Prana D. Iswara, Pengembangan Materi Ajar dan Evaluasi
PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN EVALUASI PADA KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMBACA Prana D. Iswara Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Email:
[email protected] Abstract Some of receptive language skills are listening and reading skills. Curriculum (Indonesian Curriculum 2006, 2013, or 2016 revision) is a standard curriculum used by teachers in the school. Learning to listen assessed on the ability of students retold orally or in writing. Learning reading rated from revealing reading materials orally or in writing. Listeners and readers comprehension must be equal to the intended speaker and author. Receptive expression in its evaluation involves the expressive ability (speaking and writing) to revive the gathering and reading. Evaluation of the learning listening and reading could have been a test, performance test, project or portfolio. Keywords: learning materials, evaluation, listening, reading.
Abstrak Keterampilan berbahasa yang reseptif yaitu keterampilan mendengarkan dan membaca. Kurikulum (baik Kurikulum 2006, 2013, atau revisi 2016) merupakan kurikulum standar yang digunakan oleh guru-guru di sekolah. Pembelajaran mendengarkan dinilai dari kemampuan siswa mengungkapkan kembali simakan secara lisan atau tertulis. Pembelajaran membaca dinilai dari mengungkapkan bacaan secara lisan atau tertulis. Pemahaman pendengar dan pembaca mesti sama dengan maksud pembicara dan penulis. Ekspresi reseptif dalam evaluasinya melibatkan kemampuan ekspresif (berbicara dan menulis) untuk mengungkapkan kembali simakan dan bacaan. Evaluasi pada pembelajaran mendengarkan dan membaca bisa saja berupa tes, tes kinerja, proyek atau portofolio. Kata kunci: materi pembelajaran, evaluasi, mendengarkan, membaca.
PENDAHULUAN keterampilan
~ berbahasa
Pembelajaran
begitu, kompetensi akan terukur secara
yang
sahih (valid). Pengembangan materi dan
bersifat
reseptif adalah keterampilan membaca
evaluasi
dan menyimak (mendengarkan). Dalam
dengan penelitian tindakan kelas (PTK).
pembelajaran
keterampilan
pembelajaran
erat
kaitannya
membaca
dan menyimak, guru mesti memperhatikan
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan
pemahaman
penelitian yang mengembangkan materi
bacaan
dan
pembelajar simakan.
terhadap Guru
mesti
pembelajaran,
metode
mengembangkan proses pembelajaran
media
yang efektif bagi siswa. Dengan begitu,
pembelajaran. Fokus penelitian ini ada
guru
materi
pada peningkatan prestasi siswa. Namun,
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
peneliti dapat pula memfokuskan pada
kurikulum. Pembelajaran yang efektif juga
pengembangan
berarti
metode
mesti
mengembangkan
pembelajaran
ini
mempunyai
pembelajaran,
pembelajaran, serta
evaluasi
materi pembelajaran,
pembelajaran,
dampak terhadap pemahaman siswa.
pembelajaran,
Guru pun mesti mengembangkan evaluasi
pembelajaran. Dengan begitu, masalah
yang cocok bagi pembelajaran. Dengan
penelitian [86]
pada
serta
media
PTK
bisa
evaluasi saja
tidak
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016
monoton atau seragam.
berarti puisi-puisi yang dipilih merupakan puisi-puisi yang mendapatkan pujian, atau
MEMBACA
diperbincangkan di kalangan akademisi,
Keterampilan
membaca
meliputi
sastrawan, dan masyarakat umum. Selain
membaca dalam hati dan membaca
itu, ada baiknya untuk memilih pujangga-
nyaring. Contoh membaca dalam hati
pujangga yang terkenal dari khazanah
adalah
menemukan
kesusastraan Indonesia. Dengan begitu,
pikiran pokok atau menyimpulkan isi cerita.
diharapkan siswa akan mengenal karya-
Contoh
karya sastra (puisi) dan mengenal para
membaca
bisa
untuk
membaca
nyaring
adalah
membaca puisi atau berpidato. Evaluasi
punjangga
membaca
Indonesia.
nyaring
kenyaringan, Evaluasi
dapat
lafal,
intonasi,
membaca
membaca
siswa
dari
puncak
kesusastraan
ekspresi.
