PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INTEGRASI INTERKONEKSI UNTUK MEMFASILITASI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA Suparni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Pada saat ini pembelajaran yang mengutamakan kemampuan berpikir kritis mahasiswa banyak menjadi pembicaraan. Berpikir kritis merupakan salah satu karakter yang akhir-akhir ini memang menjadi isu pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa.. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa perlu dilakukan inovasi pembelajaran. Berdasarkan pemikiran itulah maka peneliti akan melakukan penelitian pengembangan untuk mengembangkan bahan ajar yang berbasis integrasi interkoneksi untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi.Penelitian ini merupakan penelitian pemgembangan dengan menggunakan desain yang mengadaptasi dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Langkah tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap uji produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah berhasil dikembangkan bahan ajar berbasis integrasi interkoneksi dengan kualitas sangat baik dengan persentase keidealan sebesar 87,6 % dari ahli materi, 86% ahli media, dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebesar 17,5135. Kata Kunci: Bahan ajar, integrasi interkoneksi, berpikir kritis. interkonektif
1. PENDAHULUAN Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam
Negeri
Sunan
yang
berkepribadian
ZIKR (Zero-based, Iman, Konsisten, dan
Result-oriented)
Kalijaga dengan sepuluh program studi
mengembangkan
(Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,
berkualitas dalam bidang Sains dan
Pendidikan Matematika, Pendidikan
Teknologi,
Fisika,
dan
pendidikan dan pengajaran di Fakultas
Pendidikan Biologi, Teknik Industri,
Sains dan Teknologi selalu diusahakan
dan Teknik Informatika) merupakan
untuk dapat mengembangkan karakter
salah satu fakultas baru yang ada di
dan kepribadian mahasiswa.
Pendidikan
Kimia
UIN Sunan Kalijaga. Visi, misi, dan tujuan
fakultas di antaranya adalah
mengembangkan
pendidikan
dan
maka
penelitian
dan
setiap
yang
kegiatan
Pada saat ini pembelajaran yang mengutamakan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa
banyak
menjadi
pengajaran dalam bidang Sains dan
pembicaraan. Tuntutan ini
Teknologi
seiring dengan perubahan kebutuhan
yang
integratif
dan
muncul
1
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni akan kemampuan para pekerja di era
negara
informatika ini. Para pekerja yang
bertanggung jawab.”
memasuki
tempat
kerja
di
masa
yang
demokrasi
serta
Salah satu potensi yang harus
mendatang harus benar-benar memiliki
dikembangkan
berbagai kemampuan yang menjadikan
perguruan tinggi adalah berpikir kritis.
mereka
Berpikir
pemikir
sistem,
pemecah
kritis
masalah, pembuat keputusan secara
mental
mandiri, dan yang tak pernah henti
berperan
belajar
keputusan
sepanjang
hidup
mereka.
dan
yang
dibentuk
merupakan
proses
terorganisasikan
dalam proses untuk
di
dan
mengambil
menyelesaikan
Penting bagi mahasiswa untuk menjadi
masalah. Berpikir kritis mencakup
seorang pemikir kritis sejalan dengan
kegiatan
meningkatnya jenis pekerjaan di masa
menginterpretasikan
yang akan datang.
kegiatan penemuan ilmiah. Kompetensi
menganalisis
dan
data
dalam
Berpikir kritis merupakan salah
berpikir kritis, membuat keputusan,
satu karakter yang akhir-akhir ini
memecahkan masalah, dan bernalar
memang menjadi isu pendidikan, selain
sangat dibutuhkan dalam berprestasi di
menjadi
dunia
bagian
dari
pembentukan akhlak Kemampuan
proses
anak bangsa.
berpikir
kritis
juga
kerja.
Oleh
karena
itu,
mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas
Sains
dan
diperjelas melalui UU No 20 tahun
Teknologi UIN Sunan Kalijaga sebagai
2003
calon pendidik selain harus memiliki
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional, yang berbunyi “ Pendidikan
empat
nasional
pendidik
berfungsi
mengembangkan
kompetensi
utama
(kompetensi
sebagai pedagogi,
kemampuan dan membentuk watak
profesional, kepribadian, dan sosial)
serta
juga
peradaban
bermartabat
yang
dalam
mencerdaskan bertujuan
bangsa
rangka
kehidupan
untuk
bangsa,
berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi
diharapkan
ketrampilan menyelesaikan
memiliki berpikir
masalah,
bekal kritis,
mengambil
keputusan, dan berpikir kreatif. Untuk
mengembangkan
manusia yang beriman dan bertakwa
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
kepada
perlu dilakukan inovasi pembelajaran.
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Facione (2009: 145)
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
bahwa
dengan
menyebutkan
pembelajaran
yang
inovatif diharapkan mahasiswa menjadi 2
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 pribadi pemikir kritis yang dapat dilihat
kritis
dari ketrampilannya menginterpretasi,
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
menganalisis,
dan
Program Studi Pendidikan Matematika
menyimpulkan, menjelaskan apa yang
Fakultas Sains dan Teknologi UIN
dipikirkannya dan membuat keputusan,
Sunan Kalijaga dalam menyelesaikan
menerapkan kekuatan berpikir kritis
masalah terdiri dari TKBK 3 (kritis)
pada dirinya sendiri, dan meningkatkan
sebanyak 17,4 %, TKBK 2 (cukup
kemampuan berpikir kritis terhadap
kritis) sebanyak 56,5 %, dan TKBK 1
pendapat-pendapat
(kurang kritis) sebanyak 26,1 %.
mengevaluasi,
yang
dibuatnya.
Seseorang yang mampu melakukan
3
(kritis).
