e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
PENERAPAN TEKNIK THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII.2 SMP NEGERI 2 SINGARAJA Kadek Ria Ari Astini[1], Sang Ayu Putu Sriasih[2], Made Sri Indriani[3]. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan mendeskripsikan hasil, langkahlangkah, dan respons siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja terhadap penerapan teknik Think-Pair-Share dalam pembelajaran menulis teks diskusi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja yang berjumlah 37 orang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode tes, observasi, dan angket/kuesioner kemudian dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja meningkat, hal ini tampak pada siklus I sebesar 75,78 dan pada siklus II sebesar 79,08; (2) langkah-langkah yang tepat dalam pembelajaran menulis teks diskusi adalah berpikir mengenai topik yang telah diberikan (think), mendiskusikannya bersama pasangannya (pair), dan sharing tentang hasil kerjanya; (3) penerapan teknik Think-Pair-Share untuk meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi mendapatkan respons positif pada siklus I dengan skor 27,68 dan respons sangat positif terjadi pada siklus II dengan skor 29,67. Kata Kunci:
kemampuan menulis, teks diskusi, teknik Think-Pair-Share ABSTRACT
Classroom Action Research aims to describe the results, the steps and responses VIII.2 grade SMP Negeri 2 Singaraja on the application of techniques ThinkPair-Share learning to write discussion text. The subjects were teachers and students of class VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja which amounted to 37 people. The data in this study were collected through observation, testing, and questionnaires/questionnaire and then analyzed using descriptive qualitative and quantitative descriptive. The results showed (1) the ability to write text discussion VIII.2 grade students of SMP Negeri 2 Singaraja increase, it is shown in the first cycle of 75.78 and in the second cycle of 79.08; (2) the proper steps in learning to write text discussion is to think about a topic that has been given (think), discuss it with a partner (pair), and sharing the results of its work; (3) application of techniques Think-Pair-Share to improve the ability to write text discussion elicit a positive response in the first cycle with a score of 27.68, and a very positive response occurs in cycle II with a score of 29.67. Keywords: writing skill, discussion text, techniques Think-Pair-Share
1
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, banyak negara menempatkan bidang pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Menyadari kontribusi bidang pendidikan terhadap negara, pemerintah Indonesia mewajibkan seluruh warganya untuk mengenyam pendidikan dengan hak dan kewajiban yang sama dari Sabang sampai Merauke. Salah satu upaya pemerintah untuk membenahi sistem pendidikan yang sudah berjalan adalah dengan perubahan kurikulum pendidikan. Penerapan Kurikulum 2013 bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara luas. Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan dari Kurikulum 2006 (KTSP) yang lebih menekankan pemikiran berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kurniasih, 2014:7). Sejalan dengan pendapat tersebut, salah satu aspek penilaian yang sangat ditekankan dalam Kurikulum 2013 adalah aspek keterampilan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan menulis adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk menggapai maksud dan tujuan. Untuk itu, harus dilakukan pembinaan yang intensif terhadap kemampuan menulis dengan tidak mengabaikan aspek keterampilan bahasa yang lain. Berkaitan dengan hal tersebut, Kartono (2009:17) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekadar menyusun kalimat-kalimat, melainkan lebih daripada itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikan gagasan kepada khalayak. Sejalan dengan pendapat tersebut, Tarigan (1994:2) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Dikatakan produktif karena menulis merupakan kegiatan yang aktif menghasilkan tulisan, sedangkan dikatakan ekspresif karena dengan menulis
seseorang dapat mengungkapkan gagasan, maksud, pikiran yang dimilikinya kepada orang lain. Ini berarti dalam kegiatan menulis, intens terjadi proses berpikir secara kritis dari seseorang untuk menghasilkan tulisan. Oleh sebab itu, kegiatan menulis menjadi kegiatan yang paling sulit dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia karena seseorang memerlukan pengetahuan yang cukup luas dan teknik menulis yang benar. Terkait keterampilan menulis, dalam Kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti (KI) Bahasa Indonesia yang mengharuskan siswa menguasai beberapa jenis keterampilan menulis, salah satunya adalah menulis teks diskusi. Materi teks diskusi tersebut ada dalam silabus Kurikulum 2013 kelas VIII yaitu kompetensi dasar (KD.4.2) yang berbunyi “Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan”. Dalam buku guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan, teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang memberikan argumen terhadap suatu masalah. Argumen tersebut, berupa argumen pendukung (pro) dan argumen yang menentang (kontra). Dari argumen inilah siswa akan mengungkapkan argumennya ke dalam sebuah tulisan dengan didukung oleh fakta, data, pengalaman penulis serta referensi yang akan memperkuat argumen mengenai masalah yang dibahas. Jadi, dengan menulis teks dikusi, guru dapat mengukur seberapa luas pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh siswa melalui argumen yang diungkapkan. Selain harus memiliki pengetahuan yang luas, siswa sangat perlu mempelajari teks diskusi dengan tujuan agar siswa mampu mengetengahkan suatu masalah atau isu yang ditinjau paling tidak dari dua sudut pandang, sebelum sampai pada suatu kesimpulan. Namun, untuk dapat mencari kesepakatan atau kesepahaman dari suatu isu, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis, kemudian menuangkannya ke dalam sebuah tulisan sesuai dengan struktur dan unsur kebahasaan teks diskusi. Oleh sebab itu, melihat pentingnya 2
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
kemampuan menulis teks diskusi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan hasil yang diperoleh dari menulis teks diskusi mampu mencapai KKM. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan harapan. Kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja ratarata masih di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Menurut hasil observasi awal dan wawancara yang telah peneliti lakukan pada salah seorang guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Singaraja yaitu Ibu Putu Widi Ciptaningsih, S.Pd., diperoleh informasi bahwa kesulitan siswa dalam menulis teks diskusi ada pada bagian argumen. Siswa belum mampu memberikan argumen yang tepat dan argumen yang dituangkan belum disertai dengan bukti pendukung sehingga argumen yang disampaikan masih dikatakan sangat lemah. Selain itu,siswa harus berpikir sangat lama dalam menulis teks diskusi sehingga proses pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan hasil yang diperoleh juga belum maksimal. Selain melaksanakan wawancara, peneliti juga melaksanakan observasi secara detail dengan memeriksa kembali tulisan teks diskusi siswa. Dalam tulisan teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP 2 Singaraja, ternyata ditemukan adanya permasalahan atau kendala antara lain sebagai berikut. Pertama, dari kejelasan, pengungkapan ide atau gagasan kurang begitu jelas atau masih kabur. Kedua, organisasi ide masih kacau sehingga tulisan yang dibuat sulit untuk dipahami. Kekacauan tersebut mengindikasikan cara berpikir penulis yang belum logis dan sistematis. Ketiga, tulisan yang dibuat oleh siswa belum dilengkapi dengan penyajian fakta yang cukup untuk menopang gagasan atau pendapat. Hal ini mengisyaratkan bahwa wawasan yang dimiliki siswa tentang topik masih kurang. Dari kesulitan yang dialami siswa tersebut, mengakibatkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa belum maksimal yaitu rata-rata mendapat 63,49 padahal kriteria yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75. Nilai yang didapatkan
oleh siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja masih saja rendah, walaupun guru sudah menerapkan model pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks diskusi adalah metode pembelajaran diskusi kelas dengan menggunakan teknik Think-Pair-Share. Istilah diskusi kelas yang dimaksud dalam konteks ini berbeda dengan istilah diskusi sebagaimana yang sering kita dengar. Diskusi diidentikkan dengan sebutan untuk suatu metode pembelajaran (metode diskusi) yaitu interaksi antar siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Diskusi kelas pada dasarnya bukanlah model pembelajaran sebenarnya (true learning models), melainkan merupakan prosedur atau mengajar yang bermanfaat dan banyak dipakai sebagai bagian langkah (sintaks) dari banyak model pembelajaran yang lain (Al-Tabany, 2014:153). Metode pembelajaran diskusi kelas merupakan titik sentral untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif karena sistem diskusi membuat pembicaraan antara guru dan para siswanya menjadikan banyak ikatan sosial sehingga kelas menjadi hidup. Atas alasan demikian, diskusi kelas merupakan salah satu bagian penting dalam suatu proses pembelajaran. Dengan kata lain, interaksi antara gurusiswa, siswa-siswa dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana proses diskusi kelas dioptimalisasi. Menurut Tjokrodihardjoa (dalam Al-Tabany, 2014: 154), diskusi digunakan oleh para guru untuk tiga tujuan pembelajaran yang penting, sebagai: Pertama, meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Ketiga, membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir. Jadi, metode pembelajaran diskusi kelas sangat efesien digunakan 3
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
