PENGARUH MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI DITINJAU DARI MOTIVASI (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk Tahun Ajaran 2008/2009)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan
Diajukan oleh : Trisnanto S 540907120
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 i
PENGARUH MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI DITINJAU DARI MOTIVASI
Disusun Oleh : Trisnanto S 540907120 Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I
Prof. Dr. dr.M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K) NIP. 130 543 952
..../..../.......
Pembimbing II
Dr. Hj. Nunuk Suryani, M. Pd NIP. 131 918 507
..../..../.......
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, M.Kes NIP. 130 543 994 ii
PENGARUH MEDIATERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
Disusun Oleh : Trisnanto S 540907120
Telah disetujui oleh Tim Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Prof. Dr. dr. Didik T, PAK, MM, MKes
..../..../.....
Sekretaris
Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, Sp. PA (K)
..../..../.....
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. dr.M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K)
...../..../.....
2. Dr. Hj. Nunuk Suryani, M. Pd
…./…./….
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik T, PAK, MM,MKes NIP. 130 543 994
..../...../.....
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Drs.Suranto, M.Sc.Ph.D NIP. 131 472 192
..../...../.....
iii
PERNYATAAN
Nama : Trisnanto NIM
: S540907120
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Media Terhadap Prestasi Belajar Anatomi di Tinjau dari Motivasi“ adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam usulan tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 09 Januari 2009 Yang membuat pernyataan,
Trisnanto
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Terhadap Prestasi Belajar Anatomi di Tinjau dari Motivasi”. Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp. KJ (K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret dan sekaligus selaku pembimbing I telah membimbing saya sehingga bisa lebih mendalami tentang Ilmu Kedokteran Keluarga. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada saya, agar saya bisa lulus tepat waktu. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK. MM. MKK yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Ketua minat pendidikan profesi kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, dr. P. Murdani, MHPEd telah memberikan kesempatan kepada
v
penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dekan Fakultas Kedokteran UNS, Dr. dr. Ahmad Arman Subijanto, M.S yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 6. Pembimbing Tesis, Dr. Hj. Nunuk Suryani, MPd selaku pembimbing II yang telah membimbing saya sehingga bisa lebih mendalami tentang Ilmu Kedokteran Keluarga. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada saya, agar saya bisa lulus tepat waktu. 7. Semua dosen saya di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, terimakasih atas bekal ilmu yang telah diberikan, semoga menjadi amal jariyah yang menguntungkan. 8. Dr. H. Nur Achmad Tjiptoprajitno, M. Sc selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk. 9. Sujatmiko, S. Kep., Ns selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk. 10. Seluruh staf dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis mengadakan penelitian. 11. Bapak, Ibu, Istri dan Adik atas dukungan moral dan spiritual sehingga dapat terselesaikannya penelitian ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak mendukung hingga terselesaikannya penelitian ini. vi
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian di masa yang akan datang. Akhir kata semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri
Nganjuk, 09 Januari 2009
Trisnanto
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAAN PEMBIMBING TESIS ......................
ii
HALAMAN PEGESAHAN PENGUNJI TESIS ..................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................
iv
KATA PENGANTAR .........................................................................
v
DAFTAR ISI .......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................
xv
ABSTRAK ..........................................................................................
xvi
ABSTRACT ........................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................
10
C. Pembatasan Masalah........................................................
11
D. Perumusan Masalah.........................................................
11
E. Tujuan Penelitian............................................................. viii
12
F. Manfaat Penelitian...........................................................
12
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis 1. Pendekatan Pembelajaran............................................
14
2. Media Pembelajaran....................................................
19
3. Motivasi Belajar..........................................................
42
4. Prestasi Belajar ...........................................................
57
B. Penelitian yang relevan....................................................
63
C. Kerangka Pemikiran ........................................................
65
D. Hipotesis Penelitian .........................................................
69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................
70
B. Metode Penelitian............................................................
72
C. Populasi dan Sampel .......................................................
88
D. Prosedur Penelitian..........................................................
93
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................
94
F. Teknik Analisa Data ........................................................
96
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Data..................................................................
99
B. Pengujian Prasyarat Analisis............................................
108
1. Uji Normalitas ...........................................................
108
2. Uji Homogenitas........................................................
113
ix
C. Pengujian Hipotesis Penelitian.........................................
114
D. Pembahasan Penelitian ....................................................
122
E. Keterbatasan Penelitian ...................................................
126
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian .....................................................
131
B. Implikasi Penelitian .........................................................
132
C. Saran-saran......................................................................
134
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
136
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................
138
x
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Skema Motivasi Sebagai Proses Psikologis............................... 43
Gambar 2.
Skema Motif Sebagai Suatu Rantai........................................... 44
Gambar 3.
Skema Proses Dasar Motivasi................................................... 50
Gambar 4.
Skema Teori Motivasi Kesehatan ............................................. 54
Gambar 5.
Kerangka Pemikiran ................................................................. 68
Gambar 6.
Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD Secara Keseluruhan (A1) .......................... 101
Gambar 7.
Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP Secara Keseluruhan (A2) .......................... 102
Gambar 8.
Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Belajar Tinggi (B1)........................................ 103
Gambar 9.
Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Belajar Rendah (B2) ...................................... 104
Gambar 10 Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A1B1) .......................................................................... 105
xi
Gambar 11. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah (A2B2) ........................................................................ 106 Gambar 12. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A2B1) .......................................................................... 107 Gambar 13. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah (A2B2) ........................................................................ 108 Gambar 14. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD Secara Keseluruhan (A1) ...................................... 257 Gambar 15. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP Secara Keseluruhan (A2)....................................... 257 Gambar 16. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (B1) ... 258 Gambar 17. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah (B2).......... 258 Gambar 18. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A1B1) ..................................................................................... 259
xii
Gambar 19. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah (A1B2) ..................................................................................... 259 Gambar 20. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi (A2B1) ..................................................................................... 260 Gambar 21. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah (A2B2) ..................................................................................... 260
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Penggolongan Media Menurut Anderson........................................ 27 Tabel 2. Indikator Motivasi Belajar.............................................................. 57 Tabel 3. Konstelasi Pengaruh Antar Variabel ............................................... 69 Tabel 4. Jadwal Penelitian............................................................................ 71 Tabel 5. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2..................................... 73 Tabel 6. Interpretasi koefisien reliabilitas Motivasi............................................ 82 Tabel 7. Interpretasi koefisien reliabilitas Prestasi Belajar....................................... 84 Tabel 8. Tabel Analisis Validitas Reliabilitas Instrumen .............................. 85 Tabel 9. Interpretasi Indeks Kesukaran Soal ..................................................... 86 Tabel 10. Interpretasi Indeks Daya Beda Soal .......................................................... 87 Tabel 11. Diskripsi Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 87 Tabel 12. Data Statistik Uji t .................................................................................. 92 Tabel 13. Rangkuman Data Prestasi Mahasiswa Mata Pelajaran Anatomi..... 100 Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Analisi Varians 2 x 2 .................................. 115 Tabel 15. Hasil Uji Scheffe .......................................................................... 118 Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Scheffe ....................................................... 121 xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen (VCD dan OHP).....
138
Lampiran 2.
Instrumen Penelitian ...........................................................
140
Lampiran 3.
Data Skor Uji Coba Responden ..........................................
158
Lampiran 4.
Uji Persyaratan Validitas ....................................................
160
Lampiran 5.
Uji Persyaratan Reabilitas...................................................
177
Lampiran 6.
Uji Analisis Butir Soal .......................................................
178
Lampiran 7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....................................
183
Lampiran 8.
Data Skor Penelitian Responden .........................................
243
Lampiran 9.
Data Induk Penelitian .........................................................
251
Lampiran 10. Gambar Grafik Histogram dan Q-Q Plot .............................
254
Lampiran 11. Deskripsi Hasil Penelitian...................................................
261
Lampiran 12. Perhitungan Distribusi Frekuensi ........................................
266
Lampiran 13. Pengujian Persyaratan Analisis ...........................................
267
Lampiran 14. Uji Analisis Varians............................................................
276
Lampiran 15. Uji Lanjut Scheffe ..............................................................
278
Lampiran 16. Perijinan ............................................................................. xv
281
ABSTRAK Trisnanto, S 540907120. 2009. Pengaruh Media Terhadap Prestasi Belajar Anatomi ditinjau dari Motivasi. Tesis: Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Perkembangan pendidikan yang semakin maju maka para dosen diharapkan mampu menggunakan teknologi multi media seperti media VCD karena merupakan cara yang praktis. Menggunakan metode pembelajaran dengan media VCD sesuai dengan materi ilmu anatomi yang berupa gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, sistem organ dan struktur tubuh manusia secara utuh. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen rancangan factorial 2x2 dengan penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester I Klas A dan B di D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik purposive proportional random sampling sejumlah 75 mahasiswa. Teknik penggumpulan data menggunakan angket dan tes. Analisis data menggunakan analisis varians dua jalur dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas menggunakan uji Chi Square dan uji homogenitas dengan teknik uji Levene’s. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan: (1) Terdapat perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar anatomi. Hal ini dibuktikan dengan harga F hitung= 22.532 > F table (α= 0,05)= 3.98, (2) Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar tinggi dan dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar anatomi. Hal ini dibuktikan dengan harga F hitung = 31.650 > F table (α= 0,05) = 3.98, (3) Terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar anatomi. Ini dibuktikan dengan harga F hitung = 31.650 > F table (α = 0,05) = 3.98. Untuk mengetahui adanya interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar anatomi dengan uji lanjut Scheffee. Temuan penelitian ini memperkuat teori pembelajaran khususnya dengan menggunakan media. Penggunaan media VCD dapat membantu mahasiswa mengaitkan materi yang diajarkan dosen dengan situasi nyata, dalam media VCD mampu menyajikan gambar-gambar bergerak yang tidak mampu di wujudkan oleh OHP.
Kata Kunci: Media, Motivasi dan Prestasi Belajar Anatomi
xvi
ABSTRACT Trisnanto, S 540907120. 2009. The Influence of Media and Anatomy Achievement Viewing at from Motivation. Thesis: Post Graduate Program of Sebelas Maret University in Surakarta.
The development information of technology to be influence teaching in diploma graduate nursing of Satria Baktis in Nganjuk school of Health Science,Imformation of technology especially VCD media very important to developing anatomy achievement.The VCD media of physical anatomy such as;cell,tissue,organ,system organ and human anatomy. This study uses quantitative method by using factorial design experimental approach 2 x 2 and analysis descriptive date. The population is all student’s in the first semester in diploma graduate Nursing of Satria Bhakti’s school of health science Sampling taken technique uses purposive proportional random sampling namely 75 student’s.the Data collected technique by questionnaire and test. the technige analyse uses varians analysis two paths by using pre test of normality Chi Square and homogenitas test by using Levene’s test technique. The results shows that, there is: (1) There was difference between VCD and OHP of Media to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 22.523 > F table (α = 0,05) = 3.98, (2) ,there weren’t influence between difference of high motivation and low motivation to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 22.523 > F table (α = 0,05) = 3.98, (3) Interaction Influence of media and motivation to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 31.650 > F table (α = 0,05) = 3.98 . There is Influence of media and motivation learning of anatomy achievement is using Schefee test. The study strengthen learning theory especially by using media. The VCD media help students toward the material. with VCD media the student able to activities her learning, The visual VCD media showed actual situation and implement by using there weren’t between difference media OHP.
Key words: Media, Motivation and Learning achievement in Anatomy
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Uji Kesetaraan ....................................................................
97
1.1 Kesetaraan IQ.....................................................................
99
1.2 Kesetaraan Dosen Pengajar.................................................
100
1.3 Kesetaraan Pre Tes Prestasi Belajar ....................................
102
Lampiran 2.
Instrumen Penelitian dan Satuan Pembelajaran ...................
99
2.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar.......................................
104
2.2 Angket Motivasi Belajar .....................................................
105
2.3 Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar .............................................
106
2.4 Instrumen Prestasi Belajar ..................................................
107
2.5 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Dasar-dasar Anatomi Tubuh Manusia ....................................................
108
2.6 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Dasar-dasar Anatomi Tubuh Manusia ....................................................
108
2.7 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan sistem pernafasan...
108
2.8 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem xviii
Kardiovaskuler, Darah dan Limfe .......................................
108
2.9 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ Persarafan dan Sensori .......................................................
108
2.10 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ Pencernaan .........................................................................
108
2.11 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ Urogenital...........................................................................
108
Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................
101
3.1 Data Try Out Motivasi Belajar............................................
102
3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar...................
102
3.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar ...............
102
3.1 Data Try Out Prestasi Belajar Anatomi ...............................
102
3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Belajar.....................
102
3.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Prestasi Belajar .................
102
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Data Hasil Penelitian ..........................................................
106
4.1 Data Skor Motivasi Belajar (VCD) .....................................
107
4.2 Data Skor Prestasi Belajar Anatomi (VCD) ........................
108
4.3 Data Skor Motivasi Belajar (OHP)......................................
107
xix
4.4 Data Skor Prestasi Belajar Anatomi (OHP).........................
108
4.5 Data Rekapitulasi Penelitian Kelompok Eksperimen (VCD)
108
4.6 Data Rekapitulasi Penelitian Kelompok Kontrol (OHP)......
108
Lampiran 5.
Uji Persyaratan Analisis......................................................
106
Lampiran 6.
Uji Analisis dan Hipotesis ..................................................
210
6.1 Deskripsi Data Khusus........................................................
210
6.2 Perhitungan Statistik dalam Analisis Variansi.....................
211
6.3 Kesimpulan Hasil Analisa Data dengan Analisis Dua Jalur..
211
6.4 Uji Beda Mean dengan Menggunakan Uji Schefee .............
211
Lampiran 7.
Etical Klirens......................................................................
213
Lampiran 8.
Perijinan .............................................................................
214
xx
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya pendidikan yang semakin maju, dalam kehidupan di masyarakat senantiasa terjadi proses belajar mengajar baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dari proses pembelajaran ini maka peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang merupakan dampak langsung dari peristiwa belajar maupun proses belajar mengajar antara pelajar dan pengajar. Dalam proses belajar dimana dosen sebagai pengajar dan pendidik sedangkan mahasiswa sebagai komponen dalam sistem pengajaran, para dosen dituntut memenuhi kualifikasi dan kompetensi-kompetensi tertentu, misalnya sikap, nilai dan sifat-sifat pribadi sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Tidak disangkal bahwa setiap dosen menginginkan mahasiswanya memiliki pengetahuan, dan ketrampilan serta memahami dan mengamalkan budi pekerti yang sesuai dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh atau dengan istilah kependidikannya mempunyai efek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk memenuhi maksud tersebut diatas maka dosen perlu memahami tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Peter Amstrong yang ditulis kembali oleh Nana Sujana (1998; 18) membagi tugas guru/dosen dalam 5 bidang tanggung jawab, yakni; pertama, tanggung jawab dalam pengajaran. Kedua, tanggung jawab dalam memberikan bimbingan. Ketiga, tanggung jawab dalam mengembangkan
1
2
kurikulum. Keempat, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi. Kelima, tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat. Ilmu anatomi merupakan salah satu dari serangkaian mata pelajaran yang diajarkan di D III Keperawatan mulai semester satu. Pada jenjang ini semua mahasiswa harus mempelajari mata pelajaran anatomi sebagai dasar ilmu medic sebelum mengambil mata pelajaran keperawatan lebih lanjut. Meskipun mata pelajaran anatomi merupakan bagian pengembangan dari ilmu biologi di SMU, namun sebagian besar mahasiswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari ilmu anatomi ini. Bagi mahasiswa D III Keperawatan yang berasal dari sekolah kejuruan (SMK) banyak yang merasa asing terhadap mata pelajaran ini dan menjadi mata pelajaran yang sulit dan tidak diminati walaupun sebagian mahasiswa menganggap sebagai mata pelajaran yang menarik. Pembelajaran anatomi memiliki tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor
yang
harus
dikembangkan.
Domain
kognitif
menekankan
pembelajaran yang berkaitan dengan fakta, konsep dan generalisasi yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber sekunder atau dengan melibatkan prosedur empiris. Domain afektif menekankan sikap, nilai, minat, motivasi dari apresiasi terhadap IPA umumnya dan ilmu anatomi pada khususnya. Domain psikomotorik menekankan pada ketrampilan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan tugastugas laboratorium sehingga untuk pembelajaran ilmu anatomi diperlukan metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik ilmu anatomi. Pembelajaran ilmu anatomi hendahnya menggunakan metode mengajar yang melibatkan proses ilmiah pada diri mahasiswa, salah satunya adalah praktik laboratorium dengan menggunakan phantom. Tidak semua pokok bahasan harus
3
menggunakan metode tersebut tetapi mahasiswa dapat diberikan pembelajaran dengan media VCD untuk dikenalkan dengan materi ilmu anatomi yang berupa gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh manusia secara utuh. Dalam pembelajaran anatomi, menggunakan teknologi seperti media VCD dan multimedia merupakan cara yang praktis, baik untuk menyampaikan materi pelajaran secara langsung kepada mahasiswa maupun untuk memberikan materi tambahan yang telah disampaikan. Proses pembelajaran selama ini tergantung pada penyajian dosen yang kadang kurang bervariasi dalam menggunakan media pembelajaran. Padahal media pembelajaran berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Soekartawi (1995; 16) mengemukakan bahwa setiap pengajar mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat dimengerti karena setiap pengajar mempunyai kapasitas mengajar yang berbedabeda. Selanjutnya juga dikatakan bahwa “didalam melaksanakan tugasnya seorang pengajar memerlukan tiga hal penting, yaitu: a). Bagaimana cara mengajar yang baik dan benar, b). Alat bantu mengajar apa yang dipakai, c). Cara evaluasi apa yang digunakan. Proses belajar-mengajar dapat dipandang sebagai sistem instruksional. Menurut Benaty yang dikutip kembali oleh Sunarwan (1999; 3) dinyatakan bahwa; “In the most general sense, system means a konfigurations of part or components connected joined together in a web of relationships”. Artinya kurang lebih demikian; secara umum sistem diartikan sebagai seperangkat bagian atau komponen yang saling berinteraksi, berinterdependensi dan berinteraksi yang
4
menyebabkan terjadinya keadaan seimbang, saling bergantung sehingga merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Selanjutnya juga dinyatakan bahwa setiap sistem mempunyai tiga aspek utama, yaitu tujuan, proses dan isi. Gagne (1979) yang ditulis kembali oleh Atwi Suparman (1997: 8) mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar. Lebih lanjut Atwi Suparman (1997: 8) menyatakan bahwa kegiatan instruksional merupakan komposisi bagianbagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik pula. Dari uraian-uraian diatas adalah jelas bahwa kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen diantaranya: siswa, guru/dosen, tujuan, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Sejalan dengan kemajuan teknologi, media pembelajaran berkembang begitu pesat mulai dari media yang sederhana (visual) sampai dengan media yang lebih kompleks (multimedia). Tampilnya lambang-lambang visual untuk memperjelas lambang verbal memungkinkan mahasiswa mudah memahami konsep-konsep ilmu anatomi yang dipelajari dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengetahui keefektifan penggunaan media VCD dan overhead projector (OHP) sebagai media pembelajaran anatomi dan diharapkan mahasiswa akan lebih mudah memahami makna pesan (konsep) yang dipelajari dalam proses pembelajaran. Sejumlah teori telah dikembangkan untuk menjelaskan pentingnya media dalam pembelajaran. Salah satu diantaranya yang dikenal luas yaitu “The Cone of Experience” (kerucut pengalaman) yang di cetuskan oleh Edgar Dale (Heinich,
5
Molenda, Russell, Smaldino: 1996: 16). Menurut teori ini, seseorang dapat belajar melalui tiga hal, yaitu: mengalami sendiri secara langsung (pengalaman langsung, dramatisasi, demonstrasi, karyawisata), mengamati orang lain berbuat (pameran, TV, radio), membaca/menggunakan lambang (lambang visual dan verbal). Dale dalam Azhar Arsyad (2000: 7) menggambarkan tingkat pengalaman perolehan hasil belajar sebagai sesuatu proses komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat materi/pesan yang akan disampaikan dan diharapkan dikuasai mahasiswa, dosen sebagai sumber pesan yang menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan mahasiswa sebagai penerima pesan (decoding). Levie&Levie dalam Azhar Arsyad (2000: 8) mereview hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubungkan fakta dan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila belajar pembelajaran melibatkan ingatan yang berurutan (sekuensial). Palvio dalam Azhar Arsyad (2000: 9) tentang konsep hipotesis koding ganda (dual coding hypothesis) mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal kemudian menyimpannya dalam bentuk proposisi image dan lainnya untuk mengolah image non verbal yang kemudian disampaikan dalam bentuk proposisi verbal. Berdasarkan konsep diatas, belajar dengan indra ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa. Mahasiswa akan lebih termotivasi dalam belajar dari pada jika materi pelajaran di berikan hanya dengan stimulus
6
pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Hal ini sesuai dengan materi mata pelajaran anatomi yang banyak berisikan gambar-gambar sehingga dengan disampaikan dalam bentuk VCD maka dalam pembelajaran akan melibatkan indra ganda (stimulus gambar dan stimulus kata). Disamping peranan metode mengajar yang merupakan faktor ekstern mahasiswa yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar mahasiswa, terdapat beberapa faktor intern atau faktor dari dalam diri mahasiswa sendiri yang turut memberikan pengaruhnya terhadap prestasi atau hasil belajar siswa. Salah satu faktor intern adalah motivasi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Sardiman, A.M (1990: 75) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah: Keseluruhan
daya
penggerak
dari
dalam
diri
mahasiswa
yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dari batasan pengertian mengenai motivasi tersebut dapatlah dimengerti bahwa motivasi belajar mahasiswa akan mendorong mahasiswa untuk belajar. Dorongan dari diri mahasiswa yang berasal dari dalam dirinya inilah yang harus senantiasa ditumbuhkan agar keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar ilmu anatomi tercapai. Hilangnya motivasi belajar pada mahasiswa akan berpengaruh pada penguasaan materi anatomi sehingga mahasiswa merasa malas, merasa kesulitan, bahkan merasa asing dan menganggap tidak menarik karena pemberian materi anatomi yang menoton dan kurang atraktif. Pada prinsipnya mahasiswa akan cukup tertarik apabila
7
penyampaian materi pelajaran disampaikan oleh dosen dengan cara bervariasi dan atraktif sehingga tidak membosankan. Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik bila ditunjang oleh barbagai factor, anatara lain adalah media pembelajaran. Media merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan pembelajaran karena dapat membantu dosen
dalam
menyampaikan
materi
pelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran. Pokok bahasan ilmu anatomi ini merupakan pokok bahasan yang cukup sulit bila hanya disajikan dengan mengunakan media OHP, akan lebih menarik apabila disajikan dengan penggunaan media pembelajaran berupa VCD. Penggunaan media VCD maka akan dapat disajikan materi berupa gambargambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh manusia secara utuh dengan lebih jelas dan menarik. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan prestasi mahasiswa karena disini mahasiswa tidak hanya menghayal saja tetapi dapat melihat secara langsung sel, jaringan, organ dan system organ sesuai dengan aslinya. Selain itu mahasiswa juga dapat belajar mandiri dirumah karena dapat memutar VCD tersubut dirumah dan juga dapat menentukan sendiri hasil apa yang telah dicapai, perilaku-perilaku khusus apa yang ingin dikuasai dan sebagainya. Dengan demikian arah serta tujuan belajar yang akan dicapai oleh mahasiswa dapat diukur dan dipersiapkan secara baik oleh mahasiswa sendiri. Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidak dapat disangsikan lagi. Saefuddin Azwar (2000 : 13) menyatakan:
8
Pendidikan merupakan suatu sistem yang komplek yang melibatkan berbagai faktor dan aspek secara keseluruhan, maka usaha-usaha untuk senantiasa meningkatkan prestasi belajar siswa perlu selalu ditingkatkan. Dalam proses belajar-mengajar peranan prestasi tidak saja menjadi ukuran keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti suatu pelajaran tertentu, namun lebih dari itu prestasi belajar dapat dipakai sebagai umpan balik mengenai keberhasilan dosen dalam melaksanakan sistem pembelajaran. Peranan prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai pertimbangan perlakuan kepada mahasiswa yang bersangkutan, dengan demikian setelah mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa para dosen dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada para mahasiswa sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya tersebut. Dengan demikian prestasi belajar dalam proses belajar dapat dipandang sebagai barometer keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran tertentu dan sebagai ukuran keberhasilan dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Prestasi belajar sendiri dalam proses belajar mengajar tidak saja dipandang dari sudut pandang kognitif saja, melainkan lebih dari itu dapat terdiri dari kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor, sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar diharapkan para dosen dapat memperhatikan semua aspek tersebut. Selama ini Prodi DIII keperawatan STIKes Satria Bhakti belum memanfaatkan secara maksimal perkembangan sistem VCD dan multi media sebagai media pembelajaran utama untuk memperbaiki produktivitas, efisiensi dan keefektifan pembelajaran. VCD yang ada jarang digunakan untuk mengajar mata kuliah anatomi tetapi dalam kegiatan pembelajaran selalu menggunakan OHP untuk mata kuliah anatomi.
9
Sampai sekarang pembelajaran anatomi lebih banyak menggunakan Overhead Projector (OHP) sebagai media pembelajaran yang penyajiannya kurang menarik dan belum mampu menyajikan gambar-gambar anatomi organ secara tiga dimensi sedangkan fasilitas laboratorium juga belum difungsikan sebagaimana mestinya. Kebanyakan mahasiswa beranggapan bahwa ilmu anatomi merupakan mata kuliah yang sukar, yang berakibat pada prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah anatomi relatif rendah, terlihat dari rata-rata nilai UAS tahun ajaran 2007-2008 adalah nilai D (29%), C (51%), B (12%) dan A (8%). Sebagai dosen anatomi harus berusaha mencari alternatif untuk mengurangi bahkan menghilangkan anggapan mahasiswa tersebut. Dosen yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mengelola kelasnya sehingga prestasi belajar mahasiswa berada pada tingkat optimal. Penelitian ini juga meninjau motivasi sebagai suatu variabel karakteristik mahasiswa karena perbedaan hasil belajar ilmu anatomi apakah dipengaruhi oleh motivasi mahasiswa tersebut terhadap materi kuliah anatomi masih dipertanyakan. Melihat perlunya media pembelajaran untuk membantu mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep ilmu anatomi, maka perlu diadakan penelitian yang berkaitan dengan variable tersebut. Namun informasi deskriptif dan pengaruh penggunaan media VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar ilmu anatomi yang dilihat dari motivasi mahasiswa belum tersedia. Disamping itu jika ternyata hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka keefektifan pengaruh antar variable tersebut cukup berarti, maka dapat dilihat berapa besar pengaruh dari masing-masing variable dalam memprediksi prestasi belajar ilmu anatomi.
