perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DAN PAST EXPRIENCES PADA INTENTION TO BUY CONSUMER (Studi kasus produk kosmetik Larissa pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh : ARIEF WAHYU PRATOMO F1207011
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DAN PAST EXPRIENCES PADA INTENTION TO BUY CONSUMER (Studi kasus produk kosmetik Larissa pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)
ARIEF WAHYU PRATOMO F1207011 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intention to buy dalam menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care & Hair Treatment. Faktor-faktor tersebut: consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences. Populasi target dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berminat untuk menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care & Hair Treatment. Jumlah sampel diambil berjumlah 100. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Multiple regression analysis dan Hierarchical multiple regression dalam program SPSS versi 11.5. Hasil penelitian ini mengindikasi adanya pengaruh positif antarvariabel yaitu: consumer values yang terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness terhadap attitude toward, attitude toward terhadap intention to buy, subjective norm terhadap intention to buy, perceived behavioral control terhadap intention to buy, dan past experiences terhadap intention to buy. Kata Kunci : Consumer values, Health conciusness,Enviromental conciusness, Apperance conciusness, Attitude toward, Subjective norm, Perceived behavioral control, Past experiences, dan Intention to buy
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE INFLUENCE OF CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, AND PAST EXPRIENCES OF INTENTION TO BUY CONSUMER (The case study Larissa cosmetic product of Students Sebelas Maret University Surakarta)
The purpose of this research is to analyze and to find out the factors influencing intention to buy on Larissa Skin Care & Hair Treatment cosmetic products. The factors are : consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, and past experiences. The target population used in this research was students Sebelas Maret University Surakarta who are interested in using Larissa Skin Care & Hair Treatment cosmetic product. The sample taken was 100. The method used in this research to take the sample was purposive sampling. The data were analyzed by using Multiple regression analysis and Hierarchical multiple regression in the program of SPSS 11.5. version. The result of this research indicated that there are positive influence among variables, such as; consumer values consisting of health conciusness, enviromental conciusness, and apperance conciusness on attitude toward, attitude toward on intention to buy, subjective norm on intention to buy, perceived behavioral control on intention to buy, and past experiences on intention to buy. Key words : Consumer values, Health conciusness,Enviromental conciusness, Apperance conciusness, Attitude toward, Subjective norm, Perceived behavioral control, Past experiences, and Intention to buy
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. (William Feather)
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. (Martin Vanbee)
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. (Schopenhauer)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penelitian ini ini persembahan untuk : v
Ayah dan bundaku tercinta.
v
Adikku tersayang.
v
Sahabat dan teman-teman manajemen angkatan 2007.
v
commit to user vii
Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam menyelesaikan Skripsi dengan
judul Analisis pengaruh
Consumer Values, Attitude Toward, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control, dan Past Experiences pada Intention to Buy Consumer (Studi kasus produk kosmetik Larissa pada Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta). Adapun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan Skripsi ini tidak jarang penulis menemukan hambatan dan rintangan namun berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan dengan baik, untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dr. Wisnu Untoro, M. S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Hunik Sri Runing Sawitri, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 3. Drs. Wiyono, MM., selaku Sekretaris Program Non Reguler Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Dwi Hastjarja. KB, MM., selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Dra. I. Sri Seventi P., M.Si selaku Pembimbing Akademik
yang telah
memberikan dukungan selama masa studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Seluruh Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi, yang selama ini telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan. 7. Ayah, Bunda dan adik-adikku tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, cinta, dorongan dan pengorbanan selama ini. 8. Teman-teman Manajemen 2007 Universitas Sebelas Maret Surakata tetap semangat dan sukses selalu. 9. Mentorku yaitu Ariani yang telah memberiku masukan dan dukungan. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segalanya dukungannya.
Surakarta, Desember 2011
Penulis
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................................. iv MOTTO .................................................................................................................... vi HALAMANPERSEMBAHAN...................................................................................vii KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori................................................................................................10 B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 23 C. Kerangka Teoritis.... ...................................................................................... 26 D. Hipotesis ........................................................................................................ 27 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .......................................................................................... 34 B. Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data .................... 34
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional……………………………. 37 D. Sumber Data ................................................................................................. 41 E. Metode Pengumpulan Data.............................................................................42 F. Metode Analisis Data..................................................................................... 43 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Diskriptif............................................................................................55 B. Uji Validitas.....................................................................................................67 C. Uji Reliabilitas.................................................................................................69 D. Uji Hipotesis....................................................................................................69 E. Pembahasan Hasil Analisis............................................................................. 87 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................................91 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................92 C. Implikasi dan Saran ………………………………………………………...92 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
II. I Kerangka Teoritis .......................................................................................... 26
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel II.1
Keragaman Penelitian…………..........................................................24
Tabel III.2
Hasil Uji Validitas Pretes ....................................................................46
Tabel III.3
Hasil Uji Reabilitas Pretes...................................................................48
Tabel IV.1
Diskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...............................56
Tabel IV.2
Diskripsi Responden Berdasarkan Usia............... ...............................56
Tabel IV.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Fakultas .......................................57
Tabel IV.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Semester.......................................57
Tabel IV.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Uang Saku....................................58
Tabel IV.6
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap HC..................................59
Tabel IV.7
Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap EC..................................60
Tabel IV.8
Deskripsi Responden Terhadap AC ....................................................61
Tabel IV.9
Deskripsi Responden Terhadap Attitude Toward................................62
Tabel IV.10
Deskripsi Responden Terhadap SN.. ..................................................63
Tabel IV.11
Deskripsi Responden Terhadap PBC ..................................................64
Tabel IV.12
Deskripsi Responden Terhadap PE.....................................................65
Tabel IV.13
Deskripsi Responden Terhadap IB......................................................66
Tabel IV. 14 KMO and Bartlett’s Test…………………………………………….67 Tabel IV.15
Hasil Faktor Analisis .........................................................................68
Tabel IV.16
Hasil Uji Reliabilitas ..........................................................................69
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.17
Hasil Uji Normalitas Regresi Berganda............................................. 70
Tabel IV.18
Hasil Uji Normalitas Hierachical Regression.....................................71
Tabel IV.19
Hasil Uji Multikolinieritas Regresi Berganda.....................................72
Tabel IV.20
Hasil Uji Multikolinieritas Hierachical Regression ...........................73
Tabel IV.21
Hasil Uji Autokorelasi Analisis Berganda Durbin Watson.................74
Tabel IV.22
Hasil Uji Autokorelasi Hierachical Regression Durbin Watson.........75
Tabel IV.23
Hasil Uji Autokorelasi Hierachical Regression Run Test…………...75
Tabel IV.24
Hasil Uji Heteroskedastisitas Analisis Berganda................................77
Tabel IV.25
Hasil Uji Heteroskedastisitas Hierachical Regression........................77
Tabel IV.26
Hasil Uji Koefisien Determinasi Analisis Berganda..........................78
Tabel IV.27
Hasil Uji F Analisis Berganda............................................................79
Tabel IV.28
Hasil Uji Koefisien Determinasi Hierachical Regression..................79
Tabel IV.29
Hasil Uji F Hierachical Regression.....................................................81
Tabel IV.30
Hasil Uji t Analisis Berganda..............................................................82
Tabel IV.31
Hasil Uji t Hierachical Regression......................................................84
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DAN PAST EXPRIENCES PADA INTENTION TO BUY CONSUMER (Studi kasus produk kosmetik Larissa pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)
ARIEF WAHYU PRATOMO F1207011 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen atau intention to buy dalam menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care & Hair Treatment. Faktor-faktor tersebut: consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences. Populasi target dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berminat untuk menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care & Hair Treatment. Jumlah sampel diambil berjumlah 100. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Multiple regression analysis dan Hierarchical multiple regression dalam program SPSS versi 11.5. Hasil penelitian ini mengindikasi adanya pengaruh positif antarvariabel yaitu: consumer values yang terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness terhadap attitude toward, attitude toward terhadap intention to buy, subjective norm terhadap intention to buy, perceived behavioral control terhadap intention to buy, dan past experiences terhadap intention to buy. Kata Kunci : Consumer values, Health conciusness,Enviromental conciusness, Apperance conciusness, Attitude toward, Subjective norm, Perceived behavioral control, Past experiences, dan Intention to buy
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, AND PAST EXPRIENCES OF INTENTION TO BUY CONSUMER (The case study Larissa cosmetic product of Students Sebelas Maret University Surakarta)
The purpose of this research is to analyze and to find out the factors influencing intention to buy on Larissa Skin Care & Hair Treatment cosmetic products. The factors are : consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, and past experiences. The target population used in this research was students Sebelas Maret University Surakarta who are interested in using Larissa Skin Care & Hair Treatment cosmetic product. The sample taken was 100. The method used in this research to take the sample was purposive sampling. The data were analyzed by using Multiple regression analysis and Hierarchical multiple regression in the program of SPSS 11.5. version. The result of this research indicated that there are positive influence among variables, such as; consumer values consisting of health conciusness, enviromental conciusness, and apperance conciusness on attitude toward, attitude toward on intention to buy, subjective norm on intention to buy, perceived behavioral control on intention to buy, and past experiences on intention to buy. Key words : Consumer values, Health conciusness,Enviromental conciusness, Apperance conciusness, Attitude toward, Subjective norm, Perceived behavioral control, Past experiences, and Intention to buy
commit to user
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era global saat ini kerusakan akan sumber daya alam telah meningkat dan hal seperti ini mengangkat isu perlindungan lindungan. Dengan kerusakan sumber daya alam seperti ini para produsen menciptakan suatu produk ramah lingkungan untuk mengurangi dampak dari kerusakan sumber daya alam yang semakin meningkat. Beberapa produk ramah lingkungan yang dihasilkan tidak hanya dari produk seperti transportasi yang menggunakan bahan bakar minyak tetapi sekarang sudah kepada produk kosmetik. Minat beli pada produk kosmetik umumnya banyak kita lihat yang menggunakan adalah wanita, karena semua wanita tentunya ingin terlihat menarik dengan menggunakan kosmetik. Para produsen tentunya melihat peluang bisnis kosmetik ini memunculkan suatu gagasan untuk menciptakan suatu minat beli kepada wanita tidak terkecuali laki – laki untuk menggunakan kosmetik ini. Selain itu isu kerusakan sumber daya alam ini membuat suatu gagasan untuk menciptakan produk kosmetik yang ramah lingkungan, tidak hanya berbahan baku alami tetapi juga kemasannya ramah lingkungan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Dalam menggunakan produk kosmetik ini tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen sehingga tertarik untuk menggunakan kosmetik tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen itu antara lain yaitu : consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences. Consumer values atau penilaian konsumen pengertian ada beberapa konteks salah satu pengertian nilai yaitu sesuatu yang dianggap penilaian keseluruhan produk oleh konsumen berdasarkan persepsi apa yang diterima dan apa yang diberikan (Zeithaml, 1988, hal 14), yang berfokus pada keuntungan konsumen atau senilai dengan menggunakan produk. Oleh karena itu, nilai-nilai dapat mempengaruhi pembentukan sikap individu dengan membimbing dia untuk mencari obyek yang akan memuaskannya (Grunert dan Juhl, 1995; Poortinga et al, 2004). Consumer values atau penilaian konsumen dipertimbangkan perlu untuk diteliti dikarenakan hasilnya diharapkan dapat memberikan pertimbangan apakah produk itu layak atau tidak untuk digunakan karena dengan adanya penilaian konsumen ini mempengaruhi pembentukan sikap dari konsumen dalam minat membeli produk. Attitude toward behavior atau sikap terhadap perilaku mengacu pada evaluasi pribadi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk melakukan perilaku. Menurut Ajzen (1985), seorang individu lebih commit to user mungkin untuk melakukan perilaku tertentu jika dia memiliki sikap positif
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap perilaku tersebut. Attitude toward behavior dipertimbangkan perlu untuk diteliti dikarenakan hasilnya mempengaruhi dari sikap terhadap perilaku apakah konsumen minat terhadap produk tersebut atau tidak. Subjective
norm
atau
Norma
subyektif
seseorang
dianggap
mencerminkan tekanan sosial untuk melakukan perilaku tertentu. Jika konsumen yakin bahwa kepada orang lain produk tersebut baik, maka konsumen akan memiliki niat lebih untuk membeli produk tersebut. Subjective norm atau norma subyektif dipertimbangkan perlu untuk diteliti dikarenakan dari norma subyektif tersebut apakah berpengaruh terhadap minat beli konsumen atau tidak. Perceived
behavioral control mengacu
pada tingkat
kendali
bahwa seseorang merasakan perilaku selama melakukan sesuatu (Chen, 2007; Kang et al, 2006.). Jadi, mereka yang menganggap suatu tingkat yang lebih tinggi dari kontrol pribadi cenderung memiliki perilaku niat yang kuat untuk terlibat dalam perilaku tertentu (Ajzen,1991). Perceived behavioral control atau kontrol perilaku yang dipersepsi dipertimbangkan perlu untuk diteliti dikarenakan apakah dalam kondisi tertentu Perceived behavioral control berpengaruh pada minat membeli atau tidak, misalnya harga dari produk tersebut dibandingkan dengan yang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
Selain itu faktor yang dapat dipertimbangkan dari beberapa faktor diatas yang berpengaruh kepada minat beli konsumen adalah pengalaman masa lalu menggunakan produk tersebut atau past experiences. Banyak peneliti berpendapat bahwa pertimbangan pada perilaku masa lalu konsumen dapat memberikan prediksi yang lebih baik pada niat berperilaku (Conner dan Armitage, 1998) berdasarkan asumsi bahwa hasil perilaku konsumen dapat diperoleh dari belajar pengalaman pada masa lalu (Bentler dan Speckart, 1979). Past experiences atau pengalaman masa lalu dipertimbangkan perlu untuk diteliti dikarenakan dari ini tentunya konsumen dapat menilai apakah produk tersebut baik atau tidak untuk dikonsumsi. Studi tentang pengaruh consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences terhadap minat beli menarik untuk diteliti, karena pada penelitian sebelumnya masih mengindikasi belum adanya pendapat yang konklusif terhadap variabel yang menjadi obyek amatan, karakteristik produk yang menjadi obyek studi, alat statistik yang digunakan dan juga unit analisis yang digunakan dalam penelitian (Lihat Angela paladino dan Serena Ng, 2009; dan Siti nor bayaah dan Nurita juhdi, 2008) Pertama, Keragaman variabel yang terjadi bisa dijelaskan melalui studi-studi berikut ini. (Angela paladino dan Serena Ng, 2009) menghasilkan bahwa intention to buy atau minat beli dipengaruhi beberapa commit to user variabel amatan, yaitu Subjective norms, Attitudes towards,
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
Perceived behavioural control, Environmental concern, Altruism, Risk Aversion,Price consciousness, Product involvement, Perceived brand parity, Perceived brand trust, Objective environmental knowledge, Subjective environmental knowledge, dan Knowledge of environmental action Hasil penelitian yaitu semua variabel amatan berpengaruh signifikan terhadap intention to buy. . Unit analisis yang dipakai dalam penelitian ini ialah pada penggunaan ponsel ramah lingkungan yang sampelnya terbatas pada mahasiswa salah satu negara bagian Australia sehingga kurang mewakili usia yang berbeda dan keragaman geografis. Kedua, studi yang dilakukan oleh (Siti nor bayaah dan Nurita juhdi, 2008) mengindikasi bahwa menunjukkan bahwa orang menyadari apa yang terjadi dengan lingkungan terkait dengan masalah lingkungan dan ekologi dan kebanyakan konsumen merasa bahwa produk pangan organik lebih sehat. Mereka menggambarkan sikap positif terhadap makanan organik dan kemauan untuk membayar jumlah harga tertentu. Namun ada fakta masih sedikit untuk menunjukkan apakah pengetahuan konsumen dan kesadaran akan mempengaruhi niat pembelian aktual mereka terhadap makanan organik. Variabel amatan dari studi ini yaitu Awareness on government action and support, Beliefs about product safety for use, Belief about product friendliness to the environment, Perception on organic food, Availability of information on organic food location, dan Availability of information on product information ini berpengaruh commit to user signifikan terhadap minat beli atau intention to buy.
