PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DAN FABEL BERBASIS MODEL SINEKTIK UNTUK SISWA SMP
ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh: Dyah Pratiwi NIM 11201241030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2015
ii
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DAN FABEL BERBASIS MODEL SINEKTIK UNTUK SISWA SMP oleh Dyah Pratiwi NIM 11201241030
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kondisi pembelajaran apresiasi cerpen dan fabel di SMP; (2) mendeskripsikan penggunaan dan pemanfaatan buku teks pelajaran dalam pembelajaran cerpen dan fabel di SMP; (3) mengembangkan modul pembelajaranapresiasi cerpen dan fabel berbasis model sinektik untuk siswa SMP. Penelitian dan pengembangan ini disusun berdasarkan desain penelitian Borg & Gall yang telah disederhanakan menjadi tiga langkah yakni (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan pembuatan produk, dan (3) pengembangan produk.Tahap pengumpulan informasi dilakukan dengan penyebaran angket, wawancara, dan telaah buku teks pelajaran. Pada tahap pengembangan meliputi tahap penyusunan, uji validasi, penilaian siswa, dan penyempurnaan produk.Uji validasi dilakukan oleh satu ahli materi dan tiga orang guru bahasa Indonesia. Penilaian siswa dilakukan oleh tiga puluh orang siswa kelas VIII. Data hasil validasi dan penilaian siswa yang diperoleh adalah berasal dari angket penilaian dengan skala Likert. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, pembelajaran apresiasi cerpen dan fabel sudah berjalan dengan baik meskipun belum maksimal. Pembelajaran apresiasi cerpen dan fabel sampai pada tahap merasakan, membayangkan, memikirkan, dan mencipta. Kedua,buku teks pelajaran menjadi sumber belajar utama dalam kegiatan pembelajaran apresiasi cerpen dan fabel. Hasil telaah menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan di dalam buku teks pelajaran yakni belum adanya petunjuk penggunaan buku, tidak ada rangkuman, materi kurang mendalam, penyajian buku kurang mendorong kreativitas dan imajinasi siswa.Ketiga, modul yang dikembangkan terdiri dari tiga bagian yakni uraian materi, latihan, dan evaluasi. Penyajian modul didasarkan pada penggunaan analogi dalam model sinektik. Hasil uji validasi ahli materi, guru bahasa Indonesia, dan penilaian siswa, didapatkan rata-rata dari aspek isi, penyajian materi, bahasa, dan kegrafikan adalah4,10 berkategori “baik” dengan tingkat kelayakan 82%.
Kata kunci: apresiasi cerpen dan fabel, modul, pengembangan, model sinektik.
iii
DEVELOPMENT OF LEARNING MODULE IN APPRECIATION OF SHORT STORIES AND FABLES BASED ON SYNECTIC MODEL FOR STUDENT OF JUNIOR HIGH SCHOOL by Dyah Pratiwi NIM 11201241030 ABSTRACT The objective of this research is (1) to describe the learning concept for appreciation of short stories and fables in junior high school; (2) to define the application and employment of learning textbook for short stories and fables learning in junior high school; (3) to develop learning module in appreciation of short stories and fables based on synectic model for student of junior high school. This research and development was made based on research design of Borg & Gall, and it has been simplified became three measures, they are (1) study and collection of information, (2) planning of the textbook creation, and (3) development of product. Collection of information was conducted by deploying inquiries, interview, and reviewing the learning textbook. The validity test was conducted by a material expert, and three Indonesian teachers. The assessment of student was obtained from thirty students at 8th grade. Data of validity results and student assessment was provided from inquiries of assessment with Likert scale. There are results of the research. First, learning in appreciation short stories and fables has good process but not enough maximal. Phase of appreciation learning is up to the phase of feeling, imagining, thinking, and creating. Appreciation learning is still centered at the materials of learning textbook. Second, learning textbook became the main source in learning activities. The study results showed that a weakness in the textbook there are no instruction how to use the textbook, summary, not a great length enough content, the submission not help creative and imagination enough for student. The developed module contains of three parts, they are the description of materials, exercises, and evaluations. The submission of module based on utilization of analogy in synectic model. Validity result is from material expert, Indonesian teacher, and student assessment, we obtain average of these aspect of content, submission, language, and graphic are 4.10 which have “good” category with feasibility level is 82%.
