PENGARUH METODE PERKALIAN RUMAH LEBAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SDN 35 PONTIANAK Evie Darmayanti, K.Y Margiati, dan Siti Halidjah PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email:
[email protected] Abstract: The Research about The Influence of Used Beehive of Multiple Metodh for Study Result of Mathematic of the students in Third Grade of Elementary School 35 in South Pontianak aims to analyze what was used Beehive of Multiple Metodh influential for study result of Mathematic of the students in Third Grade of Elementary School 35 in South Pontianak. The metodh that used an experiment method. The experiment form was quasi experiment design with nonequivalent control group design. Based on statistic calculation from the average of post-test result from control class was 61,18 and the average of post-test from experiment class was 71,79 = 5% with two tail test obtained ttest 2,312 on signification step obtained ttable 1,996 it mean ttest > ttable (2,312 > 1,996). Based on the calculation the effect size (ES) obtained the price of effect size = 0,5 (medium chategory). It mean learn with use Beehive of Multiple Metodh influential for study result of Mathematic of the students in Third Grade of Elementary School 35 in South Pontianak. Keyword: Influence, Beehive of Multiple Metodh, Study Result. Abstrak: Penelitian mengenai Pengaruh Penggunaan Metode Perkalian Rumah Lebah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN 35 Pontianak Selatan bertujuan untuk menganalisis apakah penggunaan metode perkalian rumah lebah berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 35 Pontianak Selatan. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan adalah quasi experiment dengan jenis nonequivalent control group design. Berdasarkan perhitungan statistik dari rata-rata hasil post-test kelas kontrol 61,18 dan rata-rata post-test kelas eksperimen 71,79 diperoleh thitung sebesar 2,312 pada tahap signifikansi = 5% dengan uji dua fihak/two tail test diperoleh ttabel 1,996 yang berarti thitung > dari ttabel (2,312 > 1,996). Dari perhitungan effect size (ES) diperoleh harga effect size = 0,5 (kriteria sedang). Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 35 Pontianak Selatan. Kata Kunci: Pengaruh, Metode Perkalian Rumah Lebah, Hasil Belajar.
Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, keberadaan matematika di jenjang pendidikan dasar cukup besar artinya baik untuk menunjang keberhasilan siswa dalam menempuh tingkat pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sub pokok bahasan matematika yang diajarkan di sekolah dasar adalah operasi perkalian bilangan yang diberikan ketika siswa duduk di kelas II, III, dan IV. Perkalian sangat penting bagi perkembangan mental siswa dalam mempelajari matematika karena perkalian merupakan salah satu operasi hitung dasar yang akan selalu digunakan siswa saat mengikuti pelajaran di kelas yang lebih tinggi. Berdasarkan studi pendahuluan dari hasil wawancara dengan guru wali kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan, terungkap bahwa pada saat pembelajaran matematika materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka, cara yang diterapkan oleh guru adalah dengan cara bersusun pendek, selain itu juga guru masih belum optimal menggunakan media dalam proses pembelajaran. Fakta tersebut menunjukkan bahwa guru belum menerapkan metode-metode pembelajaran bervariatif dan inovatif yang dapat membuat siswa tertarik dan senang untuk belajar sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa yang kurang meningkat. Hal ini terlihat pada nilai ulangan harian materi perkalian, siswa kelas III A dan III B pada tahun ajaran 2011/2012 di SD Negeri 35 Pontianak Selatan masing-masing diperoleh data sekitar 44,12% dan 28,57% siswa masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal sekolah tersebut yaitu 60. Di samping itu dalam proses pembelajaran dengan cara bersusun pendek yang telah diajarkan, siswa masih kurang paham dengan nilai tempat suatu bilangan. Terkadang siswa sudah benar dalam mengalikan bilanganbilangannya namun kekeliruan justru terjadi ketika menempatkan atau menyusun bilangan tersebut berdasarkan nilai tempatnya. Selain itu juga dalam proses penyelesaian perkalian, siswa kurang teliti dan sering lupa untuk menjumlahkan bilangan yang sebelumnya telah disimpan. Menyikapi masalah tersebut hendaknya seorang guru dalam melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran harus memilih suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, yaitu dengan mengubah pola penyampaian materi kepada siswa dari metode konvensional atau cara bersusun pendek menjadi metode yang lebih variatif, inovatif, dan kreatif agar siswa menjadi lebih aktif, termotivasi, dan tidak merasa jenuh sehingga diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Banyak metode pembelajaran berkembang dewasa ini yang telah diciptakan agar siswa dapat lebih menyukai matematika khususnya perkalian, diantaranya adalah metode perkalian rumah lebah. Metode perkalian rumah lebah adalah metode perkalian yang menggunakan rumah lebah sebagai tempat untuk menyimpan angka-angka perkalian yang akan dihitung. Tujuan penggunaan metode ini yaitu agar siswa merasa terbantu dan mudah dalam mengerjakan soal-soal perkalian dalam matematika, selain itu juga agar siswa tidak merasa bosan dengan perkalian yang umumnya hanya menggunakan cara mendatar atau cara bersusun pendek (Ar.
