PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) PADA SISWA KELAS VIII (Quasi Eksperimen di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta)
Skripsi Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh : YULLY KHUSNIAH 1110011000040
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
PENGESAIIAN SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAP TERHADAP HASIL
BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) PADA SISWA KELAS
VIII
(Quasi Eksperimen di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta)
Skripsi Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.D
Oleh:
YULLY KHUSNIAH NIM: 1110011000040 Di bawah bimbingan
AHMAD IRFAN MUFID. MA NIP.
197403
1
82003
t2t002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA. 2015
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Irasil Belajar sejarah Kebudayaan Islam (sKr) pada Siswa Kelas vrlr (euasi Eksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta) disusun oleh yully Khusniah, NIM. 1110011000040, Jurusan pendidikan Agama Islam. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Januari 2015 Yang mengesahkan,
Pembimbing
AHMAD IRFAN MUFID. MA NIP. 197403 I 82003 t21002
PENGESAHAN
PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Skripsi be{udul Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada Siswa Kelas VIII (Quasi Eksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta) disusun oleh YULLY KHUSNIAH, Nomor Induk Mahasiswa 1110011000040, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan Lulus dalam Ujian Munaqasah pada 2 Maret 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 2 Maret 2015
Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Ketua Panitia (Kepala Jurusar/Prodi Studi), Dr. H. Abdul Majid Khon. M.Ag NIP : 19580101 t98703 1 005
ekretaris (S ekretaris JurusarVProdi) Marhamah Saleh. Lc. MA NIP : 19720313 2008012 010 S
'? [t:??'{
Penguji I Prof. Dr. Ahmad Syaf ie Noor NIP : 19470902 196712 1 001 Penguji II Muhammad Zuhdi. S.Ae.. M.Ed.. PhD NIP : 19720704 199703 I 002
Mengetahui
NIP : 195504
iii
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Yully Khusniah
NIM
I 1 1001 1000040
Jurusan/prodi
Pendidikan Agama Islam (PAD
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang be{udul Pengaruh Penerapan Metode Mind Mop Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada Siswa Kelas
VIII
(Quasi Eksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta) adalah
benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen
Nama Pembimbing
:
NIP
: 197403182003 121002
Demikian surat pernyataan
:
Ahmad Irfan Mufid, MA.
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta,23 Januai2015 Mahasiswa ybs
YULLY KHUSNIAH NrM. 1110011000040
IV
ABSTRAK
Yully Khusniah (1110011000040) Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada Siswa Kelas VIII. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui apakah terdapat pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Penelitian ini telah dilaksanakan di MTs Negeri 3 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dalam rancangan ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen penulis menerapakan pembelajaran dengan metode mind map, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan metode mind map. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar dengan bentuk pilihan ganda. Berdasarkan pengujian dua sampel mennggunakan uji-t diperoleh thitung (3,91) > ttabel (1,99) pada taraf signifikasi 0,05 (5%). Hal ini menunujukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperiman dan kelas kontrol. Jadi, hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Kata Kunci : Mind Map, Hasil Belajar
v
ABSTRACT
Yully Khusniah (1110011000040). Influence of Applying the Method of Mind Map on Learning Outcomes of the Islamic Cultural History in Eighth Grade Students. Skripsi, Department of Islamic Education at Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The research aims to prove whether there is the influence of applying the method of mind mapping on learning outcomes of students in the subjects of Islamic cultural history. This research has been done in MTs 3 Jakarta. The method used is a quasi-experimental research design to the design of nonequivalent control group. While the sampling technique used purposive sampling (purposive sampling), namely by taking the subject is not based on strata, random or area but based on their specific goals. In this design involves two groups: the experimental group and the control group. In the experimental group the authors apply learning with mind mapping method, whereas the control group did not use mind mapping method. The research instrument used was a multiple-choice achievement tests. Based on testing using the two-sample t-test was obtained t.arithmetic (3.91)> t.table (1.99) at the 0.05 level (5%). This shows that there are significant differences between the experimental class and the control class. Therefore, the results of hypothesis testing can be concluded that there is a significant influence of the method of mind mapping on learning outcomes Islamic Cultural History. Keywords: Mind Map, Learning Outcomes
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Terimakasih teramat banyak penulis haturkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Sarpin.S dan Ibunda Siti Nurhayati, atas segala doa dan pengorbanannya telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, you are my everything. Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan dorongan semua pihak. Penulis menyadari selama pembuatan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik yang bersifat materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Marhamah Saleh, Lc. MA, selaku Ketua dan Seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Ahmad Irfan Mufid, MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi. 4. Prof. Dr. Armai Arif M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam 6. Dra. Hj. Faizah, selaku Kepala MTs Negeri 3 Jakarta, yang telah memberikan izin penelitian di madrasah tersebut. 7. Yayah Sulayah, S.Ag selaku guru SKI di MTs Negeri 3 Jakarta. 8. Kakak-kakak tersayang Mas Yogi Saputra beserta istri, mba Dwi Syarifah, mas Arif Setiawan, kedua adek tercinta De Nurul dan de Fadil, Serta Alula ponakan pertamaku. 9. Keluarga besar DPC GMNI Tangerang Selatan, bung Angga, bung Mahbub, bung Rahman, bung Didik, bung Irul, bung Ridwan, bung Zaki, bung Dimyati.
vii
Kawan-kawan Komisariat UIN dan UNPAM, kawan-kawan GMNI se-Banten. Juga para Abang senior, bang Yusri, ka Tenjo, bang Blek, ka Gunawan, ka Dziki, ka Dewa, ka Kori, ka Nino, bang Uceng dan yang lainnya yang selama ini berjuang dalam barisan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia. 10. Sahabat-sahabat: Endang, Alis, Tia, Mae, May, Isma, mba Uni, Upik, Parti, dan semua sahabat-sahabat Jurusan PAI angkatan 2010 yang telah berjuang bersama dalam menggapai ilmu di bangku perkuliahan. 11. Kawan-kawan Piramida Circle UIN Jakarta, mas Nurhidayat, Dede Afrizal (bedel), Agung Saputra, dan yang lainnya. 12. Kawan-kawan Lembaga LAW-Institute: bang Supriyanto S.Sos; bang Idarul Haq SH. MH; bang M. Saleh, SE; Fahri; Syaiful Wahid; bang Roem Jibran, SH. MH; dan yang lainnya. 13. Rekan-rekan alumni Kursus Pengelolaan Keberagaman (KPK) Aliansi Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) Jabodetabek. 14. Dan untuk semua pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari ataupun tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dengan baik
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini. Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi para pengembang produk pendidikan.
Jakarta, 23 Januari 2015
Yully Khusniah
viii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI.....................................................................
i
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI.........................................
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH..........................
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH......................................
iv
ABSTRAK .............................................................................................
v
ABSTRACT ............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...........................................................................
vii
DAFTAR ISI .........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................
6
C. Pembatasan Masalah ....................................................
6
D. Perumusan Masalah...........................................................
6
E. Tujuan Penelitian ..........................................................
6
F. Kegunaan Hasil Penelitian ..............................................
7
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik.............................................................
8
1. Hakekat Active Learning.............................................
8
a. Pengertian Active Learning...............................
8
b. Indikator Pendekatan Active Learning................
9
c. Prinsip-Prinsip Active Learning..........................
10
d. Tehnik Pembelajaran Aktif..............................
11
2. Pembelajaran Aktif Metode Mind Map.......................
12
a. Pengertian Metode Mind Map.............................
12
ix
b. Langkah-Langkah Membuat Mind Map..............
15
c. Tujuan dan Manfaat Mind Map...........................
16
d. Faktor Penghambat Pembuatan Mind Map..........
17
e. Contoh Mind Map................................................
18
3. Belajar dan Hasil Belajar............................................
18
a. Pengertian Belajar...............................................
18
b. Prinsip-Prinsip Belajar...........................................
19
c. Pengertian Hasil Belajar.......................................
21
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
22
4. Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Mata Pelajaran...
23
a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam...............
23
b. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di MTs.........
24
c. Ruang Lingkup................................................
25
d. Kendala Pembelajaran SKI...............................
25
B. Hasil Penelitian yang Relevan...........................................
26
C. Kerangka Berpikir.............................................................
28
D. Hipotesis Penelitian...........................................................
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................
32
B. Metode dan Desain Penelitian ..........................................
33
C. Populasi dan Sampel.......................................................
34
D. Teknik Pengumpukan Data ...........................................
35
E. Instrumen Penelitian.......................................................
37
F. Uji Coba Instrumen.........................................................
37
1. Pengujian Validitas...................................................
37
2. Reliabilitas..................................................................
38
3. Taraf Kesukaran.......................................................
39
4. Daya Pembeda...........................................................
39
G. Teknik Analisis Data ........................................................
40
1. Pengujian Prasyarat Analisis.......................................
40
x
a. Uji Normalitas....................................................
40
b. Uji Homogenitas....................................................
41
2. Uji Hipotesis ...............................................................
42
H. Perumusan Hipotesis Statistik...........................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Negeri 3 Jakarta..............................................
44
1. Sejarah Singkat......................................................
44
2. Visi, Misi, dan Tujuan.................................................
45
3. Program-Program Madrasah.......................................
48
4. Guru dan Tenaga Kependidikan..................................
49
5. Siswa MTs Negeri 3 Jakarta........................................
50
6. Sarana dan Prasarana...................................................
50
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................
52
1. Hasil Uji Coba Instrumen Test....................................
52
a. Uji Validitas..........................................................
52
b. Reliabilitas.............................................................
53
c. Taraf Kesukaran....................................................
53
d. Daya Pembeda.......................................................
53
2. Data Hasil Belajar.......................................................
54
a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................................................
55
b. Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................................................
57
c. Perkembangan Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen..............................
60
3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.......................
60
a. Pengajuan Prasyarat Analisis.................................
60
1) Uji Normalitas Data..........................................
60
2) Uji Homogenitas...............................................
62
b. Pengujian Hipotesis................................................
64
xi
BAB V
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................
64
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................
67
PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................
68
B. Implikasi............................................................................
68
C. Saran .................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................
77
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pembagian Waktu dalam Penelitian .................................
32
Tabel 3.2 Desain Penelitian ..............................................................
33
Tabel 3.3 Klasifikasi Guilford ..........................................................
38
Tabel 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran .............................................
39
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................
40
Tabel 4.1 Kondisi Guru .....................................................................
49
Tabel 4.2 Kondisi Tenaga Kependidikan...........................................
50
Tabel 4.3 Kondisi Siswa..............................................................
50
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana.....................................................
51
Tabel 4.5 Hasil Validitas Butir Soal.............................................
52
Tabel 4.6 Hasil Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal...............
53
Tabel 4.7 Hasil Klasifikasi Daya Pembeda.......................................
54
Tabel 4.8 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol....
55
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen........
55
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol..............
56
Tabel 4.11 Data Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol..
57
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen......
58
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol.............
59
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................
61
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................
62
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................
63
Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................ Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Nilai Postest...................................
xiii
63 64
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Mind Map tentang Prestasi Khulafaur Rasyidin.....
19
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir...................................................
32
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen...................................................................... Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol...
56 57
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen....................................................................... Gambar 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol...
58 59
Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-Rata Kelompok Kontrol dan Eksperimen.........................................................................
xiv
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
RPP Kelas Eksperimen .............................................
75
Lampiran 2.
RPP Kelas Kontrol ....................................................
82
Lampiran 3.
Kisi-Kisi Uji Coba Soal ............................................
89
Lampiran 4.
Soal Uji Coba.............................................................
90
Lampiran 4.a. Tabel Hasil Uji Coba Tiap Butir Soal........................
96
Lampiran 5.
Soal untuk Pretest dan Postest...................................
98
Lampiran 6.
Perhitungan Manual Validitas Tes Pilihan Ganda ....
103
Lampiran 7.
Uji Reliabilitas ..........................................................
106
Lampiran 8.
Taraf Kesukaran ........................................................
108
Lampiran 9.
Daya Pembeda ..........................................................
110
Lampiran 10. Hasil Pretest Dan Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ....................................................
112
Lampiran 11. Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol .................
114
Lampiran 12. Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen ..........
116
Lampiran 13. Uji Homogenitas Dua Varian Pretes.........................
118
Lampiran 14. Uji Normalitas Postes Kelompok Kontrol ................
119
Lampiran 15. Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen .........
121
Lampiran 16. Uji Homogenitas Dua Variansi Postest.....................
123
Lampiran 17. Analisis Uji T ............................................................
124
Lampiran 18. Lembar Observasi Lingkungan/Latar Kelas Dalam xv
Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran SKI............
126
Lampiran 19. Lembar Observasi Pengamatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)............................................
127
Lampiran 20. Lembar Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa MTs Negeri 3 Jakarta ......................................
129
Lampiran 21. Lembar Uji Referensi ................................................
130
Lampiran 22. Surat permohonan Izin Penelitian .............................
134
Lampiran 23. Surat Keterangan Penelitian ......................................
135
Lampiran 24. Foto-Foto Penelitian.................................................
136
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Fadil SJ dalam bukunya yang berjudul Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah berkata, “mempelajari sejarah menurut ajaran Islam adalah perbuatan/usaha yang diperintahkan untuk mengambil pelajaran dan hikmah dari kejadian-kejadian yang terjadi di muka bumi ini untuk membina kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang”.1 Perhatikan Surat Ar-Ruum ayat 9 berikut :
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku lalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku lalim kepada diri sendiri”. Sementara itu, menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Dedi Supriyadi, “sejarah tidak hanya dipahami sebagai suatu rekaman peristiwa masa lampau, tetapi juga penalaran kritis untuk menemukan kebenaran suatu peristiwa pada masa lampau. Dengan demikian unsur penting dalam sejarah adalah adanya peristiwa, batas waktu / masa lampau, adanya pelaku, dan daya kritis dari peneliti sejarah”.2 Dari beberapa pandangan di atas, dapat dipelajari bahwa generasi muslim perlu mengetahui perkembangan sejarah, terutama pada sejarah kebudayaan Islam. Kebudayaan Islam merupakan kebudayaan masyarakat yang menganut agama
Islam.
Kebudayaan
Islam
1
adalah
suatu
budaya
yang cara
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.6 2 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h.14
1
2
berkembangnya tidak terlepas dari unsur politik dan kekuasaan. Oleh karena itu, sejarah kebudayaan Islam di Jazirah Arab mulai muncul setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul. Sebagaimana dikatakan oleh Abuddin Nata bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguhsungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan agama Islam. Selanjutnya, karena agama Islam itu luas cakupannya, sejarah Islam pun menjadi luas cakupannya. Di antar cakupan itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran agama islam tersebut, sejarah kemajuan dan kemunduran yang dicapai umat islam dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan agama dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik pemerintah, peperangan, pendidikan, dan ekonomi.3 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya kebudayaan Islam seperti yang dijelaskan oleh H.Darsono dan T.Ibrahim, dapat dibagi dalam empat faktor: 1. bahasa, bahasa Arab menjadi bahasa resmi pemerintahan pada masa Dinasti Umayyah, dengan khalifah Abdul Malik bin Marwan, Dengan adanya kebijakan itu bahasa Arab tersebar keseluruh wilayah Islam, 2. perpindahan agama secara besar-besaran tidak hanya disebabkan oleh peperangan akan tetapi daerah taklukan yang sudah berbudaya tinggi itu memang sudah menunggu datangnya agama baru, 3. adanya golongan non-Arab, pada masa Dinasti Bani Umaiyah masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok yang dinamakan dengan kelompok non Arab, kelompok ini dianggap sebagai warga kelas dua, hal ini bertentangan dengan ajaran Islam. Akhirnya pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul azis perbedaan kedua kelompok itu dihilangkan, 4. perpecahan kesatuan islam, setelah Umar bin Abdul Aziz wafat, lahirlah tiga kekhalifahan yaitu, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Fatimaiyah, dan Dinasti Ummayyah, masing-masing Dinasti tersebut menampilkan kebudayaan yang berbeda.4
3
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet.17. h.363 H.Darsono dan T.Ibrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan Islam 1 untuk Kelas VII MTs, (Solo, PT.Tiga Serangkai, 2009), h. 4-5 4
3
Pada dasarnya, mempelajari sejarah kebudayaan Islam bertujuan untuk mengetahui berbagai masalah kehidupan umat manusia yang berkaitan dengan hukum islam. Selain itu, dengan mempelajari sejarah kebudayaan islam kita juga dapat memahami berbagai masalah kehidupan umat Islam, yang disertai dengan maju mundurnya kebudayan Islam itu sendiri. Di Madrasah, sejarah kebudayaan Islam dijadikan sebagai mata pelajaran penting untuk dipelajari oleh peserta didik karena sejarah kebudayaan Islam merupakan salah satu cabang dari bidang studi Pendidikan Agama Islam yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan juga sebagai pengembangan potensi spiritual pada diri peserta didik. Mata pelajaran sejarah kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan serta dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Untuk mencapai tujuan dari mata pelajaran sejarah kebudayaan di madrasah dibutuhkan berbagai aspek pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan khususnya pada pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh banyak aspek di dalamnya, terutama masalah kualitas pembelajaran dan keprofesionalan para pengajarnya, dalam hal ini guru yang mengajar pada bidang studi. Pada pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen point (a) dan (b), dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalanya, guru berkewajiban: a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.5
5
Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Asa Mandiri, 2009), cetakan ke 9, hal.61
4
Guru professional adalah guru yang senantiasa mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensinya secara terus-menerus, sehingga ahli dalam menyampaikan materi ajar serta cermat dalam memilih metode yang tepat dalam mengajar sehingga peserta didik mudah mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan. Seorang guru yang profesional akan mampu memilih metode, strategi, dan media pembelajaran dengan baik. Pemilihan media, metode dan strategi pembelajaran disesuaikan dengan materi yang diajarkan, kondisi sekolah, kondisi peserta didik yang akan diajar, dan penyesuaian-penyesuaian lainnya. karena sebagus apapun pemilihan metodenya jika tidak disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada disekolah maka hasilnya akan kurang maksimal, begitu juga sebaliknya selengkap apapun sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah hal itu akan sia-sia jika guru tidak mampu memanfaatkannya dengan baik. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki inovasi-inovasi yang kreatif dan imajinatif dalam merancang suatu metode dan strategi pembelajaran sesuai materi yang akan disampaikan, terutama mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam yang memerlukan suatu kreatifitas yang tinggi dari pengajarnya. Namun pada realitasnya, saat melakukan observasi di salah satu madrasah peneliti menemukan beberapa problematika dalam proses pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di kelas, diantaranya ialah apresiasi siswa terhadap mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam masih rendah, bahkan beberapa guru sejarah kebudayaan Islam juga menunjukkan apresiasi yang rendah terhadap mata pelajaran ini. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perhatian mereka terhadap pengajaran sejarah. Masalah lainnya ialah siswa sering merasa bosan karena untuk mempelajari dan mendalami sebuah sejarah dibutuhkan hafalan yang kuat. Rasa bosan mereka biasanya disebabkan oleh 2 faktor, yang pertama tuntutan menghafal peristiwa, aktor dan waktu; yang kedua metode pengajaran yang kurang cocok sehingga mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam kurang
5
diminati dan mengakibatkan makna sejarah yang begitu penting menjadi terbelenggu dalam suasana monoton, dan kaku. Sistem pembelajaran sejarah yang dikembangkan sebenarnya tidak lepas dari pengaruh budaya yang telah mengakar. Model pembelajaran yang bersifat satu arah, guru menjadi sumber pengetahuan utama dalam kegiatan pembelajaran menjadi sangat sulit untuk diubah. Pembelajaran sejarah saat ini mengakibatkan siswa kurang berperan di dalamnya sehingga menempatkan siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah yang pasif. Kekurangcermatan pemilihan strategi mengajar akan berakibat fatal bagi pencapaian tujuan pengajaran itu sendiri. Padahal strategi dalam pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat strategis untuk mencapai tujuan pendidikan dan keberhasilan dalam pembelajaran. Seiring dengan bergulirnya perkembangan dalam dunia pendidikan, sekarang ini banyak ditemui adanya strategi/pendekatan pembelajaran yang lebih menuntut peserta didik untuk lebih aktif, kreatif dan lebih siap untuk menerima pelajaran. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan ialah Active learning (Pembelajaran aktif). Guna mencapai maksud dan tujuan pembelajaran pada bidang studi SKI, maka pemilihan strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode Mind map dirasa sesuai untuk membantu peserta didik belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang peserta didik inginkan, serta mengelompokkannya dengan cara yang alami. Karena pada bidang studi sejarah kebudayaan Islam siswa dituntut untuk memahami mengenai struktur dan kronologi sebuah peristiwa sejarah. Sebagai apresiasi permasalahan di atas maka peneliti perlu melakukan penelitian terhadap strategi atau metode yang dilakukan guru dalam mengajara bidang studi SKI dengan judul: “Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Siswa Kelas VIII (Studi Eksperimen di MTs Negeri 3 Jakarta)”.
