PENGALAMAN MENGATASI DISMENORE PADA REMAJA DI MA DARUL ULUM BULUSARI SAYUNG DEMAK
Nita Kurnia Sari1, Machmudah2,Nikmatul Khayati3 FAKULTAS ILMU KEPRAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
[email protected]
Abstrak Masa remaja merupakan proses perkembangan dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang sedang dalam masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan atau perubahan fisik, mental, sosial dan emosional. Salah satu perubahan paling awal muncul pada remaja putri yaitu perkembangan secara biologis, tanda keremajaan secara biologis yaitu pada saat mulainya remaja mengalami menstruasi. Menstruasi merupakan pengeluaran darah secara teratur setiap bulannya yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi terjadi karena luruhnya lapisan dinding rahim yang keluar melalui vagina berupa darah yang dikenal dengan istilah darah menstruasi. Menstruasiyang datang biasanya disertai rasa nyeri atau kram di daerah perut bagian bawah atau tengah dan menjalar ke pinggul, punggung, hingga paha, dikenal dengan istilah dismenore. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengalaman mengatasi dismenore pada remaja putri di MA Darul Ulum Bulusari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI MA Darul Ulum Bulusari Sayung Demak. Sampel yang diambil berjumlah 4 responden. Hasil dari penelitian ini yaitu Pengetahuan tentang dismenore pada remaja di MA Darul Ulum Bulusari hampir sama yaitu nyeri yang dirasakan sebelum, saat, dan setelah menstruasi.Pengalaman cara mengatasi dismenore pada remaja di MA Darul Ulum Bulusarimeliputi istirahat atau tiduran,pengalihan, memberikan minyakkayu putih atau balsem padabagian yang nyeri, dan minum obat-obatan. Kata kunci: dismenore, pengalaman remaja putri
1
Abstract Adolescent period is the development process in someone’s life. Someone who experiences the change of children to adult period was marked by the development of physical, mental, social and emotional changes.One of the earliest changes in female teenagers is biological change called menstruation Menstruation is periodic discharge of blood from the uterus. Menstruation takes place due to the discharge of mucosal tissue from the uterus and through the vagina. Usually menstruation is accompanied by pain or cramp around the lower or middle part of the stomach and will be expanded to the hip, back, and thigh, and it is called dismenore. Commonly this study aimed at analyzing the experience of dealing with dismenore pain on female student of MA Darul Ulum Bulusari. This study applied qualitative method.The population of this study was female students of grade XI in MA DarulUlumBuluksariSayungDemak.The sample was four respondents. The result of the study was the Knowledge about dismenorein female students of MA DarulUlumBulusari which was commonly similar; it was pain before and after the menstruation. The experiences of dealing with dismenore pain on female student of MA Darul Ulum Bulusari include taking a rest or taking a nap, getting rid of the pain, applying the cajuput oil or balm in the pain area, and taking some medication. Keywords: dismenore, female teenager experience
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan proses perkembangan dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang sedang dalam masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan atau perubahan fisik, mental, sosial dan emosional. Salah satu perubahan paling awal muncul pada remaja putri yaitu perkembangan secara biologis, tanda keremajaan secara biologis yaitu pada saat mulainya remaja mengalami menstruasi (Suparto, 2011). Menstruasi merupakan pengeluaran darah secara teratur setiap bulannya yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi terjadi karena luruhnya lapisan
2
dinding rahim yang keluar melalui vagina berupa darah yang dikenal dengan istilah darah menstruasi (Fajaryati, 2011). Menstruasiyang datang biasanya disertai rasa nyeri atau kram di daerah perut bagian bawah atau tengah dan menjalar ke pinggul, punggung, hingga paha, dikenal dengan istilah dismenore (Herlina, 2009). Dismenore dalam bahasa Indonesia yaitu nyeri haid; nyeri ini memiliki sifat, derajat, dan karakteristik yang berbeda-beda pada masing- masing orang. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Keadaan yang hebat dapat mengganggu aktivitas, ketidaknyamanan pada saat sakit dan nyeri yang ditimbulkan membuat para penderita tidak bisa bekerja dengan baik terkadang membuat aktivitasnya terhenti sehingga produktivitas keseharian juga berkurang. Wanita yang mengalami nyeri pada saat haid
adalah suatu masalah yang kadang sangat
menyiksa. Sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan untuk beberapa jam atau beberapa hari sampai haid selesai (Fajaryati, 2011). Angka kejadian Dismenore tipe primer di Indonesia adalah sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder.