Berdasarkan
Penjenjangan
hasil
penelitian
keenam ketrampilan kognitif tersebut
tersebut, maka peneliti berusaha untuk
berarti kemampuan berpikir ktitisnya
mengembangkan kemampuan berpikir
jauh di atas seseorang yang hanya
kritis mahasiswa dengan melakukan
mampu
penelitian
melakukan
interpretasi,
tindakan
kelas
analisis, dan evaluasi saja. Dengan
menggunakan
demikian dapat dibuat penjenjangan
interkoneksi. Hasil penelitian ini adalah
kemampuan berpikir kritis seseorang.
pembelajaran
Tingkat kemampuan berpikir kritis
pendekatan integrasi interkoneksi dapat
setiap
mengembangkan kemampuan berpikir
orang
berbeda-beda
dan
pendekatan
dengan integrasi
matematika
perbedaan ini dapat dipandang sebagai
kritis
suatu keberlanjutan yang dimulai dari
Pendidikan Matematika Fakultas Sains
tingkatan terendah sampai tertinggi.
dan Teknologi. Hal ini dapat dilihat
Peneliti
telah
mahasiswa
dengan
Program
Studi
melakukan
dari analisis data skor TKBK pada saat
dengan
pra tindakan sebesar 23 pada siklus I
berpikir
sebesar 27,7, dan pada siklus II sebesar
Studi
36,6. Berdasarkan rekomendasi dari
pendidikan Matematika pada tahun
hasil penelitian ini, maka peneliti ingin
2011. Hasil penelitian ini menunjukkan
melanjutkannya
bahwa tingkat kemampuan berpikir
penelitian eksperimen.
penelitian
berkaitan
penjenjangan
kemampuan
kritis
kritis
mahasiswa
mahasiswa
Program
Program
Studi
dengan
Berdasarkan
hasil
melakukan
penelitian
Pendidikan Matematika Fakultas Sains
tersebut, maka peneliti melanjutkan
dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
lagi
dalam menyelesaikan masalah hanya
untuk
sampai tingkat kemampuan berpikir
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
dengan
penelitian
menganalisis
eksperimen peningkatan
3
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni yang mendapat perlakuan pembelajaran matematika integrasi
dengan
pendekatan
interkoneksi
dibandingkan
dengan
kelas
kontrol
menggunakan konvensional.
Hasil
kritis
pembelajaran
dengan penelitian ini adalah sebagai
mahasiswa
matematika
ini
lebih
berikut. Penelitian yang dilakukan oleh
yang
Suparni, S.Pd., M.Pd. dengan judul
pembelajaran
“Penjenjangan Kemampuan Berpikir
integrasi
Kritis Dalam Rangka Pengembangan
secara
Karakter Mahasiswa Program Studi
dengan
interkoneksi
Penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh peneliti yang berkaitan
penelitian
menggunakan
yang layak digunakan.
yang
adalah bahwa peningkatan kemampuan berpikir
b. Mengetahui kualitas bahan ajar
tinggi
signifikan
dibandingkan
dengan
Pendidikan Matematika Fakultas Sains
mahasiswa
yang
dengan
dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga”.
belajar
pembelajaran konvensional. Berdasarkan maka
peneliti
melanjutkan
Penelitian ini merupakan penelitian
pemikiran
itulah
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini
tertarik
untuk
menunjukkan
tingkat
dengan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
melakukan penelitian pengembangan
Program Studi Pendidikan Matematika
untuk mengembangkan bahan ajar yang
Fakultas Sains dan Teknologi UIN
berbasis integrasi interkoneksi untuk
Sunan Kalijaga dalam menyelesaikan
memfasilitasi peningkatan kemampuan
masalah
berpikir
kemampuan berpikir kritis 3 (kritis).
kritis
penelitian
bahwa
mahasiswa
program
hanya
Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Penjenjangan
Sains dan Teknologi.
kritis
Penelitian ini bertujuan untuk:
sampai
kemampuan
mahasiswa
tingkat
berpikir
Program
Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Sains
a. Menghasilkan bahan ajar berbasis
dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
integrasi interkoneksi yanng dapat
dalam menyelesaikan masalah terdiri
memfasilitasi
dari TKBK 3 (kritis) sebanyak 17,4 %,
peningkatan
kemampuan
berpikir
kritis
TKBK 2 (cukup kritis) sebanyak 56,5
mahasiswa
Program
Studi
%, dan TKBK 1 (kurang kritis)
Pendidikan
Matematika
Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
sebanyak 26,1 %. Penelitian kelanjutan
dari
ini
merupakan
penelitian
yang
dilakukan sebelumnya oleh peneliti 4
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 dengan
judul
“Pengembangan
mahasiswa
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa
pembelajaran
Program Studi Pendidikan Matematika
pendekatan
Melalui
sebesar
Pendekatan
Integrasi
yang
menggunakan
matematika integrasi
8,136363636
dengan
interkoneksi lebih
tinggi
Interkoneksi” yang dilaksanakan pada
secara signifikan dibandingkan dengan
tahun 2013. Penelitian ini merupakan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
penelitian
yang
tindakan
kelas
yang
dilaksanakan 2 siklus. Hasil penelitian
menggunakan
konvensional sebesar 5,071428571.
ini adalah pembelajaran matematika dengan
pendekatan
interkoneksi
dapat
integrasi
mengembangkan
pembelajaran
Berdasarkan
hasil
penelitian
tersebut, maka peneliti berminat untuk melanjutkannya
dengan
melakukan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
penelitian
pengembangan
untuk
Program Studi Pendidikan Matematika
mengembangkan
Fakultas Sains dan Teknologi UIN
matematika
Sunan Kalijaga. Hal ini dapat dilihat
peningkatan kemampuan berpikir kritis
dari analisis data skor TKBK pada saat
mahasiswa.
bahan
untuk
ajar
memfasilitasi
pra tindakan sebesar 23 pada siklus I sebesar 27,7, dan pada siklus II sebesar
2. KAJIAN TEORI
36,6. Berdasarkan rekomendasi dari
a. Pendekatan
hasil penelitian ini, maka peneliti ingin melanjutkannya
dengan
Sebagai
Interkoneksi
melakukan
penelitian eksperimen.