Suku Radja, 2010). Dalam metode perkalian rumah lebah, siswa diarahkan untuk dapat memahami operasi hitung perkalian dengan cara cepat, mudah dan menyenangkan. Dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah diharapkan siswa dapat lebih aktif belajar, tidak merasa jenuh, dan menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran matematika terutama operasi hitung perkalian sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dari uraian tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Penggunaan Metode Perkalian Rumah Lebah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan. Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis apakah penggunaan metode perkalian rumah lebah berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan yang selanjutnya tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu (1) menganalisis rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian di kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan yang tidak diajarkan dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah, (2) menganalisis rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian di kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan yang diajarkan dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah, (3) menguji perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian di kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan antara yang diajarkan menggunakan metode perkalian rumah lebah dengan yang tidak diajarkan menggunakan metode perkalian rumah lebah, dan (4) menganalisis seberapa besar pengaruh penggunaan metode perkalian rumah lebah terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian di kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan. Menurut Gatot Muhsetyo (2009: 1.26), pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI (2011: 11) menjabarkan ruang lingkup pembelajaran matematika di kelas III Sekolah Dasar dalam aspek bilangan yaitu pada standar kompetensi melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka, sedangkan dalam aspek geometri dan pengukuran yaitu menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah. Standar kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka, dengan kompetensi dasar (1.3) melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Namun kompetensi dasar yang digunakan pada penelitian ini hanya difokuskan pada melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dengan materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka, karena metode perkalian rumah lebah tidak cocok digunakan untuk operasi hitung pembagian bilangan. Sri Subarinah (2006: 31) menyatakan bahwa perkalian diartikan sebagai penjumlahan berulang. Sehingga untuk memahami konsep perkalian, anak harus paham dan terampil melakukan operasi penjumlahan. Perkalian a x b diartikan sebagai penjumlahan bilangan b sebanyak a kali. Jautar M, Sarman, dan Mangatur (2007: 76) menyatakan bahwa hasil kali dua bilangan dapat dicari dengan cara
mendatar/panjang dan dengan cara bersusun/singkat. Namun dalam pembelajaran penyelesaian operasi hitung perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka di kelas III Sekolah Dasar pada umumnya menggunakan dua cara, yaitu perkalian dengan cara mendatar dan perkalian dengan cara bersusun pendek. Dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pengunaan cara bersusun pendek sebagai cara lain dalam menjelaskan perkalian karena cara bersusun pendek lebih sering diterapkan oleh guru-guru matematika di sekolah dasar saat proses pembelajaran, sehingga peneliti menggunakan cara bersusun pendek pada kelas kontrol dan menggunakan metode perkalian rumah lebah yang merupakan cara baru pada kelas eksperimen, dalam menjelaskan penyelesaian operasi hitung perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka. Metode perkalian rumah lebah adalah metode yang menggunakan gambar potongan dari sebagian rumah lebah sebagai alat untuk menyimpan bilangannya dalam mengerjakan soal-soal perkalian (Ar. Suku Radja, 2010). Tujuan dari penggunaan metode perkalian rumah lebah yaitu agar siswa terbantu dan mudah dalam mengerjakan soal-soal perkalian dalam matematika, selain itu juga agar siswa tidak merasa bosan dengan perkalian yang menggunakan cara bersusun pendek, bersusun panjang, atau mendatar (Ar. Suku Radja, 2010). Pengerjaan soal-soal perkalian dengan metode perkalian rumah lebah menggunakan bilangan sepuluh, seratus dan seribu sebagai acuan. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan bilangan sepuluh sebagai acuan karena dinilai lebih sesuai dalam pembelajaran perkalian untuk siswa kelas III Sekolah Dasar. Metode perkalian rumah lebah menggunakan enam gambar rumah lebah yang berbentuk heksagonal dan masing-masing gambar diberi nama ruang ke-1 sampai dengan ruang ke-6. Selanjutnya, gambar rumah lebah tersebut disusun dengan formasi ruang ke-1 diletakkan di atas ruang ke-2, ruang ke-3 diletakkan di samping sisi kanan antara ruang ke-1 dan ke-2, ruang ke-4 diletakkan di bawah ruang ke-3, ruang ke-5 diletakkan di samping sisi kanan antara ruang ke-3 dan ke4, dan ruang ke-6 diletakkan di sebelah ruang ke-5. Tiap ruang tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam proses perhitungan. Ruang ke-1 dan ke-2 adalah sebagai ruang utama berfungsi untuk menyimpan bilangan utama. Ruang ke-3 dan ruang ke-4 adalah sebagai ruang sisa yang berfungsi untuk menyimpan bilangan sisa dari pembulatan bilangan utama di ruang 1 dan 2. Sedangkan ruang ke-5 dan ruang ke-6 adalah sebagai ruang hasil akhir perhitungan dari perkalian ruangruang 1, 2, 3, dan 4 (Ar. Suku Radja, 2010). Namun, agar semua hasil akhir perhitungan tidak terpisah-pisah dalam ruang yang berbeda dan lebih memudahkan siswa dalam menempatkan semua hasil akhir perhitungan dalam satu ruang yang sama, maka peneliti menambahkan satu ruang rumah lebah di samping ruang ke-6 yang selanjutnya diberi nama ruang ke-7 dengan ukuran lebih besar dari keenam ruang rumah lebah lainnya. Metode perkalian rumah lebah akan lebih mudah dipahami jika dijelaskan dengan bantuan media gambarnya. Cara kerja dari metode ini yaitu pertama, dua bilangan yang akan dikalikan disimpan terlebih dahulu dalam ruang utama. Langkah kedua bilangan tersebut dibulatkan pada bilangan acuannya yaitu sepuluh. Misalkan bilangan 12, 14, 18, 16, 15 dibulatkan pada angka 10. Langkah ketiga adalah mengeluarkan
selisih dari pembulatan tersebut. Misalkan 17 dibulatkan pada angka 10 maka selisihnya adalah +7 atau 13 jika dibulatkan pada angka 10 maka bilangan 13 tersebut memiliki selisih +3. Adapun langkah-langkah metode perkalian rumah lebah dengan contoh soal 14 × 12 menggunakan tujuh ruang rumah lebah adalah sebagai berikut (1) Letakkan angka 14 pada ruang ke-1 dan angka 12 pada ruang ke-2. (2) Ambil nilai pembulatan dari 14 dan 12. Angka 14 dibulatkan ke 10 berarti +4 simpan di ruang ke-3. Kemudian angka 12 bila dibulatkan ke 10 berarti +2 di simpan dalam ruang ke-4. (3) Lakukan penjumlahan silang antara bilangan yang ada di ruang ke-2 dengan bilangan yang ada di ruang ke-3. Bilangan yang terdapat di ruang ke-2 yaitu 12 dan bilangan yang terdapat di ruang ke-3 yaitu 4. Jumlah dari kedua bilangan tersebut yaitu 16 dan diletakkan pada ruang ke-5. (4) Lakukan perkalian sederhana pada bilangan yang ada di ruang ke-3 dan ruang ke4. Bilangan yang terdapat di ruang ke-3 yaitu 4 dan bilangan yang terdapat di ruang ke-4 yaitu 2. Hasil kali kedua bilangan tersebut adalah 8 dan diletakkan pada ruang ke-6. (5) Terakhir, letakkan bilangan yang terdapat di ruang ke-5 dan di ruang ke-6 tersebut pada ruang ke-7. Sehingga didapatlah hasil 14 × 12 = 168. Namun dalam contoh soal lain misalkan 18 × 13 apabila tetap menggunakan tujuh ruang rumah lebah saja untuk menyimpan bilangan dan pengerjaannya sesuai dengan langkah-langkah di atas, maka hasil perkalian menjadi keliru. Sehingga dalam pengerjaan soal tersebut dan soal-soal lainnya yang sejenis, dengan mempertimbangkan kesalahan yang akan terjadi pada hasil akhir perhitungan, maka peneliti mengembangkan metode perkalian rumah lebah dengan menambahkan ketentuan bahwa bilangan yang terdapat di ruang ke-6 harus terdiri dari satu angka. Kemudian, apabila dalam hasil akhir perhitungan terdapat dua angka atau lebih pada ruang ke-6 maka harus menambahkan dua ruang rumah lebah lagi yang di letakan di samping atas ruang ke-6 selanjutnya diberi nama ruang ke-7 dan ruang ke-8 sebagai tempat untuk menyimpan hasil perhitungan bilangan di ruang ke-5 dan ke-6. Sedangkan ruang ke-9 yang sebelumnya diberi nama ruang ke-7, berfungsi sebagai tempat meletakkan hasil akhir perhitungan. Kemudian dalam pengerjaan perhitungannya, peneliti juga mengembangkan metode ini dengan ketentuan angka terdepan/pertama (jika bilangan terdiri dari dua agka) atau dua angka terdepan (jika bilangan terdiri dari tiga angka) yang terdapat di ruang ke-6 harus dijumlahkan dengan bilangan yang terdapat di ruang ke-5, dan hasilnya di simpan di ruang ke-7, selanjutnya angka terakhir pada bilangan yang terdapat di ruang ke-6 harus di letakkan pada ruang ke-8. Untuk penerapan hasil pengembangan metode perkalian rumah lebah tersebut, kembali pada contoh soal di atas yaitu 18 × 13 dengan menggunakan metode perkalian yang telah dikembangkan oleh peneliti maka langkahlangkahnya adalah sebagai berikut. (1) Letakkan angka 18 pada ruang ke-1 dan angka 13 pada ruang ke-2. (2) Ambil nilai pembulatan dari 18 dan 13. Angka 18 dibulatkan ke 10 berarti +8 simpan di ruang ke-3. Kemudian angka 13 bila dibulatkan ke 10 berarti +3 disimpan dalam ruang ke-4. (3) Lakukan penjumlahan silang antara bilangan yang ada di ruang ke-2 dengan bilangan yang ada di ruang ke-3. Bilangan yang terdapat di ruang ke-2 yaitu 13 dan bilangan yang terdapat di ruang ke-3 yaitu 8. Jumlah dari kedua bilangan tersebut yaitu 21 dan diletakkan pada ruang ke-5. (4) Lakukan perkalian sederhana pada bilangan yang ada di
