perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING Skripsi
WAKHID AGUNG GUNA ADY I1306068
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Wakhid Agung Guna Ady
Nim
: I 1306068
Judul tugas akhir
: Pengembangan Desain Kursi Roda Khususnya Pada Lansia Berdasarkan Citra (Image) Produk Dengan Metode Kansei Engineering.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian
hari
terbukti
melakukan
kebohongan
maka
saya
sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, 10 Januari 2011
Wakhid Agung Guna Ady I 1306068
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Wakhid Agung guna Ady
Nim
: I I1306068
Judul tugas akhir
: Pengembangan Desain Kursi Roda Khususnya Pada Lansia Berdasarkan Citra (Image) Produk Dengan Metode Kansei Engineering.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 10 Januari 2011
Wakhid Agung Guna Ady I 1306068
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR VALIDASI
Judul Skripsi :
PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING
Ditulis Oleh : WAKHID AGUNG GUNA ADY I1306068
Telah disidangkan pada hari Senin tanggal 10 Januari 2011 Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan
Dosen Penguji
1. Dr. Cucuk Nur Rosyidi NIP. 19711104 199903 1 001
___________________
2. Ir. Munifah, MSIE, MT NIP. 19561215 198701 2 001
___________________
Dosen Pembimbing
1. Bambang Suhardi, ST, MT NIP. 19740520 200012 1 001
___________________
2. Taufiq Rochman, STP, MT NIP. 19701030 199802 1commit 001 to user
___________________
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING
Ditulis Oleh : WAKHID AGUNG GUNA ADY I1306068
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Bambang Suhardi, ST, MT NIP. 19740520 200012 1 001
Taufiq Rochman, STP, MT NIP. 19701030 199802 1 001
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS
Ir. Noegroho Djarwanti, MT
Ir. Lobes Herdiman, MT
commit to user NIP. 19561112 198403 2 007
iv
NIP. 19641007 199702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Pengembangan Desain Kursi Roda Khususnya Pada Lansia Berdasarkan Citra (Image) Produk Dengan Metode Kansei Engineering” ini dengan baik. Dengan segenap ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelasaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberi dukungan dan doa yang tak pernah putus sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
2.
Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri UNS yang senantiasa berupaya memajukan Jurusan Teknik Industri yang kami cintai.
3.
Bapak Bambang Suhardi, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan senantiasa menyediakan waktunya selama penyusunan Tugas Akhir ini.
4.
Bapak Taufiq Rochman, STP, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan senantiasa menyediakan waktunya selama penyusunan Tugas Akhir ini.
5.
Bapak Dr.Cucuk Nur Rosyidi dan Ibu Ir. Munifah, MSIE, MT selaku Dosen Penguji, terima kasih atas masukan dan perbaikan untuk Laporan Skripsi ini.
6.
Seluruh dosen Teknik Industri yang telah mewariskan segala ilmu Teknik Industri kepada penulis.
7.
Mbak Yayuk, Mbak Tutik, Mbak Rina & seluruh Admin TI atas segala bantuan administrasinya.
8.
Segenap keluarga besarku yang telah memberikan dukungan tak hentihentinya hingga menjadi seorang sarjana.
9.
Temanku Deny Sidiq Mulyono yang telah membantu kelancaran Tugas Akhir commit to user ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu. Amin.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Dina Rachmawati yang telah mendukungku dan mendoakanku baik waktu susah maupun senang hingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 11. Teman-teman seperjuangan pembuatan Tugas Akhir -Budi, Febri, Kumbara, Wawan, Taufiq, Sultra-. Thanks atas segala support kalian kepadaku. Semangat dan Sukses selalu. 12. Teman-teman angkatan 2006 jurusan Teknik Industri UNS atas kerjasama dan kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis, bahagia dan beruntung memiliki sahabat seperti kalian semua, semoga kita semua slalu diberi kemudahan dan menjadi orang yang sukses. Amin. 13. Semua pihak yang belum tertulis di atas, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Sebagai akhir dari kata pengantar ini, penulis menyampaikan bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi semua.
Surakarta, 10 Januari 2011
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
ii
LEMBAR VALIDASI ...................................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ................
iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
ABSTRAK .....................................................................................................
viii
ABSTRACT ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
I-1
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................
I-1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................
I-3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
I-3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................
I-3
1.5 Batasan Masalah .......................................................................
I-3
1.6 Asumsi-asumsi .........................................................................
I-3
1.7 Sistematika Penulisan ...............................................................
I-4
LANDASAN TEORI ....................................................................
II-1
2.1 Pengertian Produk ....................................................................
II-1
BAB II
2.1.1
Pengembangan Produk .................................................
II-2
2.1.2
Tahapan Pengembangan Produk ..................................
II-3
2.2 Kursi Roda ................................................................................
II-5
2.3 Fisiologis Manula (Manusia Usia Lanjut) ................................ II-8 commit to user 2.4 Kansei Engineering .................................................................. II-10
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.1 Pengertian Kansei Engineering ....................................... II-10 2.4.2 Metode Kansei Engineering ............................................ II-12 2.5 Teori Statistik ........................................................................... II-16 2.5.1 Skala Pengukuran ......................................................... II-16 2.5.2 Analisis Faktor .............................................................. II-22 2.5.3 Prosedur Peringkasan Data ........................................... II-24 2.5.4 Analisis Conjoint .......................................................... II-26 2.5.5
Kalkulasi Analisa Conjoint .......................................... II-29
2.6 Ergonomi .................................................................................. II-31 2.7 Anthropometri .......................................................................... II-31 BAB III METODODOLOGI PENELITIAN ............................................ III-1 3.1 Identifikasi Masalah ................................................................. III-2 3.1.1 Studi Pustaka ................................................................... III-2 3.1.2 Studi Lapangan ................................................................ III-2 3.1.3 Perumusan Masalah ......................................................... III-2 3.1.4 Tujuan Penelitian ............................................................. III-2 3.2 Meneyediakan Kata Kansei ...................................................... III-3 3.3 Seleksi Kata Kansei yang Relevan Terhadap Kursi Roda ....... III-3 3.4 Mengumpulkan Sampel Produk ............................................... III-6 3.5 Mendaftar Item dan Kategori ................................................... III-6 3.6 Evaluasi Eksperimen ................................................................ III-6 3.7 Analisis Conjoint ...................................................................... III-7 3.8 Pengembangan Produk ............................................................. III-9 3.9 Analisa Pembahasan ................................................................. III-9 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ..................... IV-1 4.1 Pengumpulan Kansei word ....................................................... IV-1 4.2 Evaluasi Kuesioner Pertama (Semantic Differential I) ............ IV-1 4.2.1 Uji Kecukupan Data ........................................................ IV-2 4.2.2 Tes Validitas .................................................................... IV-3 4.2.3 Tes Reliabilitas ................................................................ IV-6 commit to user 4.2.4 Analysis Faktor ................................................................ IV-6
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3 Mengumpulkan Sampel Produk ................................................ IV-9 4.4 Penentuan Item dan Kategori .................................................... IV-9 4.5 Evaluasi Eksperimen ................................................................. IV-10 4.5.1 Menentukan jumlah Stimuli Sampel Produk Minimum.. IV-10 4.5.2 Menyiapkan Stimuli Sampel Produk (Kartu Konsep) ..... IV-11 4.6 Analisis Conjoint ....................................................................... IV-13 4.7 Kesimpulan Analisis Conjoint................................................... IV-43 4.8 Tingkat Keakuratan dan Analisa Test Signifikansi ................... IV-44 4.9 Output Desain Kursi Roda Lansia ............................................. IV-45 4.10 Konsep Produk ........................................................................ IV-47 4.10.1 Konsep Produk berdasarkan pendekatan Anthropometri dan ide desainer .................................................................. IV-47 4.10.2 Aspek ergonomi ............................................................ IV-47 BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL ............................... V-1 5.1 Pembahasan Hasil Kuisioner .................................................... V-1 5.2 Pembahasan Hasil Analisis Faktor ........................................... V-2 5.3 Pembahasan Analisis Conjoint ................................................. V-2 5.3.1 Jumlah Stimuli ................................................................. V-2 5.3.2 Analisa Proses Conjoint .................................................. V-3 5.3.3 Analisa Kepentingan Item ............................................... V-3 5.3.4 Analisa Kesimpulan Output Conjoint ............................. V-9 5.4 Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test Signikansi .................................................................................... V-9
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... VI-1 1.1 Kesimpulan ............................................................................... VI-1 1.2 Saran ......................................................................................... VI-1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1
Product Life Cycles (PLC
II-1
Gambar 2.2
Urutan Pengembangan Konsep Produk
II-3
Gambar 2.3
(a) Konventional wheelchair, (b) Platform model
II-6
Gambar 2.4
Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan
II-8
oleh ISO 7176-5 Gambar 2.5
Semantic Differential For Kansei Words
II-12
Gambar 2.6
Diagram Kansei Engineering Type 1
II-13
Gambar 2.7
Diagram Proses KES
II-14
Gambar 2.8
Struktur Sistem KES
II-16
Gambar 3.1
Kerangka Pemecahan Masalah
III-1
Gambar 4.1
Stimuli Plan Card Pada SPSS 17
IV-11
Gambar 4.2
Syntax Editor untuk menganalisa conjoint
IV-13
Gambar 4.3
Desain kursi roda sebelum dan sesudah dikembangkan
IV-46
Gambar 4.4
Mekanisme kursi roda lansia saat posisi tidur
IV-46
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2.1
Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO
II-8
7176-5 Tabel 2.2
Panduan Ukuran KMO
II-25
Tabel 2.3
Tabel Persentil
II-33
Tabel 4.1
Kansei word didapat dari observasi
IV-1
Tabel 4.2
Iterasi pertama dari hasil tes validitas
IV-3
Tabel 4.3
Iterasi kedua dari hasil tes validitas
IV-4
Tabel 4.4
Kata-kata kansei yang valid
IV-5
Tabel 4.5
Hasil Alpha Reliabilitas
IV-6
Tabel 4.6
Iterasi dari Tes KMO dan Bartlett yang Kesatu
IV-7
Tabel 4.7
Hasil Iterasi dari Matrik Anti Image (Nilai MSA) yang
IV-7
pertama Tabel 4.8
Ukuran Rekomendasi KMO
IV-8
Tabel 4.9
Item dan Kategori Desain Kursi roda
IV-9
Tabel 4.10
Sampel kombinasi yang memiliki item dan kategori yang
IV-12
berbeda Tabel 4.11
Penghitungan manual dari pentingnya faktor
IV-15
Tabel 4.12
Analisa Kansei Word (Biasa – Elegant)
IV-16
Tabel 4.13
Hasil Analisa Kansei Word (Tidak Artistik – Artistik)
IV-17
Tabel 4.14
Analisa Kansei Word (Tidak Artistik – Artistik)
IV-18
Tabel 4.15
Hasil Analisa Kansei Word (Umum - Khusus)
IV-19
Tabel 4.16
Analisa Kansei Word (Umum - Khusus)
IV-20
Tabel 4.17
Hasil Analisa Kansei Word (Polos - Berwarna)
IV-21
Tabel 4.18
Analisa Kansei Word (Polos - Berwarna)
IV-22
Tabel 4.19
Hasil Analisa Kansei Word (Sederhana - Komplek)
IV-23
Tabel 4.20
Analisa Kansei Word (Sederhana - Komplek)
IV-24
Tabel 4.21
Hasil Analisa Kansei Word (Membosankan - Menarik) commit to user
IV-25
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.22
Analisa Kansei Word (Membosankan - Menarik)
IV-26
Tabel 4.23
Hasil Analisa Kansei Word (Monoton - Beragam)
IV-26
Tabel 4.24
Analisa Kansei Word (Monoton - Beragam)
IV-27
Tabel 4.25
Hasil Analisa Kansei Word (Tidak Canggih - Canggih)
IV-28
Tabel 4.26
Analisa Kansei Word (Tidak Canggih - Canggih)
IV-29
Tabel 4.27
Hasil Analisa Kansei Word (Tidak Lengkap - Lengkap)
IV-30
Tabel 4.28
Analisa Kansei Word (Tidak Lengkap - Lengkap)
IV-31
Tabel 4.29
Hasil Analisa Kansei Word (Murah – Mahal)
IV-32
Tabel 4.30
Analisa Kansei Word (Murah – Mahal)
IV-33
Tabel 4.31
Hasil Analisa Kansei Word (Mudah Rusak - Awet)
IV-34
Tabel 4.32
Analisa Kansei Word (Mudah Rusak - Awet)
IV-35
Tabel 4.33
Hasil Analisa Kansei Word (Satu Fungsi - Multifungsi)
IV-36
Tabel 4.34
Analisa Kansei Word (Satu Fungsi - Multifungsi)
IV-37
Tabel 4.35
Hasil Analisa Kansei Word (Sulit Menjalankan – Mudah
IV-38
Menjalankan) Tabel 4.36
Analisa Kansei Word (Sulit Menjalankan – Mudah
IV-39
Menjalankan) Tabel 4.37
Hasil Analisa Kansei Word (Manual - Otomatis)
IV-39
Tabel 4.38
Analisa Kansei Word (Manual - Otomatis)
IV-41
Tabel 4.39
Hasil Analisa Kansei Word (Overall)
IV-41
Tabel 4.40
Analisa Kansei Word (Overall)
IV-42
Tabel 4.41
Data Anthropometri Lansia
IV-49
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A.
Sampel Produk dari Internet
L-1
Lampiran B.
Kuisioner Semantic Differential I
L-4
Lampiran C.
Hasil Kuisioner Semantic Differential I
L-9
Lampiran D.
Iterasi Validitas 2 Sampai 4
L-10
Lampiran E.
MSA
L-12
Lampiran F.
Kuisioner Semantic Differential II
L-13
Lampiran G.
Hasil Kuisioner Semantic Differential II
L-24
Lampiran H.
Rata-rata Masing-masing Sampel
L-44
Lampiran I.
Hasil Analisis Conjoint
L-45
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Wakhid Agung Guna Ady, NIM: I I1306068. PENGEMBANGAN DESAIN KURSI RODA KHUSUSNYA PADA LANSIA BERDASARKAN CITRA (IMAGE) PRODUK DENGAN METODE KANSEI ENGINEERING. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2011. Semakin berkembangnya jaman, tentu banyak keinginan konsumen untuk memiliki produk yang mempunyai banyak fungsi. Salah satunya obyek penelitian ini adalah kursi roda. Bagaimana jika kursi roda yang standar dapat kita gunakan untuk berbagai kegiatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengembangkan desain dengan menentukan nilai-nilai kategori untuk mendapatkan output pengembangan dalam desain kursi roda. Metode yang digunakan adalah Kansei Engineering. Kansei Engineering merupakan sebuah metode sebagai jembatan atas keinginan konsumen terhadap desain produk yang diinginkan, dengan cara mendefinisikan keinginan konsumen yang teridentifikasi melalui kata-kata kansei ke dalam desain produk. Kemudian analisa Conjoint digunakan untuk mendapatkan nilai hubungan antara desain elemen dan Kansei Word. Hasil dari penelitian ini adalah persamaan regresi yang ditafsirkan oleh nilai pengujian dari image konsumen dan desain elemen. Dari 39 penguji, peneliti mendapatkan 14 pasang Kansei Word yang mewakili kata-kata yang tepat dengan mempertimbangkan produk yang ditawarkan. Hasil analisa Conjoint yaitu bahan kerangka dari besi, sistem penggerak yang otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran woven polyester, dan warna polos. Kata kunci:
Analisis Conjoint, Kansei Enginneering, Kursi Roda, Citra (Image), Elemen Desain. xviii + 107 halaman.; 13 gambar; 44 tabel; 67 lampiran Daftar pustaka: 16 (1995 - 2010)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Wakhid Agung Guna Ady, NIM: I I1306068. DEVELOPMENT DESIGN OF WHELCHAIR ESPECIALLY FOR OLD PEOPLE BASED ON IMAGE PRODUCT WITH KANSEI ENGINEERING METHOD. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2011. The continued development of the time, certainly many consumers desire to have a product that has many functions. One object of this study is the wheelchair. What if a standard wheelchair that can we use for various activities. The purpose of this study is to investigate and develop the design by specifying the values of a category to get the output in the development of wheelchair design. The method used is Kansei Engineering. Kansei Engineering is a method as a bridge to consumer interest towards the desired product design, by defining the desire of consumers were identified through Kansei words into product design. Then, conjoint analysis is used to obtain the value of the relationship between design elements and Kansei Word. The results of this study is interpreted by the regression equation testing the value of consumer image and design elements. Of 39 testers, researchers get 14 pairs of Kansei Word that represent proper words by considering the products offered. The result of conjoint analysis is a framework of iron materials, the automatic drive system, a means of support in the form of chamber pot, the back of woven polyester material, and plain colors Keywords:
Analysis Conjoint, Kansei Enginneering, Whelchairs, Image, Design Element. xvi + 107 pages.; 13 pictures; 44 table; 67 attachments Bibliography: 16 (1995 - 2010)
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Hal ini diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik akan karakteristik-karakteristik utama dari sistem, yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan produk dalam dunia industri sudah semakin maju. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengahasilkan produk-produk yang baru dan inovatif. Produk-produknya diharapkan bisa bersaing dengan perusahaan lainnya. Kesuksesan perusahaan juga tidak luput dari peran konsumen, karena tingkat penjualan yang sangat besar merupakan salah satu faktor kemajuan perusahaan. Perancangan dan pengembangan produk adalah semua proses yang berhubungan dengan keberadaan produk yang meliputi segala aktivitas mulai dari identifikasi keinginan konsumen sampai fabrikasi, penjualan dan pengiriman produk (Widodo, 2003). Perancangan dan pengembangan produk inilah yang menjadi suatu bagian dari dunia industri. Pada saat konsumen membeli barang, mereka menyampaikan keinginankeinginan mereka dengan kata-kata yang abstrak. Maka dari itu akan sangat menguntungkan bagi perusahaan jika mereka dapat menangkap pikiran konsumen dan dapat menunjukkan model-model yang sangat pas dengan citra (image) produk kepada mereka, melalui foto-foto atau grafik komputer. Pada situasi ini, sangatlah penting untuk menganalisa ”Human Kansei” seperti perasaan atau emosi dan sangatlah penting untuk menerjemahkan informasi ini menjadi desain yang tepat dalam pengembangan produk baru. Nagamachi telah mengambil bentuk kongkrit mengenai ide ini dan telah mengembangkan ”Kansei Engineering” sebagai sebuah teknologi yang efektif commit to user untuk mendukung konsumen dalam pengambilan keputusan dan kreativitas I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
desainer (Nagamichi, 1995). Kansei Engineering dapat didefinisikan sebagai sebuah metodologi untuk menerjemahkan psikologis manusia seperti perasaan dan emosi yang berkaitan dengan produk. Produk memiliki dua sifat. Sifat yang pertama yaitu fungsi dasar sebuah produk yang ditentukan dengan kualitas dan kapasitas yang memuaskan tuntutan dasar konsumen. Sifat yang kedua adalah fungsi tambahan atau pendukung yang dipengaruhi oleh ukuran, gaya dan warna yang menarik pemikiran konsumen. Kita anggap sifat yang pertama sebagai faktor fisik (physical factor) dan yang kedua sebagai faktor kejiwaan (mental factor) (Nagamachi, 1999). Menurut pengembangan teknis, perbedaan dalam fungsi utama antar produk telah menjadi lebih sempit, tetapi disisi lain fungsi pendukung pada produk telah menjadi faktorfaktor yang penting dalam menarik perhatian konsumen. Bentuk produk merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam dunia industri. Ketika konsumen membeli sebuah produk, mereka harus mempertimbangkan bentuk, ukuran, warna, tekstur dan fungsi pendukung lainnya. Sekali mereka tidak suka bentuk atau tekstur dari sebuah produk, mereka akan berpikir dua kali untuk membelinya. Kompetisi yang ketat dan pengembangan yang cepat akan sebuah produk, memaksa para desainer untuk kreatif dan memahami pilihan konsumen. Produk yang menjadi rancangan pada penelitian ini adalah kursi roda. Banyak sekali desain dan model kursi roda yang telah ada di pasaran. Dengan berbagai bentuk, fungsi, dan pilihan kursi roda. Kursi roda seperti halnya produk- produk yang lain yaitu perlu inovasi produk supaya menambah ragam dari kursi roda. Konsep baru kursi roda yang akan dikembangkan berupa penambahan fungsi, sistem mekanik, dan bentuk kursi roda dengan tetap memperhatikan kaidah ergonomi dalam pendesainannya (Nurmianto, 2009). Dengan metode kansei kita bisa mengetahui keinginan konsumen dari segi perasaan dan emosi konsumen untuk memudahkan kreativitas desainer dalam menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam sebuah desain produk berupa commit to user kursi roda.
