UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH BUDAYA TERHADAP PEMBENTUKAN KONSDP DIRI WANITA KOREA SELATAN
MAKALAH NON.SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana IImu Komunikasi
Frida Aryani Antari Putri 1006710773
F'AKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STIIDI ILMU KOMUNIKASI INDUSTRI KREATIF PEIYYIARAN
15
DEPOK JANUARI2Ol4
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
7
HALAMAN PPNGESAHAN
Karya ilmiah ini diajukan oleh Nama
Frida Aryani Antari Putri
NPM
1006710773
Program Studi
llmu Komunikasi
Fakultas
Ilmu Sosialdan Ilmu Politik
Jenis Karya
Makalah Non Seminar
Nama Mata Kuliah
Psikologi Komunikasi
Judul Karya Ilmiah Pengardh Budaya Terhadap Pembentukan Konsep
Diri Wanita Korea
Selatan
Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya imiah sivitas akademika Universitas Indonesia
Dosen Mata Kuliah
:
Psikologi Komunikasi
$[A^.^t (Dra. Askariani Kartono, M.Si)
Ditetapkan
di : Depok
Tanggal
:
15 Januari 2014
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas lndonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Frida Aryani Antari Putri
NPM Program Studi
t006710773 Industri Kreatif Penyiaran llmu Komunikasi Ilmu Sosialdan llmu Politik Karya Ilmiah: Makalah Non Seminar
Departemen
Fakultas Jenis Karya
demi pengembangan ilmu pengetahuano menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non'exclusive Royalfy-Free Right) atas karya ilmiah saya yang bejudul: Pengaruh Budaya Terhadap Pembentukan Konsep Diri Wanita Korea Selatan besefta perangkat yang ada
(ika diperlukan).
Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini,
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Dernikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat
di
: Depok
Padatanggal : l5 Januari 2014
Yang menyatakan
(Frida Aryani Antari Putri)
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
FORMIJLIRPERS$TUJUANPUBLIKASINASKAHRINGKAS Yang bertanda tangan di bawah ini: : Dra. Askariani Kartono, M'Si : 195011281976032001 mahasiswa Sl: dari Pembimbing Aryani Antari Putri Frida Nama 1006710773 NPM llmu Sosial dan llmu Politik Fakultas Penyiaran Program Studi Il mu Komunikasillndustri Kreatif JudulNaskah Ringkas:
Nam-a NIPAIUP
Diri wanita Korea selatan Pengaruh Budaya Terhadap Pembentukan Konsep
diperbaiki, dipertimbangkan dan Menyatakan bahwa naskah ringkas inilelah, diperiksa, dan (pilih salah satu dengan memberi) dinyatakan dapat diunggah di ul-ana 1tin.ui.ac.io/unggatr) tanda silang :
X
nupu, diakses dan dipublikasikan di Ul-ana (lib'ui'ac'id)'
I
di UI' nrun diproses diterbitkan pada Jurnal Prodi/Jurusan/Fakultas
I
ekan diterbitkan pada prosiding seminar nasional pada Seminar
.
';;;;;;;;;ii;;i;k;;;il"ur1r."'ii.""p;;; I nmn diterbitkan pada JumalNasional yaitu y;;; ;r;;;ir..i"r.""
I
iipubtikasikan pada
..
(buran/tahunterbit)
(nama iunral),
..(bulan/tahun terbir)
arun ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada prosiding Konferensi
lnternasional Pada
y;;;;ip;;;iili;k;;;i;"u[r."'ii."';;;;
dil;hunterbit)
ini baik, dan akan diubah/digabung dengan hasil penelitian jurnal lain dan ditulis dalam bahasa lnggris untuk dipersiapkan ke
I
Nast
internasional, Yaitu: dan akan akan dipublikasikan
I
pada..
"'(bulan/tahun)
proses paten/HKl Ditundu publikasi onlinenya karena akan/sedang dalam
Depok, l5.lanuari 2014
(Dra, Askariani Kartono, M'Si) Pembimbing KarYa llmiah
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
1
PENGARUH BUDAYA TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI WANITA KOREA SELATAN Frida Aryani Antari Putri dan Askariani Kartono Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. [email protected] [email protected]
Abstrak Kasus yang dibahas adalah mengenai proses pembentukan self image dari wanita di Korea Selatan yang berprofesi sebagai public figure. Secara umum, public figure wanita di Korea Selatan memiliki kebutuhan untuk tampil cantik. Hal tersebutlah yang membuat mereka melakukan apa saja untuk dapat membuat diri mereka tampak menarik seperti yang diharapkan oleh masyarakat. Dalam beberapa kasus, terdapat public figure yang memutuskan untuk bunuh diri jika dirinya tidak dapat terllihat cantik. Pertanyaan yang saya ajukan adalah, sejauh mana seorang wanita di Korea Selatan memiliki self esteem yang rendah terkait denga operasi plastik yang dilakukannya, atau bahkan hingga mencoba untuk bunuh diri jika dirinya tidak dapat terlihat cantik? Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan data sekunder dari media online. Kesimpulan yang didapat dari wawancara di media online antara andministrator media online tersebut dengan salah seorang wanita Korea Selatan adalah bahwa tampil cantik bagi seorang public figure di Korea Selatan merupakan nilai penting khususnya dalam pembentukan self image yang baik bagi orang lain.
