PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURANDI PROVINSI BALI I WAYAN MULA SARJANA Fakultas Ekonomi UniversitasTabanan ABSTRAK Suatu proses pembangunan dinyatakan berhasil apabila terjadi kenaikan pendapatan masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan kesempatan kerja dan kestabilan harga. Agar hal ini bisa tercapai, maka sangat diperlukan peran serta pemerintah dalam menjaga stabilitas nasional dan dalam proses pembuatan kebijakan - kebijakan agar tujuan atau sasaran pokok pembangunan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Peran pemerintah di sini dapat dilakukan melalui kebijakan fiskal, kebijkan moneter, maupun kebijakan-kebijakan lain yang akan mempengaruhi kondisi perekonomian secara nasional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Apakah inflasi berpengaruhsecara parsialterhadap pengangguran di Provinsi Bali ? 2) Apakah PDRB berpengaruh secara parsial terhadap pengangguran di Provinsi Bali ? 3) Apakah inflasi dan PDRB berpengaruh nyatasecara simultan terhadap pengangguran di Provinsi Bali ? Untuk mengolah data hasil dari penelitian ini, analisis data dilakukan dengan bantuan metode regresi linear berganda, koefisien korelasi berganda dan uji statistik ( uji t, uji F dan koefisien determinasi ). Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingan signifikansinya pada tahap nyata 5 %. Dari r parsial pengaruh variabel bebas secara individu. Nilai t tabel pada taraf nyata 5 % adalah sebesar 1,759. Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui besarnya nilai t hitung, signifikansinya, r2 parsial untuk masing-masing variabel bebas. Hasil dalam penelitian ini adalah Pengaruh Inflasi (X 1 ) terhadap Pengangguran di Provinsi Bali. Dengan melihat Tabel 4, nilai t hitung sebesar 3,444 dan signifikasinya adalah sebesar 0.000. Angka-angka ini memberikan arti inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau signifikansinya lebih kecil dari 5%. Dengan asumsi variabel lain adalah konstan. Pengaruh PDRB (X2 ) terhadap Pengangguran di Provinsi Bali. Dengan melihat tabel 4.5, nilai t hitung sebesar 6,878 dan signifikasinya adalah sebesar 0.000. Angka-angka ini memberikan arti PDRB mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau signifikansinya lebih kecil dari 5%. Dengan asumsi variabel lain adalah konstan. Uji hipotesis kedua (uji F) Berdasarkan tabel 4.5 maka diketahui bahwa nilai F tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 3.47 ternyata F ratio lebih besar dari F tabel. atau 4566.560 lebih besar dari pada 3,47 begitu juga kalau dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0.000 berarti lebih kecil daripada 5%. Kata kunci: Inflasi, PDRB dan Pengangguran PENDAHULUAN Suatu proses pembangunan dinyatakan berhasil apabila terjadi kenaikan pendapatan masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan kesempatan kerja dan kestabilan harga. Agar hal ini bisa tercapai, maka sangat diperlukan peran serta pemerintah dalam menjaga 254
stabilitas nasional dan dalam proses pembuatan kebijakan - kebijakan agar tujuan atau sasaran pokok pembangunan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Peran pemerintah di sini dapat dilakukan melalui kebijakan fiskal, kebijkan moneter, maupun kebijakan-kebijakan lain yang akan mempengaruhi kondisi perekonomian secara nasional. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
salah satu permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia adalah masalah pengangguran. Pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang terus menerus membengkak. Sebelum krisis ekonomi tahun 1997, tingkat pengangguran di Indonesia pada umumnya di bawah 5 persen dan pada tahun 1997 sebesar 4,68 persen. Tingkat pengangguran sebesar 4,68 persen masih merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju, tingkat pengangguran biasanya berkisar antara 2-3 persen, hal ini disebut tingkat pengangguran alamiah. Tingkat Pengangguran alamiah adalah suatu tingkat pengangguran yang alamiah dan tak mungkin dihilangkan. Artinya jika tingkat pengangguran paling tinggi 2-3 persen itu berarti bahwa perekonomian dalam kondisi penggunaan tenaga kerja penuh atau full employment, (Sadono Sukirno, 2008). Peningkatan angkatan kerja baru yang lebih besar dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia terus menunjukkan