Laporan Penelitian Berbasis Publikasi Nasional
PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan Terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis)
Disusun oleh: Siti Maryam, S.Ag, M.Hum Nuryudi, S.Ag, MLIS.
Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 0
LEMBAR PENGESAHAN
Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah mengesahkan penelitian dengan judul: Penerbitan Buku Referensi Islam di Indonesia (Tinjauan Terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis)
Oleh Siti Maryam, M.Hum Nuryudi, MLIS
Mengesahkan: A/N. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan
----------------------------------------------------------
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
Laporan Penelitian Berbasis Publikasi Nasional
PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan Terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis)
Oleh Siti Maryam, M.Hum Nuryudi, MLIS
dibawah bimbingan/reviewer
Dr. Muhammad Zuhdi, Phd NIP. 19720704 199703 1 002
PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
Penelitian tentang penerbitan buku referens Islam di Indonesia ini merupakan penelitian deskripstif analitis dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menjelaskan dua aspek dalam penerbian buku referens Islam yaitu aspek bisnis (ekonomi) dan aspek non bisnis. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan empat informan dari penerbit yang khusus menerbitkan buku-buku referens bidang kajian Islam, yaitu: Ichtiar Baru van Hoeve, Lentera Abadi, Pustaka Kamil, dan Penerbit Almahira. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi bisnis dapat dinyatakan bahwa penerbitan di bidang keIslaman saat ini sangat menjanjikan dan semakin berkembang cukup pesat. Ada beberapa faktor yang berpengaruh, diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi, strategi, ideologi dan juga kreatifitas serta keahlian para penerbit buku Islam tersebut dalam aktifitas bisnisnya. Dari aspek bisnis para penerbit buku referens Islam tersebut memiliki kreativitas dan beberapa strategi diantaranya: 1) melakukan analisis kebutuhan untuk menciptakan produk yang lebih diterima oleh masyarakat luas, misalnya dengan proses edit pra-cetak yang sangat ketat; 2) memilih untuk menerbitkan produk premium atau edidi lux yang didesain secara khusus format dan isinya, dan ditujukan untuk segmen kelas menengah ke atas; 3) mengedepankan kelengkapan format dan ketuntasan konsep tema. Selain itu bisnis buku referens Islam juga membutuhkan keahlian diantaranya keahlian untuk menganalisa kebutuhan pasar sehingga para penerbit tersebut mengetahui tema-tema apa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas, dan mengetahui nama-nama penulis yang dapat diterima oleh masyarakat luas, juga keahlian atau penguasaan tentang isi dari buku yang diterbitkan itu sendiri. Disamping aspek bisnis, aspek non bisnis juga cukup berpengaruh terhadap kelangsungan dan perkembangan penerbitan buku referens Islam di Indonesia. Diantara faktor non bisnis ini adalah: 1) cita-cita atau keinginan para penerbit untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat untuk kemajuan masyarakat yang beradab, turut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia khususnya umat Islam, yaitu dengan menyediakan sumber-sumber bacaan ke-Islaman yang otoritatif dan berkualitas, 2) Ghirah kegamaan, dalam hal ini penerbit menjalankan usaha penerbitan buku Islam sebagai ibadah, bukan sebagai bisnis semata-mata, karenanya para penerbit tidak semata-mata menghitung dan mengejar keuntungan dalam menerbitkan buku referens tersebut. 3) Adanya keinginan penerbit untuk mengisi kekosongan atau minimnya buku referens Islam di Indonesia, sehingga meskipun memerlukan biaya produksi yang besar mereka tetap berupaya menerbitkan buku referens tersebut sebagai upaya untuk memenuhi kekosongan tersebut; 4) Keinginan untuk meningkatkan minat baca dan memperbaiki citra buku Islam. Beberapa waktu lalu, ada anggapan bahwa buku-buku Islam itu tidak berkualitas, tipis, tidak menarik dan murah harganya, sehingga orang malas membacanya. Karena itu penerbit kemudian menerbitkan buku-buku referens Islam yang jauh lebih bagus dan berkualitas baik format, isi, dan kemasannya sehingga masyarakat tertarik untuk membeli dan membacanya, bahkan merasa bangga memiliki buku tersebut. Dengan demikian diharapkan minat baca masyarakat meningkat. Pemilihan tema-tema buku referens Islam yang dapat diterima oleh semua kalangan muslim Indonesia juga merupakan hal penting yang memperngaruhi perkembangan penerbitan buku referens Islam di Indonesia. Maka dapat disimpulkan bahwa aspek bisnis maupun non bisnis merupakan dua faktor yang mendorong perkembangan penerbitan buku referens Islam di Indonesia.
i
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahil Rabbil ‘Alamiin, rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan „inayah-Nya, maka penelitian dengan judul “Penerbitan Buku Referens Islam di Indonesia” ini dengan segala keterbatasan dan kekurangannya telah dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu terlaksananya penelitian ini, khususnya kepada Ketua Lemlit UIN Jakarta beserta seluruh jajarannya yang telah memfasilitasi terlaksananya penelitian ini. Rasa terima kasih yang tak terhingga juga penulis khusus sampaikan untuk Dr. Muhammad Zuhdi, Phd selaku reviewer yang telah memberikan begitu banyak masukan yang sangat berharga bagi penelitian ini. Selanjutnya ungkapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada para narasumber atau informan yang telah bersedia dan meluangkan waktunya untuk peneliti melakukan wawancara dalam rangka pengambilan data untuk penelitian ini yaitu: 1) Bpk Abdul Ghafar dari penerbit Almahira, 2) Ibu Starlita, dari Penerbit Ichtiar Baru Van Hoeve, 3) Bapak Muhammad Kosim dari PT. Kamil Pustaka, dan 4) Bpk. Budi Sudarmono dari Penerbit Lentera Abadi Tanpa bantuan Bapak dan Ibu narasumber penelitian ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Sekali lagi kami sampaikan terima kasih atas kerjasamanya. Terakhir, penulis menyadari benar bahwa dengan keterbatasan yang ada maka laporan penelitian ini masih diwarnai dengan banyak kekurangan dan kelemahan di sana sini, karenanya kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat kami diharapkan. Akhirul kalam, penulis berharap laporan ini akan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian.
ii
Kata Pengantar
..……………………………………………………
i
…………………………………………………………….
ii
………………………….…………
1
Latar Belakang ……………………………………. Masalah Penelitian ………….………………………… Tujuan Penelitian …………………………………… Siginikansi dan Manfaat penelitian ………………..… Kerangka Konseptual …………………………… Sistematika Laporan ……………………………
1 2 3 3 4 4
TINJAUN LITERATUR ……………………………………
7
Daftar Isi Bab I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. E.
Bab II
Bab III
Bab IV
A.
Sekilas tentang Buku …………………………………
7
B.
Buku Referens ………….……………………………
9
C.
Industri Penerbitan Buku ……………………………
16
D.
Sekilas Tentang Penerbitan Buku Islam di Indonesia… 21
E.
Faktor Penerbitan Buku Referens …………................
26
F.
Penelitian Terdahulu
……………………………
33
METODOLOGI PENELITIAN ……………………………
35
A.
Jenis Penelitian
……………………………………
35
B.
Teknik Pengambilan Data ……………………………
35
C.
Informan ……………………………………………… 36
D.
Teknik Analisa Data …………………….…………… 36
E.
Subjek Penelitian(Profil Penerbit) ………………….… 38
F.
Waktu Penelitian ……………………………………..
ASPEK BISNIS PENERBITAN BUKU REFRENS ISLAM
47 49
A.
Aspek Bisnis ..............................................................… 50
B.
Strategi Bisnis .................................…………………… 51
C.
Aktifitas Bisnis.............………………………………… 59
D.
Dinamika Perkembangan Bisnis...…………………….. 74
E.
Kendala dan Tantangan……………………………….... 77
iii
Bab V
ASPEK NON BISNIS PENERBITAN BUKU REFRENS ISLAM
……………………………………………………. 82 ……….…………………………… 82
A.
Pendahuluan
B.
Aspek Non Bisnis ……………………..…………….... 83 1. Visi dan Misi Penerbit ……………………. 86 2. Semangat Keagamaan……………………………….. 89 3. Perbaikan Citra Buku Islam ……………………….. 92 4. Kebijakan Tema Produk 5. Aspek Lain
Bab VI
PENUTUP
……………………. 94
……………………………………. 97
……………………………………………. 99
A.
Kesimpulan ……………………………………………. 99
B.
Rekomendasi ……..…………………………………… 101
DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENELITI LAMPIRAN
iv
- 1 - Pendahuluan
Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerbitan buku Islam di Indonesia beberapa dekade terakhir menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Buku Islam dengan bermacam tema setiap tahun terbit dengan jumlah yang semakin meningkat. Salah satu bentuk buku yang turut mewarnai penerbitan buku Islam ini adalah buku referens Islam. Buku referens adalah buku-buku yang memiliki karakteristik tersendiri berbeda dengan buku teks atau monograf pada umumnya. Diantara karakteristik buku referens adalah tidak harus dibaca secara komprehensif, tetapi hanya digunakan secara parsial (hanya dibaca bagian yang diperlukan saja). Ciri lainnya ialah bahwa buku referens umumnya diterbitkan secara bervolume atau berjilid dan dengan ukuran besar dan tebal. Diantara bentuk buku referens adalah ensiklopedi, kamus, direktori, bibliografi, sumber biografi dan sumber geografi, indeks, dan juga bentuk buku referens lainnya. Berbicara tentang penerbitan buku tentu saja tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai aspek bisnis dari suatu penerbitan itu sendiri. Seperti diketahui bahwa pada umumnya suatu penerbit bersedia menerbitkan suatu buku karena memang untuk tujuan komersial, dan setiap penerbit biasanya melakukan seleksi yang cukup ketat mengenai buku yang akan diterbitkannya terutama dari aspek penjualannya. Apabila suatu buku diprediksi tidak akan laris di pasaran maka kemungkinan penerbit tidak akan bersedia menerbitkannya, kecuali dalam jumlah terbatas dan untuk kepentimgan tertentu saja. Terkait dengan hal tersebut maka cukup menarik bila kita membahas tentang penerbitan buku referens, mengapa? Karena seperti telah diutarakan bahwa pada umumnya buku referens diterbitkan dengan jumlah halaman yang sangat tebal bahkan seringkali bervolume atau berjilid-jilid, tentu saja hal ini membutuhkan biaya cetak yang tidak sedikit. Di samping itu buku referens biasanya melibatkan banyak pengarang (contributor), dan sekali lagi tentu menambah besaran biaya yang diperlukan. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk menerbitkan buku referens
-1-
- 2 - Pendahuluan
dibutuhkan biaya produksi yang lebih besar bila dibandingkan dengan buku teks atau monograf biasa. Di sisi lain buku referens karena tebal dan atau berjilid maka harganya pun menjadi sangat mahal, dan karenanya orang jarang membeli buku referens. Hal lain yang juga membuat tingkat penjualan buku referens tidak seperti buku teks atau monograf pada umumnya adalah karena memang buku referens hanya digunakan atau hanya dibaca bagian tertentu saja manakala diperlukan. Dan biasanya buku referens tidak dijual di toko-toku buku melainkan dijual secara direct seling di mana para marketing langsung menawarkannya kepada para calon pembeli, tentunya hal ini akan menambah lagi biaya. Dari uraian di atas kita dapat menangkap sepertinya terjadi suatu kontradiksi dalam penerbitan buku referens di mana biaya produksi tinggi sementara tingkat penjualan tidak tinggi. Namun demikian pada kenyataannya penerbitan buku referens ke-Islaman di Indonesia terus saja berjalan bahkan dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat. Maka penulis tertarik untuk melakukan suatu kajian atau penelitian mengenai apa yang terjadi di balik penerbitan buku referens ke-Islaman tersebut, terutama dari aspek motivasinya, baik motif ekonomi (bisnis) maupun aspek lainnya seperti aspek ideologis misalnya. Dari latar belakang itulah maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Penerbitan Buku Referens Islam di Indonesia: Tinjauan terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis .
B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka beberapa masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Aktifitas bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia 2. Aspek non bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia 3. Dinamika perkembangan dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia
-2-
- 3 - Pendahuluan
4. Kendala dan tantangan dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia
C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai berbagai faktor yang mendorong penerbian buku referens ke-Islaman di Indonesia, dan mengetahui faktor mana yang paling dominan. Tujuan lain dari penelitan ini adalah untuk memperoleh gambaran konkrit mengenai dinamika penerbitan buku referens ke-Islaman di Indonesia. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan fenomena tentang aspek bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia 2. Mendeskripsikan fenomena tentang aspek-aspek non bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia 3. Mendeskripsikan fenomena mengenai dinamika perkembangan buku referens Islam di Indonesia meliputi (tema-tema dan trend pemasaran buku referens ke-Islaman) 4. Mendeskripsikan berbagai kendala dan tantangan dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia
D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian Penelitian ini perlu dan penting dilakukan karena hasil yang diperoleh akan bermanfaat antara lain sebagai berikut:
1. Bagi penulis menambah wawasan mengenai dunia penerbitan buku keIslaman di Indonesia khususnya buku referens 2. Menambah khazanah (literatur) bidang ilmu perpustakaan terutama tentang dunia penerbitan dan lebih spesifik lagi adalah mengenai penerbitan buku referens Islam di Indonesia.
-3-
- 4 - Pendahuluan
3. Diperoleh informasi mengenai dinamika perkembangan buku referens Islam di Indonesia meliputi (tema-tema dan trend pemasaran buku referens ke-Islaman) 4. Memperoleh informasi mengenai berbagai kendala yang terjadi dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia.
E. Kerangka Konseptual Seperti diketahui bahwa penerbitan suatu buku tentu dipengaruhi atau dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi atau bisnis. Saat ini penerbitan merupakan bisnis yang besar dan berkembang terus-menerus. Tetapi bisnis bukan merupakan satu-satunya faktor bagi penerbitan tersebut, ada faktor lain yang bisa jadi lebih berperan terutama terkait dengan penerbitan buku referens mengingat jenis buku ini memerlukan biaya produksi yang tinggi tetapi tingkat penjualan yang relatif berbeda dengan monograf. Hal inilah yang hendak diteliti lebih jauh. Karena itu maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan secara sederhana pada desain grafis sebagai berikut: Aspek Non Bisnis
Aspek Bisnis
Penerbitan Buku Referens Islam
Dinamika ?
Dari gambar desain penelitian tersebut diatas direncanakan bahwa penelitian ini diarahkan pada upaya pengungkapan fenomena dinamika Penerbitan Buku Referens Islam secara up-to-date dan komprehensif di Indonesia. Aspek-aspek pendekatan tersebut diatas (terutama factor ideologis,
-4-
- 5 - Pendahuluan
ekonomi-bisnis dan
factor-faktor lain) akan diteliti dan dibahas secara
mendalam. Aspek ekonomi-bisnis sudah menjadi alasan utama dan lazim berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan eksistensi penerbitan beragam koleksi buku yang boleh jadi termasuk koleksi referensi ke-Islaman.
Sedangkan
aspek ideologis juga dapat menjadi alasan utama para penerbit untuk menerbitkan koleksi referensi Islam. Sudut pandang ini dapat berupa prinsipprinsip atau keyakinan yang dijadikan pedoman dalam setiap upaya penerbitan koleksi referens oleh para penerbit yang bersangkutan. Boleh jadi prinsip tersebut berakar dan berwujud seperti semangat keagamaan – dimana gagasan, sikap dan corak karya merukapan bagian cita-cita dan amal perbuatan sesuai dengan keyakinannya; semangat kebangsaan (nasionalisme)-dimana penertbit merasa ikut bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa; atau alasan idealism yang lain. Namun demikian, masih juga terdapat aspek-aspek atau faktor-faktor lain yang menjadi pendorong kemajuan dan kemunduran penerbitan jenis koleksi terkait. Upaya pengungkapan fenomena ini dapat dilakukan dengan penelitian kualitatatif untuk mengetahui motif perkembangan penerbitan koleksi referensi ke-Islaman yang sebenarnya terjadi dengan mencari dan menemukan data yang relevan, valid dan realiable dari sumber-sumber yang ditentukan.
F. Sistematika Laporan Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam lima bab dan akan ditambah dengan berbagai lampiran yang diperlukan.
Adapun sistematika laporan
tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I
berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang permasalahan, perumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
manfaat/signifikansi
penelitian, literatur review, dan sistematika laporan. Bab II
berisi landasan teoritis yang akan membahas tentang buku referens, penerbitan, aspek bisnis dalam penerbitan, dan aspek lain dalam penerbitan.
-5-
- 6 - Pendahuluan
Bab III berisi uraian mengenai metodologi yang digunakan alam penelitian ini Bab IV menguraikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia Bab V
Membahas hasil penelitian mengenai aspek atau faktor-non bisnis dalam penerbitan buku refrens Islam di Indonesia
Bab VI Kesimpulan hasil penelitian.
-6-
- 7 - Tinjauan Literatur
Bab II TINJAUAN LITERATUR
A. SEKILAS TENTANG BUKU Buku merupakan bahan bacaan yang sudah banyak dikenal secara luas oleh masyarakat, yang umumnya berbentuk tercetak. Secara bahasa buku dartikan sebagai lembar kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong. 1 Buku memiliki beberapa kelebihan dari media lain dalam beberapa hal, diantaranya adalah dalam hal kedalaman cakupannya, bentuknya yang permanen, ketersediaannya mudah diketahui, aksesnya mudah dilakukan,
dan modelnya secara fisik unik dan
menarik serta sudah dikenal masyarakat luas. Demikian pula harganya yang relatif murah dan terjangkau. Buku merupakan media yang keberadaannya dalam masyarakat memiliki daya tahan yang kuat dimana di dalamnya berbagai macam ide gagasan dan pengetahuan dapat dikomunikasikan dengan sistematis, serta keadaan sosial budaya masyarakat dapat digambarkan dengan jelas, ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan terus-menerus juga melalui buku. Dengan demikian maka tidak salah bila buku merupakan sumber informasi utama bagi berbagai kalangan untuk menggali pengetahuan dan informasi baru seperti bagi para peneliti, pelajar, mahasiswa, pembaca pada umumnya dan para penggiat media yang lain. Karenanya, buku merupakan sarana yang tepat untuk menumbuhkan nilai-nilai kebaikan, seperti moral, demokrasi, rasa kebersamaan dan sebagainya di kalangan masyarakat luas. Buku memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, seni, dan juga teknologi. Ignas Kleden menulis bahwa dilihat dari segi budaya buku memiliki tiga fungsi yang berbeda tetapi saling berkaitan, yaitu buku sebagai produk budaya (cultural product), buku sebagai tingkah laku budaya (cultural behavior), dan buku sebagai proses produksi
1
http://kamusbahasaindonesia.org/
-7-
- 8 - Tinjauan Literatur
budaya.
2
Ignas lebih jauh menjelaskan bahwa sebagai sebagai produk budaya
buku adalah benda yang menjadi perwujudan fisik dari pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia. Sebagai kebudayaan fisik dan dalam kedudukannya sebagai artifak buku merupakan benda fisik yang telah berdiri sendiri. Buku merupakan suatu karya yang selesai, obyektif dan fixed. Ia tidak lagi tergantung pada pengarangnya, dan ia telah membuka diri untuk digunakan oleh orang lain yang mungkin saja memiliki pengertian dan maksud yang berbeda bahkan bertentangan dengan maksud si penulis buku tersebut. Dan sebagai tingkah laku budaya buku dilihat baik dari sudut pembaca maupun penulisnya, dalam hal ini pembaca akan mencari informasi atau menambah pengetahuan ataupun mencari hiburan dengan cara membaca buku. Sebagai proses produksi budaya, maka menulis buku berarti membekukan dan membakukan pikiran dan perasaan secara fisik dalam aksara. Dengan menulis buku melalui fiksasi fisik oleh aksara maka wacana lisan dibuat tidak lagi berubah, apa yang sudah tertulis tidak akan hilang lagi. Berkat tulisan maka karya-karya bahasa menjadi sama mandirinya dengan sebuah hasil pahatan.3 Jika dilihat dari format atau bentuk fisiknya maka buku pada mulanya terbit dalam bentuk tercetak (printed) tetapi pada perkembangannya kemudian ada buku yang terbit dalam format lain misalnya dalam bentuk mikro dan ada juga dalam bentuk elektronik. Buku dalam format tercetak sudah mulai berkembang pesat sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guternburgh yakni sekitar tahun 1450 M. Selama berpuluh-puluh tahun buku cetak ini menjadi bentuk buku yang paling banyak diproduksi bahkan hingga saat ini ketika teknologi informasi sudah sedemikian canggih dan industri penerbitan banyak beralih ke bentuk digital, bentuk buku cetak tetap masih banyak terbit dan diminati oleh masyarakat pembaca. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dan kelebihan dari buku cetak itu sendiri, diantranya ia tidak lagi membutuhkan energi listrik untuk dimanfaatkan atau dibaca; tidak lagi perlu layanan purna jual seperti pemeliharaan koneksi jaringan akses internet, seperti yang terjadi pada buku elekttronik (e-book).
2
Ignas Kleden, Buku di Indonbesia: Perspektif Ekonomi Politik tentang Kebudayaan, dalam Buku dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor 1999: 22
3
Ibid, Kleden, hal. 23-68
-8-
- 9 - Tinjauan Literatur
Adapun jika dilihat dari segi isi atau konten informasinya serta sistematika penyajiannya maka buku dapat dikategorikan menjadi monograf, buku referens, dan buku seri. Monograf adalah buku yang terbit tunggal, dan ia membahas satu topik khusus bidang ilmu pengetahuan secara tuntas. Yang tergolong jenis buku ini diantaranya adalah buku teks (textbook). Adapun buku seri adalah buku yang membahas suatu bidang ilmu tertentu tetapi diterbitkan secara berseri di mana antara satu seri dan seri yang lain berkaitan. Buku seri ini biasanya memiliki satu judul kumulatif dan tiap seri memiliki judul masing-masing.
B. Buku Referens Bentuk buku bermacam-macam ada yang dinamakan monograf, ada yang dinamakan seri monograf, dan ada buku referens, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut akan dibahas seputar buku refrens.
1. Pengertian Referens Disamping buku monograf dan buku seri, masih ada satu lagi jenis buku yaitu yang dikenal sebagai buku referens. Secara lughawi banyak kata-kata bermiripan yang menjadi arti dari istilah referens. Istilah referens ini berasal dari bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja (verb), „refer [+ to]‟, yang berarti menunjuk, berkenaan, mengenai, atau mengarahkan.4 Sumber lain menerangkan dengan arti „menyebutkan‟, „mengarahkan dengan menyebutkan‟, „memiliki sumber informasi, atau untuk dikonsultasikan‟. „to direct attention to something by mentioning it‟, ... to have resoruce to some thing; to consult it‟5 . Sementara istilah referensi adalah bentuk kata benda (noun). Seperti kata kerjanya, Istilah referensi juga memiliki beberapa penjelasan arti yang bervariasi dan bermiripan, yang salah satunya lebih tepat dalam bahasan ini adalah sebagai sumber informasi
4
John M. Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1975. Hal. 472. 5 Robert Allen (ed). The New Penguin English Dictionary. New York: Penguin Books, p. 1174.
-9-
- 10 - Tinjauan Literatur
dimana pencari informasi dapat merujuk kepadanya, „ a source of information, e.g. a book or passage, to which a reader or inquirer is referred.‟6. Jadi buku referens adalah buku yang memiliki karakteristik berbeda dengan buku teks (monograf) maupun buku seri. Diantara karakteristik tersebut adalah: a. Buku referens secara umum dibuat bukan untuk dibaca secara keseluruhan, hanya tetapi digunakan atau dibaca bagian-bagian tertentu saja sesuai kebutuhan si pembaca b. Susunan buku referens biasanya alfabetis atau susunan lain yang berbeda dengan susunan monograf ataupun buku seri c. Buku referens terutama ensiklopedi umumnya disusun oleh lebih dari satu orang pengarang. Biasanya satu artikel atau satu pembahasan di dalam sebuah esniklopedi ditulis oleh satu orang, sehingga semakin banyak artikel semakin banyak penulisnya. d. Buku referens biasanya dicetak dalam format tebal bahkan seringkali berjilid.
2. Jenis Buku Referens Koleksi referens merupakan sekumpulan sumber informasi baik berbentuk tercetak maupun elektronik. Dalam bahasan ini lebih diutamakan penjelasan tentang koleksi referensi dalam bentuk tercetak. Koleksi referensi merupakan bahan-bahan pustaka yang biasanya dimiliki oleh perpustakaan ataupun di luar perpustakaan yang secara intelektual disusun dalam berbagai bentuk. Koleksi ini dipergunakan sebagai sumber tuntuk memperoleh informasi tertentu secara spesifik, tidak untuk dibaca secara keseluruhan, tetapi hanya dirujuk dan dibaca pada bagian-bagian (halaman) tertentu saja. Di dalam perpustakaan koleksi ini biasanya hanya boleh dibaca di tempat, tidak untuk dipinjamkan dibawa pulang. Terdapat beberapa jenis koleksi referens, yakni: 1) Ensiklopedi 2) Kamus 6
Ibid. Robert Allen. p. 1174.
- 10 -
- 11 - Tinjauan Literatur
3) Buku tahunan/ almanak 4) Buku direktori / petunjuk 5) Buku pegangan dan buku pedoman 6) Bibliografi 7) Indeks dan abstrak 8) Sumber-sumber ilmu bumi 9) Penerbitan pemerintah, dan 10) Sumber biografi. 7
Beragam jenis koleksi referens tersebut di atas memilki pengertian dan fungsi masing-masing yang bersifat khas, sebagai berikut: 1) Buku Ensiklopedia
merupakan salah satu jenis koleksi referens yang di
dalamnya terdiri dari himpunan ringkasan-ringkasan dari ilmu pengetahuan yang penting untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Setiap entri ringkasan ilmu pengetahuan tersebut disusun secara sistematis, baik secara alphabetis maupun dengan cara lain sehingga mudah unuk ditelusuri. Umumnya, koleksi ensiklopedia berfungsi
untuk menjawab pertanyaan
informasi apa, bagaimana, dimana dan mengapa, serta pertanyaanpertanyaan lain yang relevan. 2) Buku kamus merupakan salah satu jenis koleksi referens yang berisi daftar kata-kata atau istilah-istilah (terminologi) dalam suatu bahasa atau suatu subject tertentu yang disusun secara sistematis, biasanya secara alphabetis. Kamus biasanya memberikan definisi atau keterangan arti setiap istilah yang didaftar di dalamnya dan juga memberikan kerangan bagaimana penggunaan setiap istilah / kata tersebut. 3) Buku direktori (petunjuk) adalah merupakan salah satu jenis koleksi referens yang biasanya berisi daftar informasi secara lengkap tentang nama-nama, alamat, nomor kontak dsb. dari para tokoh masyarakat, badan-badan usaha, lembaga-lembaga, atau berbagai unit profesi lain. 7
Amin Abdullah. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan. UIN SUKA FAH IPI, 2007. Hal.
227.
- 11 -
- 12 - Tinjauan Literatur
4) Buku pedoman (manual) atau buku pegangan (handbook), merupakan salah satu jenis terbitan koleksi referens yang pada umumnya memuat informasi berupa keterangan-keterangan tentang suatu bidang tertentu atau beberapa bidang, yang disajikan secara ringkas dalam bentuk yang praktis dan padat. Kedua model buku ini serupa tetapi ada sedikit perbedaan, terkadang orang sulit menemukan hal-hal yang membedakannya. Buku pegangan merupakan sumber referensi singkat, isinya meliputi berbagai macam data, sedangkan buku pedoman memuat petunjuk mengenai bagaimana melakukan sesuatu, kemana dan apa yang harus dikerjakan. 8 Handbook memberikan informasi tentang nasehat-nasehat atau instruksi-instruksi berkenaan dengan bagaimana mengerjakan tugas-tugas yang bersifat praktis. Sementara manual merupakan sebuah buku yang membicarakan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu atau bagaimana suatu [alat] bekerja dalam sistem kerja mesin. Bisa juga berupa instruksi-instruksi. 9 5) Buku bibliografi merupakan salah satu jenis koleksi referens yang biasanya berisi suatu daftar terbitan bahan pustaka baik dalam bentuk buku maupaun dalam bentuk yang lain. menurut macamnya bibliografi dapat memuat daftar terbitan dalam berbagai subject atau terbatas dalam satu subject tertentu. Adakalanya bibliografi juga menunjukkan atau memberikan uraian singkat mengenai informasi sumbject terkait. 6) Buku tahunan adalah salah satu jenis koleksi referens yang sifatnya terbit secara tahunan. Koleksi ini sering juga disebut dengan almanak.
Karena
sifatnya yang demikian buku ini biasanya mengulas kejadian-kejadian atau perkembangan peristiwa yang terjadi dalam satu tahun yang bersangkutan. Pada umumnya data dan informasi yang dibahas di dalamnya disusun dan disajikan dalam bentuk laporan dengan tampilan model statistik sehingga data di dalamnya mudah untuk ditelusur dan diidentifikasi.
