PENGARUH PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L) PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PENAMBAHAN ZEOLIT Elsa Riski Fani1), Elfrida2), Nawir Muhar2) 1)Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133 2)
Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 25133
e-mail :
[email protected]
The purpose of this research was to analyzed rearing density producing the best survival and growth rate of fish Cyprinus carpio L from resirculation with zeolit. It was chosen by using experimental with a completely randomized design. It was consisted of 4 treatments and 3 replicates. A treatment 1 fish/L, B treatment 2 Fish/L, C treatment 3 fish/L, and D treatment 4 fish/L. The sample of this research was Cyprinus carpio L fish, the total number of sample was 900 fish, old 1 – 2 monts. The container used 12 aquarium with size 45 x 32 x 30 cm from reserculation with 1, 8 kg zeolit/aquarium. The result of this research shows that the use of different density producing gives no real contribution towards survival and growth of Cyprinus carpio L. the real highest weight found on B Treatment (1, 21 ± 0, 58 gr), the real highest length found on B treatment (1, 00 ± 0,43 cm).
Key words : Resirculation, Zeolit, Survival Rate, Growth Rate, Cyprinus carpio L
PENDAHULUAN
Ikan mas (Cyprinus carpio L) adalah
Latar Belakang
salah satu jenis ikan budidaya air tawar
Indonesia memiliki perairan tawar
yang paling banyak dibudidayakan
yang sangat luas dan berpotensi besar
petani ikan baik budidaya pembenihan,
untuk usaha budidaya berbagai macam
pembesaran di kolam air tenang
jenis ikan air tawar. Sumberdaya
maupun di air deras. Dikalangan
perairan Indonesia meliputi perairan
masyarakat ataupun petani, ikan mas
umum (sungai, waduk, dan rawa),
telah
sawah, dan kolam dengan total luas
(dikonsumsi) sehingga pemasarannya
lahan 605.990 hektar (Cahyono,2000).
tidaklah sulit. Namun, selain teknik
lama
dikenal
dan
disukai
harus dikuasai dan dipahami, maka
dimana
dalam usaha budidaya yang intensif
membersihkan molekul – molekul
jumlah padat tebar juga harus di
bahan organik terlarut melalui proses
perhatikan agar hasil atau keuntungan
oksidasi atau penyerapan langsung.
yang diperoleh dapat optimal, padat
Tingginya kadar amonia pada media
tebar yang tinggi akan menyebabkan
pemeliharaan dapat diatasi dengan
kualitas air menjadi buruk sehingga
filter kimia. Salah satu filter kimia
rentan
yang dapat digunakan untuk perbaikan
timbulnya
gejala
serangan
filter
kimia
berfungsi
penyakit .
kualitas air media pemeliharaan ikan
Air merupakan media hidup yang
adalah dengan zeolit (Yudha, 2009).
sangat mempengaruhi pertumbuhan
Penggunaan filter zeolit dan bioball
dan kelangsungan hidup ikan mas
dengan perbandingan 50% : 50%
sehingga kualitas air sangat perlu
mampu meningkatkan kelangsungan
diperhatikan dalam usaha budidaya
hidup dan pertumbuhan benih ikan
ikan mas agar selama budidaya tidak
patin
terjadi serangan penyakit pada ikan
hipophthalmus) (Nurhidayat, 2010).
mas
Penggunaan zeolit dengan dosis 1,8 kg
yang
dapat
pertumbuhan
ikan
menghambat mas
bahkan
albino
(Pangasius
pada akuarium ukuran 90 x 40 x 35 cm
kematian.
mampu
Untuk mengatasi masalah kualitas air
kelangsungan
tersebut
melakukan
pemeliharaan benih ikan sepat mutiara
pembudidayaan ikan mas perlu adanya
(Trichogaster leeri) dengan media
cara
pemeliharaan
maka
agar
dalam
dapat
menjaga
dan
memberikan
meningkatkan kualitas air pada sistem
2014) .
pemeliharaan
Berdasarkan
yaitu
dengan
hidup
nilai
100%
aquarium
pada
(Firdaus,
permasalahan
diatas,
penggunaan filter. Filter air merupakan
penulis melakukan penelitian tentang
suatu alat yang digunakan untuk
pengaruh padat tebar yang berbeda
menyaring material tertentu yang tidak
terhadap
dikehendaki dan salah satu filter yang
pertumbuhan
dapat digunakan adalah filter kimia,
kelangsungan benih
hidup
dan
ikan
mas
(Cyprinus carpio L) pada sistem
Timbangan digital dengan ketelitian 0,
resirkulasi dengan penambahan zeolit.
