UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi
STEPHANUS KOKO ARDHI NUGROHO (0906612623)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI
DEPOK MEI 2012
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
D
! ~
Iii'
'
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEP ARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI
LEMBAR PERNY AT AAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalab basil karya saya sendiri,
dan sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telab saya nyatakan dengan benar.
Nama NPM
Tanda Tangan: Tangga1
: Stephanus Koko Ardhi Nugroho : 0906612623
~
: 9 Mei 2012
111
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA FAKUL TAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama NPM Program Studi Judul Skripsi
: Stephanus Koko Ardhi Nugroho : 0906612623 : Administrasi Niaga : "Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Cost of Equity Capitaf'
Telah diperiksa oleh Ketua Program Sarjana dan Pembimbing serta dinyatakan layak untuk diajukan ke sidang Skripsi Program Sarjana Departemen IImu Administrasi Fakultas IImu Sosial dan IImu Politik Universitas Indonesia.
Disetujui Oleh Ketua Program Sarjana Ekstensi,
Pembimbing,
~ (&[)
(Umanto Eko P. S. Sos., M.Si)
NIP. 195202181979021002
NIP.0908050336
IV
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA FAKUL TAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama
: Stephanus Koko Ardhi Nugroho
NPM
: 09066] 2623
Program Studi
: Administrasi Niaga
Judul Skripsi
: "Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Cost of Equity Capitaf'
telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi pada Program Studi Departemen Ilmu administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan IImu Politik, Universitas Indonesia
DEW AN PENGUJI
Pembimbing
: Umanto Eko P. S. Sos., M. Si
Ketua Sidang
: Dra. Retno Kusumastuti M. Si
Penguji Ahli
: Ir. BernardusYuliartoN. MSM., PhD
(..~
SekretarisSidang : Erwin HarinurdinS. Sos, M. S. Ak
Ditetapkan di : Depok Tanggal : 9 Mei 2012
v
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
)
KATA PENGANTAR
Tuhan Yang Maha Esa, atas segala cinta dan kasih sayangnya yang kekal. Dengan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini dan penulis dibantu oleh banyak pihak dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2. Drs. Asrori, MA, FLMI, selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Imdonesia. 3. Dra. Fibria Indriati, M.si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, Program Sarjana Ekstensi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 4. Umanto Eko P. S.Sos., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing penulis ditengah kesibukan beliau. 5. Ir. Bernardus Y. Nugroho, MSM, Ph.D, selaku penguji ahli dalam sidang skripsi. 6. Seluruh staff pengajar dan sekretariat S1 Ekstensi Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 7. Keluargaku tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moril dan materiil. 8. Juningsih Anggraeni, atas kesediaannya “diganggu” oleh penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
vi
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
9. Linda Kartika Sanistyaningrum dan Tri Budilaksono, atas bantuan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Ikhsan Lutfiardi, sebagai teman satu bimbingan dalam hari-hari bimbingan bersama. 11. Semua teman-teman di S1 Ekstensi Administrasi Niaga 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 12. Seluruh pihak lain yang tidak dapat saya cantumkan satu persatu, terima kasih atas segala doa, bantuan, dan dukungannya.
Akhir kata, saya berharap agar Tuhan Yang Maha Esa dapat berkenan membalas seluruh kebaikan pihak-pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu. Depok, 9 Mei 2012
Penulis
vii
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
HALAMAN PERNY ATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ,TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Faku1tas Jenis Karya
: Stephanus Koko Ardhi Nugroho : 0906612623 : Ilmu Administrasi Niaga : Ilmu Administrasi : Ilmu Sosial dan Ilmu Po1itik : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudu1: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Roya1ti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, menga1ihmedia/formatkan,menge1o1ada1am bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya se1amatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya,
Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 9 Mei 2012 Yang menyatakan
~
(Stephanus Koko Ardhi Nugroho)
Vlll
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
UNIVERSITY OF INDONESIA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES DEPARTEMENT OF ADMINISTRATIVE SCIENCE UNDERGRADUATED PROGRAM
ABSTRAK
Nama : Stephanus Koko Ardhi Nugroho Program studi : Administrasi Niaga Judul : Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Disclosure Terhadap Cost of Equity Capital Periode 2007 – 2010
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap cost of equity capital perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010. Data yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Dalam penelitian ini terdapat satu hipotesis yang diusulkan, yaitu untuk menganalisis terdapatnya pengaruh dari pengungkapan tanggung jawab social perusahaan terhadap cost of equity capital. Metode yang dilakukan untuk menjawab hipotesis tersebut adalah uji data panel dengan mengunakan metode uji data panel GLS (Generalized Least Square). Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada pengaruh antara corporate social responsibility disclosure terhadap cost of equity capital. Dibuktikan dengan uji t yang sudah dihasilkan pada penelitian ini, yaitu pada variabel CSRDI suatu perusahaan terhadap biaya modal ekuitas perusahaan.
Kata kunci: Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, biaya modal ekuitas
ix Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
UNIVERSITY OF INDONESIA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES DEPARTEMENT OF ADMINISTRATIVE SCIENCE UNDERGRADUATED PROGRAM
ABSTRACT
Name Study Program Title
: Stephanus Koko Ardhi Nugroho : Business Administration : Effect Corporate Social Responsibility Disclosure to Cost of Equity Capital of the Period 2007 - 2010
This study aims to analyze the effect of disclosure of social responsibility to the cost of equity capital companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007 – 2010. The data used is the disclosure of corporate social responsibility are disclosed in the annual report. In this study, the is one hypothesis proposed, namely to analyzed the presence of the influence of corporate social responsibility disclosure to the cost of equity capital. Method in place to address this hypothesis are the data panel using panel data test method GLS (Generalized Least Square). The result of this study found that there was no influence of corporate social responsibility disclosure to the cost of equity capital. Evidenced by the t test that has been generated in this study, namely a company’ CSRDI variable to the cost of equity capital.
Keywords: Corporate Social Responsibility Disclosure, Cost of Equity Capital
x Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
ii iii iv v vi viii ix xi xiii xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pokok Permasalahan 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Signifikasi Penelitian 1.5 Batasan Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan
1 1 5 6 7 7 7
BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu 2.2 Kerangka Model Teoritis 2.2.1 Corporate Social Responsibility 2.2.1.1 Definisi Corporate Social Resposibility 2.2.1.2 Teori-teori Corporate Social Responsibility 2.2.1.3 Pengelompokan Corporate Social Responsibility 2.2.1.4 Level Corporate Social Responsibility 2.2.1.5 Pendekatan Corporate Social Responsibility 2.2.1.6 Studi Tentang Corporate Social Responsibility 2.2.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility 2.2.2.1 Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 2.2.2.2 Keuntungan Melakukan Program CSR 2.2.2.3 Lingkup Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan 2.2.3 Biaya Modal Ekuitas 2.2.4 Hubungan Antara Pengungkapan Teoritis dan Biaya Modal Ekuitas 2.2.4.1 Estimasi Risiko dan Biaya Modal Ekuitas 2.2.4.2 Biaya Transaksi, Informasi Asimetri dan Biaya Modal Ekuitas xi Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
9 9 13 13 13 14 16 17 18 19 21 23 24 26 29 31 31 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian 3.2 Jenis Penelitian 3.3 Populasi dan Sampel 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.5 Pengembangan Hipotesis 3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Independen 3.6.2 Variabel Dependen 3.6.3 Variabel Kontrol 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Statistik Deskriptif 3.7.2 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Ordinary Least Square / Data Panel Common Effect 3.7.3 Uji Asumsi Klasik 3.7.4 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Generalized Least Square 3.7.3 Uji R-square, Uji t dan Uji F
34 34 34 35 36 37 39 39 40 40 41 41
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Data 4.4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.2 Analisis Statistik Deskriptif 4.3 Analisis Regresi Data Panel dengan Metode OLS 4.3.1 Common Effect 4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas 4.4.2 Uji Multikolinearitas 4.4.3 Uji Autokorelasi 4.4.4 Uji Heteroskedastisitas 4.5 Analisis Regresi Data Panel dengan Metode GLS 4.6 Uji Hipotesis Keseluruhan (F-Stat) 4.7 Uji Individual (Uji t) 4.8 Implikasi Manajerial
47 47 47 48 50 50 51 51 52 54 55 57 59 59 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
63 63 63
DAFTAR PUSTAKA
64
xii Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
41 42 45 45
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Mengenai Corporate Social Responsibility Tabel 4.1 Sampel Penelitian Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Tabel 4.3 Hasil Estimasi dengan Common Effect Tabel 4.4 Uji Normalitas Variabel CSRDI Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Tabel 4.6 Ketentuan nilai Durbin-Watson Tabel 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Metode Glejser Tabel 4.8 Hasil Estimasi dengan Metode Generalized Least Square
xiii Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
11 47 48 50 52 53 54 56 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Checklist Item Pengungkapan Informasi CSR
67
xiv Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) yang dicetuskan di Amerika
Serikat pada tahun 1930-an pada awalnya adalah usaha untuk melindungi buruh dari penindasan yang dilakukan perusahaan. Saat ini banyak definisi yang menjelaskan makna CSR, yang juga terus berubah seiring berjalannya waktu. CSR antara lain didefinisikan sebagai komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya (CSR: Meeting Changing Expectations, 1999).
Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disingkat menjadi CSR adalah kontribusi sebuah perusahaan yang terpusat pada aktivitas bisnis, investasi sosial dan program philantrophy, dan kewajiban dalam kebijakan publik (Wineberg 2004:72 dalam Tanudjaja 2006). Tujuan dari adanya CSR yaitu sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan karena dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Kondisi dunia yang tidak menentu seperti terjadinya global warming, kemiskinan yang semakin meningkat serta memburuknya kesehatan masyarakat memicu perusahaan untuk melakukan tanggung jawabnya. CSR bagian yang penting dalam strategi perusahaan dalam berbagai sektor dimana terjadi ketidakkonsitenan antara keuntungan perusahaan dan tujuan sosial, atau perselisihan yang dapat terjadi karena isu-isu tentang kewajaran yang berlebihan (Heal, 2004). Jadi CSR merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. CSR juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mepertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungan. CSR telah banyak dilakukan dibeberapa negara. Survei KPMG di seluruh dunia tahun 2005 1 Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
2
memperlihatkan bahwa praktek pelaporan yang berkesinambungan mengirimkan pesan pada GRI (Global Reporting Initiative) yaitu peningkatan signifikan penggunaan GRI guidline sejak tahun 2002 sebagai kerangka pelaporan satusatunya secara global. Ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan pengunaan GRI berarti adanya peningkatan pelaporan CSR. CSR akan menjadi strategi bisnis yang yang tidak dapat dipisahkan dalam perusahaan. Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie dan Parker, 1990).
Pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya
melihat
kinerja
keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja entitas tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang
dihasilkan.
Penerapan
CSR
dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek sustantibility tentu akan mennerjemahkan prinsip sustantibility ke
dalam
strategi
dan
operasi
perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan
dapat menjadi
bahan
masukan
dalam
rangka
pengambilan
keputusan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dapat menggunakan informasi
CSR
sebagai
salah
satu
keunggulan kompetitif
perusahaan. Eipstein dan Freedman (1994) seperti yang dikutip Sayekti dan Ludovicus, (2007), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan, sehingga manajemen perusahaan saat ini tidak hanya dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang diberikan, namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. Menurut Arya dan Zhang (2009) seperti yang dikutip Nuzula dan Kato (2010), upaya perusahaan untuk melakukan CSR bukanlah sesuatu yang sia-sia dan investor memberikan respon yang baik pada perusahaan–perusahaan tersebut. Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
3
utama dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, Desember 2006). Melihat tuntutan tersebut di atas, perusahaan–perusahaan publik di Indonesia yang membuat pelaporan CSR secara terpisah mengalami peningkatan sebanyak 21,11% pada tahun 2008 dibandingkan tahun sebelumnya (ISRA, 2010). Kelana dan Chandra Wijaya (2005) menyatakan bahwa aspek kepercayaan dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu pengungkapan akan ditanggapi oleh investor dengan beragam. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu mem-berikan signal dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor. Hal ini mengindikasikan
bahwa
perusahaan
yang
menerapkan
CSR
mengharapkan akan direspon positif oleh pelaku pasar sehingga dapat memaksimalkan profit dalam jangka panjang. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal.
