Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Khaerul Anam (07140016) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah penelitian ini berdasarkan asumsi dasar bahwa hasil proses pembelajaran mata pelajaran IPS untuk peserta didik MI Ma’arif NU Harjodowo masih rendah, dimungkinkan dipengaruhi oleh strategi pengembangan pola pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran diasumsikan berpengaruh dominan terhadap hasil pembelajaran mata pelajaran IPS. Rumusan masalah dalam penelitian ini : “bagaimana penerapan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS bagi peserta didik kelas IV MI Ma’arif NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal?”. Subjek penelitian tidakan kelas ini adalah anak didik kelas IV pada MI Ma’arif NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal dengan jumlah siswa 14 anak terdiri dari 4 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan tiga kali tindakan dalam tiga siklus, di mana setiap siklus memuat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas anak dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui aktivitas guru selama mengajar. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar anak didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan (sebelum siklus), dari 14 siswa baru 5 siswa (36%) yang mendapat nilai tuntas yaitu 65 sedangkan 9 siswa (64%) belum mencapai batas tuntas. Pada siklus 1, siswa yang mendapat nilai 65 atau lebih berjumlah 8 siswa atau 57% sedangkan yang belum mencapai batas tuntas berjumlah 6 siswa atau 43%. Pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai 65 atau lebih sudah mencapai 10 siswa atau 71% sedangkan yang belum mencapai nilai 65 sebanyak 4 siswa atau 29%. Pada siklus III siswa yang mendapatkan nilai 65 atau lebih mencapai 13 siswa atau 93% sedangkan yang belum mencapai nilai 65 hanya 1 siswa atau 7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS bagi peserta didik kelas IV MI Ma’arif NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Kata Kunci : Strategi, Inkuiri, Pembelajaran IPS
PENDAHULUAN Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memafaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Berdasarkan rambu – rambu yang ada maka dalam pelaksanaannya haruslah diciptakan kondisi pembelajaran IPS secara kondusif, aktif, kreatif, dan efesien dengan memaksimalkan berbagai prasarana. Selain itu, diperlukan proses pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan yang mendorong siswa belajar secara serius dan melibatkan siswa aktif dalam memahami konsep – konsep IPS serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 14
Memperhatikan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih mewujudkan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS sebagai salah satu wahana sumber daya manusia perlu dikembangkan iklim belajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi kreatif siswa sehingga lahir gagasan baru. Dalam pembelajaran diperlukan suasana belajar yang menyenangkan antara guru dan siswa, guru tidak boleh berdiam diri ketika siswa sedang belajar tetapi peran guru harus bisa membimbing, mengarahkan materi pelajaran sehingga siswa lebih banyak memahami aktivitas belajar dari sisi konsep serta kemanfaatannya dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam belajar yang efektif dan kreatif. Metode pembelajaran inkuiri peran siswa lebih aktif mengolah informasi untuk memecahkan masalah yang akan dipecahkan dan menyimpulkannya. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan pengarah bagi siswa untuk menemukan dan memecahkannya. Guru sebagai pembelajar diharapkan akan lebih memahami tentang aktivitas belajar siswa, baik dari konsep, pemanfaatan dalam kehidupan, maupun kegunaan dan pentingnya untuk diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar dalam bentuk dan metode strategi belajar yang kreatif. Untuk menumbuh kembangkan aktivitas belajar di kalangan siswa sekolah dasar, maka model inkuiri memiliki kemungkinan untuk dikembangkan disekolah dasar. Pengembangan aktivitas belajar siswa melalui model inkuiri ini bisa dijadikan salah satu alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran IPS menjadi lebih menarik perhatian dan minat peserta didik sekaligus memberikan makna bagi perubahan sikap dan perilaku. Disamping itu para guru atau pendidik masih banyak yang belum mengembangkan penggunaan Strategi pembelajaran yang tepat serta penggunaan perangkat atau media pembelajaran yang memadai. Tidak jarang para guru dalam melakukan pengajarannya
