Laporan Penelitian
1
Pengaruh pengobatan konservatif terhadap “mucociliar clearance” tuba Eustachius penderita OMSK benigna aktif Chintriany Hadiningsih, Raden Sedjawidada, Linda Kodrat Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar - Indonesia
ABSTRAK Latar belakang: Mucociliar clearance merupakan salah satu bagian dari pertahanan mukosa tuba Eustachius. Gangguan tuba Eustachius dapat merupakan faktor predisposisi penyebab otitis media yang berulang. Tujuan: Mengetahui perubahan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius penderita otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna aktif, setelah pengobatan konservatif. Metode: Penelitian eksperimental prospektif pada penderita OMSK benigna aktif. Sampel penelitian mendapatkan perlakuan berupa tes sakarin 5% untuk menilai waktu transpor mukosilia tuba Eustachius pada hari pertama dan ketujuh pengobatan konservatif. Hasil: Perbedaan rata-rata transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah pengobatan adalah 608,94±626,35 detik (p<0,05). Kesimpulan: Pengobatan konservatif dapat memperpendek waktu transpor mukosilia tuba Eustachius pada penderita OMSK benigna aktif yang berbeda secara signifikan. Kata kunci: mucociliar clearance, waktu transpor mukosilia, otitis media supratif kronik
ABSTRACT Background: Mucociliary clearance is one of the defense mechanism of Eustachian tube mucosa. Eustachian tube disfunction is an important predisposing factor in the pathogenesis of recurrent otitis media. Purpose: To find out the change of mucociliary clearence in active benign chronic suppurative otitis media after conservative therapy. Method: Prospective experimental study in active benign CSOM with sacharine 5% test, for the evaluation of mucociliary clearance time on day 1 and day 7 conservative therapy. Result: The mean difference of mucociliary clearance time in the Eustachian tube was 608.94 ± 626.35 seconds (p<0.05) on day 7 of conservative therapy. Conclusion: The conservative therapy in benign CSOM has shortened mucociliary clearance time. Key words: mucociliary clearance, mucociliary clearance time, chronic suppurative otitis media Alamat korespondensi: Chintriany Hadiningsih, Bagian Ilmu Kesehatan THT FK UNHAS, Makassar. E-mail:
[email protected]
PENDAHULUAN
2
Otitis media supuratif kronis (OMSK)
Pseudomonas
aeruginosa
(21,42%),
adalah radang kronis mukosa telinga
sedangkan bakteri aerob Gram positif
tengah dengan perforasi membran timpani
(23,86%),
dan riwayat keluarnya sekret dari liang
kelompok
telinga (otore) lebih dari dua bulan, baik
aureus.
yang ini
terbanyak
adalah
dalam
Staphylococcus
terus-menerus atau hilang timbul.1,2 Survei
Otitis media supuratif kronik tipe
Nasional Kesehatan Indra Penglihatan dan
benigna (jinak) merupakan salah satu tipe
Pendengaran (1993–1996) yang dilakukan
OMSK yang biasanya didahului dengan
di delapan provinsi menunjukkan bahwa
gangguan fungsi tuba yang menyebabkan
angka morbiditas telinga, hidung dan
kelainan di kavum timpani dan proses
tenggorok (THT) di Indonesia sebesar
peradangan biasanya hanya pada mukosa
38,6% dengan prevalensi morbiditas yang
telinga tengah dan pada OMSK benigna
tinggi pada kasus telinga dan gangguan
aktif ditemukan sekresi aktif dari telinga
pendengaran, di mana OMSK merupakan
tengah.5-7
salah satu kasus penyebab gangguan
menyebabkan
pendengaran dan ketulian yang masih
supuratif
mempunyai
di
gangguan fungsi tuba Eustachius yang
masyarakat dan mempunyai insiden yang
kronis atau berulang akibat infeksi hidung
tinggi di Indonesia.3
dan tenggorok yang kronis atau berulang
dampak
yang
luas
Otitis media supuratif kronik dapat terjadi karena infeksi akut telinga tengah
Salah
satu
infeksi
menjadi
faktor
yang
telinga
tengah
menahun
adalah
dan obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total.8
gagal mengalami penyembuhan sempurna.
