PENGARUH DAN HUBUNGAN RASIO KEUANGAN TERHADA P PERTUMBUHAN LABA PADA PT MITRA ADIPERKASA, Tbk
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi
Nama : RITA RISTIANI NIM : 0320312-058
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
PENGARUH DAN HUBUNGAN RASIO KEUANGAN TERHADA P PERTUMBUHAN LABA PADA PT MITRA ADIPERKASA, Tbk
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
Nama : RITA RISTIANI NIM : 0320312-058
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: RITA RISTIANI
NIM
: 0320312-058
Program Studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: PENGARUH DAN HUBUNGAN RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PT. MITRA ADIPERKASA,TbK
Tanggal Ujian Skripsi
: 5 Juli 2008
Disahkan Oleh: Pembimbing,
( H. Sabarudin Muslim, SE., M.Si ) Tanggal:
Dekan,
( Drs. Hadri Mulya, M.Si ) Tanggal:
Ketua Jurusan Akuntansi,
( H. Sabarudin Muslim, SE., M.Si ) Tanggal:
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta. Didalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik didalam materi maupun teknik penyajiannya, penulis menyadari akan hal tersebut. Kekurangan ini semata-mata dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman, maupun kemampuan yang dimiliki. Meskipun ada kekurangan dalam skripsi ini mudah-mudahan para pembaca dapat mengambil manfaatnya dari skripsi ini. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari adanya bantuan semua pihak baik yang langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Ketua Yayasan Universitas Mercu Buana, Bapak H. Probosutedjo.
2.
Rektor Universitas Mercu Buana, Bapak Dr. Ir. H. Suharyadi, MS.
3.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Bapak Drs. Hadri Mulya, M.Si.
4.
Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Mercu Buana, Bapak H. Sabarudin Muslim, SE,. M.Si.
5.
Dosen pembimbing Bapak H. Sabarudin Muslim, SE,. M.Si. yang telah memberikan saran-saran, petunjuk dan pengarahan hingga skripsi ini selesai.
6.
Semua Dosen yang telah mengajar dan membimbing selama kuliah di UMB.
7.
Almarhum Bapak, Mama tercinta, Nenek, Kakak-kakak, adik-adik dan ponakan-ponakan yang selalu memberikan motivasi, dan dukungan moril dalam menyelesaikan skripsi ini.
8.
Aa Jojo yang selalu kasih support, perhatian dan dukungan moril maupun materil, Hanung, Joan dan Umi kalian adalah motivasi ku.
9.
Teman-teman Map Nicoline yang mengupdate perkembangan skripsiku sampai akhirnya aku sidang, Cicil, Etty, Yuli, Desy, Kris, Ardi, Dian dan lainnya yang tidak disebutkan satu persatu.
10. Teman-teman angkatan IV UMB Maya, Titim, Yenti, Inank, Once,Pak H.Aria (yang meminjamkan Notebooknya), dan yang lainnya yang tidak muat kalo disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan masukan dalam skripsi ini dan persahabatan yang sangat berkesan. 11. Temen-temen Kos Citra, Ida, Fera, dan Alm.Iis yang selalu kasih semangat. 12. Semua teman mainku yang tidak dapat disebut satu per satu. Semoga Allah SWT senantiasa memberi dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang membantu penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, walaupun penulis menyadari bahwa didalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.
Jakarta, Juni 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI................................................................................................................ i DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... v BAB I
Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian………………………………........ 1 B. Perumusan Penelitian............................................................... 4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................. 4
BAB II Landasan Teori A. Laporan Keuangan................................................................ 6 B. Bentuk dan Sistem Penyajian Laporan Keuangan................ 11 C. Analisis Laporan Keuangan.................................................. 20 D. Analisa Rasio Keuangan…………………………………… 25 E. Laba ...................................................................................... 35 BAB III Metodologi Penelitian A. Gambaran Umum ................ .............................................. 38 B. Metode Penelitian................................................................ 44 C. Hipotesis………………………………………………….. 44 D. Sampel Penelitian …………………………......... ......…. 46 E. Variabel dan Pengukuran…………………………………. 47 F. Definisi Operasional Variabel……………………………. 47 G. Metode Pengumpulan Data................................................. 49 H. Metode Analisis Data............................................................50
BAB IV Analisis Hasil dan Pembahasan A. Statistik Deskriptif……………………………………….. 55 B. Uji
Normalitas
(probabilitas
plot)
dan
Grafik
Histogram………………………………………………… 57 C. Analisa Koefisien Korelasi ................................................. 60 D. Uji Keberartian Regresi (uji –F)………………………… 64 E. Persamaan Regresi Berganda dan Uji keberartian Koefisien Regresi (Uji t Statistik)…………………………………... 66 BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan.......................................................................... 74 B. Saran.....................................................................................75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN SURAT KETERANGAN RISET DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Neraca Bentuk steel
Tabel 2.2
Neraca Bentuk skontro
Tabel 2.3
Laporan Laba Rugi Single Step
Tabel 2.4
Laporan Laba Rugi Multiple Step
Tabel 4.1
Deskriptif Statistik Tahun 2001 – 2007 Analisa Likuiditas
Tabel 4.2
Deskriptif Statistik Tahun 2001 – 2007 Analisa Solvabilitas
Tabel 4.3
Deskriptif Statistik Tahun 2001 – 2007 Analisa Aktivitas
Tabel 4.4
Probabilitas Plot dan Grafik Histogram Tahun 2001 – 2007 Rasio Likuiditas
Tabel 4.5
Probabilitas Plot dan Grafik Histogram Tahun 2001 – 2007 Rasio Solvabilitas
Tabel 4.6
Probabilitas Plot dan Grafik Histogram Tahun 2001 – 2007 Rasio Aktivitas
Tabel 4.7
Koefisien Korelasi 2001 - 2007 Rasio Likuiditas
Tabel 4.8
Koefisien Korelasi 2001 - 2007 Rasio Solvabilitas
Tabel 4.9
Koefisien Korelasi 2001 - 2007 Rasio aktivitas
Tabel 4.10
ANOVA Tahun 2001 – 2007 Rasio Likuiditas
Tabel 4.11
ANOVA Tahun 2001 – 2007 Rasio Solvabiltas
Tabel 4.12
ANOVA Tahun 2001 – 2007 Rasio Aktivitas
Tabel 4.13
Coefficients Tahun 2001 – 2007 Rasio Likuiditas
Tabel 4.14
Coefficients Tahun 2001 – 2007 Rasio Likuiditas
Tabel 4.15
Coefficients Tahun 2001 – 2007 Rasio Aktivitas
Tabel 4.16
Keputusan
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Hasil Perhitungan Rasio-rasio
2.
Output SPSS 16
3.
Laporan Keuangan PT Mitra Adiperkasa, Tbk
4.
Struktur Manajement PT Mitra Adiperkasa, Tbk
5.
Struktur Bisnis PT Mitra Adiperkasa, Tbk
6.
Ownership Structure PT Mitra Adiperkasa, Tbk
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Setiap perusahaan pasti mempunyai suatu laporan keuangan, dimana laporan keuangan tersebut menyediakan informasi tentang posisi keuangan serta hasil usaha dari perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan harus secara wajar dengan kata lain harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku umum sebagaimana mestinya . Laporan keuangan merupakan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat diperoleh informasi mengenai kinerja keuangan dan hasil kegiatan usaha perusahaan selama periode tertentu. Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan Keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk pertanggung jawaban yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu laporan kepada pihakpihak di luar perusahaan yang sudah atau yang akan mempunyai kepentingan diperusahaaan seperti investor, pelanggan, kreditor, pemerintah, dan lain sebagainya. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan, sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi dan potensi keuangan perusahaan tersebut. Perkembangan perusahaan dapat diketahui dengan memperlajari dan membandingkan serta menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dengan laporan keuangan yang lain atau dengan perusahaan yang sejenis. Dengan demikian, dapat diketahui kemajuan atau kemunduran dari suatu perusahaan. Hasil dari analisis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Dengan laporan keuangan dapat diperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan Keuangan memerlukan data keuangan, data keuangan tersebut akan berarti bagi pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih. Data keuangan hanyalah merupakan bagian dari keseluruhan informasi yang diperlukan oleh para pengambil keputusan. Berkaitan dengan prestasi perusahaan, laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan merupakan salah satu parameter prestasi perusahaan, karena laba menggambarkan hasil kinerja maanajemen atas pengelolaan operasi perusahaan secara keseluruhan pada setiap periode. Untuk dapat menginterprestasikan informasi yang relevan dengan tujuan serta untuk kepentingan pemakainya cara yang sering digunakan adalah teknik analisis yang didasarkan pada Laporan Keuangan. Salah satu teknik analisis yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio sangat penting artinya bagi manajemen, yaitu untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh, cara kerja yang efisisen, kekayaan yang dimiliki perusahaan serta masa depan perusahaan tersebut. Untuk mengambil manfaat dari rasio-rasio tersebut kita memerlukan standar untuk perbandingan. Ada dua cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti yaitu pertama dengan menganalisi rasio antar waktu, dan kedua membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain. PT. Mitra Adiperkasa, Tbk, merupakan sebuah perseroan yang bergerak dalam bidang retail. Perseroan ini menyediakan berbagai jenis barang kebutuhan terutama barang-barang sports, sepatu, pakaian, serta produk yang dapat digunakan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dianalisis laporan keuangan PT. Mitra Adiperkasa, Tbk. Apakah dengan menganalisa rasio keuangan akan mempengaruhi laba perusahaan ditahun 2008 yang akan datang dan pada akhirnya apakah manajemen perusahaan akan merubah teknik atau strategi manajemen yang telah digunakan selama ini jika tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan mengalaisis rasio keungan ini atau akan menganalisis lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kepada PT. Mitra Adiperkasa, Tbk, sebagai objek dalam penelitian atas hasil dari laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan tersebut, maka dalam skripsi ini penulis akan membahas topik dengan judul
:
“PENGARUH
DAN
HUBUNGAN
RASIO
KEUANGAN
TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PT. MITRA ADIPERKASA ,Tbk”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraiakan di atas, maka masalah pokok penelitian ini adalah : 1.
