MEMPEI,AJARI
i.ius
TEKNIK
(DUDGEON)
PENGENDALIAN
HAMA
DENGAN PENnLEPASAN
Chilo auric
TEllU
i-
SERANGGA SUBSTERI L
Budi Santoso •• Singgih Sulrisno*
ARS'I'RAK
tfEMPKI.A.JARI TEKNIK PKNGENDAI.IAN IIAtfA TEOU PENGLEPASAN SERANGGASUBSTERll .. Talah pengaruh
i
d 1akukan
penglepasan serangga subsleril didalam kurungan lapangan.
C. ,4uricjUus
ekor
diiradiasi
dengan
sinar
gamma pada
Chil io allriciliuB sa tu seri
percobaan
terhadap penyusutan Kepongpong jantan dasis
0,10
kGy,
(mmGKON)
DENGAN
unt uk mengetahui
populasi serangga hama umur 4 hari sebanyak 450
kemudian
dilepas
bersama
50
pasang serangga normal kedalam kurungan lapangan. Sehagai pemhanding ke dalam kurungan lapangan lain dilepas 50 pasang seranRRa normal. Hasil penelitian menunjukkan hahwa pada populasi serangga induk. penglepasan ser'angga subster'il mampu menekan jumlah populasi larva sebesar 55,4% don populasi pupa s!!hesar 59,8%. Pad a generasi ber i kut.nya (f I) penglepasan serangga subsler i I mampu mengurangi populas i larva sebesar 81,5% dan populasi pupa sebesar 81,1%.
ABSTRACT STUDY ON TIlE CONTROI.I.ING TECHNIQUE OF SUGAR CANE PEST GEON) BY RELEASING SUBSTERII. INSECT. An experiment has the reduction of insects pest population C. 8uricilius substerile insect in the field cages. Four hunch'ed fifty
Chilo auricilius
(DUD-
been conducted t.o evaluate as a result. of releAsing male pupaes of 4 days and
50 pairs normal insects irradiated by gamma ray wit.h a dose of 0,1 kGy. Those irradiAted pupae were released in a fild cage. As a control 50 pairs of normal insects were released in the other cage. The results obtained showed that. the effect of releasing suhsU,rile pupae population of r-elea~dng substeriJe of
pupae
'" Pu[;at
itH,ect may reduced 55.4% larvae ppopulation and ahout 59,8% the parent.al insect. In t.he tl!'xt generation IF 1) the effect insect could r
populat.ion.
ApI ika[;i
Isot.op
dan Hadiasi,
BATAN
PENDt\HUUJt\N
Perkiraan tahun
1988
produksi (1).
Salah
gula satu
di
Indonesia
paktor
~daJah
pemhatas
ton
1.854.600
kenaikan
pnda
produksi
gula
ialah kerugian yang d i sehabkarl oleh ser'angan hama. Chilo auric jJi IJS DUDGEONalau d i kenaI dengan nama pengerek hatang berkiJ at merupakan salah satu hama penling bagi perlanaman tebu di Jawa. Hama ini nimbulkan kerusakan haik pada tehu muda maupun t.ebu yang Lelah
mehe-
ruas,
di mana stadium yang merusak adalah setadium ulat (2). SeUap tahun kerusnkan ruas diseluruh pcrkebunan tebu di Jawa diperkirakan sebesar 10% dengan perkiraan kerugian gula sekitar 10% (3). Oi Taiwan di 1apol'kan hahwa rata-rata kerugian ruas scki tar 4,29% denga penurunan hasil kristal gula sekitar kgihektar (4). Dalam usaha mendapalkan cara pengendalian efekti f serta dapal d i padukan dengan cara-cara ~'ang teJah ada, Lelah dilakukan teknik jantan mandu1. Penggunan.n ten1ujud Coq.) di
dalam pengendal iall Cllracno dan Amerika
lalat Serikat
1,29%
atau
168,22
hama yang lebih pengendal ian hama
penelitian kemungkinan penerapan t.eknik janlan mandul pertama kali ternak hagian
(Cochliomyia Tenggara
pada
hominh'orax tahun
1955
(5) .