pemahaman
atau
Kelas dapat dibagi menjadi sejumlah
adalah
kelompok, misalnya empat, lima, atau
mengungkapkan
enam kelompok yang terdiri atas tiga,
dalam
kemampuan
diukur
dari
hati
kembali isi bacaan. Siswa harus mampu
empat,
mengungkapkan
dengan
berbeda-beda dapat dapat dibagikan
bahasa baik dan benar (Alwi, 1998: 19;
kepada setiap kelompok. Dengan begitu,
Iswara dan Harjasujana, 1996; Wikisource,
setidaknya seluruh kelas mengkaji empat,
2012).
lima, atau enam puisi. Setiap anggota
isi
bacaan
atau
kelompok
lima
akan
siswa.
Puisi
mengkaji
puisi
yang
ini
akan
Membaca Puisi
dimilikinya.
Salah satu pelajaran membaca nyaring
mengungkap makna puisi, tema, sikap
adalah membaca puisi. Untuk pelajaran
penyair terhadap pembaca, sifat puisi
membaca puisi, guru harus menyiapkan
terhadap
sejumlah
(Djuanda dan Iswara, 2011). Siswa pun
puisi
untuk
pengajaran.
Pengkajian
yang
tema,
mengkaji
atau
Semestinya guru tidak mengajarkan hanya
dapat
satu atau dua puisi dalam satu kali
terangkum dalam intonasi. Siswa pun
pembelajaran. Lebih banyak puisi yang
dapat
diajarkan kepada siswa lebih baik bagi
ekspresi
siswa. Pengalaman sastra siswa pun akan
membaca puisi di depan kelas.
mengkaji yang
jeda,
amanatnya
dan akan
nada
yang
mengeksplorasi dilakukan
saat
lebih kaya. Guru yang mengajarkan hanya satu puisi untuk satu kelas akan mengalami
Guru mempersilakan siswa satu per satu
kejenuhan. Siswa pun akan jenuh karena
membacakan
seluruh kelas hanya membaca satu puisi.
(kelompoknya) di depan kelas. Karena ada
puisi
yang
dimilikinya
lebih dari tiga puisi yang dikaji di kelas, guru Puisi dapat dipilih dari puisi dari puncak
dan siswa tidak dijenuhkan dengan puisi
khazanah kesusastraan Indonesia. Hal ini
yang dibacakan oleh siswa-siswa. [87]
Prana D. Iswara, Pengembangan Materi Ajar dan Evaluasi
Evaluasi membaca puisi ditekankan pada
Membaca: Menemukan Pikiran Pokok
kenyaringan,
ekspresi.
Salah satu tujuan kegiatan membaca ialah
Intonasi didefinisikan sebagai sistem dari
menemukan pikiran pokok. Pikiran pokok
jeda,
ekspresi
acap kali identik dengan gagasan pokok,
ditunjukkan melalui mimik wajah, gerakan
ide pokok, ide dasar, gagasan dasar,
tangan,
dan
kalimat utama, bahkan kata kunci dan
menjauh,
bergeser).
lafal,
nada.
intonasi,
Sedangkan langkah
(mendekat,
Sekalipun
begitu,
pokok
pikiran.
Istilah
kalimat
utama
penilaian membaca puisi mesti merupakan
sebenarnya lebih merujuk pada bentuk
penilaian yang utuh (holistik) yang acap
kalimat, sedangkan pikiran, gagasan, ide
kali
semestinya
tidak
bisa
diurai
dari
bagian-
bagiannya.
berarti
tidak
selamanya
berbentuk kalimat, bisa kata, atau frasa. Pada pembelajaran membaca teks, guru
Penskoran
dengan
harus menyiapkan teks. Teks yang dipilih
membubuhkan skor total misalnya sepuluh.
guru untuk siswa dapat diukur terlebih
Dengan begitu, siswa mendapatkan skor
dahulu keterbacaannya (Wikipedia, 2014
awal
sepuluh.
dan 2015). Namun, acap kali pengukuran
Kesalahan satu intonasi akan mengurangi
keterbacaan tidak diperlukan untuk tes
satu poin. Siswa mendapatkan skor awal
harian yang sederhana.
untuk
dapat
dilakukan
intonasi
sebesar
untuk ekspresi sebesar sepuluh. Kesalahan satu ekspresi akan mengurangi satu poin.