Tuntutan masyarakat dan perkembangan demokrasi serta derasnya arus globalisasi dan pasar bebas, sehingga memunculkan kesadaran dari dunia industri tentang pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Laporan keuangan merupakan signal untuk mengkomunikasikan informasi “penting” yang dimiliki manajemen perusahaan, misalnya perkiraan manajemen (Frankel et al. 1995:149) dan profitabilitas perusahaan (Kanodia dan Lee 1998:49). Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko. Apabila investor menilai suatu perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan tingginya biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Coles et al. 1995:362); (Clarkson et al. 1996:69,79)
Pengaruh tingkat pengungkapan CSR terhadap biaya ekuitas ini, sebelumnya telah banyak diteliti, diantaranya oleh Financial Reporting of the American Institute of Certified Public Accountants (Jenkin Committee)
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
4
sebagaimana dikutip oleh Botosan (1997:324) yang menyatakan bahwa keuntungan pentingnya disclosure adalah biaya yang rendah untuk equity capital. Demikian pula hasil penelitian yang disimpulkan oleh Botosan (1997:346) mendukung adanya hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya ekuitas perusahaan. Meskipun memang pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas perusahaan dirasa kurang signifikan pada perusahaan yang menjadi pusat perhatian sejumlah besar analis keuangan. Lang dan Lundholm (1996:490) menemukan bukti secara tidak langsung dari penelitiannya tentang adanya keuntungan potensial dari pengungkapan CSR yang tinggi, selain banyak menarik investor juga mengurangi risiko estimasi dan asimetri informasi, di mana masingmasing menunjukkan pengurangan biaya modal. Selain itu, dalam pengungkapan yang lebih baik akan membuat proses alokasi modal lebih efisien dan mengurangi biaya modal rata-rata.
Pengungkapan CSR yang tinggi tidak selamanya akan menurunkan biaya ekuitas. Hal yang sebaliknya dapat terjadi, ketika perusahaan ternyata mempunyai banyak “masalah”, maka dengan tingkat disclosure yang tinggi, semakin banyak informasi yang riskan akan diketahui oleh investor sehingga investor meminta return yang tinggi dan akibatnya tingkat biaya ekuitas yang harus ditanggung oleh perusahaan semakin tinggi. Financial Executive Institute juga menyatakan bahwa bila informasi yang dilaporkan dalam disclosure tersebut adalah ditujukan pada pedagang saham (Stock Trader), maka hanya akan menambah ketidakstabilan harga saham, sehingga menaikkan risiko dan membawa biaya ekuitas yang lebih tinggi. Meskipun masih mengundang perdebatan apakah disclosure yang tinggi akan menurunkan biaya ekuitas atau sebaliknya, tampaknya semua sepakat bahwa terdapat pengaruh tingkat disclosure yang cukup signifikan terhadap biaya ekuitas. Menentukan tingkat disclosure atau pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan yang diduga berpengaruh terhadap tingkat biaya ekuitas perusahaan yang bersangkutan tidaklah mudah. Penelitian yang dilakukan oleh Chalmers et al. (2001:16), menyatakan bahwa tidak ditemukannya bukti yang mendukung bahwa pemenuhan mandatory GAAP disclosure mengacu pada biaya modal (cost of capital), khususnya biaya hutang (cost of debt). Pengaruh tingkat
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
5
disclosure terhadap biaya ekuitas adalah suatu masalah yang menarik dan penting bagi komunitas pelaporan keuangan. Meskipun masih mengundang perdebatan apakah disclosure yang tinggi akan menurunkan biaya ekuitas atau sebaliknya, tampaknya semua sepakat bahwa terdapat pengaruh tingkat disclosure yang cukup signifikan terhadap biaya ekuitas. .
1.2
Pokok Permasalahan Perusahaan bertanggung jawab sosial menarik bagi konsumen yang peduli
tentang masalah sosial yang sesuai, yang mengarah ke penjualan yang lebih unggul dan kinerja keuangan (Lev et al. 2010). Investor yang sadar akan isu-isu sosial investor bersedia membayar premi untuk sekuritas perusahaan bertanggung jawab secara sosial (Anderson dan Frankel 1980; Richardson dan Welker 2001). Mungkin yang lebih penting, beberapa proyek CSR memiliki implikasi langsung untuk arus kas positif bahkan dalam waktu dekat. Misalnya, praktek-praktek terkait
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
karyawan
dapat
mengurangi
mengurangi biaya yang tidak perlu dan meningkatkan moral karyawan. Dengan demikiandapat terjadi efisiensi produksi. Argumen-argumen ini menyoroti pentingnya pengungkapan CSR dalam mengurangi asimetri informasi dan ketidakpastian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan (Rodriguez et al. 2006), yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya modal ekuitas. Namun demikian, pengaruh pengungkapan CSR terhadap pengurangan
biaya
modal
ekuitas
tidak
selalu
jelas.
Pelaporan
CSR
tersendiri tunduk pada pedoman peraturan yang masih sangat terbatas. Ada kekhawatiran tentang kegunaan dari jenis pengungkapan karena adanya perbandingan-perbandingan tertentu dan masalah kredibilitas dan perilaku oportunistik perusahaan (Ingram dan Frazier 1980; Hobson dan Kachelmeier 2005 ). Pada akhirnya, apakah pengungkapan CSR secara sukarela mengurangi biaya modal ekuitas sebuah perusahaan masih berupa suatu pertanyaan empiris.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
6
Penilaian kinerja CSR perusahaan besar sering tersedia untuk investor melalui pihak ketiga. Peringkat ini bisa langsung berhubungan dengan biaya modal ekuitas dari perusahaan-perusahaan. Namun, peringkat saja tidak mungkin untuk memberikan informasi yang cukup untuk investor untuk menilai kinerja CSR perusahaan secara keseluruhan. Detil pengungkapan CSR berpotensi memberikan informasi tambahan yang diperlukan bagi investor untuk mencerna informasi yang diberikan. Selanjutnya, mengungkapkan kegiatan CSR secara sukarela menunjukkan kepercayaan perusahaan dalam kinerja CSR mereka, yang mengirimkan sinyal positif kepada investor, atau, dalam kasus kinerja CSR yang buruk, memungkinkan perusahaan untuk memberikan penjelasan. Oleh karena itu, pengungkapan CSR berisi informasi di luar yang terkandung dalam tingkat kinerja CSR.
Pada penelitian sebelumnya terdapat kaitan antara pengaruh CSR Disclosure terhadap cost of equity capital, namun penelitian ini dilakukan di pasar modal
Amerika. Sehingga menarik untuk diteliti bagaimana pengaruh CSR
terhadap cost of equity capital di pasar modal Indonesia. Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
Apakah terdapat pengaruh dari corporate social responsibility disclosure terhadap cost of equity capital perusahaan terhadap perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah :
Menganalisis pengaruh dari corporate social responsibility disclosure terhadap cost of equity capital perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
7
1.4
Signifikasi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat pada: 1. Akademisi Memberikan
pengetahuan
kepada
para
akademis
mengenai
pengungkapan corporate social responsibility dan pengaruhnya terhadap cost of equity capital. 2. Investor atau Calon Investor Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan pengetahuan mengenai perubahan besar cost of equity capital jika melaksanakan corporate social responsibility, sehingga diharapkan dapat membantu investor dalam menganalisis, menentukan, dan mengambil keputusan investasi yang baik dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. 3. Emiten Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran reaksi pasar terhadap saham emiten tersebut.
1.5
Batasan Penelitian Lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2010 yang melaksanakan pengungkapan tanggung jawab perusahaan.
1.6
Sistematika Penelitian Untuk mempermudah dalam mendapatkan gambaran yang lengkap dan
jelas tentang permasalahan yang akan dibahas, maka penulisan ini dibagi menjadi lima bab. Masing-masing bab dibagi dalam sub-sub bab dengan kerangka penulisan sebagai berikut:
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
8
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Bab ini akan meninjau teori-teori dari permasalahan yang diteliti yang berkaitan dengan pengumuman pembagian dividen dan instrumen-instrumen pengukur kinerja keuangan perusahaan melalui sumber pustaka buku dan referensi lainnya. Hal ini berguna sebagai landasan berpikir untuk memecahkan permasalahan. Selain itu bab ini juga meninjau penelitian-penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian ini yang telah dilakukan sebelumnya.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan tentang data-data yang mendukung penelitian ini, sumber data berasal, metode analisis data, definisi dari teknik pengolahan data yang dilakukan, dan model penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil pengolahan data berdasarkan model penelitian serta analisis terhadap hasil penelitian tersebut.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan dan saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, peneliti juga akan membeberkan kesulitan yang dihadapi selama penyusunan penelitian skripsi ini dan kekurangan dalam penelitian.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1
Penelitian Terdahulu Hail (2001) memberikan bukti adanya pengaruh tingkat disclosure
terhadap biaya modal. Penelitian yang mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang berada di Swiss ini, lebih banyak mengacu pada penelitian yang dilakukan Botosan. Hail memberikan bukti langsung dari sifat hubungan dan menganalisis pengaruh
kebijakan
voluntary
disclosure
terhadap
biaya
modal.
Hasil
penelitiannya juga menunjukkan hubungan yang negatif dan membuktikan tingginya signifikansi pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap Earning Respone Coefficient (ERC). ERC itu sendiri adalah respon pasar terhadap laba perusahaan. Penelitian ini memprediksi bahwa pengaruh tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap ERC adalah negatif. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 108 laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2005 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel dependen yang digunakan adalah Cummulative Abnormal Return (CAR) yang merupakan proksi dari market’s expected earning. Sedangkan variabel independennya adalah Unexpected Earning (UE) dan pengungkapan informasi CSR dalam annual report perusahaan atau Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI). Pengukuran variabel CSRDI menggunakan content analysis yang mengukur variety dari CSRDI. Instrumen pengukuran CSRDI yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005), yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori: Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Total item CSR berkisar antara 63 sampai dengan 78, tergantung dari jenis industri perusahaan. Checklist CSR Disclosures berdasarkan indikator GRI (Global Reporting Initiatives). 9 Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
10
Penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal, Zhen Li, Tsang, dan Yang (2011), bertujuan untuk meneliti potensi manfaat yang terkait dengan inisiasi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pengurangan biaya modal ekuitas perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan dengan biaya modal yang tinggi pada tahun sebelumnya cenderung untuk memulai pengungkapan kegiatan CSR pada tahun berjalan dan bahwa perusahaan dengan kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menikmati pengurangan selanjutnya dalam biaya modal ekuitas. Selanjutnya, perusahaan dengan kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menarik investor Penelitian ini menggunakan DISCIi sebagai variabel indikator, dimana DISCI sama dengan 1 jika perusahaan mengungkapkan sebuah laporan CSR sukarela untuk pertama kalinya pada tahun t pada saat perusahaan mulai berjalan, dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan laporan CSR. Oleh karena itu, kelompok kontrol DISCI 0, yaitu, perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan CSR, termasuk semua tahun-tahun perusahaan yang tidak pernah mengeluarkan laporan CSR dan tahuntahun sebelum dan sesudah perusahaan memulai melakukan pelaporan CSR untuk pertama kali.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Botosan (1997:323-349) menunjukkan bukti lain akan adanya hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya ekuitas. Dalam pengujian hipotesisnya yang kedua, Botosan membagi sampel perusahaan menjadi dua kelompok, yaitu perusahaan yang menarik banyak analis keuangan dan perusahaan yang menarik sedikit analis keuangan. Dengan pembagian sampel penelitian tersebut, Botosan berusaha meneliti signifikansi hubungan tingkat disclosure dan biaya ekuitas (cost of equity) pada kedua subsampel tersebut. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hubungan tingkat disclosure dan biaya ekuitas (cost of equity) kurang signifikan pada perusahaan yang banyak menarik analis keuangan.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
11
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh CSR disclosure terhadap cost of equity capital perusahaan. Peneliti menggunakan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) sebagai variabel independen. Untuk variabel dependen yaitu cost of equity capital, proksi-proksinya adalah long-term debt dan stock. Sampel penelitian yang digunakan peneliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2010.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Mengenai Corporate Social Responsibility
No.
Peneliti
1.
Hail (2001)
Judul
Tujuan
Metode
Hasil
The Impact of
Memberikan
Menggunakan
Menunjukkan
Voluntary
bukti
metode
hubungan yang
Corporate
pengaruh
Disclosure on
tingkat
membuktikan
The Ex ante
disclosure
tingginya
Cost of
terhadap biaya
signifikansi
modal
pengaruh tingkat
Capital
–
A
adanya
regresi
sederhana
negatif
Swiss Point of
disclosure
View
terhadap
dan
biaya
modal. 2.
Sayekti dan Wondabio (2007)
Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Menguji pengaruh tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan terhadap Earning Respone Coefficient (ERC)
Menggunakan metode ordinary least square (OLS) crosssectional
- Semakin perusahaan berisiko, maka ERC akan semakin rendah
- Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan akan menurunkan ERC
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
12
No.
Peneliti
Judul
Tujuan
Metode
Hasil
3.
