PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIRUP MEREK VALUE PLUS Siti Rohmah Maulinda Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisma LEPISI Tangerang Rintar Agus Simatupang Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Papua(UNIPA), Manokwari, Papua Barat E-mail:
[email protected]
ABSTRACT This study examines the effect of consumer’s motivations, perceptions and attitudes toward their purchasing decisions on PlusValue branded Syrup. This study uses survey methods. The sampels used in this study are 125 respondents. The results show that consumer’s motivation and attitudes positively influence on their purchasing decisions. Meanwhile the perception has no effect on consumer’s purchasing decisions. Keywords: motivation, perception, attitude, purchasing decision.
PENDAHULUAN Setiap perusahaan dalam perkembangannya mengalami persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk menggunakan strategi yang tepat dalam memenuhi target penjualan yang telah ditetapkan. Menurut Kotler (2000:34) dalam meningkatkan persaingan, setiap perusahaan dituntut harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan
101
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk setiap tahun, maka kebutuhan masyarakat terhadap salah satu kebutuhan pokok yaitu minuman juga akan semakin meningkat. Hal ini memberikan kesempatan luas atau peluang bisnis yang cukup prospektif bagi para pengusaha maupun investor dalam penanaman modal mereka untuk membuka usaha di bidang produk minuman segar. Saat ini banyak sekali bermunculan merek produk minuman segar dengan berbagai desain, rasa, kualitas dan harga yang cukup bersaing. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang usaha produk minuman segar, hal ini merupakan suatu peluang untuk dapat menguasai pangsa pasar. Salah satu merek produk minuman yang sangat digemari oleh masyarakat adalah Sirup Value Plus yang senantiasa menciptakan penemuan-penemuan baru sesuai dengan perkembangan zaman dan keinginan dari masyarakat agar produk minuman segar yang dimaksudkan tetap laku. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu pembentukan motivasi, persepsi dan sikap konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Disamping itu, produk minuman Sirup Value Plus juga mudah diperoleh, sebab produk minuman tersebut telah dipasarkan di berbagai cabang Hypermart yang tersebar luas ke seluruh kota-kota di Indonesia. Hal lain yaitu bahwa produk minuman tersebut juga dapat dijangkau para konsumen baik dari kalangan masyarakat bawah, menengah, maupun atas, sebab sirup tersebut dijual dengan harga relatif murah (Wahyuni, 2008:30). Kemajuan ilmu pengetahuan dewasa ini juga mampu menjamin kualitas produk minuman Sirup Value Plus dimana berdampak positif bagi para konsumen, sebab produksi produk tersebut dibawah pengawasan institusi kesehatan. Hal ini pula yang membuat produk minuman tersebut mampu bersaing dengan produk minuman lain dan tetap exist di pasar persaingan produk minuman segar. Dari uraian di atas diketahui bahwa perilaku konsumen dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan. Dengan demikian, memunculkan adanya kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk minuman segar berupa sirup dan meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen. Oleh karena itu penelitian
102
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
mengenai pengaruh motivasi konsumen, persepsi konsumen dan sikap konsumen terhadap keputusan perlu dilakukan untuk memperdalam pemahaman pengetahuan tentang perilaku konsumen, sehingga pemasar mengetahui apa diinginkan dan diharapkan oleh konsumen produk sirup merek Value Plus. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Motivasi Menurut Solomon et al. (2002:6) consumer behavior is the study of the proceses involved when individuals or groups select, purchase use or dispose of products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires. Jadi pada dasarnya pengusaha memiliki kewajiban untuk memenuhi dan memuaskan konsumen melalui produk yang ditawarkan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain motivasi dan persepsi (Dharmmesta dan Handoko, 2000:58). Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69) motivasi adalah the driving force with in individual that impels then to action. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak. Sedangkan Handoko (2001:225) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Kemudian menurut Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. Dalam motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta obyektif keadaannya misalnya kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang yang dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh panca indera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat
103
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
meningkatkan status social. Kemudian peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional. Persepsi Selain motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan konsumen. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:146) perception is process by which an individuals selects, organizers, and interprets stimuli into the a meaningfull and coherent picture of the world. Sedangkan Kotler dan Amstrong (1996:156) mengemukakan bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendakinya. Salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi konsumen terhadap produk. Dengan persepsi konsumen, pemasar dapat mengetahui hal–hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang akan dipasarkan. Sikap Konsumen Selain persepsi, kemudian akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diinginkan untuk dimilikinya. Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai. Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang atau suatu peristiwa. Menurut Simamora (2002:14) bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu cognitive componen, affective component, dan behavioral component.