Saat
membaca,
menentukan
pembaca
kata-kata
kunci,
dapat atau
Membaca puisi dapat dievaluasi dengan
mengingat kata-kata kunci yang menjadi
mengelompokkan siswa untuk membaca
ide dasar dari teks yang ia baca. Kata
puisi yang berbeda-beda. Pada peristiwa
kunci itu mesti ia ingat karena ia mendasari
lomba
peserta
teks yang ia baca atau berkaitan dengan
membaca sebuah puisi dan bersaing
kata kunci lain yang mungkin ia temukan
dengan peserta lain yang membacakan
berikutnya.
membaca
puisi
pun,
puisi yang berbeda. Puisi ini diperoleh dari proses belajar. Puisi pada proses belajar
Di sini guru melatih siswa agar dapat
digeser sehingga berbeda dengan puisi
mengingat kata kunci. Pelatihan ini tidak
yang dibaca pada saat evaluasi.
bisa
dikatakan
mudah.
Guru
harus
membuat siswa terbiasa dalam membaca Lafal skor 3, intonasi skor 3, ekspresi skor 3.
dan mengingat kata kunci dari teks yang
Pada penilaian lomba bisa saja skor lafal
dibacanya. Guru pun harus membimbing
adalah 300, intonasi 300, ekspresi 300. Bisa
siswa untuk memahami teks yang ia baca.
saja, guru memberi skor lafal 10, nada 10,
Pelajaran seperti ini mestinya cukup intens
jeda 10, ekspresi 10.
diberikan pada pembelajaran membaca.
[88]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016
Tuntutan
kurikuluum
seperti
ini
mesti
dapat.
Siswa
membaca
teks
dan
dijawab guru dengan mengalokasikan
menangkap ide atau gagasan tanpa
waktunya
pelajaran-pelajaran
memperhatikan paragraf mana yang ia
membaca. Pelajaran membaca pun mesti
baca. Mungkin salah satu solusinya adalah
membimbing siswa pada pemahaman
pengajaran
bacaan yang terus berkembang. Dengan
membaca satu paragraf bukan beberapa
begitu,
paragraf.
untuk
pembaca
tidak
semestinya
paragraf.
Jadi
siswa
melupakan hal-hal yang telah ia baca. Daripada meminta siswa menyebutkan Seharusnya teks dibaca dalam waktu
sumber paragraf yang ia baca, guru dapat
terbatas. Guru memberikan teks kepada
meminta
siswa
siswa
sejumlah gagasan yang dapat ia peroleh
membacanya pada waktu yang terbatas.
saat ia membaca. Pilihan lainnya ialah
Setelah waktu yang disediakan habis, guru
guru dapat meminta siswa menjawab
dapat mendiskusikan isi teks dengan siswa.
pertanyaan berdasarkan bacaan.
dan
mempersilakan
siswa
agar
menyebutkan
Bila siswa mampu mengingat sejumlah hal berkaitan
dengan
maka
Evaluasi membaca teks dapat dilakukan
pemahaman siswa tentang bacaan sudah
dengan beberapa cara. Salah satu cara
cukup baik. Bila siswa kurang memahami isi
mengevaluasi kemampuan membaca teks
bacaan, maka guru mesti melatihkan agar
siswa adalah menuliskan kembali hal-hal
siswa
yang
mampu
bacaan,
mengingat
isi
bacaan
sudah
dibacanya
dalam
satu
dengan baik. Bila anak membaca sebuah
paragraf. Cara lainnya adalah menjawab
teks yang terdiri atas 300 kata dan
pertanyaan berdasarkan bacaan.
kemampuan membaca siswa kelas IV sekurangnya harus mampu membaca 75
Contoh soal yang dapat dibuat guru
kata per menit (kpm), maka waktu yang
adalah sebagai berikut. Siswa membaca
diberikan
itu
teks yang terdiri atas beberapa paragraf.
selambat-lambatnya selama empat menit.