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengembangkan produk kursi roda untuk lansia berdasarkan keinginan konsumen dengan pendekatan kansei engineering.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Menghasilkan kata kansei yang menjadi prioritas untuk perbaikan produk kursi roda . b. Menentukan tingkat kepentingan masing-masing item yang mempengaruhi selera konsumen . c. Menghasilkan spesifikasi kursi roda dengan pendekatan metode kansei engineering.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah memfasilitasi dan membantu desainer dalam mengembangkan desain kursi roda untuk lansia berdasarkan pada citra (image) produk.
1.5 Batasan Masalah Batasan masalah diberikan untuk mengatasi kompleksitas permasalahan, sehingga bisa dilakukan secara lebih sederhana dan mudah dipahami. Adapun batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian terfokus pada kursi roda untuk lansia. 2. Pengukuran parameter teknik menggunakan metode Kansei Engineering.
1.6 Asumsi-asumsi Asumsi penelitian diperlukan untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan yang diteliti. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Kondisi psikologis responden diasumsikan normal. commit to user b. Calon Customer terdiri atas lansia, dokter, dan perawat.
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini terdiri dari enam bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Hal ini diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik akan karakteristik-karakteristik utama dari sistem, yang berkaitan dengan tujuan penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Berisi beberapa konsep dasar dan metode dari buku-buku, jurnal ilmiah, dan referensi-referensi lain, yang digunakan dalam penyelesaian masalah, serta penjelasan tentang peran masingmasing metode dalam rangkaian proses penyelesaian masalah. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Untuk bab ini diuraikan tentang bahan atau materi penelitian, obyek penelitian, tata cara penelitian, data yang diperlukan serta cara analisa yang akan digunakan dengan menampilkan rangkaian proses penelitian yang dilakukan dalam flow chart. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Memaparkan keseluruhan proses observasi dan pengumpulan data, serta pengolahannya, serta penjelasan teknis untuk mendapatkan nilai-nilai sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah dengan beberapa metode dan data wawancara BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari pengolahan data yang dilakukan. Dan memberikan analisa sejauh mana nilai-nilai tersebut memberikan solusi bagi permasalahan yang telah didefinisikan diawal penelitian. commit to user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Menuliskan kembali beberapa hasil utama dari rangkaian proses yang telah dilakukan , memberikan hasil yang dapat digunakan oleh konsumen atau tidak nantinya dan juga rekomendasi mengenai kemungkinan dilakukannya penelitian lanjutan.
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI Berisi beberapa konsep dasar dan metode dari buku-buku, jurnal ilmiah, dan referensi-referensi lain, yang digunakan dalam penyelesaian masalah, serta penjelasan tentang peran masing-masing metode dalam rangkaian proses penyelesaian masalah.
2.1 Pengertian Produk Produk adalah Suatu keluaran (out put) yang diperoleh dari sebuah proses produksi (transformasi) dan pertambahan nilai yang dilakukan terhadap bahan baku (material input). Sedangkan produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan dimana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skill. Sebuah produk pasti mempunyai siklus kehidupan atau disebut (Product Life Cycles).
Gambar 2. 1 Product Life Cycles (PLC) Tahapan – tahapan siklus kehidupan produk ada 4 antara lain: a. Tahap Pengenalan (introduction) Bila produk baru diperkenalkan, operasi penjualan tidak selalu bekerja baik, masih terdapat masalah kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi, masalah-masalah teknis yang belum dapat diatasi dan harga tinggi. Diperlukan analisis pemasaran yang baik. commit to user
II-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Tahap Pertumbuhan (Growth) Dalam tahap ini produk ini diperbaiki dan distandarisasi, dapat diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah, serta para konsumen membeli dengan sedikit desakan. c. Tahap Kejenuhan (Maturity) Kebanyakan produk yang ada dipasaran sekarang, seperti televisi, alat-alat dan perlengkapan rumah tangga, radio, mobil, dan sebagainya, berada dalam tahap kejenuhan. Produk adalah “matang”, keandalan dalam “performance”, harga wajar, dan tidak terjadi perubahan banyak dari tahun ke tahun. Volume penjualan mulai menurun pertambahannya karena setiap orang atau pembeli potensial sekarang telah memiliki produk, sehingga penjualan sangat tergantung pada penggantian (replacement) dan pertambahan penduduk. d. Tahap Penurunan (decline). Hampir semua produk akan sampai pada tahap keempat, tahap penurunan dalam permintaan bila produk-produk digantikan oleh yang baru. Tetapi tidak semua produk akan menglami tahap ini. Oleh karena itu diperlukan ilmu pengembangan produk.
2.1.1 Pengembangan produk Pengembangan produk terdiri dari atas pengembangan produk (new product design ) yang meliputi rencana produksinya, distribusi dan penjualannya. Pengembangan produk tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari proses inovasi industri. Pengembangan produk ini meliputi hampir semua aspek dalam perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa perlunya proses pengembangan produk yang baik, antara lain (Ulrich dan Eppinger, 1995) a. Jaminan kualitas Suatu proses pengembangan produk menjelaskan tahapan yang akan dilalui dan melakukan check point selama beberapa waktu pengembangan tersebut. Dengan pengawasan secara rutin terhadap proses pengembangan commityang to user produk diharapkan kualitas produk dihasilkan terjamin.
II-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Koordinasi Suatu proses pengembangan bisa menjadi master plan yang akan menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana suatu tim kecil dapat memberikan masukan terhadap usaha pengembangan tersebut. c. Rencana Dalam suatu proses pengembangan terdapat hubungan aktivitas selama proses pengembangan berlangsung, termasuk waktu yang diperlukan setiap aktivitas. Sehingga dengan demikian dapat diketahui jadwal untuk semua kegiatan, kapan dimulai suatu kegiatan dan berakhirnya suatu kegiatan atau proyek pengembangan produk. d. Manajemen Suatu proses pengembangan merupakan suatu perbandingan terhadap produk sejenis dari perusahaan lain terhadap keunggulannya. Dengan melakukan
perbandingan
pihak
manajemen
akan
mengetahui
letak
permasalahannya. e. Improvisasi Sistem dokumentasi yang baik pada organisasi proses pengembangan produk akan membantu dalam mengetahui peluang pengembangan.
2.1.2 Tahapan Pengembangan Produk Tahapan pengembangan konsep meruapakan fase terpenting dari pengembangan produk. Hal ini digunakan untuk mendefinisikan beberapa fungsi pengembangan produk yang berguna untuk menyatukan berbagai masalah pengembangan produk dari awal dan akhir sebuah proses pengembangan proses. Pengembangan konsep terdiri dari (Widodo, 2005): Kebutuhan Umum Konsumen
Membangun Spesifikasi Target
Membangun Konsep Produk
Memilih Satu Konsep Produk
Analisa Produk Saingan
Didukung Adanya Analisa Biaya
Menetapkan Spesifikasi Produk Terpilih
Menyusun Rencana Proyek Pengembangan
commit to user Konsep Produk Baru Gambar 2.2 Urutan Pengembangan
II-3
Produk Baru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengerti kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikan secara efektif kepada tim tentang kebutuhan tersebut. Outputnya adalah merancang kebutuhan pernyataan – pernyataan konsumen untuk ditransformasikan didalam pembuatan produk. b. Analisa kompetitif produk Pengertian dari kompetitif produk adalah usaha bagaimana sebuah produk baru dapat dibuat berdasarkan kekayaan ide dan tim dengan mempertimbangkan persaingan pasar yang dituju sehingga akan dapat membantu didalam pengembangan dan rancangan proses produksinya. Analisa
ini
biasa
disebut
competitif
benchmarking
yaitu
dengan
mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan dari pesaing. c. Menentukan spesifikasi target Spesifikasi adalah suatu gambaran yang teliti dari apa yang suatu produk harus lakukan. Betujuan untuk mentransformasikan dari seluruh keseluruhan
kebutuhan
konsumen
ke
dalam
istilah
teknis
dengan
memperhatikan persaingan pasar. Hasilnya adalah daftar spesifikasi dan target yang harus dicapai d. Pembangkitan konsep Tujuan
dari
pembangkitan
konsep
adalah
untuk
menggali
sepenuhnya ruang lingkup dari konsep produk yang diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil dari kegiatan ini adalah 10 sampai 20 konsep yang berupa sketsa dan statement singkat gambaran produk. e. Pemilihan konsep Pemilihan konsep adalah untuk menentukan konsep yang paling diminati didalam pengembangan produk setelah dilakukan analisa dan urut – urutan penghilangan kegiatan yang tidak penting ditentukan satu konsep terpilih.
commit to user
II-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Perbaikan spesifikasi Berdasarkan nilai – nilai khusus yang mencerminkan keterbatasan yang melekat pada konsep produk yang diindentifikasi lewat permodelan teknik trade off (pertentangan) antara biaya dan performance. g. Analisa ekonomi Pada analisa ekonomi ini akan memberikan model ekonomi dari produk baru tersebut yang digunakan menetukan kelanjutan dari program penyelesaian
keseluruhan
pengembangan
produk
baru
dan
untuk
menyelesaikan trade off yang ada. Sebagai contoh biaya pengembangan dan biaya manufaktur h. Perencanaan proyek Kegiatan akhir dari pengembangan konsep yaitu tim membuat jadwal pengembangan, mengatur strategi waktu pengembangan yang singkat dan mengidentifikasi sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan untuk melengkapi proyek. 2.2 Kursi Roda Kursi roda (wheelchair) adalah salah satu alat bantu bagi penyandang cacat kaki untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik di tempat datar maupun dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi (tempat menaik). Sering juga dimaksudkan, bahwa kursi roda digunakan untuk meningkatkan kemampuan mobilitas bagi orang yang memiliki kekurangan seperti: orang yang cacat fisik (khususnya penyandang cacat kaki), pasien rumah sakit yang tidak diperbolehkan untuk melakukan banyak aktivitas fisik, orang tua (manula), dan orang–orang yang memiliki resiko tinggi untuk terluka, bila berjalan sendiri. Secara umum kursi roda dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kursi roda manual (conventional wheelchair) dan kursi roda berpenggerak motor (motor powered wheelchair). Jenis konvensional dapat dibagi menjadi kursi roda standard dan sport wheelchair. Sedangkan powered wheelchair dibagi menjadi beberapa model, seperti: traditional, platform, dan round based model. Secara fungsional kursi roda model platform sangat commit cocok untuk pemakai kursi roda tanpa pemandu. to user
II-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kursi roda ini digerakkan motor (accu) dan dikontrol dengan mudah melalui batang pengontrol (joy stick control), dapat bergerak maju dan berbelok, namun lebih berat dari pada kursi roda standar. Karena pengendalinya otomatis, maka harga kursi roda model platform sangat mahal dan jarang dijumpai di Indonesia. Berlainan dengan kursi roda tersebut, model konvensional adalah pilihan utama pemakai kursi roda di kota Surabaya, yakni hampir 90% dari responden (pemakai kursi roda) memakai kursi roda standar. Kursi roda konvensional ini dapat digerakkan, baik oleh pemakainya sendiri dengan memutar roda secara manual, maupun oleh pemandu.
(a)
(b)
Gambar 2.3 (a) Konventional wheelchair, (b) Platform model
Sedangkan menurut Shepard, kursi roda terbagi menjadi empat kategori, yaitu : 1. Manual Wheelchair Kursi roda jenis ini adalah yang paling banyak digunakan oleh sebagian besar penggunanya dan yang paling laku di pasaran. Penggunaan kursi ini secara manual dengan cara didorong menggunakan tangan penggunanya atau didorong oleh orang lain. Bentuknya seperti kursi tradisional dengan dua set roda di sampingnya. Biasanya satu set terletak di belakang yang terdiri dari roda sepeda yang besar sedangkan satu set lainnya terdiri dari roda kecil dengan diameter 5 atau 8 inci. Desain ini membuat kursi roda stabil dan mudah untuk bergerak maju maupun mundur. Kebanyakan manual wheelchair ringan dan dapat dilipat untuk transportasi mobil.
commit to user
II-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Manual Sport Wheelchair Kursi roda ini ringan dan didesain untuk memindahkan pusat gaya berat untuk memperoleh pergerakan dan stabilitas yang lebih besar daripada manual wheelchair atau power wheelchair. Kursi ini dirancang khusus untuk para atlet. Beberapa kursi dirancang untuk olahraga khusus seperti basket atau balap mobil dan yang lainnya digunakan untuk olahraga secara umum. Keistimewaan kursi roda ini adalah memiliki roda yang lebih besar daripada manual wheelchair, handrim yang kecil, sloping propelling wheels, lebih tahan lama dan efficient bearing and hubs, posisi roda yang mudah bergerak dan steerable casters. 3. Power Wheelchair Kursi roda ini digerakkan menggunakan tenaga baterai dengan power supply 12, 24 atau 36 volt. Dengan penggunaan baterai menyebabkan tenaga kursi lebih ringan daripada secara manual. Kursi ini dilengkapi dengan motor yang dikendalikan oleh hand-operated joy stick di mana digunakan untuk mengatur arah dan kecepatan. 4. Power Alternatives Kursi roda ini bersifat seperti kursi yang dilengkapi dengan motor akan tetapi tidak tampak seperti tipe kursi roda. Kebanyakan model ini mempunyai tiga roda dan menyerupai kereta golf atau motor scooter. Beberapa kursi roda jenis ini dapat digunakan pada tanah yang lapang di mana kursi roda jenis lainnya tidak dapat digunakan. Power alternatives yang kecil memberikan pergerakan yang lebih besar untuk melalui pintu yang sempit dan sudut tikungan. Harga kursi roda bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Harga tergantung dari tipe kursi roda (manual, power,
sports
atau
power
alternatives),
jumlah
aksesoris
dan
keistimewaannya, kualitas bahan dan materialnya, dan perusahaan pembuatnya.
commit to user
II-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.4 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan oleh ISO 7176-5
Gambar diatas menjelaskan tentang posisi tubuh manusia yang sesuai dengan
anthropometri
tubuh
orang
Asia
khususnya
Indonesia
yang
direkomendasikan oleh ISO 7176-5. Adapun dimensi bagian utama kursi roda menurut ISO 7176-5 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO 7176-5
2.3 Fisiologis Manula (Manusia Usia Lanjut) Kondisi fisik maupun non fisik dari penduduk lansia yang telah banyak mengalami penurunan akibat dari proses alamiah, sejalan dengan semakin bertambahnya umur, juga mengakibatkan menurunnya tingkat produktifitas bahkan pada akhirnya tidak mampu lagi melakukan kegiatan ekonomi, baik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun keluarganya. Dengan demikian, secara ekonomis penduduk lansia digolongkan sebagai penduduk yang tidak produktif, commit to user dan meningkatnya jumlah penduduk lansia pada dasarnya identik dengan II-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak produktif. Manula (Manusia Usia Lanjut) pada umumnya mulai mengalami perubahan-perubahan baik pada fisik tubuhnya maupun mentalnya. Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia berusia lanjut (manula), yaitu : a. Sel - Lebih sedikit jumlahnya - Lebih besar ukurannya - Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler - Menurunnya proporsi protein di otak, ginjal, darah, dan hati - Jumlah sel otak menurun sehingga mengakibatkan sistem daya ingat berkurang. b. Sistem Persarafan - Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya) - Cepat menurunnya hubungan persarafan - Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress - Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin - Kurang sensitif terhadap sentuhan. c. Sistem Muskoloskeletal - Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh - Kifosis - Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas - Persendian membesar dan menjadi kaku - Tendon mengerut dan mengalami skelerosis - Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil). Otot-otot serabut mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor. commit to user - Otot-otot polos tidak terlalu berpengaruh.
II-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penurunan kondisi fisik maupun non fisik yang terjadi pada lansia selain berakibat pada segi ekonomis, yang utama adalah pada segi kesehatan. Kondisi kesehatan menjadi masalah utama yang umumnya dihadapi oleh sebagian besar penduduk lansia. Penurunan kondisi fisik dan mental penduduk lansia seiring dengan bertambahnya umur, mengakibatkan para lansia sangat rawan terhadap gangguan berbagai penyakit. Gangguan penyakit lupa ingatan (pikun) yang populer dengan nama syndroma complex adalah salah satu gangguan penyakit yang banyak dialami oleh para lansia. Berdasarkan hasil riset medis diketahui bahwa pada manusia lanjut usia (manula) 85% kemampuan atau daya ingat yang dimiliki relatif kurang atau sudah sangat rentan sehingga memiliki sifat pikun atau pelupa. Mempertimbangkan hal tersebut, maka pertambahan jumlah penduduk lansia perlu diantisipasi dengan mempermudah akses penduduk lansia terhadap berbagai pelayanan kesehatan. Gambaran ini menunjukkan bahwa penanganan penduduk lansia perlu dilakuakn secara komprehensif. Untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia lanjut usia perlu mengetahui kondisi lanjut usia di masa lalu dan masa sekarang sehingga orang lanjut usia dapat diarahkan menuju kondisi kemandirian. Sehubungan dengan kepentingan tersebut perlu diketahui kondisi lanjut usia yang menyangkut kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial. Dengan mengetahui kondisi-kondisi itu, maka keluarga, pemerintah, masyarakat atau lembaga sosial lainnya dapat memberikan perlakuan sesuai dengan masalah yang menyebabkan orang lanjut usia tergantung pada orang lain. Jika lanjut usia dapat mengatasi persoalan hidupnya maka mereka dapat ikut serta mengisi pembangunan salah satunya yaitu tidak tergantung pada orang lain.
2.4 Kansei Engineering 2.4.1
Pengertian Kansei Engineering Otak manusia utamanya menampilkan dua jenis proses informasi, yaitu
proses inteligen dan proses Kansei. Kansei digunakan untuk tes sensor atau pengujian di berbagai bidang untuk menetukan perasaan manusia. commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Di Jepang, istilah Kansei diambil dari ahli filsafat Jerman bernama Baumgarten (Lee. Et.al, 2000). Karyanya yang berjudul AESTHETICA (1750) merupakan penelitian pertama yang mempengaruhi Kansei Engineering. Dalam bahasa jepang, kata Kansei memiliki makna Feeling (Rasa). Impression (Kesan), emotion (emosi). Kansei Engineering merupakan sebuah metode untuk menerjemahkan citra (image) konsumen atau perasaan konsumen menjadi komponen desain yang riil (Nagamichi, Mitsuo, 1995). Kansei Engineering ditemukan oleh M. Nagamichi di Universitas Hiroshima kira – kira 30 tahun yang lalu. Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi ergonomi yang berorientasi pada konsumen., memungkinkan citra (image) atau perasaan konsumen bersatu dengan proses desain sebuah produk baru. Kansei Engineering didefinisikan sebagai teknologi penerjemahan perasaaan konsumen (Kansei) tentang produk yang akan datang (baru). Menjadi sebuah elemen desain. Dengan definisi ini, berarti Kansei Engineering berusaha memproduksi produk baru berdasarkan perasaan dan permintaan konsumen. Tujuan dari penelitian Kansei ini adalah untuk mencari struktur emosi yang ada dibawah sikap atau tingkah laku manusia. Struktur ini mengacu pada Kansei sebagai seseorang. Dibidang seni dan desain., Kansei adalah salah satu elemen – elemen yang paling penting yang membawa kemauan atau kekuatan menciptakan sesuatu. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harada, ditemukan bahwa sikap seseorang di depan karya seni dan desain seni tidak berdasarkan pada logika tertapi berdasarkan pada Kansei. Kansei Engineering berhubungan dengan empat hal: a. Untuk menangkap perasaan konsumen tentang produk menurut istilah ergonomik dan estimasi psikologis. Semantic Differential (SD) yang dikembangkan oleh Osgood merupakan teknik utama untuk menangkap Kansei Konsumen (Jayne Al-Hindawe,1991). Sebuah contoh diterangkan digambarkan 2.5 berikut ini: commit to user
II-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.5 Semantic Differential For Kansei Words (Sumber: Nagamichi et. Al, 1999)
b. Untuk mengidentifikasi karakteristik desain produk dari Kansei konsumen. Hal ini dilakukan dengan melakukan survei atau eksperimen ergonomi untuk mengamati elemen – elemen. c. Untuk membangun Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi ergonomik. Beberapa teknologi komputer yang canggih. Inteligen buatan, model jaringan syaraf, dan algoritma genetik termasuk juga teori Fuzzy, disertakan juga untuk membangun rangka kerja yang sistematik dari teknologi Kansei Engineering. Dan untuk mengkonstruksi database yang terhubung dan system interface. d. Untuk menyesuaikan desain produk dengan perubahan sosial yang sedang terjadi yang sesuai dengan pilihan orang. Hal ini bertujuan untuk merawat kesehatan database dari Kansei Engineering system dan trend Kansei konsumen yang sedang meningkat dengan memasukkan data Kansei baru konsumen dalam setiap tiga atau empat tahun.
