SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA MARIA ULFAH, AGUS SUYUDI , EDI SUPRIANA Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang E-mail:
[email protected] TEL: 42232445545; FAX: 12345676776 ABSTRAK: Prestasi belajar peserta didik digunakan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan pada kelas X MIA 3 SMAN 2 Sumenep diketahui prestasi belajar fisika peserta didiknya masih rendah. Prestasi belajar peserta didik rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi peserta didik saat belajar di kelas, cara guru mengajar dan media pembelajaran. Nilai rerata ulangan harian sebelum dilakukan ujian perbaikan sebanyak 50% lebih peserta didik memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diberlakukan di sekolah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru, peserta didik dan observasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas, terlihat bahwa metode ceramah masih mendominasi kegiatan pembelajaran dan media yang digunakan belum memadai. Upaya memperbaiki permasalahan ini dengan menerapkan model Project Based Learning (PjBL) pada peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus pembelajaran. Data penelitian terdiri dari keterlaksanaan model PjBL dan prestasi belajar. Instrumen pengukuran penelitian yang digunakan berupa lembar keterlaksanaan model PjBL dan lembar tes prestasi belajar yang dilakukan setelah berakhirnya pelaksanaan siklus I dan siklus II. Data keterlaksanaan model yang telah didapatkan dianalisis dengan mereduksi dan mempersentasenya. Tahap akhir adalah refleksi untuk menentukan apakah penelitian dapat dihentikan atau masih harus dilanjutkan. Hasi analisis data keterlaksanaan model PjBL oleh guru pada siklus I mencapai 89% dan pada siklus II mencapai 94%. Keterlaksanaan model PjBL oleh peserta didik pada siklus I mencapai 87% dan pada siklus II mencapai 92%. Data prestasi belajar fisika peserta didik sebelum diberi tindakan sebesar 36% peserta didik tuntas memenuhi KKM, sedangkan setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 69% dengan peningkatan sebesar 33%. Pada siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 86% dengan peningkatan sebesar 50% dari data sebelum diberi tindakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model PjBL terlaksana dengan baik dan terjadi peningkatan prestasi belajar Fisika. Kata Kunci: Model Project Based Learning, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN Kegiatan belajar merupakan proses pendidikan di sekolah. Menurut Fatimah dalam Siagian (2013), pada suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat salah satunya dari prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik. Sekolah-sekolah di Indonesia juga mengharapkan pada setiap kegiatan pembelajarannya ada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Observasi yang dilakukan pada kelas X MIA 3 di SMA Negeri 2 Sumenep, diketahui bahwa prestasi belajar fisika peserta didik belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian fisika yang berada di bawah standar ketuntasan minimum. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah tersebut adalah 75. Terdapat 23 peserta didik (63,89%) dari total 36 peserta didik di kelas X MIA 3 mendapat nilai di bawah KKM pada nilai rata-rata ulangan harian yang telah dilakukan sebanyak 2 kali pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 lalu. Beberapa faktor yang memungkinkan belum tercapai secara optimal prestasi belajar peserta didik adalah dari peserta didik yang kurang berpartisipasi saat dikelas, guru dan media pembelajaran yang digunakan belum memadai. Perilaku peserta didik di dalam kelas sering terlihat mengobrol saat guru menerangkan dan ada yang mengerjakan tugas lain sehingga kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-137
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016 peserta didik diminta belajar dengan metode diskusi kelompok dengan tujuan agar mereka dapat belajar secara mandiri, juga belum berlangsung secara optimal. Ditinjau dari segi guru mata pelajaran fisika, terlihat bahwa guru masih menggunakan model konvensional yang bertitik berat pada metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran kemudian guru memberi soal kepada peserta didik lalu membahasnya. Media pembelajaran yang digunakan juga masih terbatas. Secara umum media pembelajarannya belum menunjang keterlaksanaan pembelajaran dengan baik. Project Based Learning, mengajak peserta didik menyelidiki pertanyaan terbuka dan menerapkan pengetahuan mereka untuk menghasilkan produk autentik (Suzie, 2007:12). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pradita menyatakan bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas. Menurut Doski (2013), Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Project Based Learning bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan mengenai konsep fisika tetapi juga menjadikan pengetahuan itu bermakna melalui kegiatan proyek. Model Project Based Learning dipilih karena memiliki sintak yang jelas, sehingga diharapkan dengan belajar melalui model pembelajaran ini masalah rendahnya prestasi belajar peserta didik dapat diatasi. Berdasarkan latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Project Based Learning pada Pokok Bahasan Optik Geometris untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 3 SMAN 2 Sumenep. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi penerapan model Project Based Learning untuk meningkatkan prestasi belajar fisika peserta didik SMA Negeri 2 Sumenep khususnya kelas X MIA 3 pada materi optik geometris. Prestasi belajar fisika peserta didik diukur menggunakan tes akhir pada tingkat kognitif C1-C6. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Trianto, 2011:13) yang terdiri atas dua siklus dengan tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Lokasi penelitian berada di SMA N 2 Sumenep yang beralamat di jalan KH. Wahid Hasyim III/11 Kolor, Sumenep, Jawa Timur pada bulan Maret-Mei 2016. Pada penelitian ini, peneliti sebagai pelaksana pembelajaran dan bersama 2 guru fisika sebagai observer. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X MIA 3 SMA N 2 Sumenep dengan pertimbangan prestasi belajar fisika yang masih rendah. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data awal, yaitu hasil wawancara dengan guru fisika, dan hasil tes dua kali ulangan harian. Data proses meliputi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data hasil meliputi hasil tes prestasi belajar fisika peserta didik. Sumber data adalah guru fisika kelas X MIA 3 dan peserta didik kelas X MIA 3. Instrumen penelitian meliputi wawancara, lembar observasi keterlaksanaan dan catatan lapangan untuk guru dan peserta didik, tes prestasi belajar fisika peserta didik, RPP, LKPD, dan dokumentasi kegiatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung melalui pengamatan semua sumber data dan pemberian tes akhir terhadap prestasi belajar fisika peserta didik. Observer secara intensif dan cermat mengamati kegiatan pembelajaran. Teknik observasi langsung dilakukan dengan mengamati sumber data dalam proses yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan, mengumpulkan data proses pembelajaran, mencatat, dan mengamati proses pembelajaran untuk aktivitas guru maupun peserta didik. Pemberian tes akhir dilakukan setiap akhir siklus untuk mengukur prestasi belajar fisika peserta didik. Indikator keberhasilan yang ditetapkan untuk keterlaksanaan pembelajaran adalah sebesar 85 %. Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan hasil prestasi belajar fisika peserta didik. Data tersebut kemudian diseleksi, untuk mendapatkan data yang kemudian akan ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-138
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016 dianalisis yang difokuskan pada hasil keterlaksanaan pembelajaran dan prestasi belajar fisika peserta didik. Selanjutnya, dilakukan penyekoran data dengan memberi skor pada masing-masing data yang diperoleh. Setelah itu akan dihitung seberapa besar persentase ketercapaian berdasarkan komponen yang terpenuhi terhadap komponen yang seharusnya terlaksana. Tahap terakhir adalah tahap penyimpulan hasil analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas X MIA 3 SMA Negeri 2 Sumenep, keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning untuk guru terdapat peningkatan. Lembar observasi keterlaksanaan model Project Based Learning oleh guru didapatkan hasil, yaitu pada siklus I persentase keterlaksanaan pembelajaran diperoleh 89,55% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil keterlaksanaan pembelajaran model Project Based Learning oleg guru pada siklus II memiliki persentase keterlaksanaan sebesar 94,709% dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterlaksanaan model Project Based Learning oleh guru dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 5,159%. Tabel 1. Perbandingan Keterlaksanaan Model Project Based Learning untuk Guru No
Kegiatan Pembelajaran
1 Pendahuluan 2 Inti 3 Penutup Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Persentase (%) Siklus I 88,889 88,095 91,667 89,550
Siklus II 91,667 95,238 97,222 94,709
Peningkatan 2,778 7,143 5,555 5,159
Indikator keberhasilan secara umum maupun pada masing-masing kegiatan adalah 85%. Tabel 1 diketahui bahwa semua kegiatan pada siklus I dan siklus II telah melampaui indikator keberhasilan, sehingga dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model Project Based Learning untuk guru termasuk dalam kategori sangat baik pada kedua siklusnya. Persentase yang dicapai pada setiap kegiatan siklus I dan II telah melampaui indikator keberhasilan. Kegiatan pendahuluan, inti dan penutup mengalami peningkatan pada siklus II dibanding pada siklus I. Kegiatan pendahuluan siklus I mencapai 88,889% dan siklus I mencapai 91,667%. Kegiatan inti pada siklus I mencapai 88,095% dan siklus II mencapai 95,238%. Kegiatan penutup pada siklus I mencapai 91,667% dan pada siklus II mencapai 97,222%. Peningkatan pada kegiatan pendahuluan, inti dan penutup sebesar 2,778%, 7,143% dan 5,555%. Hasil rerata dari seluruh kegiatan ini juga diketahui bahwa siklus I mencapai 89,550% dan siklus II mencapai 94,709% dengan peningkatan sebesar 5,159%. Keterlaksanaan pembelajaran untuk peserta didik juga dapat teramati pada lembar observasi keterlaksanaan model Project Based Learning oleh peserta didik. Hasil keterlaksanaan pada siklus I menunjukkan persentase keterlaksanaan model untuk peserta didik sebesar 87,037% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil dari siklus II untuk peserta didik yang teramati dalam lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Project Based Learning oleh peserta didik memiliki persentase keterlaksanaan sebesar 92,196% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Keterlaksanaan model pembelajaran pada peserta didik ini mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 5,159% yang masing-masing memiliki kategori sangat baik seperti yang tertera pada Tabel 2 berikut.