dalam proses pembelajaran, terutama pada materi teks diskusi. Dalam metode pembelajaran berdiskusi, ada beberapa teknik yang dapat digunakan diantaranya teknik berpikirberpasangan-berbagi (Think-Pair-Share), kelompok aktif (buzz group), dan bola pantai (beach ball). Namun jika menggunakan kelompok aktif (buzz group), suasana kelas akan menjadi ribut karena dalam kelompok aktif (buzz group), guru akan membentuk siswa ke dalam kelompok yang terdiri atas 3-6 siswa untuk mendiskusikan tentang masalah yang diberikan. Kelompok dengan peserta yang banyak, tentu akan membuat suasana kelas ribut, jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol, kurang kesempatan untuk individu, tidak semua berpikir karena hanya mengandalkan satu atau dua temannya (mudah lepas dari keterlibatan), tidak memperhatikan, dan membutuhkan lebih banyak waktu (Lie, 2002:46). Sedangkan, jika menggunakan teknik bola pantai (beach ball), guru memberi bola kepada salah seorang siswa untuk memulai diskusi, dengan pengertian bahwa hanya siswa yang memegang bola yang boleh berbicara (Al-Tabany, 2014:159). Kegiatan tersebut tentu tidak efesien karena bola yang digunakan, tidak memengaruhi proses kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu, dari tiga teknik yang ada dalam diskusi kelas, peneliti memilih menerapkan teknik Think-Pair-Share (TPS) untuk meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja. Think-Pair-Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Lie (2002:56) mengungkapkan bahwa teknik Think-Pair-Share (TPS) ini, memiliki keunggulan yang dapat mengoptimalisasi partisipasi siswa sehingga siswa lebih aktif dalam mengungkapkan argumen dalam berdiskusi di kelas. Tujuan berdiskusi menggunakan teknik Think-PairShare(TPS) adalah untuk dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah siswa dengan tahapan berpikir, berpasangan, dan berbagi. Pada tahap berpikir, guru akan
mengajukan pertanyaan atau masalah, kemudian siswa diberi kesempatan berpikir. Selanjutnya, guru meminta siswa berpasangan untuk menjawab permasalahan tersebut. Pada tahap akhir, siswa akan berada pada tahap berbagi. Guru meminta siswa secara berpasangan menyampaikan jawaban permasalahan kepada semuanya. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan hal di atas, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan model diskusi kelas dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja. Seperti yang telah umum diketahui, penelitian mengenai penerapan metode diskusi dengan teknik Think-Pair-Share (TPS) sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu, seperti yang dilakukan oleh Iqma Nurul (2012) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Think-Pair-Share dengan Media Komik Bermuatan Cinta Lingkungan pada Peserta Didik Kelas VIII.2.G SMP Negeri 1 Kandeman”. Penelitian yang sedang peneliti lakukan juga pernah dilakukan oleh Sarwo Edi Wibowo (2013) dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Media CD Pembelajaran pada Siswa Kelas V SDN Mangunsari Semarang”. Penelitian sejenis lainnya juga dilakukan oleh Putu Dita Perbawani (2013) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Basita Paribasa Siswa Kelas XI Multimedia 4 SMK Negeri 1 Sukasada”. Selain dilakukan oleh Dita Perbawani, penelitan ini juga dilakukan oleh Made Rustini (2015) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ThinkPair-Share Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang (Sakubun) pada Siswa Kelas XI IIS 3 SMA Negeri 4 Singaraja”. Selain penelitian sejenis mengenai penerapan teknik Think-Pair-Share, adapun penelitian sejenis lain tentang teks diskusi yang dilakukan oleh Dinda Ayesha dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Diskusi dengan menggunakan Media 4
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
METODE PENELITIAN Metode penelitan merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Metode pada prinsipnya adalah cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian ini metode yang digunakan, meliputi (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) prosedur penelitian (refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, refleksi), (4) metode pengumpulan data dan instrumen, (5) teknik analisis data dan kriteria keberhasilan. Untuk pembahasaan lebih rinci akan dipaparkan sebagai berikut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia kelas VIII.2 yaitu Ibu Widi Ciptaningsih, S.Pd. dan siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja dengan jumlah 37 orang. Objek dalam penelitan ini adalah kemampuan siswa kelas VIII.2 dalam pembelajaran menulis teks diskusi dengan menggunakan teknik Think-Pair-Share, langkah-langkah pembelajaran menulis teks diskusi menggunakan teknik Think-PairShare, dan respons siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja terhadap penerapan teknik Think-Pair-Share. Secara garis besar, prosedur kegiatan penelitian ini pada setiap siklus terdiri atas lima tahap yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan evaluasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes melalui praktik menulis untuk mengetahui hasil menulis teks diskusi, metode observasi dengan format observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengetahui langkah-langkah penerapan teknik Think-Pair-Share dalam pembelajaran menulis teks diskusi, dan metode angket/kuesioner dengan mencentang beberapa pernyataan untuk mendapatkan hasil respons siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja terhadap penerapan teknik Think-Pair-Share. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Untuk menganalisis data kemampuan menulis teks diskusi menggunakan