10
Untuk itulah diajukan penelitian tentang “Pengaruh media terhadap prestasi belajar di tinjau dari motivasi (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk Pelajaran 2008/2009)”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalahmasalah yang timbul dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Pembelajaran lebih menekankan pada aspek intelektual, terpusat pada dosen sehingga aktifitas dan kreatifitas mahasiswa dalam proses pembelajaran cenderung terabaikan, maka diperlukan perubahan dalam pendekatan pembelajaran yang mengacu pada pengembangan potensi mahasiswa. 2. Rendahnya prestasi belajar anatomi disinyalir akibat pembelajaran yang monoton oleh karena itu di kembangkan media pembelajaran yang mengedepankan aktifitas mahasiswa yang dapat merangsng keterlibatan mahasiswa. 3. Pola pikir dosen masih terikat ada paradigma pembelajaran mentransfer ilmu pengetahuan dari dosen ke mahasiswa, seharusnaya dosen menekankan perannya dalam penggunaan pendekatan pembelajaran dari pada mentrasfer ilmu pengetahuan. 4. Kajian materi anatomi yang berupa gambar-gambar organ dan struktur tubuh manusia akan lebih mudah bila ditampilkan berupa gambar-gambar tiga dimensi dengan media pembelajaran VCD yang diharapkan mampu mendorong motivasi dan merangsang pemahaman mahasiswa terhadap pendalaman terhadap kajian materi anatomi. VCD merupakan media
11
presentasi yang dapat menyampaikan lima bentuk informasi yaitu gambar, garis, symbol, suara dan gerakan sehingga memberi reaksi kepada pemakai atau mahasiswa. 5.
Mahasiswa memiliki cara sendiri dalam menyusun dan mengolah informasi yang mempengaruhi bagaimana mahasisiwa belajar dengan menyenangkan serta
bagaimana
dosen
dan
mahasiswa
berinteraksi
dikelas
dalam
pembelajaran anatomi.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
dan
identifikasi
masalah,
dilakukan
pembatasan masalah agar penelitian mempunyai arah yang jelas, yaitu sebagai berikut: 1. Penerapan media VCD dan Overhead Projector (OHP) dalam pembelajaran. 2. Motivasi yang dimiliki mahasiswa meliputi motivasi tinggi dan motivasi rendah. 3. Prestasi belajar anatomi mahasiswa berupa skor mahasiswa semester I Prodi D III Keperawatan melalui pengukuran setelah mengikuti pembelajaran.
D. Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar? 2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh motivasi yang tinggi dan motivasi yang rendah terhadap prestasi belajar?
12
3. Apakah terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu menganalisis: 1. Perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar. 2. Perbedaan pengaruh motivasi yang tinggi dan motivasi yang rendah terhadap prestasi belajar. 3. Interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis. a. Memberikan masukan pada lembaga/departemen yang menangani masalah pendidikan, dengan kemajauan dan beraneka ragamnya teknologi, maka semua Prodi di kampus STIKes di fasilitasi dengan teknologi untuk pembelajaran. b. Memberikan informasi dan masukan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mata kuliah anatomi, khususnya faktor motivasi belajar. c. Memberikan informasi kepada akademisi sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran.
13
d. Memberikan
pengetahuan
tentang
media
pembelajaran
dalam
pembelajaran mata kuliah anatomi di STIKes Satria Bhakti Nganjuk.
2. Manfaat Praktis. a. Memberikan masukan kepada dosen anatomi bahwa VCD dapat digunakan sebagai media pembelajaran anatomi dalam kegiatan belajar mengajar anatomi. b. Pokok bahasan yang sudah terprogram dalam VCD dapat disebar luaskan, melalui CD atau flasdisk kepada semua mahasiswa sehingga bisa dipelajari secara mandiri dirumah, dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. c. Mengoptimalkan peran para mahasiswa agar dapat berperan secara aktif dan menyiapkan sejak dini kegiatan-kegiatan apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga interaksi belajar mengajar disekolah dapat berjalan efektif dan efisien. d. Mendorong para mahasiswa agar dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata kuliah anatomi dalam interaksi proses belajar mengajar baik kampus maupun dirumah.
14
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis 1. Pendekatan pembelajaran a. Pembelajaran Proses belajar mengajar sebagai interaksi antara guru/dosen dan peserta didik memegang peran yang penting dalam pembelajaran. Proses belajar menekankan pada apa yang harus dilakukan sebagai subyek yang menerima pelajaran sedangkan proses belajar mengajar menekankan pada apa yang harus dilakukan oleh guru/dosen sebagai pengajar. Belajar sebagai suatu proses digunakan untuk memperoleh kecakapan dan ketrampilan bagi peserta didik. Menurut William Burton yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2001: 37), “Tujuan belajar adalah andanya perubahan tingkah laku pada interaksi antara individu dengan lingkungannya yang terjadi dalam serangkaian pengalaman belajar”. ”kegiatan dan hasil belajar dihubungkan dengan tujuan belajar dalam situasi belajar menyangkut aspek perubahan tingkah laku peserta didik meliputi kecakapan, ketrampilan, pembentukan sikap yang menuju pada perkembangan individu peserta didik. Proses pembelajaran mengacu pada tujuan atau pembentukan kompetensi yang sistematik dan terarah sehingga terwujud perubahan tingkah laku peserta didik sebagai proses kegiatan interaksi edukatif. Menurut Hamzah B. Uno (2006: 5), “pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan peserta didik secara 14
15
terintegrasi dengan memperhitungkan lingkungan belajar, karakteristik peserta didik, strategi pembelajaran baik daam penyampaian, pengelolaan dan pengorganisasian pembelajaran”. Pembelajaran berupaya membelajarkan peserta didik sebagai hasil belajar. Menurut Oemar Hamalik (2001: 57),”pembelajaran merupakan kombinasi yang meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang mempengaruhi tujuan pembelajaran”. Unsur manusiawi sistem pembelajaran meliputi peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan. Unsur material seperti; buku, slide, video dan tape. Unsur fasilitas seperti ruangan kelas, laboratorium, sedangkan prosedur meliputi jadwal belajar. Keseluruhan sistem pembelajaran dilaksanakan karena adanya interaksi antar komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik. Menurut Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 7), menyatakan “pembelajaran merupakan susunan informasi dan lingkungan yang memfasilitasi proses belajar’. Guru/dosen dalam kegiatan pembelajaran memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang mendorong peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditandai dengan penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian peserta didik. Proses pembelajaran melibatkan peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang ditentukan oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru/dosen dan peserta didik dalam pembelajaran karena berupaya membelajarkan peserta didik dengan terencana dalam memanipulasi sumber belajar dan mengorganisasikan lingkungan belajar untuk menciptakan kondisi belajar yang interaktif. Lidgren yang dikutip oleh Toeti Sukamto dan Udin S Winataputra (1996: 4), berpendapat bahwa “fokus sistem pendidikan mencakup tiga aspek penting
16
yaitu: (1) siswa, sebab tanpa adanya kehadiran siswa tidak akan terjadi proses kegiatan belajar; (2) proses kegiatan belajar, yaitu apa yang akan dihayati oleh siswa pada saat melakukan aktifitas belajar, bukan apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengajarkan materi pelajaran; (3) situasi belajar, yaitu lingkungan tempat terjadinya proses kegiatan belajar yang menyangkut aspek perubahan tingkah laku. Pendidikan sebagai sistem pembelajaran memiliki komponen yang menjadi kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, berhubungan untuk mencapai tujuan yang di implementasikan dalam proses kegiatan pembelajaran”. Proses pembelajaran bertujuan agar peserta didik melakukan proses kegiatan belajar untuk memperoleh pengalaman belajar yang ditandai dengan adanya tingkat penguasaan kemampuan intelektual dan pembentukan kepribadian peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diwujudkan dalam tindakan dosen dalam melaksanakan rencana mengajar yang meliputi tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasi agar mempengaruhi peserta didik
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Pendekatan
pembelajaran
menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. Dari pada definisi yang dikemukakan pembelajaran merupakan kegiatan yang tersusun atas serangkaian prosedur-prosedur sistematis yang direncanakan dalam memanipulasi sumber belajar sebagai upaya terjadinya proses kegiatan belajar pada individu peserta didik dengan menimbulkan adanya penekanan pada cara-cara mengorganisasikan isi atau materi pembelajaran, cara penyampaiannya serta pengelolaan materi pembelajaran.
17
b. Pendekatan Pembelajaran Pembelajaran melibatkan kegiatan yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang ditentukan oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru atau dosen dalam pembelajaran. Guru/dosen harus mampu mengatur semua unsur pembelajaran yang berpengaruh pada peserta didik. Menurut Borich dan Houston dalam Toeti Soekamto dan Udin S. Winataputra (1996: 151), “pendekatan pembelajaran merupakan prosedur sistematis untuk mencapai tujuan”. Sependapat dengan Borich dan Houston, menurut Walter Dick dan Lou Carrey (1990: 62), “pendekatan pembelajaran sebagai pendekatan dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik memahami isi pelajaran atau tujuan yang diharapkan”. Sistematis mengandung pengertian bahwa langkah yang dilakukan guru adalah waktu mengajar berurutan dan logis, sehingga penerapan pendekatan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menemukan dan mengelola informasi dan pengetahuan. Pendekatan pembelajaran menekankan pada akifitas dan kreativitas peserta didik untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki dalam tingkat yang lebih tinggi dalam upaya memproses pengetahuan dan informasi yang telah diperoleh peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Menurut Atwi Suparman (1996: 157), “pendekatan pembelajaran merupakan perpaduan dari serangkaian urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Pendekatan pembelajaran diwujudkan dalam tindakan dosen dalam melaksanakan rencana
18
mengajar meliputi tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasi agar mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan peserta pembelajaran. Pendekatan pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan sistem yang menyeluruh dan terpadu. Prinsip yang memilih pendekatan pembelajaran melalui proses secara langsung untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna. Menurut Ausabel yang dikutip oleh Martinis Yamin (2005:103), dalam teori kebermaknaannya “belajar merupakan mengaitkan informais baru pada konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik”. Dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan dengan sumber relevan dan mengakibatkan modifkasi sumber yang disesuaikan pengalaman peserta didik. Ini berarti, peranan pendekatan pembelajaran penting dalam keberhasilan belajar. Titik tolak memilih pendekatan pembelajaran adalah tujuan instruksional serta tingkat efisiensi yang diimbangi dengan efektifitas belajar. Pendekatan pembelajaran efisien dan efektif apabila dapat mencapai tujuan tepat waktu dan memberikan hasil belajar yang optimal. Dari beberapa definisi yang dikemukakan, pendekatan pembelajaran merupakan cara sistematik yang digunakan guru/dosen dalam mengelola pembelajaran dengan mengkomunikasikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang ditandai dengan adanya tingkat penugasan kemampuan dan pembentukan kepribadian sehingga memperoleh hasil belajar yang dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru atau dosen dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
19
2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Salah satu konsekuensi penerapan teknologi pembelajaran adalah media pembelajaran. Istilah media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media sering digunakan dalam proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, rapat, dan kegiatan ceramah lainnya. Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 9) menyatakan bahwa media adalah saluran komunikasi. Contoh yang difungsikan sebagai perantara misalnya: film, televisi, diagram, media cetak dan komputer. Apabila media membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka, disebut sebagai media pembelajaran. Bila dikaitkan dengan pembelajaran media merupakan sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah. Menurut Arief Sukadi Sadiman, Sujarwo, Radikun (1989: 166) media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan mahasiswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar ke tingkat yang lebih efektif dan efisien. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional Amerika (National Education Association /NEA) yang dikutip oleh Cece Wijaya & Tabrani Rusyan (1994: 137), “mendefinisikan media dalam lingkup pembelajaran sebagai segala benda
20
yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan belajar”. Menurut Romiszowski yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2004: 202), media pembelajaran merupakan penyampaian pesan untuk berinteraksi dengan siswa melalui alat indranya untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi’. Menurut Bringgs, J. Leslie yang dikutip oleh Yusufhadi Miarso (2005: 457), menyatakan bahwa “media pembelajaran adalah sarana untuk memberi perangsang bagi siswa supaya proses belajar terjadi’. Senada dengan pendapat Bringgs, J. Leslie, menurut Gagne M. Robert yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2006: 4), bahwa “media pemebalajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk
belajar”.
Media
pembelajaran
dalam
pembelajaran
dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa pengaruh psikologis terhadap mahasiswa bahkan, media pembelajaran membantu meningkatkan pemahaman karena penyajian data yang terpercaya sehingga memudahkan dalam menafsirkan data serta memadatkan informasi pengetahuan. Nana Sujana&Ahmad Rifai (2001: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mahasiswa dalam pembelajaran yang pada ahirnya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar yang dicapainya.
Selanjutnya
pembelajaran
dapat
diungkapkan
mempertinggi
beberapa prestasi
alasan
belajar
mengapa
media
mahasiswa,
yaitu:
1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian mahasiswa sehingga akan menumbuhkan motivasi belajar, 2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat
lebih dipahami oleh
para mahasiswa, dan
memungkinkan mahasiswa lebih menguasai tujuan pembelajaran lebih baik,
21
3). Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal dengan kata-kata oleh dosen, sehingga mahasiswa tidak bosan dan dosen tidak kehabisan tenaga, apalagi bila dosen mengajar untuk setiap jam pelajaran, 4). Sesuai dengan taraf berpikir mahasiswa, mengikuti tahap perkembangan mulai berpikir kongkrit menuju berpikir abstrak, dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks, sehingga melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Proses pembalajaran yang efektif memerlukan perencanaan penggunaan media pembelajaran. Menurut Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 48), “perencanaan penggunaan pembelajaran dikenal dengan istilah ASSURE Model yaitu analyze Learner Characteristics yang mengandung arti menganalisis karakteristik umum dan karekteristik khusus siswa”. States Objective yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, select or Modify Media yaitu memilih, memodifikasi atau merangsang dan mengembangkan materi dan media yang tepat, Utility Media and Materials yaitu kegunaan dari materi dan media yang diajarkan, Require Learner Respons yaitu meminta tanggapan siswa dan Evaluate and Revisi yaitu mengevaluasi dan merevisi proses belajar. Dari berbagai pendapat para ahli dan berdasarkan pada teori teknologi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan mahasiswa sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran ketingkat yang lebih efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai dan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Media
22
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah VCD dan Overhead projector (OHP) sebagai pembanding.
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran Ciri-ciri
khas
suatu
media
berbeda
menurut
tujuan
atau
pengelompokkannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan
rangsangan
indra
penglihatan,
pendengaran,
perabaan,
penciuman, pengecapan. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut ciri-ciri ekonomisnya, lingkup sasarannya dan kemudahan kontrol oleh si pemakai. Secara umum ciri-ciri media pembelajaran adalah: 1). media dapat diraba, dilihat, didengar dan dapat diamati melalui panca indra, 2). Media pembelajaran digunakan untuk komunikasi dalam pembelajaran antara dosen dan murid, 3). Merupakan semacam alat bantu pembelajaran, baik dalam maupun diluar kelas, 4). Media pembelajaran mengandung aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
c. Manfaat Media Pembelajaran Encyclopedia of Educational Reasearch dalam Oemar Hamalik (1994: 15) merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1). Meletakkan dasar-dasar yang
kongkrit
untuk
berpikir,
oleh
karena
mengurangi
verbalisme,
2). Memperbesar perhatian mahasiswa, 3). Meletakakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, 4). Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan mahasiswa, 5). Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
23
kontinyu, terutama melalui gambar hidup, 6). Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa, 7). Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Arief Sukadi Sadiman (1994: 5) menulis bahwa media sangat bermanfaat untuk menunjang proses belajar mengajar, tidak hanya sajian jadi lebih konkrit tetapi juga kegunaan yang lain yaitu media instruksional dapat: 1). Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para mahasiswa, 2). Dapat melampaui batasan ruang kelas, karena obyek terlalu kecil atau terlalu besar, obyek yang dipelajari terlalu kompleks, 3). Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara mahasiswa dan lingkungannya, 4). Menghasilkan keseragaman pengamatan, 5). Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis, 6). Membangkitkan keinginan dan minat baru, 7). Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar, 8). Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai abstrak. Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sebagai berikut: 1) Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses serta prestasi belajar. 2) Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian mahasiswa sehingga dapat menimbulkan prestasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara mahasiswa dan lingkungannya, dan memungkinkan mahasiswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya.
24
3) Dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu. 4) Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada mahasiswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan dosen, masyarakat dan lingkungannya, misalnya melalui karya wisata. Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa Edgar Dale dalam Heinich, Molenda, Russel, Smaldino (1996: 16) mengemukakan kerucut pengalaman dari pengalaman yang paling kongkrit sampai dengan yang paling abstrak, yang secara berturut-turut diuraikan
sebagai berikut: Melalui pengalaman langsung,
mahasiswa disuruh mengalami, berbuat, mengolah, merenungkan sendiri yang dikerjakannya, sehingga memberikan kesan paling utuh dan bermakna mengenai gagasan dan informasi yang terkandung dalam pengalaman karena melibatkan indra penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, peraba. Hal ini dikenal dengan istilah learning by doing, misalnya melakukan praktik dilaboratorium. Benda tiruan (pengalaman buatan) misalnya: kerangka tubuh manusia. Dalam demonstrasi,
dosen
memperlihatkan
bagian
dari
organ-organ
pada
manekin/phantom. Film, audio, dan visual merupakan alat komunikasi yang efektif. Lambang verbal/visual dapat digunakan untuk mengkonkritkan yang abstrak dan mengekspresikan bahasa. Dengan demikian media pembelajaran merupakan alat yang dipakai dosen pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk membantu memperjelas konsep/materi pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri mahasiswa.
25
d. Jenis Media Perkembangan media pembelajaran telah menjangkau aspek audio, visual maupun kombinasi keduanya. Aneka ragam jenis media pembelajaran yang dipergunakan oleh dosen dapat membangkitkan rangsangan belajar serta membawa pengaruh psikologis bahkan, membantu meningkatkan pemahaman karena penyajian data yang terpercya sehingga memudahkan siswa menafsirkan data serta memadatkan informasi pengetahuan. Menurut Seels B. B. & Glasgow Z. yang dikutip oleh Azhar Arsyat (2006: 33),”pengelompokan jenis media dilihat dari perkembangan teknologi dibagi dalam dua kategori, yaitu media tradisional dan media teknologi mutahkir”. 1. Media Tradisional a. Visual diam yang diproyeksikan 1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang) 2) Proyeksi overhead 3) Slide 4) Filmstrip b. Visual yang tak terproyeksikan 1) Gambar, poster, foto 2) Chart, grafik, diagram 3) Pameran, papan info, papan buku c. Audio 1) Rekaman piringan 2) Pita kaset, reel, cartride
26
d. Penyajian multimedia 1) Slide plus suara (tape) 2) Multi-image e. Visual dinamis yang diproyeksikan 1) Film 2) Televisi 3) Video f. Cetak 1) Buku teks 2) Modul, teks terprogram 3) Workbook, lembar kegiatan 4) Majalah ilmiah, berkala 5) Lembaran lepas (hand-out) g. Permainan 1) Teka-teki 2) Simulasi h. Realia 1) Model 2) Specimen (contoh) 3) Manipulative (peta, boneka) 2. Media Mutakhir a. Media berbasis telekomunikasi 1) Teleconference 2) Kuliah jarak jauh
27
b. Media berbasis mikroprosesor 1) Computer-assisted instruction 2) Permainan computer 3) System tutor inteligen 4) Interaktif 5) Hypermedia 6) Compact (video) disc Berdasarkan pengelompokan jenis media menurut Seels B. B. & Glasgow Z. yang melihat dari segi perkembangan teknologi, media VCD termasuk kelompok media teknologi mutakhir kategori media berbasis mikroprosessor sedangkan media Overhead projector (OHP), termasuk dalam pengelompokan media tradisional kategori visual diam yang diproyeksikan. Menurut Anderson yang dikutip oleh Arief S. Sadiman (2005: 95), jenis media instruksional dapat dikelompokkan seperti dalam table dibawah ini. Table 1. Jenis Media Instruksional Kelompok Media I.
Audio
Media Pembelajaran a. Pita audio (rol atau kaset) b. Piringan audio (CD) c. Radio (rekaman siaran)
II.
Cetak
a. Buku teks terprogram/pegangan b. Buku tugas/LKS
III.
Audio cetak
a. Buku latihan dilengkapi pita audio b. Gambar bahan dengan pita audio
IV.
Proyeksi visual diam
a. Film bingkai (slide)
28
b. Overhead Transparancy (OHT) V.
Proyeksi visual diam dengan a. Film bingkai (slide) suara audio b. Film rangkai suara
VI.
Visual gerak a. Film bisu dengan judul (caption)
VII.
Visual gerak dengan audio a. Film suara b. Video/VCD
VIII.
Benda a. Model/tiruan
IX.
Manusia dan sumber lingkungan a. Dosen, pustakawan, laboran
X.
Komputer a. Program
instruksional
computer
(CAI) Motivasi sebagai proses psiokologis Sumber: Arief S. Sadiman dkk. 2005. Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pengelompokan dari berbagai media pembelajaran di atas, pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu agar lebih mudah dalam mempelajari jenis media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Menurut Yusufhadi Miarso (2005:458), “kegunaan media dalam pembelajaran yaitu media mampu memberikan rangsangan yang berfariasi kepada otak sehingga otak dapat berfungsi optimal”. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar. Media memberikan pengalaman yang menyeluruh dari sesuatu yang kongkrit maupun abstrak. Media memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri. Media meningkatakan kemampuan membedakan dan menafsirkan objek.
29
Media mampu meningkatkan kemampuan ekspresi diri baik dosen atau murid. Pemanfaatan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat menumbuhkan dan mempertinggi motivasi belajar siswa yang memungkinkan adanya interaksi secara langsung antara siswa dengan lingkungan kenyataan dan memungkinkan siswa dapat belajar sendiri menurut kemampuan minatnya sehingga dapat memberikan pengalaman nyata dalam diri siswa. Menurut Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar (2004:6), “fungsi atau peran pokok media pembelajaran meliputi dua hal yaitu fungsi AVA dan fungsi komunikasi”. Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang kongrit kepada siswa. Fungsi komunikasi, yaitu sebagai sarana komunikasi antara komunikator (dosen) dan penerima (mahasiswa), dimana penerima dapat memahami isi pesan yang terdapat dalam media. Secara umum media pembelajaran dalam proses belajar mengajar mempunyai kegunaan yaitu : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu berifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan saja); (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera; (3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik sehingga, media pembelajaran berguna untuk menumbuhkan motivasi belajar, memungkinkan interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan kenyataan dan memungkinkan peserta didik; (4) Penggunaan media secara tepat oleh dosen dapat mengatasi kesulitan belajar akibat adanya perbedaan sifat siswa maupun perbedaan lingkungan dan pengalaman. Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat dapat merngsang motivasi siswa sehingga mampu menghasilkan proses dan hasil belajar yang baik dan dapat mengembangkan kompetensi dosen dalam
30
mempergunakan media pembelajaran untuk membelajarkan siswa demi tercapainya standar kompetensi belajar siswa. Berdasarkan jenis media pembelajaran di atas, fokus penelitian adalah media pembelajaran VCD dan media pembelajaran Overhead Projector (OHP). Para ahli lainnya membagi jenis media kedalam kelompok-kelompok tertentu. Antara lain media audio visual seperti kaset dan CD; Media gerak meliputi film dan video; media proyeksi meliputi slide, OHP, filmstrip, komputer, multimedia dan hipermedia; media jarak jauh seperti radio, TV, media non proyeksi meliputi gambar, diagram, pameran, model dan masih banyak mediamedia lain. Jenis media yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran antara lain media non proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multi media dan hipermedia, dan media jarak jauh (Heinich, Molenda, Russell, Smaldino, 1996: 37) mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu: (1) media cetakan, (2) media panjang, (3) overhead transparancies, (4) rekaman audiotape, (5) seri strip dan filmstrip, (6) penyajian multi image,
(7) rekaman
video dan film hidup, dan (8) komputer. Menurut Azhar Arsyad (2000: 29) berdasarkan perkembangan teknologi media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu: (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
31
1) Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto dan reproduksi. 2) Teknologi audi-visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual. Media teknologi audio-visual meliputi mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar. 3) Teknologi
berbasis
komputer
merupakan
cara
menghasilkan
atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. 4) Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
e. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Pemeblajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik, begitu juga dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mudah tercapai. Seorang dosen memilih salah satu media dalam pembelajaran dikelas atas dasar pertimbangan (Azhar Arsyad, 2000: 65), antara lain; (1) sudah merasa akrab/terbiasa dengan media itu, misalnya papan tulis, (2) merasa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, (3) media yang
32
dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian mahasiswa, serta menuntun pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Heinich, Molenda, Russell, Samldino (1996: 34) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learner characteristic, State objective, select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut: (A) Menganalisis kelompok sasaran, apakah mereka mahasiswa sekolah lanjutan, perguruan tinggi, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, serta menganalisis karakteristik khusus mereka meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap awal mereka. (S) Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) yang diharapkan mahasiswa miliki dan kuasai setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan pembelajaran ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urutan penyajian serta kegiatan pembelajaran. (S) Memilih, modifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran telah tersedia akan dapat mempermudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, materi dan media pembelajaran itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Disamping itu, perlu juga diperhatian apakah materi dan media pembelajaran tersebut mampu membangkitkan minat mahasiswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berpartisipasi. Apabila materi dan media pembelajaran yang ada
33
tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi dan media pembelajaran tersebut dapat di modifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk memodifikasi media yang telah tersedia, maka dipilih aleternatif merancang dan mengembangkan materi dan media pembelajaran yang baru. Di lihat dari segi biaya, waktu dan tenaga kegiatan ini jauh lebih mahal, namun demikian kegiatan ini memungkinkan penyiapan materi dan media pembelajaran yang tetap dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. (U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media pembelajaran yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menggunakannya. Disamping di perlukan latihan dan praktek menggunakan media pembelajaran juga perlu persiapan ruangan (setting) sebelum penyajian, misalnya tata letak tempat duduk mahasiswa dan fasilitas yang diperlukan antara lain meja, peralatan listrik, layar. (R) Meminta tanggapan dari mahasiswa. Dosen sebaiknya mendorong mahasiswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses pembelajaran. Respon mahasiswa dapat berupa mengulang fakta-fakta, mengemukakan iktisar/rangkuman informasi/materi pelajaran, menganalisis alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian mahasiswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar atau terjadi interaksi antar mahasiswa dan antara mahasiswa dengan dosen. (E)
Mengevaluasi
proses
pembelajaran.
Tujuan
utama
evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian mahasiswa mengenai tujuan pembelajaran yang elah ditetapkan, keefektifan media pembelajaran yang digunakan, pendekatan, dan dosen sendiri.