Dhaliwal,Zhen
Voluntary
Meneliti
Menggunakan
Perusahaan
Li, Tsang, dan
Nonfinancial
potensi
metode logistic
dengan biaya
Yang, (2011)
Disclosure and
manfaat yang
regression model
modal yang
the Cost of
terkait dengan
tinggi pada
Equity Capital
inisiasi
tahun
: The Initiation
pengungkapan
sebelumnya
of Corporate
tanggung
cenderung
Social
jawab sosial
untuk memulai
Responsibility
perusahaan
pengungkapan
Reporting
terhadap
kegiatan CSR
pengurangan
pada tahun
biaya
berjalan dan
modal ekuitas
bahwa
perusahaan.
perusahaan dengan kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menikmati pengurangan dalam biaya modal ekuitas.
4.
Botosan
Disclosure
Meneliti
Menggunakan
Hubungan
(1997)
Level and the
signifikansi
metode regresi
tingkat
Cost of Equity
hubungan
disclosure dan
Capital
tingkat
biaya
disclosure dan
(cost of equity)
biaya
kurang
ekuitas
(cost of equity)
ekuitas
signifikan pada perusahaan yang
banyak
menarik analis keuangan
Sumber : Olahan data peneliti
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
13
2.2
Kerangka Model Teoritis
2.2.1 Corporate Social Responsibility 2.2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility Berdasarkan pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards (TTBS), Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas (Budimanta, Prasetijo & Rudito, 2004, hal.72). World Business Council for Sustainable Development mendefiniskan Corporate Social Responsibility sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan (Iriantara, 2004, hal.49). “Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan” (Kotler & Nancy, 2005,hal.4)
CSR Forum mendefinikan Corporate Social Responsibility sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan (Wibisono, 2007, hal.8). Jadi, dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap satu issue tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kontribusi dari perusahaan ini bisa berupa banyak hal, misalnya : bantuan dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa barang, dan lain-lain. Di sini perlu dibedakan antara program Corporate Social Responsibility dengan kegiatan charity. Kegiatan charity hanya berlangsung sekali atau sementara waktu dan biasanya justru menimbulkan ketergantungan publik terhadap perusahaan. Sementara, program Corporate Social Responsibility merupakan program yang berkelanjutan dan
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
14
bertujuan untuk menciptakan kemandirian publik (“Paradigma Baru CSR”, Oktober 2006).
Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang strategik dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat (Wibisono, 2007, hal.66). Philip Kotler dan Nancy Lee juga mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility memiliki kemampuan untuk meningkatkan citra perusahaan karena jika perusahaan menjalankan tata kelola bisnisnya dengan baik dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka pemerintah dan masyarakat akan memberikan keleluasaan bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah mereka. Citra positif ini akan menjadi asset yang sangat berharga bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis (Kotler & Nancy, 2005).
Melihat pentingnya pelaksanaan Corporate Social Responsibility dalam membantu perusahaan menciptakan citra positifnya maka perusahaan seharusnya melihat Corporate Social Responsibility bukan sebagai sentra biaya (cost center) melainkan sebagai sentra laba (profit center) di masa mendatang. Logikanya sederhana, jika Corporate Social Responsibility diabaikan kemudian terjadi insiden. Maka biaya yang dikeluarkan untuk biaya recovery bisa jadi lebih besar dibandingkan biaya yang ingin dihemat melalui peniadaan Corporate Social Responsibility itu sendiri. Hal ini belum termasuk pada resiko non-finansial yang berupa memburuknya citra perusahaan di mata publiknya (Wibisono, 2007).
2.2.1.2 Teori-teori Corporate Social Responsibility (CSR) a. Teori Piramida Konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol memberi justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR bagi masyarakat di sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, CSR adalah puncak piramida yang erat terkait dan bahkan identik dengan, tanggungjawab
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
15
filantropis. Berikut adalah penjelasannya (Saidi dan Hamidin, 2004, hlm 5960): 1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang. 2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah. 3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. 4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya: be a good citizen. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggungjawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada
publik
yang
kini
dikenal
dengan
istilah
non-fiduciary
responsibility.
Berdasarkan tanggung jawab sosial, bisnis merupakan organisasi global non profit yang menyediakan bisnis dengan informasi, perangkat, pelatihan, jasa penasihat yang bertujuan untuk mengintegrasikan CSR ke dalam strategi dan bisnis mereka. CSR memiliki beberapa keuntungan (Kotler dan Lee, 2005, hlm 10-11): 1. Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar 2. Mengeluarkan posisi merek 3. Meningkatkan reputasi dan citra perusahaan 4. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik, memotivasi dan memuaskan karyawan 5. Menurunkan biaya-biaya operasi
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
16
6. Meningkatkan daya tarik investor dan analisis keuangan
b. Triple Bottom Line CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu profit, people dan planet (3P). Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat. Plannet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme) (Porter dan Kramer, 2002, hlm 5).
2.2.1.3 Pengelompokan Corporate Social Responsiblity Pearce and Robinson (2007) dalam Budiartha (2008) mengelompokkan tanggungjawab sosial ke dalam empat kelompok yaitu sebagai berikut : 1.
Economis Responsibility secara ekonomi tanggungjawab perusahaan adalah menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat dengan harga yang wajar dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2.
Legal Resposnsibility dimanapun perusahaan beroperasi tentu saja tidak akan lepas dari peraturan dan undang – undang yang berlaku di tempat tersebut terutama peraturan yang mengatur kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama yang berkaitan dengan pengaturan lingkungan dan perlindungan konsumen
3.
Ethical Responsibility perusahaan yang didirikan tidak hanya patuh dan taat pada hukum yang berlaku namun juga harus memiliki etika
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
17
4.
Discrestionary responsibility, tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti berhubungan dengan masyarakat, menjadi warga negara yang baik, dll.
2.2.1.4 Level Corporate Social Responsibility Tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level sebagai berikut ( Dauman dan Hargreaves (1992) ): 1.
Basic Responsibility (BR) Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari suatu perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius.
2.
Organization Responsibility (OR) Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan ”Stakeholder” seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya.
3.
Sociental Responses (SR) Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga harus bertanggung jawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan.
Tanggung jawab sosial sebagai kewajiban organisasi yang tidak hanya menyediakan barang dan jasa yang baik bagi masyarakat, tetapi juga mempertahankan kualitas lingkungan sosial maupun fisik, dan juga memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan komunitas dimana mereka berada ( Teuku dan Imbuh (1997) ). Tanggung jawab sosial diartikan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen,
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
18
masyarakat, dan lingkungan ( Ivan Sevic (Hasibuan,2001) ). Selain itu perusahaan harus berperan aktif dalam menunjang kesejahteraan masyarakat luas (Weston dan Brigham (1990) ). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial adalah suatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan, atas dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan
dari
aktivitas
operasionalnya,
dan
mungkin
sedikit-banyak
berpengaruh terhadap masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan. Selain melakukan aktivitas yang berorientasi pada laba, perusahaan perlu melakukan aktivitas lain, misalnya aktivitas untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya, menjamin bahwa proses produksinya tidak mencemarkan lingkungan sekitar perusahaan, melakukan penempatan tenaga kerja secara jujur, menghasilkan produk yang aman bagi para konsumen, dan menjaga lingkungan eksternal untuk mewujudkan kepedulian sosial perusahaan.
2.2.1.5 Pendekatan Corporate Social Responsibility Menurut Gray et.al dalam Sembiring (2005) ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Menurut Suharto (2008) dengan menggunakan dua pendekatan minimal ada delapan kategori perusahaan dalam melaksanakan CSR. Pendekatan yang dimaksud dalam hal ini adalah pendekatan porsi keuntungan perusahan dan
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
19
besarnya anggaran CSR dan tujuan CSR apakah untuk promosi atau pemberdayaan. 1.
Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya profit. a.
Perusahaan Minimalis yatiu perusahaan dengan profit yang rendah dan memiliki anggaran CSR yang rendah
b.
Perusahaan Ekonomis yaitu perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi namun anggaran CSR nya rendah
c.
Perusahaan Humanis yaitu perusahaan yang memiliki profit yang rendah namun memiliki anggaran CSR yang relatif besar
d.
Perusahaan Reformis yaitu perusahaan yang memiliki profit besar dan angaran CSR yang besar.
2.
Berdasarkan tujuan untuk promosi atau pemebrdayaan masyarakat a.
Perusahaan Pasif yaitu perusahaan yang menerapkan CSR dengan tujuan yang tidak jelas. Bukan untuk promosi bukan pula untuk pemberdayaan masyarakat
b.
Perusahaan Impresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR dengan tujuan sebagai sarana promosi bagi perusahaan
c.
Perusahaan Agresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR dengan tujuan utama pemberdayaan masyarakat disamping juga bertujuan promosi
d.
Perusahaan Progresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR dengan tujuan promosi sekaligus pemeberdayaan masyarakat
2.2.1.6 Studi Tentang Corporate Social Responsibility Banyak teori
yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Gray et al (1995) dalam Henny dan Murtanto (2001) menyebutkan ada empat studi yaitu : 1.
Decision Usefullness Studies Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan teori ini menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan. Dalam hal ini para
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
20
analis, banker, dan pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut diminta untuk melakukan pemeringkatan terhadap informasi akuntansi. Informasi akutansi tersebut tidak terbatas pada informasi akuntansi tradisioanal yang telah dikenal selama ini, namun juga informasi lain yang relatif baru dalam wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi aktivitas sosial perusahaan pada posisi yang penting untuk digunakan sebagai pertimbangan oleh para users dalam pengambilan keputusan. 2.
Economic Theory Studies Studi ini menggunakan agency theory dan positive accounting theory, dimana teori tersebut menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Dalam penggunaan agency theory, prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder).
3.
Social and Political Theory Studies Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholders, teori legitimasi organisasi, dan teori ekonomi politik. Teori stakeholders mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholders dalam menjalankan operasi
perusahaannya.
Sehingga
berakibat
semakin
besar
pula
kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholders-nya. 4.
Stakeholder Theory Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Gray, Kouhy dan Adams (1994, p. 53) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
21
harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu kekuatan stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang mereka miliki atas sumber tersebut. Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap
media
yang
berpengaruh,
kemampuan
untuk
mengatur
perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Deegan 2000). Oleh karena itu, "ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder" (Ullman 1985, p. 552). Lebih lanjut Ullman (1985) mengatakan bahwa organisasi akan memilih stakeholder yang
dipandang
menghasilkan
penting,
hubungan
dan
mengambil
harmonis
tindakan
antara
yang
perusahaan
dapat dengan
stakeholdernya.
2.2.2
Pengungkapan Corporate Social Responsibility World Business Council for Sustainable Development menjelaskan
CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan
peningkatan
taraf
hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.
Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab sosial yang diresmikan November 2011, CSR adalah Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatankegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan
masyarakat;
mempertimbangkan
harapan
pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku inter-nasional;
serta
terintegrasi
dengan
organisasi secara
menyeluruh.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
22
Perusahaan
selain
berorientasi
terhadap
laba,
perusahaan
juga
bertanggungjawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional
yang dilakukan
perusahaan
dengan
manajemen
lingkungan
sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain: meningkatkan penjualan
dan market share, memperkuat brand positioning,
meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata para investor dan analisis keuangan. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar
keuntungan jangka
pendek,
namun
juga
turut
memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib (mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan bahwa: Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tang-gungjawab sosial dan lingkungan. Dan Tang-gung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban perseroan yang dianggar-kan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan mem-perhatikan kepatuhan dan kewajaran. Jika Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang
Perseroan
Terbatas
juga
mewajibkan
perusahaan
untuk
mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary). Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep sustainability development. Dalam sustainability
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
23
report digunakan metode triple bottom line, yang tidak hanya melaporkan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan ini merupakan akibat dari adanya 3 dampak operasi perusahaan yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. GRI Guidelines menyebutkan bahwa, perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard disclosures. Yang kemudian
ketiga
dimensi
tersebut
diperluas
menjadi 6 dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggungjawab produk.
2.2.2.1 Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain: 1. Internal Decision Making Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analissis secara sederhana lebih baik daripada tidak sam sekali. 2. Product Differentiation Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan
informasi
tersebut
sehingga
masyarakat
dapat
membedakan mereka dari perusahaan lain. 3. Enlightened Self Interest Perusahaan
melakukan
pengungkapan
untuk
menjaga
keselarasan
sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
24
pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. Pertanggungjawaban sosial berhubungan juga dengan social contract theory. Menurut teori ini, diantara bisnis perusahaan dan masyarakat terdapat suatu kontrak sosial yang secara implisit maupun eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial, akuntansi sosial digunakan sebagai serangkaian teknik pengumpulan dan pengungkapan
data
sehingga
memungkinkan
masyarakat
untuk
mengevaluasi kinerja sosial organisasi dalam memberi penilaian mengenai kelayakan operasi organisasi menurut Parker (2002) dalam Nur Cahyonowati (2003). Disamping itu, pertanggungjawaban perusahaan diperlukan untuk menilai apakah kegiatan perusahaan telah memenuhi ketentuan, standar, dan peraturan yang berlaku. Misalnya mengenai polusi, kesehatan dan keselamatan, bahaya pengunaan bahan-bahan yang beracun.
