PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Al-Barkah Curug Tangerang)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Ahmad Ivan Farhan NIM 109017000073
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Ahmad Ivan Farhan (109017000073), “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendekatan SAVI merupakan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indra. Disposisi Matematik adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. Melalui metode penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan SAVI dalam meningkatkan disposisi matematik siswa dan mendeskripsikan penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A MTs Al Barkah Cukanggalih Tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Mei-Juni 2014. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan disposisi matematik siswa. Lebih lanjut, penerapan pendekatan SAVI juga dapat meningkatkan aktivitas belajar, respon positif, dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Disposisi Matematik, Pendekatan Pembelajaran, Pendekatan SAVI, Penelitian Tindakan Kelas. .
i
ABSTRACT Ahmad Ivan Farhan (109017000073), “The Implementation of The SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) Approach to Improve Student’s Mathematical Disposition”, Thesis of Department of Mathematics Education at Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta The SAVI Approach is learning which combines the physical movement with intellectual activity and the use of all the senses. Mathematical Disposition is the desire, the awareness, and the powerful dedication of student in learning mathematics and carrying out mathematical activities. Through the method of Classroom Action Research (CAR), the purpose of this research is identify the implementation of the SAVI approach in improving student’s mathematical disposition and describing the implementation of the SAVI approach in learning of Mathematics. This research was conducted in class VIII-A of MTs Al Barkah, Cukanggalih in academic year 2013/2014 on May until June 2014. The result of the research showed that the implementation of the SAVI approach can be improving student’s mathematical disposition. Furthermore, the implementation of The SAVI approach also increased student’s learning activity, student’s positive respone, and student’s learning result.
Key Words : Mathematics disposition, The SAVI Approach, Learning’s Approach, Classroom Action Research.
ii
KATA PENGANTAR ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd, Dosen Pembimbing akademik sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan,
motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya. 5. Ibu Tita Khalis Maryati, Dr.M.Kom, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan. Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya. 6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iii
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat. 8. Kepala MTs Al Barkah, Bapak Drs. Hasan Basri yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 9. Seluruh dewan guru MTs Al Barkah, khususnya Ibu Dra. Juwita Rokhimah selaku guru mata pelajaran yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Serta siswa dan siswi MTs Al Barkah, khususnya kelas VIII-A. 10. Teristimewa untuk keluarga tercinta Ayahanda Hasan Basri, Ibunda Ida Farida yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Adik Ahmad Ival Fadli, Rara Rafidatun Nabihah, Riri Rifdatun Nabihah, dan Athiya Izzatun Nisa serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. Dan untuk keluarga besar di Pondok Cabe terimakasih atas segala bantuannya. 11. Sahabatku Muhammad Khoirul Anam, Odhi Ramdhani, dan Ghufron Kamil yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan menjadi tempat berbagi untuk segala cerita selama penulisan skripsi ini. 12. Sahabat seperjuangan Wahyu Syaifullah, Frendy Astra, M. Anang Jatmiko, Muchtar, Johana, Mulyoko yang selalu merepotkan dan memberikan masukan positif kepada penulis. 13. Suci Nurpratiwi yang selalu meluangkan waktu untuk mengingatkan, menemani, membantu, dan memberikan doa serta motivasi penuh selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih atas segala dukungannya, semoga selalu dipermudah dalam menggapai cita-cita. 14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2009, khususnya kelas C. Terimakasih untuk doa dan semangatnya. Semoga kekeluargaan kita tetap terjalin dengan baik.
iv
15. Kakak Kelas angkatan 2008 yang telah membantu memberikan saran dan motivasi kepada penulis. Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin. Demikianlah,
betapapun
penulis
telah
berusaha
dengan
segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, 13 September 2014
Penulis Ahmad Ivan Farhan
v
DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................
i
ABSTRACT ........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I:
BAB II:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
6
D. Rumusan Masalah ......................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................
7
F. Manfaat Penelitian . ....................................................................
7
KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritik…………………………………………………… 9 1. Pendekatan SAVI....................................................................
