34
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017
PENGEMBANGAN MODEL TALKING STICKS DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS X (IPA 1) DI SMAN 4 BANGKALAN- MADURA Moh. Arief Wahyudi STKIP PGRI Bangkalan, Madura Email:
[email protected]
Abstrak. Ada model pembelajaran yang bisa membantu guru kelas X di sekolah menegah atas dalam bidang studi bahasa Inggris yaitu model dengan menggunakanTalking Sticks.Peneliti menggunakan metode Descriptif Kualitatif dengan instrument observasi check list sebanyak tiga kali pertemuan maka data yang dihasilkan bahwa jumlah total skore pada jawaban“yes” berjumlah 9 dan“no” berjumlah 0 dengan jumlah indikator 9. Dan di simpulkan siswa kelas X (IPA 1) di SMAN 4 sukses dalam menggunakan Talking Sticks untuk mengungkapkan opininya/ gagasan dengan menggunakan bahasa Inggris.Maka Pengembangan model tersebut pada pembelajaran bidang studi Bahasa Inggris khususnya keterampilan berbicara telah berhasil diterapkan didalam kelas dalam bentuk diskusi serta dapat memperbaiki speaking siswa. Kata kunci: Model Talking Sticks, Pengembangan Abstract. There is a learning model that can help teachers in class X of Senior high schools in the field of study of the English language namely a Talking Sticks Model. The researchers used a Descriptive Qualitative method with the instrument of observation check list by three meeting times. Generated data that the total number of scores on the answer "yes" numbered 9 and "no" numbered 0. The number of indicators was 9 and concluded class X (IPA 1) SMAN 4 was success by using Talking Sticks to express his opinions / ideas in the English language. Then the model development in this study of learning English speaking skills a particular have been successfully applied in at classroom in the form of discussion and can improve students' speaking skill. Keywords: Talking Sticks Model, Development
dengan menerapkan berbagai strategi metode
PENDAHULUAN Dalam
pelaksanaan
salah satu masalah yang
pembelajaran, sering dijumpai
maupun media yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa.
adalah kurangnya keaktifan siswa. Faktor
Dalam pelajaran bahasa Inggris, ada
penyebab tersebut bisa berasal dari diri siswa
empat keterampilan yang harus dikuasai
dan dapat pula bersumber dari guru. Untuk
yaitu membaca, berbicara, mendengarkan
itu guru harus mencari tahu apa faktor
dan menulis. Keempat keterampilan tersebut
penyebabnya. Guru harus introspeksi diri,
terintegrasi dan terkait satu sama lain. Hal ini
jangan asal menyalahkan siswa. Setelah
telah diajarkan oleh setiap sekolah sehingga
mengetahui faktor penyebabnya, langkah
semua siswa harus memahaminya. Dalam
selanjutnya
mengembangkan
guru
harus
mampu
mengupayakan peningkatan keaktifan siswa
kemahiran
berbicara,
seseorang perlu berkomunikasi dengan yang
35
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 lain serta harus aktif dalam kehidupan sehari-
Dengan demikian diharapkan tidak ada siswa
hari, ketika kita tidak mencoba maka tidak
yang pasif.
terwujud. Fakta menyatakan, bahwa tidak
Tujuan khusus dari penelitian ini
semua siswa memahami kemampuan dalam
adalah a. Menjelaskan penerapan model
keterampilan berbicara dengan menggunakan
pembelajaran
talking
sticks
dalam
bahasa
keterampilan
berbicara
bahasa
Inggris
Inggris.Dalam
hal
ini,
peneliti
mencoba mengadakan pengamatan di setiap
khususnya siswa KelasX di Bangkalan-
sekolah khususnya siswa kelas X (IPA 1) di
Madura,
SMAN
tidak
terhadap model pembelajaran talking sticks
mengetahui bagaimana ketrampilan berbicara
khususnya siswa Kelas X (IPA 1)diSMAN 4
dalam
Bangkalan- Madura. Dari pengembangan
4
Bangkalan.
bahasa
Inggris,
mengungkapkan
Mereka
memahami
pendapat/ide
dan dalam
model
b.