hanya mengenal salah satu
strategi dan terapan metode tertentu saja, yaitu hanya sekedar menyampaikan atau menginformasikan materi pelajaran yang ada dibuku pegangan semata. Metode penyampaiannya masih sering menggunakan cara konvensional yang dianggap paling mudah, yaitu menceramahkan atau mendiktekan dengan ditambahi sedikit variasi uraian dari guru. Kondisi demikian tidak mustahil dan mengherankan bagi peserta didik, bahwa pelajaran IPS menjadi kurang menarik bahkan dianggap membosankan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirasa perlu dan penting dilakukan penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri untuk peningkatan hasil pembelajaran bagi peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, hal ini disebabkan karena hasil pembelajaran mata pelajaran IPS masih rendah. Untuk itu peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “penerapan strategi pembelajaran inkuiri untuk peningkatan hasil pembelajaran IPS bagi peserta didik kelas IV MI Ma’arif NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal semester genap tahun 2010/2011.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 15
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Strategi Belajar Mengajar Strategi diartikan sebagai “a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal” Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang patut kita cermati dalam pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya; arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah – langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah salah satu strategi pembelajaran dimana peran siswa dalam strategi ini yaitu mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Melalui strategi ini, anak mengembangkan kreatifitas diri sendiri dengan bantuan yang diberikan oleh guru. Pengembangan kreatifitas anak sangat diperlukan dalam proses pendidikan mengingat anak secara potensial mempunyai kemampuan untuk berkreatifitas. Kreatifitas itu sendiri adalah modal dalam pencerdasan dan pendewasaan anak.
METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research). penelitian tindakan kelas pada hakekatnya merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian dan sebagainya. Secara umum penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refkektif dengan melakukan tindakan -tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek dikelas secara lebih profesional. Dalam Penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam tiga siklus dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 16
Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal pada kelas IV semester II Tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian dan penyusunan hasil penelitian ini berlangsung selama lima bulan, yaitu Maret sampai dengan bulan Agustus tahun 2011. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ma’arif NU Harjodowo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal Tahun 2010 / 2011 semester genap sejumlah 14 siswa yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini peneliti menyajikan hasil pengolahan data berdasarkan pengamatan yang dilakukan sendiri dan bantuan teman sejawat serta analisis dokumen jawaban dan daftar nilai dari proses pembelajaran. Berikut ditampilkan perolehan penilaian pra Siklus : 70
60
70
50
70
40
80
30
30
40
70
60
40
30
Berdasarkan nilai di atas, maka dapat diperoleh tabel berikut : Tabel 1. Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Pra Siklus No
Nilai
Jumlah
1 30 – 39 2 40 – 49 3 50 – 59 4 60 – 69 5 70 – 79 6 80 – 89 Jumlah
3 3 1 2 4 1 14
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik berikut ini : Gambar 1. Grafik Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Pra Siklus
Jumlah Siswa
5 4 3 2 1 0 20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai yang diperoleh
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 17
Dari analisis hasil tes formatif pra Siklus menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa belum tuntas. Terlihat ada 9 siswa atau 64% masih mendapat nilai kurang dari 65 sedangkan 5 siswa atau 36% siswa tuntas belajar. Deskripsi per Siklus Siklus I a. Perencanaan Perencanaan ditekankan pada pemahaman siswa, namun setelah perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan belum berhasil. Maka dilanjutkan dengan perbaikan pembelajaran Siklus II dan Siklus III. b. Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan siklus I pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2011 jam 07.30 sampai dengan jam 08.40. Hasil perbaikan pembelajaran Siklus I dapat dilihat sebagai berikut : 80