01 gr (1), Kertas mm (2) Seperangkat
Tujuan
alat pengukur kualitas air (3), Pompa
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
P3000 (4), Talang dari PVC (5) Spons
mengetahui pengaruh padat tebar yang
(6).
berbeda terhadap kelangsungan hidup
Bahan
dan pertumbuhan benih ikan mas (Cyprinus carpio L) pada sistem resirkulasi dengan penambahan zeolit
Bahan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah : Zeolit, zeolit yang digunakan adalah zeolit bubuk dengan berat 1,8 kg /
MATERI DAN METODA
akuarium (1), Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan
PENELITIAN
yang berumur 1 – 2 bulan sebanyak
Waktu Dan Tempat Penelitian
900 ekor dengan panjang awal 3 – 5 Penelitian
dilaksanakan
bulan
November 2014 sampai Januari 2015, di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan
dan
Imu
Kelautan
cm. Benih diperoleh dari pembenihan ikan di Kiambang (2), Pakan uji yang diberikan adalah pakan pelet pf500 (3). Metoda Penelitian
Universitas Bung Hatta, Padang. Materi Penelitian Wadah Wadah yang digunakan dalam penelitian adalah aquarium sebanyak 12 unit dengan ukuran akuarium 45 x 42 x 30 cm. Yang diisi air dengan volume 30 liter/ akuarium. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdapat :
Rancangan Penelitian Metode
yang
digunakan
dalam
adalah
motode
penelitian
ini
eksperimen
dengan
menggunakan
Rancangan Acak Lengkap
(RAL)
dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang akan di uji dalam penilitian ini adalah sebagai berikut : Perlakuan A : Padat tebar benih ikan 1 ekor/ Liter
Perlakuan B : Padat tebar benih ikan 2 ekor/ Liter
lalu akuarium dicuci kembali dengan air bersih, barulah akuarium siap untuk
Perlakuan C : Padat tebar benih ikan 3 ekor/ Liter
digunakan. Proses Filtrasi
Perlakuan D : Padat tebar benih ikan 4 ekor/ Liter
Air dari akuarum disedot dengan pompa air yang telah dihubungkan menggunakan pipa menuju talang
Prosedur Penelitian
filter, air masuk kedalam talang filter untuk proses filtrasi. Komponen talang
Persiapan Wadah Akuarium diisi air dengan volume 30 liter yang telah diberi larutan PK perlakuan ini dibiarkan selama 24 jam agar akuarium yang digunakan steril. Setelah 24 jam air larutan PK dibuang
filter berturut – turut spons dan zeolit Air akan mengalir didalam talang filter melalui pompa yang dipasang didalam akuarium. Skema instalas talang filter dapat dilihat pada gambar 2
Gambar 2. Proses Filtrasi Pada Talang Filter Akuarium Pemeliharaan Benih Ikan Mas. Keterangan :
1. Air masuk kedalam talang filter untuk proses filtrasi 2. Dialirkan melewati komponen talang filter berturut – turut spons dan zeolit.
Pelaksanaan Penelitian Memberikan pakan tiga kali sehari yaitu pada jam 08.00, 13.00, 18.00 (1), Pengukuran bobot dan panjang ikan dilakukan
pada
awal
dan
akhir
penelitian (2), Pengontrolan kualitas
air
(pH,
DO,
karbondioksida,
suhu, nitrat
amoniak, dan
nitrit)
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu diawal, tengah dan akhir penelitian. Pengamatan dilakukan selama 45 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ikan
mas
dari
masing-masing
Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
perlakuan dan ulangan dapat dilihat
Data lengkap hasil perhitungan rata-
pada tabel 2.
