PENGAWASAN KPI TERHADAP PROGRAM SIARAN BERMUATAN MISTIK, HOROR, DAN SUPRANATURAL (Studi kasus program Masih Dunia Lain di Trans7) Ditulis Oleh:
Indria Aprilia Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830,
[email protected] Indria Aprilia, Dr. Dra. Retno Intani ZA.,M.Sc.
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the strategy of Komisi Penyiaran Indonesia on surveilling broadcast program content laden mysticism, horror and the supernatural, and as well as determine what sanctions and solutions provided. The research method used in this research is qualitative method that uses interviews and participant observation techniques. The result of this research is KPI has an important role to control the broadcast of charged mystical, horror, and the supernatural (study case program in Masih Dunia Lain Trans7). The calculation of this study turns that KPI is very influential on supervision impressions charged mystic, horror and supernatural. Although television has a very large role in influencing a person's interest to something, but KPI tried hard to limit the display with the content so that people can choose more qualified broadcast categories and provide more information. The advice given is as audience we also should be able to choose which programs are good or not, because indirectly those impressions will affect the audience and the community should be providing support to the KPI so that KPI performance becomes better again. Keyword Komisi Penyiaran Indonesia Supervision, Broadcast Program, Mystic / Horror / Supernatural
ABSTRAK Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana strategi Komisi Penyiaran Indonesia dalam mengawasi konten program siaran bermuatan mistik, horor dan supranatural serta mengetahui sanksi dan solusi apa yang diberikan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menggunakan teknik wawancara dan observasi partisipan. Hasil yang dicapai dari penelitian ini ditemukan bahwa KPI memiliki peran penting terhadap pengawasan siaran bermuatan mistik, horor, dan supranatural (studi kasus program Masih Dunia Lain di Trans7) Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ternyata KPI sangatlah berpengaruh terhadap pengawasan tayangan bermuatan mistik, horor dan supranatural. Meskipun tayangan televisi mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi ketertarikan seseorang terhadap sesuatu hal, namun KPI berusaha dengan keras untuk membatasi tayangan dengan konten tersebut agar masyarakat dapat memilih kategori siaran yang lebih bermutu dan lebih memberikan informasi. Saran yang diberikan peneliti adalah sebagai penonton kita juga harus bisa memilih program mana yang baik atau tidak, karena secara tidak langsung tayangan tersebut akan mempengaruhi penonton dan masyarakat sebaiknya lebih memberikan dukungan kepada KPI agar kinerja KPI menjadi lebih baik lagi. Kata Kunci Strategi Komisi Penyiaran Indonesia, Program Siaran, Mistik / Horor / Supranatural
PENDAHULUAN Televisi adalah sebuah media telekomunikasi yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak dan suara. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan"), sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual / penglihatan.” Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Pada akhir 1920-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan secara pesat dan semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Televisi sendiri bertujuan untuk memberikan informasi dan hiburan yang layak untuk ditonton. Sekarang ini banyak sekali televisi yang sering menampilkan tayangan yang tidak layak untuk ditonton hanya untuk menambah rating dan share. Banyak sekali tayangan – tayangan berbobot yang dihilangkan dan digantikan dengan tayangan yang tidak memberikan informasi apapun. Banyak tayangan yang seharusnya memberikan manfaat dan informasi malah digantikan dengan tayangan yang berisi guyonan dan adegan – adegan yang tidak pantas untuk disaksikan. Televisi masa kini seperti kekurangan ide – ide untuk menghasilkan tontonan yang berbobot, karena bila diperhatikan dari sekian banyaknya stasiun televisi yang menghadirkan acara hiburan dan informasi, semuanya memiliki tema acara yang sama, atau dapat dikatakan meniru acara stasiun televisi saingannya. Contohnya seperti tanyangan Dahsyat dan Inbox serta Yuk Keep Smile (YKS) dan Pesbukers. Program pada tayangan – tayangan mistik, horor dan supranatural yang sekarang ini lebih banyak menampilkan peserta – peserta sebagai mediator dan mengalami kerasukan sehingga melakukan adegan yang tidak layak seperti memakan tanah, ataupun menjatuhkan