ruang ke-3 dan ruang ke-4. Bilangan yang terdapat di ruang ke-3 yaitu 8 dan bilangan yang terdapat di ruang ke-4 yaitu 3. Hasil kali kedua bilangan tersebut adalah 24 dan diletakkan pada ruang ke-6. Karena bilangan yang terdapat di ruang ke-6 terdiri dari dua angka dan mengingat syarat bilangan di ruang ke-6 harus terdiri dari satu angka, maka tambahkan dua ruang rumah lebah lagi di samping atas ruang ke-6. (5) Selanjutnya angka terdepan atau angka pertama (karena terdiri dari dua angka) yang terdapat di ruang ke-6 dijumlahkan dengan bilangan yang terdapat di ruang ke-5. Dalam hal ini angka pertama dari 24 adalah angka 2 sehingga, 2 + 21 = 23 kemudian letakan hasil penjumlahan tersebut yaitu 23 di ruang ke-7. (6) Langkah selanjutnya, angka terakhir pada bilangan 24 yaitu angka 4 disimpan pada ruang ke-8. (7) Terakhir, letakkan hasil akhir perhitungan yang terdapat di ruang ke-7 dan ruang ke-8 pada ruang ke-9. Sehingga didapatlah hasil akhir dari 18 × 13 = 234. Diharapkan dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah ini dalam pembelajaran matematika khususnya materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka, dapat memberikan dampak yang positif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2009: 14), hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Sedangkan kaitannya dengan matematika, hasil belajar matematika adalah tingkat penguasaan matematika yang dimiliki siswa setelah melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. METODE Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Hadari Nawawi (2007: 88), metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan variabel lain. Selanjutnya Hadari Nawawi (2007: 88) menambahkan, metode ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja (bersifat induce) kepada objek penelitian untuk diketahui akibatnya di dalam variabel terikat. Dengan demikian metode ini dilaksanakan dengan melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui pengaruh dan hubungan sebab akibat antara variabel yang sengaja diadakan dengan gejala yang ditimbulkan yaitu penggunaan metode perkalian rumah lebah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan. Sugiyono (2011: 73) mengemukakan beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu (1) Pre Experimental (2) True Experimental (3) Factorial Experimental dan (4) Quasi Experimental. Berdasarkan bentuk-bentuk penelitian tersebut, maka bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment atau eksperimen semu/pura-pura, sedangkan jenis Quasi Experiment yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono (2011: 77), Quasi Experiment Design ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam penelitian ini digunakan dua kelompok sebagai subyek penelitian. Kelompok pertama atau eksperimen akan diberikan pre-test
(O1), diberikan treatment (X) berupa pembelajaran menggunakan metode perkalian rumah lebah, dan diberi post-test (O2). Kelompok kedua atau kontrol akan diberikan pre-test (O3), tidak diberikan treatment (X) berupa pembelajaran menggunakan metode perkalian rumah lebah, dan diberi post-test (O4). Sugiyono (2011: 80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Mengacu pada pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 73 siswa terdiri 38 siswa kelas III A dan 35 siswa kelas III B. Suharsimi Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Selanjutnya Suharsimi Arikunto (2006: 134) menegaskan, apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Oleh karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang, maka seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sumber data, yaitu siswa kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan. Sejalan dengan hal itu, Hadari Nawawi (2007: 153) menyatakan bahwa pengggunaan seluruh populasi sebagai sumber data ini disebut dengan penelitian populasi atau penelitian dengan sampel total. Mengacu pada kedua pendapat tersebut dan karena populasi serta sampel dalam penelitian memiliki jumlah yang sama, maka sampel dalam penelitian ini disebut juga sebagai sampel total. Berdasarkan sub masalah dalam penelitian, maka data yang diambil dan digunakan pada penelitian ini, yaitu (1) data berupa nilai hasil belajar pre-test dan post-test siswa pada kelas eksperimen, (2) data berupa nilai hasil belajar pre-test dan post-test siswa pada kelas kontrol. Sesuai dengan data yang dikumpulkan pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengukuran sebagai cara untuk mengumpulkan data. Hadari Nawawi (2007: 101) menyatakan bahwa teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan. Pengukuran data dalam penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran materi perkalian dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah di kelas eksperimen serta menggunakan cara bersusun pendek di kelas kontrol. Berdasarkan teknik pengumpul data yang digunakan, maka yang menjadi alat penelitian dalam penelitian ini adalah tes. Asep Jihad dan Abdul Haris (2009: 67) menyebutkan bahwa tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar (pre-test dan post-test) dengan jenis tes tertulis yang dibuat dalam bentuk essay, berjumlah sepuluh soal dan dikembangkan untuk kepentingan penelitian yang akan terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soalnya. Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Sugiyono (2011: 129) menyatakan bahwa, untuk instrumen yang berbentuk tes,
maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sebagai alat ukur, tes harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Menurut Thorndike dan Hagen (dalam Purwanto, 2008), reliabilias berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes soal pretest dan post-test yang berupa soal essay, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach. Alasan dipilihnya rumus Alpha Cronbach karena tes soal yang digunakan dalam penelitian berbentuk essay dan skor tiap soal lebih dari 1 (satu). Hal ini dipertegas oleh Burhan Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki (2009: 351) yang menyatakan bahwa reliabilitas Alpha Cronbach dipergunakan untuk menguji reliabilitas pertanyaan-pertanyaan (atau soal-soal) esai. Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang, atau sukar. Adi Suryanto, dkk (2008: 5.23) menyatakan bahwa butir soal yang dianggap sangat bermanfaat (useful), adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran dalam kategori sedang. Menurut Purwanto (2008: 102), daya beda (discriminating power) butir soal atau disingkat DB adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Butir soal yang mempunyai daya beda positif dan tinggi berarti butir tersebut dapat membedakan dengan baik siswa kelompok atas dan bawah. Untuk mengantisipasi timbulnya masalah dalam melakukan penelitian di lapangan, maka perlu disusun prosedur penelitian yang akan dilaksanakan meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis. Tahap persiapan terdiri dari (1) melakukan observasi ke sekolah mitra penelitian, (2) berdiskusi dengan guru mengenai maksud dan tujuan yang diinginkan oleh peneliti dalam penelitian ini, (3) menyiapkan instrumen penelitian berupa soal pre-test dan posttest, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4) melaksanakan validitas instrumen penelitian, (5) mengujicobakan instrumen penelitian di sekolah lain untuk diuji reliabilitasnya yaitu pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara (6) menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen penelitian, (7) menganalisis tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal yang telah di ujicobakan, dan (8) berdasarkan hasil analisis, selanjutnya soal diperbaiki dan kemudian dijadikan sebagai alat pengumpul data. Tahap pelaksanaan yang dilakukan peneliti yaitu (1) menentukan jadwal penelitian disesuaikan dengan belajar matematika di sekolah tempat penelitian. (2) memberikan pre-test pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kondisi awal siswa, (3) melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah, dan pada kelas kontrol yaitu dengan cara bersusun pendek, dan (4) memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol. Selanjutnya pada tahap analisis terdiri dari (1) menskor hasil pre-test dan post-test siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol, (2) menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol, (3) menghitung normalitas distribusi data, (4) jika data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varian, jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji U-Mann Whitney, (5)
pengujian perbedaan hasil belajar menggunakan rumus uji t-tes, (6) menghitung besarnya pengaruh menggunakan rumus effect size, dan (7) membuat kesimpulan. Perhitungan statistik yang digunakan untuk menjawab sub masalah 1 dan 2 yaitu rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian di kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan yang tidak diajarkan dan diajarkan dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah, maka dilakukan dengan menghitung rata-rata hasil belajar siswa menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 54) yaitu. X=
∑ iXi ∑ i
Untuk menjawab sub masalah 3, yaitu perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian di kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan, antara siswa yang diajarkan dengan siswa yang tidak diajarkan menggunakan metode perkalian rumah lebah, maka terlebih dahulu dilakukan dengan menghitung uji normalitas data hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumus Chi Kuadrat yang dijabarkan oleh Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat (2000: 124) yaitu. X =
(Oi − Ei) 2 Ei
Apabila kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas variansinya, yaitu dengan rumus yang dijabarkan oleh Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004: 216). s 2b F 2 s k Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian t-test. Karena di dalam penelitian ini n1 ≠ n2 dan variansnya homogen 2 2 1 2 , maka digunakan rumus t-test dengan jenis polled varians, besarnya dk = n1 + n2 – 2 yang dikemukakan Sugiyono (2011: 197) sebagai berikut.