34
f. Kriteria Pemilihan Media Pembalajaran Menurut Arief Sukardi Sadiman (1994: 2) untuk dapat mengadakan pemilihan
media
setepat-tepatnya
ada
beberapa
factor
yang
perlu
dipertimbangkan, yaitu: tujuan, sasaran, waktu, ketersediaan, biaya, karakteristik media yang bersangkutan, dan mutu teknisi. 1) Tujuan harus dipertegas bahwa tujuan penggunaan media pembelajaran dan kawasan tujuan yang diukur mungkin kognitif, afektif dan psikomotornya. Dipertimbangkan juga jenis rangsangan indra yang dipakai, visual, audio, atau kombinasi audio-visual, visual diam, atau visual gerak. 2) Sasaran yang akan berinteraksi dengan media dalam pembelajaran adalah peserta didik dengan jumlah dan karakateristik tertentu serta memiliki motivasi yang berbeda-beda. 3) Waktu
dimaksudkan
sebagai
waktu
yang
diperlukan
untuk
menyiapkan/mengembangkan program dan waktu untuk menyajikan program disesuaikan dengan waktu yang tersedia. 4) Ketersediaanya media yang akan dipilih, alat yang diperlukan dan orang yang akan mengembangkannya. 5) Biaya yang harus dipertimbangkan karena penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi, sehingga pemilihan media diusahakan dengan biaya minimal tetapi dengan hasil maksimal. 6) Karakteristik media yang bersangkutan (digunakan) harus dipertimbangkan kelebihan dan kelemahannya, jangan sampai salah pilih. 7) Mutu teknisi, media yang akan digunakan harus di cek terlebih dahulu yang meliputi gambar (layak untuk dilihat), dan suara (layak untuk di dengar).
35
Pada penelitian ini penggunaan media bertujuan untuk pembelajaran (instruksional),
dengan
mengutamakan
pencapaian
kemampuan
kognitif
mahasiswa, melalui rangsangan indera kombinasi antara audio dan visual (gambar yang di lihat pada monitor) dengan mendengarkan penjelasan dari dosen. Sebagai sasaran adalah mahasiswa semester I mata pelajaran anatomi pada Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk sehingga mahasiswa diharapkan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar ilmu anatomi. Sebelum pembelajaran berlangsung program pembelajaran VCD di coba dulu oleh dosen yang mengajar pada waktu eksperimen untuk menyesuaikan waktu yang tersedia dengan urutan materi pelajaran (konsep) yang harus diberikan kepada mahasiswa. Media pembelajaran yang di pilih (VCD dan OHP) yang sudah tersedia di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk sehingga tinggal mengembangkan program tersebut, hal ini juga untuk menghemat biaya. Atas dasar itulah di pilih media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran ilmu anatomi (ruang lingkup tubuh manusia, anatomi sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler darah dan limfe, sistem urogenital, sistem pencernaan, sistem persyarafan, sistem endokrin, sistem reproduksi, sistem musculoskeletal dan sistem integumen) adalah media VCD yang dihubungkan dengan LCD di bandingkan dengan media overhead projector (OHP), untuk mengetahui media manakah yang lebih efektif dalam pemahaman konsep-konsep ilmu anatomi sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar ilmu anatomi.
36
g. Media pembelajaran VCD Menurut Azhar Arsyad (2006: 36) ”compact video disc adalah system penyimpanan dan rekaman video di mana signal audio visual direkam pada disket plastic bukan pada pita magnetik”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 141), “media video/VCD merupakan salah satu jenis media audio visual yang dapat menampilakan suara, gambar sekaligus gerakan”. Sedangkan menurut Yusufhadi Miarso (2005:463), “media video/VCD merupakan media presentasi yang dapat menyampaikan lima bentuk informasi yaitu gambar, garis, symbol, suara dan gerakan”. Kemampuan video/VCD untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak mahasiswa melakukan penjelajahan walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Obyek-obyek yang terlalu kecil, terlalu besar atau obyek yang langka dapat dihadirkan ke ruang kelas. Pesan yang dapat disajikan melalui video/VCD dapat berupa fakta seperti obyek, kejadian atau peristiwa maupun fiktif seperti cerita dapat bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Video/VCD direkam dengan kamera video elektronik pada pita plastic dan pada saat yang bersamaan direkam pula suaranya sehingga rekaman video dapat berfungsi sebagai media pandang dengar atau media audio visual. Pemanfaatan VCD dalam pembelajaran di sekolah bukan sesuatu yang aneh. Saat ini banyak sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan program video pembelajaran di sekolah yang diproduksi misalnya oleh Pustekom Diknas dan UPT SBM Unnes. Media VCD memiliki kelebihan dibanding dengan media lainnya sehingga efektif untuk menyajikan berbagai materi pelajaran sejarah yang sulit disampaikan melalui informasi verbal dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas.
37
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran VCD adalah satu jenis media audio visual yang menyampaikan bentuk informasi yaitu gambar, garis, simbol, suara dan gerakan direkam dengan kamera video elektronik pada pita plastic dan rekaman suara yang berisikan pesan berupa fakta seperti obyek, kejadian atau peristiwa maupun fiktif seperti ceritera bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Video/VCD yang befungsi sebagai media pandang dengar (audio visual), memiliki beberpa kelebihan yaitu dapat di putar ulang setelah rekaman, tayangan dapat diperlambat, dipercepat bahkan dihentikan sementara, tidak memerlukan ruangan gelap, pengoperasian alat relative mudah, pita kaset video dapat dipakai untuk rekaman berulang-ulang, pengadaan dapat dilakukan dengan mudah. Sedangkan kelemahan dari media video adalah menggunakan listrik, pita kaset video/VCD mudah rusak atau menurun kualitasnya jika penyimpangan kurang baik, ketergantungan produksi media pada peralatan yang canggih dan mahal. Dari kelemahan-kelemahan tersebut jika dibandingkan manfaat dan nilai kegunaan yang lebih besar maka dalam penerapan pembelajaran sebaiknya diupayakan
memnfaatkan
media
video
sebagai
program
media
yang
dikembangkan di sekolah-sekolah. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah media video/VCD yang dilengkapi dengan kepingan CD yang menggambarkan struktur tubuh manusia. Dosen menyiapkan kepingan CD dan menggunakan laptop yang dilengkapi dengan LCD proyektor kemudian menayangkan yang akan dijelaskan dan memberi pengantar pembelajaran, sehingga tugas mahasiswa mengamati materi struktur tubuh manusia. Gambar audio visual yang ada dalam penayangan
38
struktur tubuh manusia yang disampaikan pada mahasiswa dalam proses pembelajaran. Diharapkan dengan media pembelajaran berbentuk VCD, mahasiswa lebih mudah memahami gambaran struktur dari tubuh secara mendetail sehingga memberikan gambaran lengkap dan mendekati suatu kenyataan. Pemanfaatan media VCD dapat disesuaiakan dengan kebutuhan dan karakteristik materi sejarah yang diajarkan mahasiswa. Ada kalanya pemutaran VCD dari awal hingga akhir yang diselingi dengan tanya jawab atau diskusi, informasi dan dilanjutkan evaluasi. Apabila mahasiswa kurang jelas maka dapat diputar kembali sehingga memudahkan dosen untuk menambah penjelasan dalam pengulangan penayangan. Lama waktu pemutaran yang dilakukan tergantung keperluan pembelajaran dan cepat lambatnya mahasiswa menyerap materi pembelajaran. Fasilitas penghentian penayangan akan memudahkan dosen untuk menambah penjelasan dan diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam pemahaman dan mempercepat siswa menyerap materi pembelajaran. Pelaksanaan penggunaan media pembelajaran berupa VCD dapat dirangkum melalui tiga tahapan, yaitu sebagai berikut : a. Tahap persiapan meliputi : 1) Menyusun jadwal disesuaikan dengan materi pembelajaran 2) Mengecek peralatan seperti VCD, TV, Laptop, Proyektor, CD Player 3) Mempelajari bahan penyerta dan penyeleksi isi program akan penting tidaknya bagian yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran. 4) Mengecek kesesuaian isi program dengan judul dan isi yang tertera
39
5) Mengatur tempat duduk siswa dan meminta untuk mempersiapkan alat tulis dan memperhatikan pelaksanaan proses pembelajaran. b. Tahap pelaksanaan, meliputi : 1) Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan materi pokok dari program video pembelajaran 2) Melaksanakan pengoperasian program dan bahan penyerta 3) Mengamati dan memantau kegiatan mahasiswa dan memberikan penguatan, penegasan, pengayaan selama pemutaran VCD berlangsung 4) Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan 5) Membuat
kesimpulan/
rangkuman,
memberikan
evaluasi
kepada
mahasiswa, mematikan program jika dianggap sudah selesai c. Tahap tindak lanjut, meliputi : 1) Pemberian tugas kepada mahasiswa 2) Memberikan tanya jawab sebagai umpan balik
h. Media Overhead Projector (OHP) dalam Pembelajaran Anatomi Overhead projector adalah salah satu alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada dan tranparansi film yang diletakkan diatas OHP dan diproyeksikan ke layar, sehingga diperoleh gambar/tulisan yang lebih besar dari aslinya (Suciati, Triniprastati, Prasetya I, Lily Budiharjo, 1994 : 9-17). Peralatan OHP hanya menggunakan system optic (lensa-lensa) dan elektrik (kipas pendingin dan lampu projector). Overhead projector (OHP) berfungsi untuk memproyeksikan (menyajikan transparansi). Kemampuan projector
40
memperbesar gambar/tulisan membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang. OHP dirancang untuk dapat digunakan di depan kelas sehingga dosen dapat selalu berhadapan atau menatap mahasiswa. Kelebihan OHP adalah: a) transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh dosen, b) peralatan mudah dioperasikan, c) dapat disimpan dan digunakan berulang
kali,
d)
memiliki
kemampuan
untuk
menampilkan
warna.
Keterbatasannya adalah : a) harus tersedia aliran listrik pada ruangan, b) harus menggunakan spidol atau marking pen (Suciati, Trinipratati, Prasetya I, lily budiarjo, 1994 :9-18). OHP belum dapat
berfungsi bila
tidak dilengkapi
(disediakan)
transparansi. OHP merupakan perangkat keras dan OHT (transparansi) merupakan perangkat lunak. Jadi OHP dan transparansi merupakan sepasang media pembelajaran
untuk
memperjelas
konsep/materi
pelajran
yang
sedang
disampaikan oleh dosen. Semua pesan/konsep yang akan disampaikan dosen ditulis dan digambarkan di atas transparansi dan diproyeksikan ke layar, sehingga semua tulisan maupun gambar yang telah disiapkan di transparansi akan nampak jelas pada layar, mudah dibaca dan dicatat. Dapat diterima atau tidaknya materi/konsep yang disampaikan kepada mahasiswa tergantung pada cara menuangkan materi/konsep yang diajarkan tersebut menjadi ide visual pada transparansi. Transparansi dibuat Dari bahan plastic yang tembus pandang atau tembus cahaya sehingga ide visual dapat diproyeksikan. Ada dua jenis transparansi yang dapat digunakan untuk menyiapkan materi pelajaran/konsep yang akan diajarkan kepada mahasiswa yaitu transparasi
41
dalam bentuk roll film dan transparansi dalam bentuk write on (Suciati, Triniprastati, Prasetya I, Lily Budiharjo, 1994 : 19). 1) Transparansi dalam bentuk roll film, dosen menuliskan materi/konsep pada transparansi saat pembelajaran berlangsung. Mahasiswa dapat lebih cepat bosan karena dosen mengajar (menjelaskan) sambil menulis. 2) Transparansi dalam bentuk write on adalah lembaran transparansi dengan ukuran normal: 265x210 mm. dengan transparansi ini dosen dapat menuangkan/menyajikan
pesan/konsep
(materi
pelajaran)
yang
akan
disampaikan sebelum proses pembelajaran. Kelebihan transparansi adalah : a) mudah dibawa kemana-mana, karena berukuran relatif kecil dan tipis, b) mudah dalam pembuatan dan desain dapat dibuat menarik, karena dapat dengan tulisan/gambar tangan dengan teknik dan warna yang menarik, c) mudah untuk disajikan karena materi dapat disiapkan lebih awal, sehingga sistematika penyajan terencana, d) penayangan transparansi dapat diatur oleh penyaji, sesuai kebutuhan (lama, cepat, atau diulang kembali), e) dosen dapat bertatap muka dan berkomunikasi langsung denagn mahasiswa, f) mahasiswa dapat mencatat, karena ruangan tidak perlu digelapkan. Kelemahan transparansi adalah : (a) tanpa OHP tidak dapat disajikan, karena OHP dan transparansi berpasangan berpasangan untuk dapat digunakan, OHP sebagai perangkat keras sedangkan transparansi sebagai perangkat lunak, b) cepat menarik debu dan bekas jari tangan cepat menempel sehingga penampilannya kurang jelas, c) urutan/ susunan mudah kacau karena berupa lembaran lepas, d) bila disimpan lama tanpa penyekat huruf atau digambar akan
42
luntur, atau pindah ke transparansi yang menindihnya, e) bila peletakannya tidak benar visual dilayar akan mendapat distorsi (bentuk berubah).
4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Istilah motivasi belajar seringkali dihubungkan dengan kegiatan belajar. Orang seringkali mengaitkannya dengan masalah psikologi pendidikan. Dalam psikologi pendidikan, terdapat beberapa teori atau konsep mengenai motivasi belajar. Teori para ahli tersebut didasari oleh sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini perhatian dikhususkan pada motivasi belajar disekolah, sehigga pembahasan didalamnya dimaksudkan untuk memahami beberapa pengertian motivasi baik ditinjau dari segi psikologi maupun ditinjau dari segi pendidikan. Salah satu teori motivasi yang diketengahkan disini adalah pendapatnya David Mc.Clelland, Abraham Maslow Wand dan Brown yang dikutip
kembali
oleh
Wahjosumidjo.
Wahjosumidjo
(1985:
171-209)
mengemukakan bahwa pengertian motivasi berikut ini: Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis yang timbul sebagai akibat faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut unsur instrinsik atau faktor dari luar disebut ekstrinsik. Untuk lebih memahami mengenai proses-proses timbulnya motivasi dapat diperhatikan gambar motivasi sebagai proses psikologis seperti dalam gambar 3 berikut ini:
43
Rangsangan
Seseorang dengan dorongan
(2)
(1) Faktor Intrinsik
Faktor Ekstrinsik
(3)
Alternatif perilaku
(4)
(5)
Penentuan perilaku
(6)
Perilaku
(7)
Gambar 1. Motivasi sebagai proses psiokologis Sumber : Wahjosumidjo (1985: 175)
Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa motivasi belajar dimulai adanya dorongan. Dorongan itu bersifat rangsangan dari dalam maupun rangsangan dari luar. Setelah seseorang menerima rangsangan maka dari dalam dirinya akan tumbuh pilihan-pilihan untuk berbuat sesuatu. Motivasi merupakan unsur yang paling penting bagi pengajaran efektif atau pengajaran yang berhasil. Seseorang akan berhasil dalam belajar apabila pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar disebut motivasi. Selanjutnya Berelson dan Steiner dalam Wahjosumidjo (1985: 177-178) mengemukakan bahwa: "a motive is an inner state that energizes, activities or move (hence motivation), and that directs or channels behavior to ward goals".
44
Sedangkan Duncan dalam Wahjosumidjo (1985: 178) mengemukakan bahwa: "From a managerial perspective, motivation refers to any concious attempt to influence behavior toward the accomplishment of organizational goals". Maksudnya kurang lebih demikian "Motivasi adalah suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi". Sedangkan dari pendapat Berelson dan Steiner, motif pada hakekatnya merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan. Hubungan antara kebutuhan, keinginan dan kepuasan dapat dilukiskan sebagai mata rantai yang disebut Need-wantsatisfaction chain, seperti terlihat dalam gambar 4 berikut ini: (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Needs
Give rise to
Wants
Which cause
Needs
(6) Which Give rise to
(7)
(8)
Actions
Which Results to
Statisfactions
Gambar 2. Motif sebagai suatu rantai Sumber : Wahjosumidjo (1985 : 180)
Gambar tersebut memberikan pengertian sebagai berikut: 1) Kebutuhan yang timbul pada diri seseorang dan kebutuhan mengandung arti luas, seperti kebutuhan fisik, makan, rumah dan kebutuhan psikis. 2) Apabila dalam diri seseorang timbul suatu kebutuhan tertentu kebutuhan tersebut akan menyebabkan lahirnya daya dorong tertentu. 3) Akibat daya dorong, lahirlah keinginan dalam diri seseorang. 4) Lahirnya keinginan dari dalam diri seseorang akan menyebabkan timbulnya suatu sebab.
45
5) Akibat sebab yang timbul, lahirlah ketegangan. 6) Ketegangan itu sendiri juga akan menjadi sebab timbulnya sesuatu. 7) Sesuatu yang timbul akibat adanya ketegangan dalam diri seseorang tersebut ialah disebut perilaku atau perbuatan. 8) Perilaku yang ditampilkan seseorang timbul karena mengharapkan adanya kepuasan yang dapat dinikmati. Wahjosumidjo (1985) mengemukakan bahwa secara garis besar menurut jenisnya teori motivasi terbagi atas: teori kepuasan (content teori) dan teori berdasarkan proses (process theory) 1) Teori kepuasan (content teory) Teori ini menekankan pentingnya pengetahuan terhadap faktor-faktor dalam diri bawaan. Tokoh-tokoh dalam teori ini antara lain: Maslow, Gregor, Herzberg, Me. Clelland. 2) Teori proses Teori ini mencoba untuk memberikan jawaban atas pertanyaan : a. Bagaimana bawahan dalam hal ini siswa itu bisa dimotivasi b. Dengan tujuan apa bawahan itu bisa dimotivasi. Disamping
kedua
teori
tersebut,
Wahjosumidjo
mengutarakan beberapa teori motivasi yang lainnya, yaitu: 1) Teori instrumental, terdiri dari a. Teori tukar-menukar (exchange theory) b. Teori harapan (expertancy theory)
(1985:181-183)
46
2) Teori kebutuhan. Yakni suatu teori mengenai motivasi yang didasarkan pada kebutuhankebutuhan manusia, sehingga menimbulkan suatu dorongan atau motif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Beberapa ahli memberikan pandangannya mengenai motivasi. Diantaranya adalah: 1) Teori hedonisme Suatu pandangan yang mengatakan bahwa manusia pada hakekatnya adalah makluk
yang mementingkan kehidupan
yang penuh kesukaan
dan
kemewahan. Apabila dihadapkan pada pilihan-pilihan, maka manusia akan cenderung memilih arah tindakan yang akan memperbesar kesenangan dan menghindarkan diri pada arah tindakan yang tidak menyenangkan yang akan mengakibatkan sakit, menderita, atau kematian. Implikasi dari teori ini, adanya anggapan bahwa banyak pegawai yang tidak mau bekerja dengan baik, yang malas bekerja, suka menghindarkan pekerjaan yang sulit. Oleh sebab itu manusia perlu dimotivasi secara tepat agar mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya. 2) Teori naluri Teori naluri menghubungkan kelakuaan manusia dengan macam-macam naluri. Pada dasarnya manusia mempunyai tiga naluri pokok, yaitu naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri mengembangkan jenis. Kebiasaan-kebiasaan manusia senantiasa dipengaruhi oleh tiga faktor ini, untuk itu, manusia perlu dimotivasi dengan memfokuskan naluri mana yang menjadi fokus perhatiannya.
47
3) Teori reaksi yang dipelajari Teori lain menyebutkan bahwa kelakuan manusia tidak berdasarkan nalurinaluri, melainkan atas pola-pola kelakuan yang dipelajari, dimana seseorang itu hidup. Sehingga seseorang yang ingin memotivasi harus mengetahui karakteristik dan latar belakang kehidupannya. 4) Teori daya pendukung Aliran daya pendorong merupakan kompromi antara naluri dan aliran reaksi yang dipelajari. Oleh karena itu dalam meningkatkan motivasi seseorang harus memegang dua prinsip, pertama atas naluri dan atas reaksi yang dipelajari dari kebudayaan dimana seseorang itu timbul. 5) Teori kebutuhan Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakekatnya adalah antuk memenuhi kebutuhannya. Beberapa para ahli yang memberikan perhatian pada masalah kebutuhan ini antara lain ialah: Abraham Maslow, Frederick Herzberg, David Mc Clelland dan Victor Vroom. Abraham Maslow dan Herzberg berusaha membuat teori-teori motivasi secara keseluruhan. Sedangkan Mc. Clelland memberikan sumbangannya pada identifikasi kebutuhan tertentu, hasil kerja dan kebutuhan bagi pengembangan perusahaan dan industri (Wahjosumidjo, 1985: 183). Sardiman, A.M (1990, hal:73) memberikan batasan mengenai pengertian motivasi, berikut ini: "motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan dengan daya penggerak dari dalam diri subyek untuk menentukan aktivitas-aktivitas tertentu." Sedangkan Mc. Donald dalam Sardiman (1990: 73) mengemukakan bahwa: "Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
48
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan". Dari definisi Me. Donald ini dapat diambil beberapa pengertian diantaranya: 1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri seseorang. Karena menyangkut perubahan energi pada diri manusia, maka akan melibatkan fisik manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang dengan tujuan, jadi dalam hal ini motivasi merupakan respon dari suatu aksi. Meskipun motivasi muncul dari dalam diri seseorang, namun kemunculannya karena terdorong oleh fakor dari luar diri manusia.
b. Kebutuhan dan teori tentang motivasi Menurut Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution dalam Sardiman A.M (1990: 78-81) mengemukakan bahwa, manusia hidup itu mempunyai berbagai kebutuhan, antara lain: 1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu. 2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. 3) Kebutuhan untuk mencapai hasil. 4) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Abraham H Maslow (suatu terjemahan 1991: 43-57) mengemukakan tentang hubungan antara motivasi dengan kebutuhan, yakni:
49
1) Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, istirahat dan sebagainya 2) Kebutuhan untuk keamanan (security). 3) Kebutuhan memiliki dan, rasa cinta. 4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri. Richard M Steers dan Lyman W Porter (1991: 5) mengemukakan mengenai definisi motivasi berdasar asal katanya. Pendapat mereka berikut ini: " The term motivation wa originally derived from the Latin word movere, which means "to move". Definisi tersebut, secara garis besar maksudnya bahwa menurut asal katanya, motivasi berasal dari kata Latin yaitu "movere " yang berarti "bergerak". Pendapatnya yang lain berikut ini: ... motivation has to do with a set of independent/dependent variable relationships that explain the direction, amplitude, skill and persistence of an individual's behavior, holding constan the effects of aptitude, skill and understanding of the task, and the constrants operating in the environment (Compbell & Pritchard, 1976). Atkinson (1964) memberikan pendapatnya bahwa motivasi sejalan dengan arah, kekuatan/tenaga dan suatu ketekunan dari aktivitas. Jones (1955) mengemukakan bahwa motivasi adalah bagaimana tingkah laku itu dimunculkan, diarahkan dan dihentikan. Dan bagaimana reaksi-reaksi subyektif diutarakan oleh seseorang ketika orang itu menginginkan sesuatu. Sedangkan Campbell dan Pritchard (1976) mengemukakan bahwa: Motivasi merupakan satu set variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat yang dihubungkan dengan efek sikap, ketrampilan dan tugas-tugas yang ditentukan pada suatu lingkungan tertentu. Dari definisi-definisi itu dapat digaris-bawahi bahwa pembahasan mengenai motivasi biasanya difokuskan pada:
50
1) Apa yang menggerakkan tingkah laku manusia. 2) Bagaimana arah tingkah laku itu. 3) Bagaimana tingkah laku ini diteruskan dan dilanjutkan Lebih lanjut Richard dan Lyman (1991: 6) memberikan suatu skema mengenai proses dasar motivasi. Gambarnya sebagai berikut: Inner state of disquilibrium Need, desire or expectancy, accompanied by anticipation
Behavior or action
Incentive or goal
Modification Of inner state Gambar 3. A generalized model of the basic motivation process
Selanjutnya Richard dan Lyman (1991: 6) berpendapat bahwa beberapa peletak dasar dari model dasar proses motivasi tersebut antara lain: a. Kebutuhan atau harapan (needs or expectation). b. Tingkah laku (behavior) c. Tujuan (goals). d. Beberapa bentuk dari umpan balik (some of feedback).
c. Jenis-Jenis motivasi Sardiman (1990: 85-90) mengemukakan macam-macam motivasi, yakni: 1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif-motif bawaan Motif bawaan adalah motivasi yang timbul sejak lahir, jadi motivasi itu terdapat dari seseorang sejak dari lahir tanpa dipelajari. b. Motif-motif yang dipelajari, yakni maksudnya adalah motivasi yang ada jika dipelajari.
51
Frandsen dalam Sardiman (1990: 86-87) mengemukakan jenis-jenis motivasi, antara lain: 1) Cognitive motives Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut kepuasan kepuasan individual. Kepuasan ini berada didalam diri manusia yang berwujud proses dan produk mental. 2) Self expression Penampilan diri adalah sebagian dari penlaku manusia. Dalam hal ini manusia itu mempunyai kecenderungan untuk aktualisasi diri. 3) Self enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan diri, kompetensi akan meningkatkan
kemajuan diri seseorang. Dalam belajar dapat
diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai prestasi. 2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth, antara lain: a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya kebutuhan untuk makan, minum, bemafas, seksual. b) Motif-motif darurat. Motif yang berupa dorongan untuk menyelematkan diri, dorongan untuk membalas atau untuk berusaha. c) Motif-motif objektif Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif'. d) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
52
Yang termasuk motivasi jasmaniah, misalnya adalah refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah seperti kemauan untuk berbuat sesuatu. e) Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
d. Motivasi dalam proses belajar mengajar. Sardiman (1990: 84) mengemukakan beberapa fungsi motivasi dalam proses belajar, yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Selanjutnya dikemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh dosen atau siapa saja yang hendak meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, diantaranya: memberi angka, hadiah, saingan/kompetensi, ego-involvement,
53
memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diketahui. Roestiyah, N.K (1982: 96-97) mengemukakan pendapatnya mengenai motivasi berikut ini: " Dosen yang baik harus dapat memberi motivasi pada anak didiknya. Ialah usaha dosen agar anak belajar semaksimal mungkin, walaupun anak itu suka/tidak suka pada pelajaran itu." Selanjutnya Roestiyah (1982) mengemukakan dasar dan prosedur motivasi ekstrinsik, yakni: 1) Bila anak berminat, anak senang belajar bila menyadari bahwa pelajaran bernilai dan untuk kepentingan pribadi anak. 2) Timbulkanlah definisi, tetapi dengan alasan tujuan yang pasti dan tugasnya terbatas, jelas dan beralasan. 3) Kembangkanlah keterangan siswa, sehingga kemajuan dan hasil belajar/prestasi siswa tercapai. 4) Hadiah akan membawa pengaruh lebih baik, dari pada kita kadang-kadang terpaksa menghukum. 5) Ambilah kegunaan dari sikap murid yang ada, misalnya: bercita-citahasrat ingin tahu dan sebagainya. 6) Setiap orang ingin sukses, sehingga murid harus menyadari cara mencapai sukses itu. 7) Jangan memberi kesimpulan lebih dahulu, bila tujuan Dosen sama dengan tujuan murid. 8) Timbulkan suasana humor, kelas yang menggembirakan menyebabkan anak berani berpartisipasi.
