,Jurnal Karya Tulis Ilmiah
PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUMON KECAMATAN TRUMON KABUPATEN ACEH SELATAN Cut Septiana Elvandari Mahasiswi Pada STIKes U’Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK Banyak tindakan yang relatif murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir konferensi tentang hak anak mengakui bahwa setiap anak berhak untuk hidup dan bertahan untuk melangsungkan hidup dan berkembang setelah persalinan. Berdasarkan survey awal yang dilakukan penelitiDi Wilayah Kerja Puskesmas Trumonjumlah ibu yang melahirkan normal terdapat 12 orang. Menyusu Dini Terhadap Waktu Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectionalyang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon, dengan jumlah populasi 103 sampel 51 orang menggunakan simple random sampling, Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner pada tanggal 9 sampai 25 Agustus 2013, hasil penelitian diolah dengan menggunakan Uji Statistik chi square menggunakan program SPSS. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh yang sangat bermakna antara pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini terhadap waktu pengeluran ASI pada ibu Post Partum dengan nilai P=0,009 (P<0,05). Ada pengaruh yang sangat bermakna antara pendidikan Inisiasi Menyusu Dini terhadap waktu pengeluran ASI pada ibu Post Partum dengan nilai P=0,005 (P<0,05). Ada pengaruh yang sangat bermakna antarasikap Inisiasi Menyusu Dini terhadap waktu pengeluran ASI pada ibu Post Partumdengan nilai P=0,001 (P<0,05). Kesimpulan dan Saran : Ada pengaruh yang sangat bermakna antara pengetahuan terhadap inisisasi menyusui dini terhadap pengeluaran ASI pada ibu Post Partum. Ada pengaruh yang sangat bermakna antara pendidikan terhadap Inisisasi Menyusu Dini terhadap pengeluaran ASI pada ibu Post Partum. Ada pengaruh yang sangat bermakna antara sikap terhadap Inisiasi Menyusu Dini terhadap pengeluaran ASI pada ibu Post Partum. Diharapkan dapat terjadinya peningkatan Inisiasi Menyusu Dini pada ibu Post Partum terhadap pengeluaran ASI dan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya serta dapat melakukan Inisiasi Menyusu Dini terhadap bayinya. Kata Kunci
: Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Inisiasi Menyusui Dini
I. Pendahuluan Banyak tindakan yang relatif murah dan mudah diterapkan untuk meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir. Salah satunya adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir atau biasa disebut inisiasi menyusui
dini (IMD) serta pemberian ASI Eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund (UNICEF), bahwa sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian ASI
secara eksklusif selama enam bulan sejak tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi (Aprillia, 2009). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Faktanya dalam satu tahun, empat juta bayi berusia 28 hari meninggal. Jika semua bayi di dunia segera setelah lahir diberi kesempatan menyusu sendiri dengan membiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi setidaknya selama satu tahun maka satu juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan (Roesli, 2008). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menjadi bagian dari prosedur pertolongan Asuhan Persalinan Normal (APN). Program dimulai dari tahun 2007 dan sampai saat ini telah dihasilkan 15 fasilitator, 260 konselor ASI dan 799 mutivator/ kader (Prasetyono, 2009). Bayi yang diberikan susu selain ASI, mempunyai 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar terkena infeksi saluran pernafsan (ISPA), salah satu faktor adalah karena buruknya pemberian ASI, khususnya tidak berhasilnya ASI secara ekslusif (Depkes, RI 2005). Berdasarkan hasil penelitian yaitu bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk meyusu dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui di usia yang sama (Roesli, 2008).