Dismenore
menimbulkan rasa yang tidak nyaman, walaupun pada umumnya tidak berbahaya namun seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari bagi wanita yang mengalami dismenore. Setiap wanita derajat nyeri yang dialami tentu tidak sama mulai dari yang ringan sampai yang berat ada yang masih bisa melakukan aktivitas ada juga yang tidak bisa melakukan akivitas apapun (Fajaryati, 2011). Cara mengatasi nyeri dismenoresaat menstruasi pada umumnya menggunakan terapi secara farmakologi atau non-farmakologi. Pengobatan farmakologi pada nyeri haid dapat menggunakan obat analgetika (obat anti sakit). Obat non-steroid anti inflamasi (NSAID) pada dosis biasa mempunyai efek samping mual, muntah, gelisah, dan rasa ngantuk. Sedangkan pada dosis tinggi efek samping bisa menyebabkan tekanan darah turun, peredaran darah tidak lancar akhirnya bisa terjadi
koma.
Penanganan
dismenore
3
dapat
juga
dilakukan
dengan
nonfarmakologi, yaitu melakukan olahraga ringan, teknik relaksasi dan kompres hangat atau dinginpada daerah yang nyeri (Marlina, 2009). Menurut Wiknjosastro (2007) dalam penelitian Purwani faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorediantaranya adalah faktor fisik danpsikologi. Dari
fisik
yang
lemah,
kurang
gerak
dan
stres.
Dismenore
yang
menyebabkanwanita pergikedokter untuk konsultasi danpengobatan. Dismenore (nyeri menstruasi) dirasakansebelum dan selama menstruasi,sering kali muncul mual, pusingdan lemes. Dampaknya memaksa penderita untuk istirahat dan tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari, seringkali wanita meninggalkanpekerjaanya dan cara hidupnya. Studi pendahuluan di MA Darul Ulum Bulusari pada tanggal 16 mei 2013 dengan cara melakukan wawancara pada 5 siswiyang rutin mengalami dismenoresetiap bulannya didapatkan data 3 dari 5 siswi tersebut mengatakan biasanya mengkonsumsi obat datang bulan yaitu feminax dan mensana setiap menstruasi, 2 lainnya hanya mengatasinya dengan berbaring dan tidak melakukan aktivitas, bila melakukan aktivitas karena terpaksa. METODE Desain penelitian ini adalah kualitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi karena berfokus pada pengalaman-pengalaman subjektif mengenai pengalaman mengatasi dismenore pada remaja putri. Dasar pendekatan penelitian ini adalah deskriptif, karena data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis hasil wawancara dengan partisipan (Moleong, 2004). HASIL DAN PEMBAHASAN Masa remaja merupakan proses perkembangan dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang sedang dalam masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan atau perubahan fisik, mental, sosial dan emosional. Salah satu perubahan paling awal muncul pada remaja putri yaitu perkembangan secara biologis, yaitu pada saat remaja mulai mengalami menstruasi. Pada perempuan sering terjadi dismenore saat menstruasi hal tersebut pada akhirnya mempengaruhi perilaku-perilaku yang diterapkan remaja dalam 4
mengatasi dismenore namun kurangnya pemahaman remaja tentang dismenore itu sendiri, dampak yang ditimbulkan akibat dismenore serta perilaku tentang cara mengatasi dismenore. 1. Pengetahuan remaja tentang dismenore a. Pengertian tentang dismenore Pendapat dari ke 4 siswi yang menjadi
partisipan tentang pengertian