8
Ibid. Amin Abdullah hal 231. Harper Collin. Collin Cobuild Student‟s Dictionary. Harper Collin Publisher: 2002. p. 315 dan 422. 9
- 12 -
- 13 - Tinjauan Literatur
7) Buku biografi, adalah merupakan salah satu jenis koleksi referens yang secara khusus berbicara tentang seseorang sebagai tokoh [agama, negara atau mayarakat] atau beberapa orang terkenal dari suatu profesi tertentu yang informasinya berguna untuk menjawab berbagai pertanyaan berkenaan dengan hal-hal bersifat personal dan hal-hal lain terkait, seperti tanggal lahir, profesi, hoby, karya-karya yang dihasilkan, anggota keluarga dan sebagainya. 8) Buku indeks dan abstract merupakan salah satu jenis koleksi referens yang di dalamnya memuat tentang deskripsi informasi terkait dengan sebuah karya ilmiah atau dokumen tertentu. Indeks memberikan keterangan yang dapat menunjukkan dimana informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan dari sumber dokumen
terkait.
Sementara
abstract
merupakan
perluasan
dan
pengembangan dari indeks yang dapat memberikan data informatif secara lebih mendalam berupa sari karangan karya yang terindeks yang secara khusus menunjukkan dan menegaskan kandungan isi menurut subjectnya. 9) Sumber geografi merupakan salah satu jenis koleksi referens yang di dalamnya memuat berbagai informasi berkenaan dengan ilmu bumi yang dapat memberikan keterangan mengenai lokasi tempat (e.g. jalan raya, gunung, sungai, laut), batas-batas wilayah atau negara, dan sebagainya. Koleksi ini juga dapat berisi informasi menurut pembatasan bidang tertentu terkait dengan ragam peristiwa atau potensi wilayah secara ekonomi, perdagangan, politiks dan sebagainya. Sumber geografi saat ini juga sudah banyak tersedia dalam bentuk elektronik. 10) Terbitan pemerintah, merupakan karya terbitan yang dibiayai dan dihasilkan oleh lembaga-lembaga negara atau badan-badan pemerintah baik diterbitkan secara mandiri maupun bekerjasama dengan lembaga swasta. Melihat dari sifatnya biasanya koleksi yang bersangkutan memuat aturan-aturan atau urusan-urusan berkenaan dengan persoalan pemerintahan, sumber-sumber hukum dan administrasi formal. Sebagian terbitan pemerintah juga berisi tentang informasi berkaitan dengan sumber-sumber data dalam bentuk statistik.
- 13 -
- 14 - Tinjauan Literatur
3. Menilai Buku Referens Buku-buku referens yang akan diterbitkan hendaknya memperhatikan faktor-faktor terkait agar koleksi tersebut dapat lebih berkualitas dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna, memberikan kemudahan dalam penggunaan dan menarik minat pembaca. Kualitas koleksi referens juga akan berpengaruh terhadap harga atau nilai jual buku yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai koleksi referens adalah sebagai berikut: 1. Otoritas. Perlu ditinjau apakah pengarang buku itu seorang yang ahli
dalam bidangnya (yang dicakup dalam buku itu); dan apakah ia seorang yang sudah berpengalaman. Selain pengarangnya, penerbit buku itu apakah mempunyai reputasi yang baik karena hal itu berkaitan dengan mutu terbitan. 2. Ruang lingkup (cakupan). Cakupan buku perlu mendapat perhatian, sampai sejauh mana ruang lingkup subject yang dicakup dalam buku itu dan apakah masih up to date. 3. Ditujukan untuk siapa. Buku itu disusun (dibuat) untuk siapa, tingkat pendidikan yang bagaimana, untuk golongan usia berapa, dan sebagainya. 4. Bentuk fisik dan susunan buku. Perlu diperhatikan bagaimana kualitas kertasnya dan penjilidannya yang akan mempengaruhi daya tahan fisik buku. Diperhatikan juga mengenai perwajahan atau ata letak buku (lay out): apakah disusun berabjad atau menurut topik subjeck tertentu, apakah dilengkapi dengan indeks atau tidak, serta bagimana susunan indeksnya. 10 Pendapat yang lain menambahkan bahwa evaluasi koleksi referens terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah evaluasi bahan-bahan sumber referns yang bersangkutan dan yang kedua adalah evaluasi koleksi referens secara keseluruhan. Tahap pertama mencakup evaluasi sumber yang berkaitan dengan: a. b. c. d. e. f. g. h.
Format : print/microform/electronic, phisical makeup, illustations. Scope: purpose, coverage, currency, Relation to similar works: uniqueness, spinoffs, new editions. Authority: authorship, publisher/sponsor, sources of information, Treatment: accuracy, objectivity, style/audiences, Arrangements: sequences and indexing Special fitures, Cost: price, licensing conditions. 11 10
Ibid. Amin Abdullah. 232. Richard E. Bopp. Reference and Information Services: an I introduction, 3ed. Colorado: Libraries unlimited. 2001, p. 313. 11
- 14 -
- 15 - Tinjauan Literatur
Sedangkan tahap kedua adalah evaluasi yang sifatnya berlangsung secara reguler dan berkelanjutan untuk menciptakan koleksi referens tetap dalam kondisi lebih berkualalitas. Evaluasi ini dilakukan dengan melihat beberapa faktor, yakni: a) apakah sumber-sumber yang tersedia up to date; b) apakah bahan-bahan referens yang ada bermanfaat; dan c) apakah sumber-sumber tersebut terdapat dalam standar daftar bibliografi referens. 12 Bila demikian, maka evaluasi pada tahap ini dapat dilakukan pada saat seleksi dan deseleksi koleksi referens.
4.
Koleksi Referens Ke-Islaman Mengacu pada pembahasan tersebut di atas tentang jenis-jenis koleksi
referens, maka yang dimaksud buku referens bidang kajian ke-Islaman adalah buku-buku referens yang memang berisi informasi mengenai subjek-subjek atau topik-topik pembahasan kajian bidang ke-Islaman mulai dari kajian Islam (secara umum), kajian Al-Qur‟an dan Hadis, topic terkait bidang akidah dan ilmu kalam, kajian hukun Islam, kajian sejarah Islam, hingga kajian-kajian lain yang terkait dengan tema ke-Islaman. Mengacu pada klasifikasi ilmu-ilmu bidang kajian Islam yang termaktub dalam Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC Seksi Islam yang diterbitkan oleh Puslitbang Lektur Keagamaan Departemen Agama RI tahun , maka yang dimaksud dengan buku-buku Islam adalah buku-buku yang berisi tentang subjek-subjek ke-Islaman yang terdiri dari sepuluh kelas besar berikut: a). Studi Islam (umum), b). Al-Qur‟an, tafsir, dan ilmu yang berkaitan, c). Hadits dan ilmu yang berkaitan, d). Aqaid dan Ilmu Kalam (Teologi Islam), e). Fikih dan Hukum Islam, f). Akhlak dan Tasawuf, 12
Ibid. Richard. P. 249.
- 15 -
- 16 - Tinjauan Literatur
g). Sosial dan Budaya Islam, h). Filsafat dan Perkembangan i). Aliran dan Sekte Islam, j). Sejarah Islam dan Biografi.
Dengan demikian maka yang dimaksud dengan buku referens Islam adalah buku-buku referens yang mengandung satu dianatar tema-tema tersebut diatas atau paduan dari dua tema atau lebih. Adapaun dari segi bentuk atau formatnya maka buku referens Islam tersebut bisa meliputi seluruh bentuk buku referens, apakah ensiklopedi (misalnya: Ensiklopedi Tematis Dunia Islam), kamus (misalnya: Kamus Al-Qur‟an), buku tahunan/almanak, buku direktori/petunjuk, buku pegangan dan buku pedoman, bibliografi, indeks dan abstrak (missal: Indeks Ayat-ayat Al-Qur‟an), sumbersumber ilmu bumi, dan, Sumber biografi (misalnya: Para Penulis Hadis Nabi), atlas (misalnya: Atlas Perjalanan Rasul), dan lain sebagainya.
C. Industri Penerbitan Buku Secara umum Giles Clark (1995) membagi dua macam penerbitan buku yaitu consumer book publishing dan non-cunsomer book publishing. Dalam dunia bisnis, menerbitkan buku berbeda dengan menerbitkan koran dan majalah, karena penerbitan buku lebih bersifat komersil untuk mencari laba dan mendapatkan keuntungan dari proses penciptaan dan pemasaran setiap hasil karya tersebut. “to publish‟ is commonly defined as „to make public‟. Here we are concerned predominanly with the work of commercial book publishing as distinct from that of news paper and magazine‟. 13 Penerbitan buku, sebagai industri jangka panjang, memiliki sistem jaringan distribusi yang mana setiap produk karyanya dapat disalurkan, dijual dan diawasi. Namun demikian penerbitan buku dihadapkan pada tantangan yang lain yang menyita banyak perhatian masyarakat seperti industri hiburan, beragam 13
Giles Clark,. Inside Book Publishing,2nd ed. New York: Routledge, 1996. h. 2
- 16 -
- 17 - Tinjauan Literatur
sumber informasi dan sumber belajar [online] yang telah mengambil peran besar sekarang ini dalam bentuk multimedia. Karena itu, penebit termasuk mereka yang bergelut dalam penerbitan buku referens Islam perlu tetap memilki sikap optimis. 1. Sikap Optimis Dalam bisnis penertbitan selalu ada resiko yang harus diambil atau dihadapi.
Disamping menghadapi beberapa kemungkinan kegagalan atau
kesalahan-kesalahan, penerbit semestinya selalu bersikap optimis untuk selalu mencari peluang dan berupaya menemukan cara-cara tertentu untuk memperoleh kesuksesan. Karenanya keuntungan di waktu-waktu mendatang akan selalu diharapkan memberi hasil lebih baik daripada mengingat dan melewati kerugian atau kegagalan di masa-masa lalu. Terlebih lagi bila memperhatikan kehidupan busnis penerbitan dalam berbgai subjectnya senantiasa dihadapkan pada kompetisi yang ketat baik dalam proses penciptaan dan pemasaran dari beragam product koleksi buku tercetak, tentunya termasuk buku-buku yang tergolong pada koleksi referensi keislaman. 14 Penerbitan melibatkan banyak orang dengan beragam keahlian. Penerbitan memberikan kesempatan kepada para individu atau pribadi-pribadi untuk berkreatifitas dan berkarya secara ilmiah dan bertanggung jawab untuk masyarakat luas. Tugas-tugas kerja penerbitan mengalir secara sistematis. Namun ada saja kemungkinan berubah rencana dan tugas-tugas terkait di awal-awal proses penerbitan. Bisa saja suatu cakupan kerja cabang penerbitan berubah dan berkembang dari free-lance menjadi semi perusahaan kecil atau bahkan dapat menjadi perusahaan penerbitan besar yang selah-oleh seperti kerajaan, karena karena banyaknya divisi dan keterlibatan kerja di dalamnya. Pekerjaan seperti itu membutuhkan keahlian dan ketrampilan manajemen yang tidak sederhana yang selalu berusuran dengan biaya-biaya dan ciri-ciri khusus model atau bentuk produk yang dihasilkan. Keterampilan, ide-ide pikiran dan gagasan segar selalu dikomunikasikan secara efektif pada organisasi semacam itu.
14
Giles Clark,. Inside Book Publishing,2nd ed. New York: Routledge, 1996. h. 1
- 17 -
- 18 - Tinjauan Literatur
2. Prospect Karyawan Bekerja di dunia penerbitan hampir selalu diawali dnegan pembayaran yang relatif rendah. Para setaff karyawan bekerja lebih giat dengan jam kerja yang panjang. Sementara itu karyawan senior memperoleh penghasilan atau gaji besar yang lebih menarik dan lebih modis. Bahkan di beberapa perusahaan semacam itu terasa agak kurang aman untuk dapat bekerja dalam jangka panjang dan nyaman. Hal ini karena terdapat kompetisi yang ketat dan intensif di antara mereka untuk mengamankan posisinya bahkan bagi para karyawan junior sekalipun. Sehingga selama masa kerja banyak karyawan yang terpaksa menikmati bekerja hanya pada satu jenis pekerjaan saja yang terus menerus digelutinya. Hal-hal yang menarik untuk ditekuni dn dilanjutkan diantaranya terletak pada kesukaan atau kesenangan untuk dapat memberikan pelyanan hiburan kepada masyarakat, dapat memberikan kebutuhan pendidikan dan informasi serta kadang-kadang dapt memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan-perubahan karakter dan keahlian individu di masa mendatang, seperti membentuk dan menciptakan bakat keahlian penulis yang bermanfaat dalam meciptakan product karya untuk sasaran pasar yang baru. Oleh karena itu, penerbit selalu terus menerus berurusan dengan penciptaan karya-karya baru yang masing-masing diarahkan yang membawa tantangan dalam penciptaan dan pemasaranya kepada audien segmen tertentu. Semua tugas-tugasnya meliputi kegiatan rutin dan bahkan juga pekerjaan-pekerjaan yang membosankan. Setiap penciptaan buku membawa problemnya masing-masing untuk dapat diselesaikan. Maka untuk berhasil dengan baik melewati proses tersebut sangat tergantung kepada hubungan personal antar berbagai peran yang terlibat, meliputi para pengarang, para penyumbang gambar (ilustrator), para pencetak, para kolega dan juga para pelanggan (customer) sebagai pengguna potensial karya-karya yang akan diterbitkan. Penerbitan buku telah menarik minat para penulis / pengarang dari berbagai keahlian yang ingin mengkomunikasikan ide-ide gagasan mereka disamping untuk tujuan agar mereka juga dikenal dengan terbitnya karya-karya yang bersangkutan. Dalam hal ini penerbit tidak saja berperan sebagai - 18 -
- 19 - Tinjauan Literatur
penghubung antara penulis dan pembaca, tetapi mereka juga membayar atau memberi komisi para pengarang tersebut. memberikan otoritasnya dan memberikan nilai tambah pada setiap karya yang dihasilkan. Penerbit juga mendanai semua biaya duplikasi karya tersebut, mempromosikan dan juga menjualnya kemana saja yang mungkin dapat dilakukan. Dengan melakukan penerbitan atau pencetakan untuk mencapai tujuan tersebut penerbit melakukan banyak hal diantaranya adalah : a. Melakukan penelitian pemasaran, sehingga dengan penelitian itu dapat dibangun sepesialisasi dan beragam komunikasi sosial. b. Mencari pengarang yang berbbakat, kadang-kadang mereka juga diperebutkan oleh para penerbit yang lain. c. Mennyelaraskan ide-ide gagasan yang bisa dijual dengan pengarang ahli yang berkapasitas untuk menyelesaikan gagasan-gagasan tersebut. d. Menilai dan mempertimbangkan kualitas karya pengarang, biaya produksi dan prospek penjualan karya yang bersangkutan. e. Menentukan seberapa besar resiko yang akan terjadi dari proyek pencetakan suatu produk atau pencetakan naskah pengarang tertentu terhadap dana yang telah diinvestasikan. f. Melakukan editing dan desain buku-buku yang akan diterbitkan sehingga sesuai dengan keinginan pengarang atau kebutuhan pasar. g. Mengidentifikasi, mereview dan membiayai setiap unit pekerjaan penyedia percetakaan yang telah ikut menyelesaikan dan menyempurnakan produk buku. h. Membangun jaringan penjualan di tingkat nasional dan internasional. i. Memproosikan dan mempubliksikan buku-buku yang telah diterbitkan kepada para pengguna atau pembaca yang ditelah dituju, kepada media, dan untuk menghubungkannya dengan para penjual 9baik besar maupun kecil, baik di dalam maupun oleh perusahaan luar negeri) yang dapat menyalurkan penjualan produk buku dimaksud. j. Menjual atau mendistribusikan produk buku yang telah diterbitkan secara langsung kepada para penghubung (distributor). k. Menjaga ppersediaan judul-judul koleksi baru dengan jumlah banyak untuk antisipasi kecukupan kebutuhan para pelanggan. l. Memenuhi permintaan order, mendistibusikan produk buku yang dimaksud, dan mengumpulkan uang penjualan, membayar royalti kepada para pengarang atas karya yang telah terjual. 15
15
Ibid. p. 3
- 19 -
- 20 - Tinjauan Literatur
3. Sub Kontrak Dalam penerbitan sebuah naskah, ada kalanya penerbit kecil mengambil inisiatif untuk mendapatkan pekerjaan dari penerbit berskala besar. Pengambilalihan pekerjaan ini tidak semuanya selalu berjalan lancar dan memuaskan semua pihak. Ada kalanya mereka juga menghadapi resiko dampak negatif yang tidak bisa dihindarkan pada program kerjasama tersebut, antara lain bisa berupa pembatalan kontrak dengan pengarang, menumpuknya tugas kerja staff di penerbit yang bersangkutan dan dalam beberapa hal dapat terjadi hambatan pada program pencetakan naskah yang bersifat berkelanjutan. Pada sisi yang lain perusahaan penerbitan berskala kecil yang mengambil inisiatif sub kontrak dapat mengambil manfaat dari kolaboari tersebut, yang diantanya adalah kesempatan mereka untuk mendapatkan seluruh biaya proses penerbitan, supervisi manajemen dan jaringan pemasaran secara luas yang difasilitasi oleh perusahaan yang lebih besar. Beberapa pengarang juga bisa mendapat kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang meningkat dan royalti yang lebih tinggi sebagai hasil dari penjualan yang lebih luas berskala internasioal. Berbeda dengan perkembangan perusahaan industri pada umumnya dimana mereka lahir berawal dari sebuah perusahaan baru, perusahaan penerbitan dapat saja tumbuh berawal dengan modal investasi yang relatif kecil, seperti hanya dilengkapi dengan sebuah komputer. Pada umumnya, perushaan penerbitan cenderung berkembang menjadi lebih besar. Karenanya, penerbit bersekala kecil selalu mengambil kesempatan untuk melakukan inovasi, berimajinasi dan bertindak secara interprenership. Sehingga, mereka dapat saja bergerak semakin cepat dibandingkan perusahaan yang lebih besar yang sering terbebani dengan urusan birokrasi dan berbagai kendala lain yang kadang menjadi penghambat mereka untuk selalu responsif terhadap inovasi dan perubahan pasar yang semakin cepat. Penerbit-penerbit kecil cenderung berorientasi secara lebih spesifik terhadap buku-buku yang mereka ciptakan. Dengan sumber daya yang terbatas dan kesalahan margin yang relatif kecil, mereka bekerja keras untuk memilih, memproduksi dan memasarkan judul-judul karya yang mereka produksi secara berhati-hati terutama berkenaan - 20 -
- 21 - Tinjauan Literatur
dengan pengarang-pengarang yang sedang berkembang. Mereka dapat memberikan pelayanan lebih secara individual kepada para pengarang tersebut. 16
Biasanya, penerbit memberikan sebagian besar perhatian mereka kepada buku-
buku baru yang dianggap paling penting, khususnya koleksi baru yang utamanya ditujukan pada upaya –upaya penjualan dan pemasaran. Bisa jadi karangan buku yang dirangking rendah pada daftar terbitan penerbit berskala besar, mungkin akan lebih diutamakan bagi penerbit kecil.
4. Penerbitan Buku Referens Karya-karya rujukan, seperti peta, biografi, ensiklopedi dsb., dijual oleh berbagai macam penerbit baik mereka dari kelompok penyedia buku-buku yang bersifat umum maupun buku-buku yang bersifat profesional. Walaupun seringnya bersifat sementara, tetapi penerbitan buku referen biasanya untuk tujuan jangka panjang. Banyak karya refren seperti kamus membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan keseluruhan entri informasi yang disajikannya dan dapat melibatkan investasi yang sangat besar. Penerbitan referen paling mudah dalam penerapan teknologi baru dalam hal fasilitas pengembangan produk yang bersangkutan dan penerbitan sekelompok produk yang sama dalam format yang berbeda, misalnya dalam bentuk tercetak atau dalam bentuk CD-ROM dengan ukuran yang berbeda dan harga yang bervariasi di pasaran.
D. Sekilas Tentang Penerbitan Buku Islam Di Indonesia Di Indonesia penerbitan buku-buku bernuansa Islam telah dimulai sejak lama, ditandai dengan munculnya penerbit yang menerbitkan buku ke-Islaman. Sebagai contoh, pada tahun 1949 misalnya seorang imigran dari Hadrami bernama Baharthah telah mendirikan Penerbit Al-Ma‟arif, dengan Al-Qur‟an sebagai terbitan utamanya. Kemudian pada tahun 1951 berdiri pula Penerbit Bulan Bintang. Buku pertama yang diterbitkan oleh Bulan Bintang adalah berjudul Islam dan Sosialisme karya HOS. Tjokroaminoto. Bulan Bintang didirikan oleh Abdul Manaf Zamzami (beliau lebih dikenal sebagai Amelz). Pada perkembangannya 16
Ibid. p. 5
- 21 -
- 22 - Tinjauan Literatur
penerbit Bulan Bintang ini banyak menerbitkan buku-buku terjemahan dan juga menerbitkan karya-karya tokoh Islam nasional seperti Hasbi As-Shiddieqy, A. Hasjmy, Hamka, Syafruddin Prawiranegara, dll. Dalam perjalanannya, Bulan Bintang sempat menjadi penerbit Islam paling penting pada tahun 1960-an hingga 1970-an, tetapi kemudian pamornya mulai menurun pada tahun 1980-an.17 Penerbitan buku atau literatur ke-Islaman mulai menggeliat dan benarbenar bangkit kembali pada tahun 1980 an, diindikasikan dengan maraknya pertumbuhan
penerbit
buku-buku
bidang
ke-Islaman.
Diantara
faktor
pendorongnya adalah adanya kegairahan terhadap suasana ke Islaman yang tengah tumbuh subur di Indonesia pada masa itu. Gairah tersebut muncul antara lain dipicu oleh adanya isu kebangkitan Islam dan revolusi Islam Iran yang merupakan isu global umat Islam waktu itu. Kegairahan tersebut tampak jelas pada dinamika umat Islam Indonesia yang diwarnai oleh meningkatnya aktivitas generasi muda di masjid-masjid kampus seperti di Masjid Salman (ITB), Masjid Arief Rahman Hakim (UI), Masjid Al-Ghifari (IPB) dan Jemaah Shalahuddin (IPB). Maka pada periode ini sejumlah penerbit buku Islam lahir dalam rangka memenuhi kebutuhan bacaan bagi generasi baru Islam tersebut. Diantara sekian banyak penerbit Islam yang ada, empat diantaranya lahir dari sana, yaitu Pustaka Salman (1980), Shalahuddin Press (1983), Mizan (1983), dan Gema Insani Press (1986). 18 Dengan adanya penerbit-penerbit buku Islam tersebut maka kemudian terbitlah
berbagai buku Islam dengan topik-topik yang jauh lebih bervariasi
seperti buku pemikiran dan politik Islam, ekonomi Islam, seni dan budaya Islam, filsafat Islam, dan sebagainya. Mizan adalah salah satu contoh dari penerbit yang memiliki ciri khas dalam penerbitan mengenai pemikiran-pemikiran Islam tersebut. Disamping itu terjadi juga kemajuan dalam hal penyajian informasi (content) maupun artistiknya. Beberapa penulis yang muncul pada tahun-tahun tersebut diantaranya adalah M. Amin Rais, Nurcholis Madjid, AM. Saefuddin, Jalaluddin Rahmat, Kuntowijoyo, Harun Nasution, M. Dawam Rahardjo, serta M. 17
Putut Wijanarko. Kebangkitan Generasi Baru: Penerbitan Buku Islam dan Masyarakat Islam Indonesia dalam “20 Tahun Madzhab Mizan 1983-2003”. Bandung: Mizan,2003, h. 2021.
18
Ibid, Wijanarko, h. 20.
- 22 -
- 23 - Tinjauan Literatur
Quraish Shihab, dan lain-lain. Maka pada dekade 1980 an ini toko-toko buku seperti Gramedia dan Gunung Agung menyediakan tempat yang cukup besar bagi buku-buku Islam. Pada perkembangan selanjutnya Mizan dan Gema Insani Press berhasil menjadi dua penerbit buku Islam yang besar. Sementara Pustaka Salman yang telah menerjemahkan berbagai karya penting Fazlur Rahman (tokoh neomodernis Islam asal Pakistan), dan karya Edward Said “Orientalisme”, kondisinya telah merosot sejak tahun 1990an. Bahkan Shalahuddin Press yang diprakarsai oleh para mahasiswa UGM yang sangat aktif dan dinamis, telah berhenti menerbitkan buku pada tahun 1988-1989 diperkirakan akibat masalah manajerial.19 Berbicara tentang penerbitan buku-buku ke-Islaman di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari bahasan mengenai kondisi penerbitan di Indonesia pada umumnya. Seperti diketahui bahwa buku merupakan produk penerbitan yang paling luas dikenal. Buku memiliki posisi strategis dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Alfons Taryadi (1999: 97) mengemukakan bahwa penerbitan buku di Indonesia sudah dikenal sejak awal abad 19 tetapi produksi buku secara nasional di Indonesia rata-rata hanya sekitar 4.000 judul baru pertahun. Jumlah tersebut bila dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta tentu saja sangat tidak memadai. Peta lokasi persebaran penerbitan buku di Indonesia tersebut di atas juga tidak merata, paling banyak berada di Jawa (92,96%) dan itupun terkonsentrasi di Jakarta (51,26%). Selanjutnya 7,07% berada di Sumatera, 5.6% di Kalimantan, dan sisanya tersebar di beberapa daerah seperti Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jika dilihat dari jenis produknya diketahui bahwa sebagian besar anggota IKAPI (40%) menerbitkan buku-buku teks, 20% buku anak, 10% menerbitkan buku sekolah dan anak, sisanya 30% menerbitkan segala jenis terbitan bacaan dewasa.20
19
Ibid. Wijanarko,h.23
20
Sitepu, 1996, h.33
- 23 -
- 24 - Tinjauan Literatur
Kehadiran siaran televisi menjadi pesaing yang semakin memperrburuk kondisi perbukuan di Indonesia karena membuat masyarakat semakin lebih gemar menonton daripada membaca. Selain adanya pesaing tersebut problema yang dihadapi oleh dunia penerbitan Indonesia menurut sejumlah pengamat adalah kekurangan modal, kertas, staf professional, naskah, distribusi, promosi, informasi tentang buku, serta profesionalisme di segala bidang pekerjaan penerbitan. Disamping itu harga buku juga mahal dan fluktuatif, sementara pembajakan buku juga merajalela. Krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi sejak 1997 juga menyebabkan penerbitan Indonesia merosot tajam diperkirakan hingga 40%. Dalam konggres IKAPI XIV pada September 1998 dilaporkan bahwa 90% anggota IKAPI mengurangi produksinya secara drastis atau bahkan berhenti berproduksi sama sekali. Penyebabnya adalah naiknya harga bahan baku seperti kertas, film dan plate yang harganya melonjak tajam hingga di atas puluhan kali lipat.21 Di tengah kondisi yang seperti itu ternyata penerbitan buku-buku keIslaman tetap berjalan, bahkan memasuki tahun 1990-an penerbitan buku Islam terus mengalami peningkatan, hal tersebut dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah buku Islam secara signifikan dalam pameran-pameran buku yang diselenggarakan di Indonesia. Bahkan pada tahun 2000 hingga 2003 telah diselenggarakan pameran khusus buku Islam, yaitu Pameran Buku Islam yang digelar oleh Ikatan Penerbit Indonesia Cabang Jakarta (IKAPI Jaya) dan Pameran Buku Plus yang diadakan IKAPI Jawa Barat pada Oktober 2003. Pada pameran tahun 2002 diikuti oleh 24 penerbit yang memproduksi buku-buku Islam, dan pada Gelar akbar 2nd Islamic Book Fair 1424/2003 di Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta pada 7-16 Maret 2003 jumlah pesertanya meningkat dua kali lipat hingga mencapai 48 penerbit. Bukti lain ialah data IKAPI periode 2000 hingga 2003 yang mencatat bahwa lebih dari 20 penerbit buku Islam baru yang tergabung menjadi anggota IKAPI, sedangkan pada periode 1981 hingga 1989 yang hanya
21
Alfon Taryadi. Buku Dalam Indonesia Baru. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia dan Japan Foundataion, 1999, hal.103
- 24 -
- 25 - Tinjauan Literatur
enam penerbit saja. Jumlah tersebut belum termasuk penerbit yang tidak menjadi anggota IKAPI22 Islam IKAPI Cabang DKI Jakarta, disebutkan bahwa pada akhir 2002, anggota IKAPI mencapai 515 penerbit: 80% adalah penerbit lama yang akhirnya tahan dari krisis dan 20% adalah penerbit baru. Di tahun ini pula (2003) tercatat perkembangan yang cukup menarik dari anggota IKAPI, yakni mayoritas dari anggota (48%) adalah penerbit buku agama dan umum, 21% penerbit buku anak dan remaja, 7% penerbit buku perguruan tinggi, dan 24% penerbit buku pelajaran.23 Peningkatan jumlah penerbit buk Islam tentu telah berperan dalam memperkaya literatur ke-Islaman di Indonesia.baik berupa buku-buku terjemahan maupun karya-karya asli para penulis Indonesia sendiri. Dengan demikian maka khazanah intelektual muslim khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya pun mengalami peningkatan yang signifikan. Pada awalnya penerbitan buku ke-Islaman di Indonesia lebih didominasi buku-buku monograf, tetapi kemudian pada perkembangannya muncul pula penerbitan buku-buku referens baik berupa ensiklopedi, indeks, kamus, maupun bentuk buku referens lainnya. Salah satu penerbit yang sangat terkenal sebagai penghasil buku referens adalah Ikhtiar Baru Van Hoeve. Pada awalnya Ichtiar Baru van Hoeve menerbitkan buku-buku referens bidang kajian ilmu umum yang tidak berkaitan dengan nuansa ke-Islaman. Namun pada tahun 90 an penerbit ini mulai menerbitkan buku referens bernuansa Islami. Buku Ensiklopedi Islam adalah ensiklopedi bidang ke-Islaman yang pertama diterbitkannya. Kemudian terbit pula Ensiklopedi Hukum Islam, lalu terbit pula Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Buku-buku tersebut menjadi buku-buku referens yang booming di pasaran dan sempat naik cetak berulangkali. Pada periode berikutnya tidak hanya Ichtiar Baru Van Hoeve saja yang menerbitkan buku referens, tetapi lahir beberapa penerbit yang menerbitkan buku referens Islam di Indonesia dan jumlah buku referens yang diterbitkan juga 22
Kompas, 2003: 15 Nopember, hal. 40 Lihat “Kata Pengantar” dari Buku Panduan 2nd Islamic Book Fair 1424/2003 yang diterbitkan Pokja Buku Islam IKAPI Cabang Jakarta.