Pada saat perusahaan mulai berinteraksi dan dekat dengan lingkungan luarnya (masyarakat), maka berkembang hubungan saling ketergantungan dan kesamaan minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang ada. Interaksi ini menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat keputusan atau kebijakan yang hanya menguntungkan pihaknya saja. Tetapi perusahaan juga harus memikirkan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder needs). Jika tekanan dari stakeholder berpengaruh kuat terhadap kontinuitas dan kinerja perusahaan maka perusahaan harus bisa menyusun kebijakan sosial dan lingkungan yang terarah dan terlegitimasi (Nur Cahyonowati, 2003).
2.2.2.2 Keuntungan
Melakukan
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility Ada 10 keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social Responsibility (Yusuf Wibisono (2007) dalam Membedah Konsep dan Aplikasi CSR), yaitu: 1.
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan, sebaliknya kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
25
positif perusahaan. Image / citra yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan. 2.
Layak Mendapatkan social licence to operate Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan. Sehingga imbalan yang diberika kepada perusahaan adalah keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.
3.
Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya untuk recovery akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program Corporate Social Responsibility. Oleh karena itu, pelaksanaan Corporate Social Responsibility sebagai langkah preventif untuk mencegah memburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat perhatian.
4.
Melebarkan Akses Sumber Daya Track
records
yang
baik
dalam
pengelolaan
Corporate
Social
Responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan. 5.
Membentangkan Akses Menuju Market Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social Responsibility ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru.
6.
Mereduksi Biaya Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan Corporate Social Responsibility. Misalnya: dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi. Selain dapat menghemat
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
26
biaya produksi, juga membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan. 7.
Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoder Implementasi Corporate Social Responsibility akan membantu menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholder, dimana komunikasi ini akan semakin menambah kepercayaan stakeholders kepada perusahaan.
8.
Memperbaiki Hubungan dengan Regulator Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility umumnya akan meringankan beban pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
9.
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan Image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan menimbulkan kebanggan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka.
10. Peluang Mendapatkan Penghargaan Banyaknya penghargaan atau reward yang diberikan kepada pelaku Corporate Social Responsibility sekarang, akan menambah kans bagi perusahaan untuk mendapatkan penghargaan.
2.2.2.3 Lingkup Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Apa yang dinamakan pengungkapan sosial dan lingkungan? Selama ini belum ada definisi tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan pengungkapan sosial dan lingkungan. Hal ini dibebabkan perkembangan praktik CSR masih dalam tahap embrio jika dibandingkan perkembangan praktik pelaporan keuangan (Deegan 2002). Akibatnya sampai sekarang masih terdapat perbedaan pendapat berkaitan dengan isi CSR. Misalnya, masih terdapat perbedaan pandangan tentang tujuan pengungkapan, kualitas dan jenis informasi yang diungkapkan, audience-nya, cara pengungkapan yang terbaik dan sebagainya. Namun demikian, terminologi pengungkapan sosial dan lingkungan mungkin dapat dikaitkan dengan konsep "social audit" yang dikemukakan Elkington (1997).
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
27
Menurut Elkington (1997) social audit adalah proses yang memungkinkan organisasi untuk menilai kinerjanya berdasarkan harapan dan persyaratan yang ditentukan masyarakat. Atas dasar definisi ini pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan proses mengungkapkan
informasi
yang digunakan oleh perusahaan untuk
berkaitan
dengan
kegiatan
perusahaan
dan
pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Sampai saat ini tidak ada konsensus berkaitan dengan informasi apa saja yang dimasukkan dalam CSR. Konsekuensinya, untuk menentukan apa yang seharusnya diungkapkan, penyusun laporan keuangan biasanya dihadapkan pada masalah bagaimana mengukur
dan
comprehensive
mengklasifikasikan study
informasi
yang dilakukan
oleh
dalam AICPA
CSR. pada
Misalnya,
tahun
1977
menyimpulkan beberapa temuan berkaitan pengukuran sosial sebagai berikut: Pertama, meskipun ada gap yang luas, perusahaan memiliki sejumlah informasi tentang kegiatan perusahaan dan jenis konsekuensi sosialnya; yang kebanyakan dinamakan "social condition" yang dapat mempengaruhi kehidupan individu. Kedua, di berbagai area, informasi yang tersedia tidak lengkap dan sering tidak akurat; biasanya tidak mengukur atau tidak mampu mengukur dengan baik dampak sosial yang ditimbulkan. Keempat, informasi makin lengkap dan akurat ketika informasi tersebut diminta oleh hukum, peraturan atau perjanjian kontraktual. Kelima, informasi kebanyakan berkaitan dengan karyawan. Informasi tambahan yang bermanfaat lainnya dapat berupa karakteristik produk, dampak lingkungan, dan bidang lain yang dipandang penting terutama karena adanya peraturan pemerintah.
Sebagian perusahaan telah menggunakan informasi sosial dalam menentukan kebijakan, praktik , melakukan tindakan dan memonitor hasilnya. Meskipun demikian, seberapa jauh hal ini dilakukan bervariasi dengan persyaratan hukum dan dengan gaya serta tujuan manajemen. Meningkatnya jumlah perusahaan yang menyajikan laporan berkaitan dengan aspek sosial cenderung untuk menarik perhatian publik; laporan ini mungkin salah karena adanya usaha yang hanya menekankan pada fakta yang menguntungkan, atau menggunakan bahasa berlebihan. Akan tetapi beberapa usaha yang sungguh-
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
28
sungguh dan bermanfaat memang telah dilakukan. Meskipun tidak ada prinsip umum dalam penyajiannya, ada beberapa metode pengungkapan yang masuk akal. Perusahaan tidak meminta atau menerima laporan audit pihak ketiga atas informasi yang disajikan, meskipun beberapa pendekatan ditemukan dalam laporan tertentu. Misalnya pernyataan tentang dampak lingkungan, terutama ketika ahli independen digunakan. Tidak berapa lama setelah itu, Ernst and Ernst (1978) melakukan survey dan menemukan bahwa pengungkapan dikatakan berkaitan dengan isu sosial (dan lingkungan) jika pengungkapan tersebut berisi informasi yang dapat dikategorikan kedalam kelompok berikut ini (p. 22-28): a) Lingkungan; b ) Energi; c) Praktik bisnis yang wajar (fair); d) Sumber daya manusia; e) Keterlibatan masyarakat; f) Produk yang dihasilkan; g) Pengungkapan lainnya.
Atas dasar konflik yang muncul, praktik CSR pada dasarnya dapat dilihat sebagai usaha perusahaan untuk mengirimkan pesan kepada stakeholder tentang tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan untuk kepentingan sosial dan lingkungan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari praktik CSR ini seperti menselaraskan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial, menghindari tekanan dari kelompok tertentu, meningkatkan image dan reputasi perusahaan, menunjukkan prinsip-prinsip manajerial dan menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan (O'Donovan 2002). Praktik CSR memainkan peranan penting bagi perusahaan karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan kemungkinan aktivitasnya memilik dampak sosial dan lingkungan. Preston dan Post (1975, p. 2) mengatakan bahwa "karena unit bisnis merupakan elemen yang penting dan besar dalam masyarakat, unit tersebut diharapkan terus berinisiatif dan berpartisipasi dan responsif dalam proses pengambilan keputusan sosial "
Oleh karena kegiatan perusahaan dapat menimbulkan dampak sosial dan lingkungan, praktik CSR merupakan alat manajerial yang digunakan perusahaan untuk mengindari konflik sosial dan lingkungan. Selain itu, praktik CSR dapat dipandang sebagai wujud akuntablitas perusahaan kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
29
perusahaan baik pengaruh yang baik maupun dampak yang buruk. Chariri (2006) dalam penelitiannya berhasil menunjukkan bahwa suatu perusahaan asuransi meskipun tidak banyak menimbulkan kerusakan sosial dan lingkunganmengungkapkan
informasi
sosial
tentang
pelatihan,
sumbangan
sosial,
keterlibatan dalam aktivitas sosial dalam pelaporan kettangan karena perusahaan tersebut tidak mau terlibat konflik sosial dengan masyarakat dan berusaha hidup rukun dengan masyarakat sehingga memperoleh legitimacy atas aktivitasnya. Dalam konteks ini Parker (1986, p. 76) menyimpulkan bahwa: social disclosure dapat berfungsi sebagai respon dini perusahaan terhadap tekanan peraturan... dan sebagai counter terhadap intevensi pemerintah atau tekanan dari kelompok ekternal. Oleh karena itu, dari pandangan ini, social disclosure mungkin digunakan untuk mengatisipasi atau mengindari tekanan sosial. Pada saat yang sama, Fengungkapan tersebut digunakan untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik. Sementara itu Heard dan Bolce (1981, p.248) mengatakan bahwa kelompok aktivis merupakan instrumen yang menarik perhatian berkaitan isu-isu seperti kualitas dan keamanan produk, perlindungan lingkungan...(dan)...memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pengukuran sosial dan pelaporan sosial.
2.2.3 Biaya Modal Ekuitas Menurut Utami (2005), biaya modal adalah merupakan konsep yang dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi. Struktur biaya modal didasarkan pada beberapa asumsi yang berkaitan dengan risiko dan pajak. Asumsi dasar yang digunakan dalam estimasi biaya modal adalah risiko bisnis dan risiko keuangan adalah tetap (relatif stabil). Biaya modal dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Ada empat sumber dana jangka panjang yaitu: (1) hutang jangka panjang, (2) saham preferen, (3) saham biasa, dan (4) laba ditahan. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya hutang sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman. Biaya saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
30
besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima yang akan datang.
Biaya ekuitas disini hanya mengacu pada tingkat pengembalian yang merupakan hak investor atas investasinya di perusahaan tertentu Ross et al. (1998) dalam Juniarti (2003). Dalam subyek cost of capital secara keseluruhan, maka cost of equity ini adalah yang paling sulit, karena tidak ada cara untuk mengamati atau mengetahui secara langsung tingkat return yang diharapkan oleh investor. Menurut Botosan (1997) dalam Juniarti (2003) biaya ekuitas dipengaruhi oleh tingkat disclosure, risiko (BETA) dan nilai pasar ekuitas. Menurut Ross et al. 1998 dalam menentukan cost of equity, terdapat dua pendekatan, yaitu The Dividend Growth Model Approach dan The SML (Security Market Line) Approach atau CAPM (Capital Asset Pricing Models) Dalam penelitian ini hanya menggunakan pendekatan pertama, yaitu The Dividend Growth Model (Gordon, 1959).
COE =
+ Dividend Growth Rate
Fama dan French (1997) menunjukkan bahwa baik standar tunggal-faktor model dan tiga-faktor model Fama dan French (1993) menggambarkan proxy yang tidak cocok untuk biaya modal ekuitas. Elton (1999) menimbulkan kekhawatiran tambahan tentang proxy konvensional untuk pengembalian yang diharapkan dan membuat proxy alternatif untuk pengembalian yang diharapkan. Hail dan Leuz (2006, 2009) dan Chen et. al. (2009a) berpendapat bahwa pendekatan biaya modal ekuitas adalah sangat berguna karena membuat upaya eksplisit untuk mengisolasi efek biaya modal dari efek arus pertumbuhan dan kas. Pastor et. al. (2008) memberikan bukti yang konsisten, menunjukkan bahwa model biaya modal ekuitas cukup menggambarkan time-variation dalam pengembalian yang diharapkan.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
31
2.2.4 Hubungan Antara Pengungkapan Teoritis dan Biaya Modal Ekuitas Sebuah badan yang cukup besar dari penelitian teoritis mendukung hubungan antara informasi dan biaya ekuitas modal. Salah satu penelitian menunjukkan aliran informasi yang mengurangi biaya modal ekuitas dengan mengurangi estimasi risiko investor. Aliran lain penelitian menunjukkan informasi yang mengurangi biaya modal ekuitas dengan mengurangi asimetri informasi dan / atau biaya transaksi.
2.2.4.1 Estimasi Risiko dan Biaya Modal Ekuitas Ciri literatur 'estimasi risiko sebagai tambahan unsur risiko yang muncul karena investor tidak yakin tentang parameter dari security return atau distribusi hasil. Karena investor memperkirakan parameter berdasarkan informasi yang tersedia, tingkat kepercayaan mereka tergantung pada atribut set informasi mereka. Ada dua kesimpulan yang sangat relevan untuk penelitian pengungkapan. Pertama, estimasi risiko adalah non-diversifiable sehingga biaya modal ekuitas lebih tinggi untuk informasi rendah (yaitu estimasi risiko tinggi) sekuritas .Kedua, analisis tradisional dari portofolio optimal dan keseimbangan mengabaikan resiko harga estimasi dengan memperlakukan parameter yang diperkirakan seolah-olah adalah benar. Sebagai hasilnya, estimasi risiko tidak ditangkap oleh beta pasar ( Botosan, 2006).
