PENGARUH POLA SOSIALISASI TERHADAP TINGKAT PENYESUAIAN DIRI (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Amaliah NIM 1110015000022
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Amaliah
Nama
:
NIM
: I I10015000022
.lurusan
: IImu Pengetahuan Sosial (lPS)
MI]NYATAKAN DENGAN SESLTNGGUI'INYA Bahwa skripsi yang berjudul "Pcngaruh Pola Sosialisasi fcrhadap
fingkat Pcnyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasisrva Jurusan Pendidikan Il'S Semestcr
VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"
adalah benar hasil karya
sendiri di bawah bimbingan dosen Drs. Syaripulloh,M.Si.
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bcltar.rggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
-Iakarta.
LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH POLA SOSIALISASI TERIIADAP TII{GKAT PENT'ESUAIAN DIRI (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi Diajukan l(epada Fakultas llmLr Tarbiy'ah dan Keguruan unluk N.4emenubi Menrperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh:
Amaliah
NIM:
1110015000022
Mengesahkan:
Pembimbing Skripsi
Drs. Syaripulloh, M.Si NIP. 19670909 200701 t 033
JI.IRUSAN
ILMII PENGETAHUAN SOSIAL
IIAKULTAS ILMTI TARBIYAH DAN KEGURTIAN TINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAE
JAKARTA 2014
Sy,ara,t
LE]\{BAR PENGESAHAN
Skipsi berjudul pengaruh pola Sosialisasi Terhadap Pen;,esuaian
Tingkat
Diri (Studi Kasus: Mahasisu,a Jurusan penrlidikan
Semester VI
IpS
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) disusun oleh AMALIAH Nomor Induk Mahasiswa I I 10015000022. dia.lukan
kepacia Fakulras IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah .lakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 25 Seprenrber 2014 di hadapan deivan penguji. Karena itu- penulis berhak memperoleh geJar Sarjana Sl (S.pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu pengerahuan Sosial.
J
paoitia Ujian Munaqasah
akarta, 25 September 20 1 4
Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan/program Studi) Dr. Iwan Purwanto, M.pd NIP. 19730424200801 I 0t2 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/program Studi)
Drs. Syaripulloh, M.Si NIP. 19670909200701 I 033 Penguji I Anissa Windarti, M.Sc NIP. 19820802 201 101 2 00s
?4/ol'- l.olu /"{"...-.
Penguji II Drs. Nurochim, MM NIP. t9590715198403
I
ry,fll 'J"
003
Mengetahui Dekan Fakultas Iimu Tarbiyah dan Keguruan
Nurlena{ifa'i MA. Ph.l)
NIP. 19591020 198603 2
001
Tanda Tangan
TIJI REFERENST
Seluruh referensi -vang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudui
"Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat penyesuaian Kasus: Mahasisrva Jurusan Pendidikan IPS Semester
Diri
(Studi
VI FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta" vang disusun oleh Amaliah, NIM 1110015000022. Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universrtas Islarn Negeri Syaril Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen peinbimbrng sliripsi pada tauggal 5 Septernber 201 .1.
Jakarta, 5 September 2014 Dosen Pembimbing Skripsi
-,,---....,
<___" -tt
a'\
Drs. Syaripultoh, M.Si NrP. 19570909 200701 I 031
ABSTRAK Amaliah (1110015000022). Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Mei-Juni. Sampel penelitian adalah mahasiswa Semester VI yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum.Teknik analisa data menggunakan korelasi Spearman dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan pola sosialisasi mempunyai pengaruh terhadap tingkat penyesuaian diri terbukti dari hasil yang menunjukkan thitung 5,559 > ttabel 2,002 ada hubungan antara kedua variabel terbukti dari hasil korelasi sebesar 0,477, angka tersebut menunjukkan korelasi yang cukup.
Kata Kunci: Pola Sosialisasi, Pesantren, Sekolah umum, Penyesuaian Diri dan Mahasiswa
i
ABSTRACT Amaliah (1110015000022). The Influence of socialization system toward self adaptation level (A Case Study at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3rd year Students of Social Studies Education) This research is investigated to find out the effect of socialization toward self adaptation level. The method which was used of this research is survey method by quantitative approach. This research was conducted at Social Studies Education FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta on May until June. Sample of the research are 3rd year students which has experienced stay at boarding school and public school. Technique of analyzing data used Spearman correlation and linier regression. The result of the data point out that socialization system has an effect toward self adaptation level, it proved by the statistic result that showed t hitung 5,559 < ttabel 2,002and there is a correlation between both variable which showed that the result of correlation about 0,477 it shown that it was standard correlation number.
Keyword: Socialization system, Boarding School, Public School, Adaptation Level and University Students
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat Iman, Islam, serta nikmat sehat wal’afiat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Penulisan Skripsi ini tidak mungkin selesai sebagaimana mestinya tanpa ada bantuan dari semua pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D serta para pembantu dekan. 2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd beserta seluruh staf. 3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si selaku sekretaris jurusan dan dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari. 5. Kedua Orangtua Abah dan Mamah(H. Asep. Saefullah dan Hj. Nurhayati Nufus) yang selalu ada disaat penulis membutuhkan dukungan baik moril, materil maupun spiritual. Terimakasih yang tak terbatas semoga ini adalah bakti awal yang sedikit Ananda berikan untuk membahagiakan kalian. 6. Keluarga tercinta Kakak dan Adik (Kak Arif, Aa Emin dan ica), nenek tersayang (ibu), uwa, paman, bibi, sepupu dan seluruh anggota keluarga
iii
yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman satu jurusan Pendidikan IPS angkatan 2010 yang selalu memberikan semangat. 8. Teman satu perjuangan kelas konsentrasi Sosiologi-Antropologi angkatan 2010terimakasih untuk semua kenangan manis yang kalian berikan dan sukses selalu untuk kita. 9. Sahabat-Sahabat di kampus (ade, mona, dini, nesa, oni, indri, desti, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu) terimakasih untuk ada disaat suka dan duka. 10. Keluarga kosan griya aini (Mbak ar, rina, nita, upi, reva, resti, dian, vina, asmi, kak dila, teh ica, kak findri, kokom, uma, kak umu, kak hikmah, yayan, dan lainnya) yang menjadi keluarga kedua penulis selama merantau di Ciputat. 11. Mahasiswa Semester VI Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berkontribusi menjadi responden dalam penelitian ini. 12. Kepada Muhammad Nurul Amri yang tidak pernah lelah membantu penulis baik secara tenaga dan pikiran serta selalu memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada akhirnya Tak ada gading yang tak retak, begitupun dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangannya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, Amin.
Jakarta, September 2014
Amaliah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ..........................................................................................................v DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii BAB I:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................7 C. Pembatasan Masalah .......................................................................7 D. Rumusan Masalah ...........................................................................7 E. Tujuan Penelitian .............................................................................7 F. Kegunaan Penelitian ........................................................................8
BAB II: KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretik ...........................................................................9 1. Definisi Pengaruh .....................................................................9 2. Pola Sosialisasi .......................................................................10 3. Penyesuaian Diri .....................................................................22 4. Definisi Mahasiswa ................................................................26 5. Definisi Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) ..............27 B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................28 C. Kerangka Berpikir .........................................................................31 D. Hipotesis Penelitian .......................................................................32 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................34 B. Metode dan Disain Penelitian .........................................................35 C. Populasi dan Sampel.......................................................................36 D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................37 E. Instrumen Penelitian .......................................................................38 v
F. Teknik Pengolahan Data ................................................................42 G. Teknik Analisis Data .....................................................................44 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...............................................................................47 B. Uji Prasyarat ..................................................................................61 C. Pengujian Hipotesis ........................................................................62 D. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................66 E. Keterbatasan Penelitian .................................................................67 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .....................................................................................68 B. Saran ..............................................................................................69 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................70
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Dua Cara Sosialisasi .........................................................................13
Tabel 2.2
Kerangka Berpikir .............................................................................31
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan .........................................................................34
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...........................................................39
Tabel 3.3
Tingkatan dan Skor Skala Likert ......................................................41
Tabel 4.1
Uji Validitas .......................................................................................51
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas ...................................................................................53
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................53
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Usia ...............................................53
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Konsentrasi Jurusan .....................54
Tabel 4.6
Aturan Pesantren ...............................................................................54
Tabel 4.7
Hukuman Pesantren ..........................................................................55
Tabel 4.8
Hadiah Pesantren ...............................................................................56
Tabel 4.9
Komunikasi Pesantren ......................................................................56
Tabel 4.10
Aturan Sekolah Umum .....................................................................57
Tabel 4.11
Hukuman Sekolah Umum ................................................................58
Tabel 4.12
Hadiah Sekolah Umum ....................................................................58
Tabel 4.13
Komunikasi Sekolah Umum ............................................................59
Tabel 4.14
Penyesuaian Diri Pesantren ..............................................................59
Tabel 4.15
Penyesuaian Diri Sekolah Umum ....................................................60
Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas ........................................................................61
Tabel 4.17
Hasil Uji Homogenitas .....................................................................62
Tabel 4.18
Data .................................................................................................63
Tabel 4.19
Hasil Korelasi Spearman ..................................................................64
Tabel 4.22
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ................................................65
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Kuesioner Penelitian ......................................................................73
Lampiran 2
Pedoman Wawancara ....................................................................78
Lampiran 3
Data Responden ..............................................................................79
Lampiran 4
Data Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................83
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas .........................................................................85
Lampiran 6
Hasil Wawancara ............................................................................89
Lampiran 7
Hasil Angket ..................................................................................90
Lampiran 8
Hasil Uji Normalitas ......................................................................94
Lampiran 9
r Tabel .............................................................................................95
Lampiran 10 t Tabel ............................................................................................96 Lampiran 11 Surat Izin Melakukan Penelitian ....................................................98 Lampiran 12 Lembar Uji Referensi ....................................................................99 Lampiran 13 Biodata Penulis ...........................................................................106
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika pergi ke kampus atau ke tempat lain, tidak bisa dengan seenaknya berpakaian menurut kehendak sendiri. Tunduk pada aturan atau kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Selama manusia hidup tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain. Seseorang yang tidak hidup dengan manusia lainnya tidak akan dapat berinteraksi dengan orang lain. Hal ini terungkap dari kasus anak-anak yang ditemukan dalam keadaan terlantar (feral children). Ada kisah, yaitu seorang anak laki-laki berusia sekitar 11-12 tahun yang pada tahun 1900 di desa Saint-Serin, Perancis, dan telah ditemukan kasus gadis, berusia tiga belas tahun di California, Amerika Serikat yang disekap ayahnya dalam gudang gelap sejak berumur satu setengah tahun. Light kelller dan Calhoun mengisahkan kasus Anna yang semenjak bayi dikurung ibunya dalam gudang selama lima tahun.1 Dari kasus-kasus tersebut terungkap bahwa anak-anak yang ditemukan tersebut tidak berperilaku sebagai manusia. Mereka tidak dapat berpakaian, buang air besar kecil dengan tertib, atau berbicara. Anna tidak dapat makan 1
Kamanto sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h 23.
1
2
sendiri atau mengunyah dan juga tidak dapat tertawa atau menangis, Genie tidak dapat berdiri tegak. Setelah berkomunikasi dengan masyarakat lambat laun anak-anak ini dapat mempelajari beberapa diantara kemampuan yang dimiliki manusia sebaya mereka, namun mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan cenderung meninggal pada usia muda. Kasus ini memberikan gambaran mengenai apa yang terjadi bila seorang anak tidak disosialisasi dan menunjukkan bahwa meskipun mereka disosialisasi namun kemampuan mereka tidak dapat menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengan mereka. Kasus tersebut memberikan petunjuk bahwa kemampuan tertentu seperti kemampuan berbahasa hanya dapat diajarkan pada periode tertentu dalam kehidupan anak, bila proses sosialisasi terlambat dilaksanakan maka proses tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian saja. Dalam proses sosialisasi, seseorang individu/anak didik belajar tentang perilaku, kebiasaan, dan pola-pola kebudayaan lain. Individu juga belajar tentang keterampilan sosial (social skills) seperti berbahasa, bergaul, berpakaian dan cara makan. Sosialisasi merupakan proses membimbing individu ke dalam dunia sosial.2 Salah satu teori peranan dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku mind, self and society. Menurut Mead, “setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat. Sosialisasi adalah suatu proses dimana di dalamnya terjadi pengambilan peranan (role taking)”.3 Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peranan yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Hampir semua orang sepakat bahwa mengajarkan keterampilan sosial dan emosional yang pantas kepada anak merupakan prioritas utama dan kelak menjadi landasan mental yang sehat serta hidup yang menyenangkan. Anak 2
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada , 2011), h 99 M Elly Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta : Kencana, 2006), h 70-71
3
3
dilahirkan dengan tempramen yang berbeda dan tingkat kecerdasan emosional yang tidak sama. Meskipun demikian, mereka belajar bersikap, keterampilan berinteraktif, serta sifat-sifat baik selama masa-masa prasekolah.4 Setelah masa usia sekolah terjadilah perubahan hubungan anak dengan orangtua. Perubahan tersebut di antaranya disebabkan adanya peningkatan penggunaan waktu yang dilewati anak-anak bersama teman-teman sebayanya. Perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang terjadi dalam perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orangtua-remaja.
Masa
sekolah
juga
menyebabkan
pembagian
pola
pengasuhan antara orangtua dan guru. Dalam sosiologi pola asuh dikenal dengan istilah pola sosialisasi. Pola sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu : 1. Pola sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang didalamnya terdapat sangsi jika pihak-pihak yang tersosialisir seperti anak atau masyarakat melakukan
pelanggaran.
Ciri-ciri
pola
sosialisasi
ini
adalah
menghukum perilaku yang di anggap keliru, hukuman dan imbalan, kepatuhan anak, komunikasi bersifat perintah, sosialisasi berpusat pada orang tua, anak memperhatikan orang tua dan keluarga merupakan dominasi orang tua. 2. Pola sosialisasi partisipatif adalah sosialisasi yang berupa rangsanganrangsangan tertentu agar pihak yang tersosialisasi mau melakukan suatu tindakan. Ciri-ciri pola sosialisasi ini adalah memberikan imbalan bagi perilaku yang baik, hukuman dan imbalan simbolis, otonomi pihak yang disosialisasi, komunikasi sebagai interaksi, sosialisasi berpusat pada anak, orangtua memperhatikan keinginan anak dan keluarga merupakan kerja sama ke arah tujuan.5
4
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003) h 27 5 Agus Santoso, Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian, 2009, (http://agsasman3yk.files.wordpress.com)
4
Setiap orang akan mengalami pola sosialisasi yang berbeda, hal tersebut dikarenakan pola asuh dan latar belakang yang tidak sama. Selain di keluarga, sekolah juga menerapkan pola sosialisasi. Sekolah merupakan agen sosialisasi kedua setelah keluarga yang penting dalam kehidupan manusia. Sekolah perlahan menjadi agen pengganti terhadap apa yang dilakukan oleh keluarga, seiring dengan intensifnya anak memasuki ruang sosial dari ruang sekolah. Jadi sekolah mensosialisasikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, sehingga dipandang sebagai tempat yang menjadi transisi dari kehidupan keluarga ke dalam kehidupan masyarakat.6 Pengalaman atau latar belakang sekolah juga mempengaruhi perilaku seseorang. Ada yang berlatar belakang sekolah umum dan ada juga berlatar belakang pesantren.“sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak”.7 Sosialisasi identik dengan makna penyesuaian diri. Bagian dari pola sosialisasi seperti hukuman yang diberikan, bentuk komunikasi, aturan yang diterapkan dan cara bersosialisasi mempengaruhi bagaimana cara seseorang menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Ada empat cara bagaimana lingkungan mempengaruhi perilaku. Pertama lingkungan menghalangi perilaku, akibatnya juga membatasi apa yang kita lakukan. Kedua lingkungan mengundang atau mendatangkan perilaku, menentukan bagaimana kita harus bertindak. Ketiga lingkungan membentuk diri, dan keempat lingkungan akan mempengaruhi citra diri.8 Terdapat banyak sekali peraturan dan tuntutan yang diberikan sekolah kepada peserta didik menyebabkan sumber stres yang mempengaruhi penyesuaian diri peserta didik. Pertama adalah tuntutan fisik (phsyical demands) yaitu stres siswa yang bersumber dari lingkungan fisik sekolah. 6
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011) h 72-74 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007) h 186 8 R.S Satmoko, Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1990) h 412-414 7
5
Dimensi-dimensi dari lingkungan fisik sekolah yang dapat menyebabkan terjadinya stres siswa ini meliputi, daftar pelajaran, keamanan, penjagaan serta sarana dan prasarana sekolah. Kedua tuntutan tugas (task demands) yaitu tugas-tugas sekolah yang harus dikerjakan dan dihadapi oleh peserta didik yang menimbulkan perasaan tertekan dan stres seperti mematuhi disiplin sekolah, memenuhi tuntutan kurikulum dan menghadapi ujian atau ulangan. Ketiga adalah tuntutan peran (role demands) yaitu berhubungan dengan peran yang dipikul oleh siswa. Keempat tuntutan interpersonal (interpersonal demands) adalah yaitu siswa di tuntut mampu melakukan interaksi sosial dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Stres sekolah mempunyai dampak terhadap kehidupan pribadi anak, baik secara fisik, psikologis, maupun secara psikososial atau tingkah laku. 9 Dari hasil wawancara penulis menunjukkan bahwa mahasiswa lulusan pesantren lebih sering berinteraksi dengan orang lain dibandingkan mahasiswa lulusan sekolah umum hal ini ditunjukkan mahasiswa lulusan pesantren lebih banyak mengikuti organisasi dibandingkan mahasiswa lulusan sekolah umum. Selain itu mahasiswa lulusan pesantren lebih bersosialisasi dari mahasiswa lulusan sekolah umum karena mahasiswa lulusan pesantren mempunyai teman di setiap fakultas di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
sedangkan
mahasiswa
lulusan
sekolah
umum
mempunyai teman hanya di beberapa fakultas saja.10 Selain itu perilaku Mahasiswa lulusan pesantren dan Sekolah Umum juga diamati dan terdapat sebuah kasus di jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mahasiswa yang lulusan pesantren memiliki banyak teman dibandingkan jurusan umum, hal itu terlihat ketika penulis dan teman sekelas yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum saat makan siang di cafe kampus. Anak yang lulusan
9
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) h 293 - 296 10 Hasil wawancara kepada salah satu mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta di kampus yaitu Clara Safitri (lulusan pesantren) dan Ade Robiatu Syarfah (lulusan sekolah umum) kamis, 13 maret 2014
6
pesantren sering bertemu dan mengenal orang-orang disekitar cafe tersebut baik dari jurusan bahkan fakultas yang berbeda. Selain itu mahasiswa lulusan pesantren bisa cepat bersosialisasi dan menyesuaikan diri di lingkungan baru, dilihat saat diperkenalkan kepada teman kosan yang belum dikenalnya, anak lulusan pesantren ini dapat dengan mudah berkomunikasi dengan teman barunya itu. Dia mampu mengikuti alur pembicaraan teman barunya tersebut. Hal itu terlihat juga teman barunya mulai terbuka dan nyaman saat berkomunikasi dengan mahasiswa lulusan pesantren tersebut. Sedangkan ketika memperkenalkan anak lulusan sekolah umum kepada teman kosan, tidak langsung akrab atau saling mengobrol anak lulusan sekolah umum cenderung malu-malu dan segan kepada teman kosan itu. Menurut Burgoon dalam teorinya adaptasi interaksi yaitu, “ketika anda berkomunikasi dengan orang lain, anda memiliki ide umum mengenai apa yang akan terjadi.”11 Perilaku awal dalam interaksi terdiri atas kombinasi dari perilaku verbal dan nonverbal yang mencerminkan posisi interaksi, faktor lingkungan dimana interaksi terjadi, dan tingkat keahlian yang di miliki. Namun, dalam kebanyakan interaksi, perilaku akan berubah begitu juga perilaku lawan bicara mulai saling memengaruhi. Burgoon dan rekan-rekannya telah menemukan, “bahwa cara-cara kita menyesuaikan diri dengan orang lain sebagian besar tergantung pada seberapa jauh orang lain melanggar harapan kita untuk berperilaku”.12 Begitu juga dengan kasus yang ada pada mahasiswa Pendidikan IPS bahwa cara mereka menyesuaikan diri tergantung kepada lingkungan dan latar belakang. Berdasarkan hasil paparan mengenai latar belakang masalah di atas penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri (Stui Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
11
Morissan, Psikologi Komunikasi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010) h 120-121 Ibid h 122
12
7
B. Identifikasi Masalah 1. Adanya perubahan hubungan antara anak dengan orangtua dari masa prasekolah sampai sekolah. 2. Adanya adaptasi yang dicirikan oleh interaksi yang dilakukan antara mahasiswa yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum. 3. Adanya pengaruh pola sosialisasi pendidikan pesantren dan sekolah umum. 4. Adanya perbedaan tingkat penyesuaian diri antara mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan pesantren dan sekolah umum.