Kata Kunci Budaya Korea Selatan; konsep diri; operasi plastik
THE CULTURE INFLUENCE ON BUILDING SELF CONCEPT OF SOUTH KOREAN’S WOMAN Abstract The case discussed here is about the process of building a self image of a woman in South Korea, who had a profession as a public figure. In general, a public figure women in South Korea have some needs to be beautiful. That’s why for that reason, they will do everything, just for making them attractive as such those expected by it’s society. Another way around, they will do suicide trial if they didn’t get the opportunity to be beautiful. My question here is, how far a woman in South Korea have feeling of low self-esteem regarding of doing some plastic surgery, or even trying to do suicide if she could not get the opportunity to be attractive? The methode I use here is by collecting secondary data from media online. At last, I get the conclusion from the interview in media online that for a public figure in South Korea, being beauty is an important value especially in forming a good self image to be seen by other people.
Keywords South Korea’s culture; self concept; plastic surgery
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
2
PENDAHULUAN Korean Pop atau K-Pop merupakan genre musik asal Korea Selatan yang terkenal dengan grup pria dan grup wanitanya atau yang lebih sering disebut sebagai boyband dan girlband. Dengan jenis musik yang enerjik dan selalu diiringi dengan tarian membuat K-Pop menjadi populer khususnya dikalangan remaja. Meskipun namanya adalah Korean Pop, namum K-Pop tidak hanya digemari oleh masyarakat Korea saja. Selain karena musiknya itu sendiri, K-Pop juga digemari karena penampilan serta wajah-wajah tampan dan cantik dari anggota girlband dan boyband tersebut. Tidak hanya K-Pop, Korean Drama atau K-Drama juga lekat dengan budaya Korea Selatan. Selain karena jalan ceritanya yang menarik, sama seperti K-Pop, K-Drama juga digemari karena para aktor dan aktrisnya yang berwajah tampan dan cantik. Bahkan tidak jarang seseorang menyukai K-Pop dan/atau K-Drama karena wajah tampan dan cantik dari para public figure Korea tersebut. Hal-hal tersebutlah yang membuat K-Pop dan K-Drama mampu menarik penggemar dari negara-negara lain, tidak hanya Asia, bahkan sudah menyebar ke seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan public figure-public figure K-Pop dan K-Drama? Bahkan orang-orang yang bukan merupakan fans dari K-Pop dan K-Drama dapat menyebutkan satu atau dua nama dari boyband/girlband atau aktris/aktor Korea Selatan. Mendunianya K-Pop dan K-Drama tersebut dibuktikan dengan meningkatnya pariwisata Korea Selatan sebagai pengaruh dari Korean Wave1. Salah satu K-Drama yang cukup populer adalah K-Drama yang berjudul Winter Sonata yang ditayangkan di Korea Selatan pada tahun 2002. Lokasi syuting dari drama Winter Sonata tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai objek wisata yang populer2. Bahkan drama Winter Sonata tersebut menimbulkan fenomena “the Yon-sama Syndrome” yang merupakan julukan dari media Jepang yang menggambarkan fanatisme para penggemar kepada Bae Yong Joon, yang merupakan tokoh utama dari drama
1
Istilah untuk menggambarkan produk kebudayaan populer (pop culture) dari Korea Selatan yang berhasil ke negara-negara lain di wilayah Asia, Eropa, maupun Amerika. Selengkapnya dalam http://www.academia.edu/2351818/Korean_Wave_sebagai_Soft_Power_Korea_Selatan. Diakses pada tanggal 4 Januari 2014 pukul 13:30 WIB. 2 Ni Putu Elvina Suryani. 2012. “Korean Wave sebagai Soft Power dalam Memperoleh Keuntungan Ekonomi bagi Korea Selatan”. http://www.academia.edu/2351818/Korean_Wave_sebagai_Soft_Power_Korea_ Selatan Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 13:00 WIB.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
3
tersebut3. Selain itu, pada tahun 2010, The South Korean Touristic Committee memilih konser dari salah satu boyband K-Pop yang bernama Big Bang sebagai promosi dari kampanye Visit Korea pada periode 2010-20124. Hal ini kembali menegaskan keterlibatan public figure Korea Selatan atas kepopuleran dari K-Pop dan K-Drama. Kepopuleran dari public figure-public figure Korea tersebut membuat banyak anakanak di Korea Selatan bercita-cita menjadi public figure. Bahkan tidak sedikit orang tua yang menginginkan anak mereka menjadi seorang public figure. Namun menjadi public figure di Korea Selatan bukanlah hal yang mudah. Apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi public figure di Korea Selatan? Meskipun persyaratan tersebut tidak tertulis dan tidak dinyatakan secara resmi, namun jika kita melihat para public figure (baik public