2.4.2 Metode Kansei Engineering Ada lima gaya teknik dari Metode Kansei Engineering yang digunakan oleh Nagamichi yaitu : a. Tipe I : Kansei Engineering Type 1 Langkah pertama yaitu strategi perusahaan, perusahaan harus memiliki konsep yang ditentukan atau strategi untuk produk baru. Insinyur commit to user Kansei harus memanfaatkan strategi ini untuk diterapkan ke bidang baru. II-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah kedua yaitu mengumpulkan kata-kata Kansei yang berhubungan dengan konsep produk baru (sekitar 20-30 kata Kansei). Langkah ketiga yaitu kata-kata Kansei dikumpulkan disusun pada titik 5-atau skala Semantic Differential 7-point.
Ganbar 2.6. Diagram Kansei Engineering Type 1.
Langkah keempat yaitu mengumpulkan sampel produk sebagai perbandingan di antara produk sejenis dari perusahaan dan pembuat yang berbeda (sekitar 10-20 sampel). Langkah kelima yaitu daftar item dan kategori, item dan kategori menyiratkan spesifikasi desain tentang produk sampel yang dikumpulkan. Semua sifat produk dijelaskan, misalnya item terdiri dari warna, bentuk, ukuran, merek logo, dan lain-lain. Kategori misalnya item warna memiliki kategori kuning, merah, hijau dan lain-lain. Langkah keenam evaluasi percobaan yaitu responden diminta mencatat perasaan mereka dengan kata-kata Kansei untuk setiap sampel pada lembar skala Semantic Differential. Langkah ketujuh yaitu analisis statistik, data dievaluasi dan dianalisa dengan metode statistik, terutama dengan analisis statistik multivariat. Langkah kedelapan interpretasi data yang dianalisis, yaitu semua data dianalisis harus ditafsirkan dari sudut pandang Kansei Engineering. Tujuannya adalah untuk menemukan hubungan antara Kansei commit to user manusia dan properti produk. Dari data yang dianalisis ditemukan hubungan II-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setiap Kansei dengan spesifikasi desain. Langkah kesembilan yaitu Penjelasan data, interpretasi data harus menjelaskan kepada desainer perusahaan untuk membuat desain baru dengan bantuan desainer. Langkah terakhir yaitu kolaborasi para insinyur dengan desainer, Kansei memotivasi perusahaan untuk membuat desain produk baru. Dalam proses ini, insinyur Kansei harus mendukung terciptanya perancangan produk baru berdasarkan data Kansei Engineering. Ini adalah semacam kerjasama antara insinyur Kansei dan desainer. b. Tipe II: Klasifikasi Kategori Klasifikasi kategori adalah sebuah metode dimana kategori Kansei tentang target yang direncanakan dipecah menjadi tiga struktur untuk menentukan detail desain fisik. Pada Kansei Engineering tipe 1 konsep zero level harus dibagi menjadi sub konsep dari domain fisik yang bermakna dan jelas, untuk menentukan detail – detail yang riil. c. Tipe III: Kansei Engineering System KES adalah sebuah sistem bantuan komputer yang mendukung perasaan dan citra (image) konsumen ke dalam elemen – elemen desain fisik. Gambar 2.7 menunjukkan diagram proses KES
Gambar 2.7 Diagram Proses KES (Sumber: Nagamichi, 1995)
KES pada dasarnya memiliki 4 basis data dan sebuah mesin inference dalam strukturnya. 4 basis data tersebut adalah: 1.
Basis Data Kansei (Kansei Word Database) Pertama-tama Kansei Word yang digunakan dalam domain produk baru dikumpulkan dari majalah-majalah industri yang berkaitan. Kansei Word ini kebanyakan dievaluasi melalui Metode Semantic commit to user
II-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Differential dan kemudian dianalisis dengan Metode Statistik, seperti analisis faktor. Hasil dari Analisis faktor memberi saran akan petunjuk Kansei Word yang akan digunakan, yang akan menjadi sumber basis data Kansei Word yang dibangun ke dalam sistem. 2.
Basis Data Citra (Image Database) Hasil pengujian dengan Semantic Differential merupakan analisis kedua dalam Teori Kuantitatif Hayashi tipe 1. Melalui analisis ini, kita bisa mendapatkan daftar hubungan statistik antara kata Kansei dan elemen-elemen desain. Setelah itu kita dapat mengidentifikasi kata Kansei, yang memberikan item-item tertentu desain detail. Sebagai contoh, jika konsumen menginginkan sesuatu yang indah, kata Kansei ini merespon dengan beberapa desain detail dalam sistem. Data ini membangun basis data citra dan basis peraturan.
3.
Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan terdiri dari aturan-aturan yang dibutuhkan untuk memutuskan tingkat korelasi antara item-item rincian desain dengan Kansei Word. Beberapa aturan dihasilkan dari perhitungan teori kuantifikasi dan beberapa dari prinsip-prinsip kondisi warna, panduan desain kasar dan masih banyak lagi.Gambar 2.8 menunjukkan struktur Kansei Engineering System (KES).
Gambar 2.8 Struktur Sistem KES commit Nagamichi, to user (Sumber: 1995)
II-15
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Basis Data Desain dan Warna (Design and Color Database) Detil-detil desain diterapkan pada basis data desain bentuk dan basis data pengecatan warna secara terpisah. Semua detil-detil desain terdiri dari desain aspek yang berhubungan sebagai bentuk total dengan masing-masing Kansei Word. Basis data warna terdiri dari warna yang beragam yang juga dihubungkan pada Kansei Word. Desain gabungan dengan bentuk dan ukuran ini di kutip dengan sistem inferensi yang spesifik berdasarkan basis peraturan dan kemudian ditampilkan dalam grafik dilayar.
d. Tipe IV: Permodelan Kansei Engineering Dalam permodelan Kansei tipe IV, suatu model matematis dibangun dalam basis aturan yang rumit untuk mencapai keluaran ergonomi diterapkan sebagaimana peranan logika ke basis peraturan. Penerapan Kansei tipe IV telah sukses dalam pengembangan printer warna dari warna orisinil menjadi lebih indah dan mengacu pada warna kulit muka (Faceskin color) dengan Fuzzy Logic oleh Fukushima. e. Tipe V: Virtual Kansei Engineering Tipe ini memberikan presentasi dari produk nyata dengan perwakilan dalam penggabungan dengan kenyataannya. Hal ini dapat dilakukan dengan sistem pengumpulan data standar.
2.5 Teori Statistik 2.5.1 Skala Pengukuran Pengukuran merupakan suatu proses suatu angka atau simbol dilekatkan pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Prosedur pemberian angka/simbol yang dapat diartikan sebagai suatu proses penentuan angka/simbol yang diperlukan dalam suatu skala 2. Property of object yang berarti sifat-sifat yang terlekat pada obyek yang commit to user diteliti.
II-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Dalam rangka memberikan karakterisasi pada beberapa property yang akan ditanyakan, yang berarti pemberian simbol tersebut terkait dengan sifat-sifat obyek yang diteliti.
2.5.1.1 Jenis Skala Pengukuran Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasi variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya (Sugiyono, 1997). Skala pengukuran dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Skala Nominal Maksud dari skala pengukuran yang disusun menurut jenis (kategori) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karateristik dengan karakteristik yang lain sebagai contoh skala nominal dalam gender, responden dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu : laki-laki diberi angka 1 dan perempuan diberi angka 2. Angka ini hanya berfungsi sebagai label/kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa. 2. Skala Ordinal Skala ini memasukkan karakteristik harapan skala nominal yang berkelanjutan dengan hubungan angka yang diberikan untuk nilai. Skala ordinal merupakan skala yang tidak hanya mengkategorikan variabel ke dalam kelompok, tetapi juga menunjukkan beberapa derajat urutan / peringkat (rangking) yang diakui untuk diukur sebagai contoh : Manajer dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu manajer puncak, manajer menengah, dan manajer pelaksana. Manajer puncak diberi angka 1, manajer menengah diberi angka 2 dan manajer pelaksana diberi angka 3. angka-angka dalam kasus ini menunjukkan nilai, tetapi perbedaan antara hitungan angka tidak menunjukkan nilai, tetapi perbedaan diantara hitungan angka tidak menunjukkan derajat superioritas. Dalam hal ini derajat superioritas tidak ditunjukkan angka-angka, tetapi jelas bahwa puncak lebih commit to user tinggi dan diikuti oleh manajer menengah dan selanjutnya menajer pelaksana
II-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Skala Interval Skala ini selangkah lebih maju dibandingkan dengan skala ordinal. Skala interval meliputi konsep equality dari peningkatan menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Sebagai contoh skala ini, jika sekelompok kategori data diberi nilai 1, 2, 3, 4, 5, maka jarak antara 1 dan 2 sama dengan jarak 4 dan 5. 4. Skala Rasio Skala rasio adalah skala interval dan memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat dirubah. Misalkan umur responden memiliki nilai dasar nol, dengan skala ini dapat untuk menunjukkan angka-angka keadaan fisik terkini (actual) terhadap variabel yang diukur dalam hal ini adalah umur.
2.5.1.2 Penyusunan Skala Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perbedaan semantik (Semantic Differential Scale), adalah suatu skala pengukuran untuk metodologi riset yang dikembangkan oleh Osgood pada tahun 1957, untuk mengukur maksud atau arti, psikologi dari suatu obyek ke perorangan. Teknik ini dikembangkan untuk menguraikan isi dari suatu yang multidimensional dan mencari dimensi yang tersembunyi yang tidak dapat diukur secara langsung Maka ditempatkan pada isian properti multidimensi yang disebut isian semantik. Metode ini menggunakan skala rating bipolar (dua kutup), yang biasanya menggunakan skala 7 butir yang disediakan untuk mengisi pandangan yang diyakini dalam setiap item skala. Karakteristik bipolar mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap obyek, yaitu : a. Evaluatif, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu obyek. Contoh : [(good (bagus)-bad (buruk)]-yang dapat dilihat pada contoh seperti “Good-Bad, “Fresh-stale”, “Cold-Hot”. b. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu obyek. Contoh : [(Strong (kuat)-Weak (lemah)]-dilihat dicontoh seperti ”Weakcommit to user strong”.
II-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Aktivitas, yaitu tingkat gerakan suatu obyek. Contoh : (Active-passive)-dalam contoh “The Activepassive, dan tensis yang sederhana. Contoh : Besar : ___: ___ : ___ : ___ : ___ : ___: ___: kecil 1
2
3
4
5
6
7
Dari contoh diatas, responden memberikan tanda silang (x atau V) terhadap nilai yang sesuai dengan persepsinya. Teknik ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengetahui merk dagang. Maksud dari semua ini adalah dapat membedakan antara sikap yang metode lain tidak lakukan dan harus memberikan hubungan antara sikap dan perilakunya. Langkah -langkah Semantic Defferential: a.
Pilihlah konsep, obyek atau rangsangan lain yang akan dinilai dengan tujuan bipolar (berkutub 2).
b. Seleksilah skala yang sesuai atau sepasang kata sifat. Seleksi ini ditentukan oleh pendukung-pendukung faktor dan relevansi konsep. Subyek-subyek diberi sebuah kata dan diminta untuk menilai kata dengan beragam kata sifat yang saling berlawanan disepanjang skala poin 7. Memberikan nilai disepanjang skala poin 7 antara kata sifat evaluatif yang saling berlawanan, digunakan untuk mendefinisikan arti sebuah konsep pembagiannya pada poin dalam ruang semantik multidimensi. Semantic Differential digunakan secara luas dibidang periklanan dan penelitian pasar, dari kuesioner sampai wawancara dan kelompok-kelompok fokus. Kepandaian dalam banyak hal di dalam penggunaan dengan kata sifat berkutub dan kesederhanaan dalam memahaminya, membuatnya ideal sebagai ”kuesioner dan interview konsumen”. Daya tarik yang besar pada teknik Semantic Differential adalah kemampuannya (SD) dalam menjelaskan ”Dimensi yang mendasari” yang digunakan oleh peserta penelitian dan dalam mengidentifikasi hubungan antara obyek yang sedang dievaluasi.
commit to user
II-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manfaat teknik Semantic Differential dibandingkan dengan metode ”pengskalaan” lain adalah: a. SD merupakan kombinasi tipe-tipe skala-skala penilaian yang biasa dengan analisis faktor. b. Tekniknya sangat fleksibel dan simpel untuk dikonstruksi, dikelola dan dinilai. c. Semantic Differential (SD) adalah subyek dari semua pembatasan skalaskala penilaian, kemungkinan memalsukan respon, menyetujui (tendensi untuk menempatkan nilai-nilai diposisi tengah) penandaan sebuah konsep diatas skala yang tak berarti. d. Kevalidan dan reliabilitas dari skala Semantic Differential umumnya memuaskan studi kevalidan menunjukkan koefisien hubungan sebesar 0, 80 antara penilaian Semantic Differential dengan skala Thurstone, likert dan butman. Pengetesan kembali reliabilitas Sementic Differential dilaporkan hasilnya mencapai 0, 90. e. Semantic Diffferensial adalah teknik-teknik yang berguna dalam mengukur sikap orang terhadap obyek.
2.5.1.3 Validitas Kesahihan (validitas) adalah tingkat kemampuan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut.
...........(2.1)
Keterangan: N = jumlah responden/data pengamatan X = variabel independen commit to user Y = variabel dependen
II-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun prosedur untuk menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor menggunakan software SPSS versi 17.00 dengan langkah analisis sebagai berikut : 1.
Dari menu utama SPSS pilih menu Statistics / Analyze kemudian pilih sub menu Correlate, lalu pilih Bivariate.
2.
Tampak di layar tampilan windows Bivariate Correlation.
3.
Isikan dalam box variabel semua butir skor pertanyaan dan skor total.
4.
Pilih Coeficient Correlation Pearson.
5.
Tekan OK.
6.
Output SPSS.
2.5.1.4 Reliabilitas Reliabilitas (keandalan) butir adalah instrument untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel ataupun konstruk. Suatu kuesioner dikatakan andal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Rumus Spearman Brown .................................(2.2)
Keterangan: r1= Reliabilitas internal seluruh instrumen rb= Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Repeated Measure atau ukur ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda. Kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One Shot atau diukur sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain. commit to user
II-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun langkah analisis dari uji reliabilitas ataupun keandalan dengan menggunkan bantuan software SPSS versi 17.00 adalah sebagai berikut: 1. Dari menu utama SPSS pilih menu Statistics/Analyze kemudian pilih sub menu Scale, lalu pilih ReliabilityAnalysis. 2. Tampak dalam layar tampilan windows Reliability Analysis. 3. Masukkan semua pertanyaan kedalam box Items. 4. Pada box model pilih Alpha. 5. Klik tombol Statistics sehingga tampak dilayar wndows
Reliability
Analysis Statistics. 6.
Pada bagian Descriptive for pilih Scale if Item Deleted.
7.
Klik Continue dan OK.
8.
Output SPSS.
2.5.2 Analisis Faktor Analisis faktor adalah usaha untuk menyederhanakan hubungan yang kompleks dan hubungan yang bermacam-macam, yang ada diantara serangkaian variabel yang diteliti, dengan cara membuka dimensi-dimensi umum atau faktorfaktor yang bersama-sama menghubungkan variabel-variabel yang tidak berhubungan dan sebagai hasilnya faktor ini menyediakan pengetahuan kedalam struktur yang mendasari sebuah data. Sebagai contoh, dimensi umum yang mendasari sebuah kelas sosial bisa menerangkan hubungan positif yang kuat yang sering ditemukan diantara pendapatan, pendidikan dan pekerjaan. Istilah-istilah kunci yang digunakan dalam proses analisis faktor adalah: a. Matrik korelasi anti image: Matrik hubungan parsial bagian antara variabel setelah analisis faktor, melambangkan derajad yang mana faktor-faktor itu saling menjelaskan hasilnya satu sama lain. Diagonal berisi pengukuran kecukupan sampling untuk masing-masing variabel, dan nilai-nilai diagonal miring atau diagonal putus-putus merupakan hubungan parsial diantara variabel. commit to user
II-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Test ”kebulatan atau kelengkungan” Bartllet: Model faktor yang mana faktor-faktornya berdasarkan ”Reduced Correlation Matrik” (matrik hubungan menurun). Yaitu berhubungan dengan umum atau bersama dimasukkan pada diagonal matrik korelasi dan faktor-faktor ini berdasarkan hanya pada varian umum, dan varian yang spesifik dan error tidak termasuk didalamnya. c.
Matrik korelasi: tabel menunjukkan interkorelasi diantara semua variabel.
d. Pengukuran kecukupan sampling: mengukur perhitungan baik untuk seluruh matrik korelasi maupun masing-masing variable individual yang mengevaluasi ketetapan dalam menerapkan analisis faktor. Nilai diatas 0,50, baik untuk keseluruhan matrik maupun untuk variabel individual, mengidentifikasikan ketepatan. e. Analisis
faktor R:
menganalisis
hubungan
antara variabel
atau
mengidentifikasi kelompok-kelompok variabel yang membentuk dimensi laten (faktor). Faktor intelektual umum, (umum untuk semua pengukuran), dan sebagai faktor khusus yang berkaitan dengan masing-masing ukuran secara unik atau dengan hanya sedikit ukuran. Peneliti akan segera melihat bahwa ada ketidak menentuan dasar yang berkaitan dengan model faktor umum. Agar supaya dapat menentukan jumlah faktor-faktor umum secara tepat, peneliti harus mengetahui varian dari masing-masing. Variabel umum terhadap variabel P-1 lainnya; disisi lain, sebelum sampai jumlah faktor-faktor umum diketahui, bagian dari sebuah varian variabel yang berbagi dengan variabel lain tidak dapat ditentukan. Lagipula, meskipun dimensionalitas ruang vektor umum (contoh : jumlah faktor faktor umum) dapat diputuskan jika varian umumnya diketahui, tetapi faktorfaktor umum itu sendiri tidak menentu. Jadi, untuk sebuah matrik data yang diberikan, akan ada jumlah rangkaian faktor-faktor umum yang berbeda dan tak tentu. Model Analitik faktor yang umum, disi lain, mengekspresikan masingmasing variabel yang dapat diteliti di observasi dipandang dari segi faktor-faktor umum yang tidak dapat diteliti dan faktor unik. commit to user
II-23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor-faktor umum merupakan faktor yang tidak dapat diteliti. Biar bagaimanapun, peneliti dapat mengukur indikator-indikator mereka dan menghitung korelasi antara indikator indikator tersebut. Tujuan dari Analisis faktor menggunakan matrik korelasi yang diperhitungkan adalah. 1. Mengidentifikasi jumlah faktor-faktor umum terkecil (contoh, model faktor yang paling hemat) yang menjelaskan dengan baik atau memberi keterangan tentang korelasi diantara indicator-indikator. 2. Mengidentifikasi solusi faktor yang paling masuk akal melalui rotasi faktor 3. Memperkirakan muatan pola dan struktur, komunalitas (berhubungan dengan umum), dan varian-variabel unik indicator-indikator. 4. Menyediakan sebuah interpretasi faktor-faktor umum. 5. Jika perlu, memperkirakan nilai-nilai faktor.
2.5.3 Prosedur Peringkasan Data Ada beberapa langkah untuk menampilkan peringkasan data: a. Menyusun matrik data baris Matrik ini berisi data riil yang berasal dari kuesioner, m x n x matrik, dengan m sebagai jumlah responden dan n sebagai variabel. b. Menguji apakah data sudah sesuai dengan analisis faktor Pertama, seseorang dapat secara subyektif menguji matrik korelasi, korelasi yang tinggi antara variabel-variabel mengindikasikan bahwa variabel-variabel dapat dikelompokkan menjadi rangkaian homogen dari variabel-variabel seperti masing-masing rangkaian variabel mengukur “konstruksi atau dimensi yang sama” yang mendasari yang sama. Korelasi yang rendah antara variabel-variabel mengindikasikan bahwa variabel-variabel tidak memiliki banyak hal-hal umum atau mengindikasikan bahwa variabel-variabel merupakan kumpulan variabelvariabel yang heterogen. Dalam hal ini, seseorang dapat melihat analisis faktor sebagai suatu tehnik yang mencoba untuk mengidentifikasi commit to user kelompok-kelompok atau kelompok-kelompok variabel seperti yang
II-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
variabel-variabel di masing-masing kelompok merupakan indikator sifat atau faktor umum. Hal ini menyarankan bahwa matrik korelasi sesuai dengan pemfaktoran. Biar bagaimanapun, pengujian visual terhadap matrik korelasi untuk sejumlah besar variabel merupakan hal yang “tidak mungkin”, dan karena itu aturan ini tidak sesuai ketika ada banyak variabel. Kedua, seseorang dapat menguji korelasi yang parsial yang mengendalikan semua variabel-variabel lain. Korelasi ini, yang juga mengacu pada korelasi Anti image negatif, untuk matrik korelasi yang sesuai dalam pemfakturan, haruslah kecil. Biar bagaimanapun, seberapa kecil “kecil” itu biasanya merupakan pertanyaan yang mengkritik. Hal ini nampak bahwa korelasi yang parsial itu sifatnya kecil, tapi seseorang dapat dengan mudah mengambil persoalan dari kesimpulan-kesimpulan ini. Ketiga, seseorang dapat menguji ukuran Kaiser dari kecukupan sampling secara keseluruhan dan ukuran kecukupan sampling untuk masing-masing indikator. Ukuran ini, ukuran kecukupan sampling Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) (Kaiser 1970), merupakan ukuran diagnosa yang populer. KMO menyediakan cara untuk mengakses tingkatan yang mana indikator sebuah konstruksi masuk didalamnya bersama-sama. Yaitu, sebuah ukuran untuk mengukur kehomogenitasan variabel-variabel. Meskipun tidak ada tes statistic untuk ukuran KMO ini, panduan berikut ini disarankan oleh Kaiser and Rice (1974). Tabel 2.2 Panduan Ukuran KMO Ukuran KMO
Rekomendasi
≥ 0.90
Bagus
0.80+
Bermanfaat
0.70+
Biasa
0.60+
Sedang
0.50+
Menyedihkan
Below 0.50 commit to user
II-25
Tidak dapat diterima
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jelas sudah bahwa nilai KMO yang lebih tinggi diinginkan. Disarankan bahwa ukuran KMO secara keseluruhan harus lebih besar dari 0,80. Biar bagaimanapun, ukuran diatas 0,60 dapat ditoleransi. Ukuran KMO secara keseluruhan kadang-kadang dapat ditingkatkan dengan cara menghapus variabel-variabel yang salah yang nilai MSA nya rendah atau kurang dari 0.5. (Santoso S., 2001).