rata tingkat kelangsungan hidup benih
Tabel 2. Rata – rata tingkat kelangsungan hidup (%) selama penelitian pada masing – masing perlakuan. Perlakuan
Ulangan 2 70 53.33 36.65 65
1 80 58.33 30 21.6
A B C D
3 56.6 68.33 30 15.83
Jumlah 206.5 179.99 102.43 96.65
Rata-rata ± SD (%) 68 ± 11a 59 ± 7a 34 ± 26b 32 ± 3b
Keterangan : angka yang diikuti dengan huruf superscrip yang berbeda dibelakang rata – rata tingkat kelangsungan hidup menunjukkan pengaruh berbeda nyata (p<0,05%) Keterangan : Perlakuan A = padat tebar benih ikan 1 ekor/ Liter B = padat tebar benih ikan 2 ekor/ Liter C = padat tebar benih ikan 3 ekor/ Liter D = padat tebar benih ikan 4 ekor/ Liter
(%)
Tingkat Kelansungan Hidup
Untuk lebih jelas rata-rata tingkat kelangsungan hidup ikan mas dapat dilihat pada gambar 3. 80 70 60 50 40 30 20 10 0
68.83 59.99
A
B
34.12
32.21
C
D
Perlakauan
Gambar 3. Diagram tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas selama penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan selama
tingkat kelangsungan hidup ikan mas
penelitian pada perlakuan A memiliki
lebih tinggi disebabkan karena pada
perlakuan A ikan miliki ruang gerak
memperebutkan ruang gerak sehingga
yang tidak sempit dan persaingan
individu yang kalah akan terganggu
dalam mendapatkan makanan lebih
sintasannya. Terbukti dengan semakin
rendah sehingga untuk kelangsungan
tingginya padat tebar pada perlakuan
hidup pada perlakuan A lebihtinggi
B, C, dan D tingkat kelangsungan
serta didukung dengan kualitas air
hidup semakin rendah.
yang bagus. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang
dikemukakan
Sticney
(1979)
(2007)
yang menyatakan bahwa
dalam
oleh
Budiardi
Pertumbuhan Berat Mutlak Data lengkap hasil perhitungan rata-
semakin meningkatnya padat tebar
rata pertumbuhan berat mutlak benih
ikan yang dipelihara maka persaingan
ikan
diantara
perlakuan dan ulangan dapat dilihat
terutama
individu
juga
meningkat
persaingan
untuk
mas
dari
masing-masing
pada tabel 3.
Tabel 3. Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Ikan Mas (gr) Selama Penelitian Untuk Setiap Perlakuan dan Ulangan. Perlakuan A
Berat Awal (gr) 1,76
Berat Akhir (gr) 2,77
Rata-rata ± SD 1,01 ± 0,30a
B
1,43
2,65
1,21 ± 0,58a
C
1,38
2,45
1,07 ± 0,16a
D
1,69
2,56
0,87 ± 0,15a
Keterangan : angka yang diikuti dengan huruf superscrip yang sama di belakang rata – rata bobot mutlak menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05). Keterangan : Perlakuan A = padat tebar benih ikan 1 ekor/ Liter B = padat tebar benih ikan 2 ekor/ Liter C = padat tebar benih ikan 3 ekor/ Liter D = padat tebar benih ikan 4 ekor/ Liter
Untuk lebih jelas rata-rata pertumbuhan berat mutlak benih ikan mas dapat dilihat pada gambar 4.
Pertumbuhan Berat Mutlak (gr)
1.4
1.22
1.2
1.07
1.01
1
0.87
0.8 0.6 0.4 0.2 0 A
B
C
D
Perlakauan
Gambar 4.Diagram pertumbuhan berat mutlak benih ikan mas selama penelitian Berdasarkan dari gambar dapat dilihat bahwa pada ke empat perlakuan
–
-
memang tidak berbeda nyata antara
C, DO > 4 mg/ Liter, NO3 < 10
perlakuan A, B, C dan D namun pada
mg/Liter, NO2 < 0,06 mg/Liter dan
perlakuan B memiliki pertumbuhan
NH3 < 1 mg/ Liter. Namun jika dilihat
berat yang tertinggi dengan nilai
dari tingkat kelangsungan hidup pada
rataaan 1,22 gram, hal ini disebabkan
perlakuan
bahwa pada perlakuan B benih ikan
kelangsungan hidup yang lebih tinggi
mas lebih mampu beradaptasi dengan
dibandingkan perlakuan B dikarenakan
lingkungan
pemeliharaan
pada perlakuan A jumlah padat tebar
dengan penggunaan zeolit 1,8 kg.
benih ikan mas lebih rendah yaitu 30
Kualitas air pada perlakuan B juga
ekor/ akuarium, dengan penggunaan
tidak
terganggu, dapat dilihat dari
zeolit
hasil
uji
perlakuan A dan B zeolit mampu
menunjukkan
media
kualitas kualitas
air
yang
air
media
pemeliharaan pada perlakuan B masih
A
memiliki
yang sama 1,8
memberikan
kualitas
tingkat
kg.
air
Pada
yang
dikatagorikan baik untuk budidaya
namun pada saat memakan pakan yang
Pertumbuhan Panjang Mutlak
diberikan, untuk perlakuan B benih
Data lengkap hasil perhitungan rata-
ikan mas cenderung lebih aktif dalam
rata pertumbuhan berat mutlak benih
memakan pakan sehingga pakan yang
ikan
di berikan tidak banyak tersisa dan
mas
dari
masing-masing
perlakuan dan ulangan dapat dilihat
tidak menumpuk di dasar akuarium.
pada tabel 4.
