PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE Dinaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email :
[email protected] Pendahuluan : Asam urat (uric acid) adalah asam yang terbentuk pada pemecahan nukleoprotein dalam jaringan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Gundih, didapatkan data menopause pada bulan Januari sampai Februari 2015 adalah sebanyak 244 orang. Menopause yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan adalah sebanyak 206 orang dan yang mengalami asam urat adalah sebanyak 45 orang (21,84%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause di Kelurahan Gundih. Metode: Penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan rancangan onegroup pre – test and post – test design. Populasinya adalah seluruh menopause yang menderita asam urat di kelurahan Gundih yaitu sebanyak 45 orang dengan sampel 16 orang ditentukan dengan rumus Vederal.. Variable dalam penelitian ini adalah pemberian air rebusan daun salam dan kadara sam urat. Teknik sampling adalah purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah lembar observasional. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar asam urat sebelum pemberian air rebusan daun salam adalah sebesar 7,806mg/dl, sedangkan rata-rata kadar asam urat responden setelah pemberian seduhan daun alpukat adalah sebesar 5,850 mg/dl. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai Z = -3,601, p value sebesar 0,000, dimana p value kurang dari 0,05 ( 0,000 < 0,05 ) menunjukan bahwa ada Pengaruh pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause DiKelurahan Gundih.. Diskusi: Mengingat pentingnya menjada kestabilan kadar asam urat pada wanita menopause oleh karena itu solusi pemberian rebusan daun salam dapat dijadikan pilihan karena daun salam mengandung minyak atsiri, tanin dan flavonoid. Kata Kunci : Rebusan Daun Salam. Kadar asam Urat, Menopause PENDAHULUAN : Asam urat (uric acid) merupakan asam yang terbentuk pada pemecahan nukleoprotein dalam jaringan. Asam urat juga merupakan hasil akhir metabolisme purin yang di ekskresikan ke dalam urin. Senyawa ini relatif tidak larut dalam air dan jumlah asam urat yang berlebihan dalam urin cendrung menimbulkan batu kemih. Faktor yang menyebabkan penyakit asam urat yaitu pola makan, faktor kegemukan dan lain-lain. Diagnosis penyakit asam urat dapat ditegakan berdasarkan gejala yang khas dan ditemukannya kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Selain itu pengobatan asam urat dapat dilakukan dengan meningkatkan ekskresi melalui ginjal. Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria diatas 30 tahun. Hal ini disebabkan karena pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi dibanding wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru meningkat setelah menopause. Pada wanita usia reproduksi kadar asam urat tetap dalam keadaan normal karena memiliki hormon estrogen yang cukup tinggi,
hormon ini membantu ginjal dalam mengeluarkan asam urat darah melalui kencing. Namun pada masa menopause pembentukan hormon estrogen mengalami penurunan sehingga terjadi peningkatan produksi asam uarat di dalam tubuh (Misnadiarly, 2007). Dari waktu ke waktu jumlah pederita asam urat cenderung meningkat. Penelitian di Sulawesi Selatan menunjukan bahwa penderita asam urat menyerang 10% penduduk laki-laki dan 4% penduduk perempuan (Anonim, 2007). Prevalensi asam urat di Amerika Serikat sekitar 2,6% dalam 1000 kasus, dan 10% kasus asam urat terjadi pada hiperurisemia sekunder. Sedangkan Indonesia kajadian hiperurisemia menduduki urutan keda terbanyak setelah osteorithis (Fitria, 2008). Menurut Achmad (2008) kejadian asam urat di dunia tercatat sebanyak 47. 150 jiwa orang, kejadian asam urat tersebut menyerang pada usia pertengahan yaitu usia 40 tahun sampai 59 tahun, angka tersebut diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020. Asam urat sudah 2
dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manausia. Berdasarkan data asam urat di dunia pada tahun 2014 tercatat Indonesia merupakan negara ke empat didunia yang paling banyak menderita asam urat. Asam urat di Indonesia diketahui diderita sekitar 35% pria dibawah 34 tahun (Buletin Natural). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tahun 2015 yaitu wanita menopause usia 45-59 tahun terdapat 29.061 orang, yang berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 13.703 orang. Jumlah wanita menopause yang menderita asam urat yaitu sebanyak 1.516 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penelitidi Kelurahan Gundih, didapatkan data menopause pada bulan Januari sampai Februari 2015 sebanyak 251 orang. Menopause yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan sebanyak 206 orang dan yang mengalami asam urat adalah sebanyak 45 orang (21,84%). Hal ini menunjukan bahwa masih ada kejadian asam urat pada menopause yang berada di Kelurahan Gundih. Faktor yang menyebabkan penyakit asam urat yaitu pola makan, faktor kegemukan dan lain-lain. Selain itu faktor penyebab lainnya yaitu usia, hormone dan penurunan fungsi ginjal di dalam tubuh. Pada menopause terjadi penurunan hormon dan penurunan fungsi ginjal tersebut sangat berpengaruh terhadap kadar asam urat di dalam tubuh. Ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dengan baik sehingga terjadi pengendapan asam urat secara menerus di dalam tubuh (Dalimartha, 2011). Selain itu adanya perilaku hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan mengandung purin tinggi, konsumsi alkohol, obesitas, kurang istrahat serta beraktivitas yng terlalu berat (Aminah, 2012). Tingginya kadar asam urat dalam darah dapat menyebabkan menopause mengalami nyeri, bengkak, merah dan terasa panas pada bagian sendi yang terserang. Apabila kadar asam urat yang tinggi tersebut tidak dilakukan pengobatan, maka dapat menyebabkan terjadinya gout artritis kronis, sehingga terjadi kelumpuhan karena persendian kaku dan tidak bisa ditekuk lagi. Untuk mengurangi kadar asam urat yang tinggi di dalam darah tersebut maka perlu dilakukan pengobatan seperti terapi farmakologi dan non farmakologi.
Diagnosis penyakit asam urat dapat ditegakan berdasarkan gejala yang khas dan ditemukannya kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Selain itu pengobatan asam urat dapat dilakukan dengan meningkatkan ekskresi melalui ginjal. Pengobatan asam urat dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu pengobatan non farmakologis ialah mengkonsumsi tumbuhan herbal yang diyakini mampu menurunkan kadar asam urat. Beberapa contoh tumbuhan herbal yang berkhasiat menurunkan kadar asam urat seperti daun salam, daun seledri, sambiloto, jambu biji, jati belanda, cabe jawa, temulawak, jahe merah, kunyit, mengkudu (Wijayakusuma, 2002). Di masyarakat asam urat dsebut dengan encok, merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi. Allopurinol merupakan obat sintetik yang sangat efektif untuk mengobati asam urat, namun allopurinol dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya seperti nefropati, reaksi alergi, kerusakan hati sehingga diperlukan obat hipourisemik yang memiliki yang lebih tinggi. Salah satu kandungan daun salam yang dikenal khasiatnya untuk menghilangkan gejala inflamasi, serta mampu menurunan kadar asam urat dalam darah adalah flavonoid (Hustiantama, 2002). Daun salam dalam pengobatan asam urat dapat dilakukan dengan minum rebusan 10 lembar daun segar yang direbus (Fitri, 2015). Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh rebusan daun salam terhadap kadar asam urat. METODE PENELITIAN
Penelitian ini berdasarkan lingkup penelitian termasuk jenis penelitian Inferensial Kuantitatif. Berdasarkan tempat penelitian termasuk jenis penelitian di lapangan. Berdasarkan ada tidaknya perlakuan termasuk jenis pre eksperimental, berupa one group pretest and post –test design yaitu dengan memberikan pengamatan awal dilakukan observasi kadar asam urat pada responden, kemudian diberikan perlakuan yaitu pemberian rebusan daun salam 10 lembar .dalam 700 ml air rebus hingga mendidih dan tersissa 200 ml dan diminum sekali 1x per hari selama 7 hari kemudian dilakukan kembali pengamatan akhir setel;ah diberikian perlakuan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel yaitu menopause yang menderita penyakit asam urat di Kelurahan Gundi sebanyak 16 orang. 3
HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih Umur 48-55 tahun 56-60 Tahun >61 tahun Jumlah
Frekuensi 4 5 7 16
Persentase (%) 25,0 31,3 43,8 100,0
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih Pekerjaan Frekuensi IRT 16 PNS 0 Wiraswasta 0 Jumlah 16 Sumber : Data Primer 2015
Persentase (%) 100 0 0 100
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa hampir dari setengahnya responden (43,8 %) berada pada rentang usia responden ˃ 61 tahun. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA Jumlah
Frekuensi 4 9 2 1 16
Persentase (%) 25,0 56,3 12,5 6,3 100,0
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 2 dapat diinteprestasikan bahwa sebagian besar responden (56,3%) memiliki tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar) yaitu sebanyak 9 responden. Karakteristik Responden Berdasarkan Genetik Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Genetik Pada Menopause Di Kelurahan Gundih Genetik Ya Tidak Jumlah
Frekuensi 9 7 16
Presentasi (%) 56,3 43,8 100,0
Berdasarkan tabel 4 dapat diinteprestasikan bahwa seluruhnya dari responden (100,0%) yaitu 16 menopause yang pekerjaannya sebagai IRT Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Asam Urat Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Asam Urat Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih Riwayat Asam Urat Ya Tidak Jumlah
Frekuensi
Presentasi (%)
11 5 16
68,8 31,3 100,0
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 5 dapat diinteprestasikan bahwa sebagian besar responden (68,8%) yaitu 11 menopause yang memiliki Riwayat Asam Urat. Karakteristik Responden Berdasarkan Kadar Asam Urat Sebelum Pemberian Air Rebusan Daun Salam Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Sebelum Pemberian Air Rebusan Daun Salam Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih Variabel Kadar Asam Urat Sebelum Pemberian Air Rebusan Daun Salam
Mean 7,806 mg/dL
Sumber : Data Primer 2015
(Sumber : Data Primer 2015)
Berdasarkan tabel 3 dapat diinteprestasikan bahwa sebagian besar responden(56,3%) yaitu 9 menopause yang memiliki keturunan asam urat.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 6 diatas menunjukan bahwa rata-rata kadar asam urat responden sebelum pemberian air rebusan daun salam adalah sebesar 7,806 mg/.
4
Karakteristik Responden Berdasarkan Kadar Asam Urat Setelah Pemberian Air Rebusan Daun Salam Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Setelah Pemberian Air Rebusan Daun Salam Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundi Variabel Kadar Asam Urat Setelah Pemberian Air Rebusan Daun Salam
Mean 5,850
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa rata-rata kadar asam urat responden setelah pemberian seduhan daun alpukat adalah sebesar 5,850 mg/dL. Analisa Pengaruh pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih
Tabel 8 Analisa Pengaruh pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih
Sebelum Diberi Air Rebusan Daun Salam Setelah Diberi Air Rebusan Daun Salam
Mean
Median
Modus
SD
Uji Normalitas
7,806
7,300
6,5
1,0945
0,002
p Value 0,000
5,850
6,250
4,0
1,3560
0,001
0,000
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 8 menunjukan nilai ratarata kadar asam urat dalam darah sebelum pemberian air rebusan daun salam adalah 7,806 mg/dL. Pada pengukuran setelah pemberian air rebusan daun salam didapatkan rata-ratanya adalah 5,850 mg/dL. Berdasarkan pada analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai Z = -3,601, p value sebesar 0,000, dimana p value kurang dari 0,05 ( 0,000 < 0,05 ) menunjukan ditolak dan diterima yang berarti bahwa ada Pengaruh pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause DiKelurahan Gundih, dibuktikan dengan nilai Negative Ranks 16 yang berarti semua responden yang mengalami asam urat, setelah diberikan air rebusan daun salam terjadi penurunan kadar asam urat, Positif Ranks 0 yang berarti tidak ada responden yang mengalami peningkatan asam urat setelah didberikan air rebusan daun salam dan Ties 0 yang berarti tidak ada responden yang kadar asam uratny tetap setelah diberikan air rebusan daun salam. PEMBAHASAN : Identifikasi Kadar Asam Urat Sebelum Pemberian Air Rebusan Daun Salam Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundi. Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa sebelum pemberian Air Rebusan Daun Salam dari 16 responden yang di lakukan pengukuran kadar asam urat terdapat 16 (100 %) ibu
