JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
Volume 16, No. 2, Juli - Desember (Semester II) 2016, Halaman 323-330
PENGAMATAN TERHADAP RISK DAN RETURN SAHAM YANG MASUK DALAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014 ABSTRACT
Erwin Dyah Astawinetu,
[email protected] Yulyar Kartika Wijayanti,
[email protected], University of 17 Agustus 1945 Surabaya
The aims of this research is to observe the risks and returns on these stocks. It is given that stocks in LQ-45 are stocks with high levels of liquidity and high market capitalization. These shares are also included seed stocks with certain criteria were evaluated every 6 months. These stocks are classified in the class of blue chip stocks and nonblue chips. Sample in this study are the stocks that include on six evaluation periods during the study period. The sampling technique used is Purposive sampling obtained by 29 companies, and 10 companies, including blue chip category and 19 companies categorized as non-blue chips. The results showed that: 1) it turns out shares belonging to the category of blue chip provides higher returns than the stocks included in the non blue-chip, 2) shares of blue chip provides a higher risk compared with stocks which included nonblue chip category.
Informasi Artikel Riwayat Artikel Diterima tanggal 13 Agustus 2016 Direvisi tanggal 18 September 2016 Disetujui tanggal 17 Oktober 2016 Klasifikasi JEL G12 Kata Kunci LQ-45, Risk, Return, Blue Chip, Non Blue Chip
PENDAHULUAN Pasar modal bagi perusahaan merupakan alternatif sumber dana disamping hutang dari perbankan. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan dapat memperoleh sumber dana yang lebih murah dibanding dana dari perbankan. Contohnya saja jika perusahaan menerbitkan obligasi maka biaya yang ditanggung oleh perusahaan selama umur obligasi itu akan lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya hutang di bank. Jika perusahaan menerbitkan saham maka biaya penerbitan saham juga lebih murah dibanding hutang bank. Hal ini berarti pula bahwa bagi investor return pada saham ataupun obligasi lebih tinggi dari return dari deposito di bank. Bagi investor, pasar modal adalah merupakan wahana investasi disamping system perbankan yang ada dan investasi pada aktiva riil. Dengan melakukan investasi di pasar modal maka investor dapat melakukan
DOI 10.17970/jrem.16.1602011.ID
323
Erwin Dyah A Dan Yulyar Kartika W : Pengamatan Terhadap Risk dan Return Saham yang .....
tergolong saham blue chip dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan saham-saham yang tergolong non blue chip? 2) Apakah saham-saham yang masuk kategori blue chip memberikan risiko yang lebih tinggi dibanding saham-saham yang berkategori non blue chip? Tujuan penelitian iniadalah 1) Menguji secara empirik apakah saham-saham yang masuk ke dalam LQ-45 yang tergolong saham blue chip dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan saham-saham yang tergolong non blue chip?2) Menguji secara empirik apakah saham-saham yang masuk kategori blue chip memberikan risiko yang lebih tinggi dibanding saham-saham yang berkategori non blue chip? Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengamatan Terhadap Risk dan Return Saham yang masuk dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 20112014”
investasi pada sekumpulan saham atau yang disebut dengan portofolio dengan tujuan menurunkan risiko investasi. Disamping itu investasi di pasar modal merupakan investasi yang likuid, artinya investor dapat berpindah dari satu investasi satu ke investasi lain dalam waktu yang singkat. Terdapat dua macam potensi return yang mungkin diperoleh oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal yaitu berupa dividend dan capital gain. Dividen adalah bagian dari keuntungan setelah pajak yang dibagikan kepada investor, sedangkan capital gain adalah selisih lebih antara harga jual saham dengan harga beli saham. Dengan demikian investor mungkin mendapatkan capital gain namun investor juga berpotensi untuk menderita capital loss. Dua hal yang harus diperhatikan oleh investor dalam menentukan tujuan investasinya yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan (return) dan deviasi standar tingkat keuntungan (risk), karena dalam setiap investasi investor pasti akan menghadapi risiko (Husnan: 2005:48). Semakin tinggi risiko yang diterima maka semakin tinggi pula return yang diharapkan. Artinya antara risk dan return itu akan berjalan seiring. LQ-45 adalah merupakan saham-saham unggulan atau papan atas yang berkinerja bagus dengan kapitalisasi yang tinggi dan likuiditas yang tinggi pula. Saham-saham yang masuk dalam LQ-45 merupakan saham-saham yang menarik untuk diamati sebab saham-saham ini berasal dari perusahaan yang merupakan market leader yang total keuntungannya juga sangat besar. Disamping itu masih banyak masyarakat investor yang belum memahami mengenai saham-saham yang masuk dalam LQ-45. Saham-saham yang masuk dalam LQ45 ini digolongkan ke dalam dua golongan yaitu saham berkategori blue chip dan saham berkategori non blue chip. Dari uraian diatas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah saham-saham yang masuk dalam LQ-45 yang