Kemudian, guru meminta siswa untuk
untuk
membaca
teks
menuliskan empat pikiran pokok (gagasan Permasalahan adalah
siswa
dalam acap
membaca
teks
kali
bisa
tidak
atau ide) dari teks yang dibacanya.
mengingat paragraf mana ide yang ia
[89]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016
Soal Tulis definisi dari pikiran pokok (skor 2)! Tulis empat pikiran pokok (gagasan atau ide) dari teks yang kamu baca (skor 8)! Skor total 10 Deskriptor Pikiran pokok bisa berbeda. Walaupun prinsip kunci jawabannya sama, namun katakatanya bisa berbeda. Contoh sebuah paragraf dengan pikiran pokok “sayuran di dalam pot”, siswa dapat mengungkapkannya dengan kata-kata yang berbeda seperti “jenis sayuran di dalam pot”.
Membaca teks mempunyai persamaan
secara bersama. Guru dapat membimbing
dan perbedaan dengan membaca puisi.
siswa mengerjakan LKS. Siswa satu dengan
Membaca
siswa
teks
merupakan
pelajaran
lainnya
dapat
bekerja
sama
membaca lanjut yang mendorong siswa
mengerjakan LKS. Selanjutnya guru dan
untuk membaca dalam hati. Ketika siswa
siswa dapat melakukan evaluasi atas
membaca
latihan yang dilakukan siswa itu.
dalam
hati,
siswa
harus
berusaha memahami isi teks semaksimal mungkin.
Evaluasi dari pembelajaran membaca cerita dapat dilakukan dengan menjawab
Membaca: Menyimpulkan Isi Cerita Anak I
pertanyaan berdasarkan bacaan. Siswa
Dalam pembelajaran membaca untuk
dapat diminta membuat enam kalimat
menyimpulkan isi cerita anak, guru dapat
pernyataan berdasarkan cerita. Bila satu
memberikan sejumlah latihan membaca.
pertanyaan diberi skor satu maka skor
Siswa dikelompokkan untuk mendiskusikan
totalnya adalah enam. Selain itu, siswa
isi cerita anak. Dengan pengelompokan,
diminta
siswa diharapkan akan saling berbagi
Simpulan didefinisikan sebagai kalimat inti
kesenangan berkaitan dengan isi cerita,
yang dibuat dengan kreatifitas si pembaca
selanjutnya pemahaman terhadap cerita
sendiri.
untuk
membuat
simpulan.
pun dapat berkembang. Membaca: Menyimpulkan Isi Cerita Anak II Siswa dapat mengerjakan latihan berupa
Contoh
lembar kerja siswa (LKS) atau lembar kerja
membaca untuk menyimpulkan isi cerita
peserta
didik
tanak
dengan
pemahaman
(LKPD)
yang isi
berkaitan
cerita
yang
lainnya adalah
membaca
dalam sebagai
teks.
pembelajaran berikut.
Kemudian
Siswa guru
dibaca. LKS ini bisa saja tidak dinilai atau
mengumpulkan teks bacaan. Selanjutnya,
tidak menjadi nilai individu. Pengerjaan LKS
siswa mengerjakan soal menyimpulkan isi
ini
cerita
dilakukan
bersama
dan
dievaluasi [87]
anak.
Soal
terdiri
atas
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016
mengungkapkan sejumlah kalimat dan
mendengarkan dapat dilakukan oleh guru
membuat sebuah kalimat kesimpulan dari
dengan memperdengarkan suatu cerita.
cerita
Guru dapat langsung bercerita di depan
yang
dibacanya.
Bila
dalam
evaluasi, siswa diminta untuk menuliskan
kelas.
enam pikiran pokok atau enam kalimat
ceritanya
berkaitan dengan cerita, maka skor untuk
rekaman itu kepada siswa. Salah satu
setiap kalimat bisa saja dua. Jadi skor untuk
kekurangan
soal pertama adalah 6 kalimata x skor 2 =
adalah
12. Selanjutnya, bila dalam evaluasi siswa
seandainya siswa tidak memperhatikan.
pun diminta untuk menuliskan satu kalimat
Pengulangan itu bisa dilakukan namun
kesimpulan, maka skornya bisa saja dua.
akan merepotkan. Guru dapat memutar
Dengan begitu skor total untuk evaluasi
rekaman
menyimpulkan isi cerita anak adalah 12 + 2
Selanjutnya siswa diminta untuk mampu
= 14.
mengomentari tokoh cerita dongeng.