Keywords: appreciation of short stories and fables, module, development, synectic model.
iv
bagai langkah awal untuk memahami
A. PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia
suatu bacaan harus selalu diting-
terus mengalami perkembangan dari
katkan. Beragam jenis teks yang
waktu ke waktu. Perkembangan yang
terdapat pada mata pelajaran Bahasa
terjadi pada hakikatnya untuk me-
Indonesia
ningkatkan keterampilan berbahasa
meningkatkan
siswa. Salah satu keterampilan ber-
khususnya teks sastra. Cerpen dan
bahasa tersebut adalah membaca.
fabel merupakan teks sastra imajinatif
Membaca memiliki banyak manfaat
yang tidak hanya membutuhkan seke-
untuk
dar pengetahuan, tetapi juga kemam-
meningkatkan
keterampilan
berbahasa siswa. Kenyataan saat ini, minat baca siswa cenderung menurun
dimaksudkan minat
baca
untuk siswa,
puan memahami dan mengapresiasi. Secara
empiris,
pelaksanaan
yang diakibatkan oleh perkembangan
pembelajaran masih diarahkan kepada
teknologi dan informasi. Siswa lebih
pencerdasan yang bersifat kognitif
senang menggunakan waktu seng-
(Suryaman, 2010: 113). Guru hanya
gang mereka dengan berbagai fitur la-
mengajarkan
yanan yang ditawarkan oleh teknologi
pengetahuan. Siswa tidak diberikan
informasi. Bukti
keluasaan untuk menikmati, mengha-
jukkan
bahwa
empiris menunbaca
sebatas
pada
anak
yati, dan memberikan penilaian terha-
Indonesia memang masih rendah.
dap karya sastra yang dibacanya.
Berdasarkan hasil PISA (Program for
Pembelajaran sastra idealnya tidak
International
Student
hanya
tahun
menunjukkan
2012
minat
sastra
Assessment)
sebatas
pengetahuan
saja,
bahwa
melainkan sampai pada tahap apre-
keterampilan membaca anak Indo-
siasi yang melibatkan tiga unsur inti
nesia usia 15 tahun menempati urutan
yakni aspek kognitif, aspek emotif,
60 dari 65 negara yang disurvei
dan aspek evaluatif (Aminuddin,
(www.suaramerdeka.com, 28 Desem-
2010: 34).
ber 2013).
Dalam mengajarkan sastra, guru
Membaca sebenarnya merupa-
juga harus memperhatikan penggu-
kan sebuah aktivitas yang kompleks
naan bahan ajar, strategi pembelaja-
seperti halnya menulis (Adler, 2011:
ran, dan media yang dapat mendu-
21). Oleh karena itu, membaca se-
kung tercapainya tujuan pembelajaran
dan menghindari kebosanan siswa.
dalam mengatasi permasalahan terba-
Pembelajaran sastra belum berjalan
tasnya ketersediaan buku, salah satu-
secara maksimal, sehingga kreativitas
nya adalah modul.
siswa
tidak
dibangkitkan
secara
Bahan pengajaran berupa sesu-
maksimal pula. Oleh sebab itu, siswa
atu yang diajarkan merupakan sarana
merasa pembelajaran sastra kurang
tercapainya tujuan (Ismawati, 2011:
menantang dan cenderung membo-
92). Oleh karena itu, dalam menen-
sankan.
tukan bahan ajar harus dipikirkan
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan
oleh
secara matang agar tujuan pembela-
peneliti,
jaran dapat tercapai. Seperti halnya
didapatkan hasil bahwa di dalam
pembelajaran, pengembangan bahan
proses pembelajaran, guru masih me-
ajar
ngandalkan buku teks pelajaran seba-
strategi atau model tertentu yang
gai sumber utama belajar. Hal terse-
mampu menciptakan suasana menye-
but juga dinyatakan oleh Rahim
nangkan bagi siswa. Salah satu model
(2005: 86) bahwa pembelajaran baha-
pembelajaran yang dinilai relevan
sa dan sastra di sekolah juga mengala-
untuk menciptakan suasana menye-
mi permasalahan pada ketersediaan
nangkan
buku dan bahan ajar yang digunakan
modul apresiasi cerpen dan fabel
oleh guru. Buku teks sering diguna-
adalah model sinektik.