104
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
Cognitive Componen, yaitu kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Yang dimaksud obyek adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan. Affective Component, yaitu emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai. Behavioral Component, yaitu merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu obyek, dalam hal ini komponen tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa sesorang melakukan suatu tindakan. Menurut Loudan dan Delabitta (2004:217) komponen kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi merek dan komponen kognatif menyangkut maksud atau berniat untuk membeli. Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (1996:226) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Kemudian model proses pembelian ada lima tahap.Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian (Kotler dan Susanto (1999:251). Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya yang tidak memerlukan keterlibatan tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai. Pertama, proses pengenalan masalah. Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan, pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar dimana akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.
105
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
Kedua, pencarian informasi. Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, dan tambahan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat ketika konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas menuju ke pemecahan masalah yang maksimal. Ketiga, evaluasi alternatif. Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya beserta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. Keempat, keputusan pembelian. Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli. Kelima, perilaku setelah pembelian. Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya apabila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya, maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya. Keterkaitan antara Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen dengan Keputusan Pembelian Hubungan atau keterkaitan motivasi, persepsi, dan sikap konsumen adalah saling berkaitan karena motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Persepsi
106
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial. Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non profit. Tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Menurut Kotler (2000:170-176) konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ada lima (5) tahapan yang harus dilalui, yaitu (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca pembelian. Beberapa penelitian telah dilakukan tentang keterkaitan antara motivasi, persepsi, dan sikap konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008) dengan judul Pengaruh Motivasi, Persepsi dan sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat. Adapun variabel yang diteliti meliputi: motivasi, persepsi dan sikap konsumen. Alat analisis yang digunakan yaitu program SPSS. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari analisis data ternyata secara bersama-sama variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian dan terjawab bahwa hipotesis yang mengatakan motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor Merek Honda di kawasan Surabaya barat terbukti kebenarannya. hiptesis yang mengatakan motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor Merek Honda di kawasan Surabaya Barat terbukti kebenarannya.
107
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani, dkk (2009) dengan judul Persepsi Konsumen Apotek terhadap Pelayanan Apotek di Tiga Kota di Indonesia. Adapun variabel yang diteliti meliputi: dimensi tangible (sarana fisik, perlengkapan, pegawai, dan lain-lain), dimensi kehandalan pelayanan (reliability), dimensi ketanggapan pelayanan (responsiveness), dimensi keyakinan/jaminan (assurance) dan dimensi perhatian untuk memahami kebutuhan pelanggan (empathy). Teknik analisis yang digunakan yaitu deskriktif (prosentase). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagian besar (74.5%) pengunjung apotek mempunyai persepsi yang baik terhadap apotek walupun pelayanan kefarmasian yang diberikan belum memenuhi standar farmasi komunitas yang bukan merupakan alasan bagi konsumen . Pelayanan apotek di tiga kota yang diteliti, yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Makasar, masih berorientasi pada obat (drug oriented), belum berorientasi kepada pasien (patient oriented), dan belum menerapkan pharmaceutical care (antara lain informasi obat, konseling, monitoring penggunaan obat, edukasi, promosi kesehatan, evaluasi terhadap pengobatan). Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori-teori yang dikemukan, maka dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut: Motivasi Persepsi
Keputusan Pembelian
Sikap Konsumen
Gambar 1. Model Penelitian Sumber: (Wahyuni, 2008:32)
108
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
Berdasarkan model penelitian dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam peneletian ini: H1: Motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama. H2: Motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara parsial.
