PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
SKRIPSI Program Studi Akuntansi S1
Nama
: HARRY AGUS SAPUTRO
NIM
: 03203 – 033
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi S-1
Nama
: HARRY AGUS SAPUTRO
NIM
: 03203 – 033
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Harry Agus Saputro
NIM
: 03203-033
Program Studi
: Akuntansi S-1
Judul Skripsi
: Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja Terhadap Fluktuasi Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Tanggal Ujian Skripsi :
Disahkan Oleh :
Pembimbing
(Hari Setiyawati, SE, Ak, M.Si) Tanggal :
Dekan Fakultas Ekonomi
Ketua Jurusan Akuntansi
(Drs. Hadri Mulya,M.Si.)
(H. Sabarudin Muslim, S.E. M.Si.)
Tanggal :
Tanggal :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tugas akhir yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja Terhadap Fluktuasi Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI”. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa bimbingan,
petunjuk
dan
dukungan
serta
fasilitas
yang memperlancar
penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Orang tua tercinta, Bapak Puryono Putro dan Ibu Tumini yang selalu memberikan kasih sayang dukungan dan doanya, kakak dan adikku yang terus memberikan semangat kepada penulis. 2. Ibu Hari Setiyawati, SE, Ak, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta nasehat yang berharga kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Hadri Mulya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.
4. Bapak H. Sabarudin Muslim SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 5. Dosen-dosen fakultas ekonomi jurusan akuntansi yang telah memberikan pendidikan dan perkuliahan kepada penulis. 6. Staff Pojok Bursa Universitas Mercu Buana yang telah memberikan bantuan dalam pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini, 7. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Bambang, Fajar, Hendra, Suprayogi, Jitho, Irfan, Arifiansyah, A. Farid, Winda, Tiwi, Sukma, Neneng, Rinda dan Rini terima kasih banyak atas bantuan dan perhatiannya kepada penulis. 8. Seluruh rekan-rekan akuntansi angkatan 2003, terima kasih dan semoga sukses selalu dalam meraih segala keinginan. Bagi pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah memberikan bantuan yang berarti, penulis ucapkan banyak terima kasih. Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka.
Jakarta, Juni 2008 Penulis
Harry Agus Saputro
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... νіі BAB 1
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 4
BAB Π
LANDASAN TEORI ........................................................................ 5 A. Modal Kerja ................................................................................. 5 1. Definisi Modal Kerja............................................................... 5 2. Jenis-jenis Modal Kerja .......................................................... 7 3. Pentingnya Modal Kerja ........................................................ 9 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ................... 10 5. Sumber-Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ..................... 12 6. Perputaran Modal Kerja ......................................................... 15 B. Harga Saham ................................................................................ 17 1. Pengertian Saham .................................................................. 17
iii
2. Investasi Saham ...................................................................... 18 3. Fluktuasi Harga Saham .......................................................... 20 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham.. 21 C. Rasio Keuangan ............................................................................. 26 1. Arti dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ........................ 26 2. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan ............................... 27 BAB Ш
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 30 A. Gambaran Umum ......................................................................... 30 B. Metode Penelitian ......................................................................... 36 C. Hipotesis ....................................................................................... 36 D. Sample Penelitian ......................................................................... 37 E. Variabel dan Pengukurannya ....................................................... 39 F. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 39 G. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 40 H. Metode Analisis Data ................................................................... 41 1. Statistik Deskriptif ................................................................. 41 2. Uji Normalitas Data ............................................................... 41 3. Analisis Koefisien Regresi ..................................................... 42 4. Analisis Koefisien Determinasi ............................................. 43 5. Uji Hipotesis Koefisien Regresi ( Uji-T ) .............................. 43
iv
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................... 44 A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................... 44 B. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................ 45 C. Analisis Koefisien Regresi............................................................ 46 D. Analisis Koefisien Determinasi .................................................... 47 E. Uji Hipotesis Koefisien Regresi ( Uji-T ) .................................... 49 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51 A. Kesimpulan ................................................................................... 51 B. Saran.............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 :
Daftar Perusahaan Industri Manufaktur di BEI
Tabel 4.1 :
Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 :
Uji Normalitas
Tabel 4.3 :
Variables Entered/Removed
Tabel 4.4 :
Koefisien Regresi
Tabel 4.5 :
Model Summary
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Industri Manufaktur di BEI Lampiran 2 : Data rata-rata harga saham tahun 2005 Lampiran 3 : Data rata-rata harga saham tahun 2006 Lampiran 4 : Data rata-rata harga saham tahun 2007 Lampiran 5 : Data rata-rata harga saham tahun 2008 Lampiran 6 : Data rata-rata fluktuasi harga saham Lampiran 7 : Perhitungan modal netto tahun 2005, 2006 dan 2007 Lampiran 8 : Perhitungan perputaran modal kerja tahun 2005-2007 Lampiran 9 : Hasil output SPSS Lampiran 10 : Tabel distribusi t
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan umumnya didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau memaksimalkan kekayaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka seorang pemimpin harus dapat menjalankan kebijakan perusahaan secara baik dan tepat. Kebijakan tersebut meliputi berbagai bidang, seperti bidang keuangan, pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan sebagainya. Masalah keuangan adalah suatu masalah utama dan mempunyai peranan yang penting di dalam perusahaan, karena fungsi keuangan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi yang lain seperti, kekurangan modal kerja dapat menghambat kegiatan produksi dan mempengaruhi perusahaan dalam merekrut tenaga kerja yang berkualitas. Sedangkan modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, sehingga harus menganalisa modal kerjanya dan harus mengetahui darimana modal tersebut didapat dan untuk apa modal itu akan digunakan. Modal yang diperoleh harus berasal dari sumber yang layak dengan tingkat efisiensi yang maksimal. Tersedianya modal kerja
2
yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung dari sifat aktiva lancar yang dimiliki perusahaan seperti kas, piutang, persediaan, dan surat berharga. Dalam usaha mendapatkan modal kerja yang diperlukan, perusahaan akan memperhatikan masalah perputaran modal yang digunakan sebagai pertimbangan, karena modal kerja dapat melancarkan operasional suatu perusahaan untuk memperoleh laba secara optimal. Oleh karena itu perusahaan memerlukan dana untuk memcukupi modal kerja tersebut dengan cara menjual saham kepada masyarakat umum. Keuntungan yang diperoleh dari investasi tidak terlepas dari fluktuasi harga saham. Fluktuasi harga saham di Bursa Efek sangat berkaitan erat dengan permintaan dan penawaran saham, dengan kata lain berkaitan dengan keputusan investasi. Investasi yang sehat memerlukan serangkaian kegiatan yang sistematis dari mulai mengidentifikasi informasi, memilih informasi yang relevan, menggunakan informasi tersebut untuk memprediksi suatu trend, memperhatikan Risk and Return serta lain-lainnya sebelum menentukan pilihan yang dianggap sesuai. Dalam melakukan investasi yang sehat, investor dan calon investor sebelumnya harus memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal emiten. Informasi pertama yang harus dipertimbangkan adalah kondisi perusahaan, termasuk juga kondisi industri sejenis dan faktor lain yang berpengaruh terhadap prospek kemajuan perusahaan di masa depan. Informasi kedua adalah faktor-faktor yang harus diketahui oleh para
3
pelaku bursa berupa fluktuasi kurs, volume dan frekuensi transaksi, kondisi bursa dan lain-lain. Informasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, sosial, politik dan stabilitas nasional suatu negara. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai pengaruh tingkat perputaran modal kerja terhadap harga saham perusahaan manufaktur di pasar modal (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2005 sampai dengan 2007, dan diantaranya yang menjadi acuan penulis adalah pengelolaan modal kerja yang dilihat dari rasio perputaran modal kerja serta fluktuasi harga saham manufaktur yang dilihat dari nilai rasio perubahan harga saham manufaktur. Penulis membahas masalah tersebut dalam bentuk ”Skripsi” dengan judul: “PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA
TERHADAP
FLUKTUASI
HARGA
SAHAM
PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah apakah tingkat perputaran modal kerja berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia ?