2.2.4.2 Biaya Transaksi, Informasi Asimetri dan Biaya Modal Ekuitas Penelitian aliran lain menunjukkan bahwa investor membayar lebih sedikit untuk saham dengan biaya transaksi yang tinggi, yang membuat biaya lebih tinggi dari modal ekuitas. Banyak dari studi-studi tentang hubungan biaya transaksi yang lebih tinggi untuk informasi asimetri dan / atau likuiditas pasar. Sebagai contoh, Amihud dan Mendelson (1986) berpendapat bahwa biaya modal ekuitas lebih besar untuk surat berharga dengan bid-ask spread yang lebih besar. Amihud.dan Mendelson (1988) memalsukan link ke disclosure dengan merekomendasikan bahwa manajer mengungkapkan informasi pribadi mereka untuk mengurangi bidask spread dan biaya modal ekuitas. Rekomendasi ini dan alasan untuk itu dilanjutkan King et al. (1990) yang berpendapat pengungkapan yang mengurangi
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
32
insentif investor untuk memperoleh informasi pribadi. Selanjutnya, Diamond dan Verrecchia (1991) berpendapat bahwa karena pengungkapan mengurangi jumlah informasi diungkapkan oleh perdagangan, pengungkapan mengurangi dampak yang merugikan harga perdagangan besar. Ini mendorong investor untuk mengumpulkan kepemilikan saham yang lebih besar daripada seharusnya, yang meningkatkan permintaan dan harga saham, dan mengurangi biaya modal ekuitas (Botosan, 2006).
Penelitian oleh Easley dan O'Hara (2004) memperluas literatur tentang hubungan antara informasi asimetri dan biaya modal ekuitas. Secara khusus, mereka meneliti dampak beberapa atribut informasi tentang biaya modal ekuitas: proporsi dari himpunan informasi yang bersifat pribadi; penyebaran informasi swasta di seluruh pedagang, dan ketepatan gabungan publik dan informasi pribadi. Model mereka ditandai oleh investor yang kurang memiliki informasi yang memerlukan kompensasi untuk kerugian yang diharapkan dari bertransaksi dengan investor yang memiliki informasi. Meskipun investor yang kurang memiliki informasi tidak dapat secara langsung mengamati informasi pribadi yang dipegang oleh investor yang memiliki informasi, mereka dapat membedakannya dari harga saham. Selain itu, investor meminta informasi lebih tentang sekuritas yang mereka diinformasikan (Botosan, 2006). Karena kompensasi tambahan yang diperlukan oleh investor yang kurang informasi, biaya modal ekuitas lebih tinggi untuk perusahaan dengan proporsi informasi swasta yang lebih besar. Tetapi jika informasi pribadi yang lebih tersebar, sejumlah besar investor yang memiliki informasi akan meningkatkan permintaan saham. Hal ini mengurangi biaya modal ekuitas karena permintaan lebih besar meningkatkan harga saham. Selain itu, saat informasi swasta lebih luas tersebar harga saham bisa lebih presisi. Hal ini mengurangi kompensasi tambahan yang diperlukan oleh uninformed investor, yang selanjutnya mengurangi biaya modal ekuitas. Akhirnya, investor yang kurang informasi memerlukan tambahan kompensasi lebih sedikit ketika mereka mengamati informasi publik secara langsung, dan mereka dapat membedakan dari harga saham, lebih yang tepat. Dengan demikian, presisi yang lebih besar juga mengurangi biaya modal ekuitas.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
33
Banyak kesimpulan di seluruh literatur tentang asumsi kritis yang meringankan pengungkapan publik asimetri informasi dengan menggusur informasi swasta. Seringkali asumsi ini tersirat, meskipun dalam beberapa penelitian (misalnya Easley dan O'Hara (2004)) secara eksplisit dinyatakan. Meskipun tampaknya bahwa pengungkapan publik yang lebih besar mengurangi informasi asimetri, Verrecchia (2001) mencatat bahwa baik teori maupun buktibukti empiris yang masih ada jelas mendukung asumsi ini. Sebagai contoh Lundholm kemudian (1988) menunjukkan bahwa ketika kesalahan dalam sinyal publik dan swasta cukup berkorelasi melengkapi informasi publik dan swasta satu sama lain. Kim dan Verrecchia (1994) menyimpulkan bahwa pengungkapan publik tidak diproses menjadi informasi pribadi oleh investor yang memiliki informasi. Kim dan Verreccchia (1991) menunjukkan bahwa investor yang memiliki informasi meningkatkan ketepatan informasi pribadi mereka lebih dari investor yang kurang memiliki informasi dalam merespon peningkatan dalam informasi publik; dan McNicho dan Trueman (1994) memperluas temuan ini dimana
short-horizon
investor
memperoleh
informasi
pribadi
dalam
mengantisipasi munculnya informasi publik
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan
penelitian adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. (Tuban, 1972 dalam Solimun, 2001). Render, B., et al, 2006 mengemukakan metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan manajerial & Ekonomi. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan formula statistik yang akan digunakan. Pendekatan kuantitatif juga lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya. Selanjutnya, pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Peneliti menggunakan pendekatan deduktif dengan menempatkan teori tentang pengungkapan corporate social responsibility dan teori cost of equity capital sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Penelitian ini mendukung teori pengungkapan corporate social responsibility yang berpengaruh terhadap cost of equity capital. Hal ini mencerminkan tindakan apa yang harus dilakukan baik investor maupun emiten.
3.2
Jenis Penelitian
Berdasarkan Tujuan: Penelitian ini adalah penelitian ekplanatif, karena terdapat pengujian hubungan antar variabel yang dihipotesiskan yaitu apakah variabel
34 Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
35
pengungkapan tanggung jawab sosial mempunyai pengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan di Indonesia.
Berdasarkan Manfaat: Berdasarkan manfaat, penelitian ini digolongkan kedalam penelitian murni. Karena dilakukan dalam kerangka akademis, yaitu sebagai sebuah skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademis.
Berdasarkan Dimensi Waktu: Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini digolongkan kedalam penelitian cross sectional dan time series. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang direncanakan dan hanya dilakukan satu kali. Sedangkan penelitian Time Series adalah data yang terdiri dari atas satu objek tetapi meliputi beberapa periode waktu. Penelitian yang dilakukan adalah untuk periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data: Berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian ini adalah penelitian existing data statistic. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan mengolah data berupa laporan keuangan perusahaan dan laporan lain yang berhubungan dengan penelitian. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, juga Website BEI (www.idx.co.id) dan website-website perusahaan sampel terkait.
3.3
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai laporan keuangan tahunan yang tersedia bagi publik selama periode 2007 dan 2010. Dimana laporan tahunan atau dokumen lain perusahaan sampel tersedia secara lengkap, baik secara fisik maupun melalui website. Dan laporan tahunan tersebut harus berisi laporan pengungkapan aktivitas CSR perusahaan terkait. Peneliti menggunakan tehnik purposive dalam pengambilan sampel, dimana sudah ada kriteria-kriteria
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
36
sampel yang ditentukan oleh peneliti. Kriteria-kriteria tertentu telah ditetapkan untuk memperoleh target populasi yang akan diambil. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Perusahaan yang digunakan sebagai sampel merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.
Perusahaan dalam daftar Bursa Efek Indonesia tersebut merupakan perusahaan yang bertahan selama periode empat tahun terhitung dari awal 2007 sampai akhir tahun 2010.
3.
Perusahaan yang digunakan menjadi sampel harus memiliki laporan tahunan dari tahun 2007 sampai tahun 2010, dan laporan tahunan tersebut harus berisi pengungkapan aktivitas CSR perusahaan terkait.
4.
Membagikan dividen selama tahun 2007-2010
Berdasarkan kriteria tersebut, maka prosedur pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian adalah metode purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan atau atau penempatan sampel penelitian yang dilakukan tidak secara acak (random) melainkan telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sampel perusahaan kemudian dikumpulkan menjadi gabungan data cross sectional dan time series atau yang lebih dikenal dengan data panel (poled data), dimana creoss section-nya terdiri dari 11 perusahaan dan time series nya terdiri dari 4 tahun periode penelitian.
3.4
Metode Pengumpulan Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, dan untuk data laporan annual report perusahaan sampel pada tahun 2007 dan 2010 diunduh melalui website BEI (www.idx.co.id) dan website-website perusahaanperusahaan sampel terkait.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
37
3.5
Pengembangan Hipotesis Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja profitabilitas perusahaan, maka diperlukan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan antara kinerja profitabilitas perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Pengukuran kinerja profitabilitas berbasis akuntansi dapat menggunakan berbagai rasio keuangan. Dalam penelitian empiris, beberapa peneliti telah mencoba untuk mengungkapkan hal ini dalam berbagai perspektif yang berbeda.
Sebagian
besar
penelitian
sebelumnya
tentang
hubungan
antara
pengungkapan dan biaya modal berfokus pada pengungkapan keuangan (Corei 2001; Healy dan Palepu 2001; Leuz dan Wysocki 2008). Tampaknya memang ada hubungan negatif antara kualitas pengungkapan keuangan dan biaya modal. Pengungkapan yang lebih besar menarik kesadaran investors akan keberadaan perusahaan dan memperbesar kebutuhan yang di cari investor, yang meningkatkan pembagian risiko dan mengurangi biaya modal (Merton 1987). Selain itu, kualitas yang lebih tinggi atau lebih pengungkapan perusahaan yang lebih spesifik dan tepat menurunkan kovarians dari arus kas perusahaan dengan arus kas dari perusahaan lain (Hughes et al. 2007; Lambert dkk. 2007), yang pada dasarnya mengurangi beta perusahaan dan, karenanya, biaya modal ekuitas. Demikian pula, pengungkapan yang lebih besar dapat menyebabkan informasi asimetri antara investor berkurang atau antara manajer dan investor. Ketika tingkat pengungkapan yang tidak memadai dan beberapa investor dianggap lebih tahu daripada yang lain, investor dirugikan secara informasi dan menjadi kurang bersedia untuk ikut dalam perdagangan. Para ilikuiditas resultan meningkatkan penyebaran bid-ask dan biaya transaksi (Verrecchia. 2001), yang mengarah ke tingkat yang diperlukan pengembalian yang lebih tinggi atau biaya modal ekuitas (Amihud dan Mendelson 1986). Namun demikian, sebuah generalisasi langsung dari efek biaya modal dari pengungkapan keuangan untuk pengungkapan corporate social responsibility non finansial tidak selalu jelas. Laporan corporate social responsibility saat ini tunduk pada pedoman peraturan yang sangat terbatas. Ada kekhawatiran umum tentang
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
38
kegunaan dari jenis pengungkapan karena ketidaksesuaian dan masalah kredibilitas potensial dan perilaku oportunistik perusahaan (Ingram dan Frazier 1980; Hobson dan Kachelmeier 2005 .6). Pada akhirnya, apakah pengungkapan tanggung jawab sosial secara sukarela mengurangi biaya modal ekuitas perusahaan masih menjadi pertanyaan empiris.
Hail (2001) memberikan bukti adanya pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal. Penelitian yang mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang berada di Swiss ini, lebih banyak mengacu pada penelitian yang dilakukan Botosan. Hail memberikan bukti langsung dari sifat hubungan dan menganalisis pengaruh
kebijakan
voluntary disclosure
terhadap
biaya
modal.
Hasil
penelitiannya juga menunjukkan hubungan yang negatif dan membuktikan tingginya signifikansi pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal, Zhen Li, Tsang, dan Yang (2011), bertujuan untuk meneliti potensi manfaat yang terkait dengan inisiasi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pengurangan biaya modal ekuitas perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perusahaan dengan biaya modal yang tinggi pada tahun sebelumnya cenderung untuk memulai pengungkapan kegiatan CSR pada tahun berjalan dan bahwa perusahaan dengan kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menikmati pengurangan selanjutnya dalam biaya modal ekuitas. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan untuk menguji pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap cost of equity capital perusahaan perusahaan adalah sebagai berikut:
H1: Tidak terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan. H2: Terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
39
3.6
Variabel Penelitian Menurut Sekaran (2003), variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif ataupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility Disclosure. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2003). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cost of equity capital.