2.5.4 Analisis Conjoint Sejak pertengahan tahun 1970 an, Analisis Conjoint telah menarik perhatian yang besar sebagai sebuah metode teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan yang relative berdasarkan presepsi pelanggan yang dibawa oleh suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut-atribut produk terkait. Filosofi dari teknik analisis ini ialah setiap stimulus apa saja yang bisa berupa produk, merek atau barang yang dijual dipasar akan dievaluasi oleh konsumen sebagai suatu kumpulan atribut-atribut tertentu. Oleh karena itu, teknik ini sangat bermanfaat dalam pemasaran untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk yang diluncurkan di pasar. Analisis Conjoint mendapatkan sambutan yang besar (dapat diterima secara luas) dan digunakan di banyak industri, dengan tingkat penggunaan mencapai sepuluh kali lipat pada tahun 1980 an. Selama tahun 1990 an. Penerapan Analisis Conjoint semakin jauh meningkat, menyebar ke berbagai bidang penelitian. Penggunaan Conjoint yang meluas di pasar dalam rangka pengembangan produk baru untuk konsumen, membuatnya diadopsi dibanyak area lain, seperti pemasaran industri. Penggunaan Analisis Conjoint yang dipercepat telah bertepatan dengan pengenalan program komputer secara luas yang mengintegrasikan keseluruh proses, dari pembangkitan gabungan nilai-nilai variabel independen yang dievaluasi untuk menciptakan simulator pilihan untuk memprediksi pilihanpilihan konsumen berlawanan dengan sejumlah besar produk alternatif dan simulator layanan. Teknik Analisis Conjoint dikembangkan dari commit to user dari faktor-faktor yang terkendali adanya kebutuhan untuk menganalisis efek-efek
II-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(variabel independen (bebas)) yang secara kualitatif sering ditetapkan atau diukur secara lemah. Analisis Conjoint sesungguhnya merupakan satu keluarga dengan tehnik dan metode, yang secara teoritis berdasarkan pada model-model integrasi informasi dan pengukuran fungsional. Dipandang dari model ketergantungan dasar. Analisis Conjoint dapat digambarkan sebagai Y1 = X1 + X2 + X3 + …. + XN
……………………………. (2.4)
(Metrik atau nonmetrik) Analisis Conjoint cocok untuk memahami reaksi-reaksi konsumen dan evaluasi kombinasi atribut yang ditetapkan sebelumnya yang menggambarkan produk-produk dan servis-servis potensial. Sementara memelihara derajat realisme yang tinggi, Analisis Conjoint menyediakan peneliti padnagan tentang komposisi pilihan-pilihan konsumen. Fleksibilitas dan keunikan Analisis Conjoint terbuat dari (1) Kemampuannya dalam mengakomodasi baik variable bergantung matrik maupun variabel bergantung nonmetrik, (2) Penggunaan variabel peramal kategoris, dan (3) Asumsi yang cukup umum tentang hubungan variabel. Ada beberapa istilah kunci yang sering digunakan dalam teknik Analisis Conjoint. Istilah-istilah kunci dan definisinya adalah : 1. Bagian yang penting : estimasi atau perkiraan dari Analisis Conjoint dari pilihan atau kegunaan secara menyeluruh yang berkaitan dengan masingmasing
kategori
dari
masing-masing
item
yang
digunakan
untuk
mendefinisikan produk atau servis. 2. Kegunaan : penilaian pilihan yang subyektif oleh seseorang menggambarkan nilai holistik atau nilai obyek spesifik. Dalam Analisis Conjoint, kegunaan diasumsikan untuk dibentuk oleh kombinasi estimasi bagian penting untuk serangkaian kategori yang ditetapkan, dengan penggunaan sebuah model tambahan, mungkin dalam kata sambung dengan efek-efek interaksi. 3. Kategori : Nilai spesifik yang mendiskripsikan sebuah item. Masing-masing item harus di representasikan oleh dua atau lebih kategori, tetapi jumlah kategori khusus tidak pernah melebihi lima. Jika itemnya adalah metrik, harus commit to user dikurangi menjadi sejumlah kecil kategoeri.
II-27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Item : Variabel yang peneliti manipulasi yang memprestasikan atribut yang spesifik. Dalam Analisis Conjoint, item-item (variable independen) merupakan hal yang nonmetrik. Item-item harus di representasikan oleh dua atau lebih nilai (juga diketahui sebagai kategori), yang juga ditentukan oleh peneliti. Analisis Conjont merupakan teknik multivariasi yang digunakan secara spesifik untuk memahami bagaimana responden mengembangkan pilihan produkproduk atau servis-servis. Hal ini berdasarkan premis simpel yang konsumen evaluasi nilai produknya (riil atau hipotetik) dengan mengkombinasikan sejumlah nilai terpisah yang disediakan oleh masing – masing atribut. Analisis potensial integrasi metode conjoint cenderung di Kansei Engineering, metode ini membantu mengartikan dan menyusun data masukan responden kepada gelombang informasi proses desain. Analisis Conjoint merupakan hal yang unik diantara metode multivariasi dimana peneliti pertama-tama mengkonstruksi serangkaian produk atau servis riil atau hipotetik dengan mengkombinasikan kategori terpilih dari masing-masing atribut. Kombinasi mereka secara keseluruhan. Jadi, peneliti menyuruh responden untuk menampilkan tugas yang sangat realistik. Yaitu memilih antara serangkaian produk. Responden perlu menceritakan halhal lain pada peneliti, seperti : Bagaimana pentingnya sebuah atribut individual bagi mereka atau bagaimana baiknya produk-produk ditampilkan dalam atribut yang spesifik. Karena peneliti mengkonstruksi produk atau servis hipotetik dalam sikap yang spesifik, maka pengaruh masing-masing atribut dalam penilaian kegunaan dari seorang responden dapat ditentukan dari rating keseluruhan responden. Tahapan – tahapan dalam menggunakan analisis conjoint yaitu: 1. Merumuskan masalah 2. Mengkonstruksi Stimulus 3. Menentukan Bnetuk Data Input 4. Membuat Prosedur Analisis Conjoint 5. Menafsirkan Hasilnya commit to user
II-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam Analisis Conjoint, desain experimental dalam analisis keputusan konsumen, memiliki dua tujuan : 1. Untuk
menentukan
kontribusi
variabel
peramal
dan kategori-
kategorinya dalam penentuan pilihan-pilihan konsumen. 2. Untuk membuat model yang valid dari penilaian konsumen.
2.5.5 Kalkulasi Analisis Conjoint Ada beberapa kalkulasi untuk menerapkan Analisis Conjoint, kalkulasi tersebut adalah : a. Jumlah rangsangan atau stimuli Pada Analisis Conjoint, jumlah item-item yang termasuk di dalam analisis tersebut langsung mempengaruhi efisiensi dan reliabilitas statistic hasil. Karena item-item dan kategori-kategori ditambah, maka jumlah parameter yang meningkat yang harus diestimasi, membutuhkan baik sejumlah besar stimuli maupun pengurangan reliabilitas parameter. b. Menghitung Deviasi Dengan berasumsi bahwa model dasar (sebuah model tambahan) diterapkan, peneliti bias menghitung pengaruh yang kuat di masingmasing kategori sebagai perbedaan (deviasi) dari rangking makna keseluruhan. (Dengan catatan ini dapat disamakaan dengan regresi ganda dengan variabel model atau ANOVA). Sebagai contoh peringkat rata-rata untuk penggunaan (bebas obat Vs menggunakan obat) untuk responden 1 adalah : Bebas Obat = (1 + 2 + 3 + 4) / 4 = 2,5 Menggunakan Obat = (5 + 6 + 7 + 8) / 4 = 6,5 Dengan rangking rata-rata 8 stimuli 4,5 [(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8/8 = 38/8 = 4,5)], kategori bebas obat kemudian akan mempunyai deviasi 2,0 (2.5 – 4,5) dari rata-rata keseluruhan, sedangkan kategori yang menggunakan obat akan memiliki deviasi + 2,0 (6,5 – 4,5). Maka dari itu, kalkulasi umum untuk menentukan deviasi adalah : commit to user Deviasi = rangking rata-rata kategori – rangking rata-rata keseluruhan .
II-29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ketika ukuran pilihan secara terbaik berkaitan dengan pilihan seperti disini kita membalik tanda-tanda deviasi di dalam perhitungan bagian penting sehingga deviasi positif dapat dihubungkan dengan bagian penting yang mengindikasikan pilihan-pilihan yang lebih besar. c. Menghitung Pentingnya item Untuk menghitung pentingnya item, pertama-tama peneliti harus menghitung bagian penting dari masing-masing kategori. Bagian penting dari masing-masing kategori dihitung dalam 4 langkah : Langkah 1
= Kuadratkan deviasi masing-masing sampel dan jumlahkan semua deviasi kuadrat.
Langkah 2
= Menghitung nilai kestandaran yang sama dengan total jumlah kategori-kategori yang dibagi dengan jumlah deviasi kuadrat.
Langkah 3 =
Menstandarkan masing-masing deviasi yang kudarat
yang
dikalikan
dengan
nilai
kestandaran. Langkah 4
= Mengestimasi bagian yang penting dengan mengakarkan standar deviasi .
Pentingnya faktor dihitung sebagai : ǒ®Ȗ̜m p ® ˴amǴ
d. Menghitung Skor
lƼǴ p a m ǒ®Ȗ̜m ® ǒpll® ˴amǴ
100%
Untuk menjadi sukses, peneliti harus dapat mendeskripsikan produk atau servis dari sudut pandang 2 hal yaitu atribut dan semua nilainilai yang relevan untuk masing-masing atribut. Dengan mengkonstruksi kombinasi spesifik (stimuli). Peneliti berusaha untuk memahami struktur pilihan responden. Nilai, yang merepresentasikan kegunaan total atau pilihan keseluruhan dari sebuah obyek, dapat dianggap sebagai suatu hal berdasarkan pada deviasi untuk masing-masing kategori. Bentuk umum dari Model Conjoint dapat ditunjukkan sebagai : commit to user
II-30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Skor untuk produk) ij …. n = deviasi kategori I untuk item 1 + deviasi kategori j untuk item 2 + ………. + Deviasi kategori n untuk item n ……………….. ................................................................................. (2.6) Dimana produk atau servis memiliki atribut m, masing-masing memiliki kategori n. produk terdiri dari kategori I dari item 1, kategori j dari item 2, dan seterusnya, sampai kategori n untuk item m.
2.6 Ergonomi 2.6.1 Pengertian Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (Kerja) dan Nomos (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek – aspek manusia dalam lingkungan kerjanya (Nurmianto, 2004) Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu ergonomi antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan
kepuasan
kerja
yang
maksimal
selain
meningkatkan
produktivitasnya”. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi : Teknik, Fisik, Pengalaman psikis,, Anatomi utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian, Anthropometri, Sosiologi, Fisiologi terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Desain, dan lain sebagainya.
2.7
Anthropometri Anthropometri berasal dari kata “Antropos” yang artinya manusia dan
“Metri” yang berarti ukuran. Jadi Antropometri diartikan sebagai ilmu yang secara commit tubuh to usermanusia yang digunakan untuk khusus berkaitan dengan pengukuran
II-31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.terdapat dua cara pengukuran yaitu antropometri statis dan antropometri dinamis. 1. Anthropometri Statis Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya : a.
Umur. Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
b.
Jenis Kelamin. Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali pada dada dan pinggul.
c.
Suku Bangsa (Etnis)
d.
Sosial, ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
2. Anthropometri dinamis. Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri dinamis yaitu : a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. c. Pengukuran variabilitas kerja. Dalam antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu sangat besar manfaatnya untuk merancang suatu produk atau pun fasilitas kerja yang akan dibuat. Agar rancangan suatu produk yang nantinya sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikan nya, maka prinsipprinsip apa yang harus diambil dalam aplikasi antropometri tersebut harus ditetapkan
terlebih
dahulu
seperti
(Wignjosoebroto: 1995 ; 68 ) commit to user
II-32
diuraikan
sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini rancangan dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk yaitu: a. Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan rata-ratanya. b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).
2.
Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara ukuran tertentu. Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang memerlukannya. Dari 100% data (yang sudah seragam dan cukup) hasil pengukuran yang merupakan representasi dari populasi, bisa ditentukan berapa besar populasi yang terekomendasi untuk menggunakan fasilitas kerja yang akan dirancang. Rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup flexible dioperasikan. Data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil 5 s/d persentil 95. Tabel 2.3 Tabel Persentil Persentil
Rumus
1
x – 2,325 SD
2,5
x – 1,960 SD
5
x – 1,645 SD
10
x – 1,280 SD
50
x
90
x + 1,280 SD
95
x + 1,645 SD
97,5
x + 1,960 SD
99
x + 2,325 SD
x = nilai rata-rata commit to
II-33
userSD = Standar Deviasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk bab ini diuraikan tentang bahan atau materi penelitian, obyek penelitian, tata cara penelitian, data yang diperlukan serta cara analisis yang akan digunakan dengan menampilkan rangkaian proses penelitian yang dilakukan dalam gambar 3.1 sebagai berikut:
commit to user Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah III-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.1 Tahap Identifikasi Masalah Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan masalah, dan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada sub-sub berikut ini.
3.1.1
Studi Pustaka Tujuan studi pustaka adalah untuk menunjang pemecahan masalah
dengan mencatat dan mempelajari referensi yang terkait sebagai sebuah teori dasar untuk sebuah analisa penelitian. Hal ini dilakukan dengan mencari buku, jurnal dan publikasi untuk mendapatkan teori yang tertulis dan metode pengumpulan data.
3.1.2
Studi Lapangan Studi lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari keadaan
kursi roda lansia di pasaran secara langsung. Serta mengetahui perilaku konsumen terhadap penjualan kursi roda lansia. Sehingga produsen mengetahui apa yang sedang menjadi keinginan konsumen.
3.1.3
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian
disusun sebuah rumusan masalah. perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
cara
mengembangkan
produk
kursi
roda
lansia
dengan
mengidentifikasikan keinginan pengguna kursi roda lansia sehingga diperoleh spesifikasi yang sesuai berdasarkan citra (image) konsumen.
3.1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat
menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah mengetahui hasil spesifikasi produk kursi roda lansia yang sesuai keinginan konsumen, Mengetahui user utama untuk perbaikan produk atribut-atribut yang penting yang commit menjaditoprioritas
III-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kursi roda lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas dan memenuhi keinginan konsumen.
3.2 Menyediakan Kata Kansei Mengumpulkan kata kansei yang berkaitan dengan produk yang akan diteliti. Kata-kata kansei yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari internet, jurnal, dan wawancara. ”Kansei Words” yang berupa kata sifat atau kata perasaan.
3.3 Seleksi Kata Kansei yang Relevan Terhadap Kursi Roda Kemudian kata kansei dievaluasi melalui metode Semantic Deffential I yang dikembangkan oleh Osgood. Tentang skala (kecenderungan memilih) konsumen terhadap Kansei Word yang diberikan. Responden memilih dan menilai seberapa nilai skala keinginannya terhadap kata kansei. Ada beberapa prosedur setelah melakukan evaluasi dengan semantic differential I, yaitu: a. Test kecukupan data Test kecukupan data dilakukan untuk mengetahui gambaran jumlah sampel dari semua kuesioner yang disebarkan kepada responden. Test kecukupan data akan dilakukan dengan menggunakan persamaan dibawah ini : æZö n = P (1-P) ç ÷ èEø
2
.....................................................................
(3.1)
Dimana : n = ukuran sampel yang dibutuhkan p = proporsi yang diharapkan z = nilai z (tabel normal) yang berkaitan dengan kategori kecermatan E = kesalahan (error) maksimum yang ditoleransi n adalah batas jumlah kuisioner agar dapat diakui kecukupannya. Penelitian ini menggunakan tingkat kepastian 95%, kesalahan maksimum 5%. Kuisioner yang akan dibagikan pada responden adalah 40. commit to user
III-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Validitas dan Reliabilitas Validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan satu istilah metode. Pengukuran penelitian ini akan menggunakan software statistik, SPSS versi 17.0, untuk menentukan uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini menggunakan 0.05 tingkat ke-signifikan-an dan derajat kebebasan (n-2), dimana n adalah jumlah kuesioner yang digunakan dalam uji kecukupan data. 1) Hipotesa Validitas: Hipotesis: H0: Nilai variabel memiliki hubungan positif dengan nilai faktor (valid) H1: Nilai variabel yang tidak memiliki hubungan positif dengan nilai faktor (tidak valid) Tingkat kesignifikanan: α = 0.05 ; df = n-2 = 39-2 = 37; r tabel = 0,325 Area Kritis: Jika r kalkulasi ≥ r tabel, H0 diterima. Jika r kalkulasi < r tabel, H0 diterima. 2) Uji Reliabilitas Hipotesa: H0: Nilai variabel memiliki hubungan positif dengan nilai faktor (reliabel) H1: Nilai variabel yang tidak memiliki hubungan positif dengan nilai faktor (tidak reliabel) Tingkat kesignifikanan: α = 0.05 ; df = n-2 = 39-2 = 37; rtabel = 0,325 Area Kritis: Jika r alpha ≥ r tabel, H0 diterima. Jika r alpha < r tabel, H0 diterima. commit to user
III-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Analisis Faktor Setelah didapatkan data numerik yang didapat dari kuesioner dan telah melalui uji validitas dan reliabilitas, langkah berikutnya adalah mengevaluasi ketepatan kata-kata. Dalam penelitian ini, analisis faktor digunakan untuk meringkas informasi ke dalam variabel dengan jumlah kecil yang disintesis (dikumpulkan dan dijadikan satu). Dengan analisis faktor, kansei word diringkas dari puluhan kata menjadi hanya beberapa kata. Kata-kata itu (kansei word) digunakan lagi untuk evaluasi Semantic Differential yang kedua yang digunakan untuk menganalisa antara masing-masing kata dan image subyek tentang masing-masing sampel. Pengolahan data ini akan menggunakan SPSS versi 17.0. Menu yang digunakan di analisa faktor adalah analisa, pengurangan data dan kemudian faktor pilihan. Langkah-langkah peringkasan data: 1) Membangun matrik korelasi 2) Tes nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) dan tes bartlett Hipotesa: H0: Variabel atau Kansei Word tidak dapat digunakan untuk analisa selanjutnya. H1: Variabel atau Kansei Word dapat digunakan untuk analisa selanjutnya. Area kritis: Signifikansi > 0,05, H0 diterima Signifikansi < 0,05, H0 ditolak 3) Analisa Matrik Anti Image Nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) bervariasi antara 0 sampai 1, dengan kriteria: a. MSA: 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan dari variable lain. b. MSA> 0,5, variabel masih dapat diprediksi tanpa kesalahan dari variabel lain dan dapat dianalisa lebih lanjut. commit to user
III-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. MSA< 0,5, variabel tidak dapat diprediksi tanpa kesalahan dari variabel lain dan tidak dapat dianalisa lebih jauh, atau harus dipindahkan keluar dari variabel-variabel lain. Jika ada lebih dari satu variabel yang memiliki MSA < 0,5, maka kemudian variabel yang dipindahkan tadi merupakan nilai yang terkecil.
3.4 Mengumpulkan sampel produk Menyiapkan sampel kursi roda yang akan diteliti dan dikembangkan. Sampel produk yang didapatkan sebanyak 16 kursi roda dengan spesifikasi yang bermacam-macam.