figure K-Pop maupun K-Drama) Korea Selatan, selain harus memiliki bakat dan keterampilan, di atas itu semua, penampilan menjadi syarat utama dalam meniti karir sebagai public figure. Bahkan kesuksesan seorang public figure terkadang diukur dari penampilannya. Semakin tampan atau cantik public figure tersebut, maka akan semakin terkenal. Masyarakat Korea menganggap semakin tampan atau cantik seseorang akan semakin banyak keuntungan yang akan didapat5. Agar sukses dalam karirnya, seorang public figure dituntut untuk memiliki penampilan yang dapat menarik perhatian dari masyarakat. Semakin banyak penggemar yang dimiliki, public figure tersebut semakin dinilai sukses. Untuk itu, para public figure selalu berusaha tampil lebih tampan atau cantik dari public figure-public figure lainnya. Berbagai cara akan dilakukan seperti menggunakan make-up wajah, berdiet, dan berbusana trendy. Namun, tentu hal-hal tersebut juga telah dilakukan oleh semua public figure. Tuntutan untuk tampil tampan atau cantik ini tidak jarang membuat para public figure stres dan frustasi. Tidak jarang kita mendengar kabar tentang public figure Korea yang bunuh diri, seperti kasus bunuh diri salah satu aktor Korea Selatan, Park Yong Ha. Park Yong Ha
3
Ni Putu Elvina Suryani, Op.Cit. Naver News. 2010. “Big Bang’s “Big Show” Concert will improve Korea’s Tourism”. http://news.naver.com/main/read.nhn?mode=LSD&mid=sec&sid1=101&oid=003&aid=0003062222. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 13:30 WIB. 5 Camille Standen. 2013. “South Korean Parents are Making Their Kids Get Plastic Surgery”. http://www.vice.com/en_uk/read/south-korean-parents-are-making-their-kids-get-plastic-surgery. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 18:00 WIB. 4
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
4
diberitakan karena tekanan dari pekerjaannya. Pada tahun 2008, 26 dari 100.000 orang di Korea Selatan melakukan tindakan bunuh diri6. Lalu apa yang dapat dilakukan agar dapat tampil lebih tampan atau cantik? Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan menjadi mungkin. Perkembangan ini juga merambat ke dunia kecantikan. tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah operasi plastik. Salah satu cabang dari studi ilmu kedokteran ini merupakan usaha untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tertentu dari tubuh manusia7. Operasi plastik merupakan salah satu prosedur operasi yang termasuk rumit dan memiliki dampak atau efek permanen bagi penampilan fisik individu yang melakukannya. Operasi plastik itu sendiri terbagi menjadi dua cabang, yang pertama adalah operasi plastik dengan tujuan untuk mempercantik diri (comestic surgery), dan pasien dapat memilih untuk melakukannya atau tidak (non-essential surgery). Yang kedua adalah operasi plastik dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi dengan tujuan medis (reconstructive plastic surgery). Menjadi tampan atau cantik menjadi suatu kebutuhan masyarakat Korea Selatan khususnya para public figure yang selalu dituntut untuk selalu tampil menarik. Semakin banyak masyarakat Korea Selatan yang melakukan operasi plastik, semakin operasi plastik menjadi suatu hal yang biasa dalam budaya Korea Selatan. Menurut data dari International Society of Aesthetic Plastic Surgery pada tahun 2010, berdasarkan persentase populasinya, Korea Selatan menempati posisi pertama sebagai negara dengan operasi plastik tertinggi. Menurut data tersebut, dikatakan bahwa pada tahun 2010 terdapat total 360.000 operasi plastik, dengan operasi terbanyak adalah sedot lemak (liposuction), operasi hidung (nose jobs), dan operasi mata (double eyelid). Meskipun beberapa negara memandang operasi plastik sebagai hal yang tabu, akan tetapi di Korea Selatan telah menjadi hal yang biasa dan telah diterima oleh masyarakat. Penampilan menjadi hal yang sama pentingnya dengan talenta seseorang, bahkan kesuksesan seseorang dianggap dipengaruhi oleh penampilannya. Berdasarkan data dari departemen kesehatan di Korea, hampir 99% public figure dan 65%
6
Washington Post. 2010. “In Prosperous South Korea, a Troubling Increase in Suicide Rate”. http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2010/04/17/AR2010041702781.html. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 21:00 WIB. 7 Operasi Plastik. 2013. “Mengenal Operasi Plastik dan Sejarahnya”. http://operasiplastik.org/mengenal-operasi-plastik-dan-sejarahnya. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 18:00 WIB.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
5