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keragaman yang terjadi terhadap variabel amatan, objek studi dan unit analisis
yang
digunakan
memerlukan
kehati-hatian
jika
ingin
menggeneralisasi atau mengaplikasi studi lagi. Kondisi yang demikian ini memungkinkan untuk mendesain ulang studi tentang intention to buy yang ada di Indonesia. Dalam studi ini terdapat 5 variabel yang diamati yaitu: consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences (Hee Yeon Kim dan Jae-Eun Chung, 2011) terhadap minat beli atau intention to buy kepada konsumen. Penelitian ini akan mengambil obyek pada produk kosmetik pada Larissa Skin Care & Hair Treatment, dikarenakan melihat keberadaan kosmetik merupakan salah satu kebutuhan bagi wanita saat ini. Selain itu ditengah isu kerusakan lingkungan yang semakin meningkat ini produk kosmetik pada Larissa Skin Care & Hair Treatment membuat suatu produk alternatif baru yang tentunya lebih alami dan lebih ramah kepada lingkungan karena tidak mengandung zat kimia. Larissa Skin Care & Hair Treatment adalah produsen kosmetik baru dibandingkan produsen kosmetik yang lain tetapi dengan konsepnya yaitu back to nature tentunya tidak begitu sulit apabila Larissa Skin Care & Hair Treatment ini untuk membuat minat beli kepada konsumen. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang berminat menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengambilan dari kalangan akademis adalah adanya pertimbangan tentang pemahaman mengenai isi kuesioner penelitian akan lebih mudah jika responden yang dipilih sama-sama dari kalangan pendidikan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, selain itu Mahasiswa merupakan salah satu konsumen primer yang memiliki pengalaman dan keterlibatan yang tinggi terhadap keputusan pembelian produk yang digunakan dalam penelitian ini. Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil judul ANALISIS PENGARUH CONSUMER VALUES, ATTITUDE TOWARD, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL
CONTROL,
DAN
PAST
EXPRIENCES
PADA
INTENTION TO BUY CONSUMER (Studi kasus produk kosmetik Larissa pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) B. Perumusan Masalah 1 Apakah consumer values yang terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness berpengaruh terhadap attitude toward ? 2 Apakah attitude toward berpengaruh terhadap intention to buy ? 3 Apakah subjective norm berpengaruh terhadap intention to buy ? 4 Apakah perceived behavioral control berpengaruh terhadap intention to buy ?
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5 Apakah past expriences berpengaruh terhadap intention to buy? 6 Apakah perceived behavioral control memoderasi pengaruh attitude toward terhadap intention to buy ? C. Tujuan Penelitian 1 Untuk mengetahui pengaruh consumer values yang terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness terhadap attitude toward. 2 Untuk mengetahui pengaruh attitude toward terhadap intention to buy. 3 Untuk mengetahui pengaruh subjective norm terhadap intention to buy. 4 Untuk mengetahui pengaruh perceived behavioral control terhadap intention to buy. 5 Untuk mengetahui pengaruh past expriences terhadap intention to buy. 6 Untuk mengetahui pengaruh perceived behavioral control sebagai variabel yang memoderasi hubungan antara attitude toward dengan intention to buy. D. Manfaat Penelitian 1 Manfaat Teoritis Pertama, kerangka pemikiran dalam studi ini diharapkan mampu menganalisis faktor seperti penilaian konsumen, sikap terhadap perilaku, norma subyektif, kontrol perilaku yang commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dipersepsi, dan pengalaman masa lalu menjadi dasar pertimbangan dalam minat membeli produk oleh konsumen. Kedua, kerangka teoritis yang dikembangkan dalam studi ini bertumpu pada lima variabel amatan yang membentuk hubungan, sehingga model yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi model alternatif yang dapat digunakan untuk menjelaskan kompleksitas fenomena dalam minat beli konsumen. 2 Bagi Akademisi Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. 3 Manfaat Praktis Model yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat konsumen berminat dalam mengonsumsi produk kosmetik Larrisa. Sehingga nantinya
diharapkan
dapat
menjadi
pertimbangan
dalam
menentukan kebijakan strategi perusahaan secara efektif di waktu yang akan datang.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1 Theory of Planned Behavior (TPB) Teori ini awalnya dinamakan Theory of Reasoned Action (TRA), dikembangkan di tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun 1980 teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih mengena. Pada tahun 1988, hal lain ditambahkan pada model reasoned action yang sudah ada dan kemudian dinamakan Theory of Planned Behavior (TPB). Theory of Reasoned Action ini berhasil ketika diaplikasikan pada perilaku yang di bawah kendali individu sendiri. Jika perilaku tersebut tidak sepenuhnya di bawah kendali atau kemauan individu, meskipun ia sangat termotivasi oleh sikap dan norma subjektifnya, ia mungkin tidak akan secara nyata menampilkan perilaku tersebut. Sebaliknya, Theory of Planned Behavior dikembangkan
untuk
memprediksi
perilaku-perilaku
sepenuhnya tidak di bawah kendali individu. commit to user
yang
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perbedaan utama antara TRA dan TPB adalah tambahan penentu intensi berperilaku yang ke tiga, yaitu perceived behavioral control (PBC). PBC ditentukan oleh dua faktor yaitu control beliefs
(kepercayaan
mengendalikan)
dan
mengenai kemampuan dalam
perceived
power
(persepsi
mengenai
kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan suatu perilaku). PBC mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut akan memiliki persepsi yang rendah dalam mengendalikan suatu perilaku jika ia memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang menghambat perilaku. Persepsi ini dapat mencerminkan pengalaman masa lalu, antisipasi terhadap situasi yang akan datang, dan sikap terhadap norma-norma yang berpengaruh di sekitar individu. Theory of Planned Behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan menggunakan informasi-informasi yang mungkin baginya, secara sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilakuperilaku tertentu. TRA/TPB dimulai dengan melihat intensi berperilaku sebagai anteseden terdekat dari suatu perilaku. Dipercaya bahwa semakin kuat intensi seseorang untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan semakin berhasil ia melakukannya. Intensi adalah suatu fungsi dari beliefs dan atau informasi yang penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku tertentu akan mangarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Intensi bisa berubah karena waktu. Semakin lama jarak antara intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan intensi. Karena Ajzen dan Fishbein tidak hanya tertarik dalam hal meramalkan perilaku tetapi juga memahaminya, mereka mulai mencoba untuk mengindentifikasi penentu-penentu dari intensi berperilaku. 2 Attitude toward behavior Definisi sikap menurut Allport dalam Setiadi (2003) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku. Definisi yang dikemukakan oleh Allport tersebut mengandung makna
bahwa
sikap adalah commit to user
mempelajari
kecenderungan
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan tanggapan terhadap suatu obyek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari intensi perilaku. Sikap adalah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Kepercayaan-kepercayaan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif. Sikap ditentukan oleh kepercayaankepercayaan individu mengenai konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku (behavioral beliefs), ditimbang berdasarkan hasil evaluasi terhadap konsekuensinya (outcome evaluation). Sikapsikap tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku dan dihubungkan dengan norma subjektif dan perceived behavioral control. Sikap terhadap perilaku atau attitude toward behavior adalah sejauh mana kinerja perilaku positif atau negatif dihargai. Menurut harapan tersebut - model nilai, sikap terhadap perilaku ditentukan oleh total set diakses keyakinan perilaku perilaku menghubungkan ke berbagai hasil dan atribut lainnya. Secara khusus, kekuatan masing-masing kepercayaan evaluasi dari hasil atau atribut, dan produk agregat .
commit to user
tertimbang oleh
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3 Subjective norm Norma didefinisikan sebagai aturan, baik secara eksplisit maupun implisit yang mampu mengatur pikiran dan perilaku seseorang (Fransson dan Biel, 1997). Sementara yang dimaksud norma disini sebagai sebuah faktor sosial yang mengacu pada perasaan seseorang tentang bagaimana dia mempersepsikan tekanan dari lingkungan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu atau nilai normatif yang berlaku di masyarakat atau lingkungan (Ajzen, 1991). Norma subyektif juga diasumsikan sebagai suatu fungsi dari beliefs yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju
untuk
menampilkan
suatu
perilaku.
Kepercayaan-
kepercayaan yang termasuk dalam norma-norma subjektif disebut juga kepercayaan normatif (normative beliefs). Seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Norma subyektif sebagai faktor sosial menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan atau perilaku (Dharmmesta, 1998). Norma subyektif terbentuk dari keyakinan normatif dan kemauan untuk menuruti kemauan orang lain yang dianggap penting. Keyakinan normatif berkaitan dengan kondisi bahwa individu atau kelompok commit to atau user tidak setuju dengan pelaksanaan referen penting akan setuju
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perilaku.
