PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
DIMAS GIRI PUTRA NIM: 109016100036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.
LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: DIMAS GIRI PUTRA NIM: 109016100036
Dibawah Bimbingan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Dimas Giri Putra, NIM. 109016100036 dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah pada tanggal 7 Oktober 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta,
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA., Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001
Oktober 2014
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-089 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Dimas Giri Putra
Tempat/Tgl. Lahir
: Jakarta, 16 September 1991
NIM
: 109016100036
Jurusan/Prodi
: Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
: PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
Dosen Pembimbing
: 1. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda.
Jakarta, 1 Januari 2015 Mahasiswa Ybs.
__Dimas Giri Putra__ NIM. 109016100036
ABSTRAK
Dimas Giri Putra, 109016100036. Pengaruh Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi terhadap Retensi Siswa (Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2014 di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Terdapat 71 siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini. Mereka terbagi dalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen (n = 36) dan kelompok kontrol (n = 35). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur retensi adalah tes pilihan ganda, sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif adalah angket. Berdasarkan analisis hasil posttest II (retest) pada kedua kelompok dengan menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung > ttabel (6.080 > 1.658), ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tingkat retensi kelompok eksperimen (101.01 %) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Respon siswa menunjukkan bahwa multimedia interaktif dapat meningkatkan retensi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa. Kata Kunci: multimedia interaktif, retensi siswa
i
ABSTRACT
Dimas Giri Putra, 109016100036. The Influence of Interactive Multimedia in Teaching Biology to Students’ Retention (Quasi-Experiments on the Concept of the Excretory System at SMAN 5 South Tangerang). BA Thesis, The Study Program of Biology Education, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The aim of this study was to know the influence of interactive multimedia in teaching biology to students’ retention. This study was conducted in March - April 2014 at SMA Negeri 5 South Tangerang. The study method was Quasi Experiment with the Pretest-Posttest Control Group Design. Sampling was taken by using technique of Simple Random Sampling. About 71 students were involved in this study. They were separated in two groups i.e. group of experimental (n = 36) and group of control (n = 35). The instrument of this study that used to measure retention was multiple-choice test, while the instrument of this study that used to know the students’ response to the using of interactive multimedia was questionnaire. Based on the analysis of posttest II (retest) results in the two groups using t-test was obtained that tcount > ttable (6.080 > 1.658), it shown that there is significant distinction between the experimental group and the control group. The retention of experimental group (101.01 %) was higher than control group (90.07 %). Student responses indicate that interactive multimedia can improve student retention. Therefore, it can be concluded that there is influence of interactive multimedia in teaching biology to students’ retention. Keyword: interactive multimedia, students’ retention
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas pemberian berbagai kenikmatan hidup sehingga penulisan skripsi dapat diselesaikan. Terucap oleh lisan dan berupaya terimplementasi dalam perbuatan sebagai perwujudan beragam nikmatNya yang masih dipercayakan pada hamba-hamba-Nya. Shalawat teriring salam kepada Baginda Rasulullah SAW pembawa peradaban dari kegelapan menuju cahaya yang terang, salam pun tercurahkan kepada keluarga dan sahabat-sahabatNya. Skripsi merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung selama satu bulan pada tanggal 25 Maret – 25 April 2014. Skripsi berisi tentang hasil penelitian pendidikan yang berjudul “Pengaruh Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi terhadap Retensi Siswa”. Penyelesaian penulisan skripsi memperoleh banyak dukungan dari berbagai pihak, maka ungkapan terima kasih tak lepas kepada: 1.
Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
3.
Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4.
Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing I, terimakasih atas keikhlasan bapak dalam membimbing.
5.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku pembimbing II, terimakasih atas keikhlasan ibu dalam membimbing.
6.
Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan.
iii
7.
Ibu Dra. Hj. Ara Juhara, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan, terimakasih atas izin yang diberikan sehingga dapat terlaksanakan penelitian di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
8.
Ibu Susi Indriyani, M.M selaku guru pamong selama penelitian. Terimakasih atas bimbingannya selama penelitian.
9.
Semua guru dan staf karyawan di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Terimakasih atas dukungan dan doanya sehingga penelitian di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan dapat berjalan dengan lancar hingga selesai.
10. Bapak Pardjijono dan Ibu Sri Hartini selaku orang tua yang memberikan dorongan secara materi dan moral. Terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik. 11. Fithria Aniatuzzahroh selaku penyemangat yang tiada henti untuk mengingatkan supaya penulisan skripsi segera diselesaikan. 12. Semua teman Pendidikan Biologi angkatan 2009. Terima kasih atas doa dan dukungannya, semoga kesuksesan ada pada kita semua (Amin). 13. Serta pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dengan keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, meskipun demikian dengan penuh harapan bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca pada umumnya, serta mendapatkan karunia dari Allah SWT (Amin).
Jakarta, Agustus 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
6
D. Rumusan Masalah ................................................................................
7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................
7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritis ................................................................................
8
1. Multimedia Interaktif ...................................................................
8
a.
Pengertian Multimedia Interaktif ..........................................
8
b.
Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ...........................
10
c.
Format Pembelajaran Multimedia Interaktif .........................
13
d.
Prosedur Pembuatan Pembelajaran Multimedia Interaktif ...
15
e.
Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ............
19
f.
Macromedia Director MX .....................................................
20
2. Retensi...........................................................................................
22
a.
Karakteristik Retensi .............................................................
22
b.
Peranan Retensi dalam Pembelajaran Biologi ......................
26
c.
Lupa dalam Belajar ...............................................................
27
v
3. Kajian Materi Sistem Ekskresi .....................................................
31
4. Hasil Peneltian yang Relevan .......................................................
33
B. Kerangka Berpikir ...............................................................................
34
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................
37
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................
37
C. Populasi dan Sampel ...........................................................................
38
D. Variabel Penelitian ..............................................................................
39
E. Prosedur Penelitian ..............................................................................
40
1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian ...........................................
40
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ......................................................
41
3. Tahap Akhir Penelitian .................................................................
41
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
43
G. Instrumen Penelitian ............................................................................
43
1. Program Multimedia Interaktif ....................................................
43
2. Tes Objektif Pilihan Ganda ..........................................................
44
3. Angket ..........................................................................................
45
H. Kalibrasi Instrumen .............................................................................
46
1. Validitas .......................................................................................
47
2. Reliabilitas ....................................................................................
48
3. Tingkat Kesukaran .......................................................................
49
4. Daya Beda ....................................................................................
49
Teknik Analisis Data ...........................................................................
50
1. Uji Retensi ....................................................................................
51
2. Angket ..........................................................................................
51
3. Uji Prasyarat .................................................................................
52
F.
I.
a.
Uji Normalitas .......................................................................
52
b.
Uji Homogenitas ...................................................................
53
4. Uji Hipotesis .................................................................................
53
vi
J.
Hipotesis Statistik ...............................................................................
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................................
55
1. Deskripsi Data Pretest, Posttest I, dan Posttest I (Retest) ...........
55
2. Data Retensi .................................................................................
56
3. Angket ..........................................................................................
58
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ......................................................
59
1. Uji Normalitas ..............................................................................
59
2. Uji Homogenitas ..........................................................................
60
C. Pengujian Hipotesis .............................................................................
61
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
67
B. Saran ....................................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................
74
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Prosedur Pembuatan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif .. 16 Tabel 2.2. Prosedur yang digunakan dalam Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif ................................................ 17 Tabel 2.3. Perbandingan antara Director dan Flash ........................................ 22 Tabel 2.4. Usaha yang Dilakukan Guru dan Siswa dalam Mengurangi Lupa . 30 Tabel 2.5. SK dan KD Materi Sistem Ekskresi ................................................ 31 Tabel 3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 38 Tabel 3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 39 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ............................ 45 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket ............................................................ 46 Tabel 3.5. Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment ............... 48 Tabel 3.6. Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran ...................................... 49 Tabel 3.7. Klasifikasi dan Indeks Daya Beda .................................................. 50 Tabel 3.8. Retensi Siswa Berdasarkan Kategori Adaptasi Penguasaan Konsep Depdikbud .......................................................................... 51 Tabel 4.1. Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .............................. 55 Tabel 4.2. Data Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........ 57 Tabel 4.3. Kondisi Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 57 Tabel 4.4. Data Angket Kelompok Eksperimen ............................................... 58 Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) ........................................................................... 59 Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) ........................................................................... 60 Tabel 4.7. Hasil Uji-t Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) .................... 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Interaktivitas Sebagai Pusat Aplikasi Multimedia ........................ 9 Gambar 2.2. Alur Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif .................. 17 Gambar 2.3. Tampilan default Director dalam Sistem Operasi Windows ........ 20 Gambar 2.4. Proses Mengingat .......................................................................... 25 Gambar 2.5. Peristiwa “Keluar” dan “Lupa” ..................................................... 29 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda .................... 74
Lampiran 2
Soal Uji Coba Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ............ 99
Lampiran 3
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 110
Lampiran 4
Hasil Validitas Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ........... 111
Lampiran 5
Hasil Reliabilitas Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ....... 113
Lampiran 6
Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 114
Lampiran 7
Hasil Daya Beda Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ........ 115
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 116
Lampiran 9
Soal Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) ...................... 118
Lampiran 10 Agenda Pembuatan Multimedia Interaktif .............................. 125 Lampiran 11 Flow Chart Program Multimedia Interaktif ............................ 127 Lampiran 12 Storyboard Program Multimedia Interaktif ............................. 128 Lampiran 13 Tampilan Program Multimedia Interaktif ............................... 133 Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Multimedia Interaktif .............. 136 Lampiran 15 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Ahli Materi ..... 139 Lampiran 16 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Ahli Media ..... 145 Lampiran 17 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Guru ............... 150 Lampiran 18 Rekapitulasi Penilaian Multimedia Interaktif .......................... 156 Lampiran 19 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen ............................................................ 160 Lampiran 20 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol ................................................................... 182 Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Kelompok Eksperimen .............................. 201 Lampiran 22 Rekapitulasi Nilai Kelompok Kontrol ..................................... 204 Lampiran 23 Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ............ 207
x
Lampiran 24 Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ................... 208 Lampiran 25 Pengujian Normalitas Posttest I Kelompok Eksperimen ........ 209 Lampiran 26 Pengujian Normalitas Posttest I Kelompok Kontrol ............... 210 Lampiran 27 Pengujian Normalitas Posttest II (Retest) Kelompok Eksperimen ............................................................ 211 Lampiran 28 Pengujian Normalitas Posttest II (Retest) Kelompok Kontrol ................................................................... 212 Lampiran 29 Pengujian Homogenitas Pretest .............................................. 213 Lampiran 30 Pengujian Homogenitas Posttest I ........................................... 214 Lampiran 31 Pengujian Homogenitas Posttest II (Retest) ............................ 215 Lampiran 32 Pengujian Hipotesis Pretest ..................................................... 216 Lampiran 33 Pengujian Hipotesis Posttest I ................................................. 217 Lampiran 34 Pengujian Hipotesis Posttest II (Retest) .................................. 218 Lampiran 35 Angket Respon Siswa terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif .......................................... 219 Lampiran 36 Penghitungan Butir Angket ..................................................... 221 Lampiran 37 Foto Penelitian ......................................................................... 224
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional telah menempatkan diri di dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat sejak terbentuknya Republik Proklamasi.1 Pendidikan dapat menjadi ruang bagi negara untuk membangun sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan serta bagi setiap peserta didik agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.2 Hal ini merupakan suatu
bentuk pencapaian cita-cita bangsa Indonesia seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945, ialah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Sebagaimana tertuang dalam pasal 3 UU RI tentang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3 Pelaksanaan pendidikan sebagian besar terjadi di sekolah melalui proses pembelajaran. Guru bertindak sebagai pengajar yang sedang mengajar dan siswa sebagai pelajar yang sedang belajar. Sehingga, dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu pendidikan bergantung dari apa yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
1
H. A. R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet. III, h. 64. 2 Agung Setiawan, Sutarto, dan Indrawati, Metode Praktikum dalam Pembelajaran Pengantar Fisika SMA: Studi pada Konsep Besaran dan Satuan Tahun Ajaran 2012-2013, Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 1 No. 3, 2012, h. 285. 3 UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), Cet. IV, h. 7.
1
2
Guru merupakan komponen yang sangat strategis bagi sebuah sistem pendidikan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan. 4 Seorang guru mempunyai peran untuk mengelola seluruh proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar yang memungkinkan setiap siswa dapat belajar secara aktif, efektif dan efisien. Dalam pengelolaan ini, guru perlu memiliki inovasi-inovasi agar mampu mengatasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Artinya, proses belajar yang dialami siswa sangat mempengaruhi berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu.5 Adanya perencanaan pengajaran dapat mempermudah pencapaian suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebagai guru yang baik dan profesional akan selalu mempersiapkan perencanaan secara matang, mengingat manfaatnya yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Biologi merupakan bagian dari ilmu sains yang memiliki dua dimensi yang bersifat mendasar, yakni dimensi produk dan dimensi proses. Biologi sebagai dimensi produk merupakan sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan sumber konsep. Sedangkan biologi sebagai dimensi proses mengandung keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki seseorang atau siswa untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan biologi.6 Biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam ilmu sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip teori sebagai produk sains dan cara kerja atau metode ilmiah sebagai proses sains. Biologi memiliki cabang ilmu yang beragam, seperti zoologi, mikrobiologi, histologi, morfologi, fisiologi, dan sebagainya. Pada satuan pendidikan SMA/MA, Biologi merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh siswa kelas X serta siswa kelas XI IPA 4
Sujarwo, Peranan Guru dalam Pemberdayaan Siswa, Jurnal Dinamika Pendidikan No. 1 Th. XVII, 2010, h. 2. 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. XV, h. 87. 6 Nur Efendi, Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, Jurnal PEDAGOGIA Vol. 2 No. 1, 2013, h. 85.
3
dan XII IPA. Sebagian siswa menganggap pembelajaran biologi sebagai pembelajaran yang sulit dan membosankan karena dipelajari dengan cara menghafal materi. Hal tersebut menjadikan materi pelajaran tidak dapat diingat dengan baik, sehingga berpengaruh pada pencapaian nilai siswa yang cenderung rendah.7 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi daya ingat (retensi) yang dimiliki siswa maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa yang diperoleh. Menurut O’Day, tanpa adanya pembelajaran ulang kebanyakan siswa akan mengingat mendekati 25% dari informasi yang didapat dalam jangka waktu satu minggu dan mendekati 21% apabila dalam jangka waktu 2 sampai 4 minggu. 8 Kemudian Ebinghaus dalam Sulistyoningsih dkk. menyebutkan bahwa dapat terjadi pengurangan retensi dengan cepat setelah interval waktu tertentu dan lupa atau berkurangnya retensi ini dapat terjadi beberapa jam pertama setelah proses belajar berlangsung.9 Dengan kata lain retensi akan terus mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, bahkan telah disebutkan bahwa dalam beberapa jam pertama setelah proses pembelajaran, siswa akan mengalami lupa. Maka sebisa mungkin retensi harus dipertahankan dengan adanya pengulangan-pengulangan materi. Rahman dalam Sri Hartati dkk. menyatakan bahwa retensi merupakan salah satu indikator bermutunya hasil belajar. Proses pembelajaran akan berlangsung lancar bila siswa memiliki retensi yang baik. Namun, ketika terdapat siswa yang mempunyai retensi rendah maka akan muncul masalah karena proses pembelajaran menjadi lamban sehingga tidak tercapainya target yang sebelumnya
7
Muhammad Abdul Halim, Sri Wiyanti, dan Rin Widya Agustin, Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta, h. 1, (http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/download/ 26/16). 8 Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of LongTerm Memory Retention, Journal of CBE-Life Sciences Education Vol. 6, 2007, h. 221. 9 Panca Agus Sulistyoningsih, Imam Suyanto, dan Triyono, Pengaruh Rehearsal dan Interferensi terhadap Retensi pada Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar di Kecamatan Puring Tahun Ajaran 2010/2011, h. 1-2, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/635/322).
4
sudah ditentukan.10 Meningkatkan kemampuan retensi bukanlah usaha yang mudah untuk diraih. Selain melakukan berbagai inovasi pada penerapan model pembelajaran di kelas, diperlukan pula inovasi-inovasi pada penggunaan media pembelajaran. Media merupakan alat bantu guru dalam memberikan pembelajaran. Media pembelajaran mampu memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Media tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.11 Media pembelajaran memiliki beberapa macam bentuk, salah satu bentuk media pembelajaran adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif merupakan penggabungan media teks, gambar, video, animasi, dan suara yang dapat disajikan secara bersamaan sehingga dapat menghasilkan interaktivitas pengguna yang dapat menimbulkan rangsangan (stimulus) berbagai indera sehingga pengguna dapat menerima dan mengolah informasi yang kemudian dipertahankan dalam ingatannya.12 Pelibatan berbagai indera yang dimaksud yakni tidak hanya audiotori dan visual, tetapi juga kinestetik. Artinya selain melihat dan mendengar, siswa dirangsang untuk aktif dalam pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan multimedia interaktif yang disediakan. Pelibatan berbagai indera tersebut bertujuan untuk dapat menerima dan mengolah informasi yang kemudian dipertahankan dalam ingatannya. Multimedia interaktif terbagi atas beberapa model. Menurut Rusman dalam Nandi, multimedia interaktif terdiri dari empat model, antara lain drill, tutorial, simulation, dan games. Keempat model tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Model multimedia interaktif drill memberikan pengalaman yang lebih konkret melalui penyediaan latihan-latihan soal; model multimedia interaktif tutorial berisikan kumpulan materi pelajaran; model multimedia interaktif 10
Sri Hartati, Kurnia Ningsih, dan Syamswisna, Model Pembelajaran STAD dan GI terhadap Retensi Siswa di MAN, h. 2, (http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/454/491). 11 Andoyo Sastromiharjo, “Media dan Sumber Pembelajaran”, Makalah disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama, 2008, h. 3-4. 12 Elang Krisnadi, Membangun Konstruksi Pengetahuan Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pemanfaatan Program Multimedia Interaktif (PMI), h. 3, (http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201147.pdf).
5
simulation memberikan pengalaman secara nyata melalui penciptaan tiruan-tiruan; dan model multimedia interaktif games memberikan fasilitas belajar yang menyediakan tantangan yang menyenangkan bagi siswa. 13 Pada penelitian ini, model multimedia interaktif yang akan digunakan merupakan gabungan dari keempat model tersebut. Tujuannya adalah multimedia interaktif selain menyajikan berupa tutorial konsep biologi yang di dalamnya memuat berbagai simulasi, juga terdapat kumpulan soal-soal sebagai pengukuran setiap indikator, serta menyediakan fasilitas permainan sebagai penambah motivasi belajar. Pembuatan multimedia interaktif menggunakan software Macromedia Director. Pemilihan software ini didasarkan pada produk yang akan dihasilkan supaya bisa dijalankan tanpa memakai player khusus. Software ini pun dapat digunakan tanpa harus menggunakan komputer berkemampuan tinggi. Salah satu materi dalam mata pelajaran biologi yang dibahas di kelas XI SMA IPA Semester 2 adalah mengenai sistem ekskresi. Kurangnya penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi sistem ekskresi yang bersifat abstrak seperti organ ekskresi dan mekanisme ekskresi.14 Konsep tersebut dinilai abstrak karena siswa tidak dapat mengamatinya secara langsung, sehingga siswa harus membayangkan sendiri dalam sistem kognitifnya. Kondisi yang demikian siswa membutuhkan media yang dapat menyimulasikan konsep sistem ekskresi untuk mempermudah siswa dalam mengolah informasi dan menyimpannya pada sistem penyimpanan. Berdasarkan uraian-uraian di atas yang telah dikemukakan terkait dengan permasalahan masih rendahnya retensi siswa pada materi pelajaran biologi ditingkat SMA, maka perlu dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi terhadap Retensi Siswa”.
13
Nandi, Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan, Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6 No. 1, 2006, h. 5-7. 14 Juwita Ayu Laksmi, Nursasi Handayani, Endang Suarsini, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Ekskresi Kelas XI SMA Brawijaya Smart School Malang, h. 1, (http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detailarticle/1/33/1089).
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Guru masih mengemas pembelajaran biologi dengan cara menghafal materi.
2.
Retensi siswa dalam pembelajaran biologi masih tergolong rendah.
3.
Konsep mengenai sistem kerja tubuh manusia dinilai abstrak.
4.
Perlu adanya inovasi dalam pembelajaran melalui penggunaan multimedia interaktif.
C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang dikaji tidak melebar dan lebih terarah, maka dalam penelitian ini dibatasi pada aspek-aspek sebagai berikut: 1.
Konsep biologi yang akan disampaikan adalah sistem ekskresi. Karena, konsep ini mengandung unsur abstrak dan penggunaan multimedia interaktif sesuai pada konsep ini.
2.
Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berupa program yang dibuat dengan menggunakan software Macromedia Director. Pemilihan software ini didasarkan pada hasil ekstensi file executable (*exe), yang artinya program multimedia interaktif dapat dijalankan di semua komputer tanpa harus menggunakan player khusus.
3.
Pengukuran retensi siswa dilakukan dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda yang diberikan 3 minggu setelah posttest I. Tes objektif pilihan ganda dipilih sebagai pengukur retensi, karena tes tersebut sangat representatif dalam pengukuran memori hasil belajar dan pemilihan rentang waktu 3 minggu merupakan pengembangan dari batas minimal pelaksanaan tes retensi yang dilakukan 1 minggu setelah akhir pembelajaran.
4.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2, semester 2 tahun ajaran 2013/2014 sesuai dengan hasil penentuan sampel.
7
D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa melalui hasil belajar yang diperoleh, serta respon siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, antara lain: 1.
Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bantuan dalam peningkatan retensi siswa terhadap materi serta memberikan pengalaman terkait dengan penggunaan multimedia interaktif.
2.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai rekomendasi dalam strategi pembelajaran di kelas dengan multimedia interaktif.
3.
Bagi peneliti dan pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai khasanah kepustakaan serta menjadi rujukan penelitian selanjutnya.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritis 1.
Multimedia Interaktif
a.
Pengertian Multimedia Interaktif Secara etimologis multimedia berasal dari bahasa Latin, yaitu diambil dari
kata multi yang berarti banyak; bermacam-macam dan medium yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. 1 Sedangkan secara istilah, Vaughan dalam Wijaya dkk. berpendapat bahwa multimedia adalah kombinasi dari teks, grafik, suara, animasi, dan video yang disampaikan menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya. Kemudian Rada dalam Wijaya dkk. menjelaskan bahwa multimedia merujuk pada perpaduan atau sinkronisasi aliran media.2 Sementara itu menurut Najjar dalam Sajidan multimedia adalah kombinasi tampilan berbagai media yang berbeda seperti teks, grafik, bunyi, dan video (animasi) untuk menyampaikan pesan informasi.3 Dari pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan terdapat kata kunci mengenai multimedia, yaitu adanya perpaduan antara berbagai unsur media, seperti teks, gambar, grafik, sound, animasi, dan video yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Multimedia hanyalah pengalaman satu arah, bukan dari dua arah. Artinya, pengguna hanya dapat mengerti informasi yang disampaikan, tetapi tidak dapat mengontrolnya. Kemudian muncul multimedia interaktif sebagai bentuk evolusi
1
Yoga Permana Wijaya, Parsaoran S., dan Dedi Rohendi, Efektivitas Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Konteks terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK, h. 2, (http://yogapermanawijaya.files.wordpress.com/2012/05/efektivitas-pembelajaranmultimedia-interaktif-berbasis-konteks-terhadap-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajar.pdf). 2 Ibid. 3 Sajidan, Peningkatan Hasil Pembelajaran Medan Listrik Menggunakan Multimedia Interaktif di SMAN Surakarta, 2012, h. 10, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/1208915.pdf).
8
9
dari multimedia tradisional.4 Multimedia interaktif merupakan suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol untuk dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna bebas memilih apa yang diinginkan untuk proses selanjutnya.5 Multimedia interaktif memberikan pengalaman dua arah bagi penggunanya. Multimedia interaktif memiliki lima elemen atau teknologi utama, antara lain teks, grafik, audio, video, dan animasi. Interaktivitas juga merupakan bagian dari elemen yang diperlukan untuk melengkapi proses komunikasi interaktif dalam penggunaan multimedia. Setiap elemen multimedia interaktif memiliki peran tersendiri dalam mewujudkan suatu informasi yang menarik dan berkesan.6 Hal ini membuat multimedia interaktif sangat berguna dan bermanfaat khususnya dalam dunia pendidikan.
Gambar 2.1. Interaktivitas Sebagai Pusat Aplikasi Multimedia 7
4
Lisana, Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran tentang Cara Berkendara yang Baik, Jurnal Teknologi Informasi Vol. 1 No. 2, 2011, h. 46. 5 Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, h. 51. 6 Munir, MULTIMEDIA: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. I, h. 111. 7 Ibid., h. 112.
