e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 1 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
PENERAPAN TEKNIK LADANG KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 SEMARAPURA Ni Wayan Santi Priliyantari, I Nyoman Sudiana, Sang Ayu Putu Sriasih Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan (1) mengetahuipeningkatan hasil belajar siswa hingga tercapainya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada keterampilan menulis puisi melalui menerapkan TLK dengan media gambar;(2) mengetahui langkah-langkah penerapanTLKdengan media gambarsebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi; dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadappenerapanTLKdengan media gambarsebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi.Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Objek penelitian ini adalah langkah-langkahpembelajaran, hasil belajar siswa dalam menulis puisi, dan respons siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, kuesioner, dan wawancara. Data yang didapatkan dianalisis dengan teknik deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) penerapan TLK dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Hal ini dapat dilihat dalam perbandingan skor ratarata klasikal, yakni pada pratindakan skor rata-rata klasikal 65 (cukup), siklus I memperoleh skor rata-rata klasikal 72,6 (cukup), sedangkan pada siklus II nilai ratarata klasikal siswa menjadi 81,67 (baik); (2)langkah-langkah secara umum yang ditempuh dalam penerapan TLK dengan media gambar dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi, yaitu siswa terlebih dahulu mengamati gambar dan mencatatat kata-kata yang berhubungan dengan isi gambar. Setelah itu siswa kemudian merangkai kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi; dan (3)siswa memberikan respons sangat positif terhadap penerapan TLK dengan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Semarapura agar menerapkan TLK dengan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi sesuai langkah yang ditemukan dalam penelitian.
Kata kunci: TLK, media gambar, menulis puisi
Abstract This study was Classroom Action Research (CAR) was aims to (1)knowing improving student learning outcomes to achieve the level of mastery of learning outcomes of student in poem writing skills in application of Word Field Technique used the picture media,(2) describe the
1
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 2 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 stepsconducted in application of Word Field Technique used the picture media, and (3) describe students responses of the application of Word Field Technique used the picture media. Subjects in this study were teachers and studentsof grade VIII A of SMP Negeri 2 Semarapura. The objects of the study were increasing of the result, the learning step, and students responses of the application of Word Field Technique used the picture media. The method used were testing, observation, questionnaire, and interview. The data were analyzed descriptively through quantitative and qualitative analyzed. The results of the study were, (1) application of Word Field Technique used the picture media can improve the ability of students to wrote poem. This can be saw in a comparison of the average test scores before treatment, the first cycle, and second cycle, in which the classical average scores were 65 (enough) before treatment, 72,6 (enough) in the first cycle, and 81,67 (good) in the second cycle; (2) general measures taken in the application of TLK with media images in an effort to improve the skills of writing poem, the first student observe and record Images of words that relate to the content of the image. After which students then stringing words into a poem; (3) positive responses were indicated by the students of the application of Word Field Technique used the picture mediain learning to wrote poem with the steps found in this study. Therefore, it is expected to Indonesian teacher at SMP Negeri 2 Semarapura TLK with the media in order to apply the image in the appropriate step of learning to write poetry found in the study. Keywords :Word Field Technique, picture media, wrote poem.