9
a. Pengertian Pendekatan SAVI ...........................................
9
b. Karekteristik Pendekatan SAVI........................................ 11 c. Tahapan Pendekatan SAVI ............................................... 15 2. Disposisi Matematika ............................................................. 18 a. Pengertian Disposisi Matematika ..................................... 18 b. Indikator Disposisi Matematika ........................................ 19 3. Pembelajaran Matematika....................................................... 21 B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 22 C. Pengajuan Konseptual Interpensi Tindakan ............................... 24 D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 25 vi
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 26 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................. 26 C. Subjek Penelitian, Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28 D. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................... 29 E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan . ............................. 34 F. Data dan Sumber ......................................................................... 34 G. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35 H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 36 I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .......................................... 37 J. Analisis Data dan Interpretasi Data............................................. 39 K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................... 42
BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan .................................. 43 1. Penelitian Pendahuluan ....................................................... 43 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I .......................................... 44 a. Tahap Perencanaan ....................................................... 44 b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 45 c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus I ............. 57 d. Tahap Refleksi .............................................................. 65 3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ........................................ 66 a. Tahap Perencanaan ....................................................... 66 b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 67 c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus II ........... 77 d. Tahap Refleksi .............................................................. 85 B. Interpretasi Hasil Analisis .......................................................... 86 1. Disposisi Matematik Siswa ................................................ 86 2. Aktivitas Siswa ................................................................... 89 3. Respon Siswa....................................................................... 91 4. Hasil Belajar Siswa ............................................................. 92
vii
C. Pembahasan Temuan Penelitian.................................................. 93
BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 97 B. Saran ............................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xiii LAMPIRAN ......................................................................................................... 99
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Skor Hasil Angket untuk Pernyataan Positif & Negatif ................ 39
Tabel 3.2
Kriteria Kategori Hasil Skor Angket Disposisi Matematik Siswa.. 40
Tabel 4.1
Waktu Pelaksanaan Tindakan Penelitian ....................................... 43
Tabel 4.2
Hasil Jaring-Jaring Kubus dan Balok Siswa .................................. 50
Tabel 4.3
Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I ......................... 58
Tabel 4.4
Perhitungan Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................. 61
Tabel 4.5
Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus I ............................. 62
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 64
Tabel 4.7
Hasil Jaring-jaring Prisma dan Limas Siswa ................................. 71
Tabel 4.8
Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus II ....................... 78
Tabel 4.9
Perhitungan Lembar Observasi Siswa Siklus II ............................. 81
Tabel 4.10
Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus II ............................ 83
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 85 Tabel 4.12 Perbandingan Rata-rata Skor Disposisi Matematik Siswa Siklus I dan Siklus II .......................................................................................... 87 Tabel 4.13 Perbandingan Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus I dan Siklus II .......................................................................................... 88 Tabel 4.14 Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus IItematika Siswa Siklus I dan Siklus II……………………………………………… 90 Tabel 4.15 Perbandingan Presentase Rata-rata Respon Siswa Siklus I dan Siklus II …………………………………………………………………. 92 Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II….. 92
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 28
Gambar 3.2
Tahapan Intervensi Tindakan ...................................................... 31
Gambar 4.1
Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Pertama ..................... 46
Gambar 4.2
Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Pertama .................. 47
Gambar 4.3
Aktivitas Siswa Saat Membuat Jaring-jaring Kubus dan Balok . 49
Gambar 4.4
