Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
10
PENGEMBANGAN APLIKASI INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA SEKTOR INDUSTRI Tien fabrianti Kusumasari Sistem Informasi, STMIK IM, Jl.Jakarta No.79 Bandung
[email protected]
Abstrak Aplikasi inventarisasi emisi gas rumah kaca pada sektor industri merupakan aplikasi berbasis web yang digunakan sebagai alat untuk mengelola data hasil survey emisi gas rumah kaca pada sektor industri. Survey tersebut dilakukan dengan mengambil objek sampel sebanyak 700 industri yang dianggap secara statistic mewakili untuk seluruh industri di Indonesi. Berdasarkan jumlah objek survey tersebut maka diperlukan sebuah aplikasi untuk membantu mengelola dan menganlisis data survey sehingga tersusunlah sebuah inventarisasi data mengenai emisi gas rumah kaca pada sektor industry secara elektronik. Makalah ini lebih menitik beratkan bagaimana proses mengkonversi kebutuhan tersebut ke dalam sebuah sistem aplikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengadopsi konsep agile method dengan beberapa penyesuaian. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi inventarisasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada sektor industry. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai alat yang membantu dalam pelaksanaan survey dan pengelolaan serta analisis hasil data survey.
Key words: pemodelan sistem aplikasi,rekayasa kebutuhan,aplikasi inventarisasi emisi gas rumah kaca, analisis kebutuhan.
1. Pendahuluan Pemanasaan global merupakan salah satu isu lingkungan yang paling penting saat ini. Meningkatnya temperatur bumi dipicu oleh aktifitas manusia yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca (GRK) di dalam atmosfir. Efek dari pemanasan global meliputi hal-hal sebgai berikut : 1. Melelehnya glasier → berkurangnya sumber air dan makanan 2. Meningkatnya ketinggian air laut 3. Terjadi cuaca ekstrim 4. Lebih banyak kekeringan dan banjir 5. Ekosistem akan terganggu → 15 – 50 % spesies dapat punah IPCC (2006) menyatakan bahwa emisi GRK harus diturunkan 50 – 80 % pada tahun 2050 untuk mencegah konsekuensi pemanasan global. Indonesia telah meratifikasi Konvensi Perubahan Iklim pada bulan Agustus 1994 melalui UU Nomor 6 Tahun 1994 dan Protokol Kyoto melalui UU Nomor 17 Tahun 2004. Selain itu juga Indonesia bertekad untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26 % pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi saat ini BAU (Business As Usual). Oleh karena itu departemen perindustrian berupaya mendata seberapa besar emisi yang ditimbulkan oleh aktifitas industri di Indonesia. Dari data tersebut, upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan secara spesifik untuk mengurangi emisi GRK yang ditimbulkan oleh sektor industri di Indonesia. Dengan demikian Department Perindustrian bermaksud melakukan inventarisasi emisi GRK sektor industri. Data-data emisi tersebut diambil dengan cara melakukan survey ke se jumlah
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
11
industri yang tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan data dari BPS dan perhitungan statistik secara kasar, ditentukan bahwa industri yang disurvey sekitar 700 industri, dan terbagi menjadi 8 kategori jenis industri. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tool yang membantu dalam perhitungan dan pembuatan laporan hasil survey. Tool tersebut dapat dipenuhi oleh suatu aplikasi sistem informasi mengenai inventarisasi GRK. Selain itu sistem tersebut harus dapat diakses dari berbagai lokasi untuk memudahkan dalam penginputan data hasil survey sehingga diperlukan aplikasi sistem informasi yang berbasis web. Pada proses pengembangan suatu aplikasi hal yang paling kritis dan menentukan kesuksesan sitem aplikasi adalah pemahaman mengenai kebutuhan penggunna (Maguire dan Bevan, 2002). Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai perancangan sistem informasi berbasis web untuk inventarisasi gas rumah kaca pada sektor industri dengan lebih mengkaji secara lebih terperinci mengenai analisis kebutuhan sistem.