Integrasi
Pada Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum UIN
dari
Sunan Kalijaga (2006: 15) disebutkan
penelitian tersebut, peneliti melakukan
bahwa UIN Sunan Kalijaga dituntut
penelitian eksperimen untuk menelaah
untuk
peningkatan kemampuan berpikir kritis
yang
mahasiswa
yang
mengikuti
pendidikan yang utuh yang menyentuh
pembelajaran
matematika
dengan
seluruh domain yang disebut Alloh
integrasi
interkoneksi
dalam kitab suci (hadlarah al-nash),
dengan
kemampuan
juga mendalam dalam kajian-kajian
pendekatan
kelanjutan
dibandingkan berpikir
kritis
mahasiswa
mengembangkan berperspektif
pendidikan
Qur’ani,
yaitu
yang
keilmuannya (hadlarah al-’ilm), serta
mengikuti pembelajaran konvensional.
peduli dengan wilayah ’amali, praktis
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
nyata
peningkatan kemampuan berpikir kritis
(hadlarah
dalam
realitas
dan
al-falsafah).
etika Islam
5
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni mengembangkan
ilmu-ilmu
al-fasafah
adalah
upaya
qauliyah/hadlarah al-nash (ilmu-ilmu
mempertemukan kembali antara ilmu-
yang
ilmu
berkaiyan
dengan
keagamaan),
teks
ilmu-ilmu
keislaman
dengan
ilmu-ilmu
(islamic
scinces)
umum
(modern
kauniyyah/hadlarah al’ilm (ilmu-ilmu
scinces) sehingga tercapailah kesatuan
kealaman dan kemasyarakatan), dan
ilmu yang integratif dan interkonektif.
ilmu-ilmu hadlarah al-falsafah (ilmu-
Implementasi
ilmu etis filosofis). Keilmuan yang
dapat diterapkan dalam berbagai level,
dikembangkan di UIN Sunan Kalijaga
yaitu:
bersifat integratif dan interkonektif
a. level filosofi
dalam
wilayah
internal
ilmu-ilmu
keislaman, dan ilmu-ilmu umum. Pendekatan
integratif
interkoneksi
Integrasi dan interkoneksi pada level
adalah
Integrasi
filosofi
dalam
pengajaran
dimaksudkan bahwa setiap mata
terpadunya kebenaran wahyu (burhan
kuliah
ilahi) dalam bentuk pembidangan mata
fundamental
kuliah
nash
kaitannya dengan disiplin keilmuan
(hadlarah al-nash), dengan bukti-bukti
lainnya dan dalam hubungannya
yang ditemukan di alam semesta ini
dengan nilai-nilai humanistiknya.
yang
(burhan
terkait
kaum)
pembidangan
dengan
dalam
bentuk
harus
diberi
nilai
eksistensial
dalam
b. level materi
matakuliah
empiris-
Integrasi dan interkoneksi pada
dan
kealaman
level materi merupakan suatu proses
(hadlarah al-ilm), dan pembidangan
bagaimana mengintegrasikan nilai-
matakuliah yang terkait dengan falsafah
nilai kebenaran universal umumnya
dan
dan keislaman khususnya ke dalam
kemasyarakatan
etika
Pendekatan
(hadlarah
al-falsafah).
interkonektif
adalah
pengajaran mata kuliah umum, dan
terkaitnya satu pengetahuan dengan
sebaliknya ilmu-ilmu umum ke
pengetahuan yang lain melalui satu
dalam kajian-kajian keagamaan dan
hubungan yang saling menghargai dan
keislaman.
mempertimbangkan. Pendekatan interkoneksi matakuliah
6
hadlarah
dalam yang
c. level metodologi integrasi-
Integrasi dan interkoneksi pada
pembidangan
level metodologi adalah metodologi
mencakup
tiga
dalam pengembangan ilmu yang
dimensi pengembangan ilmu, yakni
bersangkutan.
Ketika
sebuah
hadlarah al-nas, hadlarah al’ilm, dan
disiplin ilmu diintegrasikan atau
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 diinterkoneksikan dengan disiplin
menyebutkan
ilmu lain, maka secara metodologis
thinking is used to describe thinking
ilmu interkonektif tersebut harus
that is purposeful and goal directed”.
menggunakan
pendekatan
dan
Berpikir kritis adalah aktivitas mental
metode
aman
ilmu
dari peninjauan kembali, penilaian,
yang
bagi
tersebut.
dalam
d. level strategi
“The
usaha
keputusan,
term
critical
untuk
membuat
mengartikan
sesuatu
Integrasi dan interkoneksi pada
secara rasional (Debra Mc Gregor.
level
2007: 209). Selain itu, Oon Seng Tan
strategiadalah
level
pelaksanaan atau praksis dari proses
(2004:
pembelajaran keilmuan integratif
berpikir kritis dapat didefinisikan
interkonektif,
sebagai berikut.
keilmuan
sehingga serta
mengajar
dosen
kualitas
kunci
keberhasilan perkuliahan berbasis paradigma
interkonektif.
Pembelajaran dengan model active learning dengan berbagai strategi dan metodenya meenjadi keharusan. Dalam
penelitian
ini,
pendekatan integrasi interkoneksi akan diterapkan dalam level materi dan strategi.