3.6.1
Variabel Independen
Corporate Social Responsibility Disclosure Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan pengungkapan informasi terkait dengan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (Corporate Social Responsibility Disclosure Index) berdasarkan indikator GRI (Global Reporting Initiatives). Pengukuran CSRDI mengacu pada penelitian Sayekti dan Wondabio (2007), yang menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI. Instrumen pengukuran CSRDI yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sayekti dan Wondabio (2007), yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori: Lingkungan, Energi, Tenaga kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Pendekatan untuk menghitung CSRDI pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:
CSRDI j
X
Ij
nj
Dimana: CSRDI j
: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
nj
: nj = 78
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
40
Xij
: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
Dengan demikian, 0 < CSDIt < 1
3.6.2
Variabel Dependen
Cost of equity capital Cost of equity capital dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan model tradisional, yaitu dividend growth model. Dengan menggunakan model ini cost of equity suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan rate of return perusahaan Hal ini memungkinkan harga saham yang akan dinyatakan dalam deviden per saham dibagi dengan harga saham. Persamaannya adalah sebagai berikut :
COE =
+ Dividend Growth Rate
Dimana : COE
= Cost of Equity Capital
3.6.3 Variabel Kontrol Penggunaan variabel tambahan dimaksudkan untuk semakin memperjelas atau mengendalikan hasil regresi. Variabel control yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Dhaliwal, Zhen Li, Tsang, dan Yang (2011) yang disesuaikan dengan keadaan pasar Indonesia. Tambahan variabel penjelas tersebut didasarkan pada penelitian penelitian sebelumnya (penelitian mengenai faktor-faktor yang menentukan kinerja profitabilitas perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan). Variabel-variabel kontrol tersebut terdiri dari:
Size / Ukuran Perusahaan Variabel ukuran perusahaan yang digunakan adalah total aset. Variabel ini muncul karena dalam penelitian-penelitian terdahulu variabel ini telah digunakan dengan alasan bahwa ukuran perusahaan akan mempengaruhi pengungkapan sosial perusahaan. (Makni et al, 2009).
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
41
Leverage Disertakan leverage (LEV) karena Fama dan French (1992) menunjukkan bahwa biaya modal ekuitas meningkat sebagai ukuran meningkatnya leverage. Semua
variabel-variabel lain seperti yang didefinisikan
sebelumnya.
Return On Asset (ROA) Dihitung sebagai pendapatan yang diukur oleh total aset pada awal setiap tahun.
3.7
Teknik Analisis Data
3.7.1
Statistik Deskriptif Analisis deskriptif akan menunjukkan mean, median, modus, nilai
maksimum, nilai minimum, varians (
), dan standar deviasi ( ) dari tiap
variabel dalam model (Siagian, 2006). Tujuan pengujian statistik deskriptif ini adalah untuk memberikan gambaran keadaan variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini secara garis besar selama periode penelitian dilakukan yang akan berguna bagi analisis data pada bab empat. Dalam statistik deskriptif akan menggunakan tabel untuk lebih memudahkan dalam membaca data.
3.7.2 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Ordinary Least Square / Data Panel Common Effect Model common effects merupakan pendekatan data panel yang paling sederhana. Teknik yang digunakan dalam metode Common Effect hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross section dalam bentuk pool, mengestimasinya menggunakan pendekatan kuadrat terkecil/pooled least square. Setiap individu pada periode amatan tertentu dianggap sebagai amatan tersendiri. Dalam penelitian ini ada 11 perusahaan yang akan di analisis pada periode 20072010 maka akan terdapat 11 perusahaan x 4 tahun periode pengamatan, yaitu 44 amatan. Dengan hanya menggabungkan kedua jenis data tersebut maka dapat digunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
42
bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai rentang waktu (Gujarati dan Porter. 2009).
3.7.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain. 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masingmasing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau paling tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
43
bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan variabel bebasnya motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan variabel terikatnya adalah kinerja. Logika sederhananya adalah bahwa model tersebut untuk mencari pengaruh antara motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada korelasi yang tinggi antara motivasi dengan kepemimpinan, motivasi dengan kepuasan kerja atau antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja. Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut: 1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi. 2. Menambah jumlah observasi. 3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White. Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
44
4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan rendah.
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Beberapa cara untuk
menanggulangi
masalah
autokorelasi
adalah
dengan
mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan beda umum (generalized difference equation). Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga data observasi menjadi berkurang 1.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
45
3.7.4 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Generalized Least Square Dalam statistik, Generalized Least Square (GLS) adalah teknik untuk memperkirakan parameter tidak dikenal dalam model regresi linier. GLS diterapkan
ketika
varians
dari
objek
pengamatan
yang
tidak
sama
(heteroskedastisitas), atau ketika ada korelasi pada tingkat tertentu antara objek pengamatan. Menurut Greene (1997), penanggulangan kasus heterokedastisitas dapat dilakukan dengan estimasi melalui pembobotan (weighted) yang dapat pula dikatakan sebagai kuadrat terkecil yang diberlakukan secara umum atau bias disebut Generalized Least Square. Kasus heterokedastisitas ini sering muncul apabila data yang digunakan adalah cross-section. Gujarati (2003) mengatakan bahwa untuk data panel, Metode Generalized Least Square ini lebih baik dan konsisten dibandingkan dengan metode Ordinary Least Square. Dan juga dapat digunakan apabila metode Ordinary Least Square tidak efisien secara statistik, atau bahkan memberikan kesimpulan yang menyesatkan.
3.7.5
Uji R-square, Uji t dan Uji F Untuk meneliti apakah keputusan menerima atau menolak hipotesa dan
menguji keberartian parameter dalam regresi, dapat dilakukan dengan R-square, Uji t, dan Uji F (Widarjono, 2009) : 1.
Uji R-square Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dalam
menjelaskan
variabel
dependen.
R-square
tersebut
masih
dipengaruhi oleh jumlah variabel independen dalam model, semakin banyak variabel independen yang digunakan maka akan semakin besar nilai R-square. Oleh karena itu untuk menghilangkan adanya pengaruh jumlah variabel independen di dalam model, maka digunakan R-square yang sudah disesuaikan atau adjusted R-square. Semakin besar R2, maka makin baik model regresi karena variable independen dapat menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
46
2.
Uji F Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model dalam penelitian ini dapat
digunakan
atau
tidak.
Signifikansi
diketahui
dengan
membandingkan nilai probabilitas, jika p-value < α (0.05), maka model dalam penelitian ini dapat digunakan. 3.
Uji nilai t Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t dihitung sebagai rasio dari taksiran parameter dibagi dengan standard error-nya dan digunakan dalam pengujian hipotesis nol yang menyatakan bahwa nilai koefisien sama dengan nol. Keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis ini berdasarkan perbandingan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel. Penolakan hipotesis nol pada kondisi nilai absolut t hitung melebihi nilai t tabel.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
BAB IV ANALISIS DATA
4.1
Deskripsi Data
4.1.1
Gambaran Umum penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listed di Bursa Efek
Indonesia
(BEI).
Perusahaan-perusahaan
sampel
penelitian
memiliki
pengungkapan corporate social responsibility (CSR) didalam laporan tahunannya dan membagikan dividen selama tahun 2007-2010 dan sampel penelitian adalah 11 perusahaan sehingga keseluruhan akan terdapat 44 objek amatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari empat variabel bebas terhadap Cost of Equity Capital. Keempat variabel yang dimaksud adalah CSRDI, SIZE, ROA dan LEVERAGE. Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: a. Merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). b. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan dari tahun 2007-2010 secara berturut-turut dalam jangka waktu tersebut. c. Memiliki pengungkapan corporate social responsibility (CSR) didalam laporan tahunannya. d. Membagikan dividen selama tahun 2007-2010 Tabel 4.1 Sampel Penelitian _UNSP _BUMI _ITMG _PTBA _ANTM _INTP _AMFG _UNVR _ISAT _TLKM _BMRI
Bakrie Sumatra Plantation PT Bumi Resources, Tbk PT Indo Tambangraya Megah, Tbk PT Bukit Asam, Tbk PT Aneka Tambang, Tbk PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk PT Asahimas Flat Glass, Tbk PT Unilever Indonesia, Tbk PT Indosat, Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT Bank Mandiri, Tbk 47
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
48
4.2
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian COE
CSRDI
SIZE
ROA
LEVERAGE
Mean
0.091000
0.293205 1.709.101 0.150430
0.418864
Median
0.077500
0.280000 1.623.999 0.116000
0.385000
Maximum
0.414000
0.500000 2.289.496 0.529500
0.910000
Minimum
0.062000
0.100000 1.390.142 0.012300
0.040000
Std. Dev. Observations
0.054022 0.097184 2.271.137 0.128893 44 44 44 44
0.213675 44
Sumber: Hasil olah data peneliti
Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dependen variabel yaitu COE dengan menggunakan 11 sampel perusahaan, sebesar rata – rata 0.09100, standar deviasi 0.054022, nilai minimum dari COE adalah sebesar 0.062000, dan nilai maksimum dari COE adalah sebesar 0.414000. CSR Disclosure Index sebagai variable independen berada pada rentang nilai 0.1 dan 0.5, memiliki rata-rata sebesar
0.293205 dengan deviasi standar sebesar
0.097184. Rata-rata CSRDI yang digunakan dalam penelitian ini dengan nilai maksimal CSRDI adalah 1 mempunyai perbandingan yang jauh. Ini berarti ratarata perusahaan sampel hanya memiliki CSRDI sebesar 29% dari nilai maksimal yang seharusnya dicapai. Artinya, rata-rata perusahaan publik memiliki pengungkapan CSR yang relatif rendah yang mengakibatkan rendahnya tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat kepada investor dan stakeholders lainnya. Selain itu, dengan rendahnya pengungkapan sosial pada perusahaan publik, berarti pengawasan terhadap perusahaan publik menjadi kendur sehingga informasi tentang perusahaan yang ada menjadi simpang siur. Apa yang dilaporkan dan diungkapkan akan menjadi sangat beragam, sehingga menyulitkan pembaca laporan tahunan untuk melakukan evaluasi. Pada umumnya yang diungkapkan adalah informasi yang sifatnya positif mengenai perusahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
49
Laporan tersebut menjadi alat public relation perusahaan dan bukan sebagai bentuk akuntabilitas perusahaan ke publik. Dan hingga kini belum terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya hubungan komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan publik dan stakeholders lainnya tentang bagaimana perusahaan telah mengintegrasikan corporate social responsibility (CSR) - lingkungan dan sosial – dalam setiap aspek kegiatan operasinya.
Nilai maksimum variabel Size perusahaan sebesar 2.289.496 dan nilai minimum sebesar 1.390.142, nilai rata-rata sebesar 1.709.101 dengan deviasi standar sebesar 2.271.137. Nilai rata-rata variabel Return On Assets sebesar ratarata 0.15043, dengan nilai maksimum sebesar 0.5295 dan nilai minimum sebesar 0.0123 dan deviasi standarnya adalah sebesar 0.128893. Sedangkan nilai maksimum variabel Leverage perusahaan sebesar 0.91, nilai minimum sebesar 0.04, nilai rata-rata sebesar 0.418864 dan dengan deviasi standar sebesar 0.213675.
Dari data yang ada maka dapat dilihat bahwa perusahaan sampel merupakan perusahaan dengan kategori menengah ke atas karena total aset yang dimiliki tergolong besar. Hanya saja perusahaan sampel tidak melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial dengan baik, berarti, pengawasan yang dilakukan kepada perusahaan publik tergolong rendah yang dapat menyebabkan informasi yang ada menjadi simpang siur. Selain itu, perusahaan sampel ini juga mempunyai rata-rata tingkat pengembalian yang rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah perusahaan menggunakan dananya untuk melakukan perluasan wilayah atau memang perusahaan merupakan perusahaan dengan tingkat pengembalian rendah.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
50
4.3
Analisis Regresi Data Panel dengan Metode OLS
4.3.1
Common Effect Untuk melihat besarnya pengaruh dari variabel CSRDI, size, ROA dan
leverage terhadap cost of equity capital, maka dilakukan estimasi dengan common effect dengan metode Common Effect Least Square (OLS) untuk data panel dengan menggunakan program Eviews versi 6. Hasil estimasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Estimasi dengan Common Effect
Dependent Variable: COE? Method: Pooled Least Squares Date: 12/29/11 Time: 22:23 Sample: 2007 2010 Included observations: 4 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 44 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CSRDI? SIZE? ROA? LEVERAGE?