10
b. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Hakikat multimedia interaktif dalam pembelajaran adalah penggabungan media teks, grafik, gambar, suara, video, dan animasi yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap), serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali. 8 Bentuk-bentuk media tersebut digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekadar menggunakan kata-kata (verbal). Sehingga, hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.9 Melalui komponen-komponen yang terdapat di dalam multimedia interaktif, guru mampu memberikan pengalaman yang bersifat konkret kepada siswa. Hal-hal yang bersifat abstrak dapat dikonversi menjadi informasi konkret. Pengalaman belajar yang diperoleh siswa pun akan lebih berarti dengan adanya multimedia interaktif. Karena, pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak hanya berupa informasi yang disampaikan dengan kata-kata (verbal). Hackbart dalam Soenarto memberikan definisi bahwa multimedia interaktif dalam pembelajaran sebagai suatu program pembelajaran yang melingkupi berbagai sumber yang terintegrasi dari bermacam-macam unsur media dalam program komputer. Program tersebut secara sengaja dirancang dalam bagian-bagian dan secara terstruktur memberi peluang untuk terjadinya interaktivitas antara pengembang program multimedia interaktif dengan para penggunanya secara fleksibel, sehingga terjadi proses belajar. 10 Munir dalam Waryanto menjelaskan bahwa komputer menjadi populer sebagai media pengajaran karena komputer memilki keistimewaan yang tidak dimilki oleh media
8
Sajidan, loc. cit. Mohammad Noor Faizin, Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif (MMI) pada Konsep Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa, 2012, h. 38, (http://file.upi.edu/ Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194704171973032MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_PEMBELAJARAN_MULTIME DIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf). 10 Sunaryo Soenarto, Multimedia Pembelajaran, 2012, h. 2-3, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MULTIMEDIA%20PEMBELAJARAN-23Mei2011.pdf). 9
11
pengajaran lain sebelum adanya komputer. Berikut adalah keistimewaan komputer sebagai media:11 1) Hubungan interaktif, yaitu komputer mampu mewujudkan hubungan antara stimulus dan resfons, menumbuhkan inspirasi dan meningkatkan minat. 2) Pengulangan, yaitu komputer memberikan fasilitas bagi pengguna untuk dapat mengulang materi atau bahan pelajaran yang diperlukan, memperkuat proses pembelajaran dan memperbaiki ingatan, serta memiliki kebebasan dalam memilih materi atau bahan pelajaran. 3) Umpan balik dan peneguhan, yaitu media komputer membantu pelajar memperoleh umpan balik (feedback) terhadap pelajaran secara leluasa dan dapat memacu motivasi pelajar dengan peneguhan positif yang diberi apabila pelajar memberikan jawaban. 4) Simulasi dan uji coba, yaitu media komputer dapat mensimulasikan atau menguji coba penyajian bahan pelajaran yang rumit dan teliti.
Komputer dibutuhkan untuk menjalankan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran karena program multimedia interaktif adalah bersifat digital. Adanya keempat keunggulan komputer tersebut mewujudkan pengalaman belajar siswa untuk dapat berinteraksi dengan program multimedia interaktif. Bayangkan jika tidak terdapat komputer, maka multimedia interaktif tidak dapat dijalankan. Sebagai sebuah produk multimedia, multimedia interaktif memiliki lebih dari satu kompenen media. Multimedia pembelajaran interaktif terbentuk dari enam komponen yang saling melengkapi untuk memberikan manfaat bagi penggunanya. Keenam kompenen antara lain:12 1) Suara (Sound) Dalam teknologi multimedia, sound card mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan suatu aplikasi multimedia. Penggunaan sound card dalam komputer dapat mengolah data suara dalam bentuk analog untuk diubah ke 11
Nur Hadi Waryanto, “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”, Makalah disampaikan pada Kegiatan Diklat Guru SMK Muhammadiyah 3 Klaten, 15 dan 21 Mei 2008, h. 3. 12 Sunaryo Soenarto, Op. cit., h. 3-5.
12
dalam bentuk digital yang disimpan ke dalam file bertipe data suara seperti WAV, MIDI, MP3, dan sebagainya. Sumber suara dapat diperoleh dengan peralatan seperti microphone, Open-Reel Videotape, audio cassette, CD, video cassette, dan instrumen MIDI.
2) Gambar (Image) Gambar dapat dipresentasikan ke dalam dua tipe dasar, yaitu bitmap dan vektor. Perbedaan dari kedua format ini adalah file bitmap berisikan informasi warna RGB dalam setiap pixelnya. Sedangkan pada vektor tidak berisikan informasi RGB. Para pengembang program multimedia banyak menggunakan tipe bitmap karena memiliki keanekaragaman warna walaupun sebernarnya tipe ini memerlukan ukuran file besar dan gambar akan pecah jika dilakukan pembesaran. Sumber gambar dapat diperoleh dengan peralatan scanner, camera still, dan sebagainya.
3) Animasi (Animation) Animasi adalah perubahan dari gambar satu ke gambar berikutnya sehingga dapat membentuk suatu gerakan tertentu. Animasi menunjukkan sebuah seni dari gambar grafik yang menirukan gerakan dan juga berisikan penyamaan suara. Data berupa animasi dapat dibuat dengan software seperti Flash Macromedia, Swift 3D, Swish, Adobe After Effect, dan sebagainya.
4) Video Video merupakan elemen yang menjadi syarat untuk dihadirkan sebagai kelengkapan dalam sebuah aplikasi multimedia. Pemasukan data video analog akan dimasukkan ke dalam sebuah komputer dengan adanya sebuah card tambahan yang bernama video card. Sumber video dapat diperoleh dengan peralatan, seperti video camera analog dan video camera digital.
13
5) Teks (Text) Teks merupakan bagian dari multimedia yang tidak boleh ditinggalkan. Teks dapat membantu melengkapi informasi yang dibutuhkan oleh user yang tidak dapat disampaikan hanya dengan menggunakan tampilan-tampilan gambar yang menarik. Sehingga penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan teks.
6) Interaktivitas Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer. Kualitas interaksi siswa dengan komputer sangat ditentukan oleh kecanggihan program komputer.
Keenam komponen atau elemen multimedia interaktif memiliki kedudukan yang sama. Setiap komponen akan saling mendukung komponen yang lain. Salah satu contohnya, jika ada suatu proses yang sulit dibayangkan oleh siswa, maka komponen animasi akan berperan. Namun, jika informasi yang diperlukan harus menggunakan suara, maka komponen sound yang akan berperan.
c.
Format Pembelajaran Multimedia Interaktif Terdapat beberapa bentuk atau format interaksi pembelajaran yang dapat
diaplikasikan dalam merancang sebuah multimedia pembelajaran interaktif. Setiap bentuk atau format multimedia interaktif memiliki karakteristik yang berbeda. Format sajian pembelajaran multimedia interaktif dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok sebagai berikut:13
13
Daryanto, Op. cit., h. 54-56.
14
1) Tutorial Format sajian semacam ini multimedia interaktif bekerja layaknya guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konep disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik. Pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
2) Drill dan Practice Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga mempunyai kemahiran di dalam suatu konsep yang sedang dipelajari. Program ini menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal yang tampil akan selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini juga dilengkapi pembahasan
yang membantu siswa untuk menemukan langkah-langkah
penyelesaian soal. Pada bagian akhir, pengguna dapat melihat skor akhir yang dicapai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
3) Simulasi Format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata. Siswa akan memperoleh pengalaman yang lebih nyata daripada tanpa multimedia. Misalnya, simulasi pesawat yang akan jatuh atau menabrak, perusahaan yang akan bangkrut, terjadinya malapetaka nuklir, dan seterusnya.
4) Percobaan atau Eksperimen Format program ini mirip dengan format simulasi, namun lebih spesifik pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian penguna dapat melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk.
15
Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan.
5) Permainan Format ini berisi permainan yang mengacu pada proses pembelajaran. Siswa yang malas belajar menjadi ada ketertarikan untuk mencoba, karena pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa sebenarnya sedang melakukan proses belajar.
Kelima format sajian multimedia pembelajaran interaktif di atas bukan hal yang mustahil jika digabungkan menjadi satu program. Tentu akan lebih memberikan manfaat kepada siswa, karena konten yang disajikan lebih lengkap. Seorang guru seharusnya memiliki kelimanya atau paling tidak satu sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Apabila guru belum dapat membuat sendiri, program seperti ini telah tersebar di dunia maya dan mudah untuk didownload. Hal yang paling utama dalam kelima sajian tersebut adalah adanya kemudahan dalam pengoperasiannya oleh siswa. Aneh jika program yang dibuat sempurna tetapi
siswa
tidak
dapat
menggunakannya
dan
menjadi
malas
untuk
menggunakannya.
d. Prosedur Pembuatan Pembelajaran Multimedia Interaktif Krigsman dalam Lisana menjelaskan tiga fase dalam pembuatan aplikasi multimedia, yaitu fase definisi, fase spesifikasi, dan fase implementasi. Fase definisi merupakan pemilihan projek. Selanjutnya fase spesifikasi adalah pembuatan rancangan multimedia. Fase yang terakhir, yaitu fase implementasi yaitu pengolahan komponen multimedia yang telah dipilih dan dirancang.14 Seperti halnya dalam sebuah prosedur, tahapan pertama adalah mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dan diakhiri dengan pengolahan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. 14
Lisana, Op. cit., h. 46.
16
Prosedur pembuatan multimedia pembelajaran interaktif, dapat pula mengikuti tahapan pada tabel berikut:15
Tabel 2.1. Prosedur Pembuatan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif No
1
2
3
4
5
6
Tahap
Analisis Kebutuhan
Identifikasi Materi
Menentukan Pembelajaran Interaktif
Format Multimedia
Desain Flow Chart Penulisan Story Board
Pengumpulan Bahan Grafis
7
Pengumpulan Bahan Animasi
8
Pemrograman
9
Finishing, Mastering
10
Uji Coba
11
Revisi Produk Akhir
Penjelasan Program yang dibuat harus sesuai dengan spesifikasi keilmuan dan ketepatan metodologi pembelajaran dengan substansi materi dan kompetensi yang diharapkan. Identifikasi mencakup tujuan pembelajaran umum dan khusus, pokok materi, pokok bahasan, dan subpokok bahasan, sarana, dan waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran. Memilih format sesuai kebutuhan siswa, antara format pembelajaran multimedia interaktif drill dan practice, tutorial, simulasi, percobaan atau eksperimen, atau permainan. Penggambaran menyeluruh mengenai alur program dari start hingga finish yang dibuat dengan simbol-simbol tertentu. Sebagai bentuk pengembangan dari desain flow chart dan upaya dokumentasi program secara tertulis. Mempersiapkan bahan grafis seperti foto, ilustrasi gambar, rekayasa foto, dan sebagainya sesuai yang direncanakan dalam story board. Pengumpulan bahan animasi sebagai pesan yang membutuhkan unsur gerak dan membuat tampilan lebih menarik. Menggabungkan materi-materi yang dibutuhkan dalam story board untuk dihasilkan program pembelajaran multimedia interaktif. Menyempurnakan program yang telah selesai sehingga tidak ada kesalahan sedikit pun. Tujuan uji coba untuk mengetahui keterbacaan visual; apakah pesannya jelas, animasi tidak terlalu mencolok dan mengganggu, tulisannya jelas atau tidak; kualitas suara; dan sebagainya. Apabila dalam uji coba terdapat kesalahan, dilakukan revisi agar program dapat berjalan dengan sempurna.
Kesebelas prosedur merupakan rangkaian yang tidak boleh terlewatkan dan harus dilakukan secara berurutan. Sebagai contoh, bagaimana mungkin dapat 15
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 41-44.
17
mengumpulkan bahan grafis dan animasi jika belum ditentukan materi yang akan dijadikan multimedia interaktif. Sehingga prosedur harus dilaksanakan dalam langkah yang benar dan secara lengkap. Prosedur lain juga diungkapkan oleh Ken Neo dan Mai Neo dalam pembuatan multimedia pembelajaran interaktif. Prosedur yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut:16
Tabel 2.2. Prosedur yang digunakan dalam Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif Tahapan 1: Assemble the content 2: Digisting media 3: Editing the media files 4: Author the application 5: Incorporating interactivity 6: Deliviring the application
Deskripsi Mengumpulkan dan mengatur konten media yang akan digunakan Mengubah konten media yang berupa analog menjadi format digital Memodifikasi dan mengedit konten media menggunakan aplikasi pembantu Mensinkronisasikan konten media dan memberi fasilitas interaktif Membuat navigasi yang mudah digunakan dan fungsi interaktif Mengemas hasil aplikasi sehingga dapat digunakan oleh pengguna
Keenam tahapan atau prosedur di atas jika dibuat alur adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2. Alur Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif17 16
Ken Neo T.K. dan Mai Neo, Interactive Multimedia Education: Using Authorware as an Instructional Tool to Enhance Teaching and Learning in the Malaysian Classroom, Journal of Educational Multimedia No. 5, 2002, h. 85. 17 Ibid., h. 86.
18
Prosedur atau tahapan-tahapan pada intinya dilakukan untuk menciptakan multimedia pembelajaran interaktif yang dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Jika guru atau penbuat multimedia pembelajaran interaktif tidak melakukan step-step dengan benar, maka banyak terjadi kesalahan pada program yang sudah dibuat. Program yang gagal tidak akan dapat dipakai sebagai alat bantu guru. Suatu multimedia interaktif yang dikembangkan harus memenuhi kriteria. Thorn dalam Hasrul mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif, anatara lain:18 1) Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah multimedia interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa/mahasiswa dapat mempelajarinya tanpa harus memiliki pengetahuan yang kompleks tentang media. 2) Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Artinya, terdapat kandungan pengetahuan yang jelas. 3) Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai isi dan program multimedia interaktif itu sendiri. 4) Kriteria
keempat
adalah
integrasi
media,
dimana
media
harus
mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan. 5) Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik untuk menarik minat belajar. 6) Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, dengan kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.
Selain melakukan prosedur secara berurutan dan tuntas, perlu diperhatikan pula kriteria-kriteria yang harus dimiliki multimedia interaktif. Telah disebutkan bahwa kriteria pertama adalah multimedia interaktif harus mudah dioperasikan 18
Hasrul, Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif, Jurnal MEDTEK Vol. 2 No.1, 2010, h. 2.
19
oleh pengguna. Karena sebagus apapun multimedia interaktif dibuat, apabila pengguna sulit mengoperasikan maka akan menjadi tidak berguna. Dengan demikian untuk membuat multimedia interaktif, harus memenuhi-memenuhi kriteria-kriteria tersebut.
e.
Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Salah satu hal yang menjajikan dari teknologi multimedia adalah
mengandung Virtual Reality (VR). Keuntungan dari VR membawa siswa ke dalam pembelajaran yang lebih nyata.19 Konsep-konsep yang dianggap siswa abstrak, menjadi lebih konkret dan mudah untuk dipahami. Philips dalam hasrul mengemukakan kekuatan dasar multimedia interaktif sebagai pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran, yaitu:20 1) Mixed media, artinya dengan menerapkan teknologi multimedia, berbagai media konvensional yang ada dapat diintegrasikan ke dalam satu jenis media interkatif , seperti media teks (papan tulis), audio, video, yang jika dipisahkan akan membutuhkan lebh banyak media. 2) User control, artinya teknologi multimedia interaktif, memungkinkan pengguna untuk menjelajahi materi ajar, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pengetahuan yang dimilikinya, disamping itu menjadikan pengguna lebih berulang-ulang. 3) Simulasi dan visualisasi, artinya teknologi animasi, simulasi dan visualisasi komputer, pengguna akan mendapatkan infromasi yang lebih nyata dari informasi yang bersifat abstrak. Dalam beberapa kurikulum dibutuhkan pemahaman yang kompleks, abstrak, proses dinamis dan mikroskopis, sehingga dengan simulasi dan visualisasi peserta didik akan dapat mengembangkan mental model dalam aspek kognitifnya. 4) Gaya belajar yang berbeda, artinya multimedia interaktif mempunyai potensi untuk mengakomodasi pengguna dengan gaya belajar yang berbeda-beda. 19
James L. Mohler, Using Interactive Multimedia Technologies to Improve Student Understanding of Spatially-Dependent ngineering Concepts, 2012, h. 295, (http://www.tech.purdue.edu/cg/). 20 Hasrul, Op. cit., h. 1-2.
20
Kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran, diantaranya terdapat pelibatan secara auditif, visal, dan kinetik yang dirancang secara interaktif sehingga dimungkinkan informasi mudah dimengerti, memberikan iklim afeksi secara individual, meningkatkan motivasi belajar, memberikan umpan balik, dan kontrol sepenuhnya pada pengguna.21 Multimedia interaktif dijadikan alat bantu guru dalam pembelajaran karena memiliki manfaat-manfaat. Manfaatmanfaat tersebut tidak lepas demi kebutuhan peserta didik. Tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru akan menjadi lebih mudah diwujudkan.
f.
Macromedia Director MX Macromedia Director MX merupakan aplikasi paling dikenal di seluruh
dunia bagi para pembuat multimedia interaktif. Para pengembang mempercayakan aplikasi ini untuk berbagai macam kepentingan seperti advertising kiosks, interactive entertainment, dan termasuk juga educational products. Pengguna dapat mengakses produk Director di web atau dalam bentuk CD dan DVD.22
Gambar 2.3. Tampilan default Director dalam Sistem Operasi Windows23 21
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), Cet. I, h. 152-153. 22 Jay Armstrong et. al., Using Director MX: Macromedia Director MX, (San Francisco: Macromedia, Inc, 2002), h. 13. 23 Macromedia, Macromedia Director MX 2004: Getting Started with Director, (San Francisco: Macromedia, Inc, 2004), h. 19.
21
Hal pertama yang dilakukan untuk menggunakan Director adalah memasang software ini ke dalam PC/komputer. Namun, PC/komputer yang digunakan harus memenuhi kriteria agar Director dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah kriteria yang harus dipenuhi dalam pemasangan Director pada sistem operasi Windows:24 1) Prosesor yang dibutuhkan Pentium 233 MHz 2) Sistem operasi Windows yang bisa digunakan antara lain Windows 95, 98, 2000, XP, atau NT 4.0 dan diatasnya 3) RAM yang diperlukan pada Windows 95 dan 98 adalah 32 MB (lebih direkomendasi 64 MB), sedangkan pada Windows NT, XP, dan 2000 adalah 64 MB (lebih direkomendasi 128 MB) 4) Kapasitas penyimpanan yang harus disediakan sebesar 40 MB
Sebagai software pembuat multimedia, Director memiliki saingan. Saingan yang dimaksud adalah software Flash. Namun, Director lebih cocok untuk pengerjaan multimedia offline dengan media CD/DVD yang di dalamnya banyak data gambar, audio, dan video.25 Berikut adalah tabel perbandingan antara Director dan Flash:
24
DOEACC Centre, Syllabus & Curriculum for Certificate Course In Director, h. 3, (http://www.doeacccalicut.ac.in/Certification/Syllabus/director.pdf). 25 Hendi Hendratman dan Robby, The Magic of Macromedia Director, (Bandung: INFORMATIKA, 2011), Cet. I, h. 544-545.
22
Tabel 2.3. Perbandingan antara Director dan Flash26 Indikator Jenis Image Distribusi Video Bahasa Pemrograman Jumlah Undo Timeline Audio Keyframe Ukuran file 3D Plugin Kebutuhan RAM Kerja Processor Kerja VGA
Flash MX 2004
Director MX 2004
Vector Web & CD *.FLV, *SWF Action Script 1000 Multiple Dikonversi Rumit & Repot Kecil Tidak Mendukung Besar Tinggi Tinggi
Bitmap CD *.MPG, *.MOV, *.AVI Lingo 1 1 Sesuai Asli Mudah & Sederhana Besar Mendukung Xtras Kecil Kecil Kecil
Director bisa dijadikan pencetak educational products yang menjadi alat bantu dalam proses pembelajaran. Kemampuannya untuk menggabungkan media audio, gambar, teks, video, dan animasi diperlukan dalam menciptakan alat bantu guru yang sangat berguna. Ditambah lagi Director mampu memberi fasilitas interaktif bagi para penggunanya, sehingga terjadi komunikasi dua arah antara program multimedia interaktif dengan pengguna.
2.
Retensi
a.
Karakteristik Retensi Memori yang biasanya diartikan sebagai ingatan (retensi) adalah fungsi
mental yang menangkap informasi dari stimulus. Memori juga merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia.27 Memori terletak di otak bagian depan, yaitu pada limbic system yang sangat penting dalam proses memori, karena bagian ini terdapat serebral penting, yaitu amigdala dan hippocampus. Amigdala penting dalam pemrosesan memori emosional sedangkan hippocampus berperan dalam 26 27
Ibid., h. 545. Syah, Op. cit., h. 94.
23
pembentukan memori pembelajaran spasial dan deklaratif.28 Dengan kata lain retensi merupakan salah satu dari fungsi otak. Selain sebagai suatu sistem penyimpanan, retensi juga terkait dalam penangkapan informasi dari rangsangan yang muncul. Mengingat berarti perbuatan jiwa yang menjadikan terkumpulnya pesan yang pernah dialami pada waktu yang telah lewat. Perbuatan mengingat ini meliputi kemampuan meresapkan stimulus dalam indranya, kemampuan menyimpan materi yang telah di-cam-kan, dan kemampuan mereproduksinya.29 Sehingga seseorang dapat dikatakan mengingat dengan baik apabila mampu menyerap stimulus yang akan disimpan sampai informasi dikeluarkan kembali. Pada psikologi kognitif, memori terbagi menjadi 3 sistem penyimpanan, yaitu sensory memory, short-term memory, dan long-term memory. Berikut adalah penjelasannya: 30 1) Sensory Memory Memori sensorik mempertahankan salinan dari apa yang dilihat atau didengar (visual dan pendengaran). Memori sensorik hanya berlangsung selama beberapa detik. Namun memiliki kapasitas yang tidak terbatas.
2) Short-Term Memory Memori jangka pendek adalah proses penyimpanan kelanjutan dari memori sensorik apabila terdapat informasi yang diperhatikan. Memori ini memiliki tugas layaknya RAM dalam sebuah komputer, yaitu menyediakan ruang kerja untuk penghitungan singkat dan kemudian meneruskan ke bagian lain dari sistem penyimpanan atau membuangnya.
28
Burhan Fanani, Trik Dahsyat Membuat Ingatan Setajam Silet dengan Metode Laci Pikiran, (Yogyakarta: Mantra Books, 2013), Cet. I, h. 51-52. 29 Makmun Khairani, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), Cet. II, h. 163. 30 Lake Washington Institute of Technology, Tips for Improving Memory Techniques, h. 1, (http://selkirk.ca/sites/default/files/Learning/Selkirk-College-Learning-Success-MemoryTechniques-Workshop.pdf).
24
3) Long-Term Memory Memori jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Informasi disimpan karena dianggap berarti dan penting.
Berdasarkan penjelasan di atas, ketiga sistem penyimpanan memiliki perbedaan. Perbedaan dapat dilihat dari kapasitas penyimpanan, lamanya informasi yang disimpan, dan fungsinya. Waktu penyimpanan terlama adalah memori jangka panjang. Kapasitas terbesar adalah memori sensorik. Sementara itu memori jangka pendek memiliki karakteristik serta fungsi yang mirip dengan bagian RAM pada komputer. Tulving dalam Ghasani dan Bhinnety memaparkan konsep memori menjadi tiga hal yaitu memori episodik, memori semantik, dan memori prosedural. Memori episodik menyimpan informasi dari suatu kejadian pada masa tertentu. Memori semantik menyimpan pengatuhuan yang lebih umum. Semantara memori prosedural menyimpan pengetahuan untuk melakukan suatu hal.31 Dengan demikian seseorang akan menyimpan informasi berupa peristiwa baik masa lalu atau pun sekarang ke dalam memori episodik. Lalu informasi tentang cara melakukan sesuatu seperti cara menggunakan sepeda motor akan tersimpan di dalam memori prosedural. Sedangkan seseorang akan menyimpan informasi dari pengetahuan yang lebih umum ke dalam memori semantik seperti kode yang memiliki arti. Suharman dalam Halim dkk. mengungkapkan bahwa pengukuran memori jangka panjang dapat dilakukan dengan menggunakan tes, seperti tes recall, tes rekognisi, tes pengetahuan konseptual, leksikal, perseptual, dan tes pengetahuan prosedural. Dari keenam tersebut, tes rekognisi sangat representatif untuk digunakan dalam pengukuran memori hasil belajar dalam pendidikan. 32 Penelitian yang dilakukan oleh Nazriati dan Fajaroh tes retensi diberikan kepada siswa
31
Alfa Ghasani dan Magda Bhinnety E, Efektivitas Aroma Peppermint untuk Meningkatkan Performansi Memori Jangka Pendek pada Mahasiswa, h. 3-4, (http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2671_MU.11090017.pdf). 32 Halim, Wiyanti, dan Agustin, Op. cit., h. 3-4.
25
setelah dua minggu pelaksanaan pembelajaran selesai.33 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Randler dan Zehender tes retensi dilakukan empat minggu setelah pembelajaran selesai.34 Sementara itu, Rohrer dan Pashler tes retensi sudah dilakukan dalam penelitiannya satu minggu setelah pembelajaran selesai.35 Dengan demikian pengukuran retensi dapat dilakukan dengan tes. Pada dasarnya pelaksanaan tes diberikan kepada subjek penelitian setelah pembelajaran selesai. Rangkaian proses mengingat yang dialami seseorang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.4. Proses Mengingat36
Berdasarkan gambar di atas, proses mengingat berhubungan dengan tiga jenis memori menurut psikologi kognitif, yaitu sensory memory, short-term memory, dan long-term memory. Rangsangan atau informasi dari luar diterima
33
Nazriati dan Fauziatul Fajaroh, Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalam Pembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis-Mikroskopis) terhadap Motivasi, Hasil Belajar, dan Retensi Kimia Siswa, Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 17 No. 2, 2007, h. 105. 34 Christoph Randler dan Irene Zehender, Effectiveness of Reptile Species Identification−A Comparison of A Dichotomous Key with An Identification Book, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education Vol. 2 No. 3, 2006, h. 58. 35 Doug Rohrer dan Harold Pashler, Increasing Retention without Increasing Study Time, Journal of Psychological Science Vol. 16 No. 4, 2007, h. 184. 36 Stacey T. Lutz dan William G. Huitt, Information Processing and Memory: Theory and Applications, h. 3, (http://www.edpsycinteractive.org/papers/infoproc.pdf).
