PENGARUH REAKSI IMUNISASI CAMPAK TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI CAMPAK DI KOTA SEMARANG
EFFECT OF MEASLES IMMUNIZATION REACTION TOWARDS THE MOTHER’S ATTITUDE AND BEHAVIOR IN THE IMPLEMENTATION OF MEASLES IMMUNIZATION IN SEMARANG CITY
JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Strata-1 Kedokteran Umum
BONG STEVANA DE G2A009108
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KTI
PENGARUH REAKSI IMUNISASI CAMPAK TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI CAMPAK DI KOTA SEMARANG Disusun oleh: BONG STEVANA DE G2A009108
Telah disetujui: Semarang, 4 September 2013 Pembimbing
dr. Asri Purwanti, Sp.A(K), M.Pd. 19551106 198302 2 001 Ketua Penguji
dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) 19681221 199903 1 001
Penguji
Dr. dr. M. Mexitalia, Sp.A(K) 19670227 199509 2 001
PENGARUH REAKSI IMUNISASI CAMPAK TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI CAMPAK DI KOTA SEMARANG Bong stevana DE1, Asri Purwanti2 ABSTRAK Latar Belakang: Campak merupakan penyakit yang sering didapati pada anak meskipun kenyataanya campak dapat dicegah cukup dengan imunisasi. Beberapa daerah di Semarang masih terdapat KLB campak, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah takutnya orangtua untuk mengimunisasikan anaknya.. Tujuan:Menganalisis hubungan reaksi imunisasi Campak dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak di Kota Semarang. Metode: Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah Ibu yang memiliki anak dengan usia 9 bulan- 1 tahun yang datang ke 9 puskesmas pada periode April-Juli 2013. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner terpimpin yang telah diujicobakan. Data dianalisis dengan uji regresi linear menggunakan SPSS ver 17 for Windows dengan nilai p<0,05. Hasil: Jumlah responden sebanyak 97 orang, Pendidikan terbanyak SD dan tamat SMP (55,6%), pekerjaan ibu terbanyak adalah ibu rumah tangga (66%). Sebanyak 87 anak (89,7%) mengalami reaksi campak ringan. Sebanyak 56,7% ibu bersikap cukup terhadap imunisasi, dan 80,4% ibu berperilaku cukup terhadap imunisasi. Tidak ada hubungan anatara reaksi imunisasi Campak dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak di Kota Semarang. Kesimpulan:Tidak ada hubungan antara reaksi imunisasi Campak dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak di Kota Semarang. Kata kunci: Imunisasi, Campak, Reaksi Imunisasi, Sikap, Perilaku
1
Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK UNDIP Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP Semarang
2
EFFECT OF MEASLES IMMUNIZATION REACTION TOWARDS THE MOTHER’S ATTITUDE AND BEHAVIOR IN THE IMPLEMENTATION OF MEASLES IMMUNIZATION IN SEMARANG CITY Bong Stevana DE1, Asri Purwanti2 ABSTRACT Background. Measles is a disease that is often found in children although in fact quite measles can be prevented by immunization. In some areas in Semarang there are still many outbreaks of measles, one of the factor is parent’s fear to immunizing their children Aim. To analyze how big the influence of Measles immunization reaction towards mother’s attitude and behavior in the implementation of Measles immunization in Semarang city. Method. The research design is observational using cross sectional as the base of the design. Subject of the research is mothers who have children with age ranged between 9 month to 1 year that come to 9 Health center at April-July 2013. Data collection is done with filling out the guided questionnaire which has already been tested. Data was analyzed with Linear regression test using SPSS ver 17 for Windows with valueof p<0,05. Result. There is 97 respondent, most elementary education and graduated from junior high school (55.6%), most mothers work are housewives (66%). A total of 87 children (89.7%) had mild reaction to measle. 56.7% of women were fair toward immunization, and 80.4% of mothers behave fairly towards immunization There was no correlation between measles immunization reaction and the mother’s attitude and behavior in the implementation of measles immunization in Semarang City. Conclusion.There was no correlation between measles immunization reaction and the mother’s attitude and behavior in the implementation of measles immunization in Semarang City. Keywords : Immunization, measles, immunization reactions, attitudes, behaviour
1
Undergraduate Student, Medical Faculty of Diponegoro University Pediatric Department Staff, Medical Faculty of Diponegoro University
2