Mengetahui
tersebut
maka
respon
muncul
suatu
berkomunikasi. Setelah dilakukan observasi
pertanyaan
ternyata yang menjadi akar permasalahan
penerapan model tersebut terhadap siswa
penyebab ketidakaktifan siswa adalah karena
kelas X (IPA 1) di SMAN 4 Bangkalan? 2.
guru
Bagaimanakah responds
masih
menerapkan
konvensional
dalam
metode pelaksanaan
pembelajaran. Akibatnya siswa cenderung
penerapan
yaitu:1.
siswa
model
Bagaimanakah
siswa
pembelajaran
terhadap dengan
menggunakan Talking Sticks?
bosan dan merasa tidak senang. Dalam
Pembelajaran, Ada tiga ciri- cirri khas
memecahkan masalah ini peneliti mencoba
yang terkandung dalam system pembelajaran
untuk
oleh Hamdani, 2011: 31-32), yaitu:
membantu
dengan
menggunakan
model pembelajaran yaitu Talking Sticks
1. Rencana
ialah
penataan
ketenagaan,
atau tongkat berbicara. Pengembangan dan
material dan prosedure yang merupakan
penerapan
system pembelajaran dalam suatu rencana
diharapkan pembelajaran
metode mampu
Stick
menjadikan
suasana
2. Saling ketergantungan antara unsur- unsur
menyenangkan serta dapat meningkatkan
system pembelajaran yang serasi dalam
keaktifan
suatu keseluruhan
siswa. dengan
lebih
menarik
khusus
dan
pembelajaran
yang
Talking
Dalam pelaksanaan penerapan
metode
3. Tujuan, system pembelajaran mempunyai
tersebut, siswa harus selalu siapa dan sigap.
tujuan tertentu yang hendak dicapai cirri
Siswa dituntut untuk berani mengemukakan
ini memiliki dasar perbedaan antara
pendapatnya. Siswa juga harus dapat berlatih
system manusia dan alami (naturall).
disiplin dengan mengikuti aturan
Tujuan utama siswa adalah pembelajaran
yang
berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.
agar siswa belajar,
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017
36
Tujuannya
adalah
cara
yang
sticks merupakan metode pembelajaran yang
disampaikan guru untuk menyampaikan
memanfaatkan
pelajaran kepada siswa, karena penyampaian
pembelajaran.
tongkat
sebaga
imedia
itu berlangsung dengan interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang
digunakan
untuk
dalam
a. Talking
sticks
pembelajaran
80)
dengan
1. Talking Sticks
memegang adalah
tongkat
Sticks
termasuk
model
kooperatif
ini
Talking
berlangsungnya pelajaran (Hamdani, 2011:
sticks
model
pembelajaran
mengadakan hubungan dengan siswa saat
Talking
sebagai
bantuan
tongkat,
tongkat
pertanyaan
dari
dilakukan
siapa
wajib
yang
menjawab
gurusetelah
siswa
berbicara yang telah digunakan kalangan
mempelajari materi pokok.Menurut Kagan
dewan
(2000:1)mengatakan
untuk
memutuskan
siapa
yang
mempunyai hak untuk berbicara. Pada saat
kooperatif
pimpinan
dan
digunakan dalam prosedur pembelajaran
memhahas masalah ia harus memegang
interaktif, dimana siswa belajar bersama-
tongkat. Tongkat akan berpindah pada orang
sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk
lain
memecahkan berbagai masalah”.Setiap siswa
rapat
apabila
mulai
ia
berdiskusi
ingin
berbcara
atau
menanggapi.
tidak
Metode talking stick adalah sebuah metode
pendidikan
yang
dilaksanakan
adalah
bahwa”Belajar
hanya
individunya, membantu
suatu
istilah
menyelesaikan tetapi
tugas
yang
tugas
juga
berkewajiban
teman
kelompoknya,
dengan cara member kebebasan kepada
sampai semua anggota kelompok memahami
peserta didik untuk dapat bergerak dan
suatu konsep.
