PENGARUH PEMBERIAN FERMENTASI DEDAK DAN RAGI ROTI TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia magna Haris Luthfi1), Nawir Muhar2), Mas Eriza) 1)
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang Email :
[email protected]
ABSTRACT This research began on 5 May 2014 until of 3 June 2014. Place of maintenance in Hatchery in Pariaman city. The aimed is to know the influence of provision fertilizer that is different to growth of population of Daphnia magna, and also to produce maximum population of daphnia magna. The method that used in this research will be done is the experimental methods. The design of the research used in this study is Complete Random Design consisting of 3 treatments and 4 repeatings. The treatment is: treatment A = the provision of fermentation bran + 2 500 gr yeast bread, treatment B = the provision of fermentation bran 500 gr + 4 gr yeast bread , treatment C = the provision of fermentation bran + 6 500 gr yeast bread. Obtained data analyzed by One-Way Anova while the analysis of the main components and using software diskriminan spss version of the analysis of 13. Of the results of the analysis of one-way anova showed that the mean density of Daphnia magna for all treatments markedly dissimilar. The highest was obtained in treatment A (the provision of fermentation bran 500 gr + 2 gr the leaven of bread) is 753,93 ind/L reached the height of the population on the day of 6th followed by treatment B (the provision of fermentation bran 500 gr + 4 gr the leaven of bread) 150,96 ind/L reached the height of the population on the day of 7th and the lowest is in treatment of C (the provision of fermentation bran 500 gr gr + 6 of the leaven of bread) 83,07 ind/L reached the height of the population in the day all 8. Key Word : Daphnia magna, Fertilizer, Fermentation, Yeast Bread, Population PENDAHULUAN
Untuk mengatasi kematian pada stadia larva,
Latar Belakang
maka harus disiapkan makanan pengganti
Budidaya Perikanan saat ini mengalami
yang cocok untuk larva ikan.
kendala dalam perkembangannya, terutama
Kebutuhan
Daphnia
dalam usaha pembenihan ikan.Permasalahan
meningkat
terutama
yang sering timbul adalah tingginya tingkat
pembenihan ikan. Daphnia magna
kematian pada fase larva ikan. Hal ini
belikan dalam bentuk segar dan dalam
umumnya disebabkan kekurangan makanan
bentuk beku. Daphnia magna terutama yang
pada masa kritis, yaitu fase pergantian
segar, sampai saat ini masih didapat dari
makanan dari kuning telur ke makanan lain.
hasil budidaya. Budidaya Daphnia magna
magna di
semakin pusat-pusat dijual
1
tidak terlepas dari peranan pakan dan
terjamin sepanjang waktu. Zooplankton ini
kualitas air media (lingkungan) budidaya.
juga mudah dikultur dengan biaya yang
Pakan yang diberikan biasanya berupa
relative rendah. Dalam budidaya 70 % biaya
bahan anorganik, organik (kotoran ternak),
yang dikeluarkan adalah untuk kebutuhan
fitoplankton (Chlorella sp.) atau bakteri.
pakan.
Bakteri sebagai pakan bagi Daphnia magna
berupa kotoran hewan dapat digunakan
memerlukan
yang
sebagai salah satu alternatif untuk menekan
sesuai untuk dapat tumbuh dan berkembang.
biaya pengeluaran tersebut. Karena, selama
Untuk
ini limbah tersebut belum termanfaatkan
lingkungan
menumbuhkan
perairan
bakteri
dapat
Pemanfaatan
dilakukan dengan mengkondisikan media
secara
budidaya
terbuang
Daphnia magna agar sesuai
optimal, begitu
limbah
sebagian saja,
peternakan
diantaranya
sehingga
sering
dengan kebutuhan Daphnia magna dan
merusak lingkungan akibat menghasilkan
bakteri.
bau yang tidak sedap. Tanpa kita sadari
Daphnia magna yang sering dimanfaatkan
kotoran hewan ternak tersebut dapat bersifat
sebagai pakan alami untuk benih ikan air
komersial dan juga ramah lingkungan. Salah
tawar baik ikan konsumsi maupun ikan hias.