26
oleh memori sensorik. Apabila informasi tidak diperhatikan, maka akan terlupakan. Namun, jika informasi diperhatikan akan ditransfer ke dalam memori jangka pendek. Di dalam memori jangka pendek, tanpa adanya pengulangan informasi akan terlupakan. Informasi yang dapat dipertahankan melalui proses pengkodean dan elaborasi berpindah ke dalam memori jangka panjang. Informasi dapat diakses dengan mentransfer kembali ke memori jangka pendek untuk dikeluarkan sebagai respon.
b. Peranan Retensi dalam Pembelajaran Biologi Retensi erat hubungannya dengan belajar. James Dese dalam Rahman memberikan pernyataan bahwa jika tidak ada retensi, maka proses belajar siswa tidak berlangsung dengan baik dan sebaliknya jika tidak belajar maka tidak akan ada retensi.37 Selain itu hasil belajar yang baik erat kaitannya dengan daya ingat (retensi) siswa terhadap materi yang dipelajari.38 Siswa akan lebih mudah mencapai hasil belajar tinggi jika memiliki retensi tinggi pula. Dalam mempelajari ilmu sains biologi, banyak materi yang perlu dipahami dan diingat. Materi tersebut meliputi konsep konkret dan abstrak. Aspek retensi sangatlah diperlukan dalam hal ini.39 Sehingga retensi menjadi bagian dari proses belajar biologi sebagai bentuk pencapaian hasil belajar biologi yang diharapkan guru maupun siswa. Secara neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat empat prinsip dasar, antara lain ingatan mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah, ingatan jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada otak, jejak ingatan disebarkan di seluruh sistem saraf, dan hipokampus dan lobus temporalis kelihatannya
37
Taufik Rahman, Peranan Pertanyaan terhadap kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMU, h. 1, (http://educare.e-fkipunla.net/index.php/option.com). 38 Linda Tri Antika, Aloysius Duran Corebima, dan Susriyati Mahanal, Perbandingan Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi antara Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi dan Rendah Kelas X SMA di Malang Melalui Strategi Problem Based Learning (PBL), h. 2, (http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel6C3A340136224B7A657A3B5423A5514E.pdf). 39 Rahman, Op. cit., h. 1-2.
27
mempunyai fungsi yang unik dalam proses ingatan manusia. 40 Mengingat tidak sama dengan menghafal. Kemampuan mengingat yang baik adalah hal yang penting dimiliki oleh setiap individu. Terdapat banyak manfaat bagi pembelajaran formal maupun non formal yang diperoleh dengan dukungan daya ingat yang baik, antara lain:41 1) Memudahkan individu untuk memahami materi baru melalui proses memadukan materi lama. 2) Melakukan kerja dengan efisien. 3) Membantu membentuk pola belajar keseharian yang efektif. 4) Membantu menyuplai informasi yang akan disampaikan kepada individu lain. 5) Mendukung berjalannya proses pemunculan ide kreatif dan manfaat lainnya yang bisa dirasakan baik disadari ataupun tidak. 6) Mengendalikan emosi, dan lain sebagainya.
Retensi menduduki posisi penting dalam pembelajaran biologi. Hasil belajar yang diharapkan lebih mudah tercapai dengan retensi yang baik. Retensi merupakan salah satu pendukung tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru akan mudah diraih.
c.
Lupa dalam Belajar Terdapat hal-hal yang kadang-kadang atau justru sering tidak dapat diingat
kembali. Kondisi yang demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hal-hal yang dilupakan.42 Lupa adalah peristiwa hilangnya informasi yang telah disimpan di
40
Isakandar Japardi, Learning and Memory, 2012, h. 2, (http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-isakandar%20japardi18.pdf). 41 Yovan P. Putra dan Bayu Issetyadi, Lejitkan Memori 1000%, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), Cet. I, h. 15-16. 42 Lailatul Fitriyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014), Cet. I, h. 145.
28
dalam ingatan jangka panjang.43 Berikut terdapat beberapa teori mengenai lupa, antara lain:44 1) Decay Theory, yaitu teori yang beranggapan bahwa memori seseorang mengalami proses aus atau penurunan kapasitas seiring dengan berlalunya waktu. 2) Interference Theory, yaitu teori yang mengatakan bahwa informasi yang sudah tersimpan dalam memori jangka panjang bisa saja sulit untuk dipanggil karena terganggu oleh informasi lainnya yang lebih akhir masuk. 3) Retrieval Failure, yaitu teori yang menjelaskan bahwa seseorang mengalami kegagalan mengingat karena tidak ada petunjuk yang memadai untuk mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah berlalu. 4) Motivated Forgetting Theory, yaitu teori yang menjelaskan bahwa hal-hal yang menyakitkan atau cenderung tidak menyenangkan akan ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran manusia. 5) CREB, yaitu teori yang menjelaskan mengenai protein bernama CREB yang dapat menghambat pembentukan ingatan jangka panjang. 6) Gangguan Fisiologis, yaitu teori yang menjelaskan bahwa lupa dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan faktor biokimiawi otak.
Keenam teori di atas adalah teori mengenai alasan-alasan yang menyebabkan seseorang mengalami peristiwa lupa. Salah satunya, lupa bisa terjadi karena sistem penyimpanan sudah mengalami proses aus. Selain itu, ternyata lupa bisa terjadi karena memang disengaja untuk tidak ingin mengingat kembali informasi yang dimaksud.
43
Tri Suminar, Tinjauan Filsafati Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Manajemen Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik, h. 11, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/download/961/898). 44 Afin Murtie, Melatih Otak Anti Lupa dengan Metode Laci Pikiran, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2013), Cet. I, h. 94-98.
29
Gambar 2.5. Peristiwa “Keluar” dan “Lupa”45
Retensi tidak dapat memunculkan sesuatu yang belum “didaftarkan” di dalam pikiran, atau yang belum didaftarkan secara sempurna. Hampir semua kegagalan dalam mengingat, masuk ke dalam kategori ini.46 Seseorang dapat lupa akan suatu informasi yang pernah diterimanya karena hal berikut:47 1) Displacement, yaitu informasi yang pernah diperoleh menghilang dari sistem memori jangka pendek karena masuknya tambahan informasi baru yang terlalu banyak ke dalam sistem memori jangka pendek tersebut. 2) Interferensi (Interference), yaitu terganggunya proses pemunculan kembali informasi yang telah ada yang disimpan pada sistem memori jangka pendek maupun memori jangka panjang karena dua sebab, antara lain interferensi retroaktif (informasi baru yang masuk mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang telah ada) dan interferensi proaktif (informasi lama yang telah ada mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang baru masuk).
Seseorang mengalami lupa kebanyakan karena dipengaruhi faktor bahwa tidak bisa memanggil kembali informasi yang disimpan karena informasi tidak tersimpan secara sempurna di dalam sistem memori. Padahal seseorang dinyatakan berhasil mengingat apabila telah melewati proses mengingat yaitu, mampu memunculkan kembali informasi yang disimpan. Selain itu, penumpukan
45
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: SKETSA, 2014), Cet. I, h. 524. Kay White, Power Memory: 27 Tips Menjadikan Otak Lebih Berdaya (Terjemahan), (Bandung: Nuansa Cendikia, 2013), Cet. I, h. 19. 47 Magda Bhinnety, Struktur dan Proses Memori, Buletin Psikologi Vol. 16 No. 2, h. 87. 46
30
informasi di dalam sistem memori juga akan mengganggu seseorang memanggil kembali informasi yang diinginkan. Penyebab melemahnya daya ingat tidak hanya tergantung pada pendidikan, lingkungan belajar, dan lingkungan fisik, tetapi juga pada faktor lain yang dapat mempengaruhi hidupnya (misalnya kehilangan orang yang dicintai). Selain itu, terdapat faktor-faktor lain seperti genetik keturunan, tidur, depresi, penyakit tiroid, diabetes, alkohol dan obat-obatan, dan kurangnya vitamin B12.48 Faktor-faktor tersebut harus segera dihindari agar daya ingat tidak berkurang. Misalnya, tetap menjaga waktu tidur agar fungsi ingatan dapat bekerja secara maksimal. Lupa dalam belajar dapat dikurangi dengan melakukan usaha-usaha tertentu. Usaha yang dilakukan tidak hanya pada guru, tetapi siswa juga memiliki peran. Berikut adalah tabel usaha yang harus dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran jika dilihat dari fase konsentrasi, fase pengolahan, dan fase menggali dan fase prestasi:49
Tabel 2.4. Usaha yang Dilakukan Guru dan Siswa dalam Mengurangi Lupa Fase Pembelajaran
Fase konsentrasi
Fase Pengolahan
Fase menggali dan Fase prestasi
48 49
Usaha Guru
Usaha Siswa
Guru harus mengarahkan perhatian siswa, supaya aneka unsur pokok dalam materi pelajaran benar-benar diperhatikan. Guru harus membantu siswa untuk mencernakan materi pelajaran dengan sebaikbaiknya. Guru dapat membantu dengan memberikan pertanyaan terarah, supaya siswa berhasil dalam menggali informasi dari ingatannya.
Siswa harus memberikan perhatian khusus pada unsurunsur yang relevan.
Khairani, Op. cit., h. 163-165. Winkel, Op. cit., h. 529-530.
Siswa harus mengolah materi dengan baik dan segera.
Siswa harus menggunakan kunci yang tepat untuk membuka ingatannya.
31
Lupa merupakan lawan dari retensi. Terkadang atau bahkan justru sering siswa mengalami hal lupa dalam proses pembelajaran. Lupa dapat disebabkan banyak faktor, dan faktor keturunan bisa menjadi penyebabnya. Nutrisi juga bisa menjadi faktor melemahnya daya ingat. Namun, terdapat pula kiat-kiat untuk mengurangi lupa dan dapat meningkatkan retensi. Guru harus dapat menjauhkan siswa dari hal lupa. Walaupun demikian, siswa juga diharapkan melakukan usaha supaya informasi dapat terus diingat.
3.
Kajian Materi Sistem Ekskresi Sistem ekskresi merupakan salah satu materi yang harus disampaikan
untuk siswa SMA kelas XI IPA. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.5. SK dan KD Materi Sistem Ekskresi Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta im-plikasinya pada salingtemas
Kompetensi Dasar 3. 5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga)
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati. Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan,
32
penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit antara lain, jerawat, panu, edema, dsb. Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus. Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis, tonsilitis, dsb. Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6; mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu penyakit yang menyerang hati disebut penyakit kuning. Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa kemih atau urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan urin terdapat tiga proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Kelainan pada organ ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus, batu ginjal, diabetes inspius, dsb. Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah satunya, cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan air laut. Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi. Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses.
33
4.
Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya peneliti
mendapatkan data bahwa terdapat beberapa penelitian tersebut yang relevan dengan penelitian ini, antara lain: Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf)”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan
teknologi
multimedia
interaktif
individual
dan
pembelajaran menggunakan teknologi multimedia interaktif klasikal, dapat meningkatkan pemahaman dan retensi siswa pada konsep sistem saraf. Bahkan, Kedua pembelajaran mampu membuat siswa termotivasi mempelajari kembali konsep sistem saraf walaupun pembelajaran telah selesai. Hal ini terbukti dari hasil retensi yang lebih dari 100%. Pembelajaran dengan teknologi multimedia interaktif secara individual mampu membuat siswa mandiri dan aktif dalam belajar, tidak demikian halnya untuk kelas klasikal ketika belajar di kelas karena pembelajaran didominasi oleh guru.50 Penelitian lain yang berjudul “Kontribusi Wacana Multimedia terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di Kelas 3 Mts Cimahi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran memberikan kontribusi yang positif pada retensi. Keunggulan multimedia dalam imagery tools dan penyedia iklim afektif untuk pembelajaran, membuat siswa mampu lebih lama menyimpan abstraksi konsep dalam struktur kognitifnya. Multimedia yang berperan sebagai tutor mengurangi peran pengajar sebanyak 59,62%. Berkurangnya peran pengajar ini berkontribusi negatif terhadap pemahaman siswa, sehingga jumlah siswa yang tuntas belajar pada kelompok multimedia lebih sedikit (65,38%) dari pada kelompok non 50
Fransisca Tailouw dan Wawan Setiawan, Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf), Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2, 2008, h. 25.
34
multimedia (80,77%). Peran komputer multimedia sebagai tutor hanya dipahami oleh 57,69% siswa, sedangkan sisanya masih membutuhkan pengajar sebagai tutor.51 Fransisca S. Tapilouw dalam “Analisis pembelajaran biologi berbasis multi media interaktif (MMI)pada berbagai jenjang pendidikan”. Hasil penelitian meyimpulkan pembelajaran dengan MMI ataupun PBK interaktif di satu sisi memang sangat baik untuk diterapkan, namun pemahaman konsep tidak selalu meningkat secara nyata karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil tes retensi umumnya tergolong tinggi (>80%) menunjukkan bahwa MMI dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui pengulangan dan simulasi proses yang terdapat dalam program MMI maupun PBK interaktif.52 Berdasarkan penelitian-penelitian diatas dapat dikatakan bahwa retensi siswa dapat meningkat dengan adanya multimedia interaktif pembelajaran. Selain itu, kemasan pembelajaran dengan multimedia interaktif menarik bagi siswa dan mampu menumbuhkan rasa keinginan untuk memepelajarinya lagi. Namun, tidak semua siswa dapat belajar secara mandiri, sehingga peran guru masih sangat diperlukan dalam mengajar.
B. Kerangka Berpikir Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep biologi. Saat mereka ingin belajar secara mandiri melalui buku pelajaran, siswa menjadi malas karena didalam buku dipenuhi materi yang padat dan sering muncul konsep abstrak. Di kelas pun, tidak semua guru dapat memberikan pembelajaran yang bermakna. Alhasil, siswa tidak memperoleh pengetahuan mengingat proses
51
Yanti Herlanti, Nuryani Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, Kontribusi Wacana Multimedia terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di Kelas 3 Mts Cimahi, Jurnal Pendidikan IPA: METAMORFOSA Vol. 2 No. 1, 2007, h. 10. 52 Fransisca S. Tailouw, Analisis pembelajaran biologi berbasis multi media interaktif (MMI) pada berbagai jenjang pendidikan, 2012, h. 11 (http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195107261978032FRANSISCA_SUDARGO/Abstrak_Analisis_MMI-Fransisca.pdf).
35
belajar yang tidak berhasil. Jika hal ini terus dibiarkan lama-kelamaan akan mempengaruhi hasil belajar biologi siswa. Profesionalitas guru perlu diperhatikan dalam kasus semacam ini. Seharusnya muncul inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam memperbaiki kegagalan belajar siswa. Inovasi tidak hanya sekedar pada model pembelajaran, tetapi media pun menjadi hal yang harus dipikirkan demi mewujudkan proses belajar siswa yang berkualitas unggul. Bila dicari hubungan sebab-akibat, proses penyampaian informasi guru yang bermakna akan menciptakan keberhasilan belajar siswa. Kemudian bila tercipta keberhasilan belajar siswa, maka siswa akan mudah mengetahui dan memahami konsep sekalipun pada konsep yang abstrak. Dan jika siswa sudah memahami konsep dengan baik, maka apapun konsepnya akan tersimpan dalam memori. Jika dilanjutkan lagi, memori siswa yang penuh akan pengetahuan memudahkan siswa dalam mengerjakan soal dan pada akhirnya akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Proses penyampaian informasi inilah yang harus selalu guru perhatikan dalam setiap kegiatan mengajar. Karena, bisa berdampak pada prestasi siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Terlebih jika media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif, dengan catatan bahwa pengoperasian programnya tidak menyulitkan siswa yang akan belajar. Konsep biologi yang berkaitan dengan sistem kerja tubuh khususnya pada materi sistem ekskresi mencakup konsep abstrak dan cukup padat. Multimedia interaktif dapat sangat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan tersebut. Siswa pun dengan leluasa dapat memilih menu yang disuguhkan dalam program dan belajar pun menjadi sangat menyenangkan. Diharapkan dengan kemasan sumber belajar yang menyenangkan seperti itu dapat menumbuhkan rasa ketagihan dalam diri siswa, sehingga program terus dibuka yang mengakibatkan daya ingat pun menjadi meningkat.
36
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu “terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, yang terletak di Komplek Perum Puri Bintaro Hijau Blok F IV, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan pada bulan Maret – April 2014 semester genap tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experimental, yaitu metode eksperimen, akan tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pretest, posttest I, dan posttest II (retest) dilakukan supaya dapat diketahui perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa mengerjakan pretest yang memiliki tujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Kemudian dilakukan posttest I setelah proses belajar mengajar topik sistem ekskresi berakhir yang bertujuan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui daya ingat (retensi) siswa terhadap materi yang telah diberikan, dilakukan posttest II (retest) setelah 3 minggu pembelajaran berhenti atau setelah melaksanakan posttest I. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design2, yang telah dimodifikasi dengan pola sebagai berikut:
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: CV ALFABETA, 2011), Cet. XIII, h. 114. 2 Ibid., h. 112-113.
37
38
Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelas
Pretest
Perlakuan
Posttest I
E K
O1 O3
X
O2 O4
3 minggu
Posttest II (Retest) O5 O6
Keterangan: E
: kelompok eksperimen
K
: kelompok kontrol
O1 O3
: pretest pada kedua kelompok dengan soal yang sama
X
: pendayagunaan multimedia interaktif
O2 O4
: posttest I pada kedua kelompok dengan soal yang sama
O5 O6
: posttest II (retest) pada kedua kelompok dengan soal yang sama (dilakukan 3 minggu setelah posttest I tanpa pemberitahuan terlebih dahulu) Berdasarkan desain penelitian di atas, digunakan dua kelompok dalam
penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok tersebut dalam proses belajar mengajar menerapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang sama. Perbedaannya, kelompok kontrol tanpa adanya penggunaan multimedia interaktif, sedangkan kelompok eksperimen dengan penggunaan multimedia interaktif. Pada kelompok kontrol menggunakan media pembelajaran animasi dan video yang dikemas dalam slide powerpoint.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi target dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, semester genap 3
h. 61.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2010), Cet. XVII,
39
tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan populasi terjangkaunya yaitu seluruh siswa SMA Negeri 5 Kota kelas XI, semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.4 Sampel penelitian dalam penelitian ini sebanyak dua kelompok yang diambil dari populasi terjangkau. Satu kelompok sebagai kelompok kontrol, yaitu kelas XI IPA 2 yang terdiri dari 35 siswa dan satu kelompok lagi sebagai kelompok eksperimen, yaitu kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 36 siswa. Teknik pengambilan sampel yang diterapkan adalah simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.5 Sehingga peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan menjadi anggota sampel. Oleh karena itu, peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan anggota sampel.
D. Variabel Penelitian Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Variabel bebas (independent variable) adalah penggunaan multimedia interaktif, disimbolkan dengan X.
2.
Variabel
terikat
(dependent
variable)
adalah
retensi
siswa
dalam
pembelajaran biologi, disimbolkan dengan Y.
Tabel 3.2. Variabel Penelitian Variabel Multimedia Interaktif (X) Retensi Siswa (Y)
4 5
Ibid., h. 62. Ibid., h. 64.
Definisi Operasional Multimedia interaktif dalam penelitian ini merupakan aplikasi yang diberi nama sistemekskresi.exe pada materi sistem ekskresi. Retensi siswa dalam penelitian diartikan sebagai tingkat kemampuan mengingat materi pelajaran yang diukur melalui pengulangan tes hasil belajar (posttest II/retest) pada waktu 3 minggu setelah posttest I dilakukan.
40
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari 3 tahapan, antara lain tahap persiapan sebelum penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian, dengan penjelasan sebagai berikut: 1.
Tahap Persiapan Sebelum Penelitian Hal pertama yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan studi
pustaka mengenai teori-teori yang melandasi penelitian, kemudian dilanjutkan dengan merancang desain penelitian yang akan digunakan. Setelah itu, menyelesaikan pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Langkah selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing. Instrumen penelitian terdiri dari program multimedia interaktif, tes objektif pilihan ganda, dan angket. RPP yang dibuat sebanyak 3 pertemuan pada konsep sistem ekskresi. Kemudian, langkah yang dilakukan yaitu melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk melakukan uji coba instrumen tes objektif pilihan ganda. Jumlah peserta tes sebanyak 50 siswa yang merupakan gabungan dari kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3. Hasil tes tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan aplikasi ANATES versi 4.0 sehingga diperoleh butir soal yang akan dipakai untuk pretest, posttest I, dan posttest II (retest) dalam penelitian, yaitu 25 soal. Begitu pula dengan instrumen program multimedia interaktif, instrumen tersebut divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru. Ahli materi adalah dosen pembimbing, ahli media merupakan perwakilan dari Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bagian Multimedia, dan guru adalah guru mata pelajaran biologi kelas XI di tempat penelitian berlangsung. Hasil validasi digunakan sebagai bahan revisi instrumen, sehingga program multimedia interaktif siap digunakan pada proses penelitian.
41
Langkah terakhir pada tahapan ini adalah menentukan sampel yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dihasilkan kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen akan memperoleh perlakuan sesuai dengan desain penelitian yang telah ditentukan.
2.
Tahap Pelaksanaan Penelitian Langkah awal pada tahapan ini adalah masing-masing sampel yang terdiri
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest. Langkah selanjutnya, masuk ke dalam proses pembelajaran. Konsep yang diajarkan adalah sistem ekskresi. Kedua kelompok dalam proses pembelajarannya digunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang sama, yaitu pendekatan pembelajaran ekspositori dengan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Penggunaan program multimedia interaktif diterapkan oleh kelompok eksperimen, sehingga kegiatan belajar berada di ruang laboratorium komputer yang mengharuskan setiap
siswa
mengahadap
1
komputer.
Sedangkan
kelompok
kontrol
menggunakan media pembelajaran animasi dan video yang dikemas dalam slide powerpoint. Kegiatan belajar kelompok kontrol tetap berada di dalam kelas dengan bantuan projector. Setelah konsep yang diajarkan selesai, kedua kelompok sampel diberikan posttest I. Dalam jangka waktu 3 minggu kemudian diadakan posttest II (retest).
3.
Tahap Akhir Penelitian Hasil pretest, posttest I, dan posttest II (retest) dari kelompok eksperimen
dan kontrol selanjutnya dianalisis menggunakan analisis uji statistik. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik tersebut. Penarikan kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.
42
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
43
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan tes yang berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dan nontes yang berupa angket, secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut: 1.
Retensi siswa dijaring menggunakan tes objektif. Tes retensi (posttest II/retest) diberikan kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes diberikan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, hal ini dilakukan agar retensi belajar siswa yang diukur benar-benar mencerminkan hasil belajar siswa pada saat perlakuan, bukan karena pengulangan belajarnya. Pelaksanaan tes retensi hasil belajar diberikan 3 minggu setelah posttest I. Instrumen yang digunakan adalah sama, dalam artian mengandung soal yang sama.
2.
Angket diberikan di akhir seluruh kegiatan pembelajaran. Angket tersebut diberikan untuk melihat respon siswa terhadap kehadiran multimedia interaktif pada kelompok eksperimen.
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Program multimedia interaktif Program multimedia interaktif diberi nama sistemekskresi yang merupakan
aplikasi pembelajaran bereksktensi file berupa exe (executable), yang artinya file dapat dibuka tanpa harus memiliki media player pendukung. Program tersebut dibuat menggunakan software Macromedia Director dengan besar file 59.4 MB. Materi yang dikemas di dalamnya adalah tentang sistem ekskresi. Agenda pembuatan multimedia interaktif terlampir pada lampiran 10. Setelah program selesai dibuat, dilakukan uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, dan guru. Kisi-kisi instrumen penilaian multimedia interaktif meliputi aspek isi, kebahasaan,
44
efek multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh. Aspek isi terdiri dari 9 indikator untuk ahli materi dan guru masingmasing 1 butir. Aspek kebahasaan terdiri dari 4 indikator untuk ahli materi dan guru, serta 3 indikator untuk ahli media masing-masing 1 butir. Aspek efek multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran terdiri dari 6 indikator untuk ahli materi, ahli media, dan guru masing-masing 1 butir. Aspek tampilan menyeluruh terdiri dari 2 indikator untuk ahli materi dan guru, serta 6 indikator untuk ahli media masing-masing 1 butir. Kisi-kisi instrumen penilaian multimedia interaktif dapat dilihat pada lampiran 14. Kisi-kisi penilaian multimedia interaktif di atas merupakan hasil modifikasi dari kisi-kisi yang dibuat oleh Ahmad Saifudin dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Mata Pelajaran IPS SMP”.6 Ahli materi adalah dosen pembimbing, ahli media merupakan perwakilan dari Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bagian Multimedia, dan guru adalah guru mata pelajaran biologi kelas XI di tempat penelitian berlangsung. Rekapitulasi penilaian multimedia interaktif terlampir pada lampiran 18.
2.
Tes objektif pilihan ganda Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda.