Kekuatan
masing-masing
keyakinan
normatif
ditimbulkan melalui motivasi orang tersebut untuk mengikuti referen
dan
estimasi
norma
subyektif
diperoleh
dengan
menjumlahkan hasilnya dari seluruh referen penting. Hasil penelitian
empiris
menjelaskan
bahwa
norma
subyektif
berpengaruh terhadap niat (Dharmesta, 1998; Tjahjono, 1997). 4 Perceived behavioral control Perilaku akan bergantung pada interaksi antara sikap, keyakinan, dan niat berperilaku. Niat berperilaku seseorang juga akan dipengaruhi oleh kontrol keperilakuan yang dirasakan. Kontrol keperilakuan yang dirasakan merupakan kondisi di mana orang percaya bahwa suatu tindakan itu mudah atau sulit dilakukan, mencakup juga pengalaman masa lalu di samping rintangan-rintangan yang ada yang dipertimbangkan oleh orang tersebut (Dharmmesta, 1998). Perceived behavioral control (PBC) menunjuk suatu derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah di bawah pengendaliannya. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia commit to user percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyetujuinya. PBC
dapat
mempengaruhi perilaku
secara
langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jalur langsung dari PBC ke perilaku diharapkan muncul ketika terdapat keselarasan antara persepsi mengenai kendali dan kendali yang aktual dari seseorang atas suatu perilaku. Ajzen dalam Dharmmesta (1998) telah menyatakan bahwa kontrol keperilakuan yang dirasakan dapat berpengaruh pada niat atau secara langsung pada perilaku itu sendiri. 5 Consumer Value Schwartz (1994) menjelaskan bahwa nilai adalah suatu keyakinan,
berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan
akhir tertentu, melampaui situasi spesifik, mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian – kejadian serta tersusun berdasarkan derajat kepentingannya. Consumer value atau nilai konsumen adalah sebuah konsep pemasaran dan bisnis yang mencoba untuk menganalisis kepuasan yang diterima oleh pengguna dari pembelian. Lebih penting lagi, ia mencoba untuk menganalisis kemungkinan bahwa konsumen akan menjadi pelanggan berulang menyediakan bisnis berkelanjutan bagi perusahaan. Bisnis menganalisa "nilai pelanggan" dalam upaya untuk memperkuat basis pelanggan, studi kinerja produk dan memasarkan produk lebih efektif. commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai konsumen adalah salah satu cara terbaru di mana pemasar telah berusaha untuk menganalisis kepuasan pelanggan. Ketika konsumen melihat nilai konsumen akan tinggi, mereka akan menyebarkan reputasi perusahaan dari mulut ke mulut, yang dapat menyebabkan lebih banyak penjualan. Pada saat konsumen melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri (Morris, Morris,1990). Sementara perilaku konsumen menurut Kotler (2000), dipengaruhi 4 (empat) aspek utama yaitu budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan,kondisi ekonomi) serta psikologi (motivasi, persepsi, percaya). Dalam penelitian ini Consumer value atau nilai konsumen terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness. Health conciusness atau kesadaran akan kesehatan tersebut konsumen akan peduli tentang keadaan yang diinginkan untuk mempertahankan kehidupan yang sehat. Dalam konteks pembelian kosmetik tersebut maka konsumen dengan kesadaran tinggi mungkin mempertimbangkan suatu produk yang aman untuk kulit dan tubuh, karena itu, mereka mungkin lebih serius berkaitan dengan jenis bahan digunakan untuk membuat produk daripada konsumen dengan kesadaran akan kesehatan
yang rendah (Johri dan
Sahasakmontri, 1998).
Environmental consciousness atau kesadaran akan lingkungan disini menjadi salah satu pertimbangan akan pemilihan produk commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kosmetik dari seputar isu kerusakan lingkungan dan zat berbahaya selain
itu
kesadaran
akan
lingkungan
cenderung dapat mengubah perilaku mereka untuk membeli dalam meningkatkan
lingkungan
(Chase,
1991).
Appearances
consciousness atau kesadaran akan penampilan menyebabkan orang menjadi tertarik akan kosmetik, dengan kesadaran akan penampilan dengan menggunakan kosmetik organik tersebut diharapkan untuk mempertahankan terlihat awet muda dan memperbaiki penampilan mereka (Tirone, 2007). 6 Past experiences Past expriences atau pengalaman masa lalu sangat mempengaruhi keputusan dalam minat pembelian hal ini dapat dilihat dari pengalaman yang lalu ketika seseorang membeli suatu produk apabila produk itu bagus dan mencitrakan kepada konsumen layak untuk dikonsumsi berkelanjutan secara jangka waktu yang lama maka konsumen akan menggunakan produk itu untuk masa depan begitu juga apabila produk yang dikonsumsi pada awalnya kurang sesuai dengan mereka maka produk itu tidak akan diteruskan dalam penggunaannya. Past expriences atau pengalaman masa lalu juga dapat menginformasikan kepada orang lain bahwa dari pengalamannya itu dengan menggunakan produk tersebut maka orang tersebut commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyarankan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut bahwa produk tersebut baik untuk dikonsumsi 7 Minat Beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001:55). Chapman dan Wahlers (1999:54) mendefinisikan minat membeli sebagai keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan memutuskan produk yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut yang berkaitan dengan kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi atau semakin bagus persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk, maka minat membeli terhadap suatu produk tersebut juga semakin tinggi (Maxwell, 2001: 331). Kotler (2003:48) menyatakan bahwa terdapat lima tahap yang akan dilalui oleh konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. Tahapan tersebut meliputi : a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai dari pengenalan masalah. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaan yang aktual dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini commit to user dipicu oleh rangsangan internal. Secara alamiah orang
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan mengatasi yang timbul dari dalam dirinya untuk kemudian memotivasi untuk menuju ke arah produk yang diketahuinya untuk memenuhi kebutuhan. Selain karena faktor internal munculnya keinginan terhadap suatu hal juga bisa terjadi karena rangsangan secara eksternal, seperti perilaku masyarakat dan juga perkembangan teknologi. b. Pencarian Informasi Jika dorongan konsumen terhadap kebutuhannya kuat dan obyek pemuas kebutuhan berada dekat disekitarnya akan sangat mungkin bila konsumen akan langsung melakukan pembelian. Namun bila obyek pemuas kebutuhan tidak terdapat dekat dengan konsumen maka konsumen akan secara aktif melakukan
pencarian
informasi yang
mendasari kebutuhan ini. c. Evaluasi Alternatif Dalam pasar persaingan, konsumen memiliki berbagai macam alternatif dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Bagaimana konsumen melakukan evaluasi terhadap alternatif pembelian tergantung konsumen secara individu ataupun situasi pembelian tertentu. Dalam hal tertentu to user perhitungan secara cermat dan konsumencommit melakukan
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan pemikiran yang logis. Namun pada saat tertentu konsumen tidak melakukan evaluasi sama sekali. d. Keputusan Pembelian Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat beli. Konsumen biasanya akan membeli produk dengan merek yang paling disukai. Setelah muncul niat beli tahap selanjutnya adalah keputusan pembelian. Ada dua faktor yang berpengaruh pada fase ini yaitu sikap orang lain yang membeli dan sikap orang lain yang tidak membeli. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian akan sangat
tergantung
pada
persepsi
tentang
resiko.
Kebimbangan akan muncul ketika konsumen tidak dapat memastikan hasil pembelian. Besarnya persepsi tentang resiko ini akan bervariasi dengan jumlah uang yang ada, jumlah ketidakpastian pembelian dan keyakinan pada diri konsumen. Konsumen melakukan pengurangan resiko secara
rutin
seperti
penghindaran
keputusan,
pengumpulan informasi yang lebih banyak serta serta pencarian produk dengan garansi yang lebih baik. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Perilaku Purna Pembelian Perilaku purna jual ini meliputi kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas apabila produk yang dikonsumsi
sesuai
harapan,
jika
melebihi
harapan
konsumen akan sangat puas sedangkan jika kurang dari yang diharapkan konsumen tidak puas. Pada tahap yang lebih tinggi akan tercipta loyalitas konsumen. Loyalitas ini meliputi
pembelian
berulang
dan
konsumen
mulai
menyarankan kepada orang lain untuk mengkonsumsi produk tersebut. Minat beli adalah tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang. Meskipun pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa yang mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri (Kinnear dan Taylor dalam Chapman dan Wahlers, 1999:54). commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Taylor dalam Sutantio (2004:250) mengidentifikasikan minat beli melalui indikator-indikator sebagai berikut: a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku sesorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti apa bila terjadi sesuatu dengan produk preferensi. d. Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
produk
yang
diminatinya
dan
mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dapat dijelaskan melalui tabel II.1. Terdapat beberapa penelitian terhadap minat beli yang telah dilakukan berbagai peneliti sebelumnya. Penelitian penelitian tersebut menjadi acuan bagi peneliti saat ini untuk menguji kembali berbagai macam variabel yang berpengaruh terhadap intention to buy. commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel II.1 Keragaman Penelitian Peneliti/ Judul
Siti nor bayaah dan Nurita juhdi (2008)
Variabel
Objek Studi
Independen: §
Perception towards § Awareness on government action and support § Beliefs about product safety for use § Belief about product friendliness to the environment § Availability of info on product location § Availability of product info Dependen: §
Konsumen yang berbelanja produk makanan organik di malaysia
Intention to Buy
commit to user
Alat analisis
Multiple regression analysis
Hasil
Hasil dari pengamatan ini adalah bahwa Perception towards, Beliefs about product safety for use, Belief about product friendliness to the environment, Availability of product info berpengaruh signifikan terhadap Intention to Buy sedangkan Awareness on government action and support dan Availability of info on product location tidak ada hubungan signifikan dengan Intention to Buy
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Angela paladino dan Serena Ng (2009)
Independen: § § § § § § § § § §
Environmental Concern Altruism Risk Aversion Price consciousness Involvement Perceived brand Parity Perceived brand Trust Objective Knowledge Subjective Knowledge Knowledge of Action
Mahasiswa kelas sarjana di Universitas Victoria Australia yang berminat menggunakan handphone ramah lingkungan
Multiple regression analysis
Hasil dari pengamatan ini adalah semua variabel amatan Environmental Concern,Altruism, Risk Aversion,Price consciousness,Involveme nt,Perceived brand Parity, Perceived brand Trust, Objective Knowledge,Subjective Knowledge, dan Knowledge of Action berpengaruh signifikan terhadap Intention to Buy sedangkan untuk variabel mediasi tidak ditemukan efeknya
Mahasiswi UNS yang berminat menggunakan produk kosmetik Larissa skin care
Multiple regression analysis dan Hierarchical multiple regression
Semua variabel amatan yaitu Consumer value, Attitude toward, Subjective norm, Perceived behavioral control, dan Past expriences berpengaruh signifikan terhadap Intention to Buy
Dependen: § Intention to Buy Mediating: § § § §
Studi ini
Subjective Norms (Friends) Subjective Norms (Experts) Attitudes towards Perceived behavioral control
Independen: § § § §
Consumer values Attitude toward Subjective norm Perceived behavioral control § Past expriences Moderating: §
Perceived behavioral control Dependen: §
Intention to Buy
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Teoritis Dari tinjauan pustaka dan beberapa dasar teori yang ada serta pemahaman
terhadap
penelitian
sebelumnya, maka
model
yang
dihipotesiskan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
H1 – H3
Consumer Values
- D. Health
H4
Attitude Toward
Intention to Buy
consciousness
-
Environmental consciousness
-
Appearance consciousness
H8
H6
Perceived Behavioral Control
H5 H7
Subjective Norm
Past Expriences
Gambar II. 1. Model Penelitian
commit to user Sumber : Diadopsi dari model Kim dan Chung (2011)
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
Gambar II.1 menjelaskan 5 variabel yang menjadi amatan studi yaitu consumer values yang terdiri dari dari
health conciusness,
enviromental conciusness, dan apperance conciusness, selain itu ada variabel attitude toward, subjective norm, perceived behavioral control, dan past expriences sebagai variabel independen dan intention to buy sebagai variabel dependen. D. Hipotesis 1. Hubungan antara Consumer Values yang terdiri dari dari Health Conciusness, Enviromental Conciusness, dan Apperance Conciusness dengan Attitude Toward. Didalam suatu produk konsumen selalu akan menilai apakah produk itu layak digunakan atau tidak. Penilaian suatu produk oleh konsumen itu antara lain terdiri dari kualitas produk, fitur produk, dan jaminan dari suatu produk tersebut apabila terjadi suatu kerusakan. Dari penilaian suatu produk tersebut tentunya akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku apakah produk tersebut akan selanjutnya dikonsumsi atau tidak. Hasil penelitian Kim dan Chung (2011) mengemukakan adanya hubungan positif antara consumer values yang terdiri dari dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness dengan attitude toward. Dalam health conciusness (Becker et al., 1977) orang akan cenderung lebih memperhatikan kesadaran kesehatan dalam commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan suatu produk sehingga akan mempengaruhi sikap dalam berperilaku. Dalam enviromental conciusness (Chase, 1991) orang akan lebih cenderung sadar untuk mengubah perilaku pembelian dalam meningkatkan kesadaran lingkungan. Apalagi berkaitan dengan adanya isu – isu kerusakan lingkungan saat ini dari zat berbahaya, maka industri perawatan pribadi
telah
mengembangkan
produk
organik
diproduksi
tanpa
menggunakan pestisida, bahan kimia sintetik, dan zat berbahaya lain (Prothero dan McDonagh, 1992). Sedangkan dalam apperance conciusness (Lee dan Lee, 1997) orang yamg cenderung sadar akan penampilannya maka akan tertarik menggunakan suatu produk yang dapat meningkatkan penampilan mereka sehingga akan mempengaruhi dalam sikap berperilaku. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah: H1: Health conciusnes berpengaruh positif terhadap Attitude toward. H2: Enviromental conciusness berpengaruh positif terhadap Attitude toward. H3: Apperance conciusness berpengaruh positif terhadap Attitude toward.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Hubungan antara Attitude toward dengan Intention to buy Masalah sikap merupakan salah satu masalah yang penting untuk memahami kualitas non fisik manusia, karena sikap merefleksikan apa yang dipikirkan oleh manusia (Sihombing, 2004).