Salah satu fungsi tuba Eustachius
Menurut WHO (2004), OMSK dapat
adalah drainase (clearance) sekret dari
disebabkan bakteri aerob (Pseudomonas
kavum timpani ke nasofaring, dan yang
aeruginosa, Escherichia coli, S. aureus,
berperan dalam fungsi ini salah satunya
Strep.
adalah
pyogenes,
Proteus
mirabilis,
mucociliar
clearance.8-10
Klibsiella species) atau bakteri anaerob
Pemeriksaan drainase tuba Eustachius
(Bacteroides,
Peptostreptococcus,
dengan menilai transpor mukosilia tuba
Proprionibacterium). Penelitian Asterina
merupakan salah satu pemeriksaan fungsi
dan Kuhuwael,4 melaporkan bahwa pola
tuba yang dapat dilakukan pada membran
bakteri pada OMSK benigna aktif di RS.
timpani
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang
penelitian
terbanyak adalah bakteri aerob Gram
mengevaluasi
negatif
Eustachius di antaranya: Setasubrata dkk.11
71,38%
dan
terbanyak:
perforasi.10
yang telah
Beberapa
dilakukan
fungsi
drainase
untuk tuba
3
dengan menggunakan methilen blue serta
tetap menetap lebih dari tiga bulan.13,16
Jesic dan Nesic12 melakukan penelitian
Beberapa ahli berpendapat bahwa fungsi
transpor mukosilia tuba dengan larutan
tuba
sakarin steril 5%.
merupakan
Penanganan OMSK yang efektif harus
Eustachius
yang
tidak
kontraindikasi
timpanoplasti
oleh
baik absolut
karena
akan
berdasarkan pada faktor-faktor penyebab
menyebabkan kegagalan timpanoplasti,
dan
akibat tidak terdapatnya udara dalam
derajat
penderita
penyakitnya.
OMSK
dapat
dan
operatif.
konservatif
Pengobatan dibagi
atas
Pengobatan
telinga
tengah.
pemeriksaan
Oleh
fungsi
karena
tuba
itu,
Eustachius
konservatif bertujuan untuk mengontrol
idealnya dilakukan pada penderita OMSK,
proses infeksi yang berupa toilet telinga
selain pemeriksaan rutin lainnya untuk
dan pemberian antibiotik, topikal maupun
mencari faktor penyebab OMSK dan
sistemik.13
menjadi
Gangguan
fungsi
tuba
Eustachius yang berulang dan alergi merupakan
salah
menyebabkan
satu
telinga
yang
untuk
penanganannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
tengah
mengetahui
dkk.14
konservatif terhadap mucociliar clearance
melaporkan faktor alergi berperan pada
tuba Eustachius penderita OMSK benigna
penderita otitis media supuratif kronik tipe
aktif di Makassar, dengan membandingkan
benigna aktif di RS Wahidin Sudirohusodo
waktu transpor mukosilia tuba Eustachius
Makassar tahun 2006.
hari pertama kunjungan dan hari ketujuh
menjadi
infeksi
faktor
pertimbangan
menahun.7,14,15
Farida
Penanganan operatif dilakukan untuk eradikasi jaringan patologi yang terdapat
pengaruh
pengobatan
pengobatan konservatif penderita OMSK tipe benigna aktif.
di dalam rongga mastoid dan kavum timpani, simpleks,
dapat
berupa
mastoidektomi
mastoidektomi
radikal
mastoidektomi radikal
dan
modifikasi.
Prosedur bedah ini dilakukan dengan atau tanpa
timpanoplasti.
Berdasarkan
Algoritma penanganan OMSK benigna dari Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala leher tahun 2008, prosedur bedah ini dilakukan pada OMSK benigna aktif apabila otore
METODE Penelitian eksperimental
ini
merupakan
prospektif
studi dengan
mengevaluasi transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan pada hari ketujuh pengobatan konservatif penderita OMSK tipe benigna aktif, yang dilakukan di poli THT
RS.