Hasil Jaring-jaring Kubus & Balok ............................................. 51
Gambar 4.5
Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Ketiga......................... 52
Gambar 4.6
Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Ketiga..................... 53
Gambar 4.7
Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Keempat ..................... 54
Gambar 4.8
Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Keempat ................. 55
Gambar 4.9
Diagram Batang Indikator Disposisi Matematik Siklus I ........... 58
Gambar 4.10 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Kelima ........................ 68 Gambar 4.11 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Kelima ................... 69 Gambar 4.12 Aktivitas Siswa Saat Membuat Jaring-jaring Prisma dan Limas 70 Gambar 4.13 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Kedelapan .................. 72 Gambar 4.14 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Kedelapan .............. 73 Gambar 4.15 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Kesembilan ................ 75 Gambar 4.16 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Kesembilan ............ 75 Gambar 4.17 Diagram Batang Indikator Disposisi Matematik Siklus II .......... 79
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................. 99
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................ 121
Lampiran 3
LKS ................................................................................................ 140
Lampiran 4
Kisi-kisi Angket Disposisi Matematik sebelum diuji ..................... 171
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas Angket ............................................................. 174
Lampiran 6
Hasil Uji Reabilitas Angket ............................................................ 177
Lampiran 7
Kisi-kisi Angket Disposisi Matematik setelah diuji ....................... 178
Lampiran 8
Angket Disposisi Matematik ......................................................... 181
Lampiran 9
Hasil Jawaban Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I .......... 184
Lampiran 10 Hasil Jawaban Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus II ......... 187 Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I . 190 Lampiran 12 Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus II 193 Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa................................................. 196 Lampiran 14 Rekapitulasi Presentase Aktivitas Siswa Siklus I ........................... 197 Lampiran 15 Rekapitulasi Presentase Aktivitas Siswa Siklus II ......................... 198 Lampiran 16 Jurnal Harian Siswa ........................................................................ 199 Lampiran 17 Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus I ................................................. 200 Lampiran 18 Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus II ................................................ 208 Lampiran 19 Rekapitulasi Presentase Respon Siswa Siklus I ............................. 215 Lampiran 20 Rekapitulasi Presentase Respon Siswa Siklus II ............................ 219 Lampiran 21 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................................. 222 Lampiran 22 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Tes ................................................. 224 Lampiran 23 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ...................................... 226 Lampiran 24 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes......................................... 228 Lampiran 25 Lembar Soal Tes Siklus I................................................................ 230 Lampiran 26 Lembar Soal Tes Siklus II .............................................................. 231 Lampiran 27 Kunci Jawaban Tes Siklus I ........................................................... 232
xi
Lampiran 28 Kunci Jawaban Tes Siklus II .......................................................... 234 Lampiran 29 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I............................................ 236 Lampiran 30 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................................... 237 Lampiran 31 Distribusi Frekuensi Tes Siklus I.................................................... 238 Lampiran 32 Distribusi Frekuensi Tes Siklus II .................................................. 241 Lampiran 33 Lembar Pedoman Wawancara Guru ............................................... 244 Lampiran 34 Hasil Wawancara Guru Siklus Pra Penelitian ................................ 245 Lampiran 35 Uji Referensi ................................................................................... 247
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tujuan diberikannya matematika di sekolah, kita dapat melihat bahwa matematika sekolah memegang peranan sangat penting. Anak didik memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya, dapat berhitung, dapat menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengola, menyajikan dan manafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan komputer. Selain itu, agar mereka mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, serta bersikap positif dan berjiwa kreatif. Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tercantum dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan perrnyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagagsan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.1 1
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), h.140.
