Volume 1 No. 1 Januari โ Juni 2013
ISSN : 2337-6198 Halaman 57 - 66
Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton Edi Azwar Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP UISU Medan Jl. Puri No. 18 Medan E-mail:
[email protected] ABSTRAK Komunitas Fauna di hutan mangrove bersifat unik, dimana organisme daratan menempati bagian atas sedangkan hewan lautan yang sebenarnya menempati bagian bawah. Kelompok organisme yang selalu terbawa arus perairan ini dibagi menjadi dua golongan utama yaitu Fitoplankton dan Zooplankton. Komposisi Vegetasi Kawasan Hutan Mangrove Belawan disusun oleh 13 jenis tumbuhan yang dikelompokkan dalam 2 kelas, 10 ordo dan 10 familia serta 12 genus. Jenis Avicennia officinali L. memiliki nilai kepentingan paling besar, kemudian diikuti oleh jenis Rhizophora mucronata Lmk. dan Nipa fructicans Thunb. Ditemukan 23 jenis zooplankton di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan yang dikelompokkan dalam 3 filum dan 17 famili Difflugia lobostoma memiliki nilai kepentingan paling besar, kemudian diikuti oleh jenis Astramoeba radiosa dan Obelia sp. Terdapat pengaruh yang signifikan antara keanekaragaman vegetasi Hutan Mangrove Belawan terhadap keanekaragaman Zooplankton. Kata kunci : hutan mangrove, Belawan, keanekaragaman, Zooplankton.
1. Pendahuluan Hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa species pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin (Nybakken, 1988). Hutan ini merupakan hutan tipe hutan yang khas yang terdapat disepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga seringkah hutan ini disebut dengan hutan pasang surut, hutan pantai, hutan payau, atau hutan bakau. Untuk menghindari kekeliruan, istilah bakau digunakan hanya untuk jenis-jenis tumbuhan tertentu saja yaitu dari genus Rhizopora, sedangkan istilah mangrove digunakan untuk segala jenis tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas ini. Oleh karena itu istilah hutan mangrove lebih sering digunakan untuk merujuk pada tipe hutan ini (Nontji, 1993). Kawasan hutan mangrove Belawan berada di pantai Selat Malaka, pesisir timur propinsi Sumatera Utara. Kawasan ini terletak di kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten daerah tingkat II Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah mencapai 439.794 hektar dengan potensi luas areal hutannya 76.401 hektar. Dari luas areal hutan tersebut sekitar 20.300 hektar adalah kawasan hutan mangrove, dimana lebih kurang 3.600 hektar terdapat di kawasan Belawan kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang. Organisme yang hidup melayang-layang atau mengambang di dalam air dan memiliki kemampuan gerak yang relatif terbatas disebut plankton. Plankton mempunyai peranan penting dalam ekosistem perairan, karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis organisme lainnya di ekosistem perairan tersebut (Hutabarat, 1986). Kelompok organisme yang selalu terbawa arus perairan ini dibagi menjadi dua golongan utama yaitu Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton yang sering juga disebut dengan plankton nabati merupakan organisme autotroph yang sangat banyak dijumpai di ekosistem perairan.
57
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Sedangkan Zooplankton yang sering disebut plankton hewani merupakan organisme heterotroph yang memiliki ukuran lebih besar dari fitoplankton (Nybakken, 1988). Menurut Nontji (1993) dalam Ismulhuda (2000) Kelompok Zooplankton memiliki kekayaan jenis yang tinggi, ada jenis organisme yang seluruh daur hidupnya tetap sebagai plankton, yang disebut holoplankton, dan ada pula yang hanya sebagian daur hidupnya sebagai plankton, yang disebut meroplankton. Kehidupan sebagai plankton dijalani meroplankton hanya pada tahap awal, sebagai telur atau larva sedangkan setelah dewasa hidup sebagai nekton (berenang bebas) atau benthos (hidup didasar laut). Seringkali bentuk larva sebagai plankton sangat jauh bedanya dengan bentuk dewasanya, seperti larva kepiting yang tidak menunjukkan persamaan bentuk dengan kepiting dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keanekaragaman vegatasi, tingkat keanekaragaman zooplankton dan pengaruh tingkat keanekaragaman vegetasi penyusun Kawasan Hutan Mangrove Belawan terhadap keanekaragaman zooplankton. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan yang dimulai pada bulan Juni hingga akhir Agustus 2004.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
2. Bahan Dan Metode Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kerapatan, kehadiran dominasi vegetasi dan kepadatan zooplankton. Pengambilan sampel vegetasi menggunakan metode kwadrat. Pada area penelitian dibuat kwadrat sebanyak 10 buah dengan luas 100 m2 (10 meter x 10 meter). Penentuan kwadrat disesuaikan dengan kondisi, sehingga penentuan lokasi ini diharapkan menunjukkan heterogenitas baik komposisi jenis vegetasi maupun kondisi lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut maka lokasi pengambilan sampel dibagi atas tiga lokasi. Selanjutnya pada masingmasing lokasi tersebut ditetapkan 3 stasiun secara subjektif untuk peletakan kwadrat.