0.164998 0.001738 0.054407 0.008386
0.108589 0.002822 0.064083 0.050361
1.519472 0.615654 0.849002 0.166514
0.1365 0.5416 0.4009 0.8686
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.036872 -0.035362 0.054969 0.120863 67.30705 1.873245
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
0.091000 0.054022 -2.877593 -2.715394 -2.817442
Sumber: Hasil olah data peneliti
Berdasarkan tabel di atas, hasil estimasi dengan menggunakan model Common Effect Least Squares (OLS) menunjukkan pengaruh variabel CSRDI, size, ROA dan LEVERAGE terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti dengan menggunakan model Common Effect, secara keseluruhan variabel independen hanya berpengaruh sedikit sekali terhadap variabel dependen dimana angka yang di dapatkan dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 3.68% dan 96.32% dijelaskan oleh variabel lain, sehingga dapat dikatakan model ini tidak tepat untuk
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
51
digunakan dalam penelitian ini mengingat kecilnya nilai koefisien determinasi yang di dapat.
4.4
Uji Asumsi Klasik Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model Regresi Linier
Berganda yang digunakan untuk análisis telah memenuhi asumsi klasik. Gujarati (1993, p. 153-224), menyatakan ada tiga penyimpangan klasik yang dapat terjadi dalam Mode Regresi Linier Berganda, yaitu terjadinya Multikolinearitas, Heteroskedasitas, dan Autokorelasi. Menurut Mursinto (1993, p 26), apabila terjadi penyimpangan klasik berarti bahwa model yang digunakan tidak dapat dipakai lagi, oleh karenanya perlu didekteksi terlebih dahulu. Model Regresi Linier Berganda akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan nilai akurat, apabila memenuhi asumsi berikut ini :
4.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Formula/rumus yang digunakan untuk melakukan suatu uji dibuat dengan mengasumsikan bahwa data yang akan dianalisis berasal dari populasi yang sebarannya normal. Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat di uji dengan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji Jarque-Bera. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan cara uji Jarque-Bera. Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal dengan cara melihat angka JarqueBera dan Probability. Variabel dapat dikatakan berdistribusi normal jika angka Jarque-Bera tidak signifikan, yaitu lebih kecil dari 2 dan angka Probability lebih besar dari 5%.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
52
Tabel 4.4 Uji Normalitas Variabel CSRDI Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
CSRDI 0.293205 0.280000 0.500000 0.100000 0.097184 0.219389 2.404308
Jarque-Bera Probability
1.003521 0.605464
Sum Sum Sq. Dev.
1.290.100 0.406123
Observations
44
Sumber: Hasil olah data peneliti
Dari tampilan di atas terlihat bahwa variabel CSRDI berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari angka Jarque-Bera variabel CSRDI sebesar 1.003525, dimana angka tersebut lebih kecil dari 2 dan angka Probability sebesar 0.605464, dimana lebih besar dari 5%.
4.4.2. Uji Multikolinearitas Nachrowi dan Usman (2006) menjelaskan bahwa multikolinieritas dapat dideteksi dengan adanya koefisien determinasi (R2) yang tinggi dan uji F yang signifikan tetapi banyak koefisien regresi dalam uji t yang tidak signifikan, atau secara substansi interprestasi yang didapat meragukan. Akan tetapi deteksi ini bersifat subyektif, uji formal dibutuhkan untuk mendeteksi keberadaan multikolinieritas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas yang antara lain, pertama menurut Gujarati (2003) dengan melihat pada matriks korelasi (korelasi antar variabel bebas), yaitu jika korelasi antar variabel melebihi 0,50 diduga terdapat gejala multikolinieritas. Yang kedua menurut Neter et al. (1993) disarankan melihat pada nilai Variance Inflation
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
53
Factor (VIF), yaitu jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat multikolinieritas.
Motgomery dan Peck menjelaskan penyebab multikolinieritas adalah: 1. Metode pengumpulan data yang digunakan membatasi nilai dari regressor, 2. Kendala model pada populasi yang diamati, 3. Spesifikasi model, 4. Penentuan jumlah variabel eksplanatoris yang lebih banyak dari jumlah observasi atau overdetermined model, 5. Data time series, trend tercakup dalam nilai variabel eksplanatoris yang ditunjukkan oleh penurunan atau peningkatan sejalan dengan waktu. Kadang kala aplikasi data sekunder mengalami masalah penaksiran atau menolak asumsi klasik dari model regresi linier.
Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen.
Karena
melibatkan
beberapa
variabel
independen,
maka
multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel dependen. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masingmasing variabel bebas. Jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0.8 maka terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas COE CSRDI SIZE ROA LEVERAGE
COE 1.000000 0.244985 -0.047452 0.093853 -0.161195
CSRDI 0.244985 1.000000 0.289568 0.087102 -0.424010
SIZE -0.047452 0.289568 1.000000 -0.317517 0.300269
ROA 0.093853 0.087102 -0.317517 1.000000 -0.345147
LEVERAGE -0.161195 -0.424010 0.300269 -0.345147 1.000000
Sumber: Hasil olah data peneliti
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan seperti yang ditujukkan pada tabel 4.5. Dapat diketahui bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas pada
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
54
penelitian ini. Hal tersebut karena nilai yang dihasilkan oleh smua variabel kurang dari 0.8.
4.4.3. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah dugaan adanya korelasi antara eror dalam observasi atau dengan kata lain munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Eror untuk model linier diasumsikan bebas satu observasi dengan observasi berikutnya. Kesalahan pengukuran salah satu observasi bergantung pada kesalahan observasi berikutnya atau sebelumnya. Kesalahan transaksi hari ini tergantung dari kesalahan hari kemarin atau sebelumnya. Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah bahwa estimator tidak efektif lagi. Untuk mengatasi kasus ini biasanya menghindari pengolahan data yang berkaitan dengan waktu, atau mengatur jumlah anggota sampel. Autokorelasi sering terjadi pada data time series, namun karena data panel merupakan data gabungan data time series dan cross sectional maka terdapat kemungkinan terjadinya autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi ini dapat dilakukan dengan melihat nilai DurbinWatson pada output Eviews. Jika nilai Durbin-Watson berkisar pada angka 2 maka tidak terdapat autokorelasi, jika nilai Durbin-Watson bernilai 0 maka terdapat
autokorelasi positif, dan jika bernilai 4 maka terdapat autokorelasi
negatif (Sarwoko, 2005). Nachrowi (2006) mengatakan bahwa penggunaan FEM dalam pengolahan data panel dapat mengabaikan uji autokorelasi. Hal ini disebabkan korelasi antara komponen eror atau residual dengan variabel bebas sulit terpenuhi. Untuk menarik kesimpulan ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan tabel ketentuan yang ada di bawah ini (Makridakis dkk, 1983) :
Tabel 4.6 Ketentuan nilai Durbin-Watson Durbin-Watson DW < 1,21 1,21 < DW < 1,65 1,65 < DW < 2,35 2,35 < DW < 2,79 DW > 2,79
Kesimpulan terjadi autokorelasi tidak dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi tidak dapat disimpulkan terjadi autokorelasi
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
55
Dengan menggunakan software Eviews 6, nilai Durbin Watson adalah 2,231544. Nilai ini berada pada selang 1,65 < DW < 2,35. Sehingga menurut metode pengujian Durbin Watson (DW), dapat disimpulkan bahwa autokorelasi tidak terjadi. Dengan demikian, asumsi nonautokorelasi terpenuhi.
4.4.4
Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasri, 2010:53)
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesuungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
56
Secara informal, heteroskedastitas dapat dideteksi dengan melihat pola grafik residual (sketergam residual kuadrat). Salah satu pengujian formalnya adalah dengan menggunakan uji white. Uji white dapat dilakukan dengan bantuan piranti lunak E-views. Jika terdapat gejala heteroskedastisitas, maka dapat dilakukan inferensi dengan bantuan software E-views yaitu dengan memilih white pada pilihan Heteroscedasticity Consistent Coefficient Covariance. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya adalah dengan memakai metoda Glejser. Glejser mengatakan bahwa varian variabel gangguan nilainya tergantung dari variabel independen yang ada di dalam model. Agar pola variabel gangguan mengandung heterokedastisitas atau tidak maka Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai absolut residual dengan variabel independennya
Tabel 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Metode Glejser Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 01/03/12 Time: 00:12 Sample: 2007 2010 Periods included: 4 Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 44 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CSRDI SIZE ROA LEVERAGE
0.066512 0.156027 -0.004717 -0.070118 -0.014684
0.046602 0.071027 0.002965 0.046611 0.033065
1.427247 2.196742 -1.591214 -1.504332 -0.444092
0.1615 0.0340 0.1196 0.1406 0.6594
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.203437 0.121739 0.035852 0.050131 86.66761 2.490093 0.058869
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.014939 0.038257 -3.712164 -3.509415 -3.636975 1.024520
Sumber: Hasil olah data peneliti
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
57
Hasil tersebut di atas tidak perlu diperhatikan semua informasinya. Keluaran yang perlu diperhatikan adalah koefisien-koefisien berikut : Resabs = 0.066512 + 0.156027 - 0.004717 - 0.070118 - 0.014684 t
= (1.427247) (2.196742) (- 1.591214) (- 1.504332) (- 0.444092)
Prob
= (0.1615)
(0.0340)
(0.1196)
(0.1406)
(0.6594)
Hasil tersebut menunjukkan terjadinya heterokedastisitas karena terdapat variabel dengan tingkat signifikansi dibawah 0.05. Hal ini berarti pada analisis regresi dengan metode Ordinary Least Square ini, keragaman variabel independen bervariasi pada data. Salah satu asumsi kunci pada metode regresi biasa adalah bahwa error memiliki keragaman yang sama pada tiap-tiap sampelnya. Jika keragaman residual tidak bersifat konstan, data dapat dikatakan bersifat heteroskedastisitas. Karena pada metode regresi Ordinary Least Squares mengasumsikan keragaman error yang konstan, heteroskedastisitas menyebabkan estimasi Ordinary Least Square menjadi tidak efisien.
4.5
Analisis Regresi Data Panel dengan Metode GLS Oleh karena hasil dengan metode OLS terbukti tidak konsisten dan efisien,
maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengestimasi dengan metode Generalized Least Square (GLS) seperti yang disarankan oleh Gujarati (2003). Generalized Least Square (GLS) sebagai salah satu bentuk dari pengembangan estimasi least square, merupakan bentuk estimasi yang dibuat untuk mengatasi sifat heteroskedastisitas yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan sifat
efisiensi
konsistensinya.
estimatornya Walaupun
tanpa metode
harus ini
kehilangan sifat unbiased
dan
merupakan pengembangan Metode
Kuadrat Terkecil untuk mengatasi heteroskedastisitas, namun metode ini juga bisa digunakan pada data yang homoskedastisitas. Metode Generalized Least Square dapat dianalisis dengan Fixed Effects Model (FEM) sehingga dapat diketahui model mana yang terbaik untuk digunakan dalam mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi Cost of Equity Capital (COE).
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
58
Tabel 4.8 Hasil Estimasi dengan Metode Generalized Least Square Dependent Variable: COE? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 12/29/11 Time: 11:59 Sample: 2007 2010 Included observations: 4 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 44 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CSRDI? SIZE? ROA? LEVERAGE? Fixed Effects (Cross) _UNSP--C _BUMI--C _ITMG--C _PTBA--C _ANTM--C _INTP--C _AMFG--C _UNVR--C _ISAT--C _TLKM--C _BMRI--C
0.095822 0.022311 -0.001149 0.067816 -0.004588
0.053648 0.019203 0.003332 0.026882 0.021154
1.786141 1.161834 -0.344938 2.522763 -0.216885
0.0845 0.2548 0.7326 0.0174 0.8298
0.003442 -0.006103 -0.013592 -0.020107 0.096751 -0.024973 -0.020609 -0.035554 0.007683 0.011117 0.001944 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.939444 0.910210 0.040416 32.13533 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.618884 0.493884 0.047371 2.231544
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.420243 0.072754
Mean dependent var Durbin-Watson stat
0.091000 3.133208
Sumber: Hasil olah data peneliti
Berdasarkan tabel di atas, hasil estimasi dengan menggunakan model Generalized Least Square (GLS) menunjukkan pengaruh variabel CSRDI, size, ROA dan
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
59
LEVERAGE terhadap cost of equity capital. Hal ini menunjukkan dengan menggunakan metode Generalized Least Square (GLS) menunjukan koefisien determinasi R-Square (R²) sebesar 0.939444 yang berarti secara keseluruhan variabel independent CSRDI, Size, ROA dan Leverage mampu menjelaskan variabel dependen COE sebesar 93.94 %. dan sisanya sebesar 6.06% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Setelah melakukan pengujian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model fixed effect adalah model yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk meneliti pengaruh pengungkapan tanggung jawab social terhadap cost of equity capital suatu perusahaan.