bertindak dengan leluasa sejauh mungkin
Model
Pembelajaran
Talking
menghindari unsur-unsur perintah sepanjang
Sticksini adalah sebuah Model Pembelajaran
tidak merugikan bagi peserta didik dengan
yang dilaksanakan dengan cara memberi
maksud
dan
kebebasan kepada peserta didik untuk dapat
diri
bergerak dan bertindak dengan leluasa sejauh
(ZainalAqib, 2013 :26). Metode talking
mungkin menghindari unsur-unsur perintah
sticks
berbicara,
dan keharus paks aan sepanjang tidak
menciptakan
merugikan bagi peserta didik dengan maksud
suasana yang menyenangkan dan membuat
untuk menumbuhkan dan mengembangkan
siswa lebih aktif dalam proses belajar
rasa percaya diri.
untuk
mengembangkan
melatih
metode
mengajar.
menumbuhkan rasa
untuk
pembelajaran
percaya
berani ini
Metode pembelajaran talking
37
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 Selain melatih berbicara dan juga
2.
Menyiapkan tongkat sepanjang 15 cm
menciptakan suasana yang menyenangkan
3.
Guru menyampaikan materi pelajaran,
dan membuat siswa aktif.
kemudian memberikan kesempatan para
Adapun langkah-langkah penerapan
kelompok
Model Pembelajaran Talking Stick menurut Suyatno (2009:124) adalah:
membaca
dan
mempelajari meteri 4.
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat, guru menyampaikan materi
untuk
Siswa
berdiskusi
untuk
membahas
masalah yang terdapat dalam wacana 5.
Setelah kelompok selesai membaca
pokok yang akan dipelajari, kemudian
materi pelajaran dan mempelajari isinya,
memberikan kesempatan kepada
guru mempersilakan anggota kelompok
peserta didik untuk membaca dan
untuk menutup isi bacaan
mempelajari materi pada
6.
Guru
Mempersiapkan
tongkat
dan
pegangan/paketnya.
memberikan kepada salah satu anggota
Setelah selesai membaca
kelompok, setelah itu guru memberi
buku dan mempelajarinya, guru
pertanyaan dalam anggota kelompok
mempersilahkan peserta didik untuk
yang memegang tongkat tersebut harus
menutup bukunya.
menjawabnya.
2. Guru mengambil tongkat dan memberikan
sampai
Demikian
sebagian
seterusnya
besar
siswa
kepada peserta didik, setelah
mendapatkan bagian untuk menjawab
itu guru memberikan pertanyaan dan pese
setiap pertanyaan dari guru
rta didik yang memegang
7.
Siswa lain boleh membantu menjawab
tongkat tersebut harus menjawabnya, dem
pertanyaan jika anggota kelompoknya
ikian seterusnya sampai sebagian besar
tidak menjawab pertanyaan
peserta didik
8.
Guru memberikan kesimpulan
mendapat bagian untuk menjawab setiap
9.
Guru melakukan evaluasi/ penilaian,
pertanyaan dari guru. 3. Guru memberikan kesimpulan.
baik secara kelompokmaupun individu 10. Guru menutup pelajaran
4. Guru melakukan evaluasi 5. Guru melakukan penutupan pembelajaran Langkah-langkah penerapan yang lainnya menurut (Agus Suprijono,2009:109) sebagai
b.
Tujuan Model Pembelajaran Talking Stick Metode Talking Sticks termasuk dalam
berikut:
pembelajaran kooperatif karena memiliki
1.
Guru membentuk kelompok yang terdiri
ciri-ciri yang sesuai dengan pembelajaran
atas 5 orang
kooperatif yaitu:
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017
38
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
4. Melatih mencoba mencari penyelesaian dari masalah pertanyaan dari guru 5. Membuat siswa ceria, senang dan melatih
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
mental untuk siap dalam kondisi apapun 6. Membuat lebih giat belajar
rendah. 3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
4. Aspek yang di nilai dalam keterampilan berbicara
kelamin yang berbeda.