70
80
60
70
70
80
50
50
60
70
70
40
40
Berdasarkan nilai di atas, maka dapat diperoleh tabel berikut : Tabel 2. Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus I No
Nilai
Jumlah
40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
1 2 3 4 5 6
2 2 2 5 3 14
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik berikut ini :
Jumlah Siswa
Gambar 2. Grafik Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus I
6 5 4 3 2 1 0 20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai yang diperoleh
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 18
Hasil tes formatif Siklus I menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan perbaikan Siklus I mengalami peningkatan tetapi masih ada 6 siswa atau 43 % masih mendapat nilai kurang sedangkan 8 siswa atau 57 % tuntas belajar. c. Refleksi Setelah dilaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I Kelas I MI NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal menunjukkan peningkatan prestasi terhadap penguasaan materi Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Namun dalam kegiatan perbaikan pembelajaran terdapat kelebihan dan kekurangannya. 1) Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran terdapat beberapa kelebihan yang dilakukan siswa yaitu: a) Perhatian siswa terhadap materi lebih meningkat. b) Semangat siswa dalam pembelajaran bagus. c) Kesungguhan siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih baik. 2) Selain kelebihan ada juga kekurangan yang dilakukan siswa yaitu : a) Kurangnya kerjasama siswa. b) Kurangnya keberanian siswa bertanya. 3) Adapun kelebihan yang dilakukan guru yaitu : a) Pembelajaran yang dilakukan bervariasi. b) Membangkitkan motivasi siswa 4) Beberapa kekurangan yang dilakukan guru : a) Guru kurang optimal dalam menggunakan media pembelajaran. b) Guru hanya fokus kepada siswa tertentu. Siklus II a. Perencanaan Perencanaan perbaikan siklus II disusun berdasarkan pada kekurangan pembelajaran siklus I yaitu ditekankan pada pemahaman siswa terhadap materi dengan siswa melihat secara langsung kegiatan ekonomi di sekitar sekolah dan setelah dilaksanakan ternyata berhasil. b. Pelaksanaan Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2011 jam 07.30 sampai dengan jam 08.40 dan hasil peningkatan yang sangat berarti. Adapun hasilnya sebagai berikut : 80
80
70
80
70
80
90
60
40
70
80
70
50
Berdasarkan nilai di atas, maka dapat diperoleh tabel berikut :
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 19
Tabel 3. Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Nilai
Jumlah
40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
2 1 1 4 5 1 14
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik berikut ini :
Jumlah Siswa
Gambar 3. Grafik Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus II 6 5 4 3 2 1 0 20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai yang diperoleh
Hasil tes formatif Siklus II menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan perbaikan Siklus II mengalami peningkatan yang sangat berarti yaitu 10 siswa atau 71 % tuntas belajar tetapi masih ada 4 siswa atau 29 % masih mendapat nilai dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal. c. Refleksi Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran ada beberapa kelebihan serta kekurangan yang dilakukan guru dan siswa : 1) Guru a) Kelebihan : (1). Pembelajaran lebih bervariatif (2). Kegiatan tanya jawab lebih hidup (3). Perhatian guru menyeluruh b) Kekurangan : (1). Guru hanya fokus kepada siswa tertentu. 2) Siswa a) Kelebihan : (1). Banyak yang terlibat dalam proses pembelajaran. (2). Keberanian siswa untuk bertanya (3). Kerjasama siswa lebih baik b) Kekurangan : (1). Dalam mengerjakan tugas sebagian siswa belum mandiri Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 20
(2). Saat salah satu siswa bertanya, sebagian siswa yang lain tidak memperhatikan. Siklus 3 a. Perencanaan Perencanaan perbaikan siklus III disusun berdasarkan pada kekurangan pembelajaran siklus II yaitu ditekankan pada pemahaman siswa terhadap materi dengan siswa diajak melihat pemutaran video dan gambar animasi yang berkaitan dengan materi dan setelah dilaksanakan ternyata berhasil. b. Pelaksanaan Perbaikan siklus III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 April 2011 jam 07.30 sampai dengan jam 08.40 dan hasil peningkatan yang sangat berarti. Adapun hasilnya sebagai berikut : 100