PENDAHULUAN Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses tersebut berupa trasformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar, yang melakukan proses pembelajaran adalah siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan (Arsjad dan Mukni, 1991:12). Dalam hal ini, kurikulumyang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu, berperan penting. Seiring dengan hal itu, pada kurikulum yang berlaku sekarang ini, pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Hal ini berarti dalam suatu proses pembelajaran, siswa dituntut lebih aktif daripada guru. Dalam konsep yang seperti ini, pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan agar siswa menguasai empat keterampilan berbahasa.Keempat keterampilan berbahasa yang dimaksud, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kartono (2009:17) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekedar menuliskan kalimat-kalimat, melainkan lebih dari itu. Menulis merupakan proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak melalui media tulisan. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Disebut aktivitas ekspresif karena menulis senantiasa dilakukan untuk mendapatkan kepuasan bathin dengan cara mengekspresikan diri, seperti mengungkapkan cinta, marah, sedih, cemburu, dan malu. Menulis pada hakikatnya ialah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulis. Menulis disebut aktivitas produktif karena selain mendapat kepuasan bathin, menulis juga dapat menghasilkan keuntungan material. Kegiatan menulis senantiasa menghasilkan produk berupa tulisan. Aktivitas ini dapat mendatangkan keuntungan material dan meraih popularitas. Aspek menulis ini mencangkup banyak hal, baik menulis sastra maupun nonsastra. Salah satu bentuk tulisan sastra adalah puisi. Puisi merupakan salah satu
2
bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman penulis secara imajinatif dan kreatif dalam bentuk pemadatan kata-kata yang indah. Pikiran yang dituangkan dalam bentuk puisi diperoleh dari kehidupan. Agni (2009:25) mengatakan bahwa puisi pada dasarnya adalah pengalaman hidup yang ditulis kembali secara padat dan baru dalam permainan kata yang penuh imaji dan perlambang. Melalui menulis puisi tentunya seseorang dapat mencurahkan perasaannya dengan imajinatif yang dirangkai dengan kata-kata yang indah. Pembelajaran puisi sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa siswa dan mengembangkan kepekaan pikiran siswa, melainkan juga bermanfaat dalam memperkaya pandangan hidup serta kepribadian siswa.Dalam menulis puisi, hampir selalu ada aral yang menghambat. Sulit menuangkan pikiran merupakan salah satu aral yang menghambat kreativitas dalam menulis puisi. Dengan demikian, saat ini menulis puisi menjadi kegiatan yang langka di kalangan siswa. Pelajaran menulis puisi dianggap pelajaran yang membosankan, menyusahkan, atau bahkan dikatakan tidak penting. Kenyataan seperti di atas juga terjadi pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 2 Semarapura. Berdasarkan hasil observasi diperoleh informasi nilai keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII A belum mampu mecapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan. Dari 30 siswa di kelas tersebut, hanya lima siswa yang mampu mencapai KKM. KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 2 Semarapura adalah 76. Namun, nilai rata-rata yang mampu diraih siswa adalah 65. Setelah melakukan wawancara diperoleh informasi banyak siswa yang menganggap bahwa menulis puisi merupakan pelajaran yang membosankan, menyusahkan, atau bahkan dikatakan tidak penting. Banyak siswa yang mengatakan kesulitan dalam menentukan tema. Untuk membantu siswa, guru kemudian menentukan tema puisi yang harus ditulis siswa. Namun, ketika tema sudah ditentukan siswa lebih sulit lagi
menemukan atau mengumpulkan katakata yang sesuai dengan tema yang ditentukan. Hal ini terjadi karena siswa belum mampu menuangkan ide-ide yang dimiliki ke dalam bentuk puisi. Selain itu, siswa belum kritis mencurahkan ide atau gagasan mereka untuk ditransformasikan dalam bentuk puisi. Tidak dapat dimungkiri bahwa kegiatan menulis puisi bukanlah kegiatan yang mudah. Metode ceramah dan penugasan yang dilakukan guru belum bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis puisi. Siswa masih saja merasa malas mengikuti pembelajaran menulis puisi karena tidak ada hal yang menimbulkan daya tarik bagi mereka. Sehubungan dengan masalah di atas, dipandang perlu untuk menemukan teknik pembelajaran menulis puisi yang memiliki daya tarik bagi siswa. Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Setelah melakukan kolaborasi dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII A SMP Negeri 2 Semarapura, salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa adalah penerapan Teknik Ladang Kata (TLK) dengan bermediakan gambar. Teknik Ladang Kata (TLK) atau dalam bahasa Inggris disebut Words FieldTechnical, merupakan teknik mengumpulkan kata-kata berdasarkan objek. Siswa terlebih dahulu akan mengumpulkan atau menuliskan kata-kata yang mereka dapatkan saat mengamati objek (gambar) yang diberikan. Kemudian, mereka akan merangkai kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi. Dengan TLK, siswa diharapkan mampu membuat peta konsep atau kerangkan isi puisi. Dengan demikian siswa akan mendapatkan stimulus berupa kata-kata kunci yang harus dieksplorasi oleh siswa sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa yang kemudian disusun menjadi sebuah puisi. Teknik ini mampu memberikan gambaran awal agar siswa tidak kesulitan menemukan ide dalam menulis puisi.