jurang yang terus membesar. Kondisi tersebut semakin membesar setelah krisis ekonomi. Dengan adanya krisis ekonomi, tidak saja jurang antara peningkatan angkatan kerja baru dengan penyediaan lapangan kerja yang rendah makin dalam, tetapi juga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun terus semakin tinggi. Jika peningkatan angkatan kerja di Indonesia tidak dibarengi dengan perluasan lapangan kerja, tingkat pengangguran akan bertambah seiring penambahan angkatan kerja. Menurut Sumitro Djojohadikusumo (1994). Permasalahan strategis di Provinsi Bali tidak jauh berbeda dengan di pemerintahan pusat. Oleh karena itu, pengangguran menjadi tanggung jawab bersama, terutama pemerintah sebagai penyangga proses perbaikan kehidupan masyarakat dalam sebuah pemerintahan, untuk segera mencari jalan keluar dengan merumuskan langkah-langkah yang sistematis dan strategis sebagai upayapenanganan permasalahan pengangguran. Tingkat pengangguran di Provinsi Bali berfluktuasi setiap tahunnya. Dapat dilihat Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
bahwa pada periode 2005-2014, tingkat pengangguran di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena kurang stabilnya kondisi politik di tanah air yang berpengaruh juga terhadap kondisi ketenaga kerjaan di Provinsi Bali. Selain itu, kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM juga menjadi penyebab kenaikan tingkat pengangguran di Provinsi Bali. Adanya tragedi bom Bali juga berdampak kepada kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bali, karena sebagian besar penduduk Bali bekerja di industri pariwisata. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjutnya tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang menghadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation) (Amir, 2009). Kondisi perekonomian dengan tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan perubahan-perubahan outputdan kesempatan kerja. Bila tingkat inflasi tinggi, dapat menyebabkan angka pengangguran tinggi, ini berarti perkembangan kesempatan kerja menjadi semakin mengecil atau dengan kata lain jumlah tenaga kerja yang diserap juga akan kecil. Apabila tingkat inflasi meningkat, maka harga-harga barang dan jasa akhir juga akan naik, selanjutnya permintaan akan barang dan jasa akhir akan turun, dan akan mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja yang 255
dibutuhkan, akibatnya akan meningkatkan jumlah pengangguran terbuka. Sehingga inflasi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat pengangguran (Sukirno, 1994). Salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduksuatu wilayah adalah angka PDRB. PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode (Sasana, 2001 dalam Sukmaraga, 2011). Sedangkan yang dimaksud dengan PDRB per kapita adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk. PDRB per kapita sering digunakan sebagai indikator pembangunan. Semakin tinggi PDRB per kapita suatu daerah, maka semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah tersebut dikarenakan semakin besar pendapatan masyarakat daerah tersebut (Thamrin, 2001). Dengan kata lain jumlah penduduk miskin akan berkurang. PDRB mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang bekerja dengan asumsi apabila nilai PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah barang dan jasa akhir dalam seluruh unit ekonomi di suatu wilayah akan meningkat. Barang dan jasa akhir yang jumlahnya meningkat tersebut akan menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap jumlah tenaga kerja yang diminta. Tabel 3 menggambarkan peningkatan PDRB Provinsi Bali pada tahun 2008-2012. Produk Domestik regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan digunakan untuk menunjukan laju pertumbuhanekonomi secara keseluruhan dari tahun ke tahun. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada di suatu daerah menjadi semakin serius. Besarnya tingkat pengangguran merupakan cerminan kurang berhasilnya pembangunan di suatu negara. Pengangguran dapat mempengaruhi kemiskinan dengan berbagai cara (Tambunan, 2001). Pada hakekatnya pembangunan daerah dianjurkan tidak hanya memusatkan perhatian pada pertumbuhan ekonomi saja namun juga mempertimbangkan bagaimana angka pengangguran dapatditekan serendah mungkin (Wijayanto, 2010). 256