23
- 25 -
- 26 - Tinjauan Literatur
meningkat dan dengan tema yang lebih bervariasi. Diantara penerbit-penerbit tersebut adalah Almahira (berdiri resmi pada tahun 2006), Lentera Abadi, Kamil Pustaka (berdiri pada akhir tahun 2012), Kharismu Ilmu dan lain sebagainya. Dilihat dari buku-buku yang diterbitkannya, penerbit Almahira merupakan penerbit yang dapat dikatakan benar-benar konsisten menerbitkan buku Islam dalam format referens, dan kebanyakan buku tersebut merupakan karya terjemahan dari buku asli berbahasa Arab. Adapun Lentera Abadi sebenarnya lebih banyak menerbitkan buku-buku referens dalam bidang ilmu umum bahkan banyak diantaranya adalah karya terejemahan, tetapi penerbit ini juga tertarik dan telah menerbitkan tidak kurang dari sepuluh judul buku referens Islam. Dan Kamil Pustaka dapat dikatakan sebagai penerbit termuda karena usianya baru menginjak dua tahun, yang berusaha turut berkiprah dalam syiar Islam melalui penerbitan buku-buku referens ke-Islaman khususnya buku referens yang terkait dengan AlQur‟an dan Hadis. Penerbit Kamil Pustaka baru menerbitkan dua judul, yaitu pertama, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadis, dan yang kedua adalah Tafsir Tematik (sebenarnya ini terbitan Kementrian Agama), sedangkan yang sudah direncanakan akan terbit adalah Ensiklopedi Sains Islami.
E. Faktor Pendorong Penerbitan Buku Referens Seperti diketahui bahwa penerbitan suatu buku tentu dipengaruhi atau dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi atau bisnis. Saat ini penerbitan merupakan bisnis yang besar dan berkembang terusmenerus. Tetapi bisnis bukan merupakan satu-satunya faktor bagi penerbitan tersebut, ada faktor lain yang bisa jadi lebih berperan terutama terkait dengan penerbitan buku referens mengingat jenis buku ini memerlukan biaya produksi yang tinggi tetapi tingkat penjualan yang relatif berbeda dengan monograf. Aspek ekonomi-bisnis sudah menjadi alasan utama dan lazim berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan eksistensi penerbitan beragam koleksi buku yang boleh jadi termasuk koleksi referensi ke-Islaman. Sedangkan aspek ideologis juga dapat menjadi alasan utama para penerbit untuk menerbitkan koleksi referensi Islam. Sudut pandang ini dapat berupa prinsip-prinsip atau keyakinan - 26 -
- 27 - Tinjauan Literatur
yang dijadikan pedoman dalam setiap upaya penerbitan koleksi referens oleh para penerbit yang bersangkutan. Boleh jadi prinsip tersebut berakar dan berwujud seperti semangat keagamaan – dimana gagasan, sikap dan corak karya merukapan bagian cita-cita dan amal perbuatan sesuai dengan keyakinannya; semangat kebangsaan (nasionalisme)-dimana penertbit merasa ikut bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa; atau alasan idealism yang lain. Halid mengemukakan bahwa ada banyak motif yang melatari lahirnya sebuah penerbitan buku, antara lain: motivasi keilmuan, bisnis, pengurangan angka pengangguran karena di dalamnya menyerap tenaga kerja, jalinan persahabatan dengan khayalak, dan sebagainya. Khusus untuk penerbit buku-buku keislaman, motif itu juga perlu ditambah dengan upaya penyebaran dakwah dan transformasi nilai-nilai dan ajaran-ajaran keagamaan (Islam) di tengah-tengah masyarakat (khususnya komunitas Muslim).24 Namun demikian, masih juga terdapat aspek-aspek atau faktor-faktor lain yang menjadi pendorong kemajuan dan kemunduran penerbitan jenis koleksi terkait. Upaya pengungkapan fenomena ini dapat dilakukan dengan penelitian kualitatif untuk mengetahui motif perkembangan penerbitan koleksi referensi keIslaman yang sebenarnya terjadi dengan mencari dan menemukan data yang relevan, valid dan realiable dari sumber-sumber yang ditentukan.
1. Ekonomi Menerbitkan buku merupakan usaha penanaman investasi dalam bisnis perbukuan yang membutuhkan perhitungan yang matang yang dilakukan oleh para penerbit. Mereka adalah orang yang mengeluarkan dana untuk membiayasi semua proses dan tahapan dalam kegiatan pendjilidan. Penerbit membiayai pengarang atau penterjemah yang telah berkontribusi terhadap keberadaan dan kesiapan naskah. Mereka juga membayar para penyunting atau editor yang telah berusaha menyemprnakan dari kekurangan-dan kesaahan stiap naskah yang akan 24
Halid dan Zubair, Peranan Penerbit dalam Transformasi Intelektualisme Islam: Survei Terhadap Beberapa Penerbit Buku-Buku Islam Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian UIN Jakarta, 2003, h. 18
- 27 -
- 28 - Tinjauan Literatur
diterbitkan. Penerbit juga tentunya membiayai proses pencetakan, termasuk membeli kertas dan tinta yang merupakan bahan utama habis pakai yang diperlukan dalam setiap penerbitan/pencetakan. Disamping mengeluarkan biaya produksi, penerbit juga membiayai proses distribusi, biaya promosi dan pemasaran kepada masyarakat pembaca. Penerbit selalu berharap mendapatkan uang lebih sebagai laba atau keuntungan dari penjualan melebihi ongkos yang dikeluarkan untuk biaya produksi dan pemasarannya tersebut. Kegiatan penerbitan terjalin sangat erat dengan perhatian dan kepentingan masyarakat. Dengan koleksi yang tersedia, karya-karya buku dapat menyentuh setiap aspek pengetahuan dalam masyarakat dan sering mampu menjangkau pemasaran yang luas secara nasional dan internasional. Tetapi seringnya penerbitpenerbit tersebut hanya mengkhususkan diri pada pemasaran beberapa jenis buku tertentu saja, sebagai sektor utamanya. Penerbit dan pengarang dapat memperoleh tambahan pendapatan dengan cara mengambil manfaat dari beragam hak jual yang memungkinan perusahaan-perusahaan di dalam maupun di luar negeri dapat memberdayakan karya tersebut dengan beragam cara, media dan bahasa yang berbeda-beda. Pada dasarnya keuntungan penerbitan terletak pada hak cipta (copyright) dan kreatifitas para pengarang. Penerbit menguasai aspek-aspek bisnis penerbitan tersebut dari kontrak dengan pengarang sampai dengan penyediaan gerai penjualan karya yang telah dihasilkan. Penerbit sangat memperhatikan pentingnya hak cipta tersebut dan dan mempertimbangkan setiap klausul hubungan yang terikat kontrak antara penerbit dan pengarang. Kebanyakan penerbit tidak menjual produk mereka secara langsung kepada para pembaca. Maka, para pelanggan utama penerbit adalah para distributor atau para penjual buku dan agen-agen lain yang berada pada sistem rantai penyediaan barang. Betapapun besarnya usaha penerbitan, kekuatannya terutama terletak pada para karyawan yang berkualitas. Mereka merupakan sekelompok individu yang bergabung dan secara ideal berbagi satu sama lain untuk mencapai tujuan dan nilai-nilai bersama. Mereka memiliki kommitment untuk menjadikan diri mereka - 28 -
- 29 - Tinjauan Literatur
sebagai unsur pokok pada bisnis penerbitan dan penjualan karya-karya buku dan informasi. Merekalah menciptakan stabilitas kepengarangan dan menjaga kekuatan kreatifitas yang berkembang semakin kuat dan semakin besar dari tahun ke tahun.
Kerananya, dalam dunia bisnis penerbitan merupakan peran yang
kompleks yang mengandalkan kreatifitas para penulis dan kontributor pada satu sisi dan terjalin dengan aspek ekonomi pada sisi yang lain. Dan karena kompleksitas kegiatannya, pelaksanaan penerbitan sebuah buku selalu menantang adanya gagasan-gagasan baru pada setiap tahapnya.
Penerbitan membutuhkan
fleksibilitas kerja dan perhatian serius pada hal-hal yang bersifat detail, disamping juga memerlukan banyak karyawan dan staff khusus baik pada tahap kegiatan editorial sampai dengan penjualan dan distribusi. Idealnya karyawan yang ada, secara keahlian mampu melakukan semua tugas-tugas yang telah dideskripsikan tetapi sangat jarang terdapat staff individu yang ahli dalam segala hal kegiatan dalam dunia penerbitan.
2. Over Production Ada kalanya dalam mencetak judul buku baru penerbit mengalami over produksi. Hal ini kadang juga dikeluhkan oleh karyawan dimana akibatnya banyak buku baru baik dari judul yang sama maupun dari judul-judul lain memerlukan ruang penyimpanan yang cukup besar. Setiap buku baru juga memerlukan ruang untuk iklan dan reklame baik yang bersifat fisik maupun virtual. Setiap judul buku baru juga menghendaki adanya ruang-ruang display di toko-toko buku (show room) yang tersedia. Padahal menerbitkan buku meskipun tidak terlalu banyak jumlah judulnya, kalau didesain dan disusun dengan lebih baik akan lebih menghasilkan pula. Sehinggga kreatifitas yang lebih berkualitas pada setiap karya penulisan buku akan berdampak pada perbaikan dan kemajuan ekonomi para pengarang dan penerbit yang bersangkutan. Untuk itu, penerbit dapat saja meminta editor untuk mengurangi jumlah judul naskah baru yang akan diterbitkan dengan catatan bahwa judul-judul yang bersangkutan telah direview secara kritis dan telah memperoleh pertimbangan matang berkenaan dengan kualitasnya secara keseluruhan sehingga kesalahan seminimal mungkin dapat - 29 -
- 30 - Tinjauan Literatur
dikurangi. Jika demikian, penerbit akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk meningkatkan rating penjualannya sekaligus menaikkan reputasinya dengan cara secara kritis mengurangi volume daftar judul naskah yang hendak diterbitkan setiap tahun. Tetapi boleh jadi selama dalam masa krisis beberapa penerbit mengurangi daftar terbitannya, dan mengklaim bahwa mereka sedang menaikkan tingkat penjuallannya. Sementara itu yang lain juga sebaliknya juga mengelurakan pernyataan yang kontroversial, dimana mereka terus memperluas judul-judl baru yang dihasilkan dan juga mengklaim bahwa mereka juga sedang meningkatkan share penjualan di pasar. Bagaimanapun, penerbit selalu berusaha untuk mendapatkan judul-judul baru, dan menemukan hal-hal apa yang menjadi minat utama dan kesukaan masyarakat, dan juga menjadi perhatian khusus secara profesional bagi para pembaca. Karena itu sering terjadi kompetisi atau persaingan antar penerbit pada setiap bidang keilmuan, sehingga dapat diyakini bahwa, produk karya judul-judul baru dan pilihan-pilihan pembaca akan terus meningkat setiap waktu.
3. Tantangan Penjualan Dalam memasarkan produk-produk barunya, masing-masing penerbit setiap tahun melakukan launching sejumlah besar judul-judul baru yang belum pernah diuji-cobakan atau ditestkan kepada masyarakat pelanggan pembaca. Hanya sedikit saja judul-judl buku baru yang telah melewati proses survey pemasaran ini di lapangan. Jadi, penerbitan itu sering menjadi sebuah keputusan kegiatan yang sangat beresiko. Seperti juga komoditas barang pada umumnya, setiap buku juga memerlukan persepsi dan pemahaman yang jelas tentang siapa masyarakat pembelinya dan apa keunggulan dan kebaikan produk karya tersebut sehingga tehnik pemasaran dapat mempertemukan keduanya. Namun juga berbeda dengan komoditas barang pada umumnya, tehnik penjualan barang pada umumnya tidak bisa sepenuhnya sesuai untuk pemasaran buku. Buku bukan merupakan kebutuhan pokok hidup seseorang seperti halnya sandang dan pangan. Pembaca biasanya membeli buku hanya dengan satu eksemplar saja, hanya sekali saja dan tidak berulang-ulang. Pembaca juga dihadapkan pada banyaknya pilihan - 30 -
- 31 - Tinjauan Literatur
yang harus dipertimbangkan untuk memperoleh satu item yang dinilainya sesuai benar dengan keinginan dan kebutuhan informasinya. Sementara itu buku dapat dipinjam secara gratis dari perpustakaan atau dari tempat-tempat lain. dan disinilah perpustakaan juga dikenal sebagai pembeli buku yang sangat aktif.
4. Proses Produksi Biasanya dibutuhkan waktu yang panjang untuk menerbitkan sebuah buku yang baik. Unqtuk menghasilkan buku melewati proses yang panjang dari evaluasi manuskript sampai dengan tercetaknya kopi duplikasi dari judul yang sama diperlukan kurang lebih 4 sampai 12 bulan atau lebih. Disamping itu masih diperlukan pula waktu yang cukup selanjutnya untuk melakukan promosi dan penjualan secara luas kepada masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan begini dapat diartikan bahwa sebenarnya biaya (modal uang) penerbit sementara itu tertanam atau masih tersangkut pada stok kopian duplikasi karya baru tersebut [sampai penjualan berhasi dilakukan.] Pada umumnya kembalinya modal penerbit dalam penyediaan stok produksi judul buku baru akan dapat terpenuhi setelah lebih dari satu tahun. Typically 20% of the titles account for 80 % of the revenue but the uncertainties of estimating demand make the success such a books intially difficult to determine. Secara khusus, 20 % [penjualan] judul buku baru tersebut merupakan 80 % keuntungan yang akan diperoleh dari penjualan buku-buku yang bersangkutan. Tetapi ketidak-pastian permintaan pasar yang tidak mudah diperkirakan menjadi hambatan untuk menentukan seberapa besar kesuksesan penerbitan dan penjualan buku baru dimaksud.25 Penerbit-penerbit yang dapat bertahan dan sejahtera pada saat-saat keadaan ekonomi membaik maupun pada saat-saat krisis adalah mereka yang dapat mengembangkan dan memelihara sekelompok judul-judul utama terbitan mereka yang dapat bertahan lama dan dapat memberikan keuntungan lumayan. Penerbit-penerbit ini tidak berlebihan percaya diri tetapi lebih berfokus pada penciptaan buku-buku yang berkualitas dan yang terbaik pada jenis bidangnya.
25
Ibid. Giles Clark. p. 8
- 31 -
- 32 - Tinjauan Literatur
Bagi mereka kualitas tersebut harus menjadi acuan setiap proses tahap penerbitan yang direfleksikan pada konsep, kandungan-isi (konten) dan proses produksinya. Setelah itu, mereka mengupayakan koleksi baru tersebut dapat disediakan pada saat dan dengan harga yang tepat, yang ditujukan kepada masyarakat pembaca yang telah ditetapkan. Kebanyakan buku baru yang bagus, menarik dan sukses adalah buku-buku yang tampil dengan perbedaan (exceptional) yang tidak berupa karya yang meniru-niru buku lain yang sudah ada.
5. Royalty Sebagian penerbit ada juga yang menggantungkan kehidupan ekonominya pada eksport, seperti misalnya mereka yang memperoleh tambahan royalti dari edisi terbitan dengan lisensi di luar negeri. Namun demikian, sering terjadi plagiasi hak cipta dan hak ekonomi pada terbitan karya buku, seperti karena duplikasi yang dilakukan dengan fotokopi dll. “third world piracy is a considerable threat and is the enemy of ... publishers, legitimate indeginous publishers, and author alike. The growth of the bulk photocopying industry, especially in the Midle East, and far east, hinder exports. 26 Pada umumnya royalty untuk pengarang dibayar hanya sekitar 10 % dari harga unit kopi yang telah diterbitkan atau lebih rendah dari itu. Padahal untuk menyelesaikan satu naskah karya tersebut memerlukan waktu yang sangat panjang. Hal ini dilakukan karena, karena apabila rolayti pengrang dibayarkan berdasarkan pada jem kerja yang digunakan pada penyusunan naskah tersebut penjualan judl buku baru akan sangat mahal. Dan pendapatan pengarang hanya dapat diberikan lewat penjualan setiap item unit kopi yang terjual, seperti halnya untuk penerbit. Proses yang dapat membuat buku menjadi tersedia di masyarakat terletak pada adanya jalinan interaksi dari berbagai perusahaan yang mempekerjakan para karyawan mereka dan mencoba untuk dapat menghasilkan keuntungan. Bagian besar dari irisan harga buku yang diterbitkan diperoleh pada bagian penjual ritail, sebagai pelanggan utama penerbit. Untuk memfasilitasi penjualan mereka 26
Ibid. Giles Clark. p. 9
- 32 -
- 33 - Tinjauan Literatur
menerima potongan discount harga buku dari 20 % sampai 50%. Sementara itu penerbit membayar para pencetak, para penyedia kertas dan biaya penyelesaian buku tersebut yang berkisar antara 12% - 20% dari harga penjualan oleh penerbit. Penerbit juga membayar royalti untuk para pengarang, gaji untuk para kontributor ilustrasi, dst., dan sisanya digunakan untuk membayar karyawan sendiri serta biaya operasionalnya. Disamping itu, penerbit sendiri juga mengambil resiko bilamana ada kekeliruan finansial pada setiap proyek penerbitan terkait.
F. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dengan tema yang sejenis atau setidaknya berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut; 1. Peranan Penerbit dalam Transformasi Intelektualisme Islam : Survei terhadap Beberapa Penerbit Buku-Buku Islam. Penelitian ini dilakukan oleh Khalid dan Zubair pada tahun 2003.
Penelitian ini lebih
memfokuskan pada peran penerbit dalam melakukan transformasi intelektual Islam di Indonesia. Adapun aspek yang diteliti diantaranya adalah faktor eksternal penerbitan buku Islam, kebijakan internal penerbit mengenai kriteria buku yang diterbitkannya. Penelitian hanya dilakukan pada penerbit yang ada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia: Studi tentang Penerjemahan Buku Berbahasa Arab di Indonesia 1950-2004. Penelitian ini merupakan disertasi penulis di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang ditulis Dr. Abdul Munip. Penelitian ini membahas tentang pertumbuhan ilmu-ilmu ke-Islaman di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh kegiatan penerjemahan buku berbahasa Arab ke Bahasa Indonesia, dimana sebgaian besar buku berbahasa Arab yang diterjemahkan tersebut
berkisar pada tema-tema tentang ke-Islaman.
Penelitian ini menghasilkan satu kesimpulan penting bahwa kitab-kitab berbahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia telah
- 33 -
- 34 - Tinjauan Literatur
berpengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam dan bahkan keberislaman di Indonesia.27 3. Korelasi antara Sikap Penerbit Buku Islam terhadap UU Deposit dan Pengawasan Bibliografi Buku Islam di Indonesia. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Maryam (tesis program Pasca Sarjana Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, 2007). Penelitian ini memfokuskan pada kajian mengenai sikap penerbit buku Islam terhadap adanya kewajiban setiap penerbit untuk menyerahkan buku yang diterbitkannya ke Perpustakaan Nasional sebagai koleksi deposit, kemudian sikap tersebut dikorelasikan dengan data buku Islam dalam Bibliografi Nasional Indonesia, yang merupakan media untuk mennginformasikan semua buku yang telah didepositkan di Perpustakaan Nasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku Islam di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun baik dari segi tema, format dan kualitas cetakan, maupun dari segi lainnya, dan pada umumnya para penerbit buku Islam telah memenuhi kewajibannya menyerahkan buku yang diterbitkannya ke Perpustakaan Nasional sebagai koleksi deposit. Yang menjadi perbedaan antara penelitian tersebut di atas dengan penelitian ini adalah pada fokus penelitian. Pada penelitian tersebut peneliti hanya akan focus pada penerbitan buku referens Islam yang berebntuk monograf, sedangkan pada penelitian ini peneliti focus pada penerbitan buku Islam dalam format buku refrens yang dari berbagai aspek tentu berbeda dengan penerbitan buku monograf.
27
Sudarnoto Abdul Hakim, Dari Kitab Menuju Indonesia Modern (pengantar buku Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia) h. xiv
- 34 -
- 35 - Metodologi Penelitian
Bab III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini akan diarahkan untuk memperoleh temuan-temuan
secara deskriptif terhadap bebagai fenomena yang timbul di sekitar dinamika penerbitan buku referens ke-Islaman di Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan mendeskripsikan tentang fenomena tersebut sebagai bagian dari perkembangan penerbitan di Indonesia, khususnya koleksi ke-Islaman. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat diperoleh uraian yang menyeluruh dan akurat tentang pemetaan dan orientasi penerbitan referens ke-Islaman dan masalah-masalah atau kendala-kendala dalam penyelenggaraan penerbitan koleksi tersebut. Penelitian deskriptif memberikan gambaran yang sangat detail tentang situasi, lingkungan sosial atau sebuah hubungan, menjelaskan secara rinci macam-macam kegiatan sosial, menggali isu-isu baru atau menerangkan mengapa sesuatu terjadi (Neuman, p. 29-30).
B. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data dalam penelitian ini yang utama adalah dengan melalui wawancara mendalam (depth interview), dan ini untuk memperoleh data primer. Informan dalam penelitian ini adalah para pengelola penerbitan buku-buku referens ke-Islaman di Indonesia, seperti: pimpinan redaksi, bagian pemasaran, bagian produksi, dan pihak lain yang dianggap memiliki kontribusi penting dalam penerbitan buku referens tersebut. Adapun data sekunder akan diperoleh melalui kajian dokumentasi, dalam hal ini yaitu mengidentifikasi judul-judul buku referens yang telah diterbitkan selama kurun waktu
kurang lebih 13 tahun terakhir (2000-2013). Dari hasil - 35 -
- 36 - Metodologi Penelitian
dokumentasi tersebut selanjutnya dibuat suatu pemetaan mengenai tema-tema buku-buku referens bidang ke-Islaman yang terbit tersebut.
C. Informan Informan dalam penelitian ini adalah para pengelola penerbitan buku-buku referens ke-Islaman di Indonesia, seperti: pimpinan redaksi, bagian pemasaran, bagian produksi, dan pihak lain yang dianggap memiliki kontribusi penting dalam penerbitan buku referens tersebut. Sampel informan ditentukan secara purposif untuk memperoleh data yang komprehensif dan up todate.
D. Teknik Analisa data Analisa data dari hasil penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan sebagai berikut: a) Transkripsi hasil wawancara Pada tahap pertama, data hasil wawancara mendalam dengan para informan baik berupa file rekaman media ataupun catatan-catatan dikumpulkan, diorganisir dan ditandai menurut kronologi waktu dan lokasinya. Data tersebut seluruhnya ditranskripsi apa adanya kedalam sebuah teks naratif untuk dapat dipaparkan dengan jelas tema-tema pembicaraan
atau
pokok-pokok
pembahasan
yang
diutarakan.
Transkripsi ini kemudian akan disertakan pada lampiran laporan penelitian. b) Reduksi Data yang relevan diutamakan, data yang tidak relevan ditinggalkan. Data yang overlap disisihkan, dan data yang berlebihan dikurangi untuk dapat diambil substansi atau tema-tema terpilih yang erat berkaitan dengan pokok persoalan penelitian. c) Kategorisasi dan Coding - 36 -
- 37 - Metodologi Penelitian
Data yang telah terurai dari transkripsi yang sudah terpilih dengan kata dan bahasa yang efisien kemudian dipastikan relevansinya dengan setiap persoalan yang sedang dikaji. Kemudian dilakukan kategorisasi subject atau tema-tema sesuai dengan masing-masing persoalan dalam penelitian. Untuk memudahkan pengelompokan berbagai tema pada data temuan yang ada maka tehnik katagorisasi dilakukan dengan menggunakan koding atau pengkodean dengan istilah-istilah tertentu. d) Interpretasi, Pembahasan dan Penyajian Data. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode ini diharapkan peneliti dapat mengungkap makna dari data yang diperoleh yang bersifat naratif-kualitatif. Analisa dilakukan dengan menjabarkan tema-tema dan bukti-bukti dari data yang diperoleh yang sudah dikategorisasikan. Data tersebut diberikan pembahasan dan interpretasi dengan membandingkan dan mencocokan dengan teori yang ada dan pendapat para ahli, hasil penelitian sebelumnya dan juga kemampuan akademik peneliti pada bidang tersebut sehingga diperoleh gambaran yang kohesif, koheren dan konsisten pada hubungan data yang dijabarkan. Dengan demikian, penyajian data dapat dilakukan secara naratif
yang
memungkinkan
atau
dapat
memudahkan
upaya
menyusunan kesimpulan. e) Kesimpulan Setelah dijabarkan dan diinterpretasikan dengan menggunakan teori keilmuan yang relevan, maka pada temuan hasil penelitian kemudian dibuatkan kesimpulan untuk menjawab persoalan yang sedang dikaji. Semua kesimpulan yang dirumuskan akan diarahkan pada jawaban yang tuntas pada setiap rumusan persoalan tersebut, sehingga tidak ada permasalahan yang tercakup dalam penelitian akan tertinggal.
- 37 -
- 38 - Metodologi Penelitian
E. Subjek Penelitian Telah dikemukakan di atas bahwa informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang dianggap memiliki kontribusi atau peran penting dalam perusahaan penerbitan buku-buku referens ke-Islaman di Indonesia seperti direkur, para manajer, dan lain sebagainya. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah empat penerbit buku referens yang ada di Indonesia yang bersedia menjadi narasumber untuk penelitian ini. Keempat penerbit tersebut adalah PT. Almahira, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, PT. Lentera Abadi, dan PT. Kamil Pustaka. Untuk memberi gambaran mengenai penerbit tersebut maka akan kami tampilkan profil singkat dari keempat penerbit tersebut. Aspek yang ditampilkan dalam hal ini meliputi latar belakang atau dasar pemikiran berdirinya, visi, misi, dan tujuan, serta produk atau buku-buku yang telah dterbitkannya.
1. Almahira Almahira dapat dikatakan sebagai penerbit yang benar-benar fokus pada penerbitan buku-buku referens bidang ilmu ke-Islaman. Bila dibandingkan dengan penerbit lainnya Almahira merupakan salah satu penerbit buku referens bidang ke-Islaman yang masih berumur relatife muda, namun penerbit ini sudah cukup banyak menerbitkan buku referens berupa atlas, ensiklopedi, dan lain sebagainya. Sebagai penerbit baru Almahira cukup menguasi pasar buku referens Islam di Indonesia karena memiliki kekhasan dalam format buku yang diterbitkannya dan juga memiliki kantor-kantor perwakilan yang tersebar cukup luas di Indonesia. a. Dasar Berdirinya Almahira Salah satu hal yang menjadi dasar pemikiran atau latar belakang berdirinya adalah semangat dari pendirinya untuk
mengembangkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan. Beliau terinspirasi dengan pernyataan Ali bin Abi Thalib ketika ditanya mengenai perbedaan harta dengan ilmu pengetahun, secara spontan beliau menjawab, bahwa salah satu perbedaannya: ‟harta akan berkurang dan bahkan - 38 -
- 39 - Metodologi Penelitian
habis jika dipergunakan, sedangkan ilmu pengetahuan justru akan terus bertambah jika digunakan‟. Jauh sebelum itu, konon Nabi Sulaiman „alaihissalam juga pernah dihadapkan pada tiga pilihan oleh Allah, yaitu: kekayaan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan, lalu Nabi Sulaiman memilih ilmu pengetahuan, dan dengan pilihannya itu, beliau menjadi orang yang paling berkuasa di muka bumi kala itu, dengan jumlah kekayaan hampir mencapai sepertiga bagian dunia. Dua kisah di atas menunjukkan betapa penting dan bernilainya ilmu pengetahuan, dan Islam menjadikan ilmu pengetahuan sebagai salah satu dasar agama, atau, lebih jelasnya, dasar seseorang dalam menjalankan hukum-hukum Allah di muka bumi. Rasulullah saw. pernah bersabda: ‟Tidak sempurna agama seseorang bila tidak menggunakan akalnya. Hadits tersebut bisa diartikan, bahwa tanpa ilmu pengetahuan, seseorang tidak dapat melakukan apa pun, karena dasar pekerjaan adalah ilmu pengetahuan. Di samping itu, al-Qur‟an juga banyak memberi penghargaan kepada orang-orang berilmu dan senantiasa menggunakan akalnya. Kepentingan ilmu pengetahuan akan lebih terasa pada masa-masa sekarang, masa globalisasi, ketika ilmu pengetahuan memegang kendali kekuatan suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang dapat mengolah teori-teori ilmu pengetahuan menjadi karya nyata untuk dihadirkan di tengah-tengah masyarakatnya.
bahkan
masyarakat
internasional.