METODA PENELITIAN Desain Penelitian dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan metode survei dengan statistical study dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh dengan penyebaran kuisioner. Populasi dan Sampel Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah konsumen yang telah pernah membeli dan mengkonsumsi Sirup Merek Value Plus. Pemilihan sampel ini menjadi berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Wahyuni (2008) yang mangambil sampel konsumen sepeda motor merek Honda. Metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode non probability sampling karena probabilitas setiap elemen populasi terpilih menjadi sampel tidak diketahui (Cooper dan Schlinder, 2007). Sampel ditentukan dengan teknik convenience samples. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 125 responden. Hair et al., (1998) mengatakan bahwa ukuran sampel paling sedikit 50 responden atau yang paling baik adalah lebih dari 100 responden. Selain itu, ukuran sampel tidak lebih dari 500 responden (Sekaran, 2003). Pengukuran dan Alat Ukur Uji validitas dilakukan dengan menganalisis valid tidaknya sub variabel yang digunakan sebagai pengukuran dan selanjutnya dari sub variabel yang valid dilakukan analisis butir untuk melihat butir yang valid dengan bantuan komputer menggunakan Statistical Product and
109
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
Service Solution (SPSS) versi 12.00 for windows. Pengujian pertama adalah face validity yang merupakan pengujian dasar dari content validity untuk mengindikasikan bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur suatu konsep terlihat betul-betul mengukur konsep tersebut (Sekaran, 2003). Selanjutnya untuk menguji validitas setiap konstruk, yaitu convergent validity dengan menggunakan pearson correlation. Reliabilitas dari suatu pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran terbebas dari kesalahan, sehingga akan memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda pada masingmasing butir dalam instrumen (Sekaran, 2003). Dalam hal ini, reliabilitas instrumen diukur dengan item to total correlation dan cronbach’s alpha, yang mencerminkan konsistensi internal suatu alat ukur (Hair et al., 1998). Item to total correlation digunakan untuk memperbaiki pengukuran dengan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya memperkecil cronbach’s alpha (Purwanto, 2002). Rules of thumb yang digunakan adalah item to total correlaton masing-masing butir harus lebih besar dari 0,5. Sedangkan Cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0.7, meskipun nilai 0.6 masih dapat diterima (Hair et al., 1998). Pengukuran reliabilitas dilakukan untuk masing-masing konstruk secara terpisah. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan regresi berganda (multiple regression analysis). Proses perhitungan analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12.00 for windows.
HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dengan memberikan kuesioner secara langsung kepada responden melalui 2 tahap. Tahap pertama penyebaran 30 kuesioner sebagai pra survei dan tahap kedua merupakan penyebaran yang sebenarnya. Proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri selama dua (2 minggu). Dari 125 kuisioner yang disebar untuk produk Sirup Merek Value Plus, seluruh kuisioner memenuhi syarat untuk dianalisis (100%).
110
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi: gender, usia, pendidikan terakhir, dan pendapatan/bulan. Dari 125 kuesioner yang dapat dianalisis lebih lanjut secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik Demografi Responden Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin Pria 54 43,2 Wanita 71 56,8 Usia < 19 Tahun 1 0,8 20 – 24 Tahun 24 19,2 25 – 29 Tahun 54 43,2 30 – 34 Tahun 29 23,2 35 – 39 Tahun 13 10,4 > 40 Tahun 4 3,2 Pendidikan Terakhir. SD/sederajat 1 0,8 SMP/sederajat 5 4 SMA/sederajat 50 40 Akademi (D1, D2 & D3) 32 25,6 Sarjana (D4 & S-1) 37 29,6 Pengeluaran Biaya Hidup/bulan ≤ Rp.500.000 15 12 > Rp.500.000-Rp.700.000 30 24 > Rp.700.000 – Rp.900.000 33 26,4 > Rp.900.0000 47 37,4 Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan Tabel 1 karakteristik demografis responden diketahui jenis kelamin (gender), responden sebanyak 54 orang (43,2%) terdiri dari pria dan 71 orang atau (56,8%) adalah wanita. Untuk usia responden yang didominasi antara usia 25 – 29 tahun sebanyak 54 orang
111
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