54
9) Membuat papan bulletin, dan pusat minat untuk memberi perangsang hasrat ingin tahu. 10) Motivasi adalah alat dan pengajaran bukan tujuan dan dengan motivasi anak menjadi sempurna perhatiannya dan lebih efektif untuk masingmasing individu. Ivor K Davis menggambarkan mengenai metode penguatan motivasi siswa. Pendapatnya berikut ini: "Dosen selalu berusaha secara sistematis untuk memperkuat motivasi siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sangsi-sangsi dan hubungan pribadi dengan muridnya. Dalam hal ini Ivor K Davis mengemukakan mengenai teori motivasi kesehatan yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selengkapnya dapat diperhatikan dalam gambar 6 berikut ini MOTIVATOR
(+) Rasa puas Tugas pelajaran diatur sedemi kian sehingga siswa menikmati: prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan, perkembangan pribadi.
Kemajuan minimal Rasa tidak puas Lingkungan diatur demikian sehingga siswa merasa tidak puas karena: - Cara pengawasan, kondisi kerja, hubungan pribadi, kebijaksanaan administrasi sekolah, status dan keamanan.
(-) Faktor kesehatan Garnbar 4. Teori motivasi kesehatan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Sumber: Ivor K Davis
55
Mc Donald yang diungkap kembali oleh Syaiful Bahri (1994: 34) memberikan definsi motivasi sebagai berikut: "Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan". Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, karena seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang lain. Dalam pendidikan dan pengajaran, Dosen tidak hanya berfungsi sebagai administrator, demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator, supervisor dan evaluator, tetapi Dosen juga berfungsi sebagai motivator dan pembimbing. Sebagai motivator Dosen berperan untuk mendorong siswa agar giat belajar. Dalam usaha membangkitkan gairah belajar siswa terdapat enam hal yang dapat dikerjakan Dosen, yaitu: 1) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. 2) Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. 3) Memberikan penghargaan terhadap prestasi yang dicapai oleh siswa. 4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik. 5) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok. 6) Menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan para ahli dimuka, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
56
1) Motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong seorang siswa untuk belajar. Kekuatan ini bisa berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa, maupun perpaduan dari keduanya. Dalam proses belajar motivasi berfungsi untuk menentukan besar-kecilnya aktivitas yang dilakukan oleh seorang siswa dalam mencapai tujuan belajar. 2) Jenis-jenis motivasi belajar disekolah banyak sekali jenisnya, tergantung bagaimana karakter siswa, kondisi lingkungan belajar siswa. 3) Dalam
proses
belajar
mengajar
diharapkan
para
dosen
dapat
mengembangkan motivasi belajar siswa disekolah, melalui usaha yang meliputi: a. Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar, baik pada waktu memulai pengajaran, dalam proses pengajaran maupun pada akhir pengajaran. b. Membentuk kebiasaan yang baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah. c. Membantu kesulitan-kesulitan belajarnya siswa. d. Memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dan sanksi bagi para siswa tidak menjalankan tugas belajarnya dengan baik. e. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan diri secara optimal di sekolah f. Menggunakan metode mengajar yang variatif dan interaktif yang disesuaikan dengan kemampuan siswa serta karakteristiknya.
57
e. Indikator Motivasi Belajar Berdasarkan teori-teori motivasi belajar seperti yang dikemukakan diatas, berikut ini ditampilkan rangkuman yang dapat dirumuskan sebagai indicator motivasi belajar. Table 2. Indikator Motivasi Belajar No 1 2
Teori Motivasi Achievement Motivation Attribution Motivation
Tokoh
Indikator dalam Belajar
Mc Clelland
Adanya n-ach
Weiner
- Kemampuan (ability) - Usaha (effort) - Kesulitan tugas belajar yang dibebankan (task difficulty) - Nasib (luck) - Kebutuhan berkekurangan (deficiency need) - Kebutuhan pengayaan (growth need) - Perhatian penuh (attention) - Relevansi (relevance) - Kepercayaan diri (confidence) - Kepuasan (satisfaction)
3
Need Motivation
Maslow
4
Motivasi ARCS
Keller
5. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi Benyamin S Bloom yang ditulis kembali oleh Saefuddin Azwar (2000: 8) membagi kawasan belajar yang selanjutnya disebut tujuan pendidikan menjadi tiga, yakni kawasan kognitif, afektif dan kawasan psikomotor. Prestasi belajar atau hasil belajar haruslah mencerminkan ketiga kawasan atau tujuan belajar ini. Selain itu Saefuddin Azwar (2000: 9) secara implisit menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah performa maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Zaenal Arifin (1990: 2) memberikan pendapatnya mengenai prestasi sebagai berikut:
58
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi "prestasi" yang berarti "hasil usaha". Prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam berbagai bidang itu prestasi diartikan dengan kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Dalam bidang pengajaran, prestasi belajar merupakan faktor yang perlu diperhatikan, karena fungsinya sebagai berikut: a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b. Prestasi belajar sebagai lambang pemenuhan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak-didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu instansi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi-rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar-mengajar anak didik merupakan masalah
59
yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Sehubungan dengan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses maupun metode pengajaran, Robert M Gagne (1988: 126-131) mengemukakan beberapa hasil belajar diantaranya: a. Discrimination (Diskriminasi) Diskriminasi adalah kemampuan para siswa untuk melihat, mendengar atau merasakan beberapa perbedaan antara stimulus. b. Concrete concept (konsep konkret) Konsep konkret menyiapkan para siswa agar mampu untuk mengidentifikasi satu atau lebih contoh-contoh mengenai suatu konsep. c. Defined concept (Identifikasi konsep) Identiikasi konsep adalah suatu aturan yang beberapa obyek atau peristiwa. Melalui aturan ini kita mengartikan sesuatu definisi yang mengekspresikan hubungan antara atribut konsep dan fugnsinya. d. Rule (Pola/Aturan) Pola/Aturan adalah kemampuan internal siswa yang menentukan tingkah laku seseorang dan menampilkan demonstrasi suatu hubungan konsep pada situasi kelas. e. Problem Solving (Pemecahan masalah) Pemecahan masalah adalah suatu kondisi dimana para siswa dihadapkan pada pilihan-pilihan dan penggunaan aturan-aturan untuk menentukan suatu solusi pada situasi-situasi tertertu, alternatif-alternatif dan kendala-kendalanya. Problem solving merupakan sebagian ketrampilan dalam proses pengajaran
60
yang merupakan ekspresi dari kemampuan para siswa untuk menghubungkan antara aturan-aturan dari konsep. f. Cognitif Strategy (Strategi kognitif) Strategi kognitif atau dalam bahasa Indonesianya adalah Strategi kognitif dapat terdiri dari beberapa tipe-tipe, yakni antara lain: control attending, encoding, retrieval, and problem solving. g. Verbal Information (Informasi Verbal) Informasi Verbal menunjukkan informasi, berupa nama, kenyataan-kenyataan, proposisi yang dapat dinyatakan secara verbal. Verbal information juga disebut sebagai declarative knowledge. h. Motor Skills (Ketrampilan motorik) Ketrampilan motorik adalah ketrampilan-ketrampilan yang diharapkan dikuasai oleh para siswa selama proses pembelajaran. Motor skills biasanya berupa performa/unjuk kerja yang dapat diamati kemampuannya ketika digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang hubungannya dengan aktivitas. i. Attitude (Sikap) Sikap dapat dipandang sebagai suatu skema triudik (triadic sceme), yang dimaksud bahwa sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek. Cronbach dalam Zainal Arifin (1990: 4) mengemukakan beberapa fungsi dari prestasi belajar. Diantaranya yaitu: a. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
61
b. Untuk keperluan diagnostik. c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan. d. Untuk keperluan seleksi. e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan. f. Untuk menentukan isi kurikulum. g. Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah. Syaiful Bahri Djamarah (1994: 19) mengemukakan bahwa.: "prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, menciptakan, baik secara individu maupun kelompok". WJS Purwadarminta menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas'ud Khasan Abdul Qohar yang ditulis kembali oleh Syaiful Bahri (1994: 20) mengemukakan bahwa: "Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sementara
Nasrun
Harahap
dalam
Syaiful
Bahri
(1994:21)
mengemukakan bahwa: Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada merek,a serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan belajar menurut Syaiful Bahri (1994) belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadi0lah perubahan dari dalam diri individu. Belajar adalah suatu aktivitas sadar untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Perubahan dalam arti menuju ke perkembangan pribadi individu
62
seutuhnya. Cronbach dalam Saiful Bahri (1994: 22) mengemukakan bahwa: "Learning is show by a change behavior as a result of experience". Maksudnya adalah belajar sebagai aktivitas dapat dilihat dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dari definisi-definisi tersebut, secara garis besar pengertian belajar adalah usaha sadar dalam rangka untuk mengadakan suatu perubahan yang terjadi dalam individu. Perubahan ini nantinya akan mmpengaruhi pola pikir individu dalam berbuat dan bertindak. Perubahan itu sebagai hasil dari pengalaman individu dari belajar. Hubungannya dengan prestasi, maka makna prestasi dan belajar dalam hal ini jika dirangkai menjadi prestasi belajar, pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Lebih lanjut Syaiful Bahri (1994: 24-30) mengemukakan mengenai fungsi-fungsi prestasi belajar, yakni sebagai berikut: a. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian Dalam hal ini prestasi belajar dihubungkan dengan proses evaluasi. Drs. Wayan Nurkancana dan Sumartana yang mengambil pendapat dari Edwind Wand dan Gerald W Brown dalam Syaiful Bahri (1994: 25) dinyatakan sebagai berikut: "Evaluation refer to the act or process to determining the value of something". Maksudnya evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
63
b. Prestasi belajar sebagai alat motivasi. Dalam belajar, motivasi memegang peranan yang dominan. Hubungannya dengan prestasi belajar, menurut Syaiful Bahri (1994) dikatakan bahwa siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan, yang salah satu kebutuhannya tersebut adalah untuk mendapatkan prestasi yang baik. Dalam hal yang demikian, maka prestasi belajar bisa dikatakan sebagai kebutuhan yang memunculkan motivasi dari dalam diri siswa untuk selalu belajar.
B.
Penelitian yang Relevan
Sebagaimana penelitian yang lainnya, penelitian ini bukanlah yang pertama kali. Berbagai penelitian yang relevan telah dilakukan sebelumnya, sehingga untuk menunjukkan keterkaitan pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi di tinjau dari motivasi belajar mahasiswa, kiranya dapat dikemukakan beberapa hasil penelitian yaitu: Hasil penelitian I Made Candiasa. 2002. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Kemampuan Memprogram Komputer. Jakarta: UNJ. Hasil penelitian menunjukkan strategi pembelajaran heuristic meningkatkan kemampuan memprogram computer. Agar kemampuan memprogram computer optimal gaya kognitif field independence, strategi pembelajaran heuristic menghasilkan kemampuan memprogram computer yang tinggi, sedangkan mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field dependence strategi pembelajaran algoritmik
menghasilkan
kemampuan
memprogram
komputer
rendah.
Berdasarkan simpulan, diperlukan strategi pembelajaran heuristic pembelajaran
64
komputer desain, khususnya materi pemrograman computer dan pemilahan mahasiswa berdasarkan gaya kognitif field independence dan field dependence. Hasil penelitian Sri lestari. 2004. Pengaruh pembelajaran kontekstual dan kemampuan verbal matematika terhadap prstasi belajar matematika. Surakarta: UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual memperoleh prestasi belajar lebih baik atau lebih tinggi dari pada siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Dwi Mulat Sudasmaningsih. 2006. Pengaruh Media VCD Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kimia Ditinjau dari Segi Motivasi Belajar Siswa. Surakarta: UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media OHP memperoleh prestasi belajar lebih baik atau lebih tinggi dari pada penggunaan media VCD. Perbedaan hasil belajar tersebut terjadi pada kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi maupun pada kelompok siswa motivasi belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media OHP memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi belajar kimia dari pada penggunaan VCD. Hasil penelitian Sugiardo. 2007. Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Bermedia VCD dan Gambar Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Geografi Ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Surakarta: UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dengan VCD yang berupa audio-visual akan memepercepat transfer pengetahuan geografi pada ahirnya dapat meningkatkan kompetensi belajar geografi dari pada penerapan pendekatan kontekstual dengan gambar. Walaupun penggunaan media VCD membutuhkan persiapan dan perencanaan yang meliputi biaya, waktu,
65
ketersediaan, konteks penggunaan serta mutu teknis yang cukup sulit namun penerapan pendekatan kontekstual dengan VCD yang berupa audio visual lebih baik dalam meningkatkan kompetensi belajar geografi dari pada penerapan pendekatan kontekstual dengan gambar. Hasil penelitian Agniyani. 2007. Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual (contextual teaching&learning) Bermedia VCD dan LKS Terhadap Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Surakarta: UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dengan VCD yang berupa audio-visual akan dapat membantu siswa dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata. Walaupun penggunaan media VCD membutuhkan persiapan dan perencanaan yang meliputi biaya, waktu, ketersediaan, konteks penggunaan serta mutu teknis yang cukup sulit namun penerapan pendekatan kontekstual dengan VCD yang berupa audio visual lebih baik dalam meningkatkan kompetensi belajar anatomi dari pada penerapan pendekatan kontekstual media cetak dengan LKS.
C.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka disusunlah kerangka berpikir sebagai berikut: 1. Perbedaan pengaruh media VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar anatomi. Penerapan
pendekatan
pembelajaran
media
VCD
menjadikan
mahasiswa akan lebih memahami setiap materi yang dipelajari. Hal ini karena dapat membantu mahasiswa agar mengerti makna dari materi pelajaran
66
anatomi dengan menghubungkan antara pokok bahasan dengan keadaan yang sebenarnya.
Penggunaan
media
pembelajaran
yang
berbeda
dapat
memperhatikan prestasi belajar yang berbeda sehingga dapat dibandingkan media pembelajaran mana yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Penggunaan media pembelajaran akan membentu siswa dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dan membantu dosen dalam menyampaikan materi pelajaran anatomi sehingga penerapan pendekatan pembelajaran VCD dan Overhead projector (OHP) dapat meningkatkan prestasi belajar anatomi dalam menumbuhkan daya nalar, berpikir logis dan sistematis. Pemanfaatan media VCD yang berupa audio-visual akan lebih cepat dalam transfer pengetahuan dibanding dengan pembelajaran dengan media Overhead projector (OHP). Dengan demikian pantas diduga bahwa pencapaian prestasi belajar anatomi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran bermedia VCD diduga lebih tinggi dari pada dengan menggunakan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead projector (OHP). 2. Perbedaan pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar anatomi. Motivasi merupakan faktor pendorong belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Motivasi ini banyak jenisnya dan untuk menumbuhkannyapun bervariasi caranya. Dalam proses belajar peranan motivasi bagi peningkatan prestasi belajar amatlah vital. Motivasi belajar erat hubungannya dengan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Untuk mengetahui apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar anatomi dapat dilakukan dengan mengetahui apakah terdapat
67
perbedaan prestasi belajar anatomi antara mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Jika terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah tersebut, maka motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar anatomi. 3. Interaksi pengaruh media VCD dan Overhead Projector (OHP) dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar anatomi. Penggunaan pendekatan pembelajaran bermedia yang tepat akan menjadikan mahasiswa lebih memahami setiap materi yang dipelajari karena menggunakan pendekatan pembelajaran yang sistematis sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien serta tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata. Mahasiswa akan mudah memahami materi pelajaran anatomi yang berupa gambar-gambar anatomi tiga dimensi sehingga menyerupai aslinya yang sedang dipelajari dalam proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran anatomi akan berpengaruh pada kelancaran proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran diasumsikan mudah tercapai yang akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar anatomi. Dengan motivasi belajar maka mahasiswa yang menerima rangsangan maka dari dalam dirinya akan tumbuh pilihan-pilihan untuk berbuat sesuatu. Hal tersebut merupakan faktor pendorong belajar yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Dengan demikian, pantas diduga bahwa ada interaksi antara
68
pendekatan pembelajaran bermedia dan motivasi belajar mahasiswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Pengaruh antara variable penelitian disajikan pada table konstelasi pengaruh motivasi belajar dan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi dibawah ini. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat di visualisasikan sebagai berikut:
Media OHP
Mengamati
Tinggi
Motivasi
Rendah Prestasi Belajar Anatomi Mengamati
Mendengarkan
Media VCD
Menyenangkan Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : diteliti : tidak diteliti
69
Tabel 3. Konstelasi Pengaruh Antar Variabel Penerapan Media Pembelajaran (A) Motivasi Belajar (B)
VCD (A1)
OHP (A2)
Motivasi Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Motivasi Rendah (B2)
A1B2
A2B2
Keterangan: A1B1: Hasil belajar mahasiswa dengan media VCD yang mempunyai motivasi tinggi. A2B1: Hasil belajar mahasiswa dengan media Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi tinggi. A1B2: Hasil belajar mahasiswa dengan media VCD yang mempunyai motivasi rendah. A2B2: Hasil belajar mahasiswa dengan media Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi rendah.
D. Pengajuan Hipotesis Dalam penelitian ini berdasarkan landasan teori maupun kerangka berpikir yang telah dikemukakan, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara media VCD dengan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar anatomi 2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar anatomi. 3. Terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar anatomi
70
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk, yang beralamat di jalan Panglima Sudirman VI Nganjuk. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2008 di Klas A dan B Semester I Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitian diawali dengan tes IQ yang dilakukan dengan bantuan oleh seorang psikolog untuk mendapatkan data tentang nilai skor intelegence pada kelompok eksperimen dan kelompok control kemudian dilanjutkan dengan uji coba instrument yang dilakukan pada kelompok lain dan dilaksanakan di bulan September 2008. Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan pada bulan NovemberDesember 2008 berdasarkan proses pembelajaran yang diatur dalam kalender pendidikan di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. Rancangan penelitian secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan, meliputi: a. Penyusunan proposal, pembuatan instrument, pengambilan sampel, perijinan dan uji coba instrument penelitian yang dilaksanakan bulan September di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. b. Menyediakan media pembelajaran yaitu VCD dan Overhead Projector (OHP) c. Pembuatan satuan pelajaran (silabus) d. Menyamakan asumsi dosen yang melaksanakan eksperimen lebih kurang selama 2 minggu. 70
71
2. Tahap Pelaksanaan eksperimen, penggumpulan data dan analisis data. a. Menetukan variable eksperimen dan variable control secara acak b. Kelompok eksperimen dikenai perlakuan menggunakan media VCD rencana dilakukan selama 14 x pertemuan. c. Kelompok eksperimen dikenai perlakuan menggunakan media Overhead Projector (OHP) rencana dilakukan selama 14 x pertemuan. d.
Mengadakan 1 kali pre test serta 1 kali post test hasil belajar pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, selanjutnya data akan dikumpulkan untuk dianalisis pada bulan November-Desember 2008.
3. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian mulai BAB I sampai BAB V yang dilaksanakan bulan Desember 2008. Untuk memperjelas pembagian waktu penelitian, maka peneliti membuat jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 4. Jadwal Kegiatan
Nama Kegiatan Persiapan 1. Perijinan 2. Penyusunan instrumen Pelaksanaan 1. Karakteristik responden 2. Pengukuran motivasi 3. Pengamatan penggunaan media VCD dan OHP
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
72
4. Pengolahan data/analisis 5. Seminar hasil 6. Ujian Tesis
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Sasaran
kegiatan penelitian
dicapai
apabila penelitian
yang dilakukan
menggunakan metode yang tepat. Menurut Hadari Nawawi (1993: 61), “metode berarti cara untuk mencapai tujuan penelitian yaitu untuk memecahkan masalah”. Metode penelitian digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik tertentu, sehingga metode penelitian merupakan cara menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran obyek penelitian dengan menggunakan metode ilmiah. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Pendekatan eksperimen dilaksanakan dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang segaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi faktor yang mengganggu. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk melihat sebab akibat dari perlakuan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi di tinjau dari motivasi belajar mahasiswa.
73
1. Desain Penelitian Menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi dan memiliki keseimbangan dengan penelitian yang dilakukan. Desain penelitian yang dipergunakan harus mengikuti metode penelitian. Menurut Moh. Nazir (2000: 99), “desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian ataupun hanya mengenai pengumpulan dan analisa data”. Rancangan atau Desain penelitian dengan menggunakan desain faktorial 2 x 2, dimana masing-masing variabel bebas mempunyai dua nilai. Variabel bebas pertama (X1) penerapan media
pembelajaran VCD dan Overhead Projector
(OHP) yang di manipulasi disebut variable eksperimental sedangkan variable bebas kedua (X2) motivasi belajar dibagi menjadi dua tingkatan disebut variable atribut. Pengaruh perlakuan eksperimen terhadap variable terikat (Y) prestasi belajar mata pelajaran anatomi dinilai setiap tingkatan. Untuk lebih jelasnya, desain faktorial 2 x 2 sebagai berikut. Tabel 5. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2
Motivasi Belajar (B)
Penerapan Media Pembelajaran (A) VCD (A1)
OHP (A2)
Motivasi Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Motivasi Rendah (B2)
A1B2
A2B2
Keterangan: A
: Media pembelajaran
A1
: Media VCD
74
A2
: Media Overhead Projector (OHP)
B
: Motivasi Belajar
B1
: Motivasi Belajar Tinggi
B2
: Motivasi Belajar Tinggi
A1B1 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran VCD yang mempunyai motivasi tinggi. A2B1 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi tinggi. A1B2 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran VCD yang mempunyai motivasi rendah. A2B2 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi rendah.
2. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian perlu di identifikasikan dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan tergantung dari luas dan sempitnya penelitian yang dilakukan. Menurut Moh. Nazir (2000: 149), “variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam nilai, sehingga variabel merupakan sifat karakteristik yang mempunyai nilai numeric atau kategori”. Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang ditetapkan oleh peneliti sebelum memulai pengumpulan data. Penelitian ini melibatkan dua variable bebas dan satu variable terikat, untuk lebih jelasnya tiga variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Variabel bebas pertama (X1) adalah: (1). penerapan media pembelajaran VCD dan (2). Penerapan media pembelajaran Overhead Projector (OHP). Ini merupakan variabel aktif (variabel yang dimanipulasi).
75
b. Variabel bebas kedua (X2) adalah motivasi mahasiswa, yang terdiri dari: (1) motivasi tinggi dan (2) motivasi rendah yang tidak di manipulasi, namun dimasukkan dalam desain penelitian untuk dijadikan variable moderat, sehingga dapat dilihat interaksinya dengan variable aktif dalam mempengaruhi variabel terikat. Motivasi belajar termasuk jenis data sinambung yaitu ordinal. Penyebaran instrument berupa motivasi belajar yang terdiri dari item soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar. Pengabungannya dilakukan perhitungan skor rata-rata dari hasil tes motivasi, skor rata-rata digagungkan pada siswa yang memiliki motivas tinggi, sedangkan skor-skor yang sama atau berada dibawah mean digabungkan pada motivasi rendah. c. Variable terikat (Y) adalah prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Prestasi belajar mata pelajaran anatomi termasuk jenis data sinabung yaitu data interval. Penyebaran instrument berupa tes evaluasi mata pelajaran anatomi dengan menggunakan tes obyektif.
C. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Variabel penerapan media pembelajaran VCD dan Overhead Projector (OHP) (X1) sebagai variabel bebas pertama. Penerapan media pembelajaran merupakan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan atau mengaitkan materi
pembelajaran
dengan
situasi
nyata,
sehingga
siswa
mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam keseharian, sedangkan penerapan media pembelajaran bermedia merupakan penerapan pendekatan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran berupa VCD dan Overhead Projector (OHP) dalam kegiatan pembelajaran.
76
Definisi konseptual variabel pendekatan pembelajaran bermedia VCD adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan atau mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi nyata disertai dengan penggunaan media VCD yang mampu menyampaikan bentuk informasi gambar, suara dan gerakan berisi pesan berupa fakta bersifat informative dan instruksional. Definisi konseptual variabel penerapan pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP) adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi pembelajaran dengan menggunakan media Overhead Projector (OHP) yang merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau tulisan pada dan transparansi film yang diletakkan diatas Overhead Projector (OHP) dan diproyeksikan ke layar, sehingga diperoleh gambar/tulisan yang lebih besar dari aslinya. Kemampuan projector memperbesar gambar/tulisan membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang. Overhead Projector (OHP) dirancang untuk dapat digunakan di depan kelas sehingga dosen dapat selalu berhadapan atau menatap mahasiswa. Secara operasional variable penerapan media pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) diperoleh dari pelaksanaan eksperimen dalam bentuk proses pembelajaran anatomi dengan penerapan pembelajaran bermedia VCD pada kelompok eksperimen dan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP) pada kelompok kontrol. Variable motivasi mahasiswa sebagai variable bebas kedua (X2). Definisi konseptual motivasi merupakan suatu energi pendorong yang dapat mengerakkan dan menumbuhkan keinginan untuk belajar mahasiswa. Tanpa adanya pendorong atau pengerak, sangat sedikit keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Selain itu
77
motivasi belajar mahasiswa merupakan cara mahasiswa dalam belajar, dimana motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis yang timbul sebagai akibat faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut unsur instrinsik atau faktor dari luar disebut ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan memiliki banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan mempunyai sedikit energy untuk belajar. Variable prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebagai variable terikat (Y). Definisi konseptual variable prestasi belajar mata pelajaran anatomi yaitu adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
D. Instrument Penelitian Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini terdapat dua instrument penelitian, yaitu instrument penelitian berupa angket untuk menjaring motivasi belajar mahasiswa dan instrument tes untuk mengungkapkan prestasi belajar mahasiswa pada mata pelajaran anatomi. Menurut Sanapiah Faisal (1994: 9) “alat pengumpul data berupa angket berfungsi mewakili peneliti untuk menanyakan jawaban responden sehubungan dengan informasi yang dikumpulkan”. Angket atau kuesioner dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator teori-teori atau konsep mengenai motivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang dikhususkan pada motivasi belajar
78
disekolah. Pernyataan disusun menggunakan skala Rensis Likert, terdiri empat jawaban. Pada pernyataan positif setiap jawaban responden mendapat skor dalam interval 1-4, untuk penghitungannya adalah sebagai berikut: (a) Sangat Setuju (SS) nilai angka 4; (b) Setuju (S) nilai angka 3; (c) Tidak Setuju (TS) nilai angka 2; (d) Sangat Tidak Setuju (STS) nilai angka 1. Pada pernyataan negatif setiap jawaban responden mendapat skor dalam interval 1-4, untuk penghitungannya adalah sebagai berikut: (a) Sangat Setuju (SS) nilai angka 1; (b) Setuju (S) nilai angka 2; (c) Tidak Setuju (TS) nilai angka 3; (d) Sangat Tidak Setuju (STS) nilai angka 4. Dalam hubungan ini responden berfungsi sebagai pemberi keterangan yang ditanyakan peneliti melalui angket yang disebarkan oleh peneliti. Menurut Asnawi Zainal dan Noehi Nasution (2001: 3) “instrument tes merupakan pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi atribut pendidikan yang setiap pertanyaan mempunyai jawaban benar”. Instrument penelitian tes dalam penelitian ini adalah tes obyektif dengan bentuk multiple choice dengan option A, B, C, D dan E. Dalam penilaian penelitian ini, setiap soal obyektif disusun berdasarkan prestasi belajar mahasiswa yang ditekankan pada aspek kawasan kognitif, afektif dan kawasan psikomotor (lampiran 2 hal 151). Untuk setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk setiap jawaban salah diberi nilai 0 dan total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor dari semua soal. Dari alternative jawaban yang dibuat oleh peneliti, hanya ada satu jawaban yang benar dan tepat. Tugas mahasiswa adalah memberi tanda silang pada huruf di depan alternative jawaban yang dinyatakan benar.