Seseorang selalu
berhubungan dengan obyek tertentu baik secara fisik maupun non fisik. Dalam memberi tanggapan terhadap obyek tersebut seseorang harus memiliki sikap tertentu pula. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku minat pembelian konsumen. Hasil penelitian yang dilakukan Angela paladino dan Serena Ng (2009) mengemukanan bahwa Attitude toward berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Kim dan Chung (2011) yang mengatakan Attitude toward berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah: H4: Attitude toward berpengaruh positif terhadap Intention to buy. 3. Hubungan antara Subjective norm dengan Intention to buy Konsumen berperilaku tidak terlepas dari kegiatan melakukan keputusan untuk berperilaku. Keputusan yang akan diambil seseorang dilakukan dengan pertimbangan sendiri maupun atas dasar pertimbangan orang lain yang dianggap penting. untuk dilakukan
Keputusan yang dipilih bisa gagal
jika pertimbangan orang lain tidak mendukung, commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
walaupun pertimbangan pribadi menguntungkan. Dengan demikian pertimbangan subyektif pihak lain dapat memberikan dorongan untuk melakukan minat beli suatu produk atau keputusan tidak mempunyai minat beli, hal demikian dinamakan norma subyektif. Hasil penelitian yang dilakukan Angela paladino dan Serena Ng (2009) mengemukanan bahwa Subjective norm berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Kim dan Chung (2011) yang mengatakan Subjective norm berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Selain itu Subjective norm kuat hubungannya
dengan
Intention
to
buy
(Bamberg,
2003; Kalafatis et al, 1999). Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah: H5 : Subjective norm berpengaruh positif terhadap Intention to buy. 4. Hubungan
antara
Perceived
behavioral
control
dengan
Intention to buy Niat berperilaku seseorang juga akan dipengaruhi oleh kontrol keperilakuan yang dirasakan.
Kontrol keperilakuan yang dirasakan
merupakan kondisi di mana orang percaya bahwa suatu tindakan itu mudah atau sulit dilakukan, mencakup juga pengalaman masa lalu di samping rintangan-rintangan yang ada yang dipertimbangkan oleh orang tersebut (Dharmmesta, 1998). commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penelitian yang dilakukan Ajzen, I. (1991) mengemukanan bahwa Perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Diperkuat dengan penelitian Angela paladino dan Serena Ng
(2009) dan Kim dan Chung (2011) yang mengatakan
Perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah: H6 : Perceived behavioral control berpengaruh positif terhadap Intention to buy. 5. Hubungan antara Past expriences dengan Intention to buy Pengalaman masa lalu atau Past expriences mempengaruhi dari minat beli terhadap suatu produk hal ini dapat dilihat apabila produk pernah digunakan pada masa lalu dan produk tersebut memberikan dampak yang baik terhadap konsumen, maka konsumen tidak akan ragu untuk tetap menggunakan produk tersebut. Dari pengalaman masa lalu ini tentunya mempengaruhi dari minat beli terhadap suatu produk. Hasil penelitian yang dilakukan Conner dan Armitage (1998) mengemukanan bahwa Past expriences berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Kim dan Chung (2011) yang mengatakan Past expriences berpengaruh positif terhadap Intention to buy. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah: commit to user H7 : Past expriences berpengaruh positif terhadap intention to buy.
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Hubungan antara Attitude toward terhadap Intention to buy yang dimoderasi Perceived behavioral control Meskipun banyak penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang dapat memiliki sikap yang menguntungkan terhadap perilaku tertentu, mungkin orang tersebut tidak memiliki niat untuk mencapai perilaku saat memahami kesulitan untuk dikarenakan
melakukannya
(Chen, 2007).
Hal
ini
bahwa hubungan antara sikap konsumen dan niat tidak
konsisten karena niat pembelian suatu produk mungkin dipengaruhi oleh faktor seperti harga. Apalagi dalam resesi ekonomi saat ini, karena harga lebih
tinggi
produk
produk konvensional,
konsumen
harga saat
produk hijau
merasa
membeli bahwa
hijau dibandingkan menjadi
mungkin memilih
untuk
lebih sensitif
tidak pribadi lebih
tidak membeli meskipun
sikap positif terhadap produk.
terhadap
(Mandese, 1991). Jika konsumen
mereka
membayar produk organik perawatan
dengan
mampu tinggi, mereka mereka memiliki
Sikap positif terhadap membeli produk
organik mungkin tidak selalu menyebabkan niat untuk membeli produk. Hasil
penelitian
yang
dilakukan
Vermeir dan
Verbeke (2006) mengemukanan bahwa Perceived behavioral control memoderasi pengaruh hubungan antara Attitude toward terhadap Intention to buy. Diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan Kim dan Chung (2011) yang mengatakan commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perceived behavioral control memoderasi pengaruh hubungan antara Attitude toward terhadap Intention to buy. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah: H8 : Pengaruh Attitude toward terhadap Intention to buy yang dimoderasi Perceived behavioral control.
BABtoIII commit user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Berdasarkan hubungan antar variabel, penelitian ini berjenis kausal yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat dari suatu fenomena. Penelitian ini berusaha untuk memahami hubungan antara variabel independen yang merupakan suatu penyebab dan variabel dependen yang merupakan akibat dari suatu fenomena. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini bersifat cross sectional sebab pengujiannnya bertumpu pada data yang terjadi pada satu titik waktu. Hal ini diperlukan kehati-hatian untuk menggeneralisasi studi pada waktu yang berbeda, sebab studi ini tidak didesain untuk mengakomodasi setiap perubahan seiring dengan pergeseran waktu yang terjadi. Oleh karena itu, untuk menggeneralisasi studi ini pada waktu yang berbeda diperlukan kehati hatian untuk mencermati faktor-faktor eksternal yang kemungkinan dapat mempengaruhi model. B. Metode Pengambilan Sampel Dan Teknik Pengumpulan Data. Populasi Target dalam studi ini adalah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang berminat menggunakan produk kosmetik Larissa. Hal itu bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk kosmetik Larissa. Pemilihan mahasiswa commit to usersebagai sampel didasarkan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertimbangan untuk mengetahui minat beli atau intention to buy terhadap produk kosmetik Larissa (segmen remaja). Sampel diambil secara nonprobabilistik dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam teknik ini, sampel diambil dengan menggunakan kriteria sebagai berikut yaitu mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berminat terhadap Produk kosmetik Larissa. Setiap responden hanya mempunyai satu kali kesempatan untuk di survei. Besarnya sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini menurut (Djarwanto & Pangestu,1998:159) dapat ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut :
n=
1 é Za / 2 ù 4 êë E úû
2
Dimana : n
= jumlah sampel
Za / 2 = nilai Zdari taraf signifikansi tertentu
E
= besar error atau kesalahan yang tidak melebihi harga tertentu,
sedangkan nilai
1
4
adalah harga maksimum dari pendugaan harga
populasi.
Besarnya error atau kesalahan yang mungkin terjadi 10%. Jadi besarnya perhitungan sampel (n) adalah sebagai berikut : commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
n=
1 é Z 0,025 ù 4 êë 0,10 úû
2
2
1 1,96 n= 4 0,10 1 = (19,6) 2 4 = 96,04 = 100 (dibulatka n)
Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka pengumpulan data yang diperoleh dengan jalan memberikan beberapa daftar pertanyaan terhadap 100 orang responden yang harus diisi oleh responden dengan penuh kesadaran sesuai dengan arah penelitian. Selain itu alasan yang lain mengapa memilih 100 orang responden dikarenakan orang yang berminat menggunakan produk Larissa skin care tentunya tidak begitu banyak mengingat semua mahasiswa di Universitas Sebelas Maret mempunyai produk kosmetik lain selain Larissa skin care. Dalam studi ini, teknik pengambilan data yang digunakan adalah survey terhadap responden melalui kuesioner yang telah didesain, sehingga data yang terkumpul merupakan informasi yang bersumber pada fenomena riil yang diamati. Dengan demikian, teknik ini relatif efektif untuk menghasilkan model prediksi yang valid dalam menjelaskan model yang diuji. C. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional 1 Teknik Pengukuran Variabel commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kuesioner yang digunakan disini, berisi daftar-daftar pertanyaan yang menggambarkan informasi yang ingin diketahui dari konsumen/masyarakat, dimana dalam kuesioner ini digunakan skala pengukuran skala linkert. Skala linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 4 tingkat likert yaitu : ·
( ) Sangat Setuju ( SS )
nilai skor 4 (empat)
·
( ) Setuju ( S )
nilai skor 3 (tiga)
·
( ) Tidak Setuju ( TS )
nilai skor 2 (dua)
·
( ) Sangat Tidak Setuju ( STS )
nilai skor 1 (satu)
2 Definisi Operasional a. Consumer Values Consumer value atau nilai konsumen adalah sebuah konsep
pemasaran
dan
bisnis
yang
mencoba
untuk
menganalisis kepuasan yang diterima oleh konsumen dari pembelian.
Lebih
penting
lagi,
ia
mencoba
untuk
menganalisis kemungkinan bahwa konsumen akan menjadi pelanggan berulang menyediakan bisnis berkelanjutan bagi perusahaan. Bisnis menganalisa "nilai pelanggan" dalam to user basis pelanggan, studi kinerja upaya untuk commit memperkuat
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
produk dan memasarkan produk lebih efektif. Dalam consumer values ini dibagi kedalam beberapa yaitu health conciusness,
enviromental
conciusness, dan
apperance
conciusness.
Indikator dari health conciusness antara lain
yaitu : a) Jenis bahan produk b) Kualitas dari produk tersebut c) Kesadaran akan kesehatan Indikator dari enviromental conciusness antara lain yaitu : a) Kesadaran akan lingkungan b) Kesadaran akan kerusakan lingkungan c) Merubah keputusan pembelian yang lebih hijau Indikator dari apperance conciusness antara lain yaitu : a) Keinginan ingin merubah penampilan lebih baik b) Kesadaran akan penampilan c) Keinginan terlihat awet muda
b. Attitude toward commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut
Assael
(2001)
sikap
didefinisikan
kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Seseorang selalu berhubungan dengan obyek tertentu baik secara fisik maupun non fisik. Dalam memberi tanggapan terhadap obyek tersebut seseorang harus memiliki sikap tertentu pula. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Indikatornya antara lain yaitu : a) Penilaian dari segi harga b) Kualitas dari bahan produk c) Penilaian dari segi pelayanan d) Penilaian akan fasilitas yang lain e) Kualitas dari segi krim kosmetik f) Penilaian dari hasil menggunakan produk c. Subjective norm Keputusan yang akan diambil seseorang dilakukan dengan pertimbangan sendiri maupun atas dasar pertimbangan orang lain yang dianggap penting. Keputusan yang dipilih bisa gagal untuk dilakukan jika pertimbangan orang lain tidak mendukung, walaupun pertimbangan pribadi menguntungkan. Indikatornya antara lain yaitu : commit to user a) Saran dari keluarga untuk menggunakan
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Saran dari teman dekat untuk menggunakan c) Saran dari seseorang yang di anggap penting d) Kepercayaan terhadap saran dari keluarga e) Kepercayaan terhadap saran dari teman dekat f) kepercayaan terhadap saran dari seseorang yang di anggap penting d. Perceived behavioral control Perilaku akan bergantung pada interaksi antara sikap, keyakinan, dan niat berperilaku. Kontrol keperilakuan yang dirasakan merupakan kondisi di mana orang percaya bahwa suatu tindakan itu mudah atau sulit dilakukan. Indikatornya antara lain : a) Kepercayaan bahwa menggunakan hal yang mudah b) Keyakinan untuk dapat menggunakan c) Faktor hambatan dalam menggunakan produk e. Past expriences Banyak peneliti berpendapat bahwa pertimbangan perilaku masa lalu konsumen dapat memberikan prediksi yang lebih baik dalam niat berperilaku (Conner dan Armitage, 1998) berdasarkan asumsi bahwa perilaku konsumen hasil dari belajar (Bentler dan Speckart, 1979). Berdasarkan dari pengalaman menggunakan produk yang sama pada masa lalu commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan
memberikan
penilaian
tentang
produk
tersebut.