Fakultas
Pendidikan Kedokteran
Bagian
THT
Universitas
4
Hasanuddin Makassar meliputi RS. Dr.
Pengobatan
konservatif
yang
Wahidin Sudirohusodo, RS. Labuang Baji
diberikan pada sampel penelitian ini
dan
Penelitian
berupa: toilet telinga, antiseptik topikal
dilaksanakan bulan Mei sampai November
(tampon burrowi), pemberian antibiotik
2009,
merupakan
sistemik per-oral, pada penelitian ini
penderita OMSK tipe benigna aktif yang
menggunakan sefadroksil tablet dengan
bersedia ikut dalam penelitian dengan cara
dosis untuk anak-anak 25-50 mg/kg B/hari
consecutive
sampling
dan dosis dewasa 1-2 gram/hari, dosis
sampling)
dan
RS.
Pelamonia.
sampel
penelitian
(non-probability
memenuhi
kriteria
terbagi dua kali sehari dan kortikosteroid
penelitian. Kriteria inklusi seperti: 1)
oral
(diturunkan
penderita dengan diagnosis OMSK tipe
kelima).
perlahan
pada
hari
benigna aktif; 2) tidak mempunyai riwayat
Pada setiap sampel penelitian hanya
pemberian pengobatan antibiotik selama
dilakukan tes sakarin 5% pada satu sisi
satu minggu terakhir baik sistemik ataupun
telinga yang menderita OMSK benigna
topikal; 3) umur di atas 14 tahun; 4)
aktif.
penderita OMSK dengan perforasi sentral
dilakukan untuk menilai waktu transpor
yang ukuran perforasi lebih besar atau
mukosilia
sama dengan perforasi sedang; 5) bersedia
menggunakan larutan sakarin 5% steril
mengikuti
ekslusi
yang diteteskan ke dalam kavum timpani.
meliputi: 1) OMSK dengan jaringan
Pasien duduk tegak dengan posisi kepala
granulasi dan polip pada liang telinga luar
dimiringkan ke arah kontralateral (±45º)
yang
2)
dari telinga yang diperiksa selama 5 menit,
penderita OMSK Maligna; 3) penderita
kemudian diteteskan larutan sakarin 5%
OMSK dengan adanya massa di daerah
sebanyak 0,1 mm ke dalam kavum timpani
nasofaring dan
penderita
dengan pipet khusus yang tidak traumatik
OMSK dengan gangguan pengecapan; 5)
dan dapat mencapai perforasi membran
penderita OMSK dengan keluhan otalgia
timpani,
berat; 6) penderita OMSK dengan infeksi
dibutuhkan sampai penderita merasakan
saluran pernapasan atas; 7) penderita
rasa “manis” di faring dalam menit atau
dengan
penelitian.
menutupi
kavum
timpani;
hidung; 4)
riwayat
sebelumnya;
Kriteria
8)
Pemeriksaan
penderita
dan
tes
sakarin
tersebut,
dihitung
waktu
5%
dengan
yang
operasi
telinga
detik dengan menggunakan stopwatch.
OMSK
dengan
Penderita berkumur sebelum dilakukan
komplikasi; 9) penderita dengan hipertensi
pemeriksaan
dan
tidak
diberitahu
berat dengan riwayat stroke; 10) penderita
mengenai rasa yang akan dirasakannya.
dengan kelainan palatoschisis.
Pemeriksaan ini dilakukan pada saat
5
pertama kali kunjungan di poliklinik THT dan
pada
hari
ketujuh
pengobatan
Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan
tujuan
dan
jenis
data,
konservatif. Sebelum dilakukan tes sakarin
kemudian dianalisis dengan menggunakan
5% ini, setiap sampel penelitian dilakukan
program komputer SPSS for Windows
toilet telinga sambil mengevaluasi keadaan
vesion 11.5, dengan berbagai analisis
sekret dan mukosa kavum timpani dengan
statistik yang meliputi: analisis Univariat
menggunakan mikroskop digital “earscope
untuk menentukan distribusi frekuensi dari
Dinolite” dan didokumentasikan, sehingga
karakteristik sampel dan analisis Bivariat
nantinya akan dapat dilihat ada tidaknya
yang meliputi: uji McNemar, uji T
perbaikan keadaan tersebut pada hari
berpasangan (paired sampel T test) dan uji
ketujuh pengobatan konservatif dengan
T tidak berpasangan (independent sample
membandingkan kunjungan hari pertama,
T test).
