PENGARUH PERCEIVED QUALITY, PERCEIVED VALUE, BRAND PREFERENCE, CONSUMER SATISFACTION, dan CONSUMER LOYALTY pada REPURCHASE INTENTION
Oleh : Yohana Sylvi Putri Ayu F1207527
PROGRAM STUDI SI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul: PENGARUH
PERCEIVED
QUALITY,
PERCEIVED
VALUE,
BRAND
PREFERENCE, CONSUMER SATISFACTION, dan CONSUMER LOYALTY pada REPURCHASE INTENTION
Surakarta, 23 Juni 2009 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
(Dr. Budhi Haryanto, MM) NIP 131.569.232
2
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujiu dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta,
Agustus 2009
Tim Penguji Skripsi 1.Siti Khoiriyah, SE, M.Si
Sebagai Ketua
(
)
2.Dr. Budhi Haryanto, MM NIP 196009041986011001
Sebagai Pembimbing (
)
3.Haryanto, SE, M.Si NIP 197403092006041001
Sebagai Penguji
)
NIP 197602062005012001
(
3
MOTTO
Ø Nothing is impossible. Ø Hidup hanya untuk satu kali, dan harus berarti, setelah itu mati. (Dedy Mizwar) Ø Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah 6-8)
4
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: 1. Sang Khalik yang telah memberiku hidup dengan segala makna kehidupan di dalamnya. 2. Kedua orang tuaku yang tiada henti mendoakanku dan memberikan arti sebuah keluarga. 3. Abdul Aziz Danang Purnomo yang selalu setia mengiringi langkahku dan memberikan semangat hidup bagiku. 4. Muhammad Rafi Izazdzakira yang memberi warna dalam kehidupanku. 5. Yang terhormat Dr. Budhi Haryanto, MM yang membimbingku dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Adik-adikku yang aku sayangi. 7. Segenap keluarga dan para sahabat yang selalu mendukungku. 8. Almamaterku.
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh perceived quality, perceived value, brand preference, consumer satisfaction, dan consumer loyalty pada repurchase intention” ini.Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan berbagai pihak. Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Bambang Sutopo, MCom, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dra. Endang Suhari, MSi selaku Ketua Jurusan Manajemen S1 Non Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Budhi Haryanto, MM selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya para dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Sehingga dengan tangan terbuka, penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun.
6
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikanmanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.
Surakarta, 24 Juni 2007
Penulis, Yohana Sylvi Putri Ayu
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………. i ABSTRAK………………………………………………………………………… ii HALAMANPERSETUJUAN…………………………………………………….. iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iv HALAMAN MOTTO……………………………………………………………... v HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….... vi KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ix DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... x DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. xi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1 B. Permasalahan ……………………………………………………………
5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 9 D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 10 E. Justifikasi Penelitian………………………………………………………. 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Pengertian Repurchase Intention ………………………………………… 14 B. Posisi Studi………………………………………………………………
15
C. Pembahasan Teori dan Proporsi…………………………………………
17
8
D. Model Penelitian…………………………………………………………
24
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………… 26 B. Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data…………… 27 C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel…………………………
28
D. Pengujian Statistik………………………………………………………… 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif……………………………………………….. 37 B. Pengujian Statistik………………………………………………………… 38 C. Analisis Structural Equation Model (SEM)………………………………. 41 D. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian…………………. 51 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan………………………………………………………………
57
B. Implikasi…………………………………………………………………
58
C. Keterbatasan………………………………………………………………. 59 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
62
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 64
9
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
HALAMAN
2.1 Model Penelitian……………………………………………………………… 24
10
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
2.1 Posisi Studi……………………………………………………………………. 16 2.2 Posisi Studi (lanjutan)…………………………………………………………. 17 3.1 Goodness of fit Indices………………………………………………………
36
4.1 Statistik Deskriptif…………………………………………………………….. 37 4.2 Hasil Uji Validitas…………………………………………………………….. 39 4.3 Hasil Uji Validitas (seluruh item valid)……………………………………….. 40 4.4 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………………
41
4.5 Hasil Uji Normalitas…………………………………………………………
43
4.6 Jarak Mahalanobis Data……………………………………………………….. 44 4.7 Goodness of fit Indices………………………………………………………
46
4.8 Hasil Goodness of fit model…………………………………………………
46
4.9 Hasil Goodness of fit setelah modifikasi……………………………………… 48 4.10 Regression Weights…………………………………………………………
52
11
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1 (Kuesioner)………………………………………………….
65
Lampiran 2 (Justifikasi hipotesis yang tidak didukung analisis)...............
68
Lampiran 3 (Data Responden).................................................................... 78 Uji Validitas................................................................................................ 83 Uji Reliabilitas............................................................................................. 89 Analisis Structural Equation Model (SEM)………………………………. 95 Uji Normalitas………………………………………………………. 100 Uji Outliers………………………………………………………….. 101 Uji Hipotesis (Regression Weights)…………………………………. 106 Modification Indices…………………………………………………. 112 Goodness of fit……………………………………………………….. 117 Modifikasi Model………………………………………………………… 120 Uji Normalitas………………………………………………………. 125 Uji Outliers………………………………………………………….. 126 Uji Hipotesis (Regression Weights)…………………………………. 131 Modification Indices…………………………………………………. 138 Goodness of fit……………………………………………………….. 143 Tanda Terima Revisi...................................................................................... 144 Berita Acara Ujian Skripsi............................................................................. 145
12
ABSTRAK PENGARUH PERCEIVED QUALITY, PERCEIVED VALUE, BRAND PREFERENCE, CONSUMER SATISFACTION, dan CONSUMER LOYALTY pada REPURCHASE INTENTION Yohana Sylvi Putri Ayu F1207527 Keyword perceived quality, perceived value, brand preference, consumer satisfaction, consumer loyalty repurchase intention. Tujuan umum penulisan skrispi ini adalah untuk mengkonstruksi model yang dapat menjelaskan niat pembelian ulang pada produk handphone merek Nokia. Sedangkan secara spesifik, terdapat sepuluh tujuan yang diharapkan, yaitu menjelaskan pengaruh (1) perceived quality pada consumer satisfaction, (2) perceived quality pada perceived value, (3) perceived quality pada brand preference, (4) perceived value pada consumer satisfaction, (5) perceived value pada brand preference, (6) consumer satisfaction pada consumer loyalty, (7) consumer satisfaction pada brand preference, (8) consumer satisfaction pada repurchase intention, (9) consumer loyalty pada brand preference, dan (10) brand preference pada repurchase intention. Teknik pemgumpulan data dilakukan melalui survei dengan cara mewawancarai responden secara langsung yang dipandu dengan kuesioner yang didesain. Adapun pengujian statistik yang digunakan adalah structural equation model (SEM). SEM digunakan sebagai alat analisis karena (1) dapat mengestimasi hubungan dependen ganda yang saling berkaitan, (2) kemampuannya untuk memunculkan konsep yang tidak teramati dalam hubungan serta dalam menentukan kesalahan pengukuran dalam proses estimasi, dan (3) kemampuannya untuk mengakomodasi seperangkat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen serta mengungkap variabel laten. Hasil pengujian yang diperoleh mengindikasi hubungan yang positif dan signifikan antar variabel dalam delapan interaksi hubungan, yaitu: (1) perceived quality dengan consumer satisfaction (CR = 2,412), (2) perceived quality dengan perceived value (CR = 2,612), (3) perceived value dengan brand preference (CR = 2,667), (4) consumer satisfaction dengan consumer loyalty (CR = 4,573), (5) consumer satisfaction dengan brand preference (CR = 2,587), (6) consumer satisfaction dengan repurchase intention (CR = 4,894), (7) consumer loyalty dengan brand preference (CR = 2,553), serta (8) brand preference dengan repurchase intention (CR = 5,676). Sedangkan variabel yang tidak signifikan adalah perceived quality dengan brand preference, serta perceived value dengan consumer satisfaction. Hubungan yang positif dan signifikan antar variabel mengindikasi terdapat pengaruh yang positif antar variabel. Sedangkan hubungan yang tidak signifikan mengindikasi bahwa tidak terdapat pengaruh antar variabel. Adapun stimulus pemasaran yang dapat dilakukan adalah (1) mengoptimalkan kepuasan pelanggan
13
melalui peningkatan kualitas handphone dan (2) inovasi secara berkesinambungan dalam fitur dan desain handphone sehingga kecenderungan konsumen dalam memilih handphone Nokia dapat meningkat.
14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hasil studi pilot yang telah dilakukan mengindikasi bahwa niat pembelian ulang merupakan variabel tujuan yang dipengaruhi oleh lima variabel amatan, yaitu: perceived quality, perceived value, brand preference, consumer loyalty dan consumer satisfaction. Variabel-variabel tersebut membentuk pola hubungan baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat dijelaskan melalui studi yang telah dilakukan oleh Hellier et al (2003), Law et al. (2004), Yi dan La (2004), Wisnalmawati (2005), Spais dan Vasileiou (2006), Atchariyachanvanich et al. (2006) serta Solvang (2007). Selanjutnya kajian literatur tersebut juga menjelaskan masih terdapatnya keragaman pengertian dan pengukuran terhadap variabel-variabel yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan dari keragaman yang dimaksud. Repurchase intention. Variabel ini didefinisi sebagai pertimbangan individu mengenai pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan, yang dipengaruhi oleh kondisi sekitarnya (Lihat Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006; Atchariyachanvanich et al., 2006). Selanjutnya variabel tersebut diukur dengan niat untuk melanjutkan atau menghentikan pembelian produk melalui internet dan pemberian prioritas utama pada pembelian melalui internet (Atchariyachanvanich et al., 2006). Studi yang dilakukan Solvang (2007) mengukur repurchase intention dengan estimasi porsi belanja
15
pada toko tertentu. Sedangkan penelitian yang berbeda menjelaskan bahwa repurchase intention merupakan variabel tujuan yang dipengaruhi oleh cumulative satisfaction dan individual episodic satisfaction yang diproxykan dengan repeat purchase intention dan repurchase probability (Lihat Yi dan La, 2004). Perceived quality. Hellier et al. (2003), Spais dan Vasileiou (2006) mendefinisi perceived quality sebagai penilaian konsumen secara keseluruhan terhadap atribut produk. Dalam penelitian yang dilakukan Hellier et al. (2003), perceived quality diukur dengan performa jasa, kecepatan dalam penyampaian jasa, ketanggapan karyawan, kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan tingkat pemahaman perusahaan terhadap kebutuhan konsumen. Sedangkan Spais dan Vasileiou (2006) menggunakan credence quality, search quality dan experience quality untuk mengukur variabel ini. Studi yang berbeda mendefinisi persepsi kualitas sebagai penilaian konsumen atas entitas kesempurnaan atau superioritas yang selanjutnya diukur dengan menggunakan dimensi penampilan fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan dan empati (Lihat Wisnalmawati, 2005). Perceived value. Kajian literatur mendefinisi perceived value sebagai penilaian konsumen terhadap manfaat produk secara keseluruhan berdasarkan pada penilaian konsumen mengenai keuntungan yang diperoleh dari produk dan biaya atau pengorbanan untuk mendapatkan dan menggunakan produk tersebut (Lihat Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Selanjutnya variabel tersebut diukur dengan biaya yang dikeluarkan untuk asuransi/jasa
16
pensiun, fleksibilitas perusahaan, keuntuangan finansial yang diberikan perusahaan, pemahaman nasabah terhadap premi asuransi serta nama perusahaan (Hellier et al., 2003). Sedangkan Spais dan Vasileiou (2006) mengukur perceived value dengan menggunakan health advantages, taste, user convenience, competitive price dan design of the product. Brand preference. Variabel ini didefinisi sebagai pertimbangan konsumen yang didasarkan pada derajad kecenderungan konsumen terhadap produk yang diberikan perusahaan bila dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain (Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Selanjutnya, company name digunakan untuk mengukur brand preference (Hellier et al., 2003). Sedangkan Spais dan Vasileiou (2006) mengukur brand preference dengan
menggunakan
company
name,
product
category
attributes,
consumer’s emotional involvement dan influences from family and friends. Consumer satisfaction. Studi terdahulu mendefinisi consumer satisfaction sebagai derajad kesukaan atau kepuasan konsumen secara keseluruhan yang dihasilkan oleh kemampuan produk dalam memenuhi keinginan konsumen, harapan dan kebutuhan yang berkaitan dengan produk tersebut (Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Selanjutnya variabel ini diukur dengan actual waiting time, price of food, staff’s service attitude, food quality, variety of food, seat availability, dan convenience (Law et al., 2004). Studi yang berbeda mengukur consumer satisfaction dengan menggunakan penilaian individu mengenai kepuasan pada toko, penilaian individu mengenai kesesuaian persepsi dalam cost of shopping baik dalam
17
uang maupun waktu serta perasaan konsumen setelah melakukan pembelian (Solvang, 2007). Sedangkan Atchariyachanvanich et al. (2006) menjelaskan customer satisfaction sebagai sesuatu yang terbentuk berdasar pada customer’s confirmation level dan ekspektasi terhadap konfirmasi tersebut yang diukur dengan menggunakan kesenangan konsumen dalam pengalaman internet shopping dan kepuasan dalam keputusan pembelian. Consumer loyalty. Atchariyachanvanich et al. (2006) mendefinisi consumer loyalty sebagai komitmen kosumen yang mendalam untuk membeli ulang atau berlangganan kembali produk atau jasa yang istimewa di masa depan meskipun situasi yang mempengaruhi dan upaya-upaya pemasaran berpotensi untuk menyebabkan perpindahan. Dalam penelitiannya, Hellier et al. (2003) mengukur consumer loyalty dengan pembelian asuransi mobil/jasa pensiun selama tiga tahun terakhir dan pengeluaran total untuk asuransi mobil/jasa pensiun selama tiga tahun terakhir. Selanjutnya, ukuran consumer loyalty yang digunakan Spais dan Vasileiou (2006) adalah consumer’s inertia, pengurangan resiko dengan membeli produk bermerek terkenal dan niat pembelian ulang. Sedangkan studi yang berbeda mendefinisi consumer loyalty sebagai komitmen kosumen yang mendalam untuk membeli ulang atau berlangganan kembali produk atau jasa yang istimewa di masa depan meskipun situasi yang mempengaruhi dan upaya-upaya pemasaran berpotensi untuk menyebabkan perpindahan (Atchariyachanvanich et al., 2006).
18
B. Permasalahan Perceived quality. Variabel ini didefinisi sebagai penilaian konsumen tentang atribut produk secara keseluruhan (dimana petunjuk-petunjuk digunakan konsumen untuk mengevaluasi kinerja produk) (Lihat Spais dan Vasileiou, 2006). Dalam studi ini, perceived quality digunakan untuk menjelaskan penilaian konsumen terhadap kualitas produk yang diperkirakan mempengaruhi consumer satisfaction (Lihat Wisnalmawati, 2005). Dengan demikian, permasalahan pertama yang dirumuskan adalah: Apakah perceived quality berpengaruh pada consumer satisfaction?
Berikutnya, studi ini juga menggunakan perceived quality untuk menjelaskan penilaian konsumen terhadap kualitas produk yang diperkirakan mempengaruhi perceived value (Lihat Spais dan Vasileiou, 2006). Dengan demikian, permasalahan kedua yang dirumuskan adalah : Apakah perceived quality berpengaruh pada perceived value?
Berikutnya, perceived quality juga digunakan untuk menjelaskan penilaian
konsumen
terhadap
kualitas
produk
yang
diperkirakan
mempengaruhi brand preference (Lihat Spais dan Vasileiou, 2006). Dengan demikian, permasalahan ketiga yang dirumuskan adalah: Apakah perceived quality berpengaruh pada brand preference?
19
Perceived value. Variabel ini didefinisi sebagai penilaian konsumen secara keseluruhan terhadap manfaat jasa berdasarkan pada penilaian konsumen mengenai keuntungan yang diperoleh dari produk dan biaya atau pengorbanan untuk mendapatkan dan menggunakan produk tersebut (Lihat Hellier et al., 2003). Dalam studi ini, perceived value digunakan untuk menjelaskan penilaian konsumen terhadap manfaat produk yang diperkirakan mempengaruhi consumer satisfaction (Lihat Hellier et al., 2003). Dengan demikian, permasalahan keempat yang dirumuskan adalah: Apakah perceived value berpengaruh pada consumer satisfaction?
Berikutnya, studi ini juga menggunakan perceived value untuk menjelaskan penilaian konsumen terhadap manfaat produk yang diperkirakan mempengaruhi brand preference (Lihat Hellier et al., 2003). Dengan demikian, permasalahan kelima yang dirumuskan adalah: Apakah perceived value berpengaruh pada brand preference?
Consumer satisfaction. Variabel ini didefinisi sebagai derajad kesukaan atau kepuasan yang dirasakan konsumen secara keseluruhan yang dihasilkan oleh kemampuan produk dalam memenuhi keinginan, harapan dan kebutuhan konsumen yang berkaitan dengan produk tersebut (Lihat Spais dan Vasileiou, 2006). Dalam studi ini, kepuasan pelanggan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang sudah pernah dibeli yang diperkirakan mempengaruhi loyalitas (Lihat Solvang, 2007).
20
Dengan demikian, permasalahan keenam yang dirumuskan adalah: Apakah consumer satisfaction berpengaruh pada consumer loyalty?
Berikutnya, consumer satisfaction juga digunakan untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang sudah pernah dibeli yang diperkirakan mempengaruhi brand preference (Lihat Spais dan Vasileiou, 2006). Dengan demikian, permasalahan ketujuh yang dirumuskan adalah: Apakah consumer satisfaction berpengaruh pada brand preference?
Berikutnya, studi ini juga menggunakan consumer satisfaction untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang sudah pernah dibeli yang diperkirakan mempengaruhi repurchase intention (Lihat Atchariyachanvanich et al., 2006). Dengan demikian, permasalahan kedelapan yang dirumuskan adalah: Apakah consumer satisfaction berpengaruh pada repurchase intention?
Consumer loyalty. Variabel ini didefinisi sebagai komitmen konsumen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali produk atau jasa yang istimewa secara konsisten di masa depan, meskipun situasi yang mempengaruhi dan usaha pemasaran yang ada berpotensi untuk melakukan perpindahan (Lihat Atchariyachanvanich et al., 2006). Dalam studi
21
ini, loyalitas digunakan untuk menjelaskan tingkat komitmen konsumen terhadap produk yang diperkirakan mempengaruhi brand preference (Lihat Hellier et al., 2003). Dengan demikian, permasalahan kesembilan yang dirumuskan adalah: Apakah consumer loyalty berpengaruh pada brand preference?
Brand preference. Variabel ini didefinisi sebagai pertimbangan konsumen yang didasarkan pada derajad kecenderungan terhadap produk yang diberikan perusahaan bila dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain (Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Dalam studi ini, brand preference digunakan untuk menjelaskan pertimbangan konsumen dalam memilih merek yang diperkirakan mempengaruhi repurchase intention (Lihat Spais dan Vasileiou, 2006). Dengan demikian, permasalahan kesepuluh yang dirumuskan adalah: Apakah
brand
preference
berpengaruh
pada
repupurchase
intention?
Berikut ini adalah tujuan penelitian yang diharapkan berkaitan dengan permasalahan yang dirumuskan.