1
2
Dari kelima tujuan pembelajaran matematika di atas, selain pengembangan kemampuan kognitif
pembelajaran matematika pun perlu mengembangkan
kemampuan afektif siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika tidak hanya berkaitan tentang pembelajaran konsep prosedural dan aplikasinya, tetapi juga terkait dengan pengembangan minat dan ketertarikan terhadap matematika sebagai cara yang powerful dalam menyelesaikan masalah. Pengembangan minat dan ketertarikan terhadap matematika tersebut akan membentuk kecenderungan yang kuat yang dinamakan disposisi matematis (mathematical disposition).2 Disposisi matematik adalah keinginan, kesadaran, kecenderungan dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk berpikir dan berbuat secara matematik. Dengan demikian
disposisi
matematik
bukan
hanya
mengenai
sikap
tetapi
juga
kecenderungan untuk berpikir secara matematik. Disposisi matematik siswa memuat bagaimana mendekati latihan-latihan dengan kepercayaan diri, mau mengeksplorasi metode-metode alternatif, tertarik dan mau menemukan hal-hal baru serta memiliki kecenderungan untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri.3 Disposisi matematik merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa memerlukan disposisi yang akan menjadikan mereka gigih menghadapi masalah yang lebih menantang, untuk bertanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri, dan untuk mengembangkan kebiasaan baik di matematika. Pada tahun 2011, Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) melakukan survei terhadap kemampuan matematika siswa kelas VIII, berdasarkan survei tersebut Indonesia memperoleh skor 386 dari skor rata-rata 500. Pada tahun 2007 Indonesia memperoleh skor 397 dan 411 pada tahun 2003. Hal ini
2
Nurbiati Widyasari, Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), h. 2. 3 National Council of Teachers of Mathematics, Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics, (VA: NCTM Inc, 1989), h.233.
3
mestinya menjadi tamparan bagi bangsa Indonesia karena terjadi penurunan setiap 4 tahun sekali, yakni 11 poin pada tahun 2011 dan 14 poin pada tahun 2007.4 TIMSS juga mengukur sikap siswa terhadap matematika. Hasil yang didapat menunjukan 20% siswa Indonesia menyukai belajar matematika, 10% tidak menyukai belajar matematika, dan 70% biasa saja. Berdasarakan laporan TIMSS tersebut, terlihat bahwa siswa Indonesia yang menyukai belajar matematika masih rendah. Akan tetapi, sikap menyenangi matematika tersebut tidak dapat dipandang sebagai keseluruhan dari disposisi matematik. Hal ini dikarenakan disposisi matematik dipandang lebih dari sekedar bagaimana siswa menyenangi matematika.5 Meskipun sikap menyenangi matematika tidak dapat dipandang disposisi secara keseluruhan, namun sikap tersebut dapat dijadikan dasar untuk menumbuhkan sikap positif lainnya, seperti kepercayaan diri, minat terhadap matematika, melihat kegunaan matematika dan lain-lain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perlunya meningkatkan sikap menyenangi matematika agar dapat berkembangnya sikap-sikap positif lainnya yang termuat dalam disposisi matematik, sehingga akan berdampak positif terhadap prestasi belajar matematika. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di sekolah MTs Al-Barkah kelas VIII, sikap positif yang ditunjukan siswa sangatlah kurang. Hal tersebut terlihat pada saat pelajaran matematika dimulai, banyak siswa yang masih berada diluar kelas dan mengulur-ngulur waktu untuk masuk kelas. Lalu saat pelajaran berlangsung, banyak siswa yang mengatakan tidak suka terhadap pelajaran matematika, siswa tidak mempunyai rasa ingin tahu dan kurangnya minat untuk belajar matematika, siswa banyak yang mengantuk, bercanda dengan teman, tidak fokus dengan materi yang disampaikan guru, dan sering mengeluh apabila diberikan tugas atau PR. Banyaknya siswa yang menyontek dan menyalin tugas temannya pada saat ulangan menunjukkan
4
Ina V.S. Mullis dkk., TIMSS 2011 International results in Mathematics (Amsterdam: IEA, 2012), h. 56. 5 Nurbiati Widyasari., loc.cit.