Indikatornya antara lain : a) Pengalaman dari keluarga yang menggunakan b) Pengalaman dari teman dekat yang menggunakan c) Pengalaman dari seseorang yang di anggap penting f. Intention to buy Minat beli atau intention to buy merupakan tahap kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan (Kinnear dan Taylor, 1995:306). Indikator yang mempengaruhi antara lain : a) Minat untuk menggunakan produk b) Keinginan memilih produk tersebut dibandingkan produk lain c) Keinginan untuk mereferansikan kepada orang lain D. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban responden yang disebar melalui responden.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Wawancara Sebelum membagikan kuesioner, peneliti terlebih dahulu mengajukan beberapa pertanyaan pendahuluan untuk mengetahui apakah sampel yang akan diambil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian. 2 Kuesioner Peneliti menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada responden. Setelah kuesioner diisi, kemudian dikembalikan kepada peneliti. Mereka diminta untuk menunjukkan persetujuan dan ketidaksetujuan atas pernyataanpernyataan dalam kuesioner. Jawaban dari kuesioner menggunakan skala likert yang mana responden mengidentifikasikan jawaban dalam empat tingkatan. Dengan demikian diharapkan penelitian akan lebih mudah dimengerti oleh responden, sehingga dapat memudahkan responden dalam menjawabnya. 3 Metode Kepustakaan Metode kepustakaan disini digunakan untuk membantu dan mendukung penulis dalam rangka melakukan analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini. Peneliti berusaha mencari data dan informasi lainnya melalui bacaan literatur-literatur dan juga bukucommit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
buku teks, artikel, serta jurnal. Juga teori-teori yang dipandang dapat mendukung penelitian ini. F. Metode Analisis Data 1 Pengujian Instrumen Langkah awal yang dilakukan dalam pengujian instrumen penelitian adalah pengujian validitas dan reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya, serta mengukur sejauh mana
kehandalan atau konsistensi internal dari suatu instrumen penelitian. Hal ini dilakukan untuk menjamin kebenaran serta kualitas data penelitian yang diperoleh. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur (Rangkuti,
2004).
Lebih
lanjut,
Rangkuti
(2004)
mengatakan bahwa suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, alat ukur yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari
gambaran
dimaksud. commit to user
tentang
variabel
yang
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Ghozali (2005), asumsi yang mendasari dapat atau tidaknya digunakannya analisis faktor adalah data metrik harus memiliki korelasi yang cukup. Alat analisis yang digunakan untuk menilai tingkat interkorelasi variabel dan dapat atau tidak dilakukannya analisis faktor adalah
Kaiser-Meyer-Olkin
Measure
of
Sampling
Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO bervariasi antara 0 dan 1. Nilai KMO yang dikehendaki adalah lebih besar dar 0.5 untuk dapat dilakukan analisis faktor. Penelitian ini menggunakan confirmatory factor analysis (CFA) untuk mengetahui validitas instrumen. Tinggi rendahnya validitas suatu angket adalah dengan melihat factor loading. Factor loading adalah korelasi item-item pertanyaan dengan konstruk yang diukurnya. Menurut Hair et al. (1998), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal, sangat disarankan besarnya factor loading adalah ± 0.40, jika factor loading suatu item pertanyaan mencapai ± 0.50 atau lebih besar maka
item
tersebut
sangat
penting
dalam
menginterpretasikan konstruk yang diukurnya. Dalam CFA kita juga harus melihat pada output dari rotated component matrix yang harus secara ekstrak secara sempurna. Jika masing-masing item pertanyaan belum ekstrak secara commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sempurna, maka proses pengujian validitas dengan Factor Analysis harus diulang dengan cara menghilangkan item pertanyaan yang memiliki nilai ganda. Hasil pengujian pretest dengan sampel 30 dapat dilihat pada Tabel III.1 semua item pernyataan dinyatakan valid, karena setiap item pernyataan yang menjadi indikator masing-masing variabel telah ekstrak secara sempurna dan mempunyai factor loading > 0.5, sehingga untuk tahap berikutnya peneliti melakukan penyebaran sampel besar sebanyak 100 kuesioner.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel III.1 Hasil Uji Validitas Pretest Rotated Component Matrixa Component 1 HC1 HC2 HC3 EC1 EC2 EC3 AC1 AC2 AC3 ATT1 ATT2 ATT3 ATT4 ATT5 ATT6 SN1 SN2 SN3 SN4 SN5 SN6 PBC1 PBC2 PBC3 PE1 PE2 PE3 IB1 IB2 IB3
2
3
4
5
6
7
8 .767 .821 .690
.622 .881 .835 .760 .747 .627 .796 .675 .775 .648 .757 .793 .662 .764 .719 .864 .653 .856 .829 .697 .731 .777 .705 .781 .742 .577 .741
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 7 iterations.
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Uji Reliabilitas Uji
reliabilitas
merupakan
suatu
alat
ukur,
maksudnya sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen ini memiliki konsistensi yang tinggi atau tidak. Instrumen dapat digunakan jika instrumen tersebut mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi (Ghozali, 2005). Rangkuti (2004) mengemukakan bahwa alat ukur yang baik tidak akan bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Alat ukur yang reliabel (dapat dipercaya) akan menghasilkan data yang juga dapat dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun diambil, hasilnya akan tetap sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas internal karena cara menguji suatu alat ukur untuk
sekali
pengambilan
data
(Rangkuti,
2004).
Sedangkan pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s alpha. Kategori koefisien alpha dari satu pengujian adalah sebagai berikut : commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
0,8 – 1
: Reliabilitas baik
0,6 – 0,79
: Reliabilitas dapat diterima
< 0,6
: Reliabilitas kurang baik Untuk
mengukur
reliabilitas
dari
instrumen
penelitian ini dilakukan denga Cronbach’s Alpha dengan bantuan program komputer SPSS 11.5 for Windows. Menurut Hair et.al (1998) suatu intrumen dinyatakan realibel
jika
hasil
koefisien
Cronbach’s
Alpha
menunjukkan nilai ≥ 0.70. Sebelum dilakukan uji reliabilitas dalam penelitian yang sebenarnya, peniliti melakukan uji reliabilitas terhadap 30 sampel. Hasil uji reliabilitas pretest terlihat dalam Tabel III.2 berikut ini : Tabel III.2 Hasil Uji Reabilitas Pretest Variabel
Cronbach's Alpha
Health conciusness
.7513
Enviromental conciusness
.7857
Apperance conciusness
.7509
Attitude toward
.8982
Subjective norm
.8965
Perceived behavioral control Past expriences
.7755
Intention to buy
.8422
.8097
Sumber: data primer to yang diolah, 2011. commit user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian pada Tabel III.2 dengan menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for Windows, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Alpha > 0.6. 2 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang relatif mudah dipahami dan diinterprestasikan. Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan karakteristik dan
tanggapan
responden
terhadap
item-item
pertanyaan dalam kuesioner. Pada penelitian ini menggambarkan profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia, fakultas, semester, dan uang saku selain itu dalam tanggapan responden menggambarkan item-item pertanyaan dalam kuesioner. 3 Uji Hipotesis a. Analisis regresi berganda Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel secara simultan maupun untuk menguji hipotesis tentang pengaruh antar variabel independen atau secara parsial (Sekaran, 2003). Dalam penelitian ini yang diuji adalah pengaruh dari variabel consumer values yang terdiri
dari
health
consciousness,
environmental
consciousness, dan appearance consciousness terhadap commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
attitude toward Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut: ATT = β0 + β1 HC + β2 EC + β3 AC + e Dimana : ATT
: Attitude toward
β0
: Konstanta
β1, β2, β3
: Koefisien
HC
:Health
EC
: Environmental Consciousness
AC
: Appearance Consciousness
e
: Error
Regresi
Consciousness
b. Hierarchical Regression Analysis Hierachical Regression Analysis, yaitu analisis regresi yang dilakukan berkali-kali dengan komposisi variabel yang berbeda-beda, mungkin ditambah atau dikurangi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruhnya dalam setiap langkah (step) pengujian (Harsono, 2002 dalam Prihatiningsih, 2007). Tujuan (hierarchical
dari
pengujian
regression)
ini
regresi
adalah
berjenjang
untuk
melihat
perubahan tingkat pengaruh terhadap variabel dependen commit to user pada tiap tahap (step) pengujian baik sebelum
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
variabel
kontrol
dimasukkan
maupun
sesudahnya
(Prihatiningsih, 2007). Pada penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu dengan memasukan variabel bebas dalam tiga tahapan, yang pertama adalah menguji model TPB (Theory of Planned Behavior) yang terdiri dari attitude toward, subjective norm, dan perceived behavioral control apakah berpengaruh terhadap intentions to buy. Tahap yang kedua yaitu
dengan
berpengaruh
memasukan signifikan
past
dengan
experiences intentions
apakah to
buy.
Sedangkan tahap yang ketiga dengan menguji perceived behavioral control apakah variabel ini memoderasi atau tidak antara variabel attitude toward dengan intentions to buy. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut :
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IB = β0 + β1 ATT + β2 SN + β3 PBC + e
(1)
IB = β0 + β1 ATT + β2 SN + β3 PBC + β4 PE + e
(2)
IB = β0 + β1 ATT + β2 SN + β3 PBC + β4 PE + β5 ATT*PBC +e
(3)
Dimana : IB
: Intention to Buy
β0
: Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien Regresi ATT
:
Attitude Toward
SN
: Subjective Norm
PBC
: Perceived Behavioral Control
PE
: Past Experiences
ATT*PBC
:
Interaksi antara Attitude toward dan Perceived
Behavioral Control e
: Error c. Uji Asumsi Klasik Model harus memenuhi kriteria uji asumsi klasik, yaitu residual memiliki distribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Kriteria Goodness-of-fit Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1).
Koefisien Determinasi (R Square) Peneliti menggunakan koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui berapa proporsi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Semakin tinggi nilai R2 semakin
besar
proporsi
variabel
dependen
dijelaskan variabel independen. Semakin mendekati nilai 1 semakin baik nilai R2 tersebut. Dalam penelitian ini koefisien determinasi yang digunakan adalah koefisien yang telah disesuaikan (adjusted R2). 2).
F – Test Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan/bersama. Kriteria pengujiannya adalah :
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a).