menopause yang mengalami Asam Urat. Hasil rata-rata Kadar Asam Urat ibu menopause sebelum pemberian air rebusan daun salam adalah sebesar 7,806 mg/dL. Asam yang terbentuk pada pemecahan nukleoprotein dalam jaringan merupakan hasil akhir metabolisme purin yang di ekskresikan ke dalam urin. Senyawa ini relatif tidak larut dalam air dan jmlah asam urat yang berlebihan dalam urin cendrung menimbulkan batu kmih. Kadar asam urat yang tinggi dalam darah terdapat pada penyakit gout dan juga pada defisiensi di antara bayi-bayi lealaki yang manifestasinya dapat terjadi dini pada usia 4 bulan dan menyebabkan perilaku merusak diri, cerebral palsy dan retardasi mental (Kamus Keperawatan). Kadar asam urat menurut tes enzimimatik msksimum 7 mg/dL. Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dL. Bila hasil pemeriksaan menunjukan kadar asam urat melampaui standar normal, penderita dimunginkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat pada pria berkisar 3-7mg/dL dan perempuan 2,5-6 mg/dL. Kadar asam urat di atas normal disebut hiperurisemia. Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimli suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi diatas 7 mg/dL, dan makin lama makin tinggi. Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar (Sychowicz, 2010).
5
Kadar rata-rata asam urat di dalam darah atau serum tergantung pada usia dan jenis kelamin. Sebelum pubertas kadarnya 3,5 mg/dL. Setelah pubertas, pada laki-laki kadarnya meningkat secara bertahap dan dapat mencapai 5,2 mg/dL. Pada perepmuan kadar asam urat biasanya tetap rendah, baru pada usia pra menopause kadarnya di dalam darah rata-rata sekitar 4 mg/dL. Setelah menopause, kadarnya meningkat lagi sampai mendekati kadar pada perempuan yaitu mencapai 4,7 mg/dL bahkan lebih (Dalimartha, 2005). Pada wanita usia reproduksi kadar asam urat tetap dalam keadaan normal karena memiliki hormon estrogen yang cukup tinggi, hormon ini membantu ginjal dalam mengeluarkan asam urat darah melalui kencing. Namun pada masa menopause pembentukan hormon estrogen mengalami penurunan sehingga terjadi peningkatan produksi asam uarat di dalam tubuh (Misnadiarly, 2007). Apabila ditinjau dari segi usia, wanita menopause yang memiliki kadar asam urat ˃ 6 mg/dL yaitu hampir dari setengahnya responden (43,8 %) berada pada rentang usia responden ˃ 61 tahun. Usia berkaitan berkaitan erat dengan peningkatan kadar asam urat didalam tubuh, semakin tua usia seorang wanita maka akan mengalami penurunan hormon estrogen serta terjadinya penurunan fungsi ginjal. Salah satu fungsi hormon estrogen adalah membantu kerja ginjal mengeluarkan asam urat dalam darah melalui urin, adanya penurunan hormon estrogen serta fungsi ginjal maka ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dengan baik sehingga terjadi pengendapan asam urat terus meneruss dalam darah. Apabila ditinju dari segi pendidikan, wanita menopause yang memiliki kadar asam urat ˃ 6 mg/dL yaitu sebagian besar dari responden (56,3%) memiliki tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar) yaitu sebanyak 9 responden. Pendidikan seseorang dapat berpengaruh terhadap pengetahuannya. Tujuan dari penddidikan yaitu agar terjadi perubahan peerilaku pada diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Semakin tingginya pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi atau tingkat pemahaman seseorang semakin baik, namun sebaliknya apabila tingkat pendiddikan seseorang rendah maka tingkat pengetahuan serta pemahaman seseorang juga kurang, seperti