namun demikian setiap sampel penelitian diharuskan untuk kontrol kembali pada hari ke-3, ke-5 dan ke-7 pengobatan
HASIL Karakteristik sampel
konservatif. Respons pengobatan pada sampel penelitian dikelompokkan menjadi: 1) OMSK dengan perbaikan, jika otore berkurang dan edema atau hiperemis mukosa kavum timpani berkurang; 2) OMSK sembuh, jika perforasi kering atau otore tidak ada dan mukosa kavum timpani tidak hiperemis; 3) OMSK tidak ada perbaikan, jika tidak ditemukan adanya perubahan kuantitas otore atau bahkan semakin bertambah dan mukosa kavum timpani edema, dengan atau tanpa jaringan
Selama penelitian yang berlangsung dari bulan Mei–November 2009, diperoleh dan diteliti waktu transpor mukosilia penderita otitis media supuratif kronik (OMSK) tipe benigna aktif sebanyak 31 sampel penelitian dengan satu telinga pada setiap sampel penderita
OMSK tipe
benigna aktif yang memenuhi kriteria untuk ikut dalam penelitian. Sampel penelitian terdiri dari 12 (38,7%) laki-laki dan 19 (61,3%) perempuan, dan persentase sampel terbanyak pada usia 14-25 tahun 48,4%.
granulasi.
Tabel 1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan lamanya sakit dan ukuran perforasi membran timpani Lamanya sakit (th)
Ukuran perforasi membran timpani
6 Sedang
Besar
Total
n
(%)
n
(%)
n
(%)
<1
2
(6,5)
1
(3,2)
0
(0)
1–5
9
(29,0)
5
(16,1)
1
(3,2)
>5
2
(6,5)
10 (32,3)
1
(3,2)
Total
13
16
2
(6,4)
(42)
(51,6)
Tabel 2. Distribusi sampel penelitian berdasarkan lamanya sakit dan respons pengobatan
<1 Lama sakit
Total
n % 1-5 n % >5 n % N %
Respons pengobatan Tidak ada Ada perbaikan perbaikan 3 0 9,7 0 12 3 38,7 9,7 11 2 35,5 6,5 26 83,9
5 16,1
Total
3 9,7 15 48,4 13 41,9 31 100
Lima belas sampel penelitian (48,4%)
kelompok kriteria sembuh, namun 83,9%
mengeluhkan lama sakitnya selama 1-5
menunjukkan adanya perbaikan setelah
tahun, dan 29,0%-nya dengan perforasi
pengobatan konservatif dan menunjukkan
sedang. Enam belas sampel (51,6%)
bahwa 16,1% sampel tidak ada perbaikan,
dengan perforasi besar dan lebih banyak
yang ditandai dengan adanya otore yang
ditemukan pada penderita OMSK benigna
menetap, tidak ada perubahan warna pada
aktif dengan lama sakit lebih dari lima
membran timpani dan atau mukosa kavum
tahun (tabel 1).
timpani,
Pada penelitian ini tidak ditemukan sampel
penelitian
setelah
pengobatan
khususnya
pada
daerah
promontorium yang dievaluasi dengan mikroskop digital ”Earscope Dinolite”.