Tes pilihan ganda merupakan pokok uji yang meliputi dari satu pertanyaan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya disediakan beberapa pernyataan sambungan yang diantaranya adalah jawaban benar.7 Pilihan ganda terdiri dari 5 pilihan yaitu a, b, c, d, dan e. Ranah kognitif yang digunakan dalam tes ini meliputi
aspek
mengingat/remember
(C1),
memahami/understand
(C2),
mengaplikasikan/apply (C3), menganalisis/analyze (C4), mengevaluasi/evaluate (C5), dan mencipta/create (C6) dalam taksonomi Bloom revisi.8 Tes ini diberikan 6
Ahmad Saifudin, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Mata Pelajaran IPS SMP, Jurnal FALASIFA. Vol .1 No.2, 2001, h. 71-82. 7 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 56. 8 Ibid., h. 14.
45
sebelum pembelajaran (pretest), sesudah pembelajaran (posttest I), dan 3 minggu setelah posttest I (posttest II/retest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda9 Sub Konsep Sistem Ekskresi Hati Paru-Paru
C1
C2
2, 3*
1*
7*
6*
Jenjang Kognitif C3 C4
C5
%
4
10%
9*
4 2
10% 5%
17*
7
17,5%
4 8
5* 10
13
11*, 12
14, 15*, 16*
21*, 24, 26*, 27*
19*, 20*, 23*
22, 29*
25, 28*
12
30%
32, 36
31*, 34*
30*, 33*
35*
7
17,5%
39
37*
38
40*
4
10%
5
10
9
9
5
2
12.5%
25%
22.5%
22.5%
12.5%
5%
Kulit 18*
Ginjal Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi pada Hewan Jumlah Soal %
Jumlah Soal
C6
40
Keterangan: *soal yang digunakan sebagai alat tes (pretest, posttest I,dan posttest II/retest)
3.
Angket Angket atau quetioner termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat
data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal.10 Angket berisikan pernyaataan mengenai siswa terhadap kehadiran multimedia interaktif pada kelas eksperimen. Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket diisi dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada lembar jawaban 9
Lampiran 1, h. 74-98. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. IV, h. 166. 10
46
dengan dua pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. Berikut adalah kisi-kisi instrumen angket:
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket No
Indikator
Nomor Butir
Jumlah
%
1
Kejelasan topik pembelajaran. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa. Kemudahan penggunaan. Kemampuan komponen multimedia interaktif untuk meningkatkan retensi siswa pada materi sistem ekskresi. Dukungan multimedia interaktif bagi kemandirian belajar siswa. Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. Komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan lancar. Jumlah %
2
1
6.7%
3
1
6.7%
1
1
6.7%
4, 5, 6, 8, 13, 15
6
40%
10, 11
2
13.3%
7, 9, 12
3
20%
14
1
6.7%
15 100%
15
2 3 4 5 6 7
H. Kalibrasi Instrumen Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen program multimedia interaktif sebelum diterapkan di kelompok eksperimen, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, dan guru, masing-masing adalah dosen pembimbing, Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bagian Multimedia, dan guru bidang studi biologi di sekolah tempat penelitian berlangsung. Setelah dilakukan uji kelayakan dan beberapa perbaikan, maka instrumen tersebut layak untuk digunakan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data perangkat tes yang berupa tes objektif pilihan ganda, dilakukan uji instrumen pada siswa di luar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3 SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, sejumlah 50 siswa. Hasil uji coba perangkat tes dipilih untuk dijadikan instrumen pengukuran hasil belajar kognitif guna mengetahui retensi siswa. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
47
1.
Validitas Validitas berasal dari kata validity yang bermakna tepat atau sahih.11
Validitas (kesahihan) dapat diartikan sebagai suatu kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku.12 Validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi biseral sebagai berikut:13
Keterangan:
=
−
γpbi
: koefisien korelasi biseral
Mp
: rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya
Mt
: rerata skor total
St
: standar deviasi dari skor total proporsi
p
: proporsi siswa yang menjawab benar ( =
q
)
: proporsi siswa yang menjawab salah ( = 1 − ) Apabila γpbi ≥ rtabel maka butir soal dikatakan valid. Sebaliknya jika γpbi <
rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas pada 40 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 26 soal valid yakni nomor 1, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, dan 40.14 Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instrumen tes untuk ranah kognitif. Hasil penghitungan menggunakan program ANATES versi 4.0.
11
Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 105. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2006), Cet. XIII, h. 137. 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. I, h. 93. 14 Lampiran 4, h. 111-112. 12
48
2.
Reliabilitas Reliabilitas (rely + ability = reliability) memilki makna keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi, sehingga dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.15 Rumus reliabilitas pada penelitian ini menggunakan K-R. 20 sebagai berikut:16 =
Keterangan:
−1
−∑
r11
: reliabilitas tes secara keseluruhan
p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q ∑pq
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( = 1 − )
n
: banyaknya item
S
: standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
Tabel 3.5. Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment17 Besarnya “r”
Interpretasi
0.00 – 0.20 0.21 – 0.40 0.41 – 0.70 0.71 – 0.90 0.91-1.00
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh hasil reliabilitas tes sebesar 0.84, yang memiliki interpretasi tinggi.18 Penghitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi ANATES versi 4.0.
15
Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 105. Arikunto, Op. cit., h. 115. 17 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. XXIV, h. 193. 18 Lampiran 5, h. 113. 16
49
3.
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah salah satu analisis kuantitatif konvensional
paling sederhana dan mudah. Soal dikatakan baik jika soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Perhitungan tingkat kesukaran diperoleh dari proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Rumus tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:19 =
Keterangan: P
: proporsi (indeks kesukaran)
B
: jumlah siswa yang menjawab benar
N
: jumlah peserta tes Tabel 3.6. Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran20 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran
P = 0 – 0.25 P = 0.26 – 0.75 P = 0.76 – 1
Sukar Sedang Mudah
Berdasarkan hasil penghitungan dari aplikasi ANATES versi 4.0 diperoleh bahwa terdapat 3 soal kategori mudah, 33 kategori sedang, 2 soal kategori sukar, 1 soal kategori sangat mudah, dan 1 soal kategori sangat sukar. 21
4.
Daya Beda Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
19 20 21
Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 103. Ibid., h. 103-104. Lampiran 6, h. 114.
50
dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi.22 Rumus pengukuran daya beda adalah sebagai berikut:23 =
Keterangan:
− 0,5 ×
D
= daya beda
Ba
= jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb
= jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N
= jumlah peserta tes Tabel 3.7. Klasifikasi dan Indeks Daya Beda24 Klasifikasi Daya Pembeda
Indeks Daya Beda
0.00 – 0.20 0.21 – 0.40 0.41 – 0.70 0.71 – 1.00 < 0.00 (negatif)
Jelek (poor) Cukup (satisfactory) Baik (good) Baik sekali (excellent) Tidak baik (diabaikan)
Berdasarkan hasil penghitungan dari aplikasi ANATES versi 4.0 diperoleh bahwa terdapat 8 butir soal yang memiliki daya pembeda baik sekali, 17 butir soal baik, 8 butir soal cukup, 4 butir soal jelek, dan 3 butir soal tidak baik.25
I.
Teknik Analisis Data Analisis data digunakan sebagai suatu cara untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami oleh berbagai pihak yang ingin mengetahui hasil penelitian. Berikut adalah analisis data yang dilakukan pada penelitian ini:
22 23 24 25
Arifin, Op. cit., h. 273. Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 104. Arikunto, Op. cit., h. 232. Lampiran 7, h. 115.
51
1.
Uji Retensi Tes retensi (posttest II/retest) dilakukan untuk mengukur daya ingat
terhadap materi yang telah diberikan, dalam penelitian ini adalah pada konsep sistem ekskresi manusia. Tes retensi (posttest II/retest) ini dilaksanakan 3 minggu setelah posttest I. Pemilihan rentang waktu tersebut didasarkan oleh beberapa ahli terkait pelaksanakan retest, yang menyatakan bahwa retest sudah dapat dilaksanakan 1 minggu setelah posttest I. Penilaian retensi dapat dihitung dengan rumus:26 Retensi =
Nilai
Nilai
(
I
)
× 100%
Perolehan skor retensi tersebut, kemudian dikategorikan atas empat kategori pada tabel berikut:
Tabel 3.8. Retensi Siswa Berdasarkan Kategori Adaptasi Penguasaan Konsep Depdikbud27
2.
Klasifikasi Retensi
Indeks Retensi
≥ 100% 85-99% 70-84% 55-69%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Angket Skor angket terlebih dahulu dihitung pada setiap butir pernyataan dengan
cara menentukan persentase jawaban “ya” dan “tidak”. Kemudian dicari rata-rata
26
Setiawan, Sutarto, dan Indrawati, Op. cit., h. 287. Fifi Afifah, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak pada Manusia”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2005, h. 48, Tidak Dipublikasikan. 27
52
sehingga menghasilkan skor setiap indikator. Persentase respon setiap butir pada angket tertutup dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:28 Respon = 3.
∑ siswa yang menjawab sama × 100% ∑ siswa
Uji Prasyarat Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan menggunakan statistik uji “t” untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh multimedia interaktif terhadap retensi siswa. Namun, sebelumnya perlu dilakukan uji prasyarat, antara lain: a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Liliefors (taraf signifikan α = 0,05). Langkah-langkah pada pengujian ini dimulai dari pengamatan xi, x2, …, xn untuk dijadikan bilangan baku zi, z2, …, zn dengan menggunakan rumus
=
̅
,
dimana ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel. Dalam merubah kedalam bilangan baku dilakukan dengan cara menggunakan
daftar distribusi normal baku, dihitung peluang F (zi) = P (z < zi). Selanjutnya dihitung proporsi zi, z2, …, zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka
( )=
∑
,,
,…
. Setelah itu, dihitung
( ) − ( ) dan ditentukan harga mutlaknya. Kemudian memilih harga
selisih
yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, yang disebut Lo. Nilai Lo lalu dibandingkan dengan Lt untuk mengetahui apakah data berdistribusi
28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2002), Cet. VIII, h. 131.
53
normal atau tidak. Apabila Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Namun, jika Lo > Lt maka data tidak berdistribusi normal.29
b. Uji Homogenitas Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas diperlukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi homogen atau heterogen. Teknik uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Fisher pada taraf signifikan α = 0.05 dengan rumus sebagai berikut:30 = Apabila Fhitung < Ftabel maka data berasal dari populasi yang homogen. Namun, jika Fhitung > Ftabel maka data tidak berasal dari populasi yang homogen.
4.
Uji Hipotesis Setelah dilakukan penghitungan normalitas dan homogenitas maka
selanjutnya menganalisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan penggunaan multimedia interaktif dengan tidak menggunakan multimedia interaktif. Bila jumlah n1 ≠ n2 dan varians homogen maka dapat digunakan rumus t-test dengan polled varian dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 - 2 pada taraf signifikan
= 5% dengan rumus
sebagai berikut:31
29
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata Sampurna, 2010), Cet. I, h. 107-109. 30 Kadir, Op. cit., h. 118. 31 Sugiyono, Op. cit., h. 273.
54
=
(
)
1− 2
(
)
Keterangan: X
+
: rata-rata kelompok eksperimen
X
: rata-rata kelompok kontrol
S1 : standar devisi kelompok eksperimen S2 : standar devisi kelompok kontrol n
: jumlah siswa kelompok eksperimen
n
: jumlah siswa kelompok kontrol
J.
Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : µ 1 = µ 2 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata) Ha : µ 1 ≠ µ 2 (nilai rata-rata berbeda nyata) H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa.
dengan, 1=
2
: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1≠
2
: terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini meliputi data tes objektif pilihan ganda dan angket. Tes objektif pilihan ganda terdiri dari pretest, posttest I, dan posttest II (retest) pada kedua kelompok, yakni kelompok eksperimen (XI IPA 1) dan kelompok kontrol (XI IPA 2). Pretest dilakukan sebelum pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada konsep sistem ekskresi. Setelah kedua kelompok melaksanakan proses pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok eksperimen dengan menggunakan multimedia interaktif dan kelompok kontrol menggunakan media animasi dan video, kemudian dilaksanakan posttest I yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara sebelum dan sesudah perlakuan. Sesudah 3 minggu dari pelaksanaan posttest I, selanjutnya diadakan posttest II (retest) tanpa adanya pemberitahuan. Posttest II (retest) dilakukan untuk mengukur retensi siswa pada konsep sistem ekskresi.
1.
Deskripsi Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) Berikut adalah data nilai pretest, posttest I, dan posttest II (retest)
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.1. Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data Nilai Minimum Nilai Maksimum Mean Median Modus Standar Deviasi (SD)
Pretest Eksperimen (E) Kontrol (K) 24 28 60 64 44.33 45.94 44 44 44 40 11 10.28
55
Posttest I E K 56 48 92 84 76.11 66.63 76 68 76 64 10.01 10.27
Posttest II E K 48 40 96 76 77.11 60 80 60 72 52 13.06 10.31
56
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Selisih nilai tersebut sebesar 1.61. Nilai maksimum dan nilai minimum pada pretest kelompok kontrol juga lebih unggul daripada kelompok ekskperimen. Namun, nilai pretest yang sering muncul (modus) pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada nilai rata-rata posttest I kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami peningkatan. Nilai rata-rata posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini kebalikan saat pretest. Selisih nilai tersebut mencapai 9.48. Kriteria lain seperti nilai maksimum, nilai minimum, median, dan modus juga unggul pada kelompok eksperimen. Peningkatan nilai rata-rata posttest II (retest) hanya terjadi pada kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok kontrol mengalami penurunan. Sehingga selisih nilai rata-rata kedua kelompok mampu mencapai 17.11. Seperti halnya posttest I, kriteria nilai maksimum, nilai minimum, median, dan modus unggul pada kelompok eksperimen.
2.
Data Retensi Dalam penelitian ini jumlah siswa untuk kelompok eksperimen adalah 36
sedangkan jumlah siswa untuk kelompok kontrol adalah 35. Data hasil rata-rata retensi siswa melalui posttest II (retest) pada kelompok eksperimen sebesar 101.01%. Sedangkan rata-rata retensi kelompok kontrol memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 90.07%. Hal ini menunjukan bahwa retensi siswa dengan penerapan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan retensi siswa yang hanya menggunakan media animasi dan video. Berikut adalah penyajian data retensi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
57
Tabel 4.2. Data Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tingkat Retensi 55-69% (Kurang) 70-84% (Cukup) 85-99% (Baik) ≥ 100% (Sangat Baik)
Kelompok Eksperimen (n=36) n % 10 27.78% 26 72.22%
Kelompok Kontrol (n=35) n % 8 22.86% 23 65.71% 4 11.43%
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa tingkat retensi siswa pada kelompok eksperimen yang mencapai ≥ 100% jumlahnya lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Bahkan, pada kelompok kontrol terdapat siswa yang memiliki tingkat retensi cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen mempunyai kemampuan menyimpan konsep dalam struktur kognitif lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Siswa yang memiliki tingkat retensi sangat baik (≥ 100%) dapat dikatakan mengalami peningkatan retensi. Berikut adalah tabel pengamatan siswa yang mengalami peningkatan retensi, tetap, dan penurunan retensi:
Tabel 4.3. Kondisi Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kondisi Peningkatan Retensi Tetap Penurunan Retensi
Kelompok Eksperimen (n=36) n % 18 50% 8 22.22% 10 27.78%
Kelompok Kontrol (n=35) n % 1 2.86% 3 8.57% 31 88.57%
Berdasarkan tabel 4.3, siswa yang mengalami peningkatan retensi dan tetap tergolong ke dalam tingkat retensi sangat baik (≥ 100%). Sedangkan siswa yang mengalami penurunan retensi tergolong ke dalam tingkat retensi mulai dari baik (85-99%) hingga cukup (70-84%). Semakin besar selisih antara nilai posttest II (retest) dengan posttest I, maka siswa akan masuk ke dalam tingkat retensi cukup (70-84%).
58
3.
Angket Setelah melakukan serangkaian penelitian pada kelompok eksperimen,
maka diberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif. Jumlah angket yang terkumpul dan dianalisis sebanyak 36 angket dengan total butir 15 pernyataan positif. Setiap butir pernyataan dihitung total skornya lalu dipersentasikan sehingga dapat menginterpretasikan pernyataan setiap butir. Angket ini terdiri dari 7 indikator antara lain, kejelasan topik pembelajaran, kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa, kemudahan penggunaan, kemampuan komponen multimedia interaktif untuk meningkatkan retensi siswa pada materi sistem ekskresi, dukungan multimedia interaktif bagi kemandirian belajar siswa, keteraturan desain aplikasi pembelajaran, dan komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan lancar. Dari 7 indikator tersebut, akan dilihat respon siswa terhadap masing-masing indikator tersebut unuk memudahkan pembahasan. Berikut adalah data angket kelompok eksperimen:
Tabel 4.4. Data Angket Kelompok Eksperimen No
Indikator
% Jawaban
1 2 3
Kejelasan topik pembelajaran. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa. Kemudahan penggunaan. Kemampuan komponen multimedia interaktif untuk meningkatkan retensi siswa pada materi sistem ekskresi. Dukungan multimedia interaktif bagi kemandirian belajar siswa. Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. Komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan lancar.
83.33% 97.22% 100%
4 5 6 7
96.76% 93.10% 98.15% 80.56% 92.73%
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata siswa yang memilih jawaban “ya” pada pernyataan positif setiap indikator mencapai di atas 75%. Penghitungan setiap butir pernyataan dapat dilihat pada lampiran 36. Dari uraian di atas mengenai
59
penggunaan multimedia interaktif
pada konsep
sistem
ekskresi
secara
keseluruhan, diperoleh informasi bahwa penggunaan multimedia interaktif ini dapat diterima dan mampu membantu siswa dalam meningkatkan retensi (daya ingat) siswa.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data Sebelum melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Liliefors dengan taraf signifikan α = 0.05. Kriteria pengujian dikatakan berdistribusi normal jika nilai Lo < Lt, sebaliknya jika nilai Lo > Lt berarti data tidak berdistribusi normal. Hasil penghitungan uji normalitas hasil pretest, posttest I, dan posttest II (retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) Data n Lo Lt Kriteria Kesimpulan
Pretest E K 36 35 0.095 0.118 0.147 0.149 Lo < Lt Lo < Lt Normal Normal
Posttest I E K 36 35 0.071 0.078 0.147 0.149 Lo < Lt Lo < Lt Normal Normal
Posttest II E K 36 35 0.077 0.124 0.147 0.149 Lo < Lt Lo < Lt Normal Normal
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa hasil pretest, posttest I, dan posttest II (retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai Lt diambil mengacu nilai pada tabel konsultasi Lilliefors pada taraf signifikansi 5%
60
dan derajat kebebasan 36. Kolom keputusan dibuat sesuai pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika Lo < Lt maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo > Lt maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai Lo kedua data pretest, posttest I, dan posttest II (retest) lebih kecil dari nilai Lt. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. Penghitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 23-28.
2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher pada taraf
signifikan 5%. Kriteria pengujian dikatakan bersifat homogen (H0 diterima) jika nilai Fhitung < Ftabel, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak homogen. Hasil penghitungan uji homogenitas data pretest, posttest I, dan posttest II (retest) disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) Pretest
Data
E 36
n Fhitung Ftabel Kesimpulan
Posttest I K 35
1.14 1.74 Homogen
E 36
Posttest II K 35
1.05 1.74 Homogen
E 36
K 35 1.60 1.74 Homogen
Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa uji homogenitas data pretest, posttest I, dan posttest II (retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil pengitungan pretest, posttest I, dan posttest II (retest) tersebut nilai Fhitung < Ftabel. Sehingga
61
dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. Penghitungan selengkapnya uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 29-31.
C. Pengujian Hipotesis Setelah data penelitian diuji kehomogenitasan dan kenormalitasannya, diperoleh hasil bahwa data homogen dan normal kemudian langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi
terhadap
retensi
siswa.
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan
menggunakan rumus uji-t dengan kriteria jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata) dan jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai ratarata berbeda nyata). Hasil penghitungan uji-t data pretest, posttest I, dan posttest II (retest) disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7. Hasil Uji-t Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) Pretest
Data
E 36 11
n SD thitung ttabel Kesimpulan
Posttest I K 35 10.28
-0.633 1.658 H0 diterima
E 36 10.01
K 35 10.27
3.919 1.658 H0 ditolak
Posttest II E 36 13.06
K 35 10.31
6.080 1.658 H0 ditolak
Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa perolehan nilai thitung dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji-t pada pretest, sehingga diperoleh thitung < ttabel dengan dk = (36 + 35) – 2 = 69 pada taraf signifikan 5% satu arah. Dengan demikian dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dengan pretest kelompok kontrol karena belum ada perlakuan dari kedua kelompok tersebut. Namun perolehan nilai thitung dilakukan penghitungan dengan menggunakan uji-t pada posttest I dan posttest II (retest), sehingga diperoleh thitung > ttabel dengan dk = (36 + 35) – 2 = 69 pada taraf
62
signifikan 5% satu arah yang berarti Ha diterima. Diterimanya Ha menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok. Dengan kata lain terdapat pengaruh multimedia interaktif terhadap retensi siswa pada konsep sistem ekskresi. Penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 32-34.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Pembuatan multimedia interaktif melalui 11 tahapan sesuai yang dikemukakan Deni Darmawan dalam bukunya yang berjudul “Teknologi Pembelajaran”, terlampir pada lampiran 10. Sampai pada tahap revisi produk akhir, ditemukan permasalahan terkait penggunaan software Macromedia Director, walaupun software tersebut memiliki kelebihan dalam menghasilkan multimedia interaktif yang dapat dijalankan di semua komputer tanpa harus menggunakan player khusus. Permasalahan yang dimaksud yaitu sebagian komponen dapat mengalami kerusakan jika multimedia interaktif dijalankan bukan di komputer asal pembuatan multimedia interaktif. Namun demikian, permasalahan tersebut tidak menyurutkan antusias siswa dalam menggunakan multimedia interaktif. Sejak di awal pertemuan pembelajaran, siswa pada kelompok eksperimen sudah menyukai pembelajaran multimedia interaktif dengan memberikan komentar-komentar positif. Hal tersebut diperkuat dengan adanya angket yang diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan sebagai bukti tertulis bahwa siswa kelompok eksperimen menyukai pembelajaran multimedia interaktif. Hasil angket menunjukkan pada pernyataan positif rata-rata respon positif lebih dari 90%. Telah dijelaskan pada deskripsi teoritis bahwa pembelajaran multimedia interaktif terdiri dari beberapa komponen, antara lain teks, gambar, audio, video, animasi, dan interaktivitas. Oleh karena itu, unsur media pada kelompok eksperimen labih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini akan memberikan perbedaan hasil di akhir pembelajaran dalam hal retensi siswa.
63
Penggunaan unsur video dan audio mampu meningkatkan kenyamanan dalam pembelajaran.1 Kenyamanan ini yang membuat siswa pada kelompok eksperimen menyukai pembelajaran multimedia interaktif. Siswa diberikan nuansa dan pengalaman yang menyenangkan dalam mempelajari biologi melalui multimedia interaktif. Audio dalam multimedia interaktif adalah suara latar yang berupa musik instrumental. Unsur media audio yang disajikan di dalam multimedia interaktif tidak mengganggu proses belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan retensi siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Sehingga suara latar yang berupa musik instrumental di dalam multimedia interaktif mampu menambah konsentrasi dan perhatian siswa pada proses pembelajaran. Seperti halnya yang dikemukakan Canadian Association for Music Therapy dalam Salim yang menyatakan bahwa musik dapat meningkatkan memori dan perhatian.2 Namun, penelitian ini tidak hanya untuk mengetahui apakah multimedia interaktif digemari oleh siswa pada kelompok eksperimen. Hal yang paling utama adalah untuk melihat apakah multimedia interaktif memberikan pengaruh terhadap retensi siswa sebagai suatu perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini, retensi diukur dengan menggunakan tes kognitif yang dilaksanakan tiga minggu setelah akhir pembelajaran pada konsep sistem ekskresi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil tes retensi (posttest II) siswa pada kelompok eksperimen lebih unggul daripada siswa pada kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis tes retensi pun menunjukkan Ha diterima. Diterimanya Ha memiliki makna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok. Begitu halnya pada hasil kategori retensi kedua kelompok, rata-rata tingkat retensi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
1
Sandra Cairncross dan Mike Mannion, Interactive Multimedia and Learning: Realizing the Benefits, Journal of Innovations in Education and Teaching International, 2001, h. 159. 2 Danny Salim, Pengaruh Musik terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2 SMUK 1 Salatiga, Jurnal Musik Vol. 2 No. 1, 2010, h. 27.