PENDAHULUAN Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash). Campak biasanya menyerang anak-anak dengan derajat ringan sampai sedang. Penyakit ini dapat meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat peradangan otak (enselafitis). 1 Penyakit campak ada diseluruh dunia, biasanya terjadi pada awal musim hujan. 2 Pada awal 1980, cakupan imunisasi compak global hanya 20% sehingga didapat lebih dari 90 juta kasus. Pada tahun 1990 dengan cakupan imunisasi global sekitar 80%, kasus campak yang terjadi turun hingga 20 juta kasus. Karena itu World Health Organization (WHO) dengan MDG’s programnya The Expanded Programme on Immunization (EPI)
telah mencanangkan target global untuk
mereduksi program campak sampai 90,5% dan mortalitas hingga 95,5% dari tingkat sebelum EPI pada 1995.2 Di indonesia sendiri program eliminasi campak hingga saat ini terus dilakukan. Strategi utama untuk eliminasi campak adalah melakukan imunisasi campak massal pada anak umur 9 bulan hingga 12 tahun, meningkatkan cakupan imunisasi rutin pada bayi berumur 9 bulan, serta melakukan pemantauan intensif dan pemberian imunisasi campak di sekolah dasar.2 Menurut Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011,cakupan imunisasi campak di Indonesia sangat bervariasi di tiap-tiap provinsi. Cakupan imunisasi Campak pada tahun 2011 mencapai 96,7 %, sedangkan cakupan imunisasi Campak mencapai 97,9 % 3
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2011,target imunisasi campak di Indonesia
telah tercapai secara keseluruhan. Namun,jika ditinjau dari pelaksanaan imunisasi campak di tiap-tiap provinsi,program imunisasi ini belum terlaksana secara maksimal. Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satunya karena ketakutan terhadap reaksi imunisasi campak dan faktor-faktor lain yang menyebabkan tidak berjalannya pelaksanaan imunisasi campak secara maksimal. Berdasarkan data dari Dinkes
Jateng,dari 70 kasus KIPI, didapatkan 7 meninggal. Dua kasus pada imunisasi wajib dan 5 kasus pada imunisasi campak.4 Berdasarkan fakta yang ada, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh reaksi imunisasi campak terhadap sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi campak agar dapat meningkatkan efektifitas program imunisasi campak yang ada serta dapat mengevaluasi dan mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mengubah persepsi ibu yang salah tentang imunisasi. Hal ini dikarenakan orang tua khususnya ibu, memegang peran penting dalam pelaksanaan imunisasi campak pada anak. METODE Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan metode cross-sectional. Sampel penelitian adalah Ibu yang memiliki anak dengan usia 9 bulan hingga 1 tahun yang datang ke 9 Puskesmas di Kota Semarang yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu: tinggal minimal selama 6 bulan di wilayah penelitian, tinggal serumah dengan anak, bersedia mengikuti penelitian, dan dapat membaca dan menulis. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu Ibu yang bekerja sebagai tenaga medis dan Ibu yang mengimunisasikan anaknya di praktik dokter spesialis anak.5 Penelitian ini didapatkan 97 responden sebagai sampel penelitian. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas.6 Data yang diambil adalah data karakteristik responden dan data sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah reaksi imunisasi Campak dengan variabel terikat yaitu sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi DPT/HBdan variabel perancu yaitu tingkat pendidikan7-9 dan tingkat perekonomian.
Analisis
menggunakan SPSS 17.
data
dilakukan
dengan
uji
korelasi
Spearman
HASIL Karakteristik Responden Hasil penelitian terhadap responden didapatkan data karakteristik subjek penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 1.Sebagian besar responden tingkat pendidikan tergolong dasar(tamat SD atau lulus SMP) yaitu 54 orang (55,6%).56 orang responden (57,7%) berada pada tingkat perekonomian kurang (pendapatan per bulan < Rp 1.200.000,00). Anak yang mengalami reaksi ringan yaitu 87 anak (89,7%). Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki sikap dan perilaku yang cukup baik terhadap pelaksanaan imunisasi Campak. Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Pendidikan Tidak sekolah & tidak tamat SD TamatSD atau lulus SMP Tamat SMA atau sederajat Tamat Perguruan Tinggi Pendapatan per bulan < Rp 1.200.000,00 > Rp 1.200.000,00 Reaksi Imunisasi DPT/HB Tidak terjadi reaksi Reaksi ringan Reaksi berat Sikap dan Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan Imunisasi DPT/HB Baik Cukup Buruk
Frekuensi N (%) 2 (2,1%) 54(55,6%) 37(38,2%) 4(4,1%) 56 (57,7%) 41 (42,3%) 4(4,1%) 87 (89,7%) 6 (6,2%)
51 (52,6%) 46 (47,4%) 0 (0%)
HubunganReaksi Imunisasi Campak dengan Sikap dan Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan Imunisasi Campak. Setelah melakukan analisis korelasi Spearman, didapatkan nilai signifikansi yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara reaksi imunisasi Campak dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak.