Penerapan teknik jantan mandul untuk memberantas serangga hama dn.ri ordo Lepidoptel'a bia5a kurang memberikan hasil apabila dihanclingkan dengan penerapan leknik teknik tersebllt pada ordo Oiptera. Hal ini antara mudah dipelihara
Jain
adalah karena ordo dan dikembangbiakan
Diptera di
pada umumnya lebih laboratorium dalam
jllm1ah yang besar.Selain itl! dosis pemandulan bagi ordo Diptera jauh lebih rendah hila dibandingkan dengan dosis radiasi pemandulan bagi ordo Lep idoptel'a sehi ngga kerusakan se I-se I somatik ordo Lepi doplera Jpbih besar daripada kerusakan sel somatik ordo Diptera (6). Keuntungan menggunn.kan tekn ik jantan mandul untuk pengendal i an hama
tanaman
adal ah
karena
pengendal
mcnllrnhulkan kerusakan lingkungan (5). pada harna yang dikenda]jkan
dan
ian tidak
hers i fat
selekt
menimbulkan
if,
t idak
resistensi
Hasi 1 yang berhasil dad penerapan teknik jant.an mandul pada onlo Lepidoptera ialah pemberantasan ngengat Laspe.vresja pomonella dikebun buah-huahan Okallgan Canada. Di Indonesia penerapan teknik jantan mandlll perlama knIi dicoha untllk pcngendalian hama penggerck
pucuk plltth Scjr]JOph/lg:l l1i~'el1,';J. P. (Lepidoptera:Pyralidae), oi Yogyakarta pada I.alllln 1968, IiIcmperlihatkan hasil yang baik (7). Penelitian sehclllmnya untllk menget.ahui pengarllh radiasi sinar Gn.mma terhadap kemanelulan F1 paela hama penggerek baLarg lebu berChilo 8uricilius DUDGEON, Hasil yang dicapai illiah diperolehkilat nya dosis 0,10 kGy sebagai dosis optimum kemandlllan, yaitll mengha54,7!):J,; pada indllk dan 9-\,59% pada Fl. Pcnelit.ian silkan kemandllian lanjlltan bert.lIjuan uIItllk m(~ngel.ahui nil:li redllksi populasi serangga penglepasan seranggll. sub steri I di hama Chilo :wricj I ills kllrenn dalam kondisi ]apangan terbatas (kllrllngan).
BAliAN DIIN METODF.
hasil
Serangga yang digllnaklln daJllm peneliUan pemeliharaan yang diJakukan eli JahoJat.orillm
ini dipero]eh elari kelompok pengcllda-
lian hama, Pusat Apiikasi IsotoI' dan Radiasi (PAIR) - BATAN, ,Jakarta. lndllk pet'Lama diambil oari kebun P:~GT Pasuruan. PAda saat. penelitian ini dilakukan Lelah mencapai gellerasi ke 20. Chilo :wricilhlS dari generasi ke generasi diLarva serangg!.l pelihara berlangsung
dengan menggllnakan di dalam ruangan
media. buatan. labolatorium
Pemeliharaan dengan suhu
set'angga kamaI' yang
berkisar antara 21-32°C dan kelembaban relatif antara 65-95%. Pengukuran suhu dan keJembaban diJaknkan dengan menggunakan alat Thermohigrograf tipe 252 Ua. Kurnngan lapangan yang digunakan terbuat dari nilon, berllkuran panjang 4 meler lebaI' 2 meter dan tinggi 2 meter. Didalam masingmasing kurungan terdapat. 30 pol. t.anaman tebu, yang pada waktu penclitian dilakukan bcrumllr J bulan. Kepompong
jantan
lImllr '1 had
sebanyak
1\50
ekor
diradiasi
dengan
sinar Gamma pada dosis 0,]0 kGy, kemudian dipelihara dalam vial piast i k. Nengat. yang berasal dar i 450 ekor kepompong jant.an hasi] radiasi dilepas bersama dengan 50 pasang ngengat normal (tidak dij ke dalam kurllngan lapangan. Sehagai kontroldigllnakan 50 ratliasi pasang
ngangat Pengamatan
dengan cara Telur-lelur
normal (tidak dirarliasi). dilakukan tiga hari
mengambil t.ersebut.
t.plllr yang ditetaskan
seLelah
elihasilkan di didalam
penglepasan, dan di hitung cawan petri.