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh antara tingkat perputaran modal kerja dengan fluktuasi harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis Memberikan pengetahuan dan wawasan pengetahuan khususnya dalam menilai kinerja perusahaan dan fluktuasi harga saham manufaktur di pasar modal. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan masukkan dan pertimbangan untuk menyusun rencana dan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Bagi Pembaca Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
BAB Π LANDASAN TEORITIS
A. Modal kerja 1. Definisi Modal Kerja Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan membutuhkan modal kerja sebagai sumber dana operasional usahanya, di mana jumlah kebutuhan modal kerja setiap perusahaan akan berbeda sesuai dengan jenis, kapasitas dan kegiatan operasional yang berlangsung. Dana yang telah
dikeluarkan
untuk
membiayai
operasi
perusahaan
tersebut
diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu yang pendek melalui penjualan barang atau dari hasil produksinya. Dana yang berasal dari penjualan barang tersebut akan dikeluarkan kembali untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja banyak diungkapkan dalam pengertian yang berbedabeda seperti yang dijelaskan oleh Sofyan (2004:288) yaitu modal kerja adalah “aktiva lancar dikurangi hutang atau kewajiban lancar, jadi modal kerja merupakan ukuran tentang keamanan kreditur jangka pendek”. Sedangkan menurut Kolb seperti yang dikutip Agnes (2005:129) menyatakan : working capital is the investment of the firm in short-term or current assets, which include cash, marketable securities, account receivable, short-term notes receivable, inventories, and in some firms, expense prepayments.
6
Definisi modal kerja menurut Munawir (2004:114) mengemukakan modal kerja dalam tiga konsep, yaitu : a. Konsep Kuantitatif Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar atau sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). Konsep ini juga beranggapan bahwa modal kerja yang besar tidak menjamin margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar pula. b. Konsep Kualitatif Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar (net working capital) yang dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan, yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari pemilik perusahaan. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya dan menunjukkan pula margin of protector atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasional di masa mendatang. c. Konsep Fungsional Pada konsep ini menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka untuk menghasilkan pendapatan, artinya setiap dana atau modal
7
yang digunakan dalam perusahaan adalah untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki perusahaan seluruhnya akan digunakan sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba pada periode ini tetapi ada sebagian dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan di masa datang. Sesuai
dengan
pengertian-pengertian
di
atas
maka
dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dalam pengertian modal kerja, yaitu modal kerja sebagai kelebihan antara aktiva lancar atas hutang lancar atau disebut modal kerja netto (net working capital), dan juga jumlah seluruh aktiva lancar perusahaan yang disebut sebagai modal kerja bruto (gross working capital).
2. Jenis-jenis modal kerja Menurut Taylor jenis-jenis modal kerja dikelompokkan sebagai berikut : (Sutrisno, 2005:45) a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Adalah modal kerja yang harus tetap ada dalam perusahaan setiap saat untuk kelangsungan kegiatan operasi perusahaan atau modal kerja yang harus tetap tersedia pada perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen dapat dibedakan menjadi :
8
1) Modal kerja primer (primary working capital) adalah sejumlah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan untuk kelancaran kegiatan operasional. 2) Modal kerja normal (normal working capital) adalah sejumlah modal kerja yang diperlukan agar luas produksi normal dapat diselenggarakan secara baik dan fleksibel. Pengertian normal di sini adalah dalam artian dinamis.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah
kegiatan
maupun
keadaan
lain
yang
mempengaruhi
perusahaan. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi : 1) Modal kerja musiman (seasional working capital) adalah sejumlah modal kerja yang kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi kegiatan perusahaan. 2) Modal kerja siklis (cycle working capital) adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur. 3) Modal kerja darurat (emergency workng capital) adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaankeadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan, misalnya adanya pemogokan buruh, banjir dan perubahan keadaan ekonomi secara mendadak.
9
3. Pentingnya Manajemen Modal Kerja Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Pentingnya manajemen modal kerja yang diungkapkan oleh Agnes (2005:135), yaitu : a. Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan operasi perusahaan dari hari ke hari. b. Lebih separuh dari total aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar, dan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menjalankan bisnis. c. Keburukan dalam manajemen aktiva lancar dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan, maka diperlukan pengambilan keputusan dan investasi yang tepat terhadap aktiva modal. d. Adanya hubungan yang langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. e. Dalam pemberian kredit, kreditor sangat memperhatikan bagaimana perusahaan mengelola aktiva lancar dan kewajiban lancarnya. pentingnya pengelolaan modal kerja bagi perusahaan akan menghasilkan keuntungan-keuntungan, yaitu : (Manullang, 2005:15) 1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 2) Memungkinkan
perusahaan
untuk
dapat
membayar
kewajiban-kewajiban yang dimiliki tepat pada waktunya.
semua
10
3) Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi. 4) Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumennya. 5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya. 6) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Modal Kerja Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan, namun menentukan modal kerja yang dianggap cukup bukanlah merupakan hal yang mudah. Menurut Munawir (2004:117) jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Sifat atau tipe dari perusahaan Suatu perusahaan jasa, lebih rendah kebutuhan modal kerjanya bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri. Sifat dari perusahaan jasa biasanya harus menginvestasikan sebagian besar modalnya pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Sedangkan perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva
11
lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan operasinya sehari-hari. b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per unit barang. Semakin panjang waktu produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk maka akan semakin besar pula jumlah modal kerja yang dibutuhkan, dan semakin besar harga pokok per unit dari barang yang diproduksi maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. c. Syarat pembelian bahan atau barang dagang. Jika syarat kredit yang diterima perusahaan menguntungkan maka semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan. Sebaliknya apabila pembayaran atas bahan ataupun barang dagangan harus dilakukan dalam jangka pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan akan semakin besar. d. Syarat penjualan Bagi perusahaan yang semakin besar penjualannya dengan sistem kredit, maka modal kerja yang tertanam dalam piutang dagangnya akan lebih besar dibanding dengan perusahaan yang sebagian besar penjualannya dilakukan secara tunai. Selain itu kualitas daripada langganannya serta lokasi langganan merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang tertanam dalam
12
piutang dagang tersebut. Semakin ringan kredit yang diberikan oleh perusahaan pada konsumen akan berakibat pada peningkatan modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang. e. Tingkat perputaran persediaan Perusahaan dengan tingkat perputaran persediaan dan piutang yang cepat artinya waktu saat terjadi transaksi dengan pembayaran dimana persediaan dan piutang dapat dijadikan uang yang berlangsung dalam waktu cepat akan membutuhkan modal kerja sedikit. f. Volume penjualan Semakin besar tingkat volume penjualan maka kebutuhan modal kerja juga akan semakin besar. Begitu juga sebaliknya bila volume penjualan rendah maka kebutuhan modal kerjanya juga rendah. g. Pengaruh siklus bisnis Pada periode ini modal kerja yang dibutuhkan akan lebih banyak karena aktivitas perusahaan lebih besar selain itu tingkat persediaan juga akan naik. h. Pengaruh musim Perusahaan dengan produk yang dipengaruhi oleh musim akan membutuhkan modal kerja lebih besar pada waktu-waktu tertentu.
5. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Pengertian sumber dan penggunaan modal kerja yang dinyatakan oleh Agnes (2005:137) adalah sebagai berikut :
13
Perubahan-perubahan dari unsur-unsur non akun lancar (aktiva tetap, utang jangka panjang, dan modal sendiri) yang mempunyai efek memperbesar modal kerja disebut sumber-sumber modal kerja. Sebaliknya bila perubahan itu mempunyai efek memperkecil modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja. Menurut Munawir (2004:122) sumber-sumber modal kerja perusahaan berasal dari : a. Hasil operasi atau laba perusahaan. b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga. c. Penjualan aktiva tetap. d. Penjualan saham atau obligasi. e. Pinjaman bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. f. Kredit dari pemasok. Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk yaitu berupa kenaikan maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Tetapi tidak semua penggunaan aktiva lancar diikuti dengan berubahnya modal kerja misalnya, penggunaan aktiva lancar untuk melunasi hutang lancar tidak akan mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah yang sama. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja yang dimiliki perusahaan antara lain : 1) Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham.
14
2) Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi. 3) Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya. Sedangkan penyebab berkurangnya modal kerja adalah antara lain: 1) Kerugian yang terjadi akibat : a) Volume penjualan tidak efisien dibandingkan dengan harga pokok produksi. b) Adanya persaingan yang menyebabkan tekanan terhadap harga jual tanpa diikuti penurunan harga pokok industri. c) Banyaknya piutang yang tidak kembali. 2) Kegagalan mendapat tambahan modal kerja untuk perluasan usaha. 3) Kebijaksanaan pembayaran deviden yang tidak tetap. 4) Kenaikan tingkat harga bahan baku produk. 5) Perluasan hutang usaha yang jatuh tempo tanpa menyimpan pendapatan bersih untuk pelunasan hutang jangka panjang.
Berdasarkan
penggunaannya
modal
kerja
digunakan
oleh
perusahaan untuk : a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan meliputi, pembayaran gaji, pembelian bahan baku dan biaya-biaya lainnya. b. Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas, seperti kerugian penjualan surat berharga atau efek.
15
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuantujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi, dana pensiun pegawai, dana ekspansi atau dana-dana lainnya. d. Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan investasi jangka panjang. e. Pengambilan uang atau barang oleh pemiliknya untuk kepentingan pribadi (prive) atau pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau pembayaran deviden dalam perseroan terbatas. f. Pembayaran hutang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.
6. Perputaran Modal Kerja Modal kerja selalu berputar selama perusahaan masih beroperasi. Perputaran modal kerja yang terus menerus disebut “Working Capital Cycle”. Dalam perusahaan yang sedang berjalan sulit untuk menentukan awal dan akhir dari perputaran modal kerja tersebut. Modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai menjadi kas kembali. Uang kas dapat diinvestasikan dalam barang dan jasa, barang dan jasa tersebut dapat diperoleh melalui hutang yang pada akhirnya tentunya harus dilunasi dengan pengeluaran kas. Barang dan jasa tersebut diolah menjadi barang jadi yang siap dijual, baik secara tunai maupun secara kredit dan akhirnya kembali menjadi kas. Uang kas yang diperoleh
16
tersebut digunakan kembali untuk mendapatkan barang dan jasa, sehingga akhirnya terjadi perputaran yang berulang-ulang. Tingkat perputaran modal kerja (working capital turn over) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini : (Munawir, 2004:104)
Penjualan Perputaran Modal Kerja = Modal Kerja Bersih
Besarnya tingkat perputaran modal kerja didapat dari perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Rasio ini menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan modal kerja oleh suatu perusahaan atau menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan yang diperoleh dari penggunaan modal kerja tersebut. Untuk menganalisis posisi modal kerja dapat juga digunakan beberapa rasio keuangan lainnya, misalnya rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva, rasio antar tiap-tiap pos dalam aktiva lancar dengan total aktiva lancar, rasio antara total hutang lancar dengan total hutang, rasio antara tiap-tiap pos dalam hutang lancar dengan total hutang lancar atau rasio-rasio lainnya yang menghubungkan komponen-komponen dalam modal kerja suatu perusahaan. Rasio-rasio ini yang menggambarkan hubungan antara komponen modal kerja secara terinci. Selain itu untuk menganalisis tingkat perputaran masing-masing komponen modal kerja dapat digunakan rasio dari masing-masing komponen modal kerja tersebut
17
dan dihubungkan dengan tingkat penjualan yang diperoleh suatu perusahaan dalam suatu periode.
B. Harga Saham 1. Pengertian Saham Pengertian modal saham atau ekuitas menurut IAI (2004:PSAK No. 21) adalah : Bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih aktiva dari kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena kerugian. Sedangkan pengertian saham (stock) menurut Tjiptono (2005:15) adalah “bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan” Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas : a. Saham Unggul (blue chips), yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan besar dan terkenal yang telah lama memperlihatkan kemampuannya memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden. b. Growth Stocks, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik penjualannya, perolehan labanya dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan yang sangat cepat dari rata-rata industri. c. Emerging Growth Stocks, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung.
18
d. Income Stocks, yaitu saham membayar deviden melebihi jumlah ratarata pendapatan. e. Cyclical Stocks, yaitu saham perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha. f. Defensive Stocks, yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi. g. Spekulative Stocks, pada prinsipnya semua saham biasa yang diperdagangkan di bursa efek dapat digolongkan sebagai saham spekulatif.
2. Investasi Saham a. Tujuan Investasi Saham Perusahaan tidak hanya menerbitkan saham, tetapi juga membeli saham-saham perusahaan lain untuk tujuan investasi. Sama seperti individu-individu, perusahaan memiliki beragam alasan berinvestasi dalam saham, yang dinamakan dengan sekuritas ekuitas (equity securities). Tujuan investasi saham menurut Fakhrudin (2006:11) antara lain: 1) Untuk memperoleh bagian keuntungan berupa deviden dari perusahaan yang bersangkutan. 2) Pemilik dana tersebut memungkinkan memperoleh capital gain yaitu selisih lebih dari harga perolehan saham jika saham tersebut dijual pada saat harga naik.
19
3) Untuk menguasai atau mengendalikan manajemen dari perusahaan yang bersangkutan. 4) Untuk memperoleh pengembalian laba atas kelebihan kas yang tidak dibutuhkan bagi opersaional normal, investasi ini biasanya berjangka waktu pendek. 5) Suatu perusahaan mungkin membeli saham perusahaan lain dalam upaya membangun dan mempertahankan hubungan bisnis dengan perusahaan tersebut. Selain dari tujuan berinvestasi saham seperti di atas terdapat pula resiko-resiko yang perlu diantisipasi dalam investasi saham, yaitu antara lain : 1) Tidak mendapat dividen Umunya perusahaan apabila memperoleh keuntungan maka akan membagikan deviden. Apabila perusahaannya yang tercatat di bursa mengalami suatu kerugian maka resiko yang timbul adalah deviden yang seharusnya diterima menjadi tidak dibagikan, akibatnya dalamkalkulasi investasinya terdapat potensi keuntungan juga menjadi menurun. 2) Capital Loss Dalam aktifitas perdagangan saham tidak selalu pemodal mendapat keuntungan (capital gain) atas saham yang dijualnya. Ada saatnya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga belinya karena menghindari kerugian lebih besar.
