PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN PERGAULAN TERHADAP KESADARAN ANAK DALAM BERIBADAH (Studi Kasus di Dusun Ngasinan, Desa Garangan, Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali) Guna untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Kependidikan Islam
SKRIPSI
DiSusun Oleh:
NAMA: MUH SHODIQ NIM (11109047)
JURUSAN TARBIYAH PROGDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
Dr. M. Zulfa, M.Ag. DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara MUH. SHODIQ Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: MUH SHODIQ
NIM
: 111 09 047
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN PERGAULAN TERHADAP KESADARAN ANAK DALAM BERIBADAH DUSUN NGASINAN DESA GARANGAN Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 8 Januari 2014 Pembimbing
Dr. M. Zulfa, M.Ag. NIP. 19520430 197703 1 001
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
PENGESAHAN PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN PERGAULAN TERHADAP KESADARAN ANAK DALAM BERIBADAH DUSUN NGASINAN DESA GARANGAN 2013/2014 Disusun oleh : MUH. SHODIQ NIM : 11109047 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 6 Maret 2014, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Ujian Ketua penguji
: Drs. H. Mubasirun, M.Ag.
………………………
Sekretaris penguji
: Benny Ridwan, M.Hum.
………………............
Penguji I
: Drs. Abdul Syukur, M.Si.
………………………
Penguji II
: Dra. Ulfah Susilowati, M.Si.
………………………
Penguji III
: Dr. H. M. Zulfa, M.Ag.
……………………… Salatiga, 6 Maret 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1 002
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Muh. Shodiq
NIM
: 11109047
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 8 Januari 2014 Penulis
MUH. SHODIQ NIM: 11109047
MOTTO
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
(Q. S Al-Ahzab: 21)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”
(QS.AT Tahrim: 6)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpiku: 1. Ayah Samin dan Ibu Endang Prehyanti, sang motivator yang mampu mengisi setiap relung jiwa, memberikan semangat, menjadi penggerak dalam hidupku serta mendoakanku setiap waktu serta selalu berusaha mewujudkan setiap harapan dan impianku. 2. Adik-Adiku tercinta, penyemangat hidup yang selalu mendorongku untuk menjadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik. 3. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah mengalirkan ilmu kedalam hati, menjadi fasilitator serta mendorongku agar mampu berbuat yang terbaik untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan sepanjang hidupku. 4. Keluarga Besar PAI B 2009, kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku. 5. Hmiwan dan Hmiwati, Semoga perjuangan kita selalu mendapat ridho Allah SWT.
KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M. Si, Selaku Ketua Program Studi PAI. 3. Bapak Dr. M. Zulfa, M.Ag. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Kepala Desa Garangan dan Kepala Dusun Ngasinan yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di dusun tersebut.
6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 8 Januari 2014 Penulis
MUH. SHODIQ
ABSTRAK Shodiq, Muh. 2014. 11109047. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Pergaulan Terhadap Kesadaran Anak Dalam Beribadah.Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Salatiga. Pembimbing: Dr. M. Zulfa, M.Ag. Kata kunci: Pola Asuh orang tua, Pergaulan, dan Kesadaran beribadah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimana pola asuh orang tua dusn Ngasinan, Desa Garangan tahun 2013/2014, 2) Bagaimana pergaulan anak Dusun Ngasinan, Desa Garangan tahun 2013/2014, 3) Bagaimana kesadaran beribadah anak Dusun Ngasinan, Desa Garngan tahun 2013/2014, 4) Adakah pengaruh pola asuh orang tua terhadap kesadaran anak dalam beribadah Dusun Ngasinan, Desa Garangan tahun 2013/2014, 5) Adakah pengaruh pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah Dusun Ngasinan, Desa Garangan tahun 2013/2014, 6) Adakah pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan dengan bersama-sama terhadap kesadaran anak dalam beribadah Dusun Ngasinan, Desa Garangan tahun 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 30 responden, menggunakan teknik nonprobability sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1,X2 dan data Y. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) pola asuh orang tua di Dusun Ngasinan Desa Garangan tergolong sedang dengan prosentase 50%, 2) pergaulan anak Dusun Ngasinan Desa Garangan tergolong sedang dengan prosentase 60%, 3) kesadaran beribadah Anak Dusun Ngasinan Desa Garangan tergolong tinggi dengan prosentase 70%, 4) Ada pengaruh yang signifikan pola asuh orang tua dengan kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan, 5) Ada pengaruh yang signifikan pergaulan anak dengan kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan, 6) Ada pengaruh yang signifikan pola asuh orang tua dan pergaulan secara bersamaan terhadap kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 1% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 0,705>0,463. Hasil tersebut diuji kebenarannya menggunakan uji F dan diperoleh Fh sebesar 17,5, Ftabel = 3,32. Jadi Fhitung > Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ………...............................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
DEKLARASI..............................................................................................
v
MOTTO........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN.......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................
viii
ABSTRAK...................................................................................................
x
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah............................................................. 1 B. Rumusan Masalah.....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian......................................................................
5
D. Hipotesis Penelitian................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian....................................................................
6
F. Penegasan Istilah…................................................................... 6 G. Metode Penelitian.....................................................................
9
H. Sistematika Penulisan Skripsi...................................................
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Pola Asuh Orang Tua……….................................................... 15 1. Pengertian Pola Asuh………….…..................................... 15 2. Macam-Macam Pola Asuh….……………......................... 16 3. Kesalahan Orang Tua Mendidik Anak.…………………..
24
B. Pergaulan……………………..................……........................
27
1. Pengertian Pergaulan……………......................................
27
2. Macam-Macam Pergaulan ………………….....................
28
a. Pergulan Dalam Lingkup Keluarga……………............
28
b. Pergaulan Masa Muda Diluar Keluarga.......................... 30 c. Pergaulan Antara Orang Dewasa Dengan Dewasa…....
31
d. Pergaulan Positif............................................................. 31 e. Pergaulan Negatif…………………...............................
32
3. Masalah Remaja…………………………..........................
33
4. Macam-Macam Kenakalan Remaja………………………
34
a. Kenakalan Dalam Keluarga………………………
34
b. Kenakalan Dalam Pergaulan……………………… 35 c. Kenakalan Dalam Pendidikan…………………….
35
5. Dampak Kenakalan Remaja………………………………. 35 C. Kesadaran Beribadah…............................................................
36
1. Pengertian Kesadaran beribadah......................................... 36 a. Pengertian kesadaran ……….................................. 36 b. Pengertian Beribadah.....………………..…….......
37
2. Ruang Lingkup Ibadah........................................................ 40 a. Ibadah Umum............................................................ 40 b. Ibadah Khusu............................................................. 41 3. Perintah Beribadah………………………………………… 41 a. Dasar Disyariatkan sholat……………………………… 42 b. Pengertian Sholat……………………………………… 43 c. Macam-Macam Sholat…………………………………..44 d. Pengaruh Sholat Dalam Kehidupan Individu Dan Sosial.45 e. Dasar Disyariakan puasa………………………………. 46 f. Pengertian Puasa………………………………………. 47 g. Macam-Macam Puasa…………………………………. 47 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Beribadah.. 48 a. Faktor Internal…………………………………………. 48 b. Faktor Eksternal………………………………………... 49 D. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Pergaulan Terhadap Keasadaran Anak Dalam Beribadah…………………............. 51
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian....................................................
53
1. Letak Geografis………………………............................. 53 2. Monografis.......................................................................
54
3. Sarana Dan Prasarana.......................................................
56
4. Struktur Pemerintahan.....................................................
57
B. Penyajian data hasil penelitian...............................................
58
1. Daftar responden..............................................................
58
2. Data hasil Angket.............................................................
60
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisi Deskriptif (Tiap Variabel)............................................
70
B. Pengujian Hipotesis..................................................................
77
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis............................................... 86
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................
89
B. Saran-saran................................................................................ 91 C. Keterbatasan Penelitian............................................................. 92 D. Penutup..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
93
DAFTAR TABEL
Tabel I Mata Pencaharian Penduduk……………………………................. 53 Tabel II Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan…................................. 55 Tabel III Jumlah Sarana Dan Prasarana…..................................................... 55 Tabel IV Daftar Nama Responden…………………..................................... 57 Tabel V Jawaban Angket Pola Asuh Orang Tua……................................... 59 Tabel VI Jawaban Angket Pergaulan………..………………....................... 62 Tabel VII Jawaban Angket Kesadaran Anak Dalam Beribadah.................... 66 Tabel VIII Rekapitulasi Pola Asuh Orang Tua............................................... 71 Tabel IX Rekapitulasi Pergaulan Anak……...………................................... 73 Tabel X Rekapitulasi Kesadaran Anak Dalam Beribadah……..................... 75 Tabel XI Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Pergaulan Terhadap Kesadaran Anak Dalam Beribadah…………................................ 77 Tabel XII Ringkasan Statistik X1 dan Y …................................................... 79 Tabel XIII XVRingkasan Statistik X2 dan Y.................................................
80
Tabel XIV Ringkasan Statistik X1 dan X2....................................................... 82
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang tua menghendaki putra-putri mereka tumbuh menjadi anak yang baik, cerdas, patuh, terampil, dan mandiri. Selain itu, banyak lagi harapan lainnya tentang anak, yang semuanya berupa hal positif. Setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik anaknya secara baik dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbakti, terhadap orang tua, berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa, bangsa, negara, juga bagi agamanya, serta anak yang cerdas memiliki kepribadian yang utuh dan mandiri. Namun apa hendak dikata, terkadang harapan tinggal harapan semata. Mimpi tak jadi kenyataan bagai pungguk merindukan bulan. Kenyataan yang bertentangan dengan harapan, malah itu yang harus dihadapi dan harus diterima, Ini pahit dan getir. Apakah sudah suratan takdir? Akhir dari segala urusan kembali kepada Tuhan. Akan tetapi, manusia sebagai hamba-Nya diwajibkan berusaha dengan segenap daya tanpa berputus asa. Termasuk dalam hal mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh dan sholikah. Seperti yang difirmankan oleh Allah dalam al Qur‟an surat At Tahrim ayat 6:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa sebagai orang tua harus mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anak karena inilah amal paling nyata dan paling efektif yang harus dilakukan oleh orang tua untuk kebahagian mereka di dunia dan akhiat. Mendidik anak berlaku jujur sungguh sebuah tantangan sebab dewasa ini disekitar lingkungan mereka banyak perbuatan yang menunjukan ketidak jujuran yang secara tidak langsung bisa membuat mereka menirunya. Sebagaimana kita semua menyadari tidak ada rumus yang baku dalam mendidik anak. Disatu pihak orang tua berhadapan dengan kenyataan bahwa setiap anak mempunyai ciri khas sendiri- sendiri. Dan di lain pihak juga berhadapan dengan kenyataan bahwa anak dan lingkungannya senantiasa berubah.
Kebanyakan orang akan sependapat bahwa pembinaan anak secara efektif merupakan salah satu tantangan paling besar bagi orang tua masa kini. Karena orang tua dianggap orang yang paling mampu memberikan pendidikan pada anak, karena orang tua adalah orang yang pertama kali berinteraksi dengan anak, sehingga peran orang tua disini sangat penting dalam membentuk pribadi anak, menjadi anak yang mempunyai pribadi yang mandiri. Orang tualah yang berperan besar dalam menjadikan anaknya apakah majusi, nasrani, yahudi maupun islam, banyak orang tua mempunyai metode atau cara sendiri-sendiri dalam mendidik anak mereka. Tapi sekarang ini banyak orang tua yang salah menggunakan metode dalam mendidik anaknya, banyak sekali orang tua mendidik anaknya
dengan
kekerasan,
sehingga
menjadikan
anak
tersebut
menyimpang dari norma yang ada, bukannya mereka semakin patuh dan hormat pada orang tua tapi mereka semakin melawan. Seharusnya orang tua bisa menyesuaikan dengan karakteristik anak dalam membinanya dalam keluarga agar anak merasa nyaman, pola asuh orang tua ini yang harus dilakukan, untuk menghasilkan hasil sesuai yang dinginkan, maka orang tua harus menyesuaikan dengan perkembangan yaman, sehingga anak tersebut tidak merasa terkekang dan kuper, itulah cara untuk menumbuhkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal.
Orang tua mulai memberi penjelasan yang berkenaan dengan kewajiban terhadap agama, sehingga anak dari sedini mungkin sudah paham apa kewajibannya. Dalam masyarakat kita sekarang ini dapat kita lihat sendiri, yang dimana anak tumbuh dengan kepribadian masingmasing, dimana ada anak yang tumbuh kesadarannya dalam beribadah, walaupun orang tua sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, tapi ada juga anak yang tumbuh menjadi anak yang manja tapi brutal karena kurangnya pengawasan dari oarang tua yang sibuk dengan pekerjaan, karena mereka menganggap anak hanya butuh materi semata. ada juga anak yang tumbuh sangat sadar dalam beribadah walaupun dia tumbuh dengan pengawasan yang sangat ketat dari orang tuanya, tapi sebaliknya juga ada adanya perhatian yang berlebihan dari orang tua
ini malah menjadikan
pertumbuhan anak ini, menjadi anak yang manja, harus selalu diingatkan ketika mau beribadah. Maka dari latar belakang diatas penulis ingin mengkaji secara kritis dan analisis melalui penelitian berjudul ASUH
ORANG
TUA
DAN
“PENGARUH POLA
PERGAULAN
TERHADAP
KESADARAN ANAK DALAM BERIBADAH”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pola asuh orang tua di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro? 2. Bagaimana pergaulan anak di Dusun Ngasinan Desa Garangan Kecamatan Wonosegoro?