kurangnya tingkat pengetahuan tentang kesehatan khususnya asam urat rendah dikarenakan adanya ketidaktahuan seseorang tersebut tentang cara menjaga kesehatan dari kadar asam urat yang tinggi yaitu pada wanita ˃ 6 mg/dL. Apabila ditinjau dari segi genetik, sebagian besar responden (56,3%) yaitu 9 menopause yang memiliki keturunan asam urat. Faktor genetik mempunyai hubungan terjadinya asam urat atau gout pada orang-orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita asam urat. Seseorang dengan orang tua yang menderita asam urat mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita asam urat daripada yang tidak mempunyai riwayat keluarga asam urat. Apabila ditinjau dari segi pekerjaan, wanita menopause yang memiliki kadar asam urat ˃ 6 mg/dL, seluruhnya dari responden (100,0%) yaitu 16 menopause yang pekerjaannya sebagai IRT. Ibu rumah tangga memiliki aktifitas dari yang paling ringan hingga berat, tergantung dari jenis dan pekerjaan yang harus dilakukan. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat menyebabkan kadar asam urat tinggi. Pada pekerjaan IRT yang menuntut aktifitas fisik tinggi dapat memicu asam urat masuk ke ruang antar sendi melalui rembesan plasma darah dan daya rembes tersebut dipengaruhi oleh gaya tekan tubuh, sehingga semakin berat aktifitas yang dikerjakan maka semakin banyak tumpukan asam urat dalam tubuh. Selain itu aktifitas ibu rumah tangga berkaitan dengan menu masakan yang diolah. Menu olahan yang banyak mengandung purin tinggi seperti daging, bayam, kangkung, dan menu olahan yang berasal dari kacang-kacangan merupakan salah satu faktor penyeebab kadar asam urat menjadi tinggi. Apabila ditinjau dari segi ada tidaknya riwayat asam urat, wanita menopause yang memiliki kadar asam urat ˃ 6 mg/dL, sebagian besar responden (68,8%) yaitu 11 menopause yang memiliki Riwayat Asam Urat. Kadar asam urat menurut tes enzimimatik msksimum 7 mg/dL. Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dL. Bila hasil pemeriksaan menunjukan kadar asam urat melampaui standar normal, penderita dimunginkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat pada pria berkisar 3-7mg/dL dan perempuan 2,5-6 mg/dL. Kadar asam urat di atas normal disebut hiperurisemia. Perjalanan 6
penyakit yang klasik biasanya dimli suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi diatas 7 mg/dL, dan makin lama makin tinggi. Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar (Sychowicz, 2010). Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar. Biasanya, 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila kadar asam urat tinggi, tapi tidak ada gejala serangan sendi ini disebut stadium awal. Pada setiap orang berbedabeda. Ada yang bertahun-tahun tidak muncul gejalanya sama sekali, tetapi ada yang muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun. Peneliti berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya peningkatan kadar asam urat yakni faktor Genetik, prilaku, usia, penurunan fungsi ginjal, hormon, jenis kelamin, menderita penyakit yang dapat mengganggu fungsi ginjal, kekurangan enzim HGPRT (Hypovantin Guanyl Phosporilbosil Transferase). Salah satu faktor resiko yang dapat dikelolah adalah pengendalian asupan makanan. Modifikasi asupan bahan makanan yang tidak mengandung purin menjadi salah satu terapi untuk mengurangi kadar asam urat dalam darah. Selain itu mengurangi efek obat farmakologi dengan memberikan obat non farmakologi seperti air rebusan daun salam. Mengingat pentingnya menjaga kestabilan kadar asam urat dalam darah pada usia menopause untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. Oleh karena itu, peneliti memberi solusi dengan pemberian air reebusan daun salam selama 7 hari. Karena daun salam mengandung minyak atsiri (sitrat, eugenol), tanin dan flavonoid (Misnadiarly, 2007). Identifikasi Kadar Asam Urat Setelah Pemberian Air Rebusan Daun Salam Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih. Berdasarkan tabel 8 menunjukan bahwa setelah pemberian Air Rebusan Daun Salam dari 16 responden yang di lakukan pengukuran kadar asam urat terdapat 16 (100 %) ibu menopause terjadi penurunan kadar asam urat. Hasil rata-rata Kadar Asam Urat ibu menopause setelah pemberian air rebusan daun salam adalah sebesar 5,580 mg/dL. Pengobatan asam urat dapat diatasi dengan menggunakan pengobatan modern atau pengobatan tradisional. Pengobatan Modern (Kimia) bisa diperoleh dengan resep dokter.