3
Selama ini, sudah pernah dilakukan penelitian tentang pembelajaran menulis puisi, tetapi belum ada yang menggunakan TLK dengan media gambar. Penelitian yang menggunakan teknik yang sejenis dengan TLK pernah dilakukan oleh Anissa Fitri pada tahun 2011 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Teknik Gali Kunci Siswa SMA Negeri 1 Purwarejo”. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Teknik Gali Kunci dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Siswa merasa lebih mudah dalam menulis puisi karena sudah memperoleh ide melalui kata-kata kunci yang dikumpulkan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah menerapkan teknik yang bertujuan untuk mengumpulkan katakata sebelum menyusun sebuah tulisan. Sementara, perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini memiliki objek meningkatkan kemampuan menulis deskripsi SMA Negeri 1 Purwarejo. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan memiliki objek meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Penelitian yang menggunakan media gambar juga sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Luh Sulastrini pada tahun 2012 yang berjudul “Penerapan Media Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP 4 Tejakula”.Pada penelitian ini, hasil penelitian terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa dapat dilihat dari tulisan cerpen siswa yang meningkat dalam setiap siklusnya. Meskipun penelitian ini dan penelitian yang akan dilaksanakan sama-sama menggunkan media gambar namun, dalam penelitian yang akan dilakukan tidak menggunakan gambar berseri. Selain itu perbedaan dari penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini memiliki objek meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas VIII SMP 4 Tejakula.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan memiliki objek meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Berdasarkan penelitian sejenis yang telah disampaikan, belum pernah dilakukan penelitian dengan penerapan TLK bermedia gambar dalam keterampilaan menulis puisi. Untuk itu peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian ini. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah “Penerapan Teknik Ladang Kata dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura “. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) peningkatan hasil belajar siswa pada keterampilan menulis puisi melalui penerapan TLK dengan media gambardi kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura, (2) langkahlangkah yang ditempuh dalam menerapkan TLK dengan media gambar dalam upaya meningkatkan keterampilam menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura, dan (3) respons siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura terhadap penerapan TLK dengan media gambar sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi. penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui penerapanTLK dengan media gambardapat meningkatkan keterampilan menulis puisi; (2) mengetahui langkahlangkah penerapanTLKdengan media gambarsebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi; dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan TLK dengan media gambar sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi.mengetahui Penelitian ini memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yakni peneliti, siswa, guru bahasa Indonesia, dan peneliti lain. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman langsung untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan TLK bermediakan gambar dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi. Bagi siswa,hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi sehingga mau berperan serta secara aktifdalam proses
4
belajar-mengajar dan memiliki kepercayaan diri untuk mampu menulis sebuah puisi. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif umtuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Sedangkan, bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan penelitian sejenis yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi. Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, diharapkan penerapan TLK dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam multisiklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan masingmasing siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A, serta guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Objek penelitian ini adalah langkah-langkahpenerapan TLK dengan media gambar, hasil belajar siswa dalam menulis puisi, dan respons siswa terhadap penerapan TLK dengan media gambar sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, metode observasi, metode angket/kuesioner, dan metode wawancara. Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru melalui penerapan TLK dengan media gambar. Metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi. Metode angket/kuesioner serta wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan TLK dengan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi.Penelitian ini menggunakan