6
B. Identifikasi Masalah Pada latar belakang masalah di atas, penulis menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada : 1. Siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah. 2. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas masih cenderung berpusat pada guru (teacher centris) 3. Hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII masih belum mencapai harapan 4. Metode yang digunakan dalam pengajaran masih monoton, kurang bervariatif, dan kurang disesuaikan dengan materi yang ada
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk menjaga agar penelitian lebih terfokus, maka masalah yang diteliti dibatasi pada : 1. Penerapan metode mind map pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII semester I. 2. Hasil belajar siswa kelas VIII semester I pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada siswa?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan melihat ada
7
tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode mind map dan yang diajarkan tanpa menggunakan metode mind map.
F. Kegunaan Penelitian 1. Hasil penelitian ini secara teoritis diharap mampu memperkaya keilmuan
dan sebagai bahan acuan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam para peserta didik. 2. Sedangkan
secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan positif kepada semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, terutama bagi: a. Kepala Sekolah dan Supervisor, sebagai sarana informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. b. Pendidik, sebagai alternatif untuk menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dalam pelajaran di kelas dan sebagai usaha menumbuhkan kreatifitas dan gagasan siswa. c. Siswa, diharapkan mampu berkreasi dalam melakukan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak membosankan dan dapat mencapai hasil yang optimal. d. Peneliti, sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang tertuang secara teori dan praktek khususnya dalam mengembangkan masalah-masalah pembelajaran mengenai hasil belajar siswa serta meningkatkan kualitas mengajar peneliti sebagai calon pendidik mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik Metode Mind Map merupakan bagian dari strategi pembelajaran aktif (Active Learning). Oleh karena itu, sebelum mengacu pada penjabaran tentang kajian teori metode mind map, penulis memaparkan terkait pengertian active learning dan komponen-komponennya. 1. Active Learning a. Pengertian Active Learning Pembelajaran aktif (Active learning) bukanlah disiplin ilmu (teori) melainkan sebuah strategi dalam pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Menurut M. Dalyono, “active learning merupakan salah satu cara atau strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.”6 Kathleen McKinney dalam skripsi Andi Fadlan yang berjudul Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga mengungkapkan bahwa Active Learning (pemblajaran aktif) adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental, perasaan (emosi), dan sosial. Active learning berkaitan dengan teknik di mana peserta didik melakukan lebih dari sekedar mendengarkan ceramah guru atau dosen, termasuk di dalamnya menemukan, memproses, dan menerapkan informasi yang diterimanya.7 Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa active learning menempatkan siswa sebagai sentral dari kegiatan belajar dan pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan dapat mengembangkan
cara-cara
belajar
6
mandiri,
berperan
dalam
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-3, h.195. Andi Fadlan, Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga, (Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2010), h. 10 7
8
9
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran itu sendiri. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kreatif, kritis, dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut lagi, M. Dalyono menjelaskan bahwa pemusatan pembelajaran pada diri siswa sudah lama dicetuskan oleh tokoh-tokoh pendidikan diantaranya adalah John Dewey dengan semboyan “learning by doing”. Ada empat perangkat dasar perlunya active learning dalam proses pembelajaran. Keempat perangkat tersebut yaitu mengenai pendidikan, anak didik, guru, dan proses pengajaran.8
b. Indikator Pendekatan Active Learning Untuk melihat terwujudnya active learning dalam proses pembelajaran pembelajaran, ada beberapa indikator active learning. Dari indikator ini dapat diketahui tingkah laku mana yang muncul dalam suatu proses pembelajaran. Menurut M. Dalyono indikator tersebut dapat dilihat dari lima segi, yaitu: 1) Dari Sudut Siswa a) Keinginan, kekeberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahannya. b) Keinginan, keberanian dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. c) Penampilan berbagai usaha atau keaktifan belajar dalam menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilan. d) Kebebasan untuk melakukan hal tersebut di atas tanpa ada tekanan dari pihak manapun. 2) Dari Sudut Guru a) Adanya usaha mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa secara aktif. b) Guru tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masing-masing. d) Guru menggunakan berbagai jenis metode pembelajaran serta menggunakan berbagai media.
8
Dalyono, op.cit., h. 197
10
3) Dari Sudut Program a) Tujuan instruksional serta konsep maupun isi pelajaran sesuai dengan kebutuhan, minat serta kemampuan peserta didik. b) Program yang cukup jelas sehingga dapat dimengerti oleh siswa. c) Bahan pembelajaran mengandung fakta atau informasi, konsep, prinsip dan keterampilan. 4) Dari Sudut Situasi Belajar a) Adanya hubungan yang erat antara guru dengan siswa, guru dengan guru dan siswa dengan siswa. b) Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan memiliki kebebasan untuk mengembangkan cara belajar masing-masing. 5) Dari Sudut Sarana Belajar a) Sumber belajar bagi siswa. b) Fleksibilitas waktu untuk melakukan kegiatan belajar. c) Dukungan dari berbagai media pembelajaran. d) Kegiatan siswa tidak terbatas di dalam kelas tetapi juga di luar kelas9. Dengan adanya indikator tersebut, maka akan lebih memudahkan guru
dalam
merencanakan
dan
melaksanakan
pembelajaran,
setidaknya memberi rambu-rambu bagi guru dalam melaksanakan active learning. c. Prinsip-Prinsip Active Learning Pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning memerlukan adanya prinsip-prinsip. Hal ini hendaknya diperhatikan agar pada saat proses pembelajaran siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal. Dalam hal ini M. Dalyono memberikan beberapa prinsip belajar active learning, antara lain : 1) Stimulus Belajar Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus dapat berbentuk verbal atau bahasa, visual dan lain-lain. Stimulus ini hendaknya dapat benarbenar mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan guru kepada siswa. Ada dua cara yang mungkin dapat membantu siswa agar pesan tersebut mudah diterima, yaitu pengulangan yang 9
Ibid., h. 196-197
11
2)
3)
4)
5)
dilakukan oleh guru dan siswa mengulang kembali pesan yang telah disampaikan guru kepadanya. Perhatian dan Motivasi Guru bertindak sebagai motivator, pendorong, pemberi semangat sehingga akan tercipta motif-motif yang positif pada siswa yang dapat ditingkatkan atau dikembangkan. Respon yang Dipelajari Keterlibatan siswa atau respon siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru harus menunjang tercapainya tujuan instruksional, sehingga siswa mampu mengubah perilakunya seperti yang tersirat dalam rumusan tujuan instruksional. Penguatan Apabila respon yang diterima siswa yang diberikan oleh guru memuaskan kebutuhannya, maka siswa cenderung untuk mempelajari tingkah laku tersebut. Penguat tersebut dapat berupa nilai, ganjaran, hadiah dan lain-lain. Pemakaian dan Pemindahan Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam proses belajar mengajar, siswa dihadapkan pada situasi baru yang menuntut pemecahan masalah melalui informasi yang telah dimiliki sebelumnya10.
d. Tehnik Pembelajaran Aktif Bagian ini berisi keterampilan tehnik-tehnik pengajaran yang bisa digunakan ketika guru sedang mengajarkan inti dari pelajaran. Hal ini dirancang untuk menghindari atau justru menguatkan cara pengajaran yang didominasi guru. Alternatif-alternatif tersebut menurut Melvin L Siberman antara lain : 1) Proses belajar satu kelas penuh: pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulus seluruh siswa 2) Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama 3) Pengajuan pertanyaan: siswa meminta penjelasan 4) Kegiatan belajar kolaboratif: tugas dikerjakan secara bersama dalam kelompok kecil 5) Pengajaran oleh teman sekelas: pengajaran yang dilakukan oleh siswa sendiri 6) Kegiatan belajar mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan secara perseorangan 7) Kegiatan belajar aktif: kegiatan yang membantu siswa memahami perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka 10
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-3, h.203
12
8) Pengembangan ketrampilan: mempelajari dan mempraktikan ketrampilan, baik teknis maupun non-teknis.11 Kegiatan belajar mandiri merupakan salah satu dari tehnik di atas yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan dengan aktivitas belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi siswa kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari. Salah satu dari strategi belajar mandiri yang akan peneliti lakukan dalam penelitian adalah metode Mind Map.
2. Pembelajaran Aktif Metode Mind Map a. Pengertian Metode Mind Map Menurut Muhibbin Syah, “metode secara harfiah berarti cara, dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”.12 Masih berkaitan dengan pengertian metode, dalam hal ini Abuddin Nata mengungkapkan bahwa, metode dan berpikir yang benar tak ubahnya seperti orang yang berjalan. Seorang yang lumpuh sebelah kakinya dan tidak dapat berjalan dengan cepat, tetapi memilih jalan yang benar akan mencapai tujuannya lebih cepat daripada jago lari yang mengambil jalan yang terjal lagi berbelok-belok. Betapapun tepatnya jago lari itu, ia akan datang terlambat pada tempat yang dituju, sedangkan orang yang lumpuh sebelah kakinya yang memilih jalan yang benar akan sampai kepada tujuan dengan segera. Dari contoh ini semakin terlihat tentang pentingnya metode dalam melaksanakan
11
Melvin L.Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa, 2012), cetakan ke-7. h. 13-14 12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2011), cetakan ke-17, hlm. 198.
13
suatu kegiatan. Metode yang tepat adalah masalah pertama yang harus diusahakan dalam pelbagai cabang ilmu pengetahuan.13 Jika dikaitkan dengan pendidikan, menurut Munif Chatib, “metode (pembelajaran) dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis agar tujuan pembelajaran tercapai”.14 Sedangkan menurut Michael Michalko dalam bukunya Tony Buzan yang berjudul Buku Pintar Mind Map mendefinisikan, “Mind Map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. [Mind Map] menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.”15 Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Sebagaimana dikatakan oleh Tony Buzan, Mind map juga sangat sederhana. Sama seperti peta jalan, mind map akan: 1) Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas. 2) Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihanpilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan di mana kita berada 3) Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat 4) Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan trobosan kreatif baru 5) Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.16 Tony Buzan juga menjelaskan bahwa semua bentuk mind map mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya
13
Abuddin Nata, Metodologi studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cetakan ke-17,
hlm.148 14
Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, (Bandung: Kaifa, 2013), Cetakan ke-12, hlm.131 15 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), cetakan ke-XI, h. 2 16 Ibid. h. 4-5
14
memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.17 Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan
gagasan,
mencatat
apa
yang
dipelajari,
atau
merencanakan tugas baru. Menurut Melvin L Siberman, “meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang mereka tengah rencanakan”.18 Dari penjelasan di atas, maka dapat diartikan bahwa metode mind map adalah salah satu metode pembelajaran aktif (active learning) yang bekerja sebagai alat pikir organisasional, metode mind map merupakan metode atau cara kreatif tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, menjadikannya peta rute yang hebat bagi ingatan, serta memungkinkan siswa menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Salah satu cara yang mudah untuk membangkitkan imajinasi dan membantu siswa mengingat adalah dengan mind map, ini karena mind map melibatkan sisi kanan otak secara alami melalui penggunaan warna dan gambar.
17
Ibid., h. 5 Melvin L.Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa, 2012), cetakan ke-7, hlm.200 18
15
b. Langkah-Langkah Membuat Mind Map Sebelum mengacu pada langkah pembuatan mind map, yang perlu disiapkan awal adalah bahan-bahan membuat mind map. Menurut Tony Buzan, bahan-bahan tersebut antara lain : 1) 2) 3) 4)
Selembar kertas kosong tak bergaris Pena dan pensil warna Otak Imajinasi.19
Adapun langkah-langkah dalam membuat mind map seperti yang dijelaskan pula oleh Tony Buzan adalah sebagai berikut: a) Mulailah dari bagian tengah kertas yang kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. b) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebab sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu seseorang menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak. c) Gunakan warna. Bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambahkan energi kepada pemikiran yang kreatif, dan menyenangkan. d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan cabangcabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, akan lebih mudah mengerti dan mengingat. e) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata. f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas karena mind map. Setiap kata tunggal atau gambar adalah pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Jika menggunakan kata tunggal, setiap kata akan lebih bebas dan karenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran baru.
19
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), cetakan ke-XI, h.14
16
g) Gunakan gambar seperti gambar sentral, karena setiap gambar bermakna seribu kata. Jadi jika mempunyai gambar di dalam mind map sebanyak 10, maka sudah setara dengan 10.000 kata catatan.20 c. Tujuan dan Manfaat Mind Map Tujuan membuat mind map adalah untuk mengingat segala sesuatu yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagasan sentral. Karena pikiran akan mengeluarkan gagasan lebih cepat dari yang akan ditulis. Menurut Maurizal Alamsyah, “Mind map sangat membantu menyederhanakan materi pelajaran menjadi hanya kata-kata kunci, sekaligus menjaga keutuhan dari seluruh bagian materi yang dikupas”.21 Tony Buzan mengatakan bahwa, “Mind Map dapat membantu pada banyak hal, seperti: merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien”.22 Michael Michalko berpendapat bahwa mind map akan membantu untuk : a) Mengaktifkan seluruh otak b) Memungkinkan fokus pada pokok bahasan c) Membantu menunjukkan hubungan antar bagian informasi yang saling terpisah d) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian e) Mengelompokkan konsep dan membandingkannya f) Menyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.23
20
Ibid., h. 15-16 Maurizal Alamsyah, Kiat jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping, (Yogyakarta: Mitra Pelajar, 2009), h. 104. 22 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), cetakan ke-XI, h. 6 23 Michael Michalko, “Cracking Creativity”, dalam Tony Buzan (ed), Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), cet-XI, h. 6-7 21
17
d. Faktor Penghambat Pembuatan Mind Map Ada beberapa hambatan yang dialami peserta didik dalam pembuatan mind map, baik dari peserta didik sendiri maupun proses dalam pembuatan mind map. Faktor penghambat dari peserta didik dapat dilihat dari karakteristik peserta didik yang berbeda serta pemahaman masing-masing peserta didik juga berbeda. Selain itu, tingkat kreatifitas peserta didik yang berbeda-beda pula. Selanjutnya, Sutanto Windura menjelaskan faktor penghambat dalam pembuatan mind map adalah sebagai berikut : 1) Kesulitan mencari cabang utama jika struktur materi tidak terlalu sistematis. 2) Kesulitan dalam mencari kata kunci suatu kalimat untuk dituliskan di atas cabang mind map, kata kunci umumnya kata benda. 3) Cabang-cabang, siswa kadang membuat cabang-cabang dalam pembuatan mind map ini tidak menyebar ke segala arah. 4) Warna, siswa kadang-kadang malas menggunakan beberapa warna karena merasa repot dan terkesan kekanak-kanakan. Warna pada mind map tidak hanya melibatkan otak kanan secara aktif, namun juga untuk membantu pengelompokan informasi. 5) Gambar, siswa kadang malas menggunakan atau menambahkan gambar dalam mind map-nya. Alasannya; tidak tahu apa yang harus digambar, membuang-buang waktu, atau merasa kekanakkanakan. 6) Tata ruang, ketidakrapian siswa dalam hal tata ruang dalam membuat mind map-nya. Di mana dapat membuat siswa putus asa atau jengkel karena tidak ada ruang di kertas tempat mereka membuat mind map. 7) Tingkat kedetailan mind map, tingkat kedetailan pembuatan mind map sifatnya subjektif, tergantung kebutuhan anak masing-masing Semakin jauh dari pusat mind map berarti semakin kurang penting.24 Pada dasarnya pembuatan mind map sangat mudah. Namun ada aturan-aturan pembuatan mind map yang harus diketahui dan dipatuhi. Aturan mind map ini tidak lain adalah kinerja otak kita sendiri.
24
Sutanto Windura, Mind Map Langkah Demi Langkah, (Jakarta: gramedia, 2009), h. 77
18
e. Contoh Mind Map Berikut ini adalah salah satu contoh gambar bentuk mind map tentang “Prestasi Khulafaur Rasyidin”.
