perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING, UTANG LUAR NEGERI, DAN EKSPOR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN 1985 -2010
oleh :
Skripsi Dimaksudkan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Valentina Mita Siswanti F1108517
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Apakah anda mencintai kehidupan? Jangan membuang-buang waktu, karena waktu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan anda. Charles Darwin
Cobalah dulu baru cerita. Pahamilah dulu baru menjawab. Pikirkanlah dulu baru berkata. Dengarkanlah dulu baru beri penilaian. Bekerjalah dulu baru berharap. Socrates
Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer
Bermimpilah. Bermimpilah dengan hal yang demikian hatimu merasa berbahagia. R. A. Kartini
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini Kepada :
1. Tuhan Yesus yang selalu melimpahkan berkat dan karuniaNya. 2. Bapak dan Ibuku tercinta terima kasih atas dorongan dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun 3. Adikku Dionisia Gita Utami terima kasih atas kasih dan sayangnya serta dukungan semangat dan motivasi yang diberikan. 4. Calon pendamping hidupku yang telah membimbing dengan sabar dan setia menemaniku selama ini. 5. Kawan- kawan PMKRI Cab. Surakarta “St. Paulus” 6. Almamater UNS
commit to user 5
Ekonomi
Pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga hanya dengan bimbingan, pertolongan, dan kasih sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Pengaruh Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri, dan Ekspor terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persiapan,
perencanaan,
dan
pelaksanaan
hingga
terselesaikannya
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Tiada yang dapat melukiskan kebahagiaan penulis selain rasa syukur yang mendalam. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis menghaturkan terima kasih kepada : 1. Nurul Istiqomah, SE., M.Si, selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan selaku Penguji.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Izza Mafruhah SE., M.Si selaku Penguji. 5. Dwi Prasetyani, SE, M.Si selaku Pembimbing Akademik. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan arahan dan pelayanan. 7. Seluruh karyawan Kantor Badan Pusat Statistik dan karyawan Bank Indonesia kantor cabang Solo yang telah banyak membantu dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi. 8. Bapak dan Ibu yang senantiasa selalu mendoakan, memberi nasehat dan bimbingan. Terimakasih banyak. 9. Mbah Kakung, Mbah Putri, Eyang terimakasih atas bantuan dan doa. 10. De’ Onis terimakasih atas perhatian dan semangatnya. 11. Mas Bonfilius Wendy Wahyu Widhiyarkoro terimakasih atas cinta yang menguatkan. 12. Mama Rose, Mas Galih, Mba Evi, De’ Novena, De’ Uci, Mba Ita terimakasih atas doanya. 13. Kawan- kawan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Surakarta “St. Paulus” terimakasih atas perhatiannya. 14. Semua teman-temanku ‘Ekonomi Pembangunan’ angkatan 2008. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Demikian skripsi ini penulis susun dan tentunya masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat bermafaat bagi segenap pembaca. Terimakasih.
Surakarta, Februari 2013
Penulis
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................
..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................
iii
HALAMAN MOTTO.........................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................
v
KATA PENGANTAR .......................................................................
vi
DAFTAR ISI .....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..............................................................................
xiv
ABSTRAKSI .....................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................................
10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
10
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penanaman Modal Asing .....................................................................
11
1. Asas penyelenggaraan modal asing..........................................
11
2. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal.............................
14
3. Bentuk fasilitas-fasilitas penanam modal.................................
15
B. Utang Luar Negeri ...............................................................................
16
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Prinsip pinjaman…………………...........................................
16
2. Penggunaan pinjaman…………………..................................
17
3. Pembagian jenis-jenis pinjaman………...................................
19
4. Dampak negatif utang luar negeri….…...................................
22
5. Teori Ricardian Equivalent……………...................................
23
C. Ekspor ..................................................................................................
24
1. Teori Perdagangan Internasional…..........................................
26
2. Faktor-faktor penentu ekspor...................................................
28
D. Produk Domestik Bruto .......................................................................
29
1. Tipe Produk Domestik Bruto……............................................
30
2. Cara menghitung Produk Domestik Bruto...............................
32
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................
34
F. Kerangka Pemikiran.............................................................................
39
G. Hipotesis...............................................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................
43
B. Jenis dan Sumber Data .......................................................................
43
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................
43
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................
45
E. Analisis Data Ordinary Least Square ..................................................
45
1. Pemilihan Model ...........................................................................
45
F. Uji Asumsi Klasik .............................................................................
47
1. Multikolinearitas .........................................................................
47
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Heteroskedastisitas ......................................................................
48
3. Autokorelasi ..................................................................... ...........
49
G. Uji Statistik.........................................................................................
49
1. Uji Statistik t .................................................................................. 50 2. Uji Statistik F ................................................................................. 51 3. Koefisien Determinasi (R2)............................................................. 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Perkembangan Variabel ...................................................
54
1. Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia .................
54
2. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia ...............
55
3. Perkembangan Utang Luar Negeri di Indonesia .........................
57
4. Perkembangan Ekspor di Indonesia ............................................
59
B. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................
61
1. Deskripsi Data ………………………………………................
61
C. Hasil Penelitian …………...............................................................
62
1. Pemilihan Bentuk Fungsi Model Empirik yang baik................
62
a. Model Linier .......................................................................
63
b. Model Log-Linier ................................................................
63
D. Uji Asumsi Klasik .........................................................................
64
1. Hasil uji Multikolinearitas ........................................................
64
2. Hasil uji Heteroskedastisitas .....................................................
65
3. Hasil Uji Autokorelasi ...............................................................
66
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Hasil Uji Statistik ...........................................................................
68
1. Hasil Uji Statistik t ...................................................................
68
2. Hasil Uji Statistik F ..................................................................
71
3. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................
72
F. Pembahasan ....................................................................................
72
1. Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap PDB …..............
72
2.
Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap PDB ….......................
74
3.
Pengaruh Ekspor Terhadap PDB …..........................................
75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................................
77
B. Saran ...................................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh PMA, ULN, dan Ekspor terhadap PDB Indonesia............................................................................................ 40 3.1 Daerah Kritis Uji t .....................................................................................
50
3.2 Daerah Kritis Uji F ....................................................................................
52
4.1 Plot Produk Domestik Bruto tahun 1985-2010 ..........................................
54
4.2 Plot Penanaman Modal Asing tahun 1985-2010 …………........................
56
4.3 Plot Utang Luar Negeri tahun 1985-2010 …………..................................
58
4.4 Plot Ekspor tahun 1985-2010 ……….........................................................
60
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
1.1
Perkembangan Realisasi Investasi ……………........................................
1.2
Perkembangan PDB Indonesia atas Dasar Harga Konstan 1990-2007……………..............................................................................
4.1
3
7
Data Perkembangan PDB, PMA, ULN, dan Ekspor 1985-2010.................................................................................................
61
4.2
Hasil Uji MWD Linier .............................................................................
63
4.3
Hasil Uji MWD Log Linier ......................................................................
63
4.4
Uji Klein..................................................................................................
64
4.5
Uji Heteroskedastisitas ...........................................................................
66
4.6
Uji Autokorelasi .......................................................................................
67
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI PENGARUH PENAMAMAN MODAL ASING, UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN 1985-2010 Valentina Mita Siswanti F 1108517 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penanaman modal asing, utang luar negeri dan ekspor terhadap nilai produk domestik bruto di Indonesia tahun 1985-2010. Hal tersebut mengingat bahwa produk domestik bruto mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series dari tahun1985-2010. Adapun data-data tersebut diperoleh dari Laporan Badan Pusat Statistik, Jurnal-jurnal ekonomi, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia berbagai edisi dan Laporan Tahunan Bank Indonesia beberapa terbitan. Data tersebut dikumpulkan dan diolah menggunakan analisis regresi log linier dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Pengujian ini juga disertai dengan uji statistik (uji t dan uji F) serta uji asumsi klasik (multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi). Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel berdasarkan hasil uji secara bersama-sama, berpengaruh signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia pada taraf signifikansi 5% dengan probabilitas 0,000000. Sedangkan secara individu, penanaman modal asing mempunyai pengaruh positif (0,026672) terhadap produk domestik bruto dan signifikan pada tingkat signifikasi 5%. Utang luar negeri mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produk domestik bruto, yang berarti utang luar negeri tidak membawa pengaruh terhadap produk domestik bruto Indonesia. Ekspor berpengaruh positif (0,0461676) dan signifikan pada tingkat signifikasi 5%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain : (1) Perlu diupayakan iklim investasi yang kondusif seperti penyederhanaan proses pengurusan izin-izin dan adanya keterpaduan koordinasi antar departemen, memperbaiki sarana dan prasarana infrastruktur yang menunjang. Kepastian hukum di Indonesia menjadi jaminan investor menanamkan modalnya di Indonesia. Perlunya peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan ketrampilan dan pendidikan berkualitas yang menunjang posisinya sebagai pekerja, (2) Pemerintah diharapkan memberikan kemudahan kepada eksportir dalam melaksanakan ekspor berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku, menyederhanakan perijinan dokumen ekspor, memperbaiki sarana dan prasarana sektor perdagangan, memperlancar arus distribusi barang serta meningkatkan pengamanan pasar dalam negeri sehingga memudahkan proses ekspor. Kata Kunci : Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri, Ekspor, Produk Domestik Bruto, Ordinary Least Square (OLS).
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sesuai tujuan yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Hal ini berarti pembangunan harus merata di pelosok tanah air, meliputi aspek ekonomi, hukum, sosial, budaya maupun pertahanan dan keamanan. Oleh karena itu pemerintah dituntut untuk melaksanakan pembangunan agar hakekat pembangunan bisa tercapai. Pembangunan ekonomi atau lebih tepatnya pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi tercapainya pembangunan nasional. Namun, pertumbuhan mensyaratkan adanya akumulasi kapital yang hanya bisa dicapai melalui investasi. Investasi akan menciptakan akumulasi modal untuk pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Penanaman Modal Asing, sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan yang berasal dari luar negeri. Peranan PMA di dalam pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan nasional diperkirakan dapat menopang pertumbuhan ekonomi (Woyanti, Nenik & Mulyo Budi Setiawan, 2006:22). Bentuk Penanaman Modal Asing dapat berupa cabang perusahaan multinasional, anak
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
perusahaan multinasional (subsidiary), lisensi, joint venture, atau lainnya (Kustituanto, Bambang dan Istikomah, 1999:5). Menurut Michael F. Todaro dalam Nusantara, Agung dan Enny Puji Astutik (2001), terdapat dua kelompok yang mendukung dan menentang modal asing, pertama mereka memandang modal asing sebagai pengisi kesenjangan antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah, ketrampilan manajerial, serta untuk mencapai pertumbuhan. Kedua, kelompok yang menentang modal asing dengan perusahaan multi nasionalnya, berpendapat bahwa modal asing cenderung menurunkan tingkat tabungan dan investasi domestik. Keberadaan Penanaman Modal Asing (PMA) diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, walaupun terdapat kelompok yang mendukung dan menentang, Pemerintah menyusun berbagai kebijakan dan Undang-undang untuk memperlancar arus modal asing. Diantaranya UU No.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing berserta kebijakan berikutnya berupa deregulasi bidang investasi, seperti Paket 6 Mei 1986, Pakto 1993, PP No. 20 tahun 1994 (Kustituanto, Bambang dan Istikomah, 1999:2). Undangundang terbaru mengenai Penanaman Modal adalah UU No. 25 tahun 2007. Pelaksanaan Peraturan dan Undang-Undang harus konsisten untuk menjamin investor menanamkan modalnya di Indonesia. Berikut adalah realisasi investasi yang masuk ke Indonesia tahun 1990-2005.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Tabel 1.1 Perkembangan Realisasi Investasi Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jumlah
Nilai Investasi (Juta US $) 8.751,00 8.778,20 10.313,20 8.144,20 23.724,30 39.914,70 29.931,40 33.832,50 13.563,10 10.518,40 15.420,00 15.055,90 9.789,10 13.207,20 10.279,80 8.916,90
Kenaikan/ Penurunan 0.31% 17.49% -21.03% 191.30% 68.24% -25.01% 13.03% -59.91% -22.45% 46.60% -2.36% -34.98% 34.92% -22.17% -13.26%
260,139.90 Sumber : Bappenas, 2007
Sepanjang tahun 1990 sampai dengan 1997 PMA cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan PMA sebelum krisis ekonomi tahun 1997/1998 dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional yang stabil. Menurunnya iklim investasi pasca krisis ekonomi 1997/1997 tidak hanya menyangkut stabilitas politik dan sosial, tetapi menyangkut stabilitas ekonomi, infrastruktur dasar (listrik, telekomunikasi, prasarana jalan dan pelabuhan), regulasi perpajakan, birokrasi, masalah tata laksana (good governance) termasuk
korupsi,
inkonsistensi
dan
ketidakpastian
dalam
kebijakan
pemerintah yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi risiko jangka panjang dari kegiatan PMA (Tambunan, 2006:10).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Dua tahun setelah krisis keuangan global tahun 2008, perekonomian Indonesia secara bertahap tapi pasti bertranformasi dari fase pemulihan menuju fase pertumbuhan yang lebih kuat dan berimbang. Hasil awal dari proses transformasi tersebut mulai tampak sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai pencapaian pada tahun 2010. Perekonomian tumbuh 6,1%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, disertai peningkatan investasi dan ekspor. Meskipun demikian, berbagai pencapaian perekonomian nasional tersebut berhasil diraih bukan tanpa tantangan. Sejak awal tahun 2010, risiko global membayangi perekonomian domestik. Selepas krisis yang cukup dalam, perekonomian global digerakkan oleh dua mesin ekonomi, yaitu negara-negara maju (advanced economic) dan negara-negara berkembang (emerging markets), namun dengan perbedaan dalam tingkat pertumbuhan, tantangan, dan respons kebijakan. Berbagai perbedaan tersebut memicu pergeseran alokasi modal, di mana negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menampung aliran deras modal portofolio dari negara-negara maju (Laporan Perekonomian Indonesia 2010, BI). Sebagai negara berkembang yang sedang membangun, Indonesia memiliki ciri-ciri dan persoalan ekonomi, politik, sosial dan budaya yang hampir sama dengan negara berkembang lainnya. Indonesia tidak terlepas dari masalah utang luar negeri, meskipun demikian utang luar negeri telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pembangunan di Indonesia. Bila ditinjau dari fungsinya, pinjaman merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaaan yang diperlukan dalam pembangunan. Utang luar negeri juga telah menjadi sumber utama untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Belanja Negara (APBN) dan memberikan kontribusi yang berarti bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, utang luar negeri akan menjadi masalah ketika tidak dikelola dengan baik dan benar (Listiani, Nurlia). Pemanfaatan utang luar negeri atau bantuan luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan ekonomi dan sosial. Selain diperlukan sebagai dana untuk membiayai program pembangunan, pinjaman luar negeri juga dibutuhkan untuk menutup saving investment gap, yaitu kesenjangan antara tabungan dalam negeri dengan dana investasi. Bukan hanya itu saja, pinjaman luar negeri dapat berfungsi sebagai dana untuk menutup foreign exchange gap, yaitu kesenjangan antara kebutuhan valuta asing yang telah ditargetkan dengan devisa yang diperoleh Dimana dalam
dari penerimaan hasil ekspor.
hal ini pinjaman luar negeri dimanfaatkan untuk menutup
defisit transaksi berjalan sekaligus menunda defisit tersebut bila terjadi repatriasi modal asing (Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007). Namun lambat laun utang luar negeri seolah-olah menjadi bumerang bagi Indonesia karena meninggalkan banyak permasalahan terutama utang luar negeri yang mempunyai bunga yang sangat tinggi. Pembayaran utang luar negeri pemerintah memakan porsi anggaran negara (APBN) yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Sedangkan negara kita masih harus membiayai berbagai sektor perekonomian lainnya yang sangat penting dan mendesak. Dalam perekonomian terbuka seperti yang dianut oleh bangsa Indonesia peranan
sektor
luar
negeri
commit to user
sangatlah
penting
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
meningkatkan
kapasitas
produksi
di
dalam
negeri.
Perkembangan
perdagangan dunia ini tidak lepas dari kegiatan ekspor suatu negara, dimana dengan adanya ekspor dapat memperluas pasar dan memungkinkan negara pengekspor memperoleh keuntungan serta pendapatan nasional akan naik.
Ekspor
akan
memperbesar
kapasitas
konsumsi
suatu
negara
meningkatkan output serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk. Ekspor dapat membantu semua negara dalam menjalankan
usaha-
usaha pembangunan mereka melalui promosi serta penguatan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, dan keunggulan efisiensi atau produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat membantu
negara dalam menganbil keuntungan dari skala ekonomi yang
mereka miliki (Todaro & Stephen C. Smith, 2004 : 28). Selain itu ekspor juga akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah. Agregasi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam perekonomian merupakan nilai Produk Domestik Bruto (Sutawijaya, Adrian dan Zulfahmi, 2010). Produk Domestik Bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari
kinerja
perekonomian nasional.
PDB
mampu
untuk
meringkas
aktivitas ekonomi dalam nilai uang tunggal dalam periode waktu tertentu. Nilai
dari PDB mengandung
dua macam persepsi
yaitu
sebagai
perekonomian total dari setiap orang di dalam suatu perekonomian dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
sebagai pengeluaran total pada output barang dan jasa dalam perekonomian. Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah barang dan jasa meningkat. Jumlah barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara dapat diartikan sebagai nilai dari Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB ini digunakan dalam mengukur persentase pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi juga terkait dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Dapat
dikatakan,
bahwa
pertumbuhan
tersebut
terkait
perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam hal ini berarti terdapat kenaikan dalam pendapatan nasional yang ditunjukkan oleh besarnya nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Tabel 1.2 Perkembangan PDB Indonesia atas Dasar Harga Konstan Tahun 1990 – 2007
Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
PDB (Miliar Rp.) Kenaikan/ Penurunan 949.641,10 1.018.062,60 7.20% 1.061.248,00 4.24% 1.151.490,20 8.50% 1.238.312,30 7.54% 1.340.101,60 8.22% 1.444.873,30 1.512.780,00 1.314.202,00 1.324.599,00 1.389.770,20 1.442.984,60 1.504.380,60 1.577.171,30 1.656.516,80 1.750.815,20 1.847.126,70
commit to user
7.82% 4.70% -13.13% 0.79% 4.92% 3.83% 4.25% 4.84% 5.03% 5.69% 5.50%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
2007
1.964.327,30
6.35%
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008.
Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun 1990-1996. Menurun di tahun 1997 dan mengalami penurunan di tahun 1998 karena krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, sehingga membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Pada tahun 1999-2003 perekonomian Indonesia tumbuh walaupun tidak sepesat tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi didorong oleh kenaikan konsumsi sebagai dampak dari adanya investasi besar-besaran yang terjadi pada tahun 1995 dengan nilai investasi sebesar 39,914.7 juta US Dolar (Bank Indonesia, 2003). Memasuki tahun 2000, perekonomian Indonesia diwarnai optimisme yang cukup tinggi. Hal ini antara lain ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah sejalan dengan penurunan inflasi dan tingkat suku bunga pada sektor riil. Dalam situasi demikian, kinerja ekspor secara nominal terbantu oleh meningkatnya harga komoditas migas dan non migas di pasar internasional sehingga secara keseluruhan nilai ekspor pada tahun 2003 masih mengalami kenaikan yang signifikan dan menjadi penopang utama terjadinya surplus transaksi berjalan selama tahun 2003 (Bank Indonesia, 2003). Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Produk Domestik Bruto Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
dengan judul “Pengaruh Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri, Ekspor terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis mencoba memecahkan masalah berikut ini, yaitu : 1. Bagaimana pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010? 2. Bagaimana pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010? 3. Bagaimana pengaruh Ekspor terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010. 2. Untuk mengetahui pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010. 3. Untuk mengetahui pengaruh Ekspor terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1985-2010.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
1. Bagi dunia akademisi, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh penanaman modal asing, utang luar negeri, ekspor terhadap produk domestik bruto Indonesia tahun 1985-2010. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi bahan studi banding bagi peneliti-peneliti yang lain, dan merupakan penerapan ilmu ekonomi yang selama ini didapat dibangku kuliah. 3. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini digunakan sebagai salah satu sarana untuk menerapkan teori yang diperoleh dari berbagai literatur selama mengikuti perkuliahan. 4. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan yang mampu memperkaya kepustakaan penelitian yang telah ada sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penanaman Modal Asing Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Bab 1 Pasal 1 Ayat 3 berbunyi “Penanaman Modal Asing” adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. PMA atau investasi asing merupakan investasi yang dilakukan oleh para pemilik modal asing di dalam negeri untuk mendapatkan suatu keuntungan dari usaha yang dilakukan. PMA merupakan salah satu sumber
pembiayaan
pembangunan
nasional
di
samping
ekspor,
tabungan domestik dan bantuan luar negeri. 1. Asas penyelenggaraan penanaman modal asing menurut UndangUndang Nomor 25 tahun 2007 : a. Kepastian hukum Asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan
perundang-undangan
sebagai
dasar
dalam
kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal. b. Keterbukaan
commit to user 11
setiap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Asas terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal. c. Akuntabilitas Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. d. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara Asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal asing dari satu negara asing dan penanam modal asing dari negara asing lainnya. e. Kebersamaan Asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. f. Efisiensi berkeadilan Asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan
efisiensi
berkeadilan
dalam
usaha
untuk
mewujudkan iklin usaha yang adil, kondusif dan berdaya saing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
g. Berkelanjutan Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan
melalui
penanaman
modal
untuk
menjamin
kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan baik untuk masa kini maupun yang akan datang. h. Berwawasan lingkungan Asas
penanaman
modal
yang
dilakukan
dengan
tetap
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup. i. Kemandirian Asas
penanaman
modal
yang
dilakukan
dengan
tetap
mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi. j. Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional Asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
2. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal antara lain untuk (UndangUndang No. 25 Tahun 2007) : a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional Dengan adanya akumulasi modal diharapkan mampu mendorong perekonomian dalam negeri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
b. Menciptakan lapangan kerja Ketersediaan modal memacu para pelaku usaha mengembangkan bisnisnya sehingga pada akhirnya terciptalah lapangan pekerjaan. c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan Penanaman Modal Asing merupakan aliran modal yang relatif stabil dan mempunyai resiko yang kecil dibandingkan aliran modal lainnya, sehingga bisa digunakan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Proyek-proyek Penanaman Modal Asing yang produktif akan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 juga menjelaskan bahwa pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman
modal,
baik
asing maupun dalam
berdasarkan
kriteria kesehatan,
negeri, dengan
moral, kebudayaan, lingkungan
hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
persyaratan
berdasarkan
kriteria kepentingan nasional, yaitu
perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah. 3. Bentuk fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah kepada penanaman modal dapat berupa (Undang-Undang No. 25 Tahun 2007) : a. Pajak
penghasilan
melalui
pengurangan
penghasilan
neto
sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu. b. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal,
mesin,
atau peralatan untuk keperluan produksi yang
belum dapat diproduksi di dalam negeri. c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu. d. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu. e. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat. f. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
B. Utang Luar Negeri Pinjaman luar negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh pemerintah dari pemberi pinjaman luar negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu (Peraturan Pemerintah, 2011). 1.
Prinsip pinjaman luar negeri menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 tahun 2011 adalah sebagai berikut : a. Transparan Sumber dana pinjaman harus jelas dan pihak kreditor dikenal mempunyai reputasi yang baik. b. Akuntabel Bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan utang luar negeri harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Efisien dan efektif Dalam pengelolaan pinjaman luar negeri sesuai dengan kebutuhan dan dimanfaatkan tepat guna sehingga dapat membawa hasil. Pinjaman luar negeri hendaknya dialokasikan untuk proyek-proyek produktif dan bermanfaat. d. Kehati-hatian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Bahwa pinjaman luar negeri dalam kegiatannya wajib berhati-hati (prudent) agar tepat sasaran. Disamping itu memperhatikan biaya dan resiko pinjaman. e. Tidak disertai ikatan politik Pengadaan pinjaman luar negeri dan penerimaan hibah tidak mempengaruhi kebijakan politik Negara. f. Tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan Negara Tidak merugikan kepentingan nasional baik dari aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan. 2.
Penggunaan pinjaman luar negeri menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2011 digunakan untuk : a. Membiayai defisit APBN Dalam jangka pendek, pinjaman luar negeri dapat menutup defisit APBN, dan ini jauh lebih baik dibandingkan jika defisit APBN tersebut harus ditutup dengan pencetakan uang baru, sehingga memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dengan dukungan modal yang relatif lebih besar, tanpa disertai efek peningkatan tingkat harga umum yang tinggi. b. Membiayai kegiatan prioritas Kementerian/Lembaga Yang dimaksud dengan “kegiatan” adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
program
dan
terdiri
atas
sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya, berupa sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa
atau
semua
jenis
sumber
daya tersebut sebagai
masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa. Kegiatan prioritas termasuk pula penyertaan modal negara. c. Mengelola portofolio utang Yang dimaksud dengan “mengelola portofolio utang” adalah kegiatan dalam rangka mencapai komposisi utang yang optimal baik dari sisi instrumen, mata uang, tingkat bunga, jenis suku bunga, sumber, dalam upaya untuk meminimalkan biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali. d. Diterus pinjamkan kepada Pemerintah Daerah Pinjaman luar negeri diterus pinjamkan kepada Gubernur, Bupati atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. Setelah terbitnya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Pemda)
memungkinkan
Pemda
mencari
sumber
pembiayaan pembangunan termasuk pinjaman luar negeri. e. Diterus pinjamkan kepada BUMN Utang luar negeri akan diteruskan kepada badan-badan usaha milik Pemerintah untuk dikelola dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
f. Dihibahkan kepada Pemerintah Daerah Pinjaman Pemerintah
Luar
Negeri
yang
akan
dihibahkan
Daerah merupakan kebijakan
dan
kepada
kewenangan
diskresi (kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam setiap situasi yg dihadapi) Pemerintah dalam rangka mencapai sasaransasaran Rencana Pinjaman Jangka Menengah. 3.
Pembagian jenis – jenis pinjaman luar negeri Pinjaman Luar Negeri dapat ditinjau dari berbagai segi (Yumanita, Diana et al., 2001: 66) yaitu : a. Dari segi jangka waktu pengembalian pinjaman luar negeri terdiri dari : 1). Pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman dengan jangka waktu pengembalian sampai dengan 5 tahun. 2). Pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman dengan jangka waktu pengembalian antara 5 – 15 tahun. 3). Pinjaman jangka panjang, yaitu pinjaman dengan jangka waktu pengembalian lebih dari 15 tahun. b. Dari segi penerima pinjaman, pinjaman luar negeri terdiri dari (Yumanita, Diana et al., 2001: 66) : 1). Pinjaman Pemerintah. Adalah pinjaman yang berasal dari suatu negara atau lembaga multilateral, yang ditujukan untuk pembangunan ekonomi atau untuk peningkatan kesejahteraan sosial bagi negara penerima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
2). Pinjaman Swasta. Adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Digunakan untuk proyek perusahaan swasta. c. Dari segi persyaratan pinjaman, pinjaman luar negeri terdiri dari (Yumanita, Diana et al., 2001: 66) : 1). Pinjaman Lunak Merupakan
pinjaman
yang
berasal
dari
iuran
anggota
(multilateral) maupun dari anggaran negara donor. Pinjaman ini mempunyai tingkat bunga rendah (maksimal 35%). Jangka waktu pengembalian 25 tahun atau lebih dan masa tenggangnya 7 tahun atau lebih. 2). Pinjaman Setengah Lunak Merupakan pinjaman yang memiliki persyaratan pinjaman yang sebagian lagi komersil. Bentuk pinjaman dalam kategori ini adalah fasilitas kredit ekspor dan Purchasing and Investment Sales Agreement (PISA) 3). Pinjaman Komersil Pinjaman komersil merupakan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan
dengan
persyaratan
commit to user
yang
berlaku
di
pasar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
internasional pada umumnya. Bentuk pinjaman komersial dapat berupa pinjaman siaga, pinjaman sindikat Bank – Bank Internasional berupa uang tunai untuk membiayai suatu proyek, dan sewa beli atau leasing. d. Dari segi bentuk pinjaman yang diterima, pinjaman luar negeri terdiri dari (Yumanita, Diana et al., 2001: 66) : 1). Bantuan Proyek Adalah bantuan luar negeri untuk membiayai proyek–proyek pembangunan dengan cara memasukkan barang–barang modal baik barang maupun jasa kepada negara–negara penerima. 2). Bantuan Teknik Adalah bantuan luar negeri yang mengacu pada proses alih pengetahuan dan teknik yang pada dasarnya merupakan program yang melibatkan para ahli dan teknisi dari luar negeri serta program pelatihan termasuk pembinaan kelembagaan. 3). Bantuan Program Adalah bantuan luar negeri yang terdiri dari devisa kredit dan bantuan pangan. Bantuan ini mengacu pada kegiatan yang bertujuan umum yang dapat berupa bantuan untuk pelaksanaan rencana pembangunan atau salah satu seginya tetapi tidak khusus untuk proyek tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
4.
Dampak negatif utang luar negeri sektor pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi pada sebagian besar negara berkembang adalah sebagai berikut (Arif, Sritua 2006 : 27-28) : a. Utang luar negeri menimbulkan efek negatif terhadap tingkat tabungan di dalam negeri (domestic saving rate), oleh karena utang luar negeri sektor pemerintah ini membuat pemerintah bersifat santai sehingga cenderung mengalokasikan banyak pengeluaran untuk tujuan konsumsi. b. Penggunaan
utang
luar
negeri
untuk
mempertahankan
overvaluaded currency (mempertahankan nilai tukar yang relatif tinggi untuk mata uang dalam negeri) sehingga mempermudah impor untuk tujuan-tujuan yang tidak produktif. c. Sebagian besar dana utang luar negeri sektor pemerintahan dibelanjakan di negara pemberi utang bukan di negara-negara penerima utang, yaitu untuk pembelian barang-barang yang harganya di luar kontrol negara penerima utang. Situasi ini jelas sangat mengurangi net resource transfer (transfer sumber modal keluar) untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi di negara penerima utang. Artinya efektifitas utang luar negeri untuk tujuan peningkatan kapasitas produksi nasional menjadi berkurang. d. Saat jatuh tempo pembayaran cicilan bunga dan utang luar negeri, dana yang seharusnya dapat digunakan sebagai investasi domestik akan dialihkan untuk pembayaran cicilan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
e.
Pembayaran cicilan dan bunga utang luar negeri yang massif nilainya menjuruskan pemerintah negara berkembang pengutang besar untuk mengintensifkan penerimaan pajak yang besar kemungkinan
akan
menghambat
kegiatan
investasi
dan
menyebabkan pelarian modal. 5.
Teori Ricardian Equivalence (Mankiw, 2000:383-387). Utang pemerintah berhubungan erat dengan beban masyarakat. Pandangan tradisional (Keynesian) menganggap bahwa pemotongan tingkat pajak (tax cut ) akan menstimulus pengeluaran masyarakat dan mereduksi tabungan nasional. Reduksi tabungan nasional akan meningkatkan suku bunga dan akan terjadi crowding out investasi di sektor riil. Melemahnya investasi akan menyebabkan melemahnya perekonomian secara keseluruhan. Sementara itu, pandangan modern atau Ricardian Equivalence (RE) berpendapat bahwa utang pemerintah tidak berpengaruh terhadap tabungan dan akumulasi kapital. Pemikiran David Ricardo dikembangkan oleh Robert Barro, ekonom klasik baru (new-classical economy), dari Harvard University dengan nama Ricardian Equivalence (RE). Teori ini memandang bahwa utang pemerintah saat ini adalah sama atau ekuivalen dengan pajak di masa depan. Di sini berarti pajak yang akan datang akan sama dengan pajak saat ini. Implikasi dari pemikiran ini adalah utang yang dibiayai oleh pemotongan pajak (tax cu t ) tidak berpengaruh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Sektor
rumah
tangga
menyimpan
ekstra
pendapatan
siap
dibelanjakan (disposable income) untuk membayar kewajiban pajak pada masa yang datang. Asumsinya bahwa tabungan nasional merupakan
penjumlahan
dari
tabungan
swasta
dan
tabungan
pemerintah yang jumlahnya tetap, maka meningkatnya tabungan swasta akan mengurangi tabungan pemerintah. Maka, pemotongan pajak tidak akan berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di mana utang pemerintah pada masa ini akan menyebabkan peningkatan beban masyarakat pada masa yang akan datang. Menurut
pendapat
Ricardian,
utang
pemerintah
tidak
mempengaruhi tabungan nasional dan akumulasi modal. Prinsip umumnya adalah bahwa utang pemerintah ekuivalen dengan pajak masa depan, dan jika konsumen secara memadai melihat ke depan, pajak ke depan ekuivalen dengan pajak saat ini. Maka, mendanai pemerintah dengan utang adalah ekuivalen bila mendanainya dengan pajak. Kesimpulan penting dari Ricardian Equivalence adalah bahwa kebijakan defisit anggaran tidak mempunyai pengaruh terhadap perekonomian, termasuk di dalamnya tingkat konsumsi, investasi, suku bunga, dan tingkat harga.
Utang pemerintah bersifat netral, tidak
mempunyai efek terhadap suku bunga, investasi, perdagangan, inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Pembiayaan defisit APBN dari utang adalah wajar selama utang tersebut dipergunakan untuk belanja modal dan infrastruktur guna menunjang laju perekonomian, catatan yang lain adalah beban bunga utang seharusnya sama besar dengan pajak yang diterapkan di masa yang akan datang. Besaran utang sebaiknya di atur dan dijaga sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan bahwa defisit anggaran dibatasi maksimal 3 persen dan utang maksimal 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
C. Ekspor Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan (Apridar, 2009: 81). Berdasarkan dari pengertian ekspor tersebut, maka kita dapat memahami bahwa
kegiatan
ekspor
yang
dilakukan oleh setiap negara bertujuan untuk meningkatkan pendapatan suatu negara, hal ini disebabkan karena kegiatan ekspor merupakan salah satu
komponen
pengeluaran
agregat
karena
ekspor
dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah,
pengeluaran
agregat
bertambah
tinggi
dan
selanjutnya akan merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan
pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
kebijakan-kebijakan internasional
yang berorientasi ke
luar. Dalam
semua kasus, kemandirian yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya sebagian, tetap saja secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada partisispasi ke dalam perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan atau hambatan apapun (Todaro, Michael & Stephen C. Smith, 2004 : 29). 1.
Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern. Teori klasik yang umum dikenal adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith, teori keunggulan relatif atau keunggulan komparatif dari J.S Mill dan teori biaya relatif dari David Ricardo. Sedangkan teori faktor proporsi dari Heckscher dan Ohlin disebut teori modern. a. Teori Klasik 1) Teori Keunggulan Absolut Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut dan tidak memperoduksi atau melakukan impor jenis barang dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis. Atau dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor (mengimpor) suatu jenis barang, jika negara tersebut dapat (tidak dapat) memproduksinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
secara lebih efisien atau murah dibandingkan negara lain. Sehingga teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing. 2) Teori Keunggulan Komparatif Munculnya teori keunggulan komparatif dari J.S Mill dan David Ricardo dapat dianggap sebagai kritik sekaligus upaya perbaikan terhadap teori keunggulan absolut. J.S Mill beranggapan bahwa suatu negara akan berspesialisasi pada ekspor barang tertentu jika negara tersebut memiliki keunggulan komparatif terbesar dan akan berspesialisasi pada impor jika negara tersebut memiliki kerugian komparatif. Suatu negara akan melakukan ekspor jika barang dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan melakukan impor jika barang yang diproduksi sendiri membutuhkan biaya lebih besar atau mahal. Sedangkan pemikiran David Ricardo adalah perdagangan antara dua negara akan terjadi jika masing-masing negara memiliki biaya relatif terkecil untuk jenis barang yang berbeda. Sehingga penekanan Ricardo adalah pada efisiensi relatif antara negara dalam memproduksi dua atau lebih jenis barang yang menjadi dasar terjadinya perdagangan. b. Teori Modern (Teori H-O) Teori Heckscher dan Ohlin (H-O) disebut juga teori faktor proporsi (proportion factor) atau teori ketersediaan faktor (endowment
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
factor). Dasar pemikiran teori ini adalah perdagangan internasional, misalnya antara Indonesia dan AS terjadi karena opportunity cost antara kedua negara tersebut berbeda. Perbedaan biaya alternatif tersebut dikarenakan adanya perbedaan jumlah dalam faktor produksi. Jadi karena faktor endowment yang berbeda, maka sesuai hukum pasar harga faktor produksi tersebut juga berbeda antara Indonesia dan AS. Jadi menurut teori H-O, suatu negara akan bespesialisasi dalam produksi dan ekspor barang-barang yang input utamanya relatif sangat banyak di negara tersebut, serta mengimpor barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh negara tersebut (jumlahnya terbatas). 2.
Faktor-faktor Penentu Ekspor Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto : (Mankiw, N. Gregory, 2003: 210) a. Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri dan luar negeri b. Harga barang-barang di dalam negeri dan luar negeri c. Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk membeli mata uang asing d. Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri e. Ongkos angkutan barang antar negara f. Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
D. Produk Domestik Bruto Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto adalah nilai pasar total output suatu negara. GDP merupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi dalam suatu negara (Case & Fair, 2010:21). Produk Domestik Bruto (Dornbusch, et al, 2008: 36) adalah nilai barang dan jasa akhir (final goods and services) yang diproduksi. Penekanan pada barang dan jasa akhir dilakukan untuk memastikan bahwa kita
tidak
melakukan
penghitungan
ganda.
Dalam
prakteknya,
penghitungan ganda dihindari dengan menggunakan nilai tambah (value added). Dalam tiap tahapan pembuatan barang, hanya nilai tambah barang pada tahapan itu yang dihitung sebagai bagian dari PDB. GDP (Gross Domestic Product) hanya mencakup barang dan jasa akhir, yaitu barang dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Untuk barang dan jasa yang dibeli untuk diproses lagi dan dijual lagi (barang dan jasa intermediate) tidak dimasukkan dalam GDP untuk menghindari masalah double counting atau penghitungan ganda, yaitu menghitung suatu produk lebih dari satu kali. Contohnya, grosir membeli sekaleng tuna seharga Rp 6.000,- dan menjualnya seharga Rp 9.000,-. Jika GDP menghitung kedua transaksi tersebut , Rp 6.000,dan Rp 9.000,-, maka sekaleng tuna itu dihitung senilai Rp 15.000,(lebih besar daripada nilai akhirnya). Jadi, GDP hanya menghitung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
nilai akhir dari suatu produk yaitu sebesar Rp 9.000,-. Untuk barang yang diperjual-belikan berulang kali (second-hand) tidak dihitung dalam
GDP
karena
barang
tersebut
telah
dihitung
pada
saat
diproduksi (McEachern, 2000:146-147). 1.
Tipe GDP (Gross Domestic Product) menurut Case&Fair, 2010, yaitu : a. GDP (Gross Domestic Product) dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut. Gross Domestic Product nominal adalah GDP yang diukur dengan nilai uang saat ini. Semua komponen GDP dinilai pada harganya saat ini. b. GDP (Gross Domestic Product) dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun, dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain. Angka-angka GDP (Gross Domestic Product) merupakan hasil perkalian jumlah produksi (Q) dan harga (P), kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP (Gross Domestic Product) akan naik pula, tetapi belum tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi (GDP riil). Mungkin kenaikan GDP hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan volume produksi tetap atau merosot. Menurut Case&Fair (2010:32) Gross Domestic Product riil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
adalah GDP nominal yang disesuaikan dengan perubahan harga. Nilai Produk Domestik Bruto riil dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi
suatu
Negara,
karena nilai
PDB
riil
mencerminkan pertumbuhan produksi barang dan jasa secara riil dari tahun ke tahun berikutnya. Gross Domestic Product
(GDP) adalah penghitungan yang
digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis. Sedangkan menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat. 2.
Cara menghitung Produk Domestik Bruto (Case&Fair, 2010:24-30) : a. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Empat kategori Pengeluaran : 1). Pengeluaran konsumsi pribadi (C) : belanja rumah tangga atas barang konsumen. 2). Investasi swasta dalam negeri bruto (I) : belanja oleh perusahaan dan rumah tangga atas modal baru, seperti pabrik, peralatan, persediaan, dan struktur perumahan baru. 3). Konsumsi dan investasi bruto pemerintah (G)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
4). Ekspor neto (EX-IM) : belanja neto oleh negara lain di dunia, atau ekspor (EX) minus impor (IM) b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan nasional, yaitu pendapatan total yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang di miliki oleh warga suatu negara. Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari delapan komponen sebagai berikut : 1). Kompensasi karyawan Meliputi upah, gaji, dan berbagai tambahan kontribusi perusahaan pada asuransi sosial dan dana pensiun, misalnya yang dibayar pada rumah tangga oleh perusahaan dan pemerintah. 2). Pendapatan perusahaan perseorangan Pendapatan bisnis yang tidak berbentuk perseroan. 3). Pendapatan sewa Pendapatan yang diterima oleh pemilik properti dalam bentuk sewa. 4). Laba perseroan terbatas Pendapatan bisnis korporasi. 5). Bunga neto Bunga yang dibayarkan oleh bisnis. 6). Pajak tak langsung dikurangi subsidi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Pajak seperti pajak penjualan, bea cukai, ongkos lisensi, dikurangi subsidi yang dibayar oleh pemerintah di mana pemerintah tidak menerima barang atau jasa sebagai imbalannya. 7). Pembayaran transfer bisnis neto Pembayaran transfer neto oleh bisnis pada pihak lain. 8). Surplus perusahaan pemerintah Pendapatan perusahaan pemerintah. c. Pendekatan Produksi (Production Approach) PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Unit-unit
produksi
tersebut
dalam
penyajiannya
dikelompokkan menjadi 9 sektor atau lapangan usaha, yaitu: 1) Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan 2) Pertambangan dan Penggalian 3) Industri Pengolahan 4) Listrik, Gas dan Air 5) Bangunan/Konstruksi 6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran. 7) Angkutan dan Komunikasi 8) Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa 9) Jasa-jasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
E. Penelitian Terdahulu Bambang Kustituanto dan Istikomah (,1999) dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis mengemukakan Peranan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Variabel yang diteliti Penanaman Modal Asing, Bantuan Luar Negeri, dan Tabungan Domestik sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependennya adalah Gross Domestic Product (GDP). Metode Penelitian menggunakan Error Correction Model (ECM). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini pertama bantuan luar negeri berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Kedua, investasi asing tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil yang ketiga, tabungan domestik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Dalam Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Agung Nusantara dan Enny Puji Astutik (2001) menganalisis Peranan Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Penelitian ini menggunakan Regresi Berganda OLS. variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi. sedangkan variabel independenya yaitu penanaman modal asing, utang luar negeri dan tabungan domestik. Hasil penelitian didapat bahwa variabel utang luar negeri (AID), penanaman modal asing (FDI) dan tabungan domestik (S) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Koefisien hasil estimasi memberikan tanda positif, yang berarti variabel utang luar negeri dan penanaman modal asing berpengaruh positif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Sedangkan hasil estimasi variabel tabungan
domestik
memberikan
tanda
negatif,
yang
berarti
mengindikasikan hubungan negatif antara variabel tabungan domestik dengan pertumbuhan ekonomi. Uji F menunjukkan bahwa nilai F-hitung (14,308) lebih besar dari F-tabel adalah 3,29, yang berarti secara serempak variabel AID, FDI dan S signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlia Listiani (2006) dengan judul Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda. Variabel penelitian: utang luar negeri, investasi luar negeri, tabungan domestik, ekspor, dan pertumbuhan angkatan kerja. Hasil penelitian : pertama, pada periode observasi 1978/2004 utang luar negeri memberikan pengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 90%. Koefisien sebesar 4,589 berarti bahwa jika terjadi kenaikan rasio utang luar negeri dari PDB sebesar 1% maka akan meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
sebesar
4,589%
dengan
mengasumsikan faktor lainnya tetap (ceteris paribus). Kedua, pada tahun 1998-2004, utang luar negeri memiliki pengaruh yang signifikan dengan koefisien sebesar -1,060 sehingga apabila terjadi kenaikan rasio utang luar negeri dari PDB sebesar 1% maka akan menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 1,06% dengan mempertahankan faktor lainnya tetap (ceteris paribus). Ketiga, kondisi tabungan domestik, ekspor, dan kondisi perekonomian pada saat krisis ekonomi. Sementara pertumbuhan angkatan kerja dan investasi swasta asing (modal asing) tidak signifikan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Adanya perbedaan antara data yang disetujui dengan data yang direalisasikan telah membuat investasi asing tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Nenik Woyanti dan Mulyo Budi Setiawan (2006) yang berjudul Dampak Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pra dan Pasca Krisis Moneter. Variabel dependen Pertumbuhan Ekonomi, sedangkan variabel dependen yang diteliti Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, Tabungan Domestik, dan variabel dummy Depresiasi Rupiah. Metode Penelitian yaitu Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian : pertama, pembiayaan luar negeri dalam bentuk Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kedua, Tabungan Domestik Neto sebagai sumber pembiayaan dari dalam negeri memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketiga, Depresiasi Rupiah menjunjukkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian Syaparuddin dan Heri Hermawan (2005) mengenai Hutang Luar Negeri Pemerintah: Kajian Dari Sisi Permintaan dan Pengaruhnya Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia Periode 19802002 oleh Syaparuddin dan Heri Hermawan. Variabel yang diteliti variabel Dependen adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Variabel Independen adalah Government Foreign Demand (GFD) yaitu Permintaan Hutang Luar Negeri Pemerintah, Domestic Savings (DS) yaitu Tabungan Domestik,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Foreign Direct Investment (FDI) yaitu Investasi Asing Langsung dan Employed Man Power (EMP) yaitu Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja. Model penelitian menggunakan pengujian simultan. Hasil yang diperoleh bahwa variabel- variabel Permintaan Hutang Luar Negeri Pemerintah, Tabungan Domestik, Investasi Asing Langsung dan Jumlah tenaga kerja yang bekerja secara simultan berpengaruh signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Stefanus Aditya (2009) yang berjudul Pengaruh Utang Luar Negeri, Ekspor dan Partisipasi Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1983-2007. Variabel Dependen yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan variabel independen yaitu Utang Luar Negeri Pemerintah, Ekspor, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Alat analisis yang digunakan Regresi Berganda dengan metode kuadrat terkecil (OLS), metode yang digunakan untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang adalah dengan pendekatan Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian pertama, dalam jangka pendek, utang luar negeri pemerintah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun jangka panjang utang luar negeri pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kedua, dalam jangka pendek ekspor tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun dalam jangka panjang ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ketiga, dalam jangka pendek tingkat partisipasi angkatan kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun dalam jangka panjang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
tingkat
partisipasi
angkatan
kerja
berpengaruh
positif
terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian Adrian Sutawijaya dan Zulfahmi (2010), berjudul Pengaruh Ekspor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun penelitian 1980-2006. Variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi, sedang variabel independen adalah ekspor migas, ekspor non migas,
investasi
pemerintah,
investasi
swasta.
Metode
penelitian
menggunakan OLS. Di dapat hasil bahwa, investasi swasta, investasi pemerintah, ekspor migas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selanjutnya tiga dari empat variabel independen, yaitu investasi swasta, investasi pemerintah, dan ekspor non migas berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi, yang secara statistik sangat signifikan. Sedangkan variabel independen yang tidak berpengaruh secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi adalah variabel ekspor migas. Soma Ghofur (2008) dalam Jurnal Dinamika Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Penanaman Modal Asing, dan Utang Luar Negeri Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 19812005 dengan menggunakan Model ECM (Error Correction Model) diperoleh hasil penelitiannya adalah variabel inflasi, penanaman modal asing dan utang luar negeri pemerintah berdasarkan hasil uji secara bersama-sama,
semua
variabel
secara
commit to user
bersama-sama
berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada taraf signifikansi 5% dengan probabilitas 0,00. Sedangkan secara individu, variabel inflasi (INF) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (RPDB). Variabel penanaman modal asing (PMA) dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,832901, sedangkan PMA dalam jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap RPDB dengan koefisien 0,000083. Variabel utang luar negeri pemerintah (UP) dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,832958, sedangkan UP dalam jangka panjang berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,000028.
F. Kerangka Pemikiran Mengingat banyaknya variabel yang memiliki hubungan atau pengaruh dengan variabel produk domestik bruto seperti Tabungan Domestik, Tenaga Kerja, Inflasi,
maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi hanya dengan menggunakan variabel penanaman modal asing, utang luar negeri, dan ekspor. Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, digambarkan suatu kerangka pemikiran yang sistematis, sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Penanaman Modal Asing
Produk Domestik Bruto Indonesia
Utang Luar Negeri
Ekspor
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri dan Ekspor terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia Penanaman modal asing merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Nasional (Nusantara, Agung & Enny Puji Astutik, 2001:2). Hampir
semua
ahli
ekonomi
menekankan arti pentingnya pembentukan investasi sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Misalnya, investasi dalam peralatan modal atau pembentukan modal adalah tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan produk domestik bruto. Bagi Indonesia, sejak awal proses pembangunannya yaitu sejak Pelita I, hutang luar negeri telah dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembiayaan guna menutupi kelangkaan modal (Syaparuddin & Heri, 2005:2). Pinjaman luar negeri pemerintah, esensinya bersifat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
sebagai pelengkap (complementary) bagi biaya pembangunan. Namun dalam perkembangannya jumlah pinjaman luar negeri dari waktu ke waktu semakin meningkat dan telah berubah menjadi faktor utama dalam
proses
pembiayaan
pembangunan
(subtitution)
sehingga
pinjaman luar negeri dalam waktu-waktu terakhir ini justru semakin dibutuhkan (Direktorat Internasional Bank Indonesia dalam Aditya, Stefanus, 2009:2). Kebijakan menarik pinjaman atau utang luar negeri sebagai
komponen
pembiayaan
defisit
anggaran
pembangunan
pemerintah (Saving-investment gap), diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Aditya, Stefanus 2009:4). Meningkatnya pembangunan perekonomian Indonesia diharapkan akan mendorong meningkatnya produk domestik bruto. Perlu disadari bahwa ekspor memainkan peranan utama dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekspor secara keseluruhan dapat menjamin persediaan devisa yang cukup. Oleh karena itu, kenaikan ekspor ini digunakan sebagai momentum untuk meningkatkan produksi di dalam negeri (Aditya, Stefanus 2009:3). Peningkatan ekspor nasional yang memiliki aspek strategis tidak saja sebagai penghasil devisa yang dibutuhkan dalam pembangunan, tetapi juga untuk membuka lapangan kerja, kesempatan berusaha, dan meningkatkan produksi dalam negeri yang akan memacu pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya perkembangan perekonomian nasional akan membawa efek pada meningkatnya produk domestik bruto nasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. 1. Diduga Penanaman Modal Asing berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia tahun 1985-2010. 2. Diduga Utang Luar Negeri berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia tahun 1985-2010. 3. Diduga Ekspor berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia tahun 1985-2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis data sekunder yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penanaman modal asing, utang luar negeri, dan ekspor terhadap produk domestik bruto Indonesia tahun 1985-2010. Pokok-pokok pikirannya didasarkan pada teori, penggalian data dan refrensi dari berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
F. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data time series dari tahun 1985-2010, yaitu data-data seperti : penanaman modal asing, utang luar negeri, ekspor dan produk domestik bruto Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari Laporan Badan Pusat Statistik, Jurnal-jurnal ekonomi yang telah dikumpulkan, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia beberapa terbitan, Laporan Tahunan Bank Indonesia (BI) beberapa terbitan.
G. Definisi Operasional Variabel Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan perihal batasan operasional sebagai berikut :
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
1. Variabel Dependen Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai produksi atas pendapatan dan pengeluaran yang nilainya atas harga tetap dalam ukuran satu tahun tertentu. Produk domestik bruto yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk domestik bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 yang diperoleh dari data laju pertumbuhan dalam statistik ekonomi keuangan Indonesia, Bank Indonesia beberapa edisi dan Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa edisi. Satuan yang dipakai miliar rupiah. 2. Variabel Independen a. Penanaman Modal Asing Penanaman
Modal
Asing
(PMA)
merupakan investasi yang
dilakukan oleh swasta asing ke suatu negara tertentu. Penanaman Modal Asing yang dimaksud adalah Penanaman Modal Asing yang disetujui oleh Pemerintah menurut sektor yang jumlahnya dinyatakan dalam juta dolar (US $). b. Utang Luar Negeri Pinjaman luar negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh pemerintah dari pemberi pinjaman luar negeri yang diikat oleh
suatu
perjanjian
pinjaman
dan
tidak
berbentuk
surat
berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Satuan yang dipakai juta dolar (US $).
c. Ekspor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Ekspor merupakan barang dan jasa yang berasal dari dalam negeri dijual atau dipakai oleh penduduk luar negeri. Dalam penelitian ini nilai ekspor yang digunakan adalah nilai ekspor total Indonesia ke luar negeri yang dinyatakan dalam juta dollar (US$).
H. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang sebelumnya telah tersedia di dinas atau instansi yang terkait maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan yaitu mengumpulkan berbagai data-data maupun teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Relevansi didasarkan pada data yang telah disajikan oleh institusi yang bersangkutan dan telah teruji secara empiris, misalnya data yang dikeluarkan oleh Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), Laporan Tahunan Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan International Monetary Fund (IMF). I. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diolah menggunakan analisis regresi log linier dengan metode pangkat kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Inti metode Ordinary Least Square (OLS) adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut (Kuncoro, 2007:79).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini akan menggunakan persamaan regresi dengan menggunakan metode regresi kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) dengan formulasi sebagai berikut :
PDB = b 0 + b1PMA + b2ULN+ b3EKS + e Keterangan : PDB
: Produk Domestik Bruto (miliar rupiah)
PMA : Penanaman Modal Asing (juta US$) ULN
: Utang Luar Negeri (juta US$)
EKS
: Ekspor (juta US$)
b0 : Konstanta b1 : Koefisien regresi PMA b2 : Koefisien regresi ULN b3 : Koefisien regresi EKS e
: Variabel pengganggu (disturbance error)
1. Pemilihan Model Pemilihan model yang digunakan dalam penelitian ini digunakan Uji McKinon, White & Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang akan digunakan berbentuk linier atau log linier. Persamaan matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier adalah sebagai berikut : Linier
: Y = b0 + b1PMA + b2ULN + b3EKS + e
Log Linier
: InY = b0 + b1InPMA + b2InULN + b 3InEKS + e
Untuk melakukan Uji MWD ini kita asumsikan bahwa :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
H0 = Y adalah fungsi linier dari variable independen X (model linier) Ha = Y adalah fungsi log linier dari variabel independen X (model log linier).
J. Uji Asumsi Klasik Dalam penggunaan regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan estimator linear tidak bias atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan dimana asumsi-asumsi dasar itu dikenal dengan asumsi klasik (Hasan, 2008: 280). 1. Uji Multikolinearitas Pengujian
multikolineraritas
digunakan
berdasarkan
adanya
kondisi di mana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini variabel-variabel tersebut dikatakan tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol (Gujarati, 2003 : 342-343). Kriteria
sederhana
yang
digunakan
untuk
menentukan
mulikolineraritas adalah dengan memperhatikan signifikasi nilai statistik dari F dan t. Jika keduanya menghasilkan nilai yang tidak signifikan, maka tidak terjadi bentuk pelanggaran multikolinearitas. Metode penelitian alternatif yang dikenal dengan Klein’s Rule of Thum memberikan kriteria
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
untuk nilai statistik dari F dan t yang signifikan. Jika nilai R 2 hasil regresi lebih kecil (<) daripada model awal atau nilai F- statistik dari regresi lebih kecil (<) daripada nilai F-statistik model awal, maka multikolinearitas yang
terjadi
dikatakan
tidak
bermasalah
atau
dapat
diabaikan
(Gujarati,2003:361). 2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian terhadap penyimpangan yang disebut heteroskedastisitas didasarkan pada salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai 2
konstan yang sama dengan
(Gujarati, 2003:387-388). Pengertian ini
disebut juga sebagai kondisi homoskedastisitas. Apabila kondisi ini tidak terpenuhi, maka terdapat penyimpangan yang disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Park. Metode ini terdiri dari dua tahap. Yang pertama dilakukan regresi memperhitungkan adanya masalah heteroskedastisitas. Dari hasil regresi tersebut maka diperoleh nilai residualnya. Kemudian nilai residual tadi dikuadratkan dan diregresikan dengan variabel-variabel independen sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut: ei =
o+
1 X1 +
2X 2
+
3X3
+… +
nX n
Dari hasil regresi tahap dua tadi kemudian dilakukan uji t. Jika nilai probabilitas semua variabel independen signifikan, maka terjadi heteroskedastisitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
3. Uji Autokorelasi Autokorelasi ditemukan jika terdapat korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar. Untuk variabel-variabel bebas yang mengandung lagged dependent variable, uji Durbin-Watson tidak dapat digunakan pada model ini. Nerloe dan Walls (1986) telah membuktikan bahwa uji Durbin-Watson digunakan pada model ini, maka nilai DW statistiknya secara asimtotik akan bias dan mendekati nilai 2 (Arif, 1993: 15). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan melalui uji dengan membandingkan nilai X2
hitung
dengan nilai
X2 tabel, dengan kriteria penilaian sebagai berikut : a. Jika nilai X2
hitung
> X2
tabel,
maka hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, ditolak. b. Jika nilai X2
hitung
< X2
tabel,
maka hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat ditolak. K. Uji Statistik Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik f, dan koefisien determinasinya (Kuncoro, 2007:81). a. Uji Statistik t Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel independen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan menganggap variabel lain tetap atau konstan dengan menggunakan derajat keyakinan 5%. Hipotesis yang akan diuji adalah (Gujarati, 1995:119): Ho : b1 = 0 berarti variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1 ¹ 0 berarti variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus t hitung adalah : =
thitung
1
Se(
1
)
Di mana : : Koefisien regresi
1
Se( 1 )
: Standar error koefisien regresi
1) Kriteria pengujian
Ho diterima Ho ditolak
Ho ditolak
-t
2
;N -K
t 2; N - K
Gambar 3.1. Daerah Kritis Uji t Sumber : Gujarati, 1997:116
2) Hasil pengujian adalah : a) Apabila nilai –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
b) Apabila nilai t hitung < –t tabel atau t hitung > + t tabel, maka Ho ditolak. Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b. Uji Statistik F Pengujian secara serentak (overall test) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dengan menentukan hipotesis sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 134) Ho : b1 = b2 = b3 = b 4 = 0 Artinya semua parameter sama dengan nol atau semua variabel independen tersebut bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ho : b1 ¹ b2 ¹ b3 ¹ b4 ¹ 0 Artinya semua parameter tidak sama dengan nol atau semua variabel independen tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Kemudian menentukan F-hitung dengan rumus : F-hitung = [R2/(k-1) : (1-R2)/(N-k)] Dimana : R2 : Koefisien determinan N
: Jumlah observasi/sample
K
: Jumlah Variabel
1) Kriteria pengujian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Ho diterima
Ho ditolak
F (a; K-1; N-K)
Gambar 3.2. Daerah Kritis Uji F Sumber : Gujarati, 1997:116 2) Hasil Pengujiannya adalah : a) Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama tidak signifikan pada taraf signifikan 5 persen. b) Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama signifikan pada taraf signifikan 5 persen. c. Koefisien Determinasi (R2) R2 merupakan koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui prosentase variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R2 adjusted antara nol dan satu. Koefisien determinasi nol berarti variabel independen bila mendekati satu berarti variabel independen semakin berpengaruh terhadap variabel dependen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Rumus adjusted R2 adalah sebagai berikut : Adjusted R 2 =
{1 - (1 - R 2 )} /( N - k ) N - k -1
Dimana : R2 : Koefisien determinasi N : Jumlah Observasi K
: Jumlah Variabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
L. Deskripsi Perkembangan Variabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia Produk Domestik Bruto yang digunakan dalam penelitian ini dihitung
dari
Produk
Domestik
Bruto
dengan
harga
konstan.
Perkembangan produk domestik bruto Indonesia selama periode penelitian dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Selama periode 1985-2010 PDB Indonesia mengalami peningkatan rata-rata 4,98 persen per tahun. Peningkatan PDB paling tinggi terjadi pada tahun 1993 (8,50 %) dengan nilai PDB 1.151.490,20 milyar rupiah dan paling rendah pada tahun 1998 (-13,13 %) dengan nilai PDB 1.314.202,00 miliar rupiah. Kondisi ini disebabkan penurunan sumbangan sektor industri, perdagangan, hotel dan restoran sebagai efek krisis yang terjadi di Indonesia pertengahan tahun 1997. Perkembangan Produk Domestik Bruto dapat dilihat pada gambar PDB 2,400,000
2,000,000
1,600,000
1,200,000
800,000
400,000 86
88
90
92
94
96
98
00
02
04
berikut : Gambar 4.1 Plot PDB Tahun 1985 – 2010 Sumber : Hasil Olahan Eviews 6.0
commit to user 54
06
08
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Setelah mengalami penurunan besar kondisi perekonomian pada tahun 1998 sebesar -13,3 %, sejak tahun 1999 perekonomian Indonesia mengalami peningkatan tiap tahun. Pada tahun 1999 ekonomi bertumbuh sekitar 0,79%. Namun setelah itu, pertumbuhan ekonomi berangsur-angsur normal di tahun 2000. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2007 menjadi
titik
awal
perbaikan
ekonomi
untuk
mencapai
tingkat
pertumbuhan ekonomi di atas 6 %, dimana pada tahun-tahun sebelumnya hanya tercapai antara 4 – 5 %. Walaupun pada tahun 2007, perekonomian Indonesia dibayangi oleh gejolak eksternal sebagai efek dari terjadinya krisis di Amerika Serikat, tetapi tahun – tahun berikutnya terus meningkat. Tingginya konsumsi masyarakat yang selama ini mendominasi dan menjadi faktor penting meningkatnya angka produk domestik bruto tahun 2010 yang mencapai angka 2.313.838,00 miliar rupiah.
2. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah investasi. Kegiatan penanaman modal menghasilkan investasi yang diharapkan akan menambah persediaan modal. Peningkatan persediaan modal ini akan meningkatkan produktivitas, kapasitas dan kualitas produksi. Perkembangan investasi di Indonesia dimulai dengan terbitnya UU No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang disempurnakan dengan UU No. 11 Tahun 1970. Perkembangan
penanaman modal asing di Indonesia selama
periode penelitian dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
penurunan. Dimana tahun 1985 hingga tahun 1997 cenderung meningkat, kemudian di tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan dan kenaikan yang tidak begitu besar.
Berikut dapat dilihat gambar perkembangan
penanaman modal asing di Indonesia selama periode penelitian : PMA 50, 000
40, 000
30, 000
20, 000
10, 000
0 86
88
90
92
94
96
98
00
02
04
06
08
10
Gambar 4.2 Plot PMA Tahun 1985 – 2010 Sumber : Hasil Olahan Eviews 6.0
Pada tahun 1985 jumlah PMA yang disetujui adalah sebesar 145,70 juta dolar dan pada tahun 1997 jumlah PMA yang disetujui sebesar 33.832,5 juta dolar. Keadaaan ini menunjukkan bahwa Indonesia masih diminati oleh investor asing. Meskipun demikian, saat ini memang sedang terjadi kecenderungan penurunan penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia sejak terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998. Suatu penurunan yang cukup tajam dari jumlah PMA yang disetujui pada tahun 1998 jumlah PMA yang disetujui turun menjadi 13.563,10
juta dolar bila
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 33.832,5 juta dolar dan sampai tahun 2002 jumlah PMA di Indonesia terus menurun. Pada tahun 2003, realisasi PMA meningkat kembali sebesar 34,92 % menjadi 13.207,20 juta US$. Kurang kondusifnya iklim perekonomian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
pada tahun 2004 akibat kenaikan harga bahan bakar minyak membuat realisasi PMA menurun sebesar 22,17 % menjadi 10.279,80 juta US$. Tahun 2006 realisasi PMA hanya mencapai 5,977 juta US$. Tahun-tahun selanjutnya PMA tumbuh melambat. Peningkatan investasi pada tahun 2010 semakin membaik, hal tersebut menambah kapasitas perekonomian sebagaimana diindikasikan oleh meningkatnya peran investasi non bangunan khususnya investasi mesin.
3. Perkembangan Utang Luar Negeri di Indonesia Utang luar negeri terbagi menjadi utang luar negeri pemerintah dan utang luar negeri swasta. Utang luar negeri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah utang luar negeri pemerintah. Awalnya tujuan dari utang luar negeri adalah sebagai dana pendamping untuk pelaksanaan pembangunan, namun karena adanya persetujuan utang luar negeri terus menerus mengakibatkan utang luar negeri dijadikan andalan untuk melaksanakan pembangunan di Indonesia. Dalam perkembangannya utang luar negeri tidak saja digunakan untuk pembangunan prasarana dan sarana, tetapi juga
digunakan
untuk
pengembangan
industri
manufaktur
(Tambunan, 2008:9). Penyebab lainnya adalah karena utang luar negeri Indonesia tidak hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk membayar akumulasi dari cicilan pokok dan bunga utang luar negeri. Pada awal periode penelitian yaitu di tahun 1985 ULN Indonesia sebesar 25.321,00 juta US$, kemudian mengalami kenaikan terus menerus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
disetiap tahunnya. Puncaknya pada tahun 1999 besarnya mencapai 75.720,00 juta US$. Untuk lebih jelasnya, perkembangan utang luar negeri Indonesia selama periode penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: ULN 80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000 86
88
90
92
94
96
98
00
02
04
06
08
10
Gambar 4.3 Plot ULN Tahun 1985 – 2010 Sumber : Hasil Olahan Eviews 6.0
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, jumlah utang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun masih tinggi. Tahun 1999, angka utang luar negeri pemerintah naik 24,97%. Angka berfluktuasi, seperti yang terjadi pada tahun 2000. Jumlah utang luar negeri menurun dari 75.720,00 juta US$ di tahun 1999 menjadi 61.897,00 juta US$ pada tahun 2000. Tahuntahun selanjutnya mengalami kenaikan dan penurunan hingga pada tahun 2005 jumlah utang luar negeri sempat mengalami penurunan 7,99 % dibanding tahun sebelumnya. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 2008 kembali terjadi peningkatan yaitu 66.689,00 juta US$. Tahun 2008 perekonomian dunia mengalami krisis ekonomi yang dipicu oleh kasus subprime mortgage di Amerika Serikat. Krisis ini telah menyebabkan perekonomian Amerika mengalami resesi yang dalam yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
telah menjalar ke negara maju lainnya sehingga berimbas pula ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Pada tahun 2009 mengalami penurunan, kemudian naik lagi pada tahun 2010 sebesar 4,64% dari tahun sebelumnya dengan angka 68.039,00 juta US$.
4. Perkembangan Ekspor Indonesia Salah satu sektor penting ekonomi yang memiliki peran penunjang pembangunan ekonomi Indonesia adalah kegiatan ekspor. Dari kegiatan ekspor diperoleh devisa yang merupakan salah satu sumber dana untuk pembangunan. Pada perkembangannya sejak tahun 1987 ekspor Indonesia didominasi oleh komoditi non migas dimana pada tahun-tahun sebelumnya masih didominasi oleh ekspor migas. Pergeseran ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan- kebijakan di bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk meningkatkan ekspot non migas. Disisi lain muncul kesadaran untuk tidak terus-menerus mengandalkan migas sebab sebagai hasil bumi, termasuk sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui. Oleh karena itu pilihan lain adalah meningkatkan ekspor non migas. Upaya ini bisa dibilang berhasil sebab mulai tahun 1987 laju ekspor nonmigas berpacu meninggalkan migas, malah mengambil alih sebagai kontribusi utama. Kontribusinya dalam catatan ekspor lebih dari 50%. Untuk grafik data Ekspor Tahun 1985 – 2010 dapat dilihat pada Gambar 4.4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
EKS 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 86
88
90
92
94
96
98
00
02
04
06
08
10
Gambar 4.4 Plot Ekspor Tahun 1985 – 2010 Sumber : Hasil Olahan Eviews 6.0 Berdasarkan data perkembangan ekspor diatas dapat diketahui bahwa perkembangan ekspor Indonesia dari tahun 1985 hingga tahun 1997 cenderung mengalami peningkatan. Namun pada tahun 1998, ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 8,60% sebagai dampak dari krisis ekonomi pertengahan tahun 1997. Peristiwa tersebut tidak berlangsung lama, karena seiring dengan berbagai program perbaikan ekonomi yang dilakukan pemerintah, maka sejak tahun 2000 ekspor naik cukup besar yaitu 27,66% walaupun menurun di tahun 2001 dan bergerak naik ditahun 2002 hingga tahun-tahun berikutnya. Selama tahun 2004-2008 ekspor Indonesia tumbuh cukup tinggi, dari US$ 71.584,60 miliar pada tahun 2004 menjadi US$ 137.020,50 miliar pada tahun 2008. Angka ekspor menurun sebesar 14,97% ditahun 2009, namun mengalami kenaikan sebesar 35,42% ditahun 2010 dengan nilai ekspor 157.779,10 juta US$.
M. Analisis Data dan Pembahasan 1. Deskripsi Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data time series. Data analisis dalam bentuk data tahunan mulai periode 1985-2010. Seluruh data yang digunakan diolah dan dianalisis menggunakan program E-views versi 6.0 Tabel 4. 1 Data Perkembangan Produk Domestik Bruto, Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri, dan Ekspor 1985 – 2010
TAHUN
PDB Harga Konstan
Penanaman Modal Asing
Utang Luar Negeri Pemerintah
Ekspor
1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
(miliar rupiah) 701.259,80 742.461,60 779.032,20 824.064,10 885.519,40 949.641,10 1.018.062,60 1.061.248,00 1.151.490,20 1.238.312,30 1.340.101,60 1.444.873,30 1.512.780,00 1.314.202,00 1.324.599,00 1.389.770,20 1.442.984,60 1.504.380,60 1.577.171,30
(juta US$) 145,70 800,70 1.239,70 4.425,90 5.920,20 8.751,00 8.778,20 10.313,20 8.144,20 23.724,30 39.914,70 29.931,40 33.832,50 13.563,10 10.518,40 15.420,00 15.055,90 9.789,10 13.207,20
(juta US$) 25.321,00 31.521,00 38.417,00 38.983,00 39.577,00 45.100,00 45.725,00 48.768,00 52.461,00 58.618,00 59.589,00 55.303,00 53.865,00 67.315,00 75.720,00 61.897,00 58.791,00 63.763,00 68.914,00
(juta US$) 18.586,70 14.805,00 17.135,60 19.218,50 22.158,90 25.675,30 29.142,40 33.967,00 36.823,00 40.053,40 45.418,00 49.814,80 53.443,60 48.847,60 48.665,40 62.124,00 56.320,90 57.158,80 61.058,20
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1.656.516,80 1.750.815,20 1.847.126,70 1.964.327,30 2.082.456,10 2.178.850,00 2.313.838,00
10.279,80 8.916,90 5.977,00 10.341,40 14.871,40 10.815,20 16.214,80
68.575,00 63.094,00 62.021,00 62.253,00 66.689,00 65.021,00 68.039,00
71584,60 85.660,00 100.798,60 114.100,90 137.020,50 116.510,00 157.779,10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia beberapa edisi Bank Indonesia, beberapa edisi Badan Pusat Statistik dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 1985-2010
N. Hasil Penelitian 1. Pemilihan Bentuk Fungsi Model Empirik yang Baik Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan masalah empirik (empirical question) yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam melakukan studi empiris sebaiknya model yang akan digunakan diuji dulu, apakah sebaiknya menggunakan bentuk linear ataukah log-linear. Dalam penelitian ini akan menggunakan metode yang dikembangkan Mac Kinnon, White dan Davidson pada tahun 1983 yang lebih dikenal dengan MWD test. Rule of thumb dari uji MWD adalah bila Z1 signifikan secara statistik, maka kita menolak model yang benar adalah linier atau dengan kata lain, bila Z1 signifikan secara statistik maka model yang benar adalah log-linier. Sebaliknya bila Z2 signifikan secara statistik maka kita menolak model yang benar adalah linier atau dengan kata lain, bila Z2 signifikan secara statistik maka model yang benar adalah linier. a. Model Linier
Tabel 4.2 Hasil Uji MWD Linier Variabel
Prob.
Z1 0,0135 Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Dari hasil uji MWD tersebut dapat kita lihat bahwa Z1 signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z1 = 0,0135). Hal tersebut berarti model linier tidak dapat digunakan.
b. Model Log-Linier Tabel 4.3 Hasil Uji MWD Log-Linier Variabel
Prob.
Z2 0,9652 Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0 Dari hasil uji MWD tersebut dapat kita lihat Z2 tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z2 = 0,9652). Hal tersebut berarti model log linier dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji MWD di atas, yaitu MWD linear dan MWD log-linear dapat diketahui bahwa Z1 signifikan secara statistik (Z1 =0,0135) sedangkan Z2 tidak signifikan secara statistik (Z2 =0,9652). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model log linier. O. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi serta apakah data dalam penelitian ini sudah berdistribusi secara normal atau belum, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji f yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
1. Hasil Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu hubungan linear atau korelasi secara sempurna maupun tidak sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas adalah menggunakan metode Klein yang dikemukakan oleh L.R. Klein, yakni dengan membandingkan
nilai
r2
(korelasi
antar
masing-masing
variabel
independen) dengan R2 (koefisien determinasi). Jika R2 > r2 maka dapat dinyatakan tidak terjadi masalah multikolinearitas. Sebaliknya jika R2 < r2 maka dinyatakan terjadi masalah multikolinearitas. Hasil dari Uji Klein untuk variabel-variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Uji Klein Variabel
PMA dengan
R2
r2
parsial
majemuk
Keterangan
0,986788 0,653323 R2 parsial > r2 majemuk
ULN, dan EKS
(Tidak ada Multikolinearitas)
Lanjutan
Variabel
R2 parsial
r2 majemuk
ULN dengan
0,986788 0,838417 R2 parsial > r2 majemuk
PMA, dan EKS EKS dengan
Keterangan
(Tidak ada Multikolinearitas) 0,986788 0,706566 R2 parsial > r2 majemuk
PMA, dan ULN
(Tidak ada Multikolinearitas)
Sumber : Data diolah dengan Eviews (lampiran)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Berdasarkan tabel 4.4 majemuk,
yakni
(
dapat diketahui bahwa nilai R2 parsial > r2
0,986788 >
0,653323;
0,838417; 0,706566).
Berdasarkan metode Klein dapat disimpulkan bahwa model empiris yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah multikolinearitas. 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi klasik yang menjadi bagian dalam prosedur uji disini adalah uji heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi OLS jika varian residualnya tidak sama. Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji White dalam program Eviews yaitu dengan White heteroskedastisitas cross term. Keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas ditentukan dengan kriteria penilaian sebagai berikut : a. Jika nilai c2 hitung > c2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa model empiris tidak terbebas dari masalah heteroskedastisitas. b. Jika nilai c2 hitung < c2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa model empiris bebas dari masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.202031 0.697088 0.436184
Prob. F(3,22) Prob. Chi-Square(3) Prob. Chi-Square(3)
Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0
commit to user
0.8939 0.8739 0.9327
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Uji Hipotesis Heteroskedastisitas : a. H0 : Tidak terdapat heteroskedastisitas pada model Ha : Terdapat heteroskedastisitas pada model b. Tingkat kepercayaan 95% atau a = 0,05 c. Daerah kritis : H0 ditolak jika X2 hitung (Obs* R-squared) > X2 tabel = X2 0.05;22 = 33,92444 atau nilai Probabilitas < a = 0,05 d. Uji Statistik : White test (with cross term) X2 hitung (Obs* R-squared) < X 2 tabel (0,697088 < 33,92444) atau nilai Probabilitas > a (0,8739 > 0,05) e. Kesimpulan Tidak terdapat heteroskedastisitas model. 3. Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi antar unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi akan digunakan Lagrange Multiplier Test. Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap residu dari hasil model tersebut. Dari model tersebut akan diperoleh nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
(n-1) R 2 untuk kemudian dibandingkan dengan X 2 dengan derajat kebebasan 1 dalam tabel statistik Chi Square menggunakan tingkat signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai (n-1) R 2 lebih besar dari X 2 , maka terdapat masalah autokorelasi dan sebaliknya bila (n-1) R 2 lebih kecil dari X 2 , maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
0.143152 0.176036
Prob. F(1,21) Prob. Chi-Square(1)
0.7090 0.6748
Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0
Uji Hipotesis Autokorelasi a. H0 : Tidak terdapat autokorelasi pada residual model Ha : Terdapat autokorelasi pada residual model b. Tingkat kepercayaan 95% atau a= 0,05 c. Daerah Kritis : H0 ditolak jika c2 hitung (Obs*R-squared) > c2 tabel = c2 0.05;1 = 3,84146 atau nilai Probabilitas < a = 0,05 d. Uji statistik : Dari hasil output diperoleh :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
c2 hitung (Obs*R-squared) > c2 tabel = c2 (0,176036 < 3,84146) atau nilai Probabilitas < a (0,6748 > 0,05) maka H0 tidak ditolak e. Kesimpulan Tidak terdapat autokorelasi pada residual model.
P. Hasil Uji Statistik Dependent Variable: LOG(PDB) Method: Least Squares Date: 11/01/12 Time: 11:40 Sample: 1985 2010 Included observations: 26 Variable C LOG(PMA) LOG(ULN) LOG(EKS) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
8.231306 0.026672 0.058705 0.461676
0.595949 0.011892 0.077378 0.023288
13.81211 2.242889 0.758683 19.82432
0.0000 0.0353 0.4561 0.0000
0.986788 0.984987 0.041721 0.038295 47.87461 547.7265 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
14.08693 0.340501 -3.374970 -3.181416 -3.319233 1.796381
1. Hasil Uji t Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Uji Hipotesis : a. H0 : b1 = 0 berarti variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Ha : b1 ¹ 0 berarti variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Tingkat kepercayaan 95% atau a = 5% (0,05) c. Daerah Kritis : H0 ditolak jika –t hitung < -t tabel = -t (0.25;22) = -2,07387 atau t hitung > t tabel = t (0.25;22)= 2,07387 d. Uji Statistik : Dari output diperoleh hasil : 1) Variabel Penanaman Modal Asing Nilai t hitung > t tabel (2,242889 > 2,07387) dan Probabilitas < a (0,0353 < 0,05), maka H0 ditolak Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung = 2,242889, sehingga diperoleh hasil t-hitung 2,242889 > t-tabel 2,07387, maka keputusannya adalah Hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil dari uji t tersebut menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing berpengaruh positif atau menunjukkan tanda positif terhadap produk domestik bruto Indonesia dan korelasi sudah sesuai dengan hipotesis serta signifikan secara statistik (0,0353 < 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa PMA berpengaruh secara nyata terhadap produk domestik bruto Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
2) Variabel Utang Luar Negeri Nilai t hitung < t tabel (0,758683 < 2,07387) dan Probabilitas < a (0,4561 > 0,05), maka H0 diterima Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung = 0,758683, sehingga diperoleh hasil t-hitung 0,758683 < t-tabel 2,07387 maka keputusannya adalah Hipotesis nol (H0) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha ) ditolak. Hasil dari uji t tersebut menyatakan bahwa Utang Luar Negeri berpengaruh negatif atau menunjukkan tandaa negatif terhadap produk domestik bruto Indonesia dan korelasi tidak sesuai dengan hipotesis serta tidak signifikan secara statistik (0,4561 > 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa Utang Luar Negeri tidak berpengaruh terhadap produk domestik bruto Indonesia. 3) Variabel Ekspor Nilai t hitung > t tabel (19,82432 > 2,07387) dan Probabilitas < a (0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung = 19,82432 sehingga diperoleh hasil t-hitung 19,82432 > t-tabel 2,07387, maka keputusannya adalah Hipotesis nol (H0 ) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil dari uji t tersebut menyatakan bahwa Ekspor berpengaruh positif atau menunjukkan tanda positif terhadap produk domestik bruto Indonesia dan korelasi sudah sesuai dengan hipotesis serta signifikan secara statistik (0,0000 <
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa ekspor berpengaruh nyata terhadap produk domestik bruto Indonesia. 2. Hasil Uji F Uji F (Overall Test) dilakukan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. (Gujarati, 1995:134) Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: a. Menentukan Hipotesis 1) Ho : b1 = b2 = b 3 = 0 Berarti
semua
variabel
independen
secara
individu
tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Ha : b 1 ¹ b2 ¹ b 3 ¹ 0 Berarti semua variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Tingkat kepercayaan 95% atau a=0,05 c. Daerah Kritis : H0 ditolak jika f-hitung > f-tabel = f (0.05;3;22) = 3,05 atau nilai Probabilitas < a = 0,05 d. Uji Statistik : Dari output diperoleh : f-hitung > f-tabel (547,7265 > 3,05) atau Prob. < a (0,000000 < 0,05), maka H0 ditolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
e. Kesimpulan Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri, Ekspor secara serentak berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto. 3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasi R2. Besarnya R2 menunjukkan besarnya variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dipero leh R2 sebesar 0,984987. Hal ini berarti bahwa 98,4987 persen (sekitar 98%) variabel perubahan produk domestik bruto di Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel penanaman modal asing, utang luar negeri, dan ekspor, sedangkan sisanya 1,5013 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model. Q. Pembahasan 1. Pengaruh PMA terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan hasil regresi, variabel Penanaman Modal Asing (PMA) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel PMA menunjukkan tanda positif, yaitu sebesar 0,026672 dan signifikan pada tingkat signifikasi 5% yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0353. Hal ini berarti jika PMA naik sebesar 1 % maka produk domestik bruto Indonesia meningkat sebesar 0,0267 %. Variabel PMA sudah sesuai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
dengan hipotesis penelitian bahwa PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hasil regresi menunjukkan bahwa Penanaman Modal Asing (PMA) selama periode pengamatan adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hasil ini sejalan dengan pendapat para ekonom, yang menyatakan bahwa investasi berkorelasi positif dengan produk domestik bruto. Terlebih untuk negara berkembang seperti Indonesia, salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang dominan adalah faktor investasi, disamping faktor konsumsi. Kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, peningkatan investasi akan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan pertumbuhan yang efektif. Sedangkan dari sisi penawaran, pertumbuhan investasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lebih banyak cadangan modal yang kemudian berkembang dalam peningkatan kapasitas produksi. Hasil penelititan ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Agung Nusantara dan Enny Puji Astutik (2001) dalam Jurnal yang berjudul Peranan Penanaman Modal Asing terhadap Petumbuhan Ekonomi Indonesia karena modal asing diarahkan untuk menggantikan
peranan
utang luar
negeri sebagai sumber
pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan perekonomian nasional. Jurnal dengan judul Pengaruh Ekspor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1980-2006 oleh Adrian Sutawijaya dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Zulfahmi (2010) serta penelitian yang dilakukan oleh Nenik Woyanti dan Mulyo Budi Setiawan dalam Jurnal Dampak Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pra dan Pasca Krisis Moneter yang menyatakan bahwa variabel Penanaman Modal Asing berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena investasi dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari sisi permintaan, peningkatan investasi akan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan pertumbuhan yang efektif.
Sedangkan
sisi
penawaran,
pertumbuhan
investasi
akan
merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lebih banyak cadangan modal yang kemudian berkembang dalam peningkatan kapasitas produksi. 2. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia Hasil regresi menunjukkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) selama periode pengamatan adalah utang tidak membawa pengaruh terhadap produk domestik bruto Indonesia dengan probabilitas yang tidak signifikan pada tingkat signifikasi 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa utang luar negeri pemerintah selama ini digunakan sebagai pelengkap bagi pembiayaan pembangunan atau sebagai sarana untuk mengisi
kesenjangan
dimanfaatkan
secara
tabungan maksimal
pemerintah oleh
ternyata
pemerintah
bagi
kurang tujuan
pembiayaan pembangunan sektor-sektor produktif, namun utang luar negeri pemerintah justru digunakan untuk menutupi kewajiban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
pembayaran cicilan pokok dan bunga hutang sebelumnya yang merupakan beban dari pengeluaran APBN (Basri, 2005 dalam Aditya, 2009). Menurut teori Ricardian Equivalence, bahwa kebijakan defisit anggaran
tidak mempunyai pengaruh terhadap perekonomian,
termasuk di dalamnya tingkat konsumsi, investasi, suku bunga, dan tingkat harga.
Utang pemerintah bersifat netral, tidak mempunyai
efek terhadap suku bunga, investasi, perdagangan, inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB).
3. Pengaruh Ekspor terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan hasil regresi, variabel Ekspor (EKS) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel ekspor menunjukkan tanda positif, yaitu sebesar 0,461676 dan signifikan pada tingkat signifikasi 5% yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini berarti jika ekspor naik sebesar 1 % maka produk domestik bruto Indonesia meningkat sebesar 0,4617 %. Variabel ekspor sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hasil regresi menunjukkan bahwa Ekspor (EKS) selama periode pengamatan adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hal ini disebabkan karena ekspor dapat menyebabkan penggunaan penuh sumber-sumber domestik sesuai dengan keunggulan komparatif (comparative advantage). Ekspor merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
sarana mengadopsi ide atau pengetahuan baru, teknologi baru, dan keahlian baru. Semakin besar nilai ekspor akan menyebabkan semakin tinggi kegiatan ekonomi suatu negara yang mendorong kenaikan produk domestik bruto Indonesia. Hasil dari penelitian ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adrian Sutawijaya dan Zulfahmi (2010) dalam Jurnal yang berjudul Pengaruh Ekspor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, yang menyatakan variabel ekspor
non
migas
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi karena ekspor non migas dapat merangsang aktifitas ekonomi masyarakat. Stefanus Aditya dalam Jurnal Pengaruh Utang Luar Negeri, Ekspor, dan Partisipasi Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (2009) menyatakan bahwa dalam jangka panjang ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia karena sektor ekspor tradisional seperti hasil perkebunan maupun perikanan cukup mampu dimanfaatkan sebagai momentum mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dari kesimpulan yang ada, diberikan saran sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan. Adapun kesimpulan pada penelitian meliputi diskripsi dari variabel yang diteliti dan hasil estimasi dari model analisis. A. Kesimpulan 1. Pengaruh penanaman modal asing terhadap produk domestik bruto Indonesia tahun 1985-2010 adalah positif yaitu sebesar 0,026672 dan signifikan pada tingkat signifikasi 5%. Hal ini berarti jika PMA naik sebesar 1 % maka produk domestik bruto Indonesia meningkat sebesar 0,0267 %. Variabel PMA sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. 2. Pengaruh ekspor terhadap produk domestik bruto Indonesia tahun 19852010 adalah positif yaitu sebesar 0,0461676 dan signifikan pada tingkat signifikasi 5% terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hal ini berarti jika ekspor naik sebesar 1 % maka produk domestik bruto Indonesia meningkat sebesar 0,4617 %. Variabel ekspor sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia.
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan Penanaman Modal Asing memberikan kontribusi bagi kenaikan nilai Produk Domestik Bruto, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif seperti penyederhanaan proses pengurusan izin-izin dan adanya keterpaduan koordinasi antar departemen, memperbaiki sarana dan prasarana infrastruktur yang menunjang. Kepastian hukum di Indonesia menjadi jaminan investor menanamkan modalnya di Indonesia. Perlunya peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan ketrampilan dan pendidikan berkualitas yang menunjang posisinya sebagai pekerja. Dengan upaya- upaya tersebut diharapkan dapat lebih menarik investor untuk menanamkan modalnya. 2. Hasil penelitian menujukkan Ekspor memberikan pengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia 1985-2010. Maka dari itu, pemerintah diharapkan memberikan kemudahan kepada eksportir dalam melaksanakan kegiatan ekspor berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku, menyederhanakan perijinan dokumen ekspor, memperbaiki sarana dan prasarana sektor perdagangan, memperlancar arus distribusi barang serta meningkatkan pengamanan pasar dalam negeri sehingga memudahkan proses ekspor. Disamping itu perlu dilakukan pula upayaupaya untuk mendorong peningkatan ekspor melalui pengurangan hambatanhambatan ekspor seperti pelonggaran atau penghapusan tata niaga berbagai komoditas.. Selain itu, peningkatan ekspor terutama ekspor non migas lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
diprioritaskan, guna mengurangi ketergantungan terhadap ekspor migas yang semakin menipis. 3. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan metode analisis Error Correction Model (ECM). Harapannya agar analisis yang dihasilkan lebih mendalam.
commit to user