ke 4 masih cukup tinggi
pOOa
pengendalian
yaitu
teknik
62.000 ekor. Tabel2. Penurunan populasi serangga dengan pengendalian 90 % reduksi populasi dan potensi reproduksi tiap ekor serangga betina induk menghasilkan 5 ekor serangga betina anaknya untuk setiap generasi berikutnya. Jumlah betina 500.000 125.000 1.000.000 62.000 250.000 F4 F2Fl F3 Parental
Selanjutnya secara
kimiawi
model terpadu
dengan
pengaruh dengan
penyemprotan
insektisida
dengan asumsi daya bunuh
insektisida
90 % dan teknik jantan
mandur-;(Tabel penurunan
4) dapat menyebabkan
populasi
Berturut-turut
dari
lebih efisien lagi. populasi
generasi
.pertarna sebanyak 1juta ekor maka pada keturunan pertarna, kedua dan yang ke
Generasi per unit area
tiga menjadi 2.632 ekor betina, 189 ekor betina dan 0 (nihil).
Model
pengaruh
penglepasan
serangga mandul Pada Wpulasi serangga (Tabel
3) dengan
serangga
jantan
berkelanjutan
induk
alarni
tiap-tiap
potensi reproduksi betina
rasio 9:1 terhadap secara
generasi
dan
tiap ekor serangga
meng-hasilkan
5
ekor
serangga
betina anaknya
generasi
berikutnya dapat menyebabkan
penurunan populasi
untuk setiap
yang sangat nyata.
Dari generasi induk sebanyak 1 juta ekor serangga betina
maka pada
Pusal Teko%gt Kese/amatan dan MtlT%g;
generasl
ROOilu; - Badon
Te1ll1ga NukJir
NaJio1ll1/
227
asi
Prosiding Pertemuan don Presenlasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Jalwrla. 12 Desember 2007
Teknologi Nuklir 1
ISSN : 1978-9971
Table 3. Penurunan populasi serangga dengan pelepasan serangga jantan mandul dengan rasio 9: 1 terhadap serangga jantan alami secara berkelanjutan tiap - tiap generasi dan potensi reproduksi tiap ekor serangga betina induk menghasilkan 5 ekor serangga betina anaknya untuk setiap generasi berikutnya. Jumlah serangga 500.000 9.000.000 1.000.000 9.000.000 100.000 26.316 9: 1jantan 9.000.000 9.000.000 50 180.000 942: 68: 1.907 10 :serangga 1 dapat alami serangga jantan 18: 110yang 13.580 melakukan reproduksi mandul jantan dan 9:~35 Rasio Jumlah serangga jumlah betina
Jumlah
Table 4. Penuninan populasi serangga dengan perlakuan pada generasi pertama dikendalikan dengan insektisida yang berkapasitas membunuh 90 % kemudian tiap generasi berikutnya dilakukan pelepasan serangga mandul dengan rasio 9: 1 terhadap serangga alami. tersisa 50.000 945 betina 13.160 serangga -oleh -yang - telah 900.000 Jumlah 5.000.000 1.000.000 serangga 100.000 90% 10.000 100.000 125.000.000 189 25.00.00 900.000 2.632 0yang dihasilkan direduksi 900.000 populasi jantan dilepas secara yang betina yang Populasi asli Jumlah
Pengelolaan terpadu adalah
serangga
(integrated
pest
pemilihan,
implementasi serangga/vektor
management)
integrasi
teknik agar
secara
dan
pengendalian supaya
secara
ekonomis, ekologis, sosiologis menguntungkan
[10. IIJ.
diintegrasikan
TSM sangat baik untuk dan
kompatibel
dengan
teknik pengendalian secara biologis pada daerah yang luas.
v. KESIMPULAN Prinsip sederhana
yaitu
dengan serangga technique).
dasar
TSM
membunuh
sangat serangga
itu sendiri (autocidal
Teknik ini meliputi iradiasi
koloni serangga di laboratorium dengan
PusaJ Teknologi Keselamatan
don Metrologi Radiasi - Badan Tenaga Nuklir Nasiona/
228
Prosiding Pertemuan don Presentasi I1miah Fungsiona/ Pengembangan Jakorta,
/2 Desember
ISSN: 1978-9971
sinar y, n atau sinar-X, kemudian seeara periodik dilepas di lapangan sehingga tingkat kebolehjadian perkawinan antara serangga
mandul
menjadi
makin
pertarna
ke generasi
dan besar
serangga dari
fertil
generasi
berikutnya
yang
berakibat makin menurunnya persentase fertilitas populasi serangga di lapangan yang secara
teoritis pada generasi ke-4
persentase
fertilitas
meneapai
titik
terendah menjadi 0% atau dengan kata lain jumlah
populasi
serangga
generasi ke-5 nihil, dengan rasio Pengaruh terpadu
dengan
pengendalian TSM
dan
pada
9:1-.,
secara
insektisida
dapat menyebabkan
penurunan populasi
pada daerah
yang
luas lebih efisien.