Tabel 2. Hubungan reaksi imunisasi Campak dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak Hubungan
r
p
Reaksi imunisasi Campak dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak
0,110
0,370
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap dan Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan Imunisasi Campak Berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak. Tabel 3. Hubungan tingkat pendidikandengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak Hubungan
r
p
Tingkat pendidikan dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak
0,300
0,003
Hubungan Tingkat Perekonomian dengan Sikap dan Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan Imunisasi Campak Dari hasil analisis, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat perekonomian dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak. Tabel 4. Hubungan tingkat perekonomian dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak Hubungan
r
p
Tingkat perekonomian dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak
0,094
0,466
PEMBAHASAN Persentase terbesar dari sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak terdapat dalam kategori baik (52,6%). Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan orangtua yang sebagian besar (38,2%) berada pada tingkat pendidikan menengah (tamat SMA atau sederajat) serta kemudahan responden dalam mendapatkan informasi serta peranan tenaga kesehatan dalam menyampaikan informasi-informasi seputar imunisasi. Kemampuan untuk menyerap suatu pengetahuan akan semakin baik dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi pula10. Pada pertanyaan seputar pengetahuan responden tentang imunisasi didapatkan 70 responden (72,2%) yang mengetahui tentang reaksi imunisasi. Informasi akan reaksi imunisasi campak sebagian besar mereka dapatkan dari tenaga kesehatan pada puskesmas tempat mereka berobat. Dilain pihak terdapat 58 responden (59,8%) yang pernah mendengar ataupun mengetahui informasi akan gerakan antiimunisasi. Informasi tersebut sebagian besar didapatkan dari tetangga maupun kerabat dekat dan keluarga (50,6%), sedangkan sebagian kecil didapatkan dari media elektronik (5,2%). Sebanyak 85,5% responden tidak setuju terhadap info kampanye antiimunisasi yang mereka dengar. Mayoritas dari responden (88,7%) sudah sadar akan wajibnya imunisasi campak diberikan pada anak berusia 9 hingga 11 bulan dan ini dibuktikan dengan semua anak sudah diimunisasikan campak antara usia 9 hingga 11 bulan. Sedangkan untuk pengetahuan akan imunisasi campak ulangan cukup baik dimana 74 responden (76,3%) sudah mengetahuinya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, didapatkan reaksi imunisasi yang terjadi sebagian besar adalah reaksi imunisasi ringan dan persentase terbesar dari sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak terdapat dalam kategori baik. Setelah melakukan analisis korelasi Spearman, didapatkan hasil
bahwa tidak ada hubungan antara reaksi imunisasi Campak dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak. Selain itu didapatkan hasil bahwa tingkat perekonomian tidak berhubungan dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak. Namun didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi Campak. Saran Perlu diadakannya penelitian dengan cakupan yang lebih luas seperti seluruh puskesmas di kota Semarang dan lebih mencakup banyak aspek termasuk pengetahuan Ibu dan juga petugas imunisasi serta cakupan imunisasi campak di kota Semarang. Perlu ditingkatkan lagi peranan pemerintah maupun ketrampilan tenaga kesehatan dalam menjalin kerjasama dengan ibu dalam sistem pelaksanaan imunisasi, sehingga target cakupan imunisasi di Kota Semarang dapat tercapai. Perlu juga perbaikan dalam sistem pelaporan dan pencatatan kejadian serta penanganan reaksi imunisasi di setiap Puskesmas di Kota Semarang yaitu dengan melaporkan reaksi yang terjadi pada anak mulai setelah imunisasi sampai 7 hari pasca imunisasi. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Asri Purwanti, Sp.A(K), M.Pd. selaku pembimbingKarya Tulis Ilmiah; dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) selaku ketua penguji; dan Dr. dr. M. Mexitalia, Sp.A(K) selaku peguji. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA 1. Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008 2. Sri Rezeki Hadinegoro. Panduan Imunisasi Anak: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati. Jakarta:IDAI;2011 3. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang; 2012. 4. Asri Purwanti. Kasus KIPI di Jateng. Semarang:Komda KIPI Jateng.2007 5. I.G.N. Ranuh, Hariyono Suyitno, Sri Rejeki, Cissy B., Ismoedijanto, Soedjatmiko. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta:Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008;3:160. 6. Sudigdo
Sastroasmoro,
Sofyan
Ismael.
Dasar-Dasar
Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi ke-4. Jakarta: CV. Sagung Seto.B.K. Mandall., et all. Lecture Notes: Penyakit Infeksi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. 7. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.p.58-179. 8. Djaali, Muljono P. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo; 2000.p.28-30. 9. Repository. Bab II Tinjauan Pustaka. Universitas Sumatera Utara. 10. Lubis, IZ, Loebis MS, Manoeroeng SM, Lubis CP. Pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua tentang imunisasi. Majalah Kedokteran Nusantara, Edisi khusus, 1990, 1:1-11