Apabila
signifikan
>
0,05
dengan
menggunakan level signifikan 5% berarti variabel independen
secara
bersama-sama
tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan. b). Apabila signifikan < 0,05 dengan menggunakan level signifikan 5% berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap
variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan. e. Uji t (test) Uji
statistik
t
merupakan
cara
yang dapat
dipergunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini, uji t ini akan diuji pengaruh consumer values, attitude toward behavior, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences secara parsial terhadap intention to buy . Suatu variabel
independen
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen dilihat dari nilai signifikansi uji t. Nilai itu dikatakan signifikan jika bernilai dibawah α=0,05. commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik responden. Melihat karakteristik populasi yang ada dan tujuan penelitian ini, maka penentuan responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling maka responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang yang berminat menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care & Hair Treatment . Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden. Gambaran umum tentang responden diperoleh dari data diri yang terdapat dalam kuesioner pada bagian identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia, jurusan, semester, dan uang saku. Jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100 kuisioner. Hal ini berarti bahwa response rate (tingkat pengembalian) kuesioner oleh responden sebesar 100%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa respon responden untuk mengisi kuesioner penelitian, dan mengembalikannya adalah tinggi. Di dalam pengumpulan data primer ini, peneliti tidak menemukan adanya kuesioner yang rusak, baik karena jawaban responden yang tidak commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lengkap atau karena responden mengisi lebih dari satu jawaban untuk pertanyaan yang sama. Oleh karena itu, seluruh kuesioner yang terkumpul dapat dianalisis secara statistik. 1. Karakteristik Responden Gambaran tentang karakteristik responden diperoleh dari data diri yang terdapat pada bagian depan kuesioner yaitu identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia, fakultas, semester, uang saku. Tabel IV.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Pria 12 12 Wanita 88 88 Jumlah 100 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel IV.1 diketahui bahwa dalam penelitian ini didominasi oleh wanita akan tetapi ternyata dalam penggunaanya pria juga berminat menggunakan kosmetik ini hal ini menjadi sesuatu yang menarik karena tidak hanya wanita yang berminat menggunakan. Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 17 – 18 32 32 19 – 20 46 46 21 – 22 17 17 > 22 5 5 Jumlah 100 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel IV.2 dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden berusia antara 19 tahun sampai 20 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa antara 19 tahun sampai 20 tahun responden berminat menggunakan kosmetik Larissa. Tabel IV.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fakultas Fakultas Frekuensi Persentase (%) Hukum 15 15 Ekonomi 55 55 Pertanian 12 12 Kedokteran 18 18 Jumlah 100 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
Dengan demikian, berdasarkan tabel IV.3 dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden adalah Fakultas Ekonomi. Mungkin bisa diindikasikan bahwa melihat dari tabel diatas responden dari fakultas ekonomi mungkin banyak yang lebih berminat menggunakan kosmetik Larissa dibandingkan fakultas lain. Tabel IV.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Semester Semester Frekuensi Persentase (%) 1 22 22 3 25 25 5 38 38 7 15 15 Jumlah 100 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
Dengan demikian, berdasarkan tabel IV.4 dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden adalah dari semester 5. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa pada semester 5 keyakinan akan menggunakan produk kosmetik Larissa lebih mudah dibandingkan pada semester awal yaitu semester 1 dan semester 3 ataupun pada semester akhir yaitu semester 7. Tabel IV.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Uang Saku Uang Saku (Rp) Frekuensi Persentase (%) < 1 juta 12 12 1 juta – 1,5 juta 57 57 1,6 juta – 2 juta 25 25 > 2 juta 6 6 Jumlah 100 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
Tabel IV.5 menunjukkan bahwa sebagian besar yang berminat menggunakannya adalah yang memiliki uang saku antara 1 – 1,5 juta hal ini mungkin mengindikasikan bahwa yang berminat menggunakan produk kosmetik Larissa adalah yang memiliki uang saku tersebut sedangkan yang lainnya mungkin tidak begitu berminat mungkin dikarenakan tertarik menggunakan produk kosmetik lainnya. 2. Tanggapan Responden Tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan peneliti tampak pada jawaban responden. Dalam analisis ini akan diuraikan mengenai kecenderungan pendapat dan tanggapan dari mahasiswa yang berminat terhadap produk kosmetik Larissa Skin Care & Hair Treatment. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pernyataan-pernyataan responden mengenai variabel penelitian dapat dilihat pada jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan peneliti: a. Tanggapan Responden Mengenai Health Conciusness (HC) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan health conciusness (HC) sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah:
No
1
2
3
Tabel IV.6 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Health Conciusness (HC) Jumlah Jawaban Responden (%) Pernyataan SS S TS STS Menurut saya jenis bahan produk Larissa skin care aman untuk 52,0 41,0 7,0 digunakan Kualitas produk kosmetik Larissa skin care yang saya gunakan baik 48,0 44,0 8,0 untuk kesehatan Saya menggunakan produk kosmetik Larissa skin care karena 40,0 42,0 18,0 sadar akan kesehatan Jumlah
140,0
127,0
33,0
-
Rata-rata
46,67
42,33
11,00
-
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.6 menunjukkan bahwa responden sebagian besar menjawab sangat setuju bahwa menggunakan kosmetik Larissa berarti peduli akan kesehatan hal ini dapat ditunjukkkan dari hasil tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju dengan persentase rata – rata 46,67%.
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Tanggapan Responden Mengenai Enviromental Conciusness (EC) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan enviromental conciusness (EC) sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah:
No
1
2
3
Tabel IV.7 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Enviromental Conciusness (EC) Jumlah Jawaban Responden (%) Pernyataan SS S TS STS Saya menggunakan produk kosmetik Larissa skin care karena 25,0 53,0 22,0 kesadaran saya akan lingkungan Dengan menggunakan produk kosmetik Larissa skin care maka 29,0 49,0 22,0 saya ikut menjaga dari kerusakan lingkungan Dengan menggunakan produk kosmetik Larissa skin care berarti 35,0 44,0 21,0 saya merubah keputusan pembelian yang lebih hijau Jumlah
89,0
146,0
65,0
-
Rata-rata
29,67
48,67
21,67
-
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.7 menunjukkan bahwa sebagian besar tanggapan responden menjawab setuju mengenai pernyataan kesadaran akan penampilan hal ini dapat dilihat dengan persentase rata – rata 48,67%.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Tanggapan Responden Mengenai Apperance Conciusness (AC) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan apperance conciusness (AC) sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah: Tabel IV.8 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Apperance Conciusness (AC) No
Jumlah Jawaban Responden (%) SS S TS STS
Pernyataan
Saya menggunakan produk kosmetik Larissa skin care karena 1 55,0 ingin merubah penampilan menjadi lebih baik Menurut saya produk kosmetik 2 Larissa skin care sesuai dengan 41,0 kesadaran penampilan saya Dengan produk kosmetik Larissa 3
36,0
9,0
-
49,0
10,0
-
51,0
41,0
8,0
-
Jumlah
147,0
126,0
27,0
-
Rata-rata
49,00
42,00
9,0
-
skin care maka penampilan saya terlihat lebih awet muda
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.8 menunjukkan bahwa sebagian besar tanggapan responden menyatakan sangat setuju akan pernyataan mengenai apperance conciusness hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata sebesar 49%.
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Tanggapan Responden Mengenai Attitude Toward (AT) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan attitude toward (AT) sebanyak 6 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah: Tabel IV.9 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Attitude Toward (AT) No 1
2 3
4
5
6
Pernyataan Saya lebih memilih produk Larissa skin care karena harganya lebih murah Saya lebih memilih produk Larissa skin care karena bahan yang digunakan alami sehingga aman Saya lebih memilih produk Larissa skin care karena pelayanan yang baik Saya lebih memilih produk Larissa skin care karena terdapat juga fasilitas seperti perawatan rambut dibandingkan produk lain Saya tidak memilih produk Larissa skin care karena kurang cocok dengan krim kosmetiknya dibandingkan produk lain Saya tidak memilih produk Larissa skin care karena dari hasil perawatan wajah cukup lama dibandingkan produk lain
Jumlah Jawaban Responden (%) SS S TS STS 43,0
46,0
11,0
-
41,0
46,0
13,0
-
39,0
51,0
10,0
-
40,0
47,0
13,0
-
41,0
48,0
11,0
-
44,0
46,0
10,0
-
Jumlah
248,0
284,0
68,0
-
Rata-rata
41,33
47,33
11,33
-
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai tanggapan responden akan pernyataan kuisioner mengenai attitude toward hal ini dapat dilihat dari hasil commit to user persentase rata – rata sebesar 47,33%.
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Tanggapan Responden Mengenai Subjective Norms (SN) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan subjective norm (SN) sebanyak 6 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah: Tabel IV.10 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Subjective Norms (SN) No 1 2 3
4
5
6
Jumlah Jawaban Responden (%) SS S TS STS
Pernyataan Keluarga dekat menyarankan saya untuk menggunakan produk Larissa skin care Teman dekat menyarankan saya untuk menggunakan produk Larissa skin care Seseorang yang saya anggap penting dalam hidup saya menyarankan untuk menggunakan produk Larissa skin care Saya percaya terhadap opini keluarga berkaitan dengan pilihan menggunakan produk Larissa skin care Saya percaya terhadap opini teman dekat dalam hidup saya berkaitan dengan pilihan menggunakan produk Larissa skin care Saya percaya terhadap opini seseorang yang penting bagi saya dalam hidup berkaitan dengan pilihan menggunakan produk Larissa skin care
56,0
36,0
8,0
-
49,0
41,0
10,0
-
50,0
44,0
6,0
-
57,0
38,0
5,0
-
44,0
45,0
11,0
-
52,0
39,0
9,0
-
Jumlah
308,0
243,0
49,0
-
Rata-rata
51,33
40,50
8,17
-
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju mengenai tanggapan responden akan pernyataan kuisioner mengenai subjective norm hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata dari hasil tanggapan responden sebesar 51,33%.
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Tanggapan Responden Mengenai Perceived Behavioral Control (PBC) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan perceived behavioral control (PBC) sebanyak 3 item. Dari data
kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat
deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah: Tabel IV.11 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Perceived Behavioral Control (PBC) No
Jumlah Jawaban Responden (%) SS S TS STS
Pernyataan
Saya percaya bahwa menggunakan 1 produk Larissa skin care hal yang 43,0 sangat mudah Saya punya keyakinan untuk dapat 2 menggunakan produk Larissa skin 40,0 care Banyak faktor yang menghambat 3 untuk menggunakn produk Larissa 38,0 skin care
44,0
13,0
-
51,0
9,0
-
44,0
18,0
-
Jumlah
121,0
139,0
40,0
-
Rata-rata
40,33
46,33
13,33
-
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai tanggapan responden akan pernyataan kuisioner mengenai perceived behavioral control hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata dari hasil tanggapan responden sebesar 46,33%.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Tanggapan Responden Mengenai Past Expriences (PE) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan past experiences (PE) sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah:
No
1
2
3
Tabel IV.12 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Past Expriences (PE) Jumlah Jawaban Responden (%) Pernyataan SS S TS STS Saya menggunakan produk kosmetik Larissa skin care karena dari 45,0 pengalaman keluarga yang juga menggunakan produk tersebut Saya menggunakan produk kosmetik Larissa skin care karena dari 40,0 pengalaman teman dekat yang juga menggunakan produk tersebut Saya menggunakan produk kosmetik Larissa skin care karena dari pengalaman seseorang yang saya 37,0 anggap penting dalam hidup saya dekat yang juga menggunakan produk tersebut
46,0
9,0
-
47,0
13,0
-
46,0
17,0
-
Jumlah
122,0
139,0
39,0
-
Rata-rata
40,67
46,33
13,00
-
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai tanggapan responden akan pernyataan kuisioner mengenai past experiences hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata dari hasil tanggapan responden sebesar 46,33%.
commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h. Tanggapan Responden Mengenai Intention to Buy (IB) Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap item pernyataan intention to buy (IB) sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah:
No
1
2
3
Tabel IV.13 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Past Expriences (PE) Jumlah Jawaban Responden (%) Pernyataan SS S TS STS Saya sangat berminat untuk menggunakan produk Larissa skin 55,0 35,0 10,0 care Saya lebih memilih produk Larissa skin care dibandingkan produk 49,0 40,0 11,0 yang lain Saya akan mereferensikan produk Larissa skin care kepada saudara, 52,0 36,0 12,0 teman atau family Jumlah
156,0
111,0
33,0
-
Rata-rata
52,00
37,00
11,00
-
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.13 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju mengenai tanggapan responden akan pernyataan kuisioner mengenai intention to buy hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata dari hasil tanggapan responden sebesar 52%.
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Uji Validitas Hasil pengujian validitas variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for Windows melalui nilai KMO Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan confirmatory factor analysis (CFA) dapat dilihat sebagai berikut : Tabel IV.14 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.841 1614.487 435 .000
Sumber: Data Primer yang diolah, 2011
Tabel IV.14, menunjukkan nilai KMO Measure of Sampling Adequacy (MSA) dalam penelitian ini sebesar 0,841. . Karena nilai MSA di atas 0,5 serta nilai Barlett test dengan Chi-squares = 1614,487. Berdasarkan Tabel IV.15 hasil uji validitas dengan jumlah 100 responden, terlihat rotated component matriks telah tereksrak sempurna semua dan semua item memiliki loading factor > 0,50. Hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.15 Hasil Faktor Analisis
Rotated Component Matrixa
1
2
Component 4 5 .733 .717 .752 .770
3
HC1 HC2 HC3 EC1 EC2 EC3 AC1 AC2 AC3 ATT1 ATT2 ATT3 ATT4 ATT5 ATT6 SN1 SN2 SN3 SN4 SN5 SN6 PBC1 PBC2 PBC3
6
7
8
.763 .806 .612 .670 .681 .774 .675 .717 .673 .774 .806 .795 .731 .752 .739 .801 .830 .748 .688 .758
PE1 PE2 PE3 IB1 IB2 IB3
.877 .707 .660 .691 .599 .664
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations.
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Uji Reliabilitas Hasil pengujian reliabilitas variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for Windows didapatkan nilai Cronbach Alpha masingmasing variabel sebagai berikut:
Variabel
Tabel IV.16 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha
Health conciusness Enviromental conciusness Apperance conciusness Attitude toward Subjective norm Perceived behavioral control Past expriences Intention to buy
.7685 .7433 .6935 .8963 .8899 .7925
Keterangan Moderat Moderat Moderat Baik Baik Moderat
.7729 .8387
Moderat Baik
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari Tabel IV.16 dapat disimpulkan bahwa secara umum semua variabel penelitian dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,60. D. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda dan hierachical regression analysis menggunakan program SPSS versi 11.5. Ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian dengan pendekatan regresi berganda dan hierachical regression analysis yaitu sebagai berikut:
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1 Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini untuk menguji normalitas residual menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Tabel IV.17 Hasil Uji Normalitas Regresi Berganda One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters Most Extreme Differences
a,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual 100 .0000000 .76557298 .074 .031 -.074 .739 .646
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Berdasarkan
hasil uji pada
Tabel IV.17 besarnya
Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,739 dan signifikan pada 0,646. Hal ini bahwa data residual model regresi terdistribusi normal.