58
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Selanjutnya dalam kwadrat 100 m2 diletakkan lagi petak sampel berukuran 2 meter x 2 meter sebanyak 25 buah. Dari jumlah tersebut ditentukan 9 buah petak sampel yang akan diambil sampelnya. Penentuan petak sampel dapat dilihat pada gambar berikut:
2x2m
2 10 m
2 10 m Gambar 2: Tata Letak Petak Sampel
Keterangan: : Kwadrat sampel : Kwadrat tidak di sampel Sampel Zooplankton dilambil secara intuisi dimasing-masing stasiun saat pasang naik pada kwadrat 100 m2. Untuk memperoleh data vegetasi pada setiap kwadrat yang dikerjakan, dilakukan identifikasi untuk mendapatkan data kerapatan, kehadiran dan dominansi setiap jenis tumbuhan. Data tersebut dicatat dalam tabel pengamatan. Pengenalan nama jenis tumbuhan yang telah dikenal dengan baik langsung didata, sedangkan jenis tumbuhan yang belum dikenal atau masih ragu, maka jenis ini diberi kode, sehingga dapat dikenal dan didata pada kwadrat berikutnya. Selanjutnya jenis tersebut diambil dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dengan mengacu kepada buku Backer dan Bakhuizen (1968), dan Cronquist, A (1981). Data jenis Zooplankton diperoleh dengan metode pemekatan sampel, seperti yang dikemukakan oleh APHA (1985) bahwa untuk penelitian plankton perairan, dilakukan penyaringan sejumlah volume tertentu air diperairan sehingga terkumpul menjadi volume tertentu sebagai sampel. Dalam penelitian ini pengumpulan sempel air untuk data Zooplankton dilakukan dengan pemekatan 20 liter air menjadi 60 ml. Pengumpulan data dilakukan pada setiap stasiun dengan cara pengambilan air dengan botol sampel Lamotte sebanyak 20 liter, lalu dimasukkan kedalam ember plastik. Selanjutnya air tersebut disaring dengan menggunakan net plankton no. 25 dan ditampung dalam botol yang bervolume 60 ml. Karena sampel yang diperoleh tidak langsung diamati, maka sampel-sampel tersebut diawetkan dengan membubuhkan formalin 4% dan larutan lugol sebanyak 2 tetes pada setiap botol sampel. Kegiatan analisis laboratorium meliputi pengamatan sampel di bawah mikroskop dan diidentifikasi. Untuk mengidentifikasi digunakan buku pedoman identifikasi Fress-Water Biology (Edmonson, 1959) dan Fresh-Water Invertehrates ofthe United States (Pennak,R. W., 1953).