22
C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam studi ini adalah untuk mengkonstruksi model yang dapat menjelaskan niat pembelian ulang pada produk handphone merek Nokia. Hal ini dikarenakan studi-studi terdahulu masih mengindikasi keragaman model dan masing-masing studi bersifat terbatas generalisasinya (Lihat Hellier et al., 2003; Law et al., 2004; Yi dan La, 2004; Wisnalmawati, 2005; Spais dan Vasileiou, 2006; Atchariyachanvanich et al., 2006; Solvang, 2007). Dengan demikian, untuk menjelaskan fenomena niat pembelian ulang dengan setting Indonesia (khususnya Surakarta), diperlukan konstruksian model yang dapat menjelaskan goodness of fit yang tinggi terhadap setting yang diamati. Secara spesifik, tujuan yang diharapkan adalah : 1. Menjelaskan
pengaruh
perceived
quality
terhadap
consumer
satisfaction pada produk handphone merek Nokia. 2. Menjelaskan pengaruh perceived quality terhadap perceived value pada produk handphone merek Nokia. 3. Menjelaskan pengaruh perceived quality terhadap brand preference pada produk handphone merek Nokia. 4. Menjelaskan pengaruh perceived value terhadap consumer satisfaction pada produk handphone merek Nokia. 5. Menjelaskan pengaruh perceived value terhadap brand preference pada produk handphone merek Nokia.
23
6. Menjelaskan pengaruh consumer satisfaction terhadap consumer loyalty pada produk handphone merek Nokia. 7. Menjelaskan
pengaruh
consumer
satisfaction
terhadap
brand
preference pada produk handphone merek Nokia. 8. Menjelaskan pengaruh consumer satisfaction terhadap repurchase intention pada produk handphone merek Nokia. 9. Menjelaskan pengaruh consumer loyalty terhadap brand preference pada produk hanphone merek Nokia. 10. Menjelaskan
pengaruh
brand
preference
terhadap
repurchase
intention pada produk handphone merek Nokia. Berikut ini adalah beberapa manfaat penelitian yang diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dicapai.
D. Manfaat Penelitian Kemanfaatan teoritis. Pertama, niat pembelian ulang yang menjadi objek tujuan dalam studi ini direncanakan untuk diuji melalui prosedur yang rigid. Hal ini bertujuan agar keakuratan dalam prediksinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian, studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian yang dapat dikembangkan dan diuji lagi dengan menggunakan pendekatan dan konteks yang berbeda. Kedua, kerangka model yang dikembangkan dalam studi ini yang bertumpu pada enam variabel amatan diharapkan mempunyai keunikan yang berbeda dari studi-studi sebelumnya. Keunikan ini terindikasi melalui pola
24
hubungan yang dikembangkan antara variabel penelitian, sehingga model yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi model alternatif yang dapat menjelaskan fenomena niat pembelian ulang. Ketiga, setting yang dikembangkan dalam studi ini adalah mahasiswa di Surakarta. Hal ini dimaksud untuk membatasi lingkup studi sehingga model yang digunakan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti. Pemilihan setting ini diharapkan dapat memberikan keunikan yang berbeda dari studi sebelumnya. Dengan demikian, studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam pendesainan metode riset di masa mendatang. Selain kemanfaatan teoritis, berikut ini aspek kemanfaatan studi yang diharapkan dapat digunakan untuk penelitian di masa mendatang. Kemanfaatan untuk studi lanjutan. Model dalam studi ini bertumpu pada metode riset yang terbatas ruang lingkupnya yang meliputi produk handphone dan setting penelitian yang berlatarbelakang mahasiswa di Surakarta. Hal ini diperkirakan berdampak pada penerapan model yang hanya dapat digeneralisasi pada konteks setting dan produk yang diteliti. Keterbatasan
ini
mengisyaratkan
perlunya
studi
lanjutan
untuk
mengembangkan model yang berbeda sehingga hasilnya dapat digeneralisasi pada konteks yang lebih luas. Berikut ini aspek kemanfaatan praktis yang diharapkan sehingga memberikan
implikasi
bagi
pemasar
terkait
dengan
upaya
untuk
meningkatkan niat pembelian ulang.
25
Kemanfaatan praktis. Model yang dikembangkan dalam studi ini bertujuan untuk mengungkap niat pembelian ulang terhadap handphone merek Nokia. Hasilnya diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi pemasar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi niat pembelian ulang. Dengan demikian, pemasar dapat merencanakan stimulus-stimulus pemasaran terkait dengan variabel-variabel yang dapat meningkatkan niat pembelian ulang. Sedangkan untuk memahami arti penting studi dan relevansinya, maka pembahasan berikut ini mengungkap tentang justifikasi penelitian.
E. Justifikasi Penelitian Justifikasi penelitian meliputi: pemilihan isu, pendekatan penelitian, pemilihan metode pengujian dan prinsip generalisasi model. Berikut ini penjelasan dari justifikasi penelitian. Isu penelitian. Studi ini mengungkap tentang niat pembelian ulang sebagai objek tujuan. Sedangkan produk yang diteliti adalah handphone bermerek Nokia. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada pemasar terkait stimulus-stimulus yang dapat digunakan untuk meningkatkan niat pembelian ulang. Selain itu, pemilihan produk tersebut dimaksudkan untuk membatasi lingkup penelitian sehingga faktor eksternal yang tidak dimodelkan dapat direduksi pengaruhnya. Dengan demikian model yang digunakan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi.
26
Pendekatan penelitian. Studi ini bertumpu pada pendekatan konatif sebagai dasar untuk memahami niat pembelian ulang. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat menghasilkan model yang mempunyai daya prediksian yang tinggi terhadap niat pembelian ulang pada produk handphone merek Nokia. Hal ini dikarenakan niat pembelian ulang merupakan perilaku yang belum nampak dan terjadi sebelum dilakukannya perilaku aktual. Pemilihan metode pengujian. Structural equation model merupakan metode statistik yang diperkirakan mampu untuk menjawab permasalahan penelitian
yang
dirumuskan.
Alat
analisis
ini
digunakan
karena
memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model dimana SEM dapat menguji model struktural dan model pengukuran. Prinsip generalisasi model. Studi ini bertumpu pada metode riset yang terbatas ruang lingkupnya, sehingga model yang digunakan hanya mampu digeneralisasi pada konteks setting dan produk yang diteliti. Dengan demikian, perlu dilakukan pengkajian ulang apabila digunakan pada penelitian dengan konteks yang berbeda.
27
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini mengungkap kajian literatur yang dapat menjelaskan fenomena tentang niat pembelian ulang. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi studi ini dibandingkan dengan studi-studi sebelumnya terkait dengan variabel-variabel yang menjadi objek amatan dan hubungan antar variabel yang terbentuk. Selain itu, posisi studi ini juga digunakan untuk mendesain rumusan hipotesis yang selanjutnya juga digunakan untuk mengkonstruksi model penelitian. Secara keseluruhan, bab ini menjelaskan pengertian tentang repurchase intention, posisi studi, pembahasan teori dan proporsi, serta pengembangan model penelitian.
A. Pengertian Repurchase Intention Repurchase intention didefinisi sebagai pertimbangan individu terkait dengan pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya (Lihat Hellier et al., 2003, Spais dan Vasileiou, 2006, Atchariyachanvanich et al., 2006). Definisi ini menjelaskan bahwa semakin baik kondisi lingkungan, semakin tinggi peluang terjadinya pembelian ulang. Sebaliknya, semakin buruk kondisi lingkungan, semakin rendah peluang terjadinya pembelian ulang. Hal ini memberikan pemahaman bagi pemasar terkait dengan stimulus-stimulus yang didesain untuk mempengaruhi niat pembelian ulang.
28
Oleh karena penelitian tentang pembelian ulang sangat beragam maka pembahasan berikutnya akan diungkap tentang posisi studi ini untuk menjelaskan perbedaan dengan studi sebelumnya. Berikut penjelasannya.
B. Posisi Studi Sub bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan posisi studi ini dibandingkan dengan studi-studi pendahulu melalui variabel-variabel yang teridentifikasi. Adapun variabel tujuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah repurchase intention
(Lihat Hellier et al., 2003; Law et al., 2004; Yi dan La, 2004;
Wisnalmawati, 2005; Spais dan Vasileiou, 2006; Atchariyachanvanich et al., 2006; Solvang, 2007). Selanjutnya, studi ini juga menggunakan lima variabel amatan yang diadopsi dari kajian literatur, yaitu: (1) perceived quality yang diadopsi dari penelitian Hellier et al. (2003), Wisnalmawati (2005), Spais dan Vasileiou (2006); (2) perceived value yang diadopsi dari penelitian Hellier et al. (2003), Spais dan Vasileiou (2006); (3) consumer satisfaction yang diadopsi dari penelitian
Hellier et al. (2003), Law et al. (2004), Yi dan La
(2004),
Wisnalmawati (2005), Spais dan Vasileiou (2006), Atchariyachanvanich et al. (2006), Solvang (2007); (4) consumer loyalty yang diadopsi dari penelitian Hellier et al. (2003), Yi dan La (2004), Spais dan Vasileiou (2006), Atchariyachanvanich et al. (2006), Solvang (2007), serta (5) brand preference yang diadopsi dari penelitian Hellier et al. (2003), Spais dan Vasileiou (2006). Berikut Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 yang menjelaskan posisi studi melalui variabel yang teridentifikasi dari studi pilot.
29
Tabel 2.1 Posisi Studi Peneliti (tahun) Hellier et al. (2003)
Variabel Independen Perceived quality
Law et (2004)
al.
Yi dan (2004)
La
· Difference waiting time · Price of food · Staff’s service attitude · Food quality · Variety of food · Convenience · Environment · Seat availability Disconfirmation
Wisnalmawati (2005)
Persepsi kualitas
Spais dan Vasileiou (2006)
Perceived environmental friendliness
Variabel Mediasi
Variabel Moderasi
Variabel Dependen Repurchase intention
Alat Analisis SEM
· Repurchase frequency · Customer satisfaction
PLR(polyto mous logistic regression)
Loyalty
Repurchase intention
SEM
Kepuasan
Niat pembelian ulang Repurchase intention
Regresi linier berganda Pearson correlation
· Perceived value · Perceived equity · Customer satisfaction · Customer loyalty · Expected switching cost · Brand preference
· Customer satisfaction · Adjusted expectation
· Perceived technological risk · Perceived quality · Perceived value · Consumer satisfaction · Consumer loyalty · Brand preference
Dilanjutkan…
30
Tabel 2.2 Posisi Studi (lanjutan) Peneliti (tahun) Atchariyachan vanich et al. (2006)
Variabel Independen · Confirmation · Perceived incentves
Solvang (2007) Studi ini
· Service · Chain profile Perceived quality
Variabel Mediasi · Perceived usefulness · Satisfaction · Customer loyalty · Satisfaction · Affective loyalty · Perceived value · Consumer satisfaction · Consumer loyalty · Brand preference
Variabel Moderator
Variabel Dependen Repurchase
Alat Analisis SEM
Repurchase
SEM
Repurchase Intention
SEM
Sumber : Hasil olahan penulis, 2009
C. Pembahasan Teori dan Proporsi Berikut ini dijelaskan landasan teori dan hubungan kausalitas variabel yang menjadi objek amatan yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis sebagai dasar dalam pengembangan model yang dikonstruksi. Perceived quality. Hellier et al. (2003), Spais dan Vasileiou (2006) mendefinisi perceived quality sebagai penilaian konsumen secara keseluruhan terhadap atribut produk. Variabel ini diperkirakan mampu untuk menjelaskan proses terbentuknya niat pembelian ulang. Dalam studi yang dilakukan Wisnalmawati (2005) mengindikasi bahwa faktor persepsi kualitas seperti dimensi penampilan fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan dan empati berpengaruh terhadap niat pembelian ulang. Hal tersebut berarti semakin baik persepsi kualitas yang dimiliki konsumen, semakin tinggi kecenderungan yang
31
dimiliki konsumen untuk membeli ulang. Sebaliknya, semakin buruk persepsi yang dimiliki konsumen, semakin rendah niat untuk membeli kembali. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa persepsi tentang kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan (Anderson and Sullivan, 1993; Fornell et al., 1996; Spreng and Mckoy, 1996 dalam Spais dan Vasileiou, 2006). Hal ini dikarenakan persepsi kualitas terbentuk dari pengetahuan yang luas yang bersumber pada pengalaman individu dalam mengkonsumsi produk. Selanjutnya, pengetahuan tersebut dijadikan pertimbangan individu dalam pengambilan keputusan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan adalah : H1: semakin tinggi perceived quality, semakin tinggi consumer satisfaction
Berikutnya, studi yang berbeda menjelaskan bahwa perceived quality berpengaruh positif terhadap perceived value sedangkan perceived price berpengaruh negatif terhadap perceived value (Chang and Wildt, 1994; Doods et al., 1991 dalam Hellier et al., 2003). Hal ini mengindikasi bahwa semakin tinggi persepsi konsumen terhadap kualitas produk maka semakin tinggi pula persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari produk tersebut. Sedangkan dari segi harga dijelaskan bahwa konsumen dapat memperoleh lebih banyak manfaat dari produk dengan harga yang lebih murah karena minimnya kompensasi harga terhadap pengurangan kualitas (McDougall and Levesque, 2000; Zeithaml, 1988 dalam Hellier et al., 2003).
32
Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah : H2: semakin tinggi perceived quality, semakin tinggi perceived value
Berikutnya, Senker (1987), Ellis (1988), Omar (1992) dalam Hellier et al. (2003) menjelaskan bahwa merek berpengaruh terhadap perceived quality. Hal ini mengindikasi bahwa persepsi kualitas akan semakin tinggi untuk merek yang familiar. Sebaliknya suatu produk dipersepsikan kualitasnya rendah bila bermerek kurang terkenal. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah : H3: semakin tinggi perceived quality, semakin tinggi brand preference
Perceived Value. Variabel ini didefinisi sebagai penilaian konsumen terhadap manfaat produk secara keseluruhan berdasarkan pada penilaian mereka mengenai keuntungan yang diperoleh dari produk dan biaya atau pengorbanan untuk mendapatkan dan menggunakan produk tersebut (Lihat Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Selanjutnya dijelaskan bahwa ketika konsumen membeli suatu produk, mereka mengharapkan dapat menerima manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Hal ini mengindikasi bahwa semakin tinggi manfaat yang diperoleh konsumen, semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Sebaliknya, semakin rendah manfaat yang diperoleh konsumen, semakin rendah tingkat kepuasan konsumen. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H4: semakin tinggi perceived value, semakin tinggi consumer satisfaction
33
Berikutnya, Sanzo et al. (2003) dalam Spais dan Vasileiou (2006) menjelaskan bahwa kategori produk berpengaruh terhadap persepsi spesifik individu pada merek maupun penawaran yang diterima konsumen. Hal ini mengindikasi bahwa persepsi manfaat suatu produk akan berbeda terhadap merek yang berbeda. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H5: semakin tinggi perceived value, semakin tinggi brand preference
Consumer Satisfaction. Kotler dalam Wisnalmawati (2005) mendefinisi kepuasan pelanggan sebagai tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Studi yang berbeda membagi kepuasan ke dalam dua tipe, yaitu: manifest dan latent satisfaction (Bloemer and Kasper, 1995; Bloemer and Ruyter, 1998 dalam Solvang, 2007). Selanjutnya, manifest satisfaction dijelaskan sebagai kepuasan konsumen terhadap manfaat yang diterima konsumen bila dibandingkan dengan harapan dan penawaran dari supplier lain. Sedangkan latent satisfaction dijelaskan sebagai kepuasan konsumen terhadap manfaat yang diterima konsumen dan tidak dibandingkan dengan penawaran dari supplier lain. Berikutnya, Solvang (2007) menjelaskan bahwa kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas. Hal ini mengindikasi semakin tinggi kepuasaan, semakin tinggi loyalitas. Sebaliknya, semakin rendah kepuasan, semakin rendah loyalitas. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H6: semakin tinggi consumer satisfaction, semakin tinggi consumer loyalty
34
Studi yang berbeda menjelaskan bahwa consumer satisfaction dapat mempengaruhi perubahan sikap (dalam pilihan supplier) yang pada gilirannya berpengaruh pada niat pembelian ulang (Innis, 1991; Oliver, 1980; Oliver and Bearden, 1985; Stauss and Neuhaus, 1997 dalam Hellier et al, 2003). Tingkat kepuasan yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan suatu merek tetap melekat dalam ingatan konsumen dan meningkatkan pilihan konsumen terhadap merek tersebut (Westbrook and Oliver, 1981 dalam Spais dan Vasileiou, 2006). Hal ini mengindikasi bahwa semakin tinggi kepuasan konsumen terhadap suatu merek, semakin tinggi pilihan konsumen terhadap merek tersebut. Sebaliknya, semakin rendah kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap suatu merek, semakin rendah pilihan konsumen terhadap merek tersebut. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H7: semakin tinggi consumer satisfaction, semakin tinggi brand preference.
Law et al. (2004) menjelaskan bahwa keputusan pembelian ulang yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman konsumen dalam pembelian produk sebelumnya. Dimana perbandingan antara kinerja aktual produk dengan kinerja yang diharapkan merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang. Selanjutnya dijelaskan apabila konsumen merasakan kinerja aktual produk sama dengan atau lebih dari yang diharapkan maka konsumen akan puas. Sedangkan bila performa aktual produk jauh di bawah harapan, konsumen akan merasa tidak puas. Hal ini mengindikasi bahwa kepuasan/ketidakpuasan berpengaruh pada niat pembelian ulang.
35
Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H8: semakin tinggi consumer satisfaction, semakin tinggi repurchase intention
Consumer Loyalty. Variabel ini didefinisi sebagai komitmen kosumen yang mendalam untuk membeli ulang atau berlangganan kembali produk atau jasa yang istimewa di masa depan meskipun situasi yang mempengaruhi dan upaya-upaya pemasaran berpotensi untuk menyebabkan perpindahan (Atchariyachanvanich et al., 2006). Lebih lanjut, Oliver (1997) dalam Solvang (2007) membagi loyalitas ke dalam empat tahap, yaitu: cognitive loyalty, affective loyalty, conative loyalty, dan action loyalty. Berikut penjelasan dari empat tahap loyalitas tersebut. Pertama, cognitive loyalty dijelaskan sebagai loyalitas yang hanya berdasar pada kognisi. Dalam tahap ini konsumen memiliki pengetahuan yang baik tentang supplier dan memilih supplier yang memiliki penawaran yang lebih baik. Kedua, affective loyalty dijelaskan sebagai loyalitas yang berdasar pada sikap emosi yang dimiliki konsumen. Ketiga, conative loyalty dijelaskan sebagai loyalitas yang disengaja yang melibatkan perasaan yang mendalam untuk memutuskan pembelian. Keempat, action loyalty meliputi kebulatan tekad untuk menghadapi rintangan dalam pembelian. Studi yang berbeda mendefinisi konsumen yang loyal sebagai konsumen yang membeli ulang suatu merek dengan hanya mempertimbangkan satu merek tertentu dalam pembelian serta tidak mencari informasi tentang merek lain yang berkaitan (Werbel, 1973 dalam Yi dan La, 2004). Hal ini mengindikasi bahwa
36
semakin tinggi loyalitas, semakin tinggi pilihan merek konsumen. Sebaliknya, semakin rendah loyalitas, semakin rendah pilihan merek. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H9: semakin tinggi consumer loyalty, semakin tinggi brand preference.