Di Aceh khususnya banyak ibuibu yang telah banyak tau apa itu Inisiasi Menyusu Dini tetapi tetap saja tidak mau melakukannya dengan alasan ASI tidak mau keluar dan air susu yang pertama keluar (kolostrum) di anggap air susu basi dan harus di buang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan, jumlah ibu yang melahirkan secara normal pada tahun 2012 sebanyak 3450 orang (Dinkes Kabupaten Aceh Selatan, 2012). Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Trumon, jumlah ibu yang melahirkan secara normal pada tahun 2012 sebanyak 103 orang ( Puskesmas Trumon, 2012). Adapun data awal yang peneliti lakukan dari hasil wawancara dengan beberapa ibu yang melahirkan normal yang ada di Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan, dari 12 ibu yang melahirkan normal yang di wawancarai 3 orang di antaranya melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap bayinya dan mengatakan ASI banyak keluar, dan 9 ibu lainnya mengatakan tidak melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) terhadap bayinya dan mengatakan ASI kurang dan sedikit. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Waktu Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu post partum tentang Inisiasi Menyusu Dini terhadap waktu pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan. b. Untuk mengetahui pengaruh sikap ibu post partum tentang Inisiasi Menyusui Dini terhadap waktu pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan. II. METODOLOGI 1. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini berdasarkan teori yang peneliti temukan, pengaruh inisiasi menyusui dini terhadap waktu pengeluaran ASI pada ibu post partum di tentukan oleh pengetahuan, pedidikan dan sikap. lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konsep dibawah ini:
Pengetahuan
Pendidikan
Inisiasi Menyusu Dini
Sikap
Hipotesa 1. Ha
: Ada pengaruh antara pengetahuan ibu post partum terhadap Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskemas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan.
2. Ha
: Ada Pengaruh antara pendidikan ibu post partum terhadap Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskemas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan. 3. Ha : Ada pengaruh antara sikap ibu post partum terhadap Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskemas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat Analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan suatu keadaan dengan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2005). Dalam hal penulis ingin mengetahui pengaruh inisiasi menyusui dini terhadap waktu pengeluaran ASI pada ibu post partum. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan normal di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon tahun 2012 berjumlah 103 orang. Sampel Perhitungan berdasarkan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo, 2005) sebagai berikut:
Keterangan: n : jumlah sampel N : jumlah populasi d : Tingkat kepercayaan / ketetapan yang di gunakan (0,1)
Maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 51 orang. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan pada tanggal 09 s/d 25 Agustus 2013 Cara Pengumpulan Data Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan dengan melakukan wawancara dengan panduan kuesioner yang berisi pertanyaan yang selanjutnya di jawab oleh respoden untuk memperoleh informasi yang ingin diketahui sesuai dengan tujuan penelitian. Data Sekunder yaitu data yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yang diperoleh dari Puskesmas Trumon. Pengolahan Data Menurut (Arikunto 2006) :data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating, Analisa Univariat Data yang diperoleh dilapangan diolah secara manual, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus Budiarto (2003), yaitu: P % Keterangan : P = persentase
f = frekuensi teramati n = Jumlah seluruh observasi 100 = Bilangan tetap Analisa Bivariat Analisa Bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistic dengan uji Chi - Square Tes (x) pada tingkat kemaknaan 95% (p. Value < 0,05). Sehingga dapat diketahui perbedaan tidaknya yang bermakna secara statistic, dengan menggunakan program khusus SPSS for windows. Melalui perhitungan Chi – Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai P lebih kecil dari nilai (0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas (Hartono, 2005) Perhitungan yang digunakan pada uji Chi – Square untuk program komputerisasi seperti program SPSS adalah sebagai berikut (Hartono,2005): 1. Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah Fisher Axact. 2. Bila pada tabel contingency 2x2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah Contiuty Correction. 3. Bila pada tabel 2x2 masih juga terdapat frekuensi (harapan e kurang dari 5, maka dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus Yate’s Correction Continu. 4. Pada uji Chi – Square hanya digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tiga variabel.
Untuk mengetahui nilai x2 maka penulis menggunakan rumus Chi– Square (x2) yaitu: X2 = Keterangan: X2 = Chi– Square 0 = Nilai yang diamati dalam bentuk sampel ԑ = Nilai yang diharapkan dari sebuah sampel tersebut III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 9 sampai dengan 25Agustus 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah 51 responden dengan cara penyebaran kuesioner.