59
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Menurut Cox (1978) dalam Ismulhuda (2000) untuk menganalisis vegetasi penyusun hutan mangrove Belawan, digunakan rumus sebagai berikut: Kerapatan jenis ke โ i (Di) = Kerapatan relatif (Dr)
Kehadiran (Fi) Kehadiran relatif (Fr) Penutupan (Ci)
= =
Jumlah individu jenis ke-i Luas area cuplikan
Kerapatan jenis ke - i x 100 Kerapatan semua jenis
Jumlah kehadiran jenis ke - i x100 Jumlah kuadrat sampel
= =
Penutupan relatif (Cr) =
Kehadiran satu jenis ke -i x100 Kehadiran semua jenis
Penutupan oleh jenis ke - i ๐ฅ100 Luas area cuplikan Penutupan oleh jenis ke - i x100 Penutupan oleh semua jenis
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keanekaragaman vegetasi di kawasan hutan mangrove Belawan dianalisis dengan menggunakan Indeks Shaunon Wiener (H) dalam Parson (1982) yaitu: H=
pi log2 pi
dimana :
H = Indeks keanekargaman Vegetasi pi = Peluang kepentingan untuk tiap jenis (NP/NPtotal ) dengan kriteria
H < 2,303 = Keanekaragaman rendah 2,303 < H < 6,908 = Keanekaragaman sedang H < 6,908 = Keanekaragaman tinggi Selanjutnya untuk menghitung kepadatan zooplankton di kawasan Hutan Mangorve Belawan dipergunakan rumus (APHA, 1975): N= n x
1 Oi Vr 1 x x x p Op Vo Vs
Keterangan: N = Kepadatan zooplankton (ind/I n = Jumlah individu yang teramati p = Jumlah lapangan pandang Oi = Luas gelas penutup (mm2 ) Op = Luas satu lapangan pandang (mm2 ) Vr = Volume air tersaring (ml) Vo = Volume air yang diamati (ml) Vs = Volume air yang disaing dengan net (l)
60
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keanekaragaman zooplankton di kawasan Hutan Mangorve Belawan dianalisis dengan menggunakan Indeks Shaunon Wiener (H) dalam Parsons (1982) yaitu: H=
pi log 2 pi
dimana : H = Indeks keanekargaman Vegetasi ni pi = Peluang kepentingan untuk tiap jenis zooplankton N ni = Jumlah individu dari spesies ke-i N = Jumlah total individu dengan kriteria H < 2,303 2,303 < H < 6,908 H < 6,908
= Keanekaragaman rendah = Keanekaragaman sedang = Keanekaragaman tinggi
Untuk menaksir hubungan antara keanekaragaman vegetasi penyusun hutan Mangrove terhadap keanekaragaman zooplankton dipergunakan analisis regresi sederhana. Indeks keanekaragaman vegetasi dijadikan sebagai variabel bebas (iindependent variable), sedangkan indeks keanekargaman zooplankton sebagai variabel tak bebas (dependent variable). Data diolah dengan komputer, menggunakan SPSS for windows 3.1 Versi. 6.0.
2. Hasil dan Pembahasan 2.1. Komposisi Jenis Vegetasi Penyusun Hutan Manggrove Belawan Hasil pengamatan terhadap vegetasi Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan di 3 lokasi (9 stasiun) ditemukan 13 jenis tumbuhan, mencakup 2 kelas yaitu Magnoliopsida dan
Liliopsida. Tabel 1. Klasifikasi Jenis Tumbuhan di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan Divisio Class Ordo 1. Magnoliophyla 1. Magnoliopsida 1. Rhizophorales
Familia Genus 1. Rhizophoraceae 1. Rhizophora 2. Bruguiera :
2 Liliopsida
Sumber
2. Lamiales 3. Theales 4. Myrtales 5. Euphorbiales 6. Malvales 7. Sapindales 8. Arecales
2. Verbanaceae 3. Cluciaceae 4. Combretaceae 5. Euphorbiaceae 6. Malvaceae 7. Sapindaceae 8. Arecacease
3. Carapa 4. Avicecnia 5. Calphyllum 6. Lumnitzera 7. Excoecaria 8. Hibiscus 9. Erioglosum 10. Nipa 11. Cocos
Species 1. Rhizophora conjugata L. 2. Rhizophora mucrotana Lmk. 3. Bruguiera gymnorrrhiza (L) Lmk. 4. Brugutera praviflora RaxG. 5. Carapa obovate BL. 6. Avicecnia officinalis L. 7. Calphyllum inophylum L 8. Lumnitzera litlorea (Jack) Voigt 9. Excoecaria agallocha L. 10. Hibiscus tiliaceus L 11. Erioglosum rubigynosum 12. Nipa fructicans Thunb. 13. Cocos nucifera
: 1). Backer, C. A. & R.C. Bakhuizen van den Brink Jr (1963, 1965, 1968) Flora of Java Spermatophytes Only. Vol. I, II, and III; N.V.D. Noordhoff - Groningen The Netherlands. 2) Cronquist, A. (1981) An Integrated System of Classification Flowering Plants; Colombia University Press: New York
61
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa dari 13 jenis tumbuhan yang dijumpai di kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan dikelompokkan ke dalam 8 ordo dan 8 familia serta 11 genus. Proporsi jumlah jenis terhadap masing-masing dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Proporsi Komposisi Familia Tumbuhan Penyusun Vegetasi Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan
Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa Avicenia officinalis L. memiliki kepentingan paling besar, kemudian diikuti oleh Rhizophora mucronata Lmk. dan Nipa fructicans Thunb. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Daftar Jenis Tumbuhan, Kerapatan (K), Penutupan setiap Kuadrat (D) dan Nilai Penting (NP) pada kawasan Hutan Manggrove Belawan. No