satu jenis pemanfaatannya adalah digunakan
Zooplankton
sebagai pupuk organik.
ini
memiliki
beberapa
keunggulan, antara lain : (a) ukurannya
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber
sesuai dengan bukaan mulut benih ikan, (b)
pupuk organik sangat mendukung usaha
mudah dicerna oleh benih ikan sebab
budidaya khususnya pada saat pembenihan.
mengandung enzim pencernaan, (c) nilai
Dalam
nutrisinya tinggi, kandungan asam amino
digunakan sebagai sumber nutrisi pada
essensial dan asam lemak essensial Daphnia
pakan alami. Menurut Mudjiman (1998)
magna hampir sama dengan Artemia sp.
agar benih ikan dapat tumbuh sehat dan
Selain itu pemberian Daphnia magna hidup
dapat hidup sampai fase dewasa harus
tidak menyebabkan penurunan kualitas air.
diberikan pakan alami. Salah satu pakan
Daphnia sp. juga memiliki kemampuan
alami
berkembangbiak dengan cepat dalam waktu
budidaya ikan yaitu Daphnia magna.
yang relatif singkat, umur mulai beranak
Salah satu metode kultur Daphnia magna
antara 4 – 6 hari, sehingga ketersediaannya
yang sering digunakan adalah metode
pembenihan,
yang
sering
pupuk
digunakan
organik
dalam
2
pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah
dedak dan ragi roti terhadap pertumbuhan
pupuk
populasi Daphnia magna.
organik
(Ivleva,
1973
dalam
Casmuji, 2002). Pupuk organik dapat berfungsi sebagai sumber makanan secara langsung
untuk
Daphnia
magna
dan
Manfaat Penelitian Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
organisme makanan ikan lainnya atau
memberikan informasi mengenai pupuk
diuraikan oleh bakteri menjadi bahan-bahan
yang optimal dalam budidaya Daphnia
organik yang merangsang pertumbuhan
magna
fitoplankton dan zooplankton (Boyd, 1982
pembudidaya.
dalam Casmuji, 2002).
serta
dapat
diaplikasi
para
Metodologi
Pupuk organik yang bisa digunakan untuk kultur Daphnia magna adalah kotoran ayam, kotoran
sapi,
kotoran
kambing/domba.
Kandungan unsur–unsur hara dalam kotoran hewan ternak pada umumnya mengandung Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Nitrogen dan Fosfor
berperan
penting
dalam
Waktu dan Tempat Penelitian ini dimulai pada tanggal 5 Mei 2014 sampai dengan tanggal 3 Juni 2014. Tempat pemeliharaan dilakukan di Balai Benih Ikan Kota Pariaman. Bahan
menumbuhkan fitoplankton sebagai pakan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
Daphnia
Kalium
adalah Daphnia magna, Dedak, Ragi roti.
berfungsi untuk menambah daya tahan
Daphnia magna yang digunakan berasal dari
terhadap penyakit.
hasil budidaya di Balai Benih Ikan Kota
Sehingga dari kandungan unsur hara pada
Pariaman. Jumlah Daphnia magna yang
kotoran hewan ternak tersebut, maka layak
digunakan dalam penelitian ini yaitu 20
dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga
ekor/bak. Untuk dosis yang akan digunakan
fermentasi dedak dan ragi roti tersebut dapat
adalah Dedak 500 gr/bak, Ragi roti 2 gr, 4
termanfaatkan untuk meningkatkan biomass
gr, & 6 gr/bak.
Daphnia magna.
Alat
Tujuan Penelitian
Alat yang digunakan terdiri dari Bak Beton
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang terletak semi outdoor yang berukuran
mengetahui pengaruh pemberian fermentasi
100cm x 50cm x 60cm, Air yang akan
magna.