90
100
80
90
70
90
70
60
90
100
90
70
70
Berdasarkan nilai di atas, maka dapat diperoleh tabel berikut : Tabel 4. Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus III No 1 2 3 4 5
Nilai 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Jumlah 1 4 1 8 14
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik berikut ini : Gambar 4. Grafik Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial Siklus III
Jumlah Siswa
6 4 2 0 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai yang diperoleh Berdasarkan hasil nilai Siklus III menunjukkan peningkatan yang berarti. Siswa dapat tuntas belajar dengan nilai rata – rata 84 di atas standar ketuntasan yang ditetapkan yaitu 65 c. Refleksi. Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran ada beberapa kelebihan serta kekurangan yang dilakukan guru dan siswa :
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 21
1) Guru Kelebihan : (1) Penggunaan media lebih optimal (2) Membangkitkan motivasi siswa (3) Perhatian guru menyeluruh Kekurangan : (1) Dalam membimbing siswa yang kesulitan dalam belajar masih perlu ditingkatkan. 2) Siswa Kelebihan : (1) Siswa banyak yang terlibat dalam proses pembelajaran. (2) Perhatian siswa terhadap materi lebih baik. (3) Kerjasama siswa lebih baik (4) Semangat siswa dalam pelajaran meningkat Kekurangan : (1) Masih terdapat beberapa siswa yang bergurau saat menyaksikan pemutaran animasi dan film tentang kegiatan ekonomi Untuk mengetahui nilai secara keseluruhan dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Ilmu Pengetahuan Sosial No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
3 3 1 2 4 1 14
2 2 2 5 3 14
2 1 1 4 5 1 14
1 4 1 8 14
30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100 Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat diagram berikut ini : Gambar 5. Grafik Nilai pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Banyaknya Siswa
Ilmu Pengetahuan Sosial 14 12 10 8 6 4 2 0
Belum Tuntas Tuntas
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II Siklus III
Hasil Pembelajaran
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 22
Dari hasil nilai dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat, sebelum perbaikan pembelajaran Siklus I, hanya 36% siswa tuntas belajar. Pada pembelajaran Siklus I, 57% siswa tuntas belajar. pada Siklus II, 71 % siswa tuntas belajar dan pada Siklus III menjadi 93 %. Keaktifan siswapun sangat meningkat seperti yang diharapkan. Pembahasan 1. Pra Siklus Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daeranya diperoleh nilai rata – rata 53 nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30 dengan menggunakan metode ceramah pembelajaran belum berhasil. Untuk memperkecil kesalahan dan kekurangan peneliti berusaha keras untuk memperbaiki pembelajaran lewat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2. Siklus I Pelaksanaan siklus I memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada pada proses pembelajaran sebelumnya. Pada pembelajaran ini semangat siswa tinggi karena sebelumnya sudah mempersiapkan diri terhadap materi pelajaran selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran telah mengalami kenaikan nilai rata – rata menjadi 64 disebabkan dengan penggunaan metode inkuiri dan sumber belajar. Menurut Wina Sanjaya (2006: 194), Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered appoach). Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat dan keberanian siswa untuk bertanya pada guru dan teman juga meningkat hal ini terbukti dari kemampuan siswa menjawab pertanyaan. Tetapi masih ada beberapa siswa yang nilainya kurang atau dibawah standar dan setelah itu diadakan perbaikan pembelajaran Siklus II. 3. Siklus II Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini membahas kesalahan yang ditemui pada siklus sebelumnya. Guru menggunakan metode pembelajaran inkuiri serta media dan sumber belajar yang diambil adalah kegiatan perekonomian yang ada di sekitar sekolah secara langsung. Menurut Achmad Sanusi (1998: 222 – 227) guru memberikan pelajaran IPS harus melalui variasi interaksi dan pemanfaatan media dan sumber belajar yang mampu menarik dan mengaktifkan siswa, agar kecerdasan siswa dapat berkembang secara optimal. Sehingga dapat memotivasi siswa terhadap materi pelajaran.. Dalam perbaikan pembelajaran Siklus II ini guru tetap menekankan penggunaan metode inkuiri dan beberapa metode penunjangnya seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Minat belajar siswa semakin meningkat dan nilai yang diperoleh siswa mengalami kenaikan rata – rata menjadi 96, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 23