1. 2.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tromon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013 No Pengetahuan Frekuensi Persentase 1. Tinggi 12 23,5 2. Sedang 10 19,6 3. Rendah 29 56,9 Jumlah 51 100
Analisa Univariat
Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukan bahwa dari 51 responden, yang diteliti ditemukan hanya 29 responden (56,9%) mempunyai pengetahuan rendah, hanya 12 responden (23,5%) pengetahuan tinggi dan 10 responden (19,6%) berpengetahuan sedang.
Inisiasi Menyusu Dini
Pendidikan
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Terhadap Menyusu Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Tromon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013 No
Pengetahuan
Inisiasi Menyusu Dini Ada Tidak Ada Jumlah
Frekuensi
Persentase
30 21 51
58,8 41,2 100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa dari 51 responden, yang diteliti ditemukan 30 responden (58,8%) ada Melakukan Inisiasi Menyusui Dini, sedangkan dari 21 responden (41,2%) tidak ada melakukan Inisiasi Menyusui Dini.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tromon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh SelatanTahun 2013 No 1. 2. 3.
Pendidikan Frekuensi Persentase Tinggi 8 15,7 Menengah 21 41,2 Dasar 22 43,1 Jumlah 51 100
Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukan bahwa dari 51 responden, yang diteliti ditemukan hanya 22 responden (43,1%) mempunyai pendidikan menengah, hanya 21 responden (41,2%) pendidikan dasar dan 8 responden (15,7%) mempunyai pendidikan tinggi.
Sikap Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Di Wilayah Kerja Puskesmas Tromon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013 No 1. 2.
Sikap Positif Negatif Jumlah
Frekuensi 25 26 51
Persentase 49,0 51,0 100
Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukan bahwa dari 51 responden, yang diteliti ditemukan 26 responden (51,0%) mempunyai sikap negatif, dan 25 responden (49,0%) mempunyai sikap positif. Analisa Bivariat Pengaruh Pengetahuan Terhadap Waktu Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum
Tabel 5.5 Pengaruh PengetahuanTerhadap Waktu Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja PuskesmasTrumon KecamatanTrumon Kabupaten Aceh SelatanTahun 2013
N o
Pengetahuan
1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah Jumlah
Inisiasi Menyusu Dini Ada Tidak Ada F % f % 11 91,7 1 8,3 7 70 3 30 12 41,4 17 58,6 30 58,8 21 41,2
Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 29 responden (58,6%) yang pengetahuan rendah terhadap Iniasiasi Menyusu Dini dan
Jumlah f 12 10 29 51
% 100 100 100 100
P Value
0,009
11 responden (91,7%) berpengetahuan tinggi. Pengaruh Pendidikan Terhadap Waktu Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum
Tabel 5.6 Pengaruh Pendidikan Terhadap Waktu Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja PuskesmasTrumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013
No 1. 2. 3.
Pendidikan Tinggi Menegah Dasar Jumlah
Inisiasi Menyusu Dini Ada Tidak Ada F % f % 8 100 0 0,0 14 66,7 7 33,3 8 36,4 14 66,7 30 58,8 21 41,2
2013)
Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 22
Jumlah f 8 21 22 51
% 100 100 100 100
P Value
0,005
responden (36,4%) yang berpendidikan dasar terhadap Iniasiasi Menyusui Dini dan 8
responden tinggi.
(0%)
pendidikan
a. Pengaruh Sikap Terhadap Waktu Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum
Tabel 5.7 Pengaruh Sikap Terhadap Waktu Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013
No 1. 2.