C. Pembatasan Masalah Dari hasil identifikasi masalah tersebut maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Tingkat penyesuaian diri mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum. 2. Pola sosialisasi mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum.
D. Rumusan Masalah 1. Apakah pola sosialisasi mempunyai pengaruh terhadap tingkat penyesuaian diri mahasiswa jurusan pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
E. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri mahasiswa jurusan pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8
F. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan dan wawasan serta bahan dalam penerapan metode penelitian khususnya mengenai pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri. a. Bagi peneliti Dapat mengembangkan ilmu menambah pengetahuan teori yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan. b. Bagi Institusi Pendidikan Dapat mengetahui pola sosialisasi yang diterapkan di sekolah baik pesantren maupun sekolah umum c. Bagi masyarakat Dapat dijadikan khazanah keilmuan dan referensi penelitian selajutnya. 2. Manfaat Praktis Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menerapkan pola sosialisasi dan memilih sekolah. a. Bagi Penelitian Dapat memberikan informasi tentang pola sosialisasi yang diterapkan oleh pesantren dan sekolah umum serta mengetahui tingkat penyesuaian diri pada mahasiswa yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum. b. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan rujukan dalam penerapan pola sosialisasi untuk sekolah baik pesantren atau sekolah umum. c. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan alternatif baru dalam memilih sekolah.
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretik 1. Definisi Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.13 Pengaruh menurut para tokoh antara lain: a. Uwe Becker, Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan. b. Norman Barry, Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya. c. Albert R. Roberts & Gilbert, Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.14 13
Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) h 1045 14 Lepank, Pengertian Pengaruh Menurut Beberapa Ahli, 2012 (http://www.lepank.com)
9
10
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Sehubungan dengan
adanya
penelitian
yang
dilakukan
penulis,
pengaruh
merupakan bentuk hubungan sebab akibat antar variabel. 2. Pola Sosialisasi Menurut Soerjono Soekanto, “Sosialisasi yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota”.15 Sedangkan Sosialisasi menurut para tokoh antara lain: a. Kimball Young, mengatakan bahwa sosialisasi merupakan hubungan interaktif dimana seseorang dapat mempelajari kebutuhan sosial dan kultural yang menjadikan sebagai anggota masyarakat. Hal ini tampak bahwa sosialisasi merupakan suatu proses belajar kepada seseorang agar dapat mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, agar nanti dapat hidup di masyarakat dengan layak. b. Thomas Ford Hoult, mengatakan bahwa sosialisasi merupakan proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar dalam kebudayaan suatu masyarakat.16 Sosialisasi dilaksanakan dengan berbagai cara yang berbeda oleh sejumlah besar orang, dan dalam berbagai konteks sosial. Orang tua, teman bermain, guru, rekan, kekasih, suami-istri, anak-anak kesemuanya memegang peranan, dan mereka melakukan hal itu dalam semua lingkungan yang mungkin ada. Sosialisasi dapat dilakukan dengan sengaja ataupun tidak, bersifat formal ataupun informal. Sosialisasi mungkin memerlukan perjumpaan tatap muka, tetapi sosialisasi dilakukan pula dari jarak tertentu, melalui surat, buku dan media massa. Orang yang disosialisasikan dapat bersifat relatif pasif ataupun aktif tergantung pada 15
Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1982) h 59 16 Idi, op.cit. h. 99
11
sampai seberapa jauh mereka dapat mempengaruhi orang yang melakukan sosialisasi atau menuntun sosialisasi diri mereka sendiri. Sosialisasi dapat dilaksanakan demi kepentingan orang yang disosialisasikan atau orang yang melakukan sosialisasi, dan kedua kepentingan tersebut dapat sepadan atau bertentangan. Sosialisasi sering berlangsung secara lancar dengan sedikit saja kesadaran bahwa seseorang sedang membentuk atau dibentuk, sedang mengendalikan atau dikendalikan. Tetapi sosialisasi dapat pula bersifat kasar, dan bahkan kejam, dengan kesadaran bersama mengenai adanya paksaan dan konflik. Dikala individu melangkah dari suatu tahap ke tahap berikutnya di dalam siklus kehidupan, cara belajar dan agen sosialisasi yang berbedabeda saling mengikuti secara sedikit banyak teratur. Dalam masyarakat yang homogen, tempat berbagai kelompok yang mensosialisasi individu cenderung untuk menganut nilai-nilai yang sama, sosialisasi dapat memberikan kepada individu suatu perasaan menjalani suatu karier kehidupan yang tidak terputus-putus, yang didalamnya setiap tahap menimbulkan tahap berikutnya, dan seluruh pengalaman berjalan serasi menurut suatu pola yang bermakna.17 Apabila mengacu pada cara-cara yang dipakai dalam sosialisasi terdapat dua pola, Menurut Jaeger pola sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Sosialisasi Represif (Repressive Socialization) yaitu menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain seperti penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua, penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan titik berat sosialisasi pada orang tua dan pada keinginan orang tua dan peran keluarga sebagai significant other.
17
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi: Suatu Bunga Rampai, (Yayasan Obor Indonesia, 1985) h 169 - 170
12
b. Sosialisasi Partisipatoris (Participatory Socialization) merupakan pola di dalamnya anak diberi imbalan manakala berprilaku baik , hukuman dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan, penekaan diletakkan pada interaksi, komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, keperluan anak dianggap penting dan keluarga menjadi generalized other.18 Pada prinsipnya, participatory socialization memberikan kepada anak kebebasan untuk mencoba-coba segala sesuatu sendiri dan untuk menjelajahi dunia menurut keinginan sendiri. Ini tidaklah berarti bahwa sang anak dibiarkan sendiri saja. Bahkan sebaliknya, pengawasan orang tua banyak diperlukan, tetapi pengawasan tersebut lebih bersifat umum, dan
bukan
terperinci
dan
mencampuri.
Repressive
socialization
memerlukan pengawasan pula bahkan pengawasan yang terperinci sehingga dalam praktek sosialisasi tersebut mengalami banyak perubahan. Sebagai akibatnya, dari sudut pandangan sang anak hukuman tersebut dilaksanakan secara sekehendak hati, tergantung pada apakah ia kedapatan sedang berperilaku keliru dan apakah orang tua berhasrat untuk melaksanakan hukuman Pada dasarnya repressive socialization menitikberatkan ketaatan, hormat kepada atasan dan pengendalian dari luar. Orang tua mungkin menuruti kehendak anak, tetapi mungkin juga mempergunakan hukuman badan, rasa malu, dan cemoohan. Percakapan dua arah antara orang tua dengan anak tidak dianjurkan. Komunikasi cenderung untuk mengarah ke bawah, dari orang tua ke anak, serta berbentuk perintah. Penggunaan gerak tangan dan komunikasi nonverbal bersifat menyolok. Sang anak harus belajar untuk memperhatikan kesungguhan dari perintah orang tua untuk tutup mulut atau turun dengan jalan memperhatikan nada suara, ekspresi muka, dan sikap tubuh. Dalam participatory socialization komunikasi berbentuk dialog yang memberikan kemungkinan kepada anak-anak untuk mengungkapkan 18
Sunarto, op. cit. h 31.
13
kehendak dan kebutuhannya maupun tanggapan-tanggapan terhadap anak dewasa. Participatory socialization lebih berpusat pada anak, daripada orang tua, orang dewasa memikul tanggung jawab untuk memperhatikan kebutuhan anak, bukannya mengharapkan agar anak memperhatikan kehendak orang tua.19 Tabel 2.1: Dua cara sosialisasi Repressive socialization Menghukum perilaku yang keliru
Participatory socialization Memberi imbalan bagi perilaku yang baik
Hukuman dan imbalan material
Hukuman dan imbalan simbolis
Kepatuhan anak
Otonomi anak
Komunikasi sebagai perintah
Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi non-verbal
Komunikasi verbal
Sosialisasi yang berpusat pada orang tua
Sosialisasi yang berpusat pada anak
Anak memperhatikan keinganan orang tua
Orangtua
memperhatikan
keperluan
anak Keluarga merupakan significant other
Keluarga merupakan generalized other
Selain Jaeger pola sosialisasi juga dijelaskan oleh Kamanto Sunarto yang menerangkan, “sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan dapat berlangsung dalam dua bentuk, pertama sosialisasi represif ialah sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru. Kedua sosialisasi partisipatif ialah sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku yang baik”. 20 Pola sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan secara berbeda akan mempengaruhi anak dalam tingkat kemandirian, kepemimpinan dan kemampuan untuk bekerja dengan orang lain. Sosialisasi partisipatif akan menghasilkan anak yang lebih mandiri, memiliki kemampuan memimpin
19
Sunarto , op. cit h.182 - 183. Damsar, op.cit. h 68
20
14
dan berkerja sama yang lebih baik dibandingkan apabila diasuh dengan pola sosialisasi yang represif.21 Pola sosialisasi dalam penelitian ini adalah pola sosialisasi yang diterapkan di sekolah yang dibedakan menjadi dua yaitu pesantren dan sekolah umum. 1) Pola Sosialisasi Pesantren Bila didefinisikan, pengertian pesantren sangat luas mengingat pola pembelajaran tiap pesantren sangat beragam dan berbeda antara satu dengan lainnya. Secara terminologi pesantren dimaknai sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam, yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diimplementasikan dengan cara non klasikal. Di mana seorang kyai mengajar santri berdasarkan kitabkitab yang bahasa Arab dari ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan para santrinya tinggal dalam pesantren.22 Pesantren merupakan alternatif lembaga pendidikan yang berbeda dari sekolah umum lainnya. Banyak alasan mengapa orang-orang memilih pesantren untuk belajar. Pesantren dibagi menjadi 2 macam yaitu : a. Pesantren tradisional (salaf) merupakan jenis pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik sebagai inti pendidikannya. Disiplin ilmu yang tidak ada kaitannya dengan agama (pengetahuan umum) tidak diajarkan. Selain itu sistem pengajarannya pun masih menggunakan metode klasik. b. Pesantren modern ( khalaf) merupakan jenis pesantren lebih fleksibel dan terbuka dalam menerima hal-hal baru di samping tetap mempertahankan tradisi lama yang sudah ada.23
21
Ibid. h 69 A. Malik MTT , Inovasi Kurikulum Berbasis Lokal Di Pondok Pesantren, (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2008) h 14 - 15 23 Ibid. h 16-20 22
15
Ciri-ciri pendidikan pesantren adalah sebagai berikut: 1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dan kiainya 2. Kepatuhan santri pada kiai 3. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren 4. Kemandirian amat terasa di pesantren 5. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di pesantren 6. Disiplin sangat dianjurkan 7. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia 8. Pemberian ijazah, yaitu pencatuman nama dalam satu daftar rantai pengalihan pengetahuan yang diberikan kepada santrisantri yang berprestasi. 24 Setiap pesantren memiliki ciri khusus baik dalam pengajaran, bangunan dan lainnya. Seperti di pondok pesantren salafiyah Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. Pondok pesantren ini konon memiliki koperasi pondok pesantren terbaik secara nasional. Sehingga mendidik santrinya menjadi lulusan yang mandiri dalam masyarakat dan menonjolkan wirausaha. Selain itu prestasi ini memberikan dampak kultural kepada guru dan santrinya, seperti memiliki etos kerja tinggi, percaya diri, jujur dalam berusaha, berani menanggung resiko dan sebagainya. Pada saat bersamaan mereka juga menguasai bidang ilmu agama yang diajarkan di pesantren.25 Secara umum, kepemimpinan pesantren sangat fleksibel tergantung kepada kapasitas dan kapabilitas kyai atau pengasuhnya. Dalam mengakomodasi harapan-harapan masyarakat dengan cara-cara khas dan unik. Dalam Pesantren, kepemimpinan dilaksanakan di dalam kelompok kebijakan yang melibatkan sejumlah pihak, di dalam tim program, di dalam organisasi guru, orang tua dan murid (ustadz, wali santri, dan santri). Kepemimpinan yang membaur ini menjadi faktor pendukung aktifitas sehari-hari di lingkungan pondok pesantren.
24
Sulthon Masyhud, Khusnuridlo, dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka Jakarta, 2005) h 93 25 Ibid.h 27-28
16
Karena kepemimpinan pesantren bersifat unik, berbeda dari pembuatan keputusan dalam lembaga pendidikan formal yang cenderung rasional ilmiah, teknik pembuatan keputusan di pesantren lebih bersifat emosional subyektif. Para kyai tidak akan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah. Mereka tidak hanya mempertimbangkan secara nalar, namun diikuti oleh gerakan hati nuraninya yang paling dalam, tawassul kepada gurunya, dan tidak lupa menyandarkan secara vertikal munajat untuk beristikharoh kepada Allah SWT. Gaya pengambilan keputusan ini lebih mendasarkan kepada budaya khas pesantren dan masih melekat dalam gaya kepemimpinan kyai pesantren di tanah air.26 Fungsi pelayanan bimbingan di pesantren sebagai berikut: a. Fungsi penyaluran (distributive) yaitu fungsi bimbingan dalam hal membantu
murid/santri
untuk
memilih
jurusan/spesialisasi
pendidikan pesantren, jenis pesantren lanjutan, ataupun lapangan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat, cita-cita dan ciri-ciri pribadi yang lainnya. b. Fungsi pengadaptasian (adaptive) yaitu fungsi bimbingan dalam membantu staf pesantren, khususnya guru/ustadz/ustadzah untuk mengadaptasikan program pengajaran yang dibuat dengan minat, kemampuan, kebutuhan dan ciri-ciri pribadi murid/santri yang lainnya. Fungsi ini sangat penting terutama bagi pesantrenpesantren yang menggunakan sistem modul. c. Fungsi penyesuaian (adjustive) yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu para santri untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka membantu santri mengidentifikasi, memahami, menghadapi, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 27 26
Ibid.h 46 Ibid. h 132
27
17
Nilai filosofi dan ideologi pesantren dapat diwujudkan dengan banyak cara, termasuk lisan, perbuatan dan material. Secara lisan, kultur pesantren dapat dilihat pada kemampuan warga pesantren dalam menyatakan tujuan dan sasaran lembaga pesantren, kurikulum, bahasa yang digunakan setiap hari, metafor, sejarah organisasi, tokoh organisasi, dan struktur organisasi. Dalam bentuk perilaku, ketiga aspek tersebut diwujudkan dalam ritual, upacara, pendekatan belajar mengajar, prosedur, aturan dan perundangan pelaksanaan, penghargaan dan sanksi, dukungan sosial dan psikologis, serta pola-pola interaksi dengan masyarakat dan orang tua santri. Adapun secara material, ketiga aspek tersebut diwujudkan dalam fasilitas dan perlengkapan, karya seni (kaligrafi), motto dan uniform. Kultur pesantren yang kuat ditunjukkan oleh ketaatan keseluruhan warga pesantren melaksanakan semua cara yang telah disepakati.28 Posisi pesantren diperjelas lagi ke dalam pola hubungan yang hendak dikembangkan. Apakah pesantren sebagai guru, pendamping, atau sebagai simpul belajar. Pilihan sebagai guru akan melahirkan rumusan peran yang menggurui. Sebagai pendamping akan dituntut untuk setara dengan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Jika terjadi perbedaan nilai antara pesantren nilai antara pesantren dengan masyarakat maka bisa timbul situasi bersaing. Jika terjadi banyak kesamaan akan berpadu pesantren dan masyarakat akan berintegrasi. Dan posisi sebagai simpul belajar akan menempatkan pesantren dalam peran menyediakan kesempatan yang memungkinkan warga untuk belajar panduan-panduan utama dalam kehidupan baik yang bersumber dari kenyataan di masyarakat maupun dari ajaran-ajaran agama. Pola hubugan pesantren dan masyarakat sebagai guru, pendamping atau simpul belajar bisa berubah tergantung pada bahan yang dipelajari. Jika yang dipelajari adalah bagian dogma ajaran, maka mungkin sekali 28
Ibid. h 27 - 28
18
dan memang seharusnya pesantren berperan sebagai guru. Masyarakat membutuhkan informasi tentang panduan utama yang bersumber dari dogma ajaran itu. Jika dogma ajaran itu berkaitan dengan peragaannya dalam kehidupan, misalnya perihal pendidikan keluarga, maka pola hubungan yang terbangun bergeser menjadi pendamping. Dengan pola ini pesantren memahami bahwa masyarakat hidup dalam pergumulan mereka sendiri. Yang terpenting dengan pilihan posisi itu adalah pesantren dapat memiliki sudut pandang yang tepat dalam memahami masyarakat.29 2) Pola Sosialisasi Sekolah Umum Menurut Zurinal, “Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional, dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu, mulai dari tingkat Kanak-Kanak (TK) sampai Pendidikan Tinggi (PT)”.30 Sekolah umum adalah sekolah yang mengikuti aturan dari pemerintah. Dusek mencatat ada dua fungsi utama sekolah bagi remaja, yaitu “pertama, memberi kesempatan bagi remaja untuk tumbuh secara sosial dan emosional. Kedua membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi orang yang mandiri secara ekonomi dan menjadi anggota masyarakat yang produktif”.31 Tujuan Pendidikan menurut Dewey ialah “membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik”.32 Untuk itu, di sekolahsekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi
29
Dian nafi, Abd A’la, dkk,Praksis Pembelajaran Pesantren, (Yogyakarta: Forum Pesantren, 2009) h 113 - 114 30 Zurinal Z dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h 77 31 Desmita, op.cit. h 233 32 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) h 24
19
kehidupannya dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Di samping menerima berbagai pelajaran dari guru, di sekolah anak-anak harus pula dididik perasaan sosialnya sebagai lanjutan pendidikan sosial yang telah diterima anak-anak itu dari lingkungan keluarganya. Untuk itu, pendidikan kemasyarakatan di sekolah dapat dilakukan secara praktis dan teoritis. Secara praktis yang pertama anak-anak dibiasakan datang dan pergi kesekolah pada waktunya, masuk dan
keluar sekolah pada
waktunya pula. Kedua anak-anak harus diajar bekerja secara teratur, baik bekerja perseorangan maupun bekerja kelompok. Dalam hal ini perasaan tanggung jawab pada anak-anak itu harus dipupuk. Ketiga anak-anak harus dibiasakan melakukan segala sesuatu di sekolah menurut peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah itu. Hal ini penting sekali sebab di dalam masyarakat pun orang harus hidup menuruti peraturan-peraturan. Untuk itu, pengawasan dari pihak pendidik sangat dibutuhkan. Dan keempat anak-anak diajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan anak-anak lain disekolah, bekerja sama dan saling membantu. Sedangkan secara teoritis terdapat dalam beberapa mata pelajaran seperti IPS, sejarah dan bahasa.33 Sekolah tidak hanya dipandang sebagai penentuan tujuan secara khusus, melainkan juga sebagai ruang kehidupan sosial secara keseluruhannya. Dalam ruang ini terlaksana apa yang disebut kehidupan sekolah. Menurut Wilhelm Rein, dalam kehidupan sekolah dibedakan menjadi dua, pertama menunjukkan bahwa sekolah sebagai institusi selalu menimbulkan bentuk suatu kehidupan sekolah, yaitu yang arti dalam lebih luas masih termasuk ke dalam pelajaran, dan bentukbentuk yang dengan memperhatikan titik berat, maksudnya tidak dapat ditempatkan dalam jangkauan belajar mengajar. Kedua 33
Ibid. h. 172-173
20
mendekatkan pengalaman kepada kehidupan emosional para pelajar. Selain itu juga untuk mengungkapkan kriteria dalam pedagogik yang mendasari kehidupan sekolah seperti pergaulan, perjumpaan, adat atau kebiasaan dan masyarakat. 34 Sekolah melakukan pembinaan pendidikan kepada peserta didik yang didasarkan kepada kepercayaan yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat. Kondisi itu muncul karena keluarga dan masyarakat memiliki keterbatasan dalam melaksanakan pendidikan. Tetapi, tanggung jawab pendidikan anak seutuhnya menjadi tanggung jawab orangtua.