4. Siklus III Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III ini membahas kesalahan yang ditemui pada siklus sebelumnya. Guru menggunakan metode pembelajaran inkuiri dikombinasikan dengan metode diskusi serta penggunaan media dan sumber belajar yaitu penampilan gambar animasi dan video yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Sehingga dapat memotivasi siswa terhadap materi pelajaran. Hasil pembelajaran siswa semakin meningkat dan nilai yang diperoleh siswa mengalami kenaikan yang berarti yaitu rata – rata menjadi 84, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Pada akhir pembelajaran diberikan tes formatif. Guru langsung mengadakan penilaian dan menganalisis hasil tes formatif. Hasil tes formatif menunjukkan prestasi belajar sangat menggembirakan. Terbukti dengan adanya peningkatan yang sangat berarti bagi perbaikan pembelajaran di kelas IV MI NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kebupaten Kendal Semester II tahun pelajaran 2010 / 2011. Akan tetapi masih ada 1 siswa yang nilainya tetap rendah karena daya fikir siswa tersebut kurang.
KESIMPULAN Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan selama 3 siklus, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Perolehan Pra Siklus Diperoleh nilai rata – rata 53, nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 30. Disebabkan hanya dengan penggunaan metode ceramah saja. 2. Perolehan Siklus I Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata – rata 64, nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 40. Kenaikan tersebut disebabkan penggunaan metote inkuiri dan keaktifan siswa. 3. Perolehan Siklus II Hasil perbaikan pembelajaran Siklus II diperoleh nilai rata – rata 69, nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 40. Hal ini disebabkan karena metode inkuiri dan media serta sumber belajar. 4. Perolehan Siklus III Hasil perbaikan pembelajaran Siklus III diperoleh nilai rata – rata 84, nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 60. Hal ini disebabkan karena metode inkuiri dikombinasikan dengan metode group investigation dan media serta sumber belajar Berdasarkan perolehan nilai yang selalu meningkat tersebut dapat disimpulkan : “bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada Kelas IV MI Ma’arif NU Harjodowo Kecamatan Sukorejo Kebupaten Kendal Tahun Ajaran 2010/2011 pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya dapat meningkat “. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 24
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Wahab, dkk. 2009. Konsep Dasar IPS. Jakarta. Universitas Terbuka Achmad Sugandi dan Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang. UPT MKK Universitas Negeri Semarang Anni, Catharina Tri, dkk. 2004.
Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK Universitas Negeri
Semarag Cucu Eliyawati. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hartanto Kasmadi. 1991. Taktik Mengajar ( Bagian dari Diskusi tentang Teknik Mengajar). Semarang : IKIP Semarang Press. Kunaryo Hadikusumo. 1995. Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press. Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Interprebook Nana Sujana. 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Nana Supriatna. 2006. Kembangkan Kecakapan Sosialmu. Bandung. PT Grafindo Media Pratama Oemar Hamalik. 1992. Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung. Mandar Maju Roestiyah, N.K. 1988. Strategi Belajar Mengajar (Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar : Teknik Penyajian). Jakarta : Bina Aksara. Sardijo, dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Sarwiji Suwandi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : Yuma Pustaka. Sutomo. 1998. Profesi Kependidikan. Semarang. CV IKIP Semarang Press Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2003. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Wardani. 2009. Perspektif Pendidikan SD. Jakarta. Universitas terbuka Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pedidikan. Jakarta : Kencana.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
| 25