Tisna (2008, dalam Wijayanto, 2010) dalam ilmu ekonomi dikemukakan berbagai teori yang membahas tentang bagaimana pembangunan ekonomi harus ditangani untuk mengejar keterbelakangan. Sampai akhir tahun 1960, para ahli ekonomi percaya bahwa cara terbaik untuk mengejar keterbelakangan ekonomi adalah dengan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomisetinggi-tingginya, sehingga dapat melampaui tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan cara tersebut angka pendapatan per kapita akan meningkat sehinggasecara otomatis terjadi pula peningkatan kemakmuran masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali dalam periode 2008 - 2012 dengan mengambil permasalahan pengangguran dan menggunkan variabel PDRB dan inflasi. Usaha penelitian sudah banyak dilakukan secara mendalam dan mencakupi secara luas berbagai bidang kegiatan ekonomi dengan penelaahan serangkaian variabel dalam kaitannya dengan permasalahan pengangguran sehingga diperlukan suatu studi lebih lanjut denganpengembangan – pengembangan model dan penyertaan variabel lain yang sesuai agar hasilnya lebih baik lagi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengambil judul “Pengaruh Inflasi dan PDRB Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali ”. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis ingin mengetahui tentang : 1. Apakah inflasi berpengaruhsecara parsial terhadap pengangguran di Provinsi Bali ? 2. Apakah PDRB berpengaruh secara parsial terhadap pengangguran di Provinsi Bali ? 3. Apakah inflasi dan PDRB berpengaruh nyatasecara simultan terhadap pengangguran di Provinsi Bali ? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmengetahui : 1. Apakah inflasi berpengaruh secara parsial terhadap pengangguran di Provinsi Bali ? 2. Apakah PDRB berpengaruh secara parsial terhadap pengangguran di Provinsi Bali ? 3. Apakah inflasi dan PDRB berpengaruh nyatasecara simultan terhadap pengangguran di Provinsi Bali ?
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Manfaat pelaksanaan penelitian adalah: 1. Bagi Universitas Tabanan Penelitian ini dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kemampuan mahasiswa di dalam mengumpulkan dan menganalisa data secara kronologis dalam susunan yang sistematika ke dalam karya ilmiah. 2. Bagi Pemerintah Di samping itu penelitian ini juga berguna sebagai masukan untuk mengambil kebijaksanaan. Apabila diketahui ada tidaknya pengaruhinflasidan PDRB terhadapjumlahpengangguran di Provinsi Bali. METODELOGI PENELITIAN Hipotesis adalah teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji setelah peneliti mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar (Arikunto, 2006). Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritisdan berdasarkan studi empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang ini, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Bahwa terdapat pengaruh yang parsial antara inflasi terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Bali. 2. Bahwa terdapat pengaruh yang parsial antara PDRB terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Bali. 3. Bahwa terdapat pengaruh secara yang simultan antara inflasi dan PDRB terhadap pengangguran terbuka di Provinsi Bali. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006). Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu (Hasan, 2004). Data sekunder merupakan data-data penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, yaitu Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Tabanan. Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah: 1. Data mengenai besarnya jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Bali selama periode tahun 2005-2014 yang bersumber dari Badan Pusat StatistikKabupaten Tabanan. 2. Data mengenai besarnya tingkat inflasi di Provinsi Bali selama periode tahun 20052014 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan. 3. Data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan 2000 di Provinsi Bali periode tahun 20052014 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan. Metode pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar guna memperoleh data kuantitatif, disampingitu metode pengumpulan data memiliki fungsi teknis guna memungkinkan para peneliti melakukan pengumpulan data sedemikian rupa sehinggaangka-angka dapat diberikan pada obyek yang diteliti (Hasan, 2004). Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini sepenuhnya diperoleh melalui studi pustaka sebagai metode pengumpulan datanya, sehingga tidak diperlukan teknik sampling serta kuesioner. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2005– 2014. Sebagai pendukung, digunakan buku referensi, jurnal, surat kabar, serta dari browsing websiteinternet yang terkait dengan masalah pengangguran. Untuk mengetahui pengaruh inflasi dan PDRB penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat, dimana dua variabel bebas tersebut adalah inflasi dan PDRB sedangkan variabel terikatnya adalah pengangguran. Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, maka setiap variabel perlu diberi ukuran dan didefinisikan dengan jelas terlebih dahulu. Adapun definisi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Inflasi adalah tingkat inflasi yang ada di Provinsi Bali periode tahun 2005-2014, dengan satuan persen. 2. PDRB adalah Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan 2000 257
yang ada di Provinsi Bali periode 20052014, dengan satuan milyar rupiah. 3. Pengangguran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengangguran terbuka di Provinsi Bali periode 2005-2014, dengan satuan jiwa. Untuk mengolah data hasil dari penelitian ini, analisis data dilakukan dengan bantuan metode regresi linear berganda, koefisien korelasi berganda dan uji statistik ( uji t, uji F dan koefisien determinasi ). 1. Analisis regreasi berganda Adalah alat statistik yang digunakan untuk menganstiminasi dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel antara inflasi terhadap pengangguran dan PDRB terhadap pengangguran. Perhitungan analisis dapat dicari dengan rumus : Y =+ l Xl + 2 X2 Keterangan : Y = Pengangguran Terbuka = Konstanta Xl = Inflasi PDRB X2 = l = Menunjukkan hubungan ( pengaruh ) antara inflasi (X 1 ) terhadap pengangguran (Y) 2 = Menunjukkan hubungan ( pengaruh ) antara PDRB (X2 ) terhadap pengangguran (Y) Selanjutnya untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh inflasi dan PDRB terhadap pengangguran, maka diukur dengan koefisien determinasi, yaitu koefisien determinasi dikalikan 100%. Jadi dengan demikian koefisien determinasi menjadi : R2 x 100%. 2. Uji statistik a) Pengujian Secara Parsial (Uji t) Pengukuran uji t dimaksudkan untuk mempengaruhi apakah secara individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas (inflasi dan PDRB) dengan variabel terikat (pengangguran). Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi 258
diuji untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan melihat tingkat signifikansi nilai t pada 5% . 1. Formulasi Hipotesis Ho : 1 =0 artinya tidak ada pengaruh nyata secara parsial inflasi terhadap pengangguran. Ha : 1 >0 artinya ada pengaruh nyata secara parsial inflasi terhadap pengangguran. Ho : 2 =0 artinya tidak ada pengaruh nyata secara parsial PDRB terhadap pengangguran. Ha : 2 >0 artinya ada pengaruh nyata secara parsial PDRB terhadap pengangguran. 2. Perhitungan t hitung t hitung = i Si Keterangan : i =parameter yang diestimasi S =Standar Error Pengujian setiap koefisien regresi dikatakan signifikan bila nilai mutlak thitung >ttabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan bila nilai thitung < ttabel maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. b). Pengujian Secara Simultan (Uji F) Untuk menguji secara bersamasama antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melihat tingkat signifikansi (F) pada 5%. 1. Formula Hipotesis Ho : 1 = 2 = 0 berarti inflasi dan PDRB secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap pengangguran. Hi : 1 2 0 minimal satu dari variabel inflasi atau PDRB tidak sama dengan nol. Artinya variabel inflasi dan PDRB secara bersama – Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
F hitung
sama berpengaruh terhadap pengangguran. 2. Perhitungan F hitung 2 = R /k–1 ( 1 - R2 ) / ( n – k )
Dimana : R2 =koefisien korelasi berganda k=jumlah variabel bebas n=jumlah sampel yang dipakai Pengujian setiap koefisien regresi bersama-sama dikatakan signifikan bila nilai Fhitung> Ftabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan bila nilai Fhitung< Ftabel maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, yakni Pulau Bali sebagai pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan (terletak di sekitar kaki pulau Bali) serta Pulau Menjangan yang terletak di bagian barat Pulau Bali. Secara astronomis, Provinsi Bali terletak pada posisi titik koordinat 08º03’40’’ - 08º50’48’’ Lintang Selatan dan 114º25’53’’ - 115º42’40’’ Bujur