20
3) Perusahaan Bangkrut atau Likuidasi Jika perusahaan bangkrut maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut, sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di Delisit. Dalam posisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati kepentingan lebih rendah dibanding kreditur atau pemegang obligasi setelah semua asset perusahaan tersebut dijual. 4) Saham di Delisit dari Bursa (Delisting) Suatu saham perusahaan di delisit dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selam beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai denga peraturan pencataatn efek di bursa.
3. Fluktuasi Harga Saham Pengertian fluktuasi harga saham menurut Tjiptono (2005:17) adalah “kenaikan dan penurunan harga saham”. Fluktuasi harga saham dapat terjadi tiap menit atau jam tanpa menunngu keesokan harinya (one day trading) oleh karena itu pengamatan pada layar monitor di bursa perlu dilakukan dengan seksama karena peluang yang bagus atau resiko yang lebih buruk dapat terjadi.
21
Kecenderungan (trend) harga akan naik atau turun karena adanya keinginan menjual (supply-seller) atau membeli (demand-buyer) dari investor dikenal dengan “sentimen pasar”, apabila banyak dari investor membeli saham akan tercermin dari volume perdagangan saham akan meningkat dan pasar bergairah atau dikenal “Bullish Market” sebaliknya apabila pasar lesu dan volume perdagangan turun maka pasar yang demikian dikenal dengan “Bearish Market”. Besarnya fluktuasi harga saham dapat ditunjukkan dengan persentase yaitu besarnya perbandingan harga saham rata-rata pada suatu periode dikurangi dengan harga saham rata-rata periode sebelumnya dan dibandingkan dengan harga saham rata-rata periode sebelumnya. Rumus yang digunakan :
(%) Fluktuasi harga saham =
Pt − Pt −1 Pt −1
Di mana : Pt = harga saham rata-rata pada periode t Pt-1 = harga saham rata-rata pada periode sebelumnya. Hasil yang didapat setelah perhitungan merupakan besarnya fluktuasi dalam periode tersebut.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal adalah sebagai berikut : (Iskandar, 2003:67)
22
a. Penawaran dan Permintaan Harga pasar saham akan terbentuk melalui jumlah penawaran dan permintaan suatu saham. Jumlah penawaran dan permintaan akan mencerminkan kekuatan pasar. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung naik. Jadi secara langsung fluktuasi harga saham banyak bergantung pada adanya perbandingan antara penawaran dan permintaan atas saham. b. Perilaku Investor Para pemodal yang masuk ke pasar modal berasal dari berbagai kalangan masyarakat dan banyak pula tujuan dari pemodal tersebut jika ditinjau dari segi tujuannya, maka pemodal dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu : 1) Pemodal yang bertujuan memperoleh deviden. Kelompok ini mengincar perusahaan-perusahaan yang sudah stabil. Keadaan perusahaan yang demikian menjamin kepastian adanya keuntungan yang relatif stabil pula. Sehingga keuntungan yang relatif stabil ini diharapkan akan adanya pemberian deviden yang diterima juga relatif stabil. Bagi kelompok ini pembagian deviden lebih penting daripada keinginan untuk memperoleh kenaikan harga saham (capital gain).
23
2) Pemodal yang bertujuan berdagang Perubahan harga saham sangat menarik bagi beberapa kalangan pemodal untuk mengambil posisi sebagai pedagang, dengan memperjualbelikan saham-saham di bursa efek. Kelompok ini membeli saham yang tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli dengan harga jual. 3) Kelompok yang berkepentingan dalam kepemilikan perusahaan. Bagi kelompok ini yang terpenting adalah ikut sertanya mereka sebagai pemilik perusahaan. Pemodal ini cenderung memilih saham-saham perusahaan yang telah mempunyai nama baik. Perubahan harga saham yang kurang berarti tidak membuat mereka gelisah untuk menjual saham yang mereka miliki. 4) Kelompok spekulator Kelompok ini lebih menyukai saham-saham perusahaan yang belum berkembang, tetapi diyakini akan berkembang dengan baik. Pada umumnya pada setiap kegiatan pasar modal, spekulator mempunyai peranan untuk meningkatkan aktifitas pasar dan meningkatkan likuiditas saham. c. Kebijakan Dividen Kas dan Non Kas Kebijakan dividen pada dasarnya menentukan proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan.. Proporsi laba yang dibayarkan sebagai dividen kas dinamakan rasio pembayaran dividen
24
(dividen payout ratio), yaitu perbandingan antara dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham. Selain dividen kas perusahaan dapat mendistribusikan labanya dalam bentuk pemecahan saham (stock split) atau pembelian saham kembali. d. Kondisi Perekonomian 1) Tingkat Inflasi Inflasi didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi kecenderungan
kenaikan
harga barang-barang secara terus
menerus. Dalam teori moneter inflasi dapat dibedakan menjadi demand full inflation, yaitu adanya kenaikan permintaan yang melebihi produksi atau persediaan yang ada dari barang tersebut. Serta cost push inflation, kondisi ini diawali saat terjadi penurunan dalam penawaran sebagai akibat kenaikan biaya produksi. 2) Peraturan dan kebijakan pemerintah Peraturan-peraturan baru yang menyangkut industri dimana objek investasi ditanamkan, bila diperkirakan mendorong kinerja secara umum akan menggugah minat investor terhadap saham industri yang bersangkutan. 3) Kondisi industri Harga saham juga relevan dengan jenis industri dimana harga saham dari sektor-sektor yang relatif rentan terhadap perubahan perekonomian pada umumnya relatif lebih stabil.
25
4) Kondisi makro ekonomi global a) Turunnya tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed), investor terdorong untuk mengalirkan dana keberbagai pasar modal dalam tahap pertumbuhan untuk mendapatkan tingkat return yang diinginkan. b) Pergerakan harga saham yang sama di bursa utama dunia, sebagai contoh harga saham telkom di dalam negeri naik akibat menguatnya harga American Depository Receipt (ADR) telkom di Bursa New York e. Gejolak Politik Harga saham dan keputusan investasi seringkali sangat sensitif terhadap gejolak plitik di dalam dan luar negeri. Goncangan politik seringkali tidak bisa diantisipasi dengan tepat, akibatnya pasar cenderung bereaksi secara berlebihan terutama bagi pemodal asing yang tidak merasa aman bagi investasinya. f. Faktor Non Ekonomis Lain 1) Faktor psikologis Harga saham dapat dipengaruhi pula oleh faktor psikologis yang ditimbulkan oleh kepanikan investor (panic selling) yang terdesak akibat suatu kebijakan yang dikenakan terhadap suatu saham oleh institusi pendukung pasar modal. 2) Rumor dan berita-berita yang dikeluarkan oleh emiten maupun pihak lain akibat dari dikeluarkannya Keputusan Bapepam No.