(43,2%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden berpendidikan SD/sederajat sebanyak 1 orang (0,8%), SMP/(sederajat) sebanyak 5 orang (4%), SMA/sederajat sebanyak 50 orang (40%), Akademi (D1, D2 & D3) sebanyak 32 orang (25,6%), serta tingkat pendidikan Sarjana (D4 & S1) sebanyak 37 orang (29,6%). Berdasarkan pengeluaran responden atau biaya hidup/bulan sebesar ≤ Rp.500.000 sebanyak 15 orang (12%), biaya hidup sebesar > Rp.500.000-Rp.700.000 sebanyak 30 orang (24%), biaya hidup sebesar > Rp.700.000 – Rp.900.000 sebanyak 33 orang (26,4%), dan biaya hidup sebesar > Rp.900.0000 sebanyak 47 orang (37,4%). Hasil uji validitas dari masing-masing pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner disajikan pada Tabel 2. Pengujian uji validitas dilakukan pada masing-masing variabel Motivasi, Persepsi, Sikap Konsumen dan variabel Keputusan Pembelian. Tabel 2 Hasil Uji Validitas untuk Masing-masing Variabel Item Pertanyaan Motiv1 Motiv2 Motiv3 Motiv4 Motiv5 Persepsi1 Persepsi2 Persepsi3 Persepsi4 Persepsi5 Sikap1 Sikap2 Sikap3 Sikap4 Sikap5 KP1
Nilai Koefisien Pearson Correlation
Signifikansi
Keterangan
0,827 0,761 0,900 0,526 0,747 0,824 0,759 0,688 0,553 0,604 0,764 0,579 0,840 0,836 0,644 0,910
0,000 0,000 0,000 0,003 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
112
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
KP2 KP3 KP4 KP5
0,846 0,699 0,645 0,772
0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil uji validitas, semua item pertanyaan yang diuji menunjukkan nilai koefisien pearson correlation di atas 0.5. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mengukur hal yang sebenarnya (Sekaran, 2003). Hasil Uji Reliabilitas Pengukuran reliabilitas konstruk diukur dengan menggunakan Cronbach’s Alpha, yang mencerminkan konsistensi internal suatu alat ukur. Rules of thumb yang digunakan nilai Cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0.7, meskipun nilai 0.6 masih dapat diterima (Hair et al., 1998). Pengukuran reliabilitas dilakukan untuk variabel motivasi, persepsi, sikap konsumen, dan variabel keputusan pembelian. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan diperoleh koefisien untuk masing-masing variabel yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Motivasi Persepsi Sikap Keputusan Pembelian
Nilai Koefisien Cronbach Alpha 0,815 0,719 0,778 0,835
Cut of Point 0,7 0,7 0,7 0,7
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil pengujian uji reliabilitas yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s alpha untuk masing-masing variabel diatas 0.7. Angka menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
113
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu ditampilkan matriks korelasi antar variabel dalam penelitian. Pengukuran ini dilakukan untuk menganalisis apakah data sampel yang ada menyediakan bukti bahwa ada kaitan antar variabel. Matriks korelasi ini menggunakan koefisien pearson correlation. Koefisien ini mengukur keeratan hubungan diantara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian. Dari hasil korelasi semua mempunyai hubungan yang signifikan. Nilai korelasi yang tertinggi adalah pada hubungan antara sikap konsumen pada keputusan pembelian yaitu sebesar 0,728 atau signifikan pada level 0,01 (1%). Selanjutnya rata-rata, standar deviasi dan varians tiap variabel dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel
Motivasi
Persepsi
Mean 3,6208 3,6128 Standar Deviasi 0,53269 0,45631 Variansi 0,284 0,208 Minimum 1,00 1,00 Maximum 5,00 5,00 Sumber: Data Primer Diolah
Sikap Konsumen 3,5904 0,50536 0,255 1,00 5,00
Keputusan Pembelian 3,3904 0,58135 0,338 1,00 5,00
Berdasarkan Tabel 4 dapat dideskripsikan bahwa untuk variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen memiliki nilai mean yang hampir sama. Hal ini mengindikasikan bahwa responden mempersepsikan variabel motivasi, persepsi dan sikap responden cenderung mendekati setuju, sedangkan untuk keputusan pembelian cenderung dipersepsikan responden netral. Sementara itu nilai standar deviasi untuk variabel motivasi, sikap konsumen dan keputusan pembelian memiliki nilai yang tidak jauh berbeda, sedangkan variabel persepsi memiliki nilai standar deviasi yang lebih kecil dibandingkan dengan variabel lainnya. Kemudian nilai variansi untuk variabel motivasi, persepsi dan sikap
114
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