kan guru sebagai satu-satunya sumber bacaan.
modul
juga
dalam
membutuhkan
mengembangkan
Model sinektik merupakan pendekatan yang sangat menarik dan
Salah satu solusi untuk menga-
menyenangkan dalam mengembang-
tasi masalah tersebut adalah menjadi-
kan inovasi-inovasi. Elemen utama
kan bahan-bahan pembelajaran yang
dalam sinektik adalah penggunaan
dikembangkan menjadi buku, baik
analogi (Joyce, 2009: 248). Dalam
buku teks pelajaran maupun nonteks
model sinektik terdapat tiga teknik
pelajaran (Suryaman, 2012: 41-42).
yaitu analogi personal, analogi lang-
Akan tetapi, belum banyak guru yang
sung, konflik padat. Dengan menggu-
melakukan pengembangan bahan ajar
nakan analogi-analogi tersebut, diha-
tersebut. Oleh karena itu, pengemba-
rapkan dapat meningkatkan daya ima-
ngan bahan ajar masih dibutuhkan
jinasi dan kreativitas siswa dalam
memahami dan mengapresiasi teks
dan menguji keefektifan produk terse-
sastra yang sebenarnya, sehingga mi-
but (Sugiyono, 2013: 297).
nat baca siswa juga akan meningkat.
Prosedur yang digunakan dalam
Tujuan penelitian ini adalah
penelitian ini berdasarkan prosedur
mendeskripsikan gambaran pembela-
pengembangan Borg dan Gall yang
jaran apresiasi cerpen dan fabel di
telah disederhanakan menjadi tiga
SMP; mendeskripsikan penggunaan
langkah dengan merujuk pada modifi-
dan pemanfaatan buku teks pelajaran
kasi yang dilakukan oleh Sukmadi-
dalam pembelajaran apresiasi cerpen
nata (2013: 184) yakni (1) penelitian
dan
mengembangkan
dan pengumpulan informasi, (2) pe-
modul pembelajaran apresiasi cerpen
rencanaan pembuatan produk, dan (3)
dan fabel berbasis model sinektik
pengembangan produk.
fabel;
dan
untuk siswa SMP.
Subjek dalam penelitian ini ada-
Pengembangan modul pembela-
lah 142 siswa dan 5 orang guru Baha-
jaran apresiasi cerpen dan fabel untuk
sa Indonesia yang tersebar di tiga
siswa SMP ini diharapkan dapat
SMP yang berada di Kabupaten Ku-
membantu siswa dalam memahami
lon Progo yakni SMPN 1 Samigaluh,
dan mengapresiasi cerpen dan fabel
SMPN 2 Lendah, dan SMPN 4 Wa-
pada jenjang SMP. Selain itu, dapat
tes. Subjek dalam penelitian ini
memberikan referensi bagi guru da-
dipilih dengan teknik cluster random
lam menentukan bahan ajar di sam-
sampling.
ping buku teks di dalam mengajarkan
Teknik
pengumpulan
data
apresiasi cerpen dan fabel pada siswa
dalam penelitian ini berupa angket
SMP.
dan wawancara. Data awal yang
B. METODE PENELITIAN
diambil berasal dari format telaah
Penelitian ini termasuk dalam penelitian
dan
buku teks, lembar angket untuk siswa,
pengembangan
dan wawancara bagi guru. Penilaian
(Research and Development). Pene-
terhadap produk yang dikembangkan
litian dan pe-ngembangan merupakan
menggunakan lembar evaluasi atau
metode penelitian yang digunakan
validasi untuk ahli materi dan guru
untuk menghasilkan produk tertentu,
Bahasa Indonesia, serta angket penilaian untuk siswa.