1 Avicenia officinalis L.
0.189
52.617
0.2306
33.40
1.000
11.625
Kr+Dr+Fr (NP) 97.642
2 Rhizophora mucronata Lmk.
0.075
20.753
0.2264
32.80
1.000
11.625
65.17
0.217
3 Nipa fructicans Thunb.
0.031
8.585
0.0727
10.53
0.861
10.011
29.125
0.097
4 Rhizophora conjugata L.
0.029
8.018
0.0537
7.78
0.806
9.365
25.16
0.084
5 Bruguiera parviflora RaxG.
0.012
3.326
0.0324
4.69
0.750
8.719
16.739
0.056
6 Bruguiera gyrnnorrhiza (L) Lmk.
0.008
2.191
0.0119
1.72
0.815
9.473
13.381
0.045
7 Calophyllum inophyhm
0.002
0.438
0.0204
2.95
0.778
9.042
12.431
0.041
8 Carapa obovata B L.
0.011
2.965
0.0178
2.58
0.556
6.459
11.999
0.040
9 Erioglosum rubigynosum
0.011
0.232
0.0083
1.21
0.333
3.875
5.314
0.018
10 Lumnitzera littorea (Jack) Voigt
0.000
0.129
0.0037
0.54
0.333
3.875
4.541
0.015
11 Excoecaria agallocha L.
0.001
0.258
0.0014
0.20
0.333
3.875
4.334
0.014
12 Hibiscus tiliaceus L.
0.001
0.155
0.0014
0.20
0.333
3.875
4.231
0.014
13 Cocos nucifera
0.001
0.206
0.0069
1.01
0.259
3.014
4.226
0.014
0.371
100
0.687
100
8.602
100
291
1
Jumlah
Spesies
K
Kr
D
Dr
F
Fr
NP/Nptot (Pi) 0.325
2.2. Keanekaragaman Vegetasi Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan Hasil analisis keanekaragaman vegetasi seluruh Kawasaan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragamannya sebesar 3,024. Oleh karena itu keanekaragaman vegetasi pada kawasan Hutan Mangrove tersebut dapat dikategorikan pada tingkat sedang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Wilhm (Mason, 1981) bahwa kekayaan jenis suatu komunitas dikatakan mederat apabila memilki indeks keanekaragaman (H') berkisar dari 2,303 - 6,908.
62
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman Vegetasi Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Spesies Avicennia officinalis L. Rhizophora mucronata Lmk. Nipa fructisans Thunb. Rhizophora conjugata L. Rhizophora parviflora RaxG. Bruguiera gymnorrhiza (L) Lmk. Calophyllum inophylum Carapa obovata BL. Erioglosu rubigynosum Lumnitzera littorea (Jack) Voigt Excoecaria agallocha L. Hibiscus tiliaceus L. Cocos nucifera
Familia Yerbanacea Rhizophoraceae Arecaceae Rhizophoraceae Rhizophoraceae Rhizophoraceae Cluciaceae Rhizophoraceae Sapindaceae Combretaceae Euphorbiaceae Maivaceae Arecaceae
(Pi) 0.325 0.217 0.097 0.084 0.056 0.045 0.041 0.040 0.018 0.015 0.014 0.014 0.014
Log2 Pi -1.619 -2.203 -3.365 -3.576 -4.164 -4.487 -4.593 -4.664 -5.819 -6.046 -6.113 -6.148 -6.149 Jumlah Indeks Keanekaragaman Jumlah Taksa (S)
Pi Log2 Pi -0.5270068 -0.478509 -0.326652 -0.2999 -0.232324 -0.20012 -0.190319 -0.18574 -0.10308 -0.91507 -0.088316 -0.086705 -0.086631 -4,064 4,064 13
2.3. Komposisi Jenis Zooplankton di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan Pengamatan terhadap sampel air Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan pada 9 stasiun ditemukan 23 jenis zooplankton semua jenis tersebut digolongkan ke dalam 3 filum yaitu protozoa, insekta dan coelentrata. Tabel 3. Klasifikasi Jenis Zooplankton di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan Fillum 1. Protozoa
Kelas 1. Actinopoda
Ordo 1. Centrohelida
Familia 1. Chalarothorace
2. Ciliata
2. Holotriohida
3. Rhizopoda
3. Peritricha 4. Amoebaea
2. ColpodiJae 3. Kokphryidae 4. Trimveinidae 5. Vcrdcelhdae 6. Thecamoebidae
5. Testacea
7. D:filugiidae
Genus 1 Acanthocyts 2. Raphidiophrys 3. Colpoda 4. Holophrya 5. Trimyema 6. Vorticell 7. Astramoeba 8. Dinamoeba 9. Centropyxis 10. Difflugia
6. Aconchulina
8. Eugliphidae 9. Eugliphidae 10. Vampryellidae 11. Penardidae 12. Bicosoecidae 13. Codosicidae 14. Bodonidae