79
E. Uji coba Instrumen Instrumen penelitian yang telah selesai disusun kemudian diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal dalam instrumen penelitian. Hasil analisis uji coba dijadikan pertimbangan untuk memutuskan apakah suatu butir soal dalam instrumen penelitian layak atau tidak layak untuk digunakan sebagai instrumen pengumpulan data pada penelitian yang sesungguhnya. Ujicoba instrumen dalam penelitian ini adalah sebai berikut:
a. Tempat dan Waktu Uji Coba Uji coba instrument penelitian berupa kuesioner (angket) dan tes dilakukan di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk yaitu pada bulan Oktober 2008.
b. Subyek Uji Coba Subyek uji coba instrument penelitian berupa kuesioner (angket) dan tes adalah 40 mahasiswa semester II Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. Dilakukan uji coba penelitian (try out) untuk mengetahui item-item pernyataan dalam angket apabila ada kelemahan pada instrument penelitian dan mengetahui apakah instrument penelitian memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data, antara lain validitas dan reliabilitas serta mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda pada butir instrument penelitian berupa tes.
80
c. Uji Coba Penelitian Hal-hal yang berhubungan dengan masalah uji coba dapat dikemukakan dalam setiap variable penelitian sebagai berikut: 1) Variable pertama, penerapan pendekatan pembelajaran media VCD dan Overhead Projector (OHP). Guna memperoleh keyakinan bahwa desain penelitian yang digunakan cukup baik maka uji validitas yang digunakan adalah: a) Validitas Internal Validitas internal dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan eksperimental benar-benar menyebabkan perubahan pada variable terikat. Variable yang harus dikendalikan dan dilakukan uji validitas adalah pengaruh pengukuran dan pengaruh subyek yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan pengontrolan tempat penelitian, penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol, pemilihan sampel, tema pembelajaran, dosen yang mengajar dan subyek penelitian. b) Validitas Eksternal Validitas eksternal dalam penelitian ini dilakukan melalui keseragaman antara bahan materi pelajaran anatomi dari bahan ajar yang diajarkan kepada mahasiswa, dosen pengajar dan kesamaan kedua kelompok kelas. 2) Variable kedua, motivasi belajar mahasiswa a) Uji Validitas Uji validitas merupakan kriteria seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala yang hendak diukur sehingga pengukur benarbenar mengukur apa yang ingin diukur.
81
(1) Uji validitas instrument Uji
validitas
instrument
angket
motivasi
belajar
mahasiswa
menggunakan validitas isi (content validity) yang memandang dari segi alat pengukur yaitu sejauh mana isi alat pengukur dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi. Isi alat pengukur diturunkan dari teori motivasi belajar yang dituangkan dalam kisi-kisi instrument motivasi belajar mahasiswa. (2) Uji validitas butir Uji validitas butir untuk mengetahui validitas angket motivasi belajar dengan menggunakan validitas konstruk (construct validity), yaitu apabila butirbutir soal mampu mengukur aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional. Untuk menguji validitas butir, skor pada butir soal dikorelasikan dengan skor total butir soal menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.
rxy =
N (XY ) (X )(Y ) {N (X 2 ) (X ) 2 }{N (Y 2 (Y ) 2 }
(Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 72) Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
N
= Jumlah skor variable X
ΣXY
= Jumlah perkalian variable X dan Y
ΣX 2
= Jumlah kuadrat X
ΣY2
= Jumlah kuadrat Y
Hasil uji validitas butir motivasi belajar dengan menggunakan rumus product moment dari pearson menunjukkan bahwa dari 45 butir soal angket motivasi belajar mahasiswa, jumlah butir soal yang di nyatakan tidak valid
82
sejumlah 5 sehingga jumlah butir soal menjadi 40, hal ini menunjukkan derajat validitas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji validitas lampiran 4 hal 160).
b) Uji Reliabilitas Merupakan keajekan alat ukur untuk mengukur kelompok tertentu dengan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji yang digunakan adalah koefisien Alfa Cronbach, dengan rumus: r11=
k p (1 p 1 k 1 t 2
(Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 109) Keterangan : r11
=
Realibilitas instrument yang dicari
=
Jumlah varians skor tiap butir soal
k
=
Banyaknya butir
t2
=
Variants total
∑
2і
Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0,000 sampai 1,000 yaitu dapat diperhatikan pada tabel 6 dengan rincian sebagai berikut: Table 6. Interpretasi koefisien reliabilitas motivasi Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
83
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah
Hasil uji reabilitas butir motivasi belajar mahasiswa menghasilkan derajat reabilitas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji validitas lampiran 5 hal. 176), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa butirbutir angket motivasi belajar adalah reliable atau dapat dipercaya. 3) Uji coba tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi a) Uji Validitas (1) Uji validitas instrument Uji validitas instrument menggunakan validitas isi yaitu cara menyusun instrument tes berdasarkan kisi-kisi tes dan tujuan pembelajaran Anatomi. (2) Uji validitas butir Uji
validitas
butir
menggunakan
validitas
konstruk
dengan
mengkorelasikan butir yang dimaksud dengan skor total. Skor pada butir dipandang sebagai X dan skor total sebagai Y. Untuk mengetahui validitas masing-masing butir soal digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil uji validitas butir prestasi belajar mata pelajaran anatomi menunjukkan bahwa dari 50 butir soal tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi, jumlah butir soal yang dinyatakan tidak valid sejumlah 10 butir sehingga jumlah item butir soal memjadi 40, hal ini menunjukkan derajat validitas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji validitas lampiran 4 hal 177).
84
b) Uji Reliabilitas Merupakan keajekan alat ukur untuk mengukur kelompok tertentu dengan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji yang digunakan adalah koefisien Alfa Cronbach, dengan rumus: r11=
k p (1 p 1 k 1 t 2
(Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 109) Keterangan : r11
=
Realibilitas instrument yang dicari
=
Jumlah varians skor tiap butir soal
k
=
Banyaknya butir
t2
=
Variants total
∑
2і
Interpretasi dari koefisien reliabilitas dapat diperhatikan pada tabel 7. Tabel 7. Interpretasi koefisien reliabilitas prestasi Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas butir prestasi belajar mahasiswa menghasilkan derajat reliabilitas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji
85
reliabilitas lampiran 5 hal. 178), sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa butirbutir soal prestasi belajar mahasiswa adalah reliable atau dapat dipercaya. Setelah melakukan analisis sementara validitas dan reliabilitas dari uji coba instrumen (try out), hasilnya dapat diperhatikan dalam tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Tabel hasil analisis validitas dan reliabilitas dalam penelitian VARIABEL
Σ Σ SOAL VALID 45 40
Motivasi Prestasi
50
45
Σ INVALID No: 11, 18, 28, 31, 39 (5) No: 4, 11, 14, 21, 33, 44, 46, 47, 49, 50 (10)
r 11
KET
0.870
Tinggi
0,945
Tinggi
c) Analisis Butir Soal (1) Indeks kesukaran soal Soal tes yang baik adalah soal tes yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang mahasiswa mempertinggi usaha memecahkan soal tes. Sebaliknya soal tes yang terlalu sukar menyebabkan hilangnya semangat mencoba karena di luar kemampuan. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal tes disebut indeks kesukaran. Rumus yang dipergunakan untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: P=
B JS
(Sumber : Suharsimi Arikunto, 2005: 208) Dimana: P
: Indeks kesukaran soal
B
: Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
: Banyak responden yang mengikuti tes
86
Setelah diperoleh nilai p dari hasil perhitungan lalu diadakan interpretasi dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks kesukaran soal seperti pada tabel 9 berikut ini: Tabel. 9. Interpretasi indeks kesukaran soal P
Interpretasi
0,00-0,30
Sukar
0,30-0,70
Sedang
0,70- 1,00
Mudah
Hasil rangkuman indeks kesukaran (lampiran 7 hal. 195) dapat disimpulkan bahwa; (1) soal dengan P 0,00 sampai 0,30 yang disebut soal sukar dalam analisis butir soal ini tidak ditemukan; (2) soal dengan P 0,30 samapi 0,70 yang disebut soal sedang dalam analisis butir soal ini berjumlah 30 soal; (3) soal dengan P 0,70 sampai 1,00 yang disebut soal mudah dalam analisis butir soal ini berjumlah 15 soal. Sehingga indeks kesukaran dalam butir-butir soal dapat memenuhi persyaratan untuk melakukan penelitian dengan instrument tes. (2) Indeks daya beda soal Daya pembeda soal dalam tes adalah kemampuan soal tes untuk membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya beda adalah sebagai berikut:
87
D
=
B A BB = PA- PB JA JB
(Sumber: Suharsini Arikunto, 2005: 213) Keterangan : JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA=
BA = Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar JA
PB=
BB = proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar JB
Interpretasi dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks daya beda/diskriminasi seperti pada label 8 berikut ini: Tabel 10. Interpretasi indeks daya beda soal D
Interpretasi
0,00-0,20
Jelek
0,20-0,40
Cukup
0,40-0,70
Baik
0,70- 1,00
Sangat baik
Hasil rangkuman indeks diskriminasi (lampiran 6 hal 198) dapat disimpulkan bahwa; (1) Daya pembeda antara 0,00 sampai 0,20 yang berarti jelek
88
dalam analisis butir soal ini tidak ditemukan; (2) Daya pembeda antara 0,20 samapi 0,40 yang berarti cukup dalam analisis butir soal ini berjumlah 15 soal; (3) Daya pembeda antara 0,40 samapi 0,70 yang berarti baik dalam analisis butir soal ini berjumlah 25 soal; (4) Daya pembeda antara 0,70 sampai 1,00 yang berati baik sekali dalam analisis butir soal ini berjumlah 5 soal; (5) Daya pembeda negative yang berarti tidak baik dalam analisis butir soal ini diketemukan. Sehingga indeks diskriminasi dalam butir soal tes dapat memenuhi persyaratan penelitian dengan instrument tes.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi berhubungan dengan masalah sumber data yang disebut populasi dan sampel penelitian. Penentuan sumber data tergantung pada masalah yang akan diteliti serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Menurut Sugiyono (2006: 89), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik”. Sehingga populasi penelitian merupakan suatu kelompok individu yang diselidiki tentang aspek-aspek yang terdapat dalam kelompok. Aspek-aspek yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah pengaruh pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP), motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran anatomi fisiologi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk Semester I klas A dan B tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 159 Mahasiswa.
89
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2001:109), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Suatu penelitian tidak perlu meneliti semua anggota dalam populasi karena mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan pikiran peneliti, maka tidak mungkin seluruh populasi dikenakan penelitian sehingga sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti. Untuk mengatasinya maka perlu ditetapkan sampel representative yang dapat mewakili populasi. Penelitian ini merupakan penelitian sampel karena mengambil wakil dari populasi kemudian digeneralisasikan untuk mengambil kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa langkah yaitu sebagai berikut: a. Memilih sekolah dengan menggunakan purposive sampling Pada penelitian ini untuk memilih sekolah tempat penelitian, penarikan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu penetapan sampel kelompok. Dalam penelitian ini tidak memilih individu secara langsung, tetapi menetapkan sekolah dengan pertimbangan; 1). Akreditasi B pada Prodi D III Keperawatan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan 2). Nilai mata pelajaran anatomi rendah. b. Memilih tingkat kelas dengan menggunakan purposive sampling Pengambilan sampel penelitian ini menetapkan mahasiswa Prodi D III Keperawatan semester I dipilih sebagai kelas penelitian dengan pertimbangan; Sesuai dengan kalander pembelajaran sedang mendapatkan materi pelajaran anatomi.
90
c. Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara randomisasi yaitu Prodi D III Keperawatan semester I klas A STIKes Satria Bhakti Nganjuk dipilih sebagai kelompok eksperimen dengan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia VCD, sedangkan semester I klas B sebagai kelompok kontrol dengan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP). Untuk menentukan besarnya jumlah sampel kelas menggunakan taktik penarikan
sampel
purposive
proportional
random
sampling.
Purposive
proportional random sampling diperoleh dengan cara mengambil sejumlah anggota populasi dari berbagai strata populasi sehingga setiap strata dalam populasi terwakili oleh anggota dari masing-masing populasi dengan mengambil besar kecilnya perimbangan populasi yang setara. Teknik purposive proportional random sampling digunakan agar masing-masing sub populasi memperoleh kesempatan untuk dipilih sebagai sampel penelitian sehingga hasil yang dicapai lebih representative, karena teknik pengambilan sampel harus secara maksimal memungkinkan diperolehnya sampel representative. Untuk itu dikenal dua jenis teknik penentuan sampel yaitu: (1) penentuan sampel acak (random sampling), yang memiliki kemungkinan tinggi menetapkan sampel yang representative; (2) Penentuan
sampel
tak
acak
(non-random
sampling),
yang
rendah
kemungkinannya menghasilkan sampel yang representative karena tidak semua subyek populasi mendapatkan kemungkinan (probabilitas) yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Pengambilan sampel penelitian
ini didasarkan
pembatasan. Suharsimi Arikunto (2001: 112) yang mengungkapkan “untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
91
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Agar sub populasi memperoleh kesempatan dipilih sebagai sampel penelitian sehingga hasilnya representative, peneliti mengambil 25% lebih dari jumlah sub populasi dengan perincian sebagai berikut: Tabel 11. Diskripsi Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian No
STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Jumlah
Jumlah
Prodi D III Keperawatan
Populasi
Sampel
1
Semester I Klas A
80
38
2
Semester I Klas B
79
37
159
73
Jumlah
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik propotional random sampling menetapkan kelas IA sebagai kelas penelitian, sehingga berdasarkan langkah-langkah teknik pengambilan sampel diatas, diperoleh D III Keperawatan kelas IA berjumlah 38 sebagai kelompok eksperimen dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia VCD, sedangkan kelas IB berjumlah 37 sebagai kelompok kontrol dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia OHP. Untuk membuktikan bahwa berkualifikasi setara maka diperlukan data yang dapat dipercaya, data yang diambil adalah nilai tes intelegence (tes IQ) yang dilakukan dengan bantuan psikolog yang diuji dengan teknik t-tes untuk sampel yang berasal dari populasi yang sama.
92
Table 12. Data Statistik Uji t Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
IQ B
37
94.92
7.414
1.219
A
38
96.16
8.166
1.325
Tabel 13. Data Analisis Uji t Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F IQ Equal variances assumed Equal variances not assumed
.009
Sig.
t-test for Equality of Means
t
.925 -.687
df
95% Confidence Std. Interval of the Sig. Mean Error Difference (2- Differ Differen tailed) ence ce Lower Upper
73
.494 -1.239
1.802
-4.831
2.353
-.688 72.650
.493 -1.239
1.800
-4.827
2.349
Dari hasil analisis yag dibantu dengan program computer statistic SPSS for windows series 16.0 dapat diketahui bahwa harga t pada equal varians assumend yakni -0.687 dengan tingkat signifikasi 0.494. Kenyataan ini menunjukan bahwa pada dasarnya rata-rata hasil tes intelegence kelas IA dan ratarata hasil tes intelegence kelas IB adalah sama saja (tidak berbeda). Atas dasar proporsional jumlah siswa yang ada untuk dianalisis 75 terdiri dari 38 mahasiswa kelompok eksperimen dan 37 mahasiswa kelompok control. Data uji t rata-rata hasil tes intelegence kelas IA dan IB dapat dilihat pada lampiran 1 hal. 141-142.
93
D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Pembelajaran Pada tahap persiapan pembelajaran ini, peneliti dan dosen mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung dikelas, antara lain yaitu rancangan rencana pembelajaran, silabus dan sistem penilaian, media pembelajaran, kisi-kisi angket motivasi belajar dan kisi-kisi tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran a. Uji coba atau try out instrument penelitian yaitu berupa instrument angket untuk menjaring data mengenai motivasi belajar mahasiswa dan instrument tes untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi. b. Kegiatan pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP). Sistem pembelajaran bermedia merupakan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan atau mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi nyata disertai dengan menggunakan media VCD dan Overhead Projector (OHP) sebagai penunjang materi pembelajaran dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pendekatan pembelajaran bermedia adalah: 1)
Penjelasan prosedur pembelajaran mulai dari tujuan pembelajaran sampai dengan evaluasi pembelajaran
2)
Penyajian materi anatomi dengan media pembelajaran VCD dan Overhead Projector (OHP)
94
3)
Diskusi atau kegiatan kelompok
4)
Pemantapan dan pengembangan materi
5)
Pelaksanaan tugas individual Langkah-langkah proses kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran bermedia secara lengkap berpedoman pada rancangan rencana pembelajaran (lampiran 6 hal. 183-242)
3. Pasca Eksperimen Pada tahap pasca eksperimen ini, setelah diberikan perlakuan (treatment) maka kedua kelompok mahasiswa yaitu sejumlah 75 mahasiswa diberikan tes akhir (post test) yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran bermedia yang berbeda.
E. Teknik pengumpulan Data Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang di rumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan dengan sistematis sesuai dengan identifikasi masalah penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket untuk menjaring data mengenai motivasi belajar mahasiswa dan teknik pengumpulan data berupa tes untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi.
95
1.
Kuesioner (angket)
Teknik pengumpulan berupa angket untuk mengumpulkan data variable motivasi belajar mahasiswa. Menurut Sanapiah Faisal (1994: 2). “cirri khas angket terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disebarkan untuk mendapatkan informasi dari responden”. Penyebaran angket bertujuan untuk untuk memberikan daftar pernyataan guna memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar meliputi motivasi tinggi dan motivasi rendah (lampiran 2 hal 147), kemudian menghimpun kembali setelah diisi responden. Daftar pertanyaan angket bukan dimaksudkan untuk menguji kemampuan responden melainkan untuk menggali keterangan dari responden.
2.
Tes
Teknik pengumpulan berupa tes untuk mengumpulkan data variable prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Menurut Suharsimi Arikunto (2001: 127). “tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur suatu dengan aturan tertentu”. Tes dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan menetapkan item yang diperlukan untuk mengungkapakan data tentang prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Teknik pengumpulan data berupa tes dalam penelitian ini mengunakan tes tertulis sebagai alat pengukur dengan bentuk tes obyektif dengan bentuk tes pilihan ganda (multiple choice) yang disusun berdasarkan kisi-kisi tes prestasi belajar
mata pelajaran anatomi fisiologi (lampiran 2 hal. 151). Bentuk tes
96
obyektif berupa tes pilihan ganda memberikan skor berupa angka, sehingga tidak dipengaruhi sikap subyektifitas dari tester.
F. Teknik Analisis Data Analisis data dari penelitian terdiri dari dua yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data melalui table data distribusi frekuensi dan histogram. Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam analisis data diadakan uji persyaratan sebagai berikut:
1. Uji Persyaratan Untuk menganalisis data dilakukan uji persyaratan mengenai varians populasi terlebih dahulu. Uji persyaratan digunakan untuk mengetahui normalitas dan homogenitas varians populasi agar analisis varians (anava) dapat digunakan. Uji kenormalan sampel digunakan dengan menggunakan teknik uji KolmogorofSmirnov sedangkan untuk menguji homogenitas varians populasi mengunakan uji levene’s test. Proses perhitungan uji persyaratan dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer serial SPSS for windows series 16.0. (lampiran hal. 292-298).
2.
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis diajukan untuk mengolah data berupa angka sehingga ditarik keputusan logistic. Untuk menguji hipotesis dalam pengolahan data digunakan teknik analisis varians dua jalur (lampiran 14 hal. 299-298), karena teknik anava dua jalur dipakai untuk menguji perbedaan dua means atau lebih, kemudian dilanjutkan uji scheffee (lampiran 15 hal. 302-309) untuk mengetahui
97
perbedaan rata-rata taraf perlakuan yang paling tinggi pengaruhnya terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan seksama. Rumus statistic yang digunakan sebagai berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat total (JKt) antar A (JKA), antar B (JKB), interaksi AxB (JKAB), dan dalam kelompok (JKd). b. Menghitung derajat kebebasan total (dbt), antar A (dbA), antar B (dbB), interaksi AxB (dbAB), dan kelompok (dbd) c. Menghitung rata-rata kuadrat antar A (RKA) antar B (JKB), interaksi AxB (JKAB), dan dalam kelompok (JKd). d. Menghitung rasio FA, FB, dan FAB Kriteria pengujian: diterima Ho jika Fo < F table atau ditolak Ho jika Fo > F table. e. Hipotesis statistic yang diajukan adalah sebagai berikut: 1) Ho : µPBMV = µPBMO H1 : µPBMV > µPBMO 2) Ho : µGBT = µGBR H1 : µGBT > µGBR 3) Ho : PB x MB=0 H1 : PB x MB≠0 Keterangan: PPMV
: Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD
PPMO
: Pendekatan Pembelajaran Bermedia Overhead Proyektor (OHP)
GBT
: Motivasi Belajar Tinggi
GBR
: Motivasi Belajar Rendah
98
PB
: Pendekatan Pembelajaran Bermedia
MB
: Motivasi Belajar
Agar lebih efektif hasilnya, pengolahan data dan analisis data dalam penghitungannya dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer serial SPSS for Windows series 16.0.
99
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis serta keterbatasan penelitian. Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan diagram. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analsis vectorial (anava), dan uji lanjut setelah hipotesis penelitian terbukti dengan menggunakan teknik uji Scheffe.
A. Deskripsi Data Berikut ini disajikan secara berurutan deskripsi data prestasi belajar anatomi melalui media VCD baik terhadap mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah dan deskripsi data prestasi belajar anatomi melalui media Overhead Projector (OHP) baik terhadap mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun rendah dapat dilihat pada table rangkuman prestasi belajar anatomi berikut ini.
99
100
Tabel 13. Rangkuman Data Prestasi Belajar Anatomi Gaya Kognitif
Motivasi Tinggi (B1)
Motivasi Rendah (B2)
Sumber Statistik
Pendekatan Pembelajaran bermedia VCD(A1) OHP(A2)
Jumlah
n
22
17
39
Σx
1299
1438
2737
Σx2
99901
99620
199521
X
76.41
68.47
72.44
n
16
20
36
Σx
1592
1054
2646
Σx2
122104
70644
192748
X
75.80
65.87
70.84
n
38
37
75
Σx
2891
2492
5383
Σx2
222005
170264
392269
X
76.11
67.17
71.64
Jumlah
Keterangan: N
= Besar Sampel
∑x
= Jumlah Skor
∑x2
= Jumlah Skor Kuadrat
X
= Skor Rata-rata
101
1. Data Prestasi Anatomi dengan Media VCD secara Keseluruhan (A1) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 90 dan terendah 52 memiliki rentang 38 dari n = 38 jumlah seluruh nilai data 2891. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 76.08 simpangan baku (SD) 7.463 dan varian 55.696. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD secara keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 6 berikut ini.
Gambar 6. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD Secara Keseluruhan (A1) 2. Data Prestasi Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) secara Keseluruhan (A2) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 80 dan terendah 50 memiliki rentang
102
30 dari n = 37 jumlah seluruh nilai data 2492. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 67.35 simpangan baku (SD) 8.206 dan varian 67.345. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) secara keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 7 berikut ini.
Gambar 7. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) Secara Keseluruhan (A2) 3. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (B1) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan motivasi belajar tinggi secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukkan skor tertinggi prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 84 dan terendah 50 memiliki rentang 34 dari n = 38 jumlah seluruh nilai data 2737. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 72.03 simpangan baku (SD) 8.029 dan varian 64.459.
103
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan motivasi belajar tinggi secara keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 8 berikut ini.
Gambar 8. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan dengan Motivasi Belajar Tinggi secara Keseluruhan (B1) 4. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Rendah secara Keseluruhan (B2) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan motivasi belajar rendah secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 90 dan terendah 50 memiliki rentang 40 dari n = 37 jumlah seluruh nilai data 2646. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 71.51 simpangan baku (SD) 9.893 dan varian 97.868. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan motivasi belajar rendah secara keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 9 berikut ini.
104
Gambar 9. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Belajar Rendah secara Keseluruhan (B2) 5. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A1B1) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan penerapan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (lampiran 12 hal. 287) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 84 dan terendah 64 memiliki rentang 20 dari n = 17 jumlah seluruh nilai data 1299. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 76.41 simpangan baku (SD) 6.335 dan varian 40.132. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan penerapan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 10 berikut ini.
105
Gambar 10. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A1B1) 6. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah secara Keseluruhan (A1B2) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (lampiran 12 hal. 287) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 90 dan terendah 52 memiliki rentang 38 dari n = 21 jumlah seluruh nilai data 1592. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 75.81 simpangan baku (SD) 8.412 dan varian 70.762. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 11 berikut ini.
106
Gambar 11. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah secara Keseluruhan (A1B2) 7. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A2B1) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (lampiran 12 hal. 287) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 80 dan terendah 52 memiliki rentang 30 dari n = 21 jumlah seluruh nilai data 1438. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 68.48 simpangan baku (SD) 7.587 dan varian 57.562. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 12 berikut ini.
107
Gambar 12. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A2B1) 8. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah secara Keseluruhan (A2B2) Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (lampiran 12 hal. 287) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 78 dan terendah 50 memiliki rentang 28 dari n= 16 jumlah seluruh nilai data 1054. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 65.88 simpangan baku (SD) 8.988 dan varian 80.783. Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 13 berikut ini.