wanita Korea telah melakukan operasi plastik.8 Tidak hanya public figure Korea Selatan yang melakukan operasi plastik, bahkan masyarakat Korea Selatan juga melakukan operasi plastik seperti para public figure. Tidak jarang kita membaca artikel atau mendengar cerita dari orang lain yang mengatakan bahwa terdapat orang tua di Korea Selatan yang menghadiahi operasi plastik sebagai hadiah ulang tahun atau hadiah kelulusan bagi anak-anak mereka. Berikut adalah data jumlah operasi plastik berdasarkan survey dari International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) pada tahun 2010 - 2011 yang memperlihatkan peningkatan jumlah operasi plastik di Korea Selatan dari tahun 2010 sampai tahun 20119. Tabel: Jumlah operasi plastik pada tahun 2010
8 Tentang Wanita. 2013. “Daftar Artis Korea yang Tidak Pernah Operasi Plastik”. http://tentangwanita.com/kecantikan/daftar-artis-korea-yang-tidak-pernah-operasi-plastik.html. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 pukul 17:30 WIB. 9 ISAPS. 2011. “ISAPS Global Statistics”, diakses dari http://www.isaps.org/press-center/isaps-globalstatistics. Diakses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 09:30 WIB.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
6
Tabel: Jumlah operasi plastik pada tahun 2011
Berdasarkan kedua tabel di atas, dapat kita lihat terdapat peningkatan jumlah operasi plastik di Korea Selatan yang sebelumnya menempati urutan ke 8 pada tahun 2010, naik menjadi urutan ke 7 pada tahun 2011. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase jumlah operasi plastik yang sebelumnya 3,8 % (2010) menjadi 4,4 % (2011). Dalam wawancara dengan wanita berkebangsaan Korea Selatan yang dilakukan oleh Camille Standen dalam artikel dari website vice.com mengatakan bahwa saat ini tren operasi plastik telah menjadi bahan pembicaraan yang biasa di antara wanita Korea10. Para wanita Korea dengan santainya saling membicarakan jenis-jenis operasi plastik yang telah dilakukan bahkan sampai menjadikan operasi plastik sebagai bahan bercandaan, seperti fakta bahwa
10
Camille Standen, Op.Cit.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
7
mereka semua memiliki dokter yang sama sampai melontarkan ejekan ketika hasil operasi plastik yang dilakukan tidak sempurna. Informan tersebut juga mengatakan bahwa tidak jarang para orangtua juga menyuruh anak mereka untuk melakukan operasi plastik untuk memperbaiki wajah anak-anak mereka. Namun, tidak semua operasi plastik yang dilakukan membuahkan hasil yang memuaskan. Contohnya adalah kasus kegagalan operasi plastik yang dialami oleh penyanyi asal Korea Selatan, Han Mi Ok. Berdasarkan artikel dari New Paper yang di post di website Diva Asia pada tanggal 31 Maret 200911, Han Mi Ok mengalami dampak negatif bagi penampilannya karena dampak operasi plastik. Han Mi Ok adalah penyanyi Korsel yang ketagihan melakukan operasi plastik setelah dirinya melakukan suntikan silikon ke wajahnya pada umur 28 tahun di akhir tahun 1990-an. Setelah mengalami ketagihan akan operasi plastik, dokternya menolak untuk melakukan suntikan silikon ke wajahnya lagi setelah wajahnya terlihat semakin membesar. Karena tidak mampu mengontrol rasa adiktifnya, Han Mi Ok memutuskan untuk menyuntikkan sendiri cairan silikon ke wajahnya. Menurut Daily Mail, Han Mi Ok menyuntikkan seluruh cairan silikon yang dibelinya dari black market sebelum dirinya beralih menggunakan suntikan yang berisi cooking oil dan paraffin. Setelah terus melakukan suntikan ke wajahnya, seluruh wajah Han Mi Ok membengkak dan terlihat mengerikan, bahkan orang tuanya menjadi tidak mengenalinya lagi. Karena penampilannya tersebut, anak-anak di dekat rumahnya menjulukinya sebagai “standing fan” karena wajahnya yang sangat besar dan tidak proporsional dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil. Melihat keadaannya tersebut, pada tahun 2004, sebuah stasiun televisi swasta Korsel menceritakan kisahnya dan para penonton yang merasa simpati mendonasikan uang yang kemudian digunakan untuk membiayai operasi plastik bagi Han Mi Ok untuk memperbaiki wajahnya. Lima tahun sesudahnya, setelah melewati 15 kali operasi yang telah berhasil mengangkat kurang lebih 4kg bahan asing dari wajahnya. Menurut dokter yang telah mengoperasinya, Professor Chang Choong Hyun, mengatakan bahwa untuk alasan dan tujuan kecantikan, masih diperlukan operasi plastik lebih lanjut dalam memperbaiki wajah Han Mi Ok, namun Han Mi Ok sendiri menolak dilakukan operasi lebih lanjut karena dirinya sudah
11
Tay Shi’an. 2009. “Pretty Singer Gets Hooked on DIY Plastic http://www.divaasia.com/article/2935. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pukul 13:00 WIB.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
Surgery”.