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-139
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016 Tabel 2. Perbandingan Keterlaksanaan Model Project Based Learning untuk Peserta Didik No
Kegiatan Pembelajaran
1 Pendahuluan 2 Inti 3 Penutup Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Persentase (%) Siklus I 88,889 83,333 88,889 87,037
Siklus II 94,444 90,476 91,667 92,196
Peningkatan 5,555 7,143 2,778 5,159
Persentase setiap kegiatan yang menyusun siklus I dan siklus II secara umum telah mengalami peningkatan. Pada beberapa kegiatan siklus I seperti kegiatan inti belum mencapai indikator keberhasilan, tetapi mengalami peningkatan dari siklus I menjadi siklus II. Kegiatan inti pada siklus I mencapai 83,333% dan siklus II mencapai 90,476%. Hasil yang dicapai pada kegiatan inti telah meningkat dan pada siklus II juga telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan. Kegiatan penutup pada lembar observasi keterlaksanaan peserta didik juga meningkat, yaitu pada siklus I sebesar 88,889% dan 91,667% pada siklus II. Besar peningkatan pada kegiatan pendahuluan, inti dan penutup untuk keterlaksanaan model bagi peserta didik adalah 5,555%, 7,143% dan 2,778%. Prestasi Belajar Prestasi belajar fisika peserta didik melalui penerapan Project Based Learning mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Dari hasil tes pra tindakan, yaitu hasil tes ulangan harian menunjukkan persentase ketuntasan klasikal sebesar 36,111 % dengan rata-rata nilai tes sebesar 65,03. Pada siklus I menunjukkan persentase ketuntasan klasikal sebesar 69,444% dengan rata-rata nilai tes sebesar 73,75. Indikator keberhasilan untuk prestasi belajar fisika peserta didik adalah sebesar 85 %, jadi persentase tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan sehingga dilanjutkan siklus II dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,111 % dan rata-rata nilai tes sebesar 79,86. Persentase ini menunjukkan peningkatan prestasi belajar fisika peserta didik kelas X MIA 3 sebesar 33,333 % dari pra tindakan ke siklus I dan peningkatan sebesar 50% dari pratindakan ke siklus II. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 2 siklus untuk keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, diperoleh persentase kegiatan awal pada siklus I sebesar 88,889% dan pada siklus II sebesar 91,667%. Persentase ini mengalami peningkatan sebesar 2,778% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya guru sudah mengemukakan tujuan pembelajaran secara rinci dan menjelaskan langkahlangkah pembelajaran dengan baik. Untuk kegiatan inti pada siklus I diperoleh persentase sebesar 88,095% dan pada siklus II sebesar 95,238%. Persentase ini mengalami peningkatan sebesar 7,143% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya guru lebih memperhatikan semua kelompok di dalam kelas, terutama kelompok yang merasa kesulitan dan yang duduk di belakang. Guru juga sudah memastikan semua peserta didik untuk membaca dan memahami LKPD, membimbing peserta didik ketika mengerjakan proyek dan mengisi lembar monitoring secara intensif, guru sudah meminta peserta didik untuk melakukan presentasi dengan dilengkapi slide presentasi, dan membimbing jalannya presentasi dan meminta peserta didik menanggapi hasil diskusi. Kegiatan terakhir yaitu kegiatan penutup yang memperoleh persentase sebesar 91,667% pada siklus I dan 97,222% pada siklus II. Persentase tersebut mengalami peningkatan sebesar 5,555% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya guru sudah mengajak peserta didik untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama-sama. ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-140
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016 Perbandingan data keterlaksanaan model Project Based Learning dari siklus I dan siklus II untuk guru selengkapnya disajikan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran untuk Guru
Keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, diperoleh persentase kegiatan awal pada siklus I sebesar 88,889% dan pada siklus II sebesar 94,444%. Persentase ini mengalami peningkatan sebesar 5,555% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya peserta didik sudah memahami pertanyaan apersepsi dengan baik. Untuk kegiatan inti pada siklus I diperoleh persentase sebesar 83,333% dan pada siklus II sebesar 90,476%. Persentase ini mengalami peningkatan sebesar 7,143% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya peserta didik sudah dapat merencanakan proyek dengan tepat, dapat menunjukkan perkembangan proyek melalui lembar monitoring, peserta didik melakukan kegiatan menguji hasil dengan dilengkapi slide presentasi, dan peserta didik menanggapi hasil diskusi serta peserta didik juga telah terbiasa dengan model yang diterapkan. Kegiatan terakhir yaitu kegiatan penutup yang memperoleh persentase sebesar 88,889% pada siklus I dan 91,667% pada siklus II. Persentase tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,778% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya peserta didik aktif dalam mengevaluasi pembelajaran dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama guru. Perbandingan data keterlaksanaan model Project Based Learning dari siklus I dan siklus II untuk peserta didik selengkapnya disajikan dalam Gambar 2.