Sekolah
hanya
meneruskan
dan
mengembangkan
pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai lingkungan sebelumnya.
pendidikan
informal
yang
telah
dikenal
anak
35
Walaupun sekolah hanya mengembangkan pendidikan dari keluarga namun sekolah/guru memiliki gaya kepemimpinan dan komunikasi yang berbeda. Gaya kepemimpinan guru di sekolah dapat dibagi sedikitnya dalam tiga jenis, yaitu: a) Autokratik dicirikan dengan kepemimpinan yang otoriter, tidak memberikan ruang bertukar pandangan/pendapat, terhadap sesuatu antara guru dan murid, dan tidak memberikan ruang bagi suatu perbedaan terhadap sesuatu. b) Demokratik ditandai dengan kepemimpinan yang demokratis, adanya ruang untuk bertukar pandangan/pendapat dan kebaikan bersama dikonstruksikan secara bersama melalui musyawarah. c) Laisser-faire dikarakteristikan dengan kepemimpinan yang cuek dan bertukar pandangan/pendapat tidak diperlakuan sebab
34
Herman Holstein, Murid Belajar Mandiri, (Bandung: Remadja Karya, 1984) h. 159 -
160 35
Zurinal, op.cit. h 77
21
peserta
didik
dibolehkan melakukan apa
memandang sesuatu penting untuk dilakukan.
saja apabila
36
Gaya kepemimpinan guru di sekolah dapat memengaruhi cara berpikir, merasa dan bertindak siswa di kemudian hari. Selain kepemimpinan guru, dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah terjadi komunikasi baik dalam situasi klasikal, kelompok ataupun individual. Beberapa bentuk komunikasi dalam situasi tersebut adalah sebagai berikut: a) Penyampaian informasi lisan adalah Interaksi belajar mengajar berintikan penyampaian informasi yang berupa pengetahuan terutama dari guru kepada siswa. Dalam keadaan ideal informasi dapat pula disampaikan oleh siswa kepada guru dan kepada siswa yang lainnya. Informasi disampaikan oleh guru dalam bentuk ceramah terhadap kelas atau kelompok. b) Penyampaian informasi secara tertulis adalah para guru kemungkinan juga berkomunikasi dengan siswanya secara tertulis, berupa penyampaian bahan tertulis tulisannya sendiri atau karya orang lain supaya dibaca dan dipelajari oleh siswa. c) Komunikasi melalui media elektronika adalah komunikasi tidak langsung antara guru dan siswa karena menggunakan media seperti video, film bergerak, televisi dan komputer. d) Komunikasi dalam aktifitas kelompok adalah komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa bahkan antara siswa dengan manusia sumber di luar sekolah. Dalam berbagai kegiatan kelompok dilakukan dengan cara diskusi kelompok, belajar kelompok, simulasi, permainan dan lain sebagainya.37 Struktur komunikasi dua arah (dialogis) antara para siswa dan guru akan menciptakan ruang kelas yang dinamis dibandingkan dengan komunikasi satu arah (monologis). Struktur komunikasi antara guru dan siswa tidak lepas dari tipe kepemimpinan guru dalam kelas, pandangan guru tentang hubungannya dengan siswa dan budaya sekolah yang melingkupinya. Konsep disiplin memiliki esensi yang berkaitan dengan taat akan aturan yang ada dan komit terhadap rencana dan tujuan yang telah 36
Damsar. op.cit. h 105 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) h 261-262 37
22
dirancang. Namun berbeda dalam penerapannya, yang di dalamnya ada metode, penghargaan dan hukuman. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, dalam kenyataannya tidak selalu memiliki aturan tentang kedisiplinan. Kalaupun ada hanya beberapa pernyataan tentang boleh dan tidaknya sesuatu yang dilakukan oleh siswa selama berada dalam sekolah, sementara sanksi dan hukuman terhadap sesuatu yang dilanggar bersifat tidak tertulis, sehingga kesan yang ditimbulkan adalah hukuman tergantung pada siapa yang memutuskannya tanpa ada standar dan indikator yang dapat menjadi rujukan.38 3. Penyesuaian Diri Menurut Desmita, “Penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan kompleks, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri”.39 Dengan perkataan lain, masalah penyesuaian diri menyangkut seluruh aspek kepribadian individu dalam interksinya dengan lingkungan dalam dan luar dirinya. Menyesuaikan diri itu pun diartikan dalam arti luas dan dapat berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai keadaan (keinginan) diri. Penyesuaian diri dalam arti yang pertama disebut juga penyesuain diri autoplastis (dibentuk sendiri), sedangkan penyesuaian diri yang kedua juga disebut penyesuaian diri yang autoplastis (alo = yang lain). Jadi penyesuaian diri mempunyai dua arti yaitu “pasif” artinya kegiatan ditentukan oleh lingkungan, dan “aktif” artinya dipengaruhi lingkungan.40 Menurut Woodwort, “pada dasarnya terdapat empat jenis hubungan antara individu dengan lingkungannya. Individu dapat bertentangan dengan lingkungan, individu dapat menggunakan lingkungannya, individu
38
Damsar, op.cit. h 114 Desmita, op.cit. h. 191 40 W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2004) h. 59-60 39
23
dapat berpartisipasi (ikut serta) dengan lingkungannya, dan individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya”.41 Pada Prinsipnya penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respons mental dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, keteganganketegangan, konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Menurut Baum, “tingkah laku penyesuaian diri diawali dengan stres, yaitu suatu keadaan di mana lingkungan mengancam atau membahayakan keberadaan atau kesejahteraan atau kenyamanan diri seseorang”.42 Perbedaan individu ini dapat menyebabkan konsep penyesuaian diri menjadi relatif sifatnya, sehingga tidak dapat dibuat suatu pilihan cara-cara menghadapi stres tertentu secara pasti. Menurut Schneider, penyesuaian diri itu dikatakan relatif karena sebagai berikut: 1. Penyesuaian diri dirumuskan dan dievaluasi dalam pengertian kemauan seseorang untuk mengubah atau untuk mengatasi tuntutan yang mengganggunya. Kemampuan ini berubah-ubah sesuai dengan nilai-nilai kepribadian dan tahap perkembangannya. 2. Kualitas dari penyesuaian diri berubah-ubah terhadap beberapa hal yang berhubungan dengan masyarakat dan kebudayaan. 3. Adanya variasi tertentu pada individu.43 Secara garis besar penyesuaian diri yang sehat dapat dilihat dari empat aspek kepribadian, yaitu: kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial dan tanggung jawab. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dilihat dari konsep psikogenik
dan
sosiopsikogenik.
Psikogenik
memandang
bahwa
penyesuaian diri dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, 41
Ibid. Desmita, op.cit. h. 193 43 Ibid. h. 194 - 195 42
24
terutama pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologis. Pengalaman khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga, terutama menyangkut aspek-aspek: a. Hubungan orang tua anak yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam keluarga. Apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter yang mencakup : 1) Penerimaan-penolakan orangtua tehadap anak 2) Perlindungan dan kebebasan yang diberikan kepada anak 3) Sikap dominatif-integratif (pemisif atau sharing) 4) Pengembangan sikap mandiri-ketergantungan b. Iklim intelektual keluarga, yang merujuk pada sejauh mana iklim keluarga memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual anak, pengembangan berpikir logis atau irasional, yang mencakup : 1) Kesempatan untuk berdialog logis, tukar pendapat, dan gagasan 2) Kegemaran membaca dan minat kultural 3) Pengembangan kemampuan memecahkan masalah 4) Pengembangan hobi 5) Perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar anak c. Iklim emosional keluarga, yang merujuk pada sejauh mana stabilitas hubungan dan komunikasi di dalam keluarga terjadi, yang mencakup : 1) Intensitas kehadiran orangtua dalam keluarga 2) Hubungan persaudaraan dalam kelurga 3) Kehangatan hubungan ayah ibu44 Sementara itu dilihat dari konsep sosiopsikogenik, penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor iklim lembaga sosial dimana individu terlibat didalamnya. Bagi peserta didik, faktor sosiopsikogenik yang dominan mempengaruhi penyesuaian dirinya adalah sekolah yang mencakup:
44
Ibid. h. 196 -197
25
a. Hubungan guru - siswa, yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam sekolah, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter, yang mencakup: 1) Penerimaan-penolakan guru terhadap siswa 2) Sikap dominatif (otoriter, kaku, banyak tuntutan) atau integratif (permisif, sharing, menghargai dan mengenal perbedaan individu). 3) Hubungan yang bebas ketegangan atau penuh ketegangan b. Iklim intelektual sekolah, yang merujuk pada sejauh mana perlakuan guru tehadap siswa dalam memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual siswa sehingga tumbuh perasaan kompeten, yang mencakup: 1) Perhatian terhadap perbedaan individual siswa 2) Intensitas tugas-tugas belajar 3) Kecenderungan untuk mandiri atau berkonformitas pada siswa 4) Sistem penilaian 5) Kegiatan ektrakurikuler 6) Pengembangan inisiatif siswa45 Sedangkan proses penyesuaian diri dapat dipandang dari dua perspektif yaitu: a. Kualitas atau efisiensinya, berarti untuk menilai berhasil atau tidaknya proses proses penyesuaian diri. Ada empat kriteria yang dapat digunakan : 1) Kepuasan Psikis yaitu penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan rasa tidak puas yang menjelma dalam bentuk perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi dan lainnya. 2) Efisiensi Kerja yaitu penyesuaian diri yang berhasil akan menampak dalam kerja atau kegiatan yang efisien, sedangkan yang gagal menampak dalam kerja atau kegiatan yang tidak efisien. 45
Ibid
26
3) Gejala Fisik yaitu penyesuaian diri yang gagal akan tampak dalam gejala fisik. 4) Penerimaan Sosial yaitu penyesuaian diri yang berhasil akan
menimbulkan
reaksi
setuju
dari
masyarakat,
sedangkan yang gagal akan mendapatkan reaksi tidak setuju dari masyarakat. b. Proses berlangsungnya merupakan suatu proses progresif yang memungkinkan individu makin menguasai impuls-impuls dan lingkungannya. Proses penyesuaian diri memiliki dua tipe: 1) Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah atau menahan impuls-impuls dalam dirinya. 2) Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah tuntutan atau kondisi-kondisi lingkungannya.46 4. Definisi Mahasiswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi”.47 Sedangkan Mahasiswa Menurut Para Ahli adalah sebagai berikut: a. Peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. b. Menurut Sarwono mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. c. Menurut Knopfemacher mahasiswa adalah
insan-insan calon
sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual. 48
46
Idi. op. cit. h 102-103 Departemen Pendidikan Indonesia, op. cit. h 856 48 Ahmad Bahtiar Sebayang, Definisi Mahasiswa (http://unpaztoday.wordpress.com/) 47
Menurut
Para
Ahli,
2012
27
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual. 5. Definisi Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses pembuatan, cara mendidik”.49 IPS dapat diartikan dengan penelaahan atau kajian tentang masyarakat. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai pembelajaran. Berikut pengertian IPS menurut beberapa ahli: a. Nu’man Sumantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: 1) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan. 2) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna. b. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai
49
Departemen Pendidikan Indonesia, op. cit. h 326
28
subjek sejarah , ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. 50 Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Pendidikan IPS merupakan kemasan pengetahuan sosial yang telah dipertimbangkan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan. Melalui pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan kehidupannya.
diri
dari
berbagai
keterampilan
sosial
dalam
51
B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Temuan penelitian yang dilakukan oleh Ambarini Nurdwiyani, menunjukkan bahwa, terdapat hubungan antara pola sosialisasi keluarga dengan tingkat penyesuaian diri mahasiswa perantau, meskipun pengaruhnya lemah. Uji Somers’d memperlihatkan kekuatan hubungan sebesar 0,361 dengan nilai signifikansi sebesar 0.00. data ini dapat berlaku di tingkat populasi dengan tingkat keakuratan mendekati 100%. Mahasiswa perantau yang tersosialisasi secara represif, relatif memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi. Kekuatan hubungan mengalami perubahan, ketika dimasukkan variabel kontrol jenis kelamin. Pada responden laki-laki, nilai 50
Pakde Sofa, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan IPS, 2010 (http://massofa.wordpress.com) 51 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi, (Bandung : Alfabeta, 2013) h 8 - 9
29
kekuatan hubungan meningkat mencapai 0,406 sedangkan pada responden perempuan nilai tersebut mengalami penurunan menjadi 0,308. Angka tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara pola sosialisasi keluarga dan tingkat penyesuain diri pada responden lakilaki lebih kuat dibandingkan pada responden perempuan. Dari hasil wawancara mendalam juga ditemukan terdapat faktor lain yang berpotensi mempengaruhi proses penyesuaian diri mahasiswa perantau. Diantaranya adalah motivasi merantau, pengalaman hidup mandiri, dan hubungan pertemanan yang baik. 52 Perbedaan skripsi Ambarini dan Penulis adalah pola sosialisasinya, skripsi diatas
meneliti pola sosialisasi keluarga sedangkan dalam
skripsi ini pola sosialisasi pesantren dan sekolah umum sebagai agen sosialisasi kedua setelah keluarga. Adapun persamaannya adalah melihat pengaruh terhadap tingkat penyesuaian diri. 2. Hasil penelitian yang dilakukan Heni Susilawati, memperlihatkan bahwa status ekonomi keluarga bukanlah faktor yang paling berpengaruh terhadap kecenderungan pelajar ke arah berprestasi tinggi atau kearah berprestasi rendah. Pada responden berprestasi rendah, tampak bahwa orang tua menekankan kepatuhan terhadap aturan. Tetapi, pada umumnya kedua kelompok responden diberi kebebasan dalam bergaul dengan teman sebaya. Reaksi orang tua atas pelanggaran aturan yakni dengan memaafkan kesalahan responden. Konsistensi sikap orang tua menunjukkan keadaan yang tidak berbeda. Responden berprestasi tinggi lebih sering diajak membicarakan rencana masa depan. Sementara itu responden berprestasi rendah hal demikian sedikit ditemui. Umumnya kedua kelompok responden jarang terlibat dalam kegiatan keluarga. Dilihat dari frekuensi interaksi di dalam keluarga, tampaknya kedekatan lebih baik pada pelajar berprestasi tinggi dibandingkan dengan pelajar berprestasi rendah. 53 Perbedaan skripsi di atas adalah pola sosialisasi yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sedangkan yang diteliti dalam skripsi ini pengaruhnya terhadap tingkat penyesuaian diri.
52
Ambarini, Nurdwiyani, “Pegaruh Pola Sosialisasi Keluarga Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau (Studi Kasus : Mahasiswa Perantau Angkatan 2003 yangTinggal di Asrama UI, Depok)” Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2004,h. i-ii, tidak dipublikasikan. 53 Heni Susilawati “ Deskripsi Pola Sosialisasi Keluarga Pelajar Berprestasi Tinggi dan Pelajar Berprestasi Rendah (studi kasus di MTsN Luragung, Desa Cirahayu Kec Luragung Kab DT II Kuningan Jawa Barat)” Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2001, h vii - viii, tidak dipublikasikan.
30
3. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Lukitarina, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (lebih dari separuh jumlah responden) mengalami sosialisasi partisipatif dan sebagian besar siswa memiliki konsep-kedirian mandiri. Tetapi antara pola sosialisasi dan tipe konsep-kedirian siswa tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Dalam kaitannya dengan status sosial ekonomi hubungannya juga tidak signifikan dengan prestasi akademis (indeks prestasi) siswa disekolah.54 Skripsi di atas menjelaskan tentang hubungan pola sosialisasi dengan tipe konsep-kedirian sedangkan penelitian ini menjelaskan pola sosialisasi di pesantren dan sekolah umum. Namun ada kesamaannya yaitu tidak melihat status ekonomi dan prestasi siswa di sekolah. 4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tanti Irawati, menunjukkan sosialisasi yang dialami oleh anak perempuan betawi dalam tiga keluarga betawi banyak dipengaruhi oleh norma agama islam yang melekat kuat dalam keluarga sebagai wadah sosialisasi awal yang pertama kali membentuk diri seorang anak. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak sangat mempengaruhi pola sosialisasi yang di terima oleh anak bersangkutan.55 Skripsi di atas meneliti tentang pola sosialisasi pada anak perempuan betawi dimana melihat pengaruh latar belakang pendidikan orang tua, sedangkan yang diteliti dalam skripsi ini pola sosialisasi pesantren dan sekolah umum yang mempengaruhi tingkat penyesuaian diri tidak ada hubungannya dengan pendidikan orang tua dan budaya. Setelah menelaah skripsi sebelumnya dapat disimpulkan perbedaaan yang terlihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian dalam skripsi ini menelaah dan membahas tentang pola sosialisasi di pesantren dan sekolah umum yaitu agen sosialisasi kedua setelah keluarga. Sedangkan penelitian terdahulu menjelaskan dan meneliti tentang pola sosialisasi keluarga. Selain itu penelitian ini juga melihat apakah ada perbedaan pola sosialisasi yang 54
Lukitarina, ”Pola – pola Sosialisasi dan Tipe Konsep – Kedirian (Studi Kasus di kalangan pelajar kelas III SMA Negeri 34 Jakarta)”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 1989, h v, tidak dipublikasikan. 55 Tanti Irawati, “Pola Sosialisasi Anak perempuan Pada Tiga Keluarga Betawi Di RT. 007/02 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan”. Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 1993, h v, tidak dipublikasikan.