Seperti
keterampilan
pemahaman
pun
bisa
dan
dua
merekam
memperdengarkan
dengan
cerita
saja
teknik
tidak
kali
rekaman
bisa
bahkan
diulang
tiga
kali.
Guru menyiapkan cerita dongeng dan
teks
mestinya
diperdengarkan.
yang
terbatas.
audio, misalnya hp atau laptop. Guru harus
Misalnya anak membaca sebuah teks
yakin bahwa siswa dapat mendengarkan
yang terdiri atas 300 kata. Seorang siswa
media audio yang dibuatnya. Suara audio
kelas
yang
dibaca
lainnya,
membaca
Guru
dalam
V
waktu
sekurangnya
harus
mampu
nyaring
Menggunakan
sangat
penting
media
dalam
membaca 75 kata per menit (kpm).
pembelajaran. Tanpa audio yang nyaring,
Dengan begitu teks itu harus dibaca
siswa tidak akan bisa mendengarkan cerita
selambat-lambatnya selama empat menit.
dengan baik.
MENYIMAK
Dalam
Pembelajaran
menyimak
mendengarkan
bisa
mendengarkan
cerita
atau
pembelajaran
(menyimak)
siswa
mendengarkan
diharapkan
mampu
berupa
mengemukakan kembali hasil simakan.
atau
Siswa diminta untuk menyebutkan tema
mendengarkan isi pengumuman. Pada
atau
pembelajaran
akan
disarankan menyebutkan judul karena bisa
diminta untuk mampu mengemukakan
saja siswa kesulitan mengingat judul. Siswa
kembali
bisa saja lebih suka mengingat peristiwa
isi
menyimak,
simakan.
siswa
Kemampuan
ini
termasuk kemampuan yang kompleks dan
gagasan
cerita.
Siswa
tidak
daripada judul.
mesti dilatih. Evaluasi Menyimak dan Menanggapi Isi Cerita Pembelajaran
menyimak
pembelajaran
mendengarkan
dilakukan dengan menyebutkan nama atau
tokoh, [87]
sifat
tokoh,
dan
tanggapan
Prana D. Iswara, Pengembangan Materi Ajar dan Evaluasi
terhadap tokoh. Setelah mendengarkan
dilakukan
guru
dalam
menyimak
cerita, siswa diminta untuk menyebutkan
pengumuman adalah sebagai berikut.
tiga nama tokoh beserta sifatnya. Terakhir siswa diminta untuk menyebutkan tiga
1. Siswa menyebutkan lima bagian dari isi
tokoh beserta tanggapan siswa terhadap
pengumuman: 1. judul, 2. isi, 3. titimangsa
tokoh yang ia simak.
pembuatan,
4.
kalimat
penutup,
5.
penyampai (skor 5) Guru dapat memberikan latihan sebelum
2.
Siswa
evaluasi. Latihan dapat dilakukan siswa
pengumuman
dengan mengisi lembar kerja siswa (LKS)
pengumuman disampaikan oleh siapa
atau lembar kerja peserta didik (LKPD).
(skor1), (b) isi pengumuman apa (skor 1),
Dengan begitu, ada dua cerita yang harus
(c) ditujukan kepada siapa (skor 1), (d)
disiapkan guru. Satu cerita untuk latihan,
titimangsa kapan (skor 1)
satu lagi cerita untuk evaluasi. Dalam
3. tulis pengumuman dalam empat kalimat
latihan-latihan, siswa dilatih untuk dapat
(setiap kalimat skor 2)
mengungkapkan kembali hasil simakan.
4.
tulis
menyebutkan yang
kembali
empat
pokok
didengarnya,
pengumuman
(a)
dalam
bentuk pengumuman yang lengkap dan Menyimak Pengumuman Mendengarkan merupakan
kreatif menggunakan kata-kata sendiri
atau
menyimak
satu
keterampilan
salah
(kreatifitas skor 1), kesesuaian dengan isi pengumuman
berbahasa yang mesti dikuasai anak.