badan mereka ke tanah. Hal ini tentunya tidak layak untuk disaksikan karena akan menjadikan pemikiran negatif bagi yang menonton. Mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinnig), tersembunyi (verborgen), gelap (donker) atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya. Horor sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat. Sedangkan Adikodrati atau supranatural ("supra" berarti "atas", dan "nature" yang berarti alam, pertama kali digunakan pada 1520 - 1530 M) adalah sebutan untuk kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan hukum alam, atau berada di atas dan di luar alam. Adikodrati sering dikaitkan dengan paranormal dan okultisme, hal ini berbeda dari konsep tradisional dalam beberapa agama seperti Katolik yang menganggap mukjizat merupakan adikodrati. Berdasarkan Pedoman Perilaku Siaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) adegan mistik dan supranatural adalah gambar atau rangkaian gambar atau rangkaian gambar dan atau suara yang menampilkan dunia gaib, paranormal, klenik, praktek spiritual magis, mistik atau kontak dengan makhluk halus secara verbal dan atau non verbal. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah sebuah lembaga independen di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi ini berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. KPI terdiri atas Lembaga Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang bekerja di wilayah setingkat Provinsi. Wewenang dan lingkup tugas Komisi Penyiaran meliputi pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, dan Lembaga Penyiaran Komunitas. Proses demokratisasi di Indonesia menempatkan publik sebagai pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik publik dan sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesarbesarnya bagi kepentingan publik. Program mistik, horor dan supranatural seharusnya lebih memberikan informasi dan budaya yang menyangkut dengan mistis, namu sekarang ini sering sekali masyarakat menyalahartikan pengertian mistik, maka dari itu Komisi Penyiaran Indonesia berperan sebagai lembaga yang memantau arus informasi yang diberikan, KPI menjadi penjembatan dengan pembatasan – pembatasan tayangan terutama pada tayangan mistik, hal ini agar masyarakat tidak gampang dibodohi oleh televisi dan menjadi lebih pintar dalam memilih tontonan. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti lebih dalam mengenai bagaimana KPI melakukan pengawasan mistik, horor, dan supranatural agar sesuai dengan P3SPS agar tidak membodohi masyarakat. Fokus penelitian ini adalah bagaimana KPI melakukan pengawasan program televisi bermuatan mistik, horor dan supranatural Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia terhadap konten program siaran bermuatan mistik, horor dan supranatural serta mengetahui sanksi dan solusi apa yang diberikan.
Manfaat Penelitian A. Manfaat Akademis Penelitian yang peneliti lakukan dapat memberikan gambaran agar ada penelitian lebih jauh lagi dan menambah referensi agar penelitian dapat dikembangkan kembali. B. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat membantu menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehingga peneliti dapat mengerti batasan – batasan yang layak bagi sebuah program acara. A. Manfaat Umum Agar masyarakat dapat memperoleh tayangan yang lebih bermutu, lebih menghibur dan lebih mendidik. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membatasi pembahasan ruang lingkup penelitian mengenai masalah yang diangkat, yakni mengenai peran KPI terhadap pengawasan program siaran bermuatan mistik, horor dan supranatural terhadap kelayakan konten program. Adapun ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada konten peran KPI sesuai dengan P3SPS mengenai pengawasan program siaran bermuatan mistik, horor, dan supranatural. Metode Penelitian Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Sementara menurut Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Lexy J. Moleong (2005). Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, tetapi lebih ditekankan pada kedalaman berpikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih fenomena yang dihadapi. Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang dungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Menurut Sugiyono masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif, dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. Penelitian kualitatif menurut Flick ialah specific relevance to the study of social relations, owing to the fact of the pluralization of life worlds. Penelitian kualitatif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Sementara itu, penelitian kualitatif menurut Bogdan & Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Lebih lanjut Creswell mengemukakan: A qualitative approach is one in which the inquirer often makes knowledge claims based primarily on constructivist perspectives (i.e. the multiple meanings of individual experiences, meanings socially and historically constructed, with an intent, of developing a theory or pattern) or advocacy / participatory perspestives (i.e.