31
dilakukan di pesantren dan sekolah umum terhadap tingkat penyesuaian diri. Selain itu juga ada beberapa persamaan yang membantu dalam melakukan penelitian ini yaitu seperti pengaruh tingkat penyesuaian diri dan pengaruh latar belakang pendidikan.
C. Kerangka Berpikir Menurut Sugiyono, “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti”.56 Di dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen adalah variabel yang diduga sebagai akibat yaitu pola sosialisasi (X) serta variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen yaitu tingkat penyesuaian diri (Y). Pola sosialisasi di pesantren dan sekolah umum memiliki perbedaan dan persamaan, baik pola sosialisasi yang diterapkan adalah represif atau partisipatif. Hal itu menyebabkan tingkat penyesuaian diri pada seseorang juga berbeda. Penyesuaian diri yang mencakup hubungan sosial, norma atau aturan yang dijalankan serta komunikasi yang dilakukan mahasiswa. Dari hasil analisis tersebut disusunlah kerangka berpikir sebagai berikut:
Tabel 2.2: Kerangka Berpikir N No
Variabel
Aspek
Indikator
Kategori
Hubungan
1
Tingkat 1
penyesuaian diri
mahasiswa dengan
1. Tinggi
penyesuaian diri
secara pasif dan
lingkungan sekitar
2. Rendah
aktif
56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : Alfabeta, 2012) h. 91
32
Norma atau aturan yang dijalankan
Komunikasi
yang
merujuk pada iklim hubungan sosial
\
Hukuman
dan
imbalan material
Pola 1 2
sosialisasi Sosialisasi
pesantren
Komunikasi
1. Tinggi
sebagai perintah
2. rendah
represif Kepatuhuhan anak Komunikasi
non
verbal Hukuman
dan
imbalan simbolis Sosialisasi
Komunikasi
Partisipatif
sebagai interaksi Otonomi anak Komunikasi verbal
D. Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.57 Berdasarkan definisi masalah dan tinjauan literatur yang sudah dijelaskan maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: 57
Sugiyono, op.cit. h. 96
33
Uji pengaruh variabel X terhadap Y H0 = Tidak ada pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri Ha = Ada pengaruh pola sosialisasi pesantren terhadap tingkat penyesuaian diri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta lantai 5 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1: Rancangan Kegiatan No
Bulan dan Tahun
Kegiatan
1
Desember 2013
Pengajuan judul
2
Januari - Februari 2014
Proposal
3
Maret - April 2014
Bimbingan skripsi bab 1-3
4
Mei - juni 2014
Penelitian
5
Juli 2014
Mengolah data
6
Agustus 2014
Bimbingan skripsi bab 4-5
7
September 2014
Uji referensi dan Sidang
34
35
B. Metode dan Disain Penelitian Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah maka langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian memungkinkan ditemukannya kebenaran yang objektif karena dibentengi oleh fakta-fakta sebagai bukti tentang adanya sesuatu dan mengapa adanya demikian atau sebab adanya demikian.58 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. “Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan hubungan variabel dan menjelaskan mengapa suatu gejala atau fenomena terjadi, dengan mengaitkan antara gejala atau fenomena yang satu dengan gejala atau fenomena lainnya”.59 Pemilihan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan pengaruh pola sosialisasi pesantren dan sekolah umum terhadap tingkat penyesuaian diri. Penelitian ini juga di dukung dengan data-data kualitatif agar data yang diperoleh lebih akurat. Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.60 Survei dapat dilakukan untuk berbagai penelitian baik yang bertujuan deskriptif, eksplanatif dan eksploratif. Survei sering kali digunakan pada penelitian yang menggunakan individu manusia sebagai unit analisis. Walaupun metode ini dapat pula digunakan untuk beberapa unit analisis lainnya. Seperti kelompok atau interaksi, namun sejumlah individu atau orang harus berfungsi sebagai responden atau informan.61
58
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1985) h 24-2 59 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) h 33 60 Masri singarimbun dan Sofian effendi, Metode Penelitian Survai, ( Jakarta: LP3ES, 1987) h 3 61 Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana, 2012) h 165
36
Disain penelitian: Variabel Independen
Variabel Dependen
X
Y
Keterangan : Y = tingkat penyesuaian diri X = pola sosialisasi
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut
Bambang
Prasetyo,
“Populasi
adalah
keseluruhan
gejala/satuan yang ingin diteliti”.62 Populasi dalam penelitian ini mahasiswa dan mahasiswi semester VI di jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 103 orang. Terdiri dari 15 orang lulusan pesantren dan 88 orang lulusan sekolah umum. 2. Sampel Menurut Bambang Prasetyo” Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti”.63 Dalam penelitian ini, penarikan sampel dilakukan dengan Teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.64 Pada penelitian ini ditarik sampel mahasiswa semester VI lulusan pesantren dengan semua jumlah populasi yang berlatar belakang pesantren yaitu 15 orang, terdiri dari 10 laki-laki dan 5 perempuan, sedangkan 62
Prasetyo. op.cit. h 119 Ibid. 64 Sugiyono, op.cit. h 120 63
37
mahasiswa lulusan sekolah umum hanya sebagian dari populasi yang berlatar belakang sekolah umum yaitu berjumlah 44 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 31 perempuan melalui pemilihan sampel sistematis (systematic sampling). Pemilihan sampel sistematis yaitu memilih secara acak setiap elemen dengan nomor tertentu dari tabel nomor sebagai kerangka sampel.65 Dalam penelitian ini menjadikan nomor genap sebagai sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner (angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.66 Dalam penelitian ini angket disebar kepada mahasiswa semester VI yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum di jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Wawancara (interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.67 wawancara dilakukan pada beberapa sampel yaitu mahasiswa semester VI yang berlatar belakang pesantren dan umum di jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
65
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, ( Yogyakarta: BPFE, 1999) h 124 66 Sugiyono, op.cit. h 199 67 Ibid. h 194
38
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian.68 1. Definisi Konseptual dan Operasional a. Definisi Konseptual Dalam penelitian ini ada dua variabel yang telah ditentukan yakni pola sosialisasi dan tingkat penyesuaian diri. Masing-masing variabel memiliki konsep. Pola sosialisasi diartikan sebagai cara dalam proses sosialisasi atau pola asuh. Ada dua pola sosialisasi yang diterapkan di pesantren dan sekolah umum yaitu represif dan partisipatif yang meliputi aturan, hukuman, hadiah dan komunikasi. Sedangkan penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respons mental dantingkah laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi
kebutuhan-kebutuhan
dalam
dirinya,
ketegangan-
ketegangan, konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. b. Definisi Operasional Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola sosialisasi (X) dengan menganalis pola sosialisasi represif atau partisipatif yang dipakai. Variabel dependen adalah tingkat penyesuaian diri (Y) dengan menganalisis aktif atau pasif.
68
Ibid. h 148
39
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen Penelitian N No
Jumlah Variabel
Aspek 1.sosialisasi
Indikator secara Aturan yang pernah
represif
Butir Soal 10
diterapakan
1
Hukuman yang diberikan
10
1 Pola 1 sosialisasi
2. sosialisasi secara Pemberian Hadiah
5
partisipatif
3 2
Tingkat penyesuaian Penyesuaian diri
Bentuk Komunikasi
5
Kemudahan individu
1
diri dalam menyatakan
secara pasif dan aktif
pendapat Kemudahan dalam
2
menjalin pertemanan Hubungan dengan orang
3
lain dan lingkungan sosial Norma dan aturan yang
2
berlaku Keterlibatan dalam
2
organisasi/ kegiatan serta dalam kontribusinya
Dalam penelitian ini mengambil empat indikator dari variabel independen (pola sosialisasi) yaitu aturan, hukuman, hadiah dan komunikasi. Sedangkan pada variabel dependen (tingkat penyesuaian
40
diri) ada lima indikator yaitu kemudahan individu dalam menyatakan pendapat, kemudahan dalam menjalin pertemanan, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosial, norma dan aturan yang berlaku serta keterlibatan dalam organisasi/ kegiatan serta dalam kontribusinya. Pola sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu represif dan partisipatif, dalam indikator di atas ada perbedaan pola sosialisasi tersebut yaitu: a. Aturan Aturan represif lebih terperinci dan ketat, sedangkan partisipatif bersifat umum dan tidak terperinci. b. Hukuman Hukuman represif menitik beratkan
pada pemberian hukuman
ketika melanggar aturan dan hukuman tersebut bersifat fisik atau material (nyata), sedangkan hukuman partisipatif berbentuk simbolis seperti teguran. c. Hadiah Hadiah represif bersifat simbolis seperti pujian, sedangkan partisipatif lebih menitikberatkan hadiah material seperti uang atau barang. Semakin sedikit mendapatkan hadiah semakin represif. d. Komunikasi Komunikasi represif tidak dua arah melainkan otoriter atau dari atas kebawah dan nonverbal, sedangkan komunikasi partisipatif memakai komunikasi berbentuk dialog, komunikasi dua arah dan verbal. Aspek tingkat penyesuaian diri dibagi menjadi dua yaitu aktif dan pasif. Penyesuaian diri secara pasif adalah menempatkan diri sesuai dengan keadaan, sedangkan penyesuaian diri secara aktif merubah keadaan sesuai kebutuhan. Jadi dapat disimpulkan semakin memakai pola sosialisasi represif semakin pasif dalam menyesuaikan diri, sebaliknya semakin memakai pola sosialisasi partisipatif semakin aktif dalam menyesuaikan diri
41
3. Pengukuran Instrumen Penelitian Untuk mengukur instrumen tersebut Penelitian ini menggunakan Skala likert. Skala likert yaitu untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.69 Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Tabel 3.3: Tingkatan dan Skor Skala Likert No
Rentang
Bobot
1
Sangat ketat/selalu/ sangat sesuai
5
2
Ketat/sering/ sesuai
4
3
Sedang/kadang - kadang/ kadang sesuai
3
4
Tidak ketat/ pernah/ tidak sesuai
2
5
Sangat tidak ketat/tidak pernah/ sangat tidak sesuai
1
4. Perhitungan Uji Instrumen a. Uji Validitas Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen dinyatakan memiliki validitas apabila instrumen tersebut telah dirancang dengan baik dan mengikuti teori serta ketentuan yang ada.70 Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table. Dan adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid atau tidak validnya adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan α = 0,05 dengan derajat bebas atau degree of freedom (df) = n-2.71
69
Ibid. h 134 Sambas Ali muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi Dan Jalur Dalam Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007) h 30 71 Imam Ghozali, Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2011) h 53 70
42
Dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 59 dan besar df dapat dihitung 59-2 = 57. Dengan df = 57 dan α = 0,05 didapat r tabel 0,261 (dengan melihat rtabel uji dua sisi) Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid b. Uji Reliabilitas Menurut Imam Ghozali, “Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu”.72 Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Pengukuran ulang: disini seseorang akan diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) Pengukuran satu kali: disini pengukuran hanya satu kali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. 73 Penelitian ini akan menggunakan satu waktu pengukuran yang menggunakan Cronbach uji alpha (
. Variabel dinyatakan reliabel
jika Cronbach nilai alpa > 0,70.
F. Teknik Pengolahan Data Setelah data hasil penelitian dikumpulkan, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menganalisis data yang telah diperoleh dengan tujuan untuk menyusun dan menginterpretaskikan data yang telah diperoleh. Langkahlangkah pengolahan data adalah sebagai berikut: a. Editing (pengeditan) Editing (pengeditan) merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberikan kode dan pemprosesan data dengan teknik statistik. Tujuannya untuk menjamin kelengkapan data.74
72
Ibid h 47-48 Ibid 74 Indriantoro. op.cit. h 167-168 73
43
b. Coding (pengkodean) Coding (pengkodean) merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) kedalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.75 c.
Tabulating Tabulating merupakan pengolahan data dengan memindahkan
jawaban yang terdapat dalam angket kedalam tabulasi. Kemudian data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka selanjutnya melakukan analisis data dengan analisa kuantitatif. Analisa yang sebelumnya telah ditentukan persentasenya dengan menggunakan distribusi frekuensi.
Keterangan : P
: Angka persentase
N : Number of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu) F
: Frekuensi jawaban.
d. Processing (pemrosesan) Processing (pemrosesan) adalah melakukan analisis data dengan bantuan teknologi komputer seperti SPSS. SPSS merupakan program olah data statistik yang sudah sangat populer dan banyak penggunanya, baik untuk penelitian umum, penelitian skripsi, tesis, disertasi dan lain sebagainya.
75
Prasetyo. op.cit. h 171
44
G. Teknik Analisis Data Sebelum melakukan analisis terlebih dahulu pengujian distribusi data yaitu uji normalitas dan homogenitas, untuk menentukan analisis yang akan dipakai parametrik atau nonparametrik. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka memakai uji parametrik namun bila sebaliknya memakai uji nonparametrik. Analisa data pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk statistik versi 20. Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Korelasi Spearman Korelasi Spearman merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel berdasar peringkat-peringkat atau ranking. Analisis ini tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.76 Korelasi ini dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif, hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Penafsiran korelasi Spearman dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, kita perlu mempunyai kriteria yang menunjukkan kuat atau lemahnya korelasi. Kriterianya sebagai berikut:77 a. Angka korelasi berkisar antara 0-1 b. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut: 1) 0-0,25 korelasi sangat lemah 2) > 0,25-0,5 korelasi cukup 76
Duwi Priyatno, Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: ANDI, 2012) h 189 77 Jonathan Sarwono, Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14, (Yogyakarta: ANDI, 2006) h 48-50
45
3) > 0,5-0,75 korelasi kuat 4) > 0,75-1 korelasi sangat kuat Untuk mengetahui apakah angka korelasi tersebut signifikan atau tidak, Maka dilakukan langkah- langkah sebagai berikut: a. Tentukan hipotesis Ho: tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel Ha: Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel b. Patokan pengambilan keputusan 1) Jika probabilitas atau signifikasi < 0,05, hubungan kedua variabel signifikan (adanya hubungan signifikan antara dua variabel) 2) Jika probabilitas atau signifikasi > 0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan ( tidak ada hubungan signifikan antara dua variabel 2. Analisis regresi Analisis regresi adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas. Ada dua jenis analisis regresi yaitu analisis regresi linier sederhana dan berganda.78 Dalam penelitian ini memakai analisis regresi linier sederhana ialah untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas.79 Persamaan Regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y’ = a + bX Keterangan:
78
Y’:
nilai prediksi variabel dependen
a:
konstanta, yaitu nilai Y’ jika X = 0
Ibid, h 65 Ibid, h 66
79
46
b:
koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel X
X:
variabel independen
3. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikasi 0,05 dan 2 sisi. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:80 1) Merumuskan hipotesis 2) Menentukan t hitung 3) Menentukkan t tabel T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan df = n-2 4) Kriteria pengujian Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak 5) Membuat kesimpulan
80
Priyatno, op.cit. h 125 -126
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.81 Secara historis, eksistensi dan kiprah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta didasarkan atas gagasan dan keinginan umat islam sebagai mayoritas bangsa untuk mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu dan mencetak kader pemimpin Islam yang diperlukan bagi perjuangan dan pembangunan bangsa indonesia. Status UIN (sebagai universitas). Sesungguhnya merupakan kelanjutan sejarah dari awal pendirinya yang berasal dari Sekolah Tinggi Islam (STI), Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sebagai salah satu fakultas di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak awal 81
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Proposal Perubahan Nama Program Studi Tadris IPS Menjadi Program Studi Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS (Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) h 1-4
47
48
pendirian hingga kini telah membuka berbagai jurusan/program studi (Pendidikan Agama
Islam,
Bahasa Arab,
dan Tadris)
yang
memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa untuk menjadi pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional baik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah bahkan beberapa di antaranya mampu menjadi asisten dan/atau dosen pada beberapa perguruan tinggi. Salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara historis didirikan pada tahun 1980. Pada saat itu, jurusan Pendidikan IPS masuk dalam kelompok Jurusan Tadris, yang secara keseluruhan terdiri dari bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Jurusan Tadris Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial ini pernah mengalami stagnasi penerimaan mahasiswa, sampai kemudian diaktifkan kembali pada tahun 2001 berdasarkan
Surat
Keputusan
Direktur
Jendral
Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam. Departemen Agama RI. Nomor E/47A/2001 tentang Penyelenggaraan Program Studi Pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nama Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial. Aktivasi Program Studi Pendidikan IPS ini didasari atas pemikiran dan fakta tentang terjadinya kekurangan guru IPS di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Akibat kekurangan guru IPS pada lembaga pendidikan tersebut, maka bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, baik Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sosiologi/Antropologi diajarkan oleh guru yang bukan lulusan bidang Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut (mismatch). Penyebab mismatch, baik pada guru bidang IPS di MTs maupun MA adalah akibat kekurangan jumlah guru untuk core bidang
49
keilmuan IPS tersebut. Kekurangan guru IPS pada MTs dan MA sekitar 17.217 guru. Secara rinci, pada Madrasah Tsanawiyah kekurangan guru berjumlah 10.699 guru dan Madrasah Aliyah adalah berjumlah 6.518 guru. Untuk mengatasi mismatch dan memenuhi kekurangan guru Pendidikan
Kewarganegaraan,
Pendidikan
Sejarah,
Pendidikan
Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sosiologi/Antropologi pada MTs dan MA, maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima mahasiswa kembali berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Departemen Agama RI, Nomor E/47A/2001 tentang Penyelenggaraan Program Studi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Visi, Misi dan Tujuan 1) Visi Visi yang dikembangkan oleh Jurusan Pendidikan IPS adalah “Menjadi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang Unggul, Kompetitif, Profesional dan Berwawasan Keislaman, Kemanusiaan dan Ke-Indonesiaan”. 2) Misi Misi Jurusan Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut: a) Menyelenggarakan pendidikan jenjang S1 Program Studi Pendidikan IPS untuk mewujudkan guru IPS yang memiliki kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang berwawasan ke-Islaman, kemanusiaan dan ke-Indonesian. b) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan
ilmu-ilmu
pengetahuan sosial.
sosial
dan
pendidikan
ilmu
50
c) Menyelenggarakan
kepribadian
masyarakat
dengan
menyebarluaskan hasil kajian keilmuan dan inovasi bidang ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan ilmu sosial melalui program seminar, workshop dan berbagai program pelatihan sebagai wujud tanggung jawab sosial akademik perguruan tinggi. 3) Tujuan Tujuan penyelenggaraan pendidikan Jurusan Pendidikan IPS pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut: a) Menyiapkan tenaga ahli ilmu sosial dan guru ilmu sosial yang
memiliki
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. b) Mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmuilmu sosial untuk tingkat SLTP/MTs, SMA/MA dan SMK. c) Menyiapkan tenaga ahli/ilmuan sosial
yang islami,
nasionalis dan berkeprimanusiaan. d) Menyiapkan tenaga ahli untuk mengadakan penelitian ilmuilmu sosial. e) Mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmu sosial dan pendidikan sosial. f) Menciptakan Sarjana Pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan
Sosial
(IPS)
untuk
guru
SMP/MTs/MA/SMA/SMK.82 2. Uji kualitas Data a. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan software SPSS versi 20.