Apakah rasio keuangan Likuiditas, Solvabilitas, dan Aktivitas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba?
2.
Bagaimana korelasi rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada PT. Mitra Adiperkasa, Tbk ? Adapun data yang akan dianalisis adalah Laporan Keuangan PT. Mitra Adiperkasa, Tbk
selama 7 tahun yaitu periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : a.. Untuk menganalisis besarnya pengaruh rasio keuangan Likuiditas,
Solvabilitas, dan
Aktivitas terhadap pertumbuhan laba. b.
Untuk menganalisis hubungan rasio keuangan Likuiditas, Solvabilitas, dan Aktivitas terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
2. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari Penelitian ini : a.
Bagi Peneliti Sebagai penambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang bagaimana korelasi rasio keuangan keuangan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan.
b.
Bagi Objek peneliti Hasil dari peneltian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengambil langkah-langkah yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan jika dianalisis dari hubungan rasio keuangan dengan laba.
c.
Bagi Pembaca Sebagai bahan referensi dalam peneltian yang sejenis yang ingin meneliti lebih lanjut.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
Setiap keputusan atau kebijaksanaan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan, sangatlah berkaitan dengan informasi-informasi yang ada. Salah satu informasi tersebut adalah laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Melalui laporan keuangan, kita dapat mengukur prestasi manajemen perusahaan dimasa lalu dan sebagai dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (a) neraca, (b) laporan laba rugi, (c) laporan perubahan ekuitas, (d) laporan arus kas, dan (e) catatan atas laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:1.2). 1. Pengertian Laporan Keuangan Ada berbagai macam pengertian dari laporan keuangan : Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:1) menyatakan bahwa : Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai, laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut. Definisi laporan keuangan menurut Ridwan dan Inge (2003:76) adalah sebagai berikut: Suatu laporan keuangan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi atau data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut.
Menurut Zaki (1999:17): Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, maupun suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manejemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.
Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan keuangan seharusnya menyediakan informasi tentang bagaimana suatu perusahaan mendapatkan dan menggunakan kasnya, pinjaman dan pembayaran pinjaman, transaksi modal, termasuk deviden kas dan distribusi sumber daya lain kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Berdasarkan definisi yang dikatakan para ahli tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah 1. Merupakan proses pencatatan dan hasil akhir proses akuntansi yang meliputi neraca, laporan laba-rugi serta laporan perubahan posisi keuangan pada suatu periode tertentu yang disusun dan di tafsirkan baik untuk kepentingan pihak internal perusahaan didalam menilai kondisi dan efisiensi perusahaan yang bersangkutan. 2.
Merupakan pertanggungjawaban keuangan dari pimpinan perusahaan yang harus disusun menurut Standar Akuntansi Keuangan dan dihasilkan dari proses akuntansi.
2. Tujuan dan Manfaat Laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:3) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,
2.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.
3.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan menajemen (stewardship) atau pertanggung jawaban manejemen atas sumber yang dipercayakan kepadanya. Pengguna
yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manejemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manejemen.
Sedangkan manfaat dari laporan keuangan adalah untuk memberikan suatu gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan dan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan perusahaan tersebut dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kondisi keuangan perusahaan tersebut. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah pemilik perusahaan, para investor, menajemen, para kreditor atau banker, karyawan, masyarakat dan pemerintah.
3. Pihak-pihak yang Berkepentingan atas Laporan Keuangan Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembagalembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan lapoaran keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini, menurut: Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2) meliputi: 1.
Investor, penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dan investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2.
Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk melalui kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.
3.
Pemberi pinjaman, tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4.
Pemasok dan Kreditor Usaha lainnya, tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelansungan hidup perusahaan.
5.
Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung perusahaan.
6.
Pemerintah, pemerintah dan berbagai lembaga yang berbeda dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena kepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengukur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun stasistik pendapatan nasional dan stasistik lainnya.
7.
Masyarakat, laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitas.
Menurut : Ikatan Akuntan Indonesia (2007:3) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna. Berhubung para investor merupakan penanam modal beresiko keperusahaan, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pengguna lainnya.
B. Bentuk dan Sistem Penyajian Laporan Keuangan Seperti telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca, pehitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, perubahan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sebelum menganalisa dan menginterprestasi suatu laporan keuangan, terlebih dahulu harus memahami mengenai bentuk-bentuk maupun prinsip dari penyusunan laporan keuangan.
Penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini harus mengikuti dan berpedoman pada PSAK (Prinsip Standar Akuntansi Keuangan). Berikut ini akan diuraikan bentuk dan sistem penyajian masing-masing laporan keuangan tersebut.
1. Neraca Pengertian neraca menurut Ridwan dan Inge (2003:80) adalah : ”laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada saat tertentu.” Menururt Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:1.7) Neraca : “Pembagian lancar dengan tidak lancar dan jangka pendek dengan jangka panjang.” Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan Khusus. Aset lancar disajikan menurut ukuran likuiditas, sedangkan kewajiban menurut urutan jatuh temponya.
Bentuk dan susunan neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan tergantung pada tujuan-tujuan yang akan dicapai perusahaan tersebut, tetapi bentuk neraca yang umum digunakan adalah sebagai berikut : a.
Bentuk Skontro (account Form) Pada bentuk ini semua aktiva tercantum disebelah kiri (debet) dan kewajiban serta modal disebelah kanan (kredit). Berikut adalah contoh neraca dalam bentuk skontro (Tabel 2.1).
b.
Bentuk Steel atau Vertical (report form) Pada bentuk ini disusun secara vertikal yang dimulai dari semua pos aktiva, hutang dan modal. Contoh neraca dalam bentuk steel (Tabel 2.2).
Tabel 2.1 Neraca Bentuk steel Neraca Per..................... KEWAJIBAN dan EKUITAS
AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Bank Surat Berharga yg segera dpt dijual Piutang Wesel Piutang Dagang Piutang Karyawan Persediaan Pendapatan yg diterima dimuka Biaya dibayar dimuka
Kewajiban Lancar XXX Hutang Wesel XXX Hutang Dagang XXX XXX Biaya yg msh hrs dibayar XXX XXX Pendapatanditerimadimuka XXX XXX XXX Jumlah Hutang Lancar XXX XXX XXX
Jumlah Aktiva Lancar
XXX Hutang Jangka Panjang XXX HutangHipotik XXX XXX Hutang Obligasi XXX XXX Kredit Investasi Kecil XXX Kredit Modal kerja Permanen XXX XXX XXX Jumlah Hutang Jangka PanjangXXX
Investasi Investasi dalam Saham Investasi dalam Obligasi Jumlah Investasi Aktiva Tetap Berwujud Tanah Bangunan Akumulasi depr.bangunan Peralatan Akumulasi depr.Peralatan Kendaraan Akumulasi depr.Kendaraan Jumlah Aktiva Tetap Berwujud Aktiva Tetap Tidak Berwujud Patent Goodwill Jumlah Aktiva Tdk Berwujud Aktiva Lainnya Jumlah Aktiva Sumber : Akuntansi Intermediate
XXX XXX (XXX) XXX (XXX) XXX (XXX) XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
Ekuitas Saham Preferen Saham Biasa Agio Modal Saham Laba ditahan Jumlah Ekuitas
XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas XXX
Tabel 2.2 Neraca Bentuk skontro Neraca Per..................... AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Bank Surat Berharga yg segera dpt dijual Piutang Wesel Piutang Dagang Piutang Karyawan Persediaan Pendapatan yg diterima dimuka Jumlah Aktiva Lancar
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Investasi Investasi dalam Saham Investasi dalam Obligasi Jumlah Investasi
XXX XXX
Aktiva Tetap Berwujud Tanah Bangunan Akumulasi depr.bangunan Peralatan Akumulasi depr.Peralatan Kendaraan Akumulasi depr.Kendaraan Jumlah Aktiva Tetap Berwujud
XXX XXX (XXX) XXX (XXX) XXX (XXX)
XXX
XXX
XXX
Aktiva Tetap Tidak Berwujud Patent Goodwill Jumlah Aktiva Tdk Berwujud Aktiva Lainnya Jumlah Aktiva
XXX XXX XXX XXX XXX
KEWAJIBAN dan EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang Wesel
Hutang Dagang Biaya yg msh hrs dibayar Pendapatan diterima dimuka Jumlah Hutang Lancar Pendapatan yg diterima dimuka Hutang Jangka Panjang Hutang Hipotik Hutang Obligasi Kredit Investasi Kecil Kredit Modal kerja Permanaen
XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Jumlah Hutang Jangka Panjang Ekuitas Saham Preferen Saham Biasa Agio Modal Saham Laba ditahan Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Sumber : Akuntansi Intermediate 2. Perhitungan Laba Rugi Pengertian laporan laba rugi menurut Ridwan dan Inge (2003:78) adalah : “laporan mengenai penghasilan, biaya, laba dan rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.”
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:1.10): Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa, menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: (a) Pendapatan; (b) laba rugi usaha; (c) beban pinjaman; (d) bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode equitas; (e) beban pajak; (f) laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan; (g) pos luar biasa; (h) hak minoritas; dan (i) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
Dalam bukunya Munawir mengemukakan ada dua bentuk laporan laba rugi yang biasanya digunakan yaitu bentuk Single Step (tabel 2.3) dan Multiple Step (tabel 2.4). Sedangkan penyajian perhitungan laba rugi menurut Munawir dikenal dalam dua konsep yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a.
Current Operating Performance Concept atau clean Surplus Concept Menurut konsep ini, laporan laba rugi hanya menentukan hasil dari operasi normal periode itu yaitu meliputi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan usaha pokok
perusahaan saja, sedangkan laba rugi yaitu timbul secara insidentil dimaksudkan dalam laporan laba yang ditahan. b.
All Inclusive Concept atau Clean Surplus Principle Menurut konsep ini, semua laba rugi insidentil nampak dalam laporan laba rugi. Jadi semua pendapatan dan biaya baik yang berasal dari usaha pokok atau rutin perusahaan, maupun yang sifatnya tidak rutin dan luar biasa masuk dalam laporan laba rugi.
Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi Single Step Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember ............