konsumen sama, serta untuk variabel keputusan pembelian lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lainnya. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dan Pengujian Hipotesis Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah multiple regression analysis dengan model persamaan sebagai berikut: KP =β0+β1M+β2PK+β3 SK + ε (1) Keterangan: KP: Keputusan Pembelian; M: Motivasi; PK: Persepsi Konsumen; SK: Sikap Konsumen ; ε = error term. Tabel 5 Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Variabel Konstanta Motivasi Persepsi Sikap Konsumen 2
B 0,363 0,261 0,052 0,609
t 0,249 2,628 0,440 5,547
p-value 0,804 0,010 0,661 0,000
Tolerance
VIF
0,438 0,428 0,397
2,286 2,336 2,518
Adjusted R : 0,551; F3,121: 51,778 p-value: 0,000; Kolmogorov-Smirnov Z residual: 1,533 p-value:0,018 Dari hasil analisis regresi berganda dengan uji F atau uji secara simultan diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 51,778 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05) dengan demikian disimpulkan variabel mitivasi, persepsi, dan sikap konsumen berpengaruh positif secara bersama-sama pada keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara simultan didukung. Dari hasil analisis regresi berganda dengan uji t atau uji secara parsial diketahui bahwa motivasi memiliki nilai (β = 0.261, t-value = 2.628, p<0,05) berpengaruh positif pada keputusan pembelian. Kemudian untuk variabel sikap konsumen memiliki nilai (β = 0.609, t-value = 5.547, p<0,05) berpengaruh positif pada keputusan pembelian. Sedangkan persepsi memiliki nilai (β = 0.052, t-value = 0.440, p>0,05)
115
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
sehingga tidak berpengaruh pada keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara parsial tidak didukung. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,562. Angka ini memberi artinya hanya 56,2% kemampuan model variabel motivasi, persepsi dan variabel sikap konsumen menjelaskan variasi variabel pengambilan keputusan, sedangkan sisanya 43,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda untuk hasil pengujian semua hipotesis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis : Motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama. : Motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara parsial.
Keterangan Hipotesis didukung Hipotesis tidak dukung
Sumber: Data Primer Diolah PEMBAHASAN Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen berpengaruh positif secara bersama-sama pada pengambilan keputusan pembelian produk Sirup Merek Value Plus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi, persepsi dan sikap konsumen maka semakin mendorong konsumen dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian produk Sirup Merek Value Plus. Kesimpulan ini menjadi sumber informasi bagi pemasar untuk tetap perlu menjaga citra, mengelola persepsi konsumen yang baik, serta memelihara sikap konsumen dengan cara menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi. Kemudian untuk motivasi dan persepsi, pemasar perlu berusaha mengurangi gap antara harapan konsumen dan kinerja dari produk, sehingga membuat
116
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
konsumen percaya sepenuhnya untuk mengkonsumsi produk Sirup Merek Value Plus Variabel motivasi dan sikap konsumen berpengaruh positif secara parsial pada keputusan pembelian, sedangkan variabel persepsi tidak berpengaruh pada keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif motivasi dan sikap konsumen kepada suatu produk, akan meningkatkan keberanian konsumen mengambil keputusan mengkonsumsi produk tersebut. Hal ini karena adanya gap antara harapan dan kinerja produk tersebut. Kesimpulan ini menjadi sumber informasi bagi pemasar untuk tetap menjaga kepercayaan konsumen pada produk secara kontinu dan menjaga image produk, karena hal ini dapat meningkatkan keberanian konsumen untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian sebuah produk. Kemudian untuk kepuasan konsumen, pemasar perlu berusaha mempertahankannya dan apabila memungkinkan, dapat meningkatkan kepuasan tersebut pada tingkat yang paling superior. Variabel persepsi konsumen tidak berpengaruh pada keputusan pembelian produk Sirup Merek Value Plus. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen sebagian masih negatif terhadap produk Sirup Merek Value Plus. Sehingga kurangnya keberanian konsumen mengambil keputusan untuk mengkonsumsi produk tersebut, menunjukkan masih adanya gap antara harapan dan kinerja produk yang dipersepsikan oleh konsumen. Kesimpulan ini menjadi sumber informasi bagi pemasar untuk melakukan pencitraan produk dan perusahaan sehingga persepsi konsumen yang negatif atau kurang baik dapat ditingkatkan. Jadi secara bertahap muncul keberanian konsumen untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian sebuah produk.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting. Pertama, motivasi, persepsi, dan sikap konsumen berpengaruh positif secara bersama-sama pada pengambilan keputusan pembelian produk sirup merek value plus. Kedua, motivasi
117
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
dan sikap konsumen berpengaruh positif pada keputusan pembelian secara parsial, sedangkan variabel persepsi tidak berpengaruh pada keputusan pembelian. Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian Penelitian ini memberikan pemikiran untuk pengembangan pemasaran dan terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan pada penelitian selanjutnya. Pertama, penelitian ini dilakukan pada merek produk Sirup Merek Value Plus dan metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik convenience sampling, oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam menggeneralisasi hasil penelitian ini. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan subyek penelitian terbatas, yaitu hanya menggunakan satu kategori produk pada produk Sirup Merek Value Plus. Maka pada penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih memperluas wilayah penelitian, misalnya di kota-kota besar lainnya sehingga dapat diperoleh respon responden yang lebih bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan kepada pemasar atau perusahaan untuk dapat mempertahankan motivasi dan sikap konsumen agar keputusan pembelian semakin cepat dilakukan oleh konsumen dimasa yang akan datang sehingga target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai dengan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya, untuk persepsi konsumen perlu ditingkatkan agar semakin memberi kontribusi yang maksimal dengan cara merancang strategi pemasaran yang lebih tepat, sehingga persepsi konsumen dimasa yang akan datang akan semakin signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sirup Merek Value Plus. DAFTAR PUSTAKA Cooper, D.R., and Pamela S. Schindler. 2007. Business Research Methods, 10th ed. New York: Mc Graw Hill Book Co. Dharmmesta,B.S. dan Handoko, T.Hani. 2000. Manajemen Permasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi kedua. Yogyakarta: Liberty.
118
PENGARUH MOTIVASI, ……………………… (Siti Rohmah Maulinda dan Rintar Agus Simatupang)
Handayani, Rini Sasanti, Raharni, dan Gitawati Retno. 2009. “Persepsi Konsumen Apotek Terhadap Pelayanan Apotek di Tiga Kota Di Indonesia”, Jurnal Makara Kesehatan 13., 22-26. Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Ketujuh. Yoyakarta: BPFE-Yogyakarta. Hair, J.F., R.E. Anderson., R.L. Tatham., and W.C. Black. 1998. Multivariate Data Analysis, 5th ed. Upper Saddle River: Prentice Hall International, Inc. Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control, Ninth Edition, Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Kotler, Philip, Amstrong, Garry 1996. Priciple ofnMarketing, Ninth Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Susanto. AB. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis , Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Loudon, David L and Albert J. Della Bitta. 2004. Consumer Behavior Concepts and Appications. Third Edition Singapore: MC Graw Hill Inc. Purwanto, B.M. 2002. “The Effect of Salesperson Stress Factor on Job Performance,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 17 (2), 150169. Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks, Kelompok Gramedia. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business: a Skill Building Approach, 4th ed. New York: John Wiley and Sons, Inc. Solomon, Micahel R, Bamossy dan Elnora W, Askrgaard. 2002. Marketing Real People Real Choice, 2rd Edition, Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc
119
JRMB, Volume 5, No. 2, Desember 2010
Schiffman, Leon G. dan Lesli Lazar Kanuk. 2000. Consumer Behavior, 7th Edition, Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc Sigit, Soehardi. 2002. Pemasaran Praktis, edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE, Yogyakarta. Simamora, Henry. 2002. Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Wahyuni, Dewi Urip. 2008. “Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen, Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Kawasan Surabaya Barat”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 10, 30-37.
120