108
Gambar 13. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah secara Keseluruhan (A2B2)
B. Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian persyaratan analisis meliputi dua hal yaitu pengujian normalitas dan pengujian homogenitas data. Rincian pelaksanaan kedua pelaksanaan pengujian persyaratan analisis data sebagai berikut:
1. Pengujian Normalitas Untuk melakukan uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini digunakan uji Kolomogorof-Smirnov (K-S). Normalitas distribusi skor variable hasil penelitian di uji dengan berbagai teknik tergantung dari jenis data atau bentuk distribusinya. Data dalam penelitian ini adalah data interval, oleh karena itu teknik uji normalitas Kolomogorof-Smirnov dipandang cocok untuk penelitian ini. Kriteria kenormalan yang digunakan yaitu suatu distribusi nilai variable dianggap normal jika terlihat
109
seluruh nilai signifikan pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk semua kadar lebih besar dari 0.05.
a. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (A1B1) Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS 16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, dengan n= 22 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 0.487 dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0, 836. Hal ini berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data prestasi anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi (α= 0.836) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 296
b. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah (A1B2) Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS 16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dengan n= 16 dan taraf signifikansi
110
0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 0.742 dengan signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0.641. Hal ini berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data prestasi anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi (α=0.641) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 296
c. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (A2B1) Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS 16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, dengan n= 17 dan taraf signifikansi 0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 1.022 dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0,247. Hal ini berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data prestasi
anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada
mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi (α= 0,247) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
111
tinggi terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal 297
d. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah (A2B2) Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS 16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah, dengan n= 20 dan taraf signifikansi 0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 0.910 dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0,379. Hal ini berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data prestasi anatomi dengan media Overhead Projector (OHP)
pada
mahasiswa yang memiliki motivasi rendah (α= 0,379) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 297
112
e. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD secara Keseluruhan (A1) Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS 16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, dengan n= 38 dan taraf signifikansi 0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 0,788 dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0,563. Hal ini berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data prestasi anatomi dengan media VCD pada mahasiswa secara keseluruhan (α= 563) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 293
f. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) secara Keseluruhan (A2) Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS 16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa secara keseluruhan, dengan n= 37 dan taraf signifikansi 0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 1.345 dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar
α= 0.54. Hal ini
berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data
113
prestasi anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi (α= 0.54) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 293
2. Pengujian Homogenitas Untuk menguji homogenitas data skor prestasi anatomi dengan media VCD dan Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi maupun yang mempunyai motivasi rendah digunakan uji levene’s test. Levene’s test of homogeneity of variance yang perhitungannya dibantu dengan computer statistic SPSS 16.0 digunakan untuk menguji asumsi anava bahwa setiap kategori variable independent memiliki varians sama. Jika levene’s statistic signifikan pada 0,05 maka dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa group memiliki varians sama. Hasil uji levene’s test menunjukkan bahwa nilai F test 0.009 dengan signifikansi sebesar 0,925 dan tidak signifikan pada 0,05 (p> 0,05) yang berarti tidak dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan varian sama sehingga dapat disimpulkan asumsi homogenitas variansi terpenuhi. Hal ini berarti varian populasi sama. Data hasil uji levene’s test of homogeneity of variance selengkapnya dilihat pada lampiran 13 hal. 298.
114
Setelah memperhatikan hasil pengujian kedua persyaratan analisis di atas yaitu normalitas dan uji homogenitas, maka disimpulkan bahwa persyaratan yang harus dipenuhi oleh data penelitian sehubungan dengan teknik analisis data telah terpenuhi. Hal ini berarti kesesuaian antara keadaan data yang diperoleh dengan teknik analisa data serta tujuan pengolahan data dapat dipertanggungjawabkan.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis yang akan diuji dengan penelitian ini adalah hipotesis perbedaan skor prestasi belajar anatomi antara kelompok mahasiswa yang diajar melalui media VCD dan rmedia Overhead Projector (OHP) dan motivas baik secara keseluruhan, antara kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi maupun yang memiliki motivasi rendah, antar sub-sub kelompok dan interaksi antara media dan motivasi mahasiswa. Rerata skor yang diperoleh pada tiap-tiap sel selanjutnya akan diuji secara statistic, apakah perbedaan-perbedaan yang terjadi memang signifikan atau hanya karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Jika analisis membuktikan perbedaanperbedaan signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi mahasiswa yang dihasilkan melalui media VCD berbeda dengan yang dihasilkan melalui media Overhead Projector (OHP). Disamping itu akan diketahui secara meyakinkan apakah kedua variable yaitu media dan motivasi belajar mahasiswa saling berinteraksi terhadap hasil prestasi belajar anatomi.
115
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis vaktorial dua jalur, kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffee untuk mengetahui kelompok mana yang lebih unggul secara signifikan. Tujuan analisis vaktorial dua jalur adalah menyelidiki dua pengaruh utama (main effect) dan satu pengaruh interaksi (interaction effect). Pengaruh utama yaitu perbedaan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia terhadap uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi dan motivasi belajar mahasiswa terhadap hasil uji prestasi mata pelajaran anatomi. Pengaruh interaksi adalah pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran bermedia terhadap uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi dan motivasi belajar mahasiswa terhadap hasil uji prestasi mata pelajaran anatomi. Secara keseluruhan ringkasan hasil analisis vektorial dua jalur termuat dalam table 14 berikut ini. Table 14. Rangkuman Uji Analisis Varians 2x2 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Hasil Uji Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
2157.215a
3
719.072
13.593
.000
375913.093
1
375913.093
7106.048
.000
A
1371.149
1
1371.149
25.919
.000
B
22.043
1
22.043
.417
.521
A*B
708.211
1
708.211
13.388
.000
Error
3755.931
71
52.900
Total
392269.000
75
5913.147
74
Corrected Model Intercept
Corrected Total
a. R Squared = .365 (Adjusted R Squared = .338)
116
Keterangan: A : Pendekatan Pembelajaran Bermedia B : Motivasi Mahasiswa
Berdasarkan hasil perhitungan anava dua jalur, disimpulkan sebagai berikut: 1. Hipotesis Pertama Perbedaan Pengaruh Media VCD dengan Overhead Projector (OHP) Terhadap Prestasi Belajar Anatomi Berdasarkan perhitungan analisis varians dua jalur (lihat table 11 hal.119) menunjukkan harga F hitung sebesar 25.919 adapun F table 3.92 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dari hasil table tersebut tampak F hitung > F table hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar anatomi yang signifikan anatara media VCD dengan Overhead Projector (OHP). Penerapan media VCD terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penerapan media Overhead Projector (OHP). Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum prestasi belajar VCD lebih baik dari pada media Overhead Projector (OHP).
2. Hipotesis Kedua Perbedaan Pengaruh Motivasi Belajar yang Tinggi dan Motivasi Belajar yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Anatomi. Berdasarkan perhitungan analisis varians dua jalur (lihat table 11 hal.119) menunjukkan harga F hitung sebesar 0.417 adapun F table 3.92 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dari hasil table tersebut tampak F hitung < F table hipotesis nol diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar anatomi yang signifikan
117
antara mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dan mahasiswa yang mempunyai motivasi rendah. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi memberikan pengaruh yang sama dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum prestasi belajar anatomi pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi memberikan pengaruh yang sama dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah.
3. Hipotesis Ketiga Interaksi Pengaruh Media dan Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar Anatomi Untuk melihat ada tidaknya interaksi antara pengaruh media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar anatomi (lihat table 11 hal. 119) diperoleh bahwa harga F hitung sebesar 13.388 adapun F table 3.92 pada taraf signifikansi α = 0,05. Dari hasil table tersebut tampak F hitung > F table hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti terdapat interaksi pengaruh yang signifikan. Dengan demikian hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada interaksi media dan motivasi belajar mahasiswa baik yang tinggi maupun rendah terhadap pencapaian prestasi belajar anatomi maka dilakukan uji lanjut scheffe. Hasil uji lanjut dengan scheffe disajikan pada table 11.
118
Tabel 15. Hasil Uji Scheffe Multiple Comparisons Uji Scheffe 95% Confidence Interval (I) KLP (J) KLP A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
A2B1
14.82
*
2.349
.000
8.09
21.54
A1B2
5.10
2.390
.217
-1.74
11.95
A2B2
7.53
*
2.247
.015
1.09
13.96
A1B1
-5.10
2.390
.217
-11.95
1.74
A2B1
9.71
*
2.533
.004
2.46
16.97
A2B2
2.42
2.440
.804
-4.56
9.41
A1B1
-14.82
*
2.349
.000
-21.54
-8.09
A1B2
-9.71
*
2.533
.004
-16.97
-2.46
A2B2
-7.29
*
2.399
.033
-14.16
-.42
A1B1
-7.53
*
2.247
.015
-13.96
-1.09
A1B2
-2.42
2.440
.804
-9.41
4.56
A2B1
*
2.399
.033
.42
14.16
7.29
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 52.900. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Keterangan: A1
: Prestasi Belajar dengan penerapan media pembelajaran VCD
A2
: Prestasi Belajar dengan penerapan media pembelajaran Overhead Projector (OHP)
B1
: Prestasi Belajar dengan motivasi tinggi.
B2
: Prestasi Belajar dengan motivasi rendah.
A1B1 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran VCD yang mempunyai motivasi tinggi. A2B1: Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi tinggi. A1B2: Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran VCD yang mempunyai motivasi rendah. A2B2: Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi rendah.
119
Dari hasil uji scheffe diatas, maka dapat dilihat perbedaannya sebagai berikut: a. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 14.82 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi tinggi dengan nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi tinggi. Dengan standart error 2.349 dengan tingkat signifikansi 0.000 (0.000 < 0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada pendekatan pembalajaran bermedia VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi berbeda. b. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -5.10 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah. Dengan standart error 2.390 dengan tingkat signifikansi 0.217 (0.217 > 0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah tidak berbeda. c. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 7.53 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.
120
Dengan standart error 2.247 dengan tingkat signifikansi 0.015 (0.015< 0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada pendekatan pembalajaran bermedia VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah berbeda. d. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -9.71 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah. Dengan standart error 2.533 dengan tingkat signifikansi 0.004 (0.004 < 0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah berbeda. e. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 7.29 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah. Dengan standart error 2.399 dengan tingkat signifikansi 0.033 (0.033 < 0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada pendekatan pembalajaran bermedia VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan
121
media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah berbeda. f. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -2.42 pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah. Dengan standart error 2.440dengan tingkat signifikansi 0.804 (0.804 > 0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah tidak berbeda. Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Scheffee No Sumber Variansi Beda Rata-rata
Nilai Signifikansi
Kesimpulan
1
A1B1>
14.82
0.000
Signifikan
2
A1B1>
5.10
0.217
Tidak Signifikan
3
A1B1>
7.53
0.015
Signifikan
4
A2B1>
-9.71
0.004
Signifikan
5
A2B1>
-7.29
0.033
Signifikan
6
A2B1>
2.42
0.804
Tidak Signifikan
Sumber: Olah Data SPSS Seri 16.0 Lampiran 15 hal 302-309
122
D. Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis diatas, berikut ini dikemukakan pembahasan mengenai hasil penelitian.
1. Uji Antar Kelompok Mahasiswa yang Belajar dengan Media VCD dan Overhead Projector (OHP) Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti antara media VCD dan media Overhead Projector (OHP) Hasil penelitian menunjukkan bahwa media VCD skor rata-rata prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 76.11, adapun untuk kelompok mahasiswa dengan media Overhead Projector (OHP) skor rata-rata prestasi belajar anatomi sebesar 67.17, hal ini berarti bahwa media VCD secara keseluruhan terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada media Overhead Projector (OHP) dalam pencapaian prestasi pbelajar mata pelajaran anatomi. Prinsip pembelajaran anatomi menekankan pada pencapaian prestasi belajar anatomi yang mencakup kemampuan mahasiswa dalam hal pengetahuan yang dapat ditunjukkan mahasiswa sebagai hasil belajar yang telah dicapai melalui kegiatan belajar anatomi. Proses pembelajaran, dosen memilih pendekatan pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan gambar yang nyata. Dengan memilih pendekatan pembelajaran secara tepat maka mahasiswa diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar mendekati aslinya.
123
Pembelajaran bermedia VCD menjadi semakin menarik karena pembelajaran lebih mudah disampaiakan, materi pelajaran yang dipelajari lebih detail, mahasiswa lebih mengguasai materi dan proses pembelajaran lebih hidup dan lebih terstruktur. Selain audio visual berupa VCD, media Overhead Projector (OHP) juga dapat menunjang proses pembelajaran anatomi. Media pembelajaran Overhead Projector (OHP) berbentuk transparansi yang berisi ringkasan materi untuk mengembangkan materi pembelajaran. Selain itu, Overhead Projector (OHP) juga berisi gambargambar organ meskipun belum tiga dimensi yang dimaksudkan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman mahasiwa terhadap materi pembahasan. Pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) sama-sama memiliki peran yang berarti dalam meningkatkan pencapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Namun berdasarkan penemuan hasil penelitian ini, penerapan pendekatan pembelajaran bermedia VCD secara keseluruhan terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penerapan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP).
2. Uji Antar Kelompok Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan pada Interaksi Pengaruh Media dan Kelompok Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah. Pengujian Hipotesis kedua menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi tidak terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dalam
124
pencapaian prestasi belajar anatomi dari pada pencapaian prestasi belajar anatomi mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa dengan motivasi tinggi skor rata-rata prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 72.44, adapun skor rata-rata prestasi belajar anatomi dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah sebesar 71.64. Hal ini berarti motivasi mahasiswa memiliki pengaruh yang tidak berarti terhadap pencapaian prestasi belajar anatomi. Perbedaan prestasi belajar mahasiwa dalam mencapai prestasi belajar anatomi, motivasi belajar mahasiswa perlu diketahui pada awal permulaan pembelajaran kerena semua faktor yang mempengaruhi pembelajaran bergerak secara dinamis dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Prestasi belajar mempengaruhi
bagaimana
mahasiswa
mempelajari
materi
anatomi
dengan
menyenangkan serta bagaimana mahasiswa dan dosen berinteraksi dikelas dalam proses pembelajaran anatomi. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut maka hasil belajar mahasiswa dapat dicapai secara maksimal. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki kemauan yang tinggi dan berperan aktif untuk belajar karena didorong oleh ketertarikan dan keingintahuan mahasiswa lebih jauh terhadap mata pelajaran anatomi dalam hal ini lebih mengarah pada kesadaran diri untuk memahami dan mengetahui lebih jauh tentang materi pelajaran yang disampaikan untuk dapat meningkatkan prestasi yang dicapai. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah maka prestasi belajar yang akan dicapai mahasiswa akan relative lebih rendah. Bagi mahasiwa, motivasi
125
belajar bersifat mempengaruhi dalam hasil belajar demikian juga dosen perlu menggunakan strategi yang tepat. Kedudukan motivasi belajar dalam pembelajaran anatomi penting diperhatikan sebab rancangan pembelajaran yang disusun dengan mempertimbangkan motivasi belajar berarti menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki siswa untuk tujuan ketercapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, menunjukkan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dalam pencapaian prestasi belajar anatomi dari pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Hal ini dimungkinkan karena pada saat dilakukan post test peneliti tidak bisa secara ketat mengintervensi pelaksanaan post test sehingga dimungkinkan antar mahasiswa mencotek pekerjaan temannya, membuka buku. Selain itu motivasi mahasiswa saat mengerjakan sangat dipengaruhi oleh factor minat, suasana kelas, emosi dan kesehatan mahasiswa saat itu.
3. Uji pada Interaksi Pengaruh Media dan Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar Anatomi. Pengujian Hipotesis ketiga teruji kebenarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F hitung > F table sehingga hipotesis nol ditolak, hal ini berarti terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap pencapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Dari uraian diatas jelas ada keterkaitan antara media media yang digunakan oleh dosen sebagai penunjang dalam pembelajaran dan motivasi yang ada pada diri
126
mahasiswa. Media yang digunakan oleh dosen yang dikemas secara menarik akan dapat menumbuhkan motivasi dalam diri mahasiswa untuk belajar dan memahami lebih lanjut tentang materi yang disampaikan. Dengan pemahaman yang baik dari mahasiswa maka secara pasti akan dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa secara optimal.
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan bedasarkan metode dan prosedur penelitian yang sudah baku sehingga hal-hal yang terkait dengan aspek metodologisnya sudah terpenuhi. Namun tetap saja ada hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan pembelajaran bermedia dalam proses pembelajaran sesuai yang diamanahkan dalam kurikulum masih dianggap baru oleh dosen maupun mahasiswa. Oleh karena itu dalam pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran perlu mendapatkan pelatihan dan pemantauan di lapangan. 2. Penelitian
menggunakan
rancangan
eksperimen
yang menuntut
adanya
pengendalian terhadap semua variable penelitian diluar variable yang telah ditetapkan agar tidak mengganggu perlakuan dalam eksperimen. Sementara ada kecenderungan subyek penelitian untuk berinteraksi diluar penelitian. Hal ini mengakibatkan pengendalian perlakuan yang tertuju kepada mahasiswa menjadi sulit. Disamping itu kontrol terhadap kemampuan subyek penelitian hanya meliputi variable IQ, penilaian kemampuan dosen oleh mahasiswa dan motivasi
127
mahasiswa tanpa mengontrol variable lain, akibatnya kontrol perlakuan terhadap mahasiswa menjadi sulit sehingga hasil penelitian dapat saja dipengaruhi oleh variable lain di luar variable yang telah ditentutan dalam penelitian. 3. Lamanya perlakuan yang diberikan didalam penelitian relative singkat sehingga mungkin saja perlakuan yang diberikan belum mencerminkan dengan baik hasil uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi. 4. Instrument yang digunakan untuk mengambil data yaitu tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi dan angket motivasi mahasiswa merupakan instrument buatan peneliti sendiri, bukan merupakan instrumen yang sudah baku. Instrumen yang sudah digunakan hanya sekali diuji cobakan sehingga masih ada beberapa butir soal yang masih dalam batas toleransi yang digunakan. 5. Adanya keterbatasan jumlah sampel yang berakibat sampel kecil sehingga ada kemungkinan akan mempengaruhi hasil analisis data dan pengambilan keputusan yang tepat. Oleh karena itu generalisasi temuan penelitian belum dapat digeneralisasikan secara umum hanya berlaku secara terbatas. Diperlukan penelitian lebih lanjut apabila akan diterapkan pada subyek dan mata pelajaran lain karena kemungkian hasilnya juga akan berbeda disebabkan perbedaan karakteristik subyek penelitian.
131
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada penerapan pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Penerapan media VCD terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penerapan media Overhead Projector (OHP). Pembelajaran anatomi dengan menggunakan VCD akan memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep, struktur sel, jaringan, organ dan system organ karena dapat ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi, sehingga hal ini dapat menumbuhkan pemahaman yang baik pada ilmu anatomi. Maka hipotesis pertama yang berbunyi terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan
antara penerapan media VCD dengan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar anatomi, dapat diterima. 2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar yang tinggi dan motivasi belajar yang rendah terhadap prestasi belajar anatomi. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi terbukti tidak
memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rasa percaya diri yang tinggi, bertanggung jawab pada tugas, mandiri dan dalam menghadapi masalah memiliki
131
132
banyak alternatif pemecahan masalah. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki motivasi rendah cenderung bersikap sebaliknya yaitu; tidak percaya diri dan mengantungkan teman lainnya sehingga selalu berusaha mencontoh pekerjaan teman disebelahnya. Selain itu motivasi mahasiswa saat ujian sangat dipengaruhi oleh factor minat, suasana kelas, emosi dan kesehatan mahasiswa saat itu. Hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswaDalam hal ini, maka hipotesis kedua yang berbunyi terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
motivasi belajar yang tinggi dan motivasi belajar yang rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi, tidak dapat diterima. 3. Terdapat interaksi pengaruh penerapan media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar anatomi Hasil prestasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran anatomi akan dapat ditingkatkan apabila dosen dapat memilih dan menerapkan media pembelajaran yang tepat sebagai sarana penyampaian materi pelajaran yang diberikan dan juga tak kalah pentingnya adanya motivasi dari mahasiswa itu sendiri. Dengan demikian, hipotesis ketiga
yang
berbunyi
terdapat
interaksi
pengaruh penerapan pendekatan
pembelajaran bermedia dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi dapat diterima.
B. IMPLIKASI Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Adanya perbedaan pengaruh yang signifikan pada penerapan media VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar anatomi, maka temuan penelitian ini dapat memberikan dorongan kepada pihak dosen bahwa
133
penerapan pendekatan pembelajaran bermedia dapat membantu mahasiswa dalam mengaitkan materi yang diajarkan oleh dosen dengan situasi nyata yang diwujudkan dalam media pembelajaran seperti media audiovisual berbentuk VCD dan media berbentuk Overhead Projector (OHP). Media pembelajaran berbentuk VCD mampu menyajikan gambar/objek nyata yang edukatif. Media pembelajaran Overhead Projector (OHP) dipilih oleh dosen berdasarkan pertimbangan; 1). Biaya murah, baik pembelian maupun pemeliharaan, 2). Praktis meliputi; kemudahan dipindahkan atau ditempatkan, kesesuaian dengan fasilitas yang ada dikelas, keamanan dalam penggunaannya, kemudahan perbaikan, ketersediaan media tersebut berikut suku cadangnya dipasaran. 2. Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar yang tinggi dan motivasi belajar yang rendah terhadap prestasi belajar anatomi, maka dapat memberi acuan pada para dosen bahwa hasil belajar mahasiswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan factor yang ada pada diri mahasiswa yang salah satunya adalah motivasi belajar dari mahasiswa. Motivasi biasanya berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk melakukan atau berpartisipasi dalam kegiatan, juga dapat berakibat adanya pengerahan segala potensi yang ada. Seseorang yang menaruh motivasi terhadap sesuatu maka ia akan tahan berjam-jam untuk mengikuti kegiatan tersebut, bahkan sampai lupa waktu. Ada beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan motivasi belajar pada mahasiswa yaitu: 1). Pemilihan bahan pengajaran yang berarti pada siswa, 2). Menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk
134
menemukan, menterjemahkan apa yang diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat anak. 3. Adanya interaksi pengaruh media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar anatomi, dapat dijadikan pedoman bahwa penerapan media mempunyai keuntungan mengembangkan pemahaman akan mata pelajaran anatomi dalam menumbuhkan daya nalar, berpikir logis dan sistematis. Pemanfaatan media pembelajaran akan lebih cepat dalam mentransfer pengetahuan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, dimana mahasiswa dilatih, dimotivasi dalam proses pembelajaran yang lebih aktif
sehingga
pemahaman kognitif, afektif dan psikomotorik akan berlangsung lebih lama. Penerapan pendekatan pembelajaran bermedia dan motivasi akan memberikan kemudahan
dalam
mengelola
dan
menyimpan
informasi
sehingga
ketercapaian tujuan pembelajaran terwujud secara optimal.
C. SARAN Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, dapat dituliskan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam penggunaan VCD disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan di D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. 2. Dosen hareus mampu membangkitkan motivasi dalam diri mahasiswa dengan membuat pembelajaran lebih menarik dengan menggunakan metode dan medaia yang bervariasi sehingga akan membuat pembelajaran dapat hidup dan mahasiswa tidak cepat bosan.
135
3. Untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran diperlukan adanya sarana penunjang pembelajaran yang dapat digunakan oleh mahasiswa sehingga dapat menumbuhkembangkan kemampuan mahasiswa. 4. Bagi para peneliti dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan penelitian yang akan datang dengan jangka waktu penelitian yang lebih lama sehingga diharapkan akan mencapai hasil yang lebih baik untuk melengkapi segala kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
136
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Saleh, 2005. Panduan pembelajaran. Jakarta: Majelis Pertimbangan dan Pemberdayaan Pendidikan, Departemen Agama. Abdul Ghofur & Djemari Mardapi, 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian. Jakarta: Dirjen pendidikan Tinggi Depdiknas Abdul Rahman Saleh, 2005. Panduan pembelajaran. Jakarta: Majelis Pertimbangan dan Pemberdayaan Pendidikan, Departemen Agama. Abu Ahmadi, 1999. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. Arief S. Sadiman, R. Raharjo dan Anung Haryono, 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asmawi Zainul & Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAUPPAI Universitas Terbuka Atwi Suparman. 1996. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Beck, R.C. 1990. Motivation: Theories and Principles. New Jersey: Prentice Hall. Bisma Murti. 1994. Penerapan Metode Statistik Non-Prarametrik dalam Ilmu Kesehatan. Yogyakarta: Gramedia Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar. 2004. Mozaik Pendidikan. Jakarta: Prenanda Media Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Jaya. Falance Theresa. 2001. Models and Strategies for Training Design: Constructivism. United States of America: international Society for Performance Improvement. Hamzah B. Uno. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Heinich R, Molenda M dan Russel J. D. Smaldino, 2005. Instructional Media and The New Technologies for Learning. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall Inc.
136
137
Mager, R.F. 1986. Pengelolaan Belajar. “Edisi Terjemahan oleh Ivor K. Davis”. Jakarta : CV. Rajawali. Moh. Nazir. 2000. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. --------------------. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. Saifudin Anwar. 1998. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. --------------------- 2000. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. --------------------- 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman, AM. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Sanapiah Faisal. 1994. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional. Suharsimi Arikunto. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. ---------------------------. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Syaiful Bahri D. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi guru. Jakarta : Rineka Cipta. ---------------------. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Tulus Winarsunu. 2006. Statistic dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Press. Wahyosumidjo. 1995. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia http://www.loisville.edu.school of medicine (akses tanggal 03 Juli 2008)
138
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth : Ibu/Orangtua bayi usia 0-4 bulan Di Puskesmas Baron Nganjuk Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nama : TRISNANTO NIM
: S 540907120
Alamat: Jl Karya Tani No. 25 Kediri Bersama ini penulis mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden penelitian “Pengaruh Media VCD dan Overhead Projector (OHP) Terhadap Prestasi Belajar Anatomi di Tinjau dari Motivasi“ di STIKes Satria Bhakti Nganjuk. Jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu penulis berharap saudara memberikan jawaban sesuai dengan yang dikehendaki. Atas perhatian dan kerja sama untuk menjadi responden, penulis mengucapkan terima kasih.