Sedangkan
3
digunakan pada saat penelitian setinggi
ԑij = Pengaruh sisa pada satuan percobaan ke- j yang mendapat perlakuan ke- i
40cm. Alat lain yang digunakan adalah Aerator beserta perlengkapannya, Hand Counter, Plankton net, Thermometer, Alat sampling (Botol film, sendok, cawan petri,
Hipotesis dan Asumsi Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ho : Tidak ada pengaruh pemberian
mangkuk, saringan,dll). Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan
fermentasi
dedak
dan
terhadap
pertumbuhan
ragi
roti
populasi
Daphnia magna.
adalah metoda eksperimen. Hi : Ada Pengaruh pemberian fermentasi
Perlakuan dan Rancangan
dedak
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
pertumbuhan
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL)
yang
terdiri
dari
dan
ragi
roti
populasi
terhadap Daphnia
magna.
3
perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan
Asumsi – asumsi yang digunakan dalam
tersebut adalah :
penelitian ini adalah
Perlakuan A : Pemberian Fermentasi Dedak 500 gr + 2 gr Ragi Roti Perlakuan B : Pemberian Fermentasi Dedak 500 gr + 4 gr Ragi Roti Perlakuan C : Pemberian Fermentasi Dedak 500 gr + 6 gr Ragi Roti Secara
matematis
model
umum
rancangannya adalah : Yij = µ + τI + ԑij
1. Pengaruh genetik dianggap sama 2. Pengaruh lingkungan dianggap sama Prosedur Kerja 1. Tahap – tahap pembuatan fermentasi Dedak + Ragi roti sebagai berikut :
Dedak halus terlebih dahulu disaring menggunakan saringan santan yang berguna untuk memisahkan dedak yang kasar dengan dedak yang halus,
Keterangan :
setelah itu dedak halus ditambahkan
Yij = Hasil Pengamatan dari unit percobaan yang mendapat perlakuan ke- i pada ulangan ke- j µ = Nilai tengah umum τI = Pengaruh perlakuan ke- i
dengan ragi roti yang dengan dosis yang sudah ditetapkan
4
Selanjutnya
dedak
yang
telah
diberikan ragi roti diaduk secara
4. Selama pemeliharaan Daphnia magna
demi sedikit hingga didapatkan pasta
akan dilihat peningkatan populasinya
dedak (adonan yang kalis).
setiap 2 hari sekali. Sampel diambil dan tersebut
kemudian dituangkan ke dalam cawan
diletakkan di ember baskom dan
petri untuk dilakukan pengamatan dan
ditutup rapat dengan menggunakan
perhitungan jumlah populasi.
Setelah
itu
yang
adonan
lebih
kecil,
dan
5. Perhitungan dilakukan sebanyak empat
didiamkan selama 8 sampai 10 jam.
kali dalam setiap setiap ulangan. Hasil
Setelah didiamkan adonan dedak
perhitungan kemudian dikonversikan ke
tersebut
dalam satuan liter untuk mengetahui
akan
dikarenakan
menggembung adanya
proses
kelimpahan
Selanjutnya adonan fermentasi dedak dimasukkan ke dalam karung.
beton yang berukuran 100cm x 50cm x 60cm, kemudian diisi air setinggi 40cm.
populasi
Peubah Yang Diamati
kelimpahan dari suatu populasi Daphnia magna dengan rumus yang dikemukakan Michael, (1984) :
Sebelum wadah diisi dengan air, wadah dibersihkan
puncak
Pada penelitian ini yang akan diamati adalah
2. Wadah yang akan digunakan berupa bak
tersebut
dan
Daphnia magna.
fermentasi terhadap dedak.
selama satu bulan.
merata dan ditambahkan air sedikit
ember
pemeliharaan tersebut dan dipelihara
n = a x c x 1000
dengan
L
menggunakan sikat, lalu dikeringkan selama 1 hari. Air yang akan digunakan terlebih
dahulu
di
filter
dengan
menggunakan plankton net supaya tidak ada plankton lain yang masuk ke dalam wadah pemeliharaan.