4
banyak siswa yang sangat tidak percaya diri terhadap kemampuannya. Hal tersebut menunjukkan rendahnya disposisi matematik siswa di kelas VIII MTs Al-Barkah. Jika rendahnya disposisi matematik tersebut tidak segera diatasi, siswa akan terus menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan cepat menyerah saat menemukan kesulitan. Siswa tidak lagi tahu dan mungkin tidak ingin tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga muncul berbagai macam kecurangan. Hal tersebut membuat siswa tidak lagi mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan matematika mereka dan lambat laun akan kehilangan keinginan untuk mempelajari matematika padahal matematika memiliki karakteristik yang mengarahkan bahwa matematika merupakan kebutuhan di masa kini dan masa yang akan datang. Matematika diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lain, dan juga memberi peluang berkembangnya kemampuan yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas mengenai disposisi matematik, diperlukan solusi dalam upaya peningkatan disposisi matematik tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan kondisi tersebut adalah penerapan pendekatan yang kurang tepat dalam proses belajar-mengajar. Disposisi matematik akan terbentuk dan tumbuh jika siswa terbiasa bersikap kritis, cermat, objektif, kreatif, terbuka serta menghargai matematika juga terbiasa dengan kegiatan berpikir matematik.6 Dengan demikian guru harus menciptakan proses pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga siswa terbiasa dengan kebiasaan yang dapat menumbuhkan disposisi matematik tersebut. Banyak alternatif pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk membuat proses pembelajaran yang optimal untuk meningkatkan disposisi matematik siswa, salah satu di antaranya adalah pendekatan pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual), yaitu salah satu pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Dilihat dari tahapan pembelajaran ini yang melibatkan 6
Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya, (Jurusan Pendidikan Matematika: FPMIPA, 2013), h. 7.
5
proses pengoptimalan siswa dalam memulai pelajaran dengan cara menumbuhkan motivasi terlebih dahulu agar siswa semangat untuk belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Dalam pendekatan SAVI siswa dituntut ikut aktif dalam pembelajaran seperti melakukan percobaan, mengamati, mempresentasikan materi yang mereka peroleh, kemudian meyelesaikan permasalahan berdasarkan pengetahuan atau ilmu yang telah diperoleh siswa selama pembelajaran. Pasalnya siswa tidak hanya duduk diam dan mendengarkan guru berbicara di depan kelas. Dengan demikian, siswa akan lebih merasa yakin dan percaya diri dalam belajar, tidak mudah putus asa, dan termotivasi dalam belajar. Unsur-unsur pembelajaran SAVI adalah Somatic dimana siswa belajar dengan bergerak dan berbuat, Auditory dimana siswa belajar dengan berbicara dan mendengar, Visual yaitu siswa belajar dengan mengamati dan menggambarkan, dan Intellectual siswa belajar dengan memecahkan masalah. Penerapan pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) pada pembelajaran matematika dianggap penting untuk diterapkan karena dengan pembelajaran SAVI dapat mengoptimalkan seluruh panca indera dalam pembelajaran secara langsung dalam satu peristiwa, tidak hanya mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi adanya hal baru dimana ada media visual untuk dilihat, mendengarkan penjelasan selain guru, siswa berusaha untuk menerangkan dan mempraktekkan pelajaran, diskusi sesama teman, bertanya sesama teman dan guru sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih aktif. Berdasarkan uraian di atas, sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) untuk meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”.