Kemampuan
untuk
memproduksi suatu karya diawali oleh kegemaran mencari tahu segala sesuatu yang belum terkuasai. Proses pencarian itu dilakukan dengan membaca segala bentuk fenomena, baik yang tertuang dalam bentuk tulisan maupun tercipta dalam karya nyata lain. Buku adalah salah satu rekaman pengetahuan yang menjadi bahan kajian orang-orang yang selalu ingin tahu. Dasar pemikiran tersebut akhirnya menjadi landasan Almahira untuk membantu para pencari pengetahuan dengan berupaya menghadirkan buku-buku rujukan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kajian ke-Islaman, ke tengahtengah masyarakat yang membutuhkan dasar pengetahuan untuk melakukan suatu amal perbuatan secara baik dan benar dengan berlandaskan pada al-Quran dan as- 39 -
- 40 - Metodologi Penelitian
Sunnah. Maka kemudian didirikanlah Penerbit Almahira yang berasal dari bahasa Arab „mahir‟ yang secara harfiah berarti „pintar‟. Dari hasil wawancara diketahui bahwa cikal-bakal penerbit Almahira sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 2001, tetapi berdiri secara resmi pada tahun 2007. Saat ini penerbit Almahira memiliki kantor yang cukup besar dan megah berlokasi di Komplek KODAM (Kalimalang) Jl. Manunggal 2 No. 8C, Cipinang Melayu, Makasar Kota, Jakarta Timur 13620 Telp. (021) 68300123 Fax (021)
86616179.
Penerbit
Almahira
memiliki
situs
dengan
alamat
www.almahira.com. Dan untuk mempermudah komunikasi penerbit Almahira menyediakan
layanan
SMS
pada
nomor
0817151522,
dan
alamat
email:
[email protected].
b. Visi, Misi dan Tujuan Penerbit Almahira memiliki visi : „menjadi penerbit buku-buku rujukan masyarakat di berbagai bidang ilmu pengetahuan‟, dan misi yang diembannya adalah menghadirkan buku-buku rujukan pengetahuan berkualitas, khususnya di bidang keislaman, ke tengah-tengah masyarakat Indonesia khususnya, dan masyarakat internasional pada umum-nya. Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai penerbit Almahira ini adalah sebagai berikut: a. Mendidik masyarakat untuk menggemari bacaan-bacaan Islami dan ilmiah b. Mendidik masyarakat untuk mencintai ilmu pengetahuan c. Menghadirkan kesejahteraan bagi semua yang terlibat dalam penjalanan perusahaan (baik secara langsung maupun tidak langsung) yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar d. Menjalankan syiar dan dakwah di tengah-tengah masyarakat global.
Sementara pangsa pasar atau segmentasi masyarakat yang ingin disasar atau dibidik dengan buku-buku Almahira adalah meliputi: 1). Kaum cendekiawan, - 40 -
- 41 - Metodologi Penelitian
2). Kaum peneliti, 3). Dosen dan pengajar, 4). Pelajar dan mahasiswa, 5). Masyarakat luas pada umumnya.
Untuk mencapai visi, misi dan tujuannya tersebut maka Penerbit Almahira bekerja dengan satu moto : „Mewarnai Dunia dengan Ilmu." c. Produk Almahira Dari sejak berdirinya hingga saat ini telah banyak buku referens bidang keIslaman yang sukses diterbitkan oleh Penerbit Almahira ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Atlas Agama Islam karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts 2) Atlas Agama-agama karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts 3) Atlas Al-Qur‟an karya DR. Syauqi Abu Khalil 4) Atlas Hadis karya DR. Syauqi Abu Khalil 5) Atlas Haji dan Umrah karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts 6) Atlas Haji karya Wahbah Zuhaili 7) Atlas Penyebaran Islam karya DR. Syauqi Abu Khalil 8) Atlas Perang Salib karya Sami bin Abdullah al-Maghloush 9) Atlas Perjalanan Hidup Nabi Muhammad karya Sami bin Abdullah alMaghlouth 10) Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts 11) Pedoman Salat 12) Jejak Para Khulafaur Rasyidin
Bila diperhatikan maka tampak jelas bahwa buku-buku tersebut di atas merupakan buku atau karya-karya terjemahan dari ulama Timur Tengah. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Almahira diketahui bahwa buku-buku tersebut cukup laku di pasar buku Indonesia.
- 41 -
- 42 - Metodologi Penelitian
2.
PT. Ichtiar Baru Van Hoeve PT. Ichtiar Baru van Hoeve adalah sebuah penerbit khusus buku referens
terutama dalam format ensiklopedi yang berdiri resmi sejak tahun 1980, dan perusahaan ini merupakan penerbit pertama Ensiklopedi Indonesia. Maka dapat dikatakan bahwa pelopor dalam bidang penerbitan ensiklopedi adalah penerbit Ichtiar Baru van Hoeve ini. Dalam perjalanannya sejak berdiri hingga pada tahun 2007, perusahaan ini telah menerbitkan tidak kurang dari 10 (sepuluh) judul ensiklopedi baik ensiklopedi dalam bidang ilmu-ilmu umum maupun ensiklopedi dalam bidang kajian ilmu agama Islam. Buku-buku tersebut
telah banyak
digunakan sebagai rujukan utama bagi para penulis di Indonesia dan sebagai acuan informasi di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dari penerbit tersebut (Ibu Starlita) diketahui bahwa sesunguhnya cikal bakal berdirinya penerbit ini sudah dirintis sejak tahun 1950, yaitu ketika seorang berkebangsaan Belanda bernama van Hoeve menerbitkan „ensiklopedi Indonesia‟ untuk yang pertama kalinya. Kemudian menjelang tahun 1980 seorang yang juga warga negara Belanda bernama Pashmant datang ke Indonesia melacak keberadaan ensiklopedi tersebut, dan kemudian menerbitkannya kembali dengan mendirikan penerbit yang baru bernama Ichtiar Baru van Hoeve (IBVH). Nama van Hoeve beliau berikan sebagai bentuk penghargaan terhadap van Hoeve yang dulu mempelopori penerbitan „Ensiklopedi Indonesia‟ tersebut. Sejak tahun 1980 itulah kemudian PT. Ichtiar Baru van Hoeve secara terusmenerus dan konsisten menerbitkan berbagai buku referens terutama ensiklopedi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Di luar ensliklopedi, PT. Ichtiar Baru van Hoeve juga menerbitkan buku-buku bermutu di bidang hukum seperti „Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI menurut Sistem Engelbrecht‟ dan „Studi
Notariat
dan
Serba-serbi
Praktek
Notaris‟.
Produk-produk
ini
mencerminkan bahwa PT. Ichtiar Baru van Hoeve serius untuk memberi andil dalam memperkaya dunia perbukuan Indonesia sekaligus sebagai upaya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Hal tersebut sesuai dengan mottonya yaitu “menyebarkan pengetahuan melalui karya yang berkualitas dan otoritatif‟. Berikut - 42 -
- 43 - Metodologi Penelitian
adalah judul-judul ensiklopedi yang telah diterbitkan oleh PT. Ichtiar Baru Van Hoeve: a. Ensiklopedi bidang ilmu umum: 1. Ensiklopedi Indonesia (10 jilid), 2. Ensiklopedi Fauna (6 jilid), 3. Ensiklopedi Geografi (6 jilid + 1 atlas), 4. Ensiklopedi Populer Anak (6 jilid), 5. Ensiklopedi Umum untuk Pelajar (13 jilid). Untuk ensiklopedi ini disediakan juga situs pendidikan dengan alamat eup.ibvh.com). b. Ensiklopedi bidang kajian Islam: 6. Ensiklopedi Islam (8 jilid + CD), 7. Ensiklopedi Hukum Islam (5 jilid), 8. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar (6 jilid), 9. Aku Tahu Islam, ensiklopedi untuk anak SD kelas 2–4 (20 jilid) 10. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (7 jilid), PT Ichtiar Baru Van Hoeve juga menerbitkan buku “Haji dan Umrah: Ibadah, Ziarah, Wisata, Doa” yang mendapat apresiasi khusus dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai buku referensi yang dapat diandalkan mengenai haji dan umrah. Dan pada tahun 2013, atas kerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve menerbitkan buku “Indonesia Dalam Arus Sejarah”, sebuah karya monumental arkeolog dan sejarawan Indonesia. Buku ini menjadi buku referensi terlengkap mengenai perjalanan sejarah bangsa Indonesia mulai dari zaman prasejarah hingga reformasi. Buku tersebut disusun secara faktual dan objektif, dan karenanya buku ini digunakan sebagai buku referensi utama mengenai sejarah Indonesia bagi sekolah atau lembaga penidikan di Indonsia. PT. Ichtiar Baru van Hoeve berdasarkan hasil wawancara merupakan penerbit pertama di Indonesia yang bergerak dalam penerbitan buku referens baik buku referens Islam maupun buku referens umum.
- 43 -
- 44 - Metodologi Penelitian
3.
PT. Lentera Abadi PT. Lentera Abadi (LA) didirikan dengan tujuan utama memajukan dunia
pendidikan di negara kita, Indonesia. Tujuan pencerdasan bangsa ini dilakukan dengan cara menerbitkan buku-buku bermutu yang sangat dibutuhkan terutama oleh para pelajar, kalangan pendidik, serta kalanagn umum. Pilihan utama buku bermutu yang diterbitkan oleh LA adalah seri buku ensiklopedia. Buku-buku ensiklopedia yang diterbitkannya menyajikan dunia ilmu pengetahuan yang mendasar karena memuat prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang paling penting diketahui oleh para peserta didik, lengkap, menarik, dan mudah dipahami. PT. Lentera Abadai menginginkan agar koleksi ensiklopedia yang diterbitkannya
menjadi sarana belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Beragam informasi dan pengetahuan dikemas dalam format penuh warna yang akan menarik minat baca anak atau pelajar, sekaligus mempermudah orang tua dalam memberikan pendidikan berkualitas sejak dini.
a. Produk Seperti halnya PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, PT Lentara Abadi juga merupakan penerbit yang fokus pada penerbitan buku referens dalam format ensiklopedi. Terbitan ensiklopedi tersebut meliputi hampir semua bidang ilmu pengetahuan, seperti IPA, Ilmu Pemerintahan, Olah Raga, Sosial Budaya, Sains dan Teknologi, Matematika, Bahasa, Geografi, dan lain sebagainya, termasuk ensiklopedi dalam bidang kajian ke-Islaman. PT. Lentera Abadi telah begitu banyak menerbitkan buku-buku referens khususnya ensiklopedia baik dalam format cetak (printed) maupun dalam format elektronik (seperti CD). Berikut adalah judul-judul buku referens yang telah diterbitkan oleh PT Lentera Abadi: a) Bidang Ilmu Umum 1.
Ensiklopedia IPA
2.
Ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan
3.
Ensiklopedia Sepak Bola
4.
Ensiklopedia Jakarta
5.
Ensiklopedia Jawa Barat
6.
Ensiklopedia Sejarah dan Budaya - 44 -
- 45 - Metodologi Penelitian
7.
Ensiklopedia Mengenal Sains
8.
Ensiklopedia Pengetahuan Populer
9.
Ensiklopedia Geografi
10.
Ensiklopedia Sains & Teknologi
11.
Ensiklopedia IPTEK
12.
Ensiklopedia Biologi Dunia Hewan
13.
Seri Anak Pintar
14.
Profil 33 Provinsi Indonesia
15.
Ensiklopedia Bagus Untuk Anak
16.
Ensiklopedia Matematika
17.
Ensiklopedia Kimia
18.
Ensiklopedia Sains Spektakuler
19.
Ensiklopedia Biologi Dunia Tumbuhan
20.
CD Geografi Dunia
21.
CD Bahasa inggris
22.
CD Matematika
23.
CD IPA
24.
CD Software Multimedia Pembelajaran Interaktif
25.
Ensiklopedi Pramuka
26.
Ensiklopedi Korp Marinir Indonesia
27.
dan lain sebagainya
b) Bidang Kajian Ke-Islaman: 1. Ensiklopedia Mukjizat & Khasiat Al-Qur'an 2. Ensiklopedia Nabi Muhammad SAW 3. Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Alqur "an dan Hadist 4. Al-Quran Dan Tafsirnya 5. Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia 6. Ensiklopedia Rukun Islam 7. Pedoman Haji dan Umroh (buku + DVD) Sebagai bentuk keseriusan PT. Lentera Abadi dalam menerbitkan buku-buku referens Islam maka didirikanlah anak perusahaan akan secara khusus - 45 -
- 46 - Metodologi Penelitian
menangani penerbitan tersebut dengan nama Borobudur. Disamping buku referens Islam dan umum seperti tersebut di atas PT. Lentara Abadi juga menerbitkan buku-buku special berupa buku-buku terjemahan dari buku-buku berbahasa Inggris, yang semuanya juga merupakan bentuk buku referens. Buku-buku special tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Compton's by Britanica 2010
2.
Webster's New Explorer Encyclopedic Dictionary
3.
Encyclopedia Britanica 2010
4.
Ensiklopedia Britanica World Atlas
5.
Britannica Visual Dictionary
6.
Great Book of the Western World
7.
Britanica discovery library
8.
Britanica global edition
9.
Illustrated Family Encyclopedia
10.
Rourke's World of Science
11.
Britanica Illustrated Science Library
12.
Britanica Student Encyclopedia
13.
The New International Standard Medical & Health Encyclopedia
Dengan melihat begitu banyaknya judul buku referens yang telah diterbitkan di atas maka dapat dikatakan bahwa meskipun PT. Lentera Abadi bukan penerbit tertua tetapi merupakan penerbit yang paling banyak menerbitkan buku referens di Indonesia. Dan diantara sejumlah buku tersebut penerbit ini juga turut andil dengan menerbitkan setidaknya enam judul buku referens ke-Islaman, bahkan ke depan sepertinya penerbit ini akan lebih serius menangani penerbitan buku referens Islam ini yaitu dengan mendirikan anak perusahaan aatau Divisi Borobudur.
4.
PT. Kamil Pustaka PT. Kamil Pustaka dapat dikatakan sebagai penerbit buku referens Islam
yang paling muda usianya dibanding penerbit lainnya. Perusahaan ini baru didirikan pada akhir tahun 2012, dengan demikian pada saat penelitian ini - 46 -
- 47 - Metodologi Penelitian
berlangsung usia penerbit ini baru berjalan dua tahun. Berbeda dengan penerbit lainnya yang juga menerbitkan buku-buku referens Islam, sebagai penerbit baru Kamil Pustaka ingin tampil dengan cita-cita untuk melaksanakan syiar Islam sekaligus mengembangkan bisnis Islami. Sebagai buktinya maka penerbit ini sangat sedang berupaya sepenuh hati mengebangkan perusahaan dengan sangat mengutamakan peran para marketing (pemasar) dan merangkul mereka dengan penuh kekeluargaan. Dengan usianya yang masih sangat muda memang belum banyak hal yang ditulis mengenai penerbit ini, bahkan jumlah buku yang diterbitkannya juga baru dua judul yaitu pertama, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadis, dan buku ini merupakan judul perdana dari buku yang diterbitkannya, yang kedua adalah Tafsir Al-Qur‟an Tematik, judul yang kedua ini sebenarnya penyusunnya murni dari Kementrian Agama, PT. Kamil Pustaka hanya diberi hak untuk mencetak, memperbanyak dan mendistribusikannya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa PT. Kamil Pustaka menerbitkan tafsir tersebut dengan cover yang lebih elegan dan dengan ukuran yang lebih besar dari buku aslinya yang diterbitkan oleh Kementrian Agama. Namun perlu dicatat bahwa di usianya yang masih sangat muda perusahaan penerbitan ini telah memiliki dua kantor cabang bertempat di Bandung, berdasar hasil wawancara diperoleh informasi bahwa buku yang diterbitkannya cukup laris terjual di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Medan, Makasar dan juga Yogyakarta.
F. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian rencananya akan dilakukan selama 9 (sembilan) bulan terhitung sejak bulan Maret hingga bulan Nopember 2014, dengan jadwal sebagai berikut: Waktu N o
Langkah Penelitian Maret
1
Apri l
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Penyusunan Proposal
- 47 -
- 48 - Metodologi Penelitian
2
Pengumpulan data
Pengolahan dan 3 Analisa Data 4
Penyusunan Laporan
5 6
Penyusunan Artikel
Dari keempat penerbit inilah peneliti memperoleh data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini.
- 48 -
- 49 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
BAB IV ASPEK BISNIS DALAM PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA
Seperti telah diungkap pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dan data utama diperoleh melalui wawancara dengan para informan. Bab ini akan mendeskripsikan hasil reduksi atas hasil wawancara dengan informan tersebut. Secara garis besar deskripsi hasil penelitian ini akan terbagi menjadi dua sub bahasan besar, yaitu pertama, bahasan tentang faktor atau aspek bisnis dari penerbitan buku referens Islam di Indonesia, dan kedua adala faktor atau aspek non bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia. Deskripsi terdiri dari reduksi hasil wawancara sekaligus interpretasi dari peneliti. Mengingat yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah empat penerbit (empat orang), maka dalam deskripsi ini setiap aspek atau kategori merupakan hasil wawancara dari semua informan, selama informan tersebut memberi penjelasan pada aspek tersebut. Keempat orang informan (narasumber) tersebut adalah: Informan I (I-1)
: Bapak Abdul Ghafar (Penerbit Almahira)
Informan II (I-2)
: Ibu Starlita (Penerbit Ikhtiar Baru Van Hoeve (IBVH)
Informan III (I-3) : Bapak Budi Sudarmono (Penerbit Lentera Abadi) Informan IV (I-4) : Bapak Muhammad Kosim (PT.Penerbit Kamil Pustaka)
Keempat informan merupakan perwakilan dari penerbit yang paling tua usianya (IBVH), penerbit paling muda usianya (Kamil Pustaka), penerbit yang benar-benar fokus pada penerbitan buku referens Islam (Almahira), dan satu lagi penerbit yang menerbitkan buku referens bidang ilmu umum tetapi juga menerbitkan buku referens Islam sebagai bagian dari keseluruhan buku-buku referens yang diterbitkannya (PT. Lentera Abadi). Selanjutnya dalam analisis dan penjabaran data pada bagian ini, dari pada menggunakan nama nara sumber yang sebenarnya maka nama penerbit dan
- 49 -
- 50 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
istilah akronim inisial penerbit digunakan sebagai ganti dari nama nara sumber dari ke-empat subject penelitian tersebut, masing-masing : ALM (Almahira), LA (Lentera Abadi), IBV (Ichtiar Baru Van Hoeve) dan KP (Kamil Pustaka).
A. Aspek Bisnis
Yang dimaksud dengan aspek bisnis dalam penelitian ini adalah aspek-aspek pokok berkenaan dengan aktifitas ekonomi-bisnis pada penerbitan buku referns Islam di Indonesia. Disamping itu juga berkenaan dengan isu-isu pokok tentang dinamika perkembangan serta kendala dan tantangan dalam dunia bisnis penerbitan buku referens Islam terebut. Pada bagian ini dibahas tentang perkembangan penerbitan buku-buku referensi Islam yang ditinjau dari aspek bisnis. Maka, laporan penelitian ini secara khusus mengungkapkan berbagai fenomena bisnis tersebut. Namun demikian, aspek-aspek lain juga ikut diperbincangkan sebagai bahasan pendukung terhadap tema utama. Intinya, seperti telah dinyatakan pada rumusan masalah proposal disini hal-hal yang menjadi persoalan yang ingin dijawab, yakni: 1) Aktifitas bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia; 2) Dinamika perkembangan penerbitan buku referens Islam di Indonesia; dan 3) Kendala dan tantangan dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia.
Untuk memahami lebih menyeluruh tentang hasil penelitian ini dapat dilihat pada penjabaran berikut, dimana pokok-pokok bahasannya mengacu pada rumusan persoalan yang sudah dikemukakan diatas. Beragam fenomena terkait bisnis penerbitan ini dibahas secara komprehensif dan gambaran deskriptifnya dapat disimak pada laporan penelitian ini.
- 50 -
- 51 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
B. Strategi Bisnis
b.1. Istiqomah Bila dilihat dari misi dan pedoman yang sering menjadi landasan aktifitasnya dalam usaha penerbitan, nampaknya Almahira berusaha keras untuk melakukan upayaupaya purifikasi ajaran Islam lewat karya-karya penerbitan. Kadang juga dalam bentuk klarifikasi pemikiran-pemkiran yang bertentangan. “Kita menyampaikan informasi yang ada kaitannya dengan haq wal bathil, maksudnya menyampaikan sebuah kebenaran dan e… gampangannya yang benar mana yang salah mana, sehingga itu penting banget.”(ALM) Kalau boleh dikatakan kegiatan klarifikasi tadi sebagai bagian dari purifikasi, maka upaya-upaya pembenaran terhadap pandanganpandangan yang berkembang menyimpang dalam masyarakat sesungguhnya adalah bagian dari misi melakukan pelurusan dan pemurnian ajaran Islam itu sendiri oleh pernerbit.
Untuk upaya-upaya tersebut penerbit Almahira melakukannya dengan menyuguhkan terbitan buku-buku yang dipaparkan berdasarkan sumber-sumber yang shahih, autentik dan terpercaya, contohnya Tafsir Imam Syafi‟i. Kekhasan terbitan pada tema ini juga memperoleh perhatian dan minat pembaca yang cukup signifikan. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa faktor ideologi berpengaruh besar terhadap sukses bisnis. Mereka yang mampu berlaku istiqomah dalam aqidah, ternyata mereka sukses. Bisa saja, salah satu bentuk upaya furifikasi adalah diantaranya tidak memihak satu mahzab. Pelurusan bidang akidah lebih ditekankan lagi. Menghindarkan tahayul. Perbedaan dan dinamika pada pemikiran malah dianjurkan, karena dapat mendorong pekembangan atau inovasi-inovasi. Almahira malah mendorong khilafiah kalau pada ranah pemikiran-pemikiran asalkan bukan pada pemikiran-pemikiran
yang
menciderai Qur‟an dan Hadits, dan sifatnya temporer, tidak menyangkut akidah, tidak menyangkut ibadah itu bagus, malah itu yang kita butuhkan untuk inovasi.
- 51 -
- 52 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Almahira malah memanfaatkan adanya khilafiyah tersebut menjadi peluang untuk dapat menyuguhkan informasi dan pengetahuan terkait secara proporsiaonal dan seimbang. Ia meyakini peluang adanya kesempatan untuk memberikan jalan yang memungkinkan berbagai ragam perbedaan tadi dapat memanfaatkan terbitan referensi yang dapat berlaku untuk semua golongan dan kelompok-kelompok yang berbeda. Ideologi keyakinan tentang harapan minat berbagai kelompok yang berbeda mazhab tadi untuk memanfaatkan bersama koleksi terbitan referensi, senantiasa dilandaskan pada qur‟an dan sunnah semata. Penerbit turut serta melakukan upaya purifikasi ajaran Islam lewat terbitan-terbitan referens sepertinya berhasil memperoleh minat besar oleh berbagai kelompok mazhab (organisasi masyarakat muslim) yang ditandai dengan penjualannya yang terus meningkat; Dan ternyata membawa keberkahan, masyarakat menyambut dengan antusias. P: Pernah terjadi Pak ada buku yang diterbitkan kurang laku? ; I : Di kita Alhamdulillah semua bagus, karena memang itu, saya benar-benar memilah, menyeleksi buku ini kan ga mudah, ya yang tidak bermadzhab tadi, karena kalau sudah bermadzhab maka akan susah. (ALM).
Bagaimana sikap terhadap perbedaan kelompok tersebut dapat dilihat pula pada kutipan hasil wawancara berikut. “Dengan kita garis bawahi semua apa yang kita terbitkan itu tidak bermadzhab, artinya tidak mengarah pada satu pemahaman, kita selalu garis bawahi bahwa buku yang kita terbitkan selalu berdasarkan pada al-Qur‟an dan As-sunnah, gitu, e… sehingga kita tidak memihak salah satu pihak, katakanlah pada NU misalnya atau Muhammadiyah, sehingga orang NU bisa membaca buku kita dan Muhammadiyah pun demikian, buku kita tidak parsial, artinya semua yang kita sajikan itu murni untuk memberikan informasi pengetahuan kepada e… umat Islam Indonesia, ini lho pemahaman Islam yang yg sebenarnya berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadis, gitu”. (ALM) Diakui dari pernyataan Almahira, “karena kalau sudah bermadzhab maka akan susah‟. Memberikan pendapatnya bahwa bila sudah bermahzab dalam penerbitan itu
- 52 -
- 53 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
sulit berkembang, terutama dalam melayani umat muslim yang di dalamnya terdapat banyak kelompok dan golongan mahzab. Bertahan pada satu keyakinan mahzab dengan secara fanatik menerbitkan hanya pada faham kelompoknya saja maka akan tidak memperoleh dukungan minat masyarakat secara luas. P: Tapi kalau kita lihat Pak banyak penerbit yang menerbitkan buku berangkat dari situ (pemahaman terhadap madzhab tertentu) Pa? I : Betul, tapi saya (Almahira) tidak bermadzhab, makanya saya bilang semua warga NU, warga Muhammadiyah, PERSIS, bahkan ISIS pun bisa membaca buku kita, gitu. ee. kita tidak membatasi untuk itu, gitu. Sehingga kalau toh kita punya (menerbitkan) buku Tafsir Imam Syafii itu bukan karena kita bermadzhab pada Imam Syafii, tapi karena kita ingin kasih tahu ke masyarakat, banyak orang mengklaim madzhabnya Imam Syafii tetapi sebenarnya mereka tidak tahu Imam Syafii itu madzhabnya kaya apa, Imam Syafii pernah mengajari qunut subuh atau ga kan mereka tidak tahu, begitu. (ALM) Pengakuan adanya penjualan yang terus bagus dari buku-buku keIslaman menunjukan adanya peningkatan minat masyarakat muslim terhadap buku-buku Islam yang belakangan beredar di pasaran. Tetapi hal ini bukan tanpa usaha keras penerbit menemukan peluang pasar, karena mereka telah bekerja keras untuk memastikan aktifitas editorial mereka cermat dan akurat sehingga mudah diterima pasar. Keinginan penerbit sejalan dengan keinginan pasar.
Penerbit berikutnya
sederhana sekali melakukan upaya penelusuran inspirasi tema-tema buku baru mereka. Dengan menggunakan dua frase singkat pada aspek iman dan Islam akan kemudian terkuak berbagai judul baru yang juga begitu diterima masyarakat, meskipun tema-tema tersbut bukan sama sekali baru di masyarakat.
Seperti
contohnya, “P: dan tema-temanya pa ? I: kita galinya dari rukun Islam dan rukun iman. Gitu aja” (LA). Jawaban tersebut simple tetapi sangat mendasar. Bahwa selama ini untuk tema-tema Islam penerbit ini tidak kehabisan sumber tema, dan cukup dengan merenungkan rukun iman dan rukun Islam serta melihat kebutukan
- 53 -
- 54 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
masyarakat muslim, maka lahirlah tema-tema baru. Tetapi tidak sesederhana itu. Tentunya untuk buku-buku referens tidak terlalu banyak judul bisa terbit per tahun, mengingat sifat kontennya yang komprehensif, disusun secara sistematis dan umumnya didesain tampak mewah. Penerbit yang satu lagi masih tergolong baru, karena berusia 2 tahun, tetapi bisa eksis dan bertahan hanya dengan dua judul buku referens yang ia punyai.
Para penerbit ini umumnya menghindari sikap pengkotak-kotakan ini. Seperti juga diakui oleh nara sumber dari penerbit Lentera Abadi. Lentera selalu berusaha untuk tidak membatasi pasar, dengan cara tidak menerbitkan naskah yang bernada keras, meskipun menurut komunitas tertentu dianggap bagus, alasannya ini mempersempit wilayah penjualan dan mempersempit diri sendiri. “karena kalau kita sudah menerbitkan yang mengkotak-kotakkan diri
kita maka sesungguhnya kita
mengkotakkan atau mempersempit diri kita sendiri“. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan yang matang dari tim pembaca ahli, makanya diperlukan tim pembaca ahli.
b.2. Kekhususan
Almahira menyadari bahwa profesi penerbitan juga perlu kekhususan agar lebih konsentrasi dan lebih mudah dijalankan.
Mudah diidentifikasi kelompook mana
mengerjakan apa. Almahira mengkhususkan diri pada penerbitan keIslaman saja selama ini. Berpindah atau menambah pada aspek-aspek bidang umum bisa justru tidak maksimal dan tidak efisien. Tetapi bila fokus kelompok pembacanya jelas almahira bisa juga berusaha untuk menerbitkan. ”Jadi fokus dan pembacanya jelas. Berapa modal yang harus kita keluarkan untuk biaya ini, surveinya, pembiayaan lapangan, dan dst.”(ALM)
- 54 -
- 55 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
b.3. Sikap Positif thd Kompetisi dan Keragaman Produk Almahira menyadari adanya ragam perbedaan dalam faham keIslaman masyarakat sebagai peluang. Kelapangan hati untuk menerima perbedaan dan persaingan tersebut terbukti telah membawa kepada keberhasilan usaha karena dari sanalah terdapat peluang untuk gagasan pengembangan usaha. Dinyatakaan dalam kutipan hasil wawancara. Kita ini kan mayoritas umat Islam dengan e… ragam yang berbeda, pemahanan, e…. keIslaman yang berbeda, e… ada garis keras, ada garis kiri, ada garis kanan, sehingga saya terpanggil secara pribadi untuk memberikan jalan kepada umat Islam untuk mempelajari apa yang harus mereka tahu. (ALM).