8
bahagia dengan wajahnya saat ini. Ketika diwawancarai alasannya melakukan hal-hal tersebut, Han Mi Ok mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menerima dan merasa iri jika ada orang lain yang lebih cantik dari dirinya, ia ingin menjadi yang terbaik dan menginginkan kecantikan yang sempurna. Dan ketika diwawancarai oleh salah satu acara televisi di Jepang, Han Mi Ok mengaku merasa dirinya menyesal telah melakukan suntikan-suntikan tersebut sendiri. Dirinya juga mengaku telah kembali ceria dan bahagia bahwa dirinya telah kembali menjalani kehidupan normal. Kejadian ini telah membuat Han Mi Ok kehilangan pekerjaan dan kepercayaan dirinya. Tidak jarang public figure Korea Selatan mengaku pada media bahwa dirinya melakukan operasi plastik. Alasan yang diberikan pun beragam, ada yang memang mengaku untuk memperbaiki penampilannya, hingga mengaku untuk kebutuhan medis. Tidak adanya peraturan yang mengatur tentang operasi plastik membuat masyarakat Korea Selatan secara bebas dan terus-menerus melakukan operasi plastik, hingga tidak jarang pasien mengalami “kecanduan” melakukan operasi plastik. Meskipun terdapat peraturan bahwa dokter dapat menolak melakukan operasi plastik tersebut, namun peraturan tersebut terasa kurang berpengaruh. Seperti yang terjadi pada kasus Han Mi Ok, dirinya memutuskan untuk melakukan operasi plastik sendiri dengan menyuntikkan cairan silikon ke wajahnya. Seperti apakah kriteria “cantik”? hal ini tergantung pada pendapat orang masing-masing. Namun, sebagian besar masyarakat mendefinisikan “cantik” sebagai wanita dengan kulit yang putih, hidung yang mancung, muka yang tirus, dan tubuh yang langsing dan tinggi. Kriteria-kriteria “cantik” tersebut merupakan stereotype dari masyarakat. Dengan adanya stereotype dari “cantik” tersebut membuat sebagian besar wanita di Korea Selatan berusaha untuk mendapatkan kriteria-kriteria tersebut pada dirinya. Dengan adanya pengakuan dari masyarakat tentang kriteria “cantik”, maka terwujudlah stereotype “cantik” tersebut. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui, apakah stereotype “cantik” mempengaruhi Han Mi Ok melakukan operasi plastik hingga kecanduan. Dalam konteks ini, bagaimana sterotip “cantik” di kalangan public figure dan dunia enterain membentuk konsep diri Han Mi Ok.
TINJAUAN TEORITIS
Stereotypes
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
9
Ann L. Weber dalam bukunya yang berjudul Social Psychology menjelaskan bahwa stereotypes merupakan pengkategorian orang dalam suatu kelompok yang membedakan mereka dengan kelompok lain12. Stereotypes merupakan penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan13. Stereotypes dapat dicontohkan dengan menganggap seseorang sebagai wanita yang cantik karena dirinya memiliki rambut panjang, berkulit putih, berhidung mancung, dan memiliki tubuh yang langsing.
Self Concept (Self Image) Ann L. Weber (1992) mengatakan bahwa seseorang tidak dilahirkan dengan memiliki
konsep diri, melainkan tumbuh seiring dengan orang tersebut. Weber kembali menjelaskan bahwa secara umum, konsep diri muncul dari dalam diri sendiri serta pengaruh dari luar. Deaux, Dane, dan Wrightsman (1993) mendefinisan konsep diri sebagai sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya yang berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan sebagainya. Kemudian orang tersebut dapat memiliki perasaan terhadap keyakinan mengenai dirinya tersebut. Keyakinan terhadap dirinya tersebut mengenai apakah dirinya merasa positif atau negatif, bangga atau tidak bangga, dan senang atau tidak senang dengan dirinya sendiri. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others” (1974:40)14. Jadi, konsep diri merupakan bagaimana kita memandang, menilai, serta perasaan kita tentang diri kita sendiri. Brooks lebih lanjut menjelaskan bahwa persepsi tentang diri tersebut dapat bersifat psikologi (mempertanyakan bagaimana sifat, sikap, dan perasaan terhadap diri sendiri), sosial (mempertanyakan bagaimana pandangan, penilaian, dan perasaan orang lain terhadap dirinya), dan fisis (mempertanyakan bagaimana memandang dan menilai penampilan fisik dirinya sendiri). Brook dan Emmert kemudian menguraikan ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri yang positif dan yang negatif. Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri positif adalah:
12
Ann L. Weber. Social Psichology (New York: : HarperCollins Publisher, Inc, 2006). hlm. 70. Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge. Organizational Behavior (USA: Prentice Hall, 2013). hlm. 73. 14 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010). hlm. 99. 13
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
10
1. Ia yakin akan kemampuan mengatasi masalah. 2. Ia merasa setara dengan orang lain. 3. Ia menerima pujian tanpa rasa malu. 4. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 5. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Sedangnya ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri negatif adalah: 1. Tidak tahan menerima kritik. Koreksi yang diberikan orang lain sering kali dianggap sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. 2. Sangat responsif dan antusias terhadap pujian. Segala hal yang menunjang selfesteem-nya menjadi pusat perhatiannya. 3. Hiperkritis terhadap orang lain. 4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain dan merasa tidak diperhatikan. Ia tidak mempersalahkan dirinya, tetapi akan menganggap dirinya sebagai korban dan menganggap orang lain sebagai musush.