konservatif hari ke-7 yang masuk dalam
Pemeriksaan transpor mukosilia tuba Eustachius
7 Tabel 3. Distribusi perubahan waktu transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah pengobatan konservatif Wkt. transpor mukosilia sesudah pengobatan >15 menit ≤15 menit >15 Wkt. transpor mukosilia sebelum pengobatan
n
13
8
21
%
41,9
25,8
67,7
n
0
10
10
%
0
32,3
32,3
n
13
18
31
%
41,9
58,1
100
≤15
Jumlah
Jumlah
McNemar (p=0,008)
Tabel 4. Nilai rerata waktu transpor mukosilia tuba Eustachius sebelum dan sesudah pengobatan konservatif
Waktu transpor mukosilia sebelum pengobatan Waktu transpor mukosilia sesudah pengobatan
N
Rerata (detik)
Simpang baku
31
1638,06
1025,07
31
1009,13
807,38
Paired T test (p=0,000)
Pada pemeriksaan transpor mukosilia
mukosilianya
sebelum
dan
setelah
tuba Eustachius sebelum dan sesudah
pengobatan konservatif hari ke-7, di mana
pengobatan,
penelitian
pengobatan konservatif memberikan nilai
mempunyai waktu transpor mukosilia ≤15
positif terhadap transpor mukosilia tuba
menit sebelum pengobatan dan 67,7%
Eustachius pada penderita OMSK benigna
lebih dari 15 menit. Persentase tersebut ini
aktif p=0,008 (p<0,05).
32,3%
sampel
berubah setelah pengobatan konservatif
Untuk
mengetahui
lebih
lanjut
hari ke 7, sampel penelitian dengan waktu
pengaruh pengobatan konservatif pada
transpor mukosilianya ≤15 menit menjadi
penderita
OMSK
58,1% dan 41,9% sampel penelitian
terhadap
perubahan
menjadi >15. Jika dianalisis lebih lanjut
”mucociliar clearance” tuba Eustachius
menggunakan krostabulasi data (tabel 3),
dilakukan dengan melihat ada tidaknya
dengan
perubahan waktu transpor
uji
McNemar
perbedaan
yang
berdasarkan
katagori
menunjukkan
sangat waktu
tipe
benigna waktu
aktif
transpor
pada hari
bermakna
kunjungan pertama (sebelum pengobatan
transpor
konservatif) sebagai kontrol dengan waktu
8
transpor pada hari ke 7 pengobatan
detik (16
konservatif,
menggunakan uji
menunjukkan adanya perubahan waktu
paired T-test. Berdasarkan hasil analisis
transpor mukosilia yang sangat bermakna
statistik diperoleh hasil bahwa rata-rata
setelah dilakukan pengobatan konservatif
waktu
pengobatan
dengan rata-rata perubahan sebesar 628,94
sebesar 1638,06 detik (27 menit 18,06
detik (10 menit 28,92 detik) dengan
detik) dan waktu transpor rata-rata pada
simpang baku 626,35 detik (10 menit
hari ke-7 pengobatan sebesar 1009,13
26,34 detik) lebih cepat.
dengan
transpor
sebelum
menit
49,14 detik),
yang
Tabel 5. Laju perbedaan transpor mukosilia dengan respons pengobatan
Laju perubahan trans.mukosilia
Respons pengobatan
N
Rerata (%)
Simpang baku (%)
Ada perbaikan
26
41.9341
17.62754
Tdk ada perbaikan
5
11.9535
14.25651
Independent T test p= 0,001
Meskipun dari data di atas tidak
transpor mukosilia pada kedua kelompok
ditemukan adanya respons pengobatan
tersebut berbeda sangat bermakna dengan
dengan
namun
nilai sig (p)=0,001 dengan beda dari laju
test,
perubahan transpor mukosilia pada dua
kriteria
berdasarkan
uji
sembuh, independent
T
menunjukkan bahwa laju perubahan waktu
kelompok tersebut adalah 29,98%.