26
Kep. 22/PM/1995 yang mengatur masalah tender saham dimana pemegang saham publik bisa ikut menikmati kenaikan harga atas pengambilalihan dalam jumlah besar, maka pemberitaan yang muncul mengenai kerjasama, akuisisi dan sebagainya langsung berpengaruh terhadap harga sahamnya. 3) Aksi profit taking investor Adanya aksi profit taking yaitu mengambil keuntungan dari gain yang diperoleh sebelumnya akan menekan harga saham secara langsung dari aksi tersebut.
C. Analisis Rasio Keuangan Dalam mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos-pos yang ada dalam laporan keuangan merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi dari suatu perusahaan. Salah satu analisis hubungan yang sering digunakan adalah analisis atas rasio keuangan. 1. Arti dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan. Dalam
hal
ini
rasio
menggambarkan
suatu
hubungan,
penggabungan atau perimbangan (mathematical Relationship) antara suatu pos tertentu dengan pos lainnya. Rasio ini dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu
perusahaan,
terutama
bila
rasio
tersebut
akan
dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
27
Seperti halnya alat-alat analisis lainnya, analisis rasio keuangan merupakan alat analisis yang future oriented. Oleh karena itu, analisis harus mampu untuk dapat menyesuaikan faktor faktor yang ada pada current period dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan dapat mempengaruhi posisi keuangan dari hasil operasi dari suatu perusahaan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat dari analisis rasio tergantung pada analisis dalam menginterprestasikan rasio-rasio keuangan yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas suatu perusahaan. Namun untuk dapat mengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding atau rasio dalam industri secara keseluruhan yang sejenis yang digunakan sebagai standar rasio (rasio rata-rata). Standar rasio ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang pasti karena standar rasio merupakan hasil rata-rata dari perusahaan yang sejenis yang mempunyai kondisi keuangan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena dasar dari analisis rasio adalah laporan keuangan yang merupakan kombinasi antara recording fact, kebiasaan-kebiasaan dalam praktek akuntansi keuangan dan personal judgement
2. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang sangat berguna tetapi tidak terlepas dari beberapa keterbatasan dan harus digunakan secara hati-hati. Rasio disusun dari laporan keuangan perusahaan, oleh karena itu
28
keterbatasan yang melekat pada analisis rasio sebagai akibat dari keterbatasan laporan keuangan dan akuntansi keuangan. Menurut Sutrisno (2005:12) keterbatasan analisis rasio antara lain : a. Laporan keuangan disusun berdasarkan data historis artinya data yang sudah lewat. b. Proses penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan (accounting estimates and personal judgement). c. Akuntansi keuangan hanya melaporkan informasi yang bersifat material artinya penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. d. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya. e. Adanya berbagai alternatif penggunaan metode akuntansi yang dapat diterapkan oleh perusahaan, misalnya perbedaan dalam penyusutan yang digunakan oleh suatu perusahaan. f. Adanya perbedaan dalam penentuan tahun atau periode akuntansi yang diterpkan oleh perusahaan. g. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak bisa dikuantifikasikan dan umumnya diabaikan. h. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
29
Rasio modal kerja atau likuiditas tidak hanya bank dan para kreditur jangka pendek saja yang terutama memperhatikan terhadap angka-angka rasio modal kerja. Tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Serta penting bagi kreditur jangka panjang dan pemegang saham yang setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa datang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini yaitu di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Menara II lantai 1 Galeri Edukasi BEI, yang berlokasikan di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12910. 1. PT. ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk Perusahaan didirikan dalam rangka UU No. 1 Tahun 1967 dan No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, akta notaris tanggal 7 Oktober 1971. ruang lingkup perusahaan meliputi usaha manufaktur, ekspor dan impor kaca lembaran dan kaca otomotif. 2. PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk Perusahaan didirikan tanggal 28 februari 1973. Perusahaan berkantor pusat di kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di Bekasi, Citeurep dan Mekarsari, jawa Barat. Perusahan bergerak dalam industri air minum dalam kemasan. 3. PT. ASTRA OTOPARTS Tbk Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris No. 50 tanggal 20 September 1991. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor, industri logam dan industri plastik baik lokal maupun ekspor.
31
4. PT. SEPATU BATA Tbk. Didirikan pada 15 Oktober 1931 Perusahan termasuk dalam anggota Bata Shoe Organization (BSO). Perusahaan brlokasi di Jakarta, bergerak dalam bidang penghasil berbagai jenis sepatu baik lokal maupun ekspor. 5. PT. BAT INDONESIA Tbk BAT Indonesia (perseroan) didirikan berdasarkan akta notaris Kartini Mulyani S.H No. 199 tanggal 23 September 1979. kegiatan komersial dimulai tanggal 7 Agustus 1917, usaha dalam bidang manufaktur, pemasaran dan penjualan cerutu, rokok dan paroduk tembakau. 6. PT. CITRA TUBINDO Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 23 Agustus 1983. Kantor pusat terletak di Kabil Indonusa Estate, Jln Hang Kesturi Km 4, Batam. Kegiatan komersial meliputi fasilitas untuk industri minyak, jasa penguliran pipa dan pipa baja tanpa kampuh. 7. PT. DARYA VARIA Tbk Perusahaan didirikan tanggal 5 Februari 1976 dari notaris Abdul Latief, S.H. Perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan dan industri produk-produk farmasi, kimia yang berhubungan dengan farmasi dan perawatan kesehatan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan Bogor. 8. PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk Didirikan dengan nama ”NV The GoodYear Tyre Rubber Company Limited” tanggal 26 Januari 1917. Pabrik perusahaan dibangun tahun 1935
32
di Bogor sebagai pabrik ban pertama di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang industri ban untuk kendaraan bermotor. 9. PT. GUDANG GARAM Tbk Perseroan yang semula bernama PT. Perusahaan Rokok Tjap” Gudang Garam” didirikan di Kediri tanggal 30 juni 1971. Perseroan bergerak dibidang industri rokok. Kantor pusat di Jl Semampir II/1 Kediri, Jawa Timur, kantor perwakilan Jakarta di Jl Jenderal A. Yani 79. 10. PT. GAJAH TUNGGAL Tbk Didirikan berdasarkan tanggal 24 agustus 1951 di Jakarta. Kantor pusat terletak di Wisma Hayam Wuruk Lantai 10, Jakarta dan pabrik berlokasi di Tangerang. Ruang lingkup kegiatan bidang industri pembuatan barangbarang dari karet, termasuk ban dalam dan ban luar segala jenis kendaraan. 11. PT. HM. SAMPOERNA Tbk Perusahaan didirikan di Indonesia pada tanggal 19 oktober 1963, kegiatan perusahaan meliputi industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan lain. Perusahaan berdomisili di Surabaya, dengan kantor pusat di Jl. Rangkat Industri raya No.18 Surabaya. 12. PT. SUMI INDO KABEL Tbk Perusahaan didirikan tanggal 23 Juli 1981 berdasr akta notaris Chusu Nuduri Atmadireja No. 121, perusahaan bergerak dalam produksi kawat enamel, kabel listirk dan telekomunikasi. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di desa Pasir Jaya, Tangerang.