3. Bagaimana kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro? 4. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro? 5. Bagaimana pengaruh pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah
di
Dusun
Ngasinan
Desa
Garangan
kecamatan
Wonosegoro? 6. Adakah pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro. 2. Untuk mengetahui pergaulan remaja didusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro. 3. Untuk mengetahui kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro. 4. Untuk mengatahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro?
5. Untuk mengetahui pengaruh pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah
di
Dusun
Ngasinan
Desa
Garangan
kecamatan
Wonosegoro? 6. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah di Dusun Ngasinan Desa Garangan kecamatan Wonosegoro. D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Siregar.2010:151). Dalam penelitian dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “ Ada pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah. Dengan kata lain semakin tinggi pola asuh orang tua dan pergaulan anak berpengaruh terhadap kesadaran anak dalam beribadah”. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Diharapkan dapat membantu dan mengembangkan keilmuan bagi pendidikan pada umumnya dan pembentukan perilaku anak pada khususnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi pihak peneliti
Dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan untuk bekal peneliti di dunia pendidikan dan kemasyarakatan b. Bagi pihak yang diteliti Memberikan gambaran, pemahaman, sumbangan atau masukan pada orang tua terutama dalam memberikan perhatian pada anak. c. Bagi masyarakat umum Mendidik masyarakat untuk senantiasa bersadar diri terutama dalam hal ibadah F. Penegasan Istilah Untuk menghindari interpretasi yang salah dalam membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci (istilah) yang terkandung dalam judul penelitian yaitu : 1. pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang (Poerwodarminto,1985:731) 2. Pola asuh orang tua Yang dimaksud pola asuh orang tua adalah cara orang tua dalam mengasuh dan mendidik anaknya. a. Indikator dari pola asuh orang tua demokratis: 1) Menghargai kemampuan anak.
2) Memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki. 3) Memperhatikan dan menghargai pendapat anak. 4) Memberi dorongan kepada anak. 5) Akrab dengan anggota keluarga (Lestari dan Ngatini, 2010: 8-9 ). b. Indikator dari sifat orang tua yang bersifat laisses fire meliputi 1) Membiarkan anak sesuai kehendaknya. 2) Cenderung membiarkan 3) Tidak ada peraturan yang mengikat untuk anak 4) Kontrol orang tua terhadap anak lemah 5) Tidak mau tahu tentang permasalahan anak(Mansur, 2007: 356357). c. Indikator dari pola asuh orang tua yang bersifat otoriter meliputi: 1) Meminta sesuatu yang bersifat instruktif atau menyuruh 2) Lebih sering marah-marah dari pada memberi bimbingan 3) Ada unsur memaksa dan mendesak 4) Memaksakan kehendak kepada anak. 5) Kurang senang dengan musyawarah keluarga (Lestari dan Ngatini, 2010: 6-7 ). 3. Pergaulan Menurut daliman pergaulan adalah kontak antara orang yang satu dengan lainnya atau interaksi antara person dengan person lain. Pergaulan merupakan hubungan antar individu maupun kelompok
secara langsung sehingga akan memberi pengaruh bagi remaja bertingkah laku dalam kehidupan(Fa‟la, 2012: 23). Indikator pergaulan a. Kenyamanan remaja dalam melakukan interaksi dimasyarakat b. Remaja merasakan ketentraman bergaul dilingkungan keluarga dan masyarakat c. Remaja tidak mengalami konflik dengan anggota keluarga atau dengan masyarakat lingkungan sekitar d. Remaja dapat merasakan kematangan yang diraih dalam proses belajar didalam keluarga dan masyarakat. 4. Kesadaran Kesadaran berasal dari kata dasar “sadar” yang memiliki arti insaf, yakin, merasa, tahu dan mengerti, sehingga kesadaran berarati keadaan tahu, mengerti dan merasa atau keinsafan (yang timbul dari hati nurani)(Poerwodarminto, 1982: 847) 5. Beribadah Menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh Agama dengan sungguhsungguh (Poerwodarminto,1982:367). Indikator kesadaran anak dalam beribadah a.
Melaksanakan sholat lima waktu tanpa selalu diingatkan
b.
Mengerjakan sholat sunnah
c.
Rajin membaca Al-Qur‟an
d.
Rajin melaksanakan puasa sunnah untuk mendukung agar usaha tercapai.
G. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, untuk itu diperlukan suatu metode dan cara dalam memperoleh data yang akan diuraikan dalam pembahasan serta analisis selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan untuk memperoleh suatu jawaban yang jelas dari proses penelitian itu, maka penulis kemukakan dahulu subjek yang hendak digunakan : 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Sutrisno
hadi
dalam
membatasi
pengertian
populasi
mengtakan bahwa semua individu untuk siapa kenyatan-kenyataan yang
diperoleh
dari
sampel
itu
hendak
digeneralisasikan
(Hadi,1981:70). b. Sample Menurut Suharsimi Arikunto sample adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap populasi (Arikunto,1995:124). 2. Tehnik pengumpulan data a. Tehnik Angket
Angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak mengangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban
(tanggapan
respon)
tertulis
seperlunya
(Kartini,1996:217). b. Tehnik Wawancara Wawancara adalah proses mendapatkan data/ keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (Siregar,2010:130). c. Observasi Observasi
adalah
memperhatikan
sesuatu
dengan
menggunakan mata, dalam pengertian psikologik, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto,2010:199). 3. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan penulis untuk memperoleh data, diantaranya berdasarkan metode yang digunakan terdapat alat yang berupa sejumlah pertanyaan penulis yang ditujukan kepada responden untuk memeperoleh data dari masing-masing variable. Ada juga yang berupa daftar pertanyaan untuk bertanya atau interview langsung dengan pihak yang bersangkutan.Setelah diperoleh
data melalui beberapa metode, kemudian penulis mengolah data dari hasil penyebaran angket. Pengolahan data hasil angket terdapat beberapa pedoman dalam pemberian skor diantaranya setiap jawaban alternatif memperoleh skor a=4, b=3, c=2, d=1. Baru kemudian dari masing-masing responden dihitung skor yang di peroleh dengan menggunakan rumus statistika yaitu korelasi regresi ganda. Dengan menggunakan rumus tersebut, data akan diolah sehingga diketahui adanya pengaruh antara variable pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah. 4. Metode Analisis Data a. Untuk mengetahui permasalahan ke 1,2,3 menggunakan rumus prosentase: P= X 100% Keterangan : P : Angka prosentasi yang diberi F : frekuensi dari jawaban N : jumlah responden b. Regresi ganda digunakan untuk menghitung dan atau menguji tingkat
signifikansi, antara lain:
1) Untuk menjawab rumusan masalah (1) dan (2) atau uji hipotesis (1) dan (2). 2) Dengan analisis diskriptif 0%
3) Untuk uji hipotesis digunakan analisis regresi linear, untuk itu dilakukan persyaratn hipotesis: a) Variable yang terlihat harus memiliki data yang diperoleh secara acak (random). b) Merupakan variable kontinyu diukur dalam skala interval/ angket. c) Mengikuti distribusi normal. d) Hubungan antar variable bentuk linear. Untuk mengetahui permasalahan ke-4 menggunakan rumus regresi yaitu: 1.
Langkah pertama adalah dengan memakai rumus: Y=
+
y y
+ =
+
+
Kemudian setelah selesai diuji Dengan persamaan regresi dengan memakai rumus: (
a) ∑
Y=∑
Y-
b) ∑
Y=∑
Y-
c) ∑
=∑
(
–
(
)(
)(
)
)
)
2. Langkah selanjutnya dengan menghitung r hitung dengan memakai rumus: √
Setelah angka r tersebut diperoleh langkah selanjutnya adalah dengan menghitung (
Freg =
(
dengan rumus:
)
)
Keterangan: n : banyak anggota sampel (responden) m : banyak predictor. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa: 1. Kesimpulan 1 dan 2 sudah benar 2. Kesimpulan H (Uji) hipotesis masih perlu dibenahi/ dihitung lagi 3. Harus dicari sumbangan Efektif dan Relatif. H. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I
: Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis,
manfaat
penelitian,
definis
operasional, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan skripsi BABII
: Berisi tentang kajian pustaka, penjabaran pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah
BAB III
: Membahas tentang gambaran umum mengenai Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan pergaulan Terhadap Kesadaran Anak Dalam Beribadah serta penyajian gambaran umumnya
BAB IV
: Analisis tentang pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran dalam beiribadah anak dan menguji hipotesis
BAB V
: Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran
BAB II LANDASAN TEORI A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, dan harus menjadi suri tauladan yang baik bagi anakanaknya. Menurut Baumrind, pola asuh pada prinsipnya merupakan parental control, yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan
mendampingi
anak-anaknya
untuk
melaksanakan
tugas-tugas
perkembangannya menuju pada proses pendewasaan. Dalam mendidik anaknya, orang tua memiliki berbagai macam bentuk pola asuh yang bisa dipilih dan digunakan. Tapi sebelum membahas tentang macam-macam pola asuh orang tua. Terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian pola asuh itu sendiri. Menurut Khon pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak. Menurut Theresia Indira Shanti, Psi. M.Si., pola asuh merupakan pola interaksi antara anak dan anak. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai, memberikan perhatian dan kasih
sayang, serta menunjukan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan
contoh/panutan
bagi
anaknya(Mualifah,
2009:
42-43).
Sedangkan menurut Kingsley Price berpendapat bahwa Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan berperilaku yang baik. Dari pengertian diatas, jadi pola asuh adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak dimana orang tua bermaksud mengadakan interaksi yang baik dengan anaknya agar anak dapat menjadi anak yang mandiri,tumbuh dan berkembang dengan sehat dan optimal serta berakhlakul karimah (Mansur,2005: 51). 2. Macam-macam pola asuh orang tua Berbagai macam pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda antara satu sama lain, tetapi juga terdapat persamaan diantara pendapat mereka. Diantara pendapat-pendapat itu adalah sebagai berikut: a. Dariyo mengemukakan pendapat Bumrind, ahli psikologi perkembangan membagi pola asuh menjadi 3, tetapi Dariyo menambah satu lagi menjadi 4 yaitu: 1)
Pola asuh otoriter Pola asuh ini menekankan segala aturan orang tua
harus ditaati oleh anak. 2)
Pola asuh permisif
Pola asuh ini yakni segala aturan dan ketetapan keluarga ditangan anak. Apa yang dilakukan oleh anak diperbolehkan orang tua. 3)
Pola asuh demokratis Pola asuh ini dimana kedudukan antara orang tua
anak sejajar. Sutau keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. 4)
Pola asuh situasional Pola asuh ini tidak berdasarkan pola asuh tertentu,
tetapi semua tipe tersebut diterapkan secara luwes atau secara fleksibel sesuai keadaan/kondisi. b. Pola pengasuhan menurut Papalia dan Olds 1) Pola asuh yang bersifat mendorong dan menghambat 2) Pola asuh yang bersifat mendorong (enabling) 3) Pola asuh yang bersifat menghambat (Mualifah,2009: 54-55) c. Nasih Ulwah mendeskripsikan tiga Pola pengasuhan 1) Pola asuh yang bersifat keteladanan 2) Pola asuh yang bersifat nasihat 3) Pola asuh dengan perhatian dan pengawasan. d. Menurut Hurlock yang dikutip oleh Chabib Toha ada 3 macam pola asuh yaitu: 1) Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anaknya dengan aturan-aturan ketat. 2) Pola asuh demokratis Pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya dan kemudian anak diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung kepada orang tua. 3) Pola asuh laisses fire Pola asuh ini dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas,
bebas
melakukan
apa
saja
yang
dikehendakinya(Mansur,2005: 354-356). e. Pola asuh anak dalam perspektif islam Dalam syariat islam sudah diajarkan bahwa mendidik dan membimbing anak merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim
karena
anak
merupakan
amanat
yang harus
dipertanggungjawabkan oleh orang tua hal ini dipertegas dalam firman Allah Swt.:
“. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim (66) 6). Maksud dari ayat tersebut adalah perintah memelihara keluarga, termasuk anak, bagaimana orang tua bisa mengarahkan, mendidik, dan mengajarkan anak agar tehindar dari siksa neraka. Hal ini juga memberikan arahan bagaimana orang tua harus mampu menerapkan pendidikan yang bisa membuat anak mempunyai prinsip untuk menjalankan hidupnya dengan positif, menjalankan ajaran islam dengan benar, sehingga mampu membentuk mereka menjadi anak yang mempunyai akhlaqul karimah, dan menunjukan kepada mereka hal-hal yang bermanfaat. Dari berbagai macam pola asuh yang dikemukakan diatas. Penulis hanya akan mengemukakan tiga macam pola asuh saja, yaitu pola asuh otoriter, demokratis, dan Permisif. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pembahasan menjadi terfokus dan jelas. Dikarenakan, jika dilihat ketiga teori tersebut secra teoritis lebih dikenal dibandingkan dengan yang lainnya yaitu pola asuh otoriter, demokratis, dan Permisif, dari ketiga pola asuh tersebut yang akan dijabarkan lebih luas yaitu: a) Pola asuh otoriter Pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola asuh dimana orang tua menentukan aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak. Anak harus patuh dan tunduk tidak ada pilihan lain yang sesuai
dengan kemauan atau pendapatnya sendiri(Gunarso dan Ny. Gunarso, 1995: 82) Pola asuh otoriter yaitu mengasuh anak dengan .aturan-aturan yang ketat, anak jarang diajak berkomunikasi dan tukar pikiran dengan orang tua (Thoha,1996: 111). Jadi pola asuh otoriter adalah cara mengasuh anak yang dilakukan orang tua dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak tanpa memperhatikan keinginan dan pendpat serta melihat keadaan anak. Orang tua lah yang berkuasa menentukan segala sesuatu untuk anak, dan anak hanya sebagai objek pelaksana saja. Jika anak menentang atau membantah, maka orang tua tak akan segan-segan memberikan hukuman. Jadi, dalam hal ini kebebasan anak sangatlah dibatasi. Apa saja yang dilakukan anak haruslah sesuai dengan keinginan orang tua. Cirri-ciri pola asuh otoriter yaitu: 1) Memperlakukan anak dengan tegas 2) Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan orang tua 3) Kurang memiliki kasih saying 4) Kurang simpatik 5) Mudah menyalahkan segala aktivitas anak terutama ketika anak ingin berlaku kreatif ( Mualifah, 2004: 45-46). Setiap pola asuh orang tua pasti mempunyai dampak yang berbedabeda, baik itu positif maupun negatif. Menurut Dariyo (2004: 98) dari segi
positifnya, anak yang didik dalam pola asuh otoriter ini, cenderung akan menjadi disiplin yakni menaati peraturan. Sedangkan dari sisi negatifnya anak cenderung memilikikedisiplinan dan kepatuhan yang semu, karena anak hanya mau menunjukan kedisiplinan dan kepatuhan dihdapan orang tua saja. Menurut Diana Baumrind pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Umumnya dianut oleh kelas bawah/pekerja 2) Didominasi oleh hukuman fisik dan kata-kata kasar 3) Menuntut kepatuhan semata 4) Terlalu banyak aturan 5) Sikap acceptance rendah dan kontrol tinggi 6) Orang tua bersikap mengharuskan anak melakukan sesuatu tanpa kompromi 7) Bersikap kaku dan keras 8) Cenderung emosional dan bersikap menolak. Sedangkan kelebihan dari pola asuh otoriter adalah sebagai berikut: 1) Anak menjadi disiplin dan teratur 2) Akan menguntungkan jika orang tua dan pondasi agamanya kuat (Lestari dan Ngatini, 2010: 6). b) Pola asuh demokratis
Menurut Baumrind adalah kedudukan antara orang tua dan anak sejajar, suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak (Dariyo, 2004: 98). Menurut Hurlock pola asuh demokratis adalah ditandai dengan adanya pengakuan dari orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada orang tua(Thoha, 1996: 111). Jadi pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak untuk mengemukakan pendapat, melakukan apa yang dinginkan, tetapi dengan tidak melewati batas-batas aturan-aturan yang telah ditetapkan orang tua.orang tua juga selalu memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh pengertian terhadap anak, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sumadi Suryabrata memberikan beberpa petunjuk antara lain: 1) Jangan berdiri didepan mereka, tetapi berdirilah disamping mereka. 2) Jangan menunjukan otoritas, tetapi tunjukan simpati. 3) Usahakan mendapatkan kepercayaan dari mereka dan selanjutnya beri mereka bimbingan 4) Supaya menghadapi mereka dengan bijaksana. Dari keempat uraian diatas ini dapat diringkas bahwa pola asuh sebagai cara mendidik remaja yang baik adalah yang menggunakan pola demokratis, tetapi tetap mempertahankan prinsip-prinsip nilai yang
universal dan absolut terutama yang berkaitan dengan pendidikan agama islam(Thoha, 1996: 114). Menurut Diana Baumrind pola asuh demokratis ini mempunyai beberapa cirri antara lain: 1. Umumnya memprioritaskan pengembangan IQ dan EQ 2. Identik dengan model barat tetapi masih mengindahkan nilai dan budaya ketimuran 3. Hukuman lebih condong kepada hukuman psiklogis 4. Sikap acceptance dan kontrol seimbang 5. Respon terhadap anak 6. Mendorong anak untuk menanyatakan pendapatnya 7. Segala sesuatu coba dijelaskan. Kelebihan dari pola asuh demokratis adalah 1. Pendapat anak menjadi tertampung 2. Anak belajar menghargai perbedaan 3. Pikiran anak menjadi optimal 4. Pola hidup anak menjadi dinamis. Kelemahan dari pola asuh ini adalah : 1.