Tabel 4. Pertumbuhan Rata – Rata Panjang Mutlak (Cm) Benih Ikan Mas Selama Penelitian Pada Masing – Masing Perlakuan Perlakuan A B C D
Panjang Awal (cm) 4,56 4,28 4,39 4,49
Panjang Akhir (cm) 5,24 5,29 5 2,56
Rata-rata ± SD 0,68 ± 0,30a 1,00 ± 0,43b 0,88 ± 0,13c 0,85 ± 0,14c
Keterangan : angka yang diikuti dengan huruf superscrip yang berbeda dibelakang rata – rata panjang mutlak menunjukkan pengaruh berbeda nyata (P>0,05). Keterangan : Perlakuan
A = padat tebar benih ikan 1 ekor/ Liter B = padat tebar benih ikan 2 ekor/ Liter C = padat tebar benih ikan 3 ekor/ Liter D = padat tebar benih ikan 4 ekor/ Liter
PertumbuhanPanjang Mutlak (cm)
Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan mas dapat dilihat pada gambar 5. 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
1
0.88
0.85
C
D
0.68
A
B
Gambar 5. Diagram Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Mas Selama Penelitian.
Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa
rendah
pertumbuhan panjang mutlak benih
semakin
ikan mas yang tinggi
mengakibatkan
ada pada
pertumbuhannya meningkat
karena kepadatan
kompetisi
antar
perlakuan B dengan rata-rata panjang
individu semakin tinggi, baik dalam
mutlaknya 1 cm. dari hasil penelitian
memperoleh
dapat dilihat bahwa pertumbuhann
maupun dalam memperoleh oksigen.
berat benih ikan mas lebih dominan
ada batas optimal padat penebaran dan
dari pada pertumbuhan panjangnya
batas ini tergantung pada ukuran dan
maka dapat diketahui
umur ikan (Widha, 1993 dalam
bahwa pola
pertumbuhannya bersifat Alllometrik
ruang
gerak,
pakan,
Antonio, 2012).
Positif dimana Pertumbuhan panjang berat yang bersifat allometrik positif
Kualitas Air
menyatakan bahwa kondisi lingkungan lebih
dominan
mempengaruhi
pertumbuhan bobot ikan (Sutrisna,
air
sangat
berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup ikan. Untuk menjaga kualitas air selama
2011). Sama halnya dengan pertumbuhan bobot mutlak. Tingginya pertumbuhan panjang
benih
ikan
mas
pada
perlakuan B karena memiliki ruang gerak yang sesuai dimana tidak terlalu sempit, kualitas air yang masih baik, dan kemampuan benih ikan dalam beradaptasi dengan lingkungan media pemeliharaan sehingga benih ikan aktif
Menurut Mundriyanto (2001) dalam Kristiana
dkk.,
kepadatan
masa penelitian maka digunakan filter zeolit. Lebih jelasnya kualitas air selama pemeliharaan benih, dapat di lihat pada tabel 5. Dihalaman sebelah. Suhu air selama penelitian berkisar antara berkisar antara 27-28oC. hal ini sesuai
dengan
pendapat
(2014),
semakin
maka
semakin
Soesono
(1971) yang menyatakan bahwa suhu yang layak untuk budidaya ikan adalah perairan tropis 25 – 30o C,
dalam memakan pakan
rendah
Kualitas
apabila
suhu terlalu rendah atau sebaliknya akan menyebabkan nafsu makan ikan berkurang.
Tabel 4. Parameter kualitas air media selama penelitian pada setiap perlakuan Parameter No
Parameter
Satuan
A
B
Awal
Tengah
Akhir
Awal
Tengah
Baku C
Akhir
D
mutu air
Awal
Tengah
Akhir
Awal
Tengah
Akhir
kelas II
7
5
5
6
6
5
6-9
pH
-
7
6,5
6,5
7
6,8
2
Suhu
o C
27
28
27
28
27
28
28
27
28
27
27
28
28 32
3
DO
ppm
4,5
4,5
4
4,5
4,5
4
4,5
3
3,7
4
3,7
3,7
4
4
NO2
mg/L
0,75
*ttd
0,113
0,02
0,04
0,127
0,08
0,100
0,159
0,12
0,125
0,135
0,06
5
NO3
mg/L
0,118
0,15
0,55
0,20
0,70
1,16
0,180
0,20
1,32
0,154
1,20
0,35
10
6
NH3
mg/L
0,2
0,15
0,15
0,24
0,20
0,20
0,61
0,25
0,25
0,54
0,20
0,20
≤1
7
CO2
mg/L
13,3
10,35
19,60
14,05
25,61
36,81
12,11
19,10
42,70
6,49
31,48
45,05
40
1
7
Ket : Baku mutu kualitas air kelas II (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001) Perlakuan
A = padat tebar benih ikan 1 ekor/ Liter B = padat tebar benih ikan 2 ekor/ Liter C = padat tebar benih ikan 3 ekor/ Liter D = padat tebar benih ikan 4 ekor/ Liter
Dan Murtidjo (2001) menyatakan
D DO rendah disebabkan oleh padat
suhu yang optimal untuk ikan mas
tebar
adalah temperatur suhu 20 - 25o C.