82
Ibid. h. 4-6
51
Bila rhitung >r tabel, maka dinyatakan valid Bila r hitung
Kuesioner dibagi dalam lima faktor utama, yaitu aturan di pesantren atau sekolah umum dengan 10 pertanyaan, hukuman di pesantren atau sekolah umum dengan 10 pertanyaan, hadiah di pesantren atau sekolah umum dengan 5 pertanyaan, komunikasi di pesantren atau sekolah umum dengan 5 pertanyaan dan penyesuaian diri di kampus dengan 10 pertanyaan. Jadi jumlah pertanyaan dalam kuesioner sebanyak 40 butir pertanyaan dengan jumlah responden sebanyak 59. Dalam uji instrumenada 7 butir soal yang tidak valid 5 pada pertanyaan tentang hukuman yaitu no 1,4,5,8, dan 9 serta 2 pertanyaan tentang penyesuaian diri no 8, dan 9.Setelah uji coba tersebut disusun kembali kuesioner dengan tidak memakai soal yang tidak valid dan menghasilkan ukuran validitas tiap butir-butir pertanyaan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1: Uji Validitas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Konstruk Penilaian AT1 AT2 AT3 AT4 AT5 AT6 AT7 AT8 AT9 AT10 HU1 HU2 HU3 HU4
r hitung
r tabel
N
Ket
0,613
0,261 0.261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0.261 0,261 0,261 0,261 0,261
59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,658 0,627 0,623 0,619 0,613 0,551 0,492 0,360 0,682 0,512 0,422 0,291 0,354
52
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
HU5 HA1 HA2 HA3 HA4 HA5 KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6 PD7 PD8
0,285 0,458 0,528 0,548 0,369 0,330 0,452 0,472 0,609 0,497 0,390 0,571 0,334 0,640 0,358 0,478 0,323 0,389 0,265
0,261 0,261 0,261 0.261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0.261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261 0,261
59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59
Valid Valid Valid Valid valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa dari pengujian validitas seluruh butir pertanyaan yang mempunyai nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan valid dan dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Salah satu ukuran reliabilitas adalah koefisien Alpha Cronbach, dimana jika menunjukkan instrumen tersebut reliabel.
>0,70
83
Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan software SPSS versi 20.
83
Ghozali, op.cit. h 47-48
53
Tabel 4.2: Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,891
33
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach sebesar 0,891, maka dapat disimpulkan seluruh variabel tersebut reliabel dengan 0,891> 0,70. 3. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI yang berlatar belakang pesantren dan sekolah umum di Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3: Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin 1 Laki – Laki 2 Perempuan
Pesantren 10 5 Jumlah
Umum 13 31
Jumlah 23 36 59
Presentase 39% 61% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 terdapat 39% responden berjenis kelamin laki-laki dan 61% responden berjenis kelamin perempuan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 59 responden. b. Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4: Jumlah Responden Berdasarkan Usia No 1 2 3 4
Usia 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun
Pesantren 0 5 6 4 Jumlah
Umum 3 14 22 5
Jumlah 3 19 28 9 59
Presentase 5% 32% 48% 15% 100%
54
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat dari kategori usia terdapat responden yang berusia 19 tahun sejumlah 5%, 20 tahun sejumlah 32%, 21 tahun sejumlah 48% dan 22 tahun sejumlah 15%. Jadi usia yang paling banyak diambil sebagai responden adalah 21 tahun. c. Responden Berdasarkan Konsentrasi Jurusan Tabel 4.5: Jumlah Responden Berdasarkan Konsentrasi Jurusan No 1 2 3
Konsentrasi Ekonomi Sosiologi Geografi
Pesantren 4 6 5 Jumlah
Umum 14 11 19
Jumlah 18 17 24 59
Presentase 30% 29% 41% 100%
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat dari kategori konsentrasi jurusan terdapat responden di konsentrasi ekonomi sejumlah 30%, sosiologi 29% dan geografi 41%. Jadi konsentrasi yang paling banyak diambil sebagai responden adalah geografi. 4. Analisis Kuesioner Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 59 responden, yang berlatar belakang pesantren 15 responden dan sekolah umum 44 responden. a. Variabel Pola Sosialisasi Pesantren (XI) 1) Aturan Tabel 4.6: Aturan Pesantren Kategori
Frekuensi
Presentasi
Sangat ketat
67
45%
Ketat
51
34%
Sedang
21
14%
Tidak ketat
3
2%
Sangat tidak ketat
8
5%
Jumlah
150
100%
55
Tabel 4.6 menunjukkan 45% responden menyatakan sangat ketat, 34% responden
menyatakan ketat, 14% menyatakan
sedang,2% menyatakan tidak ketat dan 5% menyatakan sangat tidak ketat. Dapat disimpulkan aturan di pesantren sangat ketat sehingga pola sosialisasi yang dipakai adalah pola sosialisasi represif. 2) Hukuman Tabel 4.7: Hukuman Pesantren Kategori
Frekuensi
Presentasi
Selalu
10
13%
Sering
27
36%
Kadang- kadang
13
17%
Pernah
14
19%
tidak pernah
11
15%
Jumlah
75
100%
Tabel 4.7 menunjukkan 13% responden menyatakan selalu diberi hukuman, 36% responden menyatakan sering, 17% responden
menyatakan
kadang-kadang,
19%
responden
menyatakan pernah dan 15% menyatakan tidak pernah diberi hukuman. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik dipesantren sering diberi hukuman. Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7 rata-rata hukuman yang diberikan berbentuk teguran dan nasehat sehingga pola yang dipakai adalah partisipatif.
56
3) Hadiah
Tabel 4.8: Hadiah Pesantren Kategori
Frekuensi
Presentasi
Selalu
10
14%
Sering
27
36%
Kadang- kadang
16
21%
Pernah
15
20%
tidak pernah
7
9%
Jumlah
75
100%
Tabel 4.8 menunjukkan 14% responden menyatakan selalu mendapatkan hadiah, 36% responden menyatakan sering, 21% responden
menyatakan
kadang-kadang,
20%
responden
menyatakan pernah dan 9% responden menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik di pesantren sering mendapatkan hadiah. Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7 rata-rata hadiah yang diberikan berbentuk pujian, nilai dan perhatian sehingga pola sosialisasi yang dipakai adalah represif. 4) Komunikasi Tabel 4.9: Komunikasi Pesantren Kategori
Frekuensi
Presentasi
Selalu
12
16%
Sering
35
47%
Kadang- kadang
19
25%
Pernah
9
12%
tidak pernah
0
0%
Jumlah
75
100%
57
Dari tabel 4.9 menunjukkan 16% responden menyatakan selalu berkomunikasi dengan guru, 47% responden menyatakan sering, 25% responden menyatakan kadang-kadang, 12% responden menyatakan pernah dan 0% responden menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan sering terjadi komunikasi antara peserta didik dan guru di pesantren.Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7 rata-rata komunikasi yang dilakukan dua arah seperti, diskusi, pemberian saran, dan mendengarkan keluh kesah. Sehingga pola sosialisasi yang dipakai adalah partisipatif. b. Variabel Pola Sosialisasi Sekolah Umum (X2) 1) Aturan Tabel 4.10: Aturan Sekolah Umum Kategori
Frekuensi
Presentasi
Sangat ketat
130
30%
Ketat
137
31%
Sedang
108
25%
Tidak ketat
33
7%
Sangat tidak ketat
32
7%
Jumlah
440
100%
Tabel 4.10 menunjukkan 30% responden menyatakan sangat ketat, 31% responden
menyatakan ketat, 25% menyatakan
sedang,7% menyatakan tidak ketat dan 7% menyatakan sangat tidak ketat. Dapat disimpulkan aturan di sekolah umum ketat. Sehingga memakai pola represif.
58
2) Hukuman Tabel 4.11: Hukuman Sekolah Umum Kategori
Frekuensi
Presentasi
Selalu
30
13%
Sering
55
25%
Kadang- kadang
41
19%
Pernah
48
22%
tidak pernah
46
21%
Jumlah
220
100%
Dari tabel 4.11menunjukkan 13% responden menyatakan selalu diberi hukuman, 25% responden menyatakan sering, 19% responden
menyatakan
kadang-kadang,
22%
responden
menyatakan pernah dan 21% menyatakan tidak pernah diberi hukuman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik di sekolah umum sering diberi hukuman. Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7 rata-rata hukuman yang diberikan adalah diberi nasehat sehingga pola yang dipakai adalah partisipatif. 3) Hadiah Tabel 4.12: Hadiah Sekolah Umum Kategori
Frekuensi
Presentasi
Selalu
19
9%
Sering
53
24%
Kadang- kadang
49
22%
Pernah
52
24%
tidak pernah
47
21%
Jumlah
220
100%
Tabel 4.12 menunjukkan 9% responden menyatakan selalu mendapatkan hadiah, 24% responden menyatakan sering, 22% responden
menyatakan
kadang-kadang,
24%
responden
59
menyatakan pernah dan 21% responden menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik di sekolah umum sering dan pernah mendapatkan hadiah. Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7 rata-rata hadiah yang diberikan berbentuk pujian sehingga pola sosialisasi yang dipakai adalah represif. 4) Komunikasi Tabel 4.13: Komunikasi Sekolah Umum Kategori
Frekuensi
Presentasi
Selalu
28
13%
Sering
76
35%
Kadang- kadang
49
22%
r
Pernah
57
26%
i
tidak pernah
10
4%
Jumlah
220
100%
D a
tabel 4.13 menunjukkan 13% responden menyatakan selalu berkomunikasi dengan guru, 35% responden menyatakan sering, 22% responden menyatakan kadang-kadang, 26% responden menyatakan pernah dan 4% responden menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan sering terjadi komunikasi antara peserta didik dan guru di sekolah umum.Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7
rata-rata komunikasi yang dilakukan dua arah
Sehingga pola sosialisasi yang dipakai adalah partisipatif. c. Penyesuaian Diri 1) Penyesuaian Diri Pesantren Tabel 4.14: Penyesuaian Diri Pesantren Kategori
Frekuensi
Presentase
Sangat Sesuai
31
26%
Sesuai
40
33%
Kadang Sesuai
33
27%
60
Tidak Sesuai
14
12%
Sangat Tidak Sesuai
2
2%
Jumlah
120
100%
Dari tabel 4.14 menunjukkan 26% responden menyatakan sangat sesuai, 33% responden menyatakan sesuai, 27% responden menyatakan kadang sesuai, 12% responden menyatakan tidak sesuai dan 2% responden menyatakan sangat tidak sesuai. Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7 rata-rata penyesuaian diri yang dilakukan adalah penyesuaian diri aktif seperti memberikan mengemukakan pendapat dan saran saat diskusi. Sehingga dapat disimpulkan tingkat penyesuaian diri mahasiswa latar belakang pesantren aktif. 2) Penyesuaian Diri Sekolah Umum Tabel 4.15: Penyesuaian Diri Sekolah Umum Kategori
Frekuensi
Presentase
Sangat Sesuai
77
22%
Sesuai
113
32%
Kadang Sesuai
119
34%
Tidak Sesuai
32
9%
Sangat Tidak Sesuai
11
3%
Jumlah
352
100%
Dari tabel 4.15 menunjukkan 22% responden menyatakan sangat sesuai, 32% responden menyatakan sesuai, 34% responden menyatakan kadang sesuai, 9% responden menyatakan tidak sesuai dan 3% responden menyatakan sangat tidak sesuai. Dari hasil perhitungan angket pada lampiran 7 rata-rata penyesuaian diri yang dilakukan adalah penyesuaian diri aktif
dan pasif. Sehingga
tingkat penyesuaian diri mahasiswa lulusan pesantren ada yang aktif dan pasif.
61
B. Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Tes normalitas menggunakan uji KolmogorovSmirnov, dengan kriteria pengujian apabila signifikasi > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila signifikasi < 0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal.84 Berikut ini perhitungan normalitas menggunakan aplikasi SPSS 20:
Tabel 4.16: Hasil Uji Normalitas Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic pola sosialisasi pesantren pola sosialisasi sekolah umum tingkat penyesuaian diri
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
,199
15
,111
,862
15
,026
,187
15
,165
,956
15
,616
,137
15
,200
*
,930
15
,271
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas di atas bahwa satu data tidak berdistribusi normal yaitu pola sosialisasi pesantren karena nilai signifikasi 0,026 < 0,05 sedangkan dua data berdistribusi normal yaitu pola sosialisasi sekolah umum dengan nilai signifikasi 0,616 > 0,05 dan tingkat penyesuaian diri dengan nilai signifikasi 0,271 > 0,05. 2. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Kriteria uji apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil atau sama dengan dari tingkat
84
Priyatno, op.cit. h 57
62
(0,05) maka skor-skor pada variabel menyebar secara homogen.85 Berikut ini perhitungan homogenitas menggunakan aplikasi SPSS 20: Tabel 4.17: Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances pola sosialisasi pesantren Levene Statistic
df1
1,668
df2 4
Sig. 7
,260
Test of Homogeneity of Variances pola sosialisasi sekolah umum Levene Statistic
df1
2,885
df2 11
Sig. 26
,013
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas signifikasi skor pola sosialisasi pesantren adalah 0,260 > 0,05 sehingga skor-skor pada variabel tersebut menyebar tidak homogen. Sedangkan signifikasi pola sosialisasi sekolah umum 0,13 < 0,05 sehingga skor-skor pada variabel tersebut menyebar secara homogen.
C. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Korelasi Spearman Korelasi Spearman digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel dimana kedua variabel berbentuk peringkat (rank) atau kedua variabel berskala ordinal (nonparametrik).86 Pada penelitian ini menghitung hubungan pola sosialisasi terhadap terhadap tingkat penyesuaian diri.
85
Sambas, op.cit. h 84-87 Stanislaus S Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) h 226 86
63
Tabel 4.18: Data No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Pola Sosialisasi (X) 80 99 95 100 92 98 80 89 85 99 63 94 96 96 104 105 60 68 83 87 89 82 65 85 76 89 85 84 71 92 120 82 80 77 79 84 88 113 68 90 74
Tingkat Penyesuaian Diri (Y) 31 31 32 28 37 27 27 30 28 30 27 25 30 32 29 37 29 27 26 31 32 31 23 32 31 31 35 29 27 33 39 23 22 30 20 25 32 34 27 33 34
64
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
51 63 81 56 81 81 93 47 92 87 78 70 98 76 95 99 88 63
16 31 26 24 24 25 33 19 29 30 31 30 35 33 30 29 25 26
Dari hasil perhitungan melalui aplikasi SPSS 20 maka korelasi pearson adalah sebagai berikut: Tabel 4.19: Hasil Korelasi Spearman Correlations pola sosialisasi
tingkat penyesuaian diri
Correlation Coefficient pola sosialisasi
1,000
Sig. (2-tailed) N
tingkat penyesuaian diri
Sig. (2-tailed) N
**
.
,000
59
59
**
1,000
,000
.
59
59
Spearman's rho Correlation Coefficient
,477
,477
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil diatas koefisien korelasi menunjukkan angka sebesar 0,477, angka ini menunjukkan adanya korelasi yang cukup antara pola sosialisasi sekolah terhadap tingkat penyesuaian diri. Nilai
65
probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan adanya hubungan antara dua variabel. 2. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen.87 Dibawah ini akan dilakukan uji hipotesis terhadap pengaruh variabel X(pola sosialisasi) dan terhadap Y (tingkat penyesuaian diri). Hipotesis: H0 = Tidak ada pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuian diri Ha = Ada pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuian diri Variabel independen yaitu pola sosialisasi (X) sedangkan variabel dependen adalah tingkat penyesuaian diri (Y). Tabel 4.20: Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
13,849
2,771
,181
,033
Beta 4,997
,000
5,559
,000
1 pola sosialisasi
,593
a. Dependent Variable: tingkat penyesuaian diri
Sumber: Data diolah dengan menggunakan program SPSS 20
Berdasarkan hasil diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = 0,13849 + 0,181X
87
Priyatno, op.cit. h 117
66
Model persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Nilai konstanta (a) adalah 0,13849; artinya jika pola sosialisasi nilainya adalah 0,13849 maka tingkat penyesuaian diri nilainya sebesar . 2) Nilai koefisien regresi variabel pola sosialisasi pesantren (b) adalah 0,181; dapat diartikan bahwa pola sosialisasi pesantren terhadap tingkat penyesuaian diri nilainya sebesar 0,181. nilai t hitung sebesar 5.559 sedangkan t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikasi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = n-2 atau 59-2 = 57, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,002/2,002. Jadi dapat disimpulkan t hitung >t tabel (5,559 > 2,002) maka Ho ditolak artinya ada pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan teori sebelumnya, menyatakan bahwa pola sosialisasi mempengaruhi tingkat penyesuaian diri. Sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Kamanto Sunarto bahwa Pola sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan secara berbeda akan mempengaruhi anak dalam tingkat kemandirian, kepemimpinan dan kemampuan untuk bekerja dengan orang lain. Pola sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan tersebut dibagi menjadi dua yaitu pola sosialisasi represif dan pola sosialisasi partisipatif. Dalam penelitian ini pola sosialisasi yang dilakukan oleh agen sosialisasi setelah keluarga yaitu sekolah. Sekolah dibedakan menjadi dua yaitu sekolah pesantren dan sekolah umum. Dalam teori Pola sosialisasi pesantren menggabungkan antara represif dan partisipatif. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil angket yang menunjukkan nilai yang seimbang antara represif dan partisipatif. Selain itu hasil wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa lulusan pesantren menyatakan bahwa aturan bersifat ketat, hukuman dan hadiah berupa simbolis, dan komunikasi dua arah. Sehingga pola sosialisasi yang dipakai oleh pesantren fleksibel. Pola sosialisasi sekolah umum tidak
67
jauh berbeda dengan pesantren dalam teori maupun hasil angket dan wawancara yaitu memakai pola sosialisasi gabungan. Dari hasil uji hipotesis adanya hubungan dan pengaruh antara pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri. Hal tersebut berkaitan dengan hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri. Hasil penelitian sebelumnya bahwa pola sosialisasi keluarga yang berpengaruh terhadap tingkat penyesuaian diri yaitu pola sosialisasi represif yang diterapkan. Sedangkan dalam penelitian ini pola sosialisasi yang diterapkan di sekolah walaupun pola sosialisasi memakai pola gabungan tetapi memiliki pengaruh terhadap tingkat penyesuaian diri hal itu karena ada pengaruh lain yaitu keluarga. E. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis masih menemukan berbagai keterbatasan dalam penelitian, adapun beberapa keterbatasan penelitian yaitu sebagai berikut: a. Adanya keterbatasan kemampuan yang tidak terjangkau baik dalam tenaga, waktu dan pemikiran yang kurang optimal sehingga terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian ini. b. Dalampengisian angket banyak mahasiswa yang tidak mengungkapkan jawaban dengan sungguh-sungguh meskipun sudah diadakan uji coba baik uji validitas maupun uji reliabilitas. c. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan pola sosialisasi pesantren dan sekolah umum saja tidak meneliti tentang latar belakang keluarga atau pola sosialisasi yang diterapkan dalam keluarga.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya tentang perbedaan pengaruh pola sosialisasi terhadap tingkat penyesuaian diri maka diperoleh kesimpulan: 1. Pola sosialisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penyesuaian diri mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Serta ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Pola sosialisasi yang dipakai oleh sekolah adalah pola sosialisasi gabungan yaitu represif dan partisipatif baik dari latar belakang pesantren maupun sekolah umum. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan angket dan wawancara. Pola sosialisasi mempengaruhi tingkat penyesuaian diri dalam aspek tingkat kemandirian, kepemimpinan dan kemampuan untuk bekerja dengan orang lain
68
69
B. Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan, ialah: 1. Adanya kerjasama antara keluarga dan sekolah (pesantren/sekolah umum) dalam pola sosialisasi/pola asuh anak. 2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perbedaan pesantren dan sekolah umum. 3. Untuk penelitian selanjutnya bisa lebih mendalam dengan pendekatan kualitatif dengan meniliti latar belakang keluarga dan lingkungan lain selain sekolah.