Analisis data yang digunakan
Tabel 1: Konversi Skor Rentang Skor
Persentase
A
X > 4,2
81%-100%
wa, analisis hasil wawancara dengan
B
3,4 < X ≤ 4,2
61%-80%
guru, dan analisis hasil uji validasi
C
2,6 < X ≤ 3,4
41%-60%
produk.
D
1,8 < X ≤ 2,6
21%-40%
E
≤ 1,8
0%-20%
deskriptif. Data-data yang dianalisis meliputi analisis buku teks pelajaran yang digunakan, analisis angket sis-
Langkah-langkah
analisis
Data Kualitatif
Nilai
dalam penelitian ini adalah statistik
yang dilakukan sebagai berikut. 1. Data yang diperoleh dari lembar evaluasi diubah menjadi data kualitatif.
Dalam penelitian ini, nilai kelayakan ditentukan dengan nilai mini-
2. Tabulasi semua data yang diperoleh pada setiap komponen dan subkomponen penilaian yang terdapat dalam instrumen evaluasi. 3. Menghitung
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
skor
keseluruhan
rata-rata dari setiap komponen dengan rumus X =
∑
mal “C” dengan kategori “cukup”. C. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Hasil Penelitian Penelitian
ini
menghasilkan
modul pembelajaran apresiasi cerpen dan fabel berbasis model sinektik
Keterangan:
untuk siswa SMP. Penelitian dan
X : Skor rata-rata
pengembangan ini dilakukan melalui
∑x : jumlah skor n : jumlah subjek penilai 4. Mengubah skor rata-rata nilai menjadi kategori. 5. Konversi data kuantitatif menjadi kualitatif sesuai dengan panduan konversi skor.
tiga langkah sebagai berikut. Pertama, penelitian dan pengumpulan
informasi.
Tahap
ini
merupakan tahap analisis kebutuhan yang dilakukan dengan penyebaran angket kepada 142 siswa yang tersebar di tiga sekolah untuk mengetahui gambaran pembelajaran apresiasi cerpen dan fabel di SMP. Dari hasil penelitian dan pengumpulan informasi didapatkan hasil bahwa pembelajaran
apresiasi cerpen dan fabel telah sam-
dul. Langkah yang dilakukan adalah
pai pada tahap mencipta meskipun
menentukan
belum maksimal, materi pembelajaran
bahan dan referensi, membuat desain
masih berpusat pada buku teks pela-
modul atau kerangka modul, serta pe-
jaran, dan siswa mengalami kesulitan
milihan bahan dan referensi.
dalam menggali ide.
tujuan,
pengumpulan
Langkah pertama yang dila-
Kemudian, untuk melangkapi
kukan adalah menentukan tujuan. Tu-
hasil temuan dari siswa, dilakukan
juan umum yang dirumuskan dari pe-
pula wawancara dengan guru Bahasa
nyusunan modul ini adalah siswa atau
Indonesia. Berdasarkan wawancara
pengguna modul diharapkan dapat
yang dilakukan dengan guru, dida-
memahami materi pembelajaran cer-
patkan hasil bahwa pembelajaran
pen dan fabel, serta dapat menga-
apresiasi lebih banyak pada analisis
presiasinya. Dengan seringnya berla-
terhadap karya sastra yang dibaca dan
tih mengapresiasi karya sastra, minat
dipelajari, buku teks masih menjadi
baca dan kecintaan siswa terhadap
sumber belajar yang utama dalam
karya sastra dapat meningkat. Selain
kegiatan pembelajaran.
perumusan
tujuan
secara
umum
Hasil telaah buku menunjukkan
penyusunan modul, tujuan khusus
bahwa buku yang digunakan dalam
juga dirumuskan pada setiap kegiatan
proses
belajar. Masing-masing kegiatan bela-
pembelajaran
sudah
baik.