(skor
1),
kelengkapan
pengumuman (skor 1). Skor total 20.
Keterampilan menyimak diukur dengan kemampuan
siswa
kembali
simakan.
isi
menyimak
pun
Untuk
Keterampilan
pengumuman,
siswa
dapat
mengingat digunakan
singkatan WPIT yang merupakan singkatan
kemampuan siswa menjawab pertanyaan
dari waktu, penyampai, isi, tempat. Asosiasi
berdasarkan
dengan
mendengarkan
diukur
memudahkan
dengan
isi
dapat
mengungkapkan
simakan. yang
Keterampilan dikembangkan
singkatan
WPIT
akan
memudahkan siswa untuk mengingat butir
dalam pembelajaran harus dituangkan
pengumuman.
dalam tujuan instruksional (Arikunto, 1999:
asosiasi coklat.
Mungkin
saja
Analogi
129). Tujuan itu diuraikan menjadi indikator dalam rencana pembelajaran. Tujuan dan
Definisi kreatif yaitu siswa menggunakan
indikator itu mesti muncul dalam evaluasi.
kata-kata sendiri dalam pengumuman, artinya kata-kata yang digunakan siswa
Siswa
mendengarkan
pengumuman.
relatif berbeda dengan yang disampaikan
Kemudian siswa harus bisa menyampaikan
sekalipun tidak mengubah maksud. Kreatif
kembali isi pengumuman, misalnya dalam
bisa berarti ada unsur baru, Kreatif bisa
empat kalimat. Contoh evaluasi yang bisa
juga mengembangkan imajinasi seperti [88]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016
menurut Keraf (2009: 115) tentang kalimat
plagiat. Di samping itu, pencantuman
yang bergaya bahasa. Menurut Keraf
sumber akan memudahkan bagi pembuat
(2009: 115) kalimat yang bergaya bahasa
media untuk menelusuri sumber aslinya.
itu harus menarik. Media METODE
audio
visual
dikembangkan
Dalam
pembelajaran
membaca
dan
(film)
dapat
misalnya
menyampaikan
materi
untuk
peninggalan
menyimak, maupun penelitian tindakan
sejarah Hindu, Budha dan Islam. Guru
kelas,
dapat menampilkan film yang memuat
guru
metode
dapat
mengembangkan
pembelajaran.
Metode
ilustrasi, gambar, teks, dan audio tentang
pembelajaran yang dikembangkan guru
peninggalan sejarah tersebut. Dengan
dapat
atau
demikian, materi pembelajaran menjadi
pengembangan dari metode yang telah
menarik karena tidak hanya menyuguhkan
ada. Dengan begitu, fokus penelitian tidak
ceramah semata.
merupakan
modifikasi
hanya pada perencanaan, proses, dan evaluasi.
Peneliti
penelitian
dapat
tindakan
memfokuskan kelas
Media pun dapat dikembangkan untuk
pada
menyampaikan materi membaca atau
pengembangan metode pembelajaran.
menyimak. Guru dapat memilih tema
Pengembangan
kenampakan
alam
pembelajaran merupakan penelitian yang
pembelajaran
IPA
bisa bersaing di tingkat nasional.
kenampakan
alam.
metode
dan
media
atau
dalam
terdapat Guru
materi dapat
menampilkan film yang memuat ilustrasi, MEDIA
gambar,
Selain mengembangkan metode, guru
kenampakan alam. Kenampakan alam
dapat
media
dapat berupa kenampakan alami dan
media
buatan. Kenampakan alami misalnya laut,
mestinya mengutamakan efektifitas dan
hutan, sungai, danau, gunung, lembah.
efisiensi. Pada saat ini guru dapat melihat
Kenampakan
banyak media di internet. Guru juga dapat
perumahan, pesawahan, jalan, bangunan,
melihat banyak film di internet yang
hutan buatan, sungai buatan (irigasi), atau
berkaitan dengan materi pelajaran. Film
danau buatan.
mengembangkan
pembelajaran.