yaitu ,illmlahnya. Cara ini
455
dilakukan setiap hari sampai Telur yang mcnetas dihitung
semua ngengat di dalam kurungan mat~. dan larva yang terbentuk dipelihara
dengan menggunakan media buatan. Kepompong yang terbentuk dari larva dihitung jumlahnya dan dipisahkan antara yang Jantan dan yang bet.ina. Ngengat F1 yang menetas hasi 1 dari 450 ngengat jantan radiasi dan 50 pasang ngengat normal diamhil sehanyak 50 pasang untuk dilepas kcmbali bersama 450 ngengat jantan radiasi ke dalam kurungan lapangan. Ngengat 1"1 yang meneLaskan has il dari 50 pasang ngengat normal diambi] sebanyak 50 pasang kemudian dilepas kedalam kurungan lapangan yang lain sebagai kont.rol. Kemudian dilakukan pengamatan Lerhadap Jumlall Lelur yang dihasilkan, jumlah telur yang menetas dan jumlah kepompong yang terhentuk. Percobaan dilakukan dengan 3 kali ulangan.
IIASIL DAN
Basi} parla Tahe] Tabel
1.
PEMDAIIASANB
pengamatan 1 rlan 2. Pengaruh serangga
clari
penglepasan induk
Jllmlah tellir (huti r)
Kontrol Perlakuan
penelitian
8.378 9.142
yang
serangga
Jumlah telur yang menetas (butir)
di]akllkan
sub
sted
l
disajikan
pada
Persentase telur yang menetas (%)
7605
90,78
3391
37,10
poplliasi
Jumlah Pupa ( ekor )
5294 2126
Penglepasan ngengat mandllI- i rad iasi ke dalam kurungan berisi ngengat normal menyebahkan terjadinya persaingan kawin antarngengat mandul dengan ngengat yang normal. Ngengat betina normal sebagian kawin dengan ngengat. jantan mandu] clan hanya sebagian yang kawin dengan ngengat. jantan normal. Demikian juga ngengat jantan normal, sebagian kawin dengan ngengat betina mandul dan hanya sehagian kawin dengan ngengat betina norma]. Persentase ngengat betina normal y~ng
456
Tabel
2. Pengaruh serangga
penglepasa F1
serangga
sub
steril
pada
populasi
-----------------------------------------------------------------Jumlah telur yang menetas (butir)
Jumlah telur (butir)
7.446 6.394
Kontrol Perlakuan
kawin
dengan
yang
5.869 1.086
ngengat
an tara ngengat
mandul
jantan
dari
perkawinan
betina
dihasilkan
telur
larva,
maka
penglepasan
normal
dapat
mengakibatkan
kan. Besarnya menetas
menjadi
larva
jumlah
Persentase
untuk
yang
daya
40,9%
substeril jumlah
populasi
Fl.
populasi
pupa
maka
pupa sebesar serangga
yang norma] menjadi
Ini
sebesar
perbanngengat
jumlah
menekan
Dengan
59,1%.
serangga
pupa
jumlah
dibanding
demikian
substeril
serangga
Berdasarkan
substeril
Apabila
90,8%
substeril
penglepasan
55,4%.
serangga
oleh
serangga
sebesar
penglepasan
sub steril
demikian
penetasan
substeril.
berarti
tidak
:
37,1% oleh
yang
dengan
dan
dapat
menjadi
dihasil-
ternyata
dilihat
dari
bisa
menekan
pada populasi
serang-
59,8%.
Apabi la di lakukan
17.00% Dengan
berikut
substeril
serangga
penglepasan
menetas
ngengat
yang
telur
maupun menjadi
populasi
keturunan
yang
kemandulan
larva
men etas
dilepaskan
dihasi lkan
kontrol.
telur yang menetas
2. Penglepasan ga
dari
yang
menghasilkan
menekan
jumlah
telur
jantan
ini dipengaruhi
sebagai
induk
yang
dalam
perbandingan
normal.
persentase
yang
tclur
serangga
serangga
ke
pada
mandul
dari
baik
dalam
persentase
tanpa penglepasan
penetasan
sebesar
bisa
dan
pada
ngengat
seluruhnya
mandul
dapat dikemukakan
telur
tidak
menurunnya
ngengat
penglepasan
penetasan
bergantung dengan mandul
bergantung
rata-rata
yang dihasilkan 1. Pengaruh
ngengat
penurunan
dingan antara norma 1.