Timur yang membuatnya beriklim tropis layaknya Indonesia. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, yaitu untuk menganalisis inflasidan PDRB yang mempengaruhi pengangguran di Provinsi Bali. Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap Pengangguran di Provinsi Bali. Pembuktian hipoteis digunakan uji statistik yaitu uji regresi parsial (uji t) dan uji regresi secara serempak (uji F). Memperhatikan uraian dari variabelvariabel yang digunakan dalam model tersebut dan berdasarkan pengukuran terhadap variabelvariabelnya, maka dapat diperoleh hasil estimasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhipengangguran di Provinsi Bali. Model analisis linear berganda, yang digunakan sebagai variabel terikat adalah pengangguran di Provinsi Bali (Y). Sedangkan variabel bebasnya adalah Inflasi (X 1 ), dan PDRB (X2 ). Analisis ini diolah dengan menggunakan program SPSS. Adapun rangkuman dari hasil pengolahan data tersebut terlihat pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 1. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Metode Full Regression Variabel Bebas
Koefisien Regresi
t
Sig
Inflasi (X1) PDRB (X2)
8.841 6.626
3.444 6.878
0,000 0,000
Konstanta Koefisien determinasi (R 2 ) F ratio Signfikansi
= 876.34 = 0,852 = 4566.560 = 0,000
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dibuat satu persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 876.34+ 8.841X1 + 6,626X2 Hasil dari persamaan regresi linear berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masing-masing variabel bebasnya. Koefisien regresi b1 ,danb2 bertanda positif berarti variabel Inflasidan PDRBmempunyai pengaruh yang searah terhadap pengangguran di Provinsi Bali. Untuk melihat bermakna tidaknya pengaruh masing-masing faktor tersebut, maka perlu 259
dilakukan pengujian baik secara parsial maupun simultan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap penganggurandapat diuraikan sebagai berikut : Nilai konstanta sebesar 876.34 artinya rata – rata terhadap pengangguran adalah sbesar 876.34ribu rupiah dengan asumsi variabel yang lain konstan. 1. Inflasi Koefisien regresi X 1 sebesar 8.841 berarti bahwa peningkatan inflasisebesar satu persen akan meningkatkan jumlahpengangguran di Provinsi Bali sebesar 8.841orang, dalam arti menaikan inflasiterhadap pengangguran sebesar 8.841 orang dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi peningkatan atau penurunaninflasi setiap satu orang terhadap pengangguranakan mempengaruhi perubahaan terhadap pengangguran di Provinsi Bali sebesar 8.841rupiah 2. PDRB Koefisien regresi X 2 sebesar 6.626 berarti bahwa peningkatan atas PDRB sebesar satu rupiah akan meningkatkan jumlah pengangguran di Provinsi Bali sebesar 8.841orang, dalam arti menaikan PDRB terhadap pengangguran di Provinsi Bali sebesar 6.626 dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi PDRB terhadap penganggura di Provinsi Bali akan mempengaruhi perubahaan terhadap pengangguran di Provinsi Bali sebesar 6.626 orang. Uji hipotesis pertama (Uji t) Uji parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap pengangguran di Provinsi Bali. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel inflasidan PDRB mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap pengangguran di Provinsi Bali diterima atau ditolak. Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingan 260
signifikansinya pada tahap nyata 5 %. Dari r parsial pengaruh variabel bebas secara individu. Nilai t tabel pada taraf nyata 5 % adalah sebesar 1,759. Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui besarnya nilai t hitung, signifikansinya, r2 parsial untuk masing-masing variabel bebas. 1. PengaruhInflasi (X1 ) terhadap Pengangguran di Provinsi Bali. Dengan melihat Tabel 4, nilai t hitung sebesar 3,444 dan signifikasinya adalah sebesar 0.000. Angka-angka ini memberikan artiinflasimempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau signifikansinya lebih kecil dari 5%. Dengan asumsi variabel lain adalah konstan. 