Pendapatan : Pendapatan Usaha Pendapatan diluar usaha Jumlah Pendapatan Biaya-biaya : Harga pokok penjualan Biaya penjualan Biaya umum dan administrasi Biaya diluar usaha Pajak pendapatan Jumlah biaya Jumlah bersih setelah pajak Sumber : Analisa Laporan Keuangan
XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Tabel 2.4 Laporan Laba Rugi Multiple Step Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember ............
Pendapatan Usaha Penjualan Retur penjualan Potongan penjualan Penjualan bersih
XXX XXX XXX XXX (XXX) XXX (XXX) XXX
Harga pokok penjualan Laba kotor Biaya Usaha Biaya penjualan Biaya umum dan administrasi Jumlah biaya usaha Laba bersih
XXX XXX
Hal-hal diluar usaha : Pendapatan Biaya Laba/Rugi diluar usaha Laba bersih sebelum pajak Pajak penghasilan Jumlah bersih setelah pajak
(XXX) XXX
XXX XXX XXX XXX (XXX) XXX
Sumber : Analisa Laporan Keuangan 3. Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:1.13) adalah : Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggunakan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
4. Laporan Arus Kas Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:2.2) adalah : “Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.” Ikatan Akuntan Indinesia (IAI) (2007:2.3) :
Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut
. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:1.13) adalah : Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: (a) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting: (b) informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dineraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan peubahan ekuitas; (c) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK
serta
pengungkapan-pengungkapan
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
lain
yang diperlukan
untuk
C. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk melakukan perencanaan keuangan perusahaan. Perencanaan tersebut dapat dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri. Dimana kekuatan perusahaan harus dapat dimengerti untuk bisa dimanfaatkan dan kelemahan harus diakui oleh manajemen dan dicarikan tindakan perbaikan. Dengan demikian, salah satu analisis dalam membantu suatu perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik dengan menggunakan analisis rasio suatu keuangan. Sehingga analisa laporan keuangan akan membantu pihak manajemen dalam menentukan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara tepat.
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004:35) pengertian analisa laporan keuangan adalah : Analisa laporan keuangan terdiri dari penelahaan atau mempelajari dari pada hubunganhubungan dan tendensi atau kecendrungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Skausen (et all), (2001) Tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun salah satunya adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun, laporan keuangan itu sebaiknya adalah laporan yang diyakini kewajarannya. Kewajaran laporan keuangan dapat diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap laporan keuangan perusahaan.
Dapat disimpulkan dari Pengertian di atas, menjelaskan bahwa dengan analisa laporan keuangan menjadikan data yang tersaji dalam laporan keuangan yang bersifat komplek lebih dimengerti dan lebih sederhana. Hasil dari analisa itu sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan 1.
Untuk mengetahui kondisi pada suatu saat tertentu (neraca), sebab dari neraca akan dapat dilihat :
a.
Jumlah harta, hutang dan modal perusahaan pada saat tertentu,
b.
Sifat-sifat dari hari harta lancar atau harta tetap, hutang jangka pendek atau jangka panjang dan sumber-sumber modal.
2.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi yang dicapai perusahaan dalam melaksanakan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari laporan laba rugi yang menggambarkan pendapatan, biaya dan laba rugi.
3.
Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan, tujuan ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan laporan keuangan perusahaan untuk dua atau lebih periode berbeda baik neraca terutama laporan laba rugi.
Laporan Keuangan yang disusun setiap akhir periode menyediakan informasi mengenai perusahaan yang bersangkutan untuk digunakan oleh para pemakai yang memerlukan sebagai contoh, para pemakai tertentu dapat mengajukan berbagai pertanyaan seperti jumlah penjualan, besarnya laba kotor perusahaan, jumlah modal kerja dan perubahan-perubahannya serta hubungannya antara laba kotor terhadap penjualan atau laba terhadap investasi. Untuk itu dapat dilakukan dengan menganalisa data yang ada pada neraca, perhitungan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan keuangan didasarkan pada informasi akuntansi historis, yang merefleksikan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lainnya yang telah mempengaruhi perusahaan. Analisa Laporan Keuangan atas semua teknik yang dipakai oleh para pemakai laporan keuangan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dalam laporan keuangan. Manajer dan pemakai laporan keuangan memakai informasi akuntansi historis untuk membantu memprediksikan bagaimana kesejahteraan perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisa yang digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antar pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan
dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk suatu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan teknik perbandingan lainnya. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam mengadakan analisa laporan keuangan yaitu menurut Munawir (2004 :36) : 1.
Metode Analisa Horizontal Metode Analisa Horizontal adalah metode yang membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. metode ini disebut juga metode dinamis.
2.
Metode Analisa Vertikal Metode Analisa Vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut juga metode statis.
Dalam hubungan dengan analisis laporan keuangan agar data pada laporan keuangan mudah dimengerti, menurut Munawir (2004 :36) terdapat teknik yang dapat digunakan untuk analisis keuangan yang meliputi : 1.
Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan untuk periode atau lebih, dengan menunjukan :
2.
a.
Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah
b.
Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c.
Kenaikan atau penurunan dalam jumlah presentasi
d.
Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio
e.
Presentasi dari total
Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend procentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa untuk
mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap naik atau bahkan turun. 3.
Laporan dengan persentase per komponen (common size statement) adalah suatu metode analisa untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4.
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5.
Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaannya uang kas selama periode tertentu.
6.
Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7.
Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8.
Analisa break even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi belum diperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat penjualan.
D. Analisa Rasio Keuangan Salah satu alat analisa keuangan yang biasa digunakan untuk mengatur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan adalah analisa rasio. Analisa Rasio Keuangan dilakukan dengan menganalisa hubungan antara berbagai pos dalam laporan keuangan, sebagai dasar interprestasi posisi keuangan dan hasil operasional perusahaan.
1. Pengertian Analisa Rasio Menurut Ridwan dan Inge (2003 :128) : “Analisa Rasio adalah suatu metode perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan.”
Berdasarkan definisi yang dikatakan para ahli tersebut maka penulis mengambil kesimpulan bahwa analisa rasio keuangan adalah suatu metode penting untuk menyatakan atau menggambarkan hubungan antar dua data keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan dalam menilai kinerja dan status suatu perusahaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis rasio, yaitu : 1.
Sebuah rasio tunggal secara umum tidaklah dapat memberikan informasi yang memahami untuk mengetahui seluruh kinerja perusahaan. Hanya jika sekelompok rasio digunakan barulah pendapat atas perusahan dapat dibuat dengan alasan yang mencukupi. Jika analisis hanya berkaitan dengan aspek tertentu dari posisi keuangan perusahaan maka mungkin cukup dengan satu atau dua rasio saja.
2.
Laporan keuangan yang dibandingkan harus dalam periode yang sama. Jika tidak maka penyimpangan yang disebabkan oleh dampak musiman dapat menghasilkan kesimpulan yang salah dan karenanya dapat menyebabkan pembuatan keputusan yang salah.
3.
Sebaiknya menggunakan dasar laporan keuangan yang telah diaudit. Jika laporan keuangan belum diaudit maka data keuangan perusahaan tidak dapat dipercaya mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
4.
2.
Perlu diyakinkan bahasa data yang diperbandingkan disusun dengan cara yang sama.
Jenis-jenis Analisis Rasio Pada dasarnya macam-macam angka rasio itu banyak sekali menurut kebutuhan
penganalisa, namun demikian angka rasio itu digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : a. Rasio atas Dasar Sumber
Berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara lain : 1.
Rasio-rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya : current ratio, acid test ratio dan cash ratio.
2.
Rasio-rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya : gross profit margin, net operating margin, operating ratio dan sebagainya.
3.
Rasio-rasio Laporan ( Interstatement Ratio ), ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya : tingkat perputaran persediaan ( inventory turnover ), tingkat perputaran piutang ( account receivable turnover ), sales to inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya. Angka ratio yang didasarkan pada sumber data ini kurang begitu dimanfaatkan oleh
penganalisa, mengingat tujuan dari analisis tersebut bukan darimana data tersebut diperoleh, tetapi arti atau gunanya dari data angka ratio tersebut atau kesimpulan apa yang diperoleh dari ratio-ratio tersebut.
b. Rasio atas Dasar Tujuan Analisis Tujuan tiap penganalisa pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka-angka rasio pada dasarnya juga dapat digolongkan 1.
Rasio Likuiditas, yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengetahui kamampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2.
Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.
3.
Rasio Solvabilitas, yaitu semua rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban keuangannya bila perusahaan pada saat itu dilikuidasi.
4.
Rasio Profitabilitas, yaitu semua rasio yang ditunjukan untuk mengetahui efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
c. Rasio-rasio Laporan Keuangan Sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan 1.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio Likuiditas ini dibagi menjadi beberapa rasio, antara lain : 1.
Rasio Lancar ( Current Ratio ) Aktiva Lancar Rasio Lancar
= Kewajiban Lancar
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya dengan menghitung rasio lancar, hubungan relatif antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dapat diketahui sehingga bisa dilakukan perbandingan terhadap perusahaan yang berbeda ukurannya.
2.
Rasio Cepat ( Quick Ratio / Acid Test Ratio ) Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat
= Kewajiban Lancar
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek dalam waktu dekat. Ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang.
3.
Cash Ratio Kas + Efek Rasio Cepat
= Hutang Lancar
Cash ratio ini lebih mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lebih tepat waktu daripada kedua rasio sebelumnya. Dan rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva yang berupa uang kas dan efek dengan hutang lancar.
2.
Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber
dana perusahaan. Rasio Aktivitas melibatkan perbandingan antara tingkat persediaan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio Aktivitas beranggapan bahwa sebaiknya terdapat suatu keseimbangan antara penjualan dengan berbagai unsur aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Rasio Aktivitas dapat dibagi menjadi beberapa rasio, antara lain : 1.
Perputaran Total Aktiva ( Total Assest Turnover) Penjualan Bersih TAT
= Total Aktiva
Rasio ini menunjukan efisien dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. 2.
Perputaran Piutang ( Account Receivable Turnover ) Penjualan Bersih RT
= Piutang
Piutang yang dimiliki oleh perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Rasio ini untuk mengukur piutang dan taksiran jangka waktu penagihan piutang. Semakin tinggi rasio menunjukan modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang rendah, sebaliknya semakin rendah rasio berarti ada over investment dalam piutang.