Dioroma pada Siswa Kelas VIII-5 SMP Negeri 8 Yogyakarta”. Melihat penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan peneliti lain, penelitian yang penulis lakukan saat ini memiliki nuansa yang berbeda dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian ini dilakukan guna meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi. Penelitian yang dilakukan yaitu penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) untuk meningkatkan keterampilan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja. Dalam penelitian ini, penulis fokuskan pada kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja dengan menerapkan teknik Think-Pair-Share (TPS), bagaimana langkah-langkah pembelajaran menulis teks diskusi kelas dengan Think-Pair-Share (TPS), serta respons siswa terhadap penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam menulis teks diskusi. Berdasarkan pada deskripsi tersebut maka rumusan masalah dalam artikel ini adalah: 1) apakah penerapan teknik ThinkPair-Share ini dapat meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 di SMP Negeri 2 Singaraja? 2) bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran menulis teks diskusi dengan menerapkan teknik Think-Pair-Share di kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja? 3) bagaimanakah respons siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja terhadap penerapan teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa? Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui penerapan teknik Think-Pair-Share ini dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan teks diskusi siswa kelas VIII.2 di SMP Negeri 2 Singaraja, 2) untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis teks diskusi dengan menerapkan teknik Think-Pair-Share di kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja, 3) untuk mengetahui respons siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja terhadap penerapan teknik ThinkPair-Share dalam meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa.
5
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
deskriptif kuantitatif dengan pedoman penilaian kemampuan menulis teks diskusi yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Nurgiyantoro (2001). Penentuan skor kemampuan teks diskusi diperoleh melalui penjumlahan seluruh nilai yang dicapai oleh siswa. Kriteria keberhasilan menulis teks
diskusi, secara individual dapat dikatakan tuntas dalam pembelajaran menulis teks diskusi apabila siswa mampu memperoleh skor 75 atau lebih. Nilai yang diperoleh siswa digolongkan ke dalam pedoman golongan skor berikut.
Pedoman Penggolongan Skor Menulis Teks Diskusi Siswa Skor 100-85 84 – 70 69 – 55 54- 45 44-0
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Nurgiyantoro, 2001:339)
Data mengenai langkah-langkah pembelajaran teknik Think-Pair-Share (TPS) dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Langkah-langkah pembelajaran tersebut selanjutnya dianalisis untuk dilakukan evaluasi mengenai langkahlangkah yang kurang atau perlu diperbaiki. Untuk dapat mengobservasi langkahlangkah pembelajaran menulis teks diskusi dengan menggunakan teknik Think-PairShare (TPS), yang perlu dilakukan adalah mengisi centang (√) pada jawaban ya/tidak pada lembar format observasi.
Data mengenai respons siswa dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran menulis teks diskusi dengan menerapkan teknik Think-Pair-Share (TPS), peneliti menggunakan metode angket/kuesioner dalam mengumpulkan data. Skor rata-rata (𝑥̅ ) respons siswa dicari dengan cara membagi jumlah skor respons siswa dengan jumlah siswa yang memberikan respons.
Tabel Konversi Skor Respons Siswa No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval Skor 𝑥̅ ≥27 21 ≤ 𝑥̅ <27 15≤ 𝑥̅ ≤ 21 9≤ 𝑥̅ <15 𝑥̅ < 9
Kategori Sangat Positif Positif Cukup Positif Kurang Positif Sangat Kurang Positif Sumber : Nurkancana (dalam Sari, 2014:44)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mencakup tiga hal yaitu (1) mendeskripsikan hasil penerapan teknik Think-Pair-Share dalam meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa; (2) langkah-langkah penerapan teknik Think-Pair-Share dalam pembelajaran menulis teks diskusi; 3)
Penelitian mengenai respons siswa dianggap berhasil, apabila jumlah siswa yang merespons positif lebih banyak daripada jumlah siswa yang merespons negatif. Dengan perkataan lain, penelitian ini dianggap berhasil apabila 75% dari jumlah siswa memberikan respons positif. 6
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
respons siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja terhadap penerapan teknik Think-Pair-Share dalam pembelajaran menulis teks diskusi.
menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk atau mengelompokkan siswa. Penerapan ini membantu siswa untuk lebih mudah mendiskusikan topik yang telah diberikan guru. Teknik Think-Pair-Share (TPS) dapat membantu siswa mendata informasi, data, dan bukti pendukung mengenai isu atau masalah dalam teks diskusi sehingga siswa lebih mudah menyampaikan argumen. Selain itu, teknik Think-Pair-Share (TPS) ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat. Hal tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Al-Tabany (2014: 27) bahwa dalam teknik Think-Pair-Share (TPS) terdapat tiga tahapan yaitu, Pertama, tahap berpikir (think) yaitu guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan dan memberi kesempatan berpikir sebelum siswa menjawab permasalahan yang diajukan. Kedua, tahap berpasangan (pair) yaitu guru meminta siswa berpasangan untuk menjawab permasalahan. Ketiga, tahap berbagi (share) yaitu guru meminta siswa secara berpasangan menyampaikan jawaban permasalahan pada yang lain. Namun, langkah yang paling mendasar ditempuh adalah mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru juga harus menguasai materi yang diajarkan. Dalam pemilihan materi atau bahan ajar, sebaiknya guru tidak hanya menggunakan buku guru yang diberikan pemerintah saja, sebaiknya menggunakan referensi lainnya. Adapun langkah-langkah penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran menulis teks diskusi di kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja adalah sebagai berikut. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, siswa dan guru hendaknya mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian guru menanyakan siswa yang tidak hadir. Setelah itu, guru menyampaikan penilaian sikap yang akan dinilai saat pembelajaran berlangsung. Kemudian, guru harus melakukan apersepsi. Apersepsi ini sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Dengan apersepsi siswa dapat
Langkah-langkah Penerapan Teknik Think-Pair-Share dalam Pembelajaran Menulis Teks Diskusi Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja. Langkah-langkah penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran menulis teks diskusi ini, dilakukan sesuai dengan Kurikulum 2013 yaitu kegiatan mengamati, menanya, mendata informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Langkah pembelajaran menggunakan sintaks pembelajaran Kurikulum 2013 pada penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) tersebut dilakukan, baik pada siklus I dan siklus II. Teknik Think-Pair-Share (TPS) ini merupakan teknik pembelajaran kolaboratif dalam Kurikulum 2013. Kelebihan yang ada dalam penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) adalah siswa lebih senang mengikuti pelajaran dan tidak mengalami kebosanan. Hal tersebut sama seperti yang disampaikan Lie (2002:5), bahwa kelebihan dari teknik Think-Pair-Share (TPS) ini adalah meningkatkan partisipasi siswa dan interaksi antar pasangan lebih mudah. Namun dari kelebihan tersebut, juga terdapat kekurangan yang dialami dalam menerapkan teknik Think-Pair-Share (TPS) ini yaitu lebih banyak kelompok yang perlu dimonitor. Jumlah kelompok yang banyak, tentu akan membuat banyak kelompok yang harus diawasi oleh guru. Ketika banyak kelompok yang mengalami kesulitan dalam menulis teks diskusi, tentu banyak pertanyaan yang muncul dari setiap kelompok. Hal ini, membuat guru kesulitan dalam memonitor siswa sehingga keterampilan guru mengelola kelas sangat diperlukan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus bisa mengatur waktu sehingga kegiatan pembelajaran tersebut bisa diselingi dengan memberikan kesempatan bagi kelompok yang ingin bertanya. Setelah pertanyaan ditampung, guru akan menjelaskan secara umum agar semua siswa lebih paham. Penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) ini relatif sederhana karena tidak 7
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
mengaitkan materi yang dipelajari dengan realitas yang ada di masyarakat. Apersepsi yang baik digunakan adalah dengan cara tanya jawab. Dengan tanya jawab siswa akan terdorong untuk mengajukan pendapat. Setelah memberikan apersepsi, guru memberikan orientasi mengenai materi dan menjelaskan teknik pembelajaran yang akan digunakan terkait materi. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tekait teknik pembelajaran yang akan digunakan. Jika siswa sudah faham, guru kembali menyampaikan kriteria penilaian menulis teks diskusi. Menyampaikan sistem penilaian dalam sebuah pembelajaran sangat penting karena dalam Kurikulum 2013 ada penilaian sikap yang harus dinilai. Penilaian sikap yang dinilai pada pembelajaran teks diskusi ini adalah bertanggung jawab, santun, kerjasama, dan toleransi. Selain itu, penilaian sikap akan berdampak pada psikologi siswa. Rasa persaingan dalam diri siswa akan tumbuh untuk menjadi yang terbaik. Dengan adanya persaingan tersebut, siswa akan lebih menikmati proses pembelajaran. Setelah menyampaikan penilaian sikap, guru menuliskan beberapa pilihan topik yang dekat dengan kehidupan mereka. Sesuai dengan Kurikulum 2013, penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) ini dilakukan melalui lima sintak yaitu mengamati, menanya, mendata informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Pertama, pada sintak “menanya”, siswa akan diberikan kesempatan oleh guru untuk berpikir (think) beberapa menit secara individual dalam memilih topik, menentukan judul, dan kerangka karangan teks diskusi. Dalam mengerjakan tugas tersebut, guru akan membagi siswa secara berpasangan (pair) untuk membuat kerangka karangan tersebut. Kedua pada sintak “menanya” , guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang tidak dipahami oleh siswa. Ketiga, pada sintak “mendata informasi”, guru akan mengintruksi siswa untuk dapat mendata segala informasi dengan berdiskusi bersama pasangannya. Pada tahap ini, siswa bersama pasangannya mendata segala informasi, data, dan bukti
pendukung terkait topik yang telah dipilih. Kemudian, mendata kembali kerangka karangan teks diskusi sesuai struktur (isu, argumen, simpulan/saran) dari informasi yang telah dikumpulkan. Keempat, pada sintak “menalar” yang berarti guru memberikan kesempatan siswa untuk mengolah informasi. Pada tahap ini, guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mendiskusikan kembali data yang telah didapatkan, kemudian guru menyuruh siswa untuk dapat menyusun teks diskusi secara individual dengan waktu yang telah ditentukan. Kelima, pada sintak “mengomunikasikan” yaitu guru membimbing dan mengawasi siswa dalam mempresentasikan hasil diskusinya dan berbagi (share) kepada kelompok lain mengenai hasil kerja kelompoknya. Saat mempresentasikan, diharapkan siswa secara aktif menanggapi kelompok lain yang sedang presentasi. Setiap kelompok saling menilai hasil teks diskusi yang telah dipresentasikan dari kelompok lain. Hal tersebut senada dengan pendapat AlTabany (2014: 163) yang menyatakan bahawa teknik Think-Pair-Share memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir beberapa menit mengenai topik yang diberikan, berdiskusi secara berpasangan, dan berbagi kepada kelompok lain dengan mempresentasikan hasil kerjanya, melalui tahap berpikir (thinking), berpasangan (pair), dan berbagi (sharing). Tahap-tahap tersebut dapat disesuaikan dengan waktu pembelajaran agar seluruh siswa dapat kesempatan tampil di depan kelas. Guru memberikan komentar atas penampilan masing-masing kelompok. Dengan memberikan komentar atau motivasi kepada siswa, siswa akan lebih terdorong untuk menjadi lebih baik. Tidak lupa guru juga memberikan penhargaan kepada siswa terbaik pada pembelajaran tersebut. Dalam menyimpulkan atau merangkum pembelajaran guru harus melibatkan siswa. Setelah mendapat simpulan mengenai pembelajaran, tidak lupa guru memberikan umpan balik kepada siswa, dan guru dapat mengakhiri pembelajaran dengan berdoa serta 8
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia secara bersama.
Temuan ini sejalan dengan penelitian dari Nurul Iqma (2013) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Teknik ThinkPair-Share (TPS) dengan Media Komik Bermuatan Cinta Lingkungan pada Siswa Kelas VIII.2 SMP G Negeri 1 Kademan Semester Genap Tahun 2012/2013”. Hasil menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan dan persentase siswa lebih dari 75 % melalui teknik Think-Pair-Share (TPS) yaitu siklus I mencapai 72,60% dan siklus II mencapai 81,68%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menulis teks berita dapat meningkat melalui teknik Think-Pair-Share (TPS).
Penerapan Teknik Think-Pair-Share Dapat Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Diskusi Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja Teknik Think-Pair-Share (TPS) bertujuan untuk membantu siswa memecahkan suatu masalah (isu) dengan berdiskusi bersama pasangannya sehingga membangkitkan pemahaman siswa dalam beragumen. Dari diskusi tersebut, tentu siswa tidak sendiri dalam mengumpulkan informasi, data, dan bukti terkait topik yang dibahas, melainkan dapat dipecahkan bersama pasangannya. Hal ini selajan dengan pendapat yang diungkapkan Tjokrodihardjo (dalam Al-Tabany, 2014:55), yang mengatakan ada tiga tujuan pembelajaran menggunakan teknik ThinkPair Share (TPS). Pertama, meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman siswa dalam belajar. Kedua, menumbuhkan keterlibatan siswa. Ketiga, membantu siswa mempelajari proses berpikir.