70
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007. Ali, Sambas muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi Dan Jalur Dalam Penelitian, Bandung: CV Pustaka Setia, 2007. Bahtiar, Ahmad Sebayang, “Definisi Mahasiswa Menurut Ahli”,http://unpaztoday.wordpress.com/, 13 maret 2014.
Para
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011. Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Proposal Perubahan Nama Program Studi Tadris IPS Menjadi Program Studi Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS, Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Gerungan, W. A, Psikologi Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2004. Ghozali , Imam, Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2011. Gunawan , Rudy, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013. Holstein, Herman, Murid Belajar Mandiri, Bandung: Remadja Karya, 1984. Sarwono, Jonathan Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14, Yogyakarta: ANDI, 2006. Sofa,
Pakde, “Pengertian, Ruang Lingkup http://massofa.wordpress.com13 maret 2014.
dan
Tujuan
IPS”
Idi, Abdullah, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada , 2011. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1999.
71
Irawati, Tanti, “Pola Sosialisasi Anak perempuan Pada Tiga Keluarga Betawi Di RT. 007/02 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan”. Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok: 1993, tidak dipublikasikan. Lepank, “PengertianPengaruhMenurutBeberapaAhli’ http://www.lepank.com, 13 maret 2014. Lukitarina, ”Pola – pola Sosialisasi dan Tipe Konsep – Kedirian (Studi Kasus di kalangan pelajar kelas III SMA Negeri 34 Jakarta)”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok: 1989, tidak dipublikasikan. Malik, A. MTT, Inovasi Kurikulum Berbasis Lokal Di Pondok Pesantren, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2008. Masyhud, Sulthon, dkk, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka Jakarta, 2005. Morissan, Psikologi Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. _____, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana, 2012. Nafi, Dian, Abd A’la, dkk,Praksis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: Forum Pesantren, 2009. Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1985. Nurdwiyani, Ambarini, “Pegaruh Pola Sosialisasi Keluarga Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau (Studi Kasus : Mahasiswa Perantau Angkatan 2003 yang Tinggal di Asrama UI, Depok)” Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok: 2004, tidak dipublikasikan. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Priyatno,Duwi, Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, Yogyakarta: ANDI, 2012. Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Safitri, Clara dan Ade Robiatu Syarfah, Wawancara, Ciputat, 13 maret 2014. Santoso, Agus, “Sosialisasi dan Pembentukan http://agasman3yk.files.wordpress.com, 20 januari 2014.
Kepribadian”,
72
Satmoko, R.S, Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan, Semarang: IKIP Semarang Press, 1990. Sarwono, Jonathan, Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14, Yogyakarta: ANDI, 2006. Setiadi, M.Elly, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2006. Singarimbun, Masri dan Sofian effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1989. Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1982. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012. Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi: Suatu Bunga Rampai, Yayasan Obor Indonesia, 1985. ____,Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Susilawati, Heni, “ Deskripsi Pola Sosialisasi Keluarga Pelajar Berprestasi Tinggi dan Pelajar Berprestasi Rendah (studi kasus di MTsN Luragung, Desa Cirahayu Kec Luragung Kab DT II Kuningan Jawa Barat)” Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok: 2001, tidak dipublikasikan. Syaodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Rimm, Sylvia, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Uyanto, Stanislaus S, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Z, Zurinal dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
73
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
No. Kuesioner : No. Responden : KUESIONER Assalamu’alaikum Wr. Wb Saya adalah mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010. Saat ini sedang menyusun skripsi tentang “Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Berkaitan dengan hal tersebut, memohon kesediaan Anda sebagai responden dalam penelitian ini. Jawaban-jawaban Anda sangat penting untuk kelancaran penelitian ini. Dimohon memberikan jawaban berdasarkan apa yang sesungguhnya dirasakan/dialami, sehingga tidak ada jawaban yang bias. Jawabanjawaban yang Anda berikan akan dijamin kerahasiannya. Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda dalam mengisi kuesioner ini.
Hormat Saya,
Amaliah
74
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
A. Identitas Responden No
Identitas Responden
1
Nama
2
Usia
3
Jenis Kelamin
4
Jurusan/Prodi/kelas
5
Asal Sekolah
6
Nama Asal Sekolah
Kolom Jawaban
Umum / Pesantren
B. Berikut ini merupakan aturan yang umumnya diterapkan di sekolah umum/pesantren. Berdasarkan pengalaman, berikanlah penilaian tentang ketat tidaknya aturan yang diterapkan sekolah umum/pesantren kepada Anda sebagai Peserta didik, dengan melingkari angka yang sesuai dari 1-5. Keterangan : 1 (sangat tidak ketat), 2 (tidak ketat), 3 (sedang), 4 (ketat), 5 (sangat ketat). No
Aturan – aturan
Lingkarilah angka yang sesuai
1
Masuk sekolah tepat waktu
1
2
3
4
5
2
Buang sampah pada tempatnya
1
2
3
4
5
3
Tidak boleh merokok
1
2
3
4
5
4
Berpakaian rapih
1
2
3
4
5
5
Tidak boleh berkelahi
1
2
3
4
5
6
Tidak boleh keluar atau pergi dari sekolah
1
2
3
4
5
7
Melaksanakan ibadah tepat waktu
1
2
3
4
5
8
Tidak boleh mengucapkan kata kasar
1
2
3
4
5
9
Nilai harus memenuhi KKM
1
2
3
4
5
10
Menjalankan aturan – aturan sekolah
1
2
3
4
5
75
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
C. Berikut ini merupakan beberapa jenis hukuman yang umumnya diberikan sekolah umum/pesantren kepada Anda sebagai peserta didik. Berdasarkan pengalaman, berikanlah penilaian tentang sering tidaknya hukuman yang diberikan Guru di sekolah umum/pesantren, dengan melingkari angka yang sesuai dari 1-5. Keterangan : 1 (tidak pernah), 2 (pernah), 3 (kadang - kadang), 4 (sering), 5 (selalu). No
Hukuman
Lingkari angka yang sesuai
1
Diberi Nasehat
1
2
3
4
5
2
Ditegur
1
2
3
4
5
3
Disuruh bersih - bersih
1
2
3
4
5
4
Dimarahin
1
2
3
4
5
5
Dipulangkan
1
2
3
4
5
D. Berikut ini merupakan beberapa jenis hadiah yang umumnya diberikan sekolah umum/pesantren kepada Anda sebagai Peserta didik. Berdasarkan pengalaman, berikanlah penilaian tentang sering tidaknya hadiah yang diberikan Guru di sekolah umum/pesantren, dengan melingkari angka yang sesuai dari 1-5. Keterangan : 1 (tidak pernah), 2 (pernah), 3 (kadang - kadang), 4 (sering), 5 (selalu). No
Hadiah
Lingkari angka yang sesuai
1
Diberi pujian secara lisan
1
2
3
4
5
2
Diberi nilai tambah
1
2
3
4
5
3
Diberi perhatian lebih
1
2
3
4
5
4
Diberi barang
1
2
3
4
5
5
Diberi beasiswa
1
2
3
4
5
76
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
E. Berikut ini merupakan bentuk komunikasi yang umumnya diterapkan sekolah umum/pesantren kepada Anda sebagai peserta didik. Berdasarkan pengalaman, berikanlah penilaian tentang sering tidaknya komunikasi yang dilakukan Guru di sekolah umum/pesantren, dengan melingkari angka yang sesuai dari 1-5. Keterangan : 1 (tidak pernah), 2 (pernah), 3 (kadang - kadang), 4 (sering), 5 (selalu). No
Bentuk komunikasi
Lingkari angka yang sesuai
1
Pemberian saran
1
2
3
4
5
2
Pemberian Perintah
1
2
3
4
5
3
Diskusi antara Anda dan Guru
1
2
3
4
5
4
Guru mendengarkan keluh kesah yang Anda rasakan
1
2
3
4
5
5
Guru memberikan penjelasan tentang aturan sekolah
1
2
3
4
5
F. Berikut ini terdapat beberapa pernyataan tentang pengalaman-pengalaman yang umumnya dirasakan dan dilakukan Anda sebagai mahasiswa. Berikanlah penilaian tentang sesuai tidaknya pernyataan tersebut dengan Anda, dengan melingkari angka yang sesuai dari 1-5. Keterangan : 1 (sangat tidak sesuai), 2 (tidak sesuai), 3(kadang sesuai), 4 (sesuai), 5 (sangat sesuai). No 1
Pernyataan
Lingkari angka yang sesuai
Ketika berdiskusi saya sering mengemukakan 1
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
pendapat/saran saya 2
Saya tidak mengalami kesulitan dalam bergaul atau 1 berteman dengan siapapun
3
Saat ini saya memiliki teman/sahabat, tempat 1 berbagi saat suka dan duka.
4
Saya berusaha untuk tidak mengganggu privasi 1 orang lain.
77
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
5
Saya merasa nyaman dengan lingkungan sosial saya.
1
2
3
4
5
6
Saya tidak pernah terbentur konflik dengan orang 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
organisasi 1
2
3
4
5
lain 7
Saya tidak pernah melanggar aturan - aturan kampus
8
Saya
berusaha
menggunakan
kemahasiswaan untuk aktualisasi diri
78
Lampiran 2: Pedoman Wawancara
Pola Sosialisasi Saat Anda menjadi Peserta didik A. Aturan 1.
Bagaimana penerapan aturan yang dilakukan Sekolah Umum/Pesantren terhadap Anda? (banyak/sedikit, sangat ketat/tidak ketat)
2. Apakah Anda dapat memahami manfaat dibalik penerapan aturan tersebut? 3. Apakah Anda setuju dengan segala aturan yang diterapkan oleh Sekolah Umum/Pesantren? B. Hukuman 1. Hukuman apa yang sering diberikan Guru kepada Anda? 2. Apa sebab hukuman tersebut diberikan kepada Anda? 3. Bagaimana sikap Anda ketika Guru memberikan hukuman? C. Hadiah 1. Hadiah apa yang sering diberikan Guru kepada Anda? 2. Apa sebab hadiah tersebut diberikan kepada Anda? 3. Apakah dengan adanya hadiah, berdampak pada perilaku Anda? D. Bentuk Komunikasi 1. Bagaimana hubungan komunikasi Anda dengan Guru ? Apakah berjalan searah atau dua arah ? 2. Apakah Guru sering mendengarkan masalah yang Anda hadapi ? 3. Apakah Guru sering memberikan solusi atau pendapat? Tingkat Penyesuaian Diri Saat Anda menjadi Mahasiswa 1. Bagaimana sikap Anda ketika berdiskusi di kelas? 2. Bagaimana komunikasi Anda dengen teman kelas? 3. Apakah ada kesulitan dalam berkomunikasi saat pertama masuk kuliah? 4. Organisasi apa saja yang Anda ikuti?
79
Lampiran 3: Data Responden
Data Pesantren NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NAMA I.M A.S.H L I.A.M S.H M.B I.A M.R M.N.H M.I.A R.D.Y R.F A.N N F
Keterangan : 10 laki - laki dan 5 perempuan
L/P L L P L L L P L L L P P L P L
SEKOLAH PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN PESANTREN
80
Lampiran 3: Data Responden
Data Sekolah Umum NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
NAMA T.A D.R A.N A.W A.F.N A.I.K N D.S.T M F.N A.T Z N.N H.D.O S.D.K R.U D.N S.A.S I.N R.U.P T.T.R N.I.S A.Z I.F T.N P I.H S S.R.D N.A.L AH.A.P D.K A.P R.A D.D.N E.D.F R.A A.F.S J.A A.M.N A.W
L/P P L P P P P P P L P P P P P P P P P P P P P P P P P P P L P L L L L P L P L L L L
SEKOLAH UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM
81
Lampiran 3: Data Responden
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
F.A.S I.A.P D.H U.H S.G.D D.A M.R T.W R.A.H K N I.M.L E.N J.A.M A.P.P L.K N.H.D W.A M.I R R.S.A D.T.W D.P A.N F.F I.W D.F.P A.U.D L.E.W D.K S.W M B A.A A.H V.V.D R.L F.H N.A F.A D.A K.F F.H N.H.A
L L L P P L L P P P P P P L P P P P P P P P P L P L L P P P P L L P L P P P P P P L P P
UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM
82
Lampiran 3: Data Responden
86 87 88
S.H.S A.F N.F
L L P
UMUM UMUM UMUM
Keterangan : GANJIL: 44 orang terdiri dari 14 laki - laki dan 30 perempuan GENAP: 44 orang terdiri dari 13 laki - laki dan 31 perempuan
NO AT1 AT2 AT3 AT4 AT5 AT6 AT7 AT8 AT9 AT10 HU1 HU2 HU3 HU4 HU5 HA1 HA2 HA3 HA4 HA5 KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 PD1 PD2 PD3 PD4 PD5 PD6 PD7 PD8 TOTAL 1 3 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 5 3 4 5 4 3 4 3 111 2 3 4 5 5 4 3 5 4 3 5 5 5 4 3 4 5 4 4 3 2 4 3 5 4 3 5 4 5 4 4 3 3 3 130 3 5 3 5 5 5 4 5 3 3 5 5 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 5 4 5 5 4 2 4 3 127 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 4 5 4 1 4 1 4 3 5 2 3 4 5 5 4 3 5 5 4 1 4 2 128 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 2 1 3 3 3 2 1 2 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 129 6 4 3 5 4 4 5 5 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 5 4 5 3 5 2 3 3 3 3 125 7 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 2 1 2 1 4 2 3 2 1 4 4 3 4 2 5 4 4 4 4 2 2 2 107 8 5 3 4 4 5 5 3 3 3 5 4 3 5 4 4 3 2 4 1 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 5 119 9 2 3 2 4 4 3 4 5 3 4 3 4 4 3 3 4 5 5 1 5 3 2 2 3 4 2 4 4 5 3 4 2 4 113 10 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 3 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 5 5 3 4 3 3 3 129 11 1 1 1 1 1 4 1 1 4 1 4 2 2 1 1 5 4 1 2 4 4 3 5 4 5 2 4 1 5 5 3 5 2 90 12 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 1 2 1 5 4 4 2 1 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 2 2 2 119 13 4 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 5 5 4 3 4 5 5 5 4 3 4 3 2 4 126 14 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 1 3 4 3 2 2 3 3 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 3 128 15 5 4 5 4 3 5 4 3 3 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 3 4 4 3 4 133 16 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 1 5 4 3 2 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 142 17 4 3 5 4 3 3 4 3 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 5 4 3 4 3 4 4 2 89 18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 1 1 4 2 2 2 1 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 95 19 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 109 20 4 3 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 3 3 3 118 21 5 4 5 5 4 3 2 2 5 4 4 5 1 4 1 5 4 4 1 1 4 5 4 2 5 5 5 4 4 4 4 3 3 121 22 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 3 113 23 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 2 1 4 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 88 24 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1 1 1 1 1 3 4 4 1 1 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 3 3 2 117 25 2 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 5 3 4 5 3 107 26 4 4 5 4 4 5 2 3 4 4 4 5 2 4 4 2 3 2 1 4 4 4 2 4 5 5 3 4 5 4 3 3 4 120 27 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 2 2 3 2 1 2 3 4 1 1 4 3 3 2 5 5 4 5 5 5 4 4 3 120 28 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1 1 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 113 29 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 98 30 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 2 1 3 4 3 2 1 4 4 4 3 3 5 3 5 3 4 5 5 3 125 31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 159 32 3 2 1 2 3 3 5 3 4 4 4 5 5 4 3 5 3 4 2 3 4 3 4 1 2 1 4 4 3 4 3 1 3 105 33 3 2 3 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 5 3 1 3 5 2 1 2 3 3 4 2 3 3 3 1 102 34 3 2 5 4 4 4 2 5 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 1 1 4 4 3 2 1 5 4 4 3 4 3 4 3 107 35 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 1 1 1 3 3 4 3 4 99 36 4 3 5 4 4 5 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 2 5 4 1 2 5 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 109 37 4 3 4 3 5 4 4 3 4 5 4 3 1 1 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 120 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 3 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 5 147 39 4 3 5 3 2 4 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 4 5 3 3 5 2 2 2 5 95 40 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 2 2 3 1 4 3 2 2 1 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 3 3 3 123 41 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 2 1 1 1 1 3 2 3 1 2 2 1 2 1 5 5 5 5 5 5 3 3 3 108 42 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 4 2 1 2 2 2 1 1 4 4 2 4 5 1 3 1 1 4 2 2 2 67 43 3 2 1 5 5 4 4 4 4 5 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 4 5 4 4 3 4 5 94
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
4
2
1
2
1
3
5
1
2
3
4
3
3
3
5
5
4
5
1
4
4
3
4
5
4
2
5
3
3
5
2
3
3
1
1
1
3
2
1
1
4
5
3
3
4
3
3
2
2
3
1
2
2
2
2
2
1
2
1
5
3
4
4
3
2
2
80
3
3
2
4
4
1
1
4
5
4
3
4
5
2
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
105
2
2
2
3
4
5
5
3
3
4
4
2
5
3
5
4
4
3
1
1
2
2
4
3
5
2
4
4
2
4
3
2
4
106
5
3
5
5
5
4
4
3
4
5
5
1
4
3
4
4
4
3
1
1
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
3
3
126
3
3
2
2
1
1
1
1
4
3
2
3
3
4