33
13. PT. INDAL ALUMINIUM INDUSTRY Tbk Perseroan didirikan tanggal 16 Juli 1971, Ruang lingkup kegiatan meliputi bidang manufaktur aluminium sheets rolling mill dan papan gypsum. 14. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Didirikan pada tangal 5 Desember 1933. Kantor pusat berlokasi di gedung Ariobimo Sentral lantai 12, Jl. H.R. Rasuna Said X-2 Kav. 5 Jakarta. Kegiatan usaha meliputi pembuatan sabun, detergen, margarin, dan makanan berinti susu, es krim dan produk-produk kosmetika. 15. PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA Tbk Didirikan di Indonesia tanggal 16 Januari 1985, pabrik semen berada di Citereup-Bogor, Palimanan-Cirebon dan di Terjun Kalimantan Selatan, jumlah keseluruhan kapasitas produksi 15,4 juta ton Clinker pertahun. 16. PT. JAYA PARI STEEL Tbk Didirikan tanggal 18 Juli 1973, kegiatan usaha meliputi bidang industri besi dan baja. Kantor pusat dan pabrik terletak di Jl. Margomulyo No. 4 Surabaya. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1976. 17. PT. KALBE FARMA Tbk Didirikan tahun 1968, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi bidang industri dan distribusi produk farmasi. Perusahaan berlokasi di kawasan industri Delta Silikon, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. 18. PT. LION METAL WORKS Tbk Perusahaan didirikan dalam rangka UU No. 1 Tahun 1967 dan No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, akta notaris tanggal 16
34
Agustus 1972. lingkup usaha meliputi industri peralatan kantor, pabrikasi lainnya dan logam. Kegiatan komersial dimulai sejak tahun 1974. 19. PT. LIONMESH PRIMA Tbk Perusahaan tanggal 14 Desember 1982 berdasar akta notaris Drs. Gde Ngurah Rai S.H No. 28. Lingkup kegiatan meliputi industri besi kawat weldmest dan sreel fabrication. Beroperasi secara komersial tahun 1984. 20. PT. MUSTIKA RATU Tbk Perusahaan didirikan tanggal 14 Maret 1978, kegiatan perusahaan meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetika tradisional serta minuman sehat. Perusahaan berdomisili di JL. Gatot Subroto, Jakarta dan pabrik berlokasi di JL. Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur. 21. PT. MAYORA INDAH Tbk Perusahaan didirikan bulan mei 1978. Ruang lingkup usaha industri, perdagangan serta agen perwakilan. Perusahaan berdomisili di Tangerang dengan pabrik berlokasi di Tangerang dan Bekasi. 22. PT. BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA Tbk Perusahaan didirikan berdasarkan akta No. 247 tanggal 11 April 1987 di Jakarta. Kantor pusat beralamat di Menara Rajawali lantai 23, Jln Mega Kuningan Lot 5.1 12950. kegiatan utama bidang rokok, industri pembangunan, kehutanan dan jasa. 23. PT. HOLCIM INDONESIA Tbk Perusahaan sebelumnya bernama PT Semen Cibinong Tbk didirikan pada sejak 15 Juni 1971 lalu menjadi PT Holcim Indonesia Tbk 1 Januari 2006
35
di jakarta. Perusahaan bergerak dalam bidang industri semen. 24. PT. SEMEN GRESIK Tbk Perseroan didirikan dengan akta Notaris Raden Mr. Soewandi No. 41, dan berkantor pusat di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur. ruang lingkup kegiatan meliputi berbagai kegiatan industri, namun kegiatan utamanya dalam sektor industri semen. 25. PT. MANDOM INDONESIA Tbk Didirikan tahun 1967, ruang lingkup perusahaan meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian dan kemasan plastik. Perusahaan berlokasi di Jakarta dan kawasan MM 2100, Cibitung Jawa Barat. 26. PT. PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 2 oktober 1972. Kantor pusat dan pabrik terletak di Jalan Rata Surabaya Mojokerto, Sidoarjo, Jawa Timur. Ruang lingkup usaha meliputi pulp, kertas dan hasil-hasil produksi kertas. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1977. 27. PT. SURYA TOTO INDONESIA Tbk Perusahaan didirikan tanggal 11 Juli 1977. Kantor pusat terletak di Gedung Toto Jln Tomang Raya No. 18 Jakarta Barat. Ruang lingkup kegiatan meliputi memproduksi dan menjual produk sanitary dan fittings serta perabotan marblite dan sistem dapur. 28. PT. TEMPO SCAN PACIFIC Tbk Perusahaan didirikan dalam rangka UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Asing dengan nama PT Scanchemie dan berganti nama
36
tanggal 20 mei 1970. ruang lingkup usaha pada bidang farmasi. 29. PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk Perusahaan didirikan dengan akta No.8 tanggal 2 November 1971 yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, S.H, notaris di Bandung. Kegiatan usaha dalam industri makanan dan minuman khususnya minuman aseptik yang dikemas dengan teknologi UHT. 30. PT. UNILEVER INDONESIA Tbk Didirikan pada tanggal 5 Desember 1933. Kantor perseroan terletak di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta dan pabrik di Bekasi dan Surabaya. Kegiatan usaha perseroan meliputi pembuatan sabun, detergen, margarin, dan makanan berinti susu, es krim dan produk-produk kosmetika.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kausal yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variable) yaitu tingkat perputaran modal kerja terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu fluktuasi harga saham.
C. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap penelitian yang keberadaannya harus diuji secara empiris. Dalam hal ini adalah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hipotesis terbagi menjadi hipotesis 0 ( nol ) dan hipotesis alternatif ( Ha ).
37
Hipotesis 0 ( nol ) adalah hipotesis yang diharapkan akan ditolak, sedangkan hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang ingin dipastikan atau diterima dalam penelitian. Penolakan atau penerimaan hipotesis didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan uji statistik. Berdasarkan masalah pokok penelitian, dihipotesiskan sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh tingkat perputaran modal kerja terhadap fluktuasi harga saham manufaktur. Ha :
Ada pengaruh tingkat perputaran modal kerja terhadap fluktuasi harga saham manufaktur.
D. Sampel Penelitian Metode teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu sampel, agar sampel yang diambil dapat mewakili (representatif) dari populasinya. Sample meliputi 30 perusahaan industri manufaktur, diantaranya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dasar dan kimia, aneka industri dan bidang industri barang dan konsumsi. Adapun kriteria-kriteria yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember tahun 2005, 2006 dan 2007. 2. Saham perusahaan masih aktif diperdagangkan di bursa saham. 3. Modal kerja netto perusahaan yang akan dijadikan sampel mempunyai nilai modal kerja positif dalam tahun yang diteliti.
38
Perusahaan industri manufaktur di BEI yang dijadikan sampel pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Industri Manufaktur di BEI NO.