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Erma Yuliaty dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengamatan Terhadap Return dan Risk Saham yang Berkategori Blue Chip dan Non Blue Chip di Bursa Efek Indonesia” Periode Pengamatan Pebruari-Juli 2011. Dari penelitian ini ditemukan bahwa: 1) sahamsaham yang berkategori blue chip tidak mampu memberikan return yang lebih tinggi dibanding dengan saham-saham berategori non Blue chip, 2) Saham-saham yang berkategori blue chip memberikan risiko yang lebih rendah dibandingkan saham-saham non blue chip meskipun nilainya tidak signifikan dipandang dari standar deviasi rata-ratanya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada periode pengamatannya. Penelitian ini dilakukan dengan periode yang panjang yaitu 2011-2014, sedangkan penelitian terdahulu dilakukan selama 6 bulan saja. Penulis ingin mengetahui apakah dengan 324
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
periode pengamatan yang lebih panjang apakah terdapat perbedaan antara temuan sebelumnya dengan penelitian ini. Pasar uang, adalah pasar yang memperdagangkan instrument keuangan jangka pendek, sedangkan pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal antara lain saham, obligasi jangka panjang, instrument derivative seperti opsi dan waran. Saham merupakan sekuritas yang berpenghasilan tidak tetap, sedangkan obligasi merupakan sekuritas yang berpenghasilan tetap yaitu berupa bunga kupon yang dibayarkan secara periodik. Terdapat dua macam pendapatan atau return dalam investasi pada saham yaitu berupa dividen atau bagian keuntungan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham, dan capital gain yaitu selisih lebih antara harga jual saham dan harga beli saham. Karena investasi menyangkut masa depan maka ada kemungkinan investor akan mengalami kerugian jika harga saham yang dibelinya turun harganya di pasar, maka investor akan menderita capital loss atau selisih negative antara harga jual saham dan harga beli saham. Terdapat 506 perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, yang terdiri dari berbagai sektor. Saham-saham tersebut ada yang termasuk dalam saham Ok, atau saham-saham yang merupakan market leader yang dievaluasi setiap 6 bulan sekali yang disebut dengan LQ-45. Saham-saham yang masuk dalam LQ-45 umumnya saham yang berkapitalisasi besar dan bertotal laba juga besar dan merupakan saham yang likuid diperdagangkan. Saham-saham yang tidak masuk ke dalam LQ-45 sering disebut dengan saham second liner. Saham-saham yang masuk ke dalam LQ-45 dapat digolongkan ke dalam saham-saham blue chip dan sahamsaham non blue chip. Tentunya masyarakat perlu mengetahui apakah melakukan investasi
Volume 16, No. 2, Juli - Desember (Semester II) 2016, Halaman 323-330
pada saham LQ-45 yang berkategori blue chip akan memberikan return yang lebih besar dibanding pada saham yang berkategori non blue chip jika investasi dilakukan dalam jangka panjang? Secara definisi, saham blue chip (penulis lebih suka menyebutnya bluchip), adalah saham yang mewakili perusahaan dengan ciriciri sebagai berikut,: 1. Perusahaannya besar, 2. Memiliki reputasi dan dikenal baik oleh masyarakat minimal di tingkat nasional, 3. Memiliki kinerja/fundamental yang bagus, 4. Biasanya merupakan pemimpin di industri/sektornya masing-masing, serta 5. Sahamnya likuid. Disebut ‘blue’ atau ‘berwarna biru’, karena saham bluchip secara umum dianggap lebih valuable dibanding saham biasa, dimana warna biru menunjukkan kelas aristokrat atau bangsawan (darah biru) Di BEI, beberapa investor terkadang mendeskripsikan saham-saham bluchip ini sebagai saham yang terdaftar di Indeks LQ45. Anggapan ini tidak keliru, karena sebagian besar saham LQ45 memang merupakan blue chip, namun tidak semua saham LQ45 adalah blue chip. Sebab kriteria pemilihan saham LQ45 bukanlah berdasarkan kriteria saham bluchip diatas, melainkan lebih hanya berdasarkan likuiditas sahamnya di market. Jadi bisa dikatakan bahwa ke-45 saham yang masuk daftar LQ45 adalah saham-saham yang paling likuid di market, dan paling memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG. Jadi jika sebuah saham tidak memenuhi kelima kriteria saham bluchip diatas, namun saham tersebut termasuk sangat likuid, maka dia bisa saja masuk ke dalam daftar LQ45. Definisi Indeks LQ 45 Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu
325
Erwin Dyah A Dan Yulyar Kartika W : Pengamatan Terhadap Risk dan Return Saham yang .....
merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah : a. Kriteria yang pertama adalah: 1. Berada di TOP 95% dari total rata-rata tahunan nilai ransaksi reguler. 2. Berada di TOP (90%) dari rata-rata tahunan kapitalisasi pasar.
Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal. (factbook 1997, Jakarta Stock Exchange). Faktor –faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45, yaitu : 1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan (benchmark) portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia, 2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko, dan 3. Saham-saham penggerak indeks (index mover stock) yang notabene merupakan saham berkapitalisasi besar di BEI.
b. Kriteria yang kedua adalah : 1. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industry BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya. 2. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi trasaksi (Tjiptono,200,p.95-96 dalam fackbook 1997, Jakarta Stock Exchange)
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah :
Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari sahamsaham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut : 1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (ratarata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah dunia, dan 2. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone positif. Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari sahamsaham yang aktif diperdagangkan (factbook 1997, Jakarta Stock Exchange) Pengertian Investasi Pengertian investasi menurut Jogiyanto adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama
326
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
Volume 16, No. 2, Juli - Desember (Semester II) 2016, Halaman 323-330
source is periodic payments such as interest or dividends. The other source of return source results from appreciation in value—the ability to sell an investment vehicle for more than its original purchase price. We will call these sources of return current income and capital gains (or losses).( Gitman & Joenk: 1990:170) Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu berupa yield dan capital gain/loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan.
periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Tandelilin dalam bukunya Analisis Investasi dan manajemen Portofolio mengatakan bahwa investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. (Tandelilin,2010:2). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk ditanamkan dalam proses produksi yang efisien untuk memperoleh keuntungan di waktu yang akan datang. Tipe Investasi Keuangan Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa : 1. Investasi langsung, dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. 2. Investasi tidak langsung, dilakukan denhan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaanperusahaan lain.(Jogiyanto, 2010:7)
Risiko Investasi Risiko investasi menurut Tandelilin adalah merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan.(Tandelilin, 2001:48). Sedangkan memurut Lawrence J. Gitman dan Michael D. Joenk : “risk is the chance that the actual return from an investment may differ from what is expected; the more variable, or broader, the range of possible returns, the greater the risk, and vice versa”. (Gitman & Joenk: 1990:192) Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain: 1. Risiko suku bunga, 2. Risiko pasar, 3. Risiko Inflasi, 4. Risiko bisnis, 5. Risiko Finansial, 6. Risiko Likuiditas, 7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang, 8. Risiko Negara (country risk).
Return Investasi Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko yang harus dihadapinya. “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan merupakan imbalan atas hasil keberaian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya”.(Tandelilin, 2010:47). Menurut Lawrence J. Gitman dan Michael D. Joenk, “return is the expected level of profit from an investment; the reward for investing”. (Gitman & Joenk: 1990:170) Components of Return menurut Lawrence J. Gitman dan Michael D. Joenk : “The return on an investment may be made up of more than one source of income. The most common
Hipothesis penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut: 1. Diduga saham-saham LQ-45 yang berkategori blue chip memberikan return
327
Erwin Dyah A Dan Yulyar Kartika W : Pengamatan Terhadap Risk dan Return Saham yang .....
lebih besar dibandingkan saham-saham berkategori non blue chip. 2. Diduga saham-saham LQ-45 yang berkategori blue chip memberikan risiko lebih besar dibandingkan saham-saham berkategori non blue chip.