DISKUSI
telinga
Sistem transpor mukosilia merupakan
blanket),
sel-sel
silia
dan
sel-sel
sekretori.16 Transpor mukosilia tuba ini sangat penting untuk mengurangi proses inflamasi pada telinga tengah yang dapat berpengaruh pada penyembuhan mukosa
sirkulasi
lokal
dan
perbaikan tekanan telinga tengah.11,17 Pada pemeriksaan waktu transpor
pertahanan mekanik dari mukosa tuba yang terdiri dari palut lendir (mucous
tengah,
mukosilia tuba Eustachius, Setasubrata dkk.11 dalam penelitiannya menggunakan dua katagori waktu transpor mukosilia, yaitu yang ≤15 menit dan ≥15 menit. Jesic dan
Nesic12
pada
penelitiannya
mendapatkan waktu transpor mukosilia pada penderita otitis media tubotimpani
9
dengan gambaran mukosa tubotimpani
merupakan salah satu penyebab obstruksi
yang normal adalah 15 menit. Pada
fungsional pada tuba Eustachius, sehingga
penelitian ini 32,3% sampel penelitian
mempengaruhi
mempunyai waktu transpor mukosilia ≤15
menggerakkan mucous blanket ke muara
menit
dan
aktivitas
silia
dalam
67,7%
waktu
transpor
tuba yang merupakan salah satu bagian
≥15
menit
sebelum
terpenting dalam mucociliar clearance
mukosilianya
pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa
system.
pada penderita OMSK tipe benigna aktif
konservatif pada penderita OMSK benigna
sebagian besar telah terjadi
aktif, diharapkan waktu transpor mukosilia
gangguan
fungsi tuba Eustachius. Gangguan fungsi
Setelah diberikan pengobatan
akan menjadi lebih singkat (tabel 3).
tuba Eustachius yang kronis atau berulang
Ohashi dkk. (1989) pada penelitian
dapat disebabkan akibat infeksi hidung dan
yang dilakukan pada telinga guinea,
tenggorok yang kronis atau berulang dan
melaporkan bahwa toksin dari bakteri dan
obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial
iradiasi
atau total.8
Verdugo (1982) mengemukakan bahwa
Pengobatan
merusak
fungsi
cilia.
yang
regulasi dari transpor mukosilia tergantung
diberikan pada penderita OMSK benigna
pada: a) variasi beban cairan mukus pada
aktif
silia; b) variasi dari energi yang keluar dari
dapat
konservatif
dapat
mengontrol
sekaligus
mengatasi proses infeksi pada mukosa
ciliary
tubotimpani, sehingga akan mengurangi
perpindahan
proses inflamasi yang dapat menyebabkan obstruksi
fungsional
selanjutnya
akan
pada
tuba
memperbaiki
dan
proses
engine;
gerakan
mengalirkan sekret. Fungsi
c)
variasi
energi
silia
untuk
mukosilia
tuba
9,16
transpor
Eustachius penting
berkenaan dengan
sirkulasi (vaskularisasi) di dalam mukosa
perkembangan kelainan lebih lanjut pada
tubotimpani, sehingga dapat memperbaiki
tahap sekretori dan degeneratif, terutama
keadaan
Proses
hubungan antara produksi sekret mukosa
inflamasi yang terjadi di dalam mukosa
telinga tengah dengan kapasitas transpor
kavum timpani juga menyebabkan proses
mukosilia mukosa tuba. Compere (1958)
inflamasi
tuba
berpendapat dari beberapa kasus otitis
tuba
media kronik dengan clearance dari
Eustachius dan kavum timpani merupakan
telinga tengah terganggu, penyebabnya
kesatuan
secara
adalah obstruksi fungsional yang terletak
mukosa
Eustachius,
di
tubotimpani.
dalam karena
integumen,
mukosa mukosa
yaitu
embriologi
sama-sama
berasal
dari
pada hipotimpanum.15,18 Oleh karena itu
endoderm.18
Proses
inflamasi
ini
jika ada proses inflamasi, maka akan
10
terjadi gangguan obstruksi fungsional pada
memperlihatkan adanya perbedaan respons
daerah ini. Menurut Shimada dan Lim
pengobatan pada sampel penelitian.