2. Kajian Teori 2.1. Proses Pengembanga Perangkat Lunak Proses pengembangan perangkat lunak merupakan proses yang komplek dan rumit (Fugetta, 2000). Penelitian mengenai proses pengembangan perangkat lunak focus pada aktivitas-aktivitas sebagai berikut : • Pengembangan struktur bahasa pemrograman • Pengembangan metode perancangan dan prinsisip-prinsipnya • Mendefinisikan software lifecycle Sedangkan menurut Pressman (2010) proses pengembangan perangkat lunak merupakan suatu process framework, yang melingkupi sekumpulan framework activity di dalam lingkupan umbrella activity (manajemen proyek TI). Di dalam framework activity tersebut terdiri dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dalam software engineering. Sedangkan dalam setiap kegiatan software engineering, terdiri dari sekumpulan tugas yaitu mengidentifikasikan pekerjaan yang harus diselesaikan, produk yang harus dihasilkan, kualitas tertentu yang harus dicapai, dan milestone yang dipakai sebagai indikator kemajuan pekerjaan.
2.2. Agile Method Metodologi pengembangan perangkat lunak dalam konsep software engineering adalah merupakan sebuah framework yang digunkan untuk membuat struktur, perencanaan, dan pengendalian proses pengembangan suatu sistem informasi (CMS, 2008). Dengan kata lain metodologi ini merupakan pendekatan dasar dalam pengembangan dan maintenance perangkat lunak. Terdapat beberapa pendekatan dalam pengembangan dan maintenance perangkat lunak, antara lain (CMS, 2008) :
• • • • • • •
Waterfall Approach : linear framework type. Prototyping Approach : iterative framework type Incremental Approach: combination of linear and iterative framework type Spiral Approach : combination of linear and iterative framework type Rapid Application Development (RAD) Approach: Iterative Framework Type Extreme Programming Approach Project Manaement Institute Menurut Pressman (2010) berbagai pendekatan tersebut mempunyai proses umum yang sama, hanya penekanan dan aliran prosesnya saja yang membedakan dari masing-masing pendekatan pengembangan perangkat lunak tersebut. Dalam bukunya Abrahamson (Abrahamson, 2007), dkk menyatakan bahwa McCauly (2001) berpendapat bahwa dubawah filosofi process-oriented method requirement dikunci dan dibekukan
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
12
sebelum proses disain dalam pengembangan perangkat lunak. Dengan pendekatan metodologi agaile ini perubahan-perubahan selau mungkin dilakuan sehingga fleksibel dan adaptif. Adapun prinsip-prinsip dalam agile manifesto adalah sebagai berikut (Beck,2010) : 1. Mencapai kepuasan pelanggan dengan memberikan delivery perangkat lunak yang berguna dan cepat 2. Menerima perubahan requirement, meskipun di akhir pengembangan 3. Produk software didelivery sesering mungkin (dalam hitungan minggu dari pada bulan) 4. Produk perangkat lunak merupakan dasar pengukuran software 5. Memungkinkan pengembangan, dapat dimaintain 6. Hubungan antara orang bisnis dengan pengembang sangat dekat, bekerja sama dalam sehari-hari 7. Tatap muka merupakan komunikasi yang paling baik 8. Proyek dibangun dari dorongan individu yang seharusnya di percaya 9. Perhatian yang terus berlanjut terhadap kualitas teknik dan disain yang baik 10. Kesederhanaan 11. Self-organizing team 12. Beradaptasi terhadap perubahan lingkungan secara reguler