3.
Rata-rata Penagihan Piutang ( Average Collection Receivable ) Piutang ACR
= Penjualan per Hari
Rasio ini merupakan jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. Rasio ini bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan pinjaman dan kebijakan penagihan.
4.
Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover Beban Pokok Penjualan IT
= Persediaan
Rasio ini mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Perputaran persediaan hanya akan mempunyai arti jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama atau perputaran persediaan masa lalu.
5.
Periode Persediaan Rata-rata ( Average Day’s Inventory ) 365 ADI
= Perputaran Persediaan Rasio ini menunjukan rata-rata jangka waktu lamanya persediaan barang berada
di gudang setiap tahunnya.
6.
Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed Assets Turnover ) Penjualan FAT
= Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap. Seperti pabrik dan peralatan dalam menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
7.
Perputaran Modal Kerja ( Working Capital Turnover )
Penjualan Neto WCT
= Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan ( dalam rupiah ) yang dapat diperoleh untuk tiap rupiah modal kerja.
3.
Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka panjang tepat pada waktunya atau sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rasio Solvabilitas dibagi menjadi beberapa rasio, antara lain : 1.
Ekuitas terhadap Hutang ( Equity to Debt )
Ekuitas Pemegang Saham Equity to Debt
= Total Kewajiban
Rasio ini menggambarkan perbandingan ekuitas dan hutang dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebur untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini merupakan ukuran solvency yang paling signifikan karena tingkat hutang yang tinggi dalam struktur permodalan dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan untuk menutup beban bunga pinjamannya pada saat jatuh tempo.
2.
Rasio Hutang ( Debt Ratio ) Total Hutang Debt Ratio
= Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur persentase penggunaan dana yang berasal dari kreditur. Kreditur lebih menyenangi rasio hutang yang rendah, karena semakin rendah semakin besar perlindungan yang diperoleh kreditur dalam keadaan likuidasi.
4.
Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan perusahaan atau divisi tertentu selama suatu periode tertentu. Rasio Profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan, karena rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Rasio Profitabilitas dibagi menjadi beberapa rasio, antara lain : 1.
Margin Laba Kotor ( Gross Profit Margin ) Laba Kotor GPM
= Penjualan Rasio ini mengukur efisien pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin
tinggi margin laba kotor, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual. 2.
Margin Laba Bersih ( Net Profit Margin ) Laba Bersih NPM
= Penjualan Rasio ini mengukur presentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi
semua biaya pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. 3.
Tingkat Pengembalian Aktiva ( Return On Assets / ROA ) Laba Bersih ROA
= Total Aktiva Rasio ini mengukur seluruh keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba
dengan aktiva yang tersedia.
4.
Tingkat Pengembalian Ekuitas ( Return On Equity / ROE ) Laba bersih ROE
= Modal
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. E. Laba 1. Pengertian Laba Menurut Baridwan (2004:31) : Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Menurut Skausen (et all) (2001:230) menyatakan bahwa laba akuntasi atau disebut juga laba komprehensif didefinisikan sebagai berikut :
Pendapatan komprehensif atau perubahan dalam ekuitas usaha bisnis selama satu periode dari transaksi dan peristiwa-peristiwa serta keadaan dari sumber non- pemilik. Hal ini meliputi semua perubahan dalam ekuitas selama periode kecuali yang terjadi dari investasi oleh para pemilik dan pembagian kepada pemilik. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:46.2) sebagai berikut : “Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.” Menurut Soemarsono (2002:227), “Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dilaporan laba rugi adalah rugi bersih.” Menurut Estes (2000:90) mendefinisikan laba bersih sebagai : “Kelebihan dari seluruh pendapatan/ seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam income statement.” 2. Pengertian Pertumbuhan Laba Menurut Zainuddin (1999:72) : “Pertumbuhan laba dihitung dari selisih laba tahun t dengan laba laba tahun t-1 dibagi dengan laba tahun t-1. Perhitungan tersebut untuk mengetahui tingkat kenaikan atau penurunan laba suatu periode dengan periode lain.” 3. Unsur-unsur Laba Sebelum mencapai akun laba maka ada beberapa akun/unsur yang terdapat dalam laba tersebut, yaitu : a. Bagian pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (pendapatan operasional). b. Bagian kedua menunjukan biaya operasional yang terjadi dalam rangka operasional perusahaan. c. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan (pendapatan non operasional) yang diikuti dengan biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (biaya non operasional). d. Bagian keempat menunjukan laba/rugi yang insidentil (extra ordinary gains/loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan/penghasilan.
Oleh karena itu agar efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik maka komponen atau unsur-unsur income diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang berbeda-beda, yaitu : a. Laba bruto : selisih antara penjualan dengan harga pokok penjualan b. Laba usaha : laba bruto dikurangi biaya oparasional c. Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa : laba usaha ditambah/ dikurangi pendapatan/ beban lain-lain. d. Laba bersih setelah pos luar biasa : laba sebelum pajak dan pos luar biasa ditambah/ dikurangi pos luar biasa. e. Laba bersih setelah pajak : laba bersih setelah pos luar biasa dikurangi pajak penghasilan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Gambaran Umum
1.
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Mitra Adiperkasa, tbk merupakan perusahaan yang pusatnya bertempat di Indonesia. PT. Mitra Adiperkasa, tbk didirikan dengan Akta No. 105 tanggal 23 Januari 1995 dari Julia Mensana, S.H. notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahaan dari Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia
dengan
Surat
Keputusannya
No.
C2-
9243.HT.01.01.TH.95 tanggal 31 Juli 1995 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 6 Oktober 1995, Tambahan No. 8287. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 19 tanggal 27 Agustus 2004 dari Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H. notaris di Jakarta mengenai perubahan ketentuan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-13/PM/1997, tanggal 30 April 1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-21990.HT.01.04.TH.2004 tanggal 1 September 2004. Perusahaan berdomisili di Jakarta, dengan kantor pusat beralamat di Wisma 46, Kota BNI, lantai 8, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi perdagangan, jasa, manufaktur, transportasi, perkebunan, perikanan, peternakan, dan pertambangan. Saat ini, kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang eceran pakaian, sepatu, asesoris, tas, dan peralatan olahraga di lebih dari 500 toko/outlet yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Ujung Pandang, Batam, Manado, dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Bergerak dalam bidang perdagangan umum, termasuk ritel, kafe dan restoran, serta bertindak sebagai agen dan/atau distributor dari badan dan perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Kelompok Usaha Perseroan terutama bergerak dalam bidang perdagangan ritel yang saat ini meliputi department store dan specialty store. Kelompok Usaha Perseroan mengoperasikan department store dengan merek SOGO, Lotus dan Debenhams. Sedangkan specialty store mencakup gerai-gerai dari lima segmen yaitu sports, fashion & lifestyle, pakaian, mainan dan perlengkapan anak-anak, makanan dan minuman serta segmen lainnya. Kelompok Usaha Perseroan juga memiliki dan mengoperasikan pabrik garmen sebagai salah satu segmen pendukung usaha ritelnya. Saat ini Kelompok Usaha Perseroan telah memiliki lebih dari 50 hak (termasuk lisensi, distribusi, ritel dan waralaba) merek-merek internasional kelas menengah atas.
2.
Hak Usaha Hak yang dimiliki oleh Kelompok Usaha Perseroan untuk menjual produk bermerek yang
didistribusikannya berasal dari 4 sumber utama: a. Hak lisensi dan distribusi eksklusif Kelompok Usaha Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan merek-merek seperti Reebok, Spalding, Ellesse, Speedo, OshKosh B’Gosh dan Barbie yang memberikan hak eksklusif untuk memproduksi dan mendistribusikan produk-produk tersebut di seluruh Indonesia. Tergantung pada perjanjian dengan Prinsipal, Kelompok Usaha Perseroan dapat memproduksi sendiri ataupun meminta pihak ketiga untuk melakukan produksi (outsource) sesuai dengan spesifikasi rinci yang telah ditentukan oleh Prinsipal maupun dengan mengembangkan desain sendiri; b. Hak distribusi dan ritel eksklusif Kelompok Usaha Perseroan telah memiliki hak eksklusif untuk melakukan kegiatan distribusi dan ritel di seluruh Indonesia untuk lebih dari 50 merek internasional yang dijualnya melalui gerai ritel di seluruh Indonesia, seperti NEXT, Nautica, Nine West, Mizuno dan Wilson;
c. Perjanjian waralaba (franchising) Kelompok Usaha Perseroan telah menandatangani perjanjian waralaba eksklusif dengan beberapa merek internasional, termasuk SOGO, Debenhams, Marks & Spencer, Starbucks Coffee, dan Kinokuniya Bookstore. Kelompok Usaha Perseroan berhak untuk membuka dan mengoperasikan gerai, serta memasarkan dan mendistribusikan produk merek-merek tersebut di seluruh Indonesia; dan d. Merek yang dimiliki (proprietary brands) Kelompok Usaha Perseroan telah menciptakan dan memiliki merek-merek gerai ritel seperti Kidz Station, Planet Sports dan Sole Effect. Kelompok Usaha Perseroan juga merupakan pemilik dari beberapa merek dagang (trademark) di Indonesia, seperti Royal Sporting House, Golf House dan Sports Station. Selain itu, Perseroan telah menciptakan merek Diorucci untuk produk sepatu dan aksesoris yang didistribusikan melalui gerai ritel sepatu beragam merek.
3.
Jumlah Gerai Ritel Luas (m2) Tabel berikut merupakan rincian atas jumlah gerai dan luas areal untuk tiap segmen usaha
Kelompok Usaha Perseroan per tanggal 30 April 2004: Segmen Jumlah Gerai Ritel Luas (m2) Department stores: Sogo
5 100.500
Lotus
5 27.937
Sports (termasuk Golf)
225 26.182
Fashion & lifestyle
89 13.180
Pakaian, mainan dan perlengkapan anak-anak
62 16.974
Makanan dan minuman(1)
38 11.962
Lain-lain(2)
5 839
Jumlah
429 197.574
Catatan: (1) Termasuk 22 gerai Starbucks Coffee. (2) Lain-lain terdiri dari penjualan bersih dari toko buku (termasuk Kinokuniya Bookstore), produk kecantikan dan perawatan tubuh serta lainnya.