Dalam hal ini pembelajaran model
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok
Talking
Sticks
ketimbang individu.
sebagai berikut; 1. Aspek
menggunakan
penilaian
perbendaharaan
kata
(vocabulary),
3. Manfaat Talking Sticks MenurutWina Sanjaya (2007:cet. Ke3) manfaat Talking Sticks yaitu:
2. Aspek kecakapan dalam pemahaman (comprehension)
1. Menguji kesiapan siswa
3. Aspek kelancaran (fluency)
2. Melatih memahami dengan cepat
4. Aspek logat (accent) dan
3. Melatih untuk berbicara dengan cara
5. Aspek gramatikal (grammar)
mengekpresikan sesuai pengetahuan siswa tentang masalah
Rubrik penilaian Nunan (1994) Proficiency description Accent Grammar Vocabulary Fluency Comprehension
1 0 6 4 2 4
2 1 12 8 4 8
Kreteria penilaian
3 2 18 12 6 12
4 2 24 16 8 15
5 3 30 20 10 19
6 4 36 24 12 23
4 : Mudah dipahami meskipun dengan aksen
Logat ( Accent)
tertentu
6 : Penutur asli
3 : Ada masalah pengucapan yang membuat
5 : Mudah dipahami dan memiliki aksen
pendengar harus konsentrasi penuh dan
penutur asli
kadang- kadang ada kesalahpahaman
39
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 2 : Sulit dipahami karena ada masalah
4 : Kelancaran agak banyak terganggu oleh
pengucapan, sering diminta mengulang
masalah bahasa
1: Masalah pengucapan serius sehingga tidak
3 : Lancar seperti penutur asli
bisa dipahami
2 : Sering ragu-ragu dan terhenti karena
Gramatikal (Grammar)
keterbatasan bahasa
6 : Tidak ada kesalahan
1 : Bicara terputus-putus dan terhenti
5 : Tidak ada atau sedikit kesalahan tata
sehingga percakapan tidak mungkin terjadi
bahasa
Kecakapan (Comprehension)
4 : Kadang-kadang membuat kesalahan tata
6 : Memahami semua tanpa mengalami
bahasa tetapi tidak mempengaruhi makna
kesulitan
3 : Sering membuat kesalahan tata bahasa
5 : Memahami semuanya, walau ada
yang mempengaruhi makna
pengulangan pada bagian tertentu
2 : Banyak kesalahan tata bahasa yang
4 : Memahami hampir semuanya, walau ada
menghambat makna dan sering menata ulang
pengulangan pada bagian tertentu
kalimat
3 : Memahami sebagian besar apa yang
1 : Kesalahan tata bahasa begitu parah
dikatakan bila bicara agak diperlambat walau
sehingga sulit dipahami
ada pengulangan
Kosa-kata (Vocabulary)
2 :
6 : Penutur asli
percakapan sederhana
5 : Menggunakan kosa kata dan ungkapan
: Susah mengikuti apa yang dikatakan.
Tidak bisa memahami walaupun
seperti penutur asli 4 : Kadang-kadang menggunakan kosa kata yang tidak tepat
METODE Berkaitan
dengan
penelitian,
tepat, percakapan menjadi terbatas karena
Penelitian diskriptif kualitatif karena tujuan
keterbatasan kosa kata
dari penelitian ini adalah untuk menemukan
2 : Menggunakan kosa kata secara salah dan
solusi terhadap permasalahan yang terjadi
kosa kata terbatas sehingga sulit dipahami
dikelas.Dalam
1 : Kosa kata sangat terbatas sehingga
menggunakan
percakapan tidak mungkin terjadi
Pendekatan
Kelancaran (Fluency)
mendeskripsikan
6 : Tidak ada masalah sedikitpun
berbicara (speaking skill) melalui metode
5 : Kelancaran tampak
Talking
oleh masalah bahasa
peningkatan
ini
belakang
3 : Sering menggunakan kosa kata yang tidak
sedikit terganggu
penelitian
latar
menggunakan
penelitian
ini
pendekatan kualitatif
Sticks.