3. Metode Penembangan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggadopsi agile methodology namun dengan beberapa penyesuaian. Penyesuaian tersebut dilakukan karena hal tersebut tidak dapat dilakukan karena keterbatasan sumber daya manusia, serta kondisi dan lingkungan pengembangan system. Metode pengembangan system diambil dari metode yang diungkapkan Kusumasari (2011) dan lebih terperinci dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Metode Penelitian (Kusumasari, 2011) Penelitian ini dibagi menjadi lima fase, yaitu fase requirement (identifikasi kebuituhan), planning (perencanaan), modelling (pemodelan), construction (penulisan kode program), dan deployment
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
13
(pemasangan). Pada fase requirement atau identifikasi kebutuhan merupakan proses untuk mencari kebutuhan sistem yang akan dibangun dari sudut pandang user. Proses identifkasi kebutuhan ini dilakukan dengan media komunikasi tatap muka secara langsung dan menggunakan story card. Story card digunakan untuk mencatat fungsi-fungsi sistem secara singkat yang diperlukan secara singkat. Kemudian dilanjutkan dengan fase palnning, dimana fase memahami sistem yang akan dibuat dan membuat perencanaan terhadap sistem tersebut. Pada fase planning atau perencanaan dilakukan dengan media komunikasi tatap muka secara langsung maupun tidak langsung, selain itu juga menggunakan software collaboration tool. Fase ketiga merupakan fase modelling / pemodelan merupakan fase dimana memodelkan sistem baik secara berupa tampilan sistem, database, dan sistem arsitektur sistem yang akan dibuat. Fase keempat merupakan fase construction atau pembuatan program. Fase yang terakhir adalah deployment atau pemasangan sistem, dimana sistem dipasang dan dapat digunakan oleh user. Pengembangan sistem dilakukan per modul dan masing-masing modul pengemembangan sistem menggunakan lima fase penelitian tersebut diatas. Sistem inventarisasi ini dilakukan 4 kali delivery produk dengan waktu dua bulan.
4. Pengembangan Sistem Aplikasi Penembangan sistem aplikasi inventarisasi emisi GRK dibagi menjadi empat delivery produk, yaitu form-form kuisioner, perhitungan emisi GRK, rekapitulasi emisi GRK, dan pelaporan individu hasil survey. Masing-masing deliverable dilakukan fase-fase pengembangan (requirement, planning, modelling. Pada bab berikut akan dijelaskan hasil total untuk kelima fase dalam pengembangan.
4.1. Identifikasi Kebutuhan Sistem aplikasi inventarisasi GRK pada sektor industri ini dipilih berbasis web karena untuk memudahkan client dalam memasukkan data ke dalam sistem aplikasi. Hal tersebut diakrenakan area survey yang dipilih adalah seluruh Indonesia, selain itu pengguna aplikasi ini terdiri dari beberapa instansi yang berbeda sehingga akan jauh lebih mudah apabila aplikasi berbasis web dan dilakukan hosting pada domain tertentu. Kebutuhan fungsional sistem dilakukan dengan cara wawancara dengan user mengenai fungsi apa saja yang diperlukan dari input data sampai laporan (informasi) yang akan ditampilkan dalam sistem. Dalam fase wawancara ini dilalukan dengan cara tatap muka secara langsung dan menggunakan story card. Story card dalam hal ini merupakan catatan-catatan mengenai kuisioner, metode perhitungan masing-masing peralatan, logika pengambilan informasi dari kuisioner menjadi laporan rekapitulasi, serta format tampilan informasi setiap data survey. Kebutuhan fungsional sistem yang utama adalah input dan update data survey, view dan delete data survey, pelaporan hasil masing-masing survey, rekapitulasi total hasil survey dengan berbagai kategori (per jenis industri, per sektor industry), dan user management. Sedangkan kebutuhan nonfungsional sistem meliputi ketepatan perhitungan manual dengan sistem sampai 4 angka dibelakang koma, kesamaan tampilan entry data dengan form dalam kuisioner, dapat diakses dari web browser yang umum (chrom, internate explorer, dan mizila firefox).
