PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH
Oleh: Arif Nugroho (10712004)
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Lahan pertanian di Indonesia umumnya telah banyak mengalami degradasi unsur hara yang dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman. Kebanyakan tanah telah miskin akan unsur hara, hal ini disebabkan karena mikroorganisme yang ada dalam tanah tidak lagi sedikit dan bahkan sudah tidak ada. Penanaman yang terus dilakukan tanpa memberikan sesuatu yang dapat mengembalikan ketersediaan unsur hara yang telah diserap oleh tanaman merupakan factor utama penyebab lahan tersebut menjadi lahan yang miskin akan unsur hara. Bahan organic merupakan bahan – bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Adapun fungsinya sebenarnya vital bagi mikroorganisme yang ada dalam tanah, sebagai peningkat perkembangan mikroorganisme metabolic dalam tanah dan masih banyak yang lainnya. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui peran bahan organic terhadap sifat biologi tanah. 1.3 Manfaat Dapat mengetahui peran bahan organic terhadap sifat biologi tanah.
BAB II PEMBAHASAN TEORI PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH
2.1 Pengertian Bahan Organik Bahan organik atau yang sering disebut sebagai BO merupakan bahan – bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang (Anas 1989).
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih
cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat (Anas 1989).
2.3 Sifat Biologi Tanah
2.3.1 Total Mikroorganisme Tanah Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Anas 1989). Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain.
2.3.2 Jumlah Fungi Tanah Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak
karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masam tidak akan terjadi (Soepardi, 1983).
2.3.3 Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P) Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang jumlahnya berkisar 103 – 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 – 4 milyar tiap gram tanah kering dan berubah dengan musim (Soepardi, 1983)
2.3.4
Total Respirasi Tanah
Respirasi
mikroorganisme
mikroorganisme
tanah.
tanah
Pengukuran
mencerminkan respirasi
tingkat
aktivitas
(mikroorganisme)
tanah
merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas
mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Anas 1989).
2.4 Pengaruh Bahan Organik Terhadap Tanah Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983).
2.5 Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat Biologi Tanah
Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat. Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh (Doeswono, 1983).
Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya
didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut (Doeswono, 1983).
Pada bahan organik terdapat senyawa yang mempunyai pengaruh terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah, senyawa tersebut adalah perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin (Stevenson, 1982). Senyawasenyawa ini di dalam tanah berasal dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman dan juga berasal dari hasil aktivitas mikrobia dalam tanah.
Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik.
BAB III KESIMPULAN
•
Bahan organik merupakan bahan – bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air
•
Sumber bahan organik terbagi atas dua jenis, yaitu sumber primer dan sumber sekunder
•
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah; sedangkan sumber sekunder bahan organik adalah fauna
•
Pengaruh bahan organic terhadap sifat biologi tanah adalah sebagai peningkat perkembangan mikroorganisme metabolic dalam tanah, terhadap sifat fisika tanah yaitu sebagai peningkat kemampuan tanah dalam memegang air, sedangkan terhadap sifat kimia tanah adalah sebagai peningkat daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK)
DAFTAR PUSTAKA Ferziana. 2012. Buku Panduan Praktikum (BPP) Pertanian Organik (PTH 1408). Politeknik Negeri Lampung: Bandar Lampung http://en.wikipedia.org/wiki/earthworm=benefit http://earthlife.net/insects/collembo.html http://tolweb.org/tree?group=colembolla&contgroup=hexapoda http://colembolla.org http://google.co.id