peneliti, kualitatif.
digunakan
proses
Untuk
kemampuan
untuk
pembelajaran
mengetahui berbicarasiswa,
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017
40
peneliti menggunaka pensekoran (scoring
Setelah mendapatkannya maka peneliti sudah
rubric) yang terdapat ada bab II untuk
bisa mengadakan penelitian di sekolah
mengukurnya.
tersebut.Dalam observasi kedua pada tanggal
Subjek penelitian ini adalah siswa
10 November 2016, Metode yang di pakai
kelasX (IPA I) di SMAN 4 Bangkalan yang
guru
dimana terdapat 30(tiga puluh) siswa dikelas
Kooperative yaitu berupa diskusi kelompok
tersebut, peneliti memilih kelas ini karena
yang dimana terdiri dari 5 anggota pada tiap-
kelasnya heterogen. Dalam penelitian ini,
tiap
terdapat
topikyang berjudul ’’Mobile Phone’’ dalam
beberapa
langkah
yang
yaitu
kelompok
menggunakan
untuk
membahas
materi
pengamatandengan menggunakan check list
appendik I). Jumlah siswa kelas X (IPA 1)
yang dilakukan 3 kali , yaitu:
adalah 30 siswa dan ada 6 kelompok. Maka
1. Peneliti masuk ke dalam ruangan kelas
dari hasil data yang didapat diatas bisa di simpulkan
2. Peneliti mengamati kegiatan guru dan
Talking
Bahasa
bahwa Sticks,
Inggris
suatu
akandilakukan pada instrument observasi/
dan duduk di belakang siswa
pelajaran
metode
sebelum peneliti
(lihat
penerapan menemukan
siswa dalam proses belajar- mengajar
beberapa permasalahan dalam keterampilan
dikelas
berbicara pada siswa kelas X (IPA 1)di
3. Peneliti
menggunakan
draft/
table
observasi dengan check list 4. Peneliti
menganalisa
data
SMAN 4Bangkalan yaitumasih lemahnya siswa dalam berbicara menggunakan bahasa
dengan
Inggris, Dari hasil pengamatan observasi
menyimpulkan hasil dari pengamatan
pertama dengan menggunakan check list
dikelas
yaitu jumlah total skore pada jawaban “yes” berjumlah 5 dan “no” berjumlah 4 dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah indikator yang dipakai 9.Hal ini
1. Sebelum Penerapan Model Talking
dikarenakan siswa kurang/ tidak siap untuk
Sticks
mengungkapkan/ mengekspresikan ide- ide/
Sebelum mengambil data, peneliti
gagasan tentang topic yang di berikan oleh
mengadakan observasi pertamapada tanggal
guru saat diskusi kelompok berlangsung,
08 November 2016, untuk mencari informasi
Permasalahan diatas tersebut juga berkaitan
terlebih dahulu tentang metode yang di pakai
dengan
oleh guru pengajar bidang studi Bahasa
Speaking skill.Aspek pertama adalah logat
Inggris khususnya yang berhubungan dengan
(accent), peneliti menemukan3 siswa yang
keterampilan berbicara di dalam proses
nilai aspek logatnya 1 (satu), 14 siswa yang
belajar mengajar dan ijin dari pihak sekolah.
mendapatkan nilai 4 (empat), 11 siswa yang
aspek-aspek
penilaian
dalam
41
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 mendapatkan
nilai 3 (tiga). Aspek kedua
mencoba untuk berdiskusi dengan guru
adalah gramar (grammar),2 siswa yang
pengajar bahasa Inggris tentang metode
mendapatkan nilai 6 (enam), 5 siswa yang
Talking Sticks, karena dengan metode ini
mendapatkan nilai 12 (duabelas),15 siswa
maka
mendapatkan nilai 18 (delapan belas) dan 7
memaparkan ide- ide/ gagasan yang sesuai
siswa mendapatkan 24 (dua empat).