Bahkan pernerbit Lentera Abadi tidak khawatir dengan adanya persaingan yang semakin ketat. Adanya persaingan telah mendorong banyaknya produk yang terbit dan dengan sendirinya akan mendorong beragam inovasi-inovasi. Hal ini dapat dilihat pada uraian berikut. “Ibarat orang jualan di pasar malam, kalau dia sendirian maka kurang laku karena ga ramai, tapi kalau yg jualan banyak dan ramai, pembeli pun jadi ramai juga, semakin banyak yang jualan semakin banyak pembeli. Makin banyak variasi produk yang dijual makin laku … maka makin ramai dan makin membuat kita lebih inovatif. Kalau sendirian malah ga laku, jadi jangan kita merasa nyaman dengan kesendirian, karena makin banyak produk makin bagus, karena sekali konsumen membeli suatu produk maka dia tidak akan puas dengan satu produk saja. Persaingan makin banyak semakin bagus. Mereka tidak membeli bukannya ga punya uang tapi karena tidak tahu ada produk itu” (LA). b.4. Mengambil Jalan Tengah Lentera Abadi berpandangan bahwa umat Islam itu semakin kritis. Kalau diamati dengan cermat bahwa sekarang ini perkembangan minat kaum muslimin lebih menyukai kajian Islam yang sedang-sedang saja tetapi berkenaan dengan isu-isu yang
- 55 -
- 56 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
up to date, solutif dan berbobot, „yang berbobot itu maksudnya mereka ngerti‟ (LA). Misalnya, Trans Gender Dalam Islam. Demikian juga mereka tidak begitu tertarik bila diberikan materi terlalu ringan, seperti ”Sahnya wudu adalah..” Dan lebih tidak tertarik lagi bila yang membawakan dan/atau materinya terlalu keras, “Tapi zaman sekarang mohon maaf ya, yang ekstrim itu ga di minatin”. (LA)
Maka dari itu, sebaiknya materi kajian Islam itu sekarang jangan terlalu berat, jangan terlalu sederhana/terlalu ringan. Tetapi bukan berarti tidak mengajarkan doktrin, akidah misalnya, “Kita tetap memasukan ajaran yang sifatnya doktrin tersebut tetapi dengan cara yang lebih halus, lebih lembut, gitu lho supaya orang lebih menerima, ... jangan terlalu memaksa, dan juga kool, jangan meden-medenni. ...Orangorang yang masih belum terlalu kuat itu, makin takut mempelajari sesama Islam, kalau kemudian dibebani yang berat-berat itu, [mereka]ngeri... semakin tidak bisa didekati dengan bahasa otak mereka , semakin mereka jauh. Makanya buku-bukunya Gus Mustofa itu laris... Tapi kalau judul buku aja di depan, sudah ga bisa, tidak ada terjemahnya, mohon maaf, laraang, ning ora payu.” (LA). Untuk berbagai persoalan teknis banyak kaum muslim saat ini terdorong untuk belajar secara mandiri. Hal-hal yang bersifat teknis seperti Ilmu Fikih Islam juga cukup diminati untuk mereka belajar secara mandiri guna menambah pengantar dan penguatan pemahanan keIslaman dalam diri mereka. Maka dari itu diperlukan Bukubuku yang lebih komprehensif, yang komplit dan karenanya format fisiknya jadi tebal.
Sikap berpendirian dengan mengambil jalan tengah juga ditunjukan oleh Almahira. Disamping analisis pemasaran yang cermat dan gigih,
juga tindakan komitmen
verifikasi pada waktu pra penerbitan merupakan kunci keberhasilan mereka. Kedua hal ini kemudian akan mengarahkan pada pertimbangan dan tindakan seleksi yang kritis terhadap judul-judul apa yang lolos dalam pernerbitan naskah. Komitmen ketidak-berpihakan pada mazhab tertentu menjadi harga mati yang harus dipatuhi untuk setiap penerbitan. Tinjauan menyeluruh pada setiap naskah dilakukan pada - 56 -
- 57 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
semua bagian naskah yang sudah siap terbit pada saat-saat pra cetak agar dapat dipastikan bahwa tidak terdapat muatan isi yang bernuansa mengikuti mazhab tertentu karena „kalau sudah bermadzhab maka akan susah‟. (ALM) b.5. Mengapa Buku Referens Rangkuman alasan mereka mengapa penrebit mengembangkan usaha penerbitan dan penjualan buku jenis referens, tergambar pada rangkaian pernyataan berikut yang telah diakui oleh penerbit Lentera Abadi : “1) orang itu, kalau hanya baca saja ga ada gambarnya ga mau, sementara yang runut, sistematis, abjatis, itu memang di ensiklopedi.2) lebih menarik, nyari apa saja kan gampang.
[jadi lebih kepada
sistematikanya]. 3) kita ga mau yang murah, untungnya ora okeh. Sederhana nya begitu. Karena harga buku itu ga bisa ditentuin, kan cuma berapa halaman, ongkosnya berapa. Kan mengandung intelektual properti right. Orang saya riset .4). jadi kesadaran sekarang itu, [yang ada] bukan buku, [kalau] dipake tiga kali trus, mbrodol [rusak parah].”(LA) b.6. Desain Product Model Premium. Umumnya para penerbit referens Islam ini membidik kelas yang tidak biasa, yang sering disebut sebagai kelas premium. „nah saya melihat kelas yang tidak banyak dilirik oleh penerbit itu, maka saya mengambil untuk kelas premium..., apalagi saat ini kesadaran mereka untuk mempelajari agama kan besar, nah saya sasar mereka dengan menghadirkan buku-buku yang berkelas premium gitu ”.( ALM). Bisa difahami, ternyata bukan hanya karena isinya, tapi penampilan pun mereka butuhkan. Dalam teori marketing ada dikenal konsep struktur marketing, yang didalamnya dibahas 1) unsur analisis pemasaran dan 2) bauran pemasaran atau marketing mix. Berkaitan dengan unsur yang kedua ini meliputi konsep pruduct, price dan distribusi. Uniknya, penerbit-penerbit ini termsuk Almahira dan lainnya berhasil menciptakan buku-buku referensi Islam best seller. Sebenarnya bukan pada penekanan pada tema atau pokok bahasan yang terbaru tetapi pada desain kemasan dan penyusunan bukubuku referensi yang memiliki keunikan-keunikan tersendiri.
- 57 -
- 58 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Istilahnya premium. Istilah ini dapat diahami sebagai sesuatu yang memiliki nilai tinggi atau melebihi nilai harga normalnya. Almahira menjelaskan hal in sebagai sesuatu yang unik. Keunikan itu merupakan perpaduan dari konsep: ketuntasan pembahasan topik-topik, desain fisik yang menarik dan luxs, serta pemilihan sasaran konsumen pada segmen menengah ke atas. Dengan kesimpulan awal dapat dinyatakan bahwa koleksi buku referensi Islam yang baru akan dibutuhkan oleh konsumen potensial maupun aktual bila berhasil memastikan ini kebutuhan mereka. Dan bila didesain sedemikian, meskipun koleksi serupa sudah ada di pasaran, tapi ini hadir dengan perwajahan, pembahasan serta pemaparan yang berbeda. Almahira mengungkapkan, “yang paling penting adalah masyarakat itu pingin apa ya, mereka bangga membawa ini, gitu lho. Dulu orang membawa buku agama itu, malu, merasa ga enak, karena memang ga ada yang bisa dibanggakan. Kalau orang sekarang dia naruk buku, trus bawa buku seperti ini [sambil menunjuk buku yang disediakan] maka nilainya berbeda, maka buku kita, hampir semua hard cover semua, karena lebih awet, dan ada juga yang ditulis dengan tinta emas”(ALM). Maka, desain harus membuat orang seneng melihat buku baru. Meskipun konten dari buku-buku yang bersangkutan tidak sama sekali baru. Tapi utamakan kemasan yang baik, baik dari sisi penyajian infomrasi maupun dari sisi rancang bangun penampilan fisiknya, miskipun kontennya tidak baru. Meskipun demikian, pilihan-pilihan mereka untuk judul-judul yang baru tetap ketat dan berhati-hati untuk mendapatkan keunikan koleksi baru mereka ditengah-tengah koleksi buku yang sudah beredar di pasaran.
Memastikan hal tersebut diatas tentu tidak mudah, sudah diakui oleh para penerbit. Seperti Almahira misalnya, maka bila dilihat keberhasilalannya dengan metode dan pendekatan tersebut, maka penerbit sejenis ini telah berhasil melakukan analisis pasar.
Sebelum dilakukan produksi maka penerbit telah berhasil melakukan
identifikasi kebutuhan komsumen masyarakat muslim beserta segmen-segmennya,
- 58 -
- 59 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
baik segmen yang secara aktual menggunakan sumber-sunber referensi maupun mereka yang sangat potensial akan berminat menggunakan product yang akan dihasilkan, dan secara ekonomi akan menghasilkan untung. Jadi, bagaimana mewujudkan ide literasi budaya islami tadi lewat terbitan, yakni dengan melihat kebutuhannya dan mereka bangga dengan menemukan kebutuhan informasi itu tadi yang dikemas dengan kemasan yang menarik.
C. Aktifitas Bisnis Seperti mudah diketahui bahwa bisnis merupakan kagiatan ekonomi yang secara umum banyak dilakukan orang dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan bidang keahliannya orang melakukan atau membangun usaha bisnis bisa bermacam-macam bentuk. Berbagai ragam usaha tersebut pada intinya akan berbentuk salah satu dari dua hal, ada yang berbentuk usaha produk jasa ada yang berbentuk usaha produk barang. Penerbitan adalah salah satu bentuk usaha bisnis berupa produk barang umumnya buku-buku tercetak dan sejenisnya, penerbitan buku-buku referensi Islam.
Menurut beberapa pengertian business dapat diartikan sebagai beberapa klausa berikut, antarra lain: a) sebuah aktifitas komersiil yang digunakan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari;
b) perdaganan, profesi, dan pekerjaan seseorang yang
dilakukan secara reguler; c) kebiasaan, transaksi dan negosiasi secara ekonomik (Robert Allen, 2001: 186). Ketiga hal pengertian tersebut tampak memiliki makna yang sangat dekat dengan pengertian ekonomi, dimana ekonomi diantaranya dipahami sebagai konteks berikut; “[bagian ilmu sosial] atau sesuatu yang didasarkan pada produktifitas, distribusi dan konsumsi product barang dan jasa; memiliki kepentingan praktis dan industrial; mendasarkan pada keuntungan (profitable); bekerja dalam konteks kepentingan dengan aspek keuangan dan kepraktisan, dan efisiensi.” (Robert Allen, 2001: 442). Unsur-unsur pemahaman bisnis dan ekonomi ini, termasuk beragam
konteks keilmuan yang relevan, kemudian akan menjadi dasar perbincangan topik
- 59 -
- 60 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
tersebut pada pembahasan dan pemaparan data yang diperoleh sebagai hasil penelitian berikut.
Mereka (keempat nara sumber dari penerbit) juga menggambarkan visi-misi masingmasing yang sekaligus merupakan bagian alasan-alasan prinsip aspek ideologis. Pada prinsipnya mereka berkeinginan untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat untuk kemajuan masyarakat yang beradab, misalnya dengan moto „spread the knowledge”, disamping untuk tujuan bisnis guna mencari keuntungan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbukuan mereka mewujudkan tujuan dan misinya dengan menerbitkan buku-buku referens, termasuk koleksi referens Islam. Banyak penerbit referns menerbitkan buku-buku Islam dan juga buku-buku umum. Sebagian penerbit lain juga menerbitkan buku-buku referns, tetapi tidak secara khusus.
C.1. Analisa Pasar Dan Kebutuhan Masyarakat Dalam mencari peluang tema-tema mana yang akan kemudian diterbitkan oleh penerbit, masing masing mempunyai pendekatan yang berbeda-beda. Para Penerbit umumnya akan berusaha sumgguh-sungguh dan secara cermat untuk memahami kebutuhan
masyarakat
konsumen.
Tetapi
pada
prinsipnya
mereka
lebih
mengutamakan tema-tema yang belum ada di pasar, kalaupun ada maka mereka akan meneliti unsur pembedanya apa dan bagaimana sehingga karya yang akan diterbitkannya akan berbeda dengan yang sudah ada. Mereka sangat hati-hati tema mana yang akhirnya akan masuk ke pencetakan. Tentu ini memerlukan proses yang amat panjang, hingga penerbit tersebut telah begitu yakin dengan karya yang akan dipublikasikan.
1.a. Mengamati Langsung Kebutuhan Masyarakat.
- 60 -
- 61 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Nampaknya parea penrbit beradu kelihaian dalam menangkap peluang-peluang pasar. Ada diantaranya yang melakukan pengamatan langsung kepada kebutuhan pengetahuan masyarakat, khususnya kaum ibu, tentang persoalan kepribadian kaum pria, tatkala penerbit hendak menentukan judul mengenai prilaku para suami. Maka, ditemukan tema „Menyikapi Tingkah Laku Suami‟. Bukan „menyikapi tingkah laku istri‟. Seperti dikemukakan, “Karena yang bertanya kebanyakan bukan suami. Karena suami ga pernah beli. „menyikapi tingkah laku istri, gitu, suami ga beli. Tapi kalau laki-laki beli itu agak berat. [analisis pasarnya tajam?] masing-masing punya keahliannya ya, artinya menyelami... (ALM).
Dari dialog sederhana tesebut dapat diungkap bahwa Almahira menggunakan istilah menyelami sebagai konsep dimana setiap orang mempunyai keahlianya dalam menghayati profesi yang digelutinya. Sehingga setiap orang akan ahli dibidang profesinya. Termasuk dalam konteks ini adalah keahlian penerbit dalam mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan dan informasi baru untuk menemukan solusi persoalan hidup mereka. Khususnya para ibu yang tinggal di kawasan urban dan metropolitan yang mungkin merasa berkepentingan untuk memahami persoalan tersebut. Almahira berusaha menawarkan produk-produk semacam itu, kritis, urgent dan up to date, yang sangat mungkin akan diterima masyarakat luas, sehingga tercetuslah judul baru „Menyikapi Tingkah Laku Suami‟. Buku ini laku keras. Meskipun bukan tentang buku referens, tapi kasus ini menarik.
Memperhatikan pandangan penerbit yang sudah lama mengamati perlilaku sosial agama kelompok menengah ke atas diketahui bahwa kesadaran keagamaan kalangan menengah atas dari masyarakat muslim itu saat ini meningkat. Ini kemudian yang mendasari mengapa mereka, termasuk berbagai penerbit referensi Islam yang lain, memperhatikan peluang penerbitan buku jenis premium yang ternyata laku keras di masyarakat. Kemudian setelah penerbit mengamati ia menyimpulkan bahwa selama ini ada setereotip di masyarakat bahwa “orang kaya tu ga sholat‟ .. lain, mereka itu justru sekarang kesadaran agamanya tinggi.” (LA) Prinsipnya, apa yang diusahakan - 61 -
- 62 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
terbit sudah semestinya merupakan sesuatu yang diperlukan masyarakat. “intinya harus seimbang antara kebutuhan dan penjualan, jangan sampai tidak laku dan jangan sampai kita ga buat apa yang dibutuhkan. (LA)
1.b. Mencermati Minimnya Referensi Islam di Indonesia Hampir semua nara sumber memiliki kemauan keras untuk meneruskan atau melakukan adanya perubahan dalam penerbitan koleksi keIslaman. Hal ini memiliki dua alasan yang menjadi tujuan. Yaitu, (1) mensasar segmen tertentu, juga sekaligus (2) ingin meninggalkan wajah perbukuan Islam di Indonesia yang beberapa dekade lalu tampak kurang menarik dan agak terabaikan kini tampak semakin berkesan dan membanggakan. Dan dari fakta di lapangan dikemukakan bahwa semakin terbukti trend penjualan dan cetak ulang untuk tema-tema referensi Islam terus meningkat dari banyak penerbit yang menekuni bidang ini. Artinya usaha mereka selama ini tidak merugi. Salah satu dari mereka mengemukakan tentang kekuranganya buku-buku referns Islam bahwa, “Nah kalau berkaitan dengan ekonomi itu, sebetulnya saya berfikirnya sederhana, umat Islam itu masih minim referensinya, buku-buku keIslamannya, sehingga kalau kita kasih atau kita sodori buku-buku referens pasti mereka akan mau membeli gitu. Mereka tidak membeli itu bukan karena tidak mau membeli, tapi karena tidak ada yang dibeli, sehinga, saya bismillah menerbitkan buku-buku referensi.”(ALM). Jadi, keyakinan untuk sukses dalam penerbitan referensi Islam juga didasari pada observasi penerbit bahwa umat Islam itu masih minim koleksi referensi. “intinya, saya pantau di toko buku bahasan tentang ini, trus bukunya tidak ada maka saya akan menyediakannya. Kalau sudah banyak membludak buat apa...”(ALM).. 1.c. Tergugah Oleh Bagusnya Buku-Buku Traveling Lain penerbit berbeda cara untuk memperoleh inspirasi dalam mendapatkan judul baru yang akan mereka terbitkan. Ihtiar Baru Van Hoeve mendapatkan inspirasi penerbitan buku haji dan umrah dengan cara mengamati buku-buku turis yang dicetak
- 62 -
- 63 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
dengan desain model yang bagus. Seperti diceritakakan : Jadi idenya,.. Pada saat itu sekitar tahun 2006 kita melihat ke toko buku yang namanya haji dan umrah ga ada yang keren, apalagi yang punya departemen itu kan seperti fotokopian. Akhirnya ada penerbit yang bikin buku-buku traveling yang bagus dan keren tapi ga ada buku tentang Arabnya. Jadi akhirnya kita terinspirasi untuk bikin buku haji dan umrah yang bagus, dengan penuh gambar berwarna.” (IBV) 1.d. Merespon Pasar Dengan Kelengkapan Produk. Berangkat dari keyakinan bahwa keragaman produk memungkinkan pasar malah semakin ramai, dan semakin banyak orang berminat memilih barang yang tersedia. Maka Lentera Abadi tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan satu product baru, misalnya tentang haji dan umrah, walau buku semacam itu sudah banyak tersedia di pasar. Meskipun untuk buku dengan tema yang serupa sudah banyak terbit, bila dipandang masih terbuka pangsa pasar untuk model atau kemasan baru yang berbeda, penerbit ini berusaha untuk membuat buku yang lebih unik dan lebih komplit lagi misalnya, untuk judul yang sama selain didesain dengan lebih menarik, tapi dilengkapi juga dengan “tiga CD interaktif, kemudian ada buku yang bisa digantung, ada kamusnya, dst”(LA). Ide kelengkapan buku referens juga bukan hanya dilakukan pada buku referens Islam, tentang buku referns untuk sekolah demikian juga.
Dalam merespon kebutuhan pelajar akan sumber informasi ekstra-kurikuler Lentera Abadi telah menerbitkan “[Ensiklopedi] Pramuka” yang menjadi primadona penerbit tersebut saat ini dalam memenuhi kebutuhan sekolah. Seperti diungkapkan, Best seller saya sekarang pramuka. Buku pramuka yang dilengkapi dengan DVD, ada videonya, ada 79 video [berarti mahal itu?] Rp. 2,250 jt (LA). Meskipun mahal harganya, terlihat buku tersebut menjadi primadona atau best seller perusahaan, dan nampaknya kelengkapannya sukup banyak yakni sekitar delapan puluh contoh kegiatan kepramukaan yang berbentuk rekaman video.
- 63 -
- 64 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
1.e. Mengutamakan Prinsip Ketuntasan Almahira selalu berusaha untuk menyusun koleksi yang akan diterbitkan dilakukan secara utuh dan komprehensif (tidak parsial). Hal ini ebagai prinsip yang diambil dalam menyuguhkan karya baru buku referensi. Hampir selalu buku yang membawa nuansa diskursus atau perbedaan pendappat pada subjek atau tema tertentu maka pada tempat yang sama diberikan penjelasan yang tuntas dan komprehensif. Tuntas dimaksudkan melibatkan berbagai pandangan dan pembahasan yang berimbang dari semua pihak yang berseberangan atau berbeda pendapat tentang satu topik tertentu sehingga pertanyaan-pertanyaan terjawab dengan jelas; dan ulasannya dipaparkan secara komprehensif mencakup detail penelaahan yang terdiri dari argumentasi, fakta sejarah dan fakta sosial yang valid dan otentik untuk menjawab persoalan terkait. Misalnya diungkapkan, “kalau nyetak ini tetapi sudah punya gambaran, misalnya mengerjakan begini [kunut] mengerjakan,
dinyatakan wajib. Ternyata Rosulullah tidak
terus dihilangkan. Tapi ini lebih enak, bahwa penulis itu tidak
mengharuskan, tetapi memberikan keterangan A B C D sebagai pilihan,”.(ALM) 1.f. Melihat Prilaku Kehidupan Nabi Penerbit sering melihat fenomena apa yang ada di masyarakat kemudian dianalisa. Dalam menganalisis kebutuhan informasi dan pengetahuan muslim, Almahira selalu mencocokakannya dengan contoh prilaku kehidupan nabi terlebih dahulu agar apa yang akan didistribusikan nanti kepada masyarakat luas tidak menimbulkan keresahan yang akhirnya akan merugikan penerbit sendiri juga. Juduljudul buku yang baru khususnya terkait dengan akhlak dan prilaku kehidupan seharihari selalu diselesaikan dengan merujuk kembali kepada tuntunan kehidupan pada Sunnah Rasul. Seperti dikemukakan, jadi prinsip kita, masyarakat muslim itu harus menjalankan Islam sesuai dengan tuntunan alqur‟an dan assunah. Kalau saya melihat ni, ada materi tentang makan . makan yang benar itu bagaimana , saya akancari. Muncullah pola makan rosullullah. ( ALM) Sama halnya, kalau ingin membidik tentang bagaimana gaya kita makan atau pola makanan (kuliner)“Maka harus ada pandua untuk membantu mereka [dari ajaran Rasullulah].” (ALM). - 64 -
- 65 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
C.2. Persiapan Naskah Terkait dengan aktifitas persiapan naskah, para penerbit menggunakan prinsip-prinsip tertentu dan berbagai pendekatan yang diberlakukan pada setiap aspek kegiatan dalam proses pengelolaan naskah dari perolehan hingga pematangan naskah untuk bisa siap diterbitkan. 2.a. Memperoleh naskah Untuk penerbit yang sudah lama berdiri dan sudah berpengalaman bagaimana memperoleh naskah mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi sebagian penerbit bisa merasakan sulitnya memperoleh naskah yang baik dan siap diterbitkan. Bagi lentera Abadi untuk perolehan naskah ia tidak banyak mengalami kesulitan karena penerbit ini sudah banyak dikenal masyarakat secara luas. Ada setidaknya dua tehnik perolehan naskah yang biasa ia jalani, (1) kontributor datang sendiri, karena para penulis banyak pula yang datang ke penerbit ini untuk menawarkan naskah. Banyak yang nawarin naskah ke kita. Mungkin ya 20 – 30 presen orang tiba-tiba dateng memberi naskah. (LA) (2) Lentera Abadi punya tim khusus. Kita sendiri juga punya Tim. Kan sebenarnya ini kan sesuatu yang kita bisa pelajari, istilahnya orang yang seneng nulis, kita kasih bahan,(LA). 2.b. Berhati-Hati Dengan Ilustrasi Buku referensi Islam sering membutuhkan informasi dan pengetahuan dalam berbagai bentuk seperti teks, gambar (ilustrasi), audio atau dalam bentuk lain. kandungan isi dalam buku referens sangat bervariatif. Almahira menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan ilsutrasi. Penerbit yang lain juga demikian, banyak pertimbangan harus dilakukan. Unsur etika dan desain perlu dijadikan pedoman. Bukan hanya para ahli yang perlu diminta pertimbangan untuk menentukan rencana final keputusan penggunaan ilustrasi seperti apa untuk teks bagian-bagian tertentu, tetapi sering juga diperlukan ilustrasi atau gambar yang orisinil yang harus diperoleh dari lokasi atau tempat dimana konteks pembahasan membicarakan topik tersebut.
- 65 -
- 66 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Almahira mengemukakan, “[ilustrasi] itu kita menyajikannya dari segi etika, dari segi desain, jadi mengapa begini sebaiknya, jadi bukan tanpa alasan gitu lho. Ada faktor ekonomi. Sekarang gini cerita khulafaur rasyidin abu bakar sudah lama ada, tapi kita menyajikannya berbeda. Tapi saat kita membaca abu bakar tinggal dimana, rumahnya seperti apa, kapan melakukan perjalanan, dimana singgah, beginilah jadinya” (ALM). 2.c. Berlaku Ketat Terhadap Terjemahan Berkaisan dengan buku terjemahan terdapat perbedaan pendekatan pada masingmasing penrbit. Lentera Abadi tidak mengutamakan karya-karya terbitan terjemahan, tetapi lebih mengutamakan menggarap karya yang asli, kecuali jenis buku tafsir yang memang sudah banyak tersedia secara lengkap. Sudah banyak tersedia buku bagus di bidang ini. demikian juga untuk buku-buku umum yang memang sudah tersedia bagus, juga sering diterbitkan lagi sacara terjemahan, seperti buku-buku di bidang matematika dan fisika. Terutama buku bagus terbaru di bidang-bidang tersebut. Sebaliknya Almahira pandai mengamati kebutuhan informasi dan pengetahuan masyarakat untuk dijadikan peluang pasar produk yang baru. Kepandaian itu termasuk diantaranya menterjemahkan dan menerbitkan Tafsir Imam Syafi‟i, padahal ada penerbit bernama Imam Syafi‟i yang secara logis lebih dahulu mengambil peluang terjemahan tersebut. Terhadap koleksi terjemahan diperlukan kesiapan naskah dengan benar-benar dilakukan verifikasi data, khususnya menyangkut sumber-sumber nash atau dalil. Desain terbitan terjemahan yang ideal itu tidak diterbitkan asal saja, harus ditangani secara profesioanal dalam arti sesedikit mungkin terjadi kesalahan, kalau bisa jangan pernah ada. Artinya, banyak ditemukan bukubuku yang sudah beredar itu ada salah-salah. Itulah maka meskipun penerbit Almahira melakukan banyak terjemahan pada karya terbitannya, tetapi tidak hanya menerjemahkan apa adanya terutama bila didapatkan „pemikiran -pemikiran yang menyimpang, atau pemikiran yang membahayakan, artinya membahayakan dari keyakinan Islam,(ALM) maka pasti tidak digunakan dan penerbit ini tidak
- 66 -
- 67 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
menerbitkan sama sekali. Almahira dalam menggunakan penerjemah menerapkan kriteraia yang ketat, salah satu syaratnya dalah terutama dia harus ahli di bidangnya, selebihnya diceritakan, “Macem-macem sih ya, karena saya besar dari penerjemah. Mayoritas, pesantren ada, mesir ada, syiria ada, medinah ada, macem-macem sih. Kita kualifikasinya betul-betul. Jadi ga bisa, oh ada penerjemah trus kita kasih naskah. ketat.” (ALM). C.3. Produksi Terkait dengan aktifitas produksi, para penerbit memperhatikan prinsip-prinsip tertentu, unsur-unsur kelengkapan dan berbagai pendekatan yang diberlakukan pada setiap kegiatan dan proses produksi atau percetakan buku referens keislaman. 3.a. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan Dalam memproduksi buku refensi Islam prinsipnnya “harus seimbang antara kebutuhan dan penjualan, jangan sampai tidak laku dan jangan sampai kita ga buat apa yang dibutuhkan, begitu diungkapkan Lentera Abadi (LA). Pada penerbit ini minimal dilakukan penerbitan buku ensiklopedi 4-5 kali per tahun. Sampai saat ini, terbitan koleksi referens keIslaman sudah dimiliki sekitar 10 judul.
Sementara
berdirinya Lentera Abadi sudah sejak sembilan tahun yang lalu, artinya, setiap tahun rata-rata terbit Buku Referensi Islam satu judul. Bila melihat catatan ini, terlihat frekuensi penerbitan buku referns oleh penerbit ini cukup sering, yang dapat diartikan bahwa ia cukup produktif. Karena pada umumnya menerbitkan buku referens itu tidak mudah. Penerbit lain membutuhkan waktu banyak untuk menyelesaikan satu judulnya. Apalagi kalau “dibarengi dengan gambar dan foto, tapi juga tidak sederhana itu mengerjakannya butuh bertahun-tahun, karena di kita itu ada emon (edit monitor)” (ALM), seperti diungkapkan Almahira tersebut, meproduksi buku refens itu lama. 3.b. Proses Editing dan Peran Pembaca Ahli
- 67 -
- 68 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Pada proses penerbitan melewati langkah-langkah yang panjang. Namun hampir semua penerbit memberikan penjelasaan yang relatif sama. Seperti digambarkan seperti pentahapan berikut. Setelah tersedia naskah, naskah diberikan kepada tim editor untuk menguji sisi kebahasaan dan materinya. “kita punya tim editor yang kuat dari sisi kebahasaan dari sisi materi, dari sisi tata tulisnya dari sisi gramer-nya, dan lainnya.” (LA) Selanjutnya, naskah sebelum diterbitkan harus dibaca oleh pembaca ahli untuk mencermati dan memamtikan isinya. “Kemudian kalau buku Islam satu yang harus ada, pembaca ahli. Bunuh diri, kalau tidak ada pembaca ahli. sulit untuk lolos, kalau sudah sampai ke pembaca ahli.”(LA) Maka dari itu , bila sudah terkait dengan desain tidak mudah segera diselesaikan karena desain itu tidak gampang, dan tidak selalu bisa ditarget. Bahkan, bisa lama sekali, bahkan “ada yang sampai tiga tahun” (ALM). Dan biaya pasti besar.