Pendekatan
integrasi
interkoneksi akan diterapkan dengan mengaitkan materi perkuliahan dengan materi
perkuliahan
yang
lain,
keislaman, dan kehidupan sehari-hari dengan
menggunakan
metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir untuk
kritis
bahwa
Menurut Elder dan Paul (2008) dalam (online)
www.criticalthinking.org terdapat
6
tingkatan
kemampuan berpikir kritis sebagai berikut. a. Berpikir yang tidak direfleksikan (unreflective thinking) Pemilik
tidak
menyadari
peran
berpikir dalam kehidupan, kurang mampu menilai pemikirannya, dan
digunakan
menjelaskan berpikir
menyebutkan
Critical thinking is defined as an awareness of one’s own thinking (self reflection) and the ability (foundation skill) and willingness (willingness to question) to clarify and improve understanding which aids in drawing appropiate conclusions and making the best decisions possible within a context (knowledge base)
ketrampilan menjadi
43)
yang
dengan maksud jelas dan terarah pada
mengembangkan
beragam
kemampuan
berpikir
tanpa
menyadarinya.
Akibatnya
gagal
tujuan. Diane Halpern (1984: 3)
7
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni menghargai
b.
berpikir
sebagai
yang penting tentang masalah pada
aktivitas yang melibatkan elemen
tingkat berpikir yang mendalam.
bernalar. Mereka tidak menyadari
Namun
standar yang tepat untuk penilaian
berpikir pada tingkat yang lebih
berpikir yaitu kejelasan, ketepatan,
tinggi secara konsisten pada semua
ketelitian, relevansi, dan kelogisan.
dimensi klehidupannya.
Berpikir
yang
menantang
Berpikir
belum
yang
unggul
mampu
(master
(challenged thinking)
thinking)
Pemikir sadar peran berpikir dalam
Pemikir
kehidupan,
berpikir
kemampuan dasar berpikir secara
berkualitas membutuhkan berpikir
mendalam, berpikir kritis dilakukan
reflektif
secara
menyadari
yang
disengaja,
dan
menginnternalisasi
sadar
dan
menggunakan
menyadari berpikir yang dilakukan
intuisi yang tinggi. Mereka menilai
sering kekurangan tetapi tidak dapat
pikiran tentang kejelasan, ketepatan,
mengi-dentifikasi
ketelitian, relevansi, dan kelogisan
di
mana
kekurangannya. c.
f.
mereka
Berpikir
secara intuitif.
permulaan
(beginning
thinking) Pemikir
Penjenjangan berpikir
mulai
memodifikasi
dengan
kemampuan
kritis ini dibandingkan tingkat
Kemampuan
beberapa kemampuan berpikirnya,
Berpikir Kritis Elder dan Paul
tetapi memiliki wawasan terbatas.
(2008)
Mereka
berikut.
kurang
memiliki
perencanaan yang sistematis untuk meningkatkan
kemampuan
berpikirnya.
disajikan
dalam
tabel
Tabel 1. Perbandingan Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Elder dan Paul
d. Berpikir latihan (practicing thinking) TKBK Elder dan
Pemikir menganalisis pemikirannya secara aktif dalam sejumlah bidang
Penjenjangan TKBK
Paul Berpikir yang tidak
TKBK 0 (tidak Kritis)
direfleksikan
namun mereka masih mempunyai wawasan terbatas dalam tingkatan
Berpikir yang Menantang
TKBK 1 (kurang Kritis)
Berpikir Permulaan
berpikirnya yang mendalam. e. Berpikir lanjut (advanced thinking)
Berpikir latihan
Berpikir yang unggul
Pemikir
aktif
menganalisis
pikirannya, memiliki pengetahuan 8
TKBK 2 (cukup Kritis)
Berpikir lanjut TKBK 3 (Kritis)
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 TKBK 0 (tidak kritis) dapat
sudut
pandang
penyelesaian
disetarakan dengan berpikir yang
masalah tidak jelas, penalarannya
tidak direfleksikan pada TKBK
juga tidak jelas dan tidak logis.
Elder dan Paul. Hal ini dikarenakan
TKBK 2 dapat disetarakan
mahasiswa dalam berpikir masih
dengan berpikir permulaan karena
belum melibatkan elemen bernalar
mahasiswa pada tingkat ini mulai
dan standar intelektual bernalar
memodifikasi
(standar penilaian). Mahasiswa juga
berpikirnya
mengembangkan
mengidentifikasi
kemampuan mengenali
beragam berpikir
seperti
hubungan-hubungan,
mengenali
informasi,
dan
kemampuan di
mengenali
antaranya masalah,
hubungan-hubungan,
mencari
konsep-konsep
yang
relevan dan tepat, menggunakan
mengidentifikasi masalah. Namun
analogi
kemampuan ini belum diterapkan
masalah
dengan
bentuk
terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan
penalaran yang logis dan sistematis
penalaran yang dilakukan masih
ketika
belum memenuhi standar jelas dan
jelas
dalam
menyelesaiakan
masalah
matematika.
dalam
menyelesaikan
namun
wawasannya
logis, serta sudut pandang tidak
TKBK 1 dapat disetarakan
jelas dan tidak luas (ditandai adanya
dengan berpikir yang menantang
penggunaan analogi
karena mahasiswa pada tingkat ini
dikembangkan sesuai situasi yang
telah mengembangkan kemampuan
diberikan
berpikir.
diselesaikan).
Namun
kemampuan
berpikirnya masih terbatas yaitu
pada
masalah
yang
TKBK 3 memuat berpikir
menggali informasi yang memenuhi
latihan karena
standar
intelektual
berada
menggali
dan
bernalar,
yang tidak
pada
mahasiswa tingkat
ini
yang aktif
mengembangkan
menganalisis berpikirnya. Mereka
kesadaran akan konsep dan ide yang
berpikir analitis terhadap elemen
memenui standar jelas. Mahasiswa
bernalar dan standar intelektual
menyadari adanya kelemahan pada
bernalar serta menerapkan pikiran
berpikirnya
analitisnya
namun
tidak
dalam
menyelesaikan
mengetahui di mana kelemahannya
masalah
matematika.