dengan topik yang diajarkan. Dari hasil
Aspek
ketiga,
siswa
akan
selalu
siap
untuk
kosa-kata
pengamatan yang ketiga pada tanggal 17
(Vocabulary), penguasaan kosa-kata siswa
November 2016, peneliti mendapatkan data
bermacam-macam, terdapat 4 siswa yang
dan menganalisanya yaitu jumlah total skore
mendapatkan
pada jawaban “yes” berjumlah 9 dan “no”
nilai 8 (delapan), 12 siswa
yang mendapatkan nilai 16 (enam belas),12 siswa yang mendapatkan
berjumlah 0 dengan jumlah indikator 9.
nilai 20 (dua
Aspek pertama adalah logat (accent),
puluh) dan 2 siswa mendapatkan24 (dua
peneliti menemukan14 siswa yang nilai
empat). Aspek keempat adalah kelancaran
aspek logatnya 3 (tiga), 11 siswa yang
(fluency), terdapat 1 siswa mendapatkan
mendapatkan
nilai 4 (empat), 2 siswa yang mendapatkan
mendapatkan nilai 4 (empat). Aspek kedua
nilai 6 (enam), 6 siswa yang mendapatkan
adalah gramar (grammar), 21siswa yang
nilai
siswa
mendapatkan nilai 24 (dua empat), 7siswa
mendapatkan 10 (sepuluh). Sedangkan aspek
yang mendapatkan nilai 18 (delapan belas),2
yang
siswa mendapatkan
12
(dua
belas)
terakhir
dan
adalah
15
kecakapan
nilai 2 (dua), 5siswa yang
(comprehension), terdapat 4 siswa yang
Aspek
mendapatkan nilai 4 (empat), 3 siswa yang
penguasaan kosa-kata siswa, terdapat 19
mendapatkan nilai 8 (delapan), 1 siswa yang
siswa yang mendapatkan
mendapatkan nilai 12 (dua belas), 12 siswa
puluh), 11 siswa yang mendapatkan nilai 24
mendapatkan 15 (lima belas), 10 siswa
(dua
mendaatkan
kelancaran
1(satu)
dan
2
siswa
mendapatkan 23(dua puluh tiga).
2. Setelah
Penerapan
Model
ketiga,
nilai 30 (tiga puluh).
empat),
mendapatkan
Talking
kosa-kata
Aspek
(fluency),
(Vocabulary),
nilai 20 (dua
keempat terdapat
adalah 19siswa
nilai
10 (sepuluh), 1siswa
yang mendapatkan
nilai 8 (delapan),
10siswa yang mendapatkan nilai 12 (dua belas). Sedangkan aspek yang terakhir adalah
Sticks Dari
hasil
pemaparan
diatas
kecakapan
(comprehension),
bahwa keterampilan berbicara siswa kelas X
21siswa
(IPA 1) masih lemah.Dalam mengatasi
(Sembilan belas), 1 siswa yang mendapatkan
permasalahan
nilai 18 (delapan belas) dan 18siswa yang
tersebut
maka
peneliti
yang mendapatkan
terdapat nilai 19
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017
42
mendapatkan nilai 23 (dua tiga).
meningkatkan
Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti mencari penyelesaian masalah
motivasi
belajar
dan
keaktifan siswa secara individu 3. Penerapan
talking
Sticks
dapat
pada bab I yang samplenya siswa kelas X
menjadikan siswa berperan aktif dalam
(IPA 1) di SMAN 4 Bangkalan yang
pembelajaran dan suasana belajar menjadi
berhubungan dengan keterampilan bahasa
hidup
Inggris yaitu dengan penerapan metode Talking sticks adalah baik sehingga bisa
SIMPULAN DAN SARAN
mengatasi siswa yang tidak bisa/kurang aktif
Dari hasil penelitian dengan judul
berbicara menjadi aktif serta termotivasi
“Pengembangan
untuk berbicara/mengekspresikan ide-ide/
dalamketerampilan berbicara Bahasa Inggris
gagasan mereka dalam bahasa Inggris.