Gambar 2.1 Contoh Mind Map tentang Prestasi Khulafaur Rasyidin
3. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hal ini senada dengan Syaiful Bahri Djamarah yang menjelaskan belajar sebagai “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
19
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.20 Sedangkan menurut Hilgard yang dikutip oleh Alisuf Sabri, mendefinisikan belajar sebagai, “Learning is the procces by wich an activity originated or is changed through trainig procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) is distinguished from change by factor not atributable to training.”21 Dari beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar dapat berupa perolehan perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.
b. Prinsip-Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar merupakan salah satu komponen terpenting yang perlu diketahui oleh pengajar/guru, karena prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan batas-batas kemampuan dalam pembelajaran sehingga guru bisa membuat acuan yang tepat dalam pembelajaran yang akan diberikan oleh siswa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dimyati dan Mudjiono, prinsip-prinsip tersebut antara lain : 1) Perhatian dan Motivasi Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. 20
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cetakan ke-2,
hal.13
21
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cetakan ke-4, hal.54
20
2) Keaktifan Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. 3) Keterlibatan langsung/berpengalaman Siswa dituntut untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman. 4) Pengulangan Pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Karena pengulangan dapat melatih daya-daya jiwa dan dapat membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaankebiasaan. 5) Tantangan Dengan adanya tantangan siswa dituntut untuk memiliki kesadaran pada diri sendiri akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. 6) Balikan dan Penguatan siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri.22 Berdasarkan prinsip-prinsip belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya prinsip-prinsip belajar, seorang guru dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Guru juga dituntut untuk memusatkan perhatian, 22
h.4
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet, 4,
21
mengelola, menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar tersebut. 23
c. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata “hasil” dan “belajar”, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “hasil” adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (pikiran, tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dsb)24. Sedangkan kata “belajar” adalah berlatih atau berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.25 Menurut Muhibbin Syah, perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih, dan mencoba sendiri atau dengan pengalaman dan latihan. Sebuah kegiatan belajar dapat dikatakan efesien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.26 Hasil belajar pada hakekatnya merupakan kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Jadi hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
23
Ibid., h.53 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) cet.3, h.300 25 Ibid. h. 13 26 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 2001). Cet ke-3 hal.121 24
22
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut
M.
Alisuf
Sabri,
ada
berbagai
faktor
yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1) Faktor Eksternal Faktor yang berasal dari luar siswa terdiri dua faktor, yaitu : a) Faktor-Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan sosial. Yang termasuk faktor lingkungan alam ialah seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya (masyarakat) maupun budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. b) Faktor-Faktor Instrumental Terdiri
dari
gedung/sarana
fisik
kelas,
sarana/alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. 2) Faktor-Faktor Kondisi Internal Siswa Faktor kondisi siswa terdiri dari dua macam, yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa. Faktor fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor minta, bakat, inteligensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,
23
ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa27.
4. Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai Mata Pelajaran a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau”.28 Sedangkan kebudayaan adalah “hasil akal budi dari alam sekelilingnya dan dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya”, definisi lainnya dari kebudayaan adalah “keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya”.29 Kebudayaan Islam itu sendiri menurut darsono dan T.Ibrahim, dapat diartikan sebagai “kondisi-kondisi kehidupan yang terjadi pada masa perkembangan Islam hingga runtuhnya daulah islamiah. Kebudayaan Islam berdasarkan pada hukum agama Islam dengan sumber hukum Al-Qur’an dan hadis”.30 Dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebisaaan. Peraturan Kementrian Agama RI pada Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs tahun 2008 menjelaskan :
27
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cetakan ke-4, hal 59-60 28 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990) cet.3, h.794 29 Ibid. h. 131 30 Darsono dan T.Ibrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan Islam 1 untuk Kelas VII MTs, (Solo, PT.Tiga Serangkai, 2009), h.10
24
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.31 Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam yaitu salah satu bagian dari cabang ilmu Pendidikan Agama Islam di madrasah yang di dalamnya membahas tentang peristiwa-peristwa penting, peradaban Islam serta tokoh-tokoh populernya dalam Sejarah Kebudayaan Islam agar tertanamnya nilainilai kepahlawanan dan keilmuan dalam diri peserta didik. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
b. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Di dalam PERMENAG RI pada Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs tahun 2008 juga menjelaskan bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
31
PERMENAG, Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs, (PERMENAG: Jakarta, 2008), h. 51
25
3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. 4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. 5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa – peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.32 c. Ruang Lingkup Pada PERMENAG Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs tahun 2008 dijelaskan mengenai ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Tsanawiyah yang meliputi: 1) 2) 3) 4) 5)
Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah 6) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Abbasiyah 7) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti AlAyyubiyah 8) Memahami perkembangan Islam di Indonesia33
d. Kendala Pembelajaran SKI Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan seharihari. Namun menurut Nurhidayati, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: 1) Waktu yang disediakan terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntu pemantapan pengetahuan
32 33
Ibid., h. 51-52 Ibid., h. 54
26
hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntunan terhadap mata pelajaran lainnya. 2) Materi Sejarah Kebudayaan Islam, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif, kurang mengakomodasikan kebutuhan afektif. 3) Lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) 4) Minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah.34 Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan efisien, jika guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk memulai proses belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki konsentrasi atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan kepadanya. Siswa yang memilik konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat informasi lebih lama.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Berikut ini adalah hasil kajian (review) dari laporan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sesuai dengan masalah atau tema pokok yang peneliti ajukan. 1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Mind Maps Terhadap Pemahaman, Sikap Dan Keterampilan Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA” oleh Danik Wahyuningsih. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif Mind Maps terhadap pemahaman, sikap dan 34
Nurhidayati, Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam,(Skripsi: Jakarta, 2009), h.35-36
27
keterampilan belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment) Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif Mind Maps tidak berpengaruh nyata terhadap pemahaman belajar siswa tetapi berpengaruh nyata terhadap sikap dan keterampilan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Karanganyar.35 2. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII SMP Islam Subhanah Subah Batang Materi Sistem Gerak Pada Manusia”, Oleh Titin Wahyuningsih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping terhadap hasil belajar Biologi materi sistem gerak pada manusia di SMP Islam Subhanah Subah Batang. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping terhadap hasil belajar biologi materi sistem gerak pada manusia. Berdasarkan hasil perhitungan, menyimpulkan bahwa pembelajaran cooperative learning tipe mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi materi sistem gerak pada manusia.36 3. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Peta Pikiran (Mind Mapping) terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA Negeri 1 Tambun Utara”. oleh Putri Arum Sekaridanto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan peta pikiran terhadap hasil belajar kimia siswa. Metode yang digunakan yaitu Quasi Eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan peta pikiran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji hipotesis melalui ujit pada tingkat kepercayaan 95% dengan hasil t.tabel ≤ t.hitung atau 2,01 ≤ 35
Sumber data diambil dari Perpustakaan Digital FKIP Universitas Sebelas Maret Semarang, berbentuk PDF pada tanggal 11 September 2014 36 Sumber data diambil dari Perpustakaan Digital IAIN Walisongo Semarang, berbentuk PDF pada tanggal 11 September 2014
28
6,278 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.37 Persamaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian peneliti terletak pada penelitian mind map sebagai metode pembelajaran. Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini memfokuskan pada metode mind map yang digunakan untuk pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dan ditekankan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran mind map terhadap hasil belajar sejarah kebudayaan Islam.
C. Kerangka Berpikir Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam di madrasah memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilainilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Untuk mewujudkan pembelajaran yang diharapkan pada mata pelajaran SKI maka perlu adanya pendekatan pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan efisien. Ada berbagai macam pendekatan pembelajaran, namun salah satu pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif, kreatif, efektif, dan efisien adalah pendekatan active learning. Active learning menempatkan siswa sebagai sentral dari kegiatan belajar dan pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan dapat mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran itu sendiri. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat 37
Sumber data diambil dari Perpustakaan Digital UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berbentuk pada tanggal 13 September 2014
29
yang dimilikinya, berpikir kreatif, kritis, dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dari strategi belajar mandiri yang akan peneliti lakukan dalam penelitian adalah metode Mind Map. Metode peta pikiran (mind map) adalah alat pikir organisasional yang merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, menjadikannya peta rute yang hebat bagi ingatan, serta memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Maka dari pemaparan di atas, kesuksesan mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mind map dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Setelah melihat konsep-konsep tentang metode mind map, hasil belajar sejarah kebudayaan Islam, serta pengaruh dari keduanya, maka kesimpulan dari kerangka berfikir ini adalah “Jika menggunakan metode mind map maka akan memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa”.
30
Untuk memudahkan memahami kerangka berpikir yang telah disusun, dibuatlah kerangka berpikir dalam bentuk bagan pada lembar berikut : Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir KBM mata pelajaran SKI
Guru
Peserta didik/Siswa
Tujuan Pembelajaran Proses Pembelajaran
Metode Konvensional
teacher centered, Siswa kurang antusias, bosan, hasil pembelajaran kurang maksimal
solusi Strategi Active Learning Metode Mind map
Siswa Aktif
Hasil belajar meningkat
D. Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono, “Hipotesis adalah jawaban sementara pada rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
31
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.38 Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa “Ada pengaruh hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map”, rinciannya sebagai berikut: Ha : Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), cetakan ke-1, hlm.99
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 3 Pondok Pinang, Jl. Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta. Tempat ini dipilih karena peneliti pernah melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) selama 4 bulan, jadi sedikitnya peneliti akan cukup mengenal keadaan sekolah tersebut. Selain itu, di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian pada pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan metode pembelajaran mind map Waktu penelitian berlangsung pada semester ganjil, yaitu pada tanggal 29 September sampai dengan 27 November 2014 Tabel 3.1 Pembagian Waktu dalam Penelitian No 1.
2. 3.
Kegiatan
Tanggal
Penyerahan surat izin penelitian kepada pihak madrasah Observasi awal (pengamatan keadaan kelas, madrasah, dan analisis data temuan) Uji coba soal (Validitas soal tes) di Kelas IX
02 Oktober 2014
13-15 Oktober 2014 23 Oktober 2014
Mengenalkan diri dan menjelaskan dengan 4.
singkat maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan dan melakukan Pretes di kelas
05 November 2014
VIII.3 dan VIII.4 5.
6.
7.
Mulai mengajar dengan menerapkan metode
12-19 November
mind map
2014
Revew pelajaran diakhiri dengan melakukan Postes Mengolah hasil dan penyusunan laporan penelitian
32
26 November 2014
27 Nov s.d Selesai
33
B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode quasi experiment (eksperimen semu) dengan desain non-equivalent control group design. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono, metode quasi experiment dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan. Dalam rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok kontrol tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.44 Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan, pengaruh dari perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir. Di dalam penelitian ini penulis membagi kelas menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dua kelompok tersebut diberikan pelajaran sama-sama menggunakan metode, tetapi jenis metodenya yang berbeda antara kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok eksperimen penulis menerapakan pembelajaran dengan metode mind map, sedangkan pada kelompok kontrol penulis tidak menggunakan metode mind map. Siswa terbagi ke dalam dua kelompok, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, dengan tujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel teriakat. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, sedang variabel bebasnya adalah metode mind map. Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelompok
44
Tabel 3.2 Desain Penelitian Pretest Perlakuan
Posstest
E
T1
X1
T1
C
T2
X2
T2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), cet.ke-4, h. 114
34
Keterangan: E
: Kelas eksperimen yang menggunakan metode mind map
C
: Kelas kontrol yang tidak menggunakan metode mind map
T1
: Pretest kelompok eksperimen
T2
: Pretest kelompok kontrol
X1
: Pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map
X2
: Pelaksanaan pembelajaran tidak menggunakan metode mind map
T1
: Posstest kelompok eksperimen
T2
: Posstest kelompok kontrol
C. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya”.45 Dalam pengertian lain, menurut Nurul Zuriah, “populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.46 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Negeri 3 Pondok Pinang. Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester II MTs Negeri 3 Pondok Pinang. Nurul Zuriah mendefinisikan Sampel sebagai “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.47 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII-3 sebagai kelompok kontrol. Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan 45
Sugiyono, op.cit., h. 80 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet II, h. 116 47 Ibid, h. 131. 46
35
didasarkan atas strata, random atau daerah akan tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu48.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data.: Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan alat ukur berupa instrument, yaitu: Observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar. 1. Observasi. Dalam Burhan, “observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit”.49 Observasi awal dilakukan untuk : a. mengumpulkan informasi mengenai latar/lingkungan kelas dalam proses belajar mengajar b. mengamati guru dalam melakukan proses pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di kelas c. mengamati respon siswa ketika proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam d. mengumpulkan informasi mengenai banyaknya populasi dan sampel yang akan menjadi objek penelitian e. mencari informasi apa saja sumber belajar yang dapat dimanfaatkan di madrasah tersebut guna memperlancar penelitian penulis tentang metode mind map. 2. Dokumentasi Sukardi dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya menjelaskan bahwa “dokumentasi asal kata dari dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”.50 Dalam pelaksanaan teknik ini, 48
Ibid, h. 139. Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana. 2009) Cet. 4, h. 133 50 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 158 49
36
peneliti menyelidiki untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang materi pelajaran sejarah kebudayaan Islam, daftar nama peserta didik, sarana dan prasarana belajar, serta profil madrasah yang terdapat di MTs Negeri 3 Jakarta. 3. Test Hasil Belajar Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajarnya. Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada materi tertentu sedangkan posttest adalah tes yang dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Dalam buku Mudjijo ”postes bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan pada suatu periode waktu tertentu”.51 Data diambil dari hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas eksperimen dan kontrol yang diperoleh dari skor tes formatif. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda yang mengacu pada Standar Kompetensi “Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah” dengan Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah”. Soal tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut sama.
51
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 30
37
E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes hasil belajar. Menurut Nana Sudjana, “Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan”.52 (Kisi-Kisi Terlampir)
F. Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen digunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu diujicobakan ke kelas yang tingkatanya lebih tinggi dari kelas yang akan diteliti, karena kelas yang akan diteliti adalah kelas VIII maka pengujian soal dilakukan di kelas IX. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam adalah tes objektif sebanyak 30 soal dengan empat pilihan jawaban. Skor untuk setiap jawaban yang benar diberi skor satu dan nol untuk jawaban yang salah. Nilai akhir yang diperoleh siawa adalah: Nilai akhir = Untuk mengetahui apakah 30 soal tersebut memenihi syarat soal yang baik, maka dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. 1. Pengujian Validitas Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa “validitas adalah konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes dapat mengukur apa yang seharusnyaa diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang akan diukur”.53 Adapun pengukuran validitas tiap butir soal, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu sebagai berikut: 52
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke-11, h. 80. 53 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, hal. 65
38
∑ √
∑
∑
∑ ∑ ∑
(∑
}
Keterangan: : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y : jumlah subjek n x : skor item butir soal y : jumlah skor total tiap soal54. 2. Reliabilitas
Menurut Rostina Sundayana, “reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel”.55 Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu soal, dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha :
(
)(
∑
)
Keterangan :Reliabilitas instrumen Banyaknya butir pertanyaan ∑ Jumlah varians butir/item Varians total56 Dengan klasifikasi tingkat reliabitas sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Guilford57 Koefesien Reliabilitas (r) -1,00 ≤ 0,20 ≤ 0,80 ≤ 0,40 ≤ 0,60 ≤
54
< 0,20 < 0,40 ≤ 1,00 < 0,60 < 0,80
Interpretasi Reliabilitas sangat rendah (tidak reliable) Reliabilitas rendah Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas sedang Reliabilitas tinggi
Ibid. Hlm.72 Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2014). h. 69 56 Ibid. h.69 57 Ibid. h.70 55
39
3. Taraf Kesukaran Menurut Ahmad Sofyan, “tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes”.58 Untuk menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS
: Jumlah seluruh siswa peserta uji coba
Dengan interprestasi tingkat kesukaran sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran Tingkat Kesukaran (TK)
Interprestasi atau Penafsiran TK
TK ≤ 0,30
Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70
Sedang
TK > 0,70
Mudah
4. Daya Pembeda Menurut Ahmad Sofyan, “daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antar kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai”.59 Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.
58
Ahmad sofyan, dkk. Evaluasai Pembelajaran Ipa Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 103. 59 Ibid., h.104
40
Menurut Rostina Sundayana, untuk mencari daya pembeda maka digunakan rumus dibawah ini :
Keterangan : D : indeks daya pembeda : Jumlah siswa kelompok atas : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar60 Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda61 Harga Daya Pembeda
Keterangan
DP ≤ 0,00 0,01 – 0,20
Sangat Jelek Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Sangat Baik
G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola katagori dan satuan uraian dasar. Dalam teknik analisi data dilakukan beberapa pengujian dengan urutan sebagai berikut : 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Chi-Kuadrat, uji ini biasanya digunakan pada data interval yaitu data yang berbentuk kelompok. Adapun langkah-langkah uji chi-kuadrat sebagaimana yang dijelaskan oleh Rostina Sundayana adalah sebagai berikut : 60
Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2014).