Namun, masih terdapat beberapa
jar mempunyai tujuan yang berbeda.
kekurangan seperti tidak ada petunjuk
Pada Kegiatan Belajar 1 tujuan
penggunaan buku, rangkuman, materi
pembelajaran yang dirumuskan meli-
apresiasi cerpen dan fabel masih
puti mengenal unsur-unsur pemba-
kurang mendalam.
ngun cerpen, memahami unsur-unsur
Kedua, perencanaan pembuatan
pembangun cerpen, menganalisis un-
produk. Setelah melakukan studi
sur-unsur cerpen, dan mengapresiasi
pendahuluan dan didapatkan hasil
cerpen. Pada Kegiatan Belajar 2,
atau informasi yang dibutuhkan, lang-
rumusan tujuan meliputi mengenal
kah selanjutnya dalam pengembangan
fabel, memahami unsur-unsur pemba-
modul apresiasi cerpen dan fabel ini
ngun fabel, dan mengapresiasi fabel.
adalah merencanakan pembuatan mo-
Langkah kedua adalah pengum-
evaluasi. Pada bagian akhir terdiri
pulan bahan dan referensi. Bahan dan
dari glosarium, kunci jawaban, dan
referensi yang dimaksud meliputi
daftar pustaka.
teori tentang cerpen dan fabel, konsep
Setelah kerangka modul selesai
dasar cerpen dan fabel, contoh cerpen
disusun, bahan dan referensi yang
dan fabel, serta gambar/ilustrasi yang
telah terkumpul dipilih sesuai dengan
mendukung. Bahan dan referensi
materi yang dibutuhkan untuk penyu-
tersebut dikumpulkan dari berbagai
sunan modul. Selain itu, pemilihan
sumber
cerpen dan fabel juga disesuaikan
seperti
buku-buku
teori,
kumpulan cerpen, kumpulan fabel,
dengan perkembangan siswa SMP.
koran, majalah, dan dari internet.
Ketiga, pengembangan produk.
Beragamnya sumber yang digunakan
Pada tahap ini, terdapat beberapa
diharapkan dapat menyajikan contoh-
tahap yang dilakukan sebagai berikut.
contoh
Penyusunan
yang
bervariasi
sehingga
menarik bagi siswa. Langkah
disusun
selanjutnya
adalah
dalam
modul.
berisi
Modul
kompetensi
mengapresiasi
cerpen
yang siswa dan
membuat desain atau kerangka mo-
fabel. Sesuai dengan kerangka modul
dul. Pembuatan kerangka dilakukan
yang telah disusun, modul terbagi
untuk memudahkan dalam penyu-
menjadi tiga bagian yakni bagian
sunan modul. Kerangka dasar penyu-
awal, bagian isi, dan bagian akhir.
sunan modul apresiasi cerpen dan
Bagian awal berisi halaman sampul,
fabel berbasis model sinektik ini
kata pengantar, daftar isi, penda-
terdiri dari bagian awal, isi, dan akhir.
huluan yang berisi deskripsi modul,
Bagian awal meliputi sampul luar,
kompetensi yang dicapai, tujuan, dan
sampul dalam, kata pengantar, daftar
petunjuk penggunaan modul. Judul
isi,
petunjuk
modul yang dikembangkan adalah
penggunaan modul. Bagian isi terdiri
“Apresiasi Cerpen dan Fabel Berbasis
dari kegiatan belajar 1: cerpen, dan
Model Sinektik untuk SMP”.
pendahuluan,
kegiatan
belajar
dan
pada
Bagian isi modul berisi materi
belajar
pokok cerpen dan fabel yang terbagi
terdiri dari uraian materi, latihan,
menjadi dua kegiatan belajar. Kegi-
rangkuman,
atan belajar 1 adalah cerpen, yang
masing-masing
2:
fabel.
kegiatan
tindak
lanjut,
dan
Tabel 2: Hasil Uji Validasi Ahli Materi Tahap 1 dan 2
tema,
latar,
plot/alur,
tokoh/penokohan, sudut pandang, dan amanat. Selain itu, terdapat pula latihan-latihan dan uji formatif untuk mengukur kemampuan dan pema-
1.
Isi
3,00
haman siswa. Kegiatan belajar 2 ada-
2.
Penyajian
3,44
3.
Bahasa
3,33
jikan materi pengertian fabel, unsur
4.
Kegrafikan
3,67
pembangun fabel, latihan-latihan, dan
Rata-rata skor
3,35
uji formatif.