Brand preference. Variabel ini didefinisi sebagai pertimbangan konsumen yang didasarkan pada derajad kecenderungan terhadap produk yang diberikan perusahaan bila dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain (Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Lebih lanjut, dalam penelitian yang dilakukan Hellier et al. (2003) mengindikasi terdapatnya hubungan kausal antara disposisi konsumen terhadap pilihan merek dan keinginan konsumen untuk membeli kembali produk dari supplier yang sama. Disposisi ini dijelaskan sebagai perbedaan antara harapan dan kinerja aktual suatu merek yang dapat mempengaruhi niat pembelian ulang terhadap merek tersebut. Diproporsikan bahwa semakin tinggi brand preference, semakin tinggi niat pembelian ulang terhadap merek yang sama. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah: H10: semakin tinggi brand preference, semakin tinggi repurchase intention
37
D. Model Penelitian Berdasarkan 10 hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar variabel yang dikonsepkan dapat digambarkan dalam bentuk model yang mendeskripsikan proses pengaruh perceived quality, perceived value, brand preference, consumer loyalty, serta consumer satisfaction terhadap repurchase intention (Lihat gambar 2.1). Gambar 2.1 Model Penelitian Perceived Quality
Brand Preference
H3
H2 H5
H1
H9
Consumer Loyalty
Perceived Value
H10 H7 H6 H4
Consumer Satisfaction
H8
Repurchase Intention
Sumber: Hasil Konstruksian Peneliti.
38
Keterangan: Gambar 2.1 menjelaskan bahwa H1 mengindikasi pengaruh perceived quality pada consumer satisfaction, H2 mengindikasi pengaruh perceived quality pada perceived value, H3 mengindikasi pengaruh perceived quality pada brand preference, H4 mengindikasi pengaruh perceived value pada consumer satisfaction, H5 mengindikasi pengaruh perceived value pada brand preference, H6 mengindikasi pengaruh consumer satisfaction pada consumer loyalty, H7 mengindikasi pengaruh consumer satisfaction pada brand preference,
H8
mengindikasi
pengaruh
consumer
satisfaction
pada
repurchase intention, H9 mengindikasi pengaruh consumer loyalty pada brand preference serta H10 mengindikasi pengaruh brand preference pada repurchase intention.
39
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya dari segi metode dan prosedur pengujiannya. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, metode pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta pengujian statistik.
A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya, penelitian ini berjenis penelitian terapan (applied research) yaitu penelitian yang bertumpu pada permasalahan yang muncul dari setting yang diamati. Sedangkan berdasarkan tingkat penjelasannya, penelitian ini berjenis kausal yaitu tipe penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari suatu fenomena. Penelitian yang berjenis ini berusaha untuk memahami hubungan antar variabel yang dapat dibedakan menjadi variabel independen yang merupakan suatu penyebab dan variabel dependen yang merupakan akibat dari suatu fenomena. Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang memberikan pemahaman, penjelasan dan prediksian. Studi ini bersifat cross sectional yang pengujiannya bertumpu pada data yang terjadi pada satu titik waktu (one point in time / snapshot), sehingga model yang dikonstruksi tidak didesain untuk menangkap perubahan yang terjadi yang
40
dikarenakan oleh pergeseran waktu. Fenomena ini kemungkinan berdampak pada ketidakmampuan model untuk digunakan sebagai alat prediksi pada model yang menangkap perubahan pada pergeseran waktu (longitudinal study). Oleh karena itu, untuk menggeneralisasi studi ini pada waktu yang berbeda diperlukan kehatihatian
dalam
mencermati
faktor
eksternal
yang
berubah
yang
dapat
mempengaruhi model. Hal lain yang perlu dicermati adalah teknik pengumpulan data yang digunakan. Dalam studi ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei yang dipandu dengan kuesioner, sehingga data yang terkumpul merupakan informasi yang bersumber pada fenomena riil yang diamati. Teknik ini dipandang relevan untuk memberikan dukungan terhadap pengujian konsep yang bersifat konfirmasi sebab datanya berkecenderungan untuk memberikan dukungan atau penolakan terhadap hipotesis yang dirumuskan.
B. Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data Target populasi adalah mahasisiwa yang berniat untuk melakukan pembelian ulang terhadap handphone merek Nokia. Sampel diambil sebanyak 200 mahasiswa di Surakarta dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel non probabilitas dengan kriteria yang ditentukan. Penentuan jumlah sampel diharapkan memenuhi kriteria maximum likelihood dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang dipilih yaitu structural equation modeling. Sedangkan teknik purposive sampling dipilih dengan tujuan untuk menghindari bias persepsian dalam pengisian kuesioner.
41
Adapun kriteria responden yang dipilih adalah sebagai berikut: (1) pernah membeli handphone dengan merek yang sama yaitu Nokia, (2) responden berkeinginan untuk membeli kembali handphone dengan merek yang sama yaitu Nokia, (3) setiap responden mempunyai kesempatan sekali dalam pengisian kuesioner, (4) setiap responden bebas menerima atau menolak survei, dan tidak ada ikatan kekerabatan, intimidasi atau hadiah-hadiah dalam bentuk apapun yang dapat menurunkan derajad keyakinan tehadap kualitas data yang diperoleh. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan cara mewawancarai responden secara langsung yang dipandu dengan kuesioner yang didesain. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat keseriusan responden dalam pengisian kuesioner sehingga diharapkan data yang terkumpul mempunyai keakurasian yang tinggi.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Repurchse Intention. Variabel ini didefinisi sebagai pertimbangan individu terkait dengan pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya (Lihat Hellier et al., 2003, Spais dan Vasileiou, 2006, Atchariyachanvanich et al., 2006). Variabel ini diukur dengan menggunakan (1) niat untuk melakukan pembelian ulang, (2) probabilitas pembelian ulang, (3) Nokia sebagai handphone pilihan utama. Perceived quality. Hellier et al. (2003), Spais dan Vasileiou (2006) mendefinisi perceived quality sebagai penilaian konsumen secara keseluruhan terhadap atribut produk. Variabel ini dioperasionalisasi dengan menggunakan 4
42
item pengukuran terkait dengan aspek: (1) dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (awet), (2) adanya garansi, (3) kemudahan penggunaan, (4) kemudahan direparasi. Masing-masing item diukur dengan 5 poin skala Likert
(1 = sangat
tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju). Perceived value. Kajian literatur mendefinisi perceived value sebagai penilaian konsumen terhadap manfaat produk secara keseluruhan berdasarkan pada penilaian konsumen mengenai keuntungan yang diperoleh dari produk dan biaya atau pengorbanan untuk mendapatkan dan menggunakan produk tersebut (Lihat Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Variabel ini dioperasionalisasi dengan menggunakan 3 item pengukuran terkait dengan aspek: (1) fitur, (2) harga, (3) desain produk. Masing-masing item diukur dengan 5 poin skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju). Brand preference. Variabel ini didefinisi sebagai pertimbangan konsumen yang didasarkan pada derajad kecenderungan konsumen terhadap produk yang diberikan perusahaan bila dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain (Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Variabel ini dioperasionalisasi dengan menggunakan 3 item pengukuran terkait dengan aspek: (1) nama perusahaan, (2) kesenangan terhadap produk, (3) reputasi produk yang baik. Masing-masing item diukur dengan 5 poin skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju). Consumer satisfaction. Studi terdahulu mendefinisi consumer satisfaction sebagai derajad kesukaan atau kepuasan konsumen secara keseluruhan yang dihasilkan oleh kemampuan produk dalam memenuhi keinginan konsumen,
43
harapan dan kebutuhan yang berkaitan dengan produk tersebut (Hellier et al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006). Variabel ini dioperasionalisasi dengan menggunakan 4 item pengukuran terkait dengan aspek: (1) kepuasan terhadap keawetan produk, (2) kepuasan terhadap performa produk, (3) kepuasan terhadap fitur produk, (4) kepuasan terhadap harga jual kembali. Masing-masing item diukur dengan 5 poin skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju). Consumer loyalty. Hellier et al. (2003), Spais dan Vasileiou (2006) mendefinisi consumer loyalty sebagai tahap dimana konsumen selama bertahuntahun melakukan pembelian ulang suatu produk pada perusahaan yang sama, dengan pengeluaran yang signifikan terhadap pengeluaran total konsumen untuk tipe produk yang sama. Variabel ini dioperasionalisasi dengan menggunakan 2 item pengukuran terkait dengan aspek: (1) rekomendasi pembelian kepada pihak lain, (2) adanya niat loyal terhadap produk. Masing-masing item diukur dengan 5 poin skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
D. Pengujian Statistik 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterprestasikan. Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan.
44
2. Pengujian Statistik Pengujian statistik diawali dengan pengujian validitas dan reliabilitas data penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan keandalan data, sehingga data tersebut dapat diuji dengan menggunakan metode statistik apapun
jenisnya.
Dengan
demikian,
hasil
yang
diperoleh
mampu
menggambarkan fenomena yang diukur. a. Uji Validitas Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini akan digunakan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan software SPSS for windows versi 11, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading >0,40. b. Uji Reliabilitas Selain validitas, reliabilitas juga merupakan prosedur pengujian statistik yang dianggap relevan untuk mengukur sejauh mana kehandalan atau konsistensi internal dari suatu instrumen penelitian. Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for windows 11. Sekaran (2006) menjelaskan bahwa nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan reliabel apabila nilainya > 0,70. Selanjutnya, tingkatan reliabilitas dibagi menjadi tiga kriteria sebagai berikut : jika alpha atau r hitung (1) 0,8-1,0 = Reliabillitas baik,
(2) 0,6-0,799= Reliabilitas
moderat, (3) Kurang dari 0,6= Reliabilitas kurang baik. Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat memberikan jaminan bahwa datanya
45
memenuhi kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan menggunakan metode-metode statistik yang lain. Berikut ini adalah pemilihan metode statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis. c. Analisis Structural Equation Model (SEM) Analisis stuctural equation model bertujuan untuk mengestimasi beberapa persamaan regresi terpisah akan tetapi masing masing mempunyai hubungan simultan atau bersaman. Dalam analisis ini dimungkinkan terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lainnya. Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk menguji hubungan sebab akibat antar variabel sehingga jika salah satu variabel diubah, maka terjadi perubahan pada variabel yang lain. Dalam studi ini, data diolah dengan menggunakan Analysis of Moment Structure atau AMOS versi 6.0. Analisis SEM memungkinkan perhitungan estimasi seperangkat persamaan regresi yang simultan, berganda dan saling berhubungan. Karakteristik penggunaan model ini: (1) untuk mengestimasi hubungan dependen ganda yang saling berkaitan, (2) kemampuannya untuk memunculkan konsep yang tidak teramati dalam hubungan serta dalam menentukan kesalahan pengukuran dalam proses estimasi, dan (3) kemampuannya untuk mengakomodasi seperangkat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen serta mengungkap variabel laten (Ghozali, 2005).
46
1) Evaluasi Asumsi SEM a. Ukuran Sampel. Disarankan lebih dari 100 atau minimal 5 kali jumlah observasi. Namun apabila jumlah sampel yang terlalu banyak dan tidak memungkinkan sampel
seluruhnya,
maka
untuk dilakukan penarikan
penelitian
akan
menggunakan
rekomendasi untuk menggunakan maksimun likelihood yaitu penarikan sampel antara 100-200 sampel (Ferdinand, 2006). b. Normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada skewness dan kurtosis dengan nilai batas di bawah + 2,58. Normalitas multivariate dilihat pada assessment of normality baris bawah kanan, dan mempunyai nilai batas + 2,58. c. Outliers. Data outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat jauh berbeda dari data observasi lainnya. Outliers dapat dievaluasi dengan nilai mahalanobis distance dengan nilai degree of freedom sejumlah variabel pada tingkat p < 0.001. Dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah jumlah item pengukuran pada model.
47
2) Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit a. Likelihood ratio chi-square statistic (χ2). Merupakan ukuran fundamental dari overall fit. Nilai chi square yang tiggi terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi. Sebaliknya, nilai chi square yang rendah terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi tidak berbeda secara signifikan. Oleh sebab itu maka nilai yang diharapkan adalah kecil, atau lebih kecil dari pada chi square tabel. b. Probabilitas. Diharapkan nilai probabilitas lebih dari 0,05 (5%) c. Root Mean Square Error Approximation (RMSEA). Merupakan ukuran yang digunakan untuk memperbaiki kecenderungan statistik chi-square yang sensitif terhadap jumlah sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan < 0,08. d. Goodness of Fit Index (GFI). GFI mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI berkisar antara 0 – 1, dimana 0 menunjukkan poor fit dan 1 menunjukkan perfect fit. Nilai yang diharapkan adalah sama atau lebih besar dari 0,9.
48
e. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). AGFI adalah pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio degree of freedom dari model yang diusulkan dan degree of freedom dari null model. Nilai yang diharapkan adalah sama atau lebih besar dari 0,9. f. The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMIN/DF). CMIN/df adalah nilai yang diperoleh dari pembagian nilai chi-square terhadap degree of freedom. Indeks ini mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang diharapkan adalah lebih kecil dari 2 atau 3. g. Tucker Lewis Index (TLI). TLI adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai yang diharapkan adalah sama atau lebih besar dari 0,90. h. Comparative Fit Index (CFI). CFI adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Besaran indeks ini dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Nilai yang diharapkan adalah sama atau lebih besar dari 0,90.
49
Tabel III.1 Goodness-of-fit Indicies Goodness-of-fit Indicies x 2 - Chi Square Probabilitas CMIN/df
Cut-off Value Diharapkan kecil > 0,05 <2/<3
GFI
> 0,9
AGFI
≥ 0,90
TLI
≥ 0,90
CFI
≥ 0,90
RMSEA
≤ 0,08
50
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pengujian statistik diawali dengan pengujian validitas dan reliabilitas data penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan keandalan data, sehingga data tersebut dapat diuji dengan menggunakan metode statistik apapun jenisnya. Dengan demikian, hasil yang diperoleh mampu menggambarkan fenomena yang diukur. Secara lengkap, bab ini berisi tentang analisis deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas, analisis data penelitian (analisis model struktural), dan analisis hipotesis serta pembahasannya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai analisis statistik deskriptif.
A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik responden yang dijelaskan melalui tabel di bawah ini. Tabel IV.1 Statistik Deskriptif
N 200
Minimum 1
Maximum 2
Mean 1,53
Std. Deviation ,500
200
18
25
21,67
1,822
GENDER USIA Valid N (listwise)
200
51
Dari Tabel IV.1 dapat disimpulkan bahwa responden didominasi oleh wanita. Hal itu dapat dilihat dari nilai mean gender yaitu 1,53 yang lebih mendekati 2. Selain itu dari segi usia didominasi oleh responden yang berusia diantara 21 hingga 22 tahun yang dapat dilihat dari nilai mean sebesar 21,67. B. Pengujian Statistik 1. Uji Validitas Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini akan digunakan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan software SPSS for windows versi 11, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading >0,40. Confirmatory Factor Analysis (CFA) harus dipenuhi, karena merupakan salah satu syarat untuk dapat menganalisis model dengan Structural Equation Modelling (SEM). Teknik yang digunakan adalah dengan melihat output dari rotated component matrix yang harus terekstrak secara sempurna.
52
Tabel IV.2 Hasil Uji Validitas 1 PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP2 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
2 ,876 ,832 ,899 ,793
3
Component 4 5
6
,835 ,942 ,917 ,559
,620 ,769 ,579
,585 ,813 ,701 ,752 ,825 ,934 ,928 ,828 ,860 ,882
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2009 Tabel IV.2 menjelaskan hasil uji validitas dengan beberapa item pernyataan yang tidak valid yaitu BP1 dan BP2 yang menjelaskan brand preference. Hal ini dapat terjadi karena adanya kemungkinan responden mempersiapkan item pertanyaan yang terkait dengan merek dan reputasi handphone Nokia (BP1 dan BP3) sebagai alasan dalam melakukan pembelian ulang. Dalam analisis, item yang tidak valid dikeluarkan karena menyebabkan pembiasan hasil penelitian.
Selanjutnya dilakukan proses trial and error
dalam pereduksian sehingga dapat mereduksi item pertanyaan seminim mungkin. Melalui proses trial and error tersebut diperoleh pereduksian item pertanyaan BP2. Tabel IV.3 merupakan hasil uji validitas dengan item-item yang valid.
53
Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas
1 PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
2 ,876 ,832 ,899 ,793
3
Component 4 5
6
,835 ,942 ,917 ,891 ,880 ,813 ,701 ,752 ,825 ,934 ,928 ,828 ,860 ,882
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2009
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur kehandalan atau konsistensi internal dari suatu instrumen penelitian. Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha yang dianalisis dengan menggunakan SPSS for windows 11. Sekaran (2006) menjelaskan bahwa nilai Cronbach Alpha dikatakan reliabel apabila nilainya > 0,70. Selanjutnya, tingkatan reliabilitas dibagi menjadi tiga kriteria sebagai berikut : jika alpha atau r hitung (1) 0,8-1,0 = Reliabillitas baik, (2) 0,6-0,799= Reliabilitas moderat, (3) Kurang dari 0,6= Reliabilitas kurang baik. Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat memberikan jaminan bahwa datanya memenuhi kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan
54
menggunakan metode-metode statistik yang lain. Berikut tabel output hasil pengukuran alpha cronbach. Tabel IV.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach's Alpha Perceived Quality 0,8914 Perceived Value 0,9099 Brand Preference 0,9037 Consumer Satisfaction 0,8408 Consumer Loyalty 0,9315 Repurchase Intention 0,9129 Sumber: data primer yang diolah, 2009
Keterangan Reliabilitas Baik Reliabilitas Baik Reliabilitas Baik Reliabilitas Baik Reliabilitas Baik Reliabilitas Baik
Tabel IV.4 menjelaskan bahwa nilai koefisien Cronbach,s Alpha untuk variabel perceived quality, perceived value, brand preference, consumer satisfaction, consumer loyalty dan repurchase intention berturut-turut adalah sebesar 0,8914; 0,9099; 0,9037; 0,8408; 0,9315; dan 0,9129. Nilai-nilai tersebut membuktikan bahwa variabel perceived quality, perceived value, brand preference, consumer satisfaction, consumer loyalty dan repurchase intention memiliki nilai reliabilitas yang baik. Hal ini juga berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai konsistensi internal yang tinggi. Sub bahasan berikut akan menjelaskan analisis data penelitian yang menggunakan metode analisis Structural Equation Model (SEM)
C. Analisis Structural Equation Model (SEM) Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode statistik stuctural equation model (SEM). Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk menguji hubungan sebab akibat dari hubungan variabel sehingga jika salah
55
satu variabel diubah, maka terjadi perubahan pada variabel yang lain. Dalam studi ini, data diolah dengan menggunakan Analysis of Moment Structure atau AMOS versi 6.0. Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian dengan pendekatan structural equation model, yaitu: 1. Ukuran Sampel. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 200 dan dari seluruh kuesioner yang disebar, seluruhnya kembali serta dapat diolah. Jumlah ini memenuhi prosedur Maximum Likelihood Estimation yaitu penarikan sampel antara 100-200 sampel (Ghozali, 2005). 2. Normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada skewness yaitu di bawah 2.58 dan nilai kritis C.R kurtosis di bawah 7. Normalitas multivariate dilihat pada assessment of normality baris bawah kanan, dan mempunyai nilai di bawah + 2,58. Normalitas univariate dan multivariate terhadap data yang digunakan dalam analisis ini diuji dengan menggunakan AMOS 6. Hasil Uji asumsi normalitas secara lengkap dapat dilihat pada Tabel IV.5 berikut ini
56
Tabel IV.5 Hasil Uji Normalitas max skew c.r. 5,000 ,055 ,317 5,000 -,147 -,850 5,000 -,064 -,367 5,000 ,465 2,684 5,000 ,164 ,949 5,000 ,550 3,177 5,000 ,607 3,506 5,000 -,067 -,387 5,000 -,265 -1,528 5,000 ,429 2,475 4,000 ,404 2,331 5,000 ,749 4,324 5,000 ,803 4,634 5,000 ,865 4,996 5,000 -,388 -2,241 5,000 ,035 ,202 5,000 ,046 ,266 5,000 -,331 -1,910
Variable min RI1 1,000 RI2 1,000 RI3 1,000 CS1 1,000 CS2 1,000 CS3 1,000 CS4 1,000 CL1 2,000 CL2 2,000 BP3 1,000 BP1 1,000 PV1 1,000 PV2 1,000 PV3 1,000 PQ4 2,000 PQ3 2,000 PQ2 2,000 PQ1 2,000 Multivariate Sumber: data primer yang diolah, 2009
kurtosis -,652 ,028 -,276 -,140 -,314 ,190 ,287 -,342 -,466 -,517 -,837 ,884 1,122 1,612 ,178 -,278 -,240 ,026 101,906
c.r. -1,882 ,082 -,796 -,403 -,907 ,550 ,829 -,987 -1,346 -1,493 -2,417 2,551 3,240 4,655 ,515 -,803 -,694 ,075 26,855
Tabel IV.5 menjelaskan bahwa secara univariate dan multivariate data dalam penelitian ini termasuk moderatly non-normal yang ditunjukkan dengan nilai skewness >2 dan nilai kurtosis >7. Analisis terhadap data yang tidak normal dapat mengakibatkan pembiasan intrepretasi karena nilai chi-square hasil analisis cenderung meningkat sehingga nilai probability level akan mengecil. Namun demikian, teknik Maximum Likelihood Estimates (MLE) yang digunakan dalam penelitian ini tidak terlalu terpengaruh (robust) terhadap penyimpangan multivariate normality (Ghozali, 2005). Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang disajikan apa adanya dari data primer berdasarkan jawaban responden yang sangat
57
beragam, sehingga sulit untuk memperoleh data yang mengikuti distribusi normal secara sempurna. 3. Outliers. Data outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat jauh berbeda dari data observasi lainnya. Outliers dapat dievaluasi dengan nilai mahalanobis distance dengan nilai degree of freedom sejumlah variabel pada tingkat p < 0.001. Dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah jumlah item pengukuran pada model. Dalam penelitian ini jumlah indikator variabel yang digunakan sebanyak 18 indikator variabel. Dengan demikian, apabila terdapat nilai mahalanobis distance yang lebih besar dari χ2(18, 0.01) = 34,805 maka nilai tersebut adalah outliers multivariate. Mahalanobis distance dapat dilihat pada tabel IV.6. Tabel IV.6 Jarak Mahalanobis Data Observation number 3 71 131 46 128 152 133 84 60 147 13
Mahalanobis d-squared 61,675 59,112 50,708 50,178 48,793 48,749 46,313 45,005 44,561 43,053 42,409
p1
p2
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 Dilanjutkan…
58
Tabel IV.6 Jarak Mahalanobis Data (Lanjutan) Observation Mahalanobis p1 number d-squared 47 42,115 ,001 61 39,886 ,002 124 39,876 ,002 .65 39,740 ,002 139 39,420 ,003 81 38,548 ,003 10 37,750 ,004 64 36,866 ,005 2 36,497 ,006 . . . . . . . . . Sumber: data primer yang diolah, 2009
p2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . . .
Tabel IV.6 menjelaskan bahwa 20 data dikategorikan sebagai outliers. Hal ini tampak dari nilai-nilai mahalanobis distance yang lebih besar dari χ2(18, 0.01) = 34,805. Namun pada akhirnya, outliers diputuskan untuk tidak dibuang karena jika 20 outliers dikeluarkan dari analisis, maka nilai goodness of fit-nya justru akan mengalami penurunan dan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada nilai normalitas data sehingga membuang 20 outliers dianggap bukan merupakan pilihan yang tepat. Dengan demikian jumlah sampel yang akan digunakan tetap sebanyak 200 sampel.
59
4. Kriteria Goodness of Fit Berikut tabel IV.7 menjelaskan kriteria goodness of fit yang harus dipenuhi. Tabel IV.7 Goodness-of-fit Indicies Goodness-of-fit Indicies x 2 - Chi Square Probabilitas df CMIN/df GFI AGFI TLI CFI RMSEA RMR NFI
Cut-off Value Diharapkan kecil > 0,05 positif <2/<3 > 0,9 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≤ 0,08 < 0.03 > 0.90
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, langkah pertama adalah menilai kesesuaian goodness of fit. Hasil evaluasi nilai goodness of fit dari model penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel IV.8 berikut ini: Tabel IV.8 Hasil Goodness-of-Fit Model Goodness of Fit Nilai yang Hasil indeks Diharapkan Diharapkan kecil 287,880 x 2 - Chi Square > 0,05 0,000 Probabilitas Positif 125 df < 2 / < 3 2,303 CMIN/df < 0,03 0,032 RMR ≥ 0,90 0,867 GFI ≥ 0,90 0,818 AGFI ≥ 0,90 0,921 TLI ≥ 0,90 0,937 CFI < 0,08 0,081 RMSEA > 0.90 0.895 NFI
Keterangan Buruk Baik Marginal Buruk Marginal Marginal Baik Baik Buruk Marginal
Sumber: Data primer yang diolah, 2009
60
Pada tabel IV.8 dapat dilihat bahwa chi-square yang bernilai 287,880 dengan degree of freedom 125 adalah signifikan secara statistik pada level signifikansi 0,000. Probalitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini merupakan indikasi yang buruk. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara matrik kovarian sampel dengan matrik kovarian populasi yang diamati. Nilai RMR sebesar 0,032 merupakan indikasi yang buruk. Nilai GFI sebesar 0,867 merupakan indikasi yang marginal. Sementara nilai AGFI sebesar 0,818 merupakan indikasi yang marginal. Nilai TLI sebesar 0,923 merupakan indikasi baik. Nilai CFI sebesar 0,937 merupakan indikasi baik. Nilai RMSEA sebesar 0,081 merupakan indikasi yang buruk Sebagai tambahan dari indeks parsimony fit measures didapat nilai CMIN/df
sebesar 2,303 merupakan indikasi yang baik karena
mempunyai nilai yang kurang dari 3. Dari keseluruhan pengukuran goodness of fit tersebut di atas mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini belum dapat diterima. Karena model yang diajukan dalam penelitian ini belum dapat diterima, maka peneliti mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model untuk membentuk model alternatif yang mempunyai goodness of fit yang lebih baik. 5. Modifikasi Model Salah satu tujuan modifikasi model adalah untuk mendapatkan kriteria goodness of fit dari model yang dapat diterima. Melalui nilai modification indices dapat diketahui ada tidaknya kemungkinan
61
modifikasi terhadap model yang dapat diusulkan. Modification indices dapat diketahui
dari output Amos 6 yang menunjukkan hubungan-
hubungan yang perlu diestimasi yang sebelumnya tidak ada dalam model supaya terjadi penurunan pada nilai chi-square untuk mendapatkan model penelitian yang lebih baik. Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti mengestimasi hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan justifikasi teoritis dan yang memiliki nilai modification indices lebih besar atau sama dengan 4,0. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai goodness of
fit yang memenuhi syarat. Tabel IV.9 merupakan hasil
goodness of fit model yang telah dimodifikasi. Tabel IV.9 Hasil Goodness-of-Fit Setelah Modifikasi Model Goodness of Fit Indeks
Nilai yang Diharapkan
x 2 - Chi Square Probabilitas df CMIN/df RMR GFI AGFI TLI CFI RMSEA NFI
kecil > 0,05 Positif <2/<3 < 0,03 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,90 < 0,08 > 0.90
Hasil Sebelum Modifikasi 287,880 0,000 125 2,303 0,032 0,867 0,818 0,921 0,937 0,081 0.895
Hasil Setelah Modifikasi 138,4 0,068 115 1,203 0,26 0,933 0,900 0,988 O,991 0,032 0,950
Evaluasi
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Sumber : Data primer yang diolah: 2009
Dalam pengujian Chi-Square, nilai x2 yang tinggi menunjukkan korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata
62
sehingga menghasilkan probabilitas yang kecil. Sebaliknya, nilai chisquare yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara observasi dengan prediksi. Chi-Square sangat sensitif terhadap ukuran sampel. Nilai x2 pada penelitian ini sebesar 138,4 dengan probabilitas 0,068 menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan dapat diterima. Normed Chi-Square (CMIN/DF) adalah nilai yang diperoleh dari pembagian nilai chi-square terhadap degree of freedom. Indeks ini mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan jumlah koefisienkoefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai CMIN/DF pada model ini adalah 1,203 menunjukkan bahwa model penelitian ini bagus. Goodness of Fit Index (GFI) mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI berkisar antara 0 – 1, dimana 0 menunjukkan poor fit dan 1 menunjukkan perfect fit. Dengan tingkat penerimaan yang direkomendasikan > 0,9 dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik dengan nilai GFI sebesar 0,933 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) adalah pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio degree of freedom dari model yang diusulkan dan degree of freedom dari null model. Nilai AGFI dalam model ini adalah 0,900 menunjukkan bahwa model dinilai cukup.
63
Tucker Lewis Index (TLI) adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai yang direkomendasikan > 0,9. Dapat disimpulkan bahwa model yang diajukan menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik dengan nilai TLI sebesar 0,988. Comparative Fit Index (CFI) adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Besaran indeks ini dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif dengan besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Dengan memperhatikan nilai yang direkomendasikan yaitu > 0,9; maka nilai CFI sebesar 0,991 menunjukkan bahwa model ini memiliki kesesuaian yang baik. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah ukuran yang digunakan untuk memperbaiki kecenderungan statistik chisquare yang sensitif terhadap jumlah sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan < 0,08; nilai RMSEA model sebesar 0,032 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik. Berdasarkan keseluruhan pengukuran goodness-of-fit
model
penelitian setelah proses modifikasi tersebut di atas, mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
64
Setelah model penelitian dapat diterima, sub bahasan berikutnya akan menjelaskan analisis uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
D. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Uji Hipotesis Setelah kriteria goodness of fit model struktural yang diestimasi dapat terpenuhi, maka tahap selanjutnya adalah analisis terhadap hubunganhubungan struktural model (pengujian hipotesis). Hubungan antar konstruk dalam hipotesis ditunjukkan oleh nilai regression weights. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai C.R (z-hitung) lebih besar dari atau sama dengan nilai z-tabel (z-hitung ³ ztabel). Pada jumlah responden lebih dari 120 maka nilai z tabel untuk masingmasing tingkat signifikansi adalah: (1) 1%= 2,56, (2) 5%= 1,96, (3) 10%= 1,645 Tabel berikut ini menunjukkan nilai regression weights dari variabel variabel yang diuji hubungan kausalitasnya.
65
Tabel IV.10 Regression Weights Estimate S.E. Consumer Satisfaction <--- Perceived Quality ,274** ,114 Perceived Value <--- Perceived Quality ,327*** ,125 Brand Preference <--- Perceived Quality ,009 ,106 Consumer Satisfaction <--- Perceived Value ,114 ,083 Brand Preference <--- Perceived Value ,220*** ,082 Consumer Loyalty <--- Consumer Satisfaction ,329*** ,072 Brand Preference <--- Consumer Satisfaction ,238*** ,092 Repurchase Intention <--- Consumer Satisfaction ,395*** ,081 Brand Preference <--- Consumer Loyalty ,236** ,092 Repurchase Intention <--- Brand Preference ,421*** ,074 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
C.R. 2,412 2,612 ,084 1,376 2,667 4,573 2,587 4,894 2,553 5,676
Keterangan: *** sigifikan pada level 1% ** signifikan pada level 5% * signifikan pada level 10%
Adapun uji hipotesis yang didapat adalah sebagai berikut: a.
Hubungan perceived quality dengan consumer satisfaction. Hasil analisis model struktural menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perceived quality dengan consumer satisfaction (CR = 2,412, SE = 0,114). Dengan demikian, menunjukkan bahwa H1 didukung pada tingkat signifikansi α = 0,05.
b. Hubungan perceived quality dengan perceived value. Hasil analisis menunjukkan nilai CR sebesar 2,612 (CR > + 2,56) dan nilai SE = 0,125, yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
perceived quality dengan perceived value. Dengan
demikian, H2 didukung pada tingkat signifikansi α = 0,01.
66
c. Hubungan perceived quality dengan brand preference. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara perceived quality dengan brand preference (CR = 0,084, SE = 0,106). Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 tidak didukung
pada tingkat
signifikansi α = 0,1. d. Hubungan antara perceived value dengan consumer satisfaction. Hasil analisis menunjukkan nilai CR sebesar 1,376 dengan nilai SE sebesar 0,083. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 tidak didukung pada tingkat signifikansi α = 0,1. e. Hubungan antara perceived value dengan brand preference. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara perceived value dengan brand preference (CR = 2,667, SE = 0,082). Dengan demikian, disimpulkan bahwa H5 didukung
pada tingkat
signifikansi α = 0,01. f. Hubungan consumer satisfaction dengan consumer loyalty. Hipotesis semakin tinggi consumer satisfaction, semakin tinggi consumer loyalty didukung oleh hasil analisis (CR = 4,573, SE = 0,072). g. Hubungan consumer satisfaction dengan brand preference. Hasil analisis menunjukkan nilai CR sebesar 2,587 dan nilai SE 0,092. Hal ini mengindikasi terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara consumer satisfaction dengan brand preference. Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan bahwa H7 didukung pada tingkat signifikansi α = 0,01.
67
h. Hubungan consumer satisfaction dengan repurchase intention. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara consumer satisfaction dengan repurchase intention (CR = 4,894, SE = 0,081). Hal ini berarti bahwa H8 didukung pada tingkat signifikansi α = 0,01. i. Hubungan antara consumer loyalty dengan brand preference. Hasil analisis menunjukkan nilai CR sebesar 2,553 dan nilai SE sebesar 0,092, sehingga dapat disimpulkan bahwa H9 didukung
pada tingkat
signifikansi α = 0,05. j. Hubungan antara brand preference dengan repurchase intention. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara brand preference dengan repurchase intention (CR = 5,676, SE = 0,074). Hasil tersebut menunjukkan bahwa H10 didukung pada tingkat signifikansi α = 0,01.
2. Pembahasan Hasil Penelitian a. Hubungan perceived quality dengan consumer satisfaction. Hasil penelitian mengindikasi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perceived quality dengan consumer satisfaction. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hellier et al. (2003) serta Spais dan Vasileiou (2006) yang menjelaskan semakin tinggi perceived quality maka semakin tinggi pula consumer satisfaction. Selanjutnya, hubungan yang signifikan antara perceived quality dengan consumer satisfaction
68
memberikan pemahaman bahwa untuk meningkatkan kepuasan, maka perlu mencermati faktor-faktor seperti keawetan handphone, kualitas handphone serta kemudahan dalam penggunaan dan kemudahan reparasi. b. Hubungan perceived quality dengan perceived value. Hellier et al. (2003) serta Spais dan Vasileiou (2006) menjelaskan bahwa bila produk memiliki kualitas yang tinggi maka semakin tinggi pula persepsi nilai konsumen terhadap produk tersebut.Selanjutnya, hubungan yang signifikan antara perceived quality dengan perceived value mengindikasi bahwa untuk meningkatkan persepsi kualitas handphone Nokia, maka perlu mencermati faktor-faktor seperti keawetan handphone, kualitas handphone serta kemudahan dalam penggunaan dan reparasi. c. Hubungan perceived quality dengan brand preference. Berdasarkan analisis, perceived quality tidak berpengaruh secara signifikan terhadap brand preference. Kajian literatur mengindikasi bahwa value merupakan pengaruh dominan pada brand preference (Mulyanegara dan Tsarenko, 2009). Sedangkan studi yang berbeda mengindikasi bahwa brand preference dipengaruhi oleh aspek kognitif yang alami, sehingga faktor-faktor kondisional merupakan salah satu aspek yang mampu mempengaruhi consumer choice (Lihat Silva dan Alwi, 2006). Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab terjadinya penolakan hipotesis tersebut, maka dilakukan depth interview. Berdasarkan depth interview, responden dalam penelitian ini lebih mengutamakan fitur, harga dan desain produk dalam kecenderungan memilih handphone Nokia.
69
Selanjutnya, hubungan yang tidak signifikan antara perceived quality dengan brand preference mengindikasi bahwa faktor-faktor seperti keawetan produk, kualitas produk serta kemudahan dalam penggunaan dan reparasi bukanlah faktor yang dipertimbangkan dalam kecenderungan konsumen menggunakan handphone merek Nokia (lihat lampiran 2). d. Hubungan antara perceived value dengan consumer satisfaction. Berdasarkan analisis, perceived value tidak berpengaruh secara signifikan pada consumer satisfaction. Eggert dan Ulaga (2002) serta Moliner et al. (2007) menjelaskan bahwa value concept erat kaitannya dengan pergeseran teori pemasaran. Oleh sebab itu, isu-isu mengenai konsep nilai menjadi pokok perhatian yang masih diperdebatkan. Selain itu, pengaruh perceived value pada consumer satisfaction masih belum dapat diindikasikan dengan jelas (Eggert dan Ulaga, 2002). Selanjutnya, studi yang berbeda menjelaskan bahwa value merupakan ukuran yang sulit untuk memprediksi construct (Boote, 1981 dalam Mulyanegara dan Tsarenko, 2009). Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab terjadinya penolakan terhadap hipotesis tersebut, maka dilakukan depth interview. Berdasarkan depth interview diperoleh informasi bahwa responden mendapatkan kepuasan karena keawetan dan performa handphone yang mereka persepsikan terpenuhi. Sedangkan desain dan harga beli handphone yang merupakan indikator dari variabel perceived value digunakan responden
70
dalam kecenderungan memilih handphone. Oleh sebab itu maka peceived value tidak berpengaruh secara signifikan pada consumer satisfaction. Hubungan yang tidak signifikan antara perceived value dengan consumer satisfaction mengindikasi bahwa faktor-faktor seperti fitur, harga, dan desain bukan merupakan faktor yang dipertimbangkan untuk mencapai kepuasan (lihat lampiran 2). e. Hubungan antara perceived value dengan brand preference. Hubungan yang positif dan signifikan antara perceived value dengan brand preference sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hellier et al. (2003) serta Spais dan Vasileiou (2006), dimana persepsi nilai konsumen
terhadap
produk
berpengaruh
secara
positif
terhadap
kecenderungan konsumen dalam memilih produk.Hal ini memberikan pemahaman bahwa fitur, harga dan desain merupakan faktor penting yang mampu mempengaruhi kecenderungan konsumen dalam menggunakan Nokia. f. Hubungan consumer satisfaction dengan consumer loyalty. Hellier et al. (2003), Spais dan Vasileiou (2006), Atchariyachanvanich et al. (2006), Solvang (2007) mengindikasi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara consumer satisfaction dengan consumer loyalty. Lebih lanjut dijelaskan bahwa derajad kepuasan konsumen dapat mempengaruhi derajad loyalitas konsumen terhadap suatu produk. Hubungan yang signifikan antara consumer satisfaction dengan consumer loyalty tersebut memberikan pemahaman bahwa untuk meningkatkan loyalitas konsumen, maka perlu
71
memperhatikan dan meningkatkan kepuasan konsumen akan keawetan produk, kualitas, serta fitur produk. g. Hubungan consumer satisfaction dengan brand preference. Hubungan yang positif dan signifikan antara consumer satisfaction dengan brand preference sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hellier et al. (2003) serta Spais dan Vasileiou (2006) mengungkapkan bahwa konsumen yang puas terhadap suatu produk akan memiliki kecenderungan memilih atau membeli produk tersebut kembali. Selanjutnya, hubungan yang signifikan antara consumer satisfaction dengan brand preference mengindikasi bahwa kepuasan konsumen akan keawetan, fitur, dan kualitas Nokia mampu mempengaruhi kecenderungan dalam memilih handphone Nokia. h. Hubungan consumer satisfaction dengan repurchase intention. Law et al. (2004), Yi dan La (2004), Atchariyachanvanich et al. (2006), Solvang (2007) menjelaskan terdapatnya hubungan yang positif dan signifikan antara consumer satisfaction dengan repurchase intention sehingga semakin tinggi kepuasan maka semakin tinggi pula niat untuk melakukan pembelian ulang. Selanjutnya, hubungan yang signifikan antara consumer satisfaction dengan repurchase intention mengindikasi bahwa kepuasan konsumen akan keawetan, fitur, dan kualitas Nokia mampu mempengaruhi kecenderungan dalam membeli ulang handphone Nokia.