Lebih kompleks, sehingga rawan konflik
2.
Jika tidak terkontrol, anak bisa menyalahkan artikan pola demokrasi untuk hal-hal yang destruktif (Lestari dan Ngatini, 2010: 8-9).
c) Pola asuh permisif
Menurut Hurlock
pola asuh ini ditandai dengan orang tua
mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa/muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saj yang dikehendaki(Thoha,1996: 112). Menurut Diana Baumrind yakni segala aturan dan ketetapan keluarga ditangan anak, apa yang dilakukan anak diperbolehkan oleh orang tua, anak cenderung bertindak semena-mena(Dariyo,2004: 98). Dalam hal seperti itu anak diijinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri(Tjandrasa, 1978: 93). Menurut Baumrind pola asuh permisif memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin 2) Anak tidak dituntut untuk belajar bertanggung jawab 3) Anak diberi hak yang sama seperti orang dewasa, dan diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengatur diri sendiri 4) Orang tua tidak banyak mengatur dan mengontrol, sehingga anak tidak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengatur diri sendiri dan diberikan kewenangan untuk mengontroldirinya sendiri. Menurut Baumrind ada beberapa cap untuk orang tua, pertama, orang tua yang sangat menerima namun tidak pernah ada tuntutan terhadap anaknya, ini disebut indulgent (sangat sabar). Kedua, tipe orang tua yang sifat penerimaan dan tuntutannya sama tingginya, maka disebut orang tua otoritatif (pemberi kewenangan). Ketiga, orang tua yang sangat menuntut
perilaku anaknya, ini disebut orang tua otoriter. Keempat, orang tua tidak pernah menuntut sama sekali dan tidak menerima anaknya, ini disebut tipe orang tua yang indifferent (tidak acuh/penelantar) (Mualifah, 2009: 48-49). Semua anak yang terlahir kedunia dengan temperamen bawaan yang mempengaruhi seberapa aktif mereka, semudah apa mereka frustasi atau stress, dan sebaik apa mereka beradaptasi pada perubahan. Ini sebabnya sangat penting bagi orang tua untuk memahami temperamen anak, menerima, meyesuaikan pola asuhan anak agar cocok, terutama apabila anak masih kecil(Steinberg,2004:103-104). 3. Kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Kelalaian mendidik anak banyak sekali bentuk dan ragamnya semua bentuk kelalaian itu akan menjadi penyebab penyimpangan dan kenakalan pada anak-anak berikut macam-macamnya: a. Membiarkan anak melakukan kesalahan Jika Anda termasuk orang tua yang selalu merasa tidak tega untuk menegur anak, selalu membiarkan perilaku buruk yang dilakukan anak dengan anggapan bahwa mereka masih kanakkanak, atau alasan apapun Anda harus mengecek ulang alasan Anda tersebut. Karena hal ini merupakan sebuah kesalahan yang sangat besar. Justru sebaliknya, Anda harus mempunyai anggapan bahwa
dari
masih
kanak-kanaklah
kedisiplinan
ditanamkan untuk anak anda yang tersayang.
ini
harus
Adapun sikapyang tepat dilakukan oleh orang tua adalah aktif mengarahkan
anak
pada
hal-hal
positif
dalam
setiap
aktifitasnya.orang tua harus aktif member informasi yag benar, mengarahkan anak pada perbuatan yang seharusnya dilakukan. Orang tua tidak boleh membiarkan anak dalam kondisi tidak mengerti bahwa dirinya berada dalam kesalahan atau melakukan hal yang tak sepatutnya. b. Kurang apresiasi Apresiaisi sekecil apapun yang diberikan pada buah hati Anda akan mempunyai dampak yang sangat besar pada pembangunan karakter dan kepribadiannya. sikap apresiatif inilah yang biasanya kurang
diperhatikan
oleh
orang
tua.
Mereka
cenderung
mengacuhkan anak saat ia melakukan hal-hal positif tetapi segera bereaksi jika anak melakukan hal-hal negatif. Sebab dengan begitu anak akan merasa tak diperhatikan saat melakukan hal-hal positif lainnya. Sebaliknya, anak akan jadi lebih senang melakukan hal-hal negtaif, sebab ia tahu bahwa dirinya akan mendapat perhatian dari orang tuanya jika melakukan hal negatif tersaebut. Oleh sebab itu hendaknya orang tua memberikan apresiasi dalam bentuk pujian ataupun hadiah berupa ciuman, pelukan, dan lain sebagainya, disesuaikan dengan kadar yang pantas untuk anak, saat ia melakukan hal-hal positif. Sisihkan apresiasi Anda pada perkara sekecil apapun yang dilakukan oleh anak Anda.
c. Selalu melarang anak Melarang merupakan sebuah sikap mendakwah atau menuduh anak untuk tidak memiliki pilihan apapun,kecuali ikut pada apa yang Anda larang. Perbuatan selalu melarang anak merupakan hal yang tidak baik. Hal ini akan berdampak negatif pada perkembangan kepribadian anak dimasa yang akan dating. Biarkan anak melakukan apa yang menjadi keinginannya, tetapi dalam pengawasan Anda d. Selalu menuntut anak Pemaksaan kehendak inilah yang kerap dilakukan orang tua pada anak, anak seolah menjadi objek yang selalu ia tuntut dengan berbagai macam hal yang diluar kemampuan mereka. Padahal, ini termasuk salah satu kesalahan sangat fatal yang dilakukan oleh orang tua. Tuntutan orang tua seprti itu mungkin akan berdampak positif bila cocok dengan minat dan bkat anak. Akan tetapi, jika tidak cocok dengan bakat dan minat anak, maka hal itu akan membebani pengembangan dirinya. e. Selalu mengabulkan permintaan anak Misalnya, orang tua selalu memenuhi semua permintaan anak, maka sianak tidak diajari untuk mengenal hak dan kewajiban dia sebagai
anak.
Akibatnya,
anak
menjadi
terlalu
penuntut,
impulsif(mudah melakukan tindakan tanpa perhitungan), egois dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain. Padahal, sikap ini
adalah sikap yang banyak merugikan karakter dan kepribadian anak tersebut. Oleh sebab itu, sebagai orang tua, Anda harus tahu mana permintaan anak yang harus dipenuhi dan mana yang tidak, kapn permintaan itu perlu dipenuhi dan tidak perlu dipenuhi. f. Tidak mampu menjadi teladan bagi anak Orang tua harus hati-hati dalam bersikap, berbicara, dan berperilaku. Sebab, semua itu akan diadaptasi oleh anak Anda. Jika Anda tidak mampu menjadi contoh yang baik, maka jangan harap anak Anda akan tumbuh menjadi anak yang shalih. Oleh karena itu, jangan berpikiran bahwa perilaku anak yang negatif seprti karena anak itu nakal, bandel, tidak sopan, atau tidak hormat. Justru, Anda harus memahami bahwa perilaku anak seperti ini lebih disebabakan karena memang sejak kecil, tidak ada yang bisa ia jadikan sebagai panutan
dan
teladan
yang
baik
dirinya
sendiri
(Az-
Zhecolany,2011:68-80). B. Pergaulan 1.
Pengertian Pergaulan a. Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, dapat juga oleh individu atau kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan
mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak(warnaa-warnii.blogspot.com,09.07.2013). b.
Kawan Adalah salah satu orang yang biasanya akan mempengaruhi
perilaku dan ahlak seseorang terutama bagi anak kecil yang dalam masa pertumbuhan. Terperangkapnya anak pada lingkungan kawan yang tidak baik, maka dengan sendirinya anak akan berperilaku dan bersikap seperti mereka sehingga orang tua kerepotan dan kewalahan dalam mengarahkan anaknya. Terutama jika anak tidak kuat imandan akidahnya. Ia akan sangat cepat terpengaruh sikap temannyayang tidak baik, kebiasaan baiknya pun akan cepat berubah menjadi tidak baik (Ulwan,2007: 213214). Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pergaulan merupakan proses dimana individu saling bertemu dan berinteraksi serta
timbal balik memberikan pengaruh satu sama lain dengan jangka waktu yang bisa membentuk jalinan persahabatan atau pertemanan bahkan menjadi lawan atau musuh. Jalinan persahabatan ini membuat mereka dapat merasakan sosialisasi dengan orang lain dan saling merasakan kehangatan dalam interaksi dengan sesamanya. Dan dari perselisihan atau permusuhan mereka bisa mengerti liku perbedaan pendapat dari setiap individu. Diharapkan bisa mengerti bagaimana cara menghadapi atau mengatasi perbedaan tersebut 2.
Macam-macam pergaulan Dari jaman sebelum modern ini, pergaulan sudah banyak sekali perbedaan ragam pola jalan dan akibat dari pergaulan tersebut. Apalagi era modern ini pergaulan sudah sangat berkembang dengan perubahan positif dan negatifnya. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba memaparkan macam-macam dari pergaulan menurut para pakar: a. Pergaulan dalam lingkup keluarga 1)
Teman pertama dalam hidup ialah ibu. Corak pergaulan itu memberi cap pada pada sebagian besar
dari hidup, manusia tidak bisa berkembang kalau tidak hidup dalam corak pergaulan sesama (Brouwer,1982: 13). 2)
J.C. Flugel berpendapat bahwa pengaruh pergaulan anak
dengan ayah yang otoriter sangat besar.
