PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TREMBESI (Samanea saman) DENGAN LEVEL BERBEDA PADA WAFER PAKAN KOMPLIT TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA DAN LIGNIN
SKRIPSI
OLEH :
DARWIS I111 11 338
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TREMBESI (Samanea saman) DENGAN LEVEL BERBEDA PADA WAFER PAKAN KOMPLIT TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA DAN LIGNIN
SKRIPSI
Oleh: DARWIS I111 11 338
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
i
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Darwis
NIM
: I111 11338
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa: a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama Bab Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau dikenakan sanksi akademik yang berlaku. 2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Makassar, Juli 2017
Darwis
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT atas segala limpahan karuniahNya berupa kesempatan, kemudahan dan kesehatan sehingga penulis mampu merampungkan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Daun Trambesi ( Samanea Saman ) Dengan Level Berbeda Pada Wafer Pakan Komplit Terhadap Kandungan Selulosa Dan Lignin“ Sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Petenakan Universitas Hasanuddin. Makassar Berjuta kenangan dan beribu warna mengisi hari – hari dalam menuntut ilmu dan mencari kearifan sains di Universitas tercinta ini, begitu banyak keikhlasan pengorbanan dan do’a yang takkan pernah terbatas hingga zaman berlalu. Untuk kaengku tercinta DORA serta mamaku yang terkasih SANARIA dengan segala kasih sayang dan kesabarannya yang selalu mengiringi perjalanan dalam menghadapi realita kehidupan serta memberikan dukungan baik moral, materil maupun do’a restunya kepada penulis. Untuk adik tersayangku Kartini yang selalu memberikan semangat tiada henti maupun do’a kepada kakaknya dari awal menapaki dunia hingga akhir masa hayatnya. Taklupa pula terima kasih buat kakak sepupuku Nuraeni memberikan motivasi maupun do’a kepada penulis dalam menyelesaikan masa studi di peternakan. Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis juga menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
iv
1. Dr. Ir Rohmiyatul Islamiyati, MP sebagai pembimbing utama dan Ir. Muhammad Zain Mide, MS selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan Skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. 3. Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Wakil Dekan I, Ibu Ir. Hastang, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A Syamsu, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. 4. Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja, MSc. Selaku penasehat akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan. 5. Bapak Ir. Muhammad Zain Mide, MS Bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo. MP., Ibu Marhamah Nadir, S.P, M.Si., Ph.D, dan Ibu Dr. Andi Mujnisa, S. Pt, MP selaku dosen pembahas yang telah banyak memberikan saran-saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini 6. Ibu Dr. Ir Rohmiyatul Islamiyati, MP. Terima kasih atas bimbingannya dari seminar jurusan hingga melakukan penelitian. Serta nasehat yang tak ternilai harganya. 7. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. 8. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama penulis berada di bangku kuliah.
v
9. Kepada lembaga tercintaku, MATERPALA FAPET UNHAS yang tak bisa saya lupakan bahwa saya pernah bernaung dibawahnya. Dan orang-orang yang ada didalamnya, saya tak akan melupakan bahwa kita pernah berproses sama-sama dalam lembaga ini. 10. Kepada Ayahanda di desa Tri Rukun Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dan Ibu Putu Santi selaku Ibu posko KKN Tematik angkatan 92 yang membantu dan memberikan motivasi selama proses KKN berjalan. 11. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil di Kampus Universitas Hasanuddin, telah menemani penulis di saat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. 12. Kepada teman-teman seperjuangan KKN Tematik angkatan 92, saudara Rahim, Dody, Dedi, Dayat, Fuad, zuhal, Asraf, serta saudari Awalia, Musyarafah Sofyan, Mba Sulis, Tri Nurhidayah, Putri serta Teman dari Universitas Gorontalo saudara Suroto dan Adrian yang selalu bekerja sama dalam menyelesaikan kegiatan selama 2 bulan, yang selalu memberikan yang terbaik selama kita bersama. 13. Kepada Kakanda SemaS,Pt yang telah membantu dan memberikan motivasi selama mengerjakan Seminar Jurusan sampai Skripsi. 14. Kepada teman PKL Nurhaidir S.Pt, Yusmar S.Pt, Kasman S.Pt, Raka S.Pt Adi Suryadi Sakri, Yunus, Ahmad yang telah banyak membantu selama berada di lapangan. 15. Kepada Bapak Andi Baso Lompengan dan kakak Ina yang yang selalu membantu dan mengarahkan kami selama dilapangan sampai selesainya laporan PKL kami.
vi
16. Kepada teman penelitian Muh Fajrul, Herdy Wibowo, Fian Selayar yang telah banyak membantu selama berada dilapangan sampai selesainya penulisan skripsi. 17. Kepada teman-teman dikandang Andi Zuaib( Ketua angkatan ), Muhammad Faisal Sade S.Pt. Muh.Yusuf S,Pt, Jihadul Fajri S,Pt, Muh. Adnan Hasyim, Muh Chaidir S.Pt, Muhammad Sukri S.Pt, Arditia S,Pt, Ibnu Thalib S,Pt Amir Hamsah, MuhNurhaliq, Nurhidayat, Alif Surya Firman, Ahmad, Akbar muvets, Wawan, Rahmat Ramadhan, Baharuddin ,Gunawan Busman, Arif Rahman Syukur, Abd Azis Malik, ,serta teman-teman yang tidak sempat saya tulis namanya saya mengucapkan banyak terima kasih yang mendukung dan memberikan do’a saran dan dorongan kepada penulis. 18. Kepada kakanda yang ada di materpala saya ucapkan banyak terima kasih, serta adinda-adindaku yang selalu memberikan bantuan untuk memperlancar penyusunan skripsisaya, serta suatu kebanggaan bagiku untuk bergabung dalam lembaga Materpala Fapet Unhas dan Senat. 19. Kepada saudaraku Muh. Adnam Hasyim, Adi Suryadi Sakri, yang selalu memberikan dukungan dan bantuaan di saat-saat saya membutuhkan sesuatu yang tidak bisa saya kerjakan sendiri. 20. Kepada teman-teman kelas D 2011, Nurhidayat, Ian, Muhammad Sukri, MuhNrhaliq, Amir Hamsah, NanangSyamjaya, Alif Surya Firman, Ruslan, Ahmad, Muh Akbar, Arif Rahman Syukur, Abd Asis Malik, Rahmat Ramadhan, Baharuddin, Adi Suryadi Sakri, Andi Fuad, Abi Rangga, Anas Odding, Yunus, Syamsul Mardi, Annisa Usman, Iskayani, Sitti Sarah, Kartina, Riska Eldiana, Lala Manganjo, Sitti Magfirah, Resky Ramadhani ayu soraya, handayani, serta anak-
vii
anak lain yang tidak sempat saya tulis namanya terima kasih atas segala cinta, pengorbanan, bantuan, pengertian, canda tawa, serta kebersamaannya selama ini. 21. Kepada kakanda-kakanda angkatan 2006, 2007,2008, 2009, 2010, yang masih membimbing saya selama masih kuliah baik dilaboratorium maupun dilembaga saya mengucapkan banyak terima kasih, serta adinda-adinda 2012, 2013, 2014, 2015, 2016 yang memberikan bantuan dalam pengerjaan skripsi ini. 22. Kepada teman2 yang ada dilaboratorium, terima kasih atas bantuannya selama berlangsungnya penelitian ini. 23. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini. Kepada
mereka
semua, penulis ucapkan, “jazakumullah khairan
kasiran”.Semoga amal baiknya di terima dan dilipat gandakan oleh Allah SWT.Jauh dari pada itu Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan.Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin….
Penulis
Darwis I111 11 338
viii
ABSTRAK Darwis I11111338. Pengaruh Penambahan Daun Trembesi (Samanea saman) Dengan Level Berbeda Pada Wafer Pakan Komplit Terhadap Kandungan Selulosa Dan Lignin. Dibawah bimbingan Rohmiyatul Islamiyati sebagai Pembimbing Utama dan Muhammad Zain Mide sebagai Pembimbing Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan selulosa dan lignin wafer pakan komplit d e n g a n penambahan daun trembesi (Samanea saman) dengan level berbeda. Penelitian ini dirancang berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 4 kali ulangan. Perlakuan P1= Kontrol (0% daun trembesi), P2= wafer pakan komplit dengan daun trembesi 10%, P3= wafer pakan komplit dengan daun trembesi 20%, P4= wafer pakan komplit dengan daun trembesi 30%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata(P<0,05) terhadap kandungan selulosa dan lignin. Disimpulkan bahwa nilai terbaik terdapat pada P2 dengan level 10% daun trembesi dimana kandungan lignin adalah (5.14%) dan selulosa adalah (13.81%).
Kata kunci: Daun trembesi, wafer pakan, selulosa dan lignin
ix
ABSTRACT Darwis I11111338. Effect of addition of trembesi leaves (Samanea saman) with levels in complete feed wafers to cellulose and lignin ontent. Under the guidance of Rohmiyatul Islamiyati as principal adviser and Muhammad Zain Mide as member adviser.
This study aimed to determine the content of cellulose and lignin complete wafer feed with the addition of trembesi leaves (Samanea saman) with different levels. This research was designed based on Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments 4 replications. Treatment P1 = Control (0% trembesi leaf), P2 = complete feed wafer with 10% trembesi leaves, P3 = complete feed wafer with 20% trembesi leaves, P4 = complete feed wafer with 30% trembesi leaves. The result of variance showed that the treatment had significant effect (P <0,05) on cellulose and lignin content. It was concluded that the best value was found in P2 with the level of 10% of the leaves of trembesi where the lignin content was (5.14%) and the cellulose was (13.81%). Key Words: Trembesi leaves, feed wafer, cellulose and lignin
xi
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN ...............................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................
iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................
v
ABSTRAK .............................................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL..................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xvi
PENDAHULUAN ..................................................................................
1
Latar Belakang ........................................................................................ Rumusan Masalah ................................................................................... Tujuan dan Kegunaan .............................................................................
1 2 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
4
Tumbuhan Trembesi (Samanea saman).................................................. Bahan Pakan Sumber Serat .................................................................... Bahan Pakan Sumber Energi ................................................................... Bahan Pakan sumber Protein .................................................................. Bahan Pakan Pelengkap .......................................................................... Wafer ........ .............................................................................................. Kandungan Selulosa dan Lignin ............................................................. Hipotesis ... ..............................................................................................
4 6 8 9 10 11 13 15
METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................
16
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. Materi Penelitian ..................................................................................... Metode Penelitian ................................................................................... Prosedur pembuatan wafer ......................................................................
16 16 16 18
xii
Parameter yang di ukur ........................................................................... Analisis Data ...........................................................................................
19 21
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Lignin Pakan Komplit Daun Trembesi ................................ Kandungan Selulosa Pakan Komplit Daun Trembesi .............................
22 23
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ............................................................................................. Saran......... ..............................................................................................
25 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
26
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman Teks
1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung 2013 -2015 Di Provinsi Sulawesi Selatan. ....................................... 2. Kandungan Nutrisi Tongkol Jagung. ............................................... 3. Komposisi Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan ........................... 4. Komposisi (%) dan Kandungan Nutrisi Pakan ................................ 5. Kandungan Nutrisi Tiap - Tiap Perlakuan ....................................... 6. Rerata hasil analisis selulosa dan lignin pakan lengkap dengan level berbeda pada wafer pakan komplit terhadap kandungan lignin dan selulosa...........................................................................
7 7 17 17 18
22
xiv
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman Teks
1. Pohon Trembesi (Samanea saman)...................................................... 2. Skema Pemisahan Bagian-Bagian Hijauan Segar Pemotongan (Forage)dengan Menggunakan Detergen ........................ 3. Prosedur Pembuatan Wafer ..................................................................
5 15 19
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman Teks
1. Hasil Perhitungan ................................................................................. 2. Dokumentasi Penelitian .........................................................................
31 33
xvi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pakan ternak menjadi pertimbangan utama pada usaha peternakan. Ketersediaan pakan sepanjang tahun merupakan persyaratan mutlak bagi kelangsungan usaha peternakan. Biaya untuk menyediakan pakan ini menempati porsi terbesar dalam biaya produksi mencapai 60-80%. Besarnya biaya tersebut ditentukan oleh jenis dan bangsa ternak yang dikembangkan. Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba dan kambing merupakan ternak herbivora yang memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak nonruminansia (unggas dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi. Oleh karena itu, ternak ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang banyak, seperti vegetasi alami, hijauan introduksi dan produk samping pertanian. Pakan mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak, dengan kandungan nutrisi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang baik. Kecukupan atau kesesuaian pakan untuk kebutuhan ternak tersebut selain ditinjau dari segi kuantitas, juga harus dari segi kualitasnya. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi atau mengurangi keterbatasan dalam memperoleh pakan yang memiliki kualitas yang baik dengan kuantitas yang mencukupi, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan beberapa bahan pakan yang dapat dijadikan sebagai pakan komplit. Pakan komplit merupakan suatu teknik pembuatan pakan dengan melalui proses perlakuan fisik dan suplementasi dari limbah pertanian, limbah
1
agroindustri dan tanaman atau hijauan. Proses pengolahannya meliputi pemotongan untuk merubah ukuran partikel bahan, pengeringan, penggilingan, dan pencampuran antara bahan yang berupa padatan maupun cairan, yang terdiri dari bahan pakan sumber protein, sumber energi, dan sumber serat. Pakan komplit memiliki bentuk pakan yang beragam, namun umumnya dikenal dua bentuk yaitu wafer dan pelet. (Nugroho dan Bunafit, 2013). Wafer merupakan suatu teknik pembuatan pakan dengan melalui proses perlakuan fisik dan suplementasi dari limbah pertanian, limbah agroindustri dan tanaman atau hijauan. Proses pengolahannya meliputi pemotongan untuk merubah ukuran partikel bahan, pengeringan, penggilingan, dan pencampuran bahan yang terdiri dari bahan pakan sumber protein, sumber energi, dan sumber serat.Retrani dkk (2009) menyatakan bahwa wafer adalah pakan yang telah di susun komposisi nutrientnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan ternak. Proses pembuatannya mengalami pemadatan dengan tekanan dan pemanasan, sehingga mempunyai bentuk, ukuran panjang dan lebar yang sama. Pengolahan bahan baku dengan pengawetan berupa pembuatan pakan dalam bentuk wafer pakan komplit mengandung daun trembesi dengan level yang berbeda, belum diketahui berapa persentase yang paling baik yang dapat dijadikan wafer dalam mempengaruhi nilai selulosa dan lignin suatu pakan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut. Rumusan masalah Pemanfaatan daun trembesi yang dijadikan wafer sebagai pakan komplit masih jarang dilakukan karena membutuhkan pengolahan tambahan. Pemberian
2
daun trembesi untuk dijadikan pakan perlu dibatasi dikarenakan palatabilitas yang daun trembesi yang masih rendah sehingga dapat menurunkan kualitas pakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut yaitu dengan mengetahui level pemberian
daun trembesi yang dapat
mempengaruhi kualitas pakan seperti kandunganselulosa dan lignin. Tujuan dan Kegunaan Tujuan penelitian ini yaitumengetahui wafer pakan komplit dengan panambahan daun trembesi dengan level berbeda terhadap kandungan selulosa dan lignin. Kegunaan penelitian ini yaitu sebagai sumber informasi kepada masyarakat khususnya peternak dalam menggunakan daun trembesi sebagai wafer pakan komplit.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan Trembesi (Samanea saman) Trembesi (Samaneasaman) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan, yang dapat tumbuh di daerah tropis dan pada tanah dengan drainase yang baik dengan ketinggian mencapai 20 - 25 meter. Di negara sub tropis tanaman trembesi dikenal dengan nama Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia), Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis), sedangkan di beberapa Negara Asia pohon ini disebut PukulLima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam), Vilaiti Siris (India). Bentuk batangnya tidak beraturan, dengan daun majemuk yang panjangnya sekitar 7-15 cm, sedangkan pada pohon trembesi yang sudah tua berwarna kecoklatan, permukaan kulit kasar, dan terkelupas. Bunga tanaman ini berwarna putih dengan bercak merah muda pada bagian bulu atasnya, panjang bunga mencapai 10 cm dari pangkal bunga hingga ujung bulu bunga. Bunga trembesi menghasilkan nektar untuk menarik serangga guna berlangsungnya proses penyerbukan. Buah trembesi berwarna coklat kehitaman ketika buah sudah masak, dengan biji tertanam dalam daging buah (Dahlan, 2010). Sariri (2011) salah satu hal yang dapat dimanfaatkan dari pohon trembesi adalah daunnya yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, dimana daun trembesi mempunyai kandungan protein kasar sebesar 20 - 23 %. Misbarullah (1993) melaporkan bahwa pemberian tepung daun trembesi dapat diberikan hingga pada level 5 % dalam ransum broiler. Prasad et al. (2008) melaporkan bahwa ekstrak daun trembesi dapat menghambat pertumbuhan bakteri
4
(Escherichia coli, Staphylococcus aureus, danCandida albicans) berdasarkan skrining fitokimia yang dilakuannya menunjukkan adanya senyawa metabolit sekunder yaitu tanin, selain tanin daun trembesi juga mengandung flavonoid, saponin, steroid, terpenoid, dan glikosida kardiak dalam ekstrak daun trembesi. Kandungan nutrisi daun trembesi adalah bahan kering 88,9%, protein kasar23,26%, serat kasar 20,25%, Lemak kasar 5,41%,
NDF52,2%,
ADF34,1%, ADL 15,1% dan abu 4,6% (Marhaeniyanto dan Susanti, 2014). Daunnya majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 cm. Memiliki daunnya majemuk dan menyirip ganda. Warna daun hijau dengan pada permukaan daun bagian bawah memiliki beludru, kalau di pegang terasa lembut. Memiliki tulang daun menyirip. Dalam
taksonomi
tumbuhan,
Staples
dan
Elevitch(2006)
mengklasifikasikan trembesi sebagai berikut: Kingdom Sub Kingdom Sub Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rosidae : Fabales : Fabaceae : Samanea : Samanea saman (Jacq.)Merr.
Gambar 1. Pohon Trembesi (Samaena saman (jacq.) (Dahlan, 2010) 5
Bahan Pakan Sumber Serat Tongkol jagung Tongkol jagung (Janggel jagung)
adalah hasil ikutan dari tanaman
jagung yang telah diambil bijinya dan merupakan limbah padat. Tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternative karena mudah didapat, kandungan nutrisinya memadai dan ketersediaannya cukup. Sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai pakan
ternak (Hidayat, 2012). Tongkol jagung atau
janggel, merupakan bagian dari buah jagung setelah biji dipipil. Kandungan nutrisi tongkol jagung berdasarkan analisis di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak meliputi kadar air, bahan kering, protein kasar dan serat kasar berturutturut sebagai berikut 29,54%; 70,45%; 2,67% dan 46,52% dalam 100% bahan kering (BK). Palatabilitas tongkol jagung yang rendah masih dapat dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia dengan pengolahan terlebih dahulu (Wardhani dan Musofie, 1991). Tongkol jagung mengandung lignoselulosa yang terdiri dari lignin, selulosa, dan hemiselulosa (Aylianawaty dan Susiani, 1985). Janggel atau tongkol kosong berbentuk batang berukuran cukup besar, sehingga tidak dapat dikonsumsi ternak jika diberikan langsung, oleh karena itu, untuk memberikannya perlu penggilingan terlebih dahulu (Suhartanto dkk, 2003). Adapun yang termasuk jenis hasil limbah tanaman jagung misalnya batang, daun jagung (kelobot) dan janggel jagung. Potensi tongkol jagung untuk pakan di Sulawesi Selatan cukup besar disajikan pada Tabel 1.
6
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung 2013 2015 Di Provinsi Sulawesi Selatan. No. Tahun Luas Panen (Hektar) Produksi (Ton) 1. 2013 274.046 1.250.203 2. 2014 289.736 1.490.990 3. 2015 295.115 1.528.414 Sumber : BPS Sulawesi Selatan, 2015. Limbah tanaman jagung terutama berupa batang, daun, kulit, tongkol atau janggel mencapai 1,5 kali bobot biji artinya bahwa jika dihasilkan 8 ton biji per ha maka sekaligus diperoleh 12 ton limbah yang dapat dijadikan pakan sapi, baik secara langsung maupun melalui pengolahan lebih dahulu (Faesal dan Akil, 2006). Selain itu, limbah jagung potensial ini dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan pakan komplit sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan. melimpah
pada saat
panen,
Limbah tanaman jagung biasanya
sehingga tidak setiap saat tersedia karena itu
diperlukan teknologi pengolahan limbah saat melimpah dan disimpan untuk persediaan pakan sapi
atau ternak ruminansia lainnya pada saat musim
kemarau (Maryono dan Romjali 2007). Adapun kandungan zat makanan tongkol jagung berdasarkan persentase bahan kering dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan Nutrisi Tongkol Jagung. Komponen Zat Bahan Kering Lemak Serat Kasar Protein Kasar BETN Abu Lignin ADF Sumber : (Murni, dkk. 2008).
Presentase % 90,0 0,7 32,7 2,8 33,36 1,5 6,0 32
7
Limbah tanaman jagung mempunyai nilai tambah sebagai pakan ternak baik dalam kondisi segar maupun sudah difermentasi. Perlakuan fermentasi pada limbah jagung dapat memberikan nilai tambah pada kandungan nutrisi dan daya penyimpananya, serta nilai ekonomi (Yulistiani, 2010). Nutrisi tanaman jagung dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bagian tanaman yang dipanen, cara penyimpanan meliputi kelembapan dan prosesing (Lardy, 2013). Bahan Pakan Sumber Energi Dedak Padi Dedak padi (ricebran) merupakan sisa dari penggilingan padi, yang dimanfaatkan sebagai sumber energi pada pakan ternak dengan kandungan serat627% (Hartadi, dkk. 1997).Kemudian ditambahkan oleh Grist (1972) bahwa proses pengolahan gabahmenjadi beras akan menghasilkan dedak padi sekitar 10%, menir sebanyak 17%, tepung beras 3%, sekam 20% dan berasnya sendiri 50%. Persentase tersebut sangat bervariasi tergantung pada varietas dan umur padi, derajat penggilingan serta penyosohannya. Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan kualitasnya bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras. Dedak padi digunakan sebagai pakan ternak, karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia. Menurut (Schalbroeck, 2001), produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi per tahun dapat mencapai 4 juta ton
8
dan setiap kuwintal padi dapat menghasilkan 18-20 gram dedak, sedangkan menurut Hidayat (2012) proses penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%. Protein dedak berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu sekitar 9-12% (Murni ,2008). Bahan Pakan Sumber Protein Tepung Rese / Limbah Udang Tepung limbah udang merupakan limbah industri pengolahan udang yang terdiri dari kepala dan kulitudang. Hasil analisis berdasarkan bahan kering bahwa tepung limbah udang mengandung 45,29% protein kasar, 17,59% serat kasar, 6,62% lemak, 18,65% abu, 13,16 BETN. Tepung limbah udang yang digunakan dalam ransum pakan buatan hanya sebesar 10% dan bila dipakai sebagai pengganti tepung ikan, maka tepung limbah udang mempunyai kelemahan, yaitu serat kasar tinggi dan mempunyai khitin (Anonim, 2007). Kandungan protein kasar yang tinggi dalam kulit udang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal karena adanya faktor pembatas dalam kulit udang, yaitu kandungan khitin yang tinggi. Kandungan khitin pada kulit udang yaitu 30% dari bahan keringnya.Protein yang terkandung dalam kulit udang berikatan erat dengan khitin dan kalsium karbonat (dalam ikatan protein-khitinkalsium karbonat) sehingga dalam penggunaanya pada ternak akan menurun, terutama dalam pencernaan (Purwaningsih, 2000).
9
Kebutuhan ternak akan protein menjadi salah satu hal yang krusial bagi peternak dewasa ini. Penggunaan sumber protein yang mahal menjadi salah satu kendala yang berdampak pada tingginya biaya produksi.Limbah udang mengandung protein kasar sekitar 25-40 persen, kalsium karbonat 45-50 persen dan kitin 15-20 persen.Selain sebagai sumber yang telah disebutkan, limbah udang sendiri mengandung karotinoid berupa astaxantin yang merupakan pro vitamin A untuk pembentukan warna kulit. Gambaran kandungan protein dan mineral yang cukup tinggi dari limbah udang, dapat dijadikan sebagai pakan alternatif untuk ternak (Muzzarelli dan Joles, 2000). Murdinah (1989), tepung kepala udang dibuat dari limbah udang yang masih mempunyai kandungan protein yang tinggi. Tepung kepala udang mempunyai kandungan protein 15 sampai 20%. Daging udang mengandung asam amino essensial seperti lisin, histidin, arginin, tirosin, triptofan, dan sistin. Bahan Pakan Pelengkap Mineral Merupakan zat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan hewan. Jika kekurangan zat mineral ini maka pertumbuhan dan kesehatan hewan terganggu. Beberapa zat mineral mempunyai fungsi untuk proses pertumbuhan, reproduksi dan untuk memelihara kesehatan. Jumlah zat mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk pertahanan dan pemeliharaan tubuh, tidak selamanya harus proporsional dengan jumlah mineral tersebut dalam tubuh. Agar pertumbuhan dan perkembangbiakan yang optimal, mikroba rumen membutuhkan 15 jenis mineral esensial yaitu 7 jenis mineral esensial makro yaitu Ca, K, P, Mg, Na, Cl dan S.
10
Mineral mikro ada 4 yaitu Cu, Fe, Mn, dan Zn dan 4 jenis mineral esensial langka yaitu I, Mo, Co dan Se (Siregar, 2008). Molases Molases merupakan hasil sampingan dari pengolahan gula tebu, molases sering disebut sebagai tetes atau pith.Molases memiliki bentuk yang cair dan berwarna coklat. Molases mengandung 50,232% bahan kering , 8,500% protein kasar dan 63% TDN (Wahyono dan Hardiyanto, 2004). Molases atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadi gula. Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan karbohidrat, protein dan mineralnya cukup tinggi sehingga bisa juga dijadikan pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai pakan pendukung. Disamping harganya murah, kelebihan lain tetes tebu terletak pada aroma dan rasanya (Murni dkk 2008 ) Molases dapat digunakan sebagai pakan ternak. Keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi (46 - 60% sebagai gula), kadar mineral cukup disukai ternak. Molases atau tetes tebu juga mengandung vitamin B kompleks dan unsur-unsur mikro yang penting bagi ternak seperti kobalt, boron, yodium, tembaga, mangan dan seng. Sedangkan kelemahannya adalah kadar kaliumnya yang tinggi dapat menyebabkan diare bila dikonsumsi terlalu banyak (Rangkuti,2009). Wafer Wafer adalah pakan sumber serat alami yang dalam proses pembuatannya mengalami pemadatan dengan tekanan dan pemanasan sehingga mempunyai
11
bentuk ukuran panjang dan lebar yang sama (Retrani dkk, 2009). Wafer dibuat dengan menggunakan mesin pengepres dengan bantuan panas dan tekanan. Komposisi zat makanan dibuat menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga diharapkan dapat disukai ternak (palatabel) dan dapat diberikan dengan maksimal serta dapat mengatasi kelangkaan hijauan pada musim kemarau. Keuntungan pengolahan bahan pakan dalam bentuk wafer (Coleman and Lawrence, 2000), yaitu: 1. Meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan, 2. Mengurangi tempat penyimpanan, 3.
Menekan biaya transportasi,
4. Memudahkan penanganan dan penyajian pakan, 5. Densitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi pakan yang tercecer, 6. Mencegah “de-mixing” yaitu penguraian kembali komponen penyusun pakan sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan standar, 7.
Memudahkan untuk mengontrol, memonitor, dan mengatur “feed intake” ternak,
8. Kandungan nutrient yang konsisten dan terjamin, 9. Mengurangi debu dan masalah pernafasan pada ternak. Pengolahan bahan pakan ternak dalam bentuk wafer memiliki keuntungan yang baik, akan tetapi pemberian wafer pada ternak harus disesuaikan dengan kebutuhan, hal ini dilakukan agar ternak tidak mengalami kelebihan berat badan maupun gangguan pencernaan (Coleman and Lawrence, 2000).
12
Kandungan Selulosa dan Lignin. Selulosa Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari rantai lurus unit glukosa yang mempunyai berat molekul tinggi. Selulosa lebih tahan terhadap reaksi kimia dibandingkan dengan glukan – glukan lainnya (Tillman dkk., 1998). Menurut Harris (1970), bahwa selulosa sukar dihancurkan dalam sistem pencernaan tetapi karena adanya mikroorganisme yang terdapat pada rumen ternak ruminansia sehingga selulosa mampu dicerna dan dimanfaatkan dengan baik. Hasil akhir dari pencernaan selulosa dalam rumen adalah asam lemak terbang (VFA) yang merupakan sumber energi utama bagi ternak ruminansia (Tillman dkk., 1998). Richana dkk (2004) bahwa selulosa terdiri dari dua bentuk yaituamorf dan kristal. Bagian amorf jika dihindrolisis akan larut sedangkan bagian Kristal tetap utuh dan sebagian lagi larut dalam larutan asam encer. Keadaan inilah yang menyebabkan enzim – enzim ternak monogastrik tidak mampu mencernanya kecuali enzim selulosa yang dihasilkan oleh mikroorganisme di dalam rumen ternak ruminansia. Lignin Lignin bukanlah golongan karbohidrat, tetapi sering berkaitan dengan selulosa dan hemiselulosa serta erat hubungannya dengan serat kasar dalam analisa proksimat, maka dimasukkan kedalam karbohidrat (Tillman dkk,1998). Lignin adalah suatu polimer senyawa aromatik yang sebagian besar tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik. Lignin tidak dapat diuraikan menjadi satuan monomer, karena bila dihidrolisis, monomer sangat cepat teroksidasi dan segera
13
terjadi reaksi kondensasi. Lignin adalah senyawa tiga dimensi yang disusun dari monomermetoksifenil propana. Pada kayu, lignin umumnya terdapat di daerah lamela tengah dan berfungsi pengikat antar sel serta menguatkan dinding sel kayu (Richana, 2004). Lignin merupakan bagian dari tanaman yang tidak dapat dicerna dan berikatan kuat dengan selulosa dan hemiselulosa (Tillman dkk1998). Menurut Van Soest, (1982) bahwa lignin merupakan bagian dari dinding sel tanaman yang tidak dapat dicerna, bahkan mengurangi kecernaan fraksi tanaman lainnya. Lebih lanjut Sutardi. (1980) menyatakan lignin berperan untuk memperkuat struktur dinding sel tanaman dengan mengikat selulosa dan hemiselulosa sehingga sulit dicerna oleh mikroorganisme. Sesuai dengan pendapat Van Soet (1976), bahwa lignin menghambat kecernaan hemiselulosa dan selulosa. Kadar lignin dalam tanaman bertambah dengan bertambahnya umur tanaman (Tillman dkk. 1998). Anggorodi (1984), menyatakan bahwa selulosa tidak dapat dicerna dan digunakan sebagai makanan kecuali pada hewan ruminansia yang mempunyai mikroorganisme selulolitik dalam rumen. Tingginya kadar lignin menyebabkan mikroba tidak mampu menguasai hemiselulosa dan selulosa secara sempurna (Crampton dan Haris, 1969). Analisis Van Soest merupakan sistem analisa bahan pakan yang relevan bagi ternak ruminansia, khususnya system evaluasi nilai gizi hijauan berdasarkan kelarutan dalam detergent (Sutardi, 1980). Van Soest (1982) melaporkan pembagian hijauan dengan sistem analisa detergent seperti tercantum padaGambar 2.
14
Bahan Makanan Neutral Detergent Solution
Isi Sel
NDF (Komponen Dinding Sel)
ADS (Acid Detergent Solution) (Hemiselulosa, dinding sel yang mengandung N)
ADF (Acid Detergent Insoluble Fiber) (Lignoselulosa) Dicuci dengan H2SO4
Soluble (Selulosa)
Acid Insoluble (Lignin) Lignin hilang dengan Pembakaran sampai menjadi Acid Insoluble (ASH) abu tak larut dalam asam.
Gambar2.Skema pemisahan bagian-bagian hijauan segar pemotongan (forage) dengan menggunakan detergent. Hipotesis Penambahan daun trembesi dengan level berbeda pada wafer pakan komplit diduga dapat mempengaruhi kandunganselulosa dan lignin
15
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017. Di Laboratorium Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dan di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tepung daun trembesi, tongkol jagung, dedak padi, tepung rese, molases, mineral, larutan ADS, larutan NDS, larutan decalin, hexan, aceton, air panas, Na 2SO4, dan H2SO4 72%. Alat yang digunakan antara lain: baskom, gunting, pisau, tempat penggilingan bahan, pencetak wafer, dandang, kompor gas, oven, talang, penggaris, dan timbangan pakan,cawan filtrasi (crusible), tanur, Metode Penelitian Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah : P1 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 % (Kontrol) P2 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10% P3 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 % P4 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
16
Komposisi nutrisi bahan pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Komposisi Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan (%) Bahan Pakan Kandungan Gizi % BK
PK
SK
LK
TDN
Ca
P
Tongkol Jagunga
90
3.5
25.38
0.5
48
0.12
0.04
Daun Trembesib
88.87
23.26
20.25
5.41
0
0
0
Dedak Padic
91.26
9.96
8.54
9.11
56.72
0
0
Mineral
0
0
0
0
0
16.5
5.2
Molasesd
82.52
3.06
0
0
86.63
0
0
Tepung Resed
91.4
45
17.59
6.62
6.3
7.76
1.31
Sumber : aPreston (2006), bMarhaeniyanto dan Susanti (2014), c Wahyono dan Hardianto (2004), dHartadi, dkk (1997).
Komposisi pakan pada setiap perlakuan, dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi (%) dan kandungan nutrisi pakan pada setiap perlakuan. Perlakuan Bahan (%) P1 P2 P3 P4 Tongkol Jagung
45
45
45
45
Tepung Daun Trembesi
0
10
20
30
Dedak Padi
34
29
24
19
Molases
5
5
5
5
Mineral
1
1
1
1
Tepung Rese
15
10
5
0
100
100
100
100
Total
Keterangan : P1 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 % P2 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10 % P3 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 % P4 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
17
Tabel 6. Kandungan nutrisi tiap-tiap perlakuan Kandungan Protein Kasar Serat Kasar Lemak Kasar Bahan Kering Ca P TDN
P1 11.18 16.63 3.33 88.95 2.67 0.49 41.27
Perlakauan P2 P3 11.25 11.23 16.68 16.64 3.41 3.49 88.84 88.73 1.85 1.03 0.35 0.21 40.01 40.85
P4 11.15 16.61 3.57 88.62 0.21 0.07 40.15
Prosedur Pembuatan Wafer Daun Trembesi dikeringkan melalui pengovenan (± 24 jam) kemudian digiling kasar. Semua bahan pakan ditimbang sesuai dengan kebutuhan, kemudian bahan dicampur dan diaduk sampai homogen. Kemudian bahan dipanaskan atau dikukus, setelah itu selanjutnya dilakukan pencetakan dengan menggunakan cetakan wafer. Semua bahan dicetak dengan menggunakan tekanan yang sama (200 – 300 Kg/cm2) agar seragam. Setelah di cetak dilakukan pengeringan atau pengovenan dengan suhu 65oCselama 24 jam dengan maksud agar semua wafer berada dalam kondisi dan berat yang konstan. Selanjutnya wafer yang telah melalui proses pengeringan, kemudian dilakukan pengamatan dan analisis.
18
Prosedur pembuatan wafer pakan komplit dapat dilihat pada Gambar 2. Daun Trembesi
Penggilingan
Bahan Pakan Yang Masih Kasar
Formulasi
Penimbangan
Pencampuran Bahan
Pengukusan Bahan
Pencetakan
Pengeringan/Pengovenan (65oC – (+24 jam))
Wafer Pakan Komplit
Parameter yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kandungan selulosa danlignin. Analisa selulosa dan lignin dilakukan dengan analisis Van Soest yang dianalisis menggunakan prosedur sebagai berikut (Van Soest, 1965) :
19
a.
Kadar Neutral Detergent Fiber (NDF) 1. Timbang contoh sebanyak 0,5 – 1 gram 2. Masukkan ke dalam Filter Crusible 30 ml, Por. 2 3. Tambah 100 ml larutan NDS, kemudian tutup rapat tabung tersebut 4. panaskan selama 1 jam (sekali-kali dikocok) dengan menggunakan api kecil. 5. saring dengan vacum pada fiber tech 6. Cuci dengan air panas berkali – kali, lalu bilas dengan 15 ml Aceton 7. Ovenkan pada suhu 1050C selama 8 jam atau semalaman 8. Dinginkan dalam desikator selama 1 jam kemudian timbang.
b.
Kadar Acid Detergent Fiber (ADF) 1. Timbang sampel lebih kurang 0,5 - 1 gram kemudian masukkan kedalam Filter Crusible dan letakkan pada Fiber Tech 2. Tambah 100 ml larutan ADS kemudian tutup rapat tabung tersebut 3. Panaskan selama 1 jam dengan menggunakan api kecil 4. Saring dengan vacum Fiber Tech 5. Cuci dengan air panas secukupnyalalu bilas dengan15 ml Aceton 6. Ovenkan pada suhu 1050C selama 8 jam atau semalaman 7. Dinginkan dalam deksikator lebih kurang 1 jam sampai konstan kemudian timbang.
20
Perhitungan : % Neutral Detergent Fiber (NDF) =c - b x 100%
a % Acid Detergent Fiber (ADF) = c - b x 100% a Keterangan : a = Berat sampel b = Berat Sintered glass kosong c = Berat sintered glass + residu penyaring setelah diovenkan Perhitungan : d-e Kadar Lignin = Keterangan d e a
x 100%
Berat sampel (a) : : Berat sebelum tanur : Berat sesudah tanur : Berat sampel % Selulosa = % ADF - % Abu yang tak larut - % Lignin
Analisis Data Data yang diperoleh dengan menggunakan sidik ragam sesuai dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Model matematikanya sebagai berikut (Gasperz, 1994) : Yij = µ + T i + ɛ ij Keterangan :Yij
= nilai pengamatan dari perlakuan pada penggunaan sumber protein ke- i dengan ulangan ke- j ( j = 1,2,3,4 )
µ
= nilai rata-rata umum
Ti
= pengaruh perlakuan ke- i ( i = 1,2,3,4 )
ɛ ij
= galat percobaan dari perlakuan ke- i dengan ulangan ke- j
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rerata hasil analisis selulosa dan lignin pakan lengkap dengan level berbeda pada wafer pakan komplit terhadap kandungan selulosa dan lignin pada Table 6 : Tabel 6. Rerata Hasil Analisis Selulosa dan Lignin Pakan Lengkap dengan Level Berbeda Pada Wafer Pakan Komplit Terhadap Kandungan Lignin dan Selulosa. Perlakuan Parameter P1
P2
P3
P4
Selulosa (%)
12.05±0.98a
13.81±0.49b
16.15±0.70c
17.07±1.07c
Lignin (%)
4.01±1.16a
5.14±0.17a
7.64±0.93b
10.64±1.22c
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). P1 = P2 = P3 = P4 =
Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 % (Kontrol) Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10% Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 % Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
Kandungan Selulosa Pakan Komplit Daun Trembesi Berdasarkan sidik ragam wafer pakan komplit dengan penambahan daun trembesi menunjukkan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan selulosa. Berdasarkan Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa perlakuan P4 menghasilkan kandungan selulosa yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 17.07%, kemudian disusul P3 (16.15%), P2 (13.81%), dan P1 (12.05%). P2 dengan 13.81% kandungan selulosa merupakan kadar terbaik jika dilihat dari kandungan lignin pada daun trembesi sehingga penggunaan selulosa dalam pakan sebaiknya mempertimbangkan kadar lignin. Hal ini sesuai dengan pendapat Murni dkk., (2008) yang menyatakan Selulosa dan hemiselulosa pada lignoselulosa tidak
22
dapat dihidrolisis oleh enzim selulase dan hemiselulase kecuali lignin yang ada pada substrat dilarutkan, dihilangkan atau dikembangkan terlebih dahulu Level pemberian yang rendah tidak memberikan peningkatan terhadap selulosa disebabkan karena kandungan selulosa merupakan komponen yang dapat dicerna oleh mikroba. Hal ini sesuai dengan pendapat Crampton dan Haris (1969), yang menyatakan bahwa hemiselulosa dan selulosa merupakan komponen dinding sel yang dapat dicerna oleh mikroba. Ditambahkan oleh Hakim (2005) bahwa komponen penyusun isi sel merupakan komponen yang mudah dicerna dan mudah larut seperti pati, protein, lemak, dan mineral mudah larut. Selulosa merupakan serat kasar yang terdapat pada hijauan. Selulosa merupakan sumber polisakarida atau bahan pakan sumber energi untuk menghasilkan VFA (Volatile Fatty Acid). Kandungan Lignin Pakan Komplit Daun Trembesi Berdasarkan sidik ragam wafer pakan komplit dengan penambahan daun trembesi menunjukkan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan lignin. Kandungan lignin pakan komplit daun trembesi pakan dapat dilihat pada Tabel 6. Kandungan lignin antar perlakuan berbeda nyata (P<0.05) berkisar antara 4.01% - 10.64%. Perlakuan P4 menghasilkan kandungan lignin yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 10.64%, kemudian disusul P3 (7.64%), P2 (5.14%), dan P1 (4.01%). Peningkatan kandungan lignin pada perlakuan P2, P3, dan P4, disebabkan karena adanya penambahan biomassa daun trembesi pada level yang berbeda yang akan mempengaruhi kadar lignin. Penambahan level daun trembesi akan semakin meningkatkan kandungan lignin, dikarenakan daun trembesi memiliki kandungan lignin yang cukup tinggi pada pakan. Lignin sering
23
di golongkan sebagai karbohidrat dikarenakan hubungannya dengan selulosa dan hemiselulosa dalam menyusun dinding sel, namun lignin bukan karbohidrat. Hal ini ditunjukkan oleh proporsi karbon yang lebih tinggi pada lignin, (Tillman dkk,1998) Salah satu yang mempengaruhi peningkatan lignin pada penelitian ini adalah adanya penambahan level daun trambesi pada tiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hutagaol (2012) bahwa, penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder sehingga dinding menjadi sangat tebal pada jaringan sklerenkim yang mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Perlakuan P2 mengandung kadar lignin 5.14% merupakan kadar maksimal lignin dalam pakan ruminansia yang lazim digunakan seperti jerami padi. Hal ini sesuai dengan pendapat Irawan (1997) yang menyatakan kandungan lignin pada jerami padi berkisar 6%. Kadar lignin pada perlakuan P2 (5.14%) dan kadar selulosa pada perlakuan P2 (13.81) dengan kadar selulosa sehingga terjadi kesinambungan kadar nutrisi pada daun trambesi sebelum diberikan kepada ternak ruminansia. Hal ini sesuai dengan pendapat Crampton, dkk (1969) yang menyatakan bahwa tingginya kadar lignin menyebabkan mikroba tidak mampu menguasai hemiselulosa dan selulosa secara sempurna. Ditambahkan oleh Van Soest, (1982) bahwa lignin merupakan bagian dari dinding sel tanaman yang tidak dapat dicerna, bahkan mengurangi kecernaan fraksi tanaman lainnya.
24
PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwawafer pakan komplit dengan penambahan daun trembesi (Samanea saman), nilai terbaik terdapat pada P2 dengan level 10% daun trembesi dimanakandungan lignin adalah (5.14%) dan selulosaadalah (13.81%). Saran Pemanfaatan wafer pakan komplit dengan penambahan daun trembesi (Samanea saman) untuk pengaplikasian ke ternak sebaiknya diberikan hingga pada level 10%.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Limbah udang pengganti ikan.http://www.poutryindonesia.com/ 10/ 11/2016: 1.
tepung
Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT GramediaPustaka Utama. Jakarta. Arief, R. 2001. pengaruh penggunaan jerami padi amoniasi terhadap daya cerna NDF, ADF dan ADS dalam ransum domba lokal. Jurnal Agroland. 8 (2) : 208-215. Aylianawaty dan E. Susiani. 1985. Pengaruhberbagai pre-treatment pada limbah tongkol jagung terhadap aktivitas enzim selulase hasil fermentasi substrat padat dengan bantuan Aspergillus niger. Available at http://www.lppm.wima.ac.id/ailin.pdf. Accession date: 15 April 2016. Bakrie, B., E. Manshur dan I. M Sukadana.2011 Pemberian berbagai level tepung cangkang udang ke dalam ransum anak puyuh dalam masa pertumbuhan (umur 1–6 minggu). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Fakultas Pertanian, Universitas Respati Indonesia, Jakarta.12 (1) : 58-68 Chumpawadee, S. and O. Pimpa, 2009. Effect of burma padauk (plerocarpusindicus), rain tree (Samanea saman ) and siamese rough bush (streblusasper) leaves as fiber sources in total mixed rationon in vitro fermentation. Asian Journal of Animal and Veterinary Advances, Mahasarakham University. Thailand. 4(2) : 1-8. Coleman, R.J. dan L.M. Lawrence. 2000. Alfalfa Cubes for Horses. Department of Animal Sciences; Jimmy C. Henning, Department of Agronomy. University of Kentucky Cooperative Extension Service. Kentucky. Crampton, E. W. dan L. E. Haris. 1969. Applied Animal Nutrition Ed. 1st The Engsminger Publishing Company. California. U.S.A. Dahlan, E.N. 2010. Trembesi Dahulunya Asing Sekarang Tidak Lagi. Bogor : IPB Press. Bogor Damayanthi, E dan E. D. Mudjajanto. 1995. Ilmu Gizi Ruminansia (edisi III). Penerbit PTGramedia. Jakarta Faesal dan M. Akil. 2006. Potensi Pengembangan biomas jagung untuk pakan ternak. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. Kendari, 18-19 Juli 2005.
26
Gasperz, V. 1994. Metode Rancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Teknik dan Biologi. Edisi IV. Penerbit cv. Armico. Jakarta. Hall, D. W. 1970. Handling and Strorage of food Grain in Tropical andSubtropical Areas. Fundamental of Ed Nutrition.2. Publish FAO. Rome. Haris, L. E. 1970. Nutrition Research Technique for Domestic and Wild Animal. Animal Science Department Utah State University, USA. Hartadi, H. ,A.D. Tillman, S. Reksohadiprodjo., S. Lebdosukojo. , L.C. Kearl. , dan L.E.Harris. 1997. Tabel-tabel dari komposisi bahan makanan ternak untuk Indonesia. Data Ilmu Makanan Untuk Indonesia.International. Hidayat, E, 2012. kualitas fisik dan kualitas nutrisi jenggel jagung hasil perlakuan dengan inokulan yang berbeda http://tehes89.blogspot.com/2012/12/kualitas-fisik-dan-kualitasnutrisi.html. Diakses pada tanggal 14 Juli 2014, Makassar. Irawan Sutikno. A. 1997. Pod Coklat Untuk Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Ishak, E. dan S. Amrullah. 1985. Ilmu dan Teknologi Pangan. Penerbit PT Gramedia Pustaka. Ujung Pandang. Kamal, M. 2004. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Laboratorium. Makanan Ternak. Jurusan Nustrisi dan Makanan Teranak. Fakultas Peternakan UGM. Yokyakarta. Lardy, G. 2013. Fedding Corn to Beef Cattle. Department Head Animal Sciences. North Dakota State University. Fargo. North Dakota. Marhaeniyanto, E. dan S. Susanti (2014). Kadar saponin daun tanaman yang berpotensi menekan gas metana secara invitro.Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Buana Sains. Malang. 14 (1) : 29-38. Maryono dan E. Romjali. 2007. Petunjuk teknis teknologi inovasi pakan murah untuk usaha pembibitan sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. IPB. Bogor. Misbarullah, A. (1993) Pengaruh penggunaan tepung eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan trembesi (Samanea saman Jacq.) dalam ransum terhadap konversi ransum dan nilai ekonomis pada broiler. (skripsi). Fakultas peternakan. Universitas hasanuddin. Makassar. 10-11.
27
Murdinah (1989) Studi stabiliats dalam air dan daya pikat pakan udang bentuk pellet (Tesis) Bogor. Fakultas pascasarjana institute pertanian bogor. Bogor. Hal. 22-25. Murni, R., Suparjo, Akmal, dan B. L. Ginting. 2008. Buku ajar teknologi pemanfaatan limbah untuk pakan. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi, Jambi. Muzzarelli, R.A.A and P.P. Joles. 2000. Chitin and Chitinases; Biochemistry of Chitinase. Switzerland, Bikhauser Verlag. Swiss. Nugroho, dan Bunafit. 2013. Dasar Pemograman Web PHP – MySQL dengan Dreamweaver. Yogyakarta : Gava Media. Nuroniah, H. S dan A.S. Kosasih. 2010. Mengenal Jenis Trembesi (Samanea saman) (Jacquin). Merr.) sebagai Pohon Peneduh. Jurnal Mitra Hutan Tanaman. Bandung. (1): 1-5 Purwaningsih, S., 2000. Teknologi Pembekuan Udang. Penebar Swadaya, Jakarta. Prasad, R.N., Viswanathan, S., Devi, J.R., Nayak Swetha, V.V.C., Archana, B.R Parathasarathy, N., and J. Rajkumar. 2008. Short communication, preliminar phyto chemical screening and antimicrobia activity of Samanea saman, Journal o Medicinal Plants Research. 2 (10) : 268-270. Preston, R.L. 2006. Feed composition tables. http://beefmag.com/mag/beef_ feed_composition. (20November 2016). Rangkuti, J. H. 2009. Produksi dan kualitas susu kambing peranakan etawah (Pe) pada kondisi tatalaksana yang berbeda. Departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Hal 145 – 150. Raghavendra, R., P. Ranganathan., V. Talwar., Z. Wang., dan Zhu, X. 2008. Chemical and potential aspects of anthocyanins-a water-soluble vacuolar flavonoid pigments: a review. IJPSRR, 6, pp.28–33. Retrani, Y., Widiarti, W., Amiroh, I. Herawati, L., K.B. Satoto, . 2009. Daya simpan dan palatabilitas wafer ransum komplit pucuk dan ampas tebu untuk sapi pedet. Prosiding Media Peternakan. Bogor. 130-136. Richana, N., P. Lestina dan T.T. Irawadi. 2004. Karakterisasi lignoselulosa: xi lan dari limbah tanaman pangan dan pemanfaatannya untuk pertumbuhan bakteri RXA III-5 penghasil xilanase. J. Penelitian Pertanian 23(3): 171176.
28
Sanchez, C. 2009. Lignocellulosic residues : biodegradation and bioconversion by fungi. Biotechnology Advances. 27:99-114. Sariri, A. 2011.Kandungan tumbuhan kihujan.http://sariri.kandungan tumbuhan kihujan/trambesi.html. (Diakses 20 Oktober 2016). Siregar, GS. 2008. Analisis Respon Penawaran Komoditas Jagung dalam Rangka Mencapai Swasembada Jagung di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor. Shcalbroeck. 2001. Toxicologikal evalution of red mold rice. DFG- Senate Comision on Food Savety. Ternak monogastrik. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. 16-17. Soesarsono. 1988. Teknologi Penyimpanan Komoditas Pertanian. Penerbit: Sinar Tani, Bogor. Staples, G.W. and C.R. Elevitch. 2006.Trembesi (Samanea saman) . ver. 2.1. In: Species Profiles For PacifIsland Agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR). Suhartanto, B., B.P. Widyobroto, dan R. Utomo.2003. Produksi ransum lengkap (completefeed) dan suplementasi undegraded proteinuntuk meningkatkan produksi dan kualitasdaging sapi potong. Laporan Penelitian IlmuPengetahuan Terapan (Hibah Bersaing X/3).Lembaga Penelitian Universitas GadjahMada.Yogyakarta. Penerbit Wartazoa. 14 (3) :116-.124. Suparjo, K. G. Wiryawan, E. B. Laconi, dan D. Mangunwidjaja.2009. Perubahan komposisi kimia kulit buah kakao akibatpenambahan mangan dan kalsium dalam biokonversidengan kapang Phanerochaete chrysosporium. Med. Pet.32:204-211. Sutardi. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Sutardi,T.1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tillman, A. D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Van Soest P. J. 1976. New Chemical Methods for Analysis of Forages for The Purpose of Predicting Nutritive Value.Pref IX International Grassland Cong.
29
Van Soest, P. J. 1982. Symposium on factors influencing voluntary intake of herbage by ruminant: volunter intake in relation to chemical composition and digestibility. Journal of Animal science. 24 : 834-843. Wahyono. D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan sumber daya pakan lokal untuk pengembangan usaha sapi potong. Jurnal Lokakarya Sapi Potong.Grati. Pasuruan. : 66-76. Wardhani, N. K. dan A. Musofie. 1991. Jerami jagung segar, kering dan teramoniasi sebagai pengganti hijauan pada sapi potong. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati. 2. (1):1-5. Widayati, E. dan Y. Widalestari. 1996. Limbah Untuk Pakan Ternak. Trubus Agrisana. Surabaya. Yulistiani. 2010. Teknologi perbaikan nutrient tongkol jagung sebagai pakan ternak untuk meningkatkan produktivitas ruminansia. Buletin Peternakan. Bogor. 35(3):173-185.
30
Lampiran I Kandungan Selulosa Descriptive Statistics VAR00001
Mean
Std. Deviation
N
p1
12.0575
.98922
4
p2
13.8125
.48911
4
p3
16.1550
.70505
4
p4
17.0700
1.07744
4
Total
14.7738
2.16884
16
Source
Type III Sum of Squares
ANNOVA Df
Mean Square
F
Sig.
61.931a
3
20.644
28.714
.000
3492.219
1
3492.219
4857.472
.000
61.931
3
20.644
28.714
.000
Error
8.627
12
.719
Total
3562.777
16
70.558
15
Corrected Model Intercept VAR00001
Corrected Total
Homogeneous Subsets Duncan VAR00001
Subset
N 1
Duncana
2
3
p1
4
p2
4
p3
4
16.1550
p4
4
17.0700
Sig.
12.0575 13.8125
1.000
1.000
.153
31
Kandungan Lignin
Descriptive Statistics Std. Deviation
VAR00001
Mean
N
p1
4.0100
1.16610
4
p2
5.1425
.79261
4
p3
7.6475
.93010
4
p4
10.6400
1.22352
4
Total
6.8600
2.79254
16
ANNOVA Type III Sum of Squares
Df
Mean Square
103.923a
3
34.641
31.853
.000
Intercept
752.954
1
752.954
692.353
.000
VAR00001
103.923
3
34.641
31.853
.000
Error
13.050
12
1.088
Total
869.927
16
Corrected Total
116.974
15
Source Corrected Model
F
Sig.
Homogeneous Subsets Duncan Subset VAR00001
N 1
Duncana
p1
4
4.0100
p2
4
5.1425
p3
4
p4
4
Sig.
2
3
7.6475 10.6400 .151
1.000
1.000
32
Lampiran II Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Pengambilan dan Penjemuran Daun Trembesi
Gambar 2. Penggilingan Daun Trembesi
33
Gambar 3. Pencampuan dan Pencetakan Wafer
Gambar 5. Pencetakan wafer pakan komplit.
34
Gambar 6. Wafer pakan komplit dan analisis Lignin dan Selulosa
Gambar 7. Analisis Lignin, Selulosa dan penimbangan gelas ukur.
35
Gambar 9. Analisis Lignin dan Selulosa
Gambar 10. hasi data
36