yang
8922 741
16,99
normal
ngengat
.Jumlah Pupa ( ekor )
78,22
yang dilepaskan
Karena
Persentase telur yang menetas (%)
berpengaruh
penglepasan
penglepasan telur dapat
21,6% dan keadaan
normal.
telur
serangga
yang
menetas
substeril
mengurangi Ini berarti
populasi
adalah
78,8% untuk serangga
penglepasan
Fl
serang-
457
ga substeril
kemandulan
berdasarkal1 jum]ah sler;]
LJasa
hasilkan
sehesar
lelur
menekan
yang
78,4%. Akan
tetapi,
jika ditelaah
menet.as, peng]epasall serangga
populnsi
bert1lt'ut-turt sebesar
larva clan Jumlah
pupa
sub-
FI yang
di-
,5% dan 8] ,1%.
HJ
KF.SIMPULAN
13erdasarkan dapat disimpulkan populasi pada
pupa
populasi
pasan
serangga
dan menekan
DAFTAR
has i.l pengamatan
peneli tinn
bahwa penglepasan
sebesar
55,4%
serangga
dan menekan
bisa menekan
pupa sebesar
yang
telah
sub sLeril
populasi
induk. Pada generasi
sub steril
populasi
serangga
pupa
sebesar' 59,8%
berikutnya
populasi
dilakukan
bisa menekan
pengle-
(Fl)
larva sebesar
81,5%
81,1%.
PUSTAKA
1. HADJ SI\PUTRO, S., Development of Indonesia) , J. of the Indonesia
sugar Sugar
industry
1 (1981)
1981-1988
2. SAMOEDI, D.13., 130RDIJONO, W.A., dan SOEWARTO, D., PenguJian tivitas berbagai insektisida terhadap hama penggerek Majalah Perusahaan Gula (1975) 6.
1
W.A., Penglepasan lalat Diatrtlephaga striatalis di P.G. Kadipaten, MaJalah Perusahaan Guln Q (1973) 46 .
3. BOEDIJONO,
.'\.JEN, L.G., A survey (1970) 30.
borer
damage
to
sugarcane,
{in
13.
Taiwan
efektebu,
Tns.
Sugar
17
5. KNI PLING, E. F., "The eradication on the screw worm fly", The Insect (EISNER, T., and WILSON, E.O., eds.), W.IL Fl'eeman and Companya. San Fransisco (1960) 396. 6. LINDQUIST, A.W., "Insect population control by the sterile male technique", Comprehensive of a panel lIeld in Viena (1962) 15. 7. HATMOSOEWARNO, S., "Perkembangan Teknik Jantan Mandul di Indonesia", Kursus Introduksi Aplikasi Radiasi clan Isotop dalam Pemherantasan Hama, BATAN, Jakarta (197).
458
DI
SKUSI
SUT.} I PTO
1.
Apakah serangga terus mat i ?
subst.eI'ii
(mandul)
yang diJepas
setelan
pembiakan
2.
Selan,julnya serangga mandul ini setelah hidup beberapa I-:al
kalau
ada keturunan
yang
mandul
kira-kira
berapa
persen
?
HUD( SANTOSO
1. Akan mati. 2. Seandainya 3. Ya, dosis
Karena hidupnya hanya 1 knLi kawin. hidup terus maka serangga tetap steril. 0,10 kGy merupakan dasis kemanduJan yang
yaitu mengembalikall kemandu Lan C. llIlri c i1 ius, pada induknya dan 94,59 % pada keturunannya.
optimum
sebesar
pada
54, 79
%
BI\GYO SOEMfNTO
Bagaimana
prospek
aplikasi
teknik
serangga
mandul
ini
pengendaJikan hama, mengingat penyiapan Creal~l!!g) serangga yang banyak cukup su Lit. Apaki=th sudah dapat d ibllat makanan untuk maksud rear ing tersebll L.
dalam mandul buatan
BUDI SANTOSO
Kalall teknik
dilihat seranga
dari nasil peneJitian manduJ adaJah baik,
kami tetapi
ini maka prospck masih memcrJu
mencapai
7000 ekar
lehih
!.1plikasi sallJ seri
Kelompok gencrasi
liama bisa
pupa.
459