6
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Siswa kurang memiliki minat dan ketertarikan untuk belajar matematika. 2. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika. 3. Siswa malas dengan pelajaran matematika. 4. Guru kurang memberikan pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan membuat semangat siswa untuk belajar matematika.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan ini dibatasi pada: 1. Penerapan pendekatan pembelajaran SAVI dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan disposisi matematik pada siswa kelas VIIIA MTs AlBarkah. 2. Disposisi yang penulis maksud adalah keinginan, kecenderungan siswa untuk menilai dan bersikap positif terhadap matematika. Adapun indikator disposisi yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini adalah : 1) Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan; 2) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik; 3) Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik; 4) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda; dan 5) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan. 3. Pendekatan SAVI yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indra.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peningkatan disposisi matematik siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual)? 2. Bagaimana
peningkatan
aktivitas
belajar
siswa
setelah
mengikuti
pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI? 3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan SAVI? 4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan peningkatan disposisi matematik siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual). 2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI. 3. Mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI 4. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematik siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
8
1. Sebagai informasi tentang penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) dalam kegiatan pembelajaran. 2. Sebagai bahan wawasan bagi guru tentang salah satu pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi yang ingin menerapkan pembelajaran dengan pendekatan SAVI. 4. Dapat menambah wawasan bagi penulis untuk bahan pengalaman dan referensi dalam tugas akhir kuliah.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teoritik 1. Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) a. Pengertian Pendekatan SAVI Pendekatan SAVI merupakan salah satu pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dave Meier menyatakan bahwa, “Pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera. Unsur-unsur yang terdapat dalam SAVI adalah somatik, auditori, visual dan intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam peristiwa pembelajaran, sehingga belajar bisa optimal.”1 Pendekatan belajar ini didasari oleh fakta bahwa setiap siswa memiliki gaya berfikir dan gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagaimana dikemukakan oleh Bobbi De Porter tentang tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditorial, dan modalitas kinestetik. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar dengan cara mendengar, dan pelajar kinestetik belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.2 Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk
1
Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2002), h. 91 Bobi DePorter, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2013), h. 113. 2
9
10
kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita menyadari bagaimana kita menyerap dan mengola informasi, kita dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajar kita sendiri. Ada dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas), dan kedua, cara kita mengatur dan mengelola informasi tersebut (dominasi otak). Gaya belajar seseorang adalah kombinasi bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengelola informasi.3 Pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakan gerakan tubuh (handson, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakan bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata
melalui
mengamati
menggambar,
mendemonstrasikan,
membaca,
menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakan belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengindentifikasi,
menemukan,
mencipta,
mengkonstruksi,
memecahkan
masalah dan menerapkan.4 Dave Meier menyatakan orang dapat belajar paling baik dalam lingkungan fisik, emosi, dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang tenang sekaligus mengugah semangat, ada rasa keutuhan, keamanan, minat dan kegembiraan 3
Ibid., h. 110-112 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Banjarmasin: 2012), h. 166.
4
11
sangat penting untuk mengoptimalkan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas maka suasana belajar dikatakan baik apabila didukung dengan keadaan yang positif dan ada minat dari pembelajar sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran. Menurutnya ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan SAVI dalam kegiatan sehari-hari, antara lain: 1) Dapat terciptanya lingkungan yang positif (lingkungan yang tenang dan menggugah semangat). 2) Keterlibatan pembelajar sepenuhnya (aktif dan kreatif). 3) Adanya kerja sama di antara pembelajar. 4) Menggunakan metode yang bervariasi tergantung dari pokok bahasan yang dipelajari. 5) Dapat menggunakan belajar kontekstual. 6) Dapat menggunakan alat peraga.5 b. Karakteristik Pendekatan SAVI 1) Somatic Somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh (soma). Istilah somatik sama artinya dengan kinestetik. Belajar somatik berarti belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan secara langsung.6 Belajar somatik sesuai untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Menurut Bobbi de Porter dkk para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghapal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Jadi para pelajar kinestetik mengutamakan belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.7 Belajar somatik memerlukan usaha yang dapat merangsang pembelajar untuk melibatkan tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan
5
Meier, op. cit., h. 111-128. Colin Rose, Accelerated Learnung For The 21st Century, (Bandung: Nuansa, 2009), h. 131. 7 DePorter, op. cit., h. 111-112. 6
12
suasana belajar yang dapat membuat pembelajar bangkit aktif secara fisik. Namun tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas aktif dan pasif secara fisik, dapat membantu keberhasilan seseorang dalam pembelajaran. Belajar somatik dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, misalnya: a) Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari langkah demi langkah seperti menyebutkan ada berapa sisi yang terdapat dalam kubus. b) Menggunakan alat bantu (kerangka yang terbuat dari karton) saat belajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu. c) Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar, dan lain-lain). d) Melakukan tinjauan lapangan, lalu lintas, gambar dan bicarakan tentang apa yang dipelajarinya.8
2) Auditory Belajar auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran. Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak adanya manusia. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari seseorang mampu membuat beberapa area penting di dalam otak menjadi aktif.9 Proses pembelajaran tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya keterlibatan indera pendengaran. Mendengar merupakan salah satu aktivitas dalam belajar. Penyampaian informasi, materi pembelajaran 8
Bobi DePorter, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 124. 9 Meier op. cit., h. 95.