Secara ringkas Almahira menjelaskan proses pentahapan dalam editorial penerbitan tersebut meliputi: Emon (Edit Monitor), Proof Editing, Proof Reading, Proof Reading Akhir (Tim ahli yang memang punya latar belakang keilmuan masing-masing sebagai pembaca akhir), dan terakhir Murajaah (dibaca). Proses tersebut dapat disaksikan seperti pada kutipan berikut ini. “Jadi gini, ... kita bekerja sama dengan penulis. [misalnya, pada penyusunan] buku „Kerajaan Al-Qur‟an‟, [atau] „Mesin waktu Al-Qur‟an‟, itu kita bener memang kita check dia utk membuat buku tafsir sebetulnya, tapi ... membacanya dengan menggunakan kacamata ilmiah, begitu juga dibarengi dengan gambar dan foto. Tapi juga tidak sederhana itu mengerjakannya, butuh bertahun-tahun, karena di kita itu ada emon (edit monitor). Jadi dari edit monitor nanti masuk ke proof editing, dari proof editing nanti masuk ke proof reading, dari proof reading lalu ke proof reading akhir, dari proof reading akhir baru dibaca, muraja‟ah.
Memang seleksinya agak ketat”
(ALM).
- 68 -
- 69 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Untuk prekuensi cetak, pada umumnya masing-masing penerbit pernah mengalami sebagian produk terbitannya menjadi best seller (laku keras di pasaran). Misalnya, Almahira pernah mengalami beberapa bukunya pernah naik cetak berulang-ulang karena tingginya permintaan pasar. “Itu buku ada yang pernah cetak berulang-ulang, itu sampe puluhan, bahkan sampe sekitar 20 kali cetak.” (ALM)
3.c. Menentukan Volume Cetak Untuk mencetak naskah yang sudah siap diterbitkan hampir semua penerbit mengutarakan bahwa mereka menggunakan jasa percetakan dari luar. Kebanyakan penerbitan tidak mngandalkan unit percetakannya sendiri. “Tapi kalau mau yang bagus ya kita cetak di luar”.(LA) Biasanya nominal jumlah cetak mencapai seribu, dua ribu atau tiga ribu eks. Biaya catak semakin banyak akan semakin lebih murah. Ihtiar Baru Vanhoeve lebih sering mencetak dengan kuantitas tiga ribu eksemplar karena alasan biayanya lebih murah tersebut dari pada seribu atau dua ribu. “Biasanya kita itu cetak 3000. Cetak 3000, bisa Cuma 1,7 dari pada 1000”.(IBV)
C.4. Pemasaran dan Penjualan 4.a. Segmen Pasar (Menengah Keatas) Melihat perkembangan dan pertumbuhan konsumen buku-buku Islam adalah kelompok menengah keatas sebagaimana disasar oleh para penerbit. Ini menunjukkan adanya faktor kemapanan ekonomi ikut berpengaruh. Trend kalangan menengah ke atas tersebut merupakan salah satu dampak dari kemampuannya menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, sehingga mendorong adanya kemampuan dan kesadaran diri mereka yang mengarahkan minat pada kajian-kajian keIslaman, termasuk antara lain pembelian buku-buku referensi Islam. Menurut Lentera Abadi, kalangan menengah ke atas sangat membutuhkan buku-buku keIslaman yang kritis dan komprehensif.
- 69 -
- 70 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Dalam mengupayakan pemasaran Lentera abadi selalu berusaha
untuk tidak
membatasi pasar, dengan cara tidak menerbitkan naskah yang bernada keras, meskipun
menurut komunitas tertentu dianggap bagus.
Alasannya hal ini bisa
mempersempit wilayah penjualan dan mempersempit diri sendiri. “karena kalau kita sudah menerbitkan yang mengkotak-kotakkan diri kita maka sesungguhnya kita mengkotakkan atau mempersempit diri kita sendiri“(LA). Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan yang matang dari tim pembaca ahli, makanya diperlukan tim pembaca ahli yang cermat. Secara khusus penerbit ini (Lentera Abadi) juga berhasil menerbitkan buku referen bidang pendidikan untuk keluarga (orang tua) dalam mengajarkan kepada anak anak mereka dengan menerbitkan Ensiklopedi Pendidikan Akhlak Mulia. Jadi, sebetulnya buku ensiklopedi ini bagus untuk anak, dan memang ditujukan untuk orang tua.
Sementara bila ditanyakan kepada Almahira mengapa membidik segmen menengah ke atas alasanya antara lain adalah bahwa bagi golongan menengah keatas waktu sangat terbatas untuk beli buku. Boleh dichek dan lacak kepada sekelompok kelas tersebut apa mereka memiliki koleksi dimaksud di rumah rumah mereka. Tetapi penerbit ini bersikap positif thingking. Maksudnya, kelompok menengah bukan tidak mau, atau karena mereka hanya berpandangan dan bergaya hidup hedonistikduniawiah, tetapi mereka tidak sempet beli buku termasuk buku keIslaman. ”antar saja ke rumah, dan mereka ga pernah nawar-nawar discount berapa”(ALM). Oleh karena itu, Almahira kurang tertarik dengan segmen klas bawah karena mereka banyak dan cendeerung mereka merusak harga pasar. Buku-buku yang yang kadang sudah terbukti buming dengan harga yang baik, kemudian dibanjiri oleh buku-buku serupa yang sama dengan harga-harga yang lebih murah dan dengan konten yang nampaknya lebih banyak. Dari sisi harga dan karakter terbitan kelihatannya menjadi rusak dan semrawut. Judul dan isi menjadi tumpang tindih dan harga juga kacau. 4.b. Tehnik Retail
- 70 -
- 71 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Hampir terdapat keseragaman tentang tenaga retail pemasaran pada masing-masing pernerbit refernsi Islam. Ichtia Baru Vanhoeve menerangkan bahwa terdapat keseragaman antar penerbit. Pada umumnya tenaga pemasar retail tidak mengantor, atau terikat oleh jam kantor. Tenaga retail mereka lebih banyak beroperasi di luar untuk mengelola pemasaran. “Persoalanya, bagaimana mereka menentukan target penjualan dalam kurun waktu tertentu.”(IBV). Dalam penjualan buku-buku referens penerbit ini tidak menggunakan jasa toko buku, seperti Gramedia tetapi lebih mengandalkan penjualan retail secara langsung oleh para sales. Mengapa diperlukan tenaga retail? Hal ini karena para marketer retail inilah yang dapat menjelaskan kelebihan dan keunggullan produk yang ditawarkan sehingga difahami oleh para calon pembeli. Maka, menurut Ichtiar baru asaran utama dari pemasaran adalah lembaga-lembaga lewat para sales, bukan individu; Dan pemasaran retail dilakukan merata di berbagai daerah. Untuk memasarkan buku-buku yang harganya relatif rendah dan terjangkau Ichtiar melakukannya di toko-toko buku seperti Gramedia tetapi tidak menempatkan buku-buku mahal. Sementara untuk ensiklopedi atau sejenisnya, sistem penjualanannya lebih
menggunakan dan
mengandalkan tehnik direct selling.
Bila memperhatikan distribusi pada masing-masing daerah hampir semua penerbit memiliki perwakilan di berbagai daerah dindonesia khusunya bagi mereka penerbit yang sudah besar dan berpengalaman. Lntera Abadi merangking wilayah penjualan sesuai urutan : 1) Jabodetabek, 2) Malang, 3) Palembang, 4) Medan, 5) Makasar, dst. Tetapi kalau dilihat dari kota-kota perwakilan tersebut, Di Jawa Tengah, di Malang, di Bandung, di Palembang, di Makasar. dst tetapi “ paling laris /gede itu Malang, justru”(LA). Jogya minat baca tinggi, tapi daya beli rendah.
Sementara itu Almahira menggunakan metode pemasaran dengan dua cara: regular dan direct selling. “ Kita ada dua ya pemasarannya ada direct selling ada regular. Jadi Buku regular itu dipasarkan oleh toko2 Gramedia, dan sama buku-buku
- 71 -
- 72 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
trasidional. Yang direct selling kita punya tim direct selling yang memasarkan ke kantor-kantor, institusi-institusi, juga ke perorangan-perorangan.”(ALM). Almahira juga memiliki perwakilan di seluruh Indonesia, seperti di Bandung, untuk jawa barat, Yogya untuk Jawa Tengah, Surabaya, Makasar Palembang, serta Medan. Kantorkantor perwakilan ini melakukan distribusi dan pemasaran dengan penjualan yang terus lancer alias laris. Meskipun di luar negeri tidak ada pewakilan, seperti Malaysia dan Singapura, tetapi banyak pembeli buku-buku penerbit ini dari kedua negeri tersebut. Malahan mereka datang. Kalau datang ke Indonesia mereka sering beli buku secara besar-besaran, 3000 atau 5000 eks. 4.c. Kiat Penjualan, Banyak penerbit yang sukses dengan upaya upaya penjualannya. Keberhasilan itu terlihat dengan berbagai indikator. Pertama, cukup berfariasi tehnik penawaran dan promosi produk. Kedua, berpariasi penwaran langsung kepada konsumen. Dengan tidak meremehkan membedakan penampilan luar sehingga prospek tertutup. “Terus kita itu juga jangan melihat sesuatu hanya dari penampilan luar saja,itu sudah menghilangkan peluang, pesantren-pesantren di desa yang kelihatannya miskin itu lho malah beli bukunya satu set-satu set lengkap cash tanpa nanyain discount, sementara yang di kota yang megah-megah malah kalau mau beli nanya dulu berapa discountnya” (LA). Oleh karena itu, untuk menjual produk tidak boleh hanya melihat penampilan luar. Untuk rekord penjualannya dari buku-buku referns Islam Lentera Abadi sukses melakukannnya, “perkiraannya yang Islam ya sekitar 40 persen dari total penjualan (10 milyar per bulan”(LA). Ini bisa diartikan bahwa untuk penjualan buku-buku Islam minimal per bulan 4 Milyar. Di Lentera Abadi “Tenaga marketing ada yang tetap ada yang free lance. Bedanya, pada discount saja, kalau karyawan katakan hanya bisa discount maksimal 10%, kalau free lance bisa sampai 20%. Kalau yang sudah lama sih malah lebih seneng kalau free lance. Di Lentera, pimpinan juga melakukan penjualan di lapangan. Pimpinan juga punya target” (LA). 4.d. Chekker.
- 72 -
- 73 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Almahira memiliki petugas lapangan yang disebut Checker. Ptugas lapangan ini juga merupakan bagian dari system pemasaran yang bertugas sebagai pemantau keberadaan buku-buku yang dipasarkan lewat toko-toko buku di masyarakat. Mislnya di toko buku Gramedia. Adapun bagi Almahira, direct selling dikelola dengan manajemen yang terstruktur yang setidaknya terdapat tiga tingkat pimpinan: General Manajer, Marketing Manajer dan Exsekutif Manajer. Tentunya, struktur terakhir yang paling bawah adalah sistem downline yang ditempati oleh para pemasar atau sales marketing di lapangan. Struktur pengelolaan seperti ini memungkinkan terciptanya system pemasaran yang kokoh untuk melakukan penjualan produk-produk yang harus dipasarkan. Perusahaan dengan sistem pemasaran yang handal memungkinkan dapat dengan mudah melakukan penjualan sesuai dengan target-target
yang telah
ditentukan. Almahira melakukan berbagai upaya untuk melakukan promosi produk terbitannya, tetapi tidak banyak mereka lakukan via media TV karena ongkosnya mahal. 4.e. Profit Moment (Mekanisme Keuntungan Penerbit). Rata-rata penerbit
mengalami
pengalaman
yang sama tentang bagaimana
memperoleh keuntungan dari produk terbitannya. Penerbit akan mendapat untung bila sudah melakukan cetak ulang, karena cetak pertama biasanya keuntungnannya habis untuk menutupi biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Seperti dijelaskan oleh Ikhtiar baru, “Kita sebagai penerbit, kalau sudah buat buku, cetak, trus biasanya cetakan pertama itu ga untung gitu lho. Karena kita kan harus banyak bayar biaya, untuk penulis, biaya cetak segala macem. Nah, biasanya keuntungan itu diperoleh setelah cetakan kedua dan seterusnya, karena biaya-biaya initial kost yang melekat itu sudah tidak dikeluarkan lagi”(IBV). Semenara itu, hampir semua penerbit berpendapat sama tentang besaran margin pada setiap penerbitan yaitu sekitar 10%. Pada umumnya setiap pengusha akan memberikan apresiasi terhadap para karyawannya khusunya para pemasar direct selling yang berprestasi. Perusahaan mempunyai perhatian untuk memberikan apresiasi terhadap karyawan sales, terutama mereka yang penjualanya lumayan bagus. Berkaitan dengan diskon, tenteu merkea - 73 -
- 74 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
berbeda-beda perlakuannya. Almahira termasuk yang ketat dalam memberikan diskon. „Kita ga, kita itu terkenal pelit discount‟(ALM). Hal ini dikarenakan diskon besar akan merusak pasar sendiri. Akan tetapi, ada penerbit lain yang berani memberikan diskon sampai 50%.
D. Dinamika Perkembangan Bisnis Perkembagan penerbitan buku refernsi Islam saat ini meningkat faktor pendorongnya adalah karena peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini seperti dikemukakan Lentera Abadi. “[Pangsa pasarnya semakin tinggi] semakin tinggi, karena pertumbuhan ekonomi kita 6 persen pertahun,”. Lentera Abadi berpandangan bahwa telah
terjadi meningkatnya penerbitan buku-buku keIslaman, termasuk dalam hal ini juga buku-buku dalam format referens. Para Penerbit yang berhasil menemukan moment ini merasakan sukses dalam perkembangan usahanya. Terutama Mizan, meskipun penerbit ini tidak berposisi sebagai penerbit buku-buku referens secara khusus. Jalan bisnis penerbitan keIslaman sudah dibuka, termasuk sekarang penerbitan referens yang juga sedang trend meningkat. Hal ini diakui juga oleh Ichtiar Baru bahwa pasaran buku referens Islam bagus, bahkan sebagian koleksi yan dimiliki penerbit ini diterjemahkan oleh negara tetangga Malaysia. Hal ini juga ditandai oleh hasil pengamatan peneliti di lapangan di toko buku Gramedia dimana berdasarkan observasi pada saat itu, terbukti tiga judul buku dari penerbit Almahira pada satu waktu tidak tersedia (out of stock). Penelusuran saat itu sudah minta dibantu oleh pelayan Gramedia yang sedang bertugas, yang mana toko buku tersebut telah ditunjuk sebagai agen penjualannya. Tiga judul tersebut adalah: Qur‟an 7 In One, Pedoman Sholat Lengkap Dan My First Alquran. Lentera Abadi juga memberikan pernyataan keyakinannya bahwa semakin ke sini kesadaran masyarakat tentang buku Islam itu semakin tinggi. Kesadaran masyakarakat akan buku-buku Islam makin tinggi, tetapi minat baca masyarakat sebenarnya tidak meningkat secara signifikan. Karenanya penerbit berupaya untuk meningkatkan minat tersebut dengan mendesain buku-buku yang baik dan menarik
- 74 -
- 75 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
dengan sistem desain esiklopedi dimana gambar-gambar, kelengkapan informasinya dan sistematika penyusunan buku dengan format tersebut dapat menumbuhkan minat dan kebanggaan masyarakat terhadap buku-buku Islam. d.1. Fenomena: Trend yang Laku Justru Buku Yang Mahal. Lentera Abadi mengamati dan menyimpulkan dari pengalaman penjualan koleksi buku-buku keIslaman sampai saat ini bahwa trend yang laku adalah justru buku yang mahal. Dalam pengertian awal, Hal ini dapat dipahami bahwa masyarakat membeli buku itu dimaksudkan untuk keperluan jangka panjang, bukan sesaat. Karena buku tercetak bersifat fisik, kokoh dan tahan lama bila tidak mengalami kerusakan atau memperoleh perlakuan yang tidak ramah. Menyadari ini, mereka tentunya menghendaki buku-buku tersebut tidak didesain asal-asalan, baik dari segi isi maupun sari segi format fisik. Selanjutnya dapat disaksikan dari perkembangan fakta penjualan buku-buku Islam terlihat trend peningkatan yang terus stabil dan berkelanjutan. Dimana menurut Lentera Abadi, “Sudah Sembilan tahun lalu gebyar penjualan buku-buku keIslaman yang dipelopori oleh Gunung Agung, ada Gramedia juga. Tetap saja yang laku yang mahal. Disambut oleh Mizan dan kemudian sekarang banyak penerbit yang mengembangkan koleksi keIslaman yang semakin marak”. (LA) Jadi, penjualan bukubuku Islam terus berkembang. Tetapi terkait dengan buku referens, buku-buku yang terjual adalah buku-buku bagus yang disajikan secara lebih menarik. Buku-buku tersebut menarik bagi kalangan muslim yang memiliki kemampuan finansial sehingga mereka berminat untuk membeli dan memilikinya. Buku-buku tersebut juga mungkin menarik bagi mereka yang tidak punya uang, tetapi mereka tidak sampai punya minat untuk membeli karena tidak punya kemampuan finansial untuk membeli koleksi semacam itu. d.2. Fenomena: Penjualan Buku Referens Islam Relatif Stabil Beberapa penerbit terlihat begitu menikmati dengan trend peningkatan penjualan buku-buku refens Islam untuk sekarang ini. Agak berbeda denan penerbit
- 75 -
- 76 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
yang lain sebalinya Ichtiar Baru, meskipun bukan organisasi yang berbasis keIslaman, mengakui bahwa penjualan dan pencetakan buku-buku referensi Islam relatif stabil. Bahkan sebagian sempat booming. Seperti diutarakan, dekade yang lalu di Van Hoeve pernah mengalami kejayaan dengan produt best seller, “Ensiklopedi Islam yang coklat itu yang paling booming.”(IBV) d.3. Fenomena: buku semakin murah malah semakin ga laku Banyak penerbit memandang bahwa buku semakin murah malah semakin ga laku di pasar. Seperti pernyataan ini: “Pasar kita itu orang Indonesia itu aneh kok semakin murah makin ga laku...
Itu yang kami manfaatin,”( LA). Hal ini bisa
mengandung dua kemungkinan : 1) yang beli buku adalah kebanyakan kalangan menengah yang memiliki budaya baca yang baik. Mereka juga punya cukup dana untuk membeli bahan-bahan bacaan yang baik yang mereka sukai. Maka, bisa diartikan mereka yang punya uang dan punya budaya baca mencari buku yang baik. Inilah sepertinya yang menjadi sasaran kebanyakan para penerbit.
2) sebaliknya,
minat orang miskin membeli buku tidak eridentifikasi oleh kebanyakan penerbit, karena penrebitan adalah perusahaan yang membutuhkan keuntungan usaha untuk bertahan hidup. Sementara bagi orang miskin, untuk kebutuhan pokok saja (sandangpangan-papan belum terpenuhi) tidak selalu terpenuhi. Apalagi menambah keinginan untuk beli buku, mereka tidak punya cukup uang, baik buku yang murah maupun yang mahal seperti ensiklopedi. Namun demikian, tidak ada data dan keterangan yang komprehensif bahwa kalangan miskin itu tidak memiliki minat baca yang cukup. Sehingga tidak bisa digenralisasikan bahwa setiap orang miskin pasti tidak baca. Perlu data kongkrit. Jadi, mereka tetap akan menjadi segmen yang tertinggal dalam pemerataan literasi informasi berpengatahuan termasuk dalam bidang keIslaman.
d.4. Fenomena: Buku bagus tapi penjualan ga banyak. Penerbit sekarang ini juga mengahapi tantangan bahwa penjualan mereka juga tidak selalu lancar untuk semua judul koleksi yang dimilikinya. Ada sebagian
- 76 -
- 77 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
penerbit yang penjualan buku-buku rujukannya stabil tetapi tidak banyak. Ichtiar Baru, misalnya, mengungkapkan keterangan tersebut bahwa relatif stabil itu diakui laku kejual, tetapi maksudnya tidak terlalu banyak, “Paling satu bulan 10 judul (set)... Laku itu sepuluh set.”( IBV). Hal ini mungkin tidak dialami oleh kebanyakan penerbit lain. Sehingga bukan merupakan hal yang bersifat umum. Atau boleh jadi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Maka, bila dicermati rendahnya penjualan tersebut mungkin karena buku-buku di sini tidak banyak judul buku baru. Atau judul buku baru tersebut tidak mampu menarik minat masyarakat luas untuk membelinya. Atau juga buku-buku tersebut hanya sanggup dikonsumsi atau dibaca oleh kelompok atau kalangan komunitas tertentu saja. Nah, bila ada buku bagus tapi penjualan ga banyak, berarti kurang diminati rakyat banyak. Boleh jadi, pertama dilihat dari sisi kontennya yang mungkin kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas, atau ada sebab lain. Boleh jadi fenomena ini selaras dengan perkembangan masyarakat muslim Indonesia yang semakin moderat, sehingga buku-buku keIslaman yang bermuatan materi bahasan terlalu berat buktinya malah kurang mendapat minat dan perhatian dari masyarakat yang lebih luas. Tetapi koleksi semacam ini tetap memiliki komunitas pembeli/pembaca dari kalangan tertentu. Tetapi tidak banyak.
E. Kendala Dan Tantangan Penerbitan Bri Di Indonesia e.1. Tantangan Pada masa yang sama orang akan menghadapi tantangan yang sama tetapi tidak semua bisa memahami dan mengatasi tantangan tersebut agar menjadi peluang dan kesempatan. Bagi mereka yang mampu menghadapi dan mengatasinya justru memperoleh peluang baru yang boleh jadi dapat menguntungkan. Bagi mereka yang tidak bisa menghadapi akan semakin tertinggal. Jadi, semua harus pandai-pandai melihat peluang yang berasal dari berbagai tantangan yang dihadapi agar tidak mengalami kerugian dan kemunduran ditengah kompetisi bisnis yang semakin ketat. Karena persaingan sejak zaman dulu sudah ada.
- 77 -
- 78 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
e.2. Lemahnya Budaya Baca Masyarakat Banyak diakui oleh para ahli masyarakat kita mempunyai budaya baca yang rendah. Tentu hal ini berpengaruh terhadap dunia penerbitan buku. Bagi mereka yang sudah memiliki karakter dengan kemampuan yang kuat dalam menghadi dan mencari solusi terhadap problem berbagai persoalan, tantangan apa saja, termasuk lemahnya minat baca masyarakat, justru malah menjadi garapan baru yang menjanjikan, meskipun ia menyadari banyak lembaga atau perusahaan lain serupa dan sejenis yang menjadi kompetitornya. Mereka merasakan tantangan tersebut, seperti dikemukakan: “Nah itu
rentetannya
adalah ke kita, orang sekarang kan males baca, ...Jadi
tantangannya terbesar itu bukan penerbit lain, wong nyatanya kalau kita turun mereka juga turun.”(LA). Keadaan terebut diatas juga diperburuk dengan kehadiran internet yang semakin marak yang dapat dijalankan lewat berbagai media digital, seperti HP. Internet diakui dapat memperlemah kemampuan baca orang khususnya anak-anak, sehingga minat baca dan daya baca serta kemauan untuk menghayati bahan-bahan bacaan khususnya terhadap buku-buku tercetak bisa terpengaruh. Berkenaan dengan ini dapat disaksikan pada pandangan yang disampaikan oleh Ichtiar Baru berikut. “Sekarang yang terlihat adalah anak-anak menggunakan HP itu hanya untuk [informasi] semacam fashion, ... apa sih..., yang sebenarnya tidak membuat dia untuk mencintai ilmu. Loncatannya itu loncat, tetapi tidak tepat sasaran... seperti yang direkomendasikan oleh mendiknas, seperti ebook, e-learning ... segala macem itu masih sangat jauh dari kenyataan. kalau saya sih, sepertinya loncatan ke internet [e-learning], itu terlalu jauh gitu lho. Karena dukungan minat baca [juga] masih sangat kurang. .. Kalau saya sih orang kuno ya berfikir buku cetak itu masih tetap sangat diperlukan. [tetapi]... Perubahan media itu tidak bisa dihindari. Justru penerbit harus mengikuti bentuk media yang akan dipakai nanti ke depan. Hanya saja optimisme bahwa penerbit itu tetap ada adalah dari minat baca yang harus meningkat.”
- 78 -
- 79 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
(IBV). Media apapun yang dipakai sejauh minat bacanya ada, maka harusnya penerbit harus tetap ada. e.3. Internet & Dunia Digital Dampak kehadiaran dunia internet sangat dirasakan bagi dunia penerbitan buku, termasuk Ichtiar Baru Vanhoeve. Penrebit lain juga mengakui kehadiran teknologi menjadi tantangan nomor wahid. Koleksi digital online yang tersedia secara luas di internet membuat dunia penerbitan buku semakin tertekan, seprti dikemukakan, „jujur saja industri buku sekarang terpukul sekali ya, dengan ada beberapa segmen masyarakat sepertinya penggunaan buku online segalanya itu sudah mendominasi.‟
Tapi untuk dinikmati oleh banyak orang, mereka merasa
bahwa buku itu sudah tidak berarti, kuno teman saya bilang ... keadaan seperti ini, membuat kami terpukul lah dengan keadaan itu.”(IBV). Namun demikian, beberapa penerbit sudah mencoba melakukan untuk mensiasati kendala dunia online. Ichtiar baru sudah pernah mencoba untuk mensiasati Akses Via Internet untuk memberikan layanan akses informasi sebagai bagian dari product konten elektronik. Ichtiar baru melakukan hal ini untuk melakukan update konten (supplement) buku tercetak yang diberikan secara online, seperti buku Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar (EUP) dan Peraturan Perundang-Undangan. Untuk entri mengenai planet di EUP misalnya. Di buku kita kan pasti planet yang terjauh, atau terkecil pasti Pluto. Sekarang kan sudah ada planet lain-lain. kalau zaman dahulu kan kita memberi suplemen ya kalau sekarang kita memberikan link -[supplemennya online], kita hanya memberikan link-link yang memang si pembaca bisa gunakan kalau ia ingin mengetahui lebih jauh. Link-link yang kita berikan itu ialah link-link yang memang secara otoritas di bidang keilmuan bisa dipertanggung jawabkan, misalnya dari LIPI ke NASA segala macem.” (IBV) e.4. Mahalnya Harga Buku Referens Tantangan berikutnya adalah berupa harga buku ensiklopedi yang pada umumnya mahal dan di luar jangkauan masyarakat menengah ke bawah. Mereka
- 79 -
- 80 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
yang tidak punya uang yang cukup tidak memiliki minat untuk membelinya meskipun berminat untuk memiliki.
Hal ini tentu saja berpengaruh pada segmen
penjualan yang kemudian hanya terbatas. Dengan sikap optimisme, para penerbit termasuk Ichtiar Baru - berpandangan bahwa buku-buku semacam ensiklopedi masih sangat diperlukan. Jadi, buku-buku jenis ensiklopedi tersebut masih banyak diperlukan untuk anak-anak Indonesia meskipun mahal. e.5. Model Konvensional: Volume Tebal Ichtiar Baru Van hoeve adalah pelopor penerbitan buku ensiklopedi di Indonesia. Jenis buku ini umumnya bersifat komprehensif serta disusun secara sistematis dan alphabetis, sehingga hubungan semantik dan hubungan subject mudah diikuti dan diteusur. Pada prinsipnya Ichtiar Baru menyetujui, seperti Ensiklopedi Untuk Pelajar, disusun dengan model per tema agar satun jilid atau volume buku menjadi lebih kecil dan tidak ada kesan terlalu berat bagi user-siswa. Model ini juga memungkan akses informasi dalam sumber tersebut bisa lebih mudah dilakukan. Demikian juga penjualannya bisa lebih mudah. Namun diakui oleh penerbit ini, mengubah dari sesuatu yang sudah lazim itu sulit. Merubah pola penyusunan entri kandungan buku endiklopedi dari sistem alphabetis ke sistem tematis mengakibatkan subject-subject besar pokok bahasan dipecah-pecah menjadi subject yang kecil-kecil sesuai tema. Jadi yang ditonjolkan adalah temanya bukan susunan abjadnya. Ichtiar Baru juga sudah menyadari bahwa buku-buku ensiklopedi sebaiknya disusun per tema. Hal ini sudah bisa ia lakukan untuk beberapa judul seprti: „Tematis Dunia Islam‟ dan „Aku Tahu Islam‟ yang untuk anak-anak, dan Sejarah Indonesia juga tematis. “Dan sekarang banyak kan di toko, buku-buku yang tematis seperti itu”(IBV). Tetapi, hal ini juga merupakan persoalan yang cukup kompleks karena menurut Ichtiar Baru:
Pertama, buku yang dibuat dengan 12 jilid bisa berubah
menjadi 40 jilid atau berapa puluh jilid, yang dipecah sesuai dengan topik masingmasing, seperti bulan, awan dan segala macem secara alphabetis. Nah,“istilahnya buku semacam ini kemudian isinya sangat dangkal. Sementara disini kan termasuk yang idealis, jadinya…jadi beda, kalau ensiklopedi itu kan jalin menjalinnya
- 80 -
- 81 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
[menjadi] ga kelihatan di buku gitu”(IBV). Kedua, kegiatan perubahan itu biayanya luar biasa besar dan tidak mudah juga mengubah format yang sudah biasa menjadi bentuk baru lagi dan itu sesuatu yang tidak biasa dilakukan. Ketiga, masih tersedia stock versi tercetak cukup besar. Kalau mau diborong, masih banyak. kami ga mungkin untuk invest lagi di tempat yang itu. Tapi model seperti itu terbukti dari buku kami Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Itu, penjualannya ya terus ada (IBV).. e.6. Hambatan Birokrasi & Otonomi Daerah Bagi para penerbit di indonesia tambahan persoalannya adalah adanya otonomi daerah yang membatasi ruang gerak bisnis para penerbit dan berbagai pihak yang sudah umumnya banyak berhubungan bisnis dengan para penerbit. Hal in seperti diutarakan, “keputusan untuk pembelian buku itu tidak lagi di pusat, keputusanya melalui bupati, kabupaten karena mereka [yang menguasai anggaran]. [sehingga kamipun kesulitan karena mereka tidak pasti membeli buku-buku kami].”(IBV). Secara politik terkait dengan kebijakan Diknas dimana saat ini dengan adanya perubahan pada penggunaan “e-book, otonomi, dsb ada penerbit yang diuntungkan, ada penerbit yang merugi. Beberapa penerbit kita merugi seperti Erlangga, karena mereka dulu memasukkan buku-buku sekolahnya langsung ke guru dsb, sekarang kan ga boleh lagi.”(IBV). Jadi ruang gerak para pihak yang selama ini banyak melakukan komunikasi bisnis dengan para penerbit semakin terbatas karena sering berhadapan dengan kendala kebijakan di pemerintah daerah yang menyebabkan rantai komuniksi bisnsi juga semakin panjang berliku. Disamping itu, terdapat juga kendala sulitnya mencari tenaga pemasar yang handal dan ulet yang menjadi kendala umum perusahaan penerbitan. “hampir semua perusahaan [penerbitan] membutuhkan pemasar produk itu menghadapi kendala yang sama tentang tenaga pemasar tersebut.”(LA).