Hlm.76-77 61
Ibid, hal.77
41
1) Tentukan nilai rata-rata dan simpangan bakunya. 2) Urutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar 3) Ubahlah data diskrit (data mentah) menjadi data interval dengan cara membuat tabel normalitas data dengan kelompok sebagai berikut : Kelas Batas Z batas Luas Z Ei fi interval Kelas kelas tabel 4) Menentukan Chi-Kuadrat hitung : ∑
5) Menentukan Chi-Kuadrat tabel : dengan k = banyaknya kelas interval 6) Kriteria pengujian : jika maka data 62 berdistribusi normal . b. Uji Homogenitas Russ Efendi menjelaskan bahwa “uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel tersebut homogen (sama) atau tidak”.63 Pengujian homogenitas dalam penelitian ini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variasi-variasi dari dua buah distribusi. Uji homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Menurut Sudjana, uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Fisher dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Hipotesis Bagi data menjadi dua kelompok Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya. Tentukan Fhitung dengan rumus:
F=
=
Dimana : ∑ 2
S =
∑
5) Tentukan kriteria pengujian: a) Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima yang berarti varians kedua populasi homogen. 62
Op.cit, hal.88 Rus Effendi, Statistika Dasar : Untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press 1998), Cet. 1, hal.294 63
42
b) Jika Fhitung >Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen64. 2. Uji Hipotesis Setelah di lakukan pengujian normalitas dan homogenitas, maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Uji dilakukan untuk mengetahui hipotesis yang telah diajukan. Menurut Sudjana, rumus yang digunakan pada uji-t adalah:
t=
√
dengan :
√ Keterangan : t : Uji-t : Rata-rata nilai kelas eksperimen : Rata-rata nilai kelas kontrol S : Standar deviasi n1 : Jumlah siswa kelas kontrol n2 : Jumlah siswa kelas eksperimen65 Untuk pengujian hipotesis, ada beberapa tahap yang harus ditempuh yaitu: a) b) c) d) e)
Mengajukan hipotesis Menilai thitung dengan rumus uji-t Menentukan derajat keabsahan Menentukan ttabel dengan taraf kepercayaan 95% hipotesis: Jika thitung > ttabel, H0 ditolak pada taraf kepercayaan 95% ( Jika thitung < ttabel, H0 diterima pada taraf kepercayaan 95% ( 66
64
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. Ke-3, hal.249 Ibid, hal.239 66 Ibid, hal.240 65
43
H. Perumusan Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan adalah:
Keterangan : Ha : Hipotesis alternatif H0 : Hipotesis nol μ1 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran mind map (posttest) pada kelas eksperimen. μ2 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran selain mind map (posttest) pada kelas kontrol.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta 1. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 adalah sekolah setingkat SMP dengan kurikulum Pengetahuan umum yang sama dari Departemen Pendidikan
Nasional,
ditambah
dengan
kurikulum
agama
dari
Kementerian Agama. bapak Drs. H. Ikhsan Ismail adalah Pendiri Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta. Madrasah ini berdiri sejak 1979 berdasakan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1978. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 merupakan pemisahan dari Pendidikan Guru Agama Negari (PGAN) 6 (enam) tahun Pondok Pinang. Pada tahun 2004 Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta yang semula lokasinya dekat dengan Jalan TOL Pondok Pinang menempati gedung baru yang terletak di Jalan Pupan Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI - Jakarta. Gedung MTs Negeri 3 Jakarta terdiri dari 3 lantai dengan jumlah ruang sebanyak 40 ruang dengan rombongan belajar 24 Kelas. Dari hasil publikasi tanggal 20 November 2013, MTs Negeri 3 telah terakreditasi dengan peringkat A (Amat Baik/Skor 99). Mulai tahun 1979 hingga sekarang MTs Negeri 3 telah mengalami pergantian Kepala Madrasah sebanyak 8 kali. Nama-nama kepala sekolah yang pernah menjabat di MTs Negeri 3 Jakarta antara lain : Drs. E. Komarudin; Drs. H. Lukman Hakim; Drs. H. Nur Ali; Drs. Faqih Rusli; Drs. M. A. Saefudin; Drs. A. M. Rachmat Syah; Drs. H. Budi Haerawan, M.Si; Drs. H. Musaddik Noor; sedangkan yang menjabat sebagai Kepala Madrasah periode 2011-sekarang adalah Dra. Hj. Faizah.
44
45
2. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Madrasah “Berkualitas, Berkarakter, Sehat, dan Kompetitif” b. Misi Madrasah 1) Standar Isi a) Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) b) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik untuk mencapai kejuaraan dan kebanggaan sekolah. 2) Standar Proses a) Menggunakan
pendekatan,
metodologi
dan
strategi
pembelajaran yang bervariasi, yaitu Pembelajaran Parsitipatif, Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
Efektif,
dan
Menyenangkan
(PAIKEM). b) Melaksanakan Pembelajaran dengan sistem mastery learning (pembelajaran tuntas) c) Mengaitkan nilai-nilai Islam pada setiap mata pelajaran dan mengaplikasikan nya dalam sikap serta perilaku sehari-hari. d) Melaksanakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi. e) Menerapkan keterampilan bahasa Inggris/Arab di lingkungan Madrasah 3) Standar Kelulusan a) Mengusahakan tercapainya kelulusan seratus persen yang berkualitas b) Menanamkan kesadaran peserta didik akan pola hidup sehat 4) Tenaga pendidik dan kependidikan a) Melaksanakan pelatihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara berkala b) Melaksanakan supervisi, bimbingan dan kontrol terhadap kinerja tenaga pendidik dan kependidikan.
46
5) Standar Sarana Prasarana a) Melengkapi dan memperbaharui sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan b) Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, dan nyaman 6) Standar Pengelolaan a) Melaksanakan
manajemen
madrasah
yang
akuntabel,
profesional dan demokratis. b) Menjalin kerjasama dengan madrasah yang berkualitas c) Menciptakan suasana yang harmonis sesama warga madrasah. 7) Standar Pembiayaan Menjalin kerjasama dengan komite madrasah untuk mendukung program madrasah 8) Standar Penilaian Melaksanakan evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif dan efisien serta mandiri
c. Tujuan Mts Negeri 3 Jakarta Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta berdasarkan Standar Pendidikan Nasional sebagai berikut: 1) Standar Isi Tercapainya tujuan pendidikan nasional yang releven dengan kebutuhan
masyarakat
serta
menggambarkan
tingkat
kualitas
madrasah. 2) Standar Proses a) Melaksanakan kegiatan Pembelajaran Parsitipatif, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, dengan sistem mastery learning agar peserta didik memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau terjun ke masyarakat.
47
b) Terlaksananya pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta terbentuk pribadi peserta didik yang berakhlak mulia. c) Tercapai kompetensi peserta didik dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. d) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk terampil berbahasa internasional. 3) Standar Kompetensi Lulusan a) Melaksanakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia. b) Membentuk peserta didik yang kreatif dan terampil dalam bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus. c) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaan. d) Memberikan bekal pengetahuan Agama Islam yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. e) Membentuk warga madrasah yang sehat. 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Terbentuknya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional. 5) Standar Sarana dan Prasarana a) Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan. b) Terciptanya lingkungan
madrasah yang bersih, sehat, dan
nyaman 6) Standar Pengelolaan a) Terlaksananya majemen madrasah yang akuntabel, profesional dan demokratis. b) Terjalinnya kerjasama dengan madrasah yang berkualitas. c) Terciptakan suasana yang harmonis sesama warga madrasah. 7) Standar Pembiayaan Terbentuknya
kerjasama
dengan
mendukung program madrasah.
komite
madrasah
untuk
48
8) Standar Penilaian Terlaksananya evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif dan efisien serta mandiri.
3. Program-Program Madrasah a. Program Unggulan Adapun program unggulan yang berada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta antara lain : 1) Sister School dengan Macarthur Anglican School, SydneyAustralia 2) Bahasa, untuk penyelenggaraan Program Unggulan Bahasa (Bahasa Inggris) 3) IT, untuk mendukung program informasi dan teknologi computer 4) Kesehatan, untuk mendukung program Sekolah Sehat dan pelayanan kesehatan seluruh warga madrasah 5) Psikotes, untuk seleksi peserta didik baru
b. Program Kerjasama Pendidikan dan Internasional Program kerjasama pendidikan dan internasional Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta adalah sebagai berikut : 1) Macarthur Anglican School (MAS) Sydney – New South Wales, Australia 2) Lembaga Bimbingan Belajar “Boston” dalam Program Unggulan Bahasa (PUB). 3) Lembaga Kesehatan GESIT 4) Lembaga Bimbingan Belajar Indonesia-Turki “OCEAN” 5) Native Speaker Bahasa Inggris 6) Lembaga Tahsinul Qur’an
49
c. Inovasi Standar Plus Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta memilki inovasi standar plus dalam rangka meningkatkan mutu sekolah yang terdiri dari : 1) Kolaborasi pembelajaran siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta dengan Macarthur Anglican School (sister school) Australia. 2) MOU dengan Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Mutu Sekolah (LP2MS) pada Program Unggulan Bahasa Inggris (PUB). 3) MOU dengan Lembaga IT, untuk mendukung program informasi dan teknologi komputer 4) MOU dengan Lembaga Kesehatan, untuk mendukung program Sekolah Sehat dan pelayanan kesehatan seluruh warga madrasah 5) MOU dengan Lembaga Psikotes, untuk seleksi peserta didik baru 6) Sarana Wi-fy dan Intercom tiap lantai (17 line) 7) Penyediaan ruang komite
4. Guru dan Tenaga Kependidikan Guru dan tenaga kependidikan di MTs Negeri 3 Jakarta terdiri dari PNS Kementrian Agama, PNS Non Kementrian Agama, dan Non PNS, dengan jumlah total 78 guru. a. Guru di Mts Negeri 3 Jakarta secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Kondisi Guru Pendidik/Guru PNS KEMENAG
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
16
30
47
PNS NON KEMENAG
1
0
1
NON PNS
5
1
6
22
31
53
Jumlah
50
b. Tenaga kependidikan/pegawai administrasi di Mts Negeri 3 Jakarta secara singkat juga dipaparkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Kondisi Tenaga Kependidikan Pegawai Administratif
Laki – Laki
Perempuan
Jumlah
PNS KEMENAG
6
6
12
PNS NON KEMENAG
0
0
0
NON PNS
10
3
13
Jumlah
16
9
25
5. Siswa Mts Negeri 3 Jakarta Siswa MTs Negeri 3 Jakarta berasal dari berbagai latar belakang pendidikan sekolah dasar yang berbeda-beda. Ada yang dari Sekolah umum, ada juga berasal dari Sekolah yang berbasis islam. Untuk mengetahui jumlah siswa tiap masing-masing kelas di madrasah ini dapat dlihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Kondisi Siswa Kelas
Rombongan Belajar
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
VII
8
114
171
285
VIII
8
113
153
266
IX
8
119
150
269
24
346
474
820
Jumlah
6. Sarana dan Prasarana Untuk mengetahui sarana fisik MTs Negeri 3 Jakarta peneliti melakukan penggalian data observasi secara langsung di lokasi penelitian dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis peroleh dan disajikan pada tabel 4.4 berikut :
51
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana No Ruang Jumlah 1 Kepala Madrasah 1 2 Tata Usaha 1 3 Guru 1 4 Bimbingan Konseling (BK) 1 5 Unit Kesehatan Siswa (UKS) 1 6 OSIS 1 7 Perpustakaan 1 8 Ruang Rapat 1 9 Kelas Belajar 24 10 Laboratorium : a. IPA 1 b. Komputer 1 c. IT 1 d. Matematika 1 e. Bahasa 1 11 Ruang Komite 1 12 Ruang Mekanik 1 13 Ruang Makan 1 14 Dapur 1 15 Masjid 1 16 Toilet 10 17 Koperasi 1 18 Lapangan Olahraga 1 19 Satpam 1 20 Kantin 6 21 Multimedia 1 (Sumber : Mts Negeri 3 Jakarta Thn Ajaran 2013-2014) Adapun fasilitas ruang belajar yang dimiliki oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta adalah sebagai berikut : a. Ruang AC b. LCD Proyektor c. TV LCD 32 Inchi d. CCTV
52
e. Whiteboard f. Lemari serbaguna
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Coba Instrumen Test a. Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud63. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, hasil validitas tiap butir soal yang diujikan pada kelas sembilan dapat dilihat pada tabel berikut:
Kategori Valid
Tabel 4.5 Hasil Validitas Butir Soal Nomor Soal
Jumlah
3, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 28, 29
Tidak Valid
1, 2, 4, 5, 9, 24, 26, 27, 30
Jumlah
9 30
Pada tabel 4.5, terlihat bahwa dari 30 butir soal yang diberikan pada kelas IX terdapat 21 butir soal yang valid, Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 9 butir soal. Dari 21 butir soal yang valid, peneliti menggunakan 20 butir soal yang nantinya akan digunakan pada tes hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Proses perhitungan validitas terlampir) 63
Arikunto dalam Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2014). Hlm 59
53
b. Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, diperoleh nilai reliabilitas instrument tes sebesar 0,68. Nilai ini termasuk dalam kategori tinggi sehingga instrument ini layak digunakan dalam penelitian. (Proses perhitungan terlampir)
c. Tingkat Kesukaran Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, hasil tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Kategori Nomor Soal Jumlah Sukar
3, 10, 16, 18, 22, 23, 24, 26, 29
9
Sedang
4, 5, 8, 11, 15, 21, 25
7
Mudah
1, 2, 6, 7, 9, 12, 13, 14, 17, 19 , 20, 27, 28, 30
14
Jumlah Item
30 soal
Pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa soal yang masuk dalam kategori sukar sebanyak 9 soal, sedangkan soal berkategori sedang terdapat 7 soal, dan soal yang berkategori mudah sebanyak 14 soal. (Proses perhitungan terlampir) d. Daya Pembeda Analisis daya pembeda soal ini bermaksud untuk mengkaji butirbutir tiap soal dengan tujuan mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong pandai dan kurang pandai. Artinya bila soal tersebut diberikan kepada siswa yang pandai maka akan menunjukkan prestasi yang baik, dan apabila diberikan kepada siswa yang kurang pandai maka akan menghasilkan prestasi yang kurang baik pula64. 64
Rostina Sundayana. Statistika Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2014). H.76
54
Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, diperoleh hasil sebagai berikut: (Proses perhitungan terlampir) Tabel 4.7 Hasil Klasifikasi Daya Pembeda Rentang
Keterangan
Butir No Soal
Jumlah
0.71 – 1.00
Sangat Baik
-
-
0.41 – 0.70
Baik
5, 8, 15,
3
0.21 – 0.40
Cukup
0.01 – 0.20
Jelek
2, 10, 16, 17, 20, 27, 30
7
DP ≤ 0,00
Sangat Jelek
1, 4, 9, 24, 26
5
3, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 28, 29.
15
Tabel di atas menunjukkan bahwa daya pembeda soal yang berkategori cukup sebanyak 15 soal, yang berkategori baik hanya 3 soal, yang berkategori jelek terdapat 7 soal, dan berkategori sangat jelek sebanyak 5 soal, namun tidak ada butir soal yang berdaya pembeda dengan kategori sangat baik. Sehingga mayoritas soal berkategori cukup dalam mengukur kesanggupan soal untuk membedakan siswa yang tergolong pandai dan kurang pandai.
2. Data Hasil Belajar Setelah melakukan uji coba instrument tes, peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian tersebut. Data yang terkumpul dalam penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu data hasil pretest dan data hasil postest baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen. berikut adalah rincian dari pengolahan kedua data hasil pretest dan data hasil postest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol :
55
a. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Dari perhitungan yang telah dilakukan pada pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu sebelum diberikan perlakuan metode pembelajaran yang berbeda, maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.8 Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Pretest
Data Nilai terendah
Eksperimen 35
Kontrol 40
Nilai tertinggi
65
70
Rata-rata
49,57
55,86
Simpangan baku
8,61
9,03
Jumlah Siswa
35
35
Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata hasil pretes kelompok eksperimen lebih rendah daripada pretes kelompok kontrol dengan jumlah siswa yang sama, artinya ada kemampuan yang berbeda pada siswa di tiap kelas sebelum proses pembelajaran. Adapun distribusi frekuensi pretes pada masing masing kelas adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
35 - 39
3
8.57%
2
40 - 44
5
14.3%
3
45 - 49
7
20%
4
50 - 54
7
20%
5
55 - 59
5
14.3%
6
60 - 64
6
17.1%
7
65 - 69
2
5.71%
Jumlah
35
100%
56
Dari tabel 4.9, dapat diketahui bahwa frekuensi paling tinggi terletak pada rentang nilai 45-49 dan 50-54 dengan frekuensi relatif sebesar 20 %, sedangkan frekuensi paling rendah terletak pada rentang nilai 65-69 dengan frekuensi relatif sebesar 5,71 %. Gambaran umumnya dapat dilihat pada gambar diagram 4.1 berikut ini : Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen 7
8
7 6
5
6
5
3
4
2 2 0 35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
frekuensi
Selanjutnya berikut ini adalah tabel hasil distribusi frekuensi pretes kelompok kontrol Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol No
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
40 - 44
2
5.71%
2
45 - 49
6
17.1%
3
50 - 54
5
14.3%
4
55 - 59
6
17.1%
5
60 - 64
8
22.9%
6
65 - 69
3
8.57%
7
70 - 79
5
14.3%
35
100%
Jumlah
57
Tabel 4.10, terlihat bahwa distribusi frekuensi pretes kelompok kontrol frekuensi tertingginya terletak pada rentang nilai 60-64 dengan frekuensi relatif sebesar 22.9 % dan frekuensi terrendah terletak pada rentang nilai 40-44 dengan frekuensi relatif sebesar 5,71 %. Untuk melihat gambaran umumnya dapat dilihat pada diagram berikut ini : Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol 8 8 7
6
6
6 5
5
5 4 3
3 2
2 1 0 40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-79
frekuensi
b. Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan nilai postest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang telah diberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok tersebut, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.11 Data Hasil Postest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Postest Data Eksperimen Kontrol Nilai Terendah 65 50 Nilai Tertinggi
95
90
Rata-Rata
78,29
69,86
Simpangan Baku
8.04
9,89
Jumlah Siswa
35
35
58
Dari tabel 4.11. terlihat bahwa rata-rata postes kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata postes kelompok kontrol, ini berarti ada perubahan pada kemampuan siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, khususnya pada kelompok eksperimen. Adapun distribusi frekuensi postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut : Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Postes Kelompok Eksperimen No
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
65 - 69
4
11.43%
2
70 - 74
5
14.29%
3
75 - 79
6
17.14%
4
80 - 84
9
25.71%
5
85 - 89
8
22.86%
6
90 - 94
1
2.86%
7
95 - 99 Jumlah
2 35
5.71% 100%
Dari tabel di atas, diketahui bahwa frekuensi paling tinggi terletak pada rentang nilai 80-84 dengan frekuensi relatif sebesar 25 %, frekuensi paling rendah terletak pada rentang nilai 95-99 dengan frekuensi relatif 5,71 %. Gambaran umumnya dapat dilihat pada diagram berikut ini : Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen 9
10 8 6
frekuensi
8 6 5 4
4
2 1
2 0 65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
90-94
95-99
59
Selanjutnya berikut ini adalah tabel hasil distribusi frekuensi postes kelompok kontrol Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Postes Kelompok Kontrol No
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
50 - 56
3
8.57 %
2
57 - 63
6
17.14 %
3
64 - 70
11
31.43 %
4
71 - 77
8
22.86 %
5
78 - 84
2
5.71 %
6
85 - 91 Jumlah
5 35
14.29 % 100%
Dari tabel 4.13, diketahui bahwa frekuensi paling tinggi terletak pada rentang nilai 64-70 dengan frekuensi relatif sebesar 31 %, frekuensi paling rendah terletak pada rentang nilai 78-84 dengan frekuensi relatif 5,71 %. Gambaran umumnya dapat dilihat pada diagram berikut ini Gambar 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol 11
12 10
8
8
6 5
6 4
3 2
2 0 50-56
57-63
64-70
71-77 frekuensi
78-84
85-91
60
c. Perkembangan Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Perkembangan rata-rata nilai pretest-postest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-Rata Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen 78.29 69.86
55.86
49.57
Pretest
Postest
Pada grafik di atas, hasil pretest di kelas kontrol lebih tinggi daripada pretest di kelas eksperimen. Namun setelah diberlakukan penerapan metode mind map di kelas eksperimen terjadi peningkatan yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol ini terbukti rata-rata siswa memperoleh nilai postest kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai postest kelas kontrol.