13
secara lisan maupun komunikasi antara guru dan siswa pada saat berinteraksi di kelas tidak mungkin dapat dilakukan apabila siswa tidak menggunakan telinganya untuk mendengar. Guru hanya membimbing siswa agar dalam proses pembelajaran, mereka dapat memanfaatkan indera pendengarnya secara maksimal sehingga kinerja telinga dan otak dapat berkembang dengan baik dan menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan harapan. Ciri-ciri tipe auditori adalah : a) Suka mendengarkan radio, musik, sandiwara, drama, dan debat. b) Ingat dengan baik nama orang. c) Bagus dalam mengingat fakta. d) Suka berbicara dan punya perbendaharaan kata luas. e) Menerima dan memberikan penjelasan arah dengan kata-kata (verbal). f) Suka mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nada bicara atau vokal. g) Suka bermmain musik, membuat cerita lucu, berdebat, dan berfilosofi.10 Belajar auditori yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi, dapat diterapkan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa yang memiliki cara belajar auditori harus diberikan suasana belajar yang mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari dan mengikutsertakan keterlibatan indera pendengaran mereka secara aktif, tidak hanya sekedar duduk untuk mendengarkan penjelasan guru semata. Belajar auditori dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, misalnya: a) Menyanyikan konsep kunci atau meminta siswa mengarang lagu mengenai konsep tersebut.
10
Rose, op. cit., h. 133-134.
14
b) Setelah pembelajaran selesai, minta siswa memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari. c) Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk. d) Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.11
3) Visual Belajar visual adalah belajar dengan menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, menggunakan media dan alat peraga. Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap orang lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Dan mereka dapat belajar lebih baik lagi jika menciptakan peta gagasan, ikon, diagram, dan citra mereka sendiri dari hal-hal yang mereka pelajari. Ciri-ciri pembelajar visual: a) Suka membaca. b) Mengingat orang melalui penglihatan. c) Memberi/menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta/gambar. d) Menyatakan emosi melalui ekspresi muka. e) Memiliki aktivitas kreatif, seperti: menulis, menggambar, melukis, dan merancang (mendesain).12 Belajar visual dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, misalnya: a) Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta, diagram, warna. 11 12
DePorter, Quantum Teaching, op.cit., h. 123. Rose, op. cit., h. 133-134.
15
b) Gunakan bahasa ikon dalam presentasi dengan menciptakan symbol visual atau ikon yang mewakili konsep kunci. c) Gantungkan gambar berisi informasi penting disekitar ruangan pada saat menyajikan materi.13
4) Intellectual Belajar intelekual adalah dengan memecahkan masalah dan berpikir. Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran secara internal
ketika
menggunakan
kecerdasan
untuk
merenungkan
suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Aspek intelektual dalam belajar dapat terlatih jika pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti memecahkan masalah, melahirkan gagasan yang kreatif, mengajarkan perencanaan yang strategis, mencari dan menyaring informasi, dan merumuskan pertanyaan. Menurut Dave Meier, intelektual adalah pencipta makan dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar. Ia menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman diterapkan menjadi kearifan.14
c. Tahapan Pendekatan SAVI Menurut Meier, Pembelajaran SAVI akan tercapai dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan jika empat tahap berikut dilaksanakan dengan baik. Empat tahap tersebut adalah sebagai berikut: 15 13
DePorter, Quantum Teaching. loc. cit. Meier, op. cit., h. 99. 15 Ibid., h. 103.