Keterangan : n = Kelimpahan Daphnia magna (Jumlah Daphnia magna/L) a = Jumlah rata-rata Daphnia magna dalam 1 mL c = mL plankton pekat volume air tersaring L = Volume sampel air tersaring
3. Setelah air sudah mencapai ketinggian 40cm, induk Daphnia magna dapat dimasukkan
ke
dalam
wadah 5
Analisa Data
Ho
Kriteria untuk menentukan hasil dalam
mengetahui perbedaan antar perlakuan maka
penelitian ini
dilakukan dengan uji lanjut Duncan.
didasarkan pada jumlah
individu per liter. Data perkembangan populasi Daphnia magna dianalisis secara Anava. Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa F hitung < F tabel pada taraf 95% berarti tidak ada pengaruh pemberian pupuk yang berbeda pada pertumbuhan Daphnia magna, Ho diterima dan Hi ditolak. Jika F hitung > F tabel pada taraf 95% berarti ada pengaruh pemberian pupuk yang berbeda pada pertumbuhan Daphnia magna,
ditolak
dan
Hi
diterima.
Untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Populasi Daphnia magna Hasil pengamatan pertumbuhan populasi Daphnia magna pada semua perlakuan yaitu pada media dedak ditambah dengan ragi roti dengan
dosis
yang
berbeda
selama
penelitian rata-rata pertumbuhan Daphnia magna seperti pada tabel 1 dan gambar 3 dibawah ini.
Tabel 1. Rata - rata pertumbuhan populasi harian Daphnia magna Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Perlakuan A (ekor) 95 195 478 745 1012 1595 1295 1187 1020 870 728 595 437 303
Perlakuan B (ekor) 20 28 78 170 203 262 295 270 228 187 162 103 78 28
Perlakuan C (ekor) 20 20 20 45 70 70 112 170 153 145 112 103 70 53
6
Gambar 1. Grafik pertumbuhan harian Daphnia magna. Pada
gambar
dilihat
bahwa
beberapa kali lipat dalam jangka waktu
Daphnia
magna
tertentu karena adanya proses reproduksi.
setiap perlakuan membentuk kurva sigmoid
Pada perlakuan A (pemberian fermentasi
yang
fase
dedak 500 gr + 2 gr ragi roti) fase
eksponensial, fase statisioner dan fase
eksponensial terjadi pada hari ke-1 sampai
collapse. Fase adaptasi merupakan tahap
hari ke-6. Sedangkan untuk perlakuan B
penyesuaian terhadap media kultur, dan
(pemberian fermentasi dedak 500 gr + 4 gr
pada perlakuan A (pemberian fermentasi
ragi roti) fase eksponensial terjadi pada hari
dedak 500 gr + 2 gr ragi roti) fase adaptasi
ke-3 sampai hari ke-7 dan perlakuan C
terjadi
langsung
(pemberian fermentasi dedak 500 gr + 6 gr
populasi.
ragi roti) fase eksponensial terjadi pada hari
pertumbuhan
terdiri
pada
mengalami
1
dapat
populasi
dari
hari
fase
adaptasi,
ke-1
peningkatan
dan
Sedangkan untuk perlakuan B (pemberian
ke-4 sampai hari ke-8.
fermentasi dedak 500 gr + 4 gr ragi roti) fase
Fase stationer merupakan fase dimana sudah
adaptasi terjadi pada hari ke-0 sampai hari
tidak terjadi
ke-2 dan perlakuan C (pemberian fermentasi
individu pada media kultur. Pada perlakuan
dedak 500 gr + 6 gr ragi roti) fase adaptasi
A (pemberian fermentasi dedak 500 gr + 2
terjadi pada hari ke-0 sampai hari ke-3.
gr ragi roti) tidak terjadi fase stationer
Fase eksponensial adalah fase dimana
diamana setelah hari ke-6 puncak populasi
terjadinya penambahan jumlah individu
kurva terus menunjukan penurunan populasi
lagi
pertambahan jumlah
7
sampai hari ke-14 dan memasuki fase
individu
collapse. Untuk perlakuan B (pemberian
(Radiopoetro, 1983 dalam Zahidah, 2011).