t
x1 x 2
n1 1s1 2
n 2 1s 2 n1 n 2 2
2
1 1 n1 n 2
Selanjutnya melakukan perbandingan antara thitung dengan ttabel yaitu jika nilai thitung < ttabel maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan siswa yang tidak diajarkan menggunakan metode perkalian rumah lebah, dan jika nilai thitung > ttabel maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan siswa yang tidak diajarkan menggunakan metode perkalian rumah lebah, Untuk menjawab sub masalah 4, yaitu besarnya pengaruh penggunaan metode perkalian rumah lebah terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian di kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan, maka digunakan rumus effect size dari Cohen yang diadopsi Glass (dalam Leo Sutrisno, dkk, 2008) sebagai berikut.
Ye Yc Sc Apabila ES < 0,2 maka pengaruh/efaktivitas tergolong rendah. Jika 0,2 < ES < 0,8 maka pengaruh/efektivitas tergolong sedang, dan jika ES > 0,8 maka pengaruh/efektivitas tergolong tinggi.
ES
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan metode perkalian rumah lebah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan. Namun, sebelum memperoleh data hasil belajar siswa, maka alat penelitian berupa tes yang akan digunakan untuk mengumpulkan data harus di ujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Dari hasil ujicoba soal tes yang telah dilaksanakan di SD Negeri 24 Pontianak Tenggara, diperoleh hasil koefisien reliabilitas soal sebesar 0,95 dengan kriteria reliabilitas tes tergolong tinggi yang sebelumnya dilakukan perhitungan jumlah varians tiap butir soal sebesar 6,8778 dan jumlah varians total sebesar 47,9248. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dan daya beda masingmasing soal diperoleh data yaitu untuk soal nomor 1 tingkat kesukarannya sebesar 0,61 dengan kriteria sedang dan daya beda soal sebesar 0,61 dengan kriteria sangat baik. Soal nomor 2 tingkat kesukarannya sebesar 0,35 dengan kriteria sedang dan daya beda soal sebesar 0,64 dengan kriteria sangat baik. Soal nomor 3 tingkat kesukarannya sebesar 0,56 dengan kriteria sedang dan daya beda soal sebesar 0,52 dengan kriteria sangat baik. Soal nomor 4 tingkat kesukarannya sebesar 0,48 dengan kriteria sedang dan daya beda soal sebesar 0,73 dengan kriteria sangat baik. Soal nomor 5 tingkat kesukarannya 0,33 dengan kriteria sedang dan daya beda soal sebesar 0,61 dengan kriteria sangat baik. Soal nomor 6 tingkat kesukarannya sebesar 0,26 dengan kriteria sukar dan daya beda soal sebesar 0,39 dengan kriteria cukup baik. Soal nomor 7 tingat kesukarannya sebesar 0,29 dengan kriteria sukar dan daya beda soal sebesar 0,45 dengan kriteria sangat baik. Soal nomor 8 tingkat kesukarannya sebesar 0,38 dengan kriteria sedang dan daya beda soal sebesar 0,64 dengan kriteria sangat baik. Soal nomor 9 tingkat kesukarannya sebesar 0,35 dengan kritera sedang dan daya beda soal sebesar 0,69 dengan kriteria sangat baik. Terakhir, soal nomor 10 tingkat kesukarannya sebesar 0,33 dengan kriteria sedang dan daya beda soal sebesar 0,61 dengan kriteria sangat baik. Dari hasil perhitungan tersebut, semua soal tes digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa karena ratarata kriteria tingkat kesukaran soal adalah sedang dan rata-rata kriteria daya beda soal adalah sangat baik. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 73 orang yang melibatkan dua kelas dari Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan, yaitu kelas III A (kelas kontrol) yang berjumlah 38 orang dan kelas III B (kelas eksperimen) yang berjumlah 35 orang. Dari jumlah populasi dan sampel tersebut, diperoleh data skor pre-test dan post-test siswa yang meliputi (1) skor hasil tes siswa pada kelas kontrol yaitu pembelajaran dengan menggunakan cara bersusun pendek, (2)
skor hasil tes siswa pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah. Adapun data skor pre-test dan posttest siswa yang telah diolah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hasil pengolahan Nilai Pre-test dan Post-test Siswa Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Keterangan Pre-test Post-test Pre-test Post-test 42,61 61,18 43,51 71,79 Rata-rata (x) Standar Deviasi (SD) 24,92 19,82 24,58 19,34 Normalitas ( ) 5,424 5,276 5,307 6,228 Pre-test Post-test Homogenitas (F) 1,028 1,051 Uji Perbedaan (uji-t) 0,155 2,312 Effect Size (ES) 0,5 Pembahasan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (1) rata-rata nilai pre-test siswa kelas kontrol adalah 42,61 dan rata-rata post-test siswa kelas kontrol adalah 61,18. (2) rata-rata nilai pre-test siswa kelas eksperimen adalah 43,51 dan ratarata post-test siswa kelas eksperimen adalah 71,79. Dari hasil rata-rata tersebut, nilai terendah siswa di kelas kontrol saat pre-test yaitu 0 dan nilai tertinggi 95. Selanjutnya untuk post-test, nilai terendah siswa yaitu 20 dan nilai tertinggi 100. Sedangkan nilai terendah siswa di kelas eksperimen saat pre-test yaitu 0 dan nilai tertinggi 90. Kemudian, untuk post-test, nilai terendah siswa yaitu 20 dan nilai tertinggi adalah 100. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah lebih tinggi dari ratarata hasil belajar siswa dengan menggunakan cara bersusun pendek. Namun demikian, secara keseluruhan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan. Standar deviasi berguna untuk melihat penyebaran data kedua kelompok. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, (1) nilai standar deviasi pre-test kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen (24,92 > 24,58). Hal ini berarti skor pre-test kelas kontrol lebih tersebar secara merata dibandingkan kelas eksperimen. (2) nilai standar deviasi post-test kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen (19,82 > 19,34). Hal ini berarti skor post-test kelas kontrol lebih tersebar secara merata dibandingkan kelas eksperimen. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka, maka data hasil rata-rata dan standar deviasi pre-test kedua kelas dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametris, yang memiliki syarat bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas skor pre-test kelas kontrol diperoleh hitung sebesar 5,424 sedangkan uji normalitas skor pre-test kelas eksperimen diperoleh hitung sebesar 5,307 dengan
tabel (α = 5% dan dk = 4) sebesar 9,488. Karena hitung < tabel (5,307 < 9,488) maka disimpulkan bahwa data hasil pre-test kedua kelas berdistribusi normal, dan dilanjutkan dengan menghitung homogenitas data pre-test. Dari uji homogenitas data pre-test diperoleh Fhitung sebesar 1,028 dan Ftabel (α = 5%) sebesar 1,782. Karena Fhitung < Ftabel (1,028 < 1,782), maka data dinyatakan homogen (tidak berbeda secara signifikan) dan dilanjutkan dengan uji perbedaan (uji-t). Berdasarkan perhitungan uji-t menggunakan rumus polled varian, diperoleh thitung sebesar 0,155 dan ttabel (uji dua fihak/two tail test, α = 5% dan dk = 71) sebesar 1,996. Karena thitung < ttabel (0,155 < 1,996) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pre-test siswa di kelas kontrol dan di kelas eksperimen. Dengan kata lain, antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal siswa yang relatif sama, sehingga dapat diberikan perlakuan yang berbeda dalam menyelesaikan perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka. Pada kelas kontrol, dilakukan pembelajaran menggunakan cara bersusun pendek, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan metode perkalian rumah lebah. Pemberian perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 2 × 35 menit. Perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan pada hari yang berbeda karena harus menyesuaikan dengan jadwal pelajaran yang telah ditetapkan di SD Negeri 35 Pontianak Selatan. Selanjutnya diakhir perlakuan, masing-masing kelas diberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan pada materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka, maka data hasil rata-rata dan standar deviasi post-test kedua kelas dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametris, yang memiliki syarat bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas skor post-test kelas kontrol diperoleh hitung sebesar 5,307 sedangkan uji normalitas skor post-test kelas eksperimen diperoleh hitung sebesar 6,228 dengan tabel (α = 5% dan dk = 4) sebesar 9,488. Karena hitung < tabel (6,228 < 9,488) maka data hasil post-test kedua kelas berdistribusi normal dan dilanjutkan dengan menghitung homogenitas data post-test. Dari hasil homogenitas data post-test diperoleh Fhitung sebesar 1,051 dan Ftabel (α = 5%) sebesar 1,782. Karena Fhitung < Ftabel (1,051 < 1,782), maka data dinyatakan homogen (tidak berbeda secara signifikan) dan dilanjutkan dengan uji perbedaan (uji-t). Berdasarkan perhitungan uji-t menggunakan rumus polled varian diperoleh thitung sebesar 2,312 dan ttabel (uji dua fihak/two tail test, α = 5% dan dk = 71) sebesar 1,996. Karena thitung > ttabel (2,312 > 1,996) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah (kelas eksperimen) dan siswa yang diajar dengan menggunakan cara bersusun pendek (kelas kontrol). Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaaan metode perkalian rumah lebah terhadap hasil belajar siswa, maka dihitung dengan menggunakan