Sikap Positif Negatif Jumlah
Inisiasi Menyusu Dini Ada Tidak Ada F % f % 21 84,0 4 16,0 9 34,6 17 65,4 30 49,0 21 51,0
Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa dari 26 responden yang sikap negatif Inisiasi Menyusui Dini ada sebanyak 26 responden (65,4%), sedangkan dari 25 responden (16,0%) yang sikap positif Inisiasi Menyusu Dini. Pembahasan Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Inisiasi Menyusu Dini Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 29 responden (58,6%) yang pengetahuan rendah terhadap Iniasiasi Menyusu Dini dan 11 responden (91,7%) berpengetahuan tinggi. Setelah dilakukan uji stastistik dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p-value (0,009). Dengan demikian ada berpengaruh antara pengetahuan terhadap Inisiasi Menyusu Dini pengeluaran asi pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemuka oleh Yunina (2009), bahwa pengetahuan ibu yang kurang tentang posisi menyusui merupakan salah satu
f 25 26 51
% 100 100 100
P Value 0,001
penyebab terjadinya regurgitasi. Jika pengetahun ibu tentang regurgitasi masih belum dapat ditingkatkan maka dapat menyebabkan asupan nutrisi pada bayi berkurang atau juga terjadi gangguan pencernaan. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan. Pengetahuan juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang diperbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau lingkungannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Niswah (2011), tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Praktik Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kota Semarang” bahwa berdasarkan hasil uji Korelasi Spearman diketahui bahwa P-value sebesar 0,003 dan r tabel 0,05 dengan n = 45, sehingga Pvalue < r-tabel artinya Ha diterima. Ini berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dengan praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini terhadap waktu pengeluaran asi pada ibu post partum sangat penting. dengan pengetahuan ibu yang baik tentang inisiasi menyusui dini maka akan memberikan wawasan yang luas terhadap kejadian inisiasi menyusui dini namun sebaliknya jika pengetahuan ibu kurang tentang Inisiasi Menyusu Dini maka akan terciptanya pemahaman yang kurang baik terhadap kejadian inisiasi menyusui dini pada bayi. Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Inisiasi Menyusu Dini Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden (36,4%) yang berpendidikan dasar terhadap Iniasiasi Menyusui Dini dan 8 responden (0%) pendidikan tinggi. Setelah dilakukan uji stastistik dengan menggunakan ujichi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, di peroleh nilai P=0,005 (P<0,05). Dengan demikian ada berpengaruh antara pendidikan terhadap Inisiasi Menyusui Dini pengeluaran asi pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. Masriaty (2007), menjelaskan bahwa tingkat pendidikan ibu mempengaruhi tindakan yang diambil oleh seorang ibu. Pendidikan formal membentuk nilai-nilai progresif bagi seorang terutama dalam menerima hal baru, menyerap dan menerima informasi kesehatan.Tingkat pendidikan yang tinggi mempengaruhi daya tangkap ibu terhadap adanya masalah kesehatan sehingga mampu mengambil tindakan yang tepat. Makin tinggi pendidikan ibu maka akan semakin mudah menerima pesan yang di sampaikan termasuk imunisasi. Ibu
yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi menunjukan status imunisasi bayinya lengkap dari pada ibu yang tingkat pendidikan rendah. Hasil penelitian Nurhuda Firmansyah (2010), tentang “Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Inisiasi Menyusui Dini Di Kabupaten Tuban” menunjukkan bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,009 dan nilai Exp(B) = 10,0 yang artinya bahwa responden dengan pendidikan tinggi kemungkinan akan melakukan IMD 10 kali lebih besar jika dibandingkan responden dengan pendidikan dasar. Artinya bahwa pendidikan formal ibu berpengaruh terhadap tindakan nyata ibu dalam melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini pada bayinya. Peneliti berasumsi bahwa pendidikan berpengaruh terhadap Inisiasi Menyusui Dini. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu ada kecenderungan semakin tinggi inisiasi menyusui dini yang diberikan. Pendidikan ibu yang tinggi akan membuat akses kepelayanan kesehatan anak semakin baik. Pengaruh Sikap Ibu Terhadap Inisiasi Menyusu Dini Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 26 responden yang sikap negatif Inisiasi Menyusu Dini ada sebanyak 26 responden (65,4%), sedangkan dari 25 responden (16,0%) yang sikap positif Inisiasi Menyusui Dini. Setelah dilakukan uji stastistik dengan menggunakanuji Exact Test dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p-value (0,001). Dengan demikian ada pengaruh antara sikap terhadap inisiasi dini pengeluaran asi pada ibu post partum di wilayah kerja puskesmas Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013.