instrumen penilaian sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis puisi, lembar observasi aktivitas belajar mengajar, dan lembar angket/kuesioner respons siswa. Setelah data terkumpul, dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan menggunakan kata-kata. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan menggunakan angka-angka. Dalam penelitian ini, data hasil tes menulis puisi dianalisis menggunakan analisis data deskripstif kualitatif dan kuantitatif, data aktivitas belajar siswa dan langkahlangkah pembelajaran menulis puisi melalui penerapan TLK dengan media gambar, yang dilakukan oleh guru,dianalisis menggunakan analisisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Kriteria keberhasilan yang digunakan sebagai patokan dalam mengakhiri penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, standar keterampilan menulis puisi adalah 75% siswa mampu memeroleh nilai 76-100, yaitu sesuai dengan standar ketuntasan minimal pelajaran bahasa Indonesia yang ditetapkan di SMP Negeri 2 Semarapura. Kedua, kriteria respon siswa terhadap penerapan TLK dengan media gambar sebagai upaya memeningkatkan keterampilan menulis puisi dianggap berhasil apabila 75% dari jumlah siswa memberikan respons positif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ada tiga temuan penting pada penelitian ini, yaitu (1) tercapainya peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura dengan penerapan TLK dengan media gambar, (2) terdapat beberapa langkah pembelajaran dalam penerapan TLK dengan media gambar
5
untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi, dan (3) siswa memberikan respons posistif terhadap penerapan TLK dengan media gambar. Temuan pertama yang menyangkut peningkatan keterampilan menulis puisi siswa dengan penerapan TLK dengan media gambar. Penerapan TLK dengan media gambar mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Peningkatan keterampilan menulis puisi disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah penerapan TLK dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan TLK, siswa menjadi lebih mudah untuk menemukan ide-ide yang akan mereka tuangkan ke dalam puisi. W. Gulo (2004:72) menyatakan Word Field Technical (Teknik Ladang Kata) merupakan teknik untuk menggali ide-ide berupa kata-kata dari sebuah objek, sehingga siswa memiliki bekal berupa kata-kata kunci yang mereka dapatkan dari sebuah objek sebelum menulis puisi. Dengan demikian, siswa akan mempunyai sebuah konsep yang nantinya akan mereka kembangkan atau mereka rangkai menjadi sebuah puisi. Penerapan TLK juga dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu, suasana belajar selama kegiatan pembelajaran menjadi lebih responsif (kondusif) karena siswa merasa tidak tertekan saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran dengan penerapan TLK, guru tidak akan terlihat menggurui siswa, karena siswa sendirilah yang akan aktif mengamati objek (dalam hal ini objek yang dimaksud adalah gambar). Kemudian, mengumpulkan atau mencatat kata-kata yang berhubungan dengan hal-hal yang terdapat dalam objek. Ketika mengumpulkan kata-kata, siswa juga melibatkan pengalamannya terhadapap hal-hal yang terdapat dalam objek. Dengan kata lain, siswa tidak hanya mengumpulkan kata-kata berdasarkan yang dilihat saja namun siswa juga menghubungkannya dengan pengalaman atau perasaan mereka terhadap objek yang terdapat pada gambar, pantai misalnya.
Setelah siswa mengumpulkan kata-kata, barulah mereka menyusun puisi berdasarkan kreatifitas dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi. Dalam hal ini, guru tetap memberikan bimbingan kepada siswa saat mereka mengalami kesulitan untuk mengembangkan kata-kata yang telah mereka catat menjadi sebuah puisi. Dengan adanya kata-kata (ide) yang telah dicatat terlebih dahulu dan kebebasan untuk berkreatifitas serta bimbingan yang diberikan guru, membuat pembelajaran menulis puisi tidak terasa sulit karena siswa tidak lagi kesulitan menentukan ide dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan serta tidak menegangkan. De Porter (2003:8) menyatakan bahwa kondisi yang menyenangkan merupakan dasar yang baik untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya kesenangan dalam belajar, siswa cenderung akan merasa tertekan. Jika suasana belajar dalam keadaan tertekan, maka pembelajaran yang berkualitas akan sulit dicapai. Temuan ini sejalan dengan temuan pada penelitian dengan teknik sejenis yang dilakukan oleh Anissa Fitri (2011) dalam penelitiannya yang berjudul peningkatan ”Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Teknik Gali Kunci Siswa SMA Negeri 1 Purwarejo”. Dalam penelitian Anissa ini, menunjukkan bahwa penerapan Teknik Gali Kunci mampu meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa. Siswa merasa lebih mudah dalam menulis deskripsi karena mereka telah menemukan ide berupa kata-kata kunci. Skor rata-rata kemampuan menulis deskripsi siswa berada pada kategori tinggi. Faktor kedua, pemilihan dan penggunaan media gambar. Penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan ide-ide dengan lebih bebas dan tanpa beban sehingga aktivitas menulis menjadi aktivitas yang menyenangkan. Melalui gambar, siswa dapat melihat langsung gambaran sebuah objek, sehinggamembuat siswa lebih cepat dan mudah menemukan ide untuk bahan menulis. Dengan media gambar, guru
6
tidak harus mengahadirkan objek di dalam kelas atau mengajak siswa untuk melihat objek yang dimaksud secara langsung. Dengan demikian pemilihan media gambar ini sangat tepat digunakan untuk membantu proses pembelajaran menulis puisi. Penggunaan media ini dapat membantu untuk tercapainya tujuan pembelajaran menulis puisi ini dengan sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) yang mengungkapkan “ Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang ingin disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Dengan demikian, media pembelajaran (gambar) dapat mendorong siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Temuan ini sejalan dengan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Luh Sulastrini (2012) dalam penelitiannya yang berjudul ”Penerapan Media Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP N 4 Tejakula”. Luh Sulastrini menunjukkan bahwa penerapan media gambar mampu meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Skor rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa berada pada kategori tinggi. Faktor ketiga, pemberian bimbingan dan motivasi belajar oleh guru juga dapat mendorong siswa untuk lebih baik. Guru memiliki peranan yang amat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran. Bimbingan dan motivasi belajar oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam menulis puisi. Bimbingan yang diberikan guru dalam menulis puisi dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat segera teratasi karena bimbingan yang diberikan oleh guru. Selain memberikan bimbingan guru juga harus mampu memotivasi siswa. Dimyati Mudjiono (2006: 85) menyatakan bahwa motivasi memiliki manfaat untuk membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam penelitian ini, guru mulai memberikan motivasi kepada siswa saat siswa mengalami hambatan. Motivasi yang diberikan guru, tidak hanya di depan kelas, melainkan langsung mendekati dan berkomunikasi dengan siswa. Jadi, penerapan TLK dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Hasil penelitian di kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura menunjukkan bahwa memang benar TLK dengan media gambar bisa memberikan sarana untuk siswa dalam menulis puisi. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata yang diperoleh siswa. Tabel 1. Perbandingan antara skor ratarata kelas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I, dan pada siklus II Pelaksanaan Pratindakan Siklus I Siklus II
Skor ratarata kelas 65 72,6 81,67
Kategori Cukup Cukup Baik
Temuan penting kedua adalah terdapat beberapa langkah tepat yang harus ditempuh guru dalam menerapkan TLK dengan media gambar dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi. Langkah utama yang harus dilakukan oleh guru dalam menerapkan TLK dengan media gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa terletak di kegiatan inti pada langkah-langkah pembelajaran. Pada kegiatan awal, langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru sama seperti langkahlangkah pembelajaran secara umum. Guru memulai dengan mengucapkan salam untuk membuka pembelajaran. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan apersepsi. Setelah itu, guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, pertama, guru menyampaikan materi terlebih dahulu dan mengadakan tanya jawab dengan siswa terkait apa yang telah disampaikan guru. Kedua, guru menampilkan objek
7
(menempelkan gambar). Katiga, guru meminta siswa untuk memilih dan mengamati gambar yang telah ditempelkan. Keempat, guru menugaskan siswa untuk mengumpulkan atau mencatat kata-kata yang berhubungan dengan hal yang terdapat dalam gambar (yang dilihat dan dirasakan siswa terkait hal dalam gambar). Kelima, guru menugaskan siswa untuk merangkai atau mengembangkan kata-kata yang telah dicatat oleh siswa menjadi sebuah puisi. Keenam, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Ketujuh, guru menugaskan beberapa siswa untuk membacakan puisi yang ditulisnya di depan kelas. Kedelapan, guru bersama siswa membahas hasil tulisan siswa. Pada kegiatan akhir, langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan guru juga sama dengan langkah-langkah pembelajaran secara umum. Pertama, guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya. Kedua, guru bersama siswa merangkum pembelajaran yang telah berlangsung. Yang terakhir, guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Berdasarkan langkah-langkah tersebut, penerapan TLK dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Dengan teknik ini siswa lebih mudah mengumpulkan katakata yang nantinya akan dikembangkan menjadi puisi. Dengan mengumpulkan kata-kata terlebih dahulu, siswa tidak akan kesulitan lagi untuk menulis puisi atau siswa tidak akan kebingungan dalam menentukan ide puisi. Temuan ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Anissa Fitri (2011) dalam penelitiannya yang berjudul peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Teknik Gali Kunci Siswa SMA Negeri 1 Purwarejo. Penelitian Anissa ini, menunjukkan bahwa langkahlangkah dalam penerapan Teknik Gali Kunci mampu meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa. Siswa terlebih dahulu diajak untuk mencari atau menggali ide-ide berupa kata-kata.