4.2. Perencanaan Sistem Perencanaan sistem aplikasi inventarisasi emisi GRK dilakukan dengan menentukan cara komunikasi dan kolaborasi dalam tim pengembang, perencanaan penggunaan perangkat lunak untuk pembangunan sistem, dan perencanaan pembiayaan pembangunan sistem. Perencanaan Media komunikasi direncanakan dilakukan dengan dua cara yaitu tatap muka secara langsung 3-4 kali dalam seminggu, dan secara virtual (online chatting dan email). Tool kolaborasi yang digunakan adalah online chatting, email, dan wiki. Pemodelan antar muka sistem menggunakan mockingbird yang dapat diakses secara online oleh satu tim pengembang. Sedangkan kolaborasi
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
14
dalam penulisan program dengan menggunakan software configuration management tool (mercurial). Sistem aplikasi inventarisasi emisi GRK direncanakan dipasang pada sebuah server yang disewa sehingga dapat diakses melalui jaringan internet. Aplikasi ini diakses oleh komputer client dengan menggunakan web browser (mozilla firefox, internt explore, maupun google chrom). Adapun cara metode mengakses aplikasi dalam server dengan request http pada front controller, kemudian diteruskan oleh dispatch atau router ke controller untuk menampilkan hasil dalam bentuk html kepada user/client. Controller ini merupakan pengendali untuk tampilan dan model aplikasi. Metodologi disain dan pemrograman menggunakan konsep object oriente, hal tersebut untuk memudahkan dalam proses maintenance dan penggunaan ulang komponen-komponen yang ada. Dengan demikian dipilihlah bahasa pemgrograman php dengan menggunakan framework yii sehingga konsep object oriented programming lebih mudah diterapkan. Selain itu dengan framework ini akan memudahkan developer dalam pengembangan aplikasi serta mudah mengakomodasi perubahan-perubahan yang ada. Database yang digunakan dalam sistem aplikasi inventarisasi emisi GRK ini adalah mySQL.
4.3. Pemodelan dan Hasil Pengembangan Sistem Pemodelan sistem dalam pengembangan aplikasi inventarisasi emisi GRK ini meliputi use case diagram secara global, perencanaan antar muka sistem, dan perancangan database secara global. Pada proses atau fase ini adalah bagaimana menuangkan hasil requirement (identifikasi kebutuhan) ke dalam sistem supaya software designer, programmer, dan tester mengerti akan kebutuhan user. Proses ini dilakukan oleh software analist yang harus mengerti proses perhitungan dan domain mengenai industri proses (chemical engineering) yang menjadi object survey sekaligus mengerti domain software engineering. Pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi usecase diageram secara global, perancangan antarmuka secara detail, perancangan class, dan perancangan database. Usecase diagram sistem aplikasi inventarisasi emisi GRK secara global dapat dilihat padaGambar 2. Sedangkan survey pabrik terdiri dari data-data tentang pabrik (parent) dan data-data mengenai peralatan yang digunakan dalam suatu pabrik (child). Secara umum entry, update, dan delete data survey digambarkan pada Gambar 3.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
15
Gambar 2 Use Case Sistem
Gambar 3 Use Case Input, Edit, Delete Data Perancangan antarmuka secara detail sistem aplikasi dilakukan dengan menggunakan tool mockingbird. Tool ini berbasis web dan dapat dishare untuk seluruh anggota tim pengembang. Dengan demikian setiap hasil analisis kebutuhan dapat dibuat form tampilan dalam sistem oleh analis dan seluruh tim pengembang dapat mengaksesnya. Setiap tahap pengembangan produk dilakukan detail perencanaan antar muka beserta hubungan antar halaman dan sekaligus dilakukan pembagian tugas pembangunan form-form tersebut melalui online collaboration.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
16
Sedangkan untuk perancangan class dan database dibuat secara garis besar oleh software designer berdasarkan perancangan antarmuka. Perancangan database dan class diagram dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Sedangkan contoh halaman dari implementasi rancangan dalam sistem aplikasi dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 4 Entity Relationship Diagram
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