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Pengajuan Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Data Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas menggunakan rumus Chi-kuadrat dengan taraf signifikansi α = 0.05.
61
Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan rumus sebagai berikut : Ho diterima jika
, artinya data berdistribusi
normal. Ha diterima jika
, artinya data berdistribusi tidak
normal.
1) Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil perhitungan dari uji normalitas pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data
Pretest Eksperimen
Kontrol
35
35
4,29
5,82
Sampel
7,81 Kesimpulan
Normal
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh
Normal hitung pretes kelas
eksperimen sebesar 4,29 dan kelas kontrol sebesar 5,82. Jika dikonsultasikan dengan tabel Chi-kuadrat pada taraf signifikansi α = 0.05 dan k = 6 diperoleh
tabel 7,81. Dengan demikian
kelompok tersebut lebih kecil dari Ho diterima ini berarti data berdistribusi normal
kedua maka
62
2) Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil perhitungan dari uji normalitas postest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Postest
Data
Sampel
Eksperimen
Kontrol
35
35
7,08
7,49 7,81
Normal
Kesimpulan
Normal
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh
hitung postes kelas
eksperimen sebesar 7,08 dan kelas kontrol sebesar 7,49 Jika dikonsultasikan dengan tabel Chi-kuadrat pada taraf signifikansi α = 0.05 dan k = 6 diperoleh
7,81. Dengan demikian
kedua kelompok tersebut lebih kecil dari maka Ho diterima ini berarti data berdistribusi normal b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan setelah data hasil yang diperoleh berdistribusi
normal.
Uji
homogenitas
yang dilakukan
yakni
menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Adapun kriterianya sebagai berikut: Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan kedua sampel homogen Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan kedua sampel tidak homogen
63
1) Uji homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil perhitungan uji homogenitas dua varian data pretest diperoleh
sebesar 1,1. Jika dikonsultasikan dengan
pada
taraf signifikansi 0,05 dengan dk penyebut 35 – 1 = 34, dk pembilang 35 – 1 = 34 didapat
sebesar 1,77. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen, karena
(
). Hasil perhitungan dari uji homogenitas ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Α
Fhitung
Ftabel
0,05
1,1
1,77
N (Jumlah responden) 35
Kesimpulan Ho Diterima
2) Uji homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil perhitungan uji homogenitas dua varian data postest diperoleh
sebesar 1,15. Jika dikonsultasikan dengan
pada
taraf signifikansi 0,05 dengan dk penyebut 35 – 1 = 34, dk pembilang 35 – 1 = 34 didapat
sebesar 1,77. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen, karena
(
). Hasil perhitungan dari uji homogenitas ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen Α
Fhitung
Ftabel
0,05
1,15
1,77
N (Jumlah responden) 35
Kesimpulan Ho Diterima
64
2. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis data dapat diperoleh dan disimpulkan bahwa kedua sampel pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Pengujian yang selanjutnya dilakukan adalah dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata postest kelas eksperimen ̅ = 78,29 dengan varians S1 = 9,89 sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai rata-rata ̅ = 69,86 dengan varians S2 = 8,04. Dengan kriteria H0 berbunyi “Tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map”. Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar SKI dengan menggunakan uji-t, maka diperoleh nilai berikut : Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Nilai Postest Nilai
Db
Thitung
Ttabel
Kesimpulan
Posttest
68
3,91
1,99
Ho ditolak
Tabel 4.18. menunjukkan thitung (3,91) > ttabel (1,99), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, ini artinya “Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map.”
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dapat dibuktikan bahwa metode pembelajaran mind map berpengaruh terhadap hasil belajar SKI siswa. Menurut Melvin L. Silberman, Pemetaan pikiran/mind map merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif
65
apa yang telah mereka pelajari atau apa yang mereka tengah rencanakan.65 Hal ini dimungkinkan karena metode pembelajaran mind map lebih menekankan kepada cara belajar siswa aktif dengan memerhatikan proses pencapaian hasil belajar secara kreatif dan menyenangkan. Secara harfiah siswa dibimbing untuk “memetakan” pikiran-pikiran mereka sehingga menempatkan informasi ke dalam otak mereka kemudian mengambil informasi ke luar dari otak dengan mudah. Peneliti melakukan beberapa tahapan dalam penelitian untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Peneliti bertindak sebagai guru dalam pembelajaran di kelas eksperimen maupaun di kelas kontrol. Pada kelas eksperimen peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran mind map. Langkah awal yang perlu dijalankan adalah dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang dipelajari untuk mendapatkan informasi pengetahuan awal mereka, setelah itu merumuskan tujuan pembelajaran. Langkah kedua adalah guru membangun pengetahuan awal siswa melalui pemberian materi secara ringkas sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran serta menciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab. Langkah ketiga guru membentuk siswa ke dalam kelompok dan menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan mind map agar siswa dapat memahami dengan mudah ketika proses dengan pembelajaran menggunakan metode mind map. Peneliti memfasilitasi siswa pada setiap kelompok untuk mendiskusikan hasil pembuatan mind map dan membuat kesimpulan. Setelah itu mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menyanggah atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi. 65
Melvin L.Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa, 2012), cetakan ke-7, hlm.200
66
Langkah terakhir adalah guru bersama siswa melakukan tanya jawab, menyimpulkan materi, dan memberikan informasi untuk bereksplorasi. Kemudian melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan penyajian hasil belajar mereka. Adapun proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa diberi perlakuan dengan menggunakan metode information search untuk pembanding yang setara dengan metode mind map supaya dapat dijadikan tolak ukur yang sesuai Setelah kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, maka berdasarkan analisis data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat perubahan hasil belajar siswa antara pretest dan postest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Nilai rata-rata kemampuaan awal (pretest) siswa kelas eksperimen justru cenderung lebih rendah daripada kelas kontrol, populasi berdistribusi normal, dan homogen. Hal ini menunjukan kedua kelas tersebut memiliki kemamampuan yang berbeda. Namun setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang telah ditentukan pada kelas eksperimen maupun kontrol, diperoleh temuan bahwa nilai rata-rata hasil postest kelas eksperimen (78,29) lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol (69,88). Ini artinya
ada
perubahan
pada
kemampuan
siswa
setelah
diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan metode mind map. Selanjutnya pada uji hipotesis diperoleh thitung (3,91) > ttabel (1,99) pada taraf signifikan 5% sehingga Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh metode mind map terhadap hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa. Dengan demikian hasil belajar SKI siswa mengalami peningkatan dengan menggunakan metode pembelajaran mind map. Hasil belajar tersebut tentu tidak terlepas dari pengaruh penggunan metode pembelajaran mind map yang memudahkan siswa untuk mengingat materimateri yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Maurizal Alamsyah mengenai tujuan membuat mind map yaitu untuk mengingat segala sesuatu
67
yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagasan sentral. Karena pikiran akan mengeluarkan gagasan lebih cepat dari yang akan ditulis.66 Penerapan metode pembelajaran mind map telah memberikan kemudahan dalam memahami materi pembelajaran SKI sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pembelajaran dengan metode mind map merupakan alat pikir organisasional yang menggunakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, menjadikannya peta rute yang hebat bagi ingatan, serta memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Berdasarkan data yang telah diolah, dianalisis, dan diintepretasikan maka dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan menerapkan metode mind map.
E. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna karena penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya : 1. Penelitian ini hanya ditunjuk pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan pokok bahasan Perkembangan Ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan Islam pada Masa Bani Abbasiyah saja, sehingga belum bisa digeneralisir pada pokok bahasan lain. 2. Kondisi siswa sempat merasa bingung dengan proses pembelajaran menggunakan metode mind map, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran seperti itu. 3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan kesiapan dan pengaturan kelas yang baik 4. Kontrol terhadap subjek penelitian hanya meliputi variabel metode pembelajaran dan hasil belajar siswa.
66
Maurizal Alamsyah, Kiat jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping, (Yogyakarta: Mitra Pelajar, 2009), h. 104.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian tentang pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar SKI pada siswa kelas VIII dengan menggunakan uji-t, diperoleh harga thitung = 3,91 dengan menggunakan interpolasi, untuk taraf signifikan
= 0,05 dan derajat kebebasan db = 68,
diperoleh nilai ttabel 1,99. Sehingga thitung berada di luar daerah penerimaan Ho atau dengan kata lain Ho tolak. Selain itu pula, setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang telah ditentukan pada kelompok eksperimen maupun kontrol diperoleh temuan bahwa nilai rata-rata hasil postest kelompok eksperimen (78,29) lebih tinggi dari nilai rata-rata pada kelompok kontrol (69,88). Dari pengamatan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar SKI siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode mind map dengan rata-rata nilai hasil belajar yang menggunakan metode information Search pada Standar Kompetensi “Perkembangan Islam pada Masa Bani Abbasiyah”. Hal ini artinya terdapat pengaruh terhadap hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada siswa kelas VIII setelah menerapkan metode mind map.
B. Implikasi Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dengan menggunakan metode mind map berpengaruh dalam meningkatkan hasil pembelajaran siswa MTs Negeri 3 Jakarta khususnya pada mata pelajaran SKI. Dengan demikian penggunakan metode pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi salah satu komponen utama untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan metode mind map pada proses pembelajaran dapat dijadikan salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan siswa dalam memahami dan
68
69
mengingat mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang selama ini mereka anggap sulit untuk diingat dan membosankan, hal ini juga dapat dimungkinkan untuk diterapkan dalam mata pelajaran lain di MTs Negeri 3 Jakarta dan sekolah lainnya. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (a) Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran, dengan metode hasil belajar bisa baik atau bahkan sebaliknya, sering kita jumpai seorang guru menguasai materi tetapi gagal dalam memberikan pembelajaran kepada siswa karena ia tidak menggunakan metode yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada siswa; (b) Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam akan lebih menyenangkan jika siswa melibatkan diri sepenuhnya untuk menggali kreatifitas mereka ketika belajar dengan menggunakan metode mind map. Karena hal ini merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru; (c) dibutuhkan pelatihan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam menerapkan metode pembelajaran agar memudahkan dan memotivasi guruguru guna mengimplementasikan metode pembelajaran yang sesuai di kelas.
C. Saran Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini maka penulis memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi para pendidik untuk dapat menemukan, menerapkan model, strategi, maupun metode pembelajaran
yang
pembelajaran
dan
tepat dapat
untuk
dapat
menciptakan
diterapkan proses
dalam
pembelajaran
proses yang
menyenangkan di kelas. 2. Guru yang akan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan menerapkan metode mind map sebaiknya memberi pemahaman mengenai cara kerja mind map terlebih dahulu kepada siswa supaya mereka dapat menciptakan kreatifitas belajar dan memperoleh penguasaan materi secara mudah serta menyenangkan.
70
3. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, maka disarankan ada penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran dengan menggunakan metode mind map pada pokok bahasan lain atau bahkan subjek yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara, cetakan ke-9. 2009. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, cetakan ke4, 2009. Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, cetakan ke-XI, 2012. Chatib, Munif. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa, Cetakan ke-12, 2013. Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cetakan ke-3, 2005. Darsono dan T.Ibrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan Islam 1 untuk Kelas VII MTs. Solo: PT.Tiga Serangkai. 2009 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, cetakan ke-4, 2010. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, cetakan ke-II, 2008. Effendi, Rus. Statistika Dasar : Untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, cetakan ke-1, 1998. Fadlan, Andi. Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga. Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2010 Maurizal Alamsyah. Kiat jitu Meningkatkan Prestasi dengan Mind Mapping, Yogyakarta: Mitra Pelajar. 2009 Michalko, Michael. “Cracking Creativity”, dalam Tony Buzan (ed). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, cetakan ke-XI, 2012. Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Nata, Abuddin. Metodologi studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, cetakan ke-17, 2010. Nurhidayati. Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam. Skripsi: Jakarta. 2009
71
72
PERMENAG. Lampiran 3b – BabVII – SK KD PAI dan Bhs Arab tingkat MTs. PERMENAG: Jakarta, 2008 Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cetakan ke-4, 2010. Siberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa, cetakan ke-7, 2012. SJ, Fadil. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah. Malang: UIN Malang Press, 2008. Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasai Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, cetakan ke-1, 2006. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan ke-11, 2006. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, Cetakan ke-3, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta. Cetakan ke-1. 2011 ----------. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta, cetakan Ke-4, 2009. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 Sundayana, Rostina. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2014 Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2008 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. cetakan ke-17, 2011. ----------. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Cetakan ke-3. 2001. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cetakan ke-3, 1990. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, landasan, dan Implementasi pada KTSP, Jakarta: Kencana, cetakan ke-4, 2010. Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Asa Mandiri, Cetakan ke-9, 2009. Usairy, Ahmad. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media, 2011
73
Windura, Sutanto. Mind Map Langkah Demi Langkah, Jakarta: Gramedia. 2009 Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara, cetakan ke-II, 2007.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
75
Lampiran 1 ( RPP KELAS EKSPERIMEN ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nama Madrasah
: MTs Negeri 3 Jakarta
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester
: VIII / 4
Waktu
: 4 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
A. Standar Kompetensi Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1) Mengklasifikasi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah 2) Menunjukkan peran tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah 3) Mengklasifikasi kemajuan ilmuwan muslim masa Bani Abbasiyah 4) Mengidentifikasi kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode, langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi yang dipaparkan, Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah E. Materi Ajar Materi Pokok : Perkembangan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama pada masa Dinasti Abbasiyah. (Uraian Materi terlampir)
76
F. Metode Pembelajaran : 1. Mind Map 2. Ceramah 3. Tanya Jawab 4. Diskusi G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 1. PENDAHULUAN
WAKTU 10 menit
a) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa (nilai: religius) b) Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai: disiplin) c) Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai: peduli, semangat) d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (nilai: cinta ilmu) e) Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam secara umum. (nilai: cinta ilmu, ingin tahu) 2.
KEGIATAN INTI
60 menit
Eksplorasi Guru membangun pengetahuan awal murid melalui pemberian materi secara ringkas sehingga murid termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (nilai: cinta ilmu, inovatif)
10 menit
Guru menciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai: ingin tahu, demokratif)
Elaborasi
Guru membentuk kelompok masing-masing beranggotakan 3-4 murid dan membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok (nilai: kerjasama, komunikatif)
Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan mind map
77
Murid pada kelompok masing-masing membuat mind map sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. (nilai : kreatif, kerjasama, inovatif)
Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pembuatan mind map dan membuat kesimpulan. (nilai: cinta ilmu, kerjasama)
Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi (nilai : percaya diri, menghargai orang lain, bertanggung jawab, cinta ilmu)
Kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi (nilai : demokratis, menghargai orang lain, inovatif, percaya diri)
40 menit
Konfirmasi
3.
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai: cinta ilmu, menghargai karya orang lain)
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan menyimpulkan materi. (nilai : ingin tahu, menghargai keberagaman)
Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai : inovatif, cinta ilmu)
PENUTUP
10 menit
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai : saling menghargai dan peduli) Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran (nilai : cinta ilmu) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. (nilai : cinta ilmu, disiplin) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai religius)
Pertemuan ke-2 No Kegiatan Revew pelajaran yang sudah diajarkan 1 Postest 2
Waktu 2x40 Menit
78
H. Bahan/Sumber/Media Belajar 1. Buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk MTs kelas VIII 2. Buku penunjang yang relevan 3. Projektor 4. Laptop 5. White board 6. Spidol I.
Penilaian Tes tertulis (Pretest dan Postest) Tes lisan
Guru Mata pelajaran SKI
Yayah Sulasiyah S.Ag NIP : 197111101993032002
Jakarta, November 2014 Mahasiswa Peneliti
Yully Khusniah NIM : 1110011000040
79
RANGKUMAN MATERI KELAS EKSPERIMEN Perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum dan Ilmu Pengetahuan Agama pada Masa Dinasti Abbasiyah
A. Ilmu Pengetahuan Umum Bahasan tentang ilmu pengetahuan umum berikut ini meliputi ilmu filsafat, kedokteran, astronomi, tokoh-tokoh ilmuan, dan Baitul Hikmah. Masa kekuasaan dinasi Abbasiyah merupakan masa keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran filsafat masuk ke dalam Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaum Muslimin pada abad ke-8 di Suriah, Mesopotamia, Mesir, dan Persia. Penerjemahan buku pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid dan Khalifah alMak’mun menjadi pendorong utama perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu yang menangani keadaan kesehatan dan penyakit pada tubuh manusia dengan penggunaan cara-cara tertentu. Ilmu kedokteran Islam merupakan hasil pembaharuan ilmu kedokteran Yunani, Persia, dan India. Pada kekuasaan Dinasti Abbasiyah, rumah sakit menjadi pusat pengajaran ilmu kedokteran serta mempunyai perpustakaan. Kemajuan ilmu kedokteran ditunjukkan dengan adanya 800 orang dokter pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid yang merupakan masa keemasan kedokteran Islam. Ilmu astronomi atau ilmu falaq adalah ilmu yang mempelajari bendabenda langit. Ilmu astronomi dikembangkan oleh ilmuwan muslim karena berkaitan erat dengan pelaksanaan arah kiblat dan penentuan awal bulan. Tokoh-tokoh ilmuan muslim yang muncul pada masa dinasti Abbasiyah adalah al-Kindi, al-Farabi, ar-Razi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, al-Ghazali, dan Jabir bin Hayyan. Baitul Hikmah adalah lembaga ilmu pengetahuan yang didirikan di bagdad oleh khalifah al-Ma’mun, tetapi dirintis sejak masa khalifah Harun ar-Rasyid. Keberadaan Baitul Hikmah membuat kota Bagdad menjadi pusat dunia ilmu pengetahuan, filsafat, dan kesustraan diseluruh wilayah kekuasaan Islam.