political, issue – oriented, collaborative or change oriented) or both. (Pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif – konstruktif (misalnya, makna – makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai – nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya). Dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu (Sukmadinata). Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang – orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim). Sementara itu menurut Lodico, Spaulding, dan Voegtle penelitian kualitatif, yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian lapangan adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke dalam seting pendidikan. Penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus, ketimbang mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan penjelasan tersurat mengenai struktur, tatanan dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan. Penelitian kualitatif juga disebut etno – metodologi atau penelitian lapangan. Penelitian ini juga menghasilkan data mengenai kelompok manusia dalam latar (setting) sosial. Penelitian kualitatif tidak memperkenalkan perlakuan (treatment), atau memanipulasi variabel atau memaksakan definisi operasional peneliti mengenai variabel – variabel pada peserta penelitian. Sebaliknya, penelitian kualitatif membiarkan sebuah makna muncul dari partisipan – partisipan itu sendiri. Penelitian ini sifatnya lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan latar yang ada. Konsep – konsep, alat – alat pengumpul data, dan metode pengumpulan data dapat disesuaikan dengan perkembangan penelitian. Denzin & Lincoln memperjelas pengertian penelitian kualitatif, yakni qualitative research aims to get a better understanding through firsthand experience, truthful reporting, and quotations of actual conversations. It aims to understand how the participants drive meaning from their surroundings, and how their meaning influences their behavior. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendasar melalui pengalaman “tangan pertama“, laporan yang sebenar – benarnya, dan catatan – catatan percakapan yang aktual. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami para partisipan mengambil makna dari lingkungan sekitar dan bagaimana makna – makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka sendiri. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah – masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti berusaha untuk menggambarkan strategi yang Komisi Penyiaran Indonesia lakukan terhadap pengawasan program siaran bermuatan mistik, horor dan supranatural terhadap program Masih Dunia Lain Trans7. Peneliti berusaha untuk memahami lebih dalam mengenai masalah yang ada dengan bukti – bukti otentik sehingga dapat mengambil makna dari masalah yang diteliti. Peneliti menguraikan metode pendekatan penelitian, secara kualitatif, sifat penelitian secara deskriptif, dengan teknik pengumpulan data secara observasi dan wawancara. Jenis data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer secara umum merupakan data yang telah diperoleh dengan melakukan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data asli. Sumber
data primer adalah sumber data yang langsung memberikan informasi-informasi berupa data kepada pengumpul data. 2. Data Sekunder Sumber data yang tidak langsung dalam memberikan data kepada pengumpul data, seperti halnya dokumen atau sumber orang lain. Data sekunder yang dipergunakan peneliti antara lain yaitu kajian pustaka berupa buku, catatan lapangan. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Logo Komisi Penyiaran Indonesia
Komisi Penyiaran Indonesia adalah Lembaga Negara Independen yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi Penyiaran Indonesia bertugas mengawasi penayangan program – program siaran televisi sesuai dengan klasifikasi acara dan sesuai dengan peraturan P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Perilaku Siaran) yang berlaku. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), lahir atas amanat Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi). Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Dalam pelaksanaan tugasnya, KPI dibantu oleh sekretariat tingkat eselon II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf profesional non PNS. KPI merupakan wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran harus mengembangkan program-program kerja hingga akhir kerja dengan selalu memperhatikan tujuan yang diamanatkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 3 yaitu: "Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia." Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi KPI dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kelembagaan, struktur penyiaran dan pengawasan isi siaran. Bidang kelembagaan menangani persoalan hubungan antar kelembagaan KPI, koordinasi KPID serta pengembangan kelembagaan KPI. Bidang struktur penyiaran bertugas menangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran. Sedangkan bidang pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran, pengaduan masyarakat, advokasi dan literasi media. Berikut adalah anggota bidang kelembagaan, bidang struktur penyiaran dan bidang pengawasan isi siaran periode 2013 – 2016.