3)
Menurut dia kecenderungan untuk menjadi seorang
revolusioner atau konservatif (Brouwer,1982: 33). 4)
Dalam pergaulan keluarga biasanya yang diperhatikan ialah
relasi emosional dari kedua pihak, cinta kasih, kelembutan, perhatian dan sikap yang stabil. Rupanya kita bisa menguraikan berbagai macam corak relasi dalam keluarga tanpa mengatakan bahwa tidak ada kemungkinan untuk corakcorak tersebut. Makin besar variasi pergaulan anggota keluarga, makin kaya sifat-sifat relasi antara mereka; pendidikan dan perkembangan anak pun semakin baik jadinya(Brouwer,1982: 35-36). b. Pergaulan masa muda diluar keluarga Pergaulan
masa
muda
diluar
keluarga
dapat
disebut
persahabatan. Persahabatan merupakan hubungan yang berlangsung dibidang
pribadi,
dan
terutama
terjadi
kalau
partner
yang
bersangkutan bercakap-cakap bersama, mempunyai hobi yang sama atau
mengadakan
surat-menyurat.
Pergaulan
semacam
itu
menimbulkan rasa senang, rasa aman dan memperkaya hidup batin. Persahabatan mempunyai sejarah yang berbeda-beda dalam setiap kebudayaan. Kalau kita membaca sastra mengenai persahabatan, kita temukan
dua
pendapat:
pertama,
menekankan
perasaan
dalam
persahabatan, seperti merasa senang bertemu, mengobrol dan bermainmain.
Kedua, persahabatan sering berdasarkan dekatnya ruang (anak sebelah) atau jalan (friendship is going home same away). Kalau anak mulai bersekolah pergaulannya mulai berubah karena interaksi antara anak dan lingkungannya menjadi lebih kompleks. Anak memilih teman berdasarkan faktor ruang atau simpati. Disekolah lanjutan masih banyak anak yang memilih sahabat berdasarkan kesamaan minat atau hobi. Suatu dorongan yang kuat dalam pergaulan ialah kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam pergaulan sering ada hubungannya dengan sikap orang tua. Diskriminasi rasial, agama atau tingkat social, pengaruh ibu octopus yang mencoba mengikat anakanaknya dan melepaskannya dari teman-temannya, pengaruh ayah yang selalu melihat hantu dan bahaya-bahaya yang pada kenyataannya tidak ada, semua itu berpengaruh terhadap pergaulan. c. Pergaulan antara orang dewasa dan orang dewasa tidak disebut pergaulan pendidikan (pergaulan pedagogis) sebab didalam pergaulan itu orang dewasa menerima dan bertanggung jawab sendiri terhadap pengaruh yang terdapat dalam pergaulan itu (Purwanto, 2007: 11). Sedangkan menurut Reza fahmi (2010) dalam tulisan blognya bahwa pergaulan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1) Pergaulan positif
Pergaulan positif adalah pergaulan yang dilakukan oleh seorang remaja sesuai dengan aturan, norma, dan agama. Dari pergaulan tersebut akan memberikan banyak manfaat yang positif pula. Manfaat pergaulan positif tersebut seperti: a) Membentuk jati diri yang baik. b) Mampu membedakan yang baik dan yang buruk. c) Meningkatkan rasa social terhadap sesamanya. d) Memiliki watak dan sifat yang baik. e) Mampu mengendalikan emosi. f) Dapat berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. 2) Pergaulan negative Pergaulan negatif atau sering disebut juga sebagai pergaulan bebas adalah kebalikan dari pergaulan positif yaitu pergaulan yang tidak sesuai dengan aturan , norma, dan agama. Pergaulan negatif dapat berdampak buruk, yaitu: a) Terbentuknya jati diri yang buruk. b) Tidak bisa membedakan yang baik dan buruk c) Tidak bisa mengendalikan emosi. d) Tidak mau diatur dan tidak tahu aturan. e) Bertindak semaunya sendiri(fa‟la,2012: 28-29). Kapankah pergaulan bisa berubah atau dialihkan menjadi pergaulan yang mengarah dalam nilai positif pendidikan? Pertanyaan
tersebut dapat terjawab bilamana dalam situasi itu berlangsung suatu pengaruh positif yang berasal dari orang tua sebagai pengaruh terbesar pergaulan yang ditunjukan kepada anak didik. Kemudian tidak kalah pentingnya pengaruh atau dukungan dari lingkungan sekitar anal tersebut. Apabila lingkungan dan orang tua tidak bisa menciptakan suasan pergaulan yang positif maka akan timbul kenakalan-kenakalan dari dampak interaksi yang gagal. 3. Masalah remaja Masa remaja adalah masa antara datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas, masa transisi dari kanak-kanak kedewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masamasa sulit bagi remaja maupun orang tuanya ada beberapa alasan: 1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk mengemukakan pendapat sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya. 2. Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh anda sendiri pun melemah. Anak remaja berperi laku dan mempunyai kesenangan yang berbeda dan bahkan kadang-kadang bertentangan dan kesenangan keluarga. Contoh-conto yang umum adalah mode
pakaian,
potongan rambut atau musikyang semuanya harus mutakhir.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhan maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan, dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi. 4. Remaja sering menjadi terlalu yakin diri dan ini, bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua (Lask, 1989:118-119). Kenakalan remaja, saat ini hampir tidak terhitung
berapa jumlah
remaja yang selalu melakukan hal-hal negative. Bahkan, dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang disekitar mereka Remaja dalah seorang anak yang bisa dibilang berada pada usia tanggung. Mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti apa-apa. Akan tetapi, mereka juga bukan orang dewasa yang bisa dengan mudah akan membedakan hal mana yang baik dan mana yang berakibat buruk. a. Macam-macam kenakalan remaja 1. Kenakalan dalam keluarga Remaja yang labil pada umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, disinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, laranganlarangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak
cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan dalam keluarga. 2. Kenakalan dalam pergaulan Kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini masih banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obatobatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat. 3. Kenakalan dalam pendidikan Kenakalan dalam bidang pendidikan memnag sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dan lain-lain. b. Dampak kenakalan remaja dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk. Remaja yang melakukan
kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan.
Yang dimaksud
gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tetapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisasi, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya. Kriminaliatas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memilik kebranian untuk melakukan tindak criminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga (Bachtiar, 2012:127129). C. Kesadaran Beribadah 1. Pengertian Kesadaran Beribadah a. kesadaran Kesadaran berasal dari kata dasar “sadar” yang memiliki arti insaf, yakin, merasa, tahu dan mengerti, sehingga kesadaran berarati keadaan tahu, mengerti dan merasa atau keinsafan (yang timbul dari hati nurani) (Poerwodarminto, 1982: 847). Pengertian lebih mendalam mengenai kesadaran menurut paham positivis sebagaimana dikatakan oleh Komarudin (1993:91), kesadaran merupakan keseluruhan isi dari unsur-unsur yang
tersendiri-sendiri. Kesadaran merupakan unsur pokok pembeda antara manusia dengan hewan, karena kesadaran dapat diperoleh melalui proses berfikir dimana hal yang dapat membedakan manusia dengan binatang adalah pada kesanggupan berfikir. Kesadaran penuh yang kita maksudkan adalah, Keadaan dimana pikiran dan perasaan seseorang tidak berbeda dengan apa yang dikerjakan dan diucapkan. Persepsi menyatu dengan tindakan dan ucapan. Pikirannya tidak dipenuhi berbagai praduga. Apabila pikiran tertuju pada apa yang sedang dikerjakan, apabila hati sepenuhnya terlibat di dalamnya, dan apabila tidak ada sesutau yang membuatnya lalai, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah memiliki kesadran penuh (Ghazali, 2001 :26-27). b. Ibadah Arti ibadah yaitu penyembahan seseorang hamba terhadap tuhannya yang dilakukan dengan merendahkan diri serndahrendahnya, dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang ditentukan oleh agama (Abidin dan suyono,1998: 11). a) Menurut ahli Bahasa mengartikan dengan, menurut, mengikut, tunduk, dan mereka mengartikan juga dengan: tunduk yang setinggi-tingginya, dan dengan do‟a Dengan arti tha‟hat dipakai kata „ibadat dalam firman Allah:
Artinya: Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",(Q.A.S. yasin: 60).
Dan diartikan dengan berdo‟a (memohonkan hajat) dalam ayat
…. …
Artinya: bahwasanya segala yang mereka yang membesarkan diri dari berdo’a kepadaku(menyeru daku untuk memohonkan hajatnya).
b) Menurut ulama tauhid, tafsir dan hadits mengartikan
Ibadah
dengan,
mengesakan
Allah,
menta‟dhimNya dengan sepenuh ta‟dhim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepadaNya. Menurut Ikrimah, Segala lafadh ibadah dalam Al Qur‟an, diartikan dengan tauhid. Allah s.w.t berfirman :
Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
c) Menurut Ulama Akhlak Ulama akhlak mengartikan „Ibadah dengan :
العمل با لطا عا ث البد نيت والقليا م با لشرا “Mengerjakan syari’at(hukum).
segala
tha’hat badaniyah
dan
menyelenggarakan
segala
Dalam pengertian ini masuk “akhlak” (budi pekerti) dan dan masuk segala “tugas hidup”
(kewajiban-kewajiban yang diwajibkan atas
seseorang pribadi), baik mengenai diri sendiri, maupun mengenai keluarga dan masyarakat bersama. d) Menurut ulama tasawwuf Ibadah terbagi menjadi tiga 1) Ber‟ibadah kepada Allah karena mengharap benar akan memperoleh pahala-Nya atau karena takut akan siksanya 2) Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa „ibadah itu perbuatan mulia, dilakukan oleh orang yang mulia jiwanya. 3) Ber‟ibadah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak disembah (di „ibadati), dengan tidak memperdulikan apa yang akan diterima, atau diperoleh dari padaNya (Shiddieqy.1994 :3-4). e) Pengertian menurut Fuqaha Dalam pengertian Fuqaha “Ibadah” itu, ialah
ما أديج ابتغاءلىجه اهلل وطلبا لثىا به فً االخرة “Segala ta’at yang dikerjakan untuk mencapai keridlaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat”. Adapun makna ta‟abbud, atau beribadah, ialah “melaksanakan segala hak Allah” Perkataan
Ta‟abbud
diambil
dari
perkataan
(memperhambakan diri) (Shiddieqy,1994: 1-5).
“Ubudiyah”
f) Menurut ibnu katsir, ibadah merupakan himpunan kesempurnaan cinta, tunduk, dan takut kepada Allah(Tono dan Sularno, 1998: 3). Jadi kesadaran beribadah anak merupakan keinsafan yang timbul dari hati nurani untuk membaktikan atau mengabdikan diri kepada Allah dengan cara mengamalkan atau menunaikan segala yang diperintahkan oleh Allah. Kesadarn beribadah juga bisa dikatakan sebagai kesadaran beragama, karena tujuan beragama adalah ibadah. 2. Ruang lingkup ibadah Ruang lingkup ibadah pada dasarnya digolongkan menjadi dua, yaitu: a) Ibadah umum Artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam rangka mencari keridaan Allah. Unsur terpenting agar dalam melaksankan segala aktivitas kehidupan di dunia ini agar benar-benar bernilai ibadah adalah “niat” yang ikhlas untuk memenuhi tuntutan agama dengan menempuh jalan yang halal dan menjauhi yang haram. b) Ibadah khusus artinya
ibadah
yang
macam
dan
cara
pelaksanaannya ditetukan dalam syara‟ (ditentukan oleh
Allah dan Nabi Muhammad SAW). Ibadah khusus ini bersifat tetap dan mutlak, manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan tuntunan yang ada, tidak boleh mengubah, menambah, mengurangi, seperti tuntunan bersuci (wudhu), salat, puasa ramadhan, ketentuan nisab zakat(Tono dan Sularno, 1998: 7). 3. Perintah beribadah Untuk
mewujudkan
hamba
itu
benar-benar
melaksanakanperintah beribadah, maka Tuhan memerintahkan hamba-Nya, meng‟ibadahi-Nya. Tuhan mengeluarkan perintahNya ini, sebenarnya, adalah suatu keutamaan-Nya yang besar kepada kita. Jika kita renungi hakikat „ibadah, kita pun yakin, bahwa
perintah
beribadah
itu,
pada
hakikatnya
berupa
peringatan: memperingatkan kita untuk menunaikan kewajiban terhadap “Tuhan” yang telah melimpahkan karunia-Nya. Allah s.w.t. berfirman :
Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, a. Dasar hukum disyariatkannya shalat Salat merupakan ibadah pertama yang diwajibkan dalam Islam. Kewajiban itu diterima Nabi Muhammad SAW langsung
dari “sidrat al muntaha” sewaktu peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj. Shalat adalah ibadah pertama yang akan ditanyakan di hari kiamat. Ayat-ayat yang memerintahkan untuk menegakan shalat berarti suatu bentuk ibadah khusus yang menjadi salah satu sendi ajaran agama Islam. Karena itu, ibadah yang paling utama bagi setiap manusia adalah shalat. Allah berfirman dalam surat Ibrahim (14): 31 berbunyi:
31. Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan Shalat diwajibkan kepada orang-orang yang beriman dengan ditentukan waktu-waktunya. Allah berfirman dalam surat An-Nisa‟ (4): 103 yang berbunyi:
103. “…Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. Al-Quran(Tono dan Sularno, 1998: 21-22 ). b. Pengertian shalat Menurut bahasa shalat berarti doa, sedangkan menurut syara‟ artinya bentuk ibadah yang terdiri
atas
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Apabila shalat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka dapat menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar bagi pelakunya. Demikian disebutkan dalam AlQur‟an surat Al-Ankabut : 45
…
45." Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)….”
b. Macam-macam Shalat 1) Shalat fardhu Shalat fardhu adalah shalat yang diwajibkan untuk dikerjakan, artinya apabila dikerjakan mendapat pahal, namun bila ditinggalkan meendapat siksa (berdosa).