Self-Esteem dan Social Evaluation Weber kemudian mengomponenkan konsep diri, yaitu self-esteem dan social
evaluation15. Self-esteem (harga diri) adalah mengenai evaluasi seseorang tentang dirinya sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri ini merupakan penilaian, baik positif atau negatif, mengenai dirinya sendiri. Seseorang dengan self-esteem yang tinggi menunjukkan bahwa ia memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki nilai, kemampuan, dan kepercayaan yang tinggi pula. Sedangkan seseorang dengan self-esteem yang rendah menunjukkan bahwa ia memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki penilaian yang buruk akan pengalaman masa lalunya serta memiliki harapan yang rendah akan pencapaian di masa depan. Seseorang dengan self-esteem yang tinggi dipercaya memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri. Hal ini akan membuat orang yang memiliki self-esteem yang tinggi tersebut menjadi puas akan dirinya sendiri dan meyakini bahwa dirinya memiliki kualitas-kualitas yang baik, yang patut
15
Ann L. Weber, Op.Cit, hlm. 52.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
11
dibanggakan. Self-esteem menjadi alat ukur sosial (sociometer) untuk melihat sejauh mana seseorang merasa diterima dan menyatu dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan social evaluation (penilaian sosial) adalah mengenai apa yang kita yakini tentang bagaimana orang lain memandang diri kita, dan hal tersebut akan mempengaruhi perilaku kita apakah kita akan memutuskan untuk merubah diri kita atau tidak. Social evaluation dibagi menjadi dua, yaitu reflected appraisal dan direct feedback. Reflected appraisal (pantulan penilaian) diartikan bahwa pendapat kita tentang diri sendiri merupakan cermin atau refleksi/pantulan dari penilaian secara nyata dari orang lain terhadap diri kita. Sedangkan direct feedback adalah umpan balik langsung menganai pendapat seseorang terhadap diri kita. Social evaluation dapat digambarkan dengan seseorang berpikir bahwa orang lain menilai dirinya sebagai wanita yang tidak menarik. Dan self-esteem dapat digambarkan sebagai sikap dari individu dari social evaluation tersebut. Jika self-esteem yang dimiliki tinggi, wanita tersebut akan merasa tidak masalah dengan social evaluation tersebut dan tetap percaya diri dengan dirinya sendiri. Sedangkan jika self-esteem yang dimiliki rendah, maka wanita tersebut akan merasa rendah diri dan tidak percaya diri jika bertemu dengan orang lain, dan dirinya dapat memutuskan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik atau tidak.
Real Self dan Ideal Self Carl Rogers mengemukakan teori tentang real self dan ideal self16. Real self adalah
aspek-aspek yang ada pada diri seseorang, yang merupakan keadaan seseorang saat ini. Sedangkan ideal self menurutnya adalah segala sesuatu yang tidak nyata, yang berada di luar jangkauan, dan merupakan standar yang tidak dapat dicapai. Adanya jarak antara real self dan ideal self disebut sebagai incongruence. Incongruence bersifat dinamis (dapat naik atau turun). Kedinamisan tersebut dapat digunakan untuk penilaian indeks kepuasan seseorang, dengan cara menilai kedekatan antara real self dan ideal self. Semakin kecil jarak antara real self dan ideal self, maka indeks kepuasan orang tersebut semakin tinggi. Semakin besar jarak antara real self dan ideal self, maka indeks kepuasan orang tersebut semakin rendah.