(1972), populasi sel-sel bersilia pada
Perbedaan
laju
perubahan
waktu
hipotimpanum dan dekat orifisium tuba
transpor mukosilia tuba Eustachius pada
berkisar antara 51-80% dan pada daerah
kelompok
lumen tuba densitasnya lebih dari 80%,
memberikan respons perbaikan dengan
sehingga adanya obstruksi fungsional di
kelompok
daerah ini akan menyebabkan fungsi silia
tehadap pengobatan konservatif sampai
terganggu karena pada hipotimpanum sel
hari ke-7 (tabel 5) dapat diketahui dengan
yang bersilia sebagian besar berhubungan
membandingkan laju perubahan transpor
dan bergerak ke arah lumen tuba. Karena
mukosilia pada kedua kelompok tersebut.
fungsi sistem mukosilia secara langsung
Dari
berhubungan
independent
dengan
adanya
sel-sel
sampel
penelitian
yang tidak
analisis
yang
ada perbaikan
statistik sample
dengan
uji
test
dan
T
bersilia dan sel-sel sekretori serta gerakan
menunjukkan
silia dari sel-sel yang bersilia harus secara
bermakna, di mana pengobatan konservatif
“metachronal” sesuai dengan gerakan
sampai
mucous
menampakkan
perubahan waktu transpor mukosilia pada
gerakan yang berurutan, maka jika ada
kelompok sampel penelitian yang ada
kelainan silia akan menghambat transpor
perbaikan
lebih
mukosilia tersebut.16
kelompok
yang tidak
blanket
Simpang penelitian
dan
baku ini
yang
besar
menunjukkan
pada bahwa
perbaikan waktu transpor mukosilianya cukup beragam pada sampel penelitian
terhadap
hari
adanya
ke-7
perbedaan
menyebabkan
besar
pengobatan
laju
dibandingkan ada perbaikan
dan
beda
laju
perubahan waktu transpor mukosilia pada kedua kelompok tersebut adalah 29,98%. Pada penelitian ini tidak ditemukan
setelah pengobatan konservatif sampai hari
sampel
ke-7.
berdasarkan evaluasi keadaan mukosa
Ketidakseragaman
ini
dapat
dengan
telinga
berpengaruh pada pengobatan konservatif
pengobatan konservatif sampai hari ke-7.
yang tidak diteliti pada penelitian ini
Namun, jika dilihat dari kenormalan waktu
antara lain status imunitas, status gizi,
transpor mukosilianya, terdapat sampel
kultur dan sensitivitas bakteri dari masing-
penelitian yang waktu transpor mukosilia
masing sampel penelitian. Keterangan ini
sebelum
diperkuat
adanya perubahan pada sampel penelitian
tabel
2
yang
setelah
sembuh
disebabkan adanya beberapa faktor yang
dengan
tengah
kriteria
pengobatan
mendapatkan
normal
ataupun
dengan waktu transpor mukosilia awal
11
tidak normal dan berubah menjadi normal
yang tidak menunjukkan adanya perbaikan
setelah pengobatan konservatif sampai hari
pada respons pengobatan.
ke-7. Sampai
saat
ini
penulis
belum
menemukan adanya penelitian sebelumnya yang
mengevaluasi
laju
perubahan
DAFTAR PUSTAKA 1.
Burden of
transpor mukosilia setelah pengobatan konservatif.
Laju
perubahan
illness
and
management
options. Child and adolescent health and
waktu
development prevention of blindness and
transpor mukosilia ini dapat dimungkinkan
deafness. World Health Organization
karena setelah mendapatkan pengobatan konservatif, mukosa tubotimpani akan
WHO. Chronic suppurative otitis media
Geneva, Switzerland; 2004. 2.
Helmi. Otitis media supuratif kronis.
mengalami perbaikan. Hal tersebut terjadi
Dalam: Otitis media supuratif kronis:
karena pada saat proses inflamasi akibat
pengetahuan
infeksi maupun alergi, akan terjadi udem
mastoidektomi, timpanoplasti. Jakarta:
pada mukosa, hyperplasia epitel mukosa,
Fakultas
dilatasi kapiler di mukosa tubotimpani
Indonesia; 2005. h. 76-92.
yang menyebabkan obsruksi fungsional
3. Departemen
inflamasi
yang
4.
pertama
pengobatan
antaranya,
konservatif
Indonesia
Asterina, Kuhuwael FG. Pola bakteri dan
penderita OMSK benigna aktif di RS dr.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil di
Kesehatan RI.
sensitivitasnya terhadap antimikroba pada
juga dikarenakan oleh proses alergi.
kesimpulan
Universitas
(http://m.depkes.go.id/ ).
disebabkan oleh infeksi dan kemungkinan
beberapa
Kedokteran
medik,
dengan prevalensi ketulian 4,6%. 2004 ,
clearance. Pengobatan konservatif dapat proses
terapi
termasuk 4 negara di Asia Tenggara
dan dapat mengganggu sistem mucociliar
mengontrol
dasar,
pada
OMSK benigna aktif sampai hari ke-7
Wahiddin
Sudirohusodo.