Anggota Bidang kelembagaan: • Bekti Nugroho (Koordinator) • Fajar Arifianto Isnugroho • Judhariksawan (Merangkap Ketua KPI Pusat) Anggota Bidang Struktur Penyiaran: • Azimah Subagijo (Koordinator) • Danang Sangga Buana • Amirudin Anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran: • Sujarwanto Rahmat (Koordinator) • Idy Muzayyad (Merangkap Wakil Ketua KPI Pusat) • Agatha Lily Mekanisme pembentukan KPI dan rekrutmen anggota yang diatur oleh Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002 menjamin bahwa pengaturan sistem penyiaran di Indonesia dikelola secara partisipatif, transparan, akuntabel sehingga menjamin independensi KPI. Visi dan Misi Visi Terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Misi 1. Mengembangkan kebijakan pengaturan, pengawasan dan pengembangan Isi Siaran; 2. Melaksanakan kebijakan pengawasan dan pengembangan terhadap Struktur Sistem Siaran dan Profesionalisme Penyiaran; 3. Membangun Kelembagaan KPI dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran; 4. Meningkatkan kapasitas Sekretariat KPI
Profil Trans7
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7) adalah sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia yang menyiarkan berbagai kategori program acara untuk anak – anak sampai dewasa. Stasiun televisi ini mulai terkenal karena menampilkan banyak program – program hiburan dan edukasi yang membantu memberikan informasi tambahan mengenai sebuah penelitian yang faktanya tidak banyak diketahui oleh khalayak pada umumnya. Trans Media, sebagai media terdepan di Indonesia yang selalu konsisten menghadirkan karya penuh inovasi dan menjadi trendsetter untuk Indonesia lebih baik telah memiliki identitas baru. Trans7 (sebelumnya bernama TV7) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Trans7 yang pada awalnya menggunakan nama TV7, melakukan siaran perdananya secara terestrial di Jakarta pada 25 November 2001 dan pada saat itulah mayoritas sahamnya
dimiliki oleh Kompas Gramedia. Pada tanggal 4 Agustus 2006, PT Trans Corporation mengakuisisi mayoritas saham TV7. Meski sejak itulah TV7 dan Trans TV resmi bergabung, namun ternyata TV7 masih dimiliki oleh Kompas Gramedia, sampai TV7 akhirnya melakukan re-launch (peluncuran ulang) pada 15 Desember 2006 dan menggunakan nama baru, yaitu Trans7. Profil Masih Dunia Lain
(Masih) Dunia Lain merupakan salah satu acara realitas bertema supernatural yang ditayangkan di Trans7. Acara ini dibawakan oleh Ali Zainal bersama dengan paranormal yang berbeda setiap minggunya. Acara ini adalah format baru dari program acara yang pernah menjadi fenomena di dunia pertelevisian Indonesia yaitu, Dunia Lain dan pernah ditayangkan di Trans TV. (Masih) Dunia Lain masih mengedepankan segmen Uji Nyali di sebuah gedung yang terbengkalai. Acara ini dimulai pada Juni 2010 dan tayang sampai sekarang. Acara ini ditayangkan setiap hari Kamis & Jumat pukul 23.45 WIB. Pada Januari 2014, format siaran (Masih) Dunia Lain diganti dari siaran tunda menjadi siaran langsung. Acara ini ditayangkan setiap hari Kamis dan Jum'at pukul 23.30 WIB atau 11.30 PM dengan nama (Masih) Dunia Lain LIVE dan tayangan ulang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 23.00 WIB atau 11.00 PM dengan nama (Masih) Dunia Lain.
Pembahasan Berdasarkan P3SPS bab 16 Pasal 30, Pasal 31 dan Pasal 32 KPI akan menindaklanjuti segala pelanggaran yang terjadi terutama dalam program siaran mistik, horor dan supranatural, selain dari pengawasan yang dilakukan, KPI juga memiliki prosedur untuk menindaklanjuti pelanggaran melalui pengaduan masyarakat lalu melakukan rapat pleno untuk menemukan solusi apa yang akan diberikan bagi program televisi yang melanggar. Sebelum melakukan proses peneguran, KPI terlebih dahulu akan memanggil pihak televisi yang bersangkutan untuk melakukan diskusi mengenai pelanggaran yang dilakukan, lalu apabila ada persetujuan kedua belah pihak, KPI akan terus melakukan pemantauan secara berkala terhadap stasiun televisi tersebut, bila pelanggaran yang sama ditemukan kembali KPI akan memberikan peringatan tertulis bagi stasiun televisi, bila tidak diindahkan KPI akan memberikan teguran pertama, bila teguran pertama diberikan dan pengawasan dilakukan namun diabaikan maka akan diberikan teguran kedua, bila diabaikan kembali akan diberikan teguran ketiga, dan bila masih mengulangi kembali akan dilakukan penghentian sementara dan pemotongan jam durasi dan bila pelanggaran semakin meningkat maka program televisi tersebut akan diberhentikan. Komisi Penyiaran Indonesia sebagai Lembaga Negara Independen berusaha untuk berkomunikasi dengan khalayak melalui pengawasan yang mereka lakukan terhadap program siaran selain melalui pemantauan langsung juga dengan cara meninjau pengaduan dari masyarakat. KPI sendiri berusaha untuk berinteraksi dengan lembaga penyiaran terkait dimana KPI mendapatkan feedback dari stasiun televisi yang diberikan pelanggaran pada programnya yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam komunikasi sebagai interaksi KPI akan