pada siswa kelas X (IPA) 1 di SMAN 4
Sehingga
seorang
pakar
Model
Talking
Sticks
yang
Bangkalan, Madura” maka Pengembangan
bernama Wina Sanjaya (2007:cet. Ke-3)
model tersebut pada pembelajaran bidang
menjelaskan tentang manfaat Talking Sticks
studi Bahasa Inggris khususnya keterampilan
telah terbukti dengan analisis dari penelitian
berbicara telah berhasil diterapkan didalam
tersebut diatas yaitu:
kelas dalam bentuk diskusi serta dapat
1. Menguji kesiapan siswa
memperbaiki speaking siswa. Peningkatan
2. Melatih memahami dengan cepat
kemampuan
3. Melatih untuk berbicara dengan cara
mengungkapkan atau mengekpresikan ide-
mengekpresikan sesuai pengetahuan siswa
ide/ gagasan siswa sangat bagus hal ini di
tentang masalah
karenakan mereka bisa mengembangkan/
4. Melatih mencoba mencari penyelesaian dari masalah pertanyaan dari guru
berbicara
dalam
meilustrasikan / mendiskripsikan dengan sendirinya yang didasari pengalaman yang
5. Membuat siswa ceria, senang dan melatih mental untuk siap dalam kondisi apapun
ada
dan
keaktifan
mereka
sendiri.
Peningkatan tersebut melalui beberapa aspek
6. Membuat lebih giat belajar
dalam berbicara, yang paling dominan adalah
Serta terdapat temuan dari pengembangan
peningkatan aspek kosa-kata (vocabulary),
Talking Sticks adalah:
selanjutnya
1. Penerapan meningkatkan keaktifan
talking
Sticks
motivasi siswa
belajar
dalam
dapat dan proses
pembelajaran bahasa Inggris 2. Penerapan
talking
Sticks
aspek
kecakapan
(comprehension) dan kelancaran (fluency), tetapi
pada
gramatikal
aspek
logat
(grammar)
(accent) dan tidak
terlalu
berpengaruh karena siswa dituntut berfikir dapat
dan berkomunikasi dengan cepat.
Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 Peneliti saran
untuk
mempunyai
meningkatkan
beberapa ketrampilan
berbicara dalam bahasa Inggris melalui metode Talking Sticks (tongkat berbicara): a) sebagai
salah
satu
rujukan
tingkat SMA/ MA, b). Pengguna metodeini untuk mengontrol terhadap seluruh aktifitas yang telah direncanakan, c) memperbaiki apa yang menjadi kekurangan metode ini dalam aspek-aspek
PublisherCok, A. 2000. American accent training.USA: Barons. Sanjaya, Wina.2007. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
dalam
pembelajaran bidang studi bahasa Inggris di
meningkatkan
43
dalam
ketrampilan berbicara.
DAFTAR PUSTAKA Burns, A. 2010.Doing Action Research in English Language Teaching: A Guide for Practitioners.New York: Routledge. Chastain, K, Developing second language skills: theory to practice.USA: University of Virginia. Cohen, L. & Manion, L. & Morrison, K. 2000.Research Methods in Education.Fifth Eddition. London and New York: Routledge/Falmer Taylor and Francis Group. Cresswell. W. John. 1994. Research Design Qualitative & Quantitative Approach.Sage publication. Ellis, R. 2003. Second Language Acquisition. New York: Oxford University Press. Fromkin,V. Rodman, R. Hiyams, N. 2009. An introduction to language..New York:Wadsworth. Nunan, D. 1994, Second language teaching and learning, USA: Heinle
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alphabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Bandung. Supriyono, A. 2009. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Sutikno, M. Sobry, 2014. Metode dan Modelmodel Pembelajaran.Hdistica.Lombok. Mataram Suyatno. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Sumber:http//jurnalbidandiah.blogspot.com/ 20112/04/model-pembelajaran talking.sticks.html#ixzz3z4ftfv9u