1. Isi 2. Penyajian 3. Bahasa 4. Kegrafikan Rata-rata skor
3,71 4,00 4,00 4,00 3,92
lah fabel. Pada kegiatan 2 ini, disa-
Bagian
akhir
modul
berisi
1
2
glosarium, kunci jawaban, dan daftar pustaka. Glosarium berisi kata-kata operasional yang digunakan dalam modul. Selain itu, kunci jawaban uji
Kategori
meliputi
Skor
Bahasa Indonesia.
Aspek yang Dinilai
cerpen; unsur intrinsik cerpen yang
No.
hasil validasi ahli materi dan guru
Tahap
memuat materi pengertian cerpen; ciri
Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Tabel 3: Hasil Uji Validasi Guru Bahasa Indonesia 1, 2, dan 3
mampuannya dalam mengerjakan uji formatif. Setelah
penyusunan
modul
1
selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan uji validasi. Uji validasi dilakukan oleh ahli materi
2
dan guru Bahasa Indonesia. Ahli materi dalam uji validasi ini adalah Dr. Wiyatmi, M.Hum., uji validasi guru Bahasa Indonesia dilakukan oleh Mujiyanti, S.Pd., Marjinem, S.Pd., dan Tri Warsiati, S.Pd.. Berikut ini
3
1. Isi 2. Penyajian 3. Bahasa 4. Kegrafikan Rata-rata skor 1. Isi 2. Penyajian 3. Bahasa 4. Kegrafikan Rata-rata skor 1. Isi 2. Penyajian
4,14 4,00 4,00 4,00 4,04 3,85 3,77 4,00 4,00 3,91 4,14 4,44
3. 4.
Bahasa Kegrafikan
4,16 4,33
Rata-rata skor
4,26
Kategori
Skor
Aspek yang Dinilai
dapat mengetahui sejauh mana ke-
No.
akhir modul dengan tujuan agar siswa
Guru
formatif juga disajikan di bagian
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
dan guru Bahasa Indonesia, langkah
tensi yang ingin dicapai, dan tujuan
selanjutnya adalah penilaian siswa.
pembelajaran. Pada bagian isi terdiri
berikut ini merupakan hasil penilaian
dari tiga pokok subbab yaitu uraian
modul oleh siswa.
materi, latihan, dan evaluasi. Bagian
Tabel 4: Data Skor Rata-rata Hasil Penilaian Siswa
akhir terdiri dari glosarium, kunci
Skor
No. 1.
Isi
4,24
2.
Penyajian
4,14
3.
Bahasa
4,31
4.
Kegrafikan
4,52
Rata-rata skor
4,30
Kategori
daftar isi, deskripsi modul, kompe-
Aspek yang Dinilai
Setelah uji validasi ahli materi
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
jawaban, dan daftar pustaka. Pada subbab uraian materi, berisi materi pokok yang disertai dengan contoh dan ilustrasi. Contoh dan
ilustrasi
yang
digunakan
memperhatikan perkembangan siswa SMP. Pada subbab latihan, terdiri dari latihan 1, 2, dan 3. Latihan 1 memuat soal-soal pemahaman terhadap materi yang telah dipaparkan, latihan 2 memuat latihan mengapresiasi karya
Pembahasan Produk
sastra, dan latihan 3 memuat latihan yang
dikembangkan
mencipta karya baru. Pada subbab
dalam penelitian ini berupa bahan ajar
evaluasi memuat uji formatif untuk
modul
mengukur tingkat pemahaman siswa
berbasis
model
sinektik.
Model sinektik merupakan model pembelajaran
yang
dikembangkan
oleh William J. Gordon.
dalam memahami materi. Model sinektik identik dengan penggunaan
analogi.
Penggunaan
Struktur modul meliputi penda-
analogi dimulai dari uraian materi
huluan, kegiatan belajar, dan penutup
hingga latihan-latihan. Dengan peng-
(Suryaman, dkk. 2006: 18). Pada Mo-
gunaan analogi sederhana, diharapkan
dul Pembelajaran Apresiasi Cerpen
dapat mempermudah siswa dalam
dan Fabel ini memuat tiga bagian
memahami materi yang dipaparkan.
yakni bagian awal, bagian isi, dan
Penyajian modul juga dipusatkan
bagian akhir. Bagian awal memuat
pada siswa dan dapat menuntun siswa
pendahuluan seperti bahan ajar pada
kreatif.
umumnya,
yakni
kata
pengantar,
Modul digunakan siswa untuk belajar
secara
mandiri,
sehingga
bahasa yang digunakan komunikatif
dapat tiga gambar yang diletakkan secara diagonal dari kanan atas bawah judul, ke kiri bawah.
agar mudah dipahami oleh siswa.