saham pada periode t, dan risiko saham diukur dengan deviasi standar ( Husnan, 2005:54). Setelah itu kemudian dihitung return rata-rata masing-masing kelompok yaitu blue chip dan non blue chip. Kemudian dihitung risiko masing-masing kelompok dan selanjutnya dibandingkan return dan risk pada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui perbandingan return dan risk pada kedua kelompok tersebut. Dengan mengetahui perbandingan risk dan return dari kedua kelompok tersebut, maka investor dapat menggunakan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan investasinya khususnya pada saham-saham blue chip dan non blue chip.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian ekplanatories, penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara variable melalui pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham yang masuk dalam LQ-45 periode 2011-2014, dengan teknik sampling purposive sampling dengan pengambilan sampel non probabilistic yang berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Persyaratan yang diambil adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam LQ-45 yang dapat lolos masuk selama 6 periode evaluasi 2011-2014. Dalam penelitian ini terdapat 29 perusahaan yang lolos masuk dalam 6 kali periode evaluasi 6 bulanan, dan dari 29 perusahaan tersebut terdapat 10 perusahaan yang tergolong saham blue chip dan 19 saham non blue chip. Dari 29 perusahaan tersebut kemudian dihitung returnnya dengan menggunakan rumus, return = , dimana Pt+1 adalah harga saham pada periode t+1 dan Pt adalah harga
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI Dari hasil pengolahan data pada 29 perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 yang digolongkan pada saham blue chip dan non blue chip, dapat dihitung risk dan return dari kedua kelompok tersebut, yang pada akhirnya dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan investasi bagi para investor saham. Berikut adalah data return rata-rata dan risiko rata-rata hasil penelitian pada sahamsaham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014
Tabel Tabel Return Rata-Rata dan σ Saham-saham Blue Chip dan Non Blue Chip No
Saham Blue Chip
1
AALI
2
AKRA
3
ASII
4
BBCA
5
BBNI
6
JSMR
7
PTBA
8
SMGR
Average Return 0.0054 0.0379
R-E (R)
[R-E (R)]2
0.0054
0.0054 0.0199 0.1671
0.0379
No
Saham Non Blue Chip
Average Return
R-E (R)
1
ADRO
0.0379
2
ASRI
-0.0103
-0.0231
0.0005
0.0158
0.0029
0.0000
-0.0079
-0.0079
-0.0079
3
BBRI
4
BMRI
5
BMTR
0.0198
0.0198
0.0166 0.0198
6
BSDE
7
CPIN
0.0163
8
EXCL
0.0199 0.0166 0.1671 0.0163
0.0199 0.0166 0.1671 0.0163
328
0.0265 0.0221 0.0270 0.0278 0.0273 0.0006
0.0137 0.0092 0.0141 0.0149 0.0144
-0.0123
R-E (R)2
0.0002 0.0001 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
JOURNAL of RESEARCH in ECONOMICS and MANAGEMENT (Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen)
9
UNTR
10
UNVR
Rata-rata Return
-0.0002 0.0204
0.029528
-0.0002
0.0204
σ2 = σ =
-0.0002
0.0204
Volume 16, No. 2, Juli - Desember (Semester II) 2016, Halaman 323-330
9
GGRM
10
ICBP
11
INDF
12
INTP
13
ITMG
14
KLBF
15
LPKR
16
LSIP
17
MNCN
18
PGAS
19
TLKM
0.002247
Rata-rata Return
0.0474
Dari tabel diatas diketahui bahwa tidak semua saham LQ-45 memberikan return positif selama periode pengamatan. Terdapat 6 saham yang memberikan return negatif yaitu: ASII, UNTR, ADRO, ITMG , LSIP dan TLKM, sedangkan 23 saham lainnya memberikan return positif selama periode pengamatan 48 bulan yaitu Januari 2011 sampai dengan Desember 2014. Jika dilihat dari besaran return sahamsaham diatas dapat diketahui bahwa sahamsaham yang tergolong dalam blue chip dan non blue chip memberikan return lebih kecil dari 1% per bulan, namun return rata-rata sahamsaham yang tergolong dalam kategori blue chip memberikan rata-rata teturn lebih besar dibanding dengan return rata-rata sahamsaham non blue chip. Return rata-rata sahamsaham blue chip = 0,029528 lebih besar dari return rata-rata saham-saham non blue chip yaitu 0,012875. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa saham-saham blue chip memberikan risiko yang lebih besar dibanding dengan saham-saham non blue chip. Saham-saham blue chip memberikan risiko yang diukur dengan deviasi standar tingkat keuntungan sebesar 0,0474 , sedangkan saham-saham
0.0123
-0.0006
0.0000
0.0125
-0.0004