16
Carl Rogers. Personal Power (New York: Delacorte Press, 1977). hlm. 69.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
12
HASIL ANALISIS DATA Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada media online di mana media online tersebut mengungkapkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Camille Standen kepada informan yang merupakan warga negara Korea Selatan, bahwa saat ini operasi plastik telah menjadi salah satu kebudayaan di Korea Selatan. Obrolan mengenai operasi plastik telah menjadi obrolan umum di antara teman. Operasi pembesaran mata (double eyelid) dan memancungkan hidung telah menjadi operasi standar bahkan disebut sebagai operasi “basics”. Dari hasil wawancara tersebut penulis juga menemukan bahwa saat ini orang tua di Korea Selatan merupakan salah satu alasan para remaja melakukan operasi plastik untuk pertama kali. Dengan adanya operasi plastik, membuat orang-orang dapat mempercantik dirinya. Dan tidak sedikit orang tua yang menyadari hal tersbut dan tidak ingin anak mereka menjadi terlihat jelek. Hal tersebutlah yang membuat para orang tua bersedia membiayai operasi plastik untuk anaknya sendiri. Informan juga mengaku bahwa Ibunya yang mendorong dirinya untuk melakukan operasi plastik pada saat dirinya masih berada di tingkat SMA. Hal ini disebabkan karena orang tua Informan memiliki pemikiran bahwa semakin cantik seseorang, maka akan semakin banyak keuntungan yang akan didapat, salah satunya adalah di dalam pekerjaan. Informan juga mengaku bahwa dirinya menjadi semakin percaya diri setelah melakukan operasi plastik. Penulis menemukan bahwa di Korea Selatan terdapat standar dalam menjadi cantik, seperti memiliki mata yang besar dan hidung yang mancung, dan masyarakat ingin mencapai standar tersebut. Semakin banyak orang yang menerima standar tersebut, membuat “proses menjadi cantik” tersebut menjadi kebudyaan di Korea Selatan dan membuat operasi plastik menjadi hal yang normal.
PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan penulis terhadap media online tentang wawancara yang dilakukan oleh Camille Standen di atas, terungkap bahwa kebutuhan untuk menjadi cantik sudah menjadi pola perilaku atau budaya di Korea Selatan. Dengan budaya di Korea Selatan yang menempatkan penampilan sebagai faktor utama, khususnya bagi kesuksesan seseorang. Kecantikan kemudian menjadi stereotype bagi wanita Korea terutama yang ingin menjadi public figure. Stereotype yang melekat adalah bahwa seorang wanita yang dianggap cantik adalah mereka yang memiliki wajah yang oval, berhidung mancung, bermata besar, memiliki
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
13
tubuh yang tinggi dan langsing, dsb. Maka, untuk dapat terlihat cantik sesuai dengan stereotype tersebut, informan wanita yang di wawancarai di media online tersebut memutuskan untuk melakukan operasi plastik. Hal tersebut berbanding lurus dengan kasus Han Mi Ok yang adiktif dengan operasi plastik. Dengan adanya stereotype cantik tersebut membuat Han Mi Ok memiliki ideal self bahwa dirinya sebagai seorang public figure wanita harus memiliki wajah yang cantik. Konsep diri yang dimiliki oleh Han Mi Ok tersebut terbentuk dari budaya. Korea Selatan yang ia pelajari dan rasakan selama perjalanan hidupnya. Budaya Korea Selatan tersebut merupakan budaya yang memperhatikan penampilan, khususnya bagi public figure di dunia entertainment. Sebagai seorang public figure, penting baginya untuk memiliki wajah yang cantik agar banyak orang yang memperhatikannya dan menjadi penggemarnya. Namun, Han Mi Ok menilai dirinya kurang cantik sebagai seorang public figure (real self). Dirinya merasa bahwa wanita lain terlihat lebih cantik darinya. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Han Mi Ok memiliki konsep diri fisis yaitu bahwa ia menilai dirinya berdasarkan penampilan fisik yang ia miliki. Hal tersebut juga terkait pada teori self-esteem. Orang yang memiliki self-esteem yang tinggi adalah mereka yang percaya diri dengan dirinya sendiri, sedangkan orang yang memiliki self-esteem yang rendah adalah mereka yang tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Dalam kasus Han Mi Ok, dapat disimpulkan pula bahwa Han Mi Ok memiliki self-esteem yang rendah. Karena Han Mi Ok memiliki self-esteem yang rendah, dirinya merasa perlu memperbaiki penampilannya melalui operasi plastik. Akan lain halnya jika Han Mi Ok memiliki self-esteem yang tinggi. Jika dirinya memiliki self-esteem yang tinggi, maka dirinya tidak akan terpengaruh dengan penilaian dirinya sebagai seorang public figure dan akan merasa puas dengan penampilan dirinya apa adanya dan tidak akan merasa perlu memperbaiki penampilannya agar terlihat lebih menarik. Dengan adanya keinginan dari diri Han Mi Ok untuk memenuhi harapan masyarakat Korea Selatan mengenai dirinya sebagai seorang public figure, hal ini menunjukan bahwa Han Mi Ok memiliki konsep diri sosial yaitu konsep diri yang ia miliki berdasarkan bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Dari konsep diri yang dimiliki oleh Han Mi Ok tersebut, juga dapat disimpulkan bahwa Han Mi Ok memiliki konsep diri yang negatif, yaitu bahwa dirinya tidak mau dianggap kurang cantik dibandingkan public figure wanita yang lain.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
14
Rendahnya self-esteem yang dimiliki oleh Han Mi Ok membuat dirinya selalu merasa tidak puas pada penampilannya sendiri. Han Mi Ok merasa seperti itu karena terdapat jarak antara real self dan ideal self yang ia miliki. Han Mi Ok merasa dirinya kurang menarik sebagai seorang public figure (real self). Namun, sebagai seorang public figure, Han Mi Ok merasa dirinya harus memiliki wajah yang cantik dan berpenampilan menarik (ideal self). Dengan adanya jarak diantara real self dan ideal self yang dimiliki oleh Han Mi Ok tersebut, maka indeks kepuasan yang dimiliki oleh Han Mi Ok adalah rendah. Hal inilah yang membuat Han Mi Ok ingin memperbaiki penampilannya agar jarak antara real self dan ideal self yang ia miliki semakin kecil hingga dirinya mendapatkan kepuasan akan penampilannya.