STOCK
NAMA EMITEN
1. AMFG ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk 2. AQUA AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk 3. AUTO ASTRA OTOPARTS Tbk 4. BATA SEPATU BATA Tbk. 5. BATI BAT INDONESIA Tbk 6. CTBN CITRA TUBINDO Tbk 7. DVLA DARYA VARIA Tbk 8. GDYR GOODYEAR INDONESIA Tbk 9. GGRM GUDANG GARAM Tbk 10. GJTL GAJAH TUNGGAL Tbk 11. HMSP HM. SAMPOERNA Tbk 12. IKBI SUMI INDO KABEL Tbk 13. INAI INDAL ALUMINIUM INDUSTRY Tbk 14. INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk 15. INTP INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA Tbk 16. JPRS JAYA PARI STEEL Tbk 17. KLBF KALBE FARMA Tbk 18. LION LION METAL WORKS Tbk 19. LMSH LIONMESH PRIMA Tbk 20. MRAT MUSTIKA RATU Tbk 21. MYOR MAYORA INDAH Tbk 22. RMBA BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA Tbk 23. SMCB HOLCIM INDONESIA Tbk 24. SMGR SEMEN GRESIK Tbk 25. TCID MANDOM INDONESIA Tbk 26. TKIM PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Tbk 27. TOTO SURYA TOTO INDONESIA Tbk 28. TSPC TEMPO SCAN PACIFIC Tbk 29. ULTJ ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk 30. UNVR UNILEVER INDONESIA Tbk Sumber : Kompas (2008)
39
E. Variabel dan Pengukurannya Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Fluktuasi harga saham sebagai variabel terikat merupakan persentase yang menunjukkan berapa besar selisih antara harga saham rata-rata pada suatu periode dengan harga saham rata-rata pada periode sebelumnya dan dibandingkan dengan harga saham rata-rata pada periode sebelumnya. Skala pengukurannya adalah skala rasio kerena skala rasio adalah skala interval dan memiliki nilai dasar yang tidak dapat dirubah. 2. Variabel Bebas (Independent Variable) Perputaran modal kerja sebagai variabel bebas merupakan rasio antara jumlah penjualan dengan jumlah modal kerja netto. Skala pengukurannya adalah skala rasio.
F. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Fluktuasi harga saham (Y)menunjukkan rasio antara harga saham rata-rata pada suatu periode dikurangi harga saham rata-rata pada periode sebelumnya dan dibandingkan dengan harga saham rata-rata pada periode sebelumnya. Data harga saham yang digunakan adalah harga saham ratarata tahunan yang diperoleh dari kurs bulanan. Pemilihan harga saham
40
tahunan, karena harga ini mencerminkan permintaan dan penawaran yang terjadi sehingga menunjukkan pergerakan harga sahamnya. (%) Fluktuasi harga saham =
Pt − Pt −1 Pt −1
2. Perputaran modal kerja (X) menunjukkan perbandingan (rasio) antara jumlah penjualan dengan jumlah modal kerja pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Rasio ini menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan
modal
kerja
perusahaan
dalam
operasinya
untuk
menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Jumlah penjualan dan jumlah penjualan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jumlah netto. Penjualan Perputaran Modal Kerja = Modal Kerja Bersih G. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan (field research) Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data-data primer dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data tersebut diperoleh langsung dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian kepustakaan (library research) Metode ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder guna mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur yaitu mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
41
H. Metode Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan analisa statistik, dengan bantuan (Statistik Product and Service Solution ) SPSS 12.0 for windows untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dan menguji hipotesis yang diajukan. Analisa ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. adapun analisa statistik yang diguinakan adalah sebagai berikut :
1. Statistik Deskriptif Deskriptif Statistik
adalah
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskriptifkan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dalam penggunaan statistik deskriptif ini, penulis memberikan gambaran tentang data yang digunakan.
2. Uji Normalitas Data Untuk uji asal data dari normalitas digunakan uji sampel Kolmogorov-Smirnov sebab metode ini dirancang untuk menguji keselarasan pada data yang kontinyu. Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara
42
normal data dengan bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median.
3. Analisis Koefisien Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Analisi regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat perputaran modal kerja terhadap fluktuasi harga saham manufaktur. Selain itu pula dengan menggunakan analisis regresi dapat kita ketahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dan bagaimana arah hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam analisa regresi sederhana, hubungan anatar satu variabel dengan variabel lainnya biasa ditulis dengan persamaan : Y = a + bx Nilai kofisien regresi atau b diperoleh dengan mengunakan program SPSS. Dimana : Y = taksiran nilai fluktuasi harga saham manufaktur pada tingkat perputaran modal kerja a = nilai fluktuasi harga saham manufaktur apabila tingkat perputaran modal kerja nol ( x = 0 ). b = perubahan nilai fluktuasi harga saham manufaktur apabila terjadi perubahan satu satuan tingkat perputaran modal kerja. X = tingkat perputaran modal kerja.
43
4. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) yang digunakan dalam penelitian ini yang ditujukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antar 0 sampai 1.
5. Uji Hipotesis Koefisien Regresi (t-test) Uji statistik t dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tersebut. Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : b = 0, jika b = 0 berarti tidak ada pengaruh antara tingkat perputaran modal kerja terhadap fluktuasi harga saham manufaktur. Ha : b ≠ 0, jika b ≠ 0 berarti ada pengaruh antara tingkat perputaran modal kerja terhadap fluktuasi harga saham manufaktur. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coeffisien. Nilai dari uji t–test dapat dilihat pada kolom sig. pada variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (p-value < 0,05), atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two tailed α = 5% maka tα/2, n-1, nilai 1 merupakan variabel independen) maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan dan terdapat pengaruh antara variabel independen dan dependen.
BAB ΙV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
Fluktuasi_harga_saham
N 30
Minimum -.46
Maximum .57
Mean .1230
Std. Deviation .22953
Perputaran_modal_kerja
30
1.15
28.89
5.8877
5.51055
Valid N (listwise)
30
Dari tabel 4.1 dapat dilihat nilai rata-rata atau mean dan standar defiasi berturut-turut yaitu : Fluktuasi saham : .1230 dan .22953, tingkat perputaran modal kerja : 5.8877 dan 5.51055. Diketahui juga bahwa fluktuasi saham manufaktur yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada PT Citra Tubindo Tbk sebesar 0.57 atau 57 %, sedangkan penurunan harga saham yang cukup signifikan terjadi pada PT. Tempo Scan Pasific Tbk yaitu sebesar 0.46 atau 46 %. (lampiran 6) Tingkat perputaran modal kerja dari tahun 2005 sampai dengan 2007 yang menunjukkan keefektifan modal kerja yang dimiliki perusahaan yaitu, tertinggi terjadi pada PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 28.89 dan terendah pada PT Lion Metal Works Tbk sebesar 1.15. (lampiran 8)
45
B. Hasil Uji Normalitas Data Sebagai salah satu syarat agar model regresi linier sederhana layak untuk dilanjutkan maka diperlukan adanya uji normalitas data dari masingmasing variabel data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sehingga data yang diuji nantinya dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Dari data yang didapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Fluktuasi_harga _saham 30
N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
Perputaran_mo dal_kerja 30
.1230
5.8877
.22953
5.51055
.076
.232
Positive
.069
.232
Negative
-.076
-.195
Kolmogorov-Smirnov Z
.416
1.270
Asymp. Sig. (2-tailed)
.995
.080
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig. Dua sisi fluktuasi harga saham dan perputaran modal kerja masing-masing yaitu 0.995 dan 0.080 atau probabilitas diatas 0,05 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa dari hasil uji normalitas data melalui One Sample K-S Test ternyata berdistribusi normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data variabel keduanya normal dan dapat dilanjutkan ke regresi.
46
C. Analisis Koefisien Regresi Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dan dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat perputaran modal kerja dengan fluktuasi harga saham manufaktur, selain itu dengan analisis regresi dapat kita ketahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dan bagaimana arah hubungan antara kedua variabel tersebut. Dengan menggunakan program SPSS Versi 12 dapat diketahui besarnya koefisien regresi yang dihasilkan dari tahun 2005 sampai dengan 2007 yaitu :
Tabel 4.3 Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered Perputaran_modal _kerja(a)
Variables Removed
Method
.