Mahasiswa
sehingga mahasiswa menerapkan
juga mengetahui apa yang akan
konsep-konsep secara tidak tepat,
dilakukan dengan standar intelektual
9
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni sebagai standar penilaian sehingga elemen informasi dan penyimpulan dipenuhi semua standarnya, elemen konsep dan ide serta elemen sudut pandang sebagian besar standarnya 7.
juga dipenuhi.
dan
yang
mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
c. Hakikat Matematika Ibrahim
Barangsiapa
Suparni
(2010)
Dia akan melihat (balasan)nya.
menyebutkan bahwa Belajar matematika
8. dan Barangsiapa yang mengerjakan
dimanfaatkan untuk mengakui kebesaran
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya
Alloh, mengakui bahwa hanya Alloh yang
Dia akan melihat (balasan)nya pula. Barangsiapa
maha besar, kita kecil meskipun dengan
yang
melakukan
gelar doktor, master, maupun profesor
suatu amal baik/buruk sebesar biji dzarroh,
sekalipun. Al Qur’an surat Ali Imraan ayat
Allah akan mengetahuinya.
199 menyebutkan
Allah dalam waktu, sampai pada satuan
Kecermatan
detik, “Ketika dating ajal seseorang, maka tidak
akan
SEDETIKPUN, 199. .... Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.
DIPERLAMBAT dan
tidak
akan
DIPERCEPAT SEDETIKPUN. Ketepatan waktunya perdetik, padahal berapa banyak
Maksudnya dari berbagai pakar
orang yang sampai pada ajalnya dalam
matematika maupun secanggih apapun alat
setiap hari dari seluruh manusia yang ada
yang diciptakan manusia tidak ada yang
di ? Sementara kita manusia cenderung
mampu mengungguli kecepatannya dalam
untuk mengabaikan waktu, tidak disiplin,
menghitung
tingkat
menggunakan waktu untuk hal-hal yang
kecermatan dan ketelitian, Allah Maha
tidak produktif, maksiat pada Allah.
teliti, (sebesar biji dzarrah amal manusia
Na’udzubillaahimindzalik. Walau dalam
baik maupun buruk akan dibalasnya).
matematika
Firman Allah dalam QS Al Zalzalah (99)
NUMERIK, tapi tetap saja tidak akan
ayat 7-8 yang berbunyi:
menandingi Allah dalam hal ketelitian,
Bahkan
pada
kecermatan.
ada
GALAT,
LIMIT,
ALLAH MAHA BESAR,
kita manusia kecil, tidak boleh sombong, harus tunduk pada Allah.
10
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 Pengertian matematika sangat sulit didefinisikan umumnya
secara
akurat.
orang awam
Pada
hanya
akrab
2. Matematika sebagai Ilmu tentang Pola dan Hubungan 3. Matematika sebagai Bahasa
dengan satu cabang matematika elementer
4. Matematika sebagai Ilmu tentang
yang disebut aritmetika atau ilmu hitung.
Struktur yang Terorganisasikan
Aritmetika ini secara informal dapat
5. Matematika sebagai Seni
didefinisikan
6. Matematika
sebagai
ilmu
tentang
berbagai bilangan yang bisa langsung
sebagai
Aktivitas
Manusia
diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, - 2, ..., dan seterusnya, melalui
3. METODE PENELITIAN
beberapa operasi dasar: tambah, kurang,
Subyek dalam penelitian ini
kali dan bagi. Apabila mendiskusikan atau
adalah pihak-pihak yang terlibat selama
membicarakan mengenai “apa matematika
proses
itu
validator/penilai/ahli
sebenarnya”,
dengan
mendiskusikan matematika. pengertian
lain
produk,
yakni
instrumen
tes
tentang
hakekat
KBK dan bahan ajar berbasis integrasi
Matematika
memiliki
interkoneksi, enam mahasiswa uji coba
bermacam-macam
keterbacaan tes KBK, 10 mahasiswa uji
yang
bergantung
kata
pengujian
pada
cara
orang
coba terbatas tes KBK, lima mahasiswa
memandangnya. Bagi seorang pengajar
uji coba keterbacaan bahan ajar, dosen,
matematika,
cara
dan mahasiswa uji coba produk bahan
pandang tentang matematika ini, akan
ajar yang dikembangkan. Sampel uji
memberikan implikasi pada perbedaan
coba produk yaitu mahasiswa Program
dalam
Studi Pendidikan Matematika yang
perbedaan
memilih
strategi
dalam
pembelajaran
matematika di kelas. Namun, idealnya
mengambil
seorang pengajar matematika mengetahui
Pembelajaran
Matematika
beragam
gasal
akademik
pandangan
tentang
hakekat
matematika, karena akan membantunya dalam
memilih
strategi
pembelajaran
matematika di kelas dengan tepat.
tahun
mata
Kuliah
Strategi semester 2014/2015
sebanyak 41 mahasiswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
pengembangan
untuk
Pada bagian ini akan dikupas
menghasilkan produk berupa bahan
beberapa pandangan para ahli terhadap
ajar berbasis integrasi interkoneksi.
hakekat matematika. 1. Matematika sebagai Ilmu Deduktif
Penelitian
pengembangan
bahan
ajar ini menggunakan desain yang
11
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni
mengadaptasi dari langkah-langkah penelitian
dan
pengembangan
1. Analisis Soal Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) berupa validitas soal
(Research and Development) yang
tes
dikembangkan oleh Borg dan Gall.
kesukaran, reliabilitas.
Langkah tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap uji produk (Sugiyono:2008).
KBK,
tingkat
Penentuan
kualitas
berbasis
bahan
integrasi
ajar
interkoneksi
didasarkan pada penilaian validator dua
orang
pendidikan.
dosen
Berdasarkan
ahli tehnik
atau fasilitas yang digunakan oleh
analisis data yang digunakan, data
peneliti dalam mengumpulkan data
penilaian dari validator yang berupa
agar
data
pekerjaan
lebih
mudah
dan
kualitatif
diubah
menjadi
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
bentuk kuantitatif. Data kuantitatif
cermat,
yang dihasilkan kemudian ditabulasi
lengkap,
dan
sistematis,
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
dan
2006).
penilaian.