64
Sehingga dapat dinyatakan multimedia interaktif berpengaruh terhadap retensi siswa dalam pembelajaran biologi. Rata-rata retensi siswa pada kelompok eksperimen mencapai 101.01%, memiliki makna bahwa sebagian besar siswa kelompok tersebut mengalami peningkatan retensi. Penggunaan multimedia interaktif membuat informasi tidak hanya dipertahankan di dalam sistem penyimpanannya, tetapi juga adanya informasi
baru
yang
dapat
disimpan
dengan
baik
di
dalam
sistem
penyimpanannya. Berbeda halnya pada kelompok kontrol yang rata-rata retensi siswanya hanya mencapai 90.07%. Artinya, sebagian besar siswa pada kelompok kontrol mengalami penurunan retensi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa media pada kelonpok kontrol, yaitu media animasi dan video tidak dapat mempertahankan informasi yang ada di dalam sistem penyimpanan. Keberhasilan multimedia interaktif dalam meningkatkan retensi siswa pada kelompok eksperimen bukan karena kelompok eksperimen memiliki kemampuan lebih secara akademik. Karena sebelum melakukan uji hipotesis telah dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas menyatakan bahwa kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kemudian hasil uji homogenitas juga menyatakan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Keberhasilan multimedia interaktif dalam meningkatkan retensi siswa pada kelompok eksperimen dapat ditinjau dari beberapa faktor. Berikut adalah penjelasannya:
Pertama, multimedia interaktif adalah media pembelajaran yang mampu melibatkan lebih dari satu indera siswa.3 Kemudian Australian Academy of Herbs & Health menyebutkan bahwa salah satu cara meningkatkan retensi adalah dengan melibatkan banyak panca indera.4 Multimedia interaktif yang digunakan pada kelompok eksperimen melibatkan tidak hanya berupa visual dan audio,
3
Zainal Abidin dan Asrul Bahar, Penerapan MMI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada KD Membuat Kue Indonesia dari Serealia dan Tepung, e-Journal Boga Vol. 2 No. 1, 2013, h. 2. 4 Australian Academy of Herbs and Health, Learning Guide – Tips for Learning and Increasing Memory Retention, 2010, h. 1, (www.aahh.com.au).
65
namun terdapat pula unsur kinestetik, yaitu siswa dituntut aktif dalam berinteraksi dengan multimedia interaktif yang diberikan. Hal tersebut berlawanan dengan media yang digunakan pada kelompok kontrol, yaitu media animasi dan video. Pada media ini, indera yang dilibatkan siswa hanya visual dan audio. Kedua, dalam kegagalan proses mengingat disebabkan oleh tidak adanya pengulangan materi sehingga materi pun menjadi lupa. Kemudian Nwaocha dalam Sharma menjelaskan bahwa multimedia interaktif bisa meningkatkan antusiasme, perhatian di kelas, dan kepuasan siswa.5 Keberadaan antusiasme siswa kelompok eksperimen dalam mempelajari biologi terkait dengan komponen multimedia interaktif yang menarik seperti suara latar, pilihan permainan, dan adanya komunikasi dua arah antara pengguna dengan program multimedia interaktif. Dengan munculnya antusiasme siswa dalam mempelajari biologi berarti akan terjadi pengulangan dalam belajar yang mengakibatkan materi bisa tersimpan dengan baik. Sementara itu siswa pada kelompok kontrol lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru dengan bantuan media animasi dan video, tanpa adanya kemasan menarik seperti pada kelompok eksperimen. Ketiga,
multimedia
pendidikan
mampu
membantu
guru
dalam
menjelaskan konsep yang sulit secara jelas dibandingkan menggunakan buku teks.6 Sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk mengurangi lupa dalam pembelajaran, maka pada fase pengolahan siswa diharuskan mengolah materi dengan baik. Namun, jika konsep sistem ekskresi yang harus diolah itu sulit akan berdampak konsep tidak akan diingat dengan baik. Disinilah unsur-unsur multimedia interaktif diperlukan dalam menyederhanakan konsep sistem ekskresi untuk diolah. Selain itu penggunaan multimedia interaktif menjadikan pembelajaran lebih bermakna, sehingga sulitnya konsep sistem ekskresi mampu diatasi dan siswapun dapat mengingat konsep dengan baik. Berbeda dengan yang dialami siswa pada kelompok kontrol. Pengolahan konsep sistem ekskresi harus
5
Pratibha Sharma, Role Interactive Multimedia for Enhancing Students’Acievement and Retention, International Woman Online Journal of Distance Education Vol. 2, 2013, h. 15. 6 Camilan Huang, Designing High-Quality Interactive Multimedia Learning Modules, Journal of Computerized Medical Imaging and Graphics 29, 2005, h. 224.
66
banyak dilakukan oleh siswa, karena komponen-komponen media pada kelompok kontrol belum cukup mampu untuk menyederhanakan konsep sistem ekskresi.
Perbedaan penggunaan media pembelajaran antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol berpengaruh pada retensi siswa. Komponen-komponen dalam multimedia interaktif lebih dapat meningkatkan retensi siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam media animasi dan video tidak dapat meningkatkan retensi siswa. Meskipun peningkatan retensi tidak terjadi pada kelompok kontrol, penelitian ini memberikan dampak lain terhadap proses pembelajaran. Kini siswa telah merasakan pembelajaran menggunakan media animasi dan video. Karena, pada pembelajaran sebelumnya belum ada pendayagunaan media pembelajaran yang bersifat digital dan elektronik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif berpengaruh signifikan terhadap retensi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5% diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 6.080 > 1.658, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
B. Saran Multimedia interaktif merupakan media pembelajaran yang mampu meningkatkan retensi siswa, oleh karena itu penggunaan multimedia interaktif perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Saran-saran terkait penelitian ini mengenai penggunaan multimedia interaktif terhadap retensi siswa, antara lain: 1.
Dalam pembuatan multimedia interaktif disarankan untuk menggunakan software selain Macromedia Director. Karena, file produk mudah corrupt, walaupun program yang dihasilkan software tersebut dapat dijalankan tanpa menggunakan player khusus.
2.
Penelitian ini telah berhasil meningkatkan retensi siswa dalam penggunaan multimedia interaktif pada konsep sistem ekskresi. Sehingga, penelitian selanjutnya disarankan untuk menerapkan pada konsep lain yang memiliki karakteristik sejenis dengan konsep sistem ekskresi, misalnya sistem saraf.
3.
Retensi siswa dinyatakan meningkat setelah diukur menggunakan retest yang dilaksanakan 3 minggu sesudah posttest. Untuk mengetahui kapan retensi siswa mengalami penurunan, disarankan pada penelitian selanjutnya retest dilakukan lebih dari satu kali.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal dan Asrul Bahar. Penerapan MMI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada KD Membuat Kue Indonesia dari Serealia dan Tepung. e-Journal Boga Vol. 2 No. 1, 2013. Afifah, Fifi. “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak pada Manusia”. Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak Dipublikasikan, 2013. Antika, Linda Tri dkk. “Perbandingan Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi antara Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi dan Rendah Kelas X SMA di Malang Melalui Strategi Problem Based Learning (PBL)”. http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel6C3A340136224B7A657A3B5423A55 14E.pdf, diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 21.27 WIB. Ariesta, R. dan Supartono. Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7, 2011. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. IV, 2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2012. Armstrong, Jay et. al. Using Director MX: Macromedia Director MX. San Francisco: Macromedia, Inc, 2002. Australian Academy of Herbs and Health. “Learning Guide – Tips for Learning and Increasing Memory Retention”. www.aahh.com.au, diakses pada tanggal 16 September 2013 pukul 21.00 WIB. Bhinnety, Magda. Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi Vol. 16 No. 2. Cairncross, Sandra dan Mike Mannion. Interactive Multimedia and Learning: Realizing the Benefits. Journal of Innovations in Education and Teaching International, 2001. Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011.
68
69
Daryanto. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, Cet. I, 2010. DOEACC Centre. “Syllabus & Curriculum for Certificate Course In Director”. http://www.doeacccalicut.ac.in/Certification/Syllabus/director.pdf, diakses pada tanggal 16 Juni 2014 pukul 23.54 WIB. Efendi,
Nur. Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Jurnal PEDAGOGIA Vol. 2 No. 1, 2013.
Faizin, Mohammad Noor. “Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) pada Konsep Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa”. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194704 171973032MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_PEMBEL AJARAN_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf, diakses pada tanggal 28 Desemeber 2012. Fanani, Burhan. Trik Dahsyat Membuat Ingatan Setajam Silet dengan Metode Laci Pikiran. Yogyakarta: Mantra Books, Cet. I, 2013. Fitriyah, Lailatul dan Mohammad Jauhar. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2014. Ghasani, Alfa dan Magda Bhinnety E. “Efektivitas Aroma Peppermint untuk Meningkatkan Performansi Memori Jangka Pendek pada Mahasiswa”. http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2671_MU.11090017.pdf, diakses pada tanggal 25 Juni 2014 pukul 12.58 WIB. Hake, Richard R. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A SixThousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Covrses. American Journal of Physics Vol. 66 No.1, 1998. Halim, Muhammad Abdul dkk. “Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta”. http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/downl oad/26/16, diakses pada tanggal 13 Juni 2014 pukul 22.29 WIB. Hartati, Sri dkk. “Model Pembelajaran STAD dan GI terhadap Retensi Siswa di MAN”. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/454/491, diakses pada tanggal 17 Juli 2013 pukul 20.20 WIB. Hasrul. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif. Jurnal MEDTEK Vol. 2 No. 1, 2010.
70
Hendratman, Hendi dan Robby. The Magic of Macromedia Director. Bandung: INFORMATIKA, Cet. I, 2011. Herlanti, Yanti dkk. Kontribusi Wacana Multimedia terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di Kelas 3 Mts Cimahi, Jurnal Pendidikan IPA: METAMORFOSA Vol. 2 No. 1, 2007. Huang, Camilan. Designing High-Quality Interactive Multimedia Learning Modules. Journal of Computerized Medical Imaging and Graphics 29, 2005. Japardi, Iskandar. “Learning and Memory”. http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi18.pdf, diakses pada tanggal 29 Desemeber 2012. Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT Rosemata Sampurna, Cet. I, 2010. Khairani, Makmun. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Cet. II, 2014. Krisnadi, Elang. “Membangun Konstruksi Pengetahuan Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pemanfaatan Program Multimedia Interaktif (PMI)”. http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201147.pdf, diakses pada tanggal 16 Juli 2013 pukul 13.35 WIB. Lake Washington Institute of Technology. “Tips for Improving Memory Techniques”. http://selkirk.ca/sites/default/files/Learning/Selkirk-CollegeLearning-Success-Memory-Techniques-Workshop.pdf, diakses pada tanggal 18 Juni 2014 pukul 22.45 WIB. Laksmi, Juwita Ayu dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Ekskresi Kelas XI SMA Brawijaya Smart School Malang”. http://jurnalonline.um.ac.id/article/do/detail-article/1/33/1089, diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 00.43 WIB. Lisana. Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran tentang Cara Berkendara yang Baik. Jurnal Teknologi Informasi Vol. 1 No. 2, 2011. Lutz, Stacey T. dan William G. Huitt. “Information Processing and Memory: Theory and Applications”. http://www.edpsycinteractive.org/papers/infoproc.pdf, diakses pada tanggal 18 Juni 2014 pukul 23.04 WIB. Macromedia. Macromedia Director MX 2004: Getting Started with Director. San Francisco: Macromedia, Inc, 2004.
71
Mohler, James L. “Using Interactive Multimedia Technologies to Improve Student Understanding of Spatially-Dependent Engineering Concepts”, http://www.tech.purdue.edu/cg/, diakses pada tanggal 7 Desember 2012. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran (sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press, Cet. I, 2008. Munir. Multimedia: Konsep & Aplikasinya dalam Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta, Cet. I, 2012. Murtie, Afin. Melatih Otak Anti Lupa dengan Metode Laci Pikiran. Yogyakarta: Media Pressindo, Cet. I, 2013. Nandi. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6 No. 1, 2006. Nazriati dan Fauziatul Fajaroh. Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalam Pembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis-Mikroskopis) terhadap Motivasi, Hasil Belajar, dan Retensi Kimia Siswa. Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 17 No. 2, 2007. O’Day, Danton H. The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention. Journal of CBE-Life Sciences Education Vol. 6, 2007. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, Cet. XIII, 2006. Putra, Yovan P. dan Bayu Issetyadi. Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Cet. I, 2010. Rahman, Taufik. “Peranan Pertanyaan terhadap kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMU”. http://educare.efkipunla.net/index.php/option.com, diakses pada tanggal 29 Desember 2012. Randler, Christoph dan Irene Zehender. Effectiveness of Reptile Species Identification−A Comparison of A Dichotomous Key with An Identification Book. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education Vol. 2 No. 3, 2006. Rohrer, Doug dan Harold Pashler. Increasing Retention without Increasing Study Time. Journal of Psychological Science Vol. 16 No. 4, 2007. Saifudin, Ahmad. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Mata Pelajaran IPS SMP. Jurnal FALASIFA. Vol .1 No.2, 2001. Salim, Danny. Pengaruh Musik terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2 SMUK 1 Salatiga. Jurnal Musik Vol. 2 No. 1, 2010.
72
Sajidan. “Peningkatan Hasil Pembelajaran Medan Listrik Menggunakan Multimedia Interaktif di SMAN Surakarta”. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1208915.pdf, diakses pada tanggal 13 Januari 2013 pukul 21.37 WIB. Sastromiharjo, Andoyo. “Media dan Sumber Pembelajaran”. Makalah disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama, 2008. Setiawan, Agung dkk. Metode Praktikum dalam Pembelajaran Pengantar Fisika SMA: Studi pada Konsep Besaran dan Satuan Tahun Ajaran 2012-2013. Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 1 No. 3, 2012. Sharma, Pratibha. Role Interactive Multimedia for Enhancing Students’Acievement and Retention. International Woman Online Journal of Distance Education Vol. 2, 2013. Soenarto, Sunaryo. “Multimedia Pembelajaran”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MULTIMEDIA%20PEMBELAJA RAN-23Mei2011.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2012. Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. XXIV, 2012. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, Cet. VIII, 2002. Sujarwo. Peranan Guru dalam Pemberdayaan Siswa. Jurnal Dinamika Pendidikan No. 1 Th. XVII, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV Alfabeta, Cet. XIII, 2011. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA, Cet. XVII, 2010. Sulistyoningsih, Panca Agus dkk. “Pengaruh Rehearsal dan Interferensi terhadap Retensi pada Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar di Kecamatan Puring Tahun Ajaran 2010/2011”. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/635/3 22, diakses pada tanggal 16 Juli 2013 pukul 11.53 WIB. Suminar, Tri. “Tinjauan Filsafati Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Manajemen Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik”. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/download/961/898, diakses pada tanggal 27 Juni 2014 pukul 21.00 WIB.
73
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. XV, 2010. Tailouw, Fransisca S. “Analisis pembelajaran biologi berbasis multi media interaktif (MMI) pada berbagai jenjang pendidikan”. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1951072619 78032-FRANSISCA_SUDARGO/Abstrak_Analisis_MMI-Fransisca.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2012. Tailouw, Fransisca dan Wawan Setiawan. Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2, 2008. Tilaar, H.A.R. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. III, 2010. T.K., Ken Neo dan Mai Neo. Interactive Multimedia Education: Using Authorware as an Instructional Tool to Enhance Teaching and Learning in the Malaysian Classroom. Journal of Educational Multimedia No. 5, 2002. UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar Grafika, Cet. IV, 2011. Waryanto, Nur Hadi. “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”. Makalah disampaikan pada Kegiatan Diklat Guru SMK Muhammadiyah 3 Klaten. 15 dan 21 Mei. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2008. White, Kay. Power Memory: 27 Tips Menjadikan Otak Lebih Berdaya (Terjemahan). Bandung: Nuansa Cendikia, Cet. I, 2013. Wijaya, Yoga Permana. “Efektivitas Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis Konteks terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK”. (http://yogapermanawijaya.files.wordpress.com/2012/05/efektivitaspembelajaran-multimedia-interaktif-berbasis-konteks-terhadap-hasilbelajar-siswa-pada-mata-pelajar.pdf, diakses pada tanggal 16 Juli 2013 pukul 13.24 WIB. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: SKETSA, Cet. I, 2014.
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA
Nama Sekolah
Penyusun
: Dimas Giri Putra
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu
: 60 menit
Bentuk Soal/Tes : Tes objektif pilihan ganda
Jumlah Soal
: 40
Kurikulum
: SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
: KTSP
Standar Kompetensi
: 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar
: 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Sub Konsep Sistem ekskresi Hati Paru-paru
Indikator Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi. Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi. Mendeskripsikan struktur dan fungsi
C1
C2
2, 3*
1*
7*
6*
Aspek Kognitif C3 C4
8
C5
C6
Jumlah Soal
4
4
5*
4 10
9*
2
74
Kulit Ginjal
paru-paru sebagai organ ekskresi. Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi. Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin. pada Mengidentifikasi penyakit/gangguan ekskresi pada organ-organ ekskresi manusia.
Gangguan sistem manusia Sistem ekskresi pada Mendeskripsikan sistem ekskresi pada hewan ikan. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang. Jumlah Soal
18*
13
11*, 12
14, 15*, 16*
21*, 24, 26*, 27*
19*, 20*, 23*
22, 29*
25, 28*
12
32, 36
31*, 34*
30*, 33*
35*
7
40*
2
39
5
37*
38
10
9
17*
7
2 9
5
2
40
Keterangan: * soal yang digunakan sebagai alat tes (pretest, posttest I,dan posttest II/retest)
75
KISI-KISI INSTRUMEN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA
Nama Sekolah
Penyusun
: Dimas Giri Putra
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu
: 60 menit
Bentuk Soal/Tes : Tes objektif pilihan ganda
Jumlah Soal
: 40
Kurikulum
: SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
: KTSP
Standar Kompetensi
: 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar
: 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Sub Konsep Sistem ekskresi
Indikator Soal
Soal
Membedakan pengertian Pernyataan yang benar mengenai defekasi ekskresi,
sekresi,
Jawaban D
Tingkat
No. Butir
Kognitif
Soal
C2
1
dan pada manusia adalah …
76
defekasi.
a. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan yang disebut feses dan dikeluarkan melalui kloaka. b. Proses pengeluaran getah oleh sel dan kelenjar. c. Pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna
yang
berasal
dari
sisa
metabolisme atau bahan yang berlebihan dari sel atau suatu organisme. d. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan yang disebut feses dan dikeluarkan melalui anus. e. Pengeluaran bahan-bahan yang masih berguna
yang
berasal
dari
sisa
metabolisme atau bahan yang berlebihan dari sel atau suatu organisme. Menyebutkan ekskresi manusia.
organ Perhatikan beberapa organ tubuh manusia di
B
C1
2
bawah ini! 1. paru-paru
4. Jantung
77
2. ginjal
5. Lambung
3. limpa Di
antara
organ-organ
tersebut
yang
berfungsi sebagai organ ekskresi adalah … a. 1 dan 2
d. 2 dan 5
b. 1 dan 3
e. 3 dan 5
c. 2 dan 4 Mengidentifikasi
hasil Pasangan yang tepat nama organ ekskresi
D
C1
3
ekskresi organ ekskresi dan hasil ekskresinya adalah … manusia.
Organ
Zat yang
Ekskresi
diekskresikan
a
Ginjal
Urea dan glukosa
b
Kulit
Oksigen dan uap air
c
Hati
Amonia dan uap air
d
Paru-paru
Karbondioksida dan uap air
e
Lambung
HCl
78
Menganalisis zat sisa.
Dalam proses metabolisme akan dihasilkan
C
C4
4
A
C4
5
zat sisa: 1. air 2. CO2 3. senyawa N 4. logam berat 5. garam-garam mineral Melalui proses metabolisme protein akan dihasilkan zat-zat sampah antara lain … a. 1, 3, dan 5
d. 1, 2, dan 4
b. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
c. 1, 2, dan 3 Hati
Menemukan
proses Zat warna empedu berasal dari bilirubin dan
pembentukan zat warna biliverdin yang terbentuk dari … empedu.
a. Perombakan eritrosit yang telah tua b. Perombakan hormon-hormon kelenjar hipofisis c. Perombakan trombosit yang telah tua d. Sintesis protein di ribosom
79
e. Penyusunan asam lemak dan gliserol Menjelaskan fungsi organ Di bawah ini merupakan fungsi hati, kecuali hati.
E
C2
6
C
C1
7
B
C3
8
... a. Mendetoksifikasi senyawa racun b. Mengubah glikogen menjadi glukosa c. Membentuk urea dan asam urat d. Mengubah glukosa menjadi glikogen e. Menyimpan vitamin B, C, serta zat besi
Menjelaskan
struktur Pembungkus organ hati disebut …
organ hati.
a. Pleura b. Meninges c. Kapsula hepatica d. Kapsula renalis e. Skrotum
Menentukan
struktur Perhatikan gambar di bawah ini!
organ hati pada gambar.
80
Bagian yang ditunjuk bernama … a. Vesika urinaria b. Vesika felea c. Vesika vovea d. Vesika seminalis e. Vesika urogonia Paru-paru
Merancang
proses Cara termudah untuk membuktikan bahwa
C
C6
9
ekskresi pada organ paru- paru-paru mengeluarkan uap air adalah paru.
dengan … a. Menggunakan kertas kobalt b. Menghembuskan nafas di dalam air c. Menghembuskan nafas ke cermin d. Meniup air kapur e. Menggunakan alumunium foil
81
Menyimpulkan proses
cara Salah satu eskret paru-paru adalah CO2.
C
C5
10
C
C3
11
pengangkutan Proses pengeluaran gas tersebut dapat
CO2.
dilakukan dengan berbagai cara, kecuali … a. Terlarut dalam plasma darah b. Berikatan dengan hemoglobin c. Berikatan dengan urea d. Dalam bentuk ion HCO3e. Melalui pertukaran klorida
Kulit
Menentukan
struktur Gambar di bawah ini untuk mengerjakan
organ kulit pada gambar.
soal nomor 11 dan 12.
82
Bagian yang ditunjuk nomor 1, 2, 3 secara berurutan adalah … a. Rambut, pori-pori, dan kelenjar keringat b. Rambut, pori-pori, dan kelenjar minyak c. Pori-pori, rambut, dan kelenjar keringat d. Pori-pori, rambut, dan kelenjar minyak e. Pori-pori, rambut, dan saraf Menentukan
A
lapisan
C3
12
organ kulit pada gambar.
Bagian yang ditunjuk a, b, c secara berurutan adalah … a. Kulit ari, kulit jangat, dan lapisan subkutan b. Kulit jangat, kulit ari, dan lapisan
83
subkutan c. Dermis, epidermis, dan lapisan subkutan d. Epidermis, kulit ari, dan lapisan subkutan e. Dermis,
kulit
jangat,
dan
lapisan
subkutan Menjelaskan fungsi organ Selain sebagai alat ekskresi, kulit manusia kulit.
D
C2
13
B
C4
14
juga mempunyai fungsi sebagai berikut, kecuali … a. Membentuk vitamin D b. Sebagai indera peraba c. Mengatur suhu tubuh d. Mengatur kadar gula dalam darah e. Melindungi tubuh dari kuman
Menganalisis proses yang Keluar terjadi dalam organ kulit.
keringat
yang
berlebihan
mengakibatkan warna kulit menjadi merah, hal ini disebabkan oleh … a. Penyempitan pembuluh darah di lapisan dermis
84
b. Pelebaran pembuluh darah di lapisan dermis c. Suhu tubuh tidak stabil d. Suhu tubuh tetap e. Kurangnya cairan dalam tubuh Menganalisis
efek Krim pemutih dapat membuat seseorang
D
C4
15
penggunaan krim pemutih memiliki kulit yang putih karena adanya … teradap kulit.
a. Pengubahan warna pigmen kulit pada epidermis di lapisan stratum granulosum b. Percepatan regenerasi sel pada lapisan dermis c. Aktivitas
penutup
sel
gelap
oleh
kandungan krim d. Percepatan proses mitosis melonosit pada epidermis e. Peluntur warna gelap oleh kandungan krim
85
Menganalisis proses yang Alasan utama manusia berkeringat adalah … terjadi pada kulit.
C
C4
16
D
C6
17
D
C1
18
a. Melindungi tubuh dari kuman b. Mencegah mengerutnya kulit c. Menjaga suhu tubuh d. Melindungi tubuh dari sengatan matahari e. Meminyaki rambut
Menghubungkan
proses Efek yang terjadi jika manusia banyak
yang terjadi pada kulit berkeringat adalah … dengan
proses
yang a. banyak urin yang dihasilkan
terjadi pada ginjal.
b. urin menjadi lebih encer c. urin berisi lebih banyak protein d. urin mengandung presentase urea lebih tinggi e. urin mengandung lebih banyak gula
Ginjal
Menjelaskan organ ginjal.
struktur Satuan unit terkecil di ginjal yang bertugas membentuk urin adalah … a. kapsula bowman b. glomerulus
86
c. tubulus d. nefron e. neuron Menentukan
struktur Perhatikan gambar di bawah ini!
D
C3
19
yang terkait dalam urutan keluarnya
urin
pada
gambar.
Ureter
dan
mengalirkan
uretra urin
berperan
dalam
ginjal.
Secara
dari
berurutan uretra dan ureter ditunjukkan oleh nomor … a. 1 dan 2
d. 3 dan 5
b. 2 dan 3
e. 5 dan 3
c. 3 dan 2
87
Menentukan
struktur Perhatikan gambar di bawah ini!
E
C3
20
C
C2
21
organ ginjal pada gambar.
Bagian ginjal yang terdapat lengkung henle ditunjukkan nomor … a. 1
d. 4
b. 2
e. 5
c. 3 Menjelaskan pembentukan urin.
proses Proses yang terjadi di dalam ginjal antara lain: 1) Augmentasi 2) Filtrasi 3) Reabsorpsi
88
Urutan yang benar pada proses pmbentukan urin adalah … a. 1, 2, 3
d. 2, 1, 3
b. 3, 2, 1
e. 3, 1, 2
c. 2, 3, 1 Menganalisis
struktur Pada bagian korteks tampak lebih gelap
C
C4
22
A
C3
23
ginjal pada medula dan daripada medula, hal ini diebabkan oleh … korteks.
a. Korteks berada lebih luar dari medula b. Korteks dilapisi oleh kapsul c. Korteks memiliki kapiler di setiap arteri renal d. Medula
hanya
terdiri
dari
kapsul
dari
tubulus
bowman dan glomerolus e. Medula
hanya
terdiri
pengumpul Menentukan
struktur Perhatikan gambar di bawah ini!
nefron pada gambar.