80
B. Ilmu Pengetahuan Agama Di samping dalam bidang ilmu pengetahuan umum, pada masa Dinasti Abbasiyah ilmu agama Islam juga mengalami perkembangan yang penting. Ulama-ulama besar pun muncul. Perkembangan pada periode ini juga menjadi landasan pokok bagi perkembangan ilmu agama Islam pada periode berikutnya Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyah termasuk dalam perkembangan ilmu hadis pada periode kelima dan keenam. Pada periode kelima, ulama menghimpun dan membukukan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Dengan cara : a. Melawat ke daerah-daerah yang jauh untuk menemui para rawi; b. Membuat klasifikasi hadis, yaitu hadis marfu’, mauquf, dan maqtu’. c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang di arahkan kepada rawi dan matan hadis. Pada periode kelima muncullah enam ulama hadis yang menulis enam hadis yang disebut kutubus-sittah, mereka adalah : a. Imam al-Bukhari, menulis Sahih al-Bukhari b. Imam Muslim, menulis Sahih Muslim c. Imam Abu Dawud, menulis Sunan Abi Daud d. Imam an-Nasa’i, menulis Sunan Nasa’i e. Imam Ibnu Majah, menulis Sunan Ibnu Majah Periode keenam merupakan periode pemeliharaan hadis. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para ulama dalam memelihara hadis adalah: a. Menghafal hadis-hadis b. Memperbaiki susunan kitab-kitab hadis c. Mengumpulkan hadis-hadis yang belum tersusun secara sistematis d. Membuat kitab syarah Beberapa kitab yang dihasilkan pada periode keenam adalah : a. Al-Mu’jam al-Kabir karya Imam Sulaiman bin Ahmad at-Tabrani
81
b. Sunan ad-Daruqutni karya Imam Abdul Hasan Ali bin Ahmad Daruqutni c. As-Sunan al-Kubra karya Abu Bakar Ahmad bin Husain Ali alBaihaqi Ilmu tafsir pada masa Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya dengan lahirnya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Tabari. Ia menulis buku tafsir yang berjudul Jami’ al-bayan fi tafsir Al-Qur’an dan dikenal dengan Tafsir Tabari. Tokoh yang lain adalah Fakhruddin ar-Razi yang menulis kitab alKasyaf’an Haqa’iq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil. Perkembangan ilmu fiqih pada periode keempat ditandai dengan munculnya imam mazhab, yaitu : a. Imam Hanafi dengan Mazhab Hanafi b. Imam Maliki dengan Mazhab Maliki c. Imam Syafi’i dengan Mazhab Syafi’i d. Imam Hanbali dengan Mazhab Hanbali. Perkembangan ilmu fiqih pada periode kelima gerakan ijtihad melemah. Para fuqaha memfokuskan perhatiannya pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap mazhab. Kajian tersebut berupa syarah (keterangan atau penjelasan). Tanjih (penerapan), dan tahqiq (penetapan). Perkembangan ilmu tasawuf pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah ditandai dengan peralihan dari tasawuf dan zuhud. Dalam perkembangan selanjutnya muncul dua aliran, yaitu tasawuf akhlak dan tasawuf filsafat.
82
Lampiran 2 ( RPP KELAS KONTROL ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nama Madrasah
: MTs Negeri 3 Jakarta
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester
: VIII / 3
Waktu
: 4 x 40 Menit ( 2 x Pertemuan )
J. Standar Kompetensi Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah K. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah L. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1) Mengklasifikasi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah 2) Menunjukkan peran tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah 3) Mengklasifikasi kemajuan ilmuwan muslim masa Bani Abbasiyah 4) Mengidentifikasi kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah M. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode, langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi yang dipaparkan, Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi tokoh-tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah N. Materi Ajar Materi Pokok : Perkembangan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama pada masa Dinasti Abbasiyah. (Uraian Materi terlampir)
83
O. Metode Pembelajaran : 5. Ceramah 6. Tanya Jawab 7. Diskusi 8. Information Search P. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 2. PENDAHULUAN
WAKTU 10 menit
f) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa (nilai: religius) g) Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai: disiplin) h) Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai: peduli, semangat) i) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (nilai: cinta ilmu) j) Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam secara umum. (nilai: cinta ilmu, ingin tahu) 2.
KEGIATAN INTI
60 menit
Eksplorasi Guru membangun pengetahuan awal murid melalui pemberian materi secara ringkas sehingga murid termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (nilai: cinta ilmu, inovatif)
10 menit
Guru menciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai: ingin tahu, demokratif)
Elaborasi
Guru membentuk kelompok masing-masing beranggotakan 3-4 murid dan membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok (nilai: kerjasama, komunikatif)
Siswa bersama kelompoknya mengerjakan tugas kelompok dengan mencari informasi melalui modul,
84
buku, dan handout serta sumber lainnya (nilai : kerjasama, kritis, ingin tahu)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan tugas materi.(nilai: cinta ilmu, demokratis)
Dalam mengerjakan tugas, siswa berpedoman pada bahan bacaan yang difasilitaskan tadi.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi (nilai : percaya diri, tanggung jawab, cinta ilmu)
Kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau menambah pendapat dari kelompok yang presentasi (nilai : demokratis, inovatif, percaya diri)
40 menit
Konfirmasi
3.
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai: cinta ilmu, menghargai karya orang lain)
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan menyimpulkan materi. (nilai : ingin tahu, menghargai keberagaman)
Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai : inovatif, cinta ilmu)
PENUTUP
10 menit
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai : saling menghargai dan peduli) Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran (nilai : cinta ilmu) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. (nilai : cinta ilmu, disiplin) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai religius)
Pertemuan ke-2 No Kegiatan Revew pelajaran yang sudah diajarkan 1 Postest 2
Waktu 2x40 Menit
85
Q. Bahan/Sumber/Media Belajar 7. Buku pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk MTs kelas VIII 8. Buku penunjang yang relevan 9. Projektor 10. Laptop 11. White board 12. Spidol R. Penilaian Pretest dan Postest (terlampir)
Guru Mata pelajaran SKI
Yayah Sulasiyah S.Ag NIP : 197111101993032002
Jakarta, November 2014 Mahasiswa Peneliti
Yully Khusniah NIM : 1110011000040
86
RANGKUMAN MATERI KELAS KONTROL Perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum dan Ilmu Pengetahuan Agama pada Masa Dinasti Abbasiyah
C. Ilmu Pengetahuan Umum Bahasan tentang ilmu pengetahuan umum berikut ini meliputi ilmu filsafat, kedokteran, astronomi, tokoh-tokoh ilmuan, dan Baitul Hikmah. Masa kekuasaan dinasi Abbasiyah merupakan masa keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran filsafat masuk ke dalam Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaum Muslimin pada abad ke-8 di Suriah, Mesopotamia, Mesir, dan Persia. Penerjemahan buku pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid dan Khalifah alMak’mun menjadi pendorong utama perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu yang menangani keadaan kesehatan dan penyakit pada tubuh manusia dengan penggunaan cara-cara tertentu. Ilmu kedokteran Islam merupakan hasil pembaharuan ilmu kedokteran Yunani, Persia, dan India. Pada kekuasaan Dinasti Abbasiyah, rumah sakit menjadi pusat pengajaran ilmu kedokteran serta mempunyai perpustakaan. Kemajuan ilmu kedokteran ditunjukkan dengan adanya 800 orang dokter pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid yang merupakan masa keemasan kedokteran Islam. Ilmu astronomi atau ilmu falaq adalah ilmu yang mempelajari bendabenda langit. Ilmu astronomi dikembangkan oleh ilmuwan muslim karena berkaitan erat dengan pelaksanaan arah kiblat dan penentuan awal bulan. Tokoh-tokoh ilmuan muslim yang muncul pada masa dinasti Abbasiyah adalah al-Kindi, al-Farabi, ar-Razi, Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, al-Ghazali, dan Jabir bin Hayyan. Baitul Hikmah adalah lembaga ilmu pengetahuan yang didirikan di bagdad oleh khalifah al-Ma’mun, tetapi dirintis sejak masa khalifah Harun ar-Rasyid. Keberadaan Baitul Hikmah membuat kota Bagdad menjadi pusat dunia ilmu pengetahuan, filsafat, dan kesustraan diseluruh wilayah kekuasaan Islam.
87
D. Ilmu Pengetahuan Agama Di samping dalam bidang ilmu pengetahuan umum, pada masa Dinasti Abbasiyah ilmu agama Islam juga mengalami perkembangan yang penting. Ulama-ulama besar pun muncul. Perkembangan pada periode ini juga menjadi landasan pokok bagi perkembangan ilmu agama Islam pada periode berikutnya Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyah termasuk dalam perkembangan ilmu hadis pada periode kelima dan keenam. Pada periode kelima, ulama menghimpun dan membukukan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Dengan cara : a. Melawat ke daerah-daerah yang jauh untuk menemui para rawi; b. Membuat klasifikasi hadis, yaitu hadis marfu’, mauquf, dan maqtu’. c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang di arahkan kepada rawi dan matan hadis. Pada periode kelima muncullah enam ulama hadis yang menulis enam hadis yang disebut kutubus-sittah, mereka adalah : f. Imam al-Bukhari, menulis Sahih al-Bukhari g. Imam Muslim, menulis Sahih Muslim h. Imam Abu Dawud, menulis Sunan Abi Daud i. Imam an-Nasa’i, menulis Sunan Nasa’i j. Imam Ibnu Majah, menulis Sunan Ibnu Majah Periode keenam merupakan periode pemeliharaan hadis. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para ulama dalam memelihara hadis adalah: e. Menghafal hadis-hadis f. Memperbaiki susunan kitab-kitab hadis g. Mengumpulkan hadis-hadis yang belum tersusun secara sistematis h. Membuat kitab syarah Beberapa kitab yang dihasilkan pada periode keenam adalah : d. Al-Mu’jam al-Kabir karya Imam Sulaiman bin Ahmad at-Tabrani
88
e. Sunan ad-Daruqutni karya Imam Abdul Hasan Ali bin Ahmad Daruqutni f. As-Sunan al-Kubra karya Abu Bakar Ahmad bin Husain Ali alBaihaqi Ilmu tafsir pada masa Dinasti Abbasiyah mencapai puncaknya dengan lahirnya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Tabari. Ia menulis buku tafsir yang berjudul Jami’ al-bayan fi tafsir Al-Qur’an dan dikenal dengan Tafsir Tabari. Tokoh yang lain adalah Fakhruddin ar-Razi yang menulis kitab alKasyaf’an Haqa’iq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil. Perkembangan ilmu fiqih pada periode keempat ditandai dengan munculnya imam mazhab, yaitu : e. Imam Hanafi dengan Mazhab Hanafi f. Imam Maliki dengan Mazhab Maliki g. Imam Syafi’i dengan Mazhab Syafi’i h. Imam Hanbali dengan Mazhab Hanbali. Perkembangan ilmu fiqih pada periode kelima gerakan ijtihad melemah. Para fuqaha memfokuskan perhatiannya pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap mazhab. Kajian tersebut berupa syarah (keterangan atau penjelasan). Tanjih (penerapan), dan tahqiq (penetapan). Perkembangan ilmu tasawuf pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah ditandai dengan peralihan dari tasawuf dan zuhud. Dalam perkembangan selanjutnya muncul dua aliran, yaitu tasawuf akhlak dan tasawuf filsafat.
89
Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Standar Kompetensi Materi Kompetensi Dasar Memahami Mengidentifi 1) Tokoh perkembang ilmuwan kasi tokoh an Islam pada masa muslim ilmuwan Bani masa Bani muslim dan Abbasiyah Abbasiyah perannya dalam kemajuan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
2) Peran tokoh ilmuwan muslim pada pada masa Bani
Indikator a. Mengklasifikasi Tokoh ilmuwan muslim masa
Nomor Soal 8*, 9, 14*,17*, 24, 26, 29*
b. Menunjukkan peran tokoh
4, 6*, 10*,11*, 12*,13*, 18*,20*, 28*
pada masa Bani Abbasiyah
1, 5,15*, 19*,21*, 22*,25*
muslim masa Bani
kemajuan ilmuwan muslim masa Bani Abbasiyah
Abbasiyah d. Mengidentifikasi 4) Kebudayaa n/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah KETERANGAN : (*) VALID
kebudayaan/pera daban Islam pada masa Bani Abbasiyah
Pilihan Ganda
Pilihan Ganda
ilmuwan muslim
c. Mengklasifikasi ilmuwan
Pilihan Ganda
Bani Abbasiyah
Abbasiyah 3) Kemajuan
Bentuk Soal
2, 3*, 7*, 16*, 23*, 27, 30
Pilihan Ganda
90
Lampiran 4 SOAL UJI COBA PADA MATERI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN ILMU PENGTAHUAN AGAMA PADA MASA DINASTI ABBASIYAH
NAMA :
KELAS IX (SEMBILAN) Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!. 1. Golongan yang banyak tertarik pada filsafat Yunani adalah.... a. Mu’tazilah
c. Murjiah
b. Jabariyah
d. Qodariah
2. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat dari segala yang ada adalah.... a. Ilmu kedokteran
c. Ilmu teologi
b. Ilmu filsafat
d. Ilmu astronomi
3. Wilayah yang menjadi pusat penghubung antara tradisi kedokteran IndiaYunani dengan tradisi kedokteran Islam adalah ..... a. Madinah
c. Delhi
b. Jundisabur
d. Bagdad
4. Pengarang kedokteran islam pertama yang menulis buku Firdaus al-Hikmah pada tahun 850 M adalah.......
5.
a. Abu Ja’far al-Mansur
c. Ar-Razi
b. Ibnu Sina
d. Ali bin Rabban at-Tabari
Ilmu yang mempelajari benda-benda langit, seperti matahari, bulan, dan planet-planet disebut....
6.
a. Ilmu falak
c. Ilmu filsafat
b. Ilmu alam semesta
d. Ilmu fisika
Pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, ilmuwan astronomi muslim yang terkenal dengan bukunya yang berjudul mukhtasar fi hisab al-Jabr alMuqabbalah adalah.... a. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
91
b. Jabir bin Hayyan c. Ibrahim an-Nazzam d. Al-Farabi 7.
Ilmu astronomi dikembangkan oleh para ilmuwan muslim karena ilmu tersebut berkaitan erat dengan beberapa ketentuan agama Islam, contohnya adalah sebagai berikut, kecuali....
8.
a. Penentuan arah kiblat
c. Penentuan hukum fiqih
b. Penentuan waktu sholat
d. Penentuan awal bulan
Filsuf muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama adalah.... a. Al-Farabi
c. Ar-Razi
b. Al-Kindi
d. Ibnu Sina
9. Ilmuwan muslim yang dalam pemikirannya membagi negara dalam 5 bentuk (negara utama, negara orang-orang bodoh, negara orang-orang fasik, negara yang berubah-ubah, dan negara sesat) adalah.... a. Ar-Razi
c. Al-Farabi
b. Al-Kindi
d. Ibnu Miskawaih
10. Karya tulis terbesar ar-Razi yang berisi ensiklopedia kedokteran dengan jumlah 20 jilid berjudul..... a. Asy-syifa’
c. At-Tajmi’
b. Fi al-Judari wa al-Hasbat
d. Al-Hawi
11. Ilmuwan muslim pada masa Dinasti Abbasiyah yang mendapat gelar asySyaikh ar-Ra’is (Guru para Raja) adalah.... a. Ibnu Miskawaih
c. Ibnu Sina
b. Al-Kindi
d. Ar-Razi
12. Menurut Ibnu Sina jiwa manusia hanya memiliki satu daya, yaitu.. a. Daya tumbuh
c. Daya daya bergerak
b. Daya berpikir (akal)
d. Daya berkembang biak
13. Dibawah ini yang termasuk karya tulis Ibnu Miskawaih, kecuali... a. Al-Fauz al-Akbar
c. Tajarib al-Umam
b. Tartib as-Sa’adah
d. Asy-Syifa’
92
14. Ia lahir di kota Gazalah tahun 1058 M, ia seorang pemikir teologi, filsuf, dan sufi termasyhur sepanjang sejarah Islam, Ihya’ ‘Ulumuddin merupakan salah satu buku karangngannya yang terkenal. Ia adalah.... a. Jabir bin Hayyan
c. Al-Ghazali
b. Az-Zamakhsary
d. At-Tusi
15. Contoh pengaruh Islam dalam ilmu astronomi adalah nama-nama gugusan bintang yang berasal dari bahasa Arab, yaitu.... a. Bait al-Jauza’
c. Betelgeuse
b. Aldebaran
d. Fomalhaut
16. Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah yang merupakan masa pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan terjadi pada periode ke..... a. Ketiga
c. Kelima
b. Keempat
d. Ketujuh
17. Berikut ini termasuk ulama hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah, kecuali... a. Imam al-Bukhari
c. At-Tirmizi
b. Imam Muslim
d. Imam Hanbali
18. Pada periode keenam, Salah satu cara yang dilakukan oleh para ulama hadis dalam memelihara hadis adalah.... a. Menghafal dan memperbaiki susunan kitab-kitab hadis b. Menemui para rawi c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang diarahkan kepada rawi dan matan hadis d. Membuat klasifikasi hadis yaitu marfu’, mauquf, dan maqtu’ 19. Berikut ini yang termasuk dalam kutubus-sittah, kecuali... a. Sahih al-Bukhari
c. Sunan at-Tirmizi
b. Sunan Abi Dawud
d. Sunan ad-Daruqutni
20. Karya terbesar at-Tabari pada bidang tafsir adalah sebuah kitab yang berjudul.... a. Jami’ al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an b. Tafsir Surah al-Baqarah c. Tafsir Surah al-Fatihah
93
d. Tarikh ar-Rijal 21. Cara penyelesaian masalah aljabar yang disebut algorisme ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim yang bernama.... a. Ibnu Khaldun
c. Al-Khawarizmi
b. Ar-Razi
d. Ibnu Tulun
22. Ilmuwan yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan ilmu balagah adalah.. a. At-Tabari
c. Az-Zamakhsary
b. Fakhruddin ar-Razi
d. Waki’ al-Jarrah
23. Perkembangan ilmu fikih pada periode kelima ditandai dengan hal-hal berikut, kecuali... a. Gerakan ijtihad mulai melemah b. Para fukaha fokus pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap maszhab c. Munculnya ta’assub al-mazhab (fanatik buta pada satu mahzhab) d. Munculnya empat Imam mahzhab 24. Imam Syafi’i sudah mampu menghafal Al-Qur’an pada usia... a. Lima tahun
c. Enam tahun
b. Sembilan tahun
d. Sebelas tahun
25. Salah satu karya Imam Hanafi yang membahas tentang masalah waris berjudul... a. Al-Fiqh al-Akbar
c. Al-Fara’id
b. Asy-Syurut
d. Ar-Risalah
26. Ulama fikih yang menggunakan dasar hukumnya dengan al-Qur’an, sunah rasul, Sunah Sahabat, tradisi masyarakat Madani, Qias, dan maslahah mursalah adalah... a. Imam Malik
c. Imam Syafi’i
b. Imam Hanafi
d. Imam Hanbali
27. Dua dasar yang disepakati oleh semua ulama fikih sebagai dasar pengambilan hukum adalah.... a. Qias dan tradisi
c. Al-Qur’an dan sunah
b. Maslahah mursalah dan fatwa
d. Tradisi dan hadis mursal
94
28. Salah satu karya al-Haris bin Asad al-Muhasibi yang mengulas tentang hakhak Allah SWT adalah... a. Al-Wasayah
c. Al-Luma’
b. At-Tawahum
d. Ar-Ri’ayat li Huququllah
29. Tasawuf filsafat merupakan tasawuf yang sudah tercampur dengan metafisika, salah satu tokoh dari tasawuf filsafat adalah... a. Zunnun al-Misri
c. Zunaid al-bagdadi
b. Abu Hamid al-Ghazali
d. At-Tusi
30. Aliran tasawuf yang mendasarkan kajiannya pada Al-Qur’an dan hadis disebut... a. Tasawuf filsafat
c. Tasawuf salafi
b. Tasawuf Suni
d. Tasawuf modern
95
KUNCI JAWABAN UJI COBA SOAL
1. A
11. C
21. C
2. B
12. B
22. C
3. B
13. D
23. D
4. D
14. C
24. B
5. A
15. A
25. C
6. A
16. C
26. A
7. C
17. D
27. C
8. B
18. A
28. D
9. C
19. D
29. A
10. D
20. A
30. B
Lampiran 4.a Tabel Hasil Uji Coba Tiap Butir Soal No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Item Soal 15 16 17 18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Skor (Y)
Y2
1
Adela Elga Faradina
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
20
400
2
Afifah Nareswari
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
21
441
3
Ahmd Amanatunnawfal
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
18
324
4
Bella Salsabila
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
23
529
5
Choirinnur Asahi Batul
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
19
361
6
Dafi Mu'ammar Zulfikar
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
17
289
7
Denisa Tri Rahmadhani
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
21
441
8
Difa Abdussalam
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
14
196
9
Dinda Azzahra Maulida
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
19
361
10
Fadli Amin Tri Ashar
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
20
400
11
Farhah Adhha Auliya
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
19
361
12
Ghifary M. Farhan
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
14
196
13
Hanifa Nurdiniyah
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
14
196
14
Kaffi
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
18
324
15
Khairunnisa Azzahra
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
20
400
16
M. Ramdhano Ianovsky
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
16
256
17
Melati Raihana Putri I.E
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
17
289
18
Mohammad IrfanTaufik
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
15
225
19
Muhamad Faiz Hadianto
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
18
324
20
Muhammad Al Jabbar
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
16
256
21
Muhammad Fata Sidqi
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
16
256
22
M. Ihsan Zulkarnain
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
18
324
96
23
Nadia Vicky Assyifa
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
19
361
24
Nasyita Alvina R.D
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
12
144
25
Rahmi Nurlaila
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
23
529
26
Raihani Nurjann.