-----------------------------------------------------------------------------------
- 81 -
- 82 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
- 82 -
- 82 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Bab V ASPEK NON BISNIS DALAM PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA
A. PENDAHULUAN Seperti sudah diketahui pada bab sebelumnya bahwa bisnis merupakan kagiatan ekonomi yang secara umum banyak dilakukan orang dalam kehidupan sehari-hari. Usaha penerbitan adalah salah satu bentuk usaha bisnis berupa produk barang umumnya buku-buku tercetak dan sejenisnya. Fenomena yang terkait dengan bisnis tersebut telah djabarkan secara komprehensif pada bab empat. Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai fenomena-fenomena lain dalam penerbitan buku referens Islam yang tidak terkait secara langsung dengan bisnis. Pada proposal penelitian ini telah dirumuskan hal-hal yang menjadi persoalan yang ingin digali meliputi: 1) Faktor bisnis dalam penerbitan penerbitan buku referens Islam di Indonesia; 2) Aspek (faktor) non bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia: 3) Dinamika perkembangan buku referens lslam di Indonesia; 4) Kendala dan tantangan yang dihadapi dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia. Rumusan masalah pertama tentang aspek bisnis sudah dibahas pada bab empat, dan pada bab ini pembahasan difokuskan pada aspek non bisnis dalam penerbitan buku referens Islam tersebut. Memang peneliti mengalami kesulitan untuk memisahkan unsur atau faktor non bisnis sama sekali terpisah dari faktor bisnis karena pembahasan keduanya selalu terkait satu sama lain. Namun demikian sebagai upaya untuk menjawab permasalahan yang kedua maka peneliti berupaya menguraikan faktor non bisnis tersebut semaksimal mungkin – karenanya bisa saja terjadi suatu faktor dianggap sebagai faktor non bisnis tetapi dari sudut pandang lain ia sebenarnya bisa dimasukkan sebagai faktor bisnis juga. Telah dijelaskan pula bahwa penelitian ini telah melibatkan empat perusahaan penerbitan buku referens sebagai subjek penelitian yaitu PT. Almahira (ALM), PT. Ichtiar Baru Van Hoeve (IBVH), PT. Lentera Abadi (LA), dan PT. Kamil - 82 -
- 83 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Pustaka (KP). Keempat penerbit tersebut telah mengutarakan jawaban persoalan tersenbut diatas seara tuntas dengan memberikan keterangan yang komprehensif baik mengani faktor bisnis maupun faktor pendukung lainnya seperti visi-misi yang mereka emban, cita-cita yang ingin dicapainya, yang dapat dikatakan merupakan bagian alasan-alasan prinsip aspek ideologis. Dalam pembahasan berikut akan dibahas berbagai aspek non bisnis yang peneliti pahami dari hasil wawancara dengan keempat narasumber tersebut di atas baik yang terungkap secara eksplisit maupun yang peneliti pahami secara implisit dari jawaban para narasumber tersebut.
B. Aspek Non Bisnis Yang dimaksud dengan aspek non bisnis dalam penelitian ini adalah aspekaspek lain di luar aspek yang terkait dengan bisnis. Yang termasuk dalam aspek ini misalnya adalah faktor cita-cita atau visi dari penerbit, aspek sosial, aspek keagamaan seperti ghirah atau semangat keagamaan (baca: termasuk faktor idiologi). Harold H. Titus, mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita. mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat. W White, memberikan pengertian bahwa ideologi adalah soal citacita politik atau doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan. M. Sastraprateja, ideologi adalah sebagai perangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.1
1. Visi dan Misi (Aspek Cita-cita) Dari hasil wawancara dengan para informan diketahui bahwa pada umumnya mereka memiliki cita-cita yang hampir sama. Menurut Kamus Online Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam
1
http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertian-ideologi-menurut-para-ahli.html
- 83 -
- 84 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
pikiran.2 Sebagai suatu keinginan maka tentu saja seseorang ataupun suatu organisasi yang memiliki cita-cita akan berusaha untuk mencapainya. Peneliti melontarkan pertanyaan mengenai hal-hal yang mendorong atau melatar belakangi
para penerbit menerbitkan buku referens Islam, dan mereka
mengemukakan jawaban yang berbeda tetapi substansinya hampir sama. Secara umum mereka mempunyai cita-cita, keinginan atau visi yang sama terkait penerbitan buku referens Islam tersebut, yaitu pada prinsipnya mereka berkeinginan untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat untuk kemajuan masyarakat yang beradab, turut mencerdaskan kehidupan umat (bangsa) dengan menyediakan sumber-sumber bacaan yang otoritatif dan berkualitas, misalnya dengan moto „spread the knowledge”, disamping untuk tujuan bisnis guna mencari keuntungan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbukuan mereka mewujudkan tujuan dan misinya dengan menerbitkan bukubuku referens, termasuk koleksi referens Islam. Namun secara rinci masingmasing penerbit menyatakan cita-cita atau visinya dengan ungkapan yang berbeda-beda. Almahira adalah penerbit yang secara jelas menyatakan cita-citanya tersebut adalah untuk memberikan sarana atau jalan bagi umat Islam Indonesia untuk mempelajari ajaran agama mereka melalui sumber yang otoritatif. Karena itu maka para penerbit tersebut berupaya menerbitkan buku referens Islam yang dapat dibaca oleh semua kalangan umat Islam Indonesia tanpa memandang apapun madzhab, aliran ataupun pemahaman yang dianutnya. Hal tersebut diungkapkan secara sangat gamblang oleh Abdul Ghafar sebagai direktur dari PT. Almahira: “Kita ini kan mayoritas umat Islam dengan ragam pemahanan keislaman yang berbeda, ada garis keras, ada garis kiri, ada garis kanan, sehingga saya terpanggil secara pribadi untuk memberikan jalan kepada umat Islam untuk mempelajari apa yang harus mereka tahu, pada saat mereka bertanya tentang solat, kita punya referensi buku solat. Pada saat mereka bingung bagaimana membayar zakat kita punya buku referensi tetang zakat, pada saat mereka bingung membagi
2
http://kamusbahasaindonesia.org/cita-cita
- 84 -
- 85 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
warisan dalam Islam mereka bisa membaca buku refrensi tentang waris.”3 Realitas akan adanya keragaman corak keagamaan umat Islam di Indonesia baik dari pemahaman, perbedaan madzhab, dan bermacam aliran keIslaman telah menginspirasi dan mendorong Almahira untuk menerbitkan buku referens Islam yang dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi semua kalangan umat Islam Indonesia tersebut. Almahira bercita-cita bahwa buku referens yang diterbitkannya dapat dibaca oleh semua kalangan atau kelompok aliran yang beragam tersebut. Lebih jauh secara tegas Abdul Ghafar mengatakan bahwa buku yang diterbitkannya itu benar-benar tidak berpihak pada pemikiran atau madzhab tertentu, sehingga semua kalangan diharapkan bisa menggunakan buku tersebut apakah dari kalangan Muhammadiyah, dari kaum Nahdhatul Ulama, Persis, ataupun dari kalangan lainnya. Buku yang disajikannya benar-benar ingin menampilkan informasi mengenai ajaran Islam secara utuh, berdasarkan AlQur‟an dan As-Sunnah dan tidak bersifat parsial, seperti yang dinyatakan secara gamblang oleh narasumber: “Dengan kita garis bawahi semua apa yang kita terbitkan itu tidak bermadzhab, artinya tidak mengarah pada satu pemahaman, buku yang kita terbitkan selalu berdasarkan pada al-Qur’an dan As-sunnah, kita tidak memihak pada salah satu pihak, katakanlah NU atau Muhammadiyah, sehingga orang NU bisa membaca buku kita dan Muhammadiyah pun demikian, buku kita tidak parsial, artinya semua yang kita sajikan itu murni untuk memberikan informasi pengetahuan kepada umat Islam Indonesia, ini lho pemahaman Islam yang sebenarnya, berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadis”. 4
Almahira ingin menyajikan buku referens yang benar-benar otoritatif berdasarkan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah tanpa memihak pada salah satu madzhab atau aliran tertentu. Almahira benar-benar ingin memberikan informasi kepada umat tentang ajaran Islam yang sebenarnya yang berdasarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Maka dapat dikatakan bahwa harapan minat berbagai kelompok 3
Abdul Ghafar (Direktur Penerbit Almahira), kutipan hasil wawancara
4
Ibid, Abdul Ghafar (Direktur PT. Almahira)
- 85 -
- 86 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
yang berbeda mazhab tadi untuk memanfaatkan bersama koleksi terbitan referensi, senantiasa dilandaskan pada Qur‟an dan Sunnah semata. Dan hal itu bisa dianggap merupakan upaya Almahira dalam turut serta melakukan purifikasi atas ajaran Islam melalui buku-buku referens Islam yang diterbitkannya. Karena itu maka buku yang diterbitkan tidak bersifat parsial (hanya menurut pandangan tertemtu saja). Penyusunan koleksi yang tidak parsial sebagai sikap yang diambil dalam menyuguhkan karya buku referensi. Hampir selalu buku yang membawa nuansa diskursus atau perbedaan pendapat pada subjek atau tema yang bersangkutan maka pada tempat yang sama diberikan penjelasan yang tuntas dan komprehensif. Tuntas, melibatkan pandangan dan pembahasan dari semua pihak yang berseberangan atau berbeda pendapatnya tentang topik tertentu, dan diinformasikan mana diantara pendapat tersebut yang dianggap paling sahih sehingga pertanyaan-pertanyaan terjawab; dan pemaparan yang komprehensif mencakup detail penelaahan yang terdiri dari argumentasi, fakta sejarah dan fakta sosial yang valid untuk menjawab persoalan tersebut. Dari apa yang diungkap penerbit Almahira memang konsisten pada apa yang telah digariskannya bahwa buku-bukunya tidak berpihak pada suatu madzhab, dan itu memang merupakan salah satu rahasia mengapa bukunya laku. Hal itu berulangkali ditegakan oleh Abdul Ghafar: “Di kita alhamdulillah semua bagus [laku], karena memang itu, saya benar-benar memilah, menyeleksi buku ini kan ga mudah, ya yang tidak bermadzhab tadi, karena kalau sudah bermadzhab maka akan susah. ….. tapi saya [Almahira] tidak bermadzhab, makanya saya bilang semua warga NU, warga Muhammadiyah, PERSIS, bahkan ISIS pun bisa membaca buku kita, gitu. Sehingga kalau toh kita punya [menerbitkan] buku Tafsir Imam Syafii itu bukan karena kita bermadzhab pada Imam Syafii, tapi karena kita ingin kasih tahu ke masyarakat, banyak orang mengklaim madzhabnya Imam Syafii tetapi sebenarnya mereka tidak tahu Imam Syafii itu madzhabnya kaya apa, Imam Syafii pernah mengajari qunut subuh atau ga kan mereka tidak tahu, begitu.”
Cita-cita untuk menerbitkan buku yang tidak memihak pada satu madzhab ternyata sangat selaras dengan cita-cita dari PT. Kamil Pustaka. Penerbit ini juga memiliki cita-cita untuk menerbitkan buku referens Islam yang handal (mungkin - 86 -
- 87 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
yang dimaksud adalah buku referens Islam yang bermutu dan otoritatif dari segi content atau informasinya dan bagus dari format cetakannya). Penerbit ini juga berkeinginan untuk memproduksi buku-buku referens Islam yang sifatnya tidak berpihak pada suatu kalangan tertentu, melainkan buku yang dapat dibaca oleh semua kalangan umat Islam yang ada di Indonesia. Muhammad Kosim dari perusahaan penerbit ini mengungkapkan: “........kita ingin menerbitkan buku-buku referensi yang andal terutama buku referensi Islam. Kita ini memang belum kelihatan karena baru dua judul, tapi angan-angan dan cita-cita kami ingin menerbitkan buku-buku referensi Islam yang sifatnya tidak memihak pada satu aliran atau madzhab tertentu. Kita ingin buku yang kita terbitkan itu dapat diterima oleh semua kalangan.”5
Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut maka PT. Kamil Pustaka sangat selektif dalam memilih tim penulis yang menyusun buku yang akan diterbitkannya. Karenanya itu maka penerbit ini memiliki kebijakan untuk memilih nama-nama penulis yang benar-benar dapat diterima oleh masyarakat luas dan tidak melibatkan nama-nama penulis yang dianggapnya mewakili atau menyuarakan pemikiran kelompok tertentu. Hal tersebut diungkapkan oleh narasumber yang sama (Muhammad Kosim): “Kadang-kadang maaf kita juga mempertimbangkan nama-nama penyusun yang benar-benar diterima masyarakat luas, karena saat ini kan masyarakat sudah cukup kritis, kalau ada nama penyusun tertentu yang dianggap mewakili satu kelompok maka konsumen tidak jadi beli buku kita, begitu.” Dikemukakannya bahwa masyarakat sudah cukup kritis, bahkan nama penyusun atau penulis pun sudah menjadi pertimbangan dalam membeli buku. Narasumber sempat memberi contoh nama salah satu penulis muslim Indonesia yang sudah sangat terkenal dan berasal dari alumni Timur Tengah tetapi (menurut narasumber) oleh sebagian masyarakat nama tersebut tidak bisa diterima dengan alasan bahwa kehidupan sehari-hari keluarganya tidak sesuai dengan apa yang ditulisnya atau apa yang diucapkannya (untuk menghindari hal yang tidak 5
Muhammad Kosim (PT. Kamil Pustaka), kutipan hasil wawancara.
- 87 -
- 88 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
diinginkan maka dalam laporan ini peneliti tidak mencantumkan contoh nama yang tersebut). Jadi menurut Kamil Pustaka jika suatu buku ditulis oleh orang yang seperti itu maka bukunya tidak akan laku. Menurut peneliti yang dimaksud tidak laku di sini adalah bukan dalam arti tidak laku sama sekali, tetapi menjadi terbatas pangsa pasarnya, karena bagaimanapun harus diakui bahwa setiap buku itu ada pembacanya, dan setiap kaum atau kalangan juga harus ada bukunya. Adapun cita-cita PT. Ichtiar Baru van Hoeve cita-cita adalah keinginan dari penerbit ini untuk menyebarkan ilmu pengetahuan secara luas. Berarti dalam hal ini perusahaan ini ingin menyebarkan pengetahuan, melakukan diseminas informasi ilmiah
dalam semua bidang ilmu pengetahuan kepada
seluruh masyarakat khususnya pada cendekiawan, ilmuwan, para dosen, tenaga pengajar maupun para mahasiswa dan pelajar. Narasumber (informan) dari Ichtiar Baru yaitu Ibu Starlita tidak secara spesifik menyebutkan cita-citanya terkait penerbitan buku referens Islam. Peneliti berpendapat hal tersebut bisa jadi disebabkan oleh karena pemilik dari perusahaan ini adalah non muslim (pemiliknya adalah warga Belanda), sehingga perusahaan ini tidak memiliki visi khusus mengenai penerbitan buku referens Islam. Ia tentu menganggap bahwa pengetahuan mengenai Islam merupakan bagian dari berbagai pengetahuan yang harus disebarluaskan melalui macam-macam ensiklopedi yang diterbitkannya. Sementara Penerbit Lentera Abadi memiliki cita-cita yang agak berbeda dengan ketiga penerbit di atas. Lentera Abadi dalam hal ini ingin menerbitkan buku referens Islam dengan alasan karena memang buku referens tersebut memang diperlukan oleh masyarakat. “Jadi diluar buku sekolah, secara umum masih diperlukan buku referensi .. kalau di kita tidak membuat buku pelajaran secara langsung. Ga pernah bikin .. karena semakin ke sini kesadaran masyarakat tentang buku Islam itu semakin tinggi... kemenangan kita kenapa kita memilih ensiklopedi sebenarnya karena minat baca itu kan gak signifikan amat tapi kalau ditambahin gambar itu kan jadi menarik. ...”6
6
Budi Sudarmono (Manager Pemasaran PT. Lentera Abadi), kutipan hasil wawancara
- 88 -
- 89 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Jadi menurut narasumber bahwa kesadaran masyakarakat akan buku-buku Islam makin tinggi, tetapi minat baca masyarakat sebenarnya tidak meningkat secara signifikan. Karenanya penerbit berupaya untuk meningkatkan minat tersebut dengan menerbitkan buku-buku dengan format yang bagus dan menarik dengan sistem desain esiklopedi. Melalui ensiklopedi suatu informasi dapat disajikan beserta gambar-gambar, ilustrasi-ilustrasi, dan kelengkapan informasi lainnya dengan sangat menarik, dan sistematika penyusunan buku dengan format tersebut dianggap dapat menumbuhkan minat baca dan kebanggaan masyarakat terhadap buku-buku Islam. Disamping itu melalui buku referens Islam Penerbit Lentera Abadi ingin memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia mengenai ajaran-ajaran Islam yang paling mendasar yang kebanyakan belum dipahami oleh masyarakat Islam umumnya. Hal ini seperti dinyatakan oleh Budi Sudarmono: “…. kebanyakan orang Indonesia itu sampai yang paling dasarnya saja tidak tahu…. rukun Islam, seperti shalat, sahadat, zakat dan seterusnya, .. yang paling dasarkan kalau dibanding dulu ... banyak yang ga tahu.” 7 Melalui penerbitan buku Islam Penerbit Lentera Abadi juga mempunyai visi untuk turut mewarnai kehidupan Islam yang lebih baik dengan tetap mempertimbangkan unsur bisnis. Jadi tampak bahwa Lentera Abadi ingin menyelaraskan dua kepentingan sekaligus yaitu kepentingan keagamaan (kehidupan Islam yang lebih baik) dengan kepentingan bisnis, keduanya harus berjalan beriringan. Hal itu diungkapkan secara jelas oleh Budi Sudarmono: “…. kita itu ingin kehidupan Islam yang lebih baik dalam hal apapun, ingin memberikan manfaat bagi orang banyak, tetapi secara perusahaan tentu kita juga ingin buku kita laku supaya perusahaan ini bisa jalan, setiap perusahaan yang menghasilkan suatu produk kan ingin produknya laku, kalau bikin produk terus ga laku, ngapain.”8
7
Ibid, Budi Sudarmono
8
Ibid, Budi Sudarmono
- 89 -
- 90 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
2. Penerbitan Sebagai Ibadah Tujuan utama dari perusahaan penerbitan pada umumnya adalah untuk tujuan komersial atau bisnis, tetapi ternyata hal itu bukan satu-satunya tujuan. Tujuan lain yang ingin diraih melalui usaha penerbitan ini antara lain adalah ingin mengisi kekosongan atau minimnya buku referens Islam yang terbit. Karenanya meskipun memerlukan biaya produksi yang besar Almahira berupaya menerbitkan buku referens tersebut sebagai upaya untuk memenuhi kekosongan tersebut: “Nah kembali kepada buku referensi, itu kan mayoritas dari Timur Tengah dan mayoritas itu berjilid, sehingga itu, apa namanya, tentunya butuh dana yang besar untuk memproduksi itu. Nah kalau berkaitan dengan ekonomi, sebetulnya saya berfikirnya sederhana, umat Islam itu masih minim referensinya, buku-buku ke-Islamannya, sehingga kalau kita kasih atau kita sodori buku-buku referensi pasti mereka akan mau membeli. Mereka tidak membeli itu bukan karena tidak mau membeli, tapi karena tidak ada yang dibeli, sehinga, saya bismillah menerbitkan buku-buku referensi tersebut.”9
Lebih lanjut Abdul Ghafar nenekankan bahwa apa yang ia usahakan merupakan bagian dari amal saleh, bagian dari ibadah, tidak semata-mata mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dunia saja. ”….di luar dari itu tentunya saya pribadi, e… spekulasinya seperti ini, kalau toh buku ini tidak laku di pasaran ya inilah menjadi bagian dari amal saya, yang saya berikan, ya sederhananya seperti itu, untung rugi barangkali itu yang kedua dan ketiga.” Pernyataan tersebut secara eksplisit menggambarkan bahwa penerbit Almahira menjadikan usaha penerbitan sebagai ladang atau investasi amal saleh, sedangkan tujuan mencari keuntungan atau bisnis itu menjadi tujuan berikutnya yaitu tujuan kedua bahkan ketiga. Dengan demikian maka jika buku yang diterbitkannya tidak laku (tidak menguntungkan secara bisnis) penerbit ini tidak tidak merasa rugi meskipun telah mengeluarkan banyak biaya untuk itu. karena diyakini betul bahwa upaya yang telah dilakukannya adalah menjadi bagian dari 9
Abdul Ghafar (Penerbit Almahira), kutipan hasil wawancara
- 90 -
- 91 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
ibadah atau amal saleh yang tentu akan diperoleh balasannya kelak di akhirat. Jadi dengan kata lain Almahira menjadikan usaha penerbitan sebagai bagian dari perjalanan menuju akhirat. Tetapi pada kenyataannya menurut narasumber bukubuku yang diterbitkannya cukup laris di pasaran, berarti secara bisnis perusahaan ini tidak rugi malah untung. Dengan kata lain ketika suatu keyakinan dijalankan dengan baik, suatu aktivitas dijalankan dengan ketulusan dan keikhlasan disertai niat sebagai amal saleh, maka sebenarnya keuntungan akan mengikutinya. Dan Almahira kembali menegaskan bahwa perusahaannya benar-benar ingin menjadikan usaha penerbitannya sebagai ladang amal sebagaimana dinyatakan oleh Abdul Ghafar sebagai berikut: “…. memang ga gampang, jadi gini, menerbitkan satu buku itu ga satu atau dua bulan selesai, ada yang sampai tiga tahun, lama, jadi kita bukan murni pengin pokoknya satu bulan jadi, kalau saya begitu, sudah banyak judul yg diterbitkan, saya…. ensiklopedi hadis saja itu, tiga setengah tahun. Kalau dari segi ekonomi sudah banyak, artinya sudah memakan dana yang besar, gitu, e… tapi saya berfikirnya ini untuk kepetingan orang banyak, dan satu hal yang saya ingin sampaikan ke temen-temen disini, ini adalah ladang amal. Kalau kita menyampaikan sesuatu dan apa yang kita sampaikan adalah benar, dan orang yang membacanya lalu mengamalkannya dengan benar, maka pahalanya akan mengalir sepanjang masa, tapi sebaliknya kalau sampai kita menyampaiksn sesuatu yang salah dan orang mengamalkannya, dosanya akan mengalir juga ke kita, maka kita harus hati-hati, itu perlu saya sampaikan ke temen-temen.” Buku merupakan media untuk menyampaikan suatu kebenaran (ajaran agama yang benar) dan akan dibaca oleh umat dan akan diamalkan oleh orang banyak.
Maka
penerbitan
buku
dapat
menjadi
ladang
amal
yang
konsekuensinya akan diterima sepanjang masa (di dunia maupun di akhirat). Karena itu maka Almahira sangat berhati-hati dalam menyusun buku yang akan diterbitkannya, tidak terburu-buru karena harus melalui verifikasi dan klarifikasi isi agar apa yang disajikan benar-benar valid, tidak mengandung suatu kesalahan. Sebagai contoh ensiklopedi hadis penyusunannya memerlukan waktu yang lama hingga mencapai tiga setengah tahun dan tentu saja hal itu memakan biaya yang besar.
- 91 -
- 92 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Meskipun tidak secara eksplisit menyatakannya sebagai amal atau ibadah,, PT. Lentera Abadi juga sangat hati-hati dalam menerbitkan buku referens Islam. Karenanya jika suatu naskah sudah selesai maka harus dibaca terlebih dahulu oleh pembaca ahli. Tentu hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kesalahan ataupun kekeliruan dalam buku tersebut. Dengan kata lain untuk menjaga kualitas, validitas dan tentu saja kebenaran dari apa yang disajikan, agar pembaca memperoleh informasi yang benar mengenai suatu masalah. Budi Sudarmono menyatakan sebagai berikut: “….Setelah tersedia naskah, naskah diberikan kepada tim editor untuk menguji sisi kebahasaan dan materinya. kita punya tim editor yang kuat dari sisi kebahasaan dari sisi materi, dari sisi tata tulisnya dari sisi gramer-nya, dan lainnya. Selanjutnya, naskah sebelum diterbitkan harus dibaca oleh pembaca ahli untuk mencermati dan memamtikan isinya. Kemudian kalau buku Islam satu yang harus ada, pembaca ahli. Bunuh diri, kalau tidak ada pembaca ahli, dan sulit untuk lolos kalau sudah sampai ke pembaca ahli.”
Tersirat jelas dari kutipan di atas bahwa pembaca ahli memiliki peran sangat penting dalam menentukan lolos atau tidaknya suatu naskah untuk diterbitkan. Berarti mereka memiliki kriteria yang ketat untuk penerbitan buku referens Islam tersebut. Dan ini tentu saja memiliki maksud agar buku yang diterbitkan memberikan informasi yang benar sehingga pembaca yang akan mengamalkannya juga berdasarkan pengetahuan yang benar.
3. Perbaikan Citra Buku Islam Berdasar hasil wawancara diperoleh informasi bahwa selama ini ada anggapan bahwa buku-buku Islam itu jelek, tidak bagus, tidak berkualitas. Bukubuku seperti itu harganya murah. Karena itu maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki citra anggapan tersebut. Hal itulah yang dilakukan oleh Lentera Abadi melalui penerbitan buku referens Islam yang jauh lebih bagus baik dari kualitas, format, isi, dan kemasannya. Sebelumnya penerbit ini hanya menerbitkan - 92 -
- 93 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
buku referens bidang-bidang ilmu lain di luar bidang ke-Islaman, dan saat ditanya mengapa kemudian juga menerbitkan buku referens Islam, berikut jawaban Budi Sudarmono : „Bukan, pertama bukan, tetapi kemudian kita lihat begini, ada satu pasar yang selama ini, dulu kan buku-buku Islam itu kan jelek, tipis, elek terbitan penerbit Kauman Semarang, Penerbit al-Ikhlas Surabaya. Bukubuku kecil kalau dibuka megahi (bikin malas), sementara buku-buku Kristen bagus-bagus ra karuan [bagus-bagus sekali]. Kita harus terima kasih itu pertama sekali yang buat kan penerbit Mizan [yang memulai menerbitkan buku dengan format yang bagus-bagus]. Karena orang Indonesia dalam tanda petik “suka pamer”. Dan trendnya kesini, semakin serius isinya itu buku makin ga laku. Buku dari tempat ibu [UIN Jakarta?] itu berat-berat, gak laku. Kalau untuk bisnis kurang itu. Ada buku populer berat, seperti buku Atlantis, tapi terjemahanannya berat gak laku. Makanya sekarang banyak buku Islam populer yang, misalnya buku kumpulan ceramah Ramadhan, ga ada yang nengok”. Jadi penerbit Lentera Abadi ingin menerbitkan buku referens Islam dalam rangka memperbaiki kondisi pasar buku Islam di Indonesia yang menurutnya dulu itu bukunya jelek- jelek, ukurannya tipis, sama sekali tidak menarik dan membuat orang malas untuk membuka apalagi membacanya. Dengan adanya buku-buku keIslaman yang bagus, menarik, maka masyarakat tertarik untuk membacanya, sehingga diharapkan minat baca orang akan meningkat, hal ini sesuai dengan citacita yang diungkap sebelumnya penerbit ini berkeinginan turut berperan dalam meningkatkan minat baca. Dan satu hal lagi yang menurut beliau juga perlu jadi pertimbangan bahwa orang Indonesia itu suka pamer, senang memperlihatkan sesuatu yang bagus atau mahal, orang akan merasa bangga. Maka buku Islam juga harus dicetak dengan format yang bagus yang dapat dibanggakan oleh pembelinya. Hal lain yang dapat dipahami dari kutipan tersebut di atas adalah adanya fenomena atau kecenderungan di masyarakat yang kurang meminati buku-buku yang temanya berat, jadi menurutnya semakin serius tema suatu buku maka buku tersebut tidak laku. Kecenderungan tersebut mungkin terjadi selaras dengan perkembangan masyarakat muslim perkotaan yang semakin moderat bahwa buku-buku ke-Islaman yang bermuatan materi atau bahasan yang terlalu berat - 93 -
- 94 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
buktinya malah kurang mendapat minat dan perhatian dari masyarakat yang lebih luas. Tetapi mungkin untuk kalangan tertentu tetap memiliki komunitas pembeli.