fermentasi dedak 500 gr + 4 gr ragi roti) fase
Dari
stationer terjadi pada hari ke-7 sampai hari
menunjukan bahwa kepadatan rata – rata
ke-8 setelah itu mulai memasuki fase
Daphnia magna pada masing – masing
collapse sampai akhir penelitian. Sedangkan
perlakuan
berbeda
nyata
pada perlakuan C (pemberian fermentasi
Kepadatan
tertinggi
didapatkan
dedak 500 gr + 6 gr ragi roti) fase stationer
perlakuan A (pemberian fermentasi dedak
terjadi pada hari ke-9 sampai hari ke-10
500 gr + 2 gr ragi roti) yaitu 754 ind/L
kemudian setelah itu lansung mengalami
mencapai puncak populasi pada hari ke-6
fase collapse hingga akhir penelitian.
diikuti dengan perlakuan B (pemberian
Dalam kondisi pakan yang cukup Daphnia
fermentasi dedak 500 gr + 4 gr ragi roti) 151
muda (juvenil) akan tumbuh berganti kulit
ind/L mencapai puncak populasi pada hari
hingga
dan
ke-7 dan yang terendah pada perlakuan C
parthenogenesis,
(pemberian fermentasi dedak 500 gr + 6 gr
sehingga terjadi lagi penambahan jumlah
ragi roti) 83 ind/L mencapai puncak
menjadi
bereproduksi
indivdu
secara
dewasa
menjadi
hasil
beberapa
analisis
One
kali
Way
lipat
Anova
(P<0,05). pada
populasi pada hari ke- 8. Tabel 2. Rata – rata kepadatan Daphnia magna (ind/L) selama penelitian. Perlakuan
Kepadatan rata- rata ind/L 754 ±437,747
A
151±95,227
B
83±50,500
C
b
b
a
Hari Puncak Populasi 6 7 8
Ragi roti menghasilkan enzim fitase yang
demikian pemanfaatan nutrisi yang ada pada
dapat
yang
dedak padi dapat dimanfaatkan secara
terdapat pada dedak padi menjadi inositol
maksimal untuk kebutuhan Daphnia magna.
fosfat, mio inositol dan fosfat anorganik
Fungsi makanan memiliki peranan penting
(Hariyatun et al., 2010). Dedak padi yang
sebagai nutrisi dalam pertumbuhan populasi
difermentasi dengan ragi roti (B. subtilis)
Daphnia magna dimana sebagai aktifitas
dapat meningkatkan lisin melalui aktifitas
kimiawi dan fisiologis terjadi didalam tubuh
biosintesis
individu itu sendiri seperti pertambahan
menghidrolisis
(Poejiani,
asam
fitat
1994).
Dengan
8
bobot, panjang dan populasi dari Daphnia
memiliki
magna (Stoner and Usinger, 1957).
pemeliharaan
Pada
bahan organik, sisa hasil metabolisme
penelitian
ini
populasi
tertinggi
sifat
racun
berasal
dari
dekomposisi
diantaranya
roti paling sedikit. Hal ini diduga karena
pemupukan pakan yang tidak dimanfaatkan
adanya batasan terhadap kandungan fospor
oleh Daphnia sp.
yang terlalu tinggi dapat menghambat
Sitohang
pertumbuhan
Untuk
pemberian dedak hasil fermentasi ragi
yang
(Saccharomyces cerevisiae) sebesar 125
optimal diperlukan konsentrasi fosfat pada
mg/L memberikan pertumbuhan populasi
kisaran 0,27 – 5,51 mg/L dan akan menjadi
dan biomassa Daphnia yang terbaik dimana
faktor pembatas apabila kurang dari 0,02
puncak populasi terjadi pada masa kultur 12
mg/L (Alaert dan Sri, 1984). Sedangkan
hari sebanyak 177 individu.