3.5 Mendaftar Item dan Kategori Pemilihan desain elemen berdasarkan pada item-item dan kategori pada sampel produk yang telah disiapkan. Pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian. Dalam langkah ini peneliti mengadakan pengamatan awal tentang komponen – komponen penyusun 16 sampel produk kursi roda yang diproduksi oleh “Toko Medical Teknik”. Elemen desain sebuah produk dapat dibagi menjadi beberapa komponen-komponen untuk menyiapkan sampel. Masing-masing komponen didefinisikan sebagai item dan sifat masing-masing item didefinisikan sebagai kategori. Dengan kata lain, sebuah produk disusun dari beberapa item dan masing-masing item memiliki satu kategori. Sampel-sampel harus disiapkan agar supaya tidak ada sampel yang memiliki kategori yang sama pada seluruh item untuk analisa matematis dengan model Analisa. Dalam penelitian ini, sebuah kursi roda dibagi menjadi 5 elemen faktor, yaitu Bahan kerangka, Sistem penggerak, Sarana pendukung (Aksesoris), Bahan sandaran, Warna.
3.6 Evaluasi Eksperimen Pada kuesioner
yang
kedua, responden diminta kembali untuk commit to ada userdihadapan mereka untuk masingmengevaluasi masing-masing sampel yang
III-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masing kansei word dari hasil analisis faktor. Kuesioner kedua juga menggunakan skala Semantic Differential (dengan skala 7) dan intruksinya sama dengan kuesioner pertama. Perbedaan antara kuesioner pertama dengan kuisioner yang kedua adalah pada kuesioner pertama, responden mengevaluasi 16 sampel produk bersama-sama untuk menyeleksi kansei word yang sesuai dengan keinginannya. Sedangkan pada kuesioner yang kedua, responden harus mengevaluasi masingmasing stimuli sampel produk terhadap masing-masing kansei word. Tujuan dari evaluasi kedua Semantic Defferential yang kedua adalah menganalisa hubungan antara masing-masing kansei word dengan image subyek tentang masing-masing stimuli sampel produk. Nilai rata-rata masing-masing stimuli sampel produk terhadap masing-masing kansei word dari evaluasi responden kemudian dihitung. Nilai rata-rata masing – masing sampel dari hasil data kuesioner II (SDII) akan digunakan sebagai data input dalam proses Analisis Conjoint. Stimuli sampel produk merupakan suatu kartu konsep eksperimen yang berasal dari daftar item dan kategori dari 16 sampel produk awal. Untuk mengetahui jumlah minimum stimuli sampel produk yang harus dievaluasi oleh seorang responden jika analisa yang dilakukan pada kategori individual adalah: Jumlah stimuli sampel produk minimum= (Total jumlah kategori – jumlah item) +1 ..........................................(3.3)
3.7 Analisis Conjoint Analisis Kansei sebenarnya menggunakan teori Kuantifikasi Hayashi Tipe 1 untuk analisa statistik. Akan tetapi karena referensi dan pengetahuan yang terbatas mengenai software yang digunakan, maka penulis (peneliti) menerapkan modul Conjoint dalam SPSS untuk memproses data. Maka dari itu, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Analisis Conjoint.
commit to user
III-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah-langkah Analisis Conjoint tidak menggunakan menu umum atau kotak dialog tetapi menggunakan Editor Syntax. Maka dari itu, peneliti harus menulis perintah melalui Editor Syntax SPSS. Penerapan Analisis Conjoint: a) Menghitung Deviasi Penghitungan umum untuk menentukan deviasi adalah Deviasi= Rangking kategori rata-rata – rangking rata-rata keseluruhan …………………………………………................................…….… (3.4) b) Menghitung pentingnya item Untuk menghitung pentingnya item, pertama-tama peneliti harus menghitung nilai bagian pada setiap masing-masing kategori. Nilai bagian pada masing-masing kategori dihitung dalam empat langkah: Langkah 1
= Kuadratkan deviasi masing-masing sampel dan jumlahkan semua deviasi kuadrat.
Langkah 2
= Menghitung nilai kestandaran yang sama dengan total jumlah kategori-kategori yang dibagi dengan jumlah deviasi kuadrat.
Langkah 3 = Menstandarkan masing-masing deviasi yang kudarat
yang
dikalikan
dengan
nilai
kestandaran. Langkah 4
= Mengestimasi bagian yang penting dengan mengakarkan standar deviasi .
Pentingnya item dihitung sebagai: nūȖ̜Ϝ %Ǵ ū ƯtϜm xĖm %Ǵ tℎϜ nūȖ̜Ϝ ūyn%xx ū ƯtϜm
100% ……………………… (3.5)
c) Menghitung Nilai Bentuk umum model conjoint dapat diperlihatkan seperti berikut ini: (Nilai produk)ij...n= Deviasi kategori i untuk item 1 + deviasi kategori j untuk item 2 + ........... + deviasi kategori n untuk item m...........…..(3.6) commit to user
III-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dimana produk atau servis memiliki atribut m, yang masing-masing memiliki kategori n. Produk terdiri dari kategori i untuk item 2, dan seterusnya sampai kategori n untuk item m.
3.8 Pengembangan produk Setelah mengetahui item dan kategori yang sangat berpengaruh dengan image konsumen maka produsen atau desainer mencoba menerapakan pada produk kursi roda. Desainer menerapkan dengan software solid work. Konsep desain produk tetap menggunakan data antrophometri lansia yang ada.
3.9 Analisa Pembahasan Dua nilai sebagai hasil Analisis Conjoint adalah pentingnya item dan korelasi. Analisa korelasi Pearson dan Kendall: d. Jika nilai Pearson dan Kendall lebih dari 0,5, maka korelasi antara perkiraan dan kenyataan adalah kuat. e. Jika nilai Pearson dan Kendall kurang dari 0,5, maka korelasi antara perkiraan dan kenyataan adalah lemah. Hipotesa Tes Kesignifikan-an: H0: Tidak ada korelasi yang kuat antara variabel estimasi dengan image konsumen rata-rata yang nyata (Kansei Word). H1: Ada hubungan (korelasi) yang kuat antara variabel estimasi dengan image konsumen rata-rata yang nyata Kansei Word). Area Kritis: Signifikansi > 0,05, H0 diterima Signifikansi < 0,05, H0 ditolak
commit to user
III-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memaparkan keseluruhan proses observasi, pengumpulan data, dan pengolahannya, serta penjelasan teknis untuk mendapatkan nilai-nilai sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah dengan beberapa metode dan data wawancara.
4.1. Pengumpulan Kansei Word Pengumpulan data merupakan langkah awal sebelum melakukan pengolahan data. Pertama, data yang dikumpulkan yaitu kata kansei yang berkaitan dengan kursi roda. Terdapat 28 perbandingan pasangan Kansei word yang diperoleh dari wawancara, jurnal, dan internet. Dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kansei word didapat dari observasi 1. Praktis – Dekoratif
11. Berantakan – Teratur
19. Murah –Mahal
2. Kasar – Halus
12. Membosankan –
20. Gelisah – Nyaman
3. Tradisional – Modern
Menarik
21. Keras – Empuk
4. Ketinggalan Jaman –
13. Monoton – Beragam
22. Bahaya – Aman
Mengikuti Mode
14. Tidak Ergonomis –
23. Mudah Rusak –Awet
5. Tidak Artistik – Artistik
Ergonomis
24. Satu Fungsi –
15. Tidak Canggih –
6. Biasa – Elegant
Canggih
Multifungsi 25. Sempit – Luas
7. Umum – Khusus
16. Formal – Kasual
26. Kaku – Santai
8. Polos – Berwarna
17. Antik – Baru
27. Sulit Menjalankan–
9. Natural – Mencolok
18. Tidak Lengkap–
10. Sederhana – Komplek
Lengkap
Mudah Menjalankan 28. Manual – Otomatis
4.2. Evaluasi Kuesioner Pertama (Semantic Differential I) Setelah
kansei
word
didapat,
kuesioner
pertama
kemudian
didistribusikan untuk memperoleh evaluasi konsumen. Seluruh responden diberi commit to user skala 7 Semantic Differential. Kemudian memeriksa satu poin diantara angkaIV-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
angka berskala yang mereka pikir sesuai dengan keinginannya, pada masingmasing kansei word. Dimensi dari masing-masing skala adalah: 1 = Jika citra produk yang diinginkan sangat berkaitan erat dengan kansei word di kiri skala. 2 = Jika citra produk yang diinginkan berkaitan erat dengan kansei word di kiri skala. 3 = Jika citra produk yang diinginkan sedikit berkaitan dengan kansei word di kiri skala. 4 = Jika citra produk yang diinginkan netral yaitu berada diantara kansei word di kiri dan di kanan skala. 5 = Jika citra produk yang diinginkan sedikit berkaitan dengan kansei word di kanan skala. 6 = Jika citra produk yang diinginkan berkaitan erat dengan kansei word di kanan skala. 7= Jika citra produk yang diinginkan sangat berkaitan erat dengan kansei word di kanan skala. Formulir untuk kuesioner pertama dapat di lihat di lampiran B dan data evaluasi yang di uji dapat di lihat di lampiran C.
4.2.1. Uji Kecukupan Data Data observasi dilakukan kepada 40 responden, akan tetapi data yang sesuai dan dapat dianalisa lebih lanjut adalah 39 data. Observasi ini menggunakan tingkat kesignifikanan sebesar 95% (Nilai " adalah 1,96) , sedangkan tingkat ketepatan sampel sebesar 5 % (Nilai "
adalah 2,29) dan proporsi yang
diharapkan adalah 1/40 = 0,025. Kesalahan (error) maksimal yang diperoleh adalah 5 %. Ukuran sampel yang dibutuhkan berdasarkan persamaan (3.1) : &′ = 0,025 1 − 0,025 ∗
,Ƽ ,
= 37,4556
Karena nilai n’ < n maka data telah mencukupi. Kansei word yang diperoleh harus diproses dengan uji validitas dan user reabilitas untuk mendapatkan katacommit kansei to yang valid dan reliable.
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.2. Tes Validitas Data dapat dinyatakan valid jika kansei word yang diuji dalam kuisioner dapat menggambarkan citra produk. Software yang digunakan untuk proses data adalah SPSS versi 17.0 . Pada tes validitas yang pertama ini jumlah kansei word nya adalah 28 seperti ditunjukkan dalam tabel 4.2. Variable dinyatakan valid jika nilai
ü.0üB0.g
≥
.
. Dalam hal ini tabel r jika tingkat signifikansi sebesar 5% 0
dan derajat kebebasannya db= n-2 = 39 – 2 = 37. Maka dari tabel data tersebut rtabel = 0,325. Data kuisioner pertama akan diolah menggunakan SPSS 17.0, hasil dari iterasi pertamanya adalah:
Tabel 4.2 Iterasi pertama dari hasil tes validitas No
Kansei word
Korelasi total item yang di korelasi
Keterangan
1 2 3
Praktis – Dekoratif Kasar – Halus Tradisional – Modern
0,262 0,244 0,327
Tidak Valid Tidak Valid Valid
4
Ketinggalan Jaman – Mengikuti Mode
0,105
Tidak Valid
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tidak Artistik – Artistik Biasa – Elegant Umum – Khusus Polos – Berwarna Natural – Mencolok Sederhana – Komplek Berantakan – Teratur Membosankan – Menarik Monoton – Beragam
0,329 0,495 0,606 0,685 0,206 0,342 0,324 0,507 0,680
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
14
Tidak Ergonomis – Ergonomis
0,326
Valid
Tidak Canggih – Canggih 0,514 Formal – Kasual -0,206 Antik – Baru 0,010 Tidak Lengkap– Lengkap 0,653 Murah –Mahal 0,426 commit to user Gelisah – Nyaman 0,072
Valid
15 16 17 18 19 20
IV-3
Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 22 23 24 25 26
Keras – Empuk Bahaya – Aman Mudah Rusak – Awet Satu Fungsi – Multifungsi Sempit – Luas Kaku – Santai
-0,015 0,142 0,432 0,368 -0,137 0,281
Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid
27
Sulit Menjalankan–Mudah Menjalankan
0,469
Valid
28
Manual – Otomatis
0,589
Valid
Tidak Valid Tidak Valid
Hasil iterasi pertama, terdapat 11 variabel yang tidak valid, karena rkalkulasi < 0.325, variabel-variabel tersebut adalah Praktis – Dekoratif, Kasar – Halus, Ketinggalan jaman – mengikuti mode, Natural – Mencolok, Formal - Kasual, Antik - Baru, Gelisah - Nyaman, Keras - Empuk, Bahaya – Aman, Sempit – Luas, Kaku - Santai. Berhubung pada iterasi pertama masih terdapat kata yang tidak valid, maka dilanjutkan tes validitas kedua dengan menggunakan sisa kata-kata yang masih valid. Untuk kata yang tidak valid harus dihilangkan.Berikut adalah hasil dari tes validitas yang kedua.
Tabel 4.3 Iterasi kedua dari hasil tes validitas Korelasi total item yang
No.
Kansei word
1
Tradisional – Modern
0,327
Valid
2
Tidak Artistik – Artistik
0,371
Valid
3
Biasa – Elegant
0,538
Valid
4
Umum – Khusus
0,600
Valid
5
Polos – Berwarna
0,712
Valid
6
Sederhana – Komplek
0,389
Valid
7
Berantakan – Teratur
0,331
Valid
8
Membosankan – Menarik
0,572
Valid
9
Monoton – Beragam
0,723
Valid
10
Tidak Ergonomis – Ergonomis
0,304
Tidak Valid
11
Tidak Canggih – Canggih
0,490
Valid
di korelasi
commit to user
IV-4
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
Tidak Lengkap– Lengkap
0,765
Valid
13
Murah –Mahal
0,470
Valid
14
Mudah Rusak – Awet
0,393
Valid
15
Satu Fungsi – Multifungsi
0,399
Valid
0,411
Valid
0,658
Valid
16 17
Sulit Menjalankan–Mudah Menjalankan Manual – Otomatis
Hasil pada iterasi yang kedua terdapat satu variabel yang tidak valid karena rkalkulasi adalah < 0,325, variabel tersebut adalah Tidak Ergonomis Ergonomis. Kemudian dilakukan iterasi ketiga dengan 16 kata kansei. Langkah – langkah tes tersebut dilakukan selama dalam tes validitas masih dihasilkan kata yang tidak valid. Jika sudah ditemukan kata-kata kansei yang valid semua maka tidak perlu dilakukan tes validitas berikutnya. Tes validitas yang kami lakukan ini mengalami lima kali tahap tes validitas, sehingga mendapatakan hasil kata- kata kansei yang valid seluruhnya. Untuk hasil tes validitas pada iterasi ketiga, keempat dan kelima silahkan lihat pada lampiran D. Berikut ini adalah kata kansei valid yang dihasilkan pada iterasi kelima:
Tabel 4.4 Kata-kata kansei yang valid Korelasi total item yang di
No.
Kansei word
1
Tidak Artistik – Artistik
0,421
Valid
2
Biasa – Elegant
0,533
Valid
3
Umum – Khusus
0,600
Valid
4
Polos – Berwarna
0,715
Valid
5
Sederhana – Komplek
0,369
Valid
6
Membosankan – Menarik
0,512
Valid
7
Monoton – Beragam
0,705
Valid
8
Tidak Canggih – Canggih
0,525
Valid
9
Tidak Lengkap– Lengkap
0,782
Valid
0,508
Valid
10
korelasi
Murah –Mahal commit to user
IV-5
Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Mudah Rusak – Awet
0,372
Valid
12
Satu Fungsi – Multifungsi
0,404
Valid
0,449
Valid
0,688
Valid
Sulit Menjalankan–Mudah
13
Menjalankan
14
Manual – Otomatis
Telah diperoleh hasil uji validitas sebanyak 14 kata kansei yang dinyatakan valid.
4.2.3. Tes Reliabilitas Tujuan dari tes ini adalah menganalisa apakah kuesioner itu reliabel atau tidak. Proses tersebut menggunakan software SPSS Versi 17.00. Variabel dinyatakan reliabel jika ralpha > rtabel. Dalam hal ini, nilai rtabel jika level kesignifikanan sebesar 5% dan derajat kebebasan db=n-2=39-2=37 adalah 0,325. Nilai ralpha yang didapat dari iterasi kelima yaitu 0,755, karena 0,755 > 0,325, kemudian kuesioner itu dinyatakan reliabel. Berikut ini adalah tabel hasil dari uji reliabilitas. Tabel 4.5 Hasil Alpha Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's
Based on
Alpha
Standardized Items .755
.733
N of Items 14
4.2.4. Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu prosedur mereduksi data dalam teknik statistic multivariate. Dengan memanfaatkan hubungan (korelasi) antar variabel yang akan digunakan untuk membentuk variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit daripada variabel awal. Dengan kata lain analisis faktor digunakan untuk meringkas informasi menjadi jumlah variabel sintesis yang lebih kecil dan commit to user
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk menemukan sumbu ruang semantic setelah evaluasi Semantic Differential ini. Dalam konsep Kansei Engineering hasil analisis faktor ini akan menyarakan (memfokuskan) ruang tujuan dalam menentukan item dan kategori desain produk berdasarkan citra atau perasaan pelanggan dalam kansei word. Kata – kata ini akan digunakan kembali pada evaluasi Semantic Differential yang kedua. Analisis faktor untuk peringkasan data juga disebut analisa faktor R yang mengidentifikasi hubungan antara variabel – variabel. Software yang digunakan dalam proses ini adalah SPSS Versi 17.0. Dengan menggunakan menu Analyze, Data Reduction, kemudian Factor. Data input untuk analisa faktor adalah kansei word yang telah disebutkan sebelumnya pada tabel 4.6 dari iterasi kelima. Maka tes matrik korelasinya adalah:
Tabel 4.6 Iterasi dari Tes KMO dan Bartlett yang Kesatu Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling 0,679
Adequacy. Bartlett's Test of
Approx. Chi-Square
Sphericity
df
208,519 91
Signifikansi
0,000
Nilai variabel MSA dari korelasi anti image dalam proses Matrik Anti Image adalah:
Tabel 4.7 Hasil Iterasi dari Matrik Anti Image (Nilai MSA) yang pertama Kansei word
Nilai MSA
Tidak Artistik – Artistik
0,646
Biasa – Elegant
0,590
Umum – Khusus
0,617
Polos – Berwarna
0,828
Sederhana – Komplek
0,610
Membosankan – Menarikcommit to user
0,581
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Monoton – Beragam
0,678
Tidak Canggih – Canggih
0,685
Tidak Lengkap– Lengkap
0,794
Murah –Mahal
0,698
Mudah Rusak – Awet
0,597
Satu Fungsi – Multifungsi
0,633
Sulit Menjalankan–Mudah Menjalankan
0,580
Manual – Otomatis
0,646
Hasil pengolahan data korelasi Anti image, nilai MSA nya dari variabel – variabel tersebut sudah memenuhi, karena nilai-nilai variabel tidak ada yang kurang dari 0,5. Untuk mendapatkan variabel mana yang paling penting maka dengan menggunakan tingkatan level KMO kita dapat mencari variabel terbaik. Semakin banyak kata yang tidak terlalu penting maka akan lebih sulit responden untuk memahaminya. Sehingga responden cenderung mengabaikan variabel yang tidak terlalu penting itu. Meskipun variabel tersebut masih bersangkutan.