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.18 Hasil Uji Normalitas Hierachical Regression Analysis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Unstandardiz ed Residual 100 .0000000 .72348552 .096 .039 -.096 .963 .311
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Berdasarkan
hasil uji pada
Tabel IV.18 besarnya
Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,963 dan signifikan pada 0,311. Hal ini bahwa data residual model regresi terdistribusi normal. 2 Multikolinieritas Uji multikolinieritas jika antar variabel independen ada korelasi yang tinggi (diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tabel IV.19 dan Tabel IV.20 menyajikan korelasi antar-variabel independen yang diperoleh. Hasilnya mengindikasi
korelasi
yang
signifikan
di
antara
variabel
independen yang dianalisis. Namun karena tingkat korelasinya <0,90, maka dapat dikatakan bahwa model yang diuji tidak mengindikasi terjadinya multikolinieritas (Ghozali, 2005). commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Regresi yang bebas multikolinieritas ditandai dengan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2005). Tabel IV.19 Uji Multikolinearitas Analisis Berganda Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) health conciusness
Standardized Coefficients
B 1.121E-10
Std. Error .078
Beta
Collinearity Statistics t .000
Sig. 1.000
Tolerance
VIF
.309
.087
.309
3.541
.001
.802
1.247
enviromental conciusness
.167
.080
.167
2.081
.040
.951
1.051
apperance conciusness
.380
.088
.380
4.333
.000
.792
1.263
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.19 menunjukkan nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF dari masing-masing variabel kurang dari 10. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.20 Uji Multikolinearitas Hierachical Regression Analysis Coefficientsa
Model 1
2
3
(Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control (Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control past expriences (Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control past expriences att*pbc
Unstandardized Coefficients B Std. Error -3.25E-10 .078 .267 .097 .275 .082
Standardized Coefficients Beta
t
.267 .275
.000 2.755 3.339
Sig. 1.000 .007 .001
.320
3.445
Collinearity Statistics Tolerance VIF .649 .898
1.541 1.114
.001
.706
1.416
1.000 .017 .006
.636 .859
1.572 1.164
.320
.093
-3.54E-10 .231 .229
.075 .095 .082
.231 .229
.000 2.435 2.809
.242
.094
.242
2.565
.012
.641
1.560
.237 .091 .197 .227
.088 .089 .095 .081
.237
.008 .305 .041 .006
.741
1.350
.197 .227
2.701 1.031 2.071 2.822
.614 .859
1.628 1.164
.241
.093
.241
2.586
.011
.641
1.560
.194 -.170
.090 .090
.194 -.156
2.169 -1.894
.033 .061
.693 .823
1.442 1.215
a. Dependent Variable: intention to buy
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.20 menunjukkan nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF dari masing-masing variabel kurang dari 10. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan Hierachical Regression Analysis pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3 Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara keslahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin-Watson ini, yaitu jika nilai du < d < 4 – du, maka tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif pada model regresi (Ghozali, 2005). Tabel IV.21 Hasil Uji Autokorelasi Analisis Berganda Berdasar Durbin-Watson Variabel
Nilai d
Independen (K)
Hitung
3
2,035
Nilai du Tabel
Nilai 4 – du
1,736
2,264
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.21 menjelaskan bahwa nilai d hitung pada model regresi berganda lebih besar dari du tabel dan kurang dari 4 – du. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.22 Hasil Uji Autokorelasi Hierachical Regression Analysis Berdasar Durbin-Watson Variabel
Nilai d
Independen (K)
Hitung
5
2,591
Nilai du Tabel
Nilai 4 – du
1,780
2,220
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Tabel IV.22 menjelaskan bahwa nilai d hitung pada model regresi berganda lebih besar dari du tabel dan lebih dari 4 – du. Hal ini menunjukkan bahwa masih terjadi adanya autokorelasi dalam model Hierachical Regression Analysis. Maka untuk menguji autokorelasi dalam model regresi Hierachical Regression Analysis dalam penelitian ini digunakan run test, hasilnya sebagai berikut: Tabel IV.23 Hasil Uji Autokorelasi Hierachical Regression Analysis Berdasar Run Test
Runs Test
Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual .14439 50 50 100 57 1.206 .228
a. Median
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.23 menunjukkan nilai test adalah 0,14439 dengan probabilitas 0,228 tidak signifikan pada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model Hierachical Regression Analysis. 4 Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas. Hasil pengujian heteroskaedastisitas melalui uji Glejser dapat dilihat pada Tabel IV.24 dan Tabel IV.25. Hal ini ditunjukkan oleh variabel independen nilai uji t yang tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diuji tidak mengindikasi terjadinya heteroskedastisitas.
commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.24 Hasil Uji Heteroskedastisitas Analisis Berganda Coefficientsa
Model 1
(Constant) health conciusness enviromental conciusness apperance conciusness
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.870 .244 .022 .274
Standardized Coefficients Beta .009
t -7.655 .079
Sig. .000 .937
.490
.252
.196
1.944
.055
.388
.276
.155
1.407
.163
a. Dependent Variable: LN
Sumber: data primer yang diolah, 2011 Tabel IV.25 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hierachical Regression Analysis Coefficients
Model 1
2
3
(Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control (Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control past expriences (Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control past expriences att*pbc
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.709 .174 -.407 .217 -.265 .185
a
Standardized Coefficients Beta -.222 -.144
t -9.804 -1.870 -1.433
Sig. .000 .065 .155
-.169
.208
-.092
-.811
.420
-1.709 -.426 -.289
.175 .220 .190
-.232 -.158
-9.773 -1.932 -1.525
.000 .056 .130
-.210
.220
-.114
-.957
.341
.125 -1.744 -.412 -.288
.204 .209 .225 .191
.068 -.225 -.157
.615 -8.329 -1.831 -1.514
.540 .000 .070 .133
-.210
.221
-.114
-.950
.345
.142 .066
.212 .213
.078 .033
.671 .312
.504 .756
a. Dependent Variable: LN2
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5 Hasil Pengujian Regresi Berganda dan Hierachical Regression Analysis a. Kriteria Goodness-of-fit Sebelum menjelaskan hasil analisisnya, terlebih dahulu dijelaskan hasil uji goodness-of-fit model yang diperoleh. Hasil pengujian goodness-of-fit model meliputi nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) dan nilai uji varians (uji F). Berdasarkan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 11.5, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat dalam Tabel IV.26 dan Tabel IV.27 untuk regresi berganda dan IV.28 dan Tabel IV.29 untuk Hierachical Regression Analysis Tabel IV. 26 Hasil Uji Koefisien Determinasi Analisis Berganda Model Summaryb Model 1
R R Square .643a .414
Adjusted R Square .396
Std. Error of the Estimate .77744
Durbin-W atson 2.035
a. Predictors: (Constant), apperance conciusness, enviromental conciusness, health conciusness b. Dependent Variable: attitude toward
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui besarnya Adjusted R Square untuk besarnya pengaruh keempat variabel secara bersama-sama pada attitude toward adalah 0,396 , hal ini berarti bahwa 39,6% attitude toward dipengaruhi oleh commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness. Sedangkan sisanya yaitu 1 – 0,396 = 0,604 atau 60,4% menunjukkan bahwa attitude toward dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam persamaan regresi yang diuji dalam penelitian ini. Tabel IV. 27 Hasil Uji F Analisis Berganda ANOVAb Model 1
Sum of Squares 40.976
Regression Residual Total
58.024 99.000
df 3
Mean Square 13.659
96 99
F 22.598
Sig. .000a
.604
a. Predictors: (Constant), apperance conciusness, enviromental conciusness, health conciusness b. Dependent Variable: attitude toward
Sumber: data primer yang diolah, 2011. Tabel IV. 28 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hierachical Regression Analysis
d Model Summary
Model 1 2 3
R R Square .644a .415 .676b .457 .690c .477
Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square Durbin-W R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change atson .397 .77681 .415 22.688 3 96 .000 .434 .75252 .042 7.296 1 95 .008 .449 .74248 .020 3.588 1 94 .061 2.591
a. Predictors: (Constant), perceived behavioral control, subjective norm, attitude toward b. Predictors: (Constant), perceived behavioral control, subjective norm, attitude toward, past expriences c. Predictors: (Constant), perceived behavioral control, subjective norm, attitude toward, past expriences, att*pbc d. Dependent Variable: intention to buy
Sumber: data primer yang diolah, 2011. commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ditunjukkan Tabel IV.28, pada model 1 persepsi attitude toward, subjective norm, dan perceived behavioral memiliki nilai Adjusted R2 sebesar 0, 397 atau 39,7%. Hal ini berarti 39,7% intention to buy dapat dijelaskan oleh attitude toward, subjective norm, dan perceived behavioral, sedangkan 60,3% atau 0,603 sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Setelah variabel past experiences dimasukkan, nilai Adjusted R2 meningkat menjadi 0,434 atau 43,4%. Hal ini berarti tingkat intention to buy dapat dijelaskan oleh attitude toward, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences, sedangkan 56,6% atau 0,566 sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Pada langkah terakhir, setelah variabel interaksi antara attitude toward dan perceived behavioral control dimasukkan, nilai Adjusted R2 meningkat menjadi 44,9% atau 0,449 tingkat intention to buy dapat dijelaskan oleh persepsi attitude toward, subjective norm, perceived behavioral control, past experiences dan interaksi antara attitude toward dan perceived behavioral control, sedangkan 55,1% atau 0,551 sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Selanjutnya, hasil pengujian varians menunjukkan hasil yang signifikan pada ketiga model. Hal ini mengindikasi bahwa secara simultan, modelnya mempunyai goodness-of-fit yang baik yang berimplikasi pada kemampuannya untuk menjelaskan fenomena yang diuji dengan baik.