mencapai
untuk
magna.
pertumbuhan
perlakuan
Perlakuan kepadatannya
C
B
plankton
(151±95,227)
(83,09±50,500) semakin
rendah
dan yang
dengan
(2012),
dan
media
terdapat pada perlakuan A dengan dosis ragi
Daphnia
urine
dalam
feses,
menyatakan
serta
bahwa
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
bertambah besarnya dosis ragi roti hal ini
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
diduga karena penambahan dedak dan ragi
disimpulkan :
roti yang berfungsi sebagai pupuk organik
1. Perlakuan
yang
terlalu banyak dan tidak dapat dimanfaatkan
diperlihatkan
dengan baik oleh Daphnia magna sebagai
(pemberian fermentasi dedak 500 gr
makanan sehingga menyebabkan makanan
+ 2 gr ragi roti) yaitu 754 ind/L
tersebut menumpuk. Pakan yang menumpuk
mencapai puncak populasi pada hari
dan
akan
ke-6 diikuti dengan perlakuan B
menjadikan sifat racun. Hal ini dapat dilihat
(pemberian fermentasi dedak 500 gr
dari
media
+ 4 gr ragi roti) 151 ind/L mencapai
perlakuan berubah menjadi agak sedikit
puncak populasi pada hari ke-7 dan
keruh dan berbuih. Pernyataan tersebut
yang terendah pada perlakuan C
didukung oleh Mubarak (2009), dalam
(pemberian fermentasi dedak 500 gr
mengendap
didasar
masing-masing
penelitianya
air
kandungan
wadah
dalam
amoniak
oleh
tertinggi perlakuan
A
yang 9
+ 6 gr ragi roti) 83 ind/L mencapai puncak populasi pada hari ke- 8. 2. Pertumbuhan maksimal diperlihatkan pada hari ke 6 pada perlakuan A yaitu 500 gr dedak + 2 gr ragi roti. Saran Untuk menghasilkan dan mempertahankan jumlah individu, disarankan penambahan pupuk
mulai
pada
hari
ke-7.
Untuk
menghasilkan pertumbuhan populasi yang lebih optimal perlu adanya penumbuhan fitoplankton pada media penelitian. DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G dan Sri. 1984. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Anna
Poedjiadi,
1994.
Dasar-Dasar
Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta. Casmuji. 2002. Penggunaan Supernatan Kotoran Ayam dan Tepung Terigu Dalam Budidaya Daphnia Sp. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mubarak, A.S. 2009. Pemberian dolomit pada kultur Daphnia sp sistem daily feeding pada populasi daphnia sp dan kestabilan kualitas air. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 1(1): 67-72. Mudjiman, A. 1998. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Sitohang, R. V. 2012. Pengaruh Pemberian Dedak Padi Hasil Fermentasi Ragi (Saccharomyces cerevisiae) terhadap pertumbuhan biomassa Daphnia sp. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 3. No 1. Snell, T. W., 1991. Improving the design of mass culture systems for the rotifer, Brachionus plicatilis. In Fulks, W. & K. L. Main (eds), Rotifer and Microalgae Culture Systems, Proceedings of a U.S.– AsiaWorkshop. The Oceanic Institute, Honolulu, Hawaii: 61–71. Stoner and Usinger. 1957. General Of Zoology. Mc. Graw Hill Book Company, Inc. Zahidah dkk. 2012. Pertumbuhan Populasi Daphnia spp yang Diberi Pupuk Limbah Budidaya Karamba Jaring Apung (KJA) di Waduk Cirata yang Telah Difermentasi EM4. Jurnal Akuatika vol II (1). Hal 84-94.
Hariyatun. Sari, M., Putro, E. W., Ridwanulloh, A.M. 2010. Produksi Fitase Oleh Aspergillus ficuum dengan Fermentase Substrat Padat Untuk Aplikasinya dalam Pakan Akuakultur. Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI. Jakarta.
10