Tabel 4.8 Ukuran Rekomendasi KMO Ukuran KMO
Rekomendasi
≥ 0,90
Sangat memuaskan
0,80+
memuaskan
0,70+
Biasa
0,60+
cukup
0,50+
Kurang memuaskan
Below 0,50
Tidak dapat diterima
Jelas sudah bahwa nilai KMO yang lebih tinggi diinginkan. Disarankan bahwa ukuran KMO secara keseluruhan harus lebih besar dari 0,80. Biar bagaimanapun, ukuran diatas 0,60 dapat ditoleransi. Ukuran KMO secara keseluruhan kadang-kadang dapat ditingkatkan dengan cara menghapus variabel-variabel yang salah yang nilai MSA nya rendah atau kurang dari 0,5. commit to user
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3. Mengumpulkan sampel produk Menyiapkan sampel kursi roda yang akan diteliti dan dikembangkan. Sampel produk yang didapatkan dari internet dan jurnal sebanyak 16 kursi roda dengan spesifikasi yang bermacam-macam. 4.4. Penentuan Item dan Kategori Penentuan item dan kategori digunakan untuk membentuk kombinasi sampel yang nantinya akan digunakan sebagai obyek kuisioner yang kedua. Sampel dibagi menjadi lima item yaitu Bahan Kerangka, Sistem Penggerak, Sarana Pendukung, Bahan Sandaran, dan Warna Sandaran. Item-item tersebut yang dianggap mewakili sebuah kontruksi dominan kursi roda. Komponenkomponen itulah yang disebut sebagai item atau variabel faktor. Pengkategorian item didasarkan pada hasil penelitian pasaran kursi roda yang telah ada. Pada umumya, elemen-elemen yang digunakan untuk produk ini berasal dari bahanbahan yang mudah dicari, seperti stainless steel, besi, busa, dan lain-lain. Klasifikasi elemen – elemen desain produk ditunjukkan dalam tabel 4.9 di bawah ini: Tabel 4.9 Item dan Kategori Desain Kursi roda No
1
2
3
Item
Bahan Kerangka
Sistem Penggerak
Sarana Pendukung
No
Kategori
Notasi
1
Stainless steel
X11
2
Besi
X12
3
Aluminium
X13
1
Manual
X21
2
Semi Otomatis
X22
3
Otomatis
X23
1
Meja Lipat
X31
2
Seat Belt
X32
3
Pispot
X33
4
Kantong Barang
X34
commit to user
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id
4
5
digilib.uns.ac.id
Bahan Sandaran
Warna Sandaran
1
Woven Polyester
X41
2
Busa Kulit
X42
3
Busa Kain
X43
4
Campuran
X44
1
Polos
X51
2
Dua Warna Atau Lebih
X52
3
Bermotif
X53
4.5. Evaluasi Eksperimen Pada kuesioner
yang
kedua,
responden
diminta kembali
untuk
mengevaluasi masing-masing sampel yang ada dihadapan mereka untuk masingmasing kansei word dari hasil analisa faktor. Kuesioner kedua juga menggunakan skala Semantic Differential (dengan skala 7) dan intruksinya sama dengan kuesioner pertama. Perbedaan antara kuesioner pertama dengan kuisioner yang kedua adalah pada kuesioner pertama, responden bersama-sama untuk mengevaluasi didalam 7 (tujuh) skala kansei word yang sesuai dengan keinginannya. Sedangkan pada kuesioner yang kedua, responden harus mengevaluasi masing-masing stimuli sampel produk
terhadap masing-masing
kansei word. Tujuan dari evaluasi kedua Semantic Defferential yang kedua adalah menganalisa hubungan antara masing-masing kansei word dengan image subyek tentang masing-masing stimuli sampel produk. Nilai rata-rata masing-masing stimuli sampel produk terhadap
masing-masing kansei word dari evaluasi
responden kemudian dihitung. Nilai rata-rata masing – masing sampel dari hasil data kuesioner II (SDII) akan digunakan sebagai data input dalam proses analisa conjoint. Stimuli sampel produk merupakan suatu kartu konsep eksperimen yang berasal dari daftar item dan kategori dari 16 sampel produk awal. 4.5.1. Menentukan Jumlah Stimuli Sampel Produk Minimum Berdasarkan item dan kategori yang telah disiapkan, produk-produk terdiri dari 17 kategori dan 5 item. Stimuli minimum yang dibutuhkan berdasarkan pada persamaan (3.3) dalam penelitian ini: Jumlah Stimulicommit SampeltoMinimum= (17-5) + 1= 13 user
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.5.2. Menyiapkan Stimuli Sampel Produk (Kartu Konsep) Dalam analisa Conjoint, software yang digunakan adalah SPSS versi 17.0, pada masalah ini proses pengolahannya tidak menggunakan data numerik, tetapi menggunakan editor syntax untuk menulis perintah. Langkah pertama dalam pengolahan ini adalah dengan membuat file conjoint yang kita dapatkan dari item dan kategori pada waktu analisa faktor. Langkahnya adalah pilih menu File kemudian New kemudian Syntax . Kemudian akan muncul layar kosong, kita ketikkan perintah syntax seperti dibawah ini: ORTHOPLAN /FACTORS= BAHANKERANGKA Bahan Kerangka' ('Stainless steel' 'Besi' ‘Alumunium') SISTEM 'Sistem Penggerak' ('Manual' 'Semi Otomatis' 'Otomatis') SARANAPENDUKUNG 'Sarana Pendukung' ('Meja Lipat' 'Seat Belt' 'Pispot' 'Kantong Barang') BAHANSANDARAN 'Bahan Sandaran' ('Woven Polyester' 'Busa Kulit' 'Busa Kain' 'Campuran') WARNA 'Warna' ('Polos' 'Dua Warna atau Lebih' 'Bermotif') /HOLDOUT=0. SAVE OUTFILE='CONJOINT1.SAV'.
Setelah memasukkan perintah syntax diatas kemudian ke menu pilih RUN pilih All. Setelah kita jalankan perintah RUN, maka akan muncul output dengan extension “CONJOINT1.SAV”. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini:
commit to user Gambar 4.1 Stimuli Plan Card Pada SPSS 17 IV-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemudian setelah itu file disimpan dengan nama ‘SAMPEL.SAV’. Berikut ini adalah hasil penjabaran dari file ‘SAMPEL.SAV’:
Tabel 4.10 Sampel kombinasi yang memiliki item dan kategori yang berbeda Stimuli
Bahan Kerangka
Sistem Penggerak Semi Otomatis
Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
Warna
1
Besi
Seat Belt
Busa Kulit
Polos
2
Besi
Manual
Pispot
Woven Polyester
Bermotif
Semi Otomatis Otomatis
Pispot
Campuran
Pispot
Busa Kain Woven Polyester
10
Stainless steel Aluminium Stainless steel Stainless steel Aluminium Stainless steel Stainless steel Besi
11
3 4 5 6 7 8
Dua Warna Atau Lebih Polos
Manual
Meja Lipat
Manual
Seat Belt
Busa Kain
Polos
Manual
Seat Belt Kantong Barang
Campuran
Bermotif
Busa Kulit
Bermotif Dua Warna Atau Lebih Polos Dua Warna Atau Lebih Dua Warna Atau Lebih
Otomatis
Polos
Otomatis
Seat Belt
Otomatis
Meja Lipat
Woven Polyester Campuran
Aluminium
Manual
Meja Lipat
Busa Kulit
12
Besi
Manual
Kantong Barang
Busa Kain
13
Stainless steel
Manual
Pispot
Busa Kulit
Polos
14
Aluminium
Semi Otomatis
Kantong Barang Kantong Barang
Woven Polyester
Polos
Campuran
Polos
Busa Kain
Bermotif
9
15 16
Stainless steel Stainless steel
Manual Semi Otomatis
Meja Lipat
Tabel diatas menunjukan stimuli sampel produk 1 (satu) dengan yang lain yang memiliki item dan kategori yang berbeda-beda.
commit to user
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.6. Analisis Conjoint Setelah kansei word yang sesuai kita dapatkan dari analisa faktor, langkah berikutnya adalah menghitung hubungan antara item dan kansei word berdasarkan kuesioner kedua yang menggunakan analisis Conjoint. Langkah berikutnya adalah mengetik lagi perintah syntax ke analisa Conjoint RUN melalui editor syntax SPSS. Dalam penelitian ini, perintahnya adalah:
Gambar 4.2 Syntax Editor untuk menganalisa conjoint
Setelah mengetik semua perintah, pilih menu RUN kemudian klik all pada sub menu. Akan dihasilkan dua jenis output Conjoint, yaitu: a. Hasil Conjoint b. Kegunaan Conjoint atau output pelengkap
commit to user
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penghitungan manual berdasarkan persamaan (3.4) dari Kansei Word pertama (Biasa-elegant) untuk menentukan nilai selisih dan nilai konstan adalah:
Konstan=
4,1+ 5,0+ 5,8+ 5,3+ 3,7+ 3,9+ 6,0+ 5,1+ 6,2+ 5,1+ 4,9+ 4,9+ 5,7+ 3,7+ 3,9+ 5,2 = 4,9038 16
Rata-rata Stainless Steel =
5,8 + 3,7 + 3,9 + 5,1+ 6,2 + 5,7 + 3,9 + 5,2 = 4,9231 8
Selisih Stainless Steel = 4,9231- 4,9038 = 0,0192
Penghitungan manual dari Kansai Word yang pertama (Biasa- Elegant) untuk menentukan nilai pentingnya faktor adalah: •
Kuadratkan Deviasi: 0,0192²= 0,0004
•
Menghitung nilai standar: 17/(0,0004+....+n)= 9,76726
•
Standar deviasi: 0,0004 x 9,76726 = 0,0036
•
Estimasi part worth: √0,0036 = 0,0600
commit to user
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.11. Penghitungan manual dari pentingnya faktor
No
Item
Kategori Stainless steel 1 Bahan Kerangka Besi Alumunium Manual 2 Sistem Penggerak Semi Otomatis Otomatis Meja Lipat Seat Belt 3 Sarana Pendukung Pispot Kantong Barang Woven Polyester Busa Kulit 4 Bahan Sandaran Busa Kain Campuran Polos 5 Warna Sandaran Dua Warna Atau Lebih Bermotif Total Standarisasi
Deviasi Deviasi kuadrat 0.0192 0.0004 -0.1208 0.0146 0.0792 0.0063 -0.2083 0.0434 -0.2583 0.0667 0.4667 0.2178 -0.1813 0.0329 0.1437 0.0207 0.5438 0.2957 -0.5063 0.2563 -0.2563 0.0657 0.0437 0.0019 -0.0812 0.0066 0.2938 0.0863 -0.6417 0.4117 0.3833 0.1469 0.2583 0.0667 1.7405 9.76726
Std.dev Estimate part wort Range partworth 0.0036 0.0600 0.6851 0.1426 0.3776 0.0612 0.2474 0.4239 0.6511 2.9169 0.6518 0.8074 2.1271 1.4585 0.3209 0.5665 0.2018 0.4493 4.2972 2.8878 1.6994 2.5032 1.5822 0.6414 0.8008 0.0187 0.1367 2.1096 0.0645 0.2539 0.8428 0.918 4.0215 2.0054 4.0108 1.4352 1.198 0.6518 0.8074 14.0195
F.imp 4.8864
20.806
30.6518
15.0472
28.6083
Dari tabel 4.11, nilai utility merupakan dasar untuk menemukan nilai kegunaan untuk item bahan kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung, bahan sandaran dan warna. Pada dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara rata-rata item tertentu dengan nilai konstan. Jika perbedaannya negatif, maka sampel sangat berhubungan dengan kata disisi kiri pasangan kansei word dan sebaliknya. Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (BiasaElegant) yang pertama adalah item Sarana Pendukung sebanyak 30,6518%, yang kedua adalah item Warna Sandaran sebanyak 28,6083%, yang ketiga adalah item Sistem Penggerak sebanyak 20,806%, yang keempat item Bahan Sandaran sebanyak 15,0472%, dan yang kelima item Bahan Kerangka sebanyak 4,8864%.
commit to user
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Analisa masing-masing kansei word (Biasa-Elegant) Elemen Desain
Kansei word : Biasa - Elegant Biasa
Elegant
Bahan Kerangka
Besi
Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak
Manual, Semi Otomatis
Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Kantong Barang
Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing - masing item
Besi, Semi Otomatis, Kantong Barang, Woven Polyester, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.12 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung kantong barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang biasa. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari campuran, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image elegant.
commit to user
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Output lengkap dari hasil conjoint dari software SPSS dapat dilihat di Lampiran I. berikut ini adalah analisa hasil conjoint berdasarkan pada masing – masing Kansei word yaitu:
Tabel 4.13 Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Tidak Artistik - Artistik) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Tidak Artistik
Stainless steel Bahan Kerangka
16,245
Besi
0,21667 -0,34583
Aluminium Sistem Penggerak
23,826
0,12917
Manual
-0,21667
Semi Otomatis
-0,30417
Otomatis
Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
23,826
16,606
0,52083
Meja Lipat
-0,35000
Seat Belt
-0,10000
Pispot
0,47500
Kantong Barang
-0,02500
Woven Polyester
-0,25000
Busa Kulit
-0,05000
Busa Kain
-0,02500
Campuran Polos Warna
19,494
0,32500 -0,43333
Dua Warna atau
0,24167
Lebih Bermotif
Constant Correlation Coefficient
Significance
0,19167 4,90833
Pearson
0,90861
Kendall
0,69502
Pearson
0,00000
Kendall
0,00010
commit to user
IV-17
Artistik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel 4.13 nilai utility merupakan dasar untuk menemukan nilai kegunaan untuk item bahan kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung, bahan sandaran dan warna. Pada dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara rata-rata item tertentu dengan nilai konstan. Jika perbedaannya negatif, maka sampel sangat berhubungan dengan kata disisi kiri pasangan kansei word dan sebaliknya. Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Tidak Artistik - Artistik) yang pertama adalah item sarana pendukung sebanyak 28,826% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 28,826%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 19,494%, yang keempat item bahan sandaran sebanyak 16,606%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak 16,245%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14. Analisa masing-masing kansei word (Tidak Artistik - Artistik) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Tidak Artistik Besi Manual, Semi Otomatis
Artistik Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kulit, Busa Kain
Campuran
Warna
Polos
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Woven Polyester, Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif Stainless steel, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.14 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak artistik. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya otomatis,commit memiliki sarana pendukung berupa pispot, to user
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahan sandaran terbuat dari campuran, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image artistik.
Tabel 4.15. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Umum – Khusus) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Umum
Khusus
Stainless steel Bahan Kerangka
16,058
Besi
0,05833 -0,30417
Aluminium Sistem Penggerak
18,613
0,24583
Manual
-0,24167
Semi Otomatis
-0,15417
Otomatis Meja Lipat Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
28,467
14,598
0,39583 -0,44375
Seat Belt
0,28125
Pispot
0,53125
Kantong Barang
-0,36875
Woven Polyester
-0,19375
Busa Kulit Busa Kain
0,13125 -0,21875
Campuran Polos Warna
22,262
0,28125 -0,47500
Dua Warna atau
0,28750
Lebih Bermotif
Constant Correlation Coefficient
Significance
0,18750 5,13333
Pearson
0,89621
Kendall
0,74262
Pearson
0,000001
Kendall
0,00004
Dari tabel 4.15 Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Umum - Khusus) commit yang pertama to user adalah item sarana pendukung
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebanyak 28,467% yang kedua adalah item warna sebanyak 22,262%, yang ketiga adalah item sistem penggerak sebanyak 18,613%, yang keempat item bahan kerangka sebanyak 16,058%, dan yang kelima item bahan sandaran sebanyak 14,598%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16. Analisa masing-masing kansei word (Umum - Khusus) Elemen Desain
Umum
Khusus
Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Besi Manual, Semi Otomatis
Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Kantong Barang
Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.16 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang umum. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari campuran, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image khusus.
commit to user
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.17. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Polos – Berwarna) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Polos
Berwarna
Stainless steel Bahan Kerangka
16,331
Besi
0,38333 -0,42917
Aluminium Sistem Penggerak
24,120
0,04583
Manual
-0,23333
Semi Otomatis
-0,48333
Otomatis
Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
22,110
17,085
0,71667
Meja Lipat
-0,40000
Seat Belt
-0,02500
Pispot
0,70000
Kantong Barang
-0,27500
Woven Polyester
-0,35000
Busa Kulit Busa Kain
0,50000 -0,30000
Campuran Polos Warna
20,351
0,15000 -0,55000
Dua Warna atau
0,46250
Lebih Bermotif
Constant Correlation Coefficient
Significance
0,08750 5,05000
Pearson
0,95452
Kendall
0,78994
Pearson
0,000000005
Kendall
0,00001
Dari tabel 4.17 Tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Polos - Berwarna) yang pertama adalah item sistem penggerak sebanyak 24,120% yang kedua adalah item sarana pendukung sebanyak 22,110%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 20,351%, yang keempat item bahan commit to user
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sandaran sebanyak 17,085%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak 16,331%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.18 sebagai berikut:
Tabel 4.18. Analisa masing-masing kansei word (Polos – Berwarna) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Polos Besi Semi Otomatis
Berwarna Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Woven Polyester, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.18 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang polos. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari campuran, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image berwarna.
commit to user
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.19. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Sederhana – Komplek) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Sederhana
Komplek
Stainless steel Bahan Kerangka
17,857
Besi
0,36667 -0,38333
Aluminium Sistem Penggerak
23,809
0,01667
Manual
-0,26667
Semi Otomatis
-0,36667
Otomatis
Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
27,380
8,9285
0,63333
Meja Lipat
-0,35000
Seat Belt
-0,27500
Pispot
0,80000
Kantong Barang
-0,17500
Woven Polyester
-0,02500
Busa Kulit Busa Kain
0,17500 -0,20000
Campuran Polos Warna
22,023
0,05000 -0,60000
Dua Warna atau
0,27500
Lebih Bermotif Constant Correlation Coefficient
Significance
0,32500 5,20000
Pearson
0,90192
Kendall
0,71189
Pearson
0,000000900
Kendall
0,00007
Dari tabel 4.19 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Sederhana - Komplek) yang pertama adalah item sarana pendukung commit to user
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebanyak 27,380% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 23,809%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,023%, yang keempat item bahan kerangka sebanyak 17,857%, dan yang kelima item bahan sandaran sebanyak 8,9285%.
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.20 sebagai berikut: Tabel 4.20. Analisa masing-masing kansei word (Sederhana – Kompleks) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak Sarana Pendukung Bahan Sandaran
Sederhana Besi Manual, Semi Otomatis Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang Woven Polyester, Busa Kain
Komplek Stainless steel, Aluminium Otomatis Pispot Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Bermotif
Pada tabel 4.20 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang sederhana. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki image komplek.
commit to user
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.21. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Membosankan – Menarik) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Membosankan
Stainless steel Bahan Kerangka
15,384
Besi
0,11667 -0,38333
Aluminium Sistem Penggerak
23,372
0,26667
Manual
-0,33333
Semi Otomatis
-0,32083
Otomatis
Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
23,076
0,65417
Meja Lipat
-0,21250
Seat Belt
-0,26250
Pispot
0,71250
Kantong Barang
-0,23750
Woven Polyester
-0,23750
Busa Kulit
13,017
Busa Kain
0,31250 -0,18750
Campuran Polos Warna
25,147
0,11250 -0,66667
Dua Warna atau Lebih
0,39583
Bermotif
0,27083
Constant Correlation Coefficient
Significance
Menarik
5,25833 Pearson
0,93663
Kendall
0,83281
Pearson
0,000000046
Kendall
0,00001
Dari tabel 4.21 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Membosankan – Menarik) yang pertama adalah item warna sebanyak 25,147% yang kedua adalah item sistem penggerak
sebanyak 23,372%, yang
ketiga adalah item sarana pendukung sebanyak 23,076%, yang keempat item bahan kerangka sebanyak 13,017%.
sebanyak 15,384%, dan yang kelima item bahan sandaran commit to user
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.22 sebagai berikut:
Tabel 4.22. Analisa masing-masing kansei word (Membosankan - Menarik) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Membosankan Besi Manual, Semi Otomatis
Menarik Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Campuran
Warna
Polos
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Manual, Seat Belt, Woven Polyester, Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.22 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa seat belt, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang membosankan. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image menarik.
Tabel 4.23. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Monoton - Beragam) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Monoton
Stainless steel Bahan Kerangka
15,789
Besi
0,10833 -0,35417
Aluminium Sistem Penggerak
27,631
0,24583
Manual
-0,47500
Semi Otomatis
-0,10000
commit to user Otomatis
IV-26
Beragam
0,57500
perpustakaan.uns.ac.id
Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
digilib.uns.ac.id
27,631
Meja Lipat
-0,13125
Seat Belt
-0,00625
Pispot
0,59375
Kantong Barang
-0,45625
Woven Polyester
-0,15625
Busa Kulit
7,8947
Busa Kain
0,14375 -0,03125
Campuran Polos Warna
0,04375 -0,50833
Dua Warna atau
21,052
0,21667
Lebih Bermotif
Constant
0,29167 4,90000
Correlation Coefficient
Significance
Pearson
0,89013
Kendall
0,74059
Pearson
0,000002
Kendall
0,00004
Dari tabel 4.23 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Membosankan – Menarik) yang pertama adalah item sarana pendukung sebanyak 27,631% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 27,631%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 21,052%, yang keempat item bahan kerangka sebanyak 15,384%, dan yang kelima item bahan sandaran sebanyak 7,8947%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.24 sebagai berikut:
Tabel 4.24. Analisa masing-masing kansei word (Membosankan - Menarik) Elemen Desain
Monoton
Beragam
Bahan Kerangka
Besi
Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak
Manual, Semi Otomatis
Otomatis
commit to user
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Manual, Kantong Barang, Woven Polyester, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Bermotif
Pada tabel 4.24 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa kantong barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang monoton. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki image beragam.