rumus effect size. Dari hasil perhitungan effect size, diperoleh ES sebesar 0,5 yang termasuk dalam kriteria sedang. Sehingga Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa metode perkalian rumah lebah memberikan pengaruh (efektivitas) yang positif dengan kriteria sedang terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan. Hal ini diasumsikan oleh peneliti bahwa perubahan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan disebabkan karena diterapkannya metode perkalian rumah lebah dalam pembelajaran khususnya perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka. Selain itu juga, metode perkalian rumah lebah merupakan metode yang unik dan baru serta tidak membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran matematika sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Keaktifan dan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran tampak dari semangat siswa dalam bertanya dan berpartisipasi menjawab soal menggunakan gambar-gambar rumah lebah yang berbentuk heksagonal di papan tulis. Atmosfir belajar di kelas yang menyenangkan dan aktif dengan metode perkalian rumah lebah membuat proses pembelajaran menjadi bermakna dan informasi materi lebih mudah dipahami siswa. Apabila siswa sudah merasa senang, dapat menyebabkan rasa antusias dan meningkatkan keaktifan mereka dalam pembelajaran sehingga akan berdampak pada hasil belajar matematika siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari hasil tes siswa, maka dapat disimpulkan bahwa (1) rata-rata skor hasil belajar siswa kelas III A SD Negeri 35 Pontianak Selatan (kelas kontrol) pada materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka menggunakan cara bersusun pendek adalah 61,18 dari skor total 2360. (2) rata-rata skor hasil belajar siswa kelas III B SD Negeri 35 Pontianak Selatan (kelas eksperimen) pada materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka menggunakan metode perkalian rumah lebah adalah 71,79 dari skor total 2550. (3) dari hasil post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan skor rata-rata sebesar 10,61 dan berdasarkan perhitungan uji perbedaan (uji-t) menggunakan t-tes polled varian diperoleh thitung data post test sebesar 2,312 dan ttabel (uji dua fihak/two tail test, α = 5% dan dk = 71) sebesar 1,996 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode perkalian rumah lebah (kelas eksperimen) dan siswa yang diajar dengan menggunakan cara bersusun pendek (kelas kontrol). (4) berdasarkan perhitungan effect size diperoleh hasil sebesar 0,5 yang termasuk dalam kriteria sedang, sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima dan dapat disimpulkan bahwa metode perkalian rumah lebah memberikan pengaruh yang positif dengan kriteria sedang terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 35 Pontianak Selatan.
Saran Terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan wawasan peneliti serta berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut, (1) penggunaan metode perkalian rumah lebah membawa pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu, disarankan kepada guru matematika kelas III untuk menggunakan metode perkalian rumah lebah sebagai alternatif metode pembelajaran pada materi perkalian bilangan dua angka dengan dua angka yang hasilnya bilangan tiga angka. (2) bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode perkalian rumah lebah, disarankan untuk memberikan angket motivasi dan minat siswa pada metode yang digunakan, sehingga diketahui secara konkrit apakah metode perkalian rumah lebah dapat lebih memotivasi dan meningkatkan minat belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Adi Suryanto, dkk. (2008). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Ar. Suku Radja. (2010). Matematika Lebah & Jarimatika. Yogyakarta: BukuBiru. Asep Jihad, dan Abdul Haris. (2009). Evaluasi Pembelajaran. (Cetakan ke-3). Yogyakarta: Multi Pressindo. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI (Lampiran I Mendiknas No.22 Tahun 2006) Kelas III (Cetakan ke-3). Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Burhan Nurgiantoro, Gunawan, & Marzuki. (2009). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. (Cetakan ke-4). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Gatot Muhsetyo, dkk. (2009). Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. (Cetakan ke-12). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jautar M, Sarman, dan Mangatur. (2007). Cerdas Bersama Matematika untuk SD Kelas 3. Jakarta: Ganeca Exact. Leo Sutrisno, dkk. (1992). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.
Sri Subariah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Subana, Moersetyo Rahadi dan Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Cetakan ke-13). Jakarta: PT. Rineka Cipta.