Macam-macam shalat fardhu a) Shalat Subuh b) Shalat Maghrib c) Shalat Isya‟ d) Shalat Zhuhur e) Shalat Ashar. f) Shalat jumat. 2) Shalat sunnah Shalat sunnah merupakan shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan , artinya apabila dikerjakan mendapat pahala, namun bila ditinggalkan tidak mendapat siksa (tidak berdosa). Macam-macam shalat sunnah a)
Shalat sunnah rawatib
Adalah shalat sunnah yang dikerjakan menyertai shalat fardhu. b)
Shalat sunnah gerhana Shalat ini dilakukan apabila terjadi gerhana, baik gerhan
bulan maupun gerhana matahari. Shalat gerhana bulan dinamakan shalat khusuf, sedangkan shalat gerhana matahari dinamakan kusuf. c)
Shalat sunnah Istiqa Shalat sunnah istiqa yaitu shalat sunnah yang dilakukan
untuk memohon kepada Allah SWT, agar diturunkan hujan disaat terjadinya kekeringanatau musim kemarau yang panjang.
d)
Shalat sunnah dhuha Shalat sunnah dhuha adalah shalat sunnah dua rakaat yang
dilakukan pada waktu dhuha, yaitu kira-kira matahari telah naik sepenggalahsampai tergelincir matahari(Abidin dan Suyono, 1998: 64-76). c. Pengaruh shalat dalam kehidupan individu dan sosial Al-Qur‟an memerintahkan untuk menegakkan shalat. Pelaksaannya dijelaskan dalam sabda rasul, baik berupa gerakgerik dan perbuatan beliau semasa hidup. Sebagaimana semua ibadah dalam Islam, disamping mempunyai segi kerohanian untuk menjaga hubungan hamba secara pribadi dengan Allah, ibadah shalat juga mempunyai dampak kejiwaan, social, dan lain sebagainya dalam kehidupan bermasyarakat(Tono dan Sularno, 1998: 28). a. Dasar disyariatkannya puasa Puasa yang menurut penuturan para ahli salah satu bentuk peribadatan yang paling awal serta paling luas tersebar di kalangan umat manusia ini(Madjid, dalam Rahman(ed), 1994:412 ), disyariatkan oleh Islam dengan bentuk puasa Ramadan sebagai kewajiban sekaligus rukun Islam pada tahun kedua hijriyah atas dasar perintah Al-Qur‟an maupun sunnah Rasulullah. 1) Dasar Al-Qur‟an :
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, 2) Dasar As-sunnah Terdapat banyak Hadis yang mendasari disyariatkannya puasa, antara lain:
رأي الناس الهالل فأخبرث النبي أني رأيته فصا م:عن ابن عمر قال وأمر الناس بصيا مه Hadis dari ibnu Umar r.a., ia berkata: “orang-orang melihat terbitnya hilal (awal bulan), lalu saya memberitahukan kepada Rasulullah, bahwa saya melihatnya, maka beliau berpuasa dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa”.(HR. Abu Dawud) (Tono dan Sularno, 1998: 69-70). b. Pengertian puasa Menurut bahasa berarti mencegah atau menahan semua perbuatan yang membatalkan puasa.
Sedangkan menurut
istilah adalah menahan diri dari makan,
minum, hubungan suami istri (pada siang hari), dan hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit matahari sampai terbenam matahri. c. Macam-macam puasa 1) Puasa wajib, Yaitu yaitu puasa yang wajib dikerjakan apabila dikerjakan mendapat pahala apabila ditinggalkan mendapat dosa, puasa wajib yaitu puasa ramadhan yang diwajibkan mengerjakan hanya oarng yang mampu Islam, baligh, dan mampu mengerjakannya. 2) Puasa sunnah a) Puasa enam hari setelah tanggal 1 Syawal. b) Puasa hari Senin dan Kamis. c) Puasa pada hari Arafah tanggal 9 bulan haji. d) Puasa pada tanggal 10 Muharam (puasa Asyura). e) Puasa pada sebagian besar bulan Sya‟ban(Abidin dan Suyono, 1998:241-25) 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran beribadah Setiap individu yang dilahirkan didunia ini memiliki suatu hereditas tertentu. Ini berarti karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan atau pemindahan cairan-cairan germinal dari kedua orang tuanya. Adapun pertumbuhan dan perkembangan individu ini tidak terlepas
dari
lingkungannya,
baik
lingkungan social (Dalyono, 1997:120).
fisik,
psikologis,
maupun
Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi kesadaran beribadah ataupun kepribadian seseorang secara garis besar berasal 2 faktor, yaitu faktor internal (dari dalam atau pembawaan) dan faktor eksternal (dari luar atau limgkungan). a. Faktor internal Faktor internal disini adalah faktor dari dalam diri seseorang yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir (fitrah). Fitrah disini adalah kemampun dasar yang suci pada setiap orang yang lahir, yaitu kepercayaan akan adanya tuhan. Fitrah akan berlangsung lurus atau sebaliknya, tergantung pada pengaruh dan usaha orang tua dan lingkungan yang mendidiknya (Thalib, 1996:196). Motivasi beragama timbul dari realisasi potensi manusia sebagai mahkluk rohaniah. Motivasi kehidupan Bergama mulanya berasal dari dorongan biologis seperti rasa lapar, haus, dan kebutuhan jasmaniah lainnya. Motivasi beragama juga dapat juga berasal dari kebutuhan psikologis seperti rasa kasih sayang, pengembangan diri, kekuasaan, rasa ingin tahu dan kebutuhan psikologis lainnya (Ahyadi, 1995:52). b. Faktor eksternal 1) Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial didalam hubungan dengan
kelompoknya.
Kelompok
yang
ada
dalam
keluarga
merupakan kelompok primer yang termasuk ikut serta dalam pembentukan norma-norma sosial pada diri seseorang. Pengalaman-pengalaman
interaksi
sosial
dalam
keluarga juga ikut menentukan cara bertingkah laku terhadap orang lain dalam pergaulan sosial diluar keluarganya, termasuk menentukan perilaku keagamaannya dan bagaimana mereka melaksanakan ajaran agama. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting sebagai Pembimbing pribadi yang pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung yang dengan sendirinya akan masuk dan mempengaruhi pribadi anak yang sedang tumbuh dan berkembang (Daradjat, 1970:56). Jadi dengan melalui hubungan yang baik antara orang tua dan anak dalam proses pendidikan, maka kesadaran beragama dapat berkembang melalui peran keluarga dalam mempengarui dan menanamkannya terhadap anak, dimana orang tualah yang bertanggungjawab untuk membentuk perilaku keagamaan pada diri anak dalam kaitannya kesadran beribadah. 2) Lingkungan sekolah
Pengaruh
sekolah
terhadap
perkembangan
kepribadian peserta didiknya amat besar, karena sekolah merupakan sibstitusi dari kelurga dimana guru berperan layaknya orang tua untuk mengembangkan potensi peserta didiknya. Oleh karena itu, sekolah dalam hal ini terutama guru, mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan
wawsan
pemahaman,
pembiasaan
mengamalkan ibadah atau pembiasaan berakhlak baik terhadap anak didik (yusuf, 2001:141). 3) Lingkungan masyarakat Yang dimaksud dengan lingkungan masyarakat disini adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosio kultural yang secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan kesadaran beribadah individu. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang berpengaruh setelah mendapatkan pendidikan dari keluarga dan sekolah. D. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Pergaulan Terhadap Kesadaran Anak Dalam Beribadah Berdasarkan paparan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan didalam keluarga maupun lingkungan masyarakat yang dimaksud adalah daya yang timbul dari kekuatan bimbingan atau pengajaran yang dilakukan secara berkesinambungan dengan penuh kasih sayang, jujur, mendalam dan tanpa
syarat sehingga mampu menumbuhkan keinsafan yang timbul dari hati nurani seseorang untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan cara melaksanakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah. Selanjutnya, pergaulan anak ada yang positif dan ada yang negatif dimana orang tua harus jeli dalam mengawasi pergaualan anak didalam lingkungan masyarakat agar anak tidak terjerumus kedalam pergaulan yang negatif. Selanjutnya, kesadaran beribadah anak dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri anak) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar anak). Faktor eksternal antara lain dipengaruhi dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dimana anak tersebut tinggal. Setelah dipaparkan
mengenai beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kesadaran anak dalam beribadah, tinggal bagaimana orang tua dan masyarakat di Dusun tersebut di setiap masjid dan mushola mengadakan kegiatan yang dimana mengajarkan anak untuk menyadari bahwa beribadah adalah suatu kebutuhan bukan sekedar hanya kewajiban yang harus digugurkan saja. Oleh karena itu, sudah tentu pola asuh orang tua dan pergaulan merupakan andil yang sangat besar pengaruhnya dalam mempengaruhi kesadaran beribadah anak. Hal itu dikarenakan dari orang tua yang mengarahkan dan mengawasi keseharian anak ketika dilingkungan
keluarga maupun masyarakat yang didukung oleh lingkungan yang telah dikondusifkan untuk menciptakan kegiatan yang positif bagi anak-anak.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan disajikan beberapa data penting hasil observasi di Dusun Ngasinan Desa Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2013. A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Letak Geografis Dusun Ngasinan merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Garangan kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali. Dengan jarak dari kantor Kelurahan + 2 Km, jarak dengan Kecamatan + 7 Km dan jarak dengan Kabupaten + 35 Km (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Desa Garangan) a.
b.
Adapun batas wilayah dusun adalah sebagai berikut: 1.
Sebelah utara
: Dusun Gilir Rejo
2.
Sebelah selatan
: Dusun Sukokerep
3.
Sebelah timur
: Dusun Tempuran
4.
Sebelah barat
: Dusun Getaskrikil
Luas wilayah Luas wilayah Dusun Ngasinan + 100 Ha yang terdiri atas: 1.
Pemukiman
: 45 %
2.
Perkebunan
: 23%
3.
Persawahan
: 30%
4.
Pemakaman
: 2%
2. Monografis Jumlah penduduk Dusun Ngasinan + 1013 jiwa, terdiri dari 212 Kepala Keluarga yang terbagi dalam 4 RT (Sumber Tata Usaha Pemerintahan Desa Garangan Kecamatan Wonosegoro). a.
Mata Pencaharian Mata pencaharian warga masyarakat dusun Ngasinan desa Garangan kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data dari dusun Ngasinan desa Garangan diperoleh rincian dengan mata pencaharian penduduk sebagai berikut: Tabel I Tabel Mata Pencaharian Penduduk No
Pekerjaan
Jumlah
1
Petani
245orang
2
Pedagang/Wiraswasta
23 orang
3
PNS
5 orang
4
Pertukangan
17 orang
5
Pegawai Swasta
100 orang
6
Buruh
77 orang
7
Lain-lain
27 orang
b. Kondisi Keagamaan Kondisi keagamaan penduduk dusun Ngasinan tergolong kedalam perkampungan muslim, karena berdasarkan data dari hasil penelitian di lapangan bahwa penduduk dusun Ngasinan 100% memeluk agama Islam c. Keadaan sosial 1.
Adat istiadat. Penduduk dusun Ngasinan masih menjunjung tinggi adat istiadat misalnya gotong royong yang masih berjalan dengan baik, peringatan hari ke 7, 40, 100 dan 1000 hari bagi orang yang sudah meninggal untuk mengenangnya dengan membacakan tahlil dan surat Yasin atau biasa disebut dengan peringatan Khaul. Peringatan 7 bulanan bagi ibu hamil,
peringatan hari besar
keagamaan seperti maulid Nabi Muhammad, Isra‟ Mi‟raj, Nuzulul Qur‟an. Selain hari besar keagamaan,
kegiatan
keagamaan yang lain juga masih berjalan dengan baik, seperti setiap malam jum‟at ada kegiatan yasinan di rumah warga, malam minggu kegiatan karang taruna remaja. 2. Keadaan Sosial Pendidikan Masyarakat dusun Ngasinan dikatakan baik dan peduli terhadap pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data statistik tingkat pendidikan masyarakat pada tabel berikut:
Tabel II Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Tingkat Perguruan Tinggi
20 orang
2
Tamat SMA
111 orang
3
Tamat SMP
203 orang
4
Tamat SD
167 orang
5
Belum Tamat SD
100 orang
6
Tidak Tamat SD
51 orang
3. Sarana dan Prasarana Adapun jenis sarana dan prasarana yang ada di Dusun Ngasinan adalah sebagai berikut: Tabel III Jumlah Sarana dan Prasarana No
Jenis
Jumlah
1
Masjid
3
2
Mushola
6
3
TK
1
3.
4
MI
1
5
Lapangan
4
Struktur Pemerintahan Bagan 1 Struktur Organisasi
KADUS Dartono
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
Jumanto
Jupriyanto
Sukamto
Sukimin
Karang Taruna
Masyarakat
B. Penyajian Data Setelah
melakukan
penelitian
melalui
penyebaran
angket,
pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian.
Untuk memperoleh data tentang Pola asuh orang tua, pergaulan, dan kesadaran dalam beribadah anak dusun Ngasinan menggunakan angket, dengan 15 pertanyaan tentang Pola asuh orang tua, pergaulan 10 dan 10 pertanyaan tentang kesadaran anak dalam beribadah. Dengan pilihan jawaban a, b, c atau d kepada anak dusun Ngasinan yang berumur 11-15 tahun, yang setiap item pertanyaan terdapat 4 alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A dengan nilai 4 2. Alternatif jawaban B dengan nilai 3 3. Alternatif jawaban C dengan nilai 2 4. Alternatif jawaban D dengan nilai 1 Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di dusun Ngasinan desa Garangan
kecamatan Wonosegoro kabupaten
Boyolali tahun 2013. 1. Daftar Nama Responden Daftar nama-nama anak dusun Garangan yang telah mengisi angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel IV Daftar Nama Responden No
Nama Responden
Umur
1.