4.
Susunan Pengurus Perusahaan
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (Grup) Mitra Adiperkasa,Tbk. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 21 Maret 2005 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris Preseiden Komisaris
: Mien Sugandhi
Wakil Presiden Komisaris
: Fransiscus Xaverius Boyke Gozali
Komisaris Independen
: Bambang Handoyo
Komisaris
: Johanes K. Budiman Juliana Gozali Kentjana Indriawati
Dewan Direksi Presiden Direktur
: Herman Bernhard Leopald Mantiri
Wakil Presiden Direktur
: Virendra Prakash Sharma
Direktur
: Susiana Latif Indrawana Widjaja Sjeniwati Gusman Alan G.Thomson
Direktur tidak terafiliasi
: Michael D. Capper
Jumlah karyawan tetap perusahaan pada tahun 2005 dan 2004 masing-masing 3.795 dan 3.111 karyawan.
B.
Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian
korelasional dan penelitian kausal. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:26) adalah penelitian korelasional (correlational research) yaitu. “Merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih.” Tujuan dalam penelitian korelasional adalah untuk mengetahui keeratan hubungan antara suatu hubungan variabel dengan variabel yang lain dengan menghitung koefisien korelasi. Sedangkan penelitian kausal yaitu, penelitian untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio keuangan (variabel independent) terhadap pertumbuhan laba (varibel dependent). Penelitian ini memerlukan pengujian hipotesis dengan uji statistic yaitu regresi linier berganda . Penelitian yang digunakan adalah data keuangan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.
C.
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara (tentatif) terhadap permasalahan yang diteliti yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1.
Hipotesis tentang hubungan adalah hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini digunakan pada penelitian korelasional. Dimana hipotesis ini menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih. Ho1 : ρ = 0 : Tidak ada hubungan antara rasio likuiditas dengan pertumbuhan laba bersih Ha1 : ρ ≠ 0 : terdapat hubungan antara rasio likuiditas dengan pertumbuhan laba bersih Ho2 : ρ = 0 : Tidak ada hubungan antara rasio solvabilitas dengan pertumbuhan laba bersih Ha2 : ρ ≠ 0 : terdapat hubungan antara rasio solvabilitas dengan pertumbuhan laba bersih Ho3 : ρ = 0 : Tidak ada hubungan antara rasio aktifitas dengan pertumbuhan laba bersih Ha3 : ρ ≠ 0 : terdapat hubungan antara rasio aktifitas dengan prtumbuhan laba bersih
2.
Hipotesis tentang pengaruh adalah hipotesis yang menyatakan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain atau pengaruh suatu variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis ini digunakan pada penelitian kausal. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Hipotesis pertama :
Ho1 : rasio likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ha1 : rasio likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hipotesis kedua : Ho2 : rasio solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ha2 : rasio solvabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hipotesis ketiga : Ho3 : rasio aktivitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ha3 : rasio aktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
D.
Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah sebagian dari subjek penelitian yang akan digunakan sebagai
dasar pengujian hipotesis, sehingga kesimpulan yang diperoleh dari sampel dapat dianggap berlaku untuk populasi. Studi kasus adalah penelitian terhadap latar belakang dan kondisi dari individu, kelompok, atau komunitas tertentu dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek atau kejadian yang diteliti. Studi kasus penelitian ini diambil dari perusahaan yang sudah terdaftar di BEI, salah satu perusahaan tersebut adalah PT MITRA ADIPERKASA, Tbk. E.
Variabel dan Pengukuran Variabel dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi : 1.
Variabel bebas (independent variabel) yaitu, rasio keuangan yang akan dinotasikan menjadi varibel X.
2.
Variabel terikat (dependent variabel) yaitu, pertumbuhan laba yang akan dikonotasikan menjadi variabel Y.
Skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.
F.
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan kepada suatu variabel dengan
cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Pertumbuhan laba : dihitung dari selisih laba tahun t dengan laba tahun t-1 dibagi dengan laba tahun t-1. laba t – laba t-1
Pertumbuhan laba =
Laba t-1 pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak yaitu untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antara periode yang dianalisis. 2.
Rasio-rasio keuangan a.
Rasio Likuiditas 1. Rasio Lancar ( Current Ratio ) Aktiva Lancar Rasio Lancar
= Kewajiban Lancar
2. Rasio Cepat ( Quick Ratio / Acid Test Ratio ) Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat
= Kewajiban Lancar
b.
Rasio Solvabilitas 3. Ekuitas terhadap Hutang ( Equity to Debt ) Ekuitas Pemegang Saham Equity to Debt
= Total Kewajiban
4. Rasio Hutang ( Debt Ratio )
Total Hutang Debt Ratio
= Total Aktiva
c.
Rasio Aktivitas 1. Perputaran Total Aktiva ( Total Assest Turnover)
Penjualan Bersih TAT
= Total Aktiva
2. Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover )
Beban Pokok Penjualan IT
= Persediaan
3 . Perputaran Modal Kerja ( Working Capital Turnover )
Penjualan Neto WCT
= Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
E. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dengan teknik kepustakaan, baik berupa buku referensi, skripsi-skripsi yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, dan mengumpulkan data-data keuangan yang dibutuhkan dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia. Yaitu data Laporan Keuangan PT. Mitra Adiperkasa, Tbk selama 7 tahun yaitu periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.
F. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis parametik yaitu statistik descriptive, korelasi dan regresi berganda. Bentuk dan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptive Salah satu statistic yang secara sadar maupun tidak sering digunakan dalam berbagai bidang adalah statistic descriptive. Menurut Teguh W (2004:29) “Statistik descriptive merupakan bidang ilmu statistika yang memperlajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian (Syahri Alhusin,2003). Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kategori tersebut adalah kegiatan seperti : a. Collecting atau pengumpulan data. b. Grouping atau pengelompokan data. c. Penentuan nilai dan Fungsi statistic. d. Pembuatan grafik dan gambar. Pada pembahasan ini dengan analisis frekuensi yaitu data yang diwakili oleh mean menunjukkan rata-rata dari masing variabel, minimum menunjukkan data terkecil dari sekelompok variabel, maksimum menunjukan nilai data yang terbesar dan standard deviasi menunjukan dispersi rata-rata dari sample. 2. Uji Normalitas (probabilitas plot) dan Grafik Histogram Uji ini untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, variable dependen, variable independent atau keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal (Singgih 2001:212). Hipotesis uji asumsi regresi berganda normalitas : H0
= Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1
= Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Dasar pengambilan keputusan : Jika data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal maka H0 diterima.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka H0 ditolak. 3. Uji Koefisien Korelasi Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan dalam menyelidiki hubungan antara dua buah variabel. Menurut Teguh W (2004:78) : “korelasi adalah suatu hunbungan timbal balik atau sebab akibat antara dua buah kejadian.” Uji Koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah diantara variabel independent dengan variabel dependen terdapat hubungan, serta besar kecilnya hubungan antara variabel penelitian tersebut. Apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, maka derajat hubungannya akan dinyatakan dengan r dan biasanya dinamakan koofisien korelasi. Menghitung koofisien korelasi (rxy) menggunakan rumus r (product moment Karl Person) menurut. Sugiono (2007 : 228) dengan rumus sebagai berikut :
rху
=
nåXiYi - åXi åYi Ö (nåXi2 – (åX i)2) Ö (n å Yi2- (åYi)2)
Keterangan :
rху
=
Korelasi antara variable x dan y
( ) Y = (Y - Y ) X = Xi - X i
Tabel 3.1 Pedoman untuk memberikan interprestasi koofisien korelasi No
Interval Koofisien
Tingkat Hubungan
1
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
2
0,20 – 0,399
Lemah
3
0,40 – 0,599
Sedang
4
0,60 - 0,799
Kuat
5
0,80 – 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Stasistik untuk penelitian (Sugiono 230 : 2007)
Hipotesis Statistik : Ho : ρ = 0 : Berarti tidak terdapat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Ha : ρ ≠ 0 : Berarti tidak terdapat hubungan positif antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Kriteria pengujian : Ha ditolak jika rху < atau = 0 Ha diterima jika rху > 0 4. Uji keberartian regresi (uji –F) Uji ini untuk mengetahui berarti tidaknya hubungan variable dependen dan veriabel independent yang telah dibentuk melalui persamaan regresi. Uji ini menggunakan table Anova. Hipotesis Uji keberatian model regresi : Ho = Model regresi tidak berarti H1 = Model regresi berarti Dasar pengambilan keputusan : Jika Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak Jika Probabilitas >0.05 maka H1 diterima 5. Persamaan Regresi Berganda dan Uji keberartian Koefisien Regresi (Uji-t) Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi besar variable terikat (dependent) dengan menggunakan variable bebasnya. (Singgih 2001:163). Jadi persamaan regresi berganda tersebut adalah : Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +………..+ bn Xn + e Dimana : Y
= Pertumbuhan laba tahun 2001-2007
b0
= Konstanta
b1 X1
= Rasio keuangan Likuiditas/Solvabilitas/Aktivitas
e
= Estimasi stansdar Error
Hipotesis uji keberartian koefisien regresi (uji-t) : Ho = Koefisien regresi tidak signifikan H1 = Koefisien regresi signifikan Dasar pengambilan keputusan : Jika Probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak Jika Probabilitas >0.05 maka H1 diterima
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang akan dilakukan penulis terhadap data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan PT Mitra Adiperkasa,Tbk tahun 2001 sampai 2007 yaitu perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penjelasan mengenai hasil penelitian ini didasarkan pada teori dan metode analisis yang telah dilakukan, mengenai hasil pengumpulan data berupa statistik deskriptif, uji data normalitas dengan koefisien korelasi, uji regresi linier berganda,uji statistik F (ANOVA), uji significan parameter individual (uji t statistic), probabilitas plot dan grafik histogram. Semua data diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan SPSS 16.