89
Darah dalam ginjal akan mengalami proses penyaringan di dalam … a. 1 dan 2
d. 4 dan 5
b. 2 dan 3
e. 5 dan 6
c. 3 dan 4 Menjelaskan yang
hormon Reabsorpsi
ion
kalsium
di
tubulus
D
C2
24
mempengaruhi kolektivus ginjal dibantu oleh hormon …
proses reabsorpsi.
a. ADH
d. Paratiroid
b. ABH
e. Insulin
c. Aldosteron
90
Membandingkan
kadar Zat berikut kadarnya lebih tinggi di urin
D
C5
25
C
C2
26
B
C2
27
kandungan yang terdapat dibanding di plasma darah, kecuali … di urin dan plasma darah.
a. Urea b. Kreatinin c. Bilirubin d. Glukosa e. Melanin
Menjelaskan
kandungan Urea, asam urat, dan zat-zat sampah yang
urin.
tidak
digunakan
tubuh
paling
banyak
terdapat di … a. urin primer
d. filtrat tubulus
b. filtrat glomerulus
e. kapsul Bowman
c. urin sekunder Membedakan kandungan Pasangan yang tepat kandungan urin primer urin
primer
dan
urin dan sekunder adalah …
sekunder.
Urin Primer
Urin Sekunder
a
Glukosa
Protein
b
Glukosa
Urea
91
c
Air
Protein
d
Asam amino
Protein
e
Protein
Glukosa
Menyimpulkan percobaan Jika urin diberi reagen Benedict dan setelah kandungan dalam urin.
D
C5
28
A
C4
29
dipanasi menjadi berwarna jingga berarti urin tersebut mengandung … a. albumin
d. glukosa
b. asam amino
e. lemak
c. amilum Mengaitkan proses yang Dialisis darah pada mesin ginjal buatan terjadi
dalam
ginjal menggunakan prinsip ….
dengan teknologi terkini.
a. difusi sederhana b. osmosis c. transpor aktif d. filtrasi e. reabsorpsi
92
Gangguan sistem manusia
pada Menganalisis
penyakit Penyakit kuning terjadi apabila empedu
ekskresi yang terjadi pada organ masuk hati.
ke
peredaran
darah,
hal
B
C4
30
D
C3
31
ini
disebabkan oleh … a. racun menyebar b. pembuluh empedu tersumbat c. kebocoran cairan empedu d. rusaknya penyaring e. hilangnya urobilin
Menjelaskan organ
bagian Perhatikan gambar di bawah ini!
paru-paru yang
terserang penyakit pada gambar.
Apabila bagian yang ditunjuk terjadi radang disebut penyakit … a. Sinusitis
d. Bronkitis
93
b. TBC
e. Emfisema
c. Pneumonia Menjelaskan
penyakit Parasit insekta Sarcoptes scabies dapat
A
C2
32
C
C4
33
yang menyerang organ mengganggu sistem ekskresi pada kulit yang kulit.
mengakibatkan penyakit … a. kudis
d. kutu air
b. jerawat
e. kutil
c. panu Menganalisis yang ginjal.
penyakit Orang
menyerang
yang
memiliki
penyakit
ginjal
kerja dianjurkan tidak makan telur, alasannya adalah …. a. kelebihan protein telur
tidak dapat
disimpan dalam hati dan ginjal b. pencernaan protein telur membentuk asam amino akan menyebabkan ginjal bekerja keras c. kelebihan asam amino akan diuraikan menjadi urea dan menyebabkan ginjal
94
bekerja keras d. lemak
dari
bagian
kuning
telur
merangsang produksi empedu e. lemak dari telur memperberat kerja ginjal Menentukan bagian dari Perhatikan gambar di bawah ini! nefron
yang
D
C3
34
terjadi
gangguan pada gambar.
Jika urin mengandung protein, kemungkinan kelainan terjadi pada bagian yang ditunjuk nomor … a. 1, 2
c. 2, 3
b. 1, 3
d. 3, 4
e. 5, 6
95
Menyimpulkan gangguan Berikut adalah gangguan pada ginjal yang pada
ginjal
B
C5
35
A
C2
36
C
C2
37
yang disebabkan karena bakteri adalah …
disebabkan oleh bakteri.
a. Diabetes mellitus
d. Albuminuria
b. Nefritis
e. Ketosis
c. Batu ginjal Menjelaskan
ciri-ciri Ditemukannya
eritrosit
dalam
urin
seseorang yang terkena merupakan ciri seseorang terkena penyakit penyakit ginjalnya.
pada
organ … a. Hematuria
d. Ketosis
b. Uremia
e. Glikosuria
c. Oedema Sistem pada hewan
ekskresi Menjelaskan alat ekskresi Alat ekskresi dan bahan yang di ekskresikan dan hasil eskret hewan pada insekta adalah …. insekta.
a. opsitonefros dan asam urat b. pronefros dan amonia c. buluh malpighi dan asam urat d. nefridium dan asam urat e. sel api dan amonia
96
Menentukan struktur alat Perhatikan gambar di bawah ini!
A
C3
38
E
C1
39
ekskresi belalang pada gambar.
Bagian
yang
menunjukkan
pembuluh
malphigi adalah … a. e
d. b
b. d
e. a
c. c Menjelaskan alat ekskresi Alat ekskresi pada ikan berupa … ikan.
a. ginjal pronefros b. ginjal metanefros c. ginjal eksonefros d. ginjal endonefros e. ginjal mesonefros
97
Menyimpulkan perbedaan Perhatikan hal-hal berikut:
C
C5
40
sistem ekskresi ikan air 1. Bersifat hiperosmotik tawar dan ikan air laut.
2. Banyak minum 3. Tidak banyak minum 4. Mengeluarkan urin sedikit 5. Mengeluarkan urin banyak Ciri-ciri ikan yang hidup di air tawar adalah … a. 1 dan 4 b. 2 dan 4 c. 1 dan 3 d. 2 dan 5 e. 3 dan 4
98
139
Lampiran 15
LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK AHLI MATERI Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA Peneliti
: Dimas Giri Putra
Petunjuk Pengisian 1.
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai Ahli Materi tentang kualitas materi pembelajaran yang dikemas dalam multimedia interaktif.
2.
Lembar validasi ini terdiri dari aspek isi, kebahasaan, efek multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.
3.
Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu sebagai Ahli Materi akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas multimedia interaktif ini.
4.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan keterangan:
5.
Sangat Baik
:5
Kurang
:2
Baik
:4
Sangat Kurang : 1
Cukup
:3
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih.
A. Penilaian Kelayakan Aspek Materi Skala No
Indikator
5 4 3 1
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
Kesesuaian isi multi- Materi yang disam- √
2
1
Saran
140
media dengan Dasar
interaktif paikan
relevan/se-
Kompetensi suai dengan Kom(KD)
dan petensi Dasar (KD)
Tujuan Pembelajaran.
dan
Tujuan
Pem-
belajaran. Kebenaran
konsep Konsep dan definisi
materi ditinjau dari yang disajikan sesuai 2
aspek keilmuan.
dengan konsep dan definisi yang berlaku
√
dalam bidang ilmu biologi. Kejelasan topik pem- Topik yang dibahas 3
belajaran.
dapat
dimengerti
√
dengan jelas. Keruntutan materi.
Materi mengenai sistem ekskresi dibahas
4
√
secara runtut. Cakupan materi.
Materi sistem ekskresi telah tercakup
5
secara
keseluruhan
√
dalam aplikasi. Ketuntasan materi.
Materi sistem ekskresi dibahas secara
6
√
tuntas. Kesesuaian 7
dengan
evaluasi Evaluasi
materi
yang
di-
dan berikan sesuai de-
tujuan pembelajaran.
ngan
materi
√
dan
tujuan pembelajaran. 8
Kebenaran jawaban
kunci Kunci jawaban yang yang
di- disajikan telah benar
√
141
sajikan.
dan sesuai dengan kaidah yang ada.
Ketepatan teks, suara, Komponen 9
multi-
gambar, animasi, vi- media interaktif sedeo,
dan
interak- suai dengan materi
tivitas dengan materi.
√
yang dibahas.
B. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan Skala No
Indikator
5 4 3 informasi Petunjuk
Kejelasan 1
mengenai cara peng- gunaan gunaan
pengmultimedia
Kesesuaian
secara lengkap. bahasa Bahasa
yang
dengan tingkat ber- gunakan 2
√
multimedia interaktif dijelaskan
interaktif.
pikir siswa.
di-
sesuai
dengan tingkat berpikir
siswa
√
SMA
kelas XI IPA. Ketepatan istilah.
Istilah-istilah
yang
digunakan tepat dan
3
sesuai
dengan
bi-
√
dang biologi. Kesantunan gunaan bahasa. 4
peng- Penggunaan bahasa yang
tetap
dan
tidak
ngurangi pendidikan.
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
santun me-
nilai-nilai
√
2
1
Saran
142
C. Penilaian
Kelayakan
Efek
Multimedia
Interaktif
terhadap
Strategi
Pembelajaran Skala No
Indikator
5 4 3 Kemudahan gunaan.
peng- Aplikasi
pem-
belajaran
mudah
untuk
digunakan
dalam proses pem-
1
√
belajaran siswa baik secara maupun
mandiri di
dalam
kelas. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi, nambah 2
siswa
video,
motivasi gambar, suara, teks, dalam
pelajari biologi.
mem- dan mampu
interaktivitas menambah
√
motivasi siswa dalam
mempelajari
mata
pelajaran
biologi. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi, 3
video,
nguatkan pemahaman gambar, suara, teks, siswa
pada
sistem ekskresi.
materi dan
interaktivitas
mampu menguatkan pemahaman
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
siswa
√
2
1
Saran
143
pada materi sistem ekskresi. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi,
4
video,
ningkatkan
retensi gambar, suara, teks,
siswa
materi dan
pada
sistem ekskresi.
interaktivitas
mampu
me-
ningkatkan
pe-
√
mahaman siswa pada materi
sistem
ekskresi. Kemampuan ponen 5
kom- Aplikasi
pem-
multimedia belajaran
mampu
interaktif untuk mem- memperluas wawaperluas
wawasan san
siswa.
6
siswa
√
dalam
bidang biologi.
Dukungan multimedia Aplikasi
pem-
interaktif
men-
mandirian
bagi
ke- belajaran
belajar dukung siswa untuk
√
dapat belajar mata
siswa.
pelajaran
biologi
secara mandiri.
D. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh Skala No
Indikator
5 4 3 1
Keteraturan
desain Desain aplikasi pem-
aplikasi pembelajaran.
belajaran telah ter-
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
√
2
1
Saran
144
atur dan konsisten sehingga
menarik
bagi siswa. Komponen
aplikasi Tidak
adanya
ke-
pembelajaran berjalan salahan (error) pada 2
dengan lancar.
komponen pembelajaran
aplikasi
√
di
setiap menu.
E.
Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Nama Validator : Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Instansi
: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
145
Lampiran 16
LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK AHLI MEDIA Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA Peneliti
: Dimas Giri Putra
Petunjuk Pengisian 1.
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai Ahli Media tentang kualitas materi pembelajaran yang dikemas dalam multimedia interaktif.
2.
Lembar validasi ini terdiri dari aspek kebahasaan, efek multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.
3.
Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu sebagai Ahli Media akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas multimedia interaktif ini.
4.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan keterangan:
5.
Sangat Baik
:5
Kurang
:2
Baik
:4
Sangat Kurang : 1
Cukup
:3
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih.
A. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan Skala No
Indikator
Deskripsi
5 4 3 1
Kejelasan
informasi Petunjuk
peng-
Kritik/
Penilaian
√
2
1
Saran
146
mengenai cara peng- gunaan gunaan
multimedia
multimedia interaktif dijelaskan
interaktif.
secara lengkap.
Kesesuaian
bahasa Bahasa
yang
dengan tingkat ber- gunakan 2
pikir siswa.
di-
sesuai
dengan tingkat berpikir
siswa
√
SMA
kelas XI IPA. Kesantunan
peng- Penggunaan bahasa
gunaan bahasa. 3
yang
tetap
dan
tidak
ngurangi
santun me-
√
nilai-nilai
pendidikan.
B. Penilaian
Kelayakan
Efek
Multimedia
Interaktif
terhadap
Strategi
Pembelajaran Skala No
Indikator
5 4 3 Kemudahan gunaan.
peng- Aplikasi
pem-
belajaran
mudah
untuk
digunakan
dalam proses pem1
belajaran siswa baik secara maupun
√
mandiri di
dalam
kelas. Kemampuan 2
ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi,
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
video,
√
2
1
Saran
147
nambah siswa
motivasi gambar, suara, teks, dalam
pelajari biologi.
mem- dan
interaktivitas
mampu
menambah
motivasi siswa dalam
mempelajari
mata
pelajaran
biologi. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi,
video,
nguatkan pemahaman gambar, suara, teks, 3
siswa
pada
materi dan
sistem ekskresi.
interaktivitas
√
mampu menguatkan pemahaman
siswa
pada materi sistem ekskresi. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi,
4
video,
ningkatkan
retensi gambar, suara, teks,
siswa
materi dan
pada
sistem ekskresi.
interaktivitas
mampu
me-
ningkatkan
pe-
√
mahaman siswa pada materi
sistem
ekskresi. Kemampuan 5
ponen
kom- Aplikasi
pem-
multimedia belajaran
mampu
interaktif untuk mem- memperluas wawaperluas
wawasan san
siswa
dalam
√
148
siswa.
6
bidang biologi.
Dukungan multimedia Aplikasi
pem-
interaktif
men-
bagi
mandirian
ke- belajaran
belajar dukung siswa untuk
siswa.
dapat belajar mata pelajaran
√
biologi
secara mandiri.
C. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh Skala No
Indikator
5 4 3 Keteraturan
2
desain Desain aplikasi pem-
aplikasi pembelajaran.
belajaran telah teratur dan konsisten
1
sehingga
√
menarik
bagi siswa. Pemilihan jenis dan Jenis ukuran 2
dan
ukuran
men- huruf yang dipilih
huruf
dukung media men- sudah jadi lebih menarik.
tepat
menjadikan media
dan multi-
√
interaktif
lebih menarik.
3
Pemilihan
simbol Simbol-simbol yang
mendukung
media digunakan di setiap
menjadi
lebih
narik.
me- menu dan
sudah
tepat
menjadikan
√
multimedia interaktif lebih menarik. 4
Pemilihan warna.
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
Warna yang dipilih
√
1
Saran
149
dan
perpaduannya
telah
sesuai
dan
menarik. Kesinambungan tran- Transisi halaman di 5
sisi antar halaman.
setiap
menu
memiliki
telah
√
kesinam-
bungan. Komponen
aplikasi Tidak
adanya
ke-
pembelajaran berjalan salahan (error) pada 6
dengan lancar.
komponen pembelajaran
aplikasi
√
di
setiap menu.
D.
Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran
150
Lampiran 17
LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK GURU Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA Peneliti
: Dimas Giri Putra
Petunjuk Pengisian 1.
Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu tentang kualitas materi pembelajaran yang dikemas dalam multimedia interaktif.
2.
Lembar validasi ini terdiri dari aspek isi, kebahasaan, efek multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.
3.
Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas multimedia interaktif ini.
4.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan keterangan:
5.
Sangat Baik
:5
Kurang
:2
Baik
:4
Sangat Kurang : 1
Cukup
:3
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih.
A. Penilaian Kelayakan Aspek Materi Skala No
Indikator
5 4 3 1
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
Kesesuaian isi multi- Materi yang disam- √
2
1
Saran
151
media dengan Dasar
interaktif paikan
relevan/se-
Kompetensi suai dengan Kom(KD)
dan petensi Dasar (KD)
Tujuan Pembelajaran.
dan
Tujuan
Pem-
belajaran. Kebenaran
konsep Konsep dan definisi
materi ditinjau dari yang disajikan sesuai 2
aspek keilmuan.
dengan konsep dan definisi yang berlaku
√
dalam bidang ilmu biologi. Kejelasan topik pem- Topik yang dibahas 3
belajaran.
dapat
dimengerti
√
dengan jelas. Keruntutan materi.
Materi mengenai sistem ekskresi dibahas
4
√
secara runtut. Cakupan materi.
Materi sistem ekskresi telah tercakup
5
secara
√
keseluruhan
dalam aplikasi. Ketuntasan materi.
Materi sistem ekskresi dibahas secara
6
√
tuntas. Kesesuaian 7
dengan
evaluasi Evaluasi
materi
yang
di-
dan berikan sesuai de-
tujuan pembelajaran.
ngan
materi
dan
√
tujuan pembelajaran. 8
Kebenaran jawaban
kunci Kunci jawaban yang yang
di- disajikan telah benar
√
152
sajikan.
dan sesuai dengan kaidah yang ada.
Ketepatan teks, suara, Komponen 9
multi-
gambar, animasi, vi- media interaktif sedeo,
dan
interak- suai dengan materi
tivitas dengan materi.
√
yang dibahas.
B. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan Skala No
Indikator
5 4 3 informasi Petunjuk
Kejelasan 1
mengenai cara peng- gunaan gunaan
pengmultimedia
Kesesuaian
secara lengkap. bahasa Bahasa
yang
dengan tingkat ber- gunakan 2
√
multimedia interaktif dijelaskan
interaktif.
pikir siswa.
di-
sesuai
dengan tingkat berpikir
siswa
√
SMA
kelas XI IPA. Ketepatan istilah.
Istilah-istilah
yang
digunakan tepat dan
3
sesuai
dengan
bi-
√
dang biologi. Kesantunan gunaan bahasa. 4
peng- Penggunaan bahasa yang
tetap
dan
tidak
ngurangi pendidikan.
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
santun me-
nilai-nilai
√
2
1
Saran
153
C. Penilaian
Kelayakan
Efek
Multimedia
Interaktif
terhadap
Strategi
Pembelajaran Skala No
Indikator
5 4 3 Kemudahan gunaan.
peng- Aplikasi
pem-
belajaran
mudah
untuk
digunakan
dalam proses pem-
1
belajaran siswa baik secara maupun
√
mandiri di
dalam
kelas. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi, nambah 2
siswa
video,
motivasi gambar, suara, teks, dalam
pelajari biologi.
mem- dan mampu
interaktivitas menambah
√
motivasi siswa dalam
mempelajari
mata
pelajaran
biologi. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi, 3
video,
nguatkan pemahaman gambar, suara, teks, siswa
pada
sistem ekskresi.
materi dan
interaktivitas
mampu menguatkan pemahaman
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
siswa
√
2
1
Saran
154
pada materi sistem ekskresi. Kemampuan ponen
kom- Komponen aplikasi
multimedia pembelajaran seperti
interaktif untuk me- animasi,
4
video,
ningkatkan
retensi gambar, suara, teks,
siswa
materi dan
pada
sistem ekskresi.
interaktivitas
mampu
me-
ningkatkan
pe-
√
mahaman siswa pada materi
sistem
ekskresi. Kemampuan ponen 5
kom- Aplikasi
pem-
multimedia belajaran
mampu
interaktif untuk mem- memperluas wawaperluas
wawasan san
siswa.
6
siswa
√
dalam
bidang biologi.
Dukungan multimedia Aplikasi
pem-
interaktif
men-
mandirian
bagi
ke- belajaran
belajar dukung siswa untuk
√
dapat belajar mata
siswa.
pelajaran
biologi
secara mandiri.
D. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh Skala No
Indikator
5 4 3 1
Keteraturan
desain Desain aplikasi pem-
aplikasi pembelajaran.
belajaran telah ter-
Kritik/
Penilaian
Deskripsi
√
2
1
Saran
155
atur dan konsisten sehingga
menarik
bagi siswa. Komponen
aplikasi Tidak
adanya
ke-
pembelajaran berjalan salahan (error) pada 2
dengan lancar.
komponen pembelajaran
aplikasi
√
di
setiap menu.
E.
Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Nama Validator : Susi Indriyani, M.M Instansi
: SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
Lampiran 18
REKAPITULASI PENILAIAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
Multimedia interaktif divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru, masing-masing yaitu dosen pembimbing, Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan guru mata pelajaran biologi SMAN 5 Tangerang Selatan melalui lembar validasi yang telah dibuat dengan cara memberikan penilaian pada 5 skala penilaian (5: sangat baik; 4: baik; 3: cukup; 2: kurang; 1: sangat kurang). Berikut adalah penilaiannya: Validator Aspek
No.
Rata-
Indikator Ahli Materi
Ahli Media
Guru
Rata
5
-
5
5
4
-
5
≈5
Kesesuaian isi multimedia interaktif dengan
Aspek Isi 1
Kompetensi
Dasar
(KD)
dan
Tujuan
Pembelajaran. 2
Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan.
3
Kejelasan topik pembelajaran.
4
-
4
4
4
Keruntutan materi.
4
-
4
4
5
Cakupan materi.
4
-
4
4
6
Ketuntasan materi.
4
-
4
4
156
7 8 9 Aspek Kebahasaan
10
11
Efek
bagi
Strategi
Kesesuaian evaluasi dengan materi dan tujuan pembelajaran. Kebenaran kunci jawaban yang disajikan. Ketepatan teks, suara, gambar, animasi, video, dan interaktivitas dengan materi. Kejelasan
informasi
mengenai
cara
penggunaan multimedia interaktif. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa.
3
-
5
4
4
-
5
≈5
4
-
5
≈5
3
4
3
≈3
4
2
3
3
12
Ketepatan istilah.
4
-
5
≈5
13
Kesantunan penggunaan bahasa.
4
3
4
≈4
14
Kemudahan penggunaan.
3
4
4
≈4
4
4
4
4
4
2
4
≈3
Pembelajaran
Kemampuan 15
komponen
multimedia
interaktif untuk menambah motivasi siswa dalam mempelajari biologi. Kemampuan
16
komponen
multimedia
interaktif untuk menguatkan pemahaman siswa pada materi sistem ekskresi.
157
Kemampuan 17
komponen
multimedia
interaktif untuk meningkatkan retensi siswa
4
3
4
≈3
4
3
4
≈3
4
4
4
4
5
2
5
4
-
3
-
3
-
2
-
2
pada materi sistem ekskresi. 18
19 Tampilan Menyeluruh
20 21
22
Kemampuan
komponen
multimedia
interaktif untuk memperluas wawasan siswa. Dukungan
multimedia
interaktif
bagi
kemandirian belajar siswa. Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. Pemilihan
jenis
dan
ukuran
huruf
mendukung media menjadi lebih menarik. Pemilihan simbol mendukung media menjadi lebih menarik.
23
Pemilihan warna.
-
2
-
2
24
Kesinambungan transisi antar halaman.
-
2
-
2
3
4
4
≈3
≈4
≈3
≈4
25
Komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan lancar. Rata-Rata
158
Berdasarkan penilaian di atas oleh ahli materi, ahli media, dan guru, maka dihasilkan beberapa perbaikan sebagai hasil revisi produk multimedia interaktif, antara lain: 1.
Tampilan multimedia interaktif dibuat fullscreen.
2.
Dalam multimedia interaktif disisipkan indikator pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3.
Menu games diperbaiki supaya dapat digunakan dengan baik.
4.
Fungsi icon diperbaiki supaya dapat digunakan dengan baik.
5.
Transisi opening ke menu utama diperjelas.
159
160
Lampiran 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II Pertemuan
: Ke-1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5. Menjelaskan
keterkaitan
antara
struktur,
fungsi,
dan
proses
serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator 1.
Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2.
Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.
3.
Mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.
4.
Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2.
Siswa mampu menyebutkan organ ekskresi manusia.
3.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.
161
4.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.
5.
Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
Karakter siswa yang diharapkan: Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian, mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati. Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit antara lain, jerawat, panu, edema, dsb. Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus. Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis, tonsilitis, dsb.
162
C. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan
: ekspositori
2.
Metode
: ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Guru
Aktivitas Siswa
Waktu
Pendidikan
(Menit)
Karakter Religius
memberi- Siswa menjawab
kan salam kepada
salam.
siswa. Guru mengabsen Siswa kehadiran siswa. Guru
Jujur
menyata-
disiplin
kan kehadiran.
Mandiri, ju-
memberi- Siswa mengerja-
kan pretest.
dan
jur, dan di-
kan.
siplin Orientasi Guru memberitaKegiatan Awal
hukan
materi
yang akan disampaikan,
yaitu,
tentang perbedaan ekskresi, sekresi, dan defekasi serta organ ekskresi manusia (kulit dan paruparu) tujuan belajaran.
beserta pem-
Siswa menyiapkan materi yang akan dipelajari.