72
i. Hubungan antara consumer loyalty dengan brand preference. Hubungan yang positif dan signifikan antara consumer loyalty dengan brand preference sesuai dengan penelitian Hellier et al. (2003) serta Spais dan Vasileiou (2006), dimana konsumen yang loyal terhadap suatu merek akan memiliki kecenderungan dalam memilih merek tersebut sebagai merek pilihan utamanya. Hasil tersebut juga memberikan pemahaman bahwa rekomendasi pembelian handphone Nokia serta niat untuk loyal yang merupakan indikasi loyalitas mampu meningkatkan kecenderungan konsumen dalam memilih handphone Nokia. j. Hubungan antara brand preference dengan repurchase intention. Hellier et al. (2003) serta Spais dan Vasileiou (2006) menjelaskan bahwa semakin tinggi brand preference, semakin tinggi pula repurchase intention. Hal ini mengindikasi bahwa kecenderungan, derajad kesukaan serta reputasi handphone Nokia mampu meningkatkan pembelian ulang.
73
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bab ini bertujuan untuk menjelaskan kesimpulan yang diikuti dengan implikasi penelitian dan keterbatasan penelitian. Berikut ini adalah penjelasannya.
A. KESIMPULAN Hasil pengujian yang diperoleh mengindikasi hubungan yang positif dan signifikan antar variabel dalam delapan interaksi hubungan. Hubungan antar variabel yang dimaksud antara lain: (1) perceived quality dengan consumer satisfaction, (2) perceived quality dengan perceived value, (3) perceived value dengan brand preference, (4) consumer satisfaction dengan consumer loyalty, (5) consumer satisfaction dengan brand preference, (6) consumer satisfaction dengan repurchase intention, (7) consumer loyalty dengan brand preference, serta (8) brand preference dengan repurchase intention. Sedangkan variabel yang tidak signifikan adalah perceived quality dengan brand preference, serta perceived value dengan consumer satisfaction. Hubungan yang positif dan signifikan antar variabel mengindikasi terdapat pengaruh yang positif antar variabel. Sedangkan hubungan yang tidak signifikan mengindikasi bahwa tidak terjadi hubungan kausalitas antar variabel.
74
B. IMPLIKASI Berikut ini beberapa implikasi penelitian: 1. Implikasi studi pada studi lanjutan Ruang lingkup studi ini difokuskan pada handphone sehingga berdampak pada generalisasi studi yang terbatas. Keterbatasan ini mengisyaratkan perlunya studi-studi lanjutan untuk menggeneralisasi hasil-hasil yang diperoleh pada konteks yang berbeda dan lebih luas, sehingga konsep-konsep yang diuji dalam model dapat ditingkatkan validitas eksternalnya. 2.
Implikasi studi secara teoritis Studi ini mengkompilasi enam variabel amatan, sehingga model yang dihasilkan diharapkan mempunyai keunikan yang memberikan perspektif yang berbeda dari studi-studi sebelumnya, sehingga studi mendatang dapat memanfaatkan studi ini untuk dikembangkan dan diuji lagi dengan menggunakan pendekatan dan metode yang berbeda.
3. Implikasi studi secara metodologis Metode yang didesain dalam studi ini yang meliputi alat pengukuran dan pengujian statistik telah teruji melalui prosedur yang rigid, sehingga sumber dan kebenarannya dapat ditelusuri secara ilmiah. Hal ini memberikan perspektif yang berbeda kepada studi mendatang untuk memanfaatkannya sebagai dasar pendesainan metode riset yang digunakan untuk pengujian model yang dikembangkan.
75
4. Implikasi studi di bidang pemasaran Studi ini dapat memberikan pemahaman pada praktisi terhadap upayaupaya untuk meningkatkan repurchase intention melalui program pemasaran. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya-upaya berikut ini: a. Mengoptimalkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas handphone. b. Inovasi secara berkesinambungan dalam fitur dan desain handphone sehingga kecenderungan konsumen dalam memilih handphone Nokia dapat meningkat.
C. KETERBATASAN Obyek amatan yang digunakan dalam studi ini difokuskan pada handphone sehingga berdampak pada generalisasi studi yang bersifat terbatas. Untuk mengaplikasi studi ini pada konteks yang berbeda, diperlukan kehati-hatian dalam mencermati karakteristik produk yang melekat pada obyek penelitian. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi pembiasan hasil-hasil pengujian yang dapat berdampak pada kekeliruan dalam merumuskan kebijakan yang diambil Walaupun terdapat keterbatasan dalam studi ini yang berdampak pada ketidakmampuan model untuk menjelaskan segala situasi, namun prosedur pengujian yang rigid diharapkan tidak mengurangi derajad keyakinan terhadap keakuratan model prediksi yang dihasilkan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Assael, H. 1998. Customer Behaviour and Marketing Action. Boston : Wadsworth, Inc. Atchariyachanvanich, K., H. Okada & N. Sonehara. 2006. “Whatt Keeps Online Customers Repurchasing through the Internet?”. ACM S1Gecom Exchanges, Vol. 6, No. 2, December, pp 47-57. Eggert, A. & Wolfgang U. 2002. “Customer Perceived Value: A Substitute for Satisfaction in Business Markets?”. Journal of Business & Industrial Marketing, Vol. 17, No. 2/3, pp 107-118. Ghozali, I. 2005. Model Persamaan Struktural. Semarang: UNDIP. Hellier, P. K., G. M. Geursen, R. A. Carr & J. A. Rickard. 2003. “Customer Repurchase Intention: A general structural equation model”. European Journal of Marketing, Vol. 37, No. 11/12, pp.1762-1800. Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Lamb, C. W., J. F. Hair & C. McDaniel. 2001. Pemasaran. Jakarta : Salemba Empat. Law, A. K.Y., Y.V. Hui & X. Zhao. 2004. “Modeling Repurchase Frequency and Customer Satisfaction for Fast Food Outlets”. The International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 21, No. 5, pp. 545-563. Moliner, M. A., J. Sanchez, R. M. Rodriguez & L. Callarisa. 2007. “Perceived Relationship Quality and Post-Purchase Perceived Value: An Integrative Framework.” European Journal of Marketing, Vol. 41, No. 11/12, pp. 13921422. Mowen, J. C. & M. Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga. Mulyanegara, R. C. & Y. Tsarenko. 2009. ”Predicting Brand Preference: An Examination of the Predictive Power of Consumer Personality and Values in the Australian Fashion Market.” Journal of Fashion Marketing and Management, Vol. 13, No. 3, pp. 358-371. Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat. Silva, R. V. D. & S. F. S. Alwi. 2006. ”Cognitive, Affective Attributes and Conative, Behavioral Responses in Retail Corporate Branding.” Journal of Product & Brand Management, Vol. 15/5, pp. 293-305.
77
Solvang, B. K. 2007. “Satisfaction, Loyalty, and Repurchase: A Study of Norwegian Customers of Furniture and Grocery Stores”. Journal of Cunsumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behaviour, Vol. 20, p.110. Spais, G. S. & K. Vasileiou. 2006. “Path Modeling The Antecedent Factors To Consumer Repurchase Intentions For Advanced Technological Food Products: Some Correlations Between Selected Factor Variables”. Journal of Business Case Studies, Vol. 2, No. 2, Second Quarter. Stanton, W. J. 1993. Prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Tjiptono, F.1998. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset. Wisnalmawati. 2005. “Pengaruh Persepsi Dimensi Kualitas Layanan terhadap Niat Pembelian Ulang”. Jurnal Ekonomi & Bisnis, No. 3, Jilid 10. Yi, Y. & S. La. 2004. “What Influences the Relationship Between Customer Satisfaction and Repurchase Intention? Investigating the Effects of Adjusted Expectations and Customer Loyalty”. Psychology & Marketing, Vol. 21, No. 5, May, pp. 351-373.
78
LAMPIRAN 1 (KUESIONER) A. Data Responden 1. Nama
:
2. Usia
:
3. Jenis Kelamin :
laki-laki
perempuan
B. Daftar Pernyataan Keterangan STS
: sangat tidak setuju
TS
: tidak setuju
N
: netral
S
: setuju
SS
: sangat setuju Item Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Perceived Quality (1) Nokia dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (awet). (2) Nokia
memiliki
garansi
pemakaian. (3) Nokia mudah digunakan. (4) Terdapat banyak penyedia servis handphone merek Nokia.
Perceived Value (5) Nokia fiturnya lengkap. (6) Nokia
harganya
lebih
murah
dibandingkan dengan handphone merek lain. (7) Desain handpone Nokia menarik.
79
Item Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Brand Preference (8) Kecenderungan memilih
saya
dalam
handphone
adalah
handphone bermerek Nokia. (9) Kecenderungan
saya
dalam
memilih handphone merek Nokia karena saya menyukai produk dari Nokia. (10) Kecenderungan
saya
dalam
memilih handphone merek Nokia karena reputasi Nokia bagus.
Consumer Satisfaction (11) Saya
puas
handphone
menggunakan Nokia
karena
keawetannya. (12) Saya
puas
handphone
menggunakan Nokia
karena
performanya lebih bagus dari yang saya harapkan.. (13) Saya
puas
menggunakan
handphone Nokia karena fiturnya lengkap. (14) Saya
puas
menggunakan
handphone Nokia karena harga jual kembalinya bagus.
80
Item Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Consumer Loyalty (15) Saya
akan
merekomendasikan
kepada orang lain untuk membeli handphone merek Nokia. (16) Saya
berniat
loyal
terhadap
handphone merek Nokia. Repurchase Intention (17) Saya berniat untuk melakukan pembelian
ulang
handphone
merek Nokia. (18) Terdapat kemungkinan bagi saya untuk melakukan pembelian ulang handphone merek Nokia. (19) Jika saya berniat untuk membeli handphone maka Nokia adalah merek handphone yang saya pilih.
81
LAMPIRAN 2 Model Penelitian Perceived Quality
Brand Preference
H3
H2 H5
H1
H9
Consumer Loyalty
Perceived Value
H10 H7 H6 H4
Consumer Satisfaction
H8
Repurchase Intention
Hubungan antar variabel yang dikonstruksi pada H3 dan H4 merupakan hubungan yang tidak signifikan, dimana nilai z hitung lebih kecil dari z tabel. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. H3: semakin tinggi perceived quality, semakin tinggi brand preference Hasil pengujian menunjukkan nilai CR sebesar 0,084. Nilai ini lebih kecil dari nilai z tabel pada tingkat signifikansi 10%, yaitu 1,645. Hal ini mengindikasi bahwa hipoteis ini tidak didukung. 2. H4: semakin tinggi perceived value, semakin tinggi consumer satisfaction Hasil pengujian menunjukkan nilai CR sebesar 1,376. Nilai ini lebih kecil dari nilai z tabel pada tingkat signifikansi 10%, yaitu 1,645. Hal ini mengindikasi bahwa hipoteis ini tidak didukung.
82
Oleh karena hasil pengujian hipotesis mengindikasi terdapatnya dua hipotesis yang tidak signifikan, maka selanjutnya dilakukan depth interview pada responden untuk memperoleh informasi yang dapat mendukung penolakan hipotesis tersebut. Berikut kerangka pemikiran yang mendasari depth interview :
Kognitif à Afektif à Konatif à Perilaku Aktual
Keterangan: Fenomena yang diungkap dalam studi ini adalah niat pembelian ulang. Niat pembelian ulang merupakan perilaku yang belum nampak yang terjadi sebelum perilaku aktual, sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konatif. Namun demikian, niat dipengaruhi oleh kognitif (pikiran) dan afektif (perasaan). Sehingga untuk mengungkap niat pembelian ulang perlu diperhatikan faktor kognitif (pikiran) dan afektif (perasaan)(Lihat Eggert dan Ulaga, 2002; Silva dan Alwi, 2006; Moliner et al., 2007).
Berdasarkan model penelitian, repurchase intention dipengaruhi secara langsung oleh brand preference dan consumer satisfaction. Sedangkan, brand preference dan consumer satisfaction dipengaruhi secara langsung oleh perceived quality dan perceived value. Selanjutnya, informasi yang dicari untuk mengungkap hubungan yang tidak signifikan antara perceived quality dengan brand preference dan perceived value dengan consumer satisfaction adalah informasi terkait variabel brand preference dan consumer satisfaction.
83
Adapaun desain interview nya adalah sebagai berikut: 1. Informasi yang dicari terkait dengan Brand Preference (terkait faktor kognitif): Pertanyaan: a. Apakah pengetahuan tentang produk mempengaruhi kecenderungan Anda dalam membeli handphone merek Nokia? b. Pengetahuan / informasi produk yang seperti apa yang Anda cari? 2. Informasi yang dicari terkait dengan Consumer Satisfaction (terkait faktor afektif): Pertanyaan: a. Apakah kepuasan mendasari tindakan Anda untuk melakukan pembelian ulang handphone merek Nokia? b. Faktor apa saja yang menyebabkan Anda merasa puas menggunakan handphone merek Nokia?
84
Berikut ini adalah hasil wawancara secara mendalam (indepth interview) yang telah dilakukan oleh peneliti kepada 10 orang responden yang termasuk dalam sampel penelitian. Pertanyaan 1: Apakah pengetahuan tentang produk mempengaruhi kecenderungan Anda dalam membeli handphone merek Nokia? Jawaban: Ya (seluruh responden menjawab ya) Pertanyaan 2: Pengetahuan/informasi seperti apa yang Anda cari? Jawaban: Responden 1: Tentang fitur-nya, apakah sesuai dengan yang saya inginkan atau tidak. Responden 2: Saya cari tahu tentang harganya dulu, setelah itu saya bandingkan apa harganya sesuai dengan fitur yang ditawarkan, trus juga desain model handphonenya bagus nggak. Responden 3: Harganya Responden 4: Kalau aku cari tahu tentang harga sama modelnya. Responden 5: Ya fiturnya lah. Responden 6: Yang pasti harganya trus baru fiturnya. Responden 7: Info yang selengkap-lengakpnya tentang fitur, harga dan desain, biasalah mahasiswa kan kantongnya pas-pasan jadi pengennya walaupun keluar uang sedikit tapi dapetnya lebih. Responden 8: Standar aja, fitur sama harga. Responden 9: Yang penting harganya pas sama kantong trus fiturnya juga nggak ketinggalan jaman.
85
Responden 10: Harga dulu nomer satu, baru model sama fiturnya. Jawaban
tersebut
mengisyaratkan
bahwa
responden
berkecenderungan
menggunakan handphone merek Nokia karena fitur, harga dan desain yang merupakan indikator dari perceived value. Selanjutnya, peneliti mencari informasi apakah indikator dari perceived quality mempengaruhi kecenderungan responden dalam menggunakan handphone merek Nokia. Pertanyaan 3: Apakah faktor-faktor seperti keawetan, adanya garansi, kemudahan penggunaan serta kemudahan Nokia untuk direparasi mempengaruhi kecenderungan Anda dalam menggunakan Nokia? Jawaban : Responden 1: Nokia udah jaminan mutu, nggak perlu diragukan lagi. Responden 2: Kalau awet sih relatif, tergantung yang pakai, kalau garansi semua merek ada kalau belinya baru, kalu mudah dipakai emang Nokia paling mudah dipakai, jadi nggak pentinglah cari informasi tentang itu. Responden 3: Nggak Responden 4: Aku lebih mentingin fitur sama harga. Responden 5: Kalo mau beli nggak pernah cari info kayak gitu. Responden 6: Nggak usah, yang penting harganya pas di kantong. Responden 7: Emang Nokia mudah dipakai, trus kalau mudah direparasi yang lain juga mudah kok. Nggak usah dicari info lah yang kayak begituan. Responden 8: Nggak penting. Responden 9: Kalau aku yang penting harganya.
86
Responden 10: Kalau itu sih otomatis ada, nggak perlu cari info lagi. Jawaban
tersebut
mengindikasikan
bahwa
perceived
quality
tidak
mempengaruhi brand preference. Pertanyaan berikutnya adalah mengenai kepuasan konsumen pada handphone merek Nokia. Berikut ini pertanyaanya: Pertanyaan 4: Apakah kepuasan mendasari tindakan Anda dalam memutuskan untuk membeli ulang handphone merek Nokia? Jawaban: Ya (semua responden menjawab ya). Pertanyaan 5: Faktor apasajakah yang menyebabkan Anda merasa puas menggunakan handphone merek Nokia? Jawaban: Responden 1: Karena awet. Responden 2: Yang penting awet, trus kualitasnya sesuai dengan yang dijanjikan sama satu lagi, aplikasinya mudah. Responden 3: Awet. Responden 4: Kualitasnya sesuai harapanku. Responden 5: Karena keawetannya, trus kalo rusak gampang cari sparepartnya. Responden 6: Cara pakainya nggak ribet. Responden 7: Puas ya karena pakainya gampang trus nggak gampang rusak. Responden 8: Nggak gampang rusak. Responden 9: Yang pasti awetlah. Responden 10: Ya karena awet sama mudah digunakan.
87
Jawaban tersebut mengisyaratkan bahwa kepuasan diperoleh berdasarkan keawetan, kemudahan penggunaan dan kemudahan reparasi handphone Nokia yang merupakan indikator dari variabel perceived quality. Selanjutnya, peneliti mencari informasi apakah indikator dari perceived value mempengaruhi kepuasan responden. Pertanyaan 6: Apakah faktor-faktor seperti fitur, harga dan desain juga merupakan faktor yang menyebabkan kepuasan Anda dalam menggunakan handphone merek Nokia? Jawaban: Responden 1: Kalau itu kan penyebab mengapa aku beli Nokia. Responden 2: Kalau aku merasa puas ya karena awetnya, jadi nggak bikin kantong boros gonta-ganti handphone melulu. Responden 3: Nggak. Responden 4: Kalau itu kan untuk info buat mutusin beli handphonenya nggak. Responden 5: Ya kalau fitur, harga sama desiannya nggak cocok ya aku nggak mungkin beli dong. Responden 6: Puas buat aku bukan karena itu, lebih ke awetnya. Responden 7: Itu untuk pertimbangan milih Nokia. Responden 8: Puas karena awet, bukan karena fitur, harga atau desain. Responden 9: Itu kan info yang aku cari untuk beli Nokia, nggak mempengaruhi aku puas atau nggak. Responden 10: Fitur, harga sama desain justru ngaruhnya ke keputusan milih handphone.