memberikan pembinaan terlebih dahulu untuk memberitahukan apa masalahnya, lalu stasiun televisi akan mencoba untuk merevisi kesalahan tersebut. KPI sendiri sebagai sebuah Lembaga Negara Independen selain sebagai pengawas siaran, KPI memiliki 3 bidang organisasi yakni bidang pengawasan isi siaran, bidang kelembagaan dan bidang perizinan dimana ketiga bidang ini saling bekerja sama untuk membuat lembara penyiaran dan program menuju ke arah yang lebih baik lagi dengan berpegang teguh kepada P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) sebagai regulator untuk mengawasi aktivitas yang dilakukan oleh stasiun televisi. Ketiga bidang ini membuat KPI memiliki peran yang besar terhadap pengawasan seluruh siaran yang ada terutama siaran mistik, horor dan supranatural. Ketiga bidang ini berusaha untuk membuat khalayak mendapatkan informasi lebih dari sebuah program siaran, karena program siaran selain bersifat menghibur, harus bisa memberikan informasi lebih, serta memberikan persuasi atau ajakan kepada seluruh khalayak untuk menuju kearah yang lebih baik lagi. Selain berhubungan kepada khalayak KPI juga berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan lembaga – lembaga yang berada diluar KPI agar menjadi pendukung KPI untuk menjadikan era saat ini menjadi era teknologi yang lebih baik dimana informasi yang dapat diakses oleh khalayak dapat membantu khalayak untuk lebih memahami akan suatu peristiwa bukannya malah membodohi khalayak dengan memalsukan fakta yang sebenarnya. KPI sebagai gatekeeper berusaha untuk memberikan khalayak tontonan yang bermanfaat dan informatif, KPI berusaha untuk mengawasi program – program yang ditayangkan agar khalayak dapat menikmati tontonan sesuai dengan klasifikasi dan genre yang tepat. Seperti yang dikatakan John R. Bittner, gatekeeper adalah individu – individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Sebagai gatekeeper KPI berperan penting dalam perkembangan media massa. Sebagai gatekeeper KPI menganalisa seluruh konten siaran melalui pemantauan langsung dan apabila menemukan pelanggaran, KPI akan segera menindak lanjuti pelanggaran tersebut agar tidak diulangi kembali oleh stasiun televisi. Dengan melakukan pemantauan pada stasiun televisi, KPI menjadi sebuah lembaga yang dapat menghapus pesan atau bahkan memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi. KPI sebagai gatekeeper membatasi segala tayangan agar lebih informatif bukannya malah membodohi publik. KPI dalam hal ini sebagai gatekeeper berusaha untuk mengawasi lembaga penyiaran agar tidak menyalahi aturan yang ada dalam menampilkan program siaran yang berbobot untuk khalayak. KPI sebagai gatekeeper berusaha untuk mengevaluasi keluhan – keluhan yang khalayak berikan mengenai sebuah tayangan sebelum memberikan peringatan. KPI akan melakukan review pada keluhan khalayak, melakukan review pada program yang dikeluhkan yakni melalui hasil pemantauan para analis, lalu melakukan rapat staff untuk mengetahui apakah program dari stasiun televisi yang bersangkutan akan diberikan peringatan atau hanya diberikan pengarahan agar tidak mengulang kesalahan yang sama. KPI berusaha untuk menjadi pengawas informasi yang diberikan agar tidak keluar dari jalur yang telah ditentukan. KPI sebagai gatekeeper akan segera mengambil tindakan bila menemukan pelanggaran pada program acara yang diawasi, dan KPI akan segera menindak tegas pelanggaran tersebut agar hal yang sama tidak terulang kembali. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian di bab – bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. KPI melakukan pemantauan tayangan secara berkala semenjak tayangan ditayangkan. KPI berusaha untuk memberikan khalayak tontonan yang aman untuk dikonsumsi dengan konten – konten yang layak untuk ditampilkan termasuk dalam program siaran horor, mistik dan