Jenis huruf yang digunakan
Penggunaan bahasa modul seperti
dalam modul ini adalah Bookman Old
yang diungkapkan oleh (Suryaman,
Style, Candara, dan Cooper Black.
dkk. 2006: 22), salah satunya adalah
Bookman Old Style digunakan untuk
gunakan bahasa percakapan, bersa-
penulisan materi, petunjuk dan lang-
habat, dan komunikatif.
kah kegiatan pembelajaran. Candara
Aspek kegrafikan dalam modul
digunakan untuk penulisan teks dan
ini terbatas pada kesesuaian ukuran
kutipan
karya
sastra,
sedangkan
format buku, kemenarikan sampul,
Cooper Black digunakan untuk penu-
penggunaan huruf, ilustrasi, desain isi
lisan judul bab dan subbab. Ukuran
modul, dan kualitas cetakan. Modul
font yang digunakan adalah 12 untuk
dicetak dengan kertas HVS A4 (21 x
semua materi dan teks, 11 untuk
29,7 cm) 80 gram. Ukuran tersebut
penulisan sumber kutipan, dan 10
sesuai dengan pedoman pengetikan
untuk penulisan sumber gambar.
buku teks pelajaran (Muslich, 2010:
Berdasarkan hasil validasi ahli
235), sedangkan sampul dicetak de-
materi, guru Bahasa Indonesia, dan
ngan kertas Ivory 230 gram. Sampul
penilaian siswa, didapatkan hasil rata-
didominasi warna biru dengan kom-
rata
binasi warna orange, putih, dan abu-
berada dalam kategori “baik”. Demi-
abu. Sampul memuat judul yakni
kian pula aspek isi, penyajian, bahasa,
Apresiasi Cerpen dan Fabel Berbasis
dan kegrafikan, masing-masing ber-
Model Sinektik, sasaran modul adalah
kategori “baik”.
siswa SMP/MTs, dan nama penulis. Tata letak judul modul berada di tengah atas sampul modul. Sasaran modul berada di tepi kiri bawah judul modul, dan nama penulis berada di tepi kanan bawah sampul. Selain itu, di bagian tengah sampul modul ter-
keseluruhan
aspek
penilaian
Tabel 5. Rata-rata Validasi Ahli Materi, Guru Bahasa Indonesia, dan Penilaian Siswa
yakni aspek bahasa, modul yang dikembangkan memperoleh rata-rata
Rata-rata Skor
Kategori
4.
Siswa
3.
Guru
1. 2.
3,71
4,04
4,24
4,00
Baik
4,00
4,07
4,14
4,07
Baik
4,00
4,05
4,31
4,12
Baik
4,00
4,11
4,52
4,21
Sangat Baik
Aspek yang Dinilai Ahli Materi
No.
skor 4,12 dengan tingkat kelayakan
Isi Penya jian Bahasa Kegra fikan
Jumlah Rata-rata skor
pula pada aspek kegrafikan, rata-rata skor yang diperoleh adalah 4,21 dengan
tingkat
kelayakan
84,2%
berkategori “sangat baik”. D. SIMPULAN Setelah melakukan penelitian dan pengembangan produk, dapat
16,40
4,10
82,4% berkategori “baik”. Demikian
Baik
Hasil uji validasi dan penilaian
diperoleh kesimpulan hasil penelitian dan pengembangan sebagai berikut.
ahli materi, guru Bahasa Indonesia,
Hasil dari pengumpulan infor-
dan siswa menunjukkan bahwa modul
masi terkait dengan gambaran pembe-
pembelajaran “Apresiasi Cerpen dan
lajaran apresiasi sastra di sekolah
Fabel
Sinektik”
diketahui bahwa pembelajaran apre-
dinyatakan “layak” untuk digunakan.