17
Gambar 5 Class Diagram
Gambar 6 Halaman Home Aplikasi Web Emisi GRK
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
18
5. Diskusi Pengembangan sistem aplikasi inventarisasi emisi GRK menggunakan metodologi agile dengan beberapa penyesuaian. Dalam agile manifesto terdiri dari 12 point (Beck, 2010) terdapat point :
• Hubungan antara orang bisnis dengan pengembang sangat dekat, bekerja sama dalam sehari-hari (point 6)
• Tatap muka merupakan komunikasi yang paling baik (point 7). Point 6 agile manifesto mengandung maksud bahwa proses requirement sampai deployment dilakukan pada lokasi yang sama dengan user. Dalam hal ini tim penembang bekerja di tempat user sehingga sistem yang dibuat dengan cepat dapat disampaikan dengan cepat kepada user serta mendapat umpan balik dengan segera. Pada kondisi kebanyakan proyek hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan. Hal tersebut dimaksudkan agar pemahaman terhadap domain dan kebutuhan user dapat lebih baik dibandingkan dengan lokasi yang terpisah. Namun pada penelitian ini, kondisi untuk bekerja dalam tempat dan lokasi yang sama dengan user tidak dapat dilakukan. Untuk mendapatkan pemahaman doamain industri proses maka tim pengembang menggunakan cara memilih software analis yang mengerti kedua domain tersebut yaitu domain industry proses dan domain software engineering. Hal tersebut dimaksudkan agar pemahaman terhadap kebutuhan user dapat menyamai dengan pemahaman pengembang jika bekerja sehari-hari dengan user. Untuk mengukur keberhasilan pembanguanan aplikasi inventarisasi GRK dengan spesifikasi yang diinginkan user adalah dengan cara wawancara dengan sejumlah user (pimpinan user dan beberapa anggota). Hasil dari wawancara tersebut menyatakan bahwa secara keseluruhan menyatakan bahwa sistem aplikasi inventarisasi lebih dari cukup untuk kebutuhan mereka. Pada point ke-7 dari agile manifesto yang menyatakan bahwa media komunikasi dengan tatap muka secara langsung merupakan media komunikasi yang terbaik. Hal tersebut memang benar, namun dalam beberapa kondisi proyek tertentu hal tesebut tidak dapat dilakuakan. Pada penelitian ini mengambil kasus bagaimana jika komunikasi tatap muka secara langsung tidak dapat dilaksanakan setiap hari. Dalam hal ini digunakan media komunikasi campuran yaitu tatap muka secara langsung dan menggunakan online software tool. Komunikasi secara langsung dilakukan untuk koordinasi yang dilakukan 3-4 kali dalam satu minggu sedangkan sisanya menggunakan komunikasi secara virtual (online). Media komunikasi virtual yang digunakan adalah online chatting, email, collaboration software (wiki), dan software configuration management tool (mercurial). Dengan menggunakan software tool tersebut maka pengembangan sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan batas waktu, biaya, dan spesifikasi kebutuhan yang telah ditetapkan. Kemudian aplikasi ini dapat dikembangkan menjadi sebuah aplikasi yang bertujuan untuk memonitoring emisi GRK yang ada di sektor industry. Dengan menambahkan berapa fitur untuk menyimpan data setiap periode (tahun) dan fitur untuk mencatat rekapitulasi emisi GRK setiap tahun. Hasil pelaporan dalam aplikasi dapat ditambahkan dengan fitur tren emisi setiap tahun pada sektor industri. Selain itu aplikasi ini juga dapat dikembangkan menjadi sebuah alat untuk perhitungan di area industri proses untuk membantu di bagian perencanaan dan produksi. Modifikasi aplikasi menjadi aplikasi alat perhitungan pada industry proses akan benyak dilakukan maengingat terutama di detail metode perhitungan sesuai dengan kebutuhan industry.
6. References [1] Abrahamsson. ITEA homepage on Innovation Report modeling,. 2007. diunduh : ww.itea2.org/project/result/download/result/5583 [2] Beck, Kent; et al. Principles behind the Agile Manifesto. Agile Alliance. 2001. diunduh pada tanggal 13 Desember 2010.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM
Jurnal INFORMASI Vol.4 No.2 (2), November 2011
19
[3] Pressman Roger, S .Software Engineering (a practitioner’s approach) edisi 7. Mc Graw Hill International. Singapore. 2010 [4] Kusumasari, dkk. Collaboration of Software development. 2011. IEEE explorer.
ISSN 2085-8795
LPPM STMIK IM