Instrumen-instrumen
yang
dianalisis
tiap
komponen
Komponen
penilain
dikembangkan adalah instrumen yang
bahan ajar terdiri dari komponen
dibutuhkan
kelayakan
isi,
komponen
pengembangan bahan ajar. Instrumen-
kebahasaan,
dan
komponen
instrumen
tampilan.
sesuai
ini
dengan
digunakan
untuk
mengumpulkan beberapa data, yaitu:
3. Penilaian komponen kelayakan isi
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
terdiri
setelah proses pembelajaran, proses
akurasi materi, kekontekstualan,
pembelajaran saat menggunakan bahan
memfasilitasi kemampuan berpikir
ajar berbasis integrasi interkoneksi,
kritis.
pendapat dosen dan mahasiswa selama
kebahasaan terdiri dari kesesuaian
pembelajaran,
dengan
kualitas
bahan
ajar
dari
cakupan
Penilaian
tingkat
materi,
komponen
perkembangan
menurut para ahli, dan dokumentasi
mahasiswa, komunikatif, dialogis
pada saat penelitian.
dan interaktif, lugas, koherensi
Data dengan
yang
telah
dikumpulkan
menggunakan
instrumen,
dan
keruntutan
alur
berfikir,
kesesuaian dengan kaidah bahasa
selanjutnya akan dianalisis dan diarahkan
Indonesia
untuk menjawab pertanyaan penelitian.
penggunaan
12
beda,
2. Analisis Data Kevalidan Bahan Ajar
yaitu
Instrumen penelitian adalah alat
daya
yang
benar,
istilah
dan
maupun
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 simbol.
Sedangkan
penilaian
untuk memperoleh jawaban atas
komponen penyajian terdiri dari
rumusan
tehnik
penyajian
ditetapkan. Analisis data bertujuan
pendukung
agar data tersebut mempunyai arti
penyajian,
pembelajaran,
dan
penyajian. Skor terakhir diperoleh
dikonversi
masalah
yang
telah
yang
dan dapat ditarik kesimpulan. Data
menjadi
yang diperoleh dalam penelitian
tingkat kelayakan produk secara
ini,
kualitatif dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif, dengan
kriteria
menghitung rata-rata, varians, dan
penilaian
ideal
dan
pertama-tama
persentase keidealan. Nilai rata-
simpangan
rata yang diperoleh pada tiap
masing kelompok data, disertai
komponen
ke
beberapa tabel sehingga diperoleh
dalam tabel kategori penilaian
suatu gambaran umum. Data yang
ideal, begitu juga untuk persentase
dianalisis
keidealan
adalah nilai N-Gain dari nilai
dikonversikan
dikonversikan
dalam
tabel persentase ketegori penilaian
baku
dilakukan
dari
dalam
masing-
penelitian
ini
postes dan pretes.
ideal. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu
a. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi
a. Uji Prasyarat Analisis Data, Uji
prasyarat
analisis
penelitian
diperlukan
mengetahui
apakah
dikumpulkan
Produk akhir dari penelitian data
pengembangan ini berupa bahan ajar
untuk
berbasis integrasi interkoneksi untuk
yang
memfasilitasi peningkatan kemampuan
data
memenuhi
syarat
berpikir
kritis
mahasiswa.
Produk
untuk dianalisis lebih lanjut atau
bahan ajar ini hanya difokuskan pada
tidak. Uji prasyarat analisis data
materi
meliputi
uji
merupakan salah satu materi pada
uji
perkuliahan
Strategi
Matematika
yang
uji
homogenitas
normalitas, variansi,
dan
perbedaan rata-rata. b. Uji Analisis Data,
Hakikat
Matematika
yang
Pembelajaran
diajarkan
pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan
Setelah melakukan pengumpulan
Matematika
semester
data secara lengkap, selanjutnya
akademik 2015/2016.
gasal
tahun
peneliti menganalisis data tersebut
13
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni Bahan ajar ini tidak hanya mengajak
mahasiswa
mempelajari
khususnya pada mata kuliah Strategi
hakikat matematika saja, namun setiap
Matematika.
materi hakikat matematika di dalamnya
peneliti terhadap perkuliahan
diintegrasikan dengan materi keislaman
pada tahun-tahun sebelumnya
dan diinterkoneksikan dengan materi
disimpulkan
bidang yang lain sesuai dengan materi
kemampuan
hakikat matematikanya.
mahasiswa masih rendah.
Metode
penelitian
yang
Pengamatan
bahwa berpikir
kritis
2)Analisis kurikulum mengenai
digunakan dalam penelitian ini adalah
tujuan
metode penelitian dan pengembangan
matematika pada mata kuliah
(Research and Development, R&D)
Strategi
yang mengadaptasi langkah-langkah
Matematika.
penelitian dan pengembangan yang
analisis
dikembangkan oleh Borg dan Gall.
perkuliahan
Metode penelitian dan pengembangan
Pembelajaran
ini
maka dipilihlah materi Hakikat
meliputi
3
tahapan,
yaitu
pembelajaran
Pembelajaran Berdasarkan
terhadap
materi Strategi
Matematika,
pendahuluan, pengembangan dan uji
Matematika
coba
dikembangkan bahan ajar.
produk.
Berikut
penjelasan
untuk
dapat
tahapan-tahapan dalam penelitian dan
Materi yang digunakan adalah
pengembangan bahan ajar berbasis
Hakikat
integrasi
matematika
interkoneksi
yang
matematika, sebagai:
yaitu ilmu
dikembangkan.
deduktif, ilmu tentang pola dan
1. Pendahuluan
hubungan, bahasa, ilmu tentang
Tahap ini merupakan tahap awal
struktur
dari metode penelitian dan
terorganisasikan,
pengembangan yang dikembangkan
aktivitas manusia.
oleh Borg dan Gall.