Nganjuk,
September 2008 Penulis
(TRISNANTO)
139
Lampiran 16
ETHICAL REVIEW COMMITEE PANITIA KELAIKAN ETIK
School of Magister Family Medicine Sebelas Maret University Fakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Government of Nganjuk City Pemerintah Kota Nganjuk ETHICAL CLEARENCE KELAIKAN ETIK NO : E.C. 01 / VIII / 2008 The Ethical Review Comittee School of Magister Family Medicine Sebelas Maret University Panitia Kelaikan Etik Fakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Goverment of Kediri City, after reviewing the proposal design, here with to certify Pemerintah Kota Kediri setelah menilai rancangan penelitian yang diusulkan dengan ini menyatakan that the research proposal bahwa usulan penelitian
:
Topic Berjudul
:
Principal investigator Penelitian utama
: Trisnanto
Location of research Lembaga tempat penelitian
: Kota Nganjuk
is ethically approved dinyatakan laik etik
Chairman Ketua
dr. P. Murdani K,MHPEd NIP. 130786875
Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi Ditinjau Dari Motivasi Belajar D III Keperawatan
Issued on : 17 Oktober 2008 Ketua STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Dr. H. Nur Achmad T.J, M. Sc NPK. 18.2001.03.08
Lampiran 26
ETHICAL REVIEW COMMITEE PANITIA KELAIKAN ETIK
School of Magister Family Medicine Sebelas Maret University Fakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Government of Kediri City Pemerintah Kota Kediri ETHICAL CLEARENCE KELAIKAN ETIK NO : E.C. 01 / VIII / 2008 The Ethical Review Comittee School of Magister Family Medicine Sebelas Maret University Panitia Kelaikan Etik Fakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Goverment of Kediri City, after reviewing the proposal design, here with to certify Pemerintah Kota Kediri setelah menilai rancangan penelitian yang diusulkan dengan ini menyatakan that the research proposal bahwa usulan penelitian
:
Topic Berjudul
:
Principal investigator Penelitian utama
: Erma Herdyana
Location of research Lembaga tempat penelitian
: Kota Kediri
is ethically approved dinyatakan laik etik
Pengetahuan dan Motivasi Orang Tua Terhadap Praktik Terapi Sentuh ( Pijat ) Pada Bayi di Kota Kediri
Chairman Ketua
Issued on : 27 Agustus 2008 An. Walikota Kediri Sekretaris Daerah Ub. Asisten Administrasi Pemerintahan
dr. P. Murdani K,MHPEd NIP. 130786875
Drs. H. Moh. Nur Ali,M.Si NIP. 010 090 878
146
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR No
INDIKATOR
DISKRIPTOR
JML
1. Tekun menjalani tugas
ITEM SOAL + 1 2
1
Minat berbuat sesuatu
2. Minat mengerjakan tugas
4
3
2
3. Senang bekerja mandiri
5
6,7
3
4. Bosan pada pekerjaan yang
10, 42, 8,9
6
kurang kreatif
2
43, 44 13
2
Kebutuhan
1. Menyenangkan guru/dosen
menyenangkan
2. Kepuasan pribadi
orang lain
3. Menyenangkan orang tua
11,12 13, 14
2 15
16, 17
3 2 7
3
Mencapai hasil
1. Mendapat nilai
18, 20,
19,21
5
22 2. Dihargai orang lain
23,24,
3
25 3. Mendapatkan pengetahuan baru 4. Mendapat pengalaman
26,28,
27
4
29 30,31
2 14
4
Mengatasi
1. Ulet dan tidak putus asa
33, 35
32,34
4
masalah
2. Minat mengatasimasalah
36,38
37,39
4
3. Suka tantangan
40,41
2
4. Dapat mengatasi masalah
45
1
pribadi Jumlah
11 30
15
Keterangan: Cetak tebal adalah Nomor Soal Try Out yang dihilangkan
45
147
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR (Waktu 60 menit) Petunjuk Pengisian: 1. Tulislah dahulu nama, kelas, semester, nomor presensi pada lembar soal yang telah tersedia 2. Kerjakan dengan menggunakan bolpoint 3. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda menjawab 4. Beri tanda cek (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan. SS
= Sangat Setuju
= jika saudara benar-benar setuju dengan pernyataan yang ada
S
= Setuju
= jika saudara setuju dengan pernyataan yang ada
TS
= Tidak Setuju
= jika saudara tidak setuju dengan pernyataan yang ada
STS
= Sangat Tidak Setuju
= jika saudara benar-benar tidak setuju dengan pernyataan yang ada
5. Mohon dijawab seluruh permasalahan yang ada 6. Jawaban anda sama sekali tidak berpengaruh pada nilai semester 7. Identitas anda dirahasiakan oleh peneliti 8. Setelah selesai dan masih ada waktu periksa kembali pekerjaan anda dan segera kembalikan pada pengawas jika telah di isi seluruhnya 9. Terimakasih atas tanggapan dan partisipasi saudara
Surakarta,…..September 2008
Peneliti
148
ANGKET MOTIVASI BELAJAR MAHASISIWA
A. Identitas Responden Nama
: …………………………………………
Kelas
: …………………………………………
Tanda Tangan
Semester :…………………………………………. No. absen :…………………………………………. Sekolah
: …………………………………………
B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan alternative jawaban 2. Pilihlah alternatif jawaban sesuai dengan cerminan keadaan yang sebenarnya dengan memberikan tanda cek list (√) Pada pilihan; SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidk Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). 3. Isilah tiap-tiap butir pertanyaan dengan satu jawaban dan jangan ada yang terlewatkan. C. Instrument Angket Motivasi Belajar Mahasiswa No
1
Pertanyaan Dalam mengerjakan tugas belajar, saya berusaha tekun dan semaksimal mungkin.
2
Dalam mengerjakan tugas belajar, saya minta tolong teman agar menyelesaikan dulu, kemudian saya menirunya.
3
Saya kurang berminat dalam mengerjakan tugas anatomi.
4
Saya memperhatian dan mengerjakan tugas belajar di rumah
5
Saya memikirkan hal lain sewaktu dosen mengajar pelajaran anatomi.
6
Materi yang disampaikan oleh dosen masih saya ingat walaupun saya sudah di rumah.
7
Buku-buku perkuliahan pelajaran anatomi selalu saya bawa saat ada pelajaran anatomi karena sangat penting untuk pembelajaran anatomi.
8
Dengan menguasai ilmu pengetahuan keperawatan, akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan.
SS
S
TS
STS
149
9
Saya senang mempelajari mata pelajaran anatomi karena merupakan ilmu dasar untuk mempelajari ilmu lain di keperawatan.
10
Ilmu pengetahuan selalu didapat dari bangku perkuliahan dan saya akan mempelajarinya secara lebih mendalam.
11
Saya Belajar memerlukan ketelitian dan ketekunan, maka saya akan selalu berusaha untuk itu.
12
Saya gembira bila hasil tes/ulangan saya baik.
13
Saya tidak memperhatikan hasil tes/ulangan saya baik atau buruk.
14
Jika nilai tes saya baik, saya lebih bersemangat dalam belajar.
15
Nilai bagi saya tidak berpengaruh terhadap belajar saya, meskipun saya mendapat nilai baik atau buruk.
16
Saya tidak sedih, meskipun prestasi saya tidak meningkat.
17
Saya lebih bersemangat belajar jika dosen memberikan pujian atas keberhasilan saya dalam mengerjakan tugas atau belajar.
18
Saya belajar agar mendapatkan pengetahuan baru.
19
Saya sebenarnya merasa bosan belajar anatomi yang banyak hafalannya.
20
Saya berusaha mencari sesuatu untuk meningkatkan motivasi ketika saya belajar.
21
Jika nilai tes saya baik, saya lebih bersemangat dalam belajar.
22
Nilai bagi saya tidak berpengaruh terhadap belajar saya, meskipun saya mendapat nilai baik atau buruk.
23
Saya sedih jika nilai tes/ulangan saya kurang baik.
24
Saya merasa senang jika mendapat penghargaan atas prestasi saya.
25
Ilmu pengetahuan selalu didapat dari bangku perkuliahan dan saya akan mempelajarinya secara lebih mendalam.
26
Saya lebih bersemangat belajar jika dosen memberikan pujian atas keberhasilan saya dalam mengerjakan tugas atau belajar.
27
Saya belajar agar mendapatkan pengetahuan baru
28
Saya berusaha mencari sesuatu untuk meningkatkan motivasi ketika saya belajar.
150
29
Saya lebih bersemangat belajar jika menjumpai sesuatu pengetahuan yang baru.
30
Saya lebih bersemangat belajar jika mendapat pengalaman atau ketrampilan baru.
31
Dalam belajar saya berusaha menemukan gaya-gaya tertentu agar belajar saya lebih efektif.
32
Saya malas jika harus menghafal atau membaca buku anatomi.
33
Jika mendapatkan kesulitan dalam belajar, saya berusaha dulu sampai beberapa kali baru minta bantuan orang lain.
34
Saya menjadi putus asa jika dalam menjawab soal, saya menjumpai kesulitan.
35
Saya lebih bersemangat belajar jika menjumpai sesuatu pengetahuan yang baru.
36
Saya tertarik untuk mencoba menyelesaikan soal-soal yang membutuhkan pemikiran yang panjang.
37
Jika dosen memberikan tugas untuk mengerjakan latihan dibuku, saya menunggu saja biar orang lain yang mengerjakannya, lalu saya tinggal menirukannya.
38
Saya merasa takut jika dosen menyuruh untuk mengerjakan latihan didepan kelas.
39
Saya berusaha mencatat secara lengkap apa yang disampaikan dosen didepan kelas.
40
Jika ada bab-bab yang belum saya pahami saya langsung bertanya pada dosen.
Keterangan: Pertanyaan Positif
Pertanyaan Negatif
SS = Baik Sekali : 4
SS
= Baik Sekali : 1
S
:3
S
= Baik
:2
TS = Cukup
:2
TS
= Cukup
:3
STS = Kurang
:1
STS
= Kurang
:4
= Baik
151
KISI-KISI TES PRESTASI BELAJAR Mata Pelajaran
: Anatomi
Prodi
: D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Semester
: I (Satu)
Jumlah Soal
: 50 butir
Waktu
: 75 menit
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan 1. Ruang lingkup tubuh manusia 1.1 Bahasa umum dalam anatomi, anatomi position, bodi orientation. 1.2 Gambaran sistem organ: a. Anatomi permukaan b. Batang leher c. Batang tubuh d. Abdomen e. Pandangan posterior tubuh f. Ekstrimitas 2. Anatomi system pernafasan 2.1 Anatomi system pernafasan bagian atas 2.2 Anatomi system pernafasan bagian bawah 3. Anatomi system kardiovaskuler, darah dan limfe 3.1 Anatomi jantung Struktur pembuluh darah 3.2 Anatomi pembuluh darah arteri 3.3 Anatomi pembuluh darah vena 3.4 Anatomi sirkulasi khusus, sirkulasi pulmonal, jantung dan otak. 4. Anatomi system pencernaan 4.1 Organ-organ dalam system pencernaan 4.2 Anatomi mulut faring osofagus 4.3 Anatomi gaster 4.4 Anatomi usus besar dan kecil 4.5 Anatomi organ pendukung system pencernaan 5. Anatomi sistem persarafan 5.1 Struktur anatomi otak (eksternal dan internal) 5.2 Struktur anatomi syaraf cranial 5.3 Struktur syaraf anatomi spinal cord 5.4 Struktur anatomi system syaraf spinal dan system syaraf otonom. Jumlah C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan
C1
Ranah C2
C3
Jml Soal
(4) 1, 2, 3, 4
(4) 5, 6, 7, 8
(2) 9, 10
10
(4) 11, 12, 13, 14
(4) 15, 16, 17, 18
(2) 19, 20
10
(4) 21, 22, 23,24
(4) 25, 26, 27, 28
(2) 29, 30
10
(4) 31, 32, 33, 34
(4) 35, 36, 37, 38
(2) 39, 40
10
(4) 41, 42, 43, 44
(4) 45, 46, 47, 48
(2) 49, 50
10
20
20
10
50
152
ALAT EVALUASI
Bidang Studi
: Anatomi
Satuan Pendidikan
: D III Keperawatan
Waktu
: 75 Menit
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang benar. 1. Dari jawaban dibawah ini yang merupakan pengertian paling tepat dari anatomi adalah: a. Ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja b. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh serta hubungan alat tubuh satu sama lainnya c. Ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari alat tubuh dan bagaimana cara alat tubuh itu bekerja d. Ilmu yang mempelajari hubungan antara anatomi dengan fisiologi tubuh manusia. 2. Kegunaan mempelajari anatomi bagi para medis/perawat adalah seperti dibawah ini, kecuali: a. Merupakan dasar cara hidup sehat dan pencegahan penyakit b. Berhubungan erat dengan pengetahuan keperawatan c. Memudahkan pengertian tentang ilmu penyakit dan cara pengobatan d. Membedakan antara benda hidup dan benda mati. 3. Suatu keadaan dimana tubuh berdiri tegak menghadap kedepan tangan dan kaki dirapatkan dalam anatomi disebut: a. Posisi anatomi b. Kedudukan anatomi c. Garis anatomi d. Anatomi permukaan 4. Dalam kedudukan anatomi kita mengenal bagian depan ruas tulang belakang maksudnya adalah: a. Dorsal b. Parietal
153
c. Ventral d. Transversal 5. Bagian yang naik dalam istilah anatomi disebut: a. Longitudinal b. Lateral c. Central d. Asendens 6. Cairan yang berbeda dalam tubuh terdapat diantara sel dikenal dengan istilah: a. Intra seluler b. Ekstra seluler/interstitial c. Hidrostatik d. Difusi dan osmose 7. Ilmu yang mempelajari penyakit saluran pencernaan dalam istilah ilmu penyakit disebut: a. Kardiologi b. Osteologi c. Gastrologi d. Neurologi 8. Secara garis besar sel dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, kecuali: a. Nucleus b. Nucleolus c. Protoplasma d. Membaran sel 9. Jika kita amati dibawah mikroskop sebetulnya sel itu mempunyai inti yang disebut: a. Membrane sel b. Nucleolus c. Nucleus d. Membrane nukleus 10. Diantara pembelahan sel terdapat pembawa sifat keturunan yang disebut: a. Sentrosom b. Kromosom c. Kromatin d. Mitokondia 11. Benang-benang halus yang terdapat disekeliling sentrosom disebut juga: a. Badan golgi
154
b. Mitokondria c. Vakuola d. Uniselulata 12. Sekumpulan jaringan yang menjadi satu yang mempunyai fungsi khusus disebut juga: a. Sel b. Organ c. Jaringan d. Susunan atau sistem 13. Jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan bagian dalam yang berhubungan dengan udara adalah: a. Jaringan epitel b. Jaringan endotel c. Jaringan ikat d. Jaringan tulang 14. Jaringan ikat yang menghubungkan sel satu dengan yang lainnya diantara jaringan tersebut banyak terdapat lubang-lubang kecil, terdapat dibawah kulit dan banyak mengandung zat lemak disebut: a. Jaringan ikat gembur b. Jaringan ikat areolar c. Jaringan ikat embrio d. Jaringan ikat fibrosa 15. Sifat-sifat jaringan epitel antara lain seperti dibawah ini, kecuali: a. Membentuk selaput atau membrane b. Melekat pada jaringan yang ada di bawahnya c. Menerima rangsangan dari luar d. Sel-selnya satu sama lain diikat oleh benang pengikat atau neofibril 16. Dari jawaban dibawa ini yang tidak termasuk jaringan tulang rawan adalah: a. Kartilago hialin b. Kartilago elastis c. Kartilago fibrosa d. Kartilago krikoidea 17. Jaringan penunjang terdiri dari tiga macam seperti dibawah ini kecuali: a. Jaringan ikat b. Jaringan rawan c. Jaringan tulang
155
d. Jaringan saraf 18. Jaringan yang selnya panjang dan tipis berwarna merah dan mempunyai kemampuan untuk berkontraksi disebut: a. Jaringan ikat b. Jaringan otot c. Jaringan tulang d. Jaringan saraf 19. Jaringan diantara selnya banyak mengandung zat interselluler yang terdiri dari serabut kenyal dan serabut kolagen disebut: a. Jaringan penunjang b. Jaringan penutup c. Jaringan ikat d. Jaringan fibrosa 20. Sel jaringan ikat yang bentuknya sangat besar dan dapat memakan sel asing yang masuk ke dalam tubuh yaitu: a. Mast sel b. Sel plasma c. Sel fibroblast d. Sel makrofag 21. Bagian tengah dari tulang panjang terdapat ruang kavum medulla berisi sumsum tulang disebut: a. Perios b. Medulla ossium plava c. Serabut kolagen d. Endostium 22. Taju sel saraf yang panjang dan halus protoplasmanya mengantarkan rangsangan dari badan sel keluar disebut: a. Dendrite b. Sinap c. Neurit d. Neurofibril 23. Dalam badan sel saraf terdapat protoplasma di dalamnya mengandung serat halus yang disebut: a. Neurofibril b. Nissel
156
c. Sinap d. Mielin 24. Jaringan ikat keras, zat interselulernya keras banyak mengandung zat perekat dan zat kapur disebut: a. Jaringan rawan b. Jaringan tulang c. Jaringan otot d. Jaringan 25. Apabila darah dicampur dengan sitras natrikus maka darah tidak membeku tapi lama kelamaan terjadi pengendapan, pada bagian atas terdapat cairan bening yang disebut: a. Serum b. Plasma c. Lekosit d. Trombosit 26. Jika darah kita tampung dalam suatu tempat lama kelamaan darah akan beku terlihat dua bagian, sebelah bawah berwarna merah tua disebut bekuan darah, kecuali: a. Eritrosit b. Trombosit c. Lekosit d. Retikulosit 27. Untuk memperoleh hasil pengamatan yang lebih cermat dari anatomi permukaan kita dapat di lakukan beberapa cara, kecuali: a. Palpasi b. Inspeksi c. Perkusi d. Auskultasi 28. Tiga buah segitiga seperti terdapat pada leher dibawah ini, kecuali: a. Segitiga posterior b.
Segitiga anterior
c. Segitiga media d. Segitiga digastrik 29. Arteri karotis komunis beserta cabangnya dan vena jugularius interna terletak pada segitiga: a. Segitiga posterior b.
Segitiga anterior
157
c. Segitiga media d. Segitiga digastrik 30. Kalau kita tarik garis lurus dari umbilikalis ke spina iliaka superior pada sebelah kanan dan ditarik sepertiga tengah maka ditemukan tempat paling nyeri pada peradangan usus buntu, tempat ini dinamakan: a. Titik Mc Burney b. Appendicitis c. Pusat peradangan d. Tempat terabanya ginjal 31. Ginjal terletak pada rongga: a. Rongga toraks b. Rongga abdomen c. Rongga pelvis d. Rongga vertebra 32. Dibawah ini merupakan bagian dari ekstrimitas bagian atas, kecuali: a. Fossa antekubiti b. Vena basilica dan sepalika c. Patella d. Kelenjar limfe pada ketiak 33. Dalam rongga abdomen terdapat organ-organ seperti dibawah ini, kecuali: a. Hati atau hepar b. Limpa atau lien c. Ginjal d. Vesika urinaria (kandung kemih) 34. Dari jawaban dibawah ini yang tidak termasuk rongga-rongga kecil dalam tubuh adalah: a. Kavum orbita b. Kavum tympani c. Kavum mediastinum d. Kavum oris 35. Susunan kerangka terdiri dari berbagai tulang-tulang yang banyaknya lebih kurang: a. 260 ruas b. 620 ruas c. 206 ruas d. 26 ruas
158
36. Kegunaan kerangka antara lain seperti dibawah ini, kecuali: a. Menahan segala bagian badan supaya tidak jatuh b. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak dan paru-paru c. Mengerakkan anggota badan d. Tembat pembuatan sel darah terutama sel darah merah 37. Tulang rahang atas terdiri dari dua bagian kiri dan kanan dan menjadi satu, tulang ini disebut juga: a. Os maksilaris b. Os zigomatikus c. Os mandibularis d. Os palatum 38. Tulang iga depan (os costae) berhubungan dengan tulang dada melalui tulang rawan, jumlah tulang iga adalah: a. 12 ruas b. 7 ruas c. 24 ruas d. 14 ruas 39. Pembuluh darah yang mengalirkan darahnya kedalam atrium dekstra berasal dari sluruh tubuh adalah: a. Arteri pulmonalis b. Vena pulmonalis c. Aorta d. Vena kava 40. Besar jantung kurang lebih sebesar gengaman tangan kanandan beratnya lebih kurang: a. 250-300 gram b. 500-600 gram c. 50-100 gram d. 2,5-3 kg
159
KUNCI JAWABAN TES PRESTASI BELAJAR ANATOMI
1. B
11. A
21. B
31. C
2. D
12. A
22. C
32. D
3. C
13. C
23. A
33. D
4. C
14. A
24. B
34. C
5. D
15. C
25. D
35. C
6. B
16. D
26. B
36. C
7. C
17. D
27. D
37. A
8. B
18. D
28. C
38. C
9. C
19. D
29. A
39. D
10. D
20. C
30. B
40. A
ALAT EVALUASI
Bidang Studi
: Anatomi
Satuan Pendidikan
: D III Keperawatan
Waktu
: 75 Menit
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang benar. 1. Dari jawaban dibawah ini yang merupakan pengertian paling tepat dari anatomi adalah: a. Ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja b. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh serta hubungan alat tubuh satu sama lainnya c. Ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari alat tubuh dan bagaimana cara alat tubuh itu bekerja d. Ilmu yang mempelajari hubungan antara anatomi dengan fisiologi tubuh manusia. 2. Kegunaan mempelajari anatomi bagi para medis/perawat adalah seperti dibawah ini, kecuali: a. Merupakan dasar cara hidup sehat dan pencegahan penyakit b. Berhubungan erat dengan pengetahuan keperawatan c. Memudahkan pengertian tentang ilmu penyakit dan cara pengobatan d. Membedakan antara benda hidup dan benda mati. 3. Suatu keadaan dimana tubuh berdiri tegak menghadap kedepan tangan dan kaki dirapatkan dalam anatomi disebut: a. Posisi anatomi b. Kedudukan anatomi c. Garis anatomi d. Anatomi permukaan 4. Beberapa istilah dibawah ini yang termasuk didalam kedudukan anatomi adalah sebagai berikut, kecuali: a. Posterior b. Inferior c. Sentrosom d. Asendens 5. Dalam kedudukan anatomi kita mengenal bagian depan ruas tulang belakang maksudnya adalah: a. Dorsal
b. Parietal c. Ventral d. Transversal 6. Bagian yang naik dalam istilah anatomi disebut: a. Longitudinal b. Lateral c. Central d. Asendens 7. Cairan yang berbeda dalam tubuh terdapat diantara sel dikenal dengan istilah: a. Intra seluler b. Ekstra seluler/interstitial c. Hidrostatik d. Difusi dan osmose 8. Ilmu yang mempelajari penyakit saluran pencernaan dalam istilah ilmu penyakit disebut: a. Kardiologi b. Osteologi c. Gastrologi d. Neurologi 9. Secara garis besar sel dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, kecuali: a. Nucleus b. Nucleolus c. Protoplasma d. Membaran sel 10. Jika kita amati dibawah mikroskop sebetulnya sel itu mempunyai inti yang disebut: a. Membrane sel b. Nucleolus c. Nucleus d. Membrane nukleus 11. Diantara pembelahan sel terdapat pembawa sifat keturunan yang disebut: a. Sentrosom b. Kromosom c. Kromatin d. Mitokondia 12. Didalam protoplasma/sitoplasma terdapat antara lain seperti jawaban dibawah ini, kecuali: a. Vakuola b. Mitokondria c. Badan golgi d. Sentriole
13. Benang-benang halus yang terdapat disekeliling sentrosom disebut juga: a. Badan golgi b. Mitokondria c. Vakuola d. Uniselulata 14. Sekumpulan jaringan yang menjadi satu yang mempunyai fungsi khusus disebut juga: a. Sel b. Organ c. Jaringan d. Susunan atau sistem 15. Jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan bagian dalam yang berhubungan dengan udara adalah: a. Jaringan epitel b. Jaringan endotel c. Jaringan ikat d. Jaringan tulang 16. Jaringan epitel ada tiga bentuk kecuali: a. Epitel squamosa b. Epitel kuboidea c. Epitel membranosa d. Epitel kolumnar 17. Jaringan ikat yang menghubungkan sel satu dengan yang lainnya diantara jaringan tersebut banyak terdapat lubang-lubang kecil, terdapat dibawah kulit dan banyak mengandung zat lemak disebut: a. Jaringan ikat gembur b. Jaringan ikat areolar c. Jaringan ikat embrio d. Jaringan ikat fibrosa 18. Sifat-sifat jaringan epitel antara lain seperti dibawah ini, kecuali: a. Membentuk selaput atau membrane b. Melekat pada jaringan yang ada di bawahnya c. Menerima rangsangan dari luar d. Sel-selnya satu sama lain diikat oleh benang pengikat atau neofibril 19. Dari jawaban dibawa ini yang tidak termasuk jaringan tulang rawan adalah: a. Kartilago hialin b. Kartilago elastis c. Kartilago fibrosa d. Kartilago krikoidea 20. Jaringan penunjang terdiri dari tiga macam seperti dibawah ini kecuali: a. Jaringan ikat
b. Jaringan rawan c. Jaringan tulang d. Jaringan saraf 21. Jaringan yang selnya panjang dan tipis berwarna merah dan mempunyai kemampuan untuk berkontraksi disebut: a. Jaringan ikat b. Jaringan otot c. Jaringan tulang d. Jaringan saraf 22. Jaringan diantara selnya banyak mengandung zat interselluler yang terdiri dari serabut kenyal dan serabut kolagen disebut: a. Jaringan penunjang b. Jaringan penutup c. Jaringan ikat d. Jaringan fibrosa 23. Sel jaringan ikat yang bentuknya sangat besar dan dapat memakan sel asing yang masuk ke dalam tubuh yaitu: a. Mast sel b. Sel plasma c. Sel fibroblast d. Sel makrofag 24. Jaringan tulang keras pada bagian ujung tulang panjang banyak mempunyai lubanglubang didalamnya terdapat sumsum tulang disebut: a. Jaringan tulang kompakta b. Jaringan tulang perios c. Jaringan tulang spongeosa d. Jaringan tulang ossium plava 25. Bagian tengah dari tulang panjang terdapat ruang kavum medulla berisi sumsum tulang disebut: a. Perios b. Medulla ossium plava c. Serabut kolagen d. Endostium 26. Taju sel saraf yang panjang dan halus protoplasmanya mengantarkan rangsangan dari badan sel keluar disebut: a. Dendrite b. Sinap c. Neurit d. Neurofibril
27. Dalam badan sel saraf terdapat protoplasma di dalamnya mengandung serat halus yang disebut: a. Neurofibril b. Nissel c. Sinap d. Mielin 28. Jaringan ikat keras, zat interselulernya keras banyak mengandung zat perekat dan zat kapur disebut: a. Jaringan rawan b. Jaringan tulang c. Jaringan otot d. Jaringan 29. Apabila darah dicampur dengan sitras natrikus maka darah tidak membeku tapi lama kelamaan terjadi pengendapan, pada bagian atas terdapat cairan bening yang disebut: a. Serum b. Plasma c. Lekosit d. Trombosit 30. Jika darah kita tampung dalam suatu tempat lama kelamaan darah akan beku terlihat dua bagian, sebelah bawah berwarna merah tua disebut bekuan darah, kecuali: a. Eritrosit b. Trombosit c. Lekosit d. Retikulosit 31. Untuk memperoleh hasil pengamatan yang lebih cermat dari anatomi permukaan kita dapat di lakukan beberapa cara, kecuali: a. Palpasi b. Inspeksi c. Perkusi d. Auskultasi 32. Tiga buah segitiga seperti terdapat pada leher dibawah ini, kecuali: a. Segitiga posterior b.