Kemudian barulah kata-kata tersebut dikembangkan dalam bentuk tulisan. Temuan penting terakhir dalam penelitian ini adalah siswa menjadi sangat senang dan aktif mengikuti pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata respons yang diberikan oleh siswa dalam pembelajaran ini. Sebagian besar siswa memberikan respons yang sangat positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata respons siswa adalah 27,7 (positif), kemudian nilai rata-rata respons siswa meningkat menjadi 28,9 (sangat positif) pada siklus II. Siswa merasa senang dan tertarik melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi ini karena pembelajaran ini berbeda dari biasanya. Pada penerapan TLK dengan media gambar, pembelajaran dirasakan lebih bervariasi dan siswa merasa lebih bebas atau tidak tertekan. Apabila individu berada dalam situasi yang betul-betul bebas dari berbagai bentuk tekanan atau hambatan yang dapat mengganggu sikapnya, dapat diharapkan bahwa bentuk-bentuk perilaku yang ditampakkannya merupakan ekspresi sikap yang sebenarnya (Azwar, 2003: 18). Untuk selanjutnya, siswa mengharapkan agar guru menerapkan TLK ini dalam pembelajaran lainnya. Jadi, penerapan TLK dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes keterampilan menulis puisi pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan yang terlihat pada siklus I dan siklus II. Untuk mengatasi beragam permasalahan yang ditemui oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran menulis puisi, guru dapat menerapkan TLK dengan media gambar. TLK dengan media gambar, dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan atau alternatif dalam upaya peningkatan keterampilan menulis puisi siswa.
8
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, Penerapan TLK dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil dari sebelum dilakukan penelitian. Nilai ratarata siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 65 (cukup). Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 72,6 (cukup) dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 81, 67 (baik). Peningkatan yang terjadi sebesar 9,07. Kedua, Langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan TLK dengan media gambar dalam upaya meningkatkan keeterampilan menulis puisi sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Ada beberapa langkah yang harus diikuti agar mengemukakan pendapat secara lisan siswa bisa meningkat dan mencapai ketuntasan, yaitu (a) guru menyampaikan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa; (b) guru menyampaikan apersepsi; (c) guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran; (d) guru menyampaikan materi tentang puisi dan mengadakan tanya jawab terkait materi yang disampaikan; (e) Guru meminta beberapa siswa untuk menempel gambar di papan tulis; (f) guru menugaskan siswa untuk mengamati gambar yang di temple; (g) guru menugaskan siswa untuk mengumpulkan kata-kata tentang yang dilihat pada gambar dan yang dirasakan siswa terkait dengan isi gambar; (h) siswa merangkai kata-kata yang telah dikumpulkan menjadi sebuah puisi; (i) guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan; (j) beberapa siswa menyampaikan hasil puisi yang ditulis di depan kelas; (k) guru dan siswa membahas bersama-sama hasil tulisan siswa; (l) guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaannya; (m) guru bersama siswa merangkum pembelajaran yang telah berlangsung; (n) guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan salam penutup. Ketiga, Penerapan TLK dengan media gambar untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi mendapat respons sangat positif dari siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Semarapura. Siswa mengaku senang terhadap TLK dengan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban kuesioner siswa yang menunjukkan sikap positif dan sangat positif. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Guru bahasa Indonesia hendaknya menerapkan TLK dengan media gambar sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya menulis puisi, (2) siswa hendaknya terus memotivasi dan mengaasah kemampuan dirinya dalam menulis puisi khususnya melalui penerapn TLK dengan media gambar. Dalam hal ini siswa juga diharapkan dapat berperan aktif dalam proses belajar-mengajar, dan (3) Penelitian ini hanya terbatas pada penerapan TLK dengan media gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi. Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis mengenai penerapan TLK dengan media gambar ataupun media yang lainnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan menulis. Penelitian yang dapat dilakukan, misalnya penerapan TLK dengan berbantuan objek langsung pada pembelajaran menulis deskriptif.
DAFTAR PUSTAKA Agni,
Binar. 2009. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta: Hi-Fest Publising. Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya (Edisi ke 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arsjad, Maidar. G. dan Mukti U.S.1991. Pembinaan Kemampuan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. De Porter, Bobbi dan Henarcki, Mike. 2003. Quantum Learning: Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
9
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fitri, Anissa. 2011. Peningkatan Kemampuaan Menulis Karangan Deskripi dengan Teknik Gali Kunci Siswa SMA Negeri 1 Purwarejo. Jawa Timur : Universitas Muhammadiyah Purwarejo (Skripsi Tidak Diterbitkan) Gulo,W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo Kartono. 2009. Menulis tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta: Kanisius. Kustandi, dan Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Gralia Indonesia. Sulastrini, Luh. 2012. “Penerapan Media Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP 4 Tejakula. Singaraja: Undiksha. (Skripsi Tidak Diterbitkan) Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalan Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPFE
10