Menurut Mubarok (2007), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi dan sifat emosional terhadap stimulus social seperti halnya dengan pengetahuan. merupakan potensi tingkah laku seseorang terhadap sesuatu keinginan yang dilakukan. Maka dapat dikatakan seorang ibu yang bersikap positif terhadap perawatan bayi cenderung akan mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan perawatan bayi. Hal ini dikarenakan informasi, pengetahuan dan pemahamanibu yang baik mengenai pentingnya perawatanbayi yang dapat mencegah bahaya danrisiko yang mungkin terjadi masa neonatal. Sikap ibu terhadap perawatan kesehatan bayi baru lahir berperan dalam pemeliharaan kesehatan neonatal secara teratur. Hasil penelitian Niswah (2011), tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Praktik Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kota Semarang” menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji Korelasi Spearman diketahui bahwa P-value sebesar 0,009 dan r-tabel 0,05 dengan n = 45, sehingga Pvalue < rtabel artinya Ha diterima. Ini berarti ada hubungan antara sikap ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Peneliti berasumsi bahwa sikap ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini memiliki sikap yang negatif, hal ini disebabkan karena keinginan ibu untuk menghindari Inisiasi Menyusu Dini pada bayinya, yaitu ibu tidak memberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran bayinya. Sebaliknya jika ibu
memiliki sikap yang positif terhadap Inisiasi Menyusu Dini maka ibu akan membiarkan bayinya melakukan Inisiasi Menyusui Dini pada 1 jam pertama kelahiran bayinya. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang sangat bermakna antara pengetahuan terhadap inisisasi menyusui dini terhadap pengeluaran asi pada ibu post partum Di Wilayah kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. Dengan hasil uji stastistik chi-squaretest di dapat nilai sama dengan P=0,009 (P<0,05). 2. Ada pengaruh yang sangat bermakna antara pendidikan Inisisasi Menyusu Dini terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum Di Wilayah kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. Dengan hasil uji stastistik chi-squaretest di dapat nilai P=0,005 (P<0,05). 3. Ada pengaruh yang sangat bermakna antara sikap terhadap Inisisasi Menyusu Dini terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum Di Wilayah kerja Puskesmas Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013. Dengan hasil uji stastistik uji exact test didapat nilai P=0,001 (P<0,05). Saran 1.
Bagi peneliti agar dapat menambahkan pengetahuan peneliti untuk mengembangkan
2.
3.
4.
diri dan disiplin tentang ilmu kebidanan. Bagi responden atau masyarakat khususnya ibu post partum sehingga dapat melakukan Inisiasi Menyusu Dini terhadap bayinya. Bagi institut pendidikan agar dapat meningkatkan dan memanfaatkan oleh mahasiswi, khususnya di STIKes U’budiyah Banda Aceh sebagai referensi dan tinjauan pustaka. Bagi lahan penelitian di wilayah kerja Puskesmas TrumonKecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan sehingga diharapkan dapat terjadinya peningkatan Inisiasi Menyusui Dini pada ibu post partum terhadap pengeluaran ASI.
REFERENSI Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, RenikaCipta Dewi,
Sunarsih, (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Jakarta, MedikaSalemba
Notoatmodjo,(2003).Ilmu Kesehatan Masyaraka Prinsip-prinsip Dasar,Jakarta, Rineka Cipta Nasriaty,
(2007).Perawatan Ibu Bersalin Dan Asuhan Kebidanan Pada IbuBersalin, Yogyakarta, Pernerbit Fitramaya
Profil Puskesmas Trumon Aceh Selatan, 2012, diperoleh tanggal 30 Januari 2013
Roesli.U,(2008).Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif Sentral Laktasi Indonesia Saleha.S,(2009).Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta, Medika Salemba