45
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
163
Motivasi
dan
Apersepsi Guru kan
Berani me-
memberi- Siswa menjawab.
ngemuka-
pertanyaan,
“Apakah
kan penda-
yang
dimaksud dengan
pat,
tole-
ekskresi? Apakah
ransi
dan
perbedaannya
percaya diri
dengan
sekresi
dan defekasi?” Eksplorasi Berani me-
Guru membahas Siswa menjawab. perbedaan
ngemuka-
defe-
kan penda-
nisi yang dise-
pat,
tole-
bertanya, “apakah
ransi
dan
sajakah
percaya diri
5
butkan siswa dan
organ
yang terkait sisKegiatan Inti
tem ekskresi?” Elaborasi Disiplin dan
Guru memfasili- Siswa berpartisitasi pembelajaran
pasi dalam pem-
rasa
ingin
menggunakan
belajaran
tahu
dan
multimedia inte-
terus memperha-
raktif dengan ke-
tikan instruksi da-
giatan sebagai be-
ri guru sebagai
rikut:
berikut:
1. Memberikan
1. Memperhati-
kesempatan
dan
kan penjelasan
perhatian 30
Mandiri dan tanggung
164
kepada
ma-
dari guru di-
sing-masing
bantu dengan
siswa
pembelajaran
dalam
memahami
multimedia in-
materi tentang
teraktif
organ
ada dikompu-
kulit
dan paru-paru
ter
dengan fasili-
masing.
jawab
yang
masing-
tas yang sudah disediakan di komputer dengan memberi panduan
ke-
pada siswa. 2. Memberikan
2. Menanyakan
Rasa
ingin
tahu
dan
kesempatan
kepada
kepada
jika ada hal
perhatian
untuk bertanya
yang
dan
jika ada materi
dipahami.
siswa
guru
belum
tole-
ransi
yang belum jelas. 3. Meminta
sis-
3. Mencoba me-
mencoba
ngerjakan soal
tanggung
mengerjakan
tes pada me-
jawab
soal-soal yang
nu
sudah disedia-
atau game.
wa
kan pada menu
practice
atau game.
practice
Mandiri dan
165
Konfirmasi Guru
meminta Siswa memperha-
beberapa
siswa
tikan
temannya
untuk
menjelas-
yang
sedang
kan
perbedaan
menjelaskan.
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian, toleransi,
ekskresi, sekresi,
dan
berani
dan defekasi.
mengemukakan pen5
Memberikan
Siswa memperha-
penguatan
tikan
dapat. Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
(reinforcement) dan menjelaskan kembali
serta
mengambil manfaat
dari
yang
telah dipelajari.
Guru menyimpul-
Siswa dipersilah-
Berani me-
kan materi yang
kan untuk me-
ngemuka-
sudah
nyimpulkan ma-
kan penda-
dibahas
Kegiatan
bersama dengan
Penutup
siswa.
memberi-
Guru
kan salam kepada
teri.
pat dan per5
Religius
Siswa menjawab salam.
siswa. Total
E. Media Pembelajaran 1.
Projector dan Notebook
2.
Program multimedia interaktif sistem ekskresi
caya diri
90
166
F. Sumber Pembelajaran 1.
Program multimedia interaktif yang dibuat guru
2.
Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh dari internet.
3.
Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi: a.
Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama, 2006.
b.
Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c.
Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
d.
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, 2003.
4.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA: a.
Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b.
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c.
Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
167
G.
Penilaian 1.
Pretest
2.
Keaktifan siswa
Pondok Aren, 25 Maret 2014
212
Lampiran 28
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST II (RETEST) KELOMPOK KONTROL
Xi
fi
zi
F(zi)
S(zi)
│F(zi) - S(zi)│
40
2
-1.93986421
0.0262
0.06
0.0309448
44
1
-1.55189137 0.06034
0.09
0.0253702
48
2
-1.16391853 0.12223
0.14
0.0206286
52
7
-0.77594568 0.21889
0.34
0.1239666
56
3
-0.38797284 0.34902
0.43
0.0795534
60
5
0.57
0.0714286
64
4
0.387972842 0.65098
0.69
0.0347324
68
4
0.775945684 0.78111
0.80
0.0188905
72
3
1.163918526 0.87777
0.89
0.0079428
76
4
1.551891368 0.93966
1.00
0.0603441
0
0.5
35
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.1239666. Selanjutnya membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah
. √
=
0.149. Karena harga Lo = 0.1239666 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
168
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II Pertemuan
: Ke-2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5. Menjelaskan
keterkaitan
antara
struktur,
fungsi,
dan
proses
serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator 1.
Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.
2.
Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3.
Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.
2.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3.
Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
169
Karakter siswa yang diharapkan: Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian, mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6; mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu penyakit yang menyerang hati disebut penyakit kuning. Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa kemih atau urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan urin terdapat tiga proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Kelainan pada organ ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus, batu ginjal, diabetes inspius, dsb.
C. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan
: ekspositori
2.
Metode
: ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Aktivitas Guru Guru
Aktivitas Siswa
member- Siswa menjawab
Waktu
Pendidikan
(Menit)
Karakter
10
Religius
170
Awal
kan salam kepada
salam.
siswa. Guru mengabsen Siswa kehadiran siswa.
Jujur
menyata-
dan
disiplin
kan kehadiran.
Orientasi Guru memberita- Siswa menyiapkan materi yang hukan materi yang akan disampaikan,
akan dipelajari.
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
yaitu,
tentang organ sistem
ekskresi
(ginjal dan hati) serta kelainannya beserta
tujuan
pembelajaran.
Motivasi
dan
Apersepsi memberi- Siswa menjawab.
Guru kan
Berani me-
pertanyaan,
“Apakah
hasil
ekskresi
dari
ngemukakan pendapat,
tole-
organ ginjal dan
ransi
dan
hati?
percaya diri
Eksplorasi Berani me-
Guru membahas Siswa menjawab.
ngemuka-
Kegiatan
tentang hasil eks-
Inti
kresi organ ginjal
kan penda-
dan
pat,
tole-
ransi
dan
hati
yang
5
171
disebutkan siswa dan
percaya diri
bertanya,
“bagaimanakah proses
pemben-
tukan urin?” Elaborasi Disiplin dan
Guru memfasili- Siswa berpartisitasi pembelajaran
pasi dalam pem-
rasa
ingin
menggunakan
belajaran
tahu
dan
multimedia inte-
terus memperha-
raktif dengan ke-
tikan instruksi da-
giatan sebagai be-
ri guru sebagai
rikut:
berikut:
1. Memberikan
1. Memperhati-
dan
perhatian
Mandiri dan
kesempatan
kan penjelasan
tanggung
kepada
dari guru di-
jawab
ma-
sing-masing
bantu dengan
siswa
pembelajaran
dalam
memahami
multimedia in-
materi tentang
teraktif
organ hati dan
ada dikompu-
ginjal dengan
ter
fasilitas
masing.
yang
sudah disediakan di komputer
dengan
memberi panduan siswa.
kepada
yang
masing-
65
172
2. Memberikan
2. Menanyakan
ingin
tahu
dan
kesempatan
kepada
kepada
jika ada hal
perhatian
untuk bertanya
yang
dan
jika ada materi
dipahami.
siswa
guru
Rasa
belum
tole-
ransi
yang belum jelas. 3. Meminta
sis-
3. Mencoba me-
mencoba
ngerjakan soal
tanggung
mengerjakan
tes pada me-
jawab
soal-soal yang
nu
sudah disedia-
atau game.
wa
Mandiri dan
practice
kan pada menu
practice
atau game. Konfirmasi meminta Siswa memperha-
Rasa
ingin
siswa
tikan
temannya
tahu
dan
menjelas-
yang
sedang
Guru beberapa untuk
kan kelainan pada
perhatian, toleransi,
menjelaskan.
organ ginjal dan
dan
hati.
mengemu5
berani
kakan pendapat.
Memberikan
Siswa memperha-
penguatan
tikan.
(reinforcement) dan menjelaskan kembali
serta
mengambil man-
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
173
faat
dari
yang
telah dipelajari.
Guru menyimpul-
Siswa dipersilah-
Berani me-
kan materi yang
kan untuk me-
ngemuka-
sudah
nyimpulkan ma-
kan penda-
dibahas
Kegiatan
bersama dengan
Penutup
siswa.
memberi-
Guru
kan salam kepada
teri.
pat dan per5
caya diri Religius
Siswa menjawab salam.
siswa. Total
90
E. Media Pembelajaran 1.
Projector dan Notebook
2.
Program multimedia interaktif sistem ekskresi
F. Sumber Pembelajaran 1.
Program multimedia interaktif yang dibuat guru
2.
Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh dari internet.
3.
Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi: a.
Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama, 2006.
b.
Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c.
Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
d.
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, 2003.
4.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA: a.
Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
174
b.
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c.
Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
G.
Penilaian 1.
Keaktifan siswa
Pondok Aren, 28 Maret 2014
175
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMAN Negeri 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II Pertemuan
: Ke-3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5. Menjelaskan
keterkaitan
antara
struktur,
fungsi,
dan
proses
serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator 1.
Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2.
Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2.
Siswa mampu membedakan sistem ekskresi ikan air laut dan tawar.
3.
Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
Karakter siswa yang diharapkan: Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian, mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
176
B. Materi Pembelajaran Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah satunya, cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan air laut. Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi. Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses.
C. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan
: ekspositori
2.
Metode
: ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Guru
Aktivitas Siswa
Waktu
Pendidikan
(Menit)
Karakter Religius
member- Siswa menjawab
kan salam kepada
salam.
siswa. Kegiatan Awal
Guru mengabsen Siswa kehadiran siswa.
menyata-
kan kehadiran.
10
Jujur disiplin
dan
177
Orientasi Guru memberita- Siswa menyiapkan materi yang hukan materi yang akan disampaikan,
yaitu,
tentang
sistem
ekskresi
akan dipelajari.
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
pada
hewan
beserta
tujuan pembelajaran.
Motivasi
dan
Apersepsi memberi- Siswa menjawab.
Guru kan
Berani mengemuka-
pertanyaan,
“Apakah
kan penda-
alat
ekskresi ikan dan
pat,
tole-
belalang?”
ransi
dan
percaya diri Eksplorasi Berani me-
Guru membahas Siswa menjawab. tentang ekskresi Kegiatan Inti
kan penda-
hewan
yang disebutkan siswa
5
dan
bertanya, hasil
ngemuka-
alat
pat,
tole-
ransi
dan
percaya diri
“apa
ekskresi-
nya?” Elaborasi Guru memfasili- Siswa berpartisi-
25
Disiplin dan
178
tasi pembelajaran
pasi dalam pem-
rasa
ingin
menggunakan
belajaran
tahu
dan
multimedia inte-
terus memperha-
raktif dengan ke-
tikan instruksi da-
giatan sebagai be-
ri guru sebagai
rikut:
berikut:
1. Memberikan
1. Memperhati-
dan
perhatian
Mandiri dan
kesempatan
kan penjelasan
tanggung
kepada
dari guru di-
jawab
ma-
sing-masing
bantu dengan
siswa
pembelajaran
dalam
memahami
multimedia in-
materi tentang
teraktif
sistem
eks-
ada dikompu-
kresi
pada
ter
hewan dengan fasilitas
yang
masing-
masing.
yang
sudah disediakan di komputer
dengan
memberi panduan
kepada
siswa. 2. Memberikan
2. Menanyakan
ingin
tahu
dan
kesempatan
kepada
kepada
jika ada hal
perhatian
untuk bertanya
yang
dan
jika ada materi
dipahami.
siswa
yang belum jelas.
guru
Rasa
belum
ransi
tole-
179
3. Meminta
sis-
3. Mencoba me-
mencoba
ngerjakan soal
tanggung
mengerjakan
tes pada me-
jawab
soal-soal yang
nu
sudah disedia-
atau game.
wa
Mandiri dan
practice
kan pada menu
practice
atau game. Konfirmasi Guru
meminta Siswa memperha-
beberapa
siswa
tikan
temannya
untuk
menjelas-
yang
sedang
kan
perbedaan
menjelaskan.
sistem
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian, toleransi, dan
ekskresi
berani
ikan air tawar dan
mengemu-
laut.
kakan pen5
Memberikan
Siswa memperha-
penguatan
tikan.
dapat. Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
(reinforcement) dan menjelaskan kembali
serta
mengambil manfaat
dari
yang
telah dipelajari. Kegiatan Penutup
Guru menyimpul-
Siswa dipersilah-
Berani me-
kan materi yang
kan untuk me-
ngemuka-
sudah
nyimpulkan ma-
dibahas
bersama dengan siswa.
teri.
45
kan pendapat dan percaya diri
180
member-
Guru
kan posttest.
Siswa mengerja-
Mandiri, ju-
kan.
jur, dan disiplin
memberi-
Guru
kan salam kepada
Religius
Siswa menjawab salam.
siswa. Total
90
E. Media Pembelajaran 1.
Projector dan Notebook
2.
Program multimedia interaktif sistem ekskresi
F. Sumber Pembelajaran 1.
Program multimedia interaktif yang dibuat guru
2.
Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh dari internet.
3.
Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi: a.
Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama, 2006.
b.
Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c.
Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
d.
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, 2003.
4.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA: a.
Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b.
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
181
c.
Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
G.
Penilaian 1.
Keaktifan siswa
2.
Posttest
Pondok Aren, 1 April 2014
182
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II Pertemuan
: Ke-1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5. Menjelaskan
keterkaitan
antara
struktur,
fungsi,
dan
proses
serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator 1.
Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2.
Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.
3.
Mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.
4.
Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2.
Siswa mampu menyebutkan organ ekskresi manusia.
3.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.
183
4.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.
5.
Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
Karakter siswa yang diharapkan: Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian, mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati. Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit antara lain, jerawat, panu, edema, dsb. Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus. Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis, tonsilitis, dsb.
184
C. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan
: ekspositori
2.
Metode
: ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Guru
Aktivitas Siswa
Waktu
Pendidikan
(Menit)
Karakter Religius
member- Siswa menjawab
kan salam kepada
salam.
siswa. Guru mengabsen Siswa kehadiran siswa. Guru
Jujur
menyata-
disiplin
kan kehadiran.
Mandiri, ju-
memberi- Siswa mengerja-
kan pretest.
dan
jur, dan di-
kan.
siplin Orientasi Guru memberitaKegiatan Awal
hukan
materi
yang akan disampaikan,
yaitu,
tentang perbedaan ekskresi, sekresi, dan defekasi serta organ ekskresi manusia (kulit dan paruparu) tujuan belajaran.
beserta pem-
Siswa menyiapkan materi yang akan dipelajari.
45
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
185
Motivasi
dan
Apersepsi Guru kan
Berani me-
memberi- Siswa menjawab.
ngemuka-
pertanyaan,
“Apakah
kan penda-
yang
dimaksud dengan
pat,
tole-
ekskresi? Apakah
ransi
dan
perbedaannya
percaya diri
dengan
sekresi
dan defekasi?” Eksplorasi Berani me-
Guru membahas Siswa menjawab. perbedaan
ngemuka-
defe-
kan penda-
nisi yang dise-
pat,
tole-
bertanya, “apakah
ransi
dan
sajakah
percaya diri
5
butkan siswa dan
organ
yang terkait sisKegiatan Inti
tem ekskresi?” Elaborasi menjelas- Siswa memperha-
Guru kan
pengertian
ekskresi
tikan
kresi (kulit dan paru-paru)
me-
lalui
media
visual
yang
ditampilkan
da-
ingin
tahu
dan
perhatian
dan
organ-organ eks-
Rasa
30
186
lam
slide
po-
werpoint. Konfirmasi Guru
meminta Siswa memperha-
beberapa
siswa
tikan
temannya
untuk
menjelas-
yang
sedang
kan
perbedaan
menjelaskan.
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian, toleransi,
ekskresi, sekresi,
dan
berani
dan defekasi.
mengemukakan pen5
Memberikan
Siswa memperha-
penguatan
tikan.
dapat. Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
(reinforcement) dan menjelaskan kembali
serta
mengambil manfaat
dari
yang
telah dipelajari.
Guru menyimpul-
Siswa dipersilah-
Berani me-
kan materi yang
kan untuk me-
ngemuka-
sudah
nyimpulkan ma-
kan penda-
dibahas
Kegiatan
bersama dengan
Penutup
siswa.
Guru
memberi-
kan salam kepada
teri.
pat dan per5
Religius
Siswa menjawab salam.
siswa. Total
caya diri
90
187
E. Media Pembelajaran 1.
Projector dan Notebook (Laptop)
2.
Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non animasi ataupun media visual animasi
F.
Sumber Pembelajaran 1.
Powerpoint yang dibuat guru
2.
Animasi dan video dari internet
3.
Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi: a.
Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama, 2006.
b.
Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c.
Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
d.
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, 2003.
4.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA: a.
Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b.
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c.
Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
188
G.
Penilaian 1.
Pretest
2.
Keaktifan siswa
Pondok Aren, 25 Maret 2014
189
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II Pertemuan
: Ke-2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5. Menjelaskan
keterkaitan
antara
struktur,
fungsi,
dan
proses
serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator 1.
Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.
2.
Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3.
Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.
2.
Siswa mampu mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3.
Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
190
Karakter siswa yang diharapkan: Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian, mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6; mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu penyakit yang menyerang hati disebut penyakit kuning. Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa kemih atau urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan urin terdapat tiga proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Kelainan pada organ ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus, batu ginjal, diabetes inspius, dsb.
C. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan
: ekspositori
2.
Metode
: ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Aktivitas Guru Guru
Aktivitas Siswa
member- Siswa menjawab
Waktu
Pendidikan
(Menit)
Karakter
10
Religius
191
Awal
kan salam kepada
salam.
siswa. Guru mengabsen Siswa kehadiran siswa.
Jujur
menyata-
dan
disiplin
kan kehadiran.
Orientasi Guru memberita- Siswa menyiapkan materi yang hukan materi yang akan disampaikan,
akan dipelajari.
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
yaitu,
tentang organ sistem
ekskresi
(ginjal dan hati) serta kelainannya beserta
tujuan
pembelajaran.
Motivasi
dan
Apersepsi memberi- Siswa menjawab.
Guru kan
Berani me-
pertanyaan,
“Apakah
hasil
ekskresi
dari
ngemukakan pendapat,
tole-
organ ginjal dan
ransi
dan
hati?”
percaya diri
Eksplorasi Berani me-
Guru membahas Siswa menjawab.
ngemuka-
Kegiatan
tentang hasil eks-
Inti
kresi organ ginjal
kan penda-
dan
pat,
tole-
ransi
dan
hati
yang
5
192
disebutkan siswa dan
percaya diri
bertanya,
“bagaimanakah proses
pemben-
tukan urin?” Elaborasi Guru
menjelas- Siswa memperha-
kan organ ginjal dan
hati
tikan
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
serta 65
kelainannya melalui media visual yang ditampilkan dalam slide powerpoint. Konfirmasi Guru
meminta Siswa memperha-
beberapa untuk
siswa
tikan
temannya
menjelas-
yang
sedang
kan kelainan pada
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian, toleransi,
menjelaskan.
organ ginjal dan
dan
berani
hati.
mengemukakan pen5
Memberikan
Siswa memperha-
penguatan
tikan.
(reinforcement) dan menjelaskan kembali
serta
mengambil manfaat
dari
yang
dapat. Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
193
telah dipelajari.
Guru menyimpul-
Siswa dipersilah-
Berani me-
kan materi yang
kan untuk me-
ngemuka-
sudah
nyimpulkan ma-
kan penda-
dibahas
Kegiatan
bersama dengan
Penutup
siswa.
memberi-
Guru
kan salam kepada
teri.
pat dan per5
caya diri Religius
Siswa menjawab salam.
siswa. Total
90
E. Media Pembelajaran 1.
Projector dan Notebook (Laptop)
2.
Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non animasi ataupun media visual animasi
F.
Sumber Pembelajaran 1.
Powerpoint yang dibuat guru
2.
Animasi dan video dari internet
3.
Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi: a.
Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama, 2006.
b.
Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c.
Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
d.
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, 2003.
4.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA: a.
Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
194
b.
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c.
Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
G.
Penilaian 1.
Keaktifan siswa
Pondok Aren, 28 Maret 2014
195
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II Pertemuan
: Ke-3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5. Menjelaskan
keterkaitan
antara
struktur,
fungsi,
dan
proses
serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator 1.
Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2.
Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2.
Siswa mampu membedakan sistem ekskresi ikan air laut dan tawar.
3.
Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
Karakter siswa yang diharapkan: Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian, mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
196
B. Materi Pembelajaran Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah satunya, cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan air laut. Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi. Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses.
C. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan
: ekspositori
2.
Metode
: ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Guru
Aktivitas Siswa
Waktu
Pendidikan
(Menit)
Karakter Religius
member- Siswa menjawab
kan salam kepada
salam.
siswa. Kegiatan Awal
Guru mengabsen Siswa kehadiran siswa.
menyata-
kan kehadiran.
10
Jujur disiplin
dan
197
Orientasi Guru memberita- Siswa menyiapkan materi yang hukan materi yang akan disampaikan,
yaitu,
tentang
sistem
ekskresi
akan dipelajari.
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
pada
hewan
beserta
tujuan pembelajaran.
Motivasi
dan
Apersepsi memberi- Siswa menjawab.
Guru kan
Berani mengemuka-
pertanyaan,
“Apakah
kan penda-
alat
ekskresi ikan dan
pat,
tole-
belalang?”
ransi
dan
percaya diri Eksplorasi Berani me-
Guru membahas Siswa menjawab. tentang ekskresi Kegiatan Inti
kan penda-
hewan
yang disebutkan siswa
5
dan
bertanya, hasil
ngemuka-
alat
pat,
tole-
ransi
dan
percaya diri
“apa
ekskresi-
nya?” Elaborasi Guru
25 menjelas- Siswa memperha-
Rasa
ingin
198
kan
sistem
ekskresi
tikan
tahu
dan
perhatian
pada
hewan (ikan dan belalang) melalui media
visual
yang ditampilkan dalam slide powerpoint. Konfirmasi Guru
meminta Siswa memperha-
beberapa
siswa
tikan
temannya
untuk
menjelas-
yang
sedang
kan
perbedaan
menjelaskan.
sistem
Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian, toleransi, dan
ekskresi
berani
ikan air tawar dan
mengemu-
laut.
kakan pen5
Memberikan
Siswa memperha-
penguatan
tikan.
dapat. Rasa
ingin
tahu
dan
perhatian
(reinforcement) dan menjelaskan kembali
serta
mengambil manfaat
dari
yang
telah dipelajari. Kegiatan Penutup
Guru menyimpul-
Siswa dipersilah-
Berani me-
kan materi yang
kan untuk me-
ngemuka-
sudah
nyimpulkan ma-
dibahas
bersama dengan siswa.
teri.
45
kan pendapat dan percaya diri
199
memberi-
Guru
kan posttest.
Siswa mengerja-
Mandiri, ju-
kan.
jur, dan disiplin
memberi-
Guru
kan salam kepada
Siswa menjawab
Religius
salam.
siswa. Total
90
E. Media Pembelajaran 1.
Projector dan Notebook (Laptop)
2.
Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non animasi ataupun media visual animasi
F.
Sumber Pembelajaran 1.
Powerpoint yang dibuat guru
2.
Animasi dan video dari internet
3.
Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi: a.
Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama, 2006.
b.
Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c.
Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
d.
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, 2003.
4.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA: a.
Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b.
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
200
c.
Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
G.
Penilaian 1.
Keaktifan siswa
2.