4.6
Uji Hipotesis Keseluruhan (F-Stat) Uji F digunakan untu mengetahui signifikasi secara bersama-sama antara
independent variable, yaitu CSRDI, SIZE, ROA dan LEVERAGE terhadap dependent variable, yaitu COE pada perusahaan. Nilai F-Stat pada model pertama adalah sebesar 32.13533 dengan probabilitas sebesar 0.000000 nilai tersebut lebih kecil dari tingkat alpha 1 persen pada tingkat keyakinan 99 persen. Secara bersama-sama seluruh variable independen yang terdiri dari CSRDI, ,Size, ROA dan Leverage mempengaruhi secara signifikan variabel dependen (COE), yang berarti model penelitian dapat digunakan.
4.7
Uji Individual (Uji t) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat kesalahan atau α (0.05). dari hasil analisis uji t, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Hipotesis Penelitian H0 :
Tidak terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
60
H1 :
Terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan.
Nilai t-stat untuk variabel CSRDI adalah 1.161834 dengan nilai probabilitas sebesar 0.2548. Nilai probabilitas ini lebih besar dari p-value 0.05. Sementara nilai koefisien CSRDI adalah 0.022311 atau memiliki arah positif. Dengan demikian, variabel CSRDI suatu perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of equity capital perusahaan.
Kesimpulan penelitian ini adalah H0 tidak ditolak. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa CSRDI perusahaan tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital perusahaan publik. Hal ini berarti pengungkapan tanggung jawab perusahaan yang tinggi tidak secara langsung mengurangi tingkat biaya modal ekuitas, yang menunjukkan bahwa ada atau tidak adanya informasi yang disembunyikan oleh perusahaan yang dapat membuat laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan tidak transparan tidak mempengaruhi estimasi investor atas risiko yang ada pada perusahaan rendah, dimana tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor juga rendah. Selain itu, biaya modal ekuitas merupakan gambaran dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi yang telah dilakukan perusahaan dan merupakan masukan utama dalam pengambilan keputusan investasi jangka panjang perusahaan. Meneliti hubungan antara pengungkapan tanggung jawab social perusahaan dengan biata modal ekuitas akan membantu manager dalam memahami dampak dari penerapan CSR pada pembiayaan perusahaan. Dalam faktanya, biaya modal ekuitas bias menjadi saluran dalam financial market yang mendorong perusahaan untuk menjadi lebih bertanggung jawab secara social (Heinkel et al, 2001).
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal (2011), Dalam penelitiannya, Dhaliwal menemukan bukti bahwa perusahaan dengan biaya modal yang tinggi pada tahun sebelumnya cenderung untuk memulai pengungkapan kegiatan CSR pada tahun berjalan dan bahwa perusahaan dengan kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menikmati pengurangan dalam biaya modal ekuitas. Salah satu faktor yang menyebabkan
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
61
hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian adalah Dhaliwal menggunakan lebih banyak variabel independen sebagai proksi untuk mempengaruhi variabel independen sehingga penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal menjadi lebih spesifik. Selain itu Dhaliwal juga menggunakan metode lain dalam menghitung performa tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
4.8
Implikasi Managerial Berdasarkan
analisis
bahwa
pengungkapan tanggung jawab
social berpengaruh secara tidak signifikan terhadap cost of equity capital perusahaan publik terdapat implikasi manajerial pada perusahaan publik di Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk melakukan aktivitas CSR dan pengungkapannya. Perusahaan diharapkan dapat mengungkapkan tanggung jawab sosial sebagai suatu keharusahan dalam memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. Karena tanggung jawab sosial merupakan klaim agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk kepentingan hidup pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (planet) (Nugroho, 2007). Pengawasan yang baik diperlukan untuk mewujudkan pengungkapan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dapat tumbuh dengan baik karena perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dikarenakan isu mengenai CSR merupakan hal yang relatif baru di Indonesia dan kebanyakan investor memiliki persepsi yang rendah terhadap hal tersebut, maka perilaku investor yang tidak menyadari pentingnya isu CSR di masa depan menyebabkan kebanyakan investor berorientasi pada kinerja jangka
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
62
pendek, sedangkan CSR dianggap berpengaruh pada kinerja jangka menengah dan jangka panjang. Investor juga diharapkan lebih menyadari pentingnya isu CSR di masa depan, sehingga perusahaan mau melakukan aktivitas CSR secara nyata dengan cara memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif dari suatu kegiatan bisnis tertentu. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menikmati kinerja pasar yang baik dan pada gilirannya akan dinikmati oleh masyarakat secara umum.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang tertuang pada BAB IV tentang pengaruh
dari pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap biaya ekuitas suatu perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan: 1.
Tidak terdapat pengaruh pada uji t yang sudah dihasilkan pada penelitian ini, yaitu pada variabel CSRDI suatu perusahaan terhadap biaya ekuitas perusahaan. Namun pada pengujian yang menggunakan uji F, yaitu pengujian bersama seluruh variable independen, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap biaya ekuitas perusahaan. Tetapi karena penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh pengungkapan tanggung jawab social perusahaan terhadap biaya ekuitas maka hasil penelitian ini mengacu pada hasil uji t.
5.2
Saran Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian
lanjutan
dapat
dilakukan
dengan
mengganti
metode
penghitungan yang dilakukan untuk mengetahui besar Cost of Equity Capital dari perusahaan sampel. Hal ini bertujuan untuk memperluas sampel perusahaan yang dapat digunakan dalam penelitian sehingga hasil yang didapat akan menjadi lebih signifikan.
63 Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
64
DAFTAR PUSTAKA
Botosan, Chistine A and Plumlee, Marlene A. A Re-Examination of Disclosure Level and the Expected Cost of Equity Capital. Journal of Accounting Research, Vol. 40, No. 1, pp. 21-40, 2002. Botosan, Christine A. Disclosure Level and the Cost of Equity Capital. The Accounting Review, Vol. 72, No. 3, pp. 323-349, 1997. Botosan, Christine A. Disclosure and the cost of capital: what do we know?. Accounting and Business Research, Intemational Aecounting Policy Forum, pp. 31-40, 2006. Budimanta, A., A. Prasetijo, B. Rudito. Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini (edisi Kedua). Jakarta: ICSD. ISBN: 979-16561-4-6, 2007. Budimanta, A., dan B. Rudito. Corporate Social Responsibility: Membangun sintesis baru hubungan perusahaan dengan komuniti. Jakarta: ICSD. ISBN 979-97278-1-2, 2003. Dhaliwal, Dan S.; Zhen Li, Oliver; Tsang, Albert dan Yang, Yong George. Voluntary Nonfinancial Disclosure and the Cost of Equity Capital: The Initiation of Corporate Social Responsibility Reporting. The Accounting Review Vol. 86, No. 1 pp. 59–100, 2011 Fama, E., and K. French. The cross-section of expected stock returns. The Journal of Finance 47: 427–465. 1992. Gordon, Myron J. (1959). "Dividends, Earnings and Stock Prices". Review of Economics and Statistics (The MIT Press) 41 (2): 99–105 Gujarati, Damodar N. Essentials of Econometriks. The McGraw-Hill Companies, 2006 Guthrie, J. and L.D. Parker. 1990. Corporate Social Disclosure Practice: A Comparative International Analysis. Advances in Public Interest Accounting, vol.3, pp. 159-175. Hail, Luzi. The Impact of Voluntary Corporate Disclosures on the Ex ante Cost of Capital – A Swiss Point of View. Institute for Accounting and Control University of Zurich, 2001 Heinkel, Robert, Alan Kraes and Josef Zechner. The Effect of Green Investment on Corporate Behavior. Journal of Financial and Quantitative Analysis Vol. 36, No.4. 2001.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
65
Kotler, Philip and Nancy Lee, 2005, Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good For Your Company and Your Cause. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Leuz. Christian and Verrecchia. Robert E. The Economic Consequences of Increased Disclosure. Journal of Accounting Research, Vol. 38, Supplement: Studies on Accounting Information and the Economics of the Firm, pp. 91124, 2000. Levinsohn, Alan. FASB Weighs the Value of Voluntary Disclosure.(Financial Accounting standards Board). Strategic Finance. HighBeam Research. Institute of Management Accountants, 2001. Makridakis, Spyros, Steven C. Wheelwright & Victor E. McGee. Forecasting, Methods and Applications. New York : Wiley. 1983 Montgomery, Douglas. C and Elizabeth A. Peck. Introduction to Linear Regression Analysis. New York : Wiley. 1992. Nachrowi D Nachrowi. Ekonometrika, untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan . Cetakan Pertama. Lembaga Penerbit FE UI: Jakarta. 2006. Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometruka untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 2006. Nugroho, Yanuar. Dilema Tanggung Jawab Korporasi. Kumpulan Tulisan. Uni Sosial Demokrat. 10 November 2007.
Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause, John Wiley and Sons, Inc, Hoboken, New Jersey, 2005, Ross et. al. (1998), Fundamentals of Corporate Finance (fourth edition). Singapore : McGraw Hill-Irwin (International Edition). Rudito, B., A. Budimanta, dan A. Prasetijo. Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta: ICSD. ISBN: 979-97278-2-0, 2004. Sarwoko. Dasar- dasar Ekonometrika, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta. 2005 Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X. 2007.
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
66
Tanudjaja, Bing Bedjo, 2006, “Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia”, Jurnal Nirmana, vol 8, No 2, Juli: 92-98 Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga. Ekosinia, 2009. Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta : Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. 2009. Winarno, Wahyu Wing. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Edisi Kedua. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2009 Wooldridge, Jeffrey M. Introductory Econometrics 4th Edition. South Western Congage Learning. 2009 World Business Council for Sustainable Development – Corporate Social Responsibility: Meeting Changing Expectations, (1999)
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
67
LAMPIRAN I Checklist Item Pengungkapan Informasi CSR KATEGORI (Total 78) LINGKUNGAN 1. Pengendalian polusi kegiatan operas i; pengeluran riset & pengembangan untuk pengurangan polusi 2. pernyataan yg menunjukkan bahw a operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi 3. Pernyataan yg menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi 4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya, reklamasi daratan atau reboisasi 5. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi , minyak, air dan kertas 6. Penggunaan material daur ulang 7. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan 8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 9. Kontribusi dalam seni yang bert ujuan untuk memperindah lin gkungan 10. kontribusi dalam pemugaran bangungan sejarah 11. Pengolahan limbah 12. Mempelajari dampak lingkungan untuk mem onitor dampak lingkungan perusahaan 13. Perlindungan lingkungan hidup ENERGI 1. Menggunakan energi secarea lebih efisien dalam kegiatan operasi 2. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi 3. Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang 4. membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumi energi 5. Peningkatan efisiensi energi dari produk 6. riset yang mengarah pada peningk atan efisiensi energi dari produk 7. Kebijakan energi perusahaan KESEHATAN DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA 1. Mengurangi polusi, iritasi, atau risik dalam lingkungan kerja 2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental 3. Statistik kecelakaan kerja 4. Mentaati peraturan standar ke sehatan dan keselamatan kerja 5. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja 6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
68
7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja 8. Pelayanan kesehatan tenaga kerja LAIN-LAIN TENAGA KERJA 1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat 2. Persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat managerial 3. Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan 4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat 5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja 6. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan 7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja 8. Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerj a yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan 9. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan 10. Fasilitas untuk aktivitas rekreasi 11. Presentase gaji untuk pensiun 12. Kebijakan penggajian dalam perusahaan 13. Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan 14. Tingkatan managerial yang ada 15. Disposisi staff – dimana staff ditempatkan 16. Jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka 17. Statistik tenaga kerja, misal: penjualan per tenaga kerja 18. Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut 19. Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja 20. Rencana pembagian keuntungan lain 21. Informasi hub manajemen dengan tenaga kerja dlm meningkatkan kepuasan & motivasi kerja 22. informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja & masa depan peruahaan 23. Laporan tenaga kerja yg terpisah 24. hubungan perusahaan dgn serikat buruh 25. Gangguan dan aksi tenaga kerja 26. Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan 27. Kondisi kerja secara umum 28. Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja 29. Statistik perputaran tenaga kerja
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
69
PRODUK 1. pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya 2. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk 3. informasi proyek riset perusa haan untuk memperbaiki produk 4. Produk memenuhi standar keselamatan 5. membuat produk lebih aman untuk konsumen 6. melaksanakan riset atas tingk at keselamatan produk perusahaan 7. peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk 8. informasi atas keselamatan produk perusahaan 9. informasi mutu produk yg dicerminkan dalam penerimaan penghargaan 10. informasi yg dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (misalnya ISO 9000) KETERLIBATAN MASYARAKAT 1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masy, pendidikan & seni 2. tenaga kerja paruh wakt u dari mahasiswa/pelajar 3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat 4. Membantu riset medis 5. sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni 6. membiayai program beasiswa 7. membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat 8. sponsor kampanye nasional 9. mendukung pengembangan industri lokal UMUM 1. tujuan/kebijakan perusahaan secara um um berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat 2. informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas TOTAL ITEM
Universitas Indonesia Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012