1)Wawancara terhadap
yangn
Studi
a.Studi pendahuluan yang meliputi : dan
observasi
mahasiswa
seni,
dan
pendahuluan
penggunaan bahan ajar sebagai media pembelajaran. Dari hasil
untuk
studi pendahuluan ini peneliti
mengetahui permasalahan yang
mengetahui bahwa penggunaan
terjadi
bahan
berkenaan
pembelajaran 14
Pembelajaran
dengan
matematika
belajar
ajar
sebagai
khususnya
media dalam
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 pembelajaran sebenarnya
matematika sudah
disajikan adalah materi Hakikat
sering
Matematika. Maka akhir dari
dilakukan. Namun di pada mata
solusi
kuliah Strategi Pembelajaran
adalah pengembangan bahan
Matematika, penggunaan bahan
ajar
ajar
interkoneksi
sebagai
media
pembelajaran
matematika
untuk
kemampuan
mahasiswa.
berpikir kritis belum pernah peneliti
menanyakan
integrasi untuk
memfasilitasi kemampuan
Ketika
dikembangkan
berbasis
memfasilitasi
peningkatan
dilakukan.
yang
tahap
pendapat
peningkatan berpikir
Berdasarkan
hasil
pendahuluan
ini,
kesimpulan
bahwa
kritis
pada didapat kondisi
mahasiswa terkait bagaimana
mahasiswa yang akan diujicobakan
jika konsep atau materi hakikat
menggunakan bahan ajar berbasis
matematika
dalam
integrasi interkoneksi kemampuan
bentuk bahan ajar, ternyata
berpikir kritisnya masih rendah.
mereka
Media
dikemas
memberikan
respon
pembelajaran
yang
sangat antusias dan tertarik
digunakan masih belum mencukupi
dengan materi atau konsep
kebutuhan
matematika
karena itu, perlu adanya media
dalam
yang
bentuk
dikemas
bahan
ajar
pembelajaran
tersebut.
sekiranya
solusi tepat
memenuhi pembelajaran ditemukan
untuk
ajar berbasis integrasi interkoneksi.
2. Pengembangan
kebutuhan yang pada
Analisis terhadap tahap sebelumnya
telah
melatarbelakangi
tahap
melakukan tahap pengembangan yakni
yang kemudian ditawarkan dan
1)
ajar
matematika
berbasis
interkoneksi. materi
yang
untuk
Pembuatan bahan ajar yang fokus membahas
matematika
peneliti
sebagai berikut:
dikembangkan adalah bahan
Sementara
diharapkan
atas. Salah satunya adalah bahan
yang
sebelumnya. Salah satu solusi
integrasi
yang
Oleh
mampu menjawab permasalahan di
b Melakukan studi pustaka untuk menentukan
pembelajaran.
materi pada
hakikat perkuliahan
Strategi pembelajaran Matematika untuk
mahasiswa
semester
3
15
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni Program
2)
Studi
Pendidikan
bahan ajar ini mengalami beberapa
Matematika. bahan ajar ini dibuat
kali revisi berdasarkan kritik dan
dengan
saran
pendekatan
hingga
peningkatan kemampuan berpikir
Bahan ajar selanjutnya dinilai oleh
kritis mahasiswa. Pada langkah ini
penilai yaitu 5 mahasiswa yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu:
sudah menempuh mata kuliah
Membuat desain bahan ajar
Strategi pembelajaran matematika,
desain
ini
diawali
dan 2 dosen ahli. penilaian bahan
dengan membuat draf yang berisi
ajar
bagian-bagian apa saja yang akan
instrumen penilaian kualitas bahan
dibahas dalam bahan ajar. bahan
ajar
ajar
divalidasi
ini
memuat
cover,
daftar
isi,
kata materi
menggunakan
yang
bahan
lembar
sebelumnya oleh ahli.
ajar
sudah
Penilaian
tersebut
meliputi
hakikat matematika, dan daftar
beberapa aspek, yakni kebenaran
pustaka.
konsep,
Menyusun
materi
hakikat
kedalaman
konsep,
keluasan konsep, keterlaksanaan,
matematika
kebahasaan, anatomi bahan ajar,
Pada tahap ini, dijelaskan materi
dan tampilan menyeluruh.
hakikat matematika ada 6, dan masing-masing
hakikat
diintegrasikan
5)
Pembuatan Instrumen Penilaian Bahan Ajar
dan
Setelah
membuat
bahan
diinterkoneksikan dengan materi
ajar, peneliti membuat instrumen
keislaman dan bidang lain yang
penilaian bahan ajar. Instrumen
terkait.
Penilaian
Pembuatan
bahan
ajar
secara
bahan
merupakan
ajar
instrumen
tersebut yang
menyeluruh
digunakan untuk menilai kualitas
Bahan ajar yang dikembangkan
bahan
berukuran A5 yaitu 14,8 cm x 21
interkoneksi. Instrumen penilaian
cm dibuat dengan menggunakan
bahan ajar tersebut terdiri dari
program MSWord.
berbagai aspek yakni kebenaran
Setelah
dilakukan
pembuatan bahan ajar, selanjutnya dilakukan 16
reviewer
dinyatakan layak oleh reviewer.