Respons Siswa Kelas VIII.2 terhadap Penerapan Teknik Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Teks Diskusi. Berdasarkan hasil angket/kuesioner yang telah dibagikan pada siklus I, diketahui bahwa dari 37 siswa, sebanyak 26 orang (70,27%) memberikan respons yang sangat positif, 11 orang (29,73%) merespons positif, dan tidak ada yang merespons kurang positif. Respons siswa terhadap penggunaan teknik Think-PairShare (TPS) untuk meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja diperoleh skor rata-rata 27,68 sehingga dapat dinyatakan positif. Seperti yang diketahui, respons siswa dikatakan positif apabila 21≤X<27. Setelah melaksanakan siklus II, hasil angket/kuesioner mengalami peningkatan dari positif menjadi sangat positif. Hal tersebut diketahui dari hasil angket/kuesioner yang telah dibagikan kepada siswa, bahwa dari 37 siswa, sebanyak 34 orang (91,89 %) memberikan respons yang sangat positif, 3 orang (8,11%) merespons positif, dan tidak ada yang merespons kurang positif. Respons siklus II memperoleh skor rata-rata 29,67 sehingga dapat dinyatakan sangat positif. Seperti yang diketahui, respons siswa dikatakan sangat positif apabila 𝑥̅ ≥27. Temuan ini sangat relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putu Dita Perbawani (2013) dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sesudah menggunakan teknik Think-Pair-Share (TPS) terjadi peningkatan hingga memenuhi KKM. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil menulis teks diskusi yang diperoleh siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Sebelum menggunakan teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam menulis teks diskusi, nilai ratarata siswa memperoleh 63,49. Pada refleksi awal, siswa yang tuntas 5,41% dan yang tidak tuntas 94,59%. Namun, setelah menggunakan teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran menulis teks diskusi, pemerolehan nilai rata-rata sudah meningkat yaitu siklus I (75,78) dan siklus II (79,08). Jika dipersentasekan, siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 75,68% sedangkan pada siklus II sebanyak 94,59%, artinya naik sebesar 18,91%. Peningkatan skor ini membuktikan bahwa penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) ini dapat meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja. 9
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016 “teks diskusi” beserta teknik pembelajaran (Think-Pair-Share) yang akan digunakan dan kriteria penilaian teks diskusi yang perlu diperhatikan siswa. d) Guru menjelaskan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. e) Guru menuliskan beberapa topik teks diskusi untuk dipikirkan oleh siswa. f) Guru memberikan kesempatan siswa beberapa menit dalam berpikir (think) mengenai topik yang telah diberikan. g) Siswa secara individu menentukan judul dari topik yang telah diberikan guru. h) Siswa secara individu argumen yang akan ditulis dalam membuat teks diskusi. i) Siswa secara individu menentukan kerangka karangan untuk menulis teks diskusi. j) Siswa mencari kelompok kecil yaitu atau menentukan pasangan (pair) sebagai teman diskusi. k) Siswa menanyakan cara menyusun teks diskusi dan hal-hal yang tidak dipahami. l) Siswa secara berpasangan mendata segala informasi, data, dan bukti pendukung terkait topik yang telah dipilih. m) Siswa secara berpasangan mendata kembali kerangka karangan teks diskusi sesuai struktur (isu, argumen, simpulan/saran) dari informasi yang telah dikumpulkan. n) Siswa menyusun secara individual, informasi yang telah didiskusikan menjadi teks diskusi siswa yang sesuai dengan struktur dan aspek kebahasaan. o) Siswa dengan penuh antusias menentukan laporan penyusunan teks diskusi. p) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan berbagi (share) kepada kelompok lain mengenai hasil kerja kelompoknya. q) Siswa secara aktif menanggapi kelompok lain yang sedang presentasi. r) Setiap kelompok saling menilai hasil teks diskusi yang telah dipresentasikan dari kelompok lain. s) Setiap siswa memperbaiki hasil kerjanya berdasarkan penguatan yang diberikan oleh guru. t) Siswa menyimak penguatan yang disampaikan oleh guru berupa pujian atau saran atas hasil kerja kelompok. u) Guru melakukan refleksi terkait dengan pembelajaran yang telah berlangsung. v) Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelajaran. w) Guru mengisi jurnal kelas. x) Guru dan siswa berdoa dan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia secara bersama untuk mengakhiri pelajaran. y) Guru