14
16
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan) Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal sebagai berikut a) Memberikan sugesti positif. b) Memberikan pernyataan memberi manfaat kepada siswa. c) Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna. d) Membangkitkan rasa ingin tahu. e) Menciptakan lingkungan fisik yang positif.
2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti) Pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenakangkan, relavan, melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal yang dapat dilakukan dikelas adalah sebagai berikut: a) Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan. b) Pengamatan fenomena dunia nyata. c) Pelibatan seluruh otak dan seluruh tubuh. d) Presentasi interaktif. e) Grafik dan sarana yang menarik. f) Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar. g) Proyek belajar berdasarkan kemitraan dan tim. h) Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok). i) Pengalaman belajar didunia nyata yang kontekstual. j) Pelatihan memecahkan masalah.
17
3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti) Pada tahap ini guru membantu siswa mengitegrasikan dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik adalah sebagai berikut: a) Aktivitas pemrosesan siswa. b) Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali. c) Simulasi dunia nyata. d) Permainan dalam belajar. e) Pelatihan aksi pembelajaran. f) Aktivitas pemecahan masalah. g) Refleksi dan artikulasi individu. h) Dialog berpasangan atau berkelompok. i) Pengajaran dan tinjauan kolaboratif. j) Aktivitas praktis yang membangun ketrampilan. k) Mengajar balik.
4) Tahap Penampilan Hasil (Kegiatan Penutup) Pada tahap ini guru membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau ketrampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal yang dapat dilakukan di kelas adalah sebagai berikut. a) Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera. b) Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi. c) Aktivitas pengeuatan penerapan. d) Materi penguatan pascasesi. e) Pelatihan terus menerus. f) Umpan balik dan evaluasi kinerja. g) Aktivitas dukungan kawan.
18
2. Disposisi Matematika a. Pengertian Disposisi Matematik Kemampuan yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika tidak hanya mencakup kemampuan kognitif saja, tetapi juga afekif. Kemampuan afektif yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh setiap siswa dalam pembelajaran matematika adalah sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah 16. Aspek tersebut merupakan diposisi matematik. Disposisi matematik menurut Sumarmo adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika.17 Sedangkan menurut Wardani (dalam Permana) mengatakan bahwa “Disposisi matematik adalah ketertarikan dan apresiasi terhadap matematika yaitu kecenderungan dan bertindak dengan positif, termasuk kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan, antusias dalam belajar, gigih menghadapi permasalahan, fleksibel, mau berbagi dengan orang lain, reflektif dalam kegiatan matematika.”18 Sejalan dengan kedua pendapat diatas Jeremy Kilpatrick, Jane Swafford, dan Bradford Findell menuliskan dalam artikelnya yaitu “productive disposition refers to the tendency to see sense in mathematics, to perceive it as both useful and worthwhile, to believe that steady effort in learning mathematics pays off, and to see oneself as an effective learner and doer of mathematics.”19 Yang artinya bahwa disposisi matematik mengacu pada kecenderungan untuk 16
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), h. 140. 17 Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah: Berpikir dan Diposisi Matematik serta Pembelajarannya, (Bandung : UPI, 2013), h.129. 18 Yanto Permana, “Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Diposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik”, Disertasi pada Pascasarjana UPI Bandung, (Bandung: , 2010), h.44. 19 Jeremy Kilpatrick., etc, Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics, (Washington DC: National Academy, 2001), h. 131.
19
memandang perasaan dalam matematika, memandang bahwa matematika berguna dan berharga, mempercayai bahwa usaha yang terus-menerus dalam belajar matematika akan mendapatkan hasil, dan untuk memandang dirