Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
PENGARUH PEMBERIAN KUNIR PUTIH TERHADAP PENURUNAN ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE Evi Susiyanti Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan Email :
[email protected]
ABSTRAK Tanaman kunir putih (Curcuma zedoaria) merupakan tumbuhan berwarna hijau dengan ketinggian mencapai dua meter. Tanaman tradisional ini banyak digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah asam urat. Kejadian asam urat banyak terjadi pada usia menopause dikarenakan pada usia menopause terjadi peningkatan komponen darah yang mengakibatkan kadar asam urat menjadi lebih sering tinggi. Berdasarkan fenomenal tingginya asam urat pada wanita menopause di Puskesmas Ngempit, dilakukan penelitian untuk mengungkap tentang pengaruh pemberian kunir putih (curcuma zedoaria) terhadap penurunan asam urat pada wanita menopause di Desa Pukul Kecamatan Kraton Kabupate Pasuruan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain pre experiment rancangan pra-paska tes dalam satu kelompok (one group pre-post test design) dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan paired samples t-test dengan taraf kesalahan α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, ditunjukkan bahwa sebelum diberikan kunir putih, ibu menopause memiliki rata-rata kadar asam urat yang tinggi sebesar 6,78 mg/dl. Setelah diberikan kunir putih, rata-rata kadar asam urat ibu menopause mengalami penurunan dengan rata-rata kadar asam urat sebesar 5,01 mg/dl. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji paired t-test, ditunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian kunir putih terhadap penurunan asam urat pada wanita menopause. Kata Kunci : Kunir Putih, Asam urat, menopause
Halaman | 10
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
PENDAHULUAN Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesterone dari indung telur. Proses berlangsung tiga sampai lima tahun yang disebut masa klimakterium atau perimenopause, Beda lagi dengan menopause yaitu jika orang tidak lagi menstruasi selama 1 tahun. Umumnya terjadi pada usia 50-an tahun. Sebagaimana awal haid, akhir haid juga bervariasi antara perempuan yang satu dengan yang lainnya (Mangoenprasodjo, Setiono, 2007). Sejak usia 40 tahun, ovarium menjadi kurang responsif terhadap hormon pituitary yang mengendalikannya, mengurangi jumlah hormon ovarium yang dihasilkan, dan mengubah jumlah estrogen dan progesterone yang dihasilkan. Penurunan dan bahkan kehilangan sekresi estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan endokrin yang terjadi selama masa klimakterium dan pasca menopause. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup, produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadi menopause (Purwoastuti, 2008). Salah satu akibat dari penurunan estrogen pada menopause adalah meningkatnya penumpukan asam urat dalam tubuh. Estrogen dalam tubuh membantu proses pengeluaran asam urat melalui urine, estrogen menurun pada wanita menopause maka tidak ada yang membantu mengeluarkan asam urat melalu urine, kadar asam urat tetap meningkat dalam tubuh Kejadian asam urat banyak terjadi pada usia menopause dikarenakan pada usia menopause terjadi peningkatan komponen darah yang mengakibatkan kadar asam urat menjadi lebih sering tinggi dan sulit untuk di turunkan kalau tidak dengan mengonsumsi obat penurun asam urat secara rutin. Data yang diperoleh dari Puskesmas Ngempit Kab Pasuruan di ketahui bahwa dalam 1 bulan lebih dari 15 orang yang memeriksakan asam urat dan hasilnya di atas normal tetapi jarang di antara mereka meminta obat kepada puskesmas untuk memulihkan kadar asam uratnya, 75% dari mereka adalah wanita dengan usia menopause atau di atas 50 tahun, Survey juga dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20-25 Februari 2014 di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan pada 10 Responden Wanita Menopause di dapatkan 8
diantaranya yang menderita asam urat dan jarang diantara mereka yang memeriksakan asam uratnya di Petugas kesehatan. Hal ini mengakibatkan tingginya kejadian Asam urat pada wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan tahun 2015. Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak), yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat (Sustrani, Lany, 2004). Hampir semua makanan terdapat kandungan purin, zat yang menjadi penyebab penyakit asam urat (gout). Tubuh kita menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan tubuh setiap hari, sehingga kebutuhan purin dari makanan hanya berkisar 15 persen. Masalahnya, seringkali konsumsi purin dalam makanan berlebihan, sehingga ginjal tidak dapat mengatur metabolismenya dengan baik. Menurut hasil penelitian American Institute Cancer Report ( New York Time ) 1 Juni 2002 dan juga oleh pakar Fakultas Farmasi ataupun PAU Bioteknologi serta PPOT UGM Yogyakarta dalam kunir putih ini dapat menurunkan kadar asam urat. Kunir putih merupakan salah satu obat tradisional yang mudah sekali kita jumpai di sekitar tempat tinggal kita, Kunir putih digunakan untuk pengobatan asam urat karena banyak mengandung ALP/Anti Lipid Peroksidasi yang sangat berkhasiat Menetralisir/ mengurangi kelebihan asam nukleat didalam tubuh, Kurkuminoid dan minyak asiri dengan senyawa feruloil dan 4hidroksi sinamoil yang ada di dalamnya bersifat antioksidan dan anti inflamasi. Tanaman kunir putih merupakan tumbuhan berwarna hijau dengan ketinggian mencapai dua meter. Tanaman tradisional ini banyak digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit, diantaranya gangguan limpa; ayan; perut kembung; cacingan, wasir, tumor, TBC, sakit gigi, luka memar, dan asam urat. Bagian yang digunakan adalah rimpang kunir putih. Kandungan kimia dari rimpang kunir putih dilaporkan merupakan suatu senyawa aktif yang disebut RIP (ribosome in activating protein). Kurkuminoid dan minyak asiri dengan senyawa feruloil dan 4-hidroksi sinamoil yang ada di dalamnya bersifat antioksidan dan anti inflamasi. Senyawa lain yang ada adalah golongan seskuiterpenoid, Halaman | 11
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
antara lain beta-kurkumen, ar-kurkumen, dehidrokurdion, furanogermanen, zederon, dan ALP/Anti Lipid Peroksidasi (Hernani, 2006). Berdasarkan fenomenal tingginya asam urat pada wanita menopause di Puskesmas Ngempit tahun 2015 yang dapat mengakibatkan nyeri sendi hebat, pembekakan sendi, peradangan sendi dll. Hal ini merupakan masalah yang darurat, Bedasarkan data di puskesmas Ngempit, kejadian ini belum pernah diteliti sehingga memenuhi kaedah originalitas tema, bedasarkan pertimbangan waktu, tenaga, kasus, jumlah kasus, kompetensi, dimungkinkan untuk dilakukan penelitian dapat membawa manfaat baik bagi responden, puskesmas, masyarakat, institusi kesehatan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengungkap tentang pengaruh pemberian kunir putih (curcuma zedoaria) terhadap penurunan asam urat pada wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kabupaten Pasuruan tahun 2015. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pre experiment rancangan pra-paska tes dalam satu kelompok (one group pre post test design). Dalam penelitian ini menggunakan teknik total populasi dengan seluruh jumlah sampel sebanyak 15 orang. Uji statistic parametris secara bivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah Paired Sample TTest karena membandingkan dalam 2 kelompok yaitu sebelum dan setelah perlakuan. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Umur di Desa Pukul Kec Kraton Kab. Pasuruan Tahun 2015. Umur
f
%
50 - 55 tahun
4
26.7
56 - 60 tahun
8
53.3
> 60 tahun
3
20.0
Total 15 Sumber : Data Primer Tahun 2015.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan. Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase (%)
IRT
9
60.0
Wiraswasta
4
26.7
PNS
2
13.3
TOTAL 15 Sumber : Data Primer Tahun 2015.
100.0
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 9 responden (60%) adalah IRT Tabel 3 Kadar Asam Urat Darah Sebelum Diberi kunir putih pada wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan. Kadar Asam Urat Darah (dalam mg/dl)
FN
Mea Media SD SE n n
1 6 1 5 6.87 6.80 6.1 1 6.2 1 6.3 1 6.6 1 6.8 3 6.9 1 7 1 7.1 2 7.6 1 7.8 1 8 1 Sumber : Data Primer Tahun 2015.
0.6 0.1 0 5
Berdasarkan pada pada tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum diberikan kunir putih, rata-rata kadar asam urat dalam darah pada wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan sebesar 6,87 mg/dl dengan median sebesar 6,80 mg/dl, standar deviasi sebesar 0,60 mg/dl dan standar error sebesar 0,15 mg/dl. Dari uraian tersebut ditunjukkan bahwa rata-rata wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan semuanya memiliki kadar asam urat yang tinggi.
100.0
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa 53,3% (8 responden berada di rentang usia 56-60 tahun).
Halaman | 12
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Tabel 4 Kadar Asam Urat Darah Setelah Diberi kunir putih pada wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan. Kadar Asam Urat Darah (dalam mg/dl)
Mea Media FN SD SE n n
1 3.9 2 5 5.01 5.00 4.1 1 4.3 1 4.6 1 4.7 1 4.8 1 5 2 5.1 1 5.7 1 5.9 1 6 2 6.1 1 Sumber : Data Primer Tahun 2015.
0.7 0.2 8 0
Berdasarkan pada pada tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa setelah diberikan kunir putih, rata-rata kadar asam urat dalam darah pada wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan sebesar 5,01 mg/dl dengan median sebesar 5,00 mg/dl, standar deviasi sebesar 0,78 mg/dl dan standar error sebesar 0,20 mg/dl. Dari uraian tersebut ditunjukkan bahwa rata-rata wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan semuanya memiliki kadar asam urat normal. Tabel 5 Perbandingan Kadar Asam Urat Darah Sebelum dan Setelah Diberi kunir putih pada wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan. Kadar Asam Urat Sebelu Sesud m ah 6.2
4.1
6.8
4.3
6.8
4.7
7.6
3.9
7.1
5
6
3.9
6.8
4.8
7
6
7.1
6
7.8
5.7
Mea Media pSD SE n n value Sebelu 0.6 0.1 m 6.87 6.80 0 5 0.000 Sesud 0.7 0.2 ah 5.01 5.00 8 0
8
5.9
6.9
4.6
6.3
5.1
6.1
6.1
6.6 5 Sumber : Data Primer Tahun 2015
Berdasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan uji t didapatkan p-value sebesar 0,000. P-value kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat sebelum dan setelah diberikan kunir putih dimana rata-rata kadar asam urat setelah diberikan kunir putih lebih rendah. Atau dengan kata lain, dari pengujian dengan menggunakan paired t-test didapatkan kesimpulan bahwa pemberian kunir putih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar asam urat pada wanita menopause. PEMBAHASAN Pada pembahasan ini akan dibahas antara hasil penelitian dengan jawaban dari masalah dan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kunir putih terhadap penurunan kadar asam urat pada wanita menopause yang meliputi identifikasi kadar asam urat sebelum dan setelah diberi kunir putih serta analisa pengaruh pemberian kunir putih dengan kadar asam urat pada wanita menopause. 1. Kadar Asam Urat Sebelum Pemberian Kunir Putih Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan sebelum dilakukan pemberian kunir putih, rata-rata kadar asam uratnya sebesar 6,873 mg/dl (melebihi dari 6,0 mg/dl). Secara deskriptif juga ditunjukkan bahwa 100% berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan kunir putih, semua wanita menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan memiliki kadar asam urat yang tinggi. Sebagian besar responden berada pada rentang usia 56-60 tahun dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja). Hal ini menunjukkan bahwa usia yang semakin tua (usia lanjut) serta kurangnya aktivitas sehari-hari meningkatkan kadar asam urat dalam Halaman | 13
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
darah. Menurut Felson (2004), asam urat dapat terjadi pada semua umur dari kanakkanak sampai usia lanjut. Dan gangguan asam urat akan meningkat dengan meningkatnya umur. Dalam hal ini menunjukkan bahwa pada wanita menopause cenderung beresiko mengalami penyakit asam urat karena berkurangnya produksi estrogen yang berperan dalam pengeluaran asam urat melalui ginjal dengan mengurangi jumlah reabsorbsi asam uratnya. Sehingga jumlah asam urat yang diekskresikan akan meningkat dari pada jumlah asam urat yang direabsorbsi. 2. Kadar Asam Urat Setelah Pemberian Kunir Putih Setelah diberikan kunir putih sebanyak 1x sehari selama 2 minggu, ditunjukkan adanya penurunan kadar asam urat dengan rata-rata kadar asam urat sebesar 5,007 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata ibu menopause di Desa Pukul Kraton Kab Pasuruan mengalami penurunan kadar asam urat setelah diberikan kunir putih, meskipun ada 3 orang (20%) yang masih berada dalam kategori tinggi karena kadar asam uratnya lebih dari 6,0 mg/dl. Selain faktor pemberian kunir putih, penurunan kadar asam urat juga dipengaruhi oleh patuhnya wanita menopause dalam mengkonsumsi makanan kaya purin, antara lain daging, baik daging sapi, babi, kambing, atau makanan dari laut (seafood), kacangkacangan, bayam, jamur, dan kembang kol (Lany, 2004). Sebagaimana dari hasil analisis disebutkan bahwa masih terdapat 3 orang yang masih berada dalam kategori tinggi karena kadar asam uratnya lebih dari 6,0 mg/dl. Hal ini terjadi karena wanita menopause tersebut kurang patuh dalam mengkonsumsi makanan kaya purin. 3. Perbandingan Kadar Asam Urat Sebelum dan Setelah Pemberian Kunir Putih Berdasarkan hasil pengujian secara parametrik dengan menggunakan uji paired t-test didapatkan p-value kurang dari 0,05. Dari pengujian ini ditunjukkan bahwa pemberian kunir putih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar asam urat pada wanita menopause. Penurunan kadar asam urat ini dikarenakan kerja kandungan kunir putih dalam menurunkan kadar asam urat.
Kandungan fungsional kunir putih yang bekerja langsung terhadap kadar asam urat adalah Anti Lipid Peroksidasi, Kurkuminoid dan minyak asiri dengan senyawa feruloil dan 4-hidroksi sinamoil. Kemampuan senyawa tersebut dalam menurunkan asam urat adalah dengan menetralisir/ mengurangi kelebihan asam nukleat di dalam tubuh, bersifat antioksidan dan anti inflamasi (Hernani, 2006). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa sebelum diberikan kunir putih, ibu menopause memiliki rata-rata kadar asam urat yang tinggi dengan kadar asam urat sebesar 6,78 mg/dl. Setelah diberikan kunir putih, rata-rata kadar asam urat ibu menopause mengalami penurunan dengan rata-rata kadar asam urat sebesar 5,01 mg/dl. DAFTAR PUSTAKA Ali,
Baziad. 2006. Menopause dan Andropause, Edisi 1. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Harjo
Anies, Dr. dr. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan dari Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta : Puspa Swara Effendi. 2009. Obat Herbal Asam UratRheumatik tersedia dalam http://obatasamurat-rheumatik.blogspot.com. Hariana, H. Arief. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3. Jakarta : Penebar Swadaya Hernani. 2006. Tanaman Antioksidan. Jakarta : Penebar Swadaya Hidayat.2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: SalembaMedika Iskandar. 2008. Rematik & Asam Urat. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer Kurnia, Dewi. 2009. Solusi Tepat Berantas Asam Urat. Yogyakarta : Cemerlang Publishing Lukas, Tresno Adi. 2006. Tanaman Obat & Jus untuk Asam Urat dan Rematik. Jakarta : Agro Media Halaman | 14
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
Mangoenprasodjo, A. Setiono. 2004. Siapa Takut Menopause. Yogyakarta : Thinkfresh Muaris, Hindah. 2007. Makan Sehat & Lezat di Masa Menopause Dessert. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta. Purwoastuti, Th. Endang. 2008. Menopause, Siapa Takut ?. Yogyakarta : Kanisius Rukmana, H.Rahmat. 2004. Temu-Temuan Apotik Hidup di Pekarangan. Yogyakarta : Kanisius Sadewo, Bambang. 2004. Tanaman Obat Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta : Agro Medika Pustaka
Sustrani, Lany. 2006. Asam Urat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Syahrazad, dr. Irawan. 2010. Cara Mudah Menakhlukaan Asam Urat. Yogyakarta : OCTOPUS Utomo, Prayugo. 2005. Pengobatan Secara Tradisional dan Modern. Jakarta : Apresiasi Penyakit Varney, Helen et al. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta: EGC Wijayakusuma, Hembing. 2006. Atasi rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta : Puspa Swara Winarto, Widisi P. 2006. Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta : Agro Media
Halaman | 15