Mislan
14 Tahun
2.
Sumiyati
13 Tahun
3.
Anggriyani Susilowati
12 Tahun
4.
Heni Rahmawati
13 Tahun
5.
Wahyu Satria
12 Tahun
6.
Amin Taufik H
14 Tahun
7.
Muhammad Fatoni
15 Tahun
8.
Dian Elvina
13 Tahun
9.
Feri Irawan
12 Tahun
10.
Diki Indrayan
12 Tahun
11.
Muh In‟am Fauzan
14 Tahun
12.
Wisnu Setiawan
11 Tahun
13.
Shofiya Rahmah
13 Tahun
14.
Maemunah Nur Indah
12 Tahun
15.
M. Tugimin
14 Tahun
16.
Agung W
13 Tahun
17.
M. Agus Susanto
14 Tahun
18.
Siti Khotimah
15 Tahun
19.
Yuyun Fitrianingsih
14 Tahun
20.
Siti Riska Ulfita Sari
14 Tahun
21.
Ritasari Ulfa
14 Tahun
22.
Siti Mukaromah
13 Tahun
23.
Sari Lailatul Ubudiyah
14 Tahun
24.
Indah Susanti
14 Tahun
25.
Muh Rotama
14 Tahun
26.
Muhammad Muklas
14 Tahun
27.
Ali Romadon
13 Tahun
28.
Khoirul Bariyah
13 Tahun
29.
M. Afifurohman
13 Tahun
30.
Wulan Aida
14 Tahun
2. Hasil Jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil tiga variabel yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket sebagaimana terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pola Asuh Orang Tua Data hasil jawaban angket tentang pola asuh orang tua dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel V Jawaban Angket Pengaruh Pola Asuh Orang Tua No
Jawaban Soal
Jumlah Skor Tiap Item Skor
A
B
C
D
4
3
2
1
1.
2
5
4
4
8
15
8
4
35
2.
7
5
2
1
28
15
4
1
48
3.
6
5
3
1
24
15
6
1
46
4.
2
6
6
1
8
18
12
1
39
5.
2
5
6
2
8
15
12
2
37
6.
5
2
5
3
15
6
10
3
34
7.
1
5
7
2
4
15
14
2
35
8.
3
1
10
1
12
3
20
1
36
9.
4
1
9
1
16
3
18
1
38
10.
2
5
5
3
8
15
10
3
36
11.
2
4
4
5
8
12
8
5
33
12.
2
2
5
6
8
6
10
6
30
13.
2
4
8
1
8
12
16
1
37
14.
2
2
5
7
8
6
10
7
31
15.
5
2
4
4
20
6
8
4
38
16.
4
2
6
3
16
6
12
3
37
17.
2
2
6
5
8
6
12
5
31
18.
3
2
5
5
12
6
10
5
33
19.
6
2
2
5
24
6
2
5
37
20.
5
3
2
5
20
9
4
5
38
21.
6
2
2
5
24
6
4
5
39
22.
2
4
8
1
8
12
16
1
37
23.
0
5
5
5
0
15
10
5
30
24.
1
4
4
6
4
12
8
6
30
25.
3
5
7
0
12
15
14
0
41
26.
3
2
7
3
12
6
14
3
35
27.
2
5
7
1
8
15
14
1
38
28.
1
0
7
7
4
0
14
7
35
29.
4
2
7
2
16
6
14
2
38
30.
3
3
7
2
12
9
14
2
37
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: (
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
i = 11,5 i = 11 1) Nominasi A adalah nilai 48-58 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 37-47 intensitas sedang 3) Nominasi C adalah nilai 26-36 intensitas rendah 4) Nominasi D adalah nilai 15-25 intensitas sangat rendah Dari data tersebut diatas pola asuh orang tua dapat dikategorikan menjadi 4, sesuai dengan intervalnya: 1) Pola asuh orang tua tinggi ada 1 responden 2) Pola asuh orang tua sedang ada 15 responden 3) Pola asuh orang tua rendah ada 14 responden 4) Pola asuh orang tua sangat rendah ada 0 responden b. Pegaulan Data hasil jawaban angket tentang pergaulan anak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel VI Jawaban Angket Pergaulan Anak Klasikfikasi Jumlah No
Jumlah Skor Tiap Item Skor
Jawaban
A
B
C
D
4
3
2
1
1.
5
3
1
1
20
9
2
1
32
2.
1
4
3
2
4
12
6
2
26
3.
3
4
1
2
12
12
2
2
28
4.
4
1
3
2
16
3
6
2
27
5.
6
0
2
2
24
0
4
2
30
6.
3
3
2
2
12
9
4
2
27
7.
2
4
4
0
8
12
8
0
28
8.
5
1
4
0
20
3
8
0
31
9.
4
2
4
0
16
6
8
0
30
10.
2
7
1
0
8
21
2
0
31
11.
4
2
2
2
16
6
4
2
28
12.
1
4
2
4
4
12
8
4
28
13.
5
3
1
1
20
9
2
1
32
14.
3
4
2
1
12
12
4
1
29
15.
4
1
4
1
16
3
8
1
28
16.
4
4
1
1
16
12
2
1
31
17.
7
1
2
0
28
3
4
0
35
18.
2
6
1
1
8
18
2
1
29
19.
5
2
2
1
20
6
4
1
31
20.
6
3
1
1
24
9
1
0
34
21.
7
1
1
1
28
3
2
1
34
22.
7
3
0
0
28
9
0
0
37
23.
4
3
3
0
16
9
6
0
31
24.
2
5
3
0
8
15
6
0
29
25.
2
4
3
1
8
12
6
1
27
26.
2
4
3
1
8
12
6
1
27
27.
4
2
4
0
16
6
8
0
30
28.
7
2
1
0
28
6
2
0
36
29.
2
5
2
1
8
15
4
1
29
30.
3
4
3
0
12
12
6
0
30
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: (
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval
(
)
(
)
i = 7,75 i =7 1) Nominasi A adalah nilai 31-37 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 24-30 intensitas sedang 3) Nominasi C adalah nilai 17-23 intensitas rendah 4) Nominasi D adalah nilai 10-16 intensitas sangat rendah Dari data tersebut diatas pergaulan dapat dikategorikan menjadi 4, sesuai dengan intervalnya: 1) Pergaulan tinggi ada 12 responden 2) Pergaulan sedang ada 18 responden 3) Pergaulan rendah ada 0 responden 4) Pergaulan sangat rendah ada 0 responden c. Kesadaran anak dalam beribadah Data hasil jawaban angket tentang kesadaran anak dalam beribadah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel VII Jawaban Angket Kesadaran Anak Dalam Beribadah Klasifikasi jumlah
Jumlah Skor Tiap Item Skor
Jawaban
No A
B
C
D
4
3
2
1
1.
3
5
2
0
12
15
4
0
31
2.
3
6
0
1
12
18
0
1
31
3.
5
1
3
1
20
3
6
1
30
4.
6
3
1
0
24
9
2
0
35
5.
6
1
2
1
24
3
4
1
32
6.
5
2
2
1
20
6
4
1
31
7.
5
2
3
0
20
6
6
0
32
8.
4
3
2
1
16
9
4
1
30
9.
3
7
0
0
12
21
0
0
33
10.
3
6
1
0
12
18
2
0
32
11.
4
3
3
0
16
9
6
0
31
12.
4
5
1
0
16
15
2
0
33
13.
5
2
3
0
20
6
6
0
32
14.
5
3
2
0
20
9
4
0
31
15.
4
4
1
1
16
12
2
1
31
16.
4
3
2
1
16
9
4
1
30
17.
5
3
2
0
20
9
4
0
33
18.
5
2
2
1
20
6
4
1
31
19.
4
3
2
1
16
9
4
1
30
20.
5
4
0
1
20
12
0
1
33
21.
4
5
1
0
16
15
2
0
33
22.
4
4
2
0
16
12
2
0
30
23.
3
3
3
1
12
9
6
1
28
24.
6
2
0
2
24
6
0
2
32
25.
5
2
3
0
20
6
6
0
32
26.
5
2
1
2
20
6
2
2
30
27.
3
4
2
1
12
12
4
1
29
28.
4
4
1
1
16
12
2
1
31
29.
5
2
1
2
20
6
2
2
30
30.
5
3
2
0
20
9
4
0
33
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: (
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
i = 7,75 i =7 1) Nominasi A adalah nilai 31-37 intensitas tinggi 2) Nominasi B adalah nilai 24-30 intensitas sedang 3) Nominasi C adalah nilai 17-23 intensitas rendah 4) Nominasi D adalah nilai 10-16 intensitas sangat rendah Dari data tersebut diatas pergaulan dapat dikategorikan menjadi 4, sesuai dengan intervalnya: 1) Kesadaran beribadah tinggi ada 21 responden 2) Kesadaran beribadah sedang ada 9 responden 3) Kesadaran beribadah rendah ada 0 responden 4) Kesadaran beribadah sangat rendah ada 0 responden
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah anak dusun Ngasinan, Desa Garangan. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai berikut : A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap Variabel) Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah menggunakan rumus prosentase yaitu: P Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 1. Pola asuh orang tua
Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah
diketahui rekapitulasi adalah sebagai
berikut: a. Untuk kategori tinggi pola asuh orang tua antara skor 51-60 ada 0 responden.
b. Untuk kategori sedang pola asuh orang tua antara skor 39-50 ada 19 responden:
c. Untuk kategori rendah pola asuh orang tua antara 26-36 ada 11 responden:
46,67
d. Untuk kategori sangat rendah pola asuh orang tua antara 1525 ada 0 responden
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pola asuh orang tua. Tabel VIII Rekapitulasi Pola Asuh Orang Tua No
Kategori
1
Tinggi
2
Frekuensi
Prosentase
48-58
1
3,33%
Sedang
37-47
15
50%
3
Rendah
26-36
14
46.67%
4
Sangat Rendah
15-25
0
0%
30
100%
Jumlah
Interval
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua yang tinggi sebesar 3.33%,
yang
sedang sebesar 50% yang rendah sebesar 46.67%, dan yang sangat
rendah 0% . Sehingga dengan demikian, pengaruh pola asuh orang tua Dusun Ngasinan, desa Garangan tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 50%. 2. Pergaulan Anak a. Untuk kategori tinggi pergualan anak antara skor 31-37 ada 12 responden:
b. Untuk kategori sedang pergaulan anak antara skor 24-30 ada 18 responden:
c. Untuk kategori rendah pergaulan 17-23 ada 0 responden:
d. Untuk kategori sangat rendah pergaulan anak 10-16 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pergaulan anak di bawah ini:
Tabel IX Rekapitulasi Pergaulan Anak
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
31-37
12
40%
2
Sedang
24-30
18
60%
3
Rendah
17-23
0
0%
4
Sangat Rendah
10-16
0
0%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pergaulan anak yang tinggi sebesar 40%,
yang sedang
sebesar 60%, yang rendah sebesar 0%, dan sangat rendah 0% Sehingga dengan demikian, pergaulan anak Dusun Ngasinan, Desa Garangan termasuk kategori sedang yaitu sebesar 60%. 3. Kesadaran Anak Dalam Beribadah
a. Untuk kesadaran anak dalam beribadah tinggi antara skor 31-37 ada 21 responden:
b. Untuk kesadaran anak dalam beribadah sedang antar skor 24-30 ada 9 responden:
c. Untuk kesadaran anak dalam beribadah rendah antara skor 1723 ada 0 responden:
d. Untuk kesadaran anak dalam beribadah sangat rendah antara skor 10-17 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kesadaran anak dalam beribadah. Tabel X Rekapitulasi Kesadaran Anak Dalam Beribadah No
Kategori
Internal
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
31-37
21
70%
2
Sedang
24-30
9
30%
3
Rendah
17-23
0
0%
4
Sangat Rendah
10-16
0
0%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kesadaran anak dalam beribadah yang tinggi sebesar 70%,
yang
sedang sebesar 30%, yang rendah sebesar 0%, dan sangat rendah 0% Sehingga dengan demikian, kesadaran anak dalam beribadah Dusun Ngasinan, Desa Garangan termasuk kategori tinggi yaitu sebesar 70%.
B. Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah Dusun Ngasinan, Desa Garangan. Maka dibuktikan dengan mencari
nilai koefisian regresi ganda antara variabel pola asuh orang tua (X1) dan pergaulan (X2) terhadap kesadaran anak dalam beribadah (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji regresi ganda. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara X1 dan X2 terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel XI Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Pergaulan Terhadap Kesadaran Anak Dalam Beribadah X12
X22
Y2
992
1225
1024
961
1120
1488
806
2304
676
961
1248
30
1380
840
2116
784
900
1288
27
35
1715
945
2401
729
1225
1323
37
30
32
1184
960
2025
900
1024
1350
6
34
27
31
1054
837
1156
729
961
918
7
35
28
32
1225
896
1225
784
1024
980
8
36
31
30
1080
930
1296
961
900
1116
NO
X1
X2
Y
X1.Y
X2.Y
1
35
32
31
1085
2
48
26
31
3
46
28
4
39
5
X1.X2
9
38
30
33
1353
990
1681
900
1089
1230
10
36
31
32
1152
992
1296
961
1024
1116
11
33
28
31
1023
980
1764
784
961
1344
12
30
28
33
1485
924
2025
784
1089
1260
13
37
32
32
1184
1216
1369
1024
1024
1184
14
31
29
31
961
899
2025
841
961
1305
15
38
28
31
1178
868
1444
784
961
1064
16
37
31
30
1350
930
2025
961
900
1395
17
31
35
33
1419
1155
1849
1225
1089
1505
18
33
29
31
1240
899
1600
841
961
1160
19
37
31
30
1110
930
1369
961
900
1147
20
38
34
33
1254
1122
1444
1156
1089
1292
21
39
34
33
1287
1122
1521
1156
1089
1326
22
37
37
30
1110
1110
2401
1369
900
1813
23
30
31
28
840
868
2304
961
784
1488
24
30
29
32
1440
928
2025
841
1024
1305
25
41
27
32
1568
864
2401
729
1024
1323
26
35
27
30
1050
810
1225
729
900
945
27
38
30
29
1392
870
2304
900
841
1440
28
35
36
31
1395
1116
2025
1296
961
1620
29
38
29
30
1380
870
2116
841
900
1334
30
37
30
33
1221
990
1369
900
1089
1110
Jumlah
1089
905
940
37603
28659
53330
28431
29480
38049
Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara X1Y(rX1Y ), X2Y(rX2Y), dan antara koefisien X1X2(rX1X2) sebagai berikut: 1. Pengaruh X1 Terhadap Y
Untuk mengetahui pola asuh orang tua terhadap kesadaran anak dalam beribadah maka menggunakan rumus: rX1Y =
( (
√*
)(
) +*
) (
) +
Keterangan: rX1Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor
X1
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
Y
Tabel XII Ringkasan Statistik X1 dan Y
rX1Y = rX1Y =
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
30
X1
1089
Y
940
X12
53330
Y2
29480
X1Y
37603
( √*
(
)(
) +* ( (
√*
= =
) +* +*
√* √(
)(
)
) (
) +
)(
) (
) + +
=
√
= = 0,573
Jadi r = 0,573, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr, dengan N = 30 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah df-nya yaitu df = 30-2 = 28, pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), sedangkan untuk r hitung adalah 0,573. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari 0,573 itu signifikan. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kesadaran anak dalam beribadah. 2. Pengaruh X2 Terhadap Y Untuk mengetahui pengaruh pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah, maka menggunakan rumus sebagai berikut: rx2y =
( √*
(
)(
) +*
) (
) +
Keterangan: rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N
= Number of Cases X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y X2
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y Tabel XIII Ringkasan Statistik X2 dan Y
rX2Y = rX2Y =
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
30
X2
905
Y
940
X22
28431
Y2
29480
X2Y
28659
( √*
(
)(
) +*
( (
(
√*
= = =
) +* +*
√* √(
)(
)
)(
) + ) (
) + +
)
√
= = 0,550 Jadi r = 0,550, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr, dengan N = 30 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X2 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df-nya yaitu df = 30 – 2 = 28, pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), sedangkan untuk r hitung adalah 0,550. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima,
dan Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari 0,550 itu signifikan. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah. 3. Korelasi X1 dengan X2 Untuk mengetahui korelasi antara pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan, maka menggunakan rumus: rX1X2 =
( (
√*
)(
)
) +*
(
) +
Keterangan: rX1X2 = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N
= Number of Cases X1X2= Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2 X1
= Jumlah seluruh skor X1
X2
= jumlah seluruh skor X2
Tabel XIV Ringkasan Statistik X1 dan X2 Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
30
X1
1089
X2
905
X12
53330
X22
28431
X1X2
38049
rx1x2 = rx1x2 = = =
( √*
(
)(
) +*
( (
(
√*
=
)(
) + )
) +*
(
+*
√* √(
)
)(
) + +
)
√
= = 0,583 Jadi r hitung = 0,583, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N – nr = 30, dengan N = 30 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X1 dan X2, maka nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu df = 30 – 2 = 28, pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), sedangkan untuk r hitung adalah 0,583. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian pengaruhnya 0,583 itu signifikan. 4. Mencari Nilai Koefisien Korelasi Ganda Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah maka menggunakan rumus:
rX1X2Y = √ Keterangan : rX1X2Y= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y rX1Y = Korelasi antara rX1Y r
X2 Y
= Korelasi antara rX2Y
rX1X2 = Korelasi antara rX1X2 rX1X2Y
=√ =√ =√ =√ =√ = 0,750
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil bahwasannya terdapat pengaruh pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah sebesar 0,750 pengaruh ini secara kwantitatif dapat dinyatakan sangat kuat, dan besarnya lebih dari korelasi individual antara X1 dengan Y, maupun X2 dengan Y. Korelasi sebesar 0,750 itu baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien pengaruh itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut: Fh = (
) (
)
=(
) (
=(
)
)
= = 17.5 Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F diatas adalah 17.5 Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F tabel atau 17,5 > 3,32 hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan
pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap
kesadaran anak dalam beribadah. C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment dan regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan) dengan rumus df = N – nr. Responden (N) yang di teliti sebanyak 30 anak. Variabel yang dicari hubungannya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Sehingga dapat diperoleh df-nya = 30 – 2= 28. Setelah diketahui df-nya kemudian dilihat pada tabel “r” product moment, maka diperoleh “r” product moment pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463) Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif terhadap rX1Y pada taraf 1% (0,573 > 0,463), maka dapat disimpulkan bahwasannya pola asuh orang tua dan pergaulan memiliki pengaruh yang positif
terhadap kesadaran anak dalam beribadah anak dusun Ngasinan Desa Garangan. Selanjutnya pengaruh rX2Y (0,550) merupakan pengaruh yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,550 > 0,463), maka dapat disimpulkan bahwasanya pergaulan anak memiliki pengaruh yang positif terhadap kesadaran anak dalam beribadah dusun Ngasinan Desa Grangan. Demikian halnya pengaruh rX1X2
diperoleh hasil 0,583
merupakan pengaruh positif dan signifikan pada taraf 1% (0,583 > 0,463). Maka dapat disimpulkan bahwasannya pola asuh orang tua dan pergaulan memiliki pengaruh yang positif terhadap kesadaran anak dalam beribadah dusun Ngasinan Desa Garangan. Begitu pula dengan pengaruh RX1X2Y diperoleh hasil 0,750 merupakan pengaruh yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,750 > 0,463). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya pola asuh orang tua dan pergaulan memiliki pengaruh yang positif terhadap kesadaran anak dalam beribadah dusun Ngasinan Desa Garangan. Selanjutnya untuk F hitung sebesar 17,5 sedangkan untuk F tabel yang diperoleh 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut pola asuh orang tua (X1) dan
pergaulan (X2)
berpengaruh terhadap kesadaran anak dalam beribadah (Y) terdapat
pengaruh yang signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima karena F hitung lebih besar dari F tabel (17,5 > 3,32) sedangkan hipotesis nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya pola asuh orang tua dan pergaulan memiliki pengaruh yang positif terhadap kesadaran anak dalam beribadah dusun Ngasinan Desa Garangan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya yakni: untuk mengetahui pengaruh yang positif antara pola asuh orang tua (X1), pergaulan (X2) aplikasinya terhadap kesadaran anak dalam beribadah (Y) di dusun Ngasinan desa Grangan, maka setelah diadakan perhitungan menunjukkan: 1. Pola asuh orang tua dusun Ngasinan desa Garangan tahun 2013/2014, yang termasuk kategori tinggi sebesar 3.33%, yang termasuk kategori sedang sebesar 50%, yang termasuk kategori rendah sebesar 46.67%, dan yang termasuk kategori sangat rendah 0% . Sehingga dengan demikian, pola asuh orang tua
Dusun
Ngasinan, desa Garangan tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 50%. 2. Pergaulan anak dusun Ngasinan desa Garangan 2013/2014, yang termasuk kategori tinggi sebesar 40%, yang termasuk kategori sedang sebesar 60%, yang termasuk kategori rendah sebesar 0%, dan yang termasuk kategori sangat rendah 0% Sehingga dengan demikian,
pergaulan anak Dusun Ngasinan, Desa Garangan
tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 60%.
3. Kesadaran anak dalam beribadah dusun Ngasinan desa Garangan tahun 2013/2014 yang termasuk kategori tinggi sebesar 70%, yang termasuk kategori sedang sebesar 30%, yang termasuk kategori rendah sebesar 0%, dan yang termasuk kategori sangat rendah 0% Sehingga dengan demikian, kesadaran anak dalam beribadah Dusun Ngasinan, Desa Garangan termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 70%. 4. Berdasarkan analisis data, ada pengaruh yang positif pola asuh orang tua terhadap kesadaran anak dalam beribadah, hal ini dibuktikan dengan r = 0,573, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), dan hasilnya lebih besar r hitung. 5. Berdasarkan analisis data, ada pengaruh yang positif pergaulan anak terhadap kesadaran anak dalam beribadah, hal ini dibuktikan dengan r = 0,550, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), dan hasilnya lebih besar r hitung. 6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang positif pola asuh orang tua dan pergaulan secara bersama-sama terhadap kesadaran anak dalam beribadah. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi regresi ganda dari hasil rX1X2Y hitung sebesar 0,750. Selanjutnya diuji signifikansinya dengan Fhitung, dan diperoleh Fhitung > Ftabel atau 17,5
> 3,32. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pola asuh orang tua dan pergaulan terhadap kesadaran anak dalam beribadah Tahun 2013. B. Saran-Saran Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi orang tua dan anak dusun Ngasinan Desa Garangan pada khususnya dan di dusun-dusun lainnya. 1.
Bagi orang tua, agar lebih meningkatkan pola asuh yang baik bisa menjadi tokoh teladan/panutan anakanak mereka yang akhirnya akan ditiru oleh anaknya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Bagi anak, hendaknya selalu bergaul dengan yang baik, serta taat dan patuh terhadap guru dan orang tua agar menjadi anak yang berbakti pada nusa dan bangsa.
3.
Bagi masyarakat, agar selalu menjaga kenyamanan lingkungan sekitar, sehingga perkembangan pergaulan dan kesadaran dalam beribadah dapat tumbuh dengan baik dalam proses pendewasaan anak.
4.
Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini hanya mengkaji tentang hubungan pola asuh orang tua dan pergaulan dengan kesadaran anak dalam beribadah secara umum, tanpa mengetahui aspek pola asuh dan pergaulan yang mana yang memberikan pengaruh paling besar terhadap kesadaran anak dalam beribadah. Sehingga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mengkaji atau melakukan tindak lanjut penelitian yang terkait dengan pola asuh orang tua dan pergaulan secara lebih mendalam dan lebih rinci, supaya dapat memberikan pemikiran yang lebih mendalam dan lebih baik terutama dalam bidang pendidikan.
C. Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan tempat penelitian Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu Dusun Ngasinan Desa Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Namun demikian, tempat ini insya Allah dapat mewakili beberapa Dusun yang ada untuk dijadikan penelitian dan kalaupun hasil penelitiannya berbeda, akan tetapi hasilnya tidak akan jauh menyimpang dari hasil yang dilakukan peneliti. 2. Keterbatasan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama pembuatan skripsi, waktu yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga, berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan. 3. Faktor pengambilan sampel Faktor pengambilan sampel dalam penelitian ini sangat menentukan akurasi hasil penelitian. Oleh karena itu, jika penelitian ini mengambil sampel yang lebih banyak, maka kemungkinan hasilnya berbeda. 4. Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa angket sehingga ada kemungkinan responden dalam mengisi angket tidak sesuai dengan keadaan atau kondisi sebenarnya dan kurang bersungguh-sungguh dalam mengisi angket tersebut, sehingga hal ini akan berpengaruh tehadap hasil penelitian. 5. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa Muslim saja, tidak berlaku pada siswa non Muslim. D. Penutup Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah, dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Itu semua atas berkat hidayah, rahmat, dan izin Allah SWT. Oleh karena itu tiada kata yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati kecuali hanya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Dengan kerendahan hati penulis sangat mengharap kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapa saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan pendidikan. Amiin.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 1991, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: bina aksara ________________. 1995, Manajemen Penelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Ahid Nur. 2010, Pendidikan Keluarga dalam Persepektif Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Abidin, Slamet dan Suyono, Moh.1998, Fiqih Ibadah. Bandung: CV. Pustaka Setia. Ahyadi, Abdul Aziz. 1995, PsikologiAgama (Kepribadiam Muslim Pancasila). Bandung: Sinar Baru Algensindo Ash Shidieqy, Hasbi.1994, Kuliah Ibadah. Jakarta : Bulan Bintang Al-Mighwar, Muhammad. 2006, Psikologi remaja, Bandung: Pustaka Setia Basri Hasan. 2004, Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya, Yogyakarta: Mitra Pustaka Bachtiar, soeseno. 2012, Buku Pintar Memahami Psikologi Anak Didik Panduan Sukses Menjadi Guru Teladan Dan Profesional, Yogyakarta: Pinang Merah Brouwer, M.A.W. 1981, Pergaulan, Jakarta: PT Gramedia Dalyono. 1997, Psikology Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Daradjat, Zakiah. 1974, Problema Remaja Di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang .1990, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang Dariyo, Agoes. 2004, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia Djamarah, Syaiful Bahri. 2004, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga, Jakarta: PT Rineka Cipta Eyre Linda.Eyre Richad. 1997, Mengajarakan Nilai-Nilai Kepada Anak, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ghazali, Al. 2001, Ibadah Persepektif Sufistik, Surabaya: Risalah Gusti
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Kartini Kartono. 1996, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: CV. Mandar Maju
Komarudin. 1993, Kamus Istilah Skripsi Dan Tesis, Bandung: Angkasa Lestari, S dan Ngatini. 2010, Pendidikan Islam Kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lask, Bryan. 1989, Memahami Dan Mengatasi Masalah Anak Anda, Jakarta: PT Gramedia Mustaqim Abdul. 2005, Menjadi Orang Tua Bijak Solusi Kreatif Menangi Belbagai Masalah Pada Anak, Bandung: PT Mizan Pustaka Mansur. 2007, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mualifah. 2009. Psycho Islamic Smart Parenting. Yogyakarta: Diva Press Purwanto, Ngalim. 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Robitul Fa‟la, Muhammad. 2012. Pengaruh Pola Pergaulan Terhadap Intensitas Belajar Siswa Di MtsN Salatiga 2011/2012. Salatiga: skripsi tidak diterbitkan. Siregar Syofian. 2010, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers Syafei, M Sahlan. 2006, Bagaimana Anda Mendidik Anak: Tuntunan Praktis Untuk Orang Tua dalam Mendidik Anak. Bogor: Ghalia Indonesia
Steinberg, Laurence. 2005, 10 Prinsip Dasar Pengasuhan Yang Prima Agar Anda Tidak Menjadi Orang Tua Yang Gagal, Bandung: PT Mizan Pustaka Tono, Sidik. Sularno, M. Mujiono, Imam. Triyanto, Agus. 1998. Ibadah dan Ahklak Dalam Islam. Yogyakarta: UII Press Indonesia Twiford J Rainer. 1988, Mengendaliakn Perilaku Anak, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Thoha Chabib. 1996, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Thoha, Chabib. Zuhri, Saefuddin dan Yahya, Syamsudin. 2004, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar W. J. S, Poerwodarminto. 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia. PT. Jakarta: Balai Pustaka
http://atpsikologi.blogspot.com/2010/02/kesadaran.html
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN PERGAULAN TERHADAP KESADARAN ANAK DALAM BERIBADAH DUSUN NGASINAN DESA GARANGAN TAHUN 2013/2014
A. Kisi-kisi Pola Asuh Orang Tua Variabel
Indikator
Item Angket
a. Demokratis 1)
Menghargaikemampuan anak.