Segitiga anterior
c. Segitiga media d. Segitiga digastrik 33. Arteri karotis komunis beserta cabangnya dan vena jugularius interna terletak pada segitiga: a. Segitiga posterior b.
Segitiga anterior
c. Segitiga media
d. Segitiga digastrik 34. Kalau kita tarik garis lurus dari umbilikalis ke spina iliaka superior pada sebelah kanan dan ditarik sepertiga tengah maka ditemukan tempat paling nyeri pada peradangan usus buntu, tempat ini dinamakan: a. Titik Mc Burney b. Appendicitis c. Pusat peradangan d. Tempat terabanya ginjal 35. Ginjal terletak pada rongga: a. Rongga toraks b. Rongga abdomen c. Rongga pelvis d. Rongga vertebra 36. Dibawah ini merupakan bagian dari ekstrimitas bagian atas, kecuali: a. Fossa antekubiti b. Vena basilica dan sepalika c. Patella d. Kelenjar limfe pada ketiak 37. Dari jawaban dibawah ini yang termasuk rongga ventaral adalah: a. Rongga toraks b. Rongga abdomen c. Rongga pelvis d. Rongga vertebra 38. Dalam rongga abdomen terdapat organ-organ seperti dibawah ini, kecuali: a. Hati atau hepar b. Limpa atau lien c. Ginjal d. Vesika urinaria (kandung kemih) 39. Dari jawaban dibawah ini yang tidak termasuk rongga-rongga kecil dalam tubuh adalah: a. Kavum orbita b. Kavum tympani c. Kavum mediastinum d. Kavum oris 40. Susunan kerangka terdiri dari berbagai tulang-tulang yang banyaknya lebih kurang: a. 260 ruas b. 620 ruas c. 206 ruas d. 26 ruas 41. Kegunaan kerangka antara lain seperti dibawah ini, kecuali:
a. Menahan segala bagian badan supaya tidak jatuh b. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak dan paru-paru c. Mengerakkan anggota badan d. Tembat pembuatan sel darah terutama sel darah merah 42. Tulang rahang atas terdiri dari dua bagian kiri dan kanan dan menjadi satu, tulang ini disebut juga: a. Os maksilaris b. Os zigomatikus c. Os mandibularis d. Os palatum 43. Tulang iga depan (os costae) berhubungan dengan tulang dada melalui tulang rawan, jumlah tulang iga adalah: a. 12 ruas b. 7 ruas c. 24 ruas d. 14 ruas 44. Asetabulum dibentuk oleh tiga ruas tulang, kecuali: a. Os ileum b. Os femur c. Os iskii d. Os pubis 45. Pembuluh darah yang mengalirkan darahnya kedalam atrium dekstra berasal dari sluruh tubuh adalah: a. Arteri pulmonalis b. Vena pulmonalis c. Aorta d. Vena kava 46. Pembuluh darah yang paling besar didalam tubuh yang garis tengahnya kurang lebih 1,3 cm adalah: a. Vena kava b. Arteriola c. Aorta d. Venolus 47. Bentuk dan kedudukan jantung seperti jantung pisang, bagian atas dari jantung atau pangkal jantung disebut: a. Apeks kordis b. Septum kordis c. Basis kordis d. Kavum kordis
48. Besar jantung kurang lebih sebesar gengaman tangan kanandan beratnya lebih kurang: a. 250-300 gram b. 500-600 gram c. 50-100 gram d. 2,5-3 kg 49. Panjang esophagus mulai dari faring sampai pintu masuk pada lambung lebih kurang: a. 10 - 15 cm b. 40 - 50 cm c. 25 - 30 cm d. 60 - 7 0cm 50. Dalam system pernafasan pertukaran O2 dan CO2 terjadi didalam: a. Jantung b. Bronkhiolus c. Bronchus d. Alveoli
138
Lampiran 2. Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen dan Kontrol DATA NILAI TES INTELEGENCE NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NILAI IQ 104 90 82 86 84 100 98 85 100 82 96 86 102 100 92 92 104 110 104 96 94 92 100 90 98 98 84 104 104 96 94 101 98 96 98 90 82 98
KELOMPOK KELAS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
139
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
86 92 100 100 100 84 82 82 80 96 88 110 100 96 100 100 94 100 100 108 100 96 82 102 96 100 96 110 94 92 100 100 98 100 102 110 80
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan: Kelompok 1 = STIKes Satria Bhakti Nganjuk Prodi D III Keperawatan Klas A (VCD) Kelompok 2 = STIKes Satria Bhakti Nganjuk Prodi D III Keperawatan Klas B (OHP)
140
KUESIONER PENAMPILAN DOSEN KEPERAWATAN MENURUT PENILAIAN MAHASISWA Beri tanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai pendapat anda No 1
Aspek Penilaian Kemampuan Profesional a. Penguasaan materi yang diajarkan
Skor BS
B
C
K
Kode
Skor Tidak
Kode
b. Sistematika penyajian materi c. Cara mengajar d. Metode mengajar e. Persiapan mengajar f. Kemampuan membuat media pengajaran g. Kemampuan menggunakan media pengajaran h. Pengaturan ruang belajar
2
Hubungan interpersonal Ya a. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif b. Dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa c. Membatasi hubungan dengan mahasiswa (menjaga jarak) d. Memberikan kebebasan untuk mengajukan pendapat dan pertanyaan e. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif
141
f. Dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa g. Menghargai mahasiswa h. Respek terhadap masalah yang dialami mahasiswa i. Membeda-bedakan status mahasiswa j. Bersikap adil k. Ada feedback dari guru/dosen untuk setiap tugas yang diberikan kepada siswa l. Memberikan kepeda siswa untuk mengekspresikan perasaannya m. Dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif No 3.
Aspek Penilaian Kualitas Personal a. Pengetahuan/pengalaman/wawasan yang berkaiatan dengan bahan yang di ajarkan b. Cara berkomunikasi atau berbicara c. Semangat/gairah mengajar d. Pernampilan/kerapian/kebersihan e. Kontrol diri saat marah f. Keluwesan/fleksibilitas g. Rasa humor h. Kejujuran i. Kemampuan memberikan kritik j. Kemampuan menerima kritik dari siswa k. Menciptakan kreatifitas mengajar
Skor BS
B
C
K
Kode
142
l. Penggunaan bahasa yang tepat dalam mengajar Keterangan: BS = Baik Sekali : 4
Ya
=1
B = Baik
:3
Tidak = 0
C = Cukup
:2
K = Kurang
:1
HASIL UJI PERSYARATAN VALIDITAS
A. Rangkuman Hasil Uji Persyaratan Validitas Instrumen Motivasi Belajar Mahasiswa No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Analisis
Rhitung
Signifikan
Keterangan
Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation
0,449 0,059 0,319 0,392 0,520 0,583 0,373 0,392 0,373 0,499 -0,017 0,310 0,395 0,329 0,330 0,385 0,495 -0,038 0,313 0,518 0,351 0,360 0,447 0,315 0,572 0,416 0,372 -0,114 0,529 0,361 -0,162 0,421 0,426 0,530
0, 004 0, 719 0, 045 0, 012 0,003 0,018 0,018 0,012 0,018 0,001 0,918 0,040 0,059 0,061 0,020 0,019 0,001 0,818 0,053 0,001 0,026 0,023 0,004 0,048 0,000 0,008 0,049 0,484 0,000 0,022 0,319 0,007 0,006 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation
0,362 0,318 0,360 0,313 -0,007 0,374 0,435 0,339 0,335 0,480 0,493
0,022 0,027 0,023 0,034 0,996 0,017 0,006 0,032 0,032 0,002 0,001
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Untuk menarik kesimpulan mengenai uji validitas suatu item, perhitungan statistic menggunakan SPSS versi 16.0. dari perhitungan statistic diatas didapatkan jumlah item yang dinyatakan tidak valid sejumlah 5 soal (11, 18, 28, 31, 39 ) sehingga jumlah item butir soal menjadi 40 soal.
B. Rangkuman Hasil Uji Persyaratan Validitas Instrumen Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Analisis Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation
Rhitung 0,371 0,390 0,379 -0,195 0,481 0,364 0,554 0,317 0,404 0.412 0,102 0,330 0,623 0,101 0,454 0,561 0,441 0,332 0,532 0,319 -0,098 0,440 0,392 0,342 0,483 0,359 0,514 0,452 0,551 0,386 0,344 0,394 -0,022 0,454 0,486 0,402 0,579 0,392
Rtabel 0,031 0,029 0,031 0,228 0,022 0,022 0,032 0,037 0,034 0,010 0,533 0,038 0,000 0,536 0,003 0,000 0,004 0,036 0,001 0,015 0,546 0,004 0,012 0,031 0,002 0,012 0,001 0,000 0,912 0,030 0,012 0,012 0,892 0,003 0,061 0,003 0,000 0,012
Keterangan Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation Pearson Correlation
0,376 0,468 0,575 0,332 0,651 -0,032 0,565 -0,089 -0,140 0,370 -0,032 -0,025
0,034 0,002 0,000 0,038 0,000 0,844 0,000 0,587 0,390 0,035 0,844 0,877
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid
Untuk menarik kesimpulan mengenai uji validitas suatu item, perhitungan statistic menggunakan SPSS versi 16.0. dari perhitungan statistic diatas didapatkan jumlah item yang dinyatakan tidak valid sejumlah 10 soal (4, 11, 14, 21, 33, 44, 46, 47, 49, 50) sehingga jumlah item butir soal menjadi 40 soal.
Uji Persyaratan Reliabilitas Motivasi Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .845
40
178
A. Taraf Kesukaran Contoh perhitungan taraf kesukaran butir soal tes nomor 1-50. Rumus mencari taraf kesukaran adalah: B JS
P= Keterangan:
P = Indeks kesukaran B = Banyaknya peserta tes yang menjawab dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes P10 =
B 34 = = 0.85 JS 40
P11 =
B 38 = = 0.95 JS 40
P12 =
B 29 = = 0.72 JS 40
Untuk nomer butir soal tes yang lain cara perhitungan indeks kesukaran sama dengan perhitungan contoh butir soal tes diatas. Indeks kesukaran butir soal sesuai dengan ketentuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: P
Interpretasi
0,00-0,30
Sukar
0,30-0,70
Sedang
0,70- 1,00
Mudah
Walaupun demikian soal-soal yang dianggap baik yaitu soal-soal sedang yang mempunyai indeks kesukaran sampai dengan 0,70.
179
Hasil Rangkuman Hitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Tes No Butir Soal
Indeks Kesukaran
Keterangan
1
0.90
Mudah
2
0.85
Mudah
3
0.8
Mudah
4
0.47
Sedang
5
0.87
Mudah
6
0.60
Sedang
7
0.77
Mudah
8
0.90
Mudah
9
0.82
Mudah
10
0.85
Mudah
11
0.95
Mudah
12
0.72
Mudah
13
0.82
Mudah
14
0.82
Mudah
15
0.87
Mudah
16
0.85
Mudah
17
0.80
Mudah
18
0.90
Mudah
19
0.87
Mudah
20
0.45
Sedang
21
0.77
Mudah
22
0.90
Mudah
23
0.82
Mudah
24
0.87
Mudah
25
0.85
Mudah
26
0.82
Mudah
180
27
0.82
Mudah
28
0.80
Mudah
29
0.87
Mudah
30
0.87
Mudah
31
0.82
Mudah
32
0.90
Mudah
33
0.70
Sedang
34
0.87
Mudah
35
0.90
Mudah
36
0.85
Mudah
37
0.87
Mudah
38
0.82
Mudah
39
0.67
Sedang
40
0.87
Mudah
41
0.82
Mudah
42
0.65
Sedang
43
0.85
Mudah
44
0.47
Sedang
45
0.75
Mudah
46
0.32
Sedang
47
0.47
Sedang
48
0.70
Sedang
49
0.40
Sedang
50
0.57
Sedang
Hasil rangkuman indeks kesukaran dapat disimpulkan bahwa; (1) Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 yang disebut soal sukar dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan; (2) Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 yang disebut soal sedang dalam
181
analisis butir soal ini berjumlah 11 soal; 3) Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 yang disebut soal mudah dalam analisis butir soal ini berjumlah 39 soal. Sehingga indeks kesukaran dalam butir-butir soal dapat memenuhi persyaratan untuk melakukan penelitian dengan instrument tes ini.
182
B. Daya Pembeda Cara menentukan daya pembeda dalam butir soal yaitu seluruh skor peserta tes dibagi menjadi dua kelompok besar masing-masing 50 % kelompok atas dan 50 % kelompok bawah kemudian dibuat urutan penyebaran dari skor yang paling tinggi ke skor yang paling rendah, yaitu sebagai berikut: No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kelompok Atas
Kelompok Bawah
183
Contoh penghitungan daya pembeda butir soal tes nomor 11-13. Rumus mencari daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah: D=
B A BB = PA- PB JA JB
Keterangan : J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA=
BA = Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar JA
PB=
BB = proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar JB
Contoh perhitungan daya pembeda atau indeks diskriminasi butir tes nomor 9. Diketahui: J A = 15
J B = 15
BA =9
BB = 4
PA = 0,60
PB = 0,26
Tanya: D? Jawab: D = PA- PB = 0,60 – 0,26 = 0,34 Untuk nomor butir soal yang lain cara perhitungan daya pembeda atau indeks diskriminasi sama dengan perhitungan contoh butir soal tes diatas. Daya pembeda
184
atau indeks diskriminasi butir soal sesuai dengan ketentuan yang diklasifikasikan sebagai berikut: D: 0,00 sampai 0,20 adalah jelek (poor) D: 0,20 sampai 0,40 adalah cukup (satisfactory) D: 0,40 sampai 0,70 adalah baik (good) D: 0,70 sampai 1,00 adalah sangat baik (excellent) D: negative, tidak baik jadi semua butir soal tes yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang Walaupun demikian butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai daya pembeda atau indeks diskriminasi 0,40 sampai 0,70. Hasil Rangkuman Hitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes No Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Indeks Diskriminasi
Keterangan Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good)
185
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good) Baik (good)
Hasil rangkuman indeks diskriminasi dapat disimpulkan bahwa; (1) Daya pembeda antara 0,00 sampai 0,20 yang berarti jelek dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan; (2) Daya pembeda antara 0,20 sampai 0,40 yang berarti cukup dalam analisis butir soal
186
berjumlah 11 soal; (3) Daya pembeda antara 0,40 sampai 0,70 yang berarti baik dalam analisis butir soal ini berjumlah 25 soal; (4) Daya pembeda anatara 0,70 sampai 1,00 yang berarti baik sekali dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan; (5) Daya pembeda negative yang berarti tidak baik dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan sehingga indeks diskriminasi dalam butir soal tes dapat memenuhi persyaratan penelitian dengan instrument test.
Uji Persyaratan Reliabilitas Prestasi Belajar Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .898
45
218
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (Kelompok Kontrol) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Dasar-dasar antomi tubuh manusia
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Bahasa umum dalam anatomi dan anatomi position Gambaran sistem organ
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi tubuh manusia
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi tubuh manusia 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
219
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi tubuh manusia 2. Klasifikasi taksonomi manusia 3. Tingkat struktural organisasi tubuh 4. Bidang struktural tubuh E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
220
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar OHP mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran. Kegiatan mahasiswa:
221
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar Transparansi mengenai sistem tubuh manusia 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi tubuh manusia?
222
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi manusia? 3) Jelaskan tingkat structural orgaisasi tubuh manusia? 4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
223
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (Kelompok Kontrol) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Antomi sistem pernafasan
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Definisi anatomi sistem pernafasan Gambaran garis besar saluran pernafasan Organ saluran pernafasan bagian atas dan bawah
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem pernafasan
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pernafasan 2. Mahasiswa mampu menjelaskan secara garis besar organ-organ saluran pernafasan
224
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem pernafasan 2. Tingkat struktural organ sistem pernafasan 3. Organ-organ saluran pernafasan bagian atas dan bagian bawah E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
225
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia
digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi
2) Mendengarkan, memperhatikan informasi
tentang organ tubuh
dan penjelaskan yang
manusia
disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan
3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
gambar OHP mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
226
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar Transparansi mengenai sistem pernafasan 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument
227
Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem pernafasan? 2) Jelaskan gambaran garis besar saluran pernafasan? 3) Jelaskan kendali saraf pada saluran pernafasan? 4) Jelaskan gambaran saluran pernafasan bagian atas dan bawah?
228
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3 (Kelompok Kontrol) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem kardiovaskuler, darah dan limfe Gambaran organ jantung, darah dan limfe Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah Jalur sirkulasi
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar sistem sirkulasi kardiovaskuler, darah dan limfe
229
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem kardiovaskuler 2. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe 3. Mahasiswa mampu menjelaskan hemodinamika tubuh manusia 4. Mahasiswa mampu menjelaskan jalur sirkulasi tubuh
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe 2. Gambaran organ jantung, darah dan limfe 3. Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah 4. Jalur sirkulasi E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
230
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar OHP mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
231
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar Transparansi mengenai sistem kardiovaskuler, darah dan limfe 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik
232
a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe? 2) Jelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe? 3) Jelaskan tingkat hemodinamika tubuh manusia?
233
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4 (Kelompok Kontrol) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Anatomi sistem persarafan dan sensori
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem organ persarafan dan sensori Gambaran sistem organ persarafan dan sensori
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi organ persarafan dan sensori
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem persarafan dan sensori 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
234
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem persarafan dan sensori 2. Klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori 3. Tingkat struktural organisasi sistem persarafan dan sensori tubuh 4. Bidang struktural tubuh pada sistem persarafan dan sensori E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran
235
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar OHP mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
236
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar transparansi mengenai system persarafan dan sensori 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument
237
Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem sistem persarafan dan sensori? 2) Jelaskan klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori manusia? 3) Jelaskan tingkat structural sistem persarafan dan sensori tubuh manusia? 4) Jelaskan bidang structural pada sistem persarafan dan sensori tubuh manusia?
238
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5 (Kelompok Kontrol) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Antomi sistem pencernaan
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem organ pencernaan Gambaran organ mulut, faring, gaster, ilium dan colon Gambaran sistem organ pendukung pencernaan
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi tubuh manusia
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pencernaan 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ sistem pencernaan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
239
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem pencernaan 2. Klasifikasi organ sistem pencernaan 3. Tingkat struktural organisasi tubuh 4. Bidang struktural tubuh E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
240
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar OHP mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
241
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar transparansi mengenai sistem tubuh manusia 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument
242
Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi tubuh manusia? 2) Jelaskan klasifikasi taksonomi manusia? 3) Jelaskan tingkat structural organisasi tubuh manusia? 4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
243
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6 (Kelompok Kontrol) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Antomi sistem urogenital
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem organ urogenital Gambaran sistem organ internal ginjal dan bladder
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem urogenital
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem urogenital 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ sistem urogenital 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
244
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem urogenital 2. Klasifikasi organ sistem urogenital 3. Tingkat struktural organisasi urogenital E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
245
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar OHP mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
246
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar transparansi mengenai sistem urogenital 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian:
247
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem urogenital? 2) Jelaskan klasifikasi sistem urogenital? 3) Jelaskan tingkat structural organisasi tubuh manusia? 4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (Kelompok Eksperimen) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Dasar-dasar antomi tubuh manusia
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Bahasa umum dalam anatomi dan anatomi position Gambaran sistem organ
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi tubuh manusia
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi tubuh manusia 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
184
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi tubuh manusia 2. Klasifikasi taksonomi manusia 3. Tingkat struktural organisasi tubuh 4. Bidang struktural tubuh E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
185
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar video mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
186
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar video mengenai sistem tubuh manusia 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi tubuh manusia?
187
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi manusia? 3) Jelaskan tingkat structural organisasi tubuh manusia? 4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
188
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (Kelompok Eksperimen) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Anatomi sistem pernafasan
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Definisi anatomi sistem pernafasan Gambaran garis besar saluran pernafasan Organ saluran pernafasan bagian atas dan bawah
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem pernafasan
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pernafasan 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
189
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem pernafasan 2. Tingkat struktural organ sistem pernafasan 3. Organ-organ saluran pernafasan bagian atas dan bagian bawah E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
190
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar video mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
191
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar video mengenai sistem pernafasan 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem pernafasan?
192
2) Jelaskan gambaran garis besar saluran pernafasan? 3) Jelaskan kendali saraf pada saluran pernafasan? 4) Jelaskan gambaran saluran pernafasan bagian atas dan bawah?
193
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3 (Kelompok Eksperimen) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem kardiovaskuler, darah dan limfe Gambaran organ jantung, darah dan limfe Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah Jalur sirkulasi
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem kardiovaskuler
194
2. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe 3. Mahasiswa mampu menjelaskan hemodinamika tubuh manusia 4. Mahasiswa mampu menjelaskan jalur sirkulasi tubuh
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe 2. Gambaran organ jantung, darah dan limfe 3. Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah 4. Jalur sirkulasi E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia.
195
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar video mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
196
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran. Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar video mengenai sistem kardiovaskuler 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument
197
a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe? 2) Jelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe? 3) Jelaskan tingkat hemodinamika tubuh manusia?
198
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4 (Kelompok Eksperimen) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Anatomi sistem persarafan dan sensori
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem organ persarafan dan sensori Gambaran sistem organ persarafan dan sensori
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami sistem organ persarafan dan sensori
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem persarafan dan sensori 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
199
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem persarafan dan sensori 2. Klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori 3. Tingkat struktural organisasi sistem persarafan dan sensori tubuh 4. Bidang struktural tubuh pada sistem persarafan dan sensori E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
200
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar video mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
201
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar video mengenai sistem persarafan dan sensori 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem sistem persarafan dan sensori?
202
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori manusia? 3) Jelaskan tingkat structural sistem persarafan dan sensori tubuh manusia? 4) Jelaskan bidang structural pada sistem persarafan dan sensori tubuh manusia?
203
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5 (Kelompok Eksperimen) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Anatomi sistem pencernaan
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem organ pencernaan Gambaran organ mulut, faring, gaster, ilium dan colon Gambaran sistem organ pendukung pencernaan
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar sistem organ pencernaan
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pencernaan 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ dalam sistem pencernaan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
204
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem organ pencernaan 2. Klasifikasi taksonomi sistem organ pencernaan 3. Tingkat struktural organisasi organ pencernaan 4. Organ sistem pendukung pencernaan E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran
205
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia
digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi
2) Mendengarkan, memperhatikan informasi
tentang organ tubuh
dan penjelaskan yang
manusia
disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan
3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
gambar video mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
206
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran. Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar video mengenai sistem pencernaan 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument
207
Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem organ pencernaan ? 2) Jelaskan klasifikasi taksonomi sistem organ pencernaan? 3) Jelaskan tingkat structural organ pencernaan tubuh manusia? 4) Jelaskan organ pendukung sistem pencernaan tubuh manusia?
208
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6 (Kelompok Eksperimen) (Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan
: STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program
: D III Keperawatan
Mata Pelajaran
: Anatomi
Pokok Bahasan
: Anatomi sistem urogenital
Semester
: I (Ganjil)
Alokasi Waktu
: 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi Mata kuliah ini membahasa tentang: Pendahuluan sistem organ urogenital Gambaran sistem organ internal ginjal dan blader
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem organ urogenital
C. Indikator Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem urogenital 2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ dalam sistem urogenital 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural sistem urogenital 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
209
D. Materi Pembelajaran 1. Definisi anatomi sistem urogenital 2. Klasifikasi taksonomi sistem urogenital 3. Tingkat struktural organisasi sistem urogenital 4. Bidang struktural tubuh E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendekatan dan metode Pengajaran a. Pendekatan
: Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran
:
-
Ceramah
-
Diskusi
-
Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran motivasi belajar dengan pemberian angket) a. Pendahuluan Kegiatan Dosen: 1) Memeriksa kehadiran mahasiswa 2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang lingkup tubuh manusia. 3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses pembelajaran 4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
210
Kegiatan mahasiswa: Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen. b. Kegiatan Inti Kegiatan Dosen 1) Mempersiapkan kelengkapan alat yang akan digunakan untuk media pembelajaran 2) Memberikan informasi tentang organ tubuh manusia 3) Menayangkan gambar video tentang sistem organ tubuh manusia
Kegiatan Mahasiswa 1) Membaca materi mengenai sistem organ tubuh manusia 2) Mendengarkan, memperhatikan informasi dan penjelaskan yang disampaikan oleh dosen 3) Memperhatikan tayangan gambar video mengenai sistem organ tubuh manusia 4) Bertanya
4) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya
c. Kegiatan Inti Kegiatan dosen: 1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ urogenital 2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa 4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
211
Kegiatan mahasiswa: 1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen 2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan 3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis 4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media: Gambar video mengenai sistem urogenital 2. Sumber Pembelajaran a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall Intenational Inc. b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC. c.
Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik a. Tes lisan dan tes tertulis b. Diskusi 2. Bentuk instrument a. Daftar pertanyaan b. Tes uraian 3. Soal/Instrument Tes uraian: 1) Jelaskan pengertian anatomi sistem urogenital?
212
2) Jelaskan klasifikasi sistem urogenital? 3) Jelaskan tingkat structural organisasi sistem urogenital? 4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
Data Rekapitulasi Penelitian Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa untuk Kelompok Eksperimen I (VCD) No
Motivasi Belajar Mahasiswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Keterangan: 1 : Kategori Rendah 2 : Kategori Tinggi
Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi
Data Rekapitulasi Penelitian Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa untuk Kelompok Eksperimen II (OHP) No
Motivasi Belajar Mahasiswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Keterangan: 1 : Kategori Rendah 2 : Kategori Tinggi
Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi
Rekapitulasi Skor Motivasi dan Prestasi Kelompok Eksperimen No
Motivasi
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
119 121 107 124 131 129 133 122 119 127 127 127 115 125 122 129 128 117 122 119 114 121 118 112 113 111 109 115 117 116 115 135 104 122 119 126 111 127
2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2
Prestasi Belajar 84 70 52 66 64 80 78 80 80 82 76 66 82 80 72 72 84 90 84 76 74 72 80 70 78 78 74 84 84 76 74 81 78 76 78 70 62 84
Rekapitulasi Skor Motivasi dan Prestasi Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Motivasi 113 116 114 102 114 124 105 106 115 123 124 114 109 110 109 98 121 112 103 97 108 106 102 119 125 107 104 121 116 115 114 109 110 109 98 121 109
Nilai 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1
Prestasi Belajar 68 56 62 70 70 70 54 52 50 66 58 80 70 66 70 70 64 70 70 78 70 66 52 72 66 70 66 80 74 72 70 70 78 70 72 80 50