dismenore yang diungkapkan oleh partisipan hampir sama yaitu nyeri yang dirasakan sebelum, saat, dan setelah menstruasi. Seperti yang di kemukakan oleh Suparto (2011) nyeri haid atau dismenore adalah ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya dismenore pada beberapa wanita. Pengertian lain tentang dismenore, Dismenore merupakan keadaan tidak normal yang terjadi pada sebelum dan saat menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas, nyeri di daerah perut sampai ke panggul akibat produksi zat prostaglandin yang meningkat dan kontraksi otot rahim yang kuat, prostaglandin diproduksi oleh lapisan dalam rahim. Sebelum menstruasi zat ini meningkat dan pada saat seseorang mengalami menstruasi kadar prostaglandin menurun. Proses ini dapat menjelaskan mengapa nyeri berkurang setelah hari pertama menstruasi (proverawati & Misaroh, 2009). b. Penyebab Dismenore Penyebab dismenore yang diungkapkan oleh partisipan antara lain disebabkan karena peningkatan produksi hormon yang akan menyebabkan kontraksi yang tidak teratur sehingga timbul nyeri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Prawihardjo (2006) salah satu penyebab dari dismenore primer adalah faktor endokrin karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot polos. Jika jumlah prostaglandin berlebihan dilepaskan kedalam peredaran darah, maka selain dismenore dijumpai pula efek umum seperti diare dan muntah. Handrawan (2008) bahwa saat stres, tubuh akan memproduksi hormone adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebih. 5
Hormon estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan hormon progesteron bersifat menghambatnya. Adanya peningkatan kontraksi secara berlebihan inilah yang menyebabkan adanya rasa nyeri. Penyebab lain dismenore di kemukakan oleh Muchtar (2009) bahwa gangguan sekunder mentruasi yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah menstruasi. Pendapat lain mengatakan penyebab dismenore primer karena kontraksi otot uterus yang terlalu
kuat
ketika
mengeluarkan
darah
haid
(peluruhan
lapisan
endometrium uteri; bekuan darah (stolsel); sel-sel epitel dan stroma dari dinding uterus dan vagina; serta cairan dan lendir dari dinding uterus, vagina dan vulva sehingga menimbulkan ketegangan otot saat berkontraksi dan terjadilah nyeri saat haid. Bobak (2005) juga menyebutkan bahwa penyebab dismenore adalah nyeri diperut bagian bawah atau di pungung bagian bawah akibat dari gerakan rahim yang meremas–remas (kontraksi) dalam usaha untuk mengeluarkan lapisan dinding rahim yang terlepas. c. Apakah aktivitas terganggu selama disekolah Nyeri haid timbul akibat adanya hormon prostaglandin yang membuat otot rahim kontraksi. Bila nyerinya ringan dan masih bisa beraktivitas berarti masih wajar. Namun, bila nyeri yang terjadi sangat hebat sampai mengganggu aktivitas ataupun tidak mampu melakukan aktivitas, maka termasuk pada gangguan. Nyeri dapat dirasakan di daerah perut bagian bawah, pinggang bahkan punggung. dari hasil wawancara ke 4 subjek pada saat mengalami nyeri menstruasi aktivitasnya terganggu dan tidak bisa kosentrasi dalam pelajaran. menurut Prawihardjo (2006)dismenore membuat wanita tidak bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan obat. Keadaan tersebut menyebabkan menurunya kualitas hidup wanita, sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore primer tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri yang dirasakan. Bobak (2005) menyebutkan bahwa dismenore bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul akibat adanya kelainan dalam rongga panggul dan 6
mengganggu aktivitas perempuan, Bahkan seringkali mengharuskan penderita beristirahat dan meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam akibat
dismenore.