1
2) Memberikan kebebasan kepada anak 2 untuk memilih apa yang dikehendaki. 3) Memperhatikan dan menghargai 3 pendapat anak. Pola Asuh Orang Tua
4) Memberi dorongan kepada anak.
4
5)
5
Akrab dengan anggota keluarga b. Laissez Faire
6) Membiarkan anak sesuai kehendaknya.
6
7) Cenderung membiarkan
7
8) Tidak ada peraturan yang mengikat untuk 8 anak 9) Kontrol orang tua terhadap anak lemah 9 Kontrol orang tua terhadap anak lemah 10) Tidak mau tahu tentang permasalahan 10 anak
c. Otoriter 11) Meminta sesuatu yang bersifat instruktif atau menyuruh
11
12
12) Lebih sering marah-marah dari pada memberi bimbingan
13) Ada unsur memaksa dan mendesak
13
14) Memaksakan kehendak kepada anak
14
15) Kurang senang dengan musyawarah
15
keluarga
B. Kisi-kisi Pergaulan Variabel
Indikator a. Kenyamanan
remaja
Item Angket dalam 2
melakukan interaksi dimasyarakat b. Remaja merasakan ketentraman bergaul
dilingkungan
keluarga
Pergaulan
1,
dan masyarakat c. Remaja tidak mengalami konflik 4, 5, 6 dengan anggota keluarga atau
dengan masyarakat lingkungan sekitar d. Remaja dapat merasakan kematangan yang diraih dalam proses belajar didalam keluarga
3, 7
dan masyarakat.
e. Kenyamanan
remaja
dalam 8, 9, 10
melakukan interaksi dimasyarakat
C. Kisi-kisi kesadaran beribadah
Variabel
Indikator
a.
Item Angket
Melaksanakan sholat lima waktu tanpa 1, 2, 3 selalu diingatkan
Kesadaran
b.
Mengerjakan sholat sunnah
4, 5
c.
Rajin membaca Al-Qur‟an
7
d.
Melaksanakan puasa sunnah
n beribadah
6, 8, 9, 10
ANGKET PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN PERGAULAN TERHADAP KESADARAN ANAK DALAM BERIBADAH DUSUN NGASINAN DESA GARANGAN 2013/2014
Identitas Responden Nama
:
Jenis kelamin
:
Umur
:
Petunjuk Pengisian Angket 1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d! 2. Diharapkan dalam pengisian angket
ini sesuai dengan pernyataan dan
keadaan yang sebenarnya karena kerahasiaan akan terjaga. 3. Isilah dengan jujur, karena apapun jawabannya tidak akan berpengaruh pada penilaian. 4. Periksalah kembali jawaban sebelum dikembalikan dan saya mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasinya Daftar Pertanyaan A. Pola Asuh Orang Tua 1. Apakah orang tua anda menghargai apa yang Anda lakukan yang menurut Anda baik ? a.
Selalu .
b.
Sering.
c.
Kadang-kadang.
d.
Jarang sekali.
2. Bagaimana sikap orang tua Anda jika Anda melanggar laranganya?
a.
Mengingatkan dengan kata-kata yang halus dan hati-hati.
b.
Mengingatkan dengan serius.
c.
Mengingatkan dengan agak tegas.
d.
Mengingatkan dengan keras.
3. Bagaimana cara orang tua Anda memberikan nasehat ketika Anda melakukan kesalahan? a.
Mengingatkan dengan kata-kata yang halus dan hati-hati.
b.
Mengingatkan dengan serius.
c.
Mengingatkan dengan agak tegas.
d.
mengingatkan dengan keras.
4. Bagaimana sikap orang tua Anda ketika Anda memiliki pendapat yang berbeda? a.
Mempertimbangkan untuk menerima.
b.
Mendengarkan dan memperhatikan.
c.
Cenderung agak menolak.
d.
Menolak dengan tegas.
5. Apakah Anda sering berkomunikasi dengan orang tua Anda apabila dirumah ? a.
Ya selalu.
b.
Ya sering.
c.
Kadang-kadang.
d.
Jarang sekali.
6. Apakah orang tua Anda cenderung membiarkan Anda, belajar ataupun tidak a.
Ya selalu begitu.
b.
Ya sering begitu.
c.
Kadang-kadang begitu.
d.
Tidak peduli.
7. Apakah orang tua Anda memperhatikan dengan siapa Anda bergaul dan berteman ? a.
Selalu membiarkan saya dalam bergaul dan berteman.
b.
Lebih sering membiarkan.
c.
Kadang-kadang membiarkan.
d.
Menegur saya bila bergaul dan berteman dengan orang yang tak disenangi.
8. Apakah orang tua Anda membiarkan anda bekerja atau tidak bekerja membantu pekerjaan di rumah? a. Ya selalu membiarkan. b. Ya sering membiarkan. c. Kadang-kadang membiarkan. d. Selalu menegur. 9. Apakah orang tua Anda mengontrol kegiatan Anda sehari-hari ? a.
Selalu.
b.
Sering.
c.
Kadang-kadang.
d.
Jarang sekali.
10. Apakah orang tua Anda bertanya tentang permasalahan yang Anda hadapi? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. jarang sekali. 11. apakah orang tua Anda dalam menyuruh sholat kepada Anda dengan sikap keras? a. Selalu.
b. Sering . c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 12. apakah orang tua Anda melarang mengikuti kegiatan diluar rumah ? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 13. Apakah orang tua Anda marah-marah jika Anda hanya bermain saja tanpa menyisihkan waktu Anda untuk belaja?. a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 14. Apakah orang tua Anda memaksakan sesuatu kepada Anda yang tidak Anda mau a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. jarang sekali. 15. Apakah orang tua Anda melakukan musyawarah apabila ingin mengambil keputusan didalam keluarga ? a. Selalu. b. Sering. c. kadang-kadang. d. jarang sekali. B. Pergaulan
1. Apakah Anda merasakan ketentraman dalam pergaulan dilingkungan masyarakat? a. Ya, secara keseluruhan. b. Ya, sebagian besar. c. Tidak, hanya sebagian kecil saja. d. Merasa tidak tentram. 2. Apakah Anda merasakan kenyamanan dalam pergaulan dilingkungan masyarakat? a.
Ya, secara keseluruhan.
b. Ya, sebagian besar. c. Tidak, hanya sebagian kecil. d. Merasa kurang nyaman. 3. Apakah
Anda
ikut kegiatan keagamaan remaja dilingkungan tempat
tinggal Anda? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Hampir tidak pernah.
4. Apakah Anda suka berbohong dengan teman Anda? a. Sering. b. Kadang-kadang. c. Jarang sekali. d. hampir tidak pernah. 5. apakah Anda suka dibohongi teman Anda? a.
Sering.
b.
Kadang-kadang.
c.
Jarang sekali.
d.
Hampir tidak pernah.
6. Apakah Anda ikut tawuran antar kelompok ditempat tinggal Anda? a. Kadang-kadang.
b. Jarang sekali. c. Tidak pernah. d. Tidak pernah ada tawuran. 7. Apakah Anda mengikuti organisai dilingkungan masyarakat lingkungan Anda? a. Selalu. b.
Sering.
c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 8. Apakah Anda membaur dengan masyarakat sekitar lingkungan Anda? a.
Selalu.
b.
Sering.
c.
Kadang-kadang.
d.
Jarang sekali.
9. Apakah Anda diingatkan orang tua Anda untuk memilih teman bergaul? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali.
10. Apakah Anda bergaul dengan teman dilingkungan tempat tinggal Anda? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. C. kesadaran dalam beribadah 1. Dalam sehari-hari apakah Anda melaksanakan sholat 5 waktu tanpa disuruh oleh orang tua Anda? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang.
d. Jarang sekali. 2. Apakah Anda sholat fardhu tepat waktu? a. Selalu tepat waktu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 3. Setiap sholat fardhu apakah Anda selalu berjamaah? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 4. Seberapa jauh Anda melakukan sholat sunnah? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 5. Apakah Anda melakasanakan sholat sunnah dhuha dan tahajjud? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 6. pernahkah Anda melaksanakan puasa sunnah senin dan kamis? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 7. Seberapa seringkah Anda membaca Al-Qur‟an? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali
8. Apakah Anda sering puasa muharam? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 9. Apakah Anda sering puasa Arafah? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali. 10. Apakah Anda sering puasa syawal? a. Selalu. b. Sering. c. Kadang-kadang. d. Jarang sekali.
DAFTAR NILAI SKK Nama
: Muh Shodiq
Nim
: 111 09 047
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/ PAI
Dosen PA
: Dra. Hj Lilik Sriyanti, M.Si
No 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Jenis kegiatan OPAK STAIN 2009
Pelaksanaan
Status
Skor
18-20 Agustus 2009
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
ESIQ Mahasiswa Baru 21 Agustus 2009 STAIN Salatiga UPT Perpustakaan (User Education) STAIN 25-29 Agustus 2009 Salatiga Musabaqoh Tilawatil Qur‟an (MTQ) Mahasiswa II Jamiyyatul 24 Mei 2010 Qurro‟ Walhuffadz (JQH) Praktikum Baca Tulis 2 Nopember 2010 Qur‟an (BTA) Praktiku Etika Profesi 25 Nopember2010 Keguruan Praktikum Kepramukaan 22-27 Juli 2011 STAIN Salatiga Praktikum Metodologi Pendidikan Agama Islam 23 September 2011 STAIN Salatiga Basic Training (LK1) Membangun Pola Idealitas Mahasiswa ditengah Pergolakan Arus 13-16 Oktober 2011 Globlalisasi Guna Mencapai Insan yang Militan dan Bernafaskan
10
11
12
13
14
15
16
Islam HMI Cabang Salatiga Seminar Pendidikan Menuju Pendidikan Indonesia Yang Ideal (HMI Cabang salatiga) Praktikum Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam Peran Generasi Muda Muda Terhadap Fenomena HIV/AIDS di Kota Salatiga Forum Generasi Muda Peduli Salatiga Workshop Penelitian Reaktualisasi Perwujudan Amanah Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Memecahkan Problematika di Masyarakat (LPM Dinamika) Seminar Nasional HIV/AIDS Bukan Kutukan Dari Tuhan Seminar Nasional Ahlussunnah Waljamaah dalam Perspektif Islam Indonesia
Seminar Regional Mengembangkan NilaiNilai Pendidikan Untuk Mewujudkan Generasi Rabbani
3
28 Desember
Panitia
11 Februari 2012
Peserta
3
12 Juli 2012
Peserta
3
26 Nopember 2012
Peserta
3
13 Maret 2013
Peserta
26 Maret 2013
Peserta
6
6
4 18 Mei 2013
Panitia
17
18
19
20
Seminar Nasional Peran Nyata Mahasiswa Dalam Menyikapi Perpolitikan Indonesia SK Pengesahan Pengurus Komisariat Walisongo HMI Cabang Salatiga periode 2011-2012 Seminar Nasional Mendetakkan Jantung Bangsa dengan Jurnalisme Bakti Sosial Pengobatan Gratis (HMI Cabang Salatiga)
13 Juni 2013
Peserta
6
27 jJuni 2013
pengurus
3
7 Oktober 2013
Peserta
6
5 Nopember 2013
Panitia
3
Jumlah
72
Salatiga, 6 Januari 2014 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP : 19750211 200003 1 001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Muh Shodiq
Tempat, Tanggal lahir Boyolali, 09 Januari 1990 Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Ngasinan RT 03/05 Garangan, Wonosegoro, kab
Boyolali Menerangkan Dengan Sesungguhya PENDIDIKAN 1.
Tamatan MI Muhammadiyah Ngasinan tahun 2003
2.
Tamatan MTs N Andong tahun 2006
3.
Tamatan MA N Suruh tahun 2009
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Boyolali, 06 Januari 2014 Saya yang bersangkutan,
Muh Shodiq