Tabel 4.25.Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Tidak Canggih - Canggih) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Tidak Canggih
Stainless steel Bahan Kerangka
8,9230
Besi
0,16667 -0,19583
Aluminium Sistem Penggerak
26,461
0,02917
Manual
-0,20000
Semi Otomatis
-0,43750
Otomatis Meja Lipat Sarana Pendukung
27,631
Canggih
0,63750 -0,36250
Seat Belt
0,18750
Pispot
0,66250
Kantong Barang
commit to user
IV-28
-0,48750
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Woven Polyester Bahan Sandaran
14,153
-0,26250
Busa Kulit Busa Kain
0,28750 -0,28750
Campuran Polos Warna
22,153
0,26250 -0,51667
Dua Warna atau
0,38333
Lebih Bermotif
Constant Correlation Coefficient
Significance
0,13333 5,07500
Pearson
0,95999
Kendall
0,76596
Pearson
0,000000002
Kendall
0,00002
Dari tabel 4.25 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Tidak Canggih - Canggih) yang pertama adalah item sarana pendukung sebanyak 27,631% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 26,461%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,153%, yang keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 14,153%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak 8,9230%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.26 sebagai berikut:
Tabel 4.26. Analisa masing-masing kansei word (Tidak Canggih - Canggih) Elemen Desain
Tidak Canggih
Canggih
Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Besi Manual, Semi Otomatis Meja Lipat, Kantong Barang
Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
commit to user
IV-29
Seat Belt, Pispot Busa Kulit, Campuran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Semi Otomatis, Kantong Barang, Woven Polyester, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.26 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa kantong barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak canggih. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image canggih.
Tabel 4.27. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Tidak Lengkap Lengkap) Elemen
Importance
Desain
(%)
Selisih Kategori
Tidak Lengkap
Stainless steel Bahan Kerangka
14,652
Besi
0,05000 -0,27500
Aluminium Sistem Penggerak
18,315
0,22500
Manual
-0,13333
Semi Otomatis
-0,24583
Otomatis Meja Lipat Sarana Pendukung
29,304
Lengkap
0,37917 -0,53750
Seat Belt
0,21250
Pispot
0,46250
Kantong Barang
commit to user
IV-30
-0,13750
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Woven Polyester Bahan Sandaran
-0,03750
Busa Kulit
18,315
Busa Kain
0,18750 -0,38750
Campuran Polos Warna
19,413
Significance
-0,36667
Dua Warna atau Lebih
0,07083
Bermotif
0,29583
Constant Correlation Coefficient
0,23750
4,82500 Pearson
0,87161
Kendall
0,63250
Pearson
0,000005
Kendall
0,0004
Dari tabel 4.27 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Tidak Lengkap - Lengkap) yang pertama adalah item sarana pendukung sebanyak 29,304% yang kedua adalah item warna sebanyak 19,413%, yang ketiga adalah item sistem penggerak sebanyak 18,315%, yang keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 18,315%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak 14,652%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.28 sebagai berikut:
Tabel 4.28. Analisa masing-masing kansei word (Tidak Lengkap - Lenkap) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak Sarana Pendukung Bahan Sandaran
Tidak Lengkap Besi Manual, Semi Otomatis Meja Lipat, Kantong Barang Woven Polyester, Busa Kain
Lengkap Stainless steel, Aluminium Otomatis Seat Belt, Pispot Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, BusatoKain, commit user Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Campuran, Bermotif
IV-31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada tabel 4.28 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak lengkap. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aliminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari campuran, dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki image lengkap.
Tabel 4.29. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Murah - Mahal) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Murah
Mahal
Stainless steel Bahan Kerangka
8,1761
Besi
0,10000 -0,21250
Aluminium Sistem Penggerak
24,528
0,11250
Manual
-0,20000
Semi Otomatis
-0,38750
Otomatis Meja Lipat Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
30,188
0,58750 -0,46250
Seat Belt
0,06250
Pispot
0,73750
Kantong Barang
-0,33750
Woven Polyester
-0,11250
Busa Kulit
14,465
Busa Kain
0,31250 -0,26250
Campuran Polos Warna
22,641
-0,55000
Dua Warna atau Lebih
0,35000
Bermotif
0,20000
Constant Correlation Coefficient
0,06250
commit to user Pearson
IV-32
5,2250 0,92095
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Significance
Kendall
0,78304
Pearson
0,0000002
Kendall
0,0000157
Dari tabel 4.29 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Mahal - Murah) yang pertama adalah item sarana pendukung sebanyak 30,188% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 24,528%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,641%, yang keempat item bahan bahan sandaran
sebanyak 14,465%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 8,1761%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.30 sebagai berikut:
Tabel 4.30. Analisa masing-masing kansei word (Murah - Mahal) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Murah Besi Manual, Semi Otomatis
Mahal Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Semi Otomatis, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.30 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang tidak lengkap. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aliminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari commit to user
IV-33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
campuran, dan warna sandaran bermotif merupakan kursi roda yang memiliki image lengkap.
Tabel 4.31. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Mudah Rusak - Awet) Elemen
Importance
Desain
(%)
Selisih Kategori
Mudah
Awet
Rusak Stainless steel
Bahan Kerangka
10,326
Besi
0,16667 -0,30833
Aluminium Sistem Penggerak
23,369
0,14167
Manual
-0,40000
Semi Otomatis
-0,27500
Otomatis Meja Lipat Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
26,086
18,478
21,739
0,25000
Pispot
0,62500
Kantong Barang
-0,30000
Woven Polyester
-0,55000
Busa Kulit
0,30000
Busa Kain
0,02500
Campuran
0,22500
Significance
-0,63333
Dua Warna atau Lebih
0,36667
Bermotif
0,26667
Constant Correlation Coefficient
-0,57500
Seat Belt
Polos Warna
0,67500
5,3917 Pearson
0,88971
Kendall
0,66384
Pearson
0,0000020
Kendall
0,0002082
Dari tabel 4.31 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Mahal - Murah) commit yang pertama to user adalah item sarana pendukung
IV-34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebanyak 26,086% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 23,369%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 21,739%, yang keempat item bahan bahan sandaran
sebanyak 18,478%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 10,326%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.32 sebagai berikut:
Tabel 4.32. Analisa masing-masing kansei word (Mudah Rusak – Awet) Elemen Desain
Mudah Rusak
Awet
Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Besi Manual, Semi Otomatis
Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Kantong Barang
Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester
Busa Kulit, Busa Kain, Campuran
Warna
Polos
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Woven Polyester, Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.32 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image yang mudah rusak. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebuih merupakan kursi roda yang memiliki image awet.
commit to user
IV-35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.33. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Satu fungsi Multifungsi) Elemen
Importance
Desain
(%)
Selisih Kategori
Satu
Multifungsi
Fungsi Stainless steel
Bahan Kerangka
12,631
Besi
0,10833 -0,27917
Aluminium Sistem Penggerak
25,263
0,17083
Manual
-0,22500
Semi Otomatis
-0,33750
Otomatis Meja Lipat Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
28,070
0,56250 -0,23125
Seat Belt
0,14375
Pispot
0,54375
Kantong Barang
-0,45625
Woven Polyester
-0,15625
Busa Kulit
9,1228
Busa Kain
0,06875 -0,08125
Campuran Polos Warna
24,912
Significance
-0,52500
Dua Warna atau Lebih
0,36250
Bermotif
0,16250
Constant Correlation Coefficient
0,16875
5,1167 Pearson
0,92388
Kendall
0,75887
Pearson
0,0000002
Kendall
0,0000321
Dari tabel 4.33 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Satu fungsi - Multifungsi) yang pertama adalah item sarana pendukung sebanyak 28,070% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak 25,263%, yang ketiga commit adalah toitem user warna sebanyak 24,912%, yang
IV-36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 12,631%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak 9,1228%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.34 sebagai berikut: Tabel 4.34. Analisa masing-masing kansei word (Satu Fungsi – Multifungsi) Elemen Desain
Satu Fungsi
Multifungsi
Bahan Kerangka
Besi
Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak
Manual, Semi Otomatis Meja Lipat, Kantong Barang
Otomatis
Sarana Pendukung
Seat Belt, Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Semi Otomatis, Kantong Barang, Woven Polyester, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.34 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya semi otomatis, memiliki sarana pendukung berupa kantong barang, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image satu fungsi. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebuih merupakan kursi roda yang memiliki image multifungsi.
commit to user
IV-37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.35. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Sulit Menjalankan – Mudah Menjalankan) Elemen
Importance
Desain
(%)
Selisih Kategori
Sulit
Mudah
Menjalankan
Menjalankan
Stainless steel Bahan Kerangka
14,326
Besi
0,29167 -0,33333
Aluminium Sistem Penggerak
28,653
0,04167
Manual
-0,10833
Semi Otomatis
-0,43333
Otomatis
Sarana Pendukung
Bahan Sandaran
22,349
0,54167
Meja Lipat
-0,50625
Seat Belt
-0,08125
Pispot
0,74375
Kantong Barang
-0,15625
Woven Polyester
-0,35625
Busa Kulit
17,191
Busa Kain
0,26875 -0,30625
Campuran Polos Warna
17,478
Significance
-0,45833
Dua Warna atau Lebih
0,30417
Bermotif
0,15417
Constant Correlation Coefficient
0,39375
4,8500 Pearson
0,95920
Kendall
0,86453
Pearson
0,000000002
Kendall
0,0000020
Dari tabel 4.35 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Sulit Menjalankan – Mudah Menjalankan) yang pertama adalah item sistem penggerak sebanyak 28,653% yang kedua adalah item sarana pendukung sebanyak
22,349%, yang ketigacommit adalahtoitem user warna sebanyak 17,478%, yang
IV-38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 17,191%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak 14,326%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.36 sebagai berikut: Tabel 4.36. Analisa masing-masing kansei word (Sulit Menjalankan – Mudah Menjalankan) Elemen Desain
Sulit Menjalankan
Mudah Menjalankan
Bahan Kerangka
Besi
Stainless steel, Aluminium
Sistem Penggerak
Manual, Semi Otomatis
Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Seat Belt, Kantong Barang
Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Woven Polyester, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Campuran, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.36 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image sulit menjalankan. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari staimless steel, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari campuran, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image mudah menjalankan.
Tabel 4.37. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Manual – Otomatis) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih Manual
Stainless steel Bahan Kerangka
5,5776
Besi
commit to user Aluminium
IV-39
Otomatis 0,02500
-0,10000 0,07500
perpustakaan.uns.ac.id
Sistem Penggerak
digilib.uns.ac.id
35,856
Manual
-0,45833
Semi Otomatis
-0,20833
Otomatis
Sarana Pendukung
19,123
Meja Lipat
-0,25625
Seat Belt
-0,10625
Pispot
0,34375
Kantong Barang
0,01875
Woven Polyester Bahan Sandaran
0,66667
-0,08125
Busa Kulit
14,342
Busa Kain
0,24375 -0,20625
Campuran Polos Warna
25,099
Significance
-0,45833
Dua Warna atau Lebih
0,32917
Bermotif
0,12917
Constant Correlation Coefficient
0,04375
5,0417 Pearson
0,80572
Kendall
0,58233
Pearson
0,000082358
Kendall
0,0009165
Dari tabel 4.37 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Manual – Otomatis) yang pertama adalah item sistem penggerak sebanyak 35,856% yang kedua adalah item warna sebanyak 25,099%, yang ketiga adalah item sarana pendukung sebanyak 19,123%, yang keempat item bahan bahan sandaran
sebanyak 14,342%, dan yang kelima item bahan kerangka
sebanyak 5,5776%.
commit to user
IV-40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.38 sebagai berikut: Tabel 4.38. Analisa masing-masing kansei word (Sulit Menjalankan – Mudah Menjalankan) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak
Manual Besi Manual, Semi Otomatis
Otomatis Stainless steel, Aluminium Otomatis
Sarana Pendukung
Meja Lipat, Seat Belt
Kantong Barang, Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Busa Kain, Polos
Aluminium, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.38 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari busa kain dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image manual. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari aluminium, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image otomatis.
Tabel 4.39. Hasil Analisa Conjoint pada Kansei word (Overall) Elemen
Importance
Desain
(%)
Kategori
Selisih kansei Kiri
Stainless steel Bahan Kerangka
12,708
Besi
0,13036 -0,28750
Aluminium Sistem Penggerak
24,138
0,15714
Manual
-0,32589
Semi Otomatis
-0,24643
Otomatis commit to user
IV-41
kansei Kanan
0,57232
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Meja Lipat Sarana Pendukung
Seat Belt
0,03036
Pispot
0,60536
Kantong Barang
0,01875
26,557
Woven Polyester Bahan Sandaran
-0,35714
-0,21607
Busa Kulit
14,263
Busa Kain
0,20893 -0,18214
Campuran Polos Warna
22,331
0,18929 -0,52738
Dua Warna atau Lebih
0,31637
Bermotif
0,21101
Constant
5,0774
Correlation Coefficient
Significance
Pearson
0,91382
Kendall
0,65000
Pearson
0,000000376
Kendall
0,0002226
Dari tabel 4.38 tingkat kepentingan suatu produk kursi roda berdasarkan kata kansei (Kutub Kiri – Kutub Kanan) yang pertama adalah item sarana pendukung sebanyak 26,557% yang kedua adalah item sistem penggerak sebanyak
24,138%, yang ketiga adalah item warna sebanyak 22,331%, yang
keempat item bahan bahan sandaran sebanyak 14,263%, dan yang kelima item bahan kerangka sebanyak 12,708%. Analisa masing-masing kansei word berdasarkan persamaan dapat kita lihat pada tabel 4.40 sebagai berikut: Tabel 4.40. Analisa masing-masing kansei word (Kutub Kiri – Kutub Kanan) Elemen Desain Bahan Kerangka Sistem Penggerak Sarana Pendukung
Kutub Kiri Besi Manual, Semi Otomatis Meja Lipat, Seat Belt
Kutub Kanan Stainless steel, Aluminium Otomatis Kantong Barang, Pispot
Bahan Sandaran
Woven Polyester, Busa Kain
Busa Kulit, Campuran
commit to user
IV-42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Warna
Polos
Dua Warna atau Lebih, Bermotif
Nilai Terbesar masing masing item
Besi, Manual, Meja Lipat, Woven Polyester, Polos
Stainless steel, Otomatis, Pispot, Busa Kulit, Dua Warna atau Lebih
Pada tabel 4.40 menunjukan bahwa kursi roda jika berbahan kerangka besi, sistem penggeraknya manual, memiliki sarana pendukung berupa meja lipat, bahan sandaran terbuat dari woven polyester dan warna sandaran polos merupakan kursi roda yang memiliki image kutub kiri dan sebagai spesifikasi yang dominan terhadap keseluruhan kata kansei. Sedangkan kursi roda yang bahan kerangkannya terbuat dari stainless steel, sistem penggeraknya otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran terbuat dari busa kulit, dan warna sandaran dua warna atau lebih merupakan kursi roda yang memiliki image kutub kanan dan sebagai spesifikasi yang dominan terhadap keseluruhan kata kansei .
4.7. Kesimpulan analisis conjoint Dari hasil analisa conjoint, hubungan antara kansei word dan elemen desain dapat dianalisa. Pada proses ini akan menganalisa masing-masing item dan masing-masing kategori yang mempengaruhi citra (image) Kansei. Dari hasil pengolahan menggunakan software yaitu SPSS 17 maka kita dapatkan nilai konstan 5,1167 (pada kansei word satu fungsi - multifungsi). Nilai ini merupakan dasar untuk menemukan nilai kegunaan untuk item bahan kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung, bahan sandaran dan warna. Pada dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara rata-rata item tertentu dengan nilai konstan. Jika perbedaannya negatif, maka sampel sangat berhubungan dengan kata disisi kiri pasangan kansei word dan sebaliknya. Hal ini karena dalam teknik “Semantic Defferential” akhir dari Kansei word di sebelah kiri berada dalam nomer 1 pada skala sampai dengan akhir dari Kansei word sebalah kanan pada nomer 7. commit to user
IV-43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Interpretasi dari kasus ini adalah: Satu fungsi
Multifungsi
Negatif
5,1167
Positif
Nilai deviasi sarana pendukung berupa pispot (pada Kansei word satu fungsi - multifungsi) adalah 0,54375, karena tanda deviasinya positif maka sarana pendukung berupa pispot berhubungan dengan Kansei word “multifungsi” atau dengan kata lain pispot menambah citra ‘multifungsi’ dari sebuah kursi roda. Analisa Conjoint (Deviasi) dapat disamakan dengan regresi multiple dengan variable-variabel contoh.
4.8. Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test Signifikansi Tujuan dari perhitungan tingat keakuratan yang diprediksi adalah membandingkan hubungan antara estimasi hasil dan aktual, nilai yang lebih besar mengenai korelasi Kendall atau Pearson menggambarkan kedekatannya. Jika nilai Pearson atau Kendall lebih dari 0,5, maka korelasi antara estimasi dan aktual adalah kuat, begitupun selanjutnya. Panduan untuk menjalankan test signifikansi korelasi adalah: Hipotesa Test Signifikansi: H0 = Tidak ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual (Kansei word) H1 = Ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual (Kansei word) Area Kritis: Signifikansi > 0,05 H0 diterima. Signifikansi < 0,05 H0 ditolak Berdasarkan hasil analisa conjoint pada tabel 4.12 semua kansei word memiliki nilai korelasi Pearson dan Kendall lebih dari 0,05. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel-variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual. Nilai ke-signifikan-an untuk semua commit to user
IV-44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kansei word adalah 0.0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua korelasi adalah signifikan, karena semua nilai ke-signifikanan-nya kurang dari 0,05.
4.9. Output Desain Kursi Roda Lansia Kata kansei yang diinginkan oleh responden menjadi penentu keputusan output desain. Dibawah ini desain yang terbentuk dari banyaknya nilai – nilai terbesar masing – masing item yang sering muncul. Untuk item Bahan Kerangka, kategori yang terpilih adalah Besi. Hal ini terpilih oleh konsumen karena besi mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu harga yang terjangkau, kuat, dan efisiensi waktu pemakaian yang disesuaikan kondisi lansia. Untuk item Sistem Penggerak, kategori yang terpilih adalah otomatis. Hal ini terpilih oleh konsumen karena sistem penggerak yang otomatis mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu orang lebih suka kemudahan dalam mengoperasikan kursi rodanya baik otomatis dalam menggerakan ataupun otomatis dalam sistem mekanisnya seperti merebahkan sandaran dan lain-lain. Untuk item Sarana Pendukung, kategori yang terpilih adalah pispot. Hal ini terpilih oleh konsumen karena pispot mempunyai image pengaruh terbesar citra kansei konsumen. Selain itu dilihat dari segi manfaatnya yang cukup besar untuk pengguna yang tidak bisa beranjak dari kursi roda karena sakit atau fisik tidak kuat. Untuk item Bahan Sandaran, kategori yang terpilih adalah Woven polyester. Hal ini terpilih oleh konsumen karena Woven polyester mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu mudah dibersihkan dan mudah dilipat. Untuk item warna sandaran, kategori yang terpilih adalah polos. Hal ini terpilih oleh konsumen karena warna polos mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Gambar desain kursi roda dapat dilihat di lampiran.
commit to user
IV-45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.3 Desain kursi roda sebelum dan sesudah dikembangkan.
Gambar 4.4 Mekanisme kursi roda lansia saat posisi tidur.
commit to user
IV-46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.10. Konsep Produk. 4.10.1. Konsep Produk berdasarkan pendekatan Antropometri dan ide desainer Konsep kursi roda
ini dibuat dengan menggabungkan bentuk kursi roda
dengan item dan kategori yang terpilih. Desain bentuk kursi roda sendiri merupakan desain yang memberikan kenyamanan dan keamanan. Untuk mekanisme atau struktur rangka kursi roda dibuat berdasarkan ide kreatif yang dimunculkan desainer, yang bertujuan untuk memudahkan lansia merebahkan diri di kursi roda. Selain itu bentuk kursi roda ini dilengkapi pispot yang memudahkan lansia untuk melakukan sanitasi. Diharapkan dengan konsep ini konsumen (lansia) lebih nyaman untuk melakukan aktifitasnya dan memberi manfaat yang besar bagi kehidupan lansia.
4.10.2. Aspek Ergonomi Produk yang baik dan berkualitas tidak hanya dilihat dari segi konsepnya. Akan tetapi dari segi ergonomik juga. Banyak produk yang dilihat dari segi keindahan saja akan tetapi produk itu tidak dapat digunakan seandainya diperlukan.