Tipe Think-Pair-Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Basita Paribasa Siswa Kelas XI Multimedia 4 SMK Negeri Sukasada”. Selain hasilnya meningkat, penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) ini juga memperoleh respons yang sangat positif dari siswa. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis basita paribasa sebagian besar masih di bawah KKM. Setelah menerapkan teknik Think-Pair-Share (TPS), hasil yang diperoleh relative lebih meningkat yaitu siklus I (71,55%) dan siklus II (82,23%). Kemudian, siswa sangat memberikan respons sangat positif terhadap penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang telah diuraikan, dapat dismpulkan bahwa 1) Penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Singaraja. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil skor siswa setelah dilakukan penelitian. Nilai rata-rata siswa sebelum dilakukan tindakan 63,49. Setelah dilakukan tindakan, terjadi peningkatan pada siklus I dan siklus II yaitu 75,78 dan 79,08. Selain itu, keberhasilan penerapan teknik pembelajaran ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan klasikal. Sebelum tindakan dilaksanakan, siswa tuntas pada kompetensi dasar ini sebesar 15,38%. Meningkat setelah dilaksanakan tindakan I menjadi 75,68 %, dan tindakan II meningkat sebesar 94,59%. 2) Setelah melalui proses siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam menulis teks diskusi dengan menerapkan teknik Think-Pair-Share adalah sebagai berikut. a) Siswa dan guru mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian guru menanyakan siswa yang tidak hadir. b) Siswa dengan santun dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar merespons pertanyaan guru. c) Guru menjelaskan penilaian sikap yang akan dinilai dalam kegiatan yang akan dilakukan, uru memberikan orientasi materi pelajaran 10
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
menutup pelajaran dengan salam penutup. 3) Penerapan teknik Think-Pair-Share untuk meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi mendapatkan repons positif pada siklus I dan sangat positif pada siklus II. Hal tersebut tampak pada persentase yang diperoleh melalui angket/kuesioner. Hasil angket/ kuesioner pada siklus I adalah 27,68% berada pada kategori positif. Seperti yang diketahui, respons siswa dikatakan positif apabila 21 ≤ 𝑥̅ < 27. Sedangkan angket/ kuesioner secara klasikal pada siklus II adalah 29,67 % berada pada kategori sangat positif karena respons siswa dikatakan sangat positif apabila 𝑥̅ ≥ 27. Adapun saran yang dapat disampaikan berkitan penelitian ini adalah penerapan teknik Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada guru bahasa Indonesia khususnya di SMP Negeri 2 Singaraja hendaknya mencoba untuk menerapkan teknik ini dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks diskusi siswa. Dalam menerapkan teknik ini, hendaknya topik permasalahan yang akan dikembangkan adalah masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan siswa sehingga siswa lebih mudah memberikan argumen sesuai pengalaman yang dimiliki. Guru atau peneliti lain diharapkan melakukan penelitian tindakan lanjutan dengan menerapkan teknik Think-PairShare pada kompetensi dasar yang lain, untuk mengetahui bahwa teknik ini tidak hanya dapat diterapkan pada pembelajaran menulis teks diskusi.
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Yogyakarta. Edi Wibowo, Sarwo. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif Tipe Think-PairShare dengan Media CD Pembelajaran pada Siswa Kelas V SDN Mangunsari Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Negeri Semarang. Iqma, Nurul. 2012. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Think-PairShare dengan Media Komik Bermuatan Cinta Lingkungan pada Peserta Didik Kelas VIII.2 G SMP Negeri 1. Skripsi (tidak diterbitkan). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta: Kanisus. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurniasih, Imas, dkk. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata Pena. Lie, Anita. 2002. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT. BPFEYogyakarta. Rustini, Made. Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang (Sakusbun) pada Siswa Kelas XI IIS 3 SMA Negeri 4 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha. Sari, Ika Febrita. 2014. Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita pada Siswa Kelas 8.3 SMP Negeri 4 Denpasar dengan Teknik ThinkPair-dan Share. Skripsi (tidak
DAFTAR PUSTAKA Al-Tabany, Trianto I.B. 2014. Mendesain Model Pembelajaran. Bandung PT Refika Aditama. Ayesha, Dinda. 2016. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Diskusi dengan Menggunakan Media Diorama pada Siswa Kelas VIII.2-5 SMP Negeri 8 Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 11
e-Journal JPBSI Universitas Pendidikan Ganesha Volume : Vol: 4 No: 2 Tahun:2016
diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Perbawani, Dita. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Basita Paribasa Siswa Kelas XI Multimedia 4 SMKN 1 Sukasada. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa Bali, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha. Wibowo, Sarwo Edi. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Kooperatif Tipe Think-Pair Share dengan Media CD Pembelajaran pada Siswa Kelas V SDN Mangunsari Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Negeri Semarang.
12