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
3
3
2
2
3
2
2
66
5
3
3
3
3
5
5
3
5
5
4
4
4
3
1
4
3
4
3
1
4
4
5
5
3
3
5
5
3
5
3
3
2
121
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
1
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
117
5
3
5
3
2
3
5
2
4
5
4
3
4
4
1
4
2
1
1
1
4
4
2
2
4
5
4
5
4
4
3
3
3
109
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
4
4
3
1
1
2
2
2
2
2
4
5
4
4
4
2
3
4
100
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
4
2
4
4
4
3
1
2
4
3
3
3
5
5
4
5
5
3
3
5
133
5
4
5
4
3
5
4
3
4
5
1
2
1
2
1
2
4
3
1
2
2
2
4
5
2
4
4
5
4
4
3
4
5
109
5
3
5
4
5
4
5
4
4
5
5
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
2
4
5
4
4
4
5
4
4
3
2
4
125
5
4
5
3
4
5
4
3
5
4
5
5
5
4
5
3
4
3
1
4
5
3
3
2
5
4
3
3
4
4
3
4
4
128
4
3
5
4
5
5
3
4
5
4
4
2
3
2
2
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
5
3
3
4
3
2
4
1
113
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
4
3
4
3
3
3
3
3
89
keterangan : AT : Aturan HU : Hukuman HA : Hadiah KO : Komunikasi PD : Penyesuaian Diri
107
Correlations AT1
AT2
AT1 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N AT2 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N AT3 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N AT4 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N AT5 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N AT6 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
1
AT3 **
,542
.000
AT4 **
,705
.000
AT5 **
,549
.000
AT6 **
,499
.000
AT7 **
,578
.000
**
,453
.000
AT8 .201 .126
AT9
AT10 **
,384
.003
**
,733
.000
HU1 .071
HU2 -.022
HU3 -.066
HU4 .087
HU5 .049
HA1 .041
HA2 .022
.591
.867
.618
.510
.715
.760
.867
HA3 HA4 .226 .000 .085
.997
HA5 -.092
KO1 .153
.487
.248
KO2
KO3 *
,268
.040
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,542**
1
,694**
,661**
,532**
,475**
,449**
,479**
,410**
,549**
.005
.080
-.027
.053
-.064
.048
.073
,265*
.121
.042
.113
.146
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.971
.549
.838
.691
.632
.718
.584
.042
.362
.749
.394
.270
.000
KO4 *
,323
*
,305
KO5 .168
PD2 **
,651
.019
59
59
59
59
59
,314* ,344**
,332*
,623**
.139
.010
.000
.295
.008
.000
PD3 *
,257
.013
.015
.204
PD1
.049
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,705**
,694**
1
,690**
,592**
,601**
,416**
,432**
,336**
,612**
.110
-.023
-.198
.012
-.095
-.016
.032
.144
.046
-.106
.144
,285*
.212
.252
.182
,932**
.176
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.001
.009
.000
.408
.865
.132
.926
.472
.901
.810
.276
.730
.423
.277
.029
.108
.054
.167
.000
.183
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,549**
,661**
,690**
1
,846**
,533**
,428**
,689**
,444**
,758**
-.056
.008
-.131
-.068
-.051
-.044
.094
.221
.015
-.198
-.032
.127
.223
.145
.063
,679**
,302*
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.676
.952
.322
.607
.701
.741
.478
.092
.908
.133
.807
.339
.090
.274
.638
.000
.020
59 **
,499
.000
59 **
,532
.000
59 **
,592
.000
59
59
**
1
,846
.000
59 **
,599
.000
59 **
,429
.001
59 **
,711
.000
59 **
,443
.000
PD6 .048
PD7 .181
PD8 .127
TOTAL
.000
.094
.050
.718
.170
.338
59
59
59
59
59
59
59
,520** ,456**
,330*
.191
,321*
.159
,658**
.011
.148
.013
.228
.000
**
,613
.000
.000
.000
59
59
59
59
59
59
59
,555** ,389**
.211
.062
,273*
.070
,627**
.109
.641
.037
.600
.000
.000
.002
59
59
59
59
59
59
59
,707** ,414**
,277*
.173
,317*
.114
,623**
.034
.191
.015
.390
.000
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
.085
.013
-.074
-.111
-.028
.029
.129
.231
.070
-.104
.072
.200
.207
.153
.112
.000
.521
.920
.578
.404
.834
.828
.331
.078
.597
.432
.588
.129
.116
.249
.399
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,261* -.014
-.022
.053
.172
,342**
,287*
.190
,555**
.209
,545**
,319*
,369**
.050
,349**
.191
,613**
.872
.690
.193
.008
.027
.149
.000
.112
.000
.014
.004
.708
.007
.147
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,578**
,475**
,601**
,533**
,599**
1
,542**
,429**
.251
,590**
.033
-.088
-.024
-.034
.117
.038
.112
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.055
.000
.804
.505
.860
.796
.379
.773
.400
.046
.919
**
.000
*
,262
.045
59
.001
**
,585
59
PD5 .256
59 ,714
59
PD4 .220
**
,663
**
,631
.000
59 *
,287
.028
59
59
59
59
*
.111
.178
.105
.049
.404
.178
.429
,258
59 **
,619
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,453**
,449**
,416**
,428**
,429**
,542**
1
,374**
.039
,579**
.123
-.044
.090
.003
.001
.254
.168
,318*
.058
.002
.060
.006
,320*
,297*
.104
,401**
,303*
,572**
.233
,379**
.058
.125
.144
,551**
Sig. (2tailed) N
.000
.000
.001
.001
.001
.000
.004
.769
.000
.352
.742
.500
.985
.997
.053
.202
.014
.664
.989
.652
.962
.014
.022
.435
.002
.020
.000
.076
.003
.663
.344
.275
.000
AT8 Pearson Correlation
.201
Sig. (2tailed) N
.126
AT7 Pearson Correlation
AT9 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N AT1 Pearson 0 Correlation Sig. (2tailed) N
59
59 **
,479
.000
59 **
,432
.001
59 **
,689
.000
59 **
,711
.000
59 **
,429
.001
59
59
**
1
,374
.004
59 **
,384
.003
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
**
.004
-.006
-.103
-.117
.000
-.018
.145
.152
.125
-.009
-.001
.001
.156
.108
-.067
.000
.978
.964
.436
.376
.998
.895
.273
.250
.346
.947
.994
.995
.237
.415
.612
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
-.177 -.047
-.132
.018
.070
.237
.029
.104
,345**
,303*
.319
.892
.596
.070
.828
.434
.007
.020
,590
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,384**
,410**
,336**
,444**
,443**
.251
.039
,384**
1
,451**
.050
.068
-.069
-.141
-.188
-.032
.071
.003
.001
.009
.000
.000
.055
.769
.003
.000
.708
.610
.605
.288
.154
.808
.591
.180
.723
59 **
,446
.000
59 **
,342
.008
59
59
59
59
59
59
*
.242
.106
.194
.025
.000
.038
.065
.425
.141
.851
59
59
59
59
59
59
59
,343** ,359**
,318*
.176
,265*
-.040
,360**
.014
.183
.043
.765
.005
**
,556
.008
,271
.005
59 **
,492
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,733**
,549**
,612**
,758**
,714**
,590**
,579**
,590**
,451**
1
.059
.011
-.022
.051
.107
.047
.094
.226
.063
-.097
.047
.098
,313*
.191
.039
,557**
,434**
,929**
,282*
,320*
.170
.198
.133
,682**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.656
.937
.871
.703
.422
.721
.477
.085
.637
.463
.723
.459
.016
.146
.768
.000
.001
.000
.030
.013
.199
.133
.315
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
1
,531**
,432**
,509**
,315*
,597**
,481**
.246 ,360**
,318*
,575** ,515**
,333**
.200
.214
.140
.152
-.008
-.022
.227
.172
.088
.092
,512**
.000
HU1 Pearson Correlation
.071
.005
.110
-.056
.085
.033
.123
.004
.050
.059
Sig. (2tailed) N
.591
.971
.408
.676
.521
.804
.352
.978
.708
.656
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HU2 Pearson Correlation
-.022
.080
-.023
.008
.013
-.088
-.044
-.006
Sig. (2tailed) N
.867
.549
.865
.952
.920
.505
.742
59
59
59
59
59
59
59
HU3 Pearson Correlation
-.066
-.027
-.198
-.131
-.074
-.024
Sig. (2tailed) N
.618
.838
.132
.322
.578
.860
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HU4 Pearson Correlation
.087
.053
.012
-.068
-.111
-.034
.003
-.117
-.141
Sig. (2tailed) N
.510
.691
.926
.607
.404
.796
.985
.376
.288
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HU5 Pearson Correlation
.049
-.064
-.095
-.051
-.028
.117
.001
.000
-.188
.107
,315*
,297*
,455**
,501**
1
.192
,258*
,355**
.176
,277*
.120
.081
.188
.054
.072
-.177
-.038
.069
-.181
-.127
.141
-.104
.242
,285*
Sig. (2tailed) N
.715
.632
.472
.701
.834
.379
.997
.998
.154
.422
.015
.022
.000
.000
.144
.048
.006
.181
.034
.364
.541
.155
.684
.586
.181
.773
.604
.170
.338
.285
.432
.064
.029
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HA1 Pearson Correlation
.041
.048
-.016
-.044
.029
.038
.254
-.018
-.032
Sig. (2tailed) N
.760
.718
.901
.741
.828
.773
.053
.895
.808
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HA2 Pearson Correlation
.022
.073
.032
.094
.129
.112
.168
.145
.071
.094 ,481**
Sig. (2tailed) N
.867
.584
.810
.478
.331
.400
.202
.273
.591
.477
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HA3 Pearson Correlation
.226
,265*
.144
.221
.231
,261*
,318*
.152
-.177
.226
.246
,433**
,295*
,412**
,355**
,440**
,507**
Sig. (2tailed) N
.085
.042
.276
.092
.078
.046
.014
.250
.180
.085
.060
.001
.023
.001
.006
.000
.000
.000
.005
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HA4 Pearson Correlation
.000
.121
.046
.015
.070
-.014
.058
.125
-.047
.063 ,360**
,391**
.247
,283*
.176
,294*
,318*
,450**
1
,412**
Sig. (2tailed) N
.997
.362
.730
.908
.597
.919
.664
.346
.723
.002
.059
.030
.181
.024
.014
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
HA5 Pearson Correlation
-.092
.042
-.106
-.198
-.104
-.022
.002
-.009
-.132
-.097
Sig. (2tailed) N
.487
.749
.423
.133
.432
.872
.989
.947
.319
.463
.014
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
KO1 Pearson Correlation
.153
.113
.144
-.032
.072
.053
.060
-.001
.018
.047 ,575**
,365**
.196
.184
.120
,413**
,408**
,302*
.213
,328*
Sig. (2tailed) N
.248
.394
.277
.807
.588
.690
.652
.994
.892
.723
.000
.005
.136
.163
.364
.001
.001
.020
.105
.011
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
.000
.001
.000
.015
.000
.000
.060
.005
.014
.000
.000
.010
.130
.103
.292
.249
.955
.866
.084
.192
.509
.488
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
.068
.011 ,531**
1
,543**
,697**
,297*
,425**
,439**
,433** ,391**
,462**
,365** ,437**
.153
.081
.135
-.104
-.122
.024
-.159
.054
.158
-.033
.143
,422**
.964
.610
.937
.000
.000
.000
.022
.001
.001
.001
.002
.000
.005
.001
.248
.541
.309
.433
.358
.857
.228
.687
.232
.805
.278
.001
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
.090
-.103
-.069
-.022 ,432**
,543**
1
,579**
,455**
,278*
.245
,295*
.247
,358**
.196
.110
.204
.077
.178
-,299*
-.242
-.026
-.171
.059
.125
.009
.162
,291*
.500
.436
.605
.000
.000
.033
.061
.023
.059
.005
.136
.409
.122
.560
.176
.022
.065
.843
.194
.655
.345
.943
.220
.025
59
59
59
59
,412** ,283*
,337**
.871
.001
59
59
59
59
59
59
59
59
.051 ,509**
,697**
,579**
1
,501**
,340**
.240
.000
.000
.000
.008
.067
.703
.000
.047 ,597**
.721
.000
59
59
.637
.000
.005 59 *
,318
.000
59 **
,425
.001
59 *
,278
.033
59
59
59
**
.192
1
.008
.144
,340
59
59
59
**
.245
.240
.001
.061
.067
,439
59 **
,462
.000
59 **
,358
.005
59 **
,337
.009
59 *
,258
.048
59 *
,277
.034
59 **
,547
.000 59
59
**
1
,547
.000
59 **
,387
.002
59 **
,430
.001
.001
59 **
,440
.000 59 **
,507
.030
59 *
,294
.024 59 *
,318
.009
59 **
,387
.002 59 **
,430
.000
.014
59
59
59
1 ,450**
,361**
59 **
,361
.005
.001
.001 59
59
**
1
,412
.001
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
.184 ,360**
.098
-.041
.030
-.095
-.167
.060
-.171
-.005
.189
-.019
.098
,354**
.163
.460
.755
.820
.476
.206
.649
.195
.969
.152
.888
.458
.006
59 **
,413
.001
.005
59 **
,345
.007
59 **
,446
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
*
.244
.003
.251
.008
.048
.188
.067
-.014
.081
.027
.062
.980
.056
.953
.719
.153
.613
.916
.544
59
.001
.064
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,302* ,404**
,336**
,267*
.149
.064
-.029
.208
-.050
.073
.116
.030
.065
,548**
.009
.041
.261
.629
.829
.113
.708
.580
.382
.822
.624
.000
.005
59
59
59
59
59
.241
.044
.194
.080
.074
.009
.066
.741
.140
.549
.579
,336
59 *
,271
.038
59
59
**
.153
.009
.246
,337
59
.000
.242
**
**
**
**
,363
59
59 ,458
59 ,408
59
59 ,288
*
,259
.047
59 **
,528
.000
.020
.002
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
.213 ,405**
,267*
.240
-.072
-.042
-.108
.116
.003
-.085
.147
.170
-.014
,369**
.041
.067
.586
.752
.417
.380
.979
.523
.267
.198
.916
.004
.105
.001
59
59
59
*
.068
.130
.011
.608
.327
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
1 ,512**
,415**
,297*
,356**
.193
.033
-.006
-.030
,288*
.174
.164
.032
,452**
.000
.001
.022
.006
.142
.806
.962
.824
.027
.187
.215
.812
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,328
59
59 *
,263
.044
59
59
59
59
59
59
59
59
59
*
-.156
-.149
-.066
.154
-.026
.046
.120
.196
.011
.237
.259
.621
.245
.847
.731
.365
.136
,327
59 *
,330
.011
KO2 Pearson Correlation
,268*
.146
,285*
.127
.200
.172
.006
.001
.070
.098 ,515**
Sig. (2tailed) N
.040
.270
.029
.339
.129
.193
.962
.995
.596
.459
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
KO3 Pearson Correlation
,323*
,314*
.212
.223
.207
,342**
,320*
.156
.237
Sig. (2tailed) N
.013
.015
.108
.090
.116
.008
.014
.237
.070
.016
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
KO4 Pearson Correlation
,305*
,344**
.252
.145
.153
,287*
,297*
.108
.029
Sig. (2tailed) N
.019
.008
.054
.274
.249
.027
.022
.415
.828
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
KO5 Pearson Correlation
.168
,332*
.182
.063
.112
.190
.104
-.067
.104
.039
.214
.135
.178
.030
.072
.244
.241
Sig. (2tailed) N
.204
.010
.167
.638
.399
.149
.435
.612
.434
.768
.103
.309
.176
.820
.586
.062
.066
.261
.586
59
PD1 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PD2 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PD3 Pearson Correlation
,437**
.110
,360**
.081
,345**
.242
,404** ,405**
.068
,512**
.000
.001
.409
.005
.541
.007
.064
.002
59
59
59
59
59
59
59
59
.001
.608
.000
59
59
59
59
,313* ,333**
.153
.204
.098
.188
,446**
,363**
,336** ,267*
.130
,415**
,257*
.010
.248
.122
.460
.155
.000
.005
.009
59
59
59
59
59
59
59
59
.041
.327
.001
.049
59
59
59
59
59
.191
.200
.081
.077
-.041
.054
,288*
,336**
,267*
.240
,263*
,297*
.245
,667**
.146
.130
.541
.560
.755
.684
.027
.009
.041
.067
.044
.022
.061
.000
59
59
59
59
59
.149 -.072
,327*
,356**
.179
.011
.006
.175
1
,257*
.245
.179
,269*
.052
.099
.000
.116
.220
.216
-.092
,472**
.049
.061
.175
.039
.694
.457
.998
.382
.094
.100
.489
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
1 ,667**
,341**
.192
,273*
,291*
.097
,504**
.209
,338**
.044
,609**
.000
.008
.145
.037
.025
.464
.000
.112
.009
.739
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
1
,449**
.210
.162
.205
.047
,373**
-.028
.189
.113
,497**
.000
.110
.221
.119
.726
.004
.830
.152
.395
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,341** ,449**
59
1
.167
.104
.021
.125
,365**
.092
.046
.142
,390**
.207
.433
.874
.344
.004
.490
.732
.284
.002
59
59
59
59
59
59
59
,501** ,402**
,257*
.003
,306*
.046
,571**
.049
.982
.018
.732
.000
.008
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,651**
,623**
,932**
,679**
,585**
,555**
,401**
,446**
,345**
,557**
.140
-.104
-,299*
-.095
-.177
.003
.044
.064 -.042
-.156
.193
,269*
.192
.210
.167
1
,259*
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.002
.000
.007
.000
.292
.433
.022
.476
.181
.980
.741
.629
.752
.237
.142
.039
.145
.110
.207
59
59
59
59
59
-.029 -.108
-.149
.033
.052
.259
.806
.694
59
59
59
*
.139
.176
.049
.295
.183
,257
59 **
,663
59 **
,520
.000
59 **
,555
.000
59 *
,302
.020 59 **
,707
.000
59
59
*
.209
.045
.112
,262
59 **
,631
.000
59 **
,545
.000
59 *
,303
.020 59 **
,572
.000
59 **
,342
.008 59 **
,556
.000
59 *
,303
.020 59 **
,343
.008
59
59
59
59
59
59
59
59
**
.152
-.122
-.242
-.167
-.038
.251
.194
.001
.249
.358
.065
.206
.773
.056
.140
,434
.829
.417
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
**
-.008
.024
-.026
.060
.069
.008
.080
.208
.116
-.066
-.006
.099
.000
.955
.857
.843
.649
.604
.953
.549
.113
.380
.621
.962
.457
,929
59
59
59
*
.162
.104
.037
.221
.433
,273
59
59
59
*
.205
.021
.025
.119
.874
,291
.048 59
59
*
1
,259
.048 59 **
,501
59 **
,416
.001 59
59
**
1
,416
59 *
,293
.024 59 *
,265
59
59
59
**
.142
.071
.035
.000
.284
.592
.795
59
59
59
59
*
.220
.212
.169
.018
.094
.107
.201
,307
59 **
,334
.010 59 **
,640
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
PD4 Pearson Correlation
.220
,456**
,389**
,414**
,287*
,319*
.233
,271*
,359**
,282*
-.022
-.159
-.171
-.171
-.181
.048
.074
-.050
.003
.154
-.030
.000
.097
.047
.125
,402**
,293*
,265*
1
,307*
.152
,415**
.169
,358**
Sig. (2tailed) N
.094
.000
.002
.001
.028
.014
.076
.038
.005
.030
.866
.228
.194
.195
.170
.719
.579
.708
.979
.245
.824
.998
.464
.726
.344
.002
.024
.043
.018
.250
.001
.201
.005
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
PD5 Pearson Correlation
.256
,330*
.211
,277*
,258*
,369**
,379**
.242
,318*
,320*
.227
.054
.059
-.005
-.127
.188
,271*
.073 -.085
-.026
,288*
.116
,504** ,373**
,365**
,257*
,561**
,307*
,307*
1
.096
,332*
-.019
,478**
Sig. (2tailed) N
.050
.011
.109
.034
.049
.004
.003
.065
.014
.013
.084
.687
.655
.969
.338
.153
.038
.847
.027
.382
.004
.049
.000
.018
.018
.468
.010
.888
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
PD6 Pearson Correlation
.048
.191
.062
.173
.111
.050
.058
.106
.176
.170
.172
.158
.125
.189
.141
.067
Sig. (2tailed) N
.718
.148
.641
.191
.404
.708
.663
.425
.183
.199
.192
.232
.345
.152
.285
.613
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
PD7 Pearson Correlation
.181
,321*
,273*
,317*
.178
,349**
.125
.194
,265*
.198
.088
-.033
.009
-.019
-.104
-.014
.153
.030
.170
.120
.164
.216
,338**
.189
.046
,306*
.071
Sig. (2tailed) N
.170
.013
.037
.015
.178
.007
.344
.141
.043
.133
.509
.805
.943
.888
.432
.916
.246
.822
.198
.365
.215
.100
.009
.152
.732
.018
.592
.107
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
.000
.004
.043
59 ,561
.000
.523
.001
.002
Sig. (2tailed) N
.580
.000
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
**
.116
.147
.046
.174
.220
.209
-.028
.092
.003
.142
.220
.152
.096
1
.009
.382
.267
.731
.187
.094
.112
.830
.490
.982
.284
.094
.250
.468
59
59
59
59
59
59
59
.212 ,415**
,332*
,413**
1
.007
,389**
.001
.010
.001
.956
.002
59
59
59
59
59
,337
59
59
**
.157
.001
.236
.000
,413
59
59 *
,323
.013
PD8 Pearson Correlation
.127
.159
.070
.114
.105
.191
.144
.025
-.040
.133
.092
.143
.162
.098
.242
.081
,259*
Sig. (2tailed) N
.338
.228
.600
.390
.429
.147
.275
.851
.765
.315
.488
.278
.220
.458
.064
.544
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,613**
,658**
,627**
,623**
,619**
,613**
,551**
,492**
,360**
,682** ,512**
,422**
,291*
,354**
,285*
,458**
,528**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.005
.000
.000
.001
.025
.006
.029
.000
.000
.000
.004
.011
.000
.000
.000
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
TOT Pearson AL Correlation Sig. (2tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.196
.032
-.092
.044
.113
.142
.046
.035
.169
.169
-.019
.157
.007
.047
.624
.916
.136
.812
.489
.739
.395
.284
.732
.795
.201
.201
.888
.236
.956
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,548** ,369**
,330*
,609** ,497**
,390**
,571**
,334**
,640** ,358**
,478**
,323*
,389**
,265*
1
.000
.002
.000
.010
.000
.005
.000
.013
.002
.042
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
,452** ,472**
1
,265*
.065 -.014
.042
59
89
Lampiran 6: Hasil Wawancara
A. Mahasiswa lulusan pesantren (I.A) 1. Pola sosialisasi a. Aturan “aturan yang diterapkan disekolah saya ketat karena ada osis 24 jam, aturan tersebut membuat saya disiplin dan setuju dengan semua aturan yang diterapkan”. b. Hukuman “tidak ada hukuman secara fisik cuman disuruh bikin makalah atau pidato bahasa asing, karena pacaran atau keluar tanpa izin. Saya mengikuti hukuman yang diberikan” c. Hadiah “sering memberikan hadiah nilai atau memberikan pujian. Hadiah tersebut membuat semangat belajar” d. Komunikasi “komunikasi dua arah, kalau lagi ada masalah guru memberikan solusi” 2. Penyesuaian diri a. Sikap saat berdiskusi di kelas “tergantung topik diskusi kalau menarik ikut menanggapi dan memberikan argumen kalau tidak hanya mendengarkan” b. Komunikasi dengan teman kelas “baik dan akrab dengan semua teman di kelas” c. Pertama masuk uin “tidak ada kesulitan dalam mencari teman karena banyak teman dari pesantren” d. Organisasi “ikut organisasi eksternal seperti KAMMI”
90
Lampiran 6: Hasil Wawancara
B. Mahasiswa lulusan sekolah umum (A.N) 1. Pola sosialisasi a. Aturan “aturan yang diterapkan disekolah saya sangat ketat, memberikan manfaat kepada saya dan bisa dirasakan sekarang ini setelah lulus dan setuju aja asal dalam kebaikan”. b. Hukuman “memberikan teguran, tapi kalau ada laki-laki yang bajunya dikeluarin langsung digunting. Pasrah kalau lagi diberikan hukuman”. c. Hadiah “sering memberikan pujian karena mendapatkan prestasi. Hadiah memberikan semangat”. d. Komunikasi “komunikasi dua arah, saling tolong menolong dan berinteraksi satu sama lain terutama wali kelas”. 3. Penyesuaian diri a. Sikap saat berdiskusi di kelas “lebih suka diem saat berdiskusi tidak aktif saat diskusi” b. Komunikasi dengan teman kelas “baik dan dekat dengan semua teman di kelas” c. Pertama masuk uin “merasa kesulitan banget saat masuk uin dalam mencari teman” d. Organisasi “tidak ikut organisasi
90
Lampiran 7: Hasil Angket
A. Pesantren 1. Pola Sosialisasi a. Aturan Statistics aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan 1 Valid
2
3
4
5
6
7
8
9
aturan 10
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mean
3,87
3,67
4,40
4,20
4,27
4,33
4,20
4,07
3,73
4,33
Median
4,00
4,00
5,00
4,00
5,00
5,00
4,00
4,00
4,00
5,00
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
N
Missi ng
Mode
b. Hukuman
Statistics diberi nasehat
ditegur
disuruh bersih-
dimarahin
dipulangkan
bersih Valid
15
15
15
15
15
0
0
0
0
0
Mean
3,87
3,40
3,27
2,93
2,27
Median
4,00
4,00
3,00
3,00
1,00
4
4
5
2
1
N Missing
Mode
c. Hadiah Statistics diberi pujian Valid
diberi nilai
diberi perhatian
diberi barang
diberi beasiswa
15
15
15
15
15
0
0
0
0
0
Mean
3,87
3,33
3,60
2,47
2,93
Median
4,00
4,00
4,00
2,00
3,00
4
4
4
2
2
N Missing
Mode
91
Lampiran 7: Hasil Angket
d. Komunikasi
Statistics pemberian
pemberian
saran
perintah
diskusi
mendengarkan
memberikan
keluh kesah
penjelasan tentang aturan
Valid
15
15
15
15
15
0
0
0
0
0
Mean
3,67
3,27
3,87
3,87
3,67
Median
4,00
3,00
4,00
4,00
4,00
4
3
4
4
4
N Missing
Mode
2. Penyesuaian Diri Statistics PD aktif Valid
PD aktif
PD pasif
PD aktif
PD pasif
PD pasif
PD pasif
PD aktif
15
15
15
15
15
15
15
15
0
0
0
0
0
0
0
0
Mean
4,20
3,93
4,20
3,93
4,07
2,93
3,27
3,07
Median
5,00
4,00
4,00
4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
5
4
5
5
4
3
3
3
N Missing
Mode
92
Lampiran 7: Hasil Angket
B. Sekolah Umum 1. Pola Sosialisasi a. Aturan Statistics aturan
aturan
aturan
aturan
aturan
aturan
aturan
aturan
aturan
aturan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Valid
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mean
3,70
3,20
3,80
3,75
3,77
3,73
3,68
3,25
3,91
4,02
Median
4,00
3,00
5,00
4,00
4,00
4,00
4,00
3,00
4,00
4,00
5
a
4
3
4
4
N
Missin g
Mode
5
3
5
4
4
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
b. Hukuman
Statistics diberi nasehat
ditegur
disuruh bersih-
dimarahin
dipulangkan
bersih Valid
44
44
44
44
44
0
0
0
0
0
Mean
3,39
3,14
3,07
2,68
2,16
Median
4,00
3,00
3,00
3,00
2,00
4
2
4
3
1
N Missing
Mode
c. Hadiah Statistics diberi pujian Valid
diberi nilai
diberi perhatian
diberi barang
diberi beasiswa
44
44
44
44
44
0
0
0
0
0
Mean
3,41
3,20
3,05
2,02
2,07
Median
4,00
3,00
3,00
2,00
1,50
4
a
1
1
N Missing
Mode
4
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
2
93
Lampiran 7: Hasil Angket
d. Komunikasi
Statistics pemberian
pemberian
saran
perintah
diskusi
mendengarkan
memberikan
keluh kesah
penjelasan tentang aturan
Valid
44
44
44
44
44
0
0
0
0
0
Mean
3,27
3,20
3,23
3,02
3,52
Median
3,50
3,00
3,00
3,00
4,00
4
4
4
4
4
N Missing
Mode
2. Penyesuaian Diri Statistics PD aktif Valid
PD aktif
PD pasif
PD aktif
PD pasif
PD pasif
PD pasif
PD aktif
44
44
44
44
44
44
44
44
0
0
0
0
0
0
0
0
Mean
3,70
3,86
3,95
3,82
3,86
3,18
3,16
3,30
Median
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
5
4
4
4
4
3
3
3
N Missing
Mode
94
Lampiran 8: Hasil Uji Normalitas
95
Lampiran 9: r Tabel
r Table (pearson Correlations) Level Of Significance 0,05 and 2 tailed N 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
r 0,997 0,950 0,878 0,811 0,755 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0.413 0,404 0,396 0,388 0,381 0,374
N 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
r 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,285 0,282 0,279 0,276 0,273 0,270 0,268
N 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
r 0,265 0,263 0,261 0,258 0,256 0,254 0,252 0,250 0,248 0,246 0,244 0,242 0,240 0,239 0,237 0,235 0,233 0,232 0,230 0,229 0,227 0,226 0,224 0,223 0,221 0,220
JQ'. !{J!
Dokumen
:
KEMENTERIAN AGAMA
No.
urNr:aKARrA
Tgl.
Terbit :
FITK-FR-AKD08'I 1 Maret 2010
No.
ReYisi: :
02
",',)
"'t*,*
r.
FORM (FR) 1u12tntr,re,;a
"u
1t1
Hal
",0*"t
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jaliart4 l3 Juli 2014
Nomor : Un.01/F. 1iKlvl.0 1.3/...../20 14 Lamp. : Outline Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian Kepada Yth. Ketua Jurusan Pendidikan IPS
di Tempat As sa I amu'al
a i
kun vr.v' b.
Dengan hormat karni sampaikan bahwa-
Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: Amaliah
: 1110015000022 : Pendidikan IPS :
:
/ Sosiologi
-
Antropologi
VIII (Delapan ) Perbedaan Pengaruh Pola Sosialisasi Pesantren Dan Sekolah Umum Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester
VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
adalah benar mahasiswli Fal:ultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang men)rusun skipsi. dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madmsah
yang Saudara pimpin.
Untuk itu katni raohon Saudara dapat mengizinlian mahasis*a tersebut rnelaksanalian penelitian dimalsud. Atas perhatian dan kerja sama Saudar4 kami ucapkan terima kasih.
l
assalamu'alaikum wr.vb.
i Punvanto. l\{.Pd
24 200801 1 012 Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1. 2. 3.
fli
Lampiran 12: Lembar
99
Referensi
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama NIM Jurusan Judul
:
Amaliah
:1110015000022 :
Ilmu Pengetahuan Sosial
: Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap
Tingkat
Tingkat Penyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Dosen Pembimbing : Drs. Syaripulloh, M.Si
No.
1
Sumber Referensi
Kamanto sunafio, Pengantar Sosiologi, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004) h 23
2.
,.
4.
5.
Paraf
Abdullah ldi., Sosiologi Pendidikan, (Jakana: PT Raja Grafindo Persada , 2011) h99
M Elly Setiadi, 1/mu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana,2006) h70-71 Sylvia fumm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003) h 27 Agus Santoso, Sosialisasi dan Pembentuknn Kepribadian, 2009, (hW I agsasman3 yk. files.wordpress.com) Diakses Senin, 20 Januari 2014
6.
Damsar,, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
7
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT funeka Cipta,2007) h 186
/ {/
4 '// // /
r
4
20t1)h72-74
/
Lampiran 12: Lembar Uji Referensi
8
9
10
R.S Sat*oko, Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1990) h 412-414 Desmita. Psikologi Perlcembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaj a Ro sd akary a 2009) h 293 -29 6
H*it wa**"rta k"p"da salah satu mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta di kampus yaitu Clara Safitri (lulusan pesantren) dan Ade Robiatu Syarfah (ulusan sekolah umum) kamis, 13 maret 2014
/
4 {
11
Morissan, Psi,to logi Komunikasi, (Bogor : Ghalia Indonesi4 2010) h 120-122
//
12
Ibid hl22
//
13
Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2008) h 1045
14
Lepa*, Pengertian Pengaruh Menurut Beberapa Ahli,2012 (http://www.lepank.com) Diakses Kamis, 13 maret 2014
15
Soerjono soekanto, Sasiologr Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1982) h 59
t6
[di, op.cit.h.99
tt
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi: Suatu Bunga Rampai, (Yayasan Obor Indonesia, 1985) h 169-170
18
Snnarto, op cit.
19
Sunarto, op. cit. h.182-183
r'
/(
4 '// / /
h31
/ / ,/ ,/
20
Damsar, op.cit. h 68
21
rbid.h69 ,q.
22
23
/-
Malit MTT , Inovasi Kurikulum Berbasis Lokal Di
Pondok Pesantren, (JakNta: Balai Penelitian dan Pensembansan Asama Jakarta" 2008) h 14-15
Ibid.hl6-20
/ {
I 101
Lampiran I2: Lembar Ltji Referensi
24
Sulthon Masyhud, khusnuridlo, dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka Jakarta, 2005) h 93
// ,/
25
Ibid.h
26
Ibid. h46
7
27
Ibid. h132
4
28
rbid.h27-28
29
Dian nafi, Abd A'la, dkk,Praksis Pembelajaran Pesantren, (Yogyakarta : Forum Pesantren , 2009) h 1l3-ll4
30
27-28
,/ ,/
Zurinal Z dan Wahludi Safuti, Ilmu Pendidikcn Pengantar & Dasar-dasar Pelalcanaan Pendidikan, ( Jakarta: UIN Jakarta Press,2006) h 77
/
31
Desmita, op.cit.h233
32
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Prahig (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) h 24
JJ
Ibid.h.
172-173
34
Herman Holstein, Murid Belajar Mandiri, @andung Remadja Karya, 1984) h. 159 - 160
35
Zwnal, op.cit. h77
36
Damsar.
\t
Nana Syaodih Stktnadnata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, @andung: PT Remaja Rosdakrya, 2009) h 261262
38
Damsar,
:
4 ,4 // ,/
,4
op.cit.h 105
/
op.cit.hll4
39
Desmita, op.cit. h. 191
40
W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, @andung : PT Refika Aditama 2004) h. 59-60
41
rbid
4/ // ,/
4l
,1
102
Lampiran 12: Lembar
Llj
i Referensi
Desmita, op.cit. h. 193
/ 43
44
Ibid.h. 194-195 Ibid.h. t96
#
I
-197
45
Ibid
46
Idi. op. cit. h 102-103
{ ,/
fl
,*
47
Departemen Pendidikan Indonesia, op. cit. h
48
Ahmad Bahtiar Sebayang, Definisi Mahasisi ., I.,Ienurut Para Ahli, 2012 (http://unpaztoday.wordpress',;:-,) Diakses Kamis, 13 maret2Ol4
49
Departemen Pendidikan Indonesia, op. cit.
h
Pakde Sofa"Pengertian, Ruanglingkup dan 50
51
52
-)J
(http://massofa.wordpress.com) Diakses 2014
:
.
-.,,,.i
,/
4
i, :;un IP S, 2010
Kar ' ," i3 maret
/
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS FilosoJi, k,, ..:p dan Aplikasi, @andung : Alfabeta,2013) h 8-9
Ambarini, Nurdwiyani, "Pegaruh Pola Sosia.:- . si Keluarga Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri Mahasis . Perantau (Studi Kasus : Mahasiswa Perantau Angkata - .;03 yangTinggal di Asrama UI, Depok)" Skripsi r . ia Universitas Il4qqgliq, pepok,2004,h. i-ii, tidak dipublil r.ril:an Heni Susilawati " Deskipsi Pola Sosialisasi -i.ll,nrga Pelajar Berprestasi Tinggi dan Pelajar Berprestasi F. . -l;h (studi kasus di MTsN Luragung, Desa CirahaJrr K,.- I-:rragung Kab DT II Kuningan Jawa Barat)" Skipsi pada l' ,ii ersitas Indonesia Depgk, 2!01, h vii - viii, tidak ,,kasikan. Lukitarina, "Pola - pola Sosialisasi dan Tipt ' irrsep Kedirian (Studi Kasus di kalangan pelajar kehs 1II SMA Negeri 34 Jakarta)", Slaipsi pada Universita : lr donesi4 Depok, 1989, h v, tidak dipublikasikan. Tanti Irawati, "Pola Sosialisasi Anak perer--._.:.:.,n Pada Tiga Keluarga Betawi Di RT. 007/02 Kelurahan I, rr;rpang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan". Si .ipsi pada Universitas lndonesi4 Depok, 1993, h v, tic r',
4
di
-
54
55
/
103
Lampiran 12: Lembar Uji Referensi
Sogryono, M"tod"
Alfabeta, 2012)
P
enelitian Pendidikan', (Bar;d:ung
:
h9l
Sugiyono, op.cit.h.96
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1985) h24-2 Br-ba"g P."tetyo arn tinaMiftahul lawtah, Metode Persada' P eneliti in Kuani u at if,(I akarta: PT Raja Grafrndo
Masri singarimbun dan Sofian efferrdi, Metode Penelitian Survai, (Iakafia: LP3ES, 1987) h 3
Moissat, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : Kencana' 20r2)h16s Prasetyo. op.cit.
h1l9
Sugiyono, op.cit. h 120
Ntn I"drlant*o dat Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntattsi dan Manajemen' (
1999\h124 Sugiyono, op.cit. h 199
Ibid.h 134
ffian
Abdunahman, Analisis Korelasi Regresi Dan Jalur Dalam Penelitian' (Bandung: CV Pustaka Setia" 2007) h 30 Dengan Program IBLI SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas 2011) h 53
ffite
104
Lampiran 12: Lembar Lji Referensi
72
Ibid h47-48
73
Ibid
74
Indriantoro.
75
I
14 o p.
c
it. h
| 67
-l 68
Pmsetyo. op.cit.h 17l
4
,/
Duwi Priyatno, Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan 76 SPSS
20, (Yogyakarta: ANDI, 2012) h 189
.Tonathan Sarwono, Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14,
77
78
(Yogyakarta: ANDI, 2006) h 48-50
/
I
rbid,h 65
/ 79
Ibid,h66
4/
80
Priyatno, op. cit. h 125-126
'{/
81
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakafi4 Proposal Perubahan Nama Program Shtdi Tadris IPS Menjadi Program Studi Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS (Cipuat: UIN Syarif Hidayatullalt Jakarta 2008) h 1-4
82
Ibid.h.4-6
83
Ghozali,
84
Priyatno, op.cit.h57
85
Sambas, op.cit.h84-87
op.
/ //
cit. h 47 -48
4/ v'
,/
86
Stanislaus S Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) h 226
/ /)y''
105
Lampiran 12: Lembar Uji Referensi
Piyatno, op.cit. h
ll7
Jakart4 5 September 2014 Mengetahui, Dosen Pembimbing SkriPsi
NIP. 19670909 200701
1 033
BIODATA PENULIS Nama lengkap penulis adalah Amaliah lahir di Serang, 16 Juli 1992, putri dari pasangan Bapak Asep Saefullah dan Nurhayati Nufus. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Alamat email penulis
[email protected]. Penulis Menyelesaikan pendidikaan di SD Negeri Pasar Ciomas Serang-Banten tahun 1998-2004, MTs Al-islamiyah Ciomas Serang-Banten tahun 2004-2007, MA Negeri 2 Serang-Banten tahun 2007-2010 dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi SosiologiAntropologi tahun 2010-2014. Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si