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Fluktuasi_harga_saham
dapat dilihat pada tabel Variables Entered/Removed bahwa variabel dapat dimasukkan yaitu perputaran modal kerja yang akan diteruskan kepengujian berikutnya (all requested variable entered) dan tidak ada yang dikeluarkan.
47
Tabel 4.4 Hasil Persamaan Regresi Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B .073
Std. Error .062
.009 a Dependent Variable: Fluktuasi_harga_saham
.008
1
(Constant) Perputaran_modal_kerja
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .205
1.180
.248
1.107
.278
Didalam tabel 4.4 di atas, persamaan regresi yang terbentuk berdasarkan hasil analisa menunjukkan : Y = 0.073 + 0.009X atau Fluktuasi Harga Saham = 0.073 + 0.009 Tingkat Perputaran Modal Kerja Dari persamaan tersebut maka dapat diartikan bahwa setiap peningkatan satu kali (1x) tingkat perputaran modal kerja (X) maka akan menaikkan fluktuasi harga saham manufaktur (Y) sebesar 0.009 % dan persamaan tersebut menunjukkan tingkat perputaran modal kerja selama tahun 2005 - 2007 memberikan kontribusi positif terhadap fluktuasi harga saham manufaktur atau dengan kata lain bahwa tingkat perputaran modal kerja tahun 2005 - 2007 menaikkan nilai fluktuasi harga saham manufaktur.
D. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh nyata antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
48
Dengan menggunakan program SPSS Versi 12 dapat diketahui besarnya koefisien regresi yang dihasilkan pada tahun 2005 sampai dengan 2007 yaitu :
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Tingkat Perputaran Modal Kerja dengan Fluktuasi Harga Saham Manufaktur Model Summary
Model 1
R .205(a)
R Square
Adjusted R Square
.042
.008
Std. Error of the Estimate .22864
a Predictors: (Constant), Perputaran_modal_kerja
Hasil pengujian diketahui bahwa koefisien determinasi (R Square) untuk tahun 2005 - 2007 yaitu sebesar 0.042 ini artinya bahwa pengaruh tingkat perputaran modal kerja yang dapat dijelaskan oleh garis regresi adalah sebasar 4,2 % dan sisanya sebesar 95,8 % pengaruhnya tidak dapat dijelaskan oleh garis regresi tersebut. Atau dengan kata lain tingkat perputaran modal kerja mempengaruhi fluktuasi harga saham manufaktur sebesar 4,2 % dan sisanya 95,8 % dipengaruhi oleh faktor lain selain tingkat perputaran modal kerja.
49
E. Uji Hipotesis Koefisien Regresi (Uji-t) Di dalam analisis regresi yang telah ada perlu dilakukan uji hipotesis atas persamaan regresi tersebut, dengan maksud untuk mengetahui apakah hipotesis awal yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti benar adanya atau sebaliknya. Sebelum melakukan analisis pengaruh tingkat perputaran modal kerja terhadap fluktuasi harga saham manufaktur maka perlu dibuat suatu hipotesis terlebih dahulu, hipotesis tersebut yaitu : Ho : b = 0, jika b = 0 berarti tingkat perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham manufaktur. Ho : b ≠ 0, jika b ≠ 0 berarti tingkat perputaran modal kerja berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham manufaktur. Dimana level of significant = 95 % atau α = 5 % Berdasarkan probabilitas : Jika propabilitas > 0,05 Ho dterima Jika probabilitas < 0,05 Ho ditolak Kriteria pengujian dari uji t yaitu dengan membandingkan t-hitung (to) dengan t tabel (α) : Jika statistik t hitung < statistik t tabel, maka Ho diterima Jika statistik t hitung > statistik t tabel maka Ho ditolak Variabel perputaran modal kerja memiliki p-value dalam kolom sig. Yaitu 0,278 > 0,05 sedangkan t-hitung 1,107 < t-tabel 2,045 (t0,025;
29
two
tailed), yang artinya kedua perhitungan menunjukkan tidak signifikan. Dalam
50
pengambilan hipotesis, maka Ha ditolak yang berarti perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham emiten.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A KESIMPULAN Berdasarkan data yang dikumpulkan dan telah dilakukannya analisis dengan menggunakan pengujian secara statistik antara lain : statistik deskriptif, uji normalitas data, analisis regresi sederhana, analisis koefisien determinasi, serta uji hipotesis dengan t-test. Maka dapat diberi kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perhitungan maka variabel perputaran modal kerja emiten memiliki nilai sig. Yaitu 0,278 > 0,05 sedangkan t-hitung 1,107 < t tabel 2,045 yang berarti keduanya menunjukkan tidak signifikan. 2. Tingkat perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fluktuasi harga saham manufaktur di Bursa Efek Indonesia, yaitu hanya memberi pengaruh sebesar 0,042 atau 4,2 %. fluktuasi harga saham manufaktur dipengaruhi oleh faktor lain selain tingkat perputaran modal kerja, yaitu sebesar 0.958 atau 95,8 %.
B Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi para investor dan calon investor diharapkan lebih memperhatikan faktor fundamental (kinerja dari emiten) selain juga dari faktor perdagangan efek dan faktor lingkungan seperti tingkat inflasi, sehingga keputusan investasi yang diambil tepat dan menguntungkan.
52
2. Setiap perusahaan manufaktur diharapkan dapat menjaga tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitasnya demi kelangsungan usaha. Selain memperhatikan sumber dan penggunaan modal kerjanya agar tingkat efisiensi dapat lebih maksimal. 3. Bagi rekan-rekan yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan harga saham, sebaiknya menitikberatkan pula pada informasi yang berhubungan dengan faktor-faktor teknis dan faktor lingkungan serta menambah jumlah sampelnya. Penelitian dapat difokuskan untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor ekstern dalam pengambilan keputusan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Cornelius Trihendradi. 2005. SPSS 12 Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya, Penerbit Andi, Yogyakarta. Husein Umar. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Iskandar Z. Alwi. 2003. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Yayasan Pancur Siwah, Jakarta. Jonathan Sarwono. 2004. Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 12, Penerbit Andi, Yogyakarta. M. Fakhruddin. 2006. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. M. Manullang. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Said K. Asnawi dan Chandra Wijaya. 2006. Metode Penelitian Keuangan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sofyan Syafri Harahap. 2004. Teori Akuntansi : Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan : Teoori Konsep dan Aplikasi, Ekonisia, Yogyakarta. Tjiptono Darmadji. 2005. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI DATA PRIBADI
Nama
:
Harry Agus Saputro
Tempat Tanggal Lahir
:
Jakarta, 05 September 1985
Agama
:
Islam
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Status
:
Belum Menikah
Alamat
:
Jl. Bulak Sari Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan 12320
Telepon
:
021-94493434 / 085697664944
Kewarganegaraan
:
Indonesia
PENDIDIKAN
1. SD Negeri 02 Pesanggrahan
Jakarta
(1991-1997)
2. SLTP Negeri 177 Pesanggrahan
Jakarta
(1997-2000)
3. SMU Negeri 90 Petukangan
Jakarta
(2000-2003)
4. Universitas Mercu Buana
Jakarta
(2003-2008)