A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif
lebih berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data untuk menggambarkan keadaan data sebernarnya secara statistik. Untuk semua rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas yang di analisis adalah : 1. N/jumlah data yang diolah dalam penelitian ini adalah 6 buah. 2. Pertumbuhan laba mean/rata-ratanya adalah 17,6983% dengan standard deviasi 0,3540727 dari data minimum -17,87% dan data maksimum 66,21%.
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Tahun 2001 – 2007 Analisa Likuiditas Descriptive Statistics N LABA CR QR Valid N (listwise)
Minimum 6 6 6
-.1787 1.0536 .3480
Maximum
Mean
.6621 .176983 1.4860 1.328050E0 .8055 .581450
Std. Deviation .3540727 .1673163 .1547773
6
Dari tabel deskriptif statistic analisa Likuiditas diatas dapat dilihat bahwa : 1. Rasio Lancar (CR) mean/rata-ratanya adalah 132,805% dengan standard deviasi 0,1673163 dari data minimum 105,36% dan data maksimum 148,60%. 2. Rasio Cepat (QR) mean/rata-ratanya adalah 58,1450% dengan standard deviasi 0,1547773 dari data minimum 34,80% dan data maksimum 80,55%. Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Tahun 2001 – 2007 Analisa Solvabilitas Descriptive Statistics N LABA ED DR Valid N (listwise)
Minimum 6 6 6
-.1787 .9957 .3926
Maximum
Mean
.6621 .176983 1.5467 1.279150E0 .5011 .442050
Std. Deviation .3540727 .2167539 .0436732
6
Dari tabel deskriptif statistic analisa solvabilitas diatas dapat dilihat bahwa : 1. Ekuitas terhadap hutang (ED) mean/rata-ratanya adalah 127,915% dengan standard deviasi 0,2167539 dari data minimum 99,57% dan data maksimum 154,67%. 2. Hutang (DR) mean/rata-ratanya adalah 44,205% dengan standard deviasi
0,0436732 dari data minimum 39,26% dan data maksimum 50,11%. Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Tahun 2001 – 2007 Analisa Aktivitas Descriptive Statistics N LABA TAT IT WCT Valid N (listwise)
Minimum 6 6 6 6
-.1787 1.3073 3.049 7.3985
Maximum
Mean
Std. Deviation
.6621 .176983 1.8177 1.557650E0 4.104 3.37958 65.0114 2.029335E1
.3540727 .1738965 .389211 22.1094494
6
Dari tabel deskriptif statistic analisa aktivitas diatas dapat dilihat bahwa : 1. Perputaran aktiva tetap (TAT) mean/rata-ratanya adalah 155,5765% dengan standard deviasi 0,17388965 dari data minimum 130,73% dan data maksimum 181,77%. 2. Perputaran persediaan (IT) mean/rata-ratanya adalah 337,958% dengan standard deviasi 0,389211 dari data minimum 304,9% dan data maksimum 410,4%. 3. Perputaran modal kerja (WCT) mean/rata-ratanya adalah 202,9335% dengan standard deviasi 22,1094494 dari data minimum 739,85% dan data maksimum 6501,14%.
B. Uji Normalitas (probabilitas plot) dan Grafik Histogram. Untuk melihat apakah dalam model regresi variabel depernden, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal. Hipotesis : H0 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1= Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Dasar pengambilan keputusan : Jika data meneyebar di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal maka H0 diterima. Jika data meneyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka H0 ditolak. 1. Apakah rasio likuiditas terhadap pertumbuhan laba selama tujuh tahun memiliki distribusi normal atau tidak. Tabel 4.4 Probabilitas Plot dan Grafik Histogram Tahun 2001 – 2007 Rasio Likuiditas
Charts
Keterangan : Merupakan analisis grafis – histogram disertai kurva normalnya. Keputusan : Karena data menyebar di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal, maka H0 diterima. Dengan kata lain sample berasal dari populasi berdistribusi normal. 2. Apakah rasio Solvabilitas terhadap pertumbuhan laba selama tujuh tahun memiliki distribusi normal atau tidak.
Tabel 4.5 Probabilitas Plot dan Grafik Histogram Tahun 2001 – 2007 Rasio Solvabilitas
Charts
Keterangan : Merupakan analisis grafis – histogram disertai kurva normalnya. Keputusan : Karena data menyebar di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal, maka H0 diterima. Dengan kata lain sample berasal dari populasi berdistribusi normal. 3. Apakah rasio aktivitas terhadap pertumbuhan laba selama tujuh tahun memiliki distribusi normal atau tidak.
Tabel 4.6 Probabilitas Plot dan Grafik Histogram Tahun 2001 – 2007 Rasio Aktivitas
Charts
Keterangan : Merupakan analisis grafis – histogram disertai kurva normalnya. Keputusan : Karena data menyebar di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal, maka H0 diterima. Dengan kata lain sample berasal dari populasi berdistribusi normal.
C. Analisa Koefisien Korelasi Uji koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi (hubungan) antara variabel dependen dengan variabel independent serta besar kecilnya hubungan (pengaruh) tersebut, dengan criteria pengujian antara lain : -
jika tingkat signifikan tabel > nilai signifikan hitung, maka Ho di tolak
-
jika tingkat signifikan tabel < nilai signifikan hitung, maka Ho di terima
Tabel 4.7 Koefisien Korelasi 2001 - 2007 Rasio Likuiditas Correlations LABA LABA
Pearson Correlation
CR 1
Sig. (2-tailed) N CR
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
QR
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
QR
-.218
-.032
.678
.952
6
6
6
-.218
1
.881
.678
*
.020
6
6
6
-.032
.881
*
1
.952
.020
6
6
6
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel koefisien korelasi dapat di lihat besarnya hubungan antara rasio lancar (CR) -0,218 arah korelasi negatif ini menunjukan bahwa semakin besar rasio lancar maka laba bersih semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Hubungan antara rasio cepat (QR) -0,032, arah korelasi negatif ini menunjukan bahwa semakin besar rasio cepat maka laba bersih semakin kecil, demikian pula sebaliknya, Selain itu tingkat signifikan antara variabel laba bersih dengan rasio lancar sebesar 0,678 oleh karena diatas 0,05 (0,678 > 0,05), maka Ho di terima berarti koefisien korelasi tidak signifikan tidak terdapat hubungan yang erat antara veriabel laba bersih dengan rasio lancar. Tingkat signifikan antara variabel laba bersih dengan rasio cepat sebesar 0,952 oleh karena diatas 0,05 (0,952 > 0,05),
maka Ho di terima berarti koefisien korelasi tidak signifikan tidak terdapat hubungan yang erat antara veriabel laba bersih dengan rasio cepat.
Tabel 4.8 Koefisien Korelasi 2001 - 2007 Rasio Solvabilitas Correlations LABA LABA
Pearson Correlation
ED 1
Sig. (2-tailed) N ED
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
DR
DR
-.389
.354
.446
.491
6
6
6
-.389
1
-.998**
.446 6
.000 6
6
**
1
Pearson Correlation
.354
Sig. (2-tailed)
.491
.000
6
6
N
-.998
6
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel koefisien korelasi dapat di lihat besarnya hubungan antara ekuitas terhadap hutang (ED) -0,389, arah korelasi negatif ini menunjukan bahwa semakin besar ekuitas terhadap hutang maka laba bersih semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Hubungan antara hutang (DR) 0,354, arah korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin besar hutang maka laba bersih semakin besar, demikian pula sebaliknya, Selain itu tingkat signifikan antara variabel laba bersih dengan equitas terhadap hutang sebesar 0,446 oleh karena diatas 0,05 (0,446 > 0,05), maka Ho di terima berarti koefisien korelasi tidak signifikan tidak terdapat hubungan yang erat antara veriabel laba bersih dengan equitas terhadap hutang. Tingkat signifikan antara variabel laba bersih dengan hutang sebesar 0,491 oleh karena diatas 0,05
(0,491 > 0,05), maka Ho di terima berarti koefisien korelasi tidak signifikan tidak terdapat hubungan yang erat antara veriabel laba bersih dengan hutang.
Tabel 4.9 Koefisien Korelasi 2001 - 2007 Rasio aktivitas Correlations LABA LABA
Pearson Correlation
TAT 1
Sig. (2-tailed) N TAT
.468
.303
.471
.349
6
6
6
6
.508
1
.769
.178
Sig. (2-tailed)
.303
.074
.736
6
6
6
6
Pearson Correlation
.369
.769
1
-.434
Sig. (2-tailed)
.471
.074
N WCT
WCT .369
Pearson Correlation
N IT
IT
.508
.390
6
6
6
6
Pearson Correlation
.468
.178
-.434
1
Sig. (2-tailed)
.349
.736
.390
6
6
6
N
6
Pada tabel koefisien korelasi dapat di lihat besarnya hubungan antara perputaran total aktiva (TAT) 0,508, arah korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin besar perputaran total aktiva maka laba bersih semakin besar, demikian pula sebaliknya. Hubungan antara perputaran persediaan (IT) 0,369, arah korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin besar perputaran persediaan maka laba bersih semakin besar, demikian pula sebaliknya. Hubungan antara perputaran modal kerja (WCT) 0,468, arah korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin besar perputaran modal kerja maka laba bersih semakin besar, demikian pula sebaliknya,
Selain itu tingkat signifikan antara variabel laba bersih dengan perputaran total aktiva sebesar 0,303 oleh karena diatas 0,05 (0,303 > 0,05), maka Ho di terima berarti koefisien korelasi tidak signifikan tidak terdapat hubungan yang erat antara veriabel laba bersih dengan perputaran total aktiva. Tingkat signifikan antara variabel laba bersih dengan perputaran persediaan sebesar 0,471 oleh karena diatas 0,05 (0,471 > 0,05), maka Ho di terima berarti koefisien korelasi tidak signifikan tidak terdapat hubungan yang erat antara veriabel laba bersih dengan perputaran persediaan. Tingkat signifikan antara variabel laba bersih dengan perputaran modal kerja sebesar 0,349 oleh karena diatas 0,05 (0,349 > 0,05), maka Ho di terima berarti koefisien korelasi tidak signifikan tidak terdapat hubungan yang erat antara veriabel laba bersih dengan perputaran modal kerja.