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV. 29 Hasil Uji F Hierachical Regression Analysis ANOVAd Model 1
2
3
Sum of Squares 41.071 57.929 99.000 45.202 53.798 99.000 47.180 51.820 99.000
Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total
df 3 96 99 4 95 99 5 94 99
Mean Square 13.690 .603
F 22.688
Sig. .000a
11.301 .566
19.956
.000b
9.436 .551
17.117
.000c
a. Predictors: (Constant), perceived behavioral control, subjective norm, attitude toward b. Predictors: (Constant), perceived behavioral control, subjective norm, attitude toward, past expriences c. Predictors: (Constant), perceived behavioral control, subjective norm, attitude toward, past expriences, att*pbc d. Dependent Variable: intention to buy
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
b. Uji t Pengujian
ini
dipergunakan
untuk
menguji
tingkat
signifikansi hubungan variabel independen (health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness) dalam mempengaruhi attitude toward secara parsial atau secara individual hal ini dapat dilihat pada tabel IV.30. Sedangkan pada tabel IV.31 adalah pengujian yang dipergunakan untuk menguji tingkat signifikansi hubungan variabel independen (attitude toward, subjective norm, perceived behavioral control, past experiences, dan interaksi antara attitude toward dan perceived behavioral control)
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam mempengaruhi intention to buy secara parsial atau secara individual. Tabel IV.30 Hasil uji t Analisis Regresi Berganda Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) health conciusness enviromental conciusness
Standardized Coefficients
B 1.121E-10
Std. Error .078
.309
.087
.167
.080
Beta
apperance .380 .088 conciusness a Dependent Variable: attitude toward
Collinearity Statistics t .000
Sig. 1.000
Tolerance
.309
3.541
.001
.802
1.247
.167
2.081
.040
.951
1.051
.380
4.333
.000
.792
1.263
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.30 menunjukkan model 1, persepsi pengaruh positif health conciusness terhadap attitude toward
(t=3,541;
p<0,05). Pada model 2, persepsi enviromental conciusness terhadap attitude toward (t=2,081; p<0,05). Pada model 3, persepsi tentang pengaruh positif apperance conciusness terhadap attitude toward (t=4,333; p<0,05). Hipotesis 1 menguji tentang pengaruh positif health conciusness terhadap attitude toward. Tabel IV.30 menunjukkan bahwa health conciusness (X1) memiliki nilai signifikansi p<0,05, sehingga hipotesis 1 didukung. Koefisien regresi variabel health conciusness (β1 = 0,309) yang bernilai positif dan variabel lain pada kondisi ceteris paribus menunjukkan bahwa terdapat commit to user pengaruh yang positif antara variabel health conciusness dengan
VIF
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
attitude toward jadi jika variabel health conciusness meningkat maka attitude toward juga akan meningkat. Hipotesis 2 menguji tentang pengaruh positif enviromental conciusness terhadap attitude toward. Tabel IV.30 menunjukkan bahwa enviromental conciusness (X2) memiliki nilai signifikansi p<0,05, sehingga hipotesis 2 didukung. Koefisien regresi variabel enviromental conciusness (β2 = 0,167) yang bernilai positif dan variabel lain pada kondisi ceteris paribus menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel enviromental conciusness conciusness dengan attitude toward jadi jika variabel enviromental conciusness meningkat maka attitude toward juga akan meningkat. Hipotesis 3 menguji tentang pengaruh positif apperance conciusness terhadap attitude toward. Tabel IV.30 menunjukkan bahwa apperance conciusness (X3) memiliki nilai signifikansi p<0,05, sehingga hipotesis 3 didukung. Koefisien regresi variabel apperance conciusness (β3 = 0,380) yang bernilai positif dan variabel lain pada kondisi ceteris paribus menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel apperance conciusness dengan attitude toward jadi jika variabel apperance conciusness meningkat maka attitude toward juga akan meningkat. Tabel IV.31
commit to user
Hasil uji t Hierachical Regression Analysis
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Coefficientsa
Model 1
2
3
(Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control (Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control past expriences (Constant) attitude toward subjective norm perceived behavioral control past expriences att*pbc
Unstandardized Coefficients B Std. Error -3.25E-10 .078 .267 .097 .275 .082
Standardized Coefficients Beta
t
.267 .275
.000 2.755 3.339
Sig. 1.000 .007 .001
Collinearity Statistics Tolerance VIF .649 .898
1.541 1.114
.320
.093
.320
3.445
.001
.706
1.416
-3.54E-10 .231 .229
.075 .095 .082
.231 .229
.000 2.435 2.809
1.000 .017 .006
.636 .859
1.572 1.164
.242
.094
.242
2.565
.012
.641
1.560
.237 .091 .197 .227
.088 .089 .095 .081
.237
.008 .305 .041 .006
.741
1.350
.197 .227
2.701 1.031 2.071 2.822
.614 .859
1.628 1.164
.241
.093
.241
2.586
.011
.641
1.560
.194 -.170
.090 .090
.194 -.156
2.169 -1.894
.033 .061
.693 .823
1.442 1.215
a. Dependent Variable: intention to buy
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Tabel IV.31 menunjukkan model 1, persepsi pengaruh positif attitude toward terhadap intention to buy (t=2,755; p<0,05), subjective norm terhadap intention to buy (t=3,339; p<0,05) dan perceived behavioral control terhadap intention to buy (t=3,445; p<0,05). Pada model 2, persepsi attitude toward terhadap intention to buy (t=2,435; p<0,05), subjective norm terhadap intention to buy (t=2,809; p<0,05),
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perceived behavioral control terhadap intention to buy (t=2,565; p<0,05) dan past experiences terhadap intention to buy (t=2,701; p<0,05). Pada model 3 setelah variabel interaksi antara persepsi attitude toward dan perceived behavioral control dimasukkan, pengaruh persepsi attitude toward dan perceived behavioral control pada intention to buy mengalami penurunan tetapi tetap signifikan pada p<0,05. Sedangkan interaksi antara persepsi attitude
toward
dan
perceived
behavioral
control
tidak
berpengaruh pada intention to buy. Hipotesis 4 menguji tentang pengaruh positif persepsi attitude toward
terhadap
intention to
buy. Tabel
IV.31
menunjukkan bahwa attitude toward memiliki nilai signifikansi p<0,05, sehingga hipotesis 4 didukung. Koefisien regresi variabel attitude toward yang bernilai positif dan variabel lain pada kondisi ceteris paribus menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel attitude toward dengan intention to buy jadi jika variabel attitude toward meningkat maka intention to buy juga akan meningkat. Hipotesis 5 menguji tentang pengaruh positif persepsi subjective norm terhadap intention to menunjukkan bahwa subjective norm memiliki commit to user
buy. Tabel IV.31
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nilai signifikansi p<0,05, sehingga hipotesis 5 didukung. Koefisien regresi variabel subjective norm yang bernilai positif dan variabel lain pada kondisi ceteris paribus menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel subjective norm dengan intention to buy jadi jika variabel subjective norm meningkat maka intention to buy juga akan meningkat. Hipotesis 6 menguji tentang pengaruh positif persepsi perceived behavioral control terhadap intention to buy. Tabel IV.31 menunjukkan bahwa perceived behavioral control memiliki nilai signifikansi p<0,05, sehingga hipotesis 6 didukung. Koefisien regresi variabel perceived behavioral control yang bernilai positif dan variabel lain pada kondisi ceteris paribus menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel perceived behavioral control dengan intention to buy jadi jika variabel perceived behavioral control meningkat maka intention to buy juga akan meningkat. Hipotesis 7 menguji tentang pengaruh positif past experiences terhadap intention to buy. Tabel IV.31 menunjukkan bahwa past experiences memiliki nilai signifikansi p<0,05, sehingga hipotesis 7 didukung. Koefisien regresi variabel past experiences yang bernilai positif dan variabel lain pada kondisi ceteris paribus menunjukkan bahwa terdapat pengaruh commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang positif antara variabel past experiences dengan intention to buy jadi jika variabel past experiences meningkat maka intention to buy juga akan meningkat. Hipotesis 8 menguji tentang pengaruh positif attitude toward terhadap intention to buy yang dimoderasi oleh perceived behavioral control Tabel IV.31 menunjukkan bahwa interaksi attitude toward dengan perceived behavioral control memiliki nilai signifikansi p>0,05, sehingga hipotesis 8 tidak didukung. Hal tersebut menunjukkan bahwa perceived behavioral control tidak memoderasi pengaruh terhadap attitude toward terhadap terhadap intention to buy. E. Pembahasan Hasil Analisis Hasil penelitian tentang pengaruh consumer values yang terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness terhadap attitude toward terbukti ada pengaruh yang positif. Fenomena ini dapat terjadi karena dari hasil penilaian konsumen atau consumer values yang terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan
apperance conciusness
tersebut
tentunya akan
memberikan nilai terhadap sikap untuk berperilaku. Misalnya health conciusness atau kesadaran akan kesehatan tentunya sebelum menentukan sikap untuk berperilaku banyak pertimbangan faktor seperti dari segi keamanan produk dan dari segi lainya, begitu juga dengan commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
enviromental conciusness atau kesadaran lingkungan, dan apperance conciusness atau kesadaran penampilan tentunya ada pertimbangan sebelum menentukan sikap berperilaku. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hee Yeon Kim dan Jae-Eun Chung (2011). Pengaruh attitude toward terhadap intention to buy terbukti ada pengaruh yang positif. Hal ini dapat terjadi karena dari attitude toward atau sikap terhadap perilaku ini akan ada evaluasi apakah menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap intention to buy atau niat untuk membeli suatu produk. Apabila dalam evaluasinya terhadap dari attitude toward atau sikap terhadap perilaku ini menguntungkan atau positif maka akan berdampak positif terhadap intention to buy. Hal ini dapat dilihat dalam
penelitian
ini
apabila
dalam
pertimbangan
evaluasinya
menggunakan produk Larissa Skin Care efeknya menguntungkan dalam diri konsumen maka dalam attitude toward akan positif dalam intention to buy atau niat untuk membeli produk Larissa Skin Care. Hasil penelitian tentang pengaruh subjective norm terhadap intention to buy terbukti ada pengaruh yang positif. Fenomena ini dapat terjadi karena apabila konsumen dapat pengaruh atau referensi dari orang lain untuk menggunakan sesuatu dan dampak dari hal tersebut positif atau menguntungkan maka akan berdampak positif dalam intention to buy. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pengaruh atau referensi dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
orang lain untuk menggunakan produk Larissa Skin Care melalui subjective norm apabila dari orang lain tersebut dalam menggunakan produk Larissa Skin Care menguntungkan maka berdampak dalam niat untuk membeli produk Larissa Skin Care. Hasil penelitian tentang pengaruh perceived behavioral control terhadap intention to buy terbukti ada pengaruh yang positif. Hal ini dapat terjadi karena dari perceived behavioral control atau kontrol perilaku yang dirasakan sangatlah positif disini konsumen yang berniat menggunakan produk Larissa Skin Care percaya bahwa menggunakan produk Larissa Skin Care tidaklah hal yng sulit, mereka percaya bahwa memiliki lebih sumber daya seperti uang, waktu atau yang lainnya. Maka dari dampak positif perceived behavioral control akan mempengaruhi intention to buy yang positif juga. Hasil penelitian tentang pengaruh past experiences terhadap intention to buy terbukti ada pengaruh yang positif. Hal ini dapat terjadi karena berdasarkan dari past experiences atau pengalaman masa lalu dapat memberikan referensi atau pendapat yang lebih baik dari intention to buy berdasarkan bahwa perilaku konsumen berasal dari belajar past experiences atau pengalaman masa lalu. Dalam penelitian ini past experiences mengenai produk Larissa Skin Care mungkin berasal dari pengalaman masa lalu orang lain yang pernah menggunakan commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lalu menyarankan kepada orang yang berniat menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care atau pengalaman masa lalu dari sudah pernah menggunakan produk organik lainnya sehingga tertarik juga untuk menggunakan menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care. Perceived behavioral control tidak memoderasi pengaruh persepsi attitude toward terhadap intention to buy dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Chung (2011) dikarenakan dalam indikasi ini terdapat mungkin perbedaan pada setting pada penelitian Kim dan Chung (2011) responden sebanyak 207 sedangkan penelitian ini sebesar 100 responden selain. Faktor lain yang diduga menjadi penyebab fenomena ini adalah kepercayaan dari konsumen bahwa menggunakan produk kosmetik Larissa Skin Care bukanlah hal yang sulit selain itu mereka percaya bahwa mereka lebih memiliki sumber daya seperti uang, waktu atau yang lainnya sehingga perceived behavioral control itu tidak memoderasi pengaruh persepsi attitude toward terhadap intention to buy.
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1
Consumer values yang terdiri dari health conciusness, enviromental conciusness, dan apperance conciusness berpengaruh signifikan terhadap attitude toward pada Larissa Skin Care & Hair Treatment.
2
Attitude toward berpengaruh signifikan terhadap intention to buy pada Larissa Skin Care & Hair Treatment.
3
Subjective norm berpengaruh signifikan terhadap intention to buy pada Larissa Skin Care & Hair Treatment.
4
Perceived
behavioral control berpengaruh
signifikan
terhadap
intention to buy pada Larissa Skin Care & Hair Treatment. 5
Past expriences berpengaruh signifikan terhadap intention to buy pada Larissa Skin Care & Hair Treatment.
6
Perceived behavioral control tidak memoderasi pengaruh attitude toward dengan intention to buy.
commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Keterbatasan Penelitian 1
Obyek amatan yang digunakan dalam studi ini difokuskan pada Larissa Skin Care & Hair Treatment sehingga berdampak pada generalisasi studi yang bersifat terbatas pada Larissa Skin Care & Hair Treatment.
2
Penelitian ini hanya sebatas menguji pengaruh consumer values, attitude toward, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences terhadap intention to buy, belum sampai pada membandingkan produk – produk sejenis dari berbagai merek.
3
Penelitian ini juga masih terbatas dalam lingkup mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta sehingga dimungkinkan belum dapat mewakili perilaku konsumen pada berbagai daerah di Indonesia. Untuk itu perlu kehati-hatian dalam mencermati karakteristik responden studi jika diaplikasikan pada setting yang berbeda.
C. Implikasi dan Saran 1
Implikasi a. Implikasi Teoritis 1) Model intention to buy atau minat beli dalam studi ini diharapkan mampu menjelaskan pengaruh consumer values, attitude toward, subjective norm, perceived behavioral control, dan past experiences terhadap intention to buy.
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Melalui studi ini diharapkan memberikan pemahaman tentang intention to buy kepada akademisi terkait dengan konsepkonsep yang diuji yang dapat digunakan sebagai bahan diskusi yang selanjutnya dapat dikembangkan dan diuji lagi pada konteks yang berbeda. b. Implikasi Praktis Perusahaan harus dapat menganalisis faktor – faktor apa saja yang membuat konsumen berminat dalam menggunakan suatu produk. Sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan strategi perusahaan secara efektif di waktu yang akan datang. 2
Saran a. Saran untuk studi lanjutan 1) Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti pada obyek dan setting yang berbeda dan selain itu dapat membandingkan beberapa produk
yang
sejenis
sehingga
konsep
yang
dimodelkan dapat ditingkatkan generalisasinya. 2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih lengkap mengenai peran perceived behavioral control dalam pengaruh persepsi attitude toward terhadap intention to buy, karena perbedaan hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini dan penelitian Kim dan Chung (2011) commit to user mengenai peran moderasi perceived behavioral control.
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Saran Praktis Studi ini disarankan dapat memberikan pemahaman pada praktisi terhadap upaya untuk membuat konsumen berminat dalam menggunakan suatu produk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya, hal ini yang dinamakan The Buying Process (Proses Pembelian).
commit to user