pendapat
lain
yang
dikemukakan
Wiknjosastro
(2007)sebagian wanita pada saat menstruasi mengalami nyeri menstruasi atau dismenore. Nyeri ini terjadi karena berbagai faktor diantaranya faktor fisik dan psikologi. Dari fisik yang lemah, kurang gerak dan stres. Kerena nyeri menstruasi ini banyak wanita-wanita muda pergi kedokter untuk konsultasi dan pengobatan. Nyeri ini dirasakan sebelum dan selama menstruasi sering kali muncul mual, pusing dan lemes. Nyeri ini sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat sering kali wanita meninggalkan pekerjaanya dan cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. d. Perubahan aktivitas apa yang dialami saat dismenore Perubahan yang dirasakan saat partisipan mengalami dismenore adalah perubahan fisik, psikologi, dan aktivitas. Perubahan fisik yang dirasakan partisipan saat dismenore meliputi nyeri, pusing, lemes, dan kram pada bagian perut. Sedangkan perubahan psikologis yang dirasakan adalah tidak dapat konsentrasi saat mengikuti pelajaran di sekolah. Semua partisipan mengungkapkan bahwa saat dismenore, aktivitas sehari-hari mereka tidak dapat dilaksanakan seperti biasanya. Fajaryati (2011) mengungkapkan rasa nyeri pada saat menstruasi tentu saja sangat menyiksa bagi wanita. Sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika nyeri haid menyerang. Nyeri ini dapat berlangsung setengah hari, satu hari sampai lima hari dan sering kali tampak seperti nyeri berkepanjangan. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu apapun. Ada yang pingsan, ada yang merasa mual, ada jugayang benar-benar muntah. Perubahan-perubahan ini sangat mengganggu aktivitas wanita dan dapat berdampak pada turunnya produktivitas kerja.
7
e. Pengetahuantentang cara mengatasi dismenore Berbagaimacam cara untuk mengatasi nyeri menstruasi yangdilakukan partisipan sesuaidengan pengetahuan dan pengalaman. Cara mengatasi dismenore yang dilakukan meliputi istirahat atau tiduran, memberikan minyakkayu putih atau balsem padabagian yang nyeri, serta minum obatobatan.
Pendapat
yang
dikemukakan
Wiknjosastro
(2007)
upaya
pencegahan dismenore telah dilakukan oleh sebagian banyak remaja namun tiada hasil yang memuaskan, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan para remaja tentang upaya pencegahan dan penanganan dalam mengatasi dismenore. Pendapat yang dikemukakan Prawirohardjo (2008) untuk mengatasi dismenore dapat dilakukandengan terapi farmakologi dan non farmakologi.Terapi farmakologi antara lain, pemberian obatanalgetik, terapi hormonal dan obat nonsteroidprostaglandin. Terapi non farmakologiantara lain, kompres hangat, olahraga dan relaksasi. Upaya penanganan lain
dismenore menurut Proverawati & Misaroh (2009) seperti kompres dengan botol dingin atau hangat pada bagian yang terasa kram (di perut atau pinggang bagian belakang), Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi, Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim
Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit, ambil posisi
menungging sehingga rahim tergantung ke bawah, tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi, obat-obatan yang digunakan harus pada pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari (Proverawati & Misaroh, 2009). Pendapat lain dikemukakan Marlina (2009) cara mengatasi nyeri dismenore saat menstruasi pada umumnya menggunakan terapi secara farmakologi atau non-farmakologi. Pengobatan farmakologi pada nyeri haid dapat menggunakan obat analgetika (obat anti sakit). Obat non-steroid anti inflamasi (NSAID) pada dosis biasa mempunyai efek samping mual, muntah, gelisah, dan rasa ngantuk. Sedangkan pada dosis tinggi efek samping bisa menyebabkan tekanan darah turun, peredaran darah tidak lancar akhirnya bisa terjadi koma Selain
8
itu, pemberian balsem atau obat gosok dengan menggosok di daerah nyeri (analgetik perifer) mempunyai keuntungan misalnya tidak ada efek lintaspertama gastrointestinal dan hati, daya penerimaan lebih baik di banding peroral, dan pemberian obat dapat dihentikan pada setiap waktu dengan menghilangkan sistem penghantar obatnya.
f. Perilakudalam menghadapi dismenore Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan sehingga mengakibatkan rasa tidaknyaman berupa dismenore atau nyeri haid.