4.10.2.1. Data Anthropometri Pengukuran dimensi tubuh lansia dilakukan untuk mendapatkan data anthropometri yang selanjutnya dipergunakan untuk perancangan kursi roda lansia. Dimensi tubuh yang diukur hanya dimensi tubuh yang berhubungan dengan perancangan alat. Jumlah responden yang diambil data anthropometrinya adalah sebanyak 28 responden, baik wanita maupun pria. Alat ukur yang digunakan adalah roll meter dan satuan yang digunakan adalah cm.
commit to user
IV-47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun dimensi-dimensi tubuh yang diukur adalah sebagai berikut : 1. Tinggi badan pada posisi duduk (D1) Posisi ini digunakan untuk mengukur apakah diperlukan penyangga kepala pada kursi roda yang akan dibuat sehingga aman dan nyaman digunakan manula. Pengukuran dilakukan mulai dari ujung kepala hingga pangkal pantat. 2. Tinggi siku pada posisi duduk (D2) Posisi ini digunakan untuk mengukur jarak seberapa tinggi sandaran tangan yang akan dibuat pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari ujung siku hingga pangkal pantat. 3. Jarak dari lipat lutut ke pantat (D3) Posisi ini digunakan untuk mengukur panjang tempat duduk pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari lipatan lutut hingga ke pantat. 4. Tinggi lipat lutut (D4) Posisi ini digunakan untuk mengukur sebeapa tinggi sandaran duduk hingga sandaran kaki. Pengukuran dilakukan mulai dari lipatan lutut hingga ujung tumit mata kaki. 5. Lebar Bahu (D5) Posisi ini digunakan untuk mengukur lebar sandaran punggung pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari ujung bahu sebelah kanan hingga ujung bahu sebelah kiri.
commit to user
IV-48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.41 Data Anthropometri Lansia Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
D1 89 81 82 76,5 79 74,7 77 88 79,2 76,9 86 89 86 83 82 85 84 88,3 90 83,7 90 83 82 79 90 82 84 88,5
D2 25 27 17,2 21 22,1 20,6 25 30 22,6 23,5 22 24 25 24 24,5 24 19,8 23 20 16 30 22 26 19 29,8 18,3 19,8 23,5
D3 41,6 40,2 46,3 41,8 41,2 46 38 42,5 46 42,1 39 43 47 37 42,6 39,2 45,9 46,6 48 45,2 42,5 46 43 43 43,7 49 45,9 43
D4 40 39 41,2 42 39,6 42 42 45 41,1 43 42 44 44 38 42,4 38,5 39,1 41,8 45 45,5 45 40 41 38,3 39,6 45 39,1 45
D5 35 36 39 32 29 30 42 35,5 40,3 36 45 37 32 34,4 42 31 41 32 39 40 43 38 35 33 31 42 40 32
4.10.2.2. Uji Keseragaman Data Anthropometri Sebelum mengolah data lebih lanjut, dibutuhkan uji keseragaman data. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan data-data yang outlier. Berikut adalah gambar hasil iterasi pertama dan iterasi kedua untuk masing-masing dimensi tubuh manula, dengan menggunakan software excel. commit to user
IV-49
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut
digilib.uns.ac.id
adalah
grafik-grafik
hasil
uji
keseragaman
untuk
anthropometri manula.
Grafik 4.1 Iterasi 1 untuk D1
Axis Title
100
D1
80 60
D6
40
BKA
20
BKB
0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
DATA TERKONTROL
Grafik 4.2 Iterasi 1 untuk D2
panjang
40
D2
30 20
D9
10
BKA BKB
0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
DATA TERKONTROL
Grafik 4.3 Iterasi 1 untuk D3
panjang
60
D3
40
D12
20
BKA BKB
0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
commit to user DATA TERKONTROL IV-50
data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
panjang
Grafik 4.4 Iterasi 1 untuk D4 D4
50 40 30 20 10 0
D14 BKA BKB 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
DATA TERKONTROL
Grafik 4.5 Iterasi 1 untuk D5 D5
panjang
60 40
D15
20
BKA
0
BKB 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
DATA TERKONTROL
4.10.2.3. Uji Kecukupan Data Uji Kecukupan data dilakukan dengan menggunakan rumus pada setiap dimensi tubuh. Adapun rumus kecukupan data adalah sebagai berikut :
Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan Z = Indeks tingkat kepercayaan (Tingkat kepercayaan 95% = 2) S = Standar deviasi data X = Rata-rata data setelah diseragamkan commit to user K = Tingkat error (5%) IV-51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Contoh Perhitungan : Untuk (D1) tinggi badan duduk dari pantat hingga ujung kepala Rata-rata
:
= 83,50
Standar deviasi = 4,50
= 4,7
Karena N < N’ maka data dari (D1) dinyatakan cukup. Untuk antropometri yang lain sudah dinyatakan cukup.
4.10.2.4. Percentile Percentile ini digunakan untuk mengetahui ukuran rata-rata dimensi tubuh manula pada posisi duduk di kursi roda. Adapun nilai-nilai percentile 50% dan percentile 95% dari dimensi tubuh manula berdasarkan data pengukuran manual yang dilakukan yaitu sebagai berikut : ·
(D1) Percentile 95% tinggi badan posisi duduk dari pantat hingga ujung kepala: Tinggi sandaran
=
X+(1,645 x SD)
= 83,5 + (1,645 x 4,5) = 91 cm ·
(D2) Percentile 50% tinggi sandaran tangan dari pantat ke siku: Tinggi sandaran
=
X
= 23 cm commit to user
IV-52
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
(D3) Percentile 50% panjang plopiteal ke pantat: Panjang tempat duduk = X = 43,4 cm
·
(D4) Percentile 50% tinggi ujung kaki samapai plopiteal: Tinggi sandaran
=
X
= 41,7 cm ·
(D5) Percentile 95% lebar bahu: Lebar tempat duduk =
X+(1,645 x SD)
= 36,5 + (1,645 x 4,5) = 43,9 cm
commit to user
IV-53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari pengolahan data yang dilakukan. Dan memberikan analisa sejauh mana nilai-nilai tersebut memberikan solusi bagi permasalahan yang telah didefinisikan diawal penelitian.
5.1 Pembahasan Hasil Kuisioner Jumlah Kansei Word yang di dapat setelah evaluasi, survei dan observasi adalah 28 pasang kata – kata. Kuesioner yang terdiri dari Kansei Word tersebut didistribusikan pada 40 penguji. Dari semua 40 kuesioner tersebut, hanya 39 kuesioner yang sesuai dan dapat dianalisa lebih lanjut. Sehubungan dengan penghitungan ukuran sampel, sampel yang dibutuhkan hanyalah 37 kuesioner. Karena itu, sampel yang aktual sudahlah cukup untuk dilanjutkan dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah menganalisa validitas dan reliabilitas kuesioner. Variabel dinyatakan valid jika rcalculation ≥ rtabel, dimana rtabel yang didapatkan = 0, 325. Dari iterasi yang pertama, ada 11 variabel yang tidak valid, karena rkalkulasi < 0.325, variabel-variabel tersebut adalah Praktis – Dekoratif, Kasar – Halus, Ketinggalan jaman – mengikuti mode, Natural – Mencolok, Formal - Kasual, Antik - Baru, Gelisah - Nyaman, Keras - Empuk, Bahaya – Aman, Sempit – Luas, Kaku - Santai. Kesebelas Variabel tersebut kemudian dipindah dari daftar variabel. Sisanya harus melewati tes validitas untuk iterasi yang kedua. Pada iterasi yang kedua ada satu variabel yang tidak valid karena rkalkulasi adalah < 0.325, variabel tersebut adalah Tidak Tidak Ergonomis Ergonomis. Variabel yang masih tersisa setelah iterasi yang kedua adalah 16. Dari enam belas variabel tersebut dimasukan kedalam iterasi ketiga. Pada iterasi yang ketiga ada satu variabel yang tidak valid karena rkalkulasi adalah < 0.325, variabel tersebut adalah Berantakan - Teratur. Variabel commit to useryang masih tersisa setelah iterasi
V-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang kedua adalah 15. Dari lima belas variabel tersebut dimasukan ke dalam iterasi keempat. Pada iterasi yang ketiga ada satu variabel yang tidak valid karena rkalkulasi adalah < 0.325, variabel tersebut adalah Berantakan - Teratur. Variabel yang masih tersisa setelah iterasi yang kedua adalah 14. Dari empat belas variabel tersebut dimasukan kedalam iterasi kelima. Pada iterasi yang kelima seluruh variabelnya valid karena
rkalkulasi adalah > 0.325, maka hasil terakhir untuk
validitas didapatkan variable yang valid ada 14 variabel. Tes kuesioner selanjutnya adalah tes reliabilitas. Nilai ralpha yang diperoleh dari proses reliabilitas adalah 0.890. Kuesioner dinyatakan reliabel jika ralpha ≥ rtabel, dimana rtabel adalah 0.325. Berdasarkan peraturan tersebut, kuesioner tersebut reliabel, karena 0.890 ≥ 0.325.
5.2 Pembahasan Hasil Analisis Faktor Data input untuk analisa faktor adalah 14 Kansei Word sebagai hasil dari pengolahan data kuesioner. Analisa faktor meringkas 14 Kansei Word tersebut berdasarkan korelasinya. Dari pengolahan data, nilai KMO adalah 0.679. Berdasarkan pengkategorian Kaiser Meyer olkin, nilai 0.679 berarti nilai yang terdekat adalah Sedang. Biar bagaimanapun, ukuran diatas 0,60 dapat ditoleransi. Kesignifikanan tes bartlett adalah 0.000. Dari matrik anti image, khususnya tabel korelasi anti image, maka nilai semua variabel lebih dari 0.5. Berdasarkan kriteria tersebut, semua variabel tersebut dapat diprediksi dan dianalisa lebih lanjut
5.3 Pembahasan Analisa Conjoint 5.3.1 Jumlah Stimuli Jumlah stimuli yang dibutuhkan berdasarkan penghitungan stimuli minimum yaitu 13. Dalam penelitian ini, Stimuli yang siapkan oleh peneliti yaitu 16 produk. Maka dari itu sampel dirasa cukup untuk dilajutkan pada proses analisa conjoint.
commit to user
V-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.3.2 Analisis Proses Conjoint Dari hasil analisis conjoint, hubungan antara kansei word dan elemen desain dapat dianalisa. Pada proses ini akan menganalisa masing-masing item dan masing-masing kategori yang mempengaruhi citra (image) Kansei. Dari hasil pengolahan menggunakan software yaitu SPSS 17 maka kita dapatkan nilai konstan 5,1167 (pada kansei word satu fungsi - multifungsi). Nilai ini merupakan dasar untuk menemukan nilai kegunaan untuk item bahan kerangka, sistem penggerak, sarana pendukung, bahan sandaran dan warna. Pada dasarnya kegunaan adalah perbedaan antara rata-rata item tertentu dengan nilai konstan. Jika perbedaannya negatif, maka sampel sangat berhubungan dengan kata disisi kiri pasangan kansei word dan sebaliknya. Hal ini karena dalam teknik “Semantic Defferential” akhir dari Kansei word di sebelah kiri berada dalam nomer 1 pada skala sampai dengan akhir dari Kansei word sebalah kanan pada nomer 7. Interpretasi dari kasus ini adalah: Satu fungsi
Multifungsi
Negatif
5,1167
Positif
Nilai deviasi sarana pendukung berupa pispot (pada Kansei word satu fungsi - multifungsi) adalah 0,54375, karena tanda deviasinya positif maka sarana pendukung berupa pispot berhubungan dengan Kansei word “multifungsi” atau dengan kata lain pispot menambah citra ‘multifungsi’ dari sebuah kursi roda. Analisis Conjoint (Deviasi) dapat disamakan dengan regresi multiple dengan variable-variabel contoh.
5.3.3
Kesimpulan Kepentingan Item Hasil pentingnya faktor memberikan informasi tentang persentase (%)
distribusi faktor-faktor yang mengkontribusi kansei word. Analisa lengkapnya adalah seperti yang tergambar dibawah ini: 1.
Kansei word = Tidak Artistik – Artistik a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 16,245% commit to user b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 23,827%
V-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 23,827% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 16,606% e. Faktor Importance untuk warna adalah 19,495% Faktor Importance yang terbesar untuk citra kasar – halus adalah sistem penggerak dan sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sistem penggerak dan sarana pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra kasar – halus dari pada faktor-faktor lain. 2.
Kansei word = Biasa – Elegant a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 4,8864% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 20,806% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 30,651% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 15,047% e. Faktor Importance untuk warna adalah 28,608% Faktor Importance yang terbesar untuk citra biasa - elegan adalah srana pendukung kursi roda. Ini berarti sarana pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra tradisional – modern dari pada faktor-faktor lain.
3.
Kansei word = Umum – Khusus a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 16,058 % b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 18,613% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 28,467% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,599% e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,263% Faktor Importance yang terbesar untuk citra ketinggalan umum khusus adalah sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sarana pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra umum - khusus dari pada faktor-faktor lain.
4.
Kansei word = Polos - Berwarna a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 16,332% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,121% commit to user c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 22,111%
V-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 17,085% e. Faktor Importance untuk warna adalah 28,352% Faktor Importance yang terbesar untuk citra polos - berwarna adalah sistem warna kursi roda . Ini berarti bentuk merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra polos - berwarna dari pada faktor-faktor lain. 5.
Kansei word = Sederhana – Komplek a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 17,857% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 23,810% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 27,381% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 8,929% e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,024% Faktor Importance yang terbesar untuk citra sederhana – komplek adalah sarana pendukung
kursi roda . Ini berarti sarana pendukung
merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra sederhana – komplek dari pada faktor-faktor lain. 6.
Kansei word = Membosankan – Menarik a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 15,385% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 23,373% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 23,077% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 13,018% e. Faktor Importance untuk warna adalah 25,148% Faktor Importance yang terbesar untuk citra membosankan menarik adalah warna kursi roda . Ini berarti warna merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra membosankan – menarik dari pada faktor-faktor lain.
commit to user
V-5
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Kansei word = Monoton - Beragam a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 15,789% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 27,632% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 27,632% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 7,895% e. Faktor Importance untuk warna adalah 21,053% Faktor Importance yang terbesar untuk citra monoton - beragam adalah sistem penggerak dan sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sistem penggerak dan sarana pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra monoton – beragam dari pada faktorfaktor lain.
8.
Kansei word = Tidak Canggih - Canggih a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 8,923% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,642% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 28,308% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,154% e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,154% Faktor Importance yang terbesar untuk citra tidak canggih – canggih
adalah sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sarana
pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra tidak canggih - canggih dari pada faktor-faktor lain. 9.
Kansei word = Tidak Lengkap - Lengkap a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 14,652% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 18,315% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 29,304% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 18,315% e. Faktor Importance untuk warna adalah 19,414% Faktor Importance yang terbesar untuk citra tidak lengkap – lengkap adalah sarana pendukung kursi roda. Ini berarti sarana pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra commit user tidak lengkap - lengkap dari padatofaktor-faktor lain.
V-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Kansei word = Murah - Mahal a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 8,176% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,528% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 30,189% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,465% e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,642% Faktor Importance yang terbesar untuk citra murah - mahal adalah sarana pendukung kursi roda
Ini berarti sarana pendukung
merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra murah dan mahal dari pada faktor-faktor lain. 11. Kansei word = Mudah Rusak - Awet a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 26,087% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 10,326% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 23,369% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 18,478% e. Faktor Importance untuk warna adalah 21,739% Faktor Importance yang terbesar untuk citra mudah rusak - awet adalah bahan kerangka kursi roda Ini berarti bahan kerangka merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra mudah rusak dan awet dari pada faktor-faktor lain. 12. Kansei word = Satu Fungsi - Multifungsi a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 12,632% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 25,263% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 28,070% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 9,123% e. Faktor Importance untuk warna adalah 24,912% Faktor Importance yang terbesar untuk citra mudah satu fungsi – multifungsi adalah sarana pendukung kursi roda
Ini berarti sarana
pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra satu fungsi - multifungsi dari pada faktor-faktor lain. commit to user
V-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Kansei word = Sulit Menjalankan - Mudah Menjalankan a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 14,327% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 28,653% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 22,350% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 17,192% e. Faktor Importance untuk warna adalah 17,479% Faktor Importance yang terbesar untuk citra mudah sulit menjalankan – mudah menjalankan adalah sistem penggerak kursi roda Ini berarti sistem penggerak merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra sulit menjalankan – mudah menjalankan dari pada faktor-faktor lain. 14. Kansei word = Manual - Otomatis a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 5,578% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 35,857% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 19,124% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,343% e. Faktor Importance untuk warna adalah 25,100% Faktor Importance yang terbesar untuk citra manual - otomatis adalah sistem penggerak kursi roda
Ini berarti sistem penggerak
merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra manual otomatis dari pada faktor-faktor lain. 15. Sedangkan untuk hasil secara keseluruhan kata kansei: a. Faktor Importance untuk bahan kerangka adalah 12,70813% b. Faktor Importance untuk sistem penggerak adalah 24,13861% c. Faktor Importance untuk sarana pendukung adalah 26,55755% d. Faktor Importance untuk bahan sandaran adalah 14,26389% e. Faktor Importance untuk warna adalah 22,33182% Faktor Importance yang terbesar untuk kategori secara keseluruhan adalah sarana pendukung kursi roda . Ini berarti sarana pendukung merupakan faktor yang terpenting dalam penambahan citra kursi roda dari pada faktor-faktor lain. commit to user
V-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.3.4 Analisa Kesimpulan Output Conjoint Kata kansei yang diinginkan oleh responden menjadi penentu keputusan output desain. Dibawah ini desain yang terbentuk dari banyaknya nilai – nilai terbesar masing – masing item yang sering muncul. Untuk item Bahan Kerangka, kategori yang terpilih adalah Besi. Hal ini terpilih oleh konsumen karena besi mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu harga yang terjangkau, kuat, dan efisiensi waktu pemakaian yang disesuaikan kondisi lansia. Untuk item Sistem Penggerak, kategori yang terpilih adalah otomatis. Hal ini terpilih oleh konsumen karena sistem penggerak yang otomatis mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu orang lebih suka kemudahan dalam mengoperasikan kursi rodanya baik otomatis dalam menggerakan ataupun otomatis dalam sistem mekanisnya seperti merebahkan sandaran dan lain-lain. Untuk item Sarana Pendukung, kategori yang terpilih adalah pispot. Hal ini terpilih oleh konsumen karena pispot mempunyai image pengaruh terbesar citra kansei konsumen. Selain itu dilihat dari segi manfaatnya yang cukup besar untuk pengguna yang tidak bisa beranjak dari kursi roda karena sakit atau fisik tidak kuat. Untuk item Bahan Sandaran, kategori yang terpilih adalah Woven polyester. Hal ini terpilih oleh konsumen karena Woven polyester mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu mudah dibersihkan dan mudah dilipat. Untuk item warna sandaran, kategori yang terpilih adalah polos. Hal ini terpilih oleh konsumen karena warna polos mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen.
5.4 Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test Kesignifikanan Tujuan dari perhitungan tingat keakuratan yang diprediksi adalah membandingkan hubungan antara estimasi hasil dan aktual, nilai yang lebih besar mengenai korelasi Kendall atau Pearson menggambarkan kedekatannya. Jika nilai Pearson atau Kendall lebih dari 0,5, maka korelasi antara estimasi dan aktual adalah kuat, begitupun selanjutnya. commit to user
V-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Panduan untuk menjalankan test ke-signifikan-an korelasi adalah: Hipotesa Test Ke-signifikan-an: H0 = Tidak ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual (Kansei Word) H1 = Ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual (Kansei Word) Area Kritis: Signifikansi > 0,05 H0 diterima. Signifikansi < 0,05 H0 ditolak Berdasarkan hasil analisa conjoint pada tabel 4.12 semua Kansei Word memiliki nilai korelasi Pearson dan Kendall lebih dari 0,05. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel-variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual. Nilai ke-signifikan-an untuk semua Kansei Word adalah 0.0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua korelasi adalah signifikan, karena semua nilai ke-signifikanan-nya kurang dari 0,05.
commit to user
V-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jumlah Kansei Word yang diperoleh dari survei adalah 28 pasang. Setelah di test kevalidan dan reliabilitasnya, maka didapatkan 14 pasang kata kansei yang valid, kemudian di alakukan analisis faktor untuk mereduksi kata kansei
yang tidak penting atau tidak berpengaruh dalam
menerjemahkan keinginan responden terhadap kursi roda. Jumlah Kansei Word yang sesuai digunakan dalam proses selanjutnya adalah tetap yaitu 14 pasang Kansei Word. Masing-masing kata kansei tersebut memiliki nilai MSA yang sudah memenuhi, karena nilainya tidak ada yang kurang dari 0,5. 2. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 5 item desain produk, Sarana Pendukung memiliki faktor importance yang terbesar dalam 14 pasang Kansei Word. Ini berarti bahwa sarana pendukung merupakan item yang paling berpengaruh dalam pembentukan citra konsumen dibandingkan item-item lain. 3. Sketsa desain kursi roda hasil pendekatan kansei engineering, memiliki spesifikasi yang paling dominan dalam pembentukan citra (image) Kansei. Spesifikasinya antara lain: bahan kerangka dari besi, sistem penggerak yang otomatis, memiliki sarana pendukung berupa pispot, bahan sandaran woven polyester, dan warna polos.
6.2 Saran 1. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan metode kansei yang lain sebagai pembanding hasil penelitian ini. 2. Akan menjadi bagus, jika penelitian berikutnya menggunakan Kansei Word yang lebih banyak dan menggunakan lebih banyak Desain Elemen. commit to user
VI-1