supranatural, karena KPI ingin mendorong tayangan yang mampu memberikan konten hiburan namun tidak membuat khalayak berpikir negatif. Hal ini dilakukan KPI agar masyarakat dapat memilih tontonan secara bijak, mana yang baik untuk dikonsumsi, mana yang tidak terutama bagi kalangan remaja. 2. KPI akan memberikan sanksi apabila ditemukan pelanggaran seperti sanksi administratif teguran pertama dan akan diberikan pembinaan, lalu sanksi administratif teguran kedua dan pembinaan lebih lanjut apabila kembali melanggar, lalu apabila tetap melanggar maka akan diberikan sanksi administratif teguran ketiga dan pihak stasiun televisi akan dipanggil lalu diberikan hukuman yang layak agar tidak mengulang kembali. Hukuman tersebut dapat berupa pengurangan durasi program ataupun penghentian sementara sebuah program acara. 3. Solusi yang diberikan KPI pada program berkonten mistik, horor dan supranatural adalah dengan memberikan pembinaan pada stasiun – stasiun televisi yang berada di bawah pengawasan KPI agar tidak membuat kesalahan yang sama. Pembinaan ini dilakukan agar stasiun televisi dapat mengetahui dan mengerti konten apa yang layak untuk ditampilkan sesuai dengan klasifikasi program yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan KPI tentunya agar stasiun televisi dapat memberikan tontonan yang layak untuk di konsumsi oleh khalayak luas. Saran Berdasarkan penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk KPI dalam mengklasifikasi program siaran kepada masyarakat : 1. KPI seyogyanya agar lebih tegas menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) dalam melakukan pengawasan program siaran televisi, karena pedoman ini merupakan peraturan yang dapat membuat KPI maju kearah yang lebih baik terutama dalam bagian pengawasan siaran. 2. Peneliti menyarankan agar KPI dapat menindak tegas stasiun penyiaran bila terdapat program siaran yang melangar aturan, dan harus lebih agresif lagi untuk menilai suatu program, peneliti berharap KPI dapat bersikap netral guna kepentingan melindungi masyarakat dari siaran media. 3. KPI harus lebih tegas dalam melakukan pembinaan bila ditemukan pelanggaran dalam program siaran Masih Dunia Lain sehingga stasiun televisi sadar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. REFERENSI Buku : Ardianto, Elvinaro. Lukiati Komala. Siti Karlinah, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010 Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Salemba Humanika, 2011 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Morissan, M.A. (2008) Management Media Penyiaran: Strategi Mengelola dan Televisi, Jakarta:Media Grafika. Muda, Deddy Iskandar (2005) Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional, Remaja Rosda Karya.
Bandung:
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007 Pace, R. Wayne; Don F. Faules, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010 West, Richard dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2008
Website : https://id.wikipedia.org/wiki/Adikodrati https://id.wikipedia.org/wiki/Horor http://id.wikipedia.org/wiki/Trans7 http://id.wikipedia.org/wiki/(Masih)_Dunia_Lain https://id.wikipedia.org/wiki/Mistisisme http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Penyiaran_Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
Jurnal Internasional : Christopher Robert, Ph.D., 2012. The use of social science evidence by the Federal Communications Commission in the construction and enforcement of media ownership policy by Terry, The University of Wisconsin, Madison Davis Joseph, Ph.D., 2009. The role of the Federal Communications Commission, Congress and the courts in the battle between commercial broadcasters and cable television operators: Must -carry, the digital transition and beyond by Deeley, University Of Florida. Florida
Jurnal Nasional : Devi Rahayu. 2010. Peranan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat terhadap tayangan infotaiment di televisi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Ade Suryani. 2009. Peranan KPI dalam mengawasi tayangan sinetron religi muslimah di Indosiar (Studi Kasus Pada Sinetron Inayah, Mualaf dan Muslimah Periode Bulan Juli – Agustus 2009). Universitas Mercu Buana. Jakarta Aji Karyadi. 2014. Sikap Komisi Penyiaran Indonesia Terhadap Klasifikasi Program Siaran (Studi Kasus Tayangan Indonesia Lawak Klub Trans7 Periode April – Mei 2014). Universitas Bina Nusantara. Jakarta
RIWAYAT PENULIS Indria Aprilia, lahir di kota Jakarta pada 20 April 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Marketing Communication peminatan Broadcasting pada tahun 2015.