4. Kebijakan Tema Produk Hal lain yang peneliti anggap sebagai aspek non bisnis adalah tentang tema dari buku yang diterbitkan [meskipun sebenarnya penerbit dalam menentukan tema ini tidak bisa lepas sama sekali dari pertimbangan bisnis]. Setiap penerbit telah menentukan garis kebijakan mengenai tema-tema buku yang akan diterbitkannya. Lentera Abadi misalnya lebih senang dengan tema-tema kekinian (kontemporer) yang sedang terjadi dan berkembang di masyarakat. “… misalnya gini ya yang saya mau bikin itu, misalnya pengaruh Gadget, Trans gender, terus kemudian ekonomi Islam. …. tapi kalau yang terlalu meden-medeni [menakut-nakuti], trus banyak dongengnya, gak laku mas. Itu kan dari buku tafsir mimpi yang meden-medeni kuwi to.”
Jadi seiring pertumbuhan masyarakat Islam kelas menengah atas yang hidup di kota besar dan tinggal di kompleks perumahan elit mereka memerlukan bukubuku yang isinya dapat menambah wawasan kekinian, tidak hanya berisi masalahmasalah ibadah mahdhah seperti tata cara wudlu, salat puasa, dan sebagainya tetapi sudah membahas isu-isu kontemporer seperti isu trans gender dalam pandangan Islam, masalah gadget, dan isu-isu mutakhir lainnya yang terjadi dan berkembang pada masyarakat saat ini, termasuk juga masalah ekonomi Islam. Disamping itu narasumber ini juga ingin menampilkan Islam yang baik, yang damai, yang bijak, yang sejuk, yaitu
melalui buku-buku yang memuat
informasi mengenai hal-hal yang baik dan mengajak pada kebaikan, hal-hal yang menambah pengetahuan dan wawasan, bukan informasi atau hal-hal yang menakut-nakuti pembaca. Saat ini sudah bukan zamannya lagi menerbitkan bukubuku seperti itu, karena tidak akan diminati oleh masyarakat. Secara tegas selanjutnya Sudarmono mengatakan:
- 94 -
- 95 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
“Menurut saya, buku-buku paling bagus yang anak seneng lihat. .. bahwa orang menengah keatas dengan pemahaman Islam yang sederhana, itu sangat haus dengan buku agama ... syaratnya, jangan meden-medeni [jangan nakut-nakuti], jangan ngancem-ngancem, yang sejuk-sejuk saja .. dan jangan kakean ancaman, karena kalau sudah diomongkan surga neraka, kamu akan diiris-iris, dibakar di bara api, semakin tidak bisa didekati dengan bahasa otak mereka , semakin mereka jauh….” Menurutnya buku-buku yang membahas tema yang berkaitan dengan ancaman itu akan dijauhi oleh pembaca. Yang diperlukan saat ini justru buku dengan tematema yang menyejukkan, yang menambah wawasan, karena demikian yang dituntut oleh masyarakat saat ini. Dan penentuan tema ini dipegang sepenuhnya oleh pihak penerbit, meskipun menurut pengakuan narasumber sebenarnya banyak penulis yang menawarkan naskah. Meskipun naskah yang diterima itu temanya bagus katanya kalau tidak sesuai garis kebijakan Lentera Abadi maka tidak akan diterima. “ Iya, mereka menawarkan belum tentu saya terima lo, [meskipun] menurut dia bagus. Karena bagi kami diatas segala-galanya kan kami kan harus tetap hidup, ngapain nerbitin buku kalau nggak laku meskipun judulnya apa gitu. Sementara PT. Kamil Pustaka juga memiliki kebijakan mengenai tema bukubuku yang diterbitkannya yaitu buku-buku yang bernuansa Islam yang sesuai dengan
al-Qur‟an dan Hadis, meskipun bukan pembahasan tentang Al-Qur‟an
dan Hadis itu sendiri. Artinya penerbit ini membuka diri untuk menerbitkan tematema apapun sepanjang bernuansa Islam dan berpijak pada Al-Qur‟an dan Hadis. Hal itu dinyatakan oleh Muhammad Kosim karena usahanya tidak semata mengejar keuntungan dunia saja, tetapi juga sebagai syiar untuk mendapatkan akhirat. “Ini sebagai upaya syiar maka yang kita tekankan adalah buku bernuansa Islam yang sesuai Al-Qur‟an dan Hadis, meskipun bukan mengenai Al-Qur‟an dan hadis itu sendiri. …… “Tetap insya Allah karena kami ingin syiar ya nyari dunia tapi tidak melupakan akhirat.” - 95 -
- 96 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Adapun Almahira sebagai penerbit yang telah menyatakan dirinya bebas madzhab, tampaknya tidak menentukan tema yang spesifik, bahkan banyak bukubukunya merupakan karya terjemahan. Yang penting bagi Almahira apa yang terkandung dalam buku adalah informasi yang benar dari sumber yang benar, tidak mengandung pemikiran yang membahayakan ranah akidah.Islam, seperti dinyatakan oleh Abdul Ghafar berikut: “Kalau, jadi gini.., kalau itu menyangkut pemikiran yang membahayakan, artinya membahayakan dari keyakinan islam, maka kita tidak menerbitkan sama sekali. Kalau ada sisipan, misalnya sisipan itu ada pemikiran penulis sendiri yang menurut Al-Qur‟an dan Hadits tidak tepat, gitu ya, kita lihat kontennnya. Artinya gini, dalam menafsirkan, katakanlah, saya menafsirkan firrijalli, „untuk laki-laki itu dua, untuk wanita satu‟ dalam hukum waris misalnya, kemudian dinyatakan bahwa hak waris itu sekarang di dunia ini sudah tidak ada ... kalau tidak memberikan pendapat-pendapat ulama terdahulu, maka pendapat seperti itu akan tidak kita lakukan, kita cut. Itu pendapat penulis sendiri. Dan itukan tidak jelas.”
Jadi meskipun Almahira melakukan banyak terjemahan pada karya terbitannya, tetapi tidak hanya menerjemahkan apa adanya terutama bila didapatkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, atau pemikiran yang membahayakan, artinya membahayakan dari keyakinan Islam, maka pasti tidak digunakan dan Almahira tidak akan menerbitkannya sama sekali. Nampaknya Almahira ingin memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat luas tentang Budaya Literasi Islam yang benar. Artinya, masyarakat harus mudah memperoleh sumber informasi yang benar dan komprehensif tentang kebutuhan informasi dan pengetahuan, terutama berkenaan dengan persoalan-persoalan up to date yang mereka rasakan. Karya-karya terbitan Almahira, semaksimal mungkin ditujukan untuk memberikan keseimbangan dalam masyarakat akan ketersediaan bahan-bahan bacaan yang benar dan diperlukan umat Islam disamping untuk memperkaya khazanah kebudayaan Islam yang dapat diterima khususnya untuk kalangan menengah ke atas.
- 96 -
- 97 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Karena itu maka dalam memberikan kejelasan suatu persoalan pada sumber referensi yang komprehensif, Almahira berusaha untuk menghadirkan pembahasan dari berbagai sudut pandang atau pendapat yang berbeda pada kasus tersebut termasuk kemungkinan infiltrasi pemikiran penulis, sehingga pembaca memperoleh wawasan yang berimbang. Tetapi bila pendapat penulis dianggap tidak sesuai atau kurang benar maka tidak akan dimuat. Jadi kalau ada perbedaan pendapat penulis A, penulis B, penulis C dan seterusnya tentang sesuatu masalah maka akan dikonfirmasi langsung ke para penulis tersebut. “Kalau memang ada, kita akan muatkan ke dalamnya, ini menurut a b c d, kita akan muatkan, kita akan konfirmasi ke penulis.”
5. Aspek Lain Selain berbagai aspek yang telah diuraikan di atas masih ada hal-hal lain yang dapat digali dari hasil wawancara dengan para informan. Misalnya tentang syiar, secara umum hampir semua penerbit kecuali Ikhtiar Baru Van Hoeve, baik secara eksplisit maupun implisit menganggap bahwa usaha penerbitan buku referens Islam yang mereka lakukan adalah merupakan syiar Islam. Melalui penerbitan mereka ingin berkontribusi melakukan syiar dengan cara yang berbeda dari caracara konvensinal lainnya. Ada juga penerbit yang sangat konsen untuk mengembangkan bisnis Islami (bisnis berbasis syariah), hal ini dilakukan oleh PT. Kamil Pustaka. Mulai dari proses produksi hingga pemasaran menurutnya semuanya dijalankan secara Islami dna sangat menekankan aspek kekeluargaan. Jadi PT Kamil Pustaka berbeda terutama dalam hal pemasaran dengan cara penerbit lain memasarkan produknya. Sebagai contoh misalnya mereka menetapkan harga yang sama antara baik pada penjualan tunai maupun pada penjualan dengan cara angsuran atau cicilan. Lalu aspek kekeluargaan, sebagai contoh Penerbit Kamil Pustaka tidak pernah memberhentikan tenaga pemasarnya meskipun mereka tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, malah untuk mereka yang mengalami hal demikian akan semakin diramgkul dan diberi training lebih lanjut. Sementara penerbit yang lain tidak berlaku demikian. - 97 -
- 98 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam
Hal lain yang juga pantas untuk diangkat adalah tentang kedispilinan. PT. Almahira sebagai contoh menerapkan disiplin tinggi bagi karyawannya terutama dalam hal ketepatan melaksanakan salat berjamaah. Pada saat peneliti melakukan wawancara tiba-tiba terdengar suara adzan dari ruang tengah kantor (yang ternyata difungsikan sebagai mushala), serta merta seluruh karyawan berkumpul di mushala tersebut termasuk direkturnya, dan segera mereka melakukan salat Ashar berjama‟ah. Ketika peneliti menanyakan apakah hal tersebut selalu dilakukan, Abdul Ghafar menjawab: “Ya, selalu, ini bagian dari cara kami menegakkan disiplin waktu”. Mungkin hal tersebut terkait erat dengan keyakinan Almahira bahwa usahanya adalah merupakan ibadah atau amal, maka dalam ibadah mahdhah mereka juga harus disiplin.
- 98 -
- 99 - Penutup
Bab VI PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada baba empat dan bab lima sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari berbagai indikator yang ditemukan diketahui bahwa faktor ideologis berpengaruh besar terhadap sukses bisnis penerbitan referensi Islam. Cita-cita dan keinginan untuk menyebarkan ilmu yang benar dan seluas-luasnya, sikap istiqomah, optimis serta sikap tawakal dalam menghadapi kompetisi dan berbagai tantangan menjadi bagian dasar semangat penerbit berinovasi. Tetapi hal ini juga harus diperkuat oleh keahlian dan kreatifitas dalam melakukan analisis kebutuhan untuk menciptakan produk yang lebih diterima oleh masyarakat luas. Untuk itu para penerbit melakukan berbagai upaya misalnya dengan menentukan strategi dan segmen pemasaran, secara langsung mengamati kebutuhan masyarakat, termasuk proses edit pra-cetak yang sangat ketat. Keahlian analisis dan kreatifitas produksi karya baru menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan bisnis referensi Islam di Indonesia. Faktor-faktor ideologis ini sekaligus menjadi bagian dari strategi bisnis dan pemasaran pada penerbitan buku refernsi Islam.
2. Kebanyakan penerbit mengakui bahwa kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan bukubuku Islam semakin tinggi, termasuk buku referens. Banyak penerbit buku-buku Islam berusaha memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya. Meningkatnya produksi dan pemasaran buku-buku referensi islam ini juga tidak terlepas dari aspek ekonomi-bisnis yang ditengarai oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dapat diprediksikan bila keadaan ekonomi ini bertahan dan terus meningkat maka penerbitan buku referensi islam tetap mampu memperoleh posisi pasar yang signifikan. Peningkatan - 99 -
- 100 - Penutup
jumlah penerbit buku Islam beserta berbagai produk judul baru yang dihasilkan telah berjasa dan berperan dalam memperkaya literatur ke-Islaman di Indonesia. Lebih banyak penerbit menyatakan, prospek bisnis buku referens islam masih terbuka luas.
3. Seperti juga penerbit lain, Lentera Abadi dan Almahira memiliki kemiripan filosofi dan kebijakan dalam menerapkan strategi dan upaya bisnis penerbitan buku referens Islam. Keduanya mengalami kemajuan yang pesat, mampu menentukan konsep produksi dan pemasaran yang strategis, khusunya dalam strategi inklusif tidak membatasi kelompok konsumen tertentu, merancang product premium untuk segmen kelas menengah atas dengan pendekatan ketuntasan tema dan kelengkapan product serta tehnik dan jangkauan pemasaran yang sangat luas.
Sebagian penerbit (eg. Almahira dan Kamil Pustaka)
berusaha berlaku istiqomah. Mereka ingin memberikan informasi kepada umat tentang ajaran Islam yang sebenarnya dengan
menyajikan buku referens yang benar-benar
otoritatif berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, tanpa memihak salah satu madzhab atau aliran tertentu. Sementara penerbit lain (eg. Lentra Abadi) disamping mengajarkan dogma juga ingin menyajikan islam dengan konsep yang lebih santun, inklusif dan lebih diterima oleh masararakat luas, tidak dibarengi dengan konsep yang tendensius dan terlalu konseptual atau juga bernada keras.
4. Pada umumnya secara kronologis, sejak pertama kali penerbit menerbitkan buku referens Islam (PT. Ichtiar Baru Van Hoeve) dan penerbit yang paling akhir / baru berdiri (PT Kamil Pustaka), kebanyakan jenis koleksi terbitan yang dihasilkan adalah format ensiklopedi. Ada juga diterbitkan koleksi referens berjenis buku pedoman (handbook), peta dan biografi. Istilah ensiklopedi saat ini semakin banyak digunakan penerbit sebagai ganti istilah konsep buku pedoman. Salah satu alasannya, karena menyadari masih kurangnya minat baca masyarakat maka ensiklopedi dihadirkan dengan perwajahan dengan gambar dan berbagai macam ilustrasi disamping kandungan isi dan format yang lengkap. Penerbit sering mengeluarkan buku jenis biografi dengan cetak terbatas (on demand) dan hampir tidak menangani aktifitas pemasaran jenis buku referens tersebut. - 100 -
- 101 - Penutup
5. Kendala dan Tantangan Para penerbit menyadari adanya beberapa kendala dan tantangan dalam menjalankan upaya bisnis penerbitan refernsi ke-Islaman. Pertama, masyarakat mempunyai budaya baca yang rendah yang secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap dunia penerbitan dan percetakan buku. Para penerbit harus pandai menmukan solusi prsoalan lemahnya minat baca masyarakat. Kedua, kehadiran teknologi fasilitas internet dan media digital yang semakin marak dimana akses informasi digital dapat dijalankan lewat berbagai media online. Koleksi digital online yang tersedia secara luas di internet membuat dunia penerbitan buku semakin tertekan. Padahal, Internet diakui ikut memperlemah kemampuan baca orang khususnya anak-anak bila minat baca dan literasi informasi tidak berkembang. Ketiga, harga buku ensiklopedi yang umumnya mahal dan di luar jangkauan masyarakat menengah ke bawah. Mereka yang tidak punya cukup uang tidak berminat untuk membeli, meskipun berminat untuk memiliki, sehingga segmen penjualan terbatas. Keempat, terbatasnya para pemasar yang handal. kelima, bagi para penerbit di indonesia tambahan persoalannya adalah adanya otonomi daerah yang membatasi ruang gerak bisnis para penerbit dan berbagai pihak yang sudah banyak berhubunngan dan beraktifits bisnis dengan para penerbit. Namun demikian, kita patut bersyukur, meskipun berhadapan dengan kendala dan tantangan sedemikian rupa penerbitan dan pemasaran buku-buku Islam dari waktu ke waktu tetap meningkat secara signifikan.
B. REKOMENDASI 1. Penerbit yang mengalami rekord penerbitan dan pemasaran kurang baik disarankan untuk dapat mengambil pelajaran dari sistem penerbitan dan pemasaran yang dilakukan oleh Lentera Abadi atau Almahira, atau bahkan PT. Kamil Pustaka. 2. Para penerbit buku refersns Islam perlu terus menggalakkan inovasi-inovasi yang salah satunya secara serius malakukan antisipasi dan akomodasi terhadap kehadiran koleksi - 101 -
- 102 - Penutup
digital via internet yang sekarang ini sudah semakin marak dan sudah lazim menjadi konsumsi informasi masyarakat luas. Pembaca ke depan adalah generasi native digital yang memang sudah terbiasa dengan teknologi informasi digital yang berkembang saat ini, mereka adalah pangsa pasar potensial bagi penerbit ke masa depan. Jika tidak diantisipasi maka bisa saja kesempatan itu akan dimanfaatkan oleh para penyedia informasi online yang memang sudah berkembang pesat saat ini. 3. Adanya keragaman dan kompetisi bisnis harus dijadikan sebagai penyemangat usaha tetapi tetap harus mematuhi rambu-rambu hak cipta intelektual dan hak ekonomi penerbitan serta norma bisnis dan hukum yang berlaku dalam berwirausaha. Pelanggaran terhadap norma-norma tersebut seperti plagiat dan pembajakan karya penerbit lain akan menjadi pemicu negatif yang
menyurutkan pertumbuhan penerbitan di Indonsia
khususnya penerbitan buku referens Islam. 4. Perlu ditingkatkan kerjasama yang baik dengan pemerintah, pusat dan daerah, khususnya dinas pendidikan untuk mendukung sistem pendidikan nasional dalam arti yang seluasluasnyanya baik dalam sistem formal, in formal dan non formal khususnya dalam rangka mendukung sistem pembelajaran seumur hidup masyarakat dengan meningkatkan pemerataan sumber informsi dan pengetauan yang menarik, berkualitas dan terjangkau. 5. Harga buku-buku referensi Islam seyogyanya dapat terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah agar visi dan misi penerbit dalam ikut meningkatkan kecerdasan umat dan berperean dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dengan menyediakan sumber informasi yang berkualitas dapat juga terwujud bagi kalangan tersebut.
----------000----------
- 102 -
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim,Sudarmono (2010), Dari Kitab Menuju Indonesia Modern (pengantar buku Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia 1950-2004) Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Kementrian Agama RI. Abdul Munip (2010), Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia: Studi Tentang Penerjemahan Buku Berbahasa Arab di Indonesia 1950-2004. Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Kementrian Agama RI. Abdullah, Amin (2007). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan. UIN SUKA FAH IPI. Allen, Robert, ed. (2001), The new Penguin English Dictionary. Scotland: Penguin Books. Bopp, Richard E.(2001) Reference and Information Services: an I introduction, 3ed. Colorado: Libraries Unlimited. Clark, Giles (1995), Inside Book Publishing, 2nd ed. London: Routledge Copra, R.N., ed. (1992), Anmol’s Dictionary of Library Science. New Delhi: Anmol Publications. Dahl, Svend (1968), History of the Book. 2nd. ed. Metuchen: The Scarecrow Press. Echols, John M. dan Hassan Shadily (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989), vol.3. Jakarta: Cipta Adi Pustaka. Gorman, G.E and Clayton, Peter (1997), Qualitative Pesearch for the Information Professional: A Practical Handbook. London: Library Association Publishing. Hakim, M. Baqir (2006), Ulumul Qur’an. Jakarta: Al-Huda. Halid dan Zubair (2003), Peranan Penerbit dalam Transformasi Intelektualisme Islam: Survei Terhadap Beberapa Penerbit Buku-Buku Islam di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian UIN Jakarta Hardjoprakoso, Mastini (2005), Bunga Rampai Kepustakawanan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Henderson, Bill, ed. (1995), The Art of Literary Publishing. United State: Purchart Press.
Imamuddin, S.M. (1983), Arabic Writing and Arab Libraries. London: Ta Ha Publishers. Kleden, Ignas (1999), Buku di Indonbesia: Perspektif Ekonomi Politik tentang Kebudayaan, dalam Buku dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor. Knowlton, Jack (1997), Books, dalam The New Book of Incorporated. Vol. 2, hal. 318-322.
Knowledge. Connecticut: Grolier
Leksono, Karlina (1999), Membaca dan Menulis: Sebuah Pengalaman Eksistensial dalam Buku dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor. Putut Wijanarko. Kebangkitan Generasi Baru: Penerbitan Buku Islam dan Masyarakat Islam Indonesia dalam “20 Tahun Madzhab Mizan 1983-2003”. Bandung: Mizan,2003, Taryadi, Alfons, ed. (1999), Buku Dalam Indonesia Baru. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia dan Japan Foundataion. Eryono, Kaylani, ed. (1999). Daftar Tajuk Subjek Islam dan Sistem Klasifikasi Islam Adaptasi dan Perluasan DDC Seksi Islam. Jakarta: Puslitbang Lektur Agama Departemen Agama RI. Prytherch, Ray (1990), Harrold’s Librarian’s Glossary and Refrence Book. 7th ed. Aldershot: Gower. Pederson, J., (1996), Fajar Intelektualisme Islam: Buku Dan Sejarah Penyebaran Informasi Di Dunia Arab. Bandung: Mizan. Salim, Agus (2001), Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (pemikiran Norman K. Denzin dan Egon Guba dan penerapannya). Yogyakarta: Tiara Wacana. Widjanarko, Putut (2000), Elegi Gutenberg: Buku di era Cyberspace. Bandung: Mizan. ---------------------- (2003), Kebangkitan Generasi Baru: Penerbitan Buku Islam dan Masyarakat Islam Indonesia dalam “20 Tahun Madzhab Mizan 1983-2003”. Bandung: Mizan.
INSTRUMEN PENELITIAN (Panduan Wawancara)
FAKTOR EKONOMI 1) DESAIN, khususnya ensiklopedia, sering sekali disusun dengan desain khusus, apa tujuan utamanya? Bagaimana pengaruhnya terhadap harga koleksi ? Bagaimana desain khusus BRI berpengaruh terhadap permintaan dan minat user? Bagaimana desain khusus berpengaruh terhadap tingkat penjualan? 2) Book to EXIST, Bagaimana menginisiasi sebuah penerbitan? Siapa yang paling menentukan dalam penerbitan suatu judul KRI, apakah penerbit atau kontributor? Bagaimana hubungan dan pertimbangan sebuah terbitan dengan karya serupa yang sudah tersedia? Bagaimana proses penerimaan naskah penerbitan KRI setiap tahun? Bagaimana strategi perencanaan penerbitan KRI ke depan? 3) MARGIN, Seberapa besar keuntungan penjualan KRI? Biasanya berapa persen ongkos produksi per eksemplar judul koleksi KRI? Bagaimana biasanya pola penerbitan on demand, atau cetak public ? judul apakah misalnya? 4) DISTRIBUSI, Bagaimana mengelola Suplay Chain (distribusi) untuk KRI ke berbagai daerah di Indonesia? Bagaimana mengatur sentra perwakilan atau cabang penjualan di berbagai daerah? 5) RECORD PENJUALAN, Bagaimana perkembangan pemasaran atau penjualan produk buku KRI 5 tahun terakhir? Apa ada koleksi cetak KRI yang dominan dan ada permintanan lebih untuk cetak berkelanjutan dari tahun ke tahun? Apakah indek penjualan pada statistik jual KRI ada fluktuasi atau stagnan? Tolong sebutkan tahun penjualan yang ada indikasi seperti itu dan mengapa [hal tersebut] terjadi? Bagaimana dengan penjualan keluar negeri? Negara mana yng berminat minat terhadap penerbitan serupa? 6) METODE PEMASARAN dan distribusi, Bagaimana pengalaman, metode dan tehnik penjualan yang dilakukan selama ini? apakah ada cara-cara khusus? Bagaimana peran media digunakan dalam upaya pemasaran? Seberapa besar
media online, tercetak (surat kabar dan majalah) diberdayakan? Seberapa sering tinjauan buku dimuat dalam media tersebut? Bagaimana dengan pameran buku /book fair berperan dalam penjualan? 7) KONTRIBUTOR. (kontributor konsep dan ilustrasi). Bagaimana upaya menghimpun konsep-konsep informasi sebagai isi terbitan karya ensiklopedi, misalnya? Bagaimana prosedure dan ketentuannya? Apakah konsep-konsep yang akan diuraikan dalam setiap entri selalu membutuhkan ilustrasi? Apakah selalu diperoleh ilustrasi yang diinginkan? Bagaimana illustrator memperoleh atau menyediakan ilustrasi ? bagaimana ilustrasi dihargakan dalam setiap penerbitan koleksi referensi? Siapa yang melakukan edit keselarasan ilustrasi dengan konsep yang bersangkutan pada setiap entri? KARYA TERJEMAHAN. Bagaimana memperoleh naskah terbitan koleksi referensi islam hasil terjemahan? 8) Bagaimana peran pemerintah dalam penerbitan KRI? Apakah ada subsidi dan supervisi pada bagian-bagian penerbitan tersebut? Bagaimana penerapannya?
FACTOR IDEOLOGY 1) Identitas dan Karakateristik Penerbit Kalau boleh tahu, organisasi apa dalam Islam yang menjadi bagian kehidupan sosial dan berorganisasi penerbit (misalnya Syi’ah, ahli sunnah wal jama’ah atau Muhammadiyah, dll. Bagaimana kiprah penerbit ini terkait dengan bidang penerbitan sebagai bagian pembinaan visi-misi organisasi masyarakat yang diikuti? Apa saja karya terbitan yang pernah diproduksi oleh penerbit ini ? bagaimana respon kostumer / masyarakat user terhadap karya-karya terbitan dari penerbit ini? apakah diantaranya ada yang memperoleh hit penjualan yang baik, apa factor utamanya?
2) Jenis Segmen, apa saja jenis koleksi referensi islam yang menjadi karya unggulan dari penerbit ini? (biografi, ensiklopedi, kamus, dst). Dari sisi kandungan isi terbitannya apa mode terbitan yang sering dihasilkan, apakah fikih, hadist, tafsir dst? kalangan masyarakat mana yang disasar dan dipandang lebih berpotensi
membeli koleksi referensi islam menurut pemahaman penerbit ? Apakah ada wilayah-wilayah pavorit penerimaan produk KRI di Indonesia? dimana saja itu terjadi? 3) Tantangan. Koleksi digital. Koleksi karya referensi islam banyak hadir dalam versi digital free, seperti pada maktabah tsamilah. Bagaimana mensikapinya? Seperti apa semangat bertahan dalam menerbitkan KRI bila dihadapkan pada tantangan kemungkinan /realitas penjualan yang kurang menguntungkan?
Penulis bernama Siti Maryam, lahir di Banyumas, 05 Juli 1970. Pendidikan pertamanya adalah SD Negeri Krajan I tamat tahun 1983, lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Pekuncen yang berlokasi di desa kelahirannya, tamat tahun 1986. Kemudian tahun 1987
melanjutkan
pendidikan
formal
pada
Madrasah
Aliyah
Muhammadiyah (MAM) Purwokerto dan selesai tahun 1990. Lalu, penulis melanjutkan studi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidaytullah Jakarta pada Fakultas Ushuluddin, dan selesai pada tahun 1995. Pada tahun yang sama (1995) penulis memperoleh kesempatan mengikuti program beasiswa sarjana ganda (double degree) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan di Universitas Indonesia dan dapat menyelesaikan studinya tepat dalam waktu 2 tahun (1997). Terakhir penulis menyelesaikan S2 Ilmu Perpustakaan dari universitas yang sama pada tahun 2007. Mengenai pengalaman kerja, disamping mengajar pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga telah mengabdikan dirinya bekerja di Perpustakaan Utama UIN Jakarta sejak tahun 1997, dan saat ini diberi tugas sebagai Kordinator Layanan Teknis pada perpustakaan tersebut. Di luar itu, penulis juga pernah menjadi pustakawan pada Perpustakaan Umum Islam Iman Jama yang berlokasi di Jakarta Selatan selama kurang lebih 14 tahun (Maret 1997 hingga Desember 2011). Penulis mulai aktif melakukan penelitian dalam bidang ilmu perpustakaan dan kepustakawanan sejak tahun 2009. Disamping itu juga menulis beberapa artikel untuk jurnal pada bidang yang sama, dan sempat beberapa kali menjadi narasumber pada pelatihan atau workshop tentang perpustakaan.
Penulis kedua dari penelitan ini adalah Nuryudi, S.Ag, MLIS. Lahir di Trenggalek Jawa Timur, tanggal 12 September tahun 1967. Menempuh pendidikan strata satu (S1) pada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam selesai pada tahun 1995, lalu memperoleh kesempatan mengikuti program pendidikan sarjana ganda (double degree) pada bidang ilmu perpustakaan di Universitas Indonesia dan selesai pada tahun 1998. Selanjutnya penulis mendapat kesempatan melanjutkan studi S2 ke Mc-Gill University Montreal Canada pada bidang ilmu yang sama dan berhasil memperoleh gelar master (MILS) pada tahun 2005. Penulis menjadi dosen tetap pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab & Humaniora sejak tahun 2011, dan sebelumnya aktif sebagai pustakawan bahkan sempat menjadi Kepala Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010-2014. Disamping tugas utama sebagai pengajar, saat ini penulis juga diberi tugas tambahan sebagai Kepala Perpustakaan Fakultas Sain dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis terlibat aktif dalam beberapa penelitian mengenai perpustakaan sejak tahun 2008 dan juga beberapa kali menulis artikel pada bidang yang sama.
1. 3.
Nuryudi