11. Euglypha 12. Pareuglypha 7. Proteomyxa 13. Hyalodiscus 8. Filosa 14.Penardia 4. Zooflagellata 9. Protomonadina 15. Bicoeca 16. Diplosiga 17. Phyllomitus 18. Bodobsis 10. Rhizomastigina 15. M&sugamoebidae 19. Dimorpha 2. Insekta 5. Diptera 11. Syrphidida 16 Syrpcidae 20. Tubifera 3. Colenterata 6. Hydrozoa 12. Hydroida 17. Hydridae 21. Hydra
Spesies 1. Acanthocylis turfacea 2. Raphidiophrys L'legcms 3. Colpoda cuculus 4. Holophrya s'unplex 5. Trimyema compressa 6. Vorticell campanula 7. Astramoeba radiosa 8. Dinamoeba mirabilis 9. Centropyxis arcelloides 10. Centropyxis stellata 11. Difflugia lobostoma 12. Difflugia pyriformis 13. Euglypha ciliata 14. Pareuglypha reticulata 15. Hyalodiscus rubicundus 16. Penardia mutabilis 1 7 . Bicoeca exilis 18. Diplosiga socialis 29. Phyllomitus amilophagus 20. Bodobsis godboldi 21. Drmorpiia mutans 22. Tubifera sp 23. Obelia sp
Sumber : l)Edmondson, W.T., (1959) Fresh Waler Biology, 2nd Edition; John Wiley & Sons, Inc. New York. 2) Pennak, R. W., (1953) Fresh Wafer Invertebrates of the United State; The Ronald Press Company; New York.
63
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat dari 23 jenis zooplankton yang dijumpai di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan dikelompokkan ke dalam 21 genus 17 famili 12 ordo dan 6 kelas . Proporsi jumlah jenis dari masing-masing kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Proporsi Komposisi Kelas Zooplankton Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan
2.4. Keanekaragaman Zooplankton di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan Hasil analisis keanekaragaman zooplankton menunjukkan indeks keanekaragaman pada tingkat sedang (Hโ = 4,6424). Jenis Difflugia lobostoma memiliki nilai kepentingan paling besar, kemudian diikuti oleh jenis Astramoeba radiosa dan Obelia sp. Tabel 4. Indeks Keanekaragaman Zooplankton di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan No Spesies 1 Difflugia lobostoma 2 Astramoeba radiosa 3 Obelia sp 4 Euglypha ciliata 5 Acanthocytis turfacea 6 Phyllomitus amilophagus 7 Bodobsis godboldi 8 Centropyxis arcelloides 9 Colpoda cucult/s 10 Centropyxis stellata 11 Difflugia pyriformis 12 Tubifera sp. 13 Dimorpha mutans 14 Diplosiga socialis 15 Dinamoeba mirabilis 16 Holophrya simlex 17 Vorticell campanula 18 Hyalodiscus rubicundus 19 Pareuglupha reticulata 20 Penardia mutabilis 21 Raphidiophr 22 Trimyema compressa 23 Vorticell campanula Jumlah Indeks Keanekaragaman Jumlah Taaksa (S)
Kepadatan 12385.0 11795.2 11795.2 11500.3 11098.2 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 10615.7 -3.7317
64
Pi 0.046 0.044 0.044 0.043 0.041 0.039 0.039 0 039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 0.039 1
Log2 Pi -4.449 -4.519 -4.519 -4.555 -4.607 -4.671 -4.671 -4 671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -4.671 -116.1
Pi Log2 Pi -0.2037 -0.1971 -0.1971 -0.1937 -0.1891 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -0.1834 -4.6424 3,7317 23
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
2.5. Pengaruh keanekaragaman vegetasi terhadap keanekaragaman zooplankton di Kawasan Hutan Manggrove Belawan Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan 74,52% variasi dari keanekaragaman zooplankton dapat ditentukan oleh variabel keanekaragaman vegetasi (R Square = 0,7452). Hasil sidik ragam regresi menunjukkan F hitung = 49,5770 dan pada tingkat kepercayaan 95% dengan dk; dan dk: = 10 diperoleh Ftabelfl.io : 0,05) = 4,96. Oleh karena itu keanekaragaman vegetasi berperan dalam memprediksi nilai variabel keanekaragaman zooplankton di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan. Untuk melihat gambaran hubungan antara keanekaragaman vegetasi terhadap keanekaragaman zooplankton dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5. Hubungan antara Keanekaragam Vegetasi dengan Keanekaragaman Zooplankton
3. Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Komposisi Vegetasi Kawasan Hutan Mangrove Belawan disusun oleh 13 jenis tumbuhan yang dikelompokkan dalam 2 kelas, 8 ordo dan 8 familia serta 11 genus. Jenis Nipa fructicans memiliki nilai kepentingan paling besar, kemudian diikuti oleh jenis Rhizophora conjugata dan Brugiera parciflora. Indeks keanekaragaman vegetasi masing-masing stasiun dikategorikan pada tingkat rendah (0,369) sampai sedang (2,742), sedangkan indeks keanekaragaman vegetasi seluruh stasiun Kawasan Hutan Mangrove Belawan dapat dikategorikan pada tingkat sedang ( 4,064 ). Ditemukan 23 jenis zooplankton di Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan yang dikelompokkan dalam 3 filum, 6 kelas, 12 ordo, 17 famili dan 21genus. Jenis Difflugia lobostoma memeliki nilai kepentingan paling besar, kemudian diikuti oleh jenis Astramoeba radiosa dan Obelia sp. Indeks keanekaragaman Zooplankton masing-masing stasiun dikategorikan pada tingkat rendah (1,585 ) sampai sedang ( 3,5333 ), sedangkan indeks keanekaragaman Zooplankton seluruh stasiun Kawasan Hutan Mangrove Belawan Kecamatan Percut Sei Tuan dapat dikategorikan padaaa tingkat sedang (3,7317)
65
Edi Azwar: Pengaruh Hutan Mangrove Belawan Terhadap Keanekaragaman Zooplankton
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis yang telah dilakukanTerdapat pengaruh yang signifikan antara keanekaragaman vegetasi Hutan Mangrove Belawan terhadap keanekaragaman Zooplankton.
Daftar Pustaka American Public Health Association (1975) Standard Methods For the Examination of Water and Wastewater, 14 Ed.; Washington DC USA. Anonim (1982) Pedoman Singkat Hutan Mangrove, PKLH USU; Medan. Backer,C.A. & R.C. Bukhuizen Van Den Brink Jr (1963, 1965. 1968ยป Flora of Java Spermatophytes Only. Vol. I, II and III; N.V.D NoordhofF - Groningen The Netherlands. Brower, E. J., Zar, J. H., Von Ende, C. N. (1989) Field andLaboratory Methods For General Ecology, Wm. C. Brown Publisher . USA. Dombois, D. M., dan H. Ellenberg (1974) Aim and Methods of Vegetation Ecology: Jhon Wiley & Son; New York. Cox, G. W., (1974) Labarotory Manual of General Ecology; W. M. C. Brown Company Publish; Iowa USA. Crawley, M. J. (1986). Plants Ecology. Blackwell Scientific Oublications Oxford, London. Cronquist, A. (1981) An Integrated System of Classification Flowering Plants, Colombia University Press: New York. Edmonson, W. T., (1959) Fresh Water Biology, 2nd Edition; John Wiley & Sons, Inc. New York. Effendi, H., Basmi, J. dan Susilo, S. B. (1997) Dinoflagellata dan Fenomena Red Tide di Perairan Pesisir Muara Angke, Teluk Jakarta, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 217-33. Hutabarat, S. dam Evans, M. (1986) Kunci Identifikasi Zooplankton, UI Press; Jakarta. Jazanul, A., Damanik, S. J., Hisyam, N., dan Whitten, A. J., (1984) Ekologi Ekosistem Sumatera; Fadjah Mada University Press; Yogyakarta. Kartawinata, K. S., Adisoemarto, S., Soemodihardjo, S. dan Tantra, I. G. M, (1979 ). Status Pengetahuan Hutan Bakau di Indonesia; dalam Proseding Seminar Ekosistem Hutan Mangrove; Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI; Jakarta. Krebs C. J. (1978). Ecology, The Expreimental Analysis of Distribution and Abundance, 2ed; Harper & Row Publishers: New York. Ludwig, J. A. and J. F. Reynolds (1988) Statistical Ecology. Jhon Wiley & Son; New York.
66