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
18
324
27
Rizqa Deandra Putri
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
13
169
28
Saarah Qatrunadha
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
22
484
29
Salma Nabilla Putri
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
9
81
30
Sang Nawang Ayu P.
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
25
625
31
Sayed Alief R. Al Idroes
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
13
169
32
Shanaya Adinda Saputri
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
21
441
33
Tania Zeta Natasha
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
15
225
583
10701
JUMLAH
97
98
Lampiran 5 SOAL PRETEST DAN POSTEST
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Wilayah yang menjadi pusat penghubung antara tradisi kedokteran India-Yunani dengan tradisi kedokteran Islam adalah ..... a. Madinah b. Jundisabur c. Delhi d. Bagdad 2. Pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, ilmuwan astronomi muslim yang terkenal dengan bukunya yang berjudul mukhtasar fi hisab al-Jabr al-Muqabbalah adalah.... a. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi b. Jabir bin Hayyan c. Ibrahim an-Nazzam d. Al-Farab 3. Ilmu astronomi dikembangkan oleh para ilmuwan muslim karena ilmu tersebut berkaitan erat dengan beberapa ketentuan agama Islam, contohnya adalah sebagai berikut, kecuali.... a. Penentuan arah kiblat b. Penentuan waktu sholat c. Penentuan hukum fiqih d. Penentuan awal bulan 4. Filsuf muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama adalah.... a. Al-Farabi b. Al-Kindi c. Ar-Razi d. Ibnu Sina 5. Karya tulis terbesar ar-Razi yang berisi ensiklopedia kedokteran dengan jumlah 20 jilid berjudul..... a. Asy-syifa’
99
b. Fi al-Judari wa al-Hasbat c. At-Tajmi’ d. Al-Hawi 6. Ilmuwan muslim pada masa Dinasti Abbasiyah yang mendapat gelar asy-Syaikh arRa’is (Guru para Raja) adalah.... a. Ibnu Miskawaih b. Al-Kindi c. Ibnu Sina d. Ar-Razi 7. Menurut Ibnu Sina jiwa manusia hanya memiliki satu daya, yaitu.. a. Daya tumbuh b. Daya berpikir (akal) c. Daya daya bergerak d. Daya berkembang biak 8. Ia lahir di kota Gazalah tahun 1058 M, ia seorang pemikir teologi, filsuf, dan sufi termasyhur sepanjang sejarah Islam, Ihya’ ‘Ulumuddin merupakan salah satu buku karangngannya yang terkenal. Ia adalah.... a. Jabir bin Hayyan b. Az-Zamakhsary c. Al-Ghazali d. At-Tusi 9. Contoh pengaruh Islam dalam ilmu astronomi adalah nama-nama gugusan bintang yang berasal dari bahasa Arab, yaitu.... a. Bait al-Jauza’ b. Aldebaran c. Betelgeuse d. Fomalhaut 10. Perkembangan ilmu hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah yang merupakan masa pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan terjadi pada periode ke..... a. Ketiga b. Keempat c. Kelima
100
d. Ketujuh 11. Berikut ini termasuk ulama hadis pada masa Dinasti Abbasiyyah, kecuali... a. Imam al-Bukhari b. Imam Muslim c. At-Tirmizi d. Imam Hanbali 12. Pada periode keenam, Salah satu cara yang dilakukan oleh para ulama hadis dalam memelihara hadis adalah.... a. Menghafal dan memperbaiki susunan kitab-kitab hadis b. Menemui para rawi c. Menghimpun kritik-kritik hadis yang diarahkan kepada rawi dan matan hadis d. Membuat klasifikasi hadis yaitu marfu’, mauquf, dan maqtu’ 13. Berikut ini yang termasuk dalam kutubus-sittah, kecuali... a. Sahih al-Bukhari b. Sunan Abi Dawud c. Sunan at-Tirmizi d. Sunan ad-Daruqutni 14. Karya terbesar at-Tabari pada bidang tafsir adalah sebuah kitab yang berjudul.... a. Jami’ al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an b. Tafsir Surah al-Baqarah c. Tafsir Surah al-Fatihah d. Tarikh ar-Rijal 15. Cara penyelesaian masalah aljabar yang disebut algorisme ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim yang bernama.... a. Ibnu Khaldun b. Ar-Razi c. Al-Khawarizmi d. Ibnu Tulun 16. Ilmuwan yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan ilmu balagah adalah.. a. At-Tabari b. Fakhruddin ar-Razi c. Az-Zamakhsary
101
d. Waki’ al-Jarrah 17. Perkembangan ilmu fikih pada periode kelima ditandai dengan hal-hal berikut, kecuali... a. Gerakan ijtihad mulai melemah b. Para fukaha fokus pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap maszhab c. Munculnya ta’assub al-mazhab (fanatik buta pada satu mahzhab) d. Munculnya empat Imam mahzhab 18. Salah satu karya Imam Hanafi yang membahas tentang masalah waris berjudul... a. Al-Fiqh al-Akbar b. Asy-Syurut c. Al-Fara’id d. Ar-Risalah 19. Salah satu karya al-Haris bin Asad al-Muhasibi yang mengulas tentang hak-hak Allah SWT adalah... a. Al-Wasayah b. At-Tawahum c. Al-Luma’ d. Ar-Ri’ayat li Huququllah 20. Tasawuf filsafat merupakan tasawuf yang sudah tercampur dengan metafisika, salah satu tokoh dari tasawuf filsafat adalah... a. Zunnun al-Misri b. Abu Hamid al-Ghazali c. Zunaid al-bagdadi d. At-Tusi
102
KUNCI JAWABAN SOAL POSTES DAN PRETEST
1. B
11. D
2. A
12. A
3. C
13. D
4. B
14. A
5. D
15. C
6. C
16. C
7. B
17. D
8. C
18. C
9. A
19. D
10. C
20. A
103
Lampiran 6 Perhitungan Manual Validitas Tes Pilihan Ganda A. Menguji Validitas Soal 1. Membuat tabel pembantu hasil uji coba butir tes soal nomor 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Total
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
20 21 18 23 19 17 21 14 19 20 19 14 14 18 20 16 17 15 18 16 16 18 19 12 23 18 13 22 9 25 13 21 15 583
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
400 441 324 529 361 289 441 196 361 400 361 196 196 324 400 256 289 225 324 256 256 324 361 144 529 324 169 484 81 625 169 441 225 10701
20 21 18 23 19 17 21 14 19 20 19 14 14 0 20 16 17 15 18 16 16 18 19 12 23 18 13 22 9 25 13 21 15 565
104
2. Rumus :
∑
√
∑
∑ ∑
∑
∑
∑
][
√[
]
√ √
3. Interpretasi Output Suatu soal dikatakan valid jika
>
, Pada uji validitas ini
jumlah responden sebanyak 33 orang dengan taraf signifikasi 5%, maka = 0,334. Soal nomor 1,
-0,0169 < 0,334 maka Soal nomor 1
dinyatakan Tidak Valid. B. Hasil dari Perhitungan Validitas Seluruh Soal Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pernyataan -0.0169 0.1214 0.5204 -0.1264 0.3151 0.3968 0.3639 0.4102 -0.1183 0.4613 0.4223 0.3905 0.3605 0.3958 0.3665
Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nomor Soal 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pernyataan 0.3582 0.4491 0.4596 0.5138 0.4127 0.3748 0.3707 0.4393 -0.0081 0.3793 -0.1775 0.3399 0.5743 0.4881 0.0901
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
105
C. Kesimpulan : Dari hasil perhitungan uji validitas 30 soal yang di ujikan pada kelas IX.7 dengan jumlah 33 siswa diperoleh soal valid sebanyak 21 soal yang kemudian dijadikan sebagai instrumen penelitian sebanyak 20 soal.
106
Lampiran 7 Uji Reliabilitas Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha Cronbach
(
∑
)(
)
Keterangan Reliabilitas instrumen Banyaknya butir pertanyaan ∑
Jumlah varian butir/item Varian total
Langkah I. Mencari nilai jumlah varians butir ( ∑ setiap butir, kemudian di jumlahkan.
dengan terlebih dahulu mencari varian
Contoh mencari varian butir soal nomor tiga :
Tabel hasil dari perhitungan varian semua butir soal sebagai berikut : No
No
1
Varians 0.0303
No
11
Varians 0.2178
21
Varians 0.2292
2
0.0587
12
0.1098
22
0.2045
3
0.1894
13
0.1534
23
0.1894
4
0.2386
14
0.1326
24
0.1326
5
0.2178
15
0.2557
25
0.2386
6
0.1723
16
0.1894
26
0.1098
7
0.1098
17
0.0587
27
0.0587
107
8
0.2519
18
0.1894
28
0.0852
9
0.0303
19
0.0852
29
0.1098
10
0.0587
20
0.0587
30
0.1534
Dari hasil perhitungan varian tiap butir soal maka didapat ∑
4,3201
Langkah II. Mencari nilai varian total
Langkah III Masukkan ke dalam rumus Alpha Cronbach
( (
)( )(
∑
) )
( )
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas ( ) > 0,6 Kesimpulan : Hasil dari perhitungan adalah 0,678 > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa soal yang diujicobakan memiliki reliabilitas berkategori tinggi untuk dijadikan instrumen dalam penelitian
108
Lampiran 8 Taraf Kesukaran Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta uji coba Dengan interprestasi tingkat kesukaran sebagaimana terdapat dalam tabel berikut: Tabel Interpretasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran (TK) TK < 0,30 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 TK > 0,70
Interprestasi atau Penafsiran TK Sukar Sedang Mudah
Tabel Hasil Perhitungan Tingkat kesukaran No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B 32 31 8 12 23 26 29 19 32 2 10 29 27 28 15 8 31
Js 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
P 0.9697 0.9394 0.2424 0.3636 0.697 0.7879 0.8788 0.5758 0.9697 0.0606 0.303 0.8788 0.8182 0.8485 0.4545 0.2424 0.9394
Intepretasi Tingkat Kesukaran Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah
109
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
8 30 31 22 9 8 5 12 4 31 30 4 27
33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
0.2424 0.9091 0.9394 0.6667 0.2727 0.2424 0.1515 0.3636 0.1212 0.9394 0.9091 0.1212 0.8182
Sukar Mudah Mudah Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Mudah Mudah Sukar Mudah
110
Lampiran 9 DAYA PEMBEDA a. Rumus Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus : DP
JB A JB B JS A
Keterangan : JSA= Banyaknya peserta kelompok atas JBA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar JBB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Tabel Interpretasi Daya Pembeda (DP) Daya Pembeda (DP)
Interpretasi atau penafsiran DP
DP > 0,70
Sangat Baik (digunakan)
0,40 < DP ≤ 0,70
Baik (digunakan)
0,20 < DP ≤ 0,40
Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20
Jelek
DP ≤ 0,00
Sangat Jelek
b. Menentukan daya pembeda soal nomor satu JBA JBB JS A
Penafsiran : Hasil perhitungan daya pembeda nomer satu adalah 0, itu berarti DP < 0,20 sehingga soal nomor 1 berkategori jelek.
111
Tabel Hasil Perhitungan Soal Nomor 1 Sampai 30 Nomor
Daya
Intepretasi /
Nomor
Daya
Intepretasi /
Soal
Pembeda
Kategori
Soal
Pembeda
Kategori
1
0
Sangat Jelek
16
0.1212
Jelek
2
0.1818
Jelek
17
0.1818
Jelek
3
0.3636
Cukup
18
0.2424
Cukup
4
0
Sangat Jelek
19
0.2424
Cukup
5
0.4242
Baik
20
0.1818
Jelek
6
0.2424
Cukup
21
0.2424
Cukup
7
0.303
Cukup
22
0.303
Cukup
8
0.5455
Baik
23
0.3636
Cukup
9
0
Sangat Jelek
24
-0.182
Sangat Jelek
10
0.1212
Jelek
25
0.2424
Cukup
11
0.3636
Cukup
26
0
Sangat Jelek
12
0.303
Cukup
27
0.1818
Jelek
13
0.303
Cukup
28
0.2424
Cukup
14
0.3636
Cukup
29
0.2424
Cukup
15
0.4242
Baik
30
0.0606
Jelek
112
Lampiran 10 Hasil Pretest-Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen No