siasi cerpen dan fabel telah sampai
Agar dapat dinyatakan layak, produk
pada tahap merasakan, membayang-
harus memiliki kategori minimal
kan, memikirkan, dan mencipta. Pem-
“cukup”. Rata-rata skor keseluruhan
belajaran apresiasi masih berpusat
aspek hasil validasi dari ahli materi,
pada materi dalam buku teks pela-
guru Bahasa Indonesia, dan siswa
jaran. Selain itu, siswa mengalami
adalah 4,10 dengan tingkat kelayakan
kesulitan dalam upaya penggalian ide.
82% berkategori “baik”. Pada aspek
Hasil pengumpulan informasi
Berbasis
Model
isi, rata-rata skor yang diperoleh
terkait
adalah 4,00 dengan tingkat kelayakan
pemanfaatan buku teks pelajaran
80% dengan kategori “baik”. Aspek
didapatkan hasil bahwa buku teks
penyajian modul yang dikembangkan
pelajaran menjadi sumber belajar
memperoleh
4,07
utama dalam kegiatan pembelajaran.
81,4%
Hasil telaah terhadap buku teks
dengan
skor
tingkat
rata-rata
kelayakan
berkategori “baik”. Pada aspek ketiga
pelajaran
dengan
yang
penggunaan
digunakan
dan
oleh
sekolah sampel menunjukkan bahwa
keseluruhan, didapatkan rata-rata 4,10
masih terdapat kelemahan di dalam
berkategori “baik” dengan tingkat
buku teks yang digunakan. Oleh
kelayakan 82%.
karena itu, penggunaan buku teks masih
membutuhkan
bahan
ajar
Penelitian dan pengembangan ini
memiliki
keterbatasan
yakni
lainnya guna melengkapi kelemahan
waktu, biaya, dan tenaga. Adapun
tersebut.
keterbatasan itu sebagai berikut.
Berdasarkan
penelitian
dan
1. Produk
yang
dikembangkan
pengembangan yang telah dilakukan,
terbatas pada satu keterampilan,
dapat
yakni
diketahui
langkah-langkah
pengembangan modul yaitu tahap
keterampilan
apresiasi
cerpen dan fabel saja.
penelitian dan pengumpulan infor-
2. Penilaian yang dilakukan hanya
masi, tahap perencanaan, dan tahap
terbatas pada tiga puluh orang
pengembangan. Produk yang dikem-
siswa sebagai responden, dan
bangkan dalam penelitian ini adalah
hanya dilakukan di satu sekolah.
“Modul
Pembelajaran
Apresiasi
Cerpen dan Fabel Berbasis Model
E. DAFTAR PUSTAKA
Sinektik untuk Siswa SMP”. Modul
Adler, Mortimer & Charles van Doren. 2011. Meraih Kecerdasan: Bagaimana Seharusnya Anda Meraih Manfaat Hebat dari Bacaan?. Terjemahan Lala Herawati Dharma. Bandung: Nuansa.
berisi uraian materi apresiasi cerpen dan fabel, latihan-latihan, dan evaluasi. Penyajian materi di dalam modul didasarkan pada model sinektik. Modul juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan modul, contoh-contoh, ilustrasi, glosarium, dan kunci jawaban. Berdasarkan hasil uji validasi ahli materi, guru Bahasa Indonesia, dan penilaian dari siswa, didapatkan hasil bahwa modul yang dikembangkan dinyatakan “layak” untuk digunakan. Hasil penilaian secara
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Giyato. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Diakses dari http://www.suaramerdeka.com pada 27 Januari 2015. Ismawati, Esti. 2011. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching (Model-model Pembelajaran) terjemaham Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryaman, Maman. 2012. Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY Press. Suryaman, Maman, Syamsul Sodiq, dan Esroq Heru Prasetyo. 2006. “Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” Diktat. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Depdiknas. Suryaman, Maman. 2010. Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra. Jurnal Cakrawala Pendidikan (online). Mei 2010 Th. XXIX Diakses dari http://www.download.portalga ruda.org pada 21 Januari 2015.