D. Uji Keberartian Regresi (uji –F) Analisa regresi adalah koefisien untuk masing-masing variabel indepeden. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi di hitung dengan tujuan meminimumkan penyimpangan antara nilai estimasi varibel dependen berdasarkan data yang ada. Dalam analisa regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara veribel dependen dengan varibel independen. Varibel dependen diasumsikan random, yang berarti mempunyai probabilitas. Variabel independent/bebas diasumsikan memiliki nilai tetap. Tabel 4.10
ANOVA Tahun 2001 – 2007 Rasio Likuiditas ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.102
2
.051
Residual
.525
3
.175
Total
.627
5
F
Sig. .290
.767
a
a. Predictors: (Constant), QR, CR b. Dependent Variable: LABA
Dari uji Anova atau Uji F test didapat F hitung sebesar 0,290 dengan tingkat probalitas 0,767, oleh karena probabilitas lebih besar dari 0,05 (0,767 > 0,05), maka model regresi linier berganda tidak dapat di pakai atau tidak bermanfaat untuk mengetahui pengaruh laba bersih atau dengan kata lain rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar (CR) dan rasio cepat (QR) tidak dapat berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
Tabel 4.11 ANOVA Tahun 2001 – 2007 Rasio Solvabiltas ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.274
2
.137
Residual
.353
3
.118
Total
.627
5
F 1.162
Sig. .423
a. Predictors: (Constant), DR, ED b. Dependent Variable: LABA
Dari uji Anova atau Uji F test didapat F hitung sebesar 1,162 dengan tingkat probabilitas 0,423, oleh karena probabilitas lebih besar dari 0,05 (0,423 > 0,05), maka model regresi linier berganda tidak dapat di pakai atau tidak bermanfaat untuk mengetahui pengaruh laba bersih atau dengan kata lain rasio
a
solvabilitas yang terdiri dari hutang (DR) dan equitas terhadap hutang (ED) tidak dapat berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan. Tabel 4.12 ANOVA Tahun 2001 – 2007 Rasio Aktivitas b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.603
3
.201
Residual
.024
2
.012
Total
.627
5
F 16.908
Sig. .056
a. Predictors: (Constant), WCT, TAT, IT b. Dependent Variable: LABA
Dari uji Anova atau Uji F test didapat F hitung sebesar 16,908 dengan tingkat probabilitas 0,056, oleh karena probabilitas lebih besar dari 0,05 (0,056 > 0,05), maka model regresi linier berganda tidak dapat di pakai atau tidak bermanfaat untuk mengetahui pengaruh laba bersih atau dengan kata lain rasio aktivitas yang terdiri dari perputaran aktiva tetap (TAT), perputaran persediaan (IT), dan perputaran modal kerja (WCT) tidak dapat berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan. E. Persamaan Regresi Berganda dan Uji keberartian Koefisien Regresi (Uji t Statistik). Uji signifikan parameter individual (Uji t Statistik) untuk dapat menginterprestasikan koefisien varibel bebas (independent variabel) dapat menggunakan Cofficients atau Standardized Coefficients.
a
Tabel 4.13 Coefficients Tahun 2001 – 2007 Rasio Likuiditas a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error 1.611
1.971
CR
-1.797
2.368
QR
1.639
2.560
t
Beta
Sig. .818
.474
-.849
-.759
.503
.716
.640
.568
a. Dependent Variable: LABA
Untuk unstandardized beta coefficients dari kedua variabel independent yang di masukan dalam regresi tidak ada variabel yang signifikan, di kerenakan kedua varibel itu probabilitasnya diatas 0,05. Probabilitas variabel rasio lancar (CR) sebesar 0,503, variabel rasio cepat (QR) 0,568. Dari hasil pengujian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel rasio lancar dan rasio cepat dalam penelitian ini tidak
berpengaruh terhadap laba
bersih, karena dalam hal ini rasio likuiditas dapat dikatakan berpengaruh apabila mempunyai pengaruh atau mampu memprediksi laba bersih. Dari hasil pengujian ini diperoleh persamaan regresi linier berganda : Y = 1,611 - 1,797X1 + 1,639 X2 Pembahasan : 1. Konstanta sebesar 1,611 menyatakan bahwa jika variabel independent dianggap konstan, maka pertumbuhan laba bersih sebesar 161,1%. 2. Kofisien regresi rasio lancar (CR) sebesar -1,797 menyatakan bahwa setiap penurunan (karena tanda -) rasio lancar sebesar 1% akan menurunkan laba bersih sebesar -179,7% .
3. Kofisien regresi rasio cepat sebesar 1,639 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) rasio cepat sebesar 1% akan meningkatkan laba bersih sebesar 163,9% 4. Uji t digunakan untuk menguji signifikan kontanta dan varibel dependen laba bersih. Hipotesis : Ho = Koefisien regresi tidak signifikan Ha = Koefisien regresi signifikan Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas) Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Keputusan : Semua variabel rasio lancar dan rasio cepat mempunyai angka probalitas diatas 0,05, oleh karena semua variabel independent tersebut dalam uji penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laba bersih. Tabel 4.14 Coefficients Tahun 2001 – 2007 Rasio Solvabilitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) ED
DR a. Dependent Variable: LABA
Std. Error 48.243
38.368
-14.223
11.052
-67.576
54.854
Standardized Coefficients t
Beta
Sig. 1.257
.298
-8.707
-1.287
.288
-8.335
-1.232
.306
Untuk unstandardized beta coefficients dari kedua variabel independent yang di masukan dalam regresi tidak ada variabel yang signifikan, di kerenakan
kedua varibel itu probabilitasnya diatas 0,05. Probabilitas variabel ekuitas terhadap hutang (ED) sebesar 0,288, varibel hutang (DR) 0,306. Dari hasil pengujian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel ekuitas terhadap hutang dan hutang dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laba bersih, karena dalam hal ini rasio solvabilitas dapat dikatakan berpengaruh apabila mempunyai pengaruh atau mampu memprediksi laba bersih. Dari hasil pengujian ini diperoleh persamaan regresi linier berganda : Y = 48,243 - 14,223 X1 - 67,576 X2 Pembahasan : 1. Konstanta sebesar 48,243 menyatakan bahwa jika variabel independent dianggap konstan, maka pertumbuhan laba bersih sebesar 4824,3%. 2. Kofisien regresi ekuitas terhadap hutang sebesar -14,223 menyatakan bahwa setiap penurunan (karena tanda -) ekuitas terhadap hutang sebesar 1% akan menurunkan laba bersih sebesar -1422,3% . 3. Kofisien regresi hutang sebesar -67,576 menyatakan bahwa setiap penurunan (karena tanda -) hutang sebesar 1% akan menurunkan laba bersih sebesar 6757,6% . 4. Uji t digunakan untuk menguji signifikan kontanta dan varibel dependen laba bersih. Hipotesis : Ho = Koefisien regresi tidak signifikan Ha = Koefisien regresi signifikan Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas)
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Keputusan : Semua variabel ekuitas terhadap hutang dan hutang mempunyai angka probabilitas diatas 0,05, oleh karena semua variabel independent tersebut dalam uji penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laba bersih. Tabel 4.15 Coefficients Tahun 2001 – 2007 Rasio Aktivitas a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-2.714
.508
TAT
-4.038
.954
2.522
.466
.032
.005
IT WCT
Standardized Coefficients t
Beta
Sig.
-5.343
.033
-1.983
-4.232
.052
2.772
5.416
.032
2.024
6.085
.026
a. Dependent Variable: LABA
Untuk unstandardized beta coefficients variabel independent perputaran aktiva tetap (TAT) yang di masukan dalam regresi variabelnya tidak signifikan, di kerenakan TAT variabel probabilitasnya diatas 0,05, probabilitas variabel ekuitas terhadap perputaran aktiva tetap (TAT) sebesar 0,052. Sedangkan variabel independent perputaran persediaan (IT) dan perputaran modal (WCT) variabelnya signifikan, di kerenakan IT dan WCT variabel probabilitasnya dibwah 0,05, perputaran persediaan (IT) sebesar 0,032, probabilitas variabel perputaran modal kerja (WCT) sebesar 0,026. Dari hasil pengujian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel perputaran aktiva tetap (TAT) dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laba bersih,sedangkan variabel perputaran persediaan (IT), perputaran modal kerja
(WCT) berpengaruh tehadap laba bersih, dalam hal ini rasio aktivitas untuk , perputaran persediaan (IT), perputaran modal kerja (WCT) dapat dikatakan berpengaruh karna mempunyai pengaruh atau mampu memprediksi laba bersih.. Dari hasil pengujian ini diperoleh persamaan regresi linier berganda : Y = -2,714 – 4,038 X1 + 2,522 X 2 + 0,032 X3 Pembahasan : 1. Konstanta sebesar -2,714 menyatakan bahwa jika variabel independent dianggap konstan, maka pertumbuhan laba bersih sebesar -271,4%. 2. Kofisien regresi perputaran aktiva tetap sebesar -4,038 menyatakan bahwa setiap penurunan (karena tanda -) perputaran aktiva tetap sebesar 1% akan menurunkan laba bersih sebesar -403,8% . 3. Kofisien regresi perputaran persediaan sebesar 2,522 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) perputaran persediaan sebesar 1% akan meningkatkan laba bersih sebesar 252,2% 4. Kofisien regresi perputaran modal kerja sebesar 0,032 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) perputaran modal kerja sebesar 1% akan meningkatkan laba bersih sebesar 0,32% 5. Uji t digunakan untuk menguji signifikan kontanta dan variabel dependen laba bersih. Hipotesis : Ho = Koefisien regresi tidak signifikan Ha = Koefisien regresi signifikan Pengambilan keputusan (berdasarkan probalitas)
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Keputusan : Variabel ekuitas terhadap perputaran aktiva tetap (TAT), mempunyai angka probabilitas diatas 0,05, karena variabel independent tersebut dalam uji penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laba bersih. Sedangkan variabel perputaran persediaan (IT), perputaran modal kerja (WCT) mempunyai angka probabilitas dibawah 0,05, karena variabel independent dalam uji penelitian ini berpengaruh terhadap laba bersih.