2. Pengaruh PDRB (X2 ) terhadap Pengangguran di Provinsi Bali. Dengan melihat tabel 4.5, nilai t hitung sebesar 6,878 dan signifikasinya adalah sebesar 0.000. Angka-angka ini memberikan arti PDRBmempunyai pengaruh signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau signifikansinya lebih kecil dari 5%. Dengan asumsi variabel lain adalah konstan. 3. Uji hipotesis kedua (uji F) Berdasarkan tabel 4.5 maka diketahui bahwa nilai F tabel dengan taraf nyata 5% adalah sebesar 3.47 ternyata F ratio lebih besar dari F tabel. atau 4566.560 lebih besar dari pada 3,47 begitu juga kalau dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0.000 berarti lebih kecil daripada 5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel-variabel inflasi, dan PDRB secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Bali.Besarnya pengaruh ketiga variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat secara serempak dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasinya (R 2 ). Pada tabel 4.5 diketahui R2 adalah sebesar 0,852. Ini Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
berarti bahwa kedua variabel inflasidan PDRB tersebut secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 85.2% terhadap pengangguran di Provinsi Bali, sedangkan sisanya sebesar 14,8% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah ditemukan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Inflasidan PDRB mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap pengangguran di Provinsi Bali, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau signifikansinya lebih kecil dari 5%. 2. Inflasi dan pengangguran mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap di Provinsi Bali, karena F hitung lebih besar dari F tabel atau signifikansinya lebih kecil dari 5%. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukan saran antara lain sebagai berikut : Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh, saran-saran yang diajukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya sebagai berikut. 1) Untuk meningkatkan produksi dan tingkat keuntungan pelaku sektor informal atau UKM di Kabupaten Tabanan khususnya di Kecamatan Kediri maka perlu ditunjang oleh adanya dukungan dari berbagai faktor-faktor produksi terutama modal usaha dan tenaga kerja akan lebih tepat melalui pelatihan, kursus ketrampilan, karena factor produksi ini yang sangat signifikan dalam meningkatkan keuntungan UKM. 2) Bagiparapelaku UKM, hendaknya dalam menjalankan usaha dapat melihat setiap jenis peluang usaha yang memberikan keuntungan lebih banyak dan tidak hanya menekuni pada satujenis usaha tertentu.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
3) Mengingat faktor produksi tenaga kerja sebagai modal utama dalam pengembangan UKM di Kecamatan Kediri, maka untuk mempertahankan dan mengembangkan UKM sbagai upaya pelestarian budaya Bali, perlu perhatian khusus dari Pemerintah Daerah dan seluruh komponen masyarakat Bali, untuk mengembangkan ketrampilan yang berbasis kearifan lokal melalui jalur pendidikan formal dari usia dini. 4) Hasil-hasil penelitian ini perlu dikembangkan dengan menggunakan indikator dan komponen, atau konstruk yang lebih banyak, sehingga iperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keuntungan UKM, misalnya ukuran usaha, kelembagaan, cluster dan kebijakan ekspor. DAFTAR PUSTAKA Fikriyani, Nikma. 2013. Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2000 – 2012 . Skripsi PadaFakultas Ekonomi Pembangunan Universitas Sultan Ageng Titayasa Serang, Banten. Ningsih, Fatmi Ratna. 2010. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia Periode Tahun 1988-2008. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sucitrawati, Ni Putu. 2011. Pengaruh Inflasi, Investasi dan Tingkat Upah Terhadap Tingkat Pengangguran Di Bali. Skripsi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali. Sukirno, Sadono. (2012). Makroekonomi. Teori Pengantar EdisiKetiga. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Yeny, Dharmayanti. 2011. Analisis Pengaruh PDRB, Upah, dan Inflasi Terhadap Pengangguraan Terbuka di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1991-2009. Skripsi PadaFakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. . 2010. Tabanan Dalam Angka. Tabanan. . 2011. Tabanan Dalam Angka. Tabanan. . 2012. Tabanan Dalam Angka. Tabanan. . 2013. Tabanan Dalam Angka. Tabanan.
261