pengantar,
4)
dari
interkoneksi untuk memfasilitasi
Pembuatan
3)
integrasi
proses
editing
dan
konsep,
ajar
berbasis
kedalaman
integrasi
konsep,
keluasan konsep, keterlaksanaan,
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 kebahasaan, anatomi bahan ajar,
Tabel 2. Hasil Penilaian Produk oleh Ahli Materi
dan tampilan menyeluruh. Instrumen
penilaian
divalidasi oleh validatoe yang merupakan seorang ahli. Bahan ajar berbasis integrasi interkoneksi ini
dinyatakan
layak
untuk
Kebenaran konsep
Present ase keideal an
15
90%
8,5
Keluasan konsep
8,5
Keterlaksanaan Kebahasaan
85%
10 10
85%
13
15
87%
36,5
40
91%
Rata-rata
ajar mendapat nilai minimal baik
87,6%
Kate gori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 3. Hasil Penilaian Produk oleh Ahli Media
oleh penilai. 3. Uji coba produk dalam
Anatomi Bahan Ajar
pengembangan bahan ajar adalah uji
Mutu Bahan Ajar
coba produk. Instrumen penilaian
Tampilan menyeluruh
bahan ajar divalidasi terlebih dahulu
Skor Maks imal
Prese ntase keide alan
13
15
87%
13
15
87%
21
25
84%
Ratarata skor
Aspek
selanjutnya
Skor Maksimal
13,5
Kedalaman konsep
digunakan apabila kualitas bahan
Langkah
Rata -rata skor
Aspek
ini
Rata-rata
86%
Kate gori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
oleh validator, yaitu dua dosen Tabel 4.Data Peningkatan Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis
pendidikan. Selanjutnya, instrumen tersebut digunakan untuk menilai NO
kualitas bahan ajar. Penilai yang dimaksud adalah dua dosen sebagai
1 2 3
HASIL Skor terendah Skor tertinggi Rata-rata
SKOR PRETES 16
SKOR POSTES 38
PENING KATAN 22
34 25,3513
47 42,8649
13 17,5135
ahli media. Setelah
penilaian
Peningkatan dari masing masing indikator
penilaian
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
dikonversi menjadi data tentang aspek
kelas uji coba dapat digambarkan dengan
kualitas bahan ajar yang dikembangkan
diagram sebagai berikut.
oleh
para
dilakukan
ahli,
hasil
kemudian saran, kritik dan komentar dari para ahli digunakan untuk revisi
Hasil penilaian dari materi dan ahli media adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa
17
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Integrasi Interkoneksi untuk Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Suparni Berdasarkan
deskripsi
hasil
bahwa pada materi hakikat matematika
penelitian yang diuraikan sebelumnya,
memang
peneliti berhasil mengembangan bahan
pembelajaran yang edukatif yang dapat
ajar berbasis integrasi interkoneksi
membantu
mahasiswa
berdasarkan
model
Research
and
meningkatkan
kemampuan
Development
yang
diadaptasi
dari
kritis mahasiswa. Dari hasil studi
model penelitian pengembangan Borg
pustaka ditemukan bahwa salah satu
and Gall melalui 3 tahapan, yaitu tahap
alternatif yang dapat digunakan untuk
pendahuluan, pengembangan, dan uji
memenuhi kebutuhan belajar
coba.
berhubungan Pada
tahap
dilakukan
pendahuluan
pengamatan
terhadap
pembelajaran di kelas melalui observasi
berpikir
pembelajaran
matematika
bahan
berpikir
yang
kemampuan
ajar
berbasis
integrasi interkoneksi. Pada dilakukan
tahap
pengembangan
pembuatan
berbasis
Pembelajaran
memperhatikan
dan
dalam
kritis mahasiswa adalah
khususnya pada mata kuliah Strategi matematika
media
dengan
penggunaan
dan wawancara dengan mahasiswa mengenai
diperlukan
bahan
interkoneksi
ajar
dengan
indikator-indikator
permasalahan yang terjadi, analisis
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
kurikulum
tujuan
yang digunakan dalam penelitian ini,
perkuliahan, melakukan studi pustaka
penyusunan instrumen dengan validasi
untuk
yang
ahli, penilaian bahan ajar oleh ahli,
memenuhi
revisi I, uji coba terbatas kelompok
kebutuhan perkuliahan yang berkaitan
kecil, dan uji coba terbatas kelompok
dengan kemampuan berpikir
besar.
mengenai
menentukan
sekiranya
tepat
solusi
untuk
kritis
mahasiswa yang rendah, observasi dan wawancara terhadap mahasiswa untuk mengetahui respon dari penggunaan
Bahan
ajar
berbasis
integrasi
media pembelajaran yang telah dipakai
interkoneksi dengan kualitas sangat baik
selama ini.
dengan persentase keidealan sebesar 87,6
Dari
pengamatan
terhadap
% dari ahli materi, 86% ahli media, dan
pembelajaran matematika ditemukan
mampu
permasalahan
berpikir kritis mahasiswa sebesar 17,5135
bahwa
kemampuan
berpikir kritis mahasiswa masih rendah. Hasil analisis kurikulum menunjukkan 18
5. KESIMPULAN
meningkatkan
kemampuan
Jurnal Derivat Volume 2 No. 2 Desember 2015 (ISSN: 2407 – 3792) Halaman 1-19 6. REFERENSI Elder, L Paul, R. 2008. Critical Thinking Development: A Stage Theory With Implicationn for Instruction, (Online), (http://www.criticalthinking.org) Facione, P.A. 2009. Critical Thinking: What It is and Why It Counts. Insight Assessment, (Online) (http://www.insightassessment.co m) Halpern, Diane F. 1984. Thought and Knowledge. An Introduction to Critical Thinking. LEA. New Jersey.
Sunan Kalijaga. UIN Kalijaga. Yogyakarta.
Sunan
___________. 2013. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Melalui Pendekatan Integrasi Interkoneksi. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. ___________.2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Melalui Pendekatan Integrasi Interkoneksi. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Ibrahim dan Suparni. 2010. Pembelajaran Matematika. Teori dan Aplikasinya. Sukapress. Yogyakarta McGregor, Debra. 2007. Developing Thinking; Developing Learning. McGrawHill. New Jersey. Seng Tan, Oon. 2004. Enhancing Thinking Through Problem based Learning Approaches. Thomson. Singapura. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. __________. 2006. Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum UIN Sunan Kalijaga. Pokja Akademik. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta Suparni. 2011. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Rangka Pengembangan Karakter Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN
19