Tabel 4.16 Keputusan Analisis Rasio dan Laba Bersih No 1
Korelasi
Uji F (Anova)
Uji t
0,952 > 0,05
Angka 0,767 > 0,05 probabilitas diatas 0,05
keputusan
Varibel diatas tidak terdapat hubungan yg erat terhadap laba bersih
Variabel CR,QR Tidak berpengaruh terhadap laba bersih
ED
0,446 > 0,05
Angka 0,423 > 0,05 probabilitas diatas 0,05
DR
0,491 > 0,05
keputusan
Varibel diatas tidak terdapat hubungan yg erat terhadap laba bersih
Variabel ED,DR Tidak berpengaruh terhadap laba bersih
TAT
0,303 > 0,05
IT
0,471 > 0,05
WCT
0,349 > 0,05
TAT Angka probabilitas diatas 0,05, 0,056 > 0,05 IT,WCT, dibawah 0,05
Varibel diatas tidak terdapat hubungan yg erat terhadap laba bersih
Variabel TAT Tidak berpengaruh terhadap laba bersih, IT,WCT berpengaruh terhadap laba bersih
CR
0,678 > 0,05
QR
2
3
keputusan
Variabel TAT,IT,WCT Tidak berpengaruh terhadap laba bersih
Variabel CR,QR Tidak berpengaruh terhadap laba bersih
Variabel ED,DR Tidak berpengaruh terhadap laba bersih
Uji Normalitas
data menyebar di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal
Berdistribusi normal data menyebar di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal
Berdistribusi normal data menyebar di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal
Berdistribusi normal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berikut ini di kemukakann kesimpulan-kesimpulan dari analisis dan pembahasan yang telah penulis lakukan terhadap pembahasan pengaruh analisa rasio terhadap laba bersih pada PT Mitra Adiperkasa, Tbk pada periode 2001 sampai 2007. 1.
Berdasarkan koefisien korelasi selama tujuh tahun menunjukan bahwa tingkat signifikasnsi total rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima, berarti koefisien korelasi tidak signifikan dan tidak terdapat hubungan yang erat antara variabel dependen dan variabel independen.
2.
Didalam analisis statistik uji F (ANOVA), menunjukan bahwa selama tujuh tahun rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih perusahaan secara signifikan, karena tingkat probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
3.
Analisa uji t statistik selama tujuh tahun bahwa mengidikasikan variabel rasio likuiditas, solvabilitas, Aktivitas perputaran total aktiva dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laba bersih, dikarenakan probabalitasnya lebih besar dari 0,05. Dikatakan berpengaruh apabila rasio-rasio tsb mempunyai pengaruh atau mampu memprediksi laba bersih.sedangkan rasio aktivitas perputaran persediaan dan perputaran modal kerja berpengaruh terhadap laba bersih di kerenakan probabiliatasnya lebih kecil dari 0,05.
4.
Pada Uji Normalitas semua rasio selama tujuh tahun yaitu data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal maka Ho diterima maka semua sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena penulis berharap penelitian selanjutnya agar diperhatikan : 1.
Tidak hanya dilakukan Studi kasus pada satu perusahaan tapi bisa mengambil sampel dari beberapa perusahaan sejenis terutama perusahaan ritel yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.
Tingkat inflasi mata uang rupiah terhadap mata uang asing lainnya, sebaiknya ikut dipertimbangkan dalam memprediksi pertumbuhan laba dengan menggunakan rasio keuangan, karena akan mempengaruhi hasil penelitian. Dan factor-faktor lain seperti : factor ekonomi serta kondisi ekonomi.
3.
Jumlah periode penelitian selanjutnya dilihat dari laporan keuangan per bulan dan sebaiknya selama 10 tahun atau lebih sehingga dapat mengetahui trend pertumbuhan laba perusahaan dengan hasil yang maksimal.
4.
Hasil Penelitian ini dari ketiga rasio yang di gunakan hanya rasio aktivitas yaitu rasio perputaran persediaan dan perputaran modal kerja yang berpengaruh sedangkan untuk rasio yang lainnya tidak berpengaruh, untuk selanjutnya dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan lainnya.
5.
Perusahaan ritel yang diteliti ini pada rasio aktivitasnya sangat berpengaruh artinya ukuran keefektifan atau keefesienan cukup baik dalam menggunakan sumber dananya, karena dapat meningkatkan laba bersih perusahaan. Selanjutnya perusahaan dapat meningkatkatkan laba tidak hanya di ukur dari aktivitasnya tapi harus memperhatikan likuiditas dan solvabilitasnya.
6.
Untuk mengurangi kerugian akibat persediaan, perusahaan diharapkan melakukan pemesanan persediaan sesuai dengan pangsa pasar yang lebih diminati.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Indoneisa, Salemba Empat, Jakarta. Indrianto Nur dan Supomo Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE, Yogyakarta. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Empat,Cetakan 13, Liberty, Yogyakarta. Nanmi Nadia. 1999. Memahami dan Menggunakan Rasio Keuangan, Panduan Praktis, Jakarta. Sandjaja S, Ridwan dan Inge Barlian. 2003. Manejemen Keuangan, Edisi Lima, PT Literata Lintas Media, Jakarta. Sawir Agnes. 2002. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT Gramedia, Jakarta. Simamora Henry. 1999. Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. S.R. Soemarsono. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta. Skousen,E.J. 2001. Akuntansi Keuangan menengah I, Salemba Empat, Jakarta. Ralp Estes. 2000. Dictionary Of Accounting, diterjemahkan oleh Marianus Sinaga, Erlangga, Jakarta. Zainudin dan Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba ;Suatu Studi Penelitian Empiris pada perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ, Jurnal Riset Akuntansi Vol.2 No. January 1999. Zaki Baridwan. 2004. Intermedite Accountuing, Edisi Tujuh, BPFE, Yogyakarta.
1. Rasio Likuiditas Rasio Lancar ( Current Ratio ) Aktiva Lancar Rasio Lancar
= Kewajiban Lancar
Tabel Rasio Lancar PT. Mitra Adiperkasa, tbk Tahun 2001-2007 Tahun
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Rasio Lancar
2001
481,034,313
338,560,747
142.08%
2002
557,487,879
383,192,896
145.48%
2003
608,542,500
577,561,637
105.36%
2004
954,123,404
642,072,616
148.60%
2005
942,718,662
700,231,497
134.63%
2006
1,175,242,009
973,843,902
120.68%
Rasio Cepat ( Quick Ratio / Acid Test Ratio ) Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat = Kewajiban Lancar
Tabel Rasio Cepat PT. Mitra Adiperkasa, tbk Tahun 2001-2007
Tahun
Jumlah Aktiva Lancar Persediaan
Jumlah Hutang Lancar
Rasio Cepat
2001
185,934,696
338,560,747
54.92%
2002
264,418,931
383,192,896
69.00%
2003
200,962,880
577,561,637
34.80%
2004
517,161,498
642,072,616
80.55%
2005
386,043,243
700,231,497
55.13%
2006
530,417,613
973,843,902
54.47%
2.Rasio Aktivitas Perputaran Total Aktiva ( Total Assest Turnover) Penjualan Bersih TAT = Total Aktiva
Tabel Tingkat Perputaran Total Aktiva PT. Mitra Adiperkasa, tbk Tahun 2001 – 2007 Tahun
Penjualan Bersih
Total Aktiva
Perputaran Total Aktiva
2001
1,505,418,615
920,449,253
163.55%
2002
1,807,435,277
994,342,465
181.77%
2003
2,014,108,493
1,244,984,296
161.78%
2004
2,308,718,283
1,765,971,674
130.73%
2005
2,876,829,417
1,922,627,526
149.63%
2006
3,333,152,187
2,265,420,200
147.13%
Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover Beban Pokok Penjualan IT = Persediaan
4.4.2.4 Tabel Rasio Perputaran Persediaan PT. Mitra Adiperkasa, tbk Tahun 2001 - 2007 Tahun
Beban Pokok Penjualan
Persediaan
Perputaran Persediaan
2001
1,040,530,162
295,099,617
352.60%
2002
1,202,883,100
293,068,948
410.44%
2003
1,242,794,634
407,579,620
304.92%
2004
1,378,548,822
436,961,906
315.48%
2005
1,805,794,425
556,675,419
324.39%
2006
2,062,911,056
644,824,396
319.92%
Perputaran Modal Kerja ( Working Capital Turnover ) Penjualan Neto WCT
= Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
4.4.2.7 Tabel Perputaran Modal Kerja PT. Mitra Adiperkasa, tbk Tahun 2001 - 2007
Tahun
Aktiva Lancar - Hutang Lancar
Penjualan
Perputaran Modal Kerja
2001
1,505,418,615
142,473,566
1056.63%
2002
1,807,435,277
174,294,983
1037.00%
2003
2,014,108,493
30,980,863
6501.14%
2004
2,308,718,283
312,050,788
739.85%
2005
2,876,829,417
242,487,165
1186.38%
2006
3,333,152,187
201,398,107
1655.01%
Rasio Solvabilitas 5.
Ekuitas terhadap Hutang ( Equity to Debt ) Ekuitas Pemegang Saham Equity to Debt = Total Kewajiban
4.4.4.1 Tabel Rasio Ekuitas Terhadap Hutang PT. Mitra Adiperkasa, tbk Tahun 2001 - 2007
Tahun
Ekuitas Pemegang Saham
Total Hutang
Ekuitas Terhadap Hutang
2001
558,965,951
361,400,586
154.67%
2002
572,194,681
420,127,875
136.20%
2003
633,532,910
611,395,089
103.62%
2004
1,010,890,788
755,070,869
133.88%
2005
1,119,991,136
802,596,533
139.55%
2006
1,130,255,344
1,135,112,807
99.57%
6.
Rasio Hutang ( Debt Ratio ) Total Hutang Debt Ratio
= Total Aktiva
4.4.4.2 Tabel Rasio Hutang PT. Mitra Adiperkasa, tbk Tahun 2001 - 2007 Tahun
Total Hutang
Total Aktiva
Rasio Hutang
2001
361,400,586
920,449,253
39.26%
2002
420,127,875
994,342,465
42.25%
2003
611,395,089
1,244,984,296
49.11%
2004
755,070,869
1,765,971,674
42.76%
2005
802,596,533
1,922,627,526
41.74%
2006
1,135,112,807
2,265,420,200
50.11%