Posttest
Pondok Aren, 1 April 2014
Lampiran 21
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK EKSPERIMEN
No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest I
Posttest II (Retest)
Retensi (%)
Kategori Retensi
1
Aldi Budesta Putra
52
84
92
109.52
Sangat Baik
2
Aldiansyah Agasi
44
84
84
100
Sangat Baik
3
Alfian Tri Nugroho
60
88
84
95.46
Baik
4
Alifiana Kanti
44
76
68
89.47
Baik
5
Ammelia N. Anggraeny
60
88
96
109.09
Sangat Baik
6
Ayu Minasi
44
80
68
85
Baik
7
Bunga Desiana
48
80
72
90
Baik
8
Debby Sylviani
36
84
92
109.52
Sangat Baik
9
Dhea Malika Larasati
36
76
80
105.26
Sangat Baik
10
Dinda Rasmalinda
36
72
84
116.67
Sangat Baik
11
Dion Ronaldo Siburian
24
56
48
85.71
Baik
12
Dita Dwi Agustin
60
92
92
100
Sangat Baik
13
Elsa Prambudi Agustin
60
92
96
104.35
Sangat Baik
201
14
Fandy Laksono
24
56
48
85.71
Baik
15
Fani Rosdiyanti
36
80
72
90
Baik
16
Fatmawati Sri Handayani
40
80
84
105
Sangat Baik
17
Fildzah Shabrina
44
84
92
109.52
Sangat Baik
18
Galih Airin Madjid
28
56
56
100
Sangat Baik
19
Guruh Nurfauzi
28
60
60
100
Sangat Baik
20
Ika Agustin Pratiwi
44
64
60
93.75
Baik
21
Indra Hadyan
44
68
60
88.24
Baik
22
Luthfia Fitrananda
40
64
72
112.50
Sangat Baik
23
M. Hafizh Ath Thalib
60
92
96
104.35
Sangat Baik
24
M. Syifa’uddin Musa
32
72
72
100
Sangat Baik
25
M. Vito Brata
32
68
72
105.88
Sangat Baik
26
Nada Lusita
56
88
96
109.09
Sangat Baik
27
Neni Nur Rahmawati
44
76
80
105.26
Sangat Baik
28
Pramesti S. P. Herjuno
52
72
76
105.56
Sangat Baik
29
Rafila Amalia Fitri
48
76
72
94.74
Baik
30
Risma Ayom Sari
48
76
80
105.26
Sangat Baik
31
Rohadatun Nisa Lubis
44
72
72
100
Sangat Baik
202
32
Siti M. Trisnawardani
52
80
80
100
Sangat Baik
33
Siti Nur Hasanah
56
76
76
100
Sangat Baik
34
Sustina
56
76
80
105.26
Sangat Baik
35
Tasya Rizky Amelia
56
72
80
111.11
Sangat Baik
36
Zakat Nuh Zikirullah
28
80
84
105
Sangat Baik
∑
1596
2740
2776
Mean
44.33
76.11
77.11
101.01
Sangat Baik
Nilai Maximum
60
92
96
Nilai Minimum
24
52
48
Modus
44
76
72
Median
44
76
80
Varians
121.03
100.10
170.62
SD
11
10.01
13.06
203
Lampiran 21
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK EKSPERIMEN
No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest I
N-Gain
Kategori N-Gain
Posttest II
Retensi
(Retest)
(%)
Kategori Retensi
1
Aldi Budesta Putra
52
84
0.67
Sedang
92
109.52
Sangat Baik
2
Aldiansyah Agasi
44
84
0.71
Tinggi
84
100
Sangat Baik
3
Alfian Tri Nugroho
60
88
0.70
Sedang
84
95.46
Baik
4
Alifiana Kanti
44
76
0.57
Sedang
68
89.47
Baik
5
Ammelia N. Anggraeny
60
88
0.70
Sedang
96
109.09
Sangat Baik
6
Ayu Minasi
44
80
0.64
Sedang
68
85
Baik
7
Bunga Desiana
48
80
0.62
Sedang
72
90
Baik
8
Debby Sylviani
36
84
0.75
Tinggi
92
109.52
Sangat Baik
9
Dhea Malika Larasati
36
76
0.63
Sedang
80
105.26
Sangat Baik
10
Dinda Rasmalinda
36
72
0.56
Sedang
84
116.67
Sangat Baik
11
Dion Ronaldo Siburian
24
56
0.42
Sedang
48
85.71
Baik
12
Dita Dwi Agustin
60
92
0.80
Tinggi
92
100
Sangat Baik
13
Elsa Prambudi Agustin
60
92
0.80
Tinggi
96
104.35
Sangat Baik
201
14
Fandy Laksono
24
56
0.42
Sedang
48
85.71
Baik
15
Fani Rosdiyanti
36
80
0.69
Sedang
72
90
Baik
16
Fatmawati Sri Handayani
40
80
0.67
Sedang
84
105
Sangat Baik
17
Fildzah Shabrina
44
84
0.71
Tinggi
92
109.52
Sangat Baik
18
Galih Airin Madjid
28
56
0.39
Sedang
56
100
Sangat Baik
19
Guruh Nurfauzi
28
60
0.44
Sedang
60
100
Sangat Baik
20
Ika Agustin Pratiwi
44
64
0.36
Sedang
60
93.75
Baik
21
Indra Hadyan
44
68
0.42
Sedang
60
88.24
Baik
22
Luthfia Fitrananda
40
64
0.40
Sedang
72
112.50
Sangat Baik
23
M. Hafizh Ath Thalib
60
92
0.80
Tinggi
96
104.35
Sangat Baik
24
M. Syifa’uddin Musa
32
72
0.59
Sedang
72
100
Sangat Baik
25
M. Vito Brata
32
68
0.53
Sedang
72
105.88
Sangat Baik
26
Nada Lusita
56
88
0.73
Tinggi
96
109.09
Sangat Baik
27
Neni Nur Rahmawati
44
76
0.57
Sedang
80
105.26
Sangat Baik
28
Pramesti S. P. Herjuno
52
72
0.42
Sedang
76
105.56
Sangat Baik
29
Rafila Amalia Fitri
48
76
0.54
Sedang
72
94.74
Baik
30
Risma Ayom Sari
48
76
0.54
Sedang
80
105.26
Sangat Baik
31
Rohadatun Nisa Lubis
44
72
0.50
Sedang
72
100
Sangat Baik
202
32
Siti M. Trisnawardani
52
80
0.58
Sedang
80
100
Sangat Baik
33
Siti Nur Hasanah
56
76
0.45
Sedang
76
100
Sangat Baik
34
Sustina
56
76
0.45
Sedang
80
105.26
Sangat Baik
35
Tasya Rizky Amelia
56
72
0.36
Sedang
80
111.11
Sangat Baik
36
Zakat Nuh Zikirullah
28
80
0.72
Tinggi
84
105
Sangat Baik
∑
1596
2740
Mean
44.33
76.11
101.01
Sangat Baik
Nilai Maximum
60
92
96
Nilai Minimum
24
52
48
Modus
44
76
72
Median
44
76
80
Varians
121.03
100.10
170.62
SD
11
10.01
13.06
2776 0.58
Sedang
77.11
203
204
Lampiran 22
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK KONTROL
No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest I
Posttest II (Retest)
Retensi (%)
Kategori Retensi
1
Alika Febrina
56
76
72
94.74
Baik
2
Arjuno Calmi Ridoi Robi
28
48
40
83.33
Cukup
3
Ayu Widya Ningrum
64
80
72
90
Baik
4
Beny Dwiyantoro
32
48
48
100
Sangat Baik
5
Bipa Muqsit Firdaus
32
52
40
76.92
Cukup
6
Cheldea H. Bernarbie
36
56
52
92.86
Baik
7
Ciptaningtyas D. Winahyu
40
64
52
81.25
Cukup
8
Citra Aulia Firda Hasan
40
64
52
81.25
Cukup
9
Delina Anggraeni
40
60
52
86.67
Baik
10
Eka Satria Putra Saefudin
32
52
48
92.31
Baik
11
Etsa Indria Prasetyo
28
48
44
91.67
Baik
12
F. M. Anggara M. Putra
64
84
76
90.48
Baik
13
Faijah Ramadan
44
56
52
92.86
Baik
205
14
Husnia Zuhra
36
56
52
92.86
Baik
15
Kemala Sari
40
60
60
100
Sangat Baik
16
Lisca Moullinda
48
64
56
87.50
Baik
17
Muhammad Abduh
56
72
52
72.22
Cukup
18
M. Emil Hamdalah
52
68
64
94.12
Baik
19
M. Raihan Hafit
52
68
60
88.24
Baik
20
Muslim Mulyawan
60
80
76
95
Baik
21
Nanda Avisha Putri
44
68
64
94.12
Baik
22
Octhaviani Arbaniya
48
72
56
77.78
Cukup
23
Prisca Prasanti
44
64
60
93.75
Baik
24
Puti Rahma Dahlia
40
64
60
93.75
Baik
25
Rachmawati Nur Fajriyah
48
72
68
94.44
Baik
26
Rahayu Astuti
44
72
68
94.44
Baik
27
Rahmad Ramdani Sambari
40
68
56
82.35
Cukup
28
Rattesa Komala K. Ponto
48
68
60
88.24
Baik
29
Rifani Faza
48
72
76
105.56
Sangat Baik
30
Siti Rahmi Nurul Suci
40
64
64
100
Sangat Baik
31
Uswah Habibah
64
84
76
90.48
Baik
206
32
Utami Yurini
48
76
68
89.47
Baik
33
Windi Yanti
52
76
64
84.21
Cukup
34
Yati Oktavia Ningsih
60
80
72
90
Baik
35
Yunita Indriani
60
76
68
89.47
Baik
∑
1608
2548
2100
Mean
45.94
66.63
60
90.07
Sangat Baik
Nilai Maximum
64
84
76
Nilai Minimum
28
48
40
Modus
40
64
52
Median
44
68
60
Varians
105.76
105.36
106.35
SD
10.28
10.27
10.31
204
Lampiran 22
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK KONTROL
Posttest II
Retensi
(Retest)
(%)
Sedang
72
94.74
Baik
0.28
Rendah
40
83.33
Cukup
80
0.44
Sedang
72
90
Baik
32
48
0.24
Rendah
48
100
Sangat Baik
Bipa Muqsit Firdaus
32
52
0.29
Rendah
40
76.92
Cukup
Cheldea H. Bernarbie
36
56
0.31
Sedang
52
92.86
Baik
Ciptaningtyas D. Winahyu
40
64
0.40
Sedang
52
81.25
Cukup
Citra Aulia Firda Hasan
40
64
0.40
Sedang
52
81.25
Cukup
Delina Anggraeni
40
60
0.33
Sedang
52
86.67
Baik
Eka Satria Putra Saefudin
32
52
0.29
Rendah
48
92.31
Baik
Etsa Indria Prasetyo
28
48
0.28
Rendah
44
91.67
Baik
F. M. Anggara M. Putra
64
84
0.56
Sedang
76
90.48
Baik
Faijah Ramadan
44
56
0.21
Rendah
52
92.86
Baik
Nama Siswa
Pretest
Posttest I
N-gain
Kategori N-Gain
Alika Febrina
56
76
0.45
Arjuno Calmi Ridoi Robi
28
48
Ayu Widya Ningrum
64
Beny Dwiyantoro
Kategori Retensi
205
Husnia Zuhra
36
56
0.31
Sedang
52
92.86
Baik
Kemala Sari
40
60
0.33
Sedang
60
100
Sangat Baik
Lisca Moullinda
48
64
0.31
Sedang
56
87.50
Baik
Muhammad Abduh
56
72
0.36
Sedang
52
72.22
Cukup
M. Emil Hamdalah
52
68
0.33
Sedang
64
94.12
Baik
M. Raihan Hafit
52
68
0.33
Sedang
60
88.24
Baik
Muslim Mulyawan
60
80
0.50
Sedang
76
95
Baik
Nanda Avisha Putri
44
68
0.43
Sedang
64
94.12
Baik
Octhaviani Arbaniya
48
72
0.46
Sedang
56
77.78
Cukup
Prisca Prasanti
44
64
0.36
Sedang
60
93.75
Baik
Puti Rahma Dahlia
40
64
0.40
Sedang
60
93.75
Baik
Rachmawati Nur Fajriyah
48
72
0.46
Sedang
68
94.44
Baik
Rahayu Astuti
44
72
0.50
Sedang
68
94.44
Baik
Rahmad Ramdani Sambari
40
68
0.47
Sedang
56
82.35
Cukup
Rattesa Komala K. Ponto
48
68
0.38
Sedang
60
88.24
Baik
Rifani Faza
48
72
0.46
Sedang
76
105.56
Sangat Baik
Siti Rahmi Nurul Suci
40
64
0.40
Sedang
64
100
Sangat Baik
Uswah Habibah
64
84
0.56
Sedang
76
90.48
Baik
206
Utami Yurini
48
76
0.54
Sedang
68
89.47
Baik
Windi Yanti
52
76
0.50
Sedang
64
84.21
Cukup
Yati Oktavia Ningsih
60
80
0.50
Sedang
72
90
Baik
Yunita Indriani
60
76
0.40
Sedang
68
89.47
Baik
∑
1608
2548
Mean
45.94
66.63
90.07
Sangat Baik
Nilai Maximum
64
84
76
Nilai Minimum
28
48
40
Modus
40
64
52
Median
44
68
60
Varians
105.76
105.36
106.35
SD
10.28
10.27
10.31
2100 0.39
Sedang
60
207
Lampiran 23
PENGUJIAN NORMALITAS PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Xi
fi
24
2
28
zi
F(zi)
S(zi)
│F(zi) - S(zi)│
-1.8481818 0.03229
0.06
0.0232675
3
-1.4845455 0.06883
0.14
0.0700568
32
2
-1.1209091 0.13116
0.19
0.0632812
36
4
-0.7572727 0.22444
0.31
0.0811123
40
2
-0.3936364 0.34692
0.36
0.0141863
44
8
-0.03
0.48803
0.58
0.0952998
48
3
0.3336364
0.63067
0.67
0.0359937
52
3
0.6972727
0.75718
0.75
0.0071839
56
4
1.0609091
0.85563
0.86
0.0054767
60
5
1.4245455
0.92286
1.00
0.0771443
36
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0952998. Selanjutnya membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah
. √
=
0.147. Karena harga Lo = 0.0952998 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
208
Lampiran 24
PENGUJIAN NORMALITAS PRETEST KELOMPOK KONTROL
Xi
fi
zi
F(zi)
S(zi)
│F(zi) - S(zi)│
28
2
-1.745136187
0.040481
0.06
0.0166623
32
3
-1.356031128
0.087545
0.14
0.0553125
36
2
-0.96692607
0.16679
0.20
0.0332095
40
7
-0.577821012
0.281692
0.40
0.1183075
44
4
-0.188715953
0.425158
0.51
0.0891280
48
6
0.200389105
0.579412
0.69
0.1063024
52
3
0.589494163
0.722235
0.77
0.0491935
56
2
0.978599222
0.836111
0.83
0.0075395
60
3
1.36770428
0.914298
0.91
0.0000120
64
3
1.756809339
0.960525
1.00
0.0394752
35
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.1183075. Selanjutnya membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah
. √
=
0.149. Karena harga Lo = 0.1183075 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
209
Lampiran 25
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST I KELOMPOK EKSPERIMEN
X
fi
zi
F(zi)
S(zi)
│F(zi) - S(zi)│
56
3
-2.008991
0.02227
0.08
0.0610643
60
1
-1.6093906 0.05377
0.11
0.0573456
64
2
-1.2097902 0.11318
0.17
0.0534870
68
2
-0.8101898 0.20892
0.22
0.0133067
72
5
-0.4105894 0.34069
0.36
0.0204243
76
7
-0.010989
0.49562
0.56
0.0599394
80
6
0.3886114
0.65122
0.72
0.0710040
84
4
0.7882118
0.78471
0.83
0.0486198
88
3
1.1878122
0.88255
0.92
0.0341204
92
3
1.5874126
0.94379
1.00
0.0562096
36
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0710040. Selanjutnya membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah
. √
=
0.147. Karena harga Lo = 0.0710040 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
210
Lampiran 26
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST I KELOMPOK KONTROL
Xi
fi
zi
F(zi)
S(zi)
│F(zi) - S(zi)│
48
3
-1.814021
0.034837
0.09
0.0508771
52
2
-1.424537
0.077145
0.14
0.0657117
56
3
-1.035054
0.150322
0.23
0.0782495
60
2
-0.64557
0.259279
0.29
0.0264352
64
6
-0.256086
0.398942
0.46
0.0582005
68
5
0.1333982 0.553061
0.60
0.0469392
72
5
0.5228822 0.699472
0.74
0.0433853
76
4
0.9123661 0.819212
0.86
0.0379309
80
3
1.30185
0.903516
0.94
0.0393410
84
2
1.691334
0.954613
1.00
0.0453865
35
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0782495. Selanjutnya membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah
. √
=
0.149. Karena harga Lo = 0.0782495 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
211
Lampiran 27
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST II (RETEST) KELOMPOK EKSPERIMEN
Xi
fi
48
2
56
zi
F(zi)
S(zi)
│F(zi) - S(zi)│
-2.2289433 0.01291
0.06
0.0426467
1
-1.6163859 0.05301
0.08
0.0303279
60
3
-1.3101072 0.09508
0.17
0.0715869
68
2
-0.6975498 0.24273
0.22
0.0205072
72
7
-0.3912711
0.3478
0.42
0.0688682
76
2
-0.0849923 0.46613
0.47
0.0060885
80
6
0.22128637 0.58757
0.64
0.0513236
84
5
0.52756508
0.7011
0.78
0.0766784
92
4
1.14012251 0.87288
0.89
0.0160065
96
4
1.44640123 0.92597
1.00
0.0740323
36
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0766784. Selanjutnya membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah
. √
=
0.147. Karena harga Lo = 0.0766784 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
213
Lampiran 29
PENGUJIAN HOMOGENITAS PRETEST
Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai berikut: =
=
=
dengan
∑
(
̅)
Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain: 1.
Menentukan Hipotesis H0 = Data berasal dari populasi yang homogen Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen
2.
Menentukan Kriteria Pengujian Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima
3.
Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil) db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35 db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34
4.
Menentukan nilai Fhitung =
5.
=
=
. .
= 1.14
Menentukan Ftabel Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35, dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.14 < 1.74), maka H0 diterima. Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
214
Lampiran 30
PENGUJIAN HOMOGENITAS POSTTEST I
Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai berikut: =
=
=
dengan
∑
(
̅)
Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain: 1.
Menentukan Hipotesis H0 = Data berasal dari populasi yang homogen Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen
2.
Menentukan Kriteria Pengujian Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima
3.
Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil) db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35 db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34
4.
Menentukan nilai Fhitung =
5.
=
=
. .
= 1.05
Menentukan Ftabel Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35, dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.05 < 1.74), maka H0 diterima. Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
215
Lampiran 31
PENGUJIAN HOMOGENITAS POSTTEST II (RETEST)
Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai berikut: =
=
=
dengan
∑
(
̅)
Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain: 1.
Menentukan Hipotesis H0 = Data berasal dari populasi yang homogen Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen
2.
Menentukan Kriteria Pengujian Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima
3.
Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil) db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35 db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34
4.
Menentukan nilai Fhitung =
5.
=
=
. .
= 1.60
Menentukan Ftabel Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35, dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.60 < 1.74), maka H0 diterima. Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
216
Lampiran 32
PENGUJIAN HIPOTESIS PRETEST
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai berikut: =
=
=
=
1− 2 ( 1 − 1) 1 + ( 2 − 1) 2 1+ 2−2
1 1 + 1 2
44.33 − 45.94 (36 − 1)121.03 + (35 − 1)105.76 1 1 ( + ) 36 35 36 + 35 − 2 −1.61 7831.89 (0.057) 69 −1.61 √6.469
= −0.633
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata) Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung < ttabel, yaitu (-0.633 < 1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu arah. Sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
217
Lampiran 33
PENGUJIAN HIPOTESIS POSTTEST I
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai berikut: =
=
=
=
1− 2 ( 1 − 1) 1 + ( 2 − 1) 2 1+ 2−2
1 1 + 1 2
76.11 − 66.63 (36 − 1)100.10 + (35 − 1)105.36 1 1 ( + ) 36 35 36 + 35 − 2 9.48 3503.5 + 3582.24 (0.057) 69 9.48 √5.853
= 3.919
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata) Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel, yaitu (3.919 > 1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu arah. Sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
218
Lampiran 34
PENGUJIAN HIPOTESIS POSTTEST II (RETEST)
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai berikut: =
=
=
=
1− 2 ( 1 − 1) 1 + ( 2 − 1) 2 1+ 2−2
1 1 + 1 2
77.11 − 60 (36 − 1)170.62 + (35 − 1)106.35 1 1 ( + ) 36 35 36 + 35 − 2 17.11 5971.70 + 3615.9 (0.057) 69 17.11 √7.920
= 6.080
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata) Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel, yaitu (6.080 > 1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu arah. Sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan retensi siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
219
Lampiran 35
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin
: L / P (*lingkari salah satu)
Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda, jadi harap diisi dengan sejujur-jujurnya.
Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda pada kolom “ya” atau “tidak”! No 1
2
3
Pernyataan
“Ya”
Saya mudah menggunakan program ini dan dapat langsung saya gunakan. Program multimedia interaktif berisikan seluruh informasi terkait topik pembelajaran yang dibahas. Informasi yang disajikan menggunakan kalimat yang jelas. Di dalam program ini terdapat kuis dan games untuk
4
melatih daya ingat terhadap konsep yang saya pelajari di tampilan materi. Adanya skoring dalam soal latihan dapat mengukur
5
sejauh mana saya mengingat konsep materi yang diberikan.
6
Gambar, animasi, dan video dalam program ini dapat membantu mengingat informasi yang disajikan. Menurut saya, program ini didesain interaktif yaitu
7
saya
bebas menggunakan program
keinginan.
ini sesuai
“Tidak”
220
8
9
10
11
Adanya
interaktivitas
di
dalam
program
memudahkan mengingat informasi yang disajikan. Saya merasa senang ketika menggunakan program ini. Saya sering membuka kembali program multimedia interaktif. Program multimedia interaktif dapat menjadi sarana belajar biologi dimanapun siswa berada. Apabila program ini digunakan untuk materi/pokok
12
bahasan yang lain saya akan dengan senang hati menggunakannya.
13
14
Penggunaan program ini efektif dalam meningkatkan retensi (daya ingat) siswa. Dalam
menjalankan
program
ini,
komponen
multimedia interaktif berjalan dengan baik. Penggunaan program ini dapat meningkatkan retensi
15
(daya ingat) pada pokok bahasan/materi yang sedang dipelajari.
159
Lampiran 35
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin
: L / P (*lingkari salah satu)
Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda, jadi harap diisi dengan sejujur-jujurnya.
Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda pada kolom “ya” atau “tidak”! No 1
2
3
Pernyataan
“Ya”
Saya mudah menggunakan program ini dan dapat langsung saya gunakan. Program multimedia interaktif berisikan seluruh informasi terkait topik pembelajaran yang dibahas. Informasi yang disajikan menggunakan kalimat yang dapat membingungkan. Di dalam program ini terdapat kuis dan games untuk
4
melatih daya ingat terhadap konsep yang saya pelajari di tampilan materi. Adanya skoring dalam soal latihan tidak dapat
5
mengukur sejauh mana saya mengingat konsep materi yang diberikan.
6
Gambar, animasi, dan video dalam program ini dapat membantu mengingat informasi yang disajikan. Menurut saya, program ini didesain interaktif yaitu
7
saya
bebas menggunakan program
keinginan.
ini sesuai
“Tidak”
160
8 9 10
11
Adanya
interaktivitas
di
dalam
program
memudahkan mengingat informasi yang disajikan. Saya merasa bosan ketika menggunakan program ini. Saya malas membuka kembali program multimedia interaktif. Program multimedia interaktif dapat menjadi sarana belajar biologi dimanapun siswa berada. Apabila program ini digunakan untuk materi/pokok
12
bahasan yang lain saya akan dengan senang hati menggunakannya.
13
14
Penggunaan
program
ini
tidak
efektif
dalam
meningkatkan retensi (daya ingat) siswa. Dalam menjalankan program ini, saya sering menemui kesalahan sehingga program berhenti. Penggunaan program ini dapat meningkatkan retensi
15
(daya ingat) pada pokok bahasan/materi yang sedang dipelajari.
221
Lampiran 36
PENGHITUNGAN BUTIR ANGKET
No
Pernyataan Saya
1
mudah
Jawaban
menggunakan
program ini dan dapat langsung Tidak
saya gunakan. Program 2
multimedia
interaktif
Informasi
yang
disajikan
menggunakan kalimat yang jelas. Di dalam program ini terdapat kuis
4
Ya
berisikan seluruh informasi terkait topik pembelajaran yang dibahas.
3
Ya
Tidak Ya Tidak Ya
dan games untuk melatih daya ingat terhadap konsep yang saya
5
3 × 100% = 8.33% 36
Ya
32 × 100% = 88.89% 36
Tidak
4 × 100% = 11.11% 36
dapat mengukur sejauh mana saya mengingat konsep materi yang diberikan. Gambar, animasi, dan video dalam
6
program mengingat
ini
dapat
Ya
membantu
informasi
yang
Tidak
disajikan. Menurut 7
saya,
program
ini
keinginan.
36 × 100% = 100% 36 0 × 100% = 0% 36
Ya
34 × 100% = 94.44% 36
Tidak
2 × 100% = 5.56% 36
didesain interaktif yaitu saya bebas menggunakan program ini sesuai
36 × 100% = 100% 36 0 × 100% = 0% 36 30 × 100% = 83.33% 36 6 × 100% = 16.67% 36 35 × 100% = 97.22% 36 1 × 100% = 2.78% 36 33 × 100% = 91.67% 36
Tidak
pelajari di tampilan materi. Adanya skoring dalam soal latihan
Keterangan
222
Adanya interaktivitas di dalam 8
program memudahkan mengingat Tidak
informasi yang disajikan.
9
10
Saya
merasa
senang
ketika
menggunakan program ini.
program multimedia interaktif.
dapat
multimedia
menjadi
sarana
interaktif
Ya Tidak Ya
belajar
biologi dimanapun siswa berada. Apabila program ini digunakan 12
Ya Tidak
Saya sering membuka kembali
Program 11
Ya
Tidak Ya
untuk materi/pokok bahasan yang lain saya akan dengan senang hati
Tidak
menggunakannya. Penggunaan program ini efektif 13
dalam meningkatkan retensi (daya ingat) siswa. Dalam menjalankan program ini,
14
Tidak Ya
komponen multimedia interaktif berjalan dengan baik. Penggunaan program ini dapat
15
Ya
Tidak Ya
meningkatkan retensi (daya ingat) pada pokok bahasan/materi yang sedang dipelajari.
Tidak
36 × 100% = 100% 36 0 × 100% = 0% 36 36 × 100% = 100% 36 0 × 100% = 0% 36 34 × 100% = 94.44% 36 2 × 100% = 5.56% 36 33 × 100% = 91.67% 36 3 × 100% = 8.33% 36 36 × 100% = 100% 36 0 × 100% = 0% 36 36 × 100% = 100% 36 0 × 100% = 0% 36 29 × 100% = 80.56% 36 7 × 100% = 19.44% 36 36 × 100% = 100% 36 0 × 100% = 0% 36
223
Berdasarkan penghitungan setiap butir pernyataan, maka diperoleh persentase setiap indikator sebagai berikut:
No.
Indikator
% Jawaban
1
Kejelasan topik pembelajaran.
83.33%
2
Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa.
97.22%
3
Kemudahan penggunaan.
100%
Kemampuan komponen multimedia interaktif untuk 4
meningkatkan retensi siswa pada materi sistem
96.76%
ekskresi. 5 6 7
Dukungan multimedia interaktif bagi kemandirian belajar siswa. Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. Komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan lancar.
93.10% 98.15% 80.56% 92.73%
224
Lampiran 37
FOTO PENELITIAN
Ruang Kelas Kelompok Eksperimen
Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen
225
Ruang Kelas Kelompok Kontrol
Pembelajaran pada Kelompok Kontrol