Kebiasaan
yang
dilakukan
para
siswi
untuk
mengatasi
dismenoreadalah cukup dengan istirahat ditempat tidur atau ijin tidakmengikuti pelajaran dan minumobat.Semua subjek penelitian telah melakukan
perilaku
penanganan
dismenore.
Perilaku
penanganan
dismenore didasarkan oleh cara berfikir dan bersikap positif tentang keluhan dismenore yang dialaminya, sehingga terbentuk perilaku berupa istirahat dan minum obat analgetik. Hal itu sesuai pendapat Wiknjosastro (2007) bahwa untuk menurunkan angka kejadian dismenore dan mencegah keadaan dismenore tidak bertambah berat, beberapa usaha dapat dilakukan seperti penerangan dan nasihat, pemberian obat analgesik, pola hidup sehat, terapi hormonal dan terapi obat nonsteroid antiprostaglandin sesuai dengan petunjuk dokter. Pendapat lain dikemukakan oleh Baziad (2004) perilaku remaja dalam mengatasi nyeri menstruasi yang umum dilakukan oleh para remaja adalah mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri yang dijual bebas tanpa konsultasi ketenaga kesehatan. Padahal obat-obat penghilang nyeri hanya dapat mengurangi nyeri haid sementara waktu, dalam jangka panjang berdampak buruk ke ginjal dan liver.
9
PENUTUP Pengetahuan tentang dismenore pada remaja di MA Darul Ulum Bulusari. hampir sama yaitu nyeri yang dirasakan sebelum, saat, dan setelah menstruasi.Penyebab dismenore yang diungkapkan oleh semuapartisipanantara lain karena kontraksi perut.Pengalaman cara mengatasi dismenore pada remaja di MA Darul Ulum Bulusarimeliputi istirahat atau tiduran,pengalihan, memberikan minyakkayu putih atau balsem padabagian yang nyeri, dan minum obat-obatan.
1
Nita
Kurnia
Sari:
Mahasiswa
Program
Studi
S1
KeperawatanFikkesUniversitasMuhammadiyah Semarang. 2
Ns.
Hj.
Machmudah,
M.Kep,
Sp.Mat:
DosenKelompokKeilmuanKeperawatan MaternitasIlmuKeperawatandanKesehatanUniversitasMuhammadiyyah Semarang. 3
Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep: DosenKelompokKeilmuanKeperawatan MaternitasIlmuKeperawatandanKesehatanUniversitasMuhammadiyyah Semarang.
KEPUSTAKAAN Anurogo,D. & Wulandari, A. (2011). Cara Haid.Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Jitu
Mengatasi
Nyeri
Baziad, Ali. (2003). Menopause dan Andropause. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jensen, M. D., Perry, S. E. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi 4. Terjemahan Wijayarini, M. A. Jakarta: EGC. Bungin. (2009). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Efendi, F. (2009). keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
10
Ernawati. (2010). Terapi Relaksasi terhadap Nyeri Dismenore pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Seminar Nasional Unimus, 106. Fajaryati, N. (2011). Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMPN 2 Mirit Kebumen 1. Hartati, Munjiati, & Khaerunisa. (2012). Mekanisme Koping Mahasiswi Keperawatan dalam Menghadapi Dismenore. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1 . Herlina, N. (2009). Hubungan Pengetahuan Remaja tentang Menstruasi dengan Personal Hygiene saat Menstruaspada Remaja Putri. Kartono, K. 2006. Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Jilid I. Bandung: Mandar Maju. Hurlock E, B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran 1. Jakarta: EGC. Marlina, I. (2009). Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat dengan Obat Gosok terhadap Derajat Nyeri Dismenore.
11
PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Pengalaman Mengatasi Dismenore pada Remaja Putri di MA Darul Ulum Bulusari Sayung Demak Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, September 2013 Pembimbing I
Ns. Hj. Machmudah, M.Kep., Sp.Mat
Pembimbing II
Ns. Nikmatul Khayati, M.Kep
12