Umumnya senyawa allopurinol yang digunakan untuk menangani kadar asam urat yang berlebihan dalam tubuh. Namun pemanfaatn allopurinol ini dapat menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, diare serta nyeri pada bagian abdomen (Utami 2004). Pengobatan Tradisional umumnya pngobatan tradisional yang berasal dari tanaman atau tumbuhan memiliki efek samping jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat-obat kimia selain ituu mudah dan murah diperoleh. Hal ini disebabkan karena efek tanaman obat yang bersifat alami dan tidak sekeras efek dari obat kimia. Tubuh manusiapun mudah beradaptasi dengan obat dari bahan tanaman dibandingkan dengan obat kimia (Utami 2004). Pengobatan tradisional untuk asam urat dapat berupa akar-akaran atau berupa tanaman, adapun tanaman tradisional yang dapat digunakan untuk pengobatan asam urat salah satunya yaitu daun salam sebagai peluruh kencing (diuretik) dan penghilang rasa nyeri (analgetik). Sebagai diuretik daun salam dapat memperbanyak produksi urin sehinggah dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Sebagai analgetik daun salam mampu menghilagkan rasa sakit saat berjalan (Dalimartha, 2005). Daun salam dapat digunakan untuk kolesterol tinggi, kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit maag, asam urat, reumatik dan diare. Kandungan yang terdapat dalam daun salam antara lain : minyak asiri (sitrat, eugenol), tanin dan flavonoid (Misnadiarly, 2007). Penelti berpendapat kandungan zat pada daun salam dapat digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik) dan penghilang rasa nyeri (analgetik). Akhibatnya terjadi penurunan kadar asam urat dalam darah. Pada penelitian ini kadar asam urat responden mengalami penurunan setelah pemberian air rebusan daun salam selama 7 hari secara berkelanjutan. Identifikasi Pengaruh pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar Asam Urat Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih. Berdasarkan pada analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan nilai Z = -3,601, p value sebesar 0,000, dimana p valuekurang dari 0,05 ( 0,000 < 0,05 ) menunjukan ditolak dan diterima yang berarti bahwa ada Pengaruh pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar Asam 7
Urat Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Gundih, dibuktikan dengan nilai Negative Ranks 16 yang berarti semua responden yang mengalami asam urat, setelah diberikan air rebusan daun salam terjadi penurunan kadar asam urat, Positif Ranks 0 yang berarti tidak ada responden yang mengalami peningkatan asam urat setelah diberikan air rebusan daun salam dan Ties 0 yang berarti tidak ada responden yang kadar asam uratnya tetap setelah diberikan air rebusan daun salam. Mengatasi asam urat dengan tanaman sangat sederhana dan dapat dilakukan sendiri oleh penderita. Berbagai jenis tanaman obat dapat digunakan untuk mengobati asam urat. Disamping itu tanaman obat juga dapat mencegahh cacat sendi akhibat tertimbunnya kristal asam urat atau mencegah terjadinya komplikasi pada ginjal dan organ tubuh lainnya (Wijayakusuma, 2002). Tanaman obat yang biasa digunakan untuk pengobatan asam urat salah satunya adalah daun salam Syzygium polyanthum. Tanaman salam Syzygium polyanthum yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap bumbu dapur juga mempunyai khasiat sebagai obat. Kandungan esensial daun salam 90,05%, yang terdiri dari sitrat,eugenol, tanin, fenol sederhana dan flavonoid yang