menyebabkan kompetisi benih ikan
Oksigen terlarut selama penelitian
dalam
pada perlakuan A dan B berkisar
meningkat. pH selama penelitian pada
antara 4 – 4,5 ppm keadaan ini masih
perlakuan A dan B berkisar antara 6,8
layak untuk kehidupan ikan sedangkan
–
pada perlakuan C dan D kadar oksigen
menyatakan bahwa pH air antara 7,5 –
terlarut (DO) < 4 mg/Liter kadar Do
8,5 adalah pH optimal untuk budidaya
tersebut
bagi
ikan, sedangkan pada perlakuan C dan
pertumbuhan ikan. Menurut Soesono
D pH air pemeliharaan berkisar antara
(1974),
5 – 6 sehingga kurang optimal untuk
tidak
optimal
kandungan oksigen terlarut
untuk ikan daerah tropis harus lebih besar dari 4 ppm pada perlakuan C dan
yang
7.
terlalu
tinggi
mendapatkan
Sumantadinata
budidaya ikan.
yang
oksigen
(1981)
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat
disimpulkan
sebagai
berikut: 1. Kelangsungan hidup benih ikan Mas yang tertinggi terdapat pada perlakuan A (68 ± 11) dan terendah pada perlakuan D 2. Pertumbuhan berat mutlak benih ikan mas yang tertinggi pada perlakuan B (1,21
Budiardi, T. 2007. Produksi Ikan Neon Tetra (Paracheirodon innesi) Ukuran L Pada Padat Tebar 20, 40, dan 60 Ekor/Liter Dalam Sistem Resirkulasi. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Cahyono, 2000. Budidaya ikan air tawar. Kanisius, yogyakarta. Effendi, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
± 0,30gr),dan yang terendah
perlakuan D (0, 87 ± 0,15 gr) 3. Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan mas yang tertinggi adalah pada perlakuan B (1,00 ± 0,43 cm), dan yang terendah adalah perlakuan A (0,68 ± 0,30). Saran
Effendi,I., T.D Ratih., T.Kadarini. 2008. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan kelangsungan Hidup Benih Ikan Balashark (Balantiocheilus melanopterus Blkr) Didalam Sistem Resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 189–197 (2008) I. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Untuk meningkatkan hasil pembenihan dan pemeliharaan benih ikan mas diharapkan adanya penelitian lanjutan tentang padat
Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor 16680.
Kampus
tebar benih ikan mas pada sirkulasi dengan penambahan bahan filter yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, 2012. Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulus Hidupan Dari Lobster Stadia Juvenil (Panulirius spp). Jurnal.
Firdaus, 2013. Penggunaan Bahan Filter Yang Berbeda Pada Media Pemeliharaan Benih Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster Leery)Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan. Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Bung Hatta.
Murtidjo B.A., 2001. Beberapa Metode PembenihanIkan Air Tawar, Kanisius, Yogyakarta.
Kepulauan Seribu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Kristiana. R, Arini. E, dan Hastuti. S, 2014. Pengaruh Padat Tebar Tinggi Terhadap Kelangsungan Hidup Konsumsi Pakan Dan Efiensi Pakan Serta Pertumbuhan Juvenil Lobster Air Tawar (Cherax sp). Jurnal akuacultur, Manajemen dan Teknologi. Universitas Diponegoro
Soesono, 1974. Pemeliharaan Ikan Dikolam Pekarangan. Kanisius. Jakarta.
Sutrisna Aris, 2011. Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus Forsskal, 1775) Diperairan Pulau Panggang
Sumantadinata, K. 1981. Perkembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan Indonesia. Fakultas Perikanan, Bogor. Yudha, 2009. Efektifitas Penambahan Zeolit Terhadap Kinerja Filter Air Dalam formosus) Di Aquarium. Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
.