0.0000
-0.0155
-0.0284
0.0210
0.0081
0.0270 0.0144 0.0100
0.0142 0.0016
-0.0029
-0.0115
-0.0244
0.0074
-0.0055
0.0307
-0.0005
0.012875
0.0179
-0.0133
σ2 =
σ =
0.0002 0.0000 0.0008 0.0000 0.0001 0.0006 0.0003 0.0000 0.0002
9.35E-06 0.0031
non blue chip memberikan risiko sebesar 0,0031. Temuan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi return maka semakin tinggi pula risiko. Dalam penelitian ini diamati risk dan return saham-saham LQ45 selama 48 bulan dan menghasilkan temuan sesuai dengan teori. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erma Yuliaty yang menemukan bahwa saham blue chip tidak mampu memberikan return yang lebih besar dibanding saham-saham non blue chip. Dalam penelitian Erma Yuliaty juga ditemukan bahwa saham saham-saham blue chip memberikan return dan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan saham-saham non blue chip. Hal ini juga sesuai dengan teori bahwa semakin rendah return maka semakin rendah pula risikonya. Penelitian yang dilakukan oleh Erma Yuliaty adalah dalam kurun waktu yang pendek yaitu 6 bulan yang menghasilkan temuan bahwa dalam jangka pendek saham blue chip tidak mampu memberikan return yang lebih tinggi di banding dengan saham non blue chip yang masuk dalam LQ45, sedangkan penelitian ini dilakukan dalam jangka panjang yaitu selama 48 bulan pengamatan. Dari hasil penelitian diatas ditemukan bahwa
329
Erwin Dyah A Dan Yulyar Kartika W : Pengamatan Terhadap Risk dan Return Saham yang .....
dalam jangka pendek saham-saham blue chip tidak mampu memberikan return yang lebih besar dibanding dengan saham-saham non blu chip, namun dalam jangka panjang ditemukan bahwa saham-saham blue chip mampu memberiman return yang lebih besar dibandingkan dengan saham-saham non blue chip. Saham blue chip memberikan return 2,95% per bulan ,sedangkan saham non blue chip hanya memberikan return 1,29% perbulan. Ini berarti saham blue chip memberikan return 1,66% lebih besar dibanding saham-saham non blue chip. Selisih ini cukup material yang berarti bahwa dalam jangka panjang saham-saham blue chip lebih menarik untuk dipilih dibanding dengan saham-saham non blue chip. Dipandang dari sisi risiko dari saham-saham blue chip dan non blue chip, saham blue chip memberikan risiko sebesar 4,74% sedangkan saham-saham non blue chip memberikan risiko sebesar 0,31%. Selisih risiko antara saham-saham blue chip dan non blue chip = 4,74%-0,31%= 4,43%. Selisih ini sangat material atau sangat besar jika dipandang dari deviasi standar tingkat keuntungan rata-rata. Jika dibandingkan dengan suku bunga deposito saat ini yang berkisar antara 5 sampai dengan 6% per tahun atau 0,5% per bulan, maka berinvestasi pada saham-saham blue chip cukup menarik. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan return yang diperoleh yaitu mencapai 6 kali return bulanan deposito untuk saham-saham blue chip dan 2,6 kali return deposito untuk saham-saham non blue chip.
saham-saham LQ-45 non blue chip. 3. Melakukan investasi dalam saham-saham LQ-45 lebih menguntungkan jika di hold dalam jangka panjang. Saran 1. Investor dalam jangka panjang sebaiknya melakukan investasi pada saham-saham LQ-45 blue chip dibanding dengan sahamsaham non blue chip karena akan diperoleh return yang jauh lebih tinggi dibandingkan saham-saham non blue chip meskipun risikonya juga lebih tinggi. 2. Perlu diteliti untuk mengetahui apakah saham-saham yang tidak masuk dalam LQ-45 atau saham-saham second liner cukup menarik menjadi pilihan investasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. DAFTAR PUSTAKA Factbook Jakarta Stock Exchange. 1997. Gumanti , Ary Tatang. 2011. Manajemen Investasi Konsep Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta. Gitman & Joehnk.1990. Fundamentals of Investing. Fourth Edition. Harper & Row, Publisher. New York. Husnan,Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ke empat. UMP YKPN. Yogyakarta Jogiyanto.H.M. 2010. Teori Portofolio dan Aanalisis Investasi. Edisi…, BPFE Yogyakarta Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Saham-saham LQ-45 blue chip dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan saham-saham LQ-45 non blue chip. 2. Saham-saham LQ-45 blue chip dalam jangka panjang memberikan risk yang lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan
330