mempunyai efek analgesik, memperlancar peredaran darah keseluruh tubuh dan mmcegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah mengandung anti inflamasi (anti radang) berfungsi sebagai antioksida dan membantu mengurangi rasa sakit (analgetik). Rasanya tawar dan aromatik (Hustiantama, 2002). Minyak atsiri, dalam salam yang secara umum berfungsi sebagai antimikroba. Sebagai diuretik, salam mampu memperbanyak produksi urin sehingga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Sebagai analgetik daun salam mampu menghilangkan rasa sakit ketika berjalan (Suherman, 2010). Peneliti berpendapat bahwa penurunan kadar asam urat belum terlalu signifikan karena disini peneliti hanya memperhatikan efek dari daun salam. Sementara faktor lainya seperti makanan sehari-hari tidak terlalu diperhatikan karena keterbatasan waktu.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian kadar asam urat pada wanita menopause sebelum diberikan air rebusan daun salam di Kelurahan Gundih memiliki rerata kadar asam urat 7,806 mg/dL. Setelah diberikan air rebusan daun salam memiliki rerata kadar asam urat 5,850 mg/dl. Saran Diharapkan dapat digunakan oleh responden dalam mengatasi keluhan asam urat karena terapi obat non farmakologi ini mudah didapat dan tentang zat yang terkandung di dalam daun salam untuk keefektifan dalam menurunkan kadar asam urat. DAFTAR PUSTAKA Admin. (2009) Asam urat. Diakses pada pada http://infohidup-sehat.com. Pada tanggal 04 September 2015. Aini, M. Nur. (2015). Dahsyatnya herbal dan yoga. Yogyakarta. Real Books. Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ariyanti, R, Wahyuningtyas. N, Sri Wahyuni. A. (2007). Pengaruh pemberian infusa daun salam (eugenia polyanta wight) terhadap kadar asam urat pada mencit putih jantan. Pharmacon vol. 8, no 2. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Baziat, Ali. (2003). Menopause dan Andropuse. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Brunner & Suddath. (2006). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Vol. 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Dalimarta, S. (2006). Resep tumbuhan obat untuk asam urat. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya. Fabio, M, dan Laurie, H. (2006). New insights into on old disease. Journal Fitria, A, T. (2008). Efek ekstra etanol daun dewa (Gynura pseudochina (L) DC) terhadap penurunan kadar asam urat mencit putih jantan Galur Balb-C. Hiperurisemia. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Gendrowati, Fitri. (2012). TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Jakarta. EGC. 8
Hadi, (2011). Ekstra Herbal (Daun Salam, Jinten Hitam, Daun Sledri). Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Kusmira, Eny. (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta. Salemba Medika. Manuaba, Ida Bagus Gde. (2005). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta. Arcan. Misnadiarly. (2007). Rematik, asam urathiperurisemia, arthritis gout (edisi 1). Jakarta: Pusat Obor Propular. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Pudiastuti, RD. (2012). 3 fas penting pada wanita. Jakarta. Gramedia. Reader, Sharon. J; Leonide L. Martin; Debora Koniak-Grifin.(2011). Keperawatan maernitas, kesehatan wanita, bayi dan keluarga. EGC. Jakarta. Sugiyono, dr. (2010). Metode penelitian kuantitatif kulitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Varney, Helen. (2007). Buku ajar asuhan kebidanan. Edisi 4, volume 2. Jakarta. EGC
9