88
Jawaban tersebut mengisyaratkan bahwa responden mencapai kepuasan karena keawetan. Sedangkan fitur, harga, dan desain merupakan indikator yang mempengaruhi kecenderungan dalam memilih handphone Nokia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perceived value tidak mempengaruhi consumer satisfaction
89
Selanjutnya, setelah informasi dikumpulkan, maka diperoleh keterangan sebagai berikut: Kognitif
à
Afektif
à Konatif à Perilaku Aktual
Konsumen memiliki pengetahuan yang luas tentang Handphone Nokia
Konsumen membeli ulang produk berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan handphone Nokia sebelumnya
Kecenderungan konsumen dalam memilih produk dengan penawaran terbaik
Perasaan senang konsumen dalam menggunakan handphone Nokia menghasilkan kepuasan
Brand Preference
Consumer Satisfaction
Pengetahuan/penawaran produk handphone terkait aspek: fitur, harga, desain
Pengalaman yang baik/perasaan senang diperoleh dari: keawetan Nokia, kualitas yang dipersepsikan terpenuhi
Berdasarkan gambar diatas, dapat diindikasi bahwa: i.
Kecenderungan konsumen dalam memilih handphone Nokia berdasar pada fitur, harga, dan desain produk (indikator variabel perceived value).
ii.
Kepuasan konsumen dihasilkan berdasar pada keawetan handphone dan terpenuhinya harapan konsumen terkait kualitas handphone Nokia (indikator variabel perceived quality).
90
Kesimpulan: Berdasarkan hasil depth interview, maka informasi tambahan yang didapatkan adalah: 1. Konsumen lebih mengutamakan fitur, harga, dan desain (perceived value) sebagai dasar kecenderungan menggunakan handphone Nokia. Berdasarkan informasi ini, maka perceived quality tidak berpengaruh secara signifikan pada brand preference. 2. Kepuasan konsumen bersumber dari keawetan handphone dan terpenuhinya harapan konsumen terkait kualitas handphone Nokia (perceived quality). Berdasarkan informasi ini, maka perceived value tidak berpengaruh secara signifikan pada consumer satisfaction.
91
Factor Analysis Communalities PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP2 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Extraction ,816 ,758 ,829 ,663 ,742 ,924 ,888 ,790 ,630 ,753 ,712 ,659 ,713 ,761 ,926 ,923 ,789 ,851 ,811
Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 5,601 29,481 29,481 5,601 29,481 29,481 3,150 16,581 46,062 3,150 16,581 46,062 2,173 11,435 57,496 2,173 11,435 57,496 1,477 7,772 65,268 1,477 7,772 65,268 1,389 7,312 72,580 1,389 7,312 72,580 1,146 6,032 78,612 1,146 6,032 78,612 ,849 4,466 83,078 ,640 3,370 86,449 ,499 2,626 89,075 ,429 2,256 91,331 ,348 1,834 93,165 ,261 1,376 94,541 ,214 1,128 95,669 ,197 1,038 96,707 ,172 ,907 97,614 ,159 ,839 98,453 ,123 ,648 99,100 ,115 ,606 99,707 ,056 ,293 100,000
Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 3,121 16,428 16,428 3,091 16,267 32,695 2,717 14,299 46,993 2,660 14,000 60,993 1,966 10,348 71,341 1,381 7,271 78,612
Extraction Method: Principal Component Analysis.
92
Component Matrixa
1 PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP2 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
Component 3 4
2 ,541 ,446 ,431 ,478 ,453 ,486 ,500 ,608
5
6
,582 ,680 ,644 ,526 ,491 ,479
-,570 -,555 -,527 ,438 ,747
,597 ,579 ,567 ,705 ,668 ,464 ,490 ,680 ,636 ,591
,433 -,464
-,462 ,424 ,427
,644 ,628
-,426 -,530 -,460
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 6 components extracted.
93
Rotated Component Matrixa
1 PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP2 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
Component 3 4
2
5
6
,876 ,832 ,899 ,793 ,835 ,942 ,917 ,559
,620 ,769 ,579
,585 ,813 ,701 ,752 ,825 ,934 ,928 ,828 ,860 ,882
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 7 iterations.
Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4 5 6
1 ,547 -,490 -,298 ,345 -,362 -,350
2 ,412 ,691 ,426 ,263 -,295 -,122
3 ,526 -,216 ,283 -,697 -,113 ,313
4 ,368 ,437 -,679 -,238 ,384 -,092
5 ,298 -,211 ,397 ,263 ,789 -,135
6 ,176 -,009 -,174 ,448 ,017 ,859
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
94
Factor Analysis Communalities PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Extraction ,817 ,754 ,828 ,668 ,740 ,935 ,907 ,914 ,894 ,699 ,661 ,724 ,776 ,927 ,927 ,821 ,877 ,879
Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Total 5,596 3,147 2,172 1,459 1,389 ,985 ,649 ,499 ,429 ,357 ,268 ,217 ,198 ,179 ,159 ,124 ,116 ,057
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulative % 31,090 31,090 17,482 48,572 12,068 60,640 8,106 68,746 7,718 76,463 5,471 81,934 3,606 85,541 2,772 88,313 2,385 90,698 1,983 92,681 1,488 94,169 1,203 95,372 1,103 96,475 ,997 97,472 ,886 98,357 ,686 99,044 ,642 99,686 ,314 100,000
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 5,596 31,090 31,090 3,147 17,482 48,572 2,172 12,068 60,640 1,459 8,106 68,746 1,389 7,718 76,463 ,985 5,471 81,934
Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 3,085 17,138 17,138 2,714 15,076 32,214 2,604 14,467 46,681 2,593 14,408 61,089 1,952 10,847 71,936 1,800 9,998 81,934
Extraction Method: Principal Component Analysis.
95
Component Matrixa
1 PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
Component 3 4
2 ,540 ,446 ,430 ,477 ,453 ,485 ,499 ,607 ,596 ,578 ,569 ,706 ,669 ,464 ,491 ,681 ,638 ,591
5
6
,583 ,682 ,645 ,526 ,492 ,480
-,572 -,557 -,529 ,405 ,409 -,508
-,494 -,481
-,473 ,424 ,427
,644 ,628
-,423 -,527 -,459
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 6 components extracted.
96
Rotated Component Matrixa
1 PQ1 PQ2 PQ3 PQ4 PV1 PV2 PV3 BP1 BP3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 RI1 RI2 RI3
Component 3 4
2
5
6
,876 ,830 ,898 ,797 ,819 ,946 ,928 ,891 ,880 ,816 ,683 ,764 ,839 ,933 ,930 ,832 ,867 ,906
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations. Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
,410 ,693 ,426 ,280 -,295 ,072
,532 -,209 ,266 -,710 -,114 -,292
,470 -,464 -,206 ,237 -,372 ,571
,353 ,443 -,663 -,250 ,381 ,181
,291 -,209 ,414 ,249 ,785 ,147
,344 -,144 -,308 ,487 -,021 -,727
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
97
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
A)
Item-total Statistics
PQ1 PQ2 PQ3 PQ4
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
10,7050 10,8850 10,9650 10,6750
3,4151 3,6098 3,3706 3,7381
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,8091 ,7471 ,8091 ,6806
,8418 ,8653 ,8416 ,8893
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
200,0
N of Items =
4
,8914
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
A)
Item-total Statistics
PV1 PV2 PV3
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
5,1400 5,2500 5,2400
1,8094 1,7060 1,7512
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,7094 ,8983 ,8638
,9667 ,8056 ,8348
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
200,0
N of Items =
3
,9099
98
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
A)
Item-total Statistics
BP1 BP3
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
2,6750 2,6800
,5923 ,5805
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,8244 ,8244
. .
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
200,0
N of Items =
2
,9037
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
A)
Item-total Statistics
CS1 CS2 CS3 CS4
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
8,6050 8,2750 8,5600 8,6550
3,7477 3,6275 3,5441 3,3728
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,6467 ,6074 ,7043 ,7445
,8102 ,8287 ,7853 ,7664
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
200,0
N of Items =
4
,8408
99
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
CL1 CL2
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
3,3800 3,3700
,3976 ,3850
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,8718 ,8718
. .
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
200,0
N of Items =
2
,9315
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
RI1 RI2 RI3
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
6,0550 5,9400 6,0550
2,2432 2,2979 2,2331
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,8052 ,8384 ,8322
,8917 ,8644 ,8687
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
200,0
N of Items =
3
,9129
100
Chi-square = 287,9 df = 125
e1
e2
1
e3
1
e5
e4
1
e6
1
1
1
BP1 BP3
PQ1 PQ2 PQ3 PQ4
1
1
z1
1
BP
PQ
1 PV
z2
1
PV1 PV2 PV3 1
1
e7
e8
1 e9
CL
1
1 z3
CL1 CL2 1 1 z4
e10
CS
1 1
e11
RI
z5
1
1
CS1 CS2 CS3 CS4 1 e12
1 e13
1 e14
1 e15
RI1
RI2
RI3
1
1
1
e16
e17
e18
101
Chi-square = 287,9 df = 125
e1
e2
1
e3
1
e5
e4
1
e6
1
1
1
BP1 BP3
PQ1 PQ2 PQ3 PQ4
1
1
z1
1
BP
PQ
1 PV
z2
1
PV1 PV2 PV3 1
1
e7
e8
1 e9
CL
1
1 z3
CL1 CL2 1 1 z4
e10
CS
1 1
e11
RI
z5
1
1
CS1 CS2 CS3 CS4 1 e12
1 e13
1 e14
1 e15
RI1
RI2
RI3
1
1
1
e16
e17
e18
102
Analysis Summary Date and Time
Date: 15 Juni 2009 Time: 12:22:25 Title
Skripsi_q_fin: 15 Juni 2009 12:22 Notes for Group (Group number 1)
The model is recursive. Sample size = 200 Number of variables in your model: Number of observed variables: Number of unobserved variables: Number of exogenous variables: Number of endogenous variables:
Fixed Labeled Unlabeled Total Variable RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2
Weights 29 0 22 51 min 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 2,000 2,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Covariances 0 0 10 10 max 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 4,000 5,000 5,000
skew ,055 -,147 -,064 ,465 ,164 ,550 ,607 -,067 -,265 ,429 ,404 ,749 ,803
47 18 29 24 23 Variances 0 0 24 24 c.r. ,317 -,850 -,367 2,684 ,949 3,177 3,506 -,387 -1,528 2,475 2,331 4,324 4,634
Means 0 0 0 0 kurtosis -,652 ,028 -,276 -,140 -,314 ,190 ,287 -,342 -,466 -,517 -,837 ,884 1,122
Intercepts 0 0 0 0
Total 29 0 56 85
c.r. -1,882 ,082 -,796 -,403 -,907 ,550 ,829 -,987 -1,346 -1,493 -2,417 2,551 3,240
103
Variable PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1 Multivariate
min 1,000 2,000 2,000 2,000 2,000
Observation number 3 71 131 46 128 152 133 84 60 147 13 47 61 124 65 139 81 10 64 2 136 4 134 121 72 76 77 11 103 93 55
max 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000
skew ,865 -,388 ,035 ,046 -,331
c.r. 4,996 -2,241 ,202 ,266 -1,910
Mahalanobis d-squared 61,675 59,112 50,708 50,178 48,793 48,749 46,313 45,005 44,561 43,053 42,409 42,115 39,886 39,876 39,740 39,420 38,548 37,750 36,866 36,497 34,099 34,051 33,366 33,000 32,608 32,030 31,962 31,541 30,253 30,222 29,787
kurtosis 1,612 ,178 -,278 -,240 ,026 101,906 p1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,001 ,002 ,002 ,002 ,003 ,003 ,004 ,005 ,006 ,012 ,012 ,015 ,017 ,019 ,022 ,022 ,025 ,035 ,035 ,040
c.r. 4,655 ,515 -,803 -,694 ,075 26,855 p2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
104
Observation number 23 1 85 89 66 140 12 135 86 126 138 142 158 144 176 153 39 48 129 179 21 15 87 175 177 167 120 49 184 24 110 106 125 130 141 32 26 186 111
Mahalanobis d-squared 29,169 29,013 28,853 28,838 28,320 28,251 27,908 27,693 27,595 27,198 26,449 25,792 25,164 23,558 23,345 23,201 23,039 22,581 22,520 22,338 22,193 21,719 21,352 20,943 20,736 20,619 20,421 20,243 20,218 20,160 19,980 19,866 19,480 19,468 19,196 18,791 18,710 18,691 18,639
p1 ,046 ,048 ,050 ,050 ,057 ,058 ,063 ,067 ,068 ,075 ,090 ,105 ,120 ,170 ,178 ,183 ,189 ,207 ,210 ,217 ,224 ,245 ,262 ,282 ,293 ,299 ,310 ,319 ,321 ,324 ,334 ,340 ,363 ,364 ,380 ,405 ,410 ,411 ,414
p2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,027 ,036 ,038 ,043 ,110 ,096 ,115 ,125 ,276 ,425 ,617 ,681 ,693 ,749 ,791 ,757 ,739 ,785 ,797 ,910 ,887 ,937 ,982 ,982 ,976 ,973
105
Observation number 9 38 41 8 82 99 29 200 127 75 188 197 123 157 92 74 100 132 18 170 67 114 43 143 180 164 159 148 97 198
Mahalanobis d-squared 18,420 18,185 17,947 17,827 17,795 17,471 17,421 17,295 17,066 17,024 16,787 16,741 16,612 16,378 16,354 16,180 16,175 16,128 15,444 15,346 15,191 15,027 14,824 14,753 14,658 14,629 14,285 14,276 14,135 14,073
p1 ,428 ,444 ,459 ,467 ,469 ,491 ,494 ,503 ,519 ,521 ,538 ,541 ,550 ,566 ,568 ,580 ,580 ,584 ,631 ,638 ,649 ,660 ,674 ,679 ,685 ,687 ,710 ,711 ,720 ,724
p2 ,986 ,993 ,997 ,998 ,997 ,999 ,999 ,999 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
106
RI1 RI1
,659
RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1
,483 ,494 ,193 ,248 ,244 ,261 ,131 ,146 ,285 ,265 ,085 ,087 ,097 ,052 ,028 ,046 ,081
RI2
RI3
CS1
CS2
CS3
CS4
CL1
CL2
BP3
BP1
PV1
PV2
PV3
PQ4
PQ3
PQ2
PQ1
,598 ,498 ,165 ,267 ,232 ,215 ,129 ,138 ,258 ,252 ,093 ,072 ,071 ,028 -,043 -,030 ,015
,639 ,148 ,193 ,204 ,176 ,091 ,096 ,255 ,255 ,075 ,037 ,047 ,067 ,003 -,019 ,061
,502 ,267 ,273 ,345 ,089 ,091 ,107 ,138 ,107 ,071 ,078 ,091 ,067 ,061 ,089
,602 ,318 ,311 ,192 ,196 ,109 ,099 ,004 ,024 ,038 ,054 ,055 ,048 ,067
,537 ,378 ,107 ,114 ,187 ,168 ,087 ,100 ,112 ,138 ,152 ,122 ,162
,576 ,147 ,145 ,146 ,142 ,096 ,089 ,097 ,093 ,124 ,102 ,114
,383 ,339 ,105 ,113 -,010 ,006 ,012 ,068 ,035 ,031 ,079
,396 ,103 ,117 -,007 ,020 ,027 ,086 ,061 ,051 ,092
,589 ,481 ,144 ,119 ,127 ,054 ,035 ,056 ,109
,578 ,191 ,126 ,114 ,075 ,042 ,043 ,111
,549 ,364 ,342 ,134 ,090 ,131 ,119
,466 ,435 ,115 ,104 ,173 ,142
,464 ,112 ,114 ,173 ,145
,485 ,303 ,234 ,377
,527 ,416 ,356
,479 ,330
,508
107
RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 RI1 1,000 RI2 ,769 1,000 RI3 ,761 ,805 1,000 CS1 ,335 ,302 ,261 1,000 CS2 ,393 ,446 ,311 ,485 1,000 CS3 ,410 ,409 ,348 ,526 ,559 CS4 ,424 ,366 ,291 ,642 ,528 CL1 ,261 ,269 ,184 ,202 ,399 CL2 ,287 ,283 ,192 ,205 ,401 BP3 ,458 ,434 ,416 ,197 ,183 BP1 ,430 ,429 ,420 ,257 ,168 PV1 ,142 ,162 ,127 ,204 ,007 PV2 ,157 ,136 ,068 ,146 ,046 PV3 ,176 ,135 ,087 ,161 ,072 PQ4 ,092 ,051 ,120 ,185 ,100 PQ3 ,048 -,076 ,006 ,130 ,098 PQ2 ,081 -,055 -,035 ,124 ,089 PQ1 ,140 ,027 ,107 ,177 ,120 Number of distinct sample moments: Number of distinct parameters to be estimated: Degrees of freedom (171 - 56):
Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Satisfaction
<--- Perceived Quality
Consumer Loyalty
<---
Brand Preference Brand Preference Brand Preference Brand Preference Repurchase Intention Repurchase Intention PQ1
CS3
1,000 ,681 ,236 ,248 ,332 ,301 ,159 ,200 ,225 ,271 ,285 ,241 ,311 171 56 115
CS4
CL1
CL2
BP3
BP1
1,000 ,314 ,304 ,250 ,247 ,170 ,172 ,187 ,176 ,225 ,195 ,212
1,000 ,872 ,221 ,241 -,021 ,014 ,029 ,158 ,079 ,072 ,179
1,000 ,214 ,244 -,014 ,047 ,062 ,196 ,133 ,116 ,205
1,000 ,824 ,254 ,226 ,243 ,101 ,062 ,105 ,199
1,000 ,339 ,243 ,220 ,142 ,077 ,082 ,204
Estimate S.E. C.R. P Label ,327 ,125 2,612 ,009 par_1
<--- Perceived Value
,114
,083 1,376 ,169 par_4
<--- Perceived Quality
,274
,114 2,412 ,016 par_22
,329
,072 4,573 *** par_5
,009 ,220 ,236
,106 ,084 ,933 par_2 ,082 2,667 ,008 par_3 ,092 2,553 ,011 par_19
,238
,092 2,587 ,010 par_20
,395
,081 4,894 *** par_18
<--- Brand Preference
,421
,074 5,676 *** par_21
<--- Perceived Quality
1,000
Consumer Satisfaction <--- Perceived Quality <--- Perceived Value <--- Consumer Loyalty Consumer <--Satisfaction Consumer <--Satisfaction
108
PQ2 PQ3 PQ4 PV3 PV2 PV1 BP1 BP3 CL2 CL1 CS4 CS3 CS2 CS1 RI3 RI2 RI1
<--- Perceived Quality <--- Perceived Quality <--- Perceived Quality <--- Perceived Value <--- Perceived Value <--- Perceived Value <--- Brand Preference <--- Brand Preference <--- Consumer Loyalty <--- Consumer Loyalty Consumer <--Satisfaction Consumer <--Satisfaction Consumer <--Satisfaction Consumer <--Satisfaction Repurchase <--Intention Repurchase <--Intention Repurchase <--Intention
Perceived Value <--Consumer Satisfaction <--Consumer Satisfaction <--Consumer Loyalty <--Brand Preference <--Brand Preference <--Brand Preference <--Brand Preference <--Repurchase Intention <--Repurchase Intention <--PQ1 <--PQ2 <--PQ3 <--PQ4 <---
Estimate S.E. C.R. P Label ,793 ,245 3,236 ,001 par_6 ,859 ,270 3,182 ,001 par_7 ,843 ,064 13,150 *** par_8 1,000 1,047 ,037 28,645 *** par_9 ,830 ,060 13,940 *** par_10 1,000 1,006 ,082 12,340 *** par_11 1,000 ,982 ,082 11,942 *** par_12
Perceived Quality Perceived Value Perceived Quality Consumer Satisfaction Perceived Quality Perceived Value Consumer Loyalty Consumer Satisfaction Consumer Satisfaction Brand Preference Perceived Quality Perceived Quality Perceived Quality Perceived Quality
1,000 ,916
,077 11,857 *** par_13
,791
,084 9,411 *** par_14
,785
,072 10,835 *** par_15
1,000 ,985
,056 17,663 *** par_16
,999
,061 16,316 *** par_17
Estimate ,327 ,114 ,275 ,360 ,008 ,205 ,200 ,221 ,362 ,415 ,905 ,740 ,763 ,781
109
PV3 PV2 PV1 BP1 BP3 CL2 CL1 CS4 CS3 CS2 CS1 RI3 RI2 RI1
<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---
Perceived Value Perceived Value Perceived Value Brand Preference Brand Preference Consumer Loyalty Consumer Loyalty Consumer Satisfaction Consumer Satisfaction Consumer Satisfaction Consumer Satisfaction Repurchase Intention Repurchase Intention Repurchase Intention
Estimate ,946 ,989 ,724 ,910 ,907 ,935 ,933 ,848 ,804 ,659 ,713 ,881 ,899 ,864
Estimate S.E. C.R. P Label e1 <--> e4 ,027 ,107 ,248 ,804 par_23 e2 <--> e4 -,042 ,012 -3,488 *** par_24 e3 <--> z2 -,015 ,043 -,358 ,720 par_25 e13 <--> z3 ,080 ,026 3,078 ,002 par_26 e7 <--> e5 ,043 ,017 2,524 ,012 par_27 e2 <--> e3 ,134 ,088 1,519 ,129 par_28 e13 <--> e17 ,053 ,018 2,956 ,003 par_29 e2 <--> z2 ,053 ,040 1,325 ,185 par_30 e7 <--> z1 ,050 ,027 1,866 ,062 par_31 e2 <--> e18 -,023 ,011 -2,062 ,039 par_32
e1 <--> e2 <--> e3 <--> e13 <--> e7 <--> e2 <--> e13 <--> e2 <--> e7 <--> e2 <-->
e4 e4 z2 z3 e5 e3 e17 z2 z1 e18
Estimate ,201 -,210 -,053 ,251 ,269 ,613 ,272 ,187 ,156 -,133
110
Perceived Quality z2 z4 z3 z1 z5 e1 e2 e3 e4 e9 e8 e7 e5 e6 e11 e10 e15 e14 e13 e12 e18 e17 e16
Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Loyalty Brand Preference Repurchase Intention RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1
Estimate S.E. ,416 ,137 ,371 ,045 ,369 ,055 ,301 ,042 ,389 ,054 ,293 ,042 ,092 ,128 ,216 ,081 ,220 ,097 ,189 ,093 ,049 ,011 ,010 ,011 ,261 ,027 ,100 ,034 ,105 ,035 ,050 ,026 ,050 ,026 ,162 ,028 ,190 ,028 ,338 ,038 ,247 ,030 ,142 ,021 ,114 ,019 ,167 ,024
C.R. P 3,035 ,002 8,275 *** 6,687 *** 7,190 *** 7,133 *** 7,000 *** ,719 ,472 2,654 ,008 2,257 ,024 2,028 ,043 4,531 *** ,987 ,324 9,702 *** 2,902 ,004 3,026 ,002 1,892 ,058 1,947 ,052 5,734 *** 6,772 *** 8,790 *** 8,266 *** 6,738 *** 5,905 *** 7,050 ***
Label par_33 par_34 par_35 par_36 par_37 par_38 par_39 par_40 par_41 par_42 par_43 par_44 par_45 par_46 par_47 par_48 par_49 par_50 par_51 par_52 par_53 par_54 par_55 par_56
Estimate ,107 ,109 ,130 ,190 ,405 ,746 ,808 ,776 ,508 ,434 ,647 ,719 ,870
111
CS2 CS3 CS4
,4 80 ,2 61 ,2 61 ,2 57 ,2 61 ,1 18 ,1 38 ,1 38 ,1
,4 92 ,4 91 ,4 84 ,4 92 ,1 78 ,1 87 ,2 08 ,2
,6 34 ,1 78 ,1 87 ,2 08 ,2
,5 02 ,2 57 ,2 98 ,3
,5 96 ,3 00 ,3
,5 37 ,3
,5
112
BP3
,5 91 ,4 84 ,1 75 ,2 38 ,2 04 ,2
CL2
,6 58 ,4 84 ,4 91 ,1 78 ,1 87 ,2 07 ,2
CL1
CS4
CS1
,3 46 ,1 20 ,1 04 ,1 04 ,1 03 ,1 04 ,1 07 ,1 88 ,1 25 ,1
CS3
RI3
,4 14 ,1 36 ,1 50 ,2 27 ,2 26 ,2 23 ,2 27 ,3 25 ,3 27 ,3 79 ,4
CS2
RI2
,4 16 ,0 85 ,0 28 ,1 19 ,0 84 ,0 84 ,0 82 ,0 84 ,0 66 ,0 67 ,0 78 ,0
CS1
RI1
,4 16 ,1 36 ,1 30 ,0 43 ,0 74 ,0 82 ,0 82 ,0 81 ,0 82 ,1 02 ,1 02 ,1 19 ,1
RI3
Perceived Quality Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Loyalty Brand Preference Repurchase Intention
RI2
Perceived Quality Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Loyalty Brand Preference Repurchase Intention
CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1
RI1
Estimate ,874 ,822 ,828 ,524 ,978 ,895 ,610 ,583 ,548 ,819
Perceived Quality
1, 00 0
Perceived Value
,3 27
Consumer Satisfaction
,3 12
1, 00 0 ,2 04
BP3
76 ,1 34 ,1 36 ,1 51 ,1 50 ,0 70 ,0 89 ,0 85 ,1 09 ,1 10 ,1 09 ,1 30
,3 83 ,3 39 ,1 19 ,1 18 ,0 23 ,0 29 ,0 27 ,0 35 ,0 35 ,0 35 ,0 42
,3 96 ,1 21 ,1 20 ,0 23 ,0 29 ,0 28 ,0 36 ,0 36 ,0 36 ,0 43
,5 91 ,4 83 ,1 50 ,1 26 ,1 20 ,0 63 ,0 60 ,0 73 ,0 75
1, 00
113
BP3
CL2
79 ,1 23 ,1 25 ,1 39 ,1 38 ,0 64 ,0 81 ,0 78 ,1 00 ,1 00 ,1 00 ,1 19
CL2
CL1
27 ,1 84 ,1 88 ,1 39 ,1 38 ,0 56 ,0 70 ,0 67 ,0 86 ,0 87 ,0 86 ,1 02
CL1
CS4
25 ,1 05 ,1 07 ,1 19 ,1 18 ,0 55 ,0 70 ,0 66 ,0 86 ,0 86 ,0 85 ,1 02
CS4
CS3
27 ,1 03 ,1 04 ,2 63 ,2 61 ,0 90 ,0 87 ,0 84 ,0 70 ,0 68 ,0 50 ,0 82
CS3
Perceived Quality Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Loyalty Brand Preference Repurchase Intention
PQ1
CS2
PQ2
23 ,1 01 ,1 03 ,2 59 ,2 57 ,0 89 ,0 86 ,0 82 ,0 68 ,0 67 ,0 72 ,0 81
CS2
PQ3
CS1
PQ4
26 ,1 02 ,1 04 ,2 63 ,2 61 ,0 90 ,0 87 ,0 84 ,0 69 ,0 68 ,0 73 ,0 82
CS1
PV3
RI3
PV2
27 ,1 03 ,1 04 ,2 63 ,2 61 ,0 90 ,0 87 ,0 84 ,0 70 ,0 68 ,0 73 ,0 82
RI3
PV1
50 ,1 18 ,1 20 ,4 83 ,4 80 ,1 49 ,1 25 ,1 19 ,0 63 ,0 60 ,0 73 ,0 74
RI2
BP1
36 ,3 39 ,3 46 ,1 21 ,1 20 ,0 23 ,0 29 ,0 28 ,0 36 ,0 36 ,0 36 ,0 43
RI2
BP3
14 ,1 34 ,1 36 ,1 51 ,1 50 ,0 70 ,0 89 ,0 85 ,1 09 ,1 10 ,1 09 ,1 30
RI1
CL2
85 ,0 27 ,0 28 ,1 20 ,1 19 ,3 45 ,4 35 ,4 16 ,1 15 ,1 02 ,1 61 ,1 36
RI1
Perceived Quality Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Loyalty Brand Preference Repurchase Intention CL1
30 ,0 42 ,0 43 ,0 75 ,0 74 ,1 13 ,1 42 ,1 36 ,3 51 ,3 57 ,3 30 ,4 16
Consumer Loyalty
,1 12
,0 73
,3 60
1, 00 0
Brand Preference
,1 67
,2 67
,3 38
,2 96
1, 00 0
Repurchase Intention
,1 82
,1 85
,5 02
,2 53
,5 38
1, 00 0
RI1
,1 57
,1 60
,4 34
,2 19
,4 64
,8 64
1, 00 0
RI2
,1 64
,1 66
,4 51
,2 28
,4 83
,8 99
,7 76
1, 00 0
RI3
,1 61
,1 63
,4 42
,2 23
,4 73
,8 81
,7 61
,7 92
1, 00 0
CS1
,2 22
,1 45
,7 13
,2 57
,2 41
,3 58
,3 09
,3 22
,3 15
1, 00 0
CS2
,2 06
,1 34
,6 59
,4 14
,2 58
,3 46
,2 99
,4 00
,3 04
,4 70
1, 00 0
CS3
,2 51
,1 64
,8 04
,2 90
,2 71
,4 04
,3 49
,3 63
,3 56
,5 73
,5 30
1, 00 0
CS4
,2 65
,1 73
,8 48
,3 05
,2 86
,4 26
,3 68
,3 83
,3 75
,6 04
,5 59
,6 82
1, 00 0
CL1
,1 05
,0 69
,3 36
,9 33
,2 76
,2 36
,2 04
,2 12
,2 08
,2 39
,3 86
,2 70
,2 85
1, 00 0
CL2
,1 05
,0 69
,3 37
,9 35
,2 76
,2 37
,2 04
,2 13
,2 08
,2 40
,3 87
,2 71
,2 85
,8 72
BP3
,1
,2
,3
,2
,9
,4
,4
,4
,4
,2
,2
,2
,2
,2
114
1, 00 0 ,2
BP3
CL2
CL1
CS4
CS3
CS2
CS1
RI3
RI2
RI1
Perceived Quality Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Loyalty Brand Preference Repurchase Intention 0
RI2
RI3
CS1
CS2
CS3
CS4
CL1
CL2
42
06
68
07
87
21
38
29
18
34
46
59
50
51
BP1
,1 52
,2 43
,3 07
,2 69
,9 10
,4 89
,4 22
,4 40
,4 31
,2 19
,2 35
,2 47
,2 60
,2 51
,2 51
PV1
,2 37
,7 24
,1 48
,0 53
,2 90
,1 74
,1 50
,1 56
,1 53
,1 05
,0 97
,1 19
,1 25
,0 50
,0 50
PV2
,3 23
,9 89
,2 02
,0 73
,2 64
,1 83
,1 58
,1 64
,1 61
,1 44
,1 33
,1 62
,1 71
,0 68
,0 68
PV3
,3 09
,9 46
,1 93
,0 70
,2 53
,1 75
,1 51
,1 57
,1 54
,1 38
,1 27
,1 55
,1 64
,0 65
,0 65
PQ4
,7 81
,2 55
,2 44
,0 88
,1 30
,1 42
,1 23
,1 28
,1 25
,1 74
,1 61
,1 96
,2 07
,0 82
,0 82
PQ3
,7 63
,2 17
,2 35
,0 84
,1 19
,1 35
,1 16
,1 21
,1 19
,1 67
,1 55
,1 89
,1 99
,0 79
,0 79
PQ2
,7 40
,3 61
,2 45
,0 88
,1 52
,1 52
,1 31
,1 36
,0 91
,1 74
,1 61
,1 97
,2 07
,0 82
,0 82
PQ1
,9 05
,2 96
,2 82
,1 02
,1 51
,1 65
,1 42
,1 48
,1 45
,2 01
,1 86
,2 27
,2 39
,0 95
,0 95
C S 4
C L 1
P V 2
P V 3
R I 1 R I 2
R I 1 , 6 5 8 , 4 8 4
R I 2
R I 3
C S 1
C S 2
C S 3
C L 2
B P 3
B P 1
P V 1
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
, 5 9 1
115
BP3
RI1
Perceived Quality Perceived Value Consumer Satisfaction Consumer Loyalty Brand Preference Repurchase Intention 51
R I 3 C S 1 C S 2 C S 3 C S 4 C L 1 C L 2 B P 3 B P 1 P V 1
R I 1 , 4 9 1 , 1 7 8 , 1 8 7 , 2 0 7 , 2 2 6 , 1 0 2 , 1 0 4 , 2 6 3 , 2 6 1 , 0 9 0
R I 2 , 4 8 4 , 1 7 5 , 2 3 8 , 2 0 4 , 2 2 3 , 1 0 1 , 1 0 3 , 2 5 9 , 2 5 7 , 0 8 9
R I 3 , 6 3 4 , 1 7 8 , 1 8 7 , 2 0 8 , 2 2 7 , 1 0 3 , 1 0 4 , 2 6 3 , 2 6 1 , 0 9 0
C S 1
C S 2
C S 3
C S 4
C L 1
C L 2
B P 3
B P 1
P V 1
, 5 0 2 , 2 5 7 , 2 9 8 , 3 2 5 , 1 0 5 , 1 0 7 , 1 1 9 , 1 1 8 , 0 5 5
, 5 9 6 , 3 0 0 , 3 2 7 , 1 8 4 , 1 8 8 , 1 3 9 , 1 3 8 , 0 5 6
, 5 3 7 , 3 7 9 , 1 2 3 , 1 2 5 , 1 3 9 , 1 3 8 , 0 6 4
, 5 7 6 , 1 3 4 , 1 3 6 , 1 5 1 , 1 5 0 , 0 7 0
, 3 8 3 , 3 3 9 , 1 1 9 , 1 1 8 , 0 2 3
, 3 9 6 , 1 2 1 , 1 2 0 , 0 2 3
, 5 9 1 , 4 8 3 , 1 5 0
, 5 7 9 , 1 9 2
, 5 4 7
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
116
P V 2 P V 3 P Q 4 P Q 3 P Q 2 P Q 1
R I 1
R I 1 , 0 8 7 , 0 8 4 , 0 6 9 , 0 6 8 , 0 7 3 , 0 8 2
R I 2 , 0 8 6 , 0 8 2 , 0 6 8 , 0 6 7 , 0 7 2 , 0 8 1
R I 3 , 0 8 7 , 0 8 4 , 0 7 0 , 0 6 8 , 0 5 0 , 0 8 2
C S 1 , 0 7 0 , 0 6 6 , 0 8 6 , 0 8 6 , 0 8 5 , 1 0 2
C S 2 , 0 7 0 , 0 6 7 , 0 8 6 , 0 8 7 , 0 8 6 , 1 0 2
C S 3 , 0 8 1 , 0 7 8 , 1 0 0 , 1 0 0 , 1 0 0 , 1 1 9
C S 4 , 0 8 9 , 0 8 5 , 1 0 9 , 1 1 0 , 1 0 9 , 1 3 0
C L 1 , 0 2 9 , 0 2 7 , 0 3 5 , 0 3 5 , 0 3 5 , 0 4 2
C L 2 , 0 2 9 , 0 2 8 , 0 3 6 , 0 3 6 , 0 3 6 , 0 4 3
B P 3 , 1 2 6 , 1 2 0 , 0 6 3 , 0 6 0 , 0 7 3 , 0 7 5
B P 1 , 1 2 5 , 1 1 9 , 0 6 3 , 0 6 0 , 0 7 3 , 0 7 4
P V 1 , 3 6 1 , 3 4 5 , 0 9 5 , 0 8 4 , 1 3 3 , 1 1 3
P V 2 , 4 6 6 , 4 3 5 , 1 2 0 , 1 0 6 , 1 6 8 , 1 4 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
, 4 6 4 , 1 1 5 , 1 0 2 , 1 6 1 , 1 3 6
, 4 8 5 , 3 0 1 , 2 3 6 , 3 7 7
, 5 2 7 , 4 1 7 , 3 5 7
, 4 7 7 , 3 3 0
, 5 0 8
R I 1 1 , 0 0 0
R I 2
R I 3
C S 1
C S 2
C S 3
C S 4
C L 1
C L 2
B P 3
B P 1
P V 1
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
1 , 0 0 0 , 7
1 ,
R I 2
, 7 7 6
R I
, 7
117
R I 1 6 1
R I 2 9 2
R I 3 0 0 0
C S 1
, 3 0 9
, 3 2 2
, 3 1 5
1 , 0 0 0
C S 2
, 2 9 9
, 4 0 0
, 3 0 4
, 4 7 0
1 , 0 0 0
C S 3
, 3 4 9
, 3 6 3
, 3 5 6
, 5 7 3
, 5 3 0
1 , 0 0 0
C S 4
, 3 6 8
, 3 8 3
, 3 7 5
, 6 0 4
, 5 5 9
, 6 8 2
1 , 0 0 0
C L 1
, 2 0 4
, 2 1 2
, 2 0 8
, 2 3 9
, 3 8 6
, 2 7 0
, 2 8 5
1 , 0 0 0
C L 2
, 2 0 4
, 2 1 3
, 2 0 8
, 2 4 0
, 3 8 7
, 2 7 1
, 2 8 5
, 8 7 2
1 , 0 0 0
B P 3
, 4 2 1
, 4 3 8
, 4 2 9
, 2 1 8
, 2 3 4
, 2 4 6
, 2 5 9
, 2 5 0
, 2 5 1
B P
, 4
, 4
, 4
, 2
, 2
, 2
, 2
, 2
, 2
3
C S 1
C S 2
C S 3
C S 4
C L 1
C L 2
B P 3
B P 1
1 , 0 0 0 , 8
1 ,
P V 1
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
118
R I 1 2 2
R I 2 4 0
R I 3 3 1
C S 1 1 9
C S 2 3 5
C S 3 4 7
C S 4 6 0
C L 1 5 1
C L 2 5 1
B P 3 2 5
B P 1 0 0 0
P V 1
, 1 5 0
, 1 5 6
, 1 5 3
, 1 0 5
, 0 9 7
, 1 1 9
, 1 2 5
, 0 5 0
, 0 5 0
, 2 6 3
, 3 4 1
1 , 0 0 0
P V 2
, 1 5 8
, 1 6 4
, 1 6 1
, 1 4 4
, 1 3 3
, 1 6 2
, 1 7 1
, 0 6 8
, 0 6 8
, 2 3 9
, 2 4 0
, 7 1 6
1 , 0 0 0
P V 3
, 1 5 1
, 1 5 7
, 1 5 4
, 1 3 8
, 1 2 7
, 1 5 5
, 1 6 4
, 0 6 5
, 0 6 5
, 2 2 9
, 2 3 0
, 6 8 5
, 9 3 6
1 , 0 0 0
P Q 4
, 1 2 3
, 1 2 8
, 1 2 5
, 1 7 4
, 1 6 1
, 1 9 6
, 2 0 7
, 0 8 2
, 0 8 2
, 1 1 8
, 1 1 8
, 1 8 5
, 2 5 2
, 2 4 1
1 , 0 0 0
P Q 3
, 1 1 6
, 1 2 1
, 1 1 9
, 1 6 7
, 1 5 5
, 1 8 9
, 1 9 9
, 0 7 9
, 0 7 9
, 1 0 8
, 1 0 9
, 1 5 7
, 2 1 4
, 2 0 5
, 5 9 6
1 , 0 0 0
P Q 2
, 1 3 1
, 1 3 6
, 0 9 1