Han Mi Ok sebelum melakukan operasi plastik (real self):
Han Mi Ok setelah melakukan operasi plasrik (ideal self):
Self-esteem yang rendah itupula yang membuat Han Mi Ok pernah merasa puas pada penampilannya dan terus melakukan operasi plastik berkali-kali hingga menjadi adiktif hingga memutuskan untuk melakukan operasi plastik sendiri pada wajahnya dengan menyuntikkan silikon.
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
15
Penampilan Han Mi Ok setelah mengalami gagal operasi plastik:
KESIMPULAN Dari hasil analisis kasus berdasarkan artikel terkait mengenai kasus adiktif Han Mi Ok terhadap operasi plastik, penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Penampilan telah menjadi faktor penting bagi masyarakat Korea Selatan hingga menjadi faktor utama dalam menentukan kesuksesan seseorang. 2. Semakin banyaknya prosedur operasi plastik yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan, telah membuat operasi plastik tersebut menjadi hal yang umum dan biasa, hingga menjadi suatu budaya di Korea Selatan. 3. Budaya Korea memiliki pengaruh yang besar dalam menanamkan nilai-nilai cantik. Sedemikian besarnya pengaruh tersebut hingga menyebabkan Han Mi Ok berupaya terus menjadi cantik melalui operasi plastik yang dilakukan berulang ulang tanpa memikirkan efek samping yang membuat wajahnya bisa jauh lebih buruk dari wajah aslinya sebelum di operasi. 4. Adanya jarak antara real self dan ideal self, yang menimbulkan rendahnya selfesteem, memberikan dampak perilaku ekstrem. Perilaku ekstrem di dalam kasus Han Mi Ok adalah dengan menyuntikkannya sendiri silikon ke wajahnya akibat dari
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014
16
keinginan yang berlebihan untuk tampil lebih cantik lagi dari apa yang sudah diperolehnya melalui operasi operasi sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA Buku Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2013. Organizational Behavior. USA: Prentice Hall. Weber, A.L. 2006. Social Pcychology. New York: HarperCollins Publisher, Inc. Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rogers, Carl. 1997. Personal Power. New York: Delacorte Press Internet Suryani, N.P.E. 2012, Korean Wave sebagai Soft Power dalam Memperoleh Keuntungan Ekonomi bagi Korea Selatan. Diakses tanggal 4 Januari 2014 dari http://www.academia.edu/2351818/Korean_Wave_sebagai_Soft_Power_Korea_Sela tan Shi’an, Tay. 2009. Pretty Singer Gets Hooked on DIY Plastic Surgery. Diakses tanggal 20 Oktober 2013 dari http://www.divaasia.com/article/2935 ISAPS. 2011. ISAPS Global Statistics. Diakses tanggal 10 Januari 2014 dari http://www.isaps.org/press-center/isaps-global-statistics News Naver. 2010. Big Bang’s “Big Show” Concert will improve Korea’s Tourism. Diakses tanggal 5 Januari 2014 dari http://news.naver.com/main/read.nhn?mode= LSD&mid=sec&sid1=101&oid=003&aid=0003062222 Standen, Camille. 2013. South Korean Parents are Making Their Kids Get Plastic Surgery. Diakses tanggal 5 Januari 2014 dari http://www.vice.com/en_uk/read/south-koreanparents-are-making-their-kids-get-plastic-surgery Washington Post. 2010. In Prosperous South Korea, a Troubling Increase in Suicide Rate, Diakses tanggal 5 Januari 2014 dari http://www.washingtonpost.com/wpdyn/content/article/2010/04/17/AR2010041702781.html Operasi Plastik. 2012. Mengenal Operasi Plastik dan Sejarahnya. Diakses tanggal 5 Januari 2014 dari http://operasiplastik.org/mengenal-operasi-plastik-dan-sejarahnya Tentang Wanita. 2013. Daftar Artis Korea yang Tidak Pernah Operasi Plastik. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 dari http://tentangwanita.com/kecantikan/daftar-artiskorea-yang-tidak-pernah-operasi-plastik.html
Pengaruh budaya ..., Frida Aryani Antari Putri, FISIP UI, 2014