Pengembangan
teks,
dan
audio
buatan
tentang
misalnya
atau media lain dapat menginspirasi guru dalam mengembangkan medianya. Film
Guru dapat mengembangkan evaluasi
atau media dapat dibuat atau dikompilasi
berupa soal pilihan ganda dan isian
dari film atau media lain. Bila film atau
singkat.
media itu berupa kompilasi dari berbagai
sebenarnya lebih membuat siswa kreatif.
sumber
harus
Namun, soal pilihan ganda memudahkan
klaim
guru dalam menilai skor siswa.
lain,
dicantumkan
maka agar
sumbernya tidak
terjadi
[89]
Soal
isian
singkat
dan
esai
Prana D. Iswara, Pengembangan Materi Ajar dan Evaluasi
Evaluasi
harus
menyertakan
dibuat
kunci
dengan
jawaban.
SIMPULAN
Skor
Pembelajaran membaca dan menyimak
jawaban pilihan ganda bisa lebih kecil
dapat
daripada skor jawaban esai. Skor jawaban
pengajaran. Di samping itu, guru harus
esai bisa saja berbeda-beda antara satu
memperhatikan
jawaban esai dengan jawaban esai yang
yang tepat bagi materi pembelajarannya.
lain. Bila satu pertanyaan esai hanya
Materi
menghendaki satu jawaban, maka skornya
menyimak
mungkin satu atau dua. Selanjutnya, bila
mengembangkan metode dan media
satu pertanyaan esai menghendaki lima
pembelajaran.
jawaban, maka skornya bisa saja lima kali
pembelajaran merupakan kekuatan dari
lipat lebih besar daripada soal yang
penelitian pendidikan. Guru semestinya
menghendaki
memperhatikan pengembangan metode
satu
jawaban.
Dengan
dikembangkan
evaluasi
pembelajaran dapat
materi
pembelajaran
membaca
diperkaya
Metode
dan
dengan
dan
dan
misalnya 10 atau 100. Skor bisa saja 14, 23,
berorientasi pada hak kekayaan intelektual
36;
bahkan paten.
skor
ini
bisa
dikonversi
pembelajaran
media
begitu, skor tidak selamanya harus bulat, kemudian
media
dengan
yang
menjadi skala 9, 10, atau 100. REFERENSI Aspek
psikolinguistik
dalam
proses
Arikunto, S. (1999) Dasar-dasar Evaluasi
pembelajaran dapat diamati. Guru dapat
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
mengamati perilaku siswa di dalam kelas.
Alwi, H.; et.al (1998) Tata Bahasa Baku
Contoh perilaku yang berkaitan dengan
Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
psikolingiustik di antaranya percaya diri, kerja
sama,
disiplin
dan
Jakarta: Balai Pustaka.
menghargai
pendapat, motivasi. Aspek-aspek bisa pula
Djuanda, D. dan Iswara, P.D. (2011)
diamati atau diukur. Dengan begitu aspek
Apresiasi Sastra. Sumedang: UPI
proses pembelajaran dapat dihubungkan
Kampus Sumedang.
dengan prestasi siswa. Iswara, P.D. dan Harjasujana, A. (1996) Pengembangan merupakan
metode
kekuatan
dan
dari
Kebahasaan dan Membaca dalam
media
Bahasa Indonesia. Jakarta:
penelitian
pendidikan. Guru dapat mengembangkan
Departemen Pendidikan dan
hak kekayaan intelektual (bahkan paten)
kebudayaan.
dari pengembangan metode atau media
Keraf, G. (2009) Diksi dan Gaya Bahasa:
pendidikan. Metode dan media yang
Komposisi Lanjutan I. Jakarta:
dikembangkan guru dapat meningkatkan
Gramedia.
efektifitas dan efisiensi pembelajaran. [90]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016
Wikipedia (2014, 13 Maret) Fry Readability
Wikisource (2012, 4 Mei) Pedoman Umum
Formula. [Online]. Diakses dari:
Ejaan Yang Disempurnakan. [Online].
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Fry_rea
Diakses dari:
dability_formula.
https://id.m.wikisource.org/wiki/Pedom an_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_ya
Wikipedia (2015, 17 Juni) Raygor
ng_Disempurnakan.
Readability Estimate. [Online]. Diakses dari: https://en.m.wikipedia.org/wiki/Raygor_ readability_estimate.
[91]