Fakultas
Kedokteran
Makassar: Universitas
Hasanuddin; 2005. 5.
Helmi. Anatomi bedah regio temporal.
secara sangat bermakna telah memperbaiki
Dalam: Otitis media supuratif kronis:
”mucociliar clearance” tuba Eustachius.
pengetahuan
Kedua,
terdapat
perbedaan
matoidektomi,
sangat
Fakultas
bermakna pada perbaikan laju transpor mukosilia penderita OMSK benigna aktif yang
menunjukkan
adanya
respons
terhadap pengobatan dibandingkan dengan laju transpor mukosilia pada penderita
dasar,
terapi
medik,
timpanoplasti.
Jakarta:
Kedokteran
Universitas
Indonesia; 2005. h. 4-26. 6.
Dhingra PL. Eusthachian tube and its disorders. In: Dhingra PL, ed. Diseases of
12 ear, nose and throat. 4th ed. New Delhi:
7.
Elssevier; 2007. p. 56-60.
Eustachian tubes in chronic suppurative
Healey GB, Rosbe KW. Otitis media and
otitis media. 2004. In Srp Arh Celok Lek.
middle ear effusions. In: Snow JB,
http :// www.ncbi.nlm.gov/pubmed
Ballenger
JB.
Editors.
Otorhinolaryngology surgery. 6
th
Ballenger’s
head
and
tenggorok bedah kepala leher. Modul
ed. Hamilton, Ontario: BC.
telinga radang telinga tengah. Edisi I.
Browning
14. Farida, Djamin E, Savitri E. Alergi
inflammatory conditions of the external
sebagai faktor risiko terjadinya otitis
and middle ear. In: Kerr AG, ed. Scott-
media supuratif kronis tipe benigna.
Brown s
GG.
2008. of
’
Aetiopathology
otolaryngology.
Butterworth
Heinemann; 1997. p. 3/7-3/21. 9.
13. Kolegium ilmu kesehatan telinga hidung
neck
Decker; 2003. p. 249-50. 8.
12. Nesic V, Jesic S. Mucociliary transport in
Makassar:
Fakultas
Kedokteran
Universitas Hasanudin; 2006.
Bluestone CD. Eustachian tube function
15. Ballenger JJ. Penyakit telinga kronis.
and dysfunction. In: Evidence based otitis
Dalam: Iskandar N, Mangunkusumo E,
media. 2nd ed. Hamilton, London: BC
RoezinA. Editor. Penyakit telinga hidung
Decker; 2003. p. 163-76.
tenggorok kepala dan leher. Jakarta: Alih
10. Bluestone CD. Anatomy and physiology of the Eustachian tube sistem. In: Bailey BJ,
ed.
Head
otolaryngology. Philadelphia:
and 4th
neck ed.
Lippincott
surgery Vol.
Williams
dan
draenasi
16. Park
K.
Morphophysiology
of
the
Eustachian tube related to otitis media.
&
Ajau Med J 1998; 3(2):96-105. 17. Massoud E.Eustachiusan tube function.
11. Setasubrata D, Samodra E, Rinto. Peran ventilasi
2002. h. 392-404.
1.
Wilkins; 2006. p. 1523 -62.
fungsi
Bahasa Staf Ahli Bagian THT FKUI;
tuba
Available
from:
http://
www.
emedicine.com
Eustachius pada kesembuhan otitis media
18. Gulya AJ. Anatomy of the ear and
supuratif kronis benigna aktif. ORLI
temporal bone. In: Shambaugh G, eds.
2001; 31(4): 48-56.
Surgery of the ear. 5th ed. Hamilton: BC Decker; 2003.