, 1 7 4
, 1 6 1
, 1 9 7
, 2 0 7
, 0 8 2
, 0 8 2
, 1 3 8
, 1 3 8
, 2 6 1
, 3 5 7
, 3 4 1
, 4 9 0
, 8 3 1
1 , 0 0 0
P Q 1
, 1 4 2
, 1 4 8
, 1 4 5
, 2 0 1
, 1 8 6
, 2 2 7
, 2 3 9
, 0 9 5
, 0 9 5
, 1 3 7
, 1 3 7
, 2 1 4
, 2 9 2
, 2 8 0
, 7 6 0
, 6 9 1
, 6 7 0
1
P V 1
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
1 , 0 0 0
119
R I 1 R I 2
R I 1 , 0 0 1 , 0 0 1 , 0 0 3
R I 2
C S 1
C S 2
C S 3
C S 4
C L 1
C L 2
B P 3
B P 1
P V 1
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
, 0 0 7
C S 1
, 0 1 5
C S 2
, 0 6 1
, 0 1 3 , 0 1 0 , 0 3 0
C S 3
, 0 3 7
, 0 2 7
C S 4
, 0 3 5
, 0 0 9
C L 1
, 0 2 9
, 0 2 8
C L 2
, 0 4
, 0 3
R I 3
R I 3
, 0 0 5 , 0 3 0 , 0 0 5 , 0 0 3 , 0 5 0 , 0 1 1 , 0
, 0 0 0 , 0 1 0 , 0 2 5 , 0 2 0 , 0 1 6 , 0
, 0 0 5 , 0 1 8
, 0 0 0
, 0 1 6
, 0 0 1 , 0 1 5 , 0
, 0 0 7 , 0 0
, 0 0 0 , 0 1 4
, 0 0 0
, 0 0
, 0 0
, 0 0
120
R I 1 2
B P 3
, 0 2 3
B P 1
, 0 0 4
P V 1
, 0 0 5
P V 2
, 0 0 0
P V 3
, 0 1 4
P Q 4
P Q 3 P Q 2
, 0 1 7 , 0 4 0 , 0
R I 2 5 , 0 0 1 , 0 0 5 , 0 0 4 , 0 1 4 , 0 1 1 , 0 4 1 , 1 1 0 , 1
R I 3 0 8 , 0 0 8 , 0 0 6 , 0 1 5 , 0 5 1 , 0 3 6 , 0 0 2 , 0 6 5 , 0
C S 1 1 6 , 0 1 2 , 0 2 0 , 0 5 2 , 0 0 1 , 0 1 2 , 0 0 6 , 0 1 9 , 0
C S 2 8 , 0 2 9 , 0 3 9 , 0 5 1 , 0 4 6 , 0 2 9 , 0 3 3 , 0 3 2 , 0
C S 3 1 1 , 0 4 8 , 0 3 0
C S 4 9
C L 1 0
C L 2 0
B P 3
B P 1
, 0 0 6 , 0 0 8
, 0 1 4 , 0 0 5 , 0 3 2 , 0 2 3 , 0 1 5
, 0 1 8 , 0 0 4 , 0 3 0 , 0 0 9 , 0 0 1
, 0 0 2 , 0 0 2 , 0 0 5 , 0 0 7
, 0 0 2 , 0 0 1 , 0 0 1
, 0 0 2
, 0 0 0
, 0 0 7
, 0 0 5
, 0 0 3
, 0 0 0
, 0 0 0
, 0 1 2
, 0 3 9
, 0 0 5 , 0 0 3 , 0 0
, 0 0 2
, 0 0 0
, 0 1 3
, 0 0 2
, 0 0 0
, 0 1
, 0
, 0
, 0 2 2
, 0 2 5
, 0 1 9
, 0 0 0
, 0 3 5
, 0 1 2
, 0 3 8
, 0 1 6
, 0 3 3
, 0 5 0
, 0 5 1
, 0 1 5
, 0 0 0
, 0 2 5
, 0 2
, 0
, 0
, 0 1
, 0 0 9 , 0 2 6 , 0
, 0 1 8 , 0
P V 1
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
, 0 0 2
, 0 0 5 , 0
, 0 0
121
P Q 1
R I 1 R I 2 R I 3 C S 1 C S 2
R I 1 2 8 , 0 0 1 R I 1 , 0 1 2 , 0 2 6 , 0 4 6 , 3 5 1 1 , 3 0 8
R I 2 0 2 , 0 6 6
R I 3 6 9 , 0 2 1
C S 1 2 4 , 0 1 2
R I2
R I3
C S 1
C S 2 3 8 , 0 3 6 C S 2
C S 3 3
C S 4 0 6 , 0 1 5
, 0 4 4 C S 3
C S 4
C L 1 0 4
C L 2 5
B P 3 1 7
B P 1 3 0
P V 1 0 3
P V 2 5
P V 3 2
P Q 4 0 2
, 0 3 7
, 0 4 9
, 0 3 4
, 0 3 6
, 0 0 6
, 0 0 1
, 0 0 9
, 0 0 0
C L 1
C L 2
B P 3
B P 1
P V 1
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3 0 1 , 0 0 1
P Q 2 2
P Q 1
, 0 0 0
, 0 0 0
P Q 3
P Q 2
P Q 1
,1 2 2 ,2 3 7
,0 8 0
,2 4 3
,7 1 9
, 0 0 0
,6 5 7
,1 2 0
, 2 2 2
C S 3
, 8 2 2
,6 3 9
,0 7 9
C S
, 7
,1
1,
, 5 7 8 , 4
,0 9 1
,3 8 9
, 0 0 0
,3
,
, 0
122
4
R I 1 4 9
C L 1
, 7 8 9
R I2
R I3
9 4
1 0 1
C S 1 5 6 , 5 0 7 , 4 8 4 , 3 0 0
C S 2 4 3
,8 0 0
,3 2 0
C L 2
1 , 1 4 0
,9 9 6
,2 2 0
B P 3
, 4 7 3
,0 2 5
,1 5 9
B P 1
, 0 9 4
,1 1 0
,1 2 3
, 5 1 3
,9 1 3
,0 9 1
,3 5 6
1 , 3 8 5
,3 7 6
1, 2 9 5
, 0 2 9
1, 2 6 2 1, 2 1 9
P V 1
P V 2
, 1 1 5 , 0 1 2
,1 9 9
,2 1 6 ,6 8 2
C S 3 0 1 6 , 4 6 1 , 3 1 4 1 , 1 6 6 , 7 3 2
C S 4 0 0
C L 1
, 3 9 1
, 0 0 0
, 2 5 6 , 1 3 2 , 1 9 5
, 5 7 4
, 6 3 4
, 5 2 9
, 0 0 6
P V 3
, 3 4 6
,2 9 8
,9 3 4
, 3 3 3
,7 6 4
, 9 6 5
, 3 2 5
P Q
,
1,
,0
, 1
,8
1 ,
,
, 0 0 1 , 3 9 5 , 1 4 1 , 9 9 9 , 7 5 6 , 5 0 4 1 ,
C L 2
B P 3
B P 1
, 0 2 7 , 0 3 4 , 1 2 6 , 1 8 4
, 0 3 1 , 0 2 6
P V 1
P V 2
P V 3
P Q 4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
, 0 0 0 , 5 0 0 , 1 0 9 , 8 9 7 , 2 9 0 , 0 4 5 1 ,
, 1 7 9 ,
, 0 3 6
, 0 2 4
, 0 5 2
, 1 4 1 , 3
, 0 7 8 1 ,
, 0 0 0 , 0 0 0
, 0 0 0
,
,
,
123
4
P Q 3
P Q 2
P Q 1
R I 1 4 3 1 , 9 5 4 , 6 8 9 , 0 2 9
R I2
R I3
0 7 0 2, 7 6 8 2, 6 8 4 1, 6 8 4
6 2
Perceived Quality
Perceived Value
Consumer Satisfaction
Consumer Loyalty Brand
1, 5 7 9 1, 7 7 3 ,5 2 4
C S 1 5 9 , 5 1 9 , 6 9 2 , 3 4 2 R I 1 , 0 0 5 , 0 0 0 , 0 3 1 , 0 0 3 ,
C S 2 4 2 ,7 8 8
C S 3 0 3 9 1 , 3 4 1
,9 9 8
, 6 2 3
,9 0 4
1 , 1 5 5
C S 4 4 2 0 , 3 6 4 , 1 7 1 , 3 8 2
C L 1 0 6 9 , 0 0 1 , 1 4 4 1 , 1 8 7
C L 2 5 9 8 , 7 6 6 , 4 7 7 1 , 5 5 0
B P 3 2 4 3 , 6 4 9 , 4 5 8
B P 1 2 8
, 8 7 2
, 9 3 1
, 4 4 9 , 7 8 6
P V 1 0 4 2
P V 2 1 4 9 , 0 7 4
P V 3 0 6 4
P Q 4 0 0 5
P Q 3
, 3 5 2
, 0 3 9
, 0 0 0
, 0 7 5
, 1 4 7
, 3 5 3
, 1 6 4
, 0 1 6
, 2 4 4
, 0 4 1 , 0 1 0
, 0 1 2 , 0 2 5
, 1 3 8
P Q 2
P Q 1
, 0 4 2 , 0 0 1
, 0 0 0
RI2
RI3
CS 1
CS2
CS 3
CS 4
CL 1
CL 2
BP 3
BP1
PV1
,010
,01 9
,00 6
,006
,00 9
,01 2
,00 0
,00 0
,00 0
,000
,000
,000
,00 2
,00 0
,000
,00 1
,00 1
,00 0
,00 0
,00 5
,006
,025
,013
,03 9
,17 4
,124
,26 4
,33 8
,00 9
,00 9
,00 3
,007
,007
,006
,00 3
,00 1
,022
,00 2
,00 3
,45 9
,46 4
,00 6
,008
,004
,022
,01
,00
-
,00
,00
,01
,01
,41
,458
-
124
Preference
Repurchase Intention
Perceived Value Consumer Satisfactio n Consumer Loyalty Brand Preferenc e Repurchas e Intention RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4
R I RI2 1 0 1 5 , 2 ,363 3 4
RI3
CS 1
CS2
CS 3
CS 4
CL 1
CL 2
BP 3
8
1
,002
2
2
2
2
3
,28 5
,01 6
,049
,02 5
,03 2
,00 9
,00 9
,02 3
BP1
PV1 ,055
,026
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,327
,000
,000
,000
,000
,000
,311
,114
,000
,000
,000
,000
,102
,038
,329
,000
,000
,000
,179
,256
,316
,236
,000
,000
,198
,153
,527
,099
,421
,000
,198 ,195 ,198 ,244 ,246 ,285 ,311 ,101 ,102 ,180 ,179 ,271 ,342 ,327 ,843
,152 ,150 ,153 ,090 ,090 ,104 ,114 ,037 ,038 ,257 ,256 ,830 1,047 1,000 ,000
,527 ,519 ,527 ,785 ,791 ,916 1,000 ,323 ,329 ,318 ,316 ,000 ,000 ,000 ,000
,099 ,098 ,099 ,000 ,000 ,000 ,000 ,982 1,000 ,237 ,236 ,000 ,000 ,000 ,000
,420 ,414 ,421 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,006 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,999 ,985 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
125
,004
PQ3 PQ2 PQ1
Perceived Value Consumer Satisfactio n Consumer Loyalty Brand Preferenc e Repurchas e Intention RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1
Perceive d Quality ,859 ,793 1,000
Perceive d Value ,000 ,000 ,000
Consumer Satisfactio n ,000 ,000 ,000
Consum er Loyalty ,000 ,000 ,000
Brand Preferenc e ,000 ,000 ,000
Repurcha se Intention ,000 ,000 ,000
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,327
,000
,000
,000
,000
,000
,312
,114
,000
,000
,000
,000
,112
,041
,360
,000
,000
,000
,167
,238
,293
,200
,000
,000
,182
,140
,484
,083
,415
,000
,157 ,164 ,161 ,222 ,206 ,251 ,265 ,105 ,105 ,151 ,152 ,237 ,323 ,309 ,781 ,763 ,740 ,905
,121 ,126 ,124 ,081 ,075 ,092 ,097 ,038 ,038 ,216 ,217 ,724 ,989 ,946 ,000 ,000 ,000 ,000
,418 ,435 ,426 ,713 ,659 ,804 ,848 ,336 ,337 ,266 ,267 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,072 ,075 ,073 ,000 ,000 ,000 ,000 ,933 ,935 ,181 ,182 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,359 ,373 ,366 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,907 ,910 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,864 ,899 ,881 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
126
Perceived Value Consumer Satisfactio n Consumer Loyalty Brand Preferenc e Repurchas e Intention RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1
Perceived Value Consumer
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,327
,000
,000
,000
,000
,000
,274
,114
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,329
,000
,000
,000
,009
,220
,238
,236
,000
,000
,000
,000
,395
,000
,421
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,843 ,859 ,793 1,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,830 1,047 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,785 ,791 ,916 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,982 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,006 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,999 ,985 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,327
,000
,000
,000
,000
,000
,275
,114
,000
,000
,000
,000
127
Satisfactio n Consumer Loyalty Brand Preferenc e Repurchas e Intention RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1
Perceived Value Consumer Satisfactio n Consumer
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,000
,000
,360
,000
,000
,000
,008
,205
,221
,200
,000
,000
,000
,000
,362
,000
,415
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,781 ,763 ,740 ,905
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,724 ,989 ,946 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,713 ,659 ,804 ,848 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,933 ,935 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,907 ,910 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,864 ,899 ,881 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,037
,000
,000
,000
,000
,000
,102
,038
,000
,000
,000
,000
128
Loyalty Brand Preferenc e Repurchas e Intention RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1
Perceived Value Consumer Satisfactio n Consumer Loyalty Brand Preferenc
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,170
,036
,078
,000
,000
,000
,198
,153
,133
,099
,000
,000
,198 ,195 ,198 ,244 ,246 ,285 ,311 ,101 ,102 ,180 ,179 ,271 ,342 ,327 ,000 ,000 ,000 ,000
,152 ,150 ,153 ,090 ,090 ,104 ,114 ,037 ,038 ,257 ,256 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,527 ,519 ,527 ,000 ,000 ,000 ,000 ,323 ,329 ,318 ,316 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,099 ,098 ,099 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,237 ,236 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,420 ,414 ,421 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,037
,000
,000
,000
,000
,000
,112
,041
,000
,000
,000
,000
,158
,034
,072
,000
,000
,000
129
e Repurchas e Intention RI1 RI2 RI3 CS1 CS2 CS3 CS4 CL1 CL2 BP3 BP1 PV1 PV2 PV3 PQ4 PQ3 PQ2 PQ1
Perceive d Quality
Perceive d Value
Consumer Satisfactio n
Consum er Loyalty
Brand Preferenc e
Repurcha se Intention
,182
,140
,122
,083
,000
,000
,157 ,164 ,161 ,222 ,206 ,251 ,265 ,105 ,105 ,151 ,152 ,237 ,323 ,309 ,000 ,000 ,000 ,000
,121 ,126 ,124 ,081 ,075 ,092 ,097 ,038 ,038 ,216 ,217 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,418 ,435 ,426 ,000 ,000 ,000 ,000 ,336 ,337 ,266 ,267 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,072 ,075 ,073 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,181 ,182 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,359 ,373 ,366 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
e17 <--> Perceived Quality e18 <--> z2 e18 <--> z4 e14 <--> Perceived Quality e15 <--> e18 e8 <--> e6 e8 <--> e5 e9 <--> e6 e9 <--> e5 e4 <--> e7 e1 <--> z1 M.I.
M.I. Par Change 6,482 -,050 4,719 -,040 4,276 -,043 5,350 ,056 4,637 -,033 4,856 -,015 5,319 ,015 5,186 ,016 5,201 -,016 5,450 ,036 5,609 ,043
Par Change
130
M.I. Par Change RI1 <--- Consumer Satisfaction 4,059 ,111 RI1 <--- CS4 5,260 ,100 RI2 <--- Perceived Quality 6,482 -,121 RI2 <--- PQ3 8,374 -,114 RI2 <--- PQ2 7,511 -,114 RI2 <--- PQ1 6,329 -,101 RI3 <--- Perceived Value 4,331 -,101 RI3 <--- Consumer Satisfaction 4,551 -,111 RI3 <--- CS4 6,843 -,107 RI3 <--- PV2 4,540 -,097 CS2 <--- PV1 4,522 -,117 CS3 <--- Perceived Quality 5,350 ,136 CS3 <--- BP3 4,323 ,096 CS3 <--- PQ3 4,928 ,108 CS3 <--- PQ1 5,031 ,112 PQ1 <--- Brand Preference 4,867 ,092 PQ1 <--- BP3 5,055 ,081
0 1 2 3
Smalles t eigenval ue
Diamet er
15
-,726
9999,0 00
15
-,513
1,803
10
-,661
,903
3
-,479
,876
-,505
,115
Negative eigenval ues
Iterati on e e * e * e *
4
e
3
5
e *
0
6
e
0
7
e
0
8
e
0
Conditi on #
1739,23 8 2797,78 8 12687,9 57 1881,08 4
,686 ,484 ,769 ,475
F 2768,6 87 1608,8 49 1138,3 61 591,41 4 524,01 3 233,52 9 186,47 7 161,91 3 141,27 9
NTri es
Ratio
0
9999,0 00
19
,878
5
,911
5
1,043
7
,880
8
,909
4
,000
1
,437
1
1,117
131
Negative eigenval ues
Iterati on 9
e
0
10
e
0
11
e
0
12
e
0
13
e
0
Conditi on # 6485,00 9 4592,73 3 5731,16 4 5830,01 1 5832,89 1
Smalles t eigenval ue
Diamet er ,112 ,147 ,021 ,006 ,000
F 138,48 7 138,37 7 138,36 9 138,36 9 138,36 9
NTri es
Ratio
1
1,075
1
,890
1
1,029
1
1,002
1
1,000
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
Model Default model Saturated model Independence model
NPAR 56 171 18
Model Default model Saturated model Independence model
RMR ,026 ,000 ,170
GFI ,933 1,000 ,345
AGFI ,900
PGFI ,627
,268
,309
Default model Saturated model Independence model
NFI Delta1 ,950 1,000 ,000
RFI rho1 ,933
IFI Delta2 ,991 1,000 ,000
TLI rho2 ,988
Model Default model Saturated model Independence model
PRATIO ,752 ,000 1,000
Model
CMIN 138,369 ,000 2747,578
,000
PNFI ,714 ,000 ,000
DF 115 0 153
P ,068
CMIN/DF 1,203
,000
17,958
,000
CFI ,991 1,000 ,000
PCFI ,745 ,000 ,000
159
Model Default model Saturated model Independence model
NCP 23,369 ,000 2594,578
Model Default model Saturated model Independence model
FMIN ,695 ,000 13,807
Model Default model Independence model
RMSEA ,032 ,292
LO 90 ,000 ,282
Model Default model Saturated model Independence model
AIC 250,369 342,000 2783,578
BCC 262,191 378,100 2787,378
Model Default model Saturated model Independence model
ECVI 1,258 1,719 13,988
Model Default model Independence model Minimization: Miscellaneous: Bootstrap: Total:
LO 90 ,000 ,000 2428,172 F0 ,117 ,000 13,038
LO 90 1,141 1,719 13,152
HOELTER .05 203 14
HI 90 57,111 ,000 2768,329
LO 90 ,000 ,000 12,202 HI 90 ,050 ,302
HI 90 ,287 ,000 13,911 PCLOSE ,950 ,000
BIC 435,075 906,012 2842,948
HI 90 1,428 1,719 14,861
CAIC 491,075 1077,012 2860,948
MECVI 1,318 1,900 14,007
HOELTER .01 221 15
,047 ,375 ,000 ,422
160