Berturut-turut
dari
populasi
generasi
pertama sebanyak 1 juta ekor maka pada
3. WHO, Prevention and Control of Dengue Haemorrhagic Fever, WHO Regional Publication. SEARO, No. 29, 2003. 4. MOLINEAUX L. The Epidemiology of Human Malaria as an explanation of its distribution, including some implications for its control. In: Wemsdorfer WH and Me Gregor IA (eds), Principles and Practice of Malariology. Edinburgh: Churchill Livingstone, 1988 (II): 913- 989. 5. KNIPLING, E.F., Possibilitiesof Insect Control or Erredication Through the Use of Sexuality Sterile, J. Econ. Entomol. 48, 459462, 1955. 6. LANNUNZIATA, M. F., and LEGG, J.O. 1980. Isotopes and Radiation in Agricultural Sciences, VoU SoilPlant Water Relationships, Academic Press, London, Orlando, San Diego, San Francisco, New York, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo, Sao Paulo, 1980. 7.
keturunan pertarna, ke- 2 dan yang ke- 3 menjadi
Telaw/ogi Nuk/ir I
2007
2.632 ekor betina, 189 ekor
Nuclear Technology Lucas Height, 1973.
betina dan 0 (nihil). 8. DAFTAR PUST AKA
LA CHANCE, L.E. Genetics and Genetic Manipulation Tech-niques, proc. Of FAO/IAEA
Training Course on the Use of Radioisotopes and Radiation in Entomology, univ. of florida, 97-
1. DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue, Dirjen PPM dan PLP, 1992.
99,1979. 9.
2. Pedoman Survei Entomologi Malaria. DEPKES-Rl. Ditjen Pemberantasan Penyakit menular dan Penyehatan Lingkungan (Dit.Jen.PPM&PL), 2001.
BROWN, J.K. Radiation Biology, Radioisotope Course for Graduates, Australian School of
HENNEBERRY, T.J. Developments in Sterile Insect Release Research for the Control of Insect Populations, Proc. of
FAO/IAEA Training Course on the Use of Radioisotopes and Radiation in Entomology, Univ. of Florida, 213 -223,1979.
fUSIll
Teknologi Keselamatan
don Metrologi Raditui - Badon Tenaga NukJir Nasional
229
Prosiding Perlemuan don Presenlasi Jlmiah Fungsional Jakarta,
10.
Teknologi Nuklir J
ISSN : 1978-9971
PROVERBS, M.D. Induced Sterilization and Control of Insects, Annu. Rev. Entomol. (17), P- 81 -102, 1%8.
11.
Pengembangan
12 Desember 2007
KLASSEN, W., Strategies for Managing Pest Problems, Proc. of FAOIIAEA TrainingCourse on the Use of Radioisotopes and Radiation in Entomology, Univ. of Florida P- 248 - 283, 1977.
12. HENDRICHS J ,EYSEN M.l.B., ENKERLIN W.R., and CA VOL J.P. ~trategic Options Using Sterile InsectS for Area - Wide Integrated Pest Management, In V.A. Dyck, J. Hendrichs and A. S., Robinson (eds.), Sterile Insect Technique Principles and Practice in AreaWide Integrated Pest Management, Springer, P.O.Box 17,3300 AADordrecht, The Netherland, pp.564-567,2005.
Belum, tapi sudah dilakukan kerjasama dengan Depkes dalam penelitian dan pengembangan.
3. Belum, tapi sudah direncanakan pada tahun 2008-2009, tempatnya di Kepulauan Seribu. 4. Belum, tapi teknik ini tergolong murah. 2. Penanya : Vi ria AS. (PTKMR - BAT AN) Pertanyaan
:
1. Apakah TSM pada nyamuk vektor akan benar-benar bisa menyetop perkembangan penyakit DBD dan malaria di Indonesia yang semakin meresahkan? Jawabau
: Siti Nurhayati (PTKMR - BAT AN)
1. Mudah-mudahan, kita harapkan demikian, karena pengendalian vektor dengan insektisida sudah sangat membahayakan karena timbulnya resistensi silang terhadap suatu pestisida, sehingga nyamuk vektor semakin sulit dikendalikan.
Tanya Jawab : 1. Penanya : Diam Keliat (PRR - BAT AN) Pertanyaan
2.
:
1. Untuk TSM serangganya nyamuk? 2. Apakah sudah ada kerja sarna dengan swasta sebagai mitra pengguna ? 3. Apalcah sudah pemah dilakukan uji fungsi di lapangan, dimana ? 4.
Apakah sudah pemah tekoo ekonominya?
Jawaban
dihitung
: Siti Nurhayati (PTKMR - BAT AN)
I. Ya, serangga yang dimandulkan nyamuk, sebagai vektor penyakit DBD dan malaria.
Daftar Isi Pusat Tekrw/ogi Keselamatan
don Metr%gi
Radiasi - Badon Tenaga NuJclir Nasional
230