Kelas Kontrol Nama
Kelas Eksperimen Pre
Pos
Nama
Pre
Pos
1 Abdi Zil Ikram
60
75 Alwi Yulianto
50
65
2 Achmad Muflihuddin
55
80 Annisa Indah Lestari
35
80
3 Adinda Aulia Rahmadiana
55
70 Annisa Nuraini
60
75
4 Ahmad Syauqi Fadillah
65
80 Arhamni Hasbiya Afafa
55
70
5 Aksyarialdi Bayhaki Alli
45
65 Asma Amanina
45
85
6 Alviarel Syahren
50
75 Athaya Salsabila Harmen
35
80
7 Alya Adzkia Al-Banna
50
65 Azna Salsabila Izza M.
50
80
8 Ayestha Wilga Claryan
45
70 Denisha Ravelin
50
75
9 Azura Trias Muharani
70
75 Espatniyatna R.
45
65
10 Dafa Maulana Abimanyu S
40
55 Fahreiza Mahrani
55
65
11 Dinda Annisa Qodriana
60
65 Fahri Fahrurozi Ishag
60
85
12 Eslim Suyangsu R.
60
60 Fathiyah Azzahra Ahmad
50
80
13 Fakhira Amelia
55
60 Fawwaz Wirahaidar L.
50
75
14 Gamal Muhamad Nasser
70
75 Firyal Syafa Zahra
65
85
15 Harits Rizkal Aliamdy
50
65 Gandhi Khairan F.
60
85
16 Hilmy Rizki Pradana
45
75 Hady Syahulmi
50
80
17 Intania Precelia Malik
65
50 Hanifah Putri Alamsyah
60
80
18 Iqbal Karim Muhammad
40
65 Khonsa Naurotul Wahdah
50
85
19 Izza Nizhomi
45
85 Kinanti Kharisma Putri
55
75
20 Krisna Bimantara
70
85 Luthvanisa Mahira
45
85
21 Lasya Savina Salam
60
75 Maela Alfa Fauza
45
85
22 Lathifah Fitri Luqyana
60
85 Maharra Ulfa Kristamara
45
75
23 Muhamad Hanif
65
75 M. Hafizh Al-Mauludi
60
80
24 Muhammad Azriel Reva
60
75 Muhammad Alif Fauzan
45
70
25 M. Ridho Kamaluddin
60
70 M. Idzhar Abisina
50
85
113
No
Kelas Kontrol Nama
Kelas Eksperimen Pre
Pos
Nama
Pre
Pos
26 M. Zayyan Abhinaya
55
65 M. Rakha Rahmansyah
60
70
27 Nafisha Taqiyya D.
45
55 Putri Ayu Andira S.
40
80
28 Naufal Lathif
70
85 Raudhatul Jannah Yugi U.
45
80
29 Raden Alya Lutfiyyah M.
70
90 Salwa Salsabila
35
70
30 Raihan Hilmi
55
60 Septiani Tri Astuti
60
90
31 Raja Reinda Cayari
60
75 Siti Zulaika
40
65
32 Rizqi Akbari Syakur
45
60 Syarifuddin Alawy C.
45
75
33 Salvira Nuryunda Setiadi
55
70 Willy Apriza
40
85
34 Satriyo Wildan Ramanto
50
60 Zahra Izatil Isma
50
85
35 Sulthan Muhammad Rafi
50
65 Zulfani Tri Setyabudi
40
70
114
Lampiran 11 UJI NORMALITAS PRETES KELOMPOK KONTROL A. Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol 1. Menghitung rentang
= Skor terbesar – Skor terkecil
R
= 70 – 40 = 30 2. Menentukan banyaknya kelas
K
= 1 + 3,3 log 35 = 6,095 6
3. Menghitung panjang kelas (P)
P= =
=5
4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi
a) Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 55,8571 b) Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 9,0331 5. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung
Kelas Interval
Fi
Batas Kelas (xi) 39.5
40-44
50-54
55-59
60-64
8
2.4234
0.074
0.1365
4.7763
0.3135
0.1995
6.9824
0.5628
0.2163
7.5719
0.3263
0.174
6.0913
0.5981
-0.1502
6 59.5
0.069
-0.7038
5 54.5
Ei
-1.2573
6 49.5
Luas Z
-1.8108
2 44.5
45-49
Nilai Z
0.4033
115
64.5 65-69
3 69.5
70-79
0.1038
3.6349
0.1109
0.0611
2.1368
3.8367
1.5103
5 79.5
Jumlah
0.9568
2.6174
35
5.8224
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai ChiKuadrat hitung = 5,8224. 6. Menentukan Chi-kuadrat tabel
9,448 (lihat tabel Chi-kuadrat) 7. Kriteria Pengujian
Jika
<
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai berdistribusi normal
5,8224 <
maka menghasilkan data
116
Lampiran 12 UJI NORMALITAS PRETES KELOMPOK EKSPERIMEN A. Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen 1. Menghitung rentang = Skor terbesar – Skor terkecil
R
= 65 – 35 = 30 2. Menentukan banyaknya kelas K
= 1 + 3,3 log 35 = 6,095 6
3. Menghitung panjang kelas (P) P= =
=5
4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 49,5714 b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,6067 5. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung Kelas Interval 35-39
Fi
Batas Kelas (xi) 34.5
0.081
-0.58924
7
7
2.83505 0.0096
0.15689 5.49101 0.0439
0.21884 7.65937 0.0568 49.5
50-54
Ei
-1.17018
5 44.5
45-49
Luas Z
-1.75112
3 39.5
40-44
Nilai Z
-0.0083 0.21987 7.69536 0.0628
117
54.5 55-59
0.57264
5
0.15911 5.56878 0.0581 59.5
60-64
1.15358
6 64.5
65-69
3.3062
0.03112 1.0892
0.7617
1.7345
2 69.5
jumlah
0.08292 2.9023
2.3155
35
4.2992
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai ChiKuadrat hitung = 4,2992 6. Menentukan Chi-kuadrat tabel 9,448 (lihat tabel Chi-kuadrat) 7. Kriteria Pengujian Jika
<
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai berdistribusi normal
4,2992 <
maka menghasilkan data
118
Lampiran 13 UJI HOMOGENITAS DUA VARIAN KELOMPOK PRETEST Karena data nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dua varians dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Ho : kedua varians homogen Ha : kedua varian tidak homogen 2. Menentukan nilai Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui : Kelompok
Banyak data
Rata-rata
Standar Deviasi
Eksperimen
35
49,5714
8,6067
Kontrol
35
55,8571
9,0331
Rumus 3. Menentukan nilai
dengan rumus : (34/34) = 1,8
4. Kriteria Uji : Jika Karena
<
maka varian homogen (1,1015) <
(1,8) maka kedua varian homogen
119
Lampiran 14 UJI NORMALITAS POSTES KELOMPOK KONTROL Langkah-Langkah Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok kontrol 1) Menghitung rentang R = Skor terbesar – Skor terkecil = 90 – 50 = 40 2) Menentukan banyaknya kelas K = 1 + 3,3 log 35 = 6,095 6 3) Menghitung panjang kelas (P) P= =
= 6,67 ≈ 7
4) Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 69,857 b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 9,888 c. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung Kelas Interval 50-56
Batas Nilai Z Kelas (xi) 49.5 -2.059
Fi
3 56.5
57-63
64-70
71-77
2.4015
0.1491
0.1718
6.012
0,000024
0.2658
9.302
0.3099
0.2543
8.901
0.0911
0.065
8 77.5
0.0686
-0.643
11 70.5
Ei
-1.351
6 63.5
Luas Z
0.7729
120
78-84
2 84.5
85-91
Jumlah
5.266
2.0256
0.055
1.9255
4.909
1.4809
5 91.5
0.1505
2.1888
35
7.4847
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Chi-Kuadrat hitung = 7,4847 5) Menentukan Chi-kuadrat tabel 7,81 (lihat tabel Chi-kuadrat) 6) Kriteria Pengujian Jika
<
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai berdistribusi normal
7,485 <
maka menghasilkan data
121
Lampiran 15 UJI NORMALITAS POSTES KELOMPOK EKSPERIMEN Langkah-Langkah Analisis Uji Normalitas Pretes Kelompok kontrol 1) Menghitung rentang R = Skor terbesar – Skor terkecil = 95 – 65 = 30 2) Menentukan banyaknya kelas K = 1 + 3,3 log 35 = 6,095 6 3) Menghitung panjang kelas (P) P= =
=5
4) Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi d. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 78,2857 e. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,0388 f. Membuat tabel normalitas data untuk mencari niali Chi-Kuadrat hitung Kelas Interval 65-69
Batas Nilai Z Kelas (xi) 64.5 -1.7149
Fi
4 69.5
70-74
75-79
80-84
3.2912
0.1527
0.1816
6.357
0.2897
0.2412
8.4416
0.7062
0.2202
7.7076
0.2167
0.151
9 84.5
0.094
-0.471
6 79.5
Ei
-1.093
5 74.5
Luas Z
0.773
122
85-89
8 89.5
90-94
95-99
Jumlah
2.0656
0.0597
2.088
0.5669
0.0177
0.619
3.0797
2.017
2 99.5
4.8386
1.395
1 94.5
0.1382
2.639
35
7.0775
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai Chi-Kuadrat hitung = 7,0775 5) Menentukan Chi-kuadrat tabel 9,4877 (lihat tabel Chi-kuadrat) 6) Kriteria Pengujian Jika
<
maka data berdistribusi normal.
Karena nilai berdistribusi normal
7,0775 <
maka menghasilkan data
123
Lampiran 16 UJI HOMOGENITAS DUA VARIAN POSTEST Karena data nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dua varians dengan langkahlangkah sebagai berikut : 5. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Ho : kedua varians homogen Ha : kedua varian tidak homogen 6. Menentukan nilai Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui : Kelompok
Banyak data
Rata-rata
Standar Deviasi
Eksperimen
35
78,286
8,0388
Kontrol
35
49,857
9,888
Rumus 7. Menentukan nilai
dengan rumus : (34/34) = 1,8
8. Kriteria Uji : Jika Karena
<
maka varian homogen (1,513) <
(1,8) maka kedua varian homogen
124
Lampiran 17 ANALISIS UJI T Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis a. Ha : Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map b. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map 2. Menentukan simpangan baku (satndar deviasi) gabungan : Dsg
=√
(
– )
=√ =√ =√ =√
1
3. Menentukan nilai thitung dengan rumus : =
=
̅
̅ √
√
= = 3,9186
125
4. Menentukan nilai ttabel : =
= n 1 + n2 – 2 =
1,9955 (menggunakan rumus Ms.Excel
TINV (0,05.68)) 5. Menentukan Kretiria Pengujian Karena hipotesisnya berbentuk hipotesis satu ekor, maka kreteria pengujianya: Trima
jika
Karena nilai
<
.
= 3,9186 berada pada daerah penolakan Ho yaitu
maka Ho ditolak 6. Kesimpulan Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas VIII dengan menerapkan metode mind map
126
Lampiran 18 Lembar Observasi Lingkungan/Latar Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Hari / Tanggal
: Senin, 13 Oktober 2014
Kelas / Sekolah
: VIII.3 / MTs Negeri 3 Jakarta
Waktu
: 09.15 s/d Selesai
Nama Guru
: Yayah Sulasiyah, S.Ag
NO
URAIAN
1.
Pengaturan meja dan kursi dapat diubah sesuai kebutuhan yang diperlukan Pencahayaan ruangan kelas sesuai Ventilasi cukup Kegaduhan di luar kelas Pengaturan meja dan kursi memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain Siswa hanya berada dikursinya selama proses belajar mengajar Posisi guru saat memberi materi dapat berubah Penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan ketertarikan dalam belajar Letak papan tulis dapat dilihat semua siswa Proyektor dapat digunakan dengan baik Siswa memiliki loker untuk menyimpan perlengkapan sekolah Meja siswa memiliki tempat untuk menyimpan buku dan alat tulis
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
YA
TIDAK
Observer
Yully Khusniah
127
Lampiran 19 Lembar Observasi Pengamatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MTs Negeri 3 Jakarta
Hari / Tanggal
: Senin, 13 Oktober 2014
Kelas / Sekolah
: VIII.3 / MTs Negeri 3 Jakarta
Waktu
: 09.15 s/d Selesai
Nama Guru
: Yayah Sulasiyah, S.Ag
NO
URAIAN
Persiapan 1.
Guru menyiapkan RPP
2.
Guru menerangkan tujuan pembelajaran
3.
Guru mengadakan pretest
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran 4.
Guru membahas PR
5.
Guru mengadakan apersepsi
6.
Guru menerangkan manfaat materi SKI dalam kehidupan sehari-hari
7.
Guru menerangkan materi SKI dengan sistematis sesuai dengan RPP
8.
Guru menguasai bahan ajar
9.
Guru menjelaskan materi dengan LCD
10.
Guru memerhatikan siswa secara menyeluruh
11.
Guru mengadakan diskusi
12.
Guru menerangkan dengan suara jelas
13.
Guru memberikan kesempatan untuk bertanya
14.
Guru memberikan latihan individu
15.
Guru membahas latihan yang telah diberikan
16.
Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan
YA
TIDAK
128
17.
Guru menilai dan mengembalikan hasil latihan siswa yang telah dikumpulkan
18.
Guru memberikan tugas PR individu
Penutup 19.
Guru memberikan kesimpulan
20.
Guru memberikan gambaran tentang materi berikutnya
21.
Guru memberikan tugas hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan datang
22.
Guru memberikan game kepada siswa
Observer
Yully Khusniah
129
Lampiran 20 Lembar Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa MTs Negeri 3 Jakarta
Hari / Tanggal
: Senin, 13 Oktober 2014
Kelas / Sekolah
: VIII.3 / MTs Negeri 3 Jakarta
Waktu
: 09.15 s/d Selesai
Nama Guru
: Yayah Sulasiyah, S.Ag
NO.
URAIAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Siswa memerhatikan penjelasan guru Siswa mencatat penjelasan guru Siswa antusias dan tertarik dengan penjelasan guru Siswa aktif bertanya Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun Siswa tidak memahami penjelasan guru Siswa senang mengerjakan tugas Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi Siswa bermalas-malasan mengerjakan latihan Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam berkelompok
A
B
C
D
Keterangan: A = Semua B = Sebagian Besar C = Sebagian Kecil D = Ada Beberapa E = Tidak Ada Observer
Yully Khusniah
E
KET
130
Lampiran
21
UJI REFERENSI
Nama NIM Jurusan
:
Yully Khusniah
: 1110011000040 : Pendidikan Agama Islarn (PAD
Judul Skripsi : "Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Irasil
Belajar sejarah Kebudayaan rslam (sKr) Pada Siswa Kelas
vIIr (euasi
Eksperimen Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta),,
PARAF NO
Pembimbing
REFERENSI
A.Irfan Mufid, MA.
Abuddin Nata. Metodologi studi Islam. Jakarta: Rajawali 1
Pers, cetakan
ke-l7,
-/
201 0.
Afni Guza. Undang-Undang Sisdiknas dan (Jndang2
Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Asa Mandiri, Cetakan
)
ke-9,2009. Ahmad al-'Usairy. Sejarah Islom. Jakarta: Akbar Media,
a
-)
2011
Ahmad Sofyan. 4
dl
I
Evaluasai Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi. Jakarta UIN Jakarta Press, cetakan ke-1, 2006.
Maurizal Alamsyah. Kiat jitu Meningkatkan Prestctsi
,fr
5
dengan Mind Mapping, Yogyakarta: Mitra Pelajar. 2009
Andi Fadlan. Pengembangan Aktive LecLrning di Fah.Lltas 6
Tarbiyah IAIN Walisanga. Semarang: Pusat Penelitian
)
IAIN Walisongo, 2010
l
Burhan Bungin. M e t o d o I o gi
P en eli ti
an Kuanti t atif, J akarla
:
131
Kencana, cetakan ke-3, 2008.
Darsono dan T.lbrahim, Tonggak Sejarah kebudayaan 8
Islam
I untuk Kelas VII MTs. Solo: PT.Tiga Serangkai.
2009 9
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2008
10
I )
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
-/
Rineka Cipta, cetakan ke-4, 2010.
M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan Berdasarkan
ll
-l
Katrikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cetakan
ke-4,2010 t2
M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, lakarta: pT. Rineka Cipta, Cetakan ke-3, 2005.
Melvin L Siberman . Active Learning: 13
) I0l
Cara Belajar
+
Siswa Aktif. Bandung: Nuansa, cetakan ke-7,2072.
Michael Michalko. "Cracking Creativity", dalam Tony
t4
Buzan (ed). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: pT Gramedia Pustaka lJtama, cetakan
15
Mudjijo.
Tes Hasil
+
ke-XI, 2012.
Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
-L
Muhibbin Syah. Psikologi Penclidikan dengan pendekatan 16
Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. cetakan ke-l7, ry
20t1.
t7
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Cetakan ke-3. 2001. Munif Chatib. Gurunya Manusia; Menjadikan Semtn Anak
18
Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa, Cetakan
ke-12,2013. 19
n
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajcrr. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan ke-11, 2006.
20
/
Nurhidayatr. Hubungan Antara Minat Dengan prestcrsi
)
4
t32
Belajar Is
Siswa Dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan
lam. Skripsi: J akarta. 2009
Nurul Zuiah. Metodologi Penelitian Sosial Dan 21
Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara,
-/
cetakan ke-II, 2007. 22
PERMENAG. Lampiran 3b - BabVII Bhs
-
SK KD PAI dan
+
Arab tingkat MZs. PERMENAG: Jakarta, 2008
Rostina Sundayana . Statistika P enelitian P endi dikan.
4
23
Bandung: Alfabeta. 201 4 Rus Effendi. Statistika Dasar 24
:
Untuk Penelitian
Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, cetakan ke-1,
)
1998.
Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, Cetakan ke25
4
3,2005. Sugiyono, Met o de 26
P
eneliti an Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta. Cetakan ke-1. 201
)
1
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan 27
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta, cetakan Ke-4, 2009. Suharsimi Arikunto. D as ar-D
28
as
ar Ev aluas i P endidikan
(Edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara, cetakan ke-9. 2009. Sukardi. Meto dolo gi
P
eneliti an
)
P
endidikan Kompet ensi
29 dan Praktilcnya. Jakarta: Bumi Aksara. 2009
\
J
Sutanto Windura. Mind Map Langkah Demi Langkah, 30
Jakarta: Gramedia. 2009
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka 31
Cipta, cetakan ke-II, 2008.
)/.
Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarla: Balai
4 4
133
Pustaka, cetakan ke-3, 1990.
Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia -) -,
Pustaka Utama, cetakan ke-XI, 2012.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif 34
-
Progresif: Konsep, landasan, dan Implementasi pada KTSP, Jakarta: Kencana, cetakan ke-4, 2010
)
KEMENTERTAN AGAMA UIN JAKARTA
FITK ,t.
,r, H.
Juon& tlo
g
Ctpi.i6/l
1
No. Dokumen
FORM (FR)
No. Revisi:
Xl 2 lnbnesb
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .3t........t2014
Jakarta, 29 September 2O14
Lamp. : Outline/proposal Hal : Permohonan lzin penelitian Kepada Yth. Kepala Sekolah MTs Negeri3 Jakarta di Tempat Ass al a mu' al a iku m wr, wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
:Yully Khusniah
NIM
: 1 110011000040
Jurusan
:Pendidikan Agama lslam (pAl)
Semester
: lX
Judul Skripsi : Pengaruh penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Betajar Sejarah Kebudayaan lslam (SKl) Pada Siswa Keias Vill (Studi euasi Eksperimr..n di Madrsah Tsanawiyah Negeri S Jakarta) adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta ya,lg
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) instansi/sekolah/madrasah ya n g
Untuk
itu kami
Sa
udara pimpin.
mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa/i tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kamiucapkan terima kasih. Wassalamu' alaiku m wr.wb,
an Agama Islam
Tembusan: 1. Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
2. 3.
di
Majid Khon, M 9580707 19870-3 I 005
lLIJl.VlIJr
\ I -Lyt\lrll
\ rr\r-cLLYt.r].
MADRASAH TSANAWIYAH NEGBRI KOTA JAKARTA SELATAN
3
JL. PUPAN NO 38 PONDOK PINANG KEBAYORAN LAMA 1.2310 TELB : (021) 7695337 FAX ; (021) 75877029, Website : http://www.mtsn3jkt.sch.id
SU
RAT KETERANGAN
Nomor : Mts,O9:01 .3/TL,00l 997 12074
Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang Kota Jakarta $elatan menerangkan
Nama
Yully Khusniah
Tempat, dan tanggal lahir
Kalirejo, 20 Juli r99r
NIM
111OO11OOOO4O
Fa ku
ltas
:
llmu Tarbiyah dan l(eguruan (FITK)
Jurusan
Pendidikan Agama lslam (PAl)
Tahun Akademik
2oto/2ott
Jenjang Program Studi
Strata satu (S1)
Universitas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Adalah benartelah melaksanakan Penelitian pada l"4adrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang
Kota Jakarta Selatan dalam rangka penyelesaian dan penyusunan Skripsi yang berjudul ,,pengaruh penerapan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan lslam (SKl) pada Siswa Kelas
Vlll (Quasi Eksperimen di MTs Negeri
3 Jakarta)"
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 8 Desember 2014 ala
/l , Hj.
Fa iza
h
A
19670s021e97032001t I
136
Lampiran 24 FOTO-FOTO PENELITIAN
Uji Coba Soal di kelas IX
Siswa kelas IX Sedang Mengerjakan Soal Uji Coba
Siswa kelas eksperimen sedang mendengarkan arahan peneliti sebelum pretest
137
Siswa kelas Kontrol sedang mengerjakan soal Pretest
Siswa Kelas Eksperimen Sedang Membuat Mind Map Materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum Dan Ilmu Pengetahuan Agama Pada Masa Bani Abbasiyah
Pembelajaran SKI dengan menggunakan metode mind map
138
Siswa sedang membuat mind map
Hasil pembuatan Mind map kelas Eksperimen
Peneliti sedang memberikan arahan sebelum memulai pembelajaran dengan metode mind map
139
Suasana Siswa di kelas
Peneliti sedang menjelaskan contoh pembuatan mind map