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-141
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Gambar 2. Grafik Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran untuk Peserta Didik
Penerapan model Project Based Learning dinilai efektif untuk meningkatkan prestasi belajar fisika peserta didik kelas X MIA 3 SMA N 2 Sumenep. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Yulistyana (2015) menerangkan bahwa model Project Based Learning dapat mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui kerja proyek dan membuat peserta didik lebih paham dengan materi yang diajarkan guru sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Doski (2013) bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Project Based Learning bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan mengenai konsep fisika tetapi juga menjadikan pengetahuan itu bermakna melalui kegiatan proyek. Melalui penerapan model Project Based Learning, prestasi belajar fisika siswa kelas X MIA 3 meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus I, diperoleh ketuntasan klasikal dengan persentase sebesar 69,444 %. Pada siklus I diperoleh ratarata nilai sebesar 73,75 dengan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 25 siswa dan 11 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di SMA N 2 Sumenep adalah 75. Persentase yang diperoleh mengalami peningkatan sebesar 33,333% dari pra tindakan ke siklus I. Namun, prestasi belajar fisika siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa dengan model yang diterapkan, siswa masih banyak yang bergantung terhadap guru. Pada siklus II, diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 86,111 % dengan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 31 siswa dan 5 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Dari hasil tes akhir siklus II, diperoleh rata-rata nilai tes akhir sebesar 79,86. Berdasarkan persentase yang diperoleh pada siklus II, prestasi belajar fisika siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 85 %. Persentase yang diperoleh juga mengalami peningkatan sebesar 16,667 % dari siklus I ke siklus II. Hal ini disebabkan karena selain siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran, melaksanakan kegiatan proyek dengan sungguh - sungguh. Perbandingan data prestasi belajar fisika peserta didik dari siklus I dan siklus II untuk guru selengkapnya disajikan dalam Gambar 3.
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-142
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Gambar 3. Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Fisika Peserta Didik untuk Siklus I dan Siklus II
KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui penerapan model Project Based Learning di kelas X MIA 3 SMA N 2 Sumenep, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Keterlaksanakan model Project Based Learning yang ditetapkan di kelas X MIA 3 SMA Negeri 2 Sumenep untuk guru secara umum dan masing kegiatan sudah terlaksana dengan sangat baik. Persentase keterlaksanaan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 89,550% dengan kategori sangat baik pada siklus I kemudian pada siklus II terlaksana 94,709% dengan kategori sangat baik pula. 2. Keterlaksanaan model Project Based Learning yang ditetapkan di kelas X MIA 3 SMA Negeri 2 Sumenep untuk peserta didik juga sudah terlaksana dengan baik. Persentase keterlaksanaan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 87,037% dengan kategori sangat baik pada siklus I kemudian pada siklus II terlaksana 92,196% dengan kategori sangat baik pula. Model Project Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar fisika peserta didik kelas X MIA 3 SMA Negeri 2 Sumenep. Prestasi belajar fisika peserta didik dari nilai rata-rata tes sebelum tindakan sampai dengan siklus II yaitu 64,53 menjadi 73,75 kemudian 79,86. Untuk jumlah peserta didik yang tuntas KKM juga mengalami peningkatan yaitu dari 13 kemudian 25 sampai 31 peserta didik. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan dari 36,111% menjadi 69,444%a kemudian 86,111%. DAFTAR RUJUKAN Doski, Rinta. 2013. Pengaruh Penerapan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Pillar Physics Education, 1:48-54. (online), diakses tanggal 9 September 2015 Pradita, Yulistyana. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI IPA Semester Genap Madrasah Aliyah Negeri Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, (Online), 4(1): 89-96, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia), diakses tanggal 12 Oktober 2015 ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-143
SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016 Siagian, R. E. F. 2013. Pengaruh Minat dan Kabiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Journal Formatif, 2(2): 122-131 Suzie, 2007. Reinventing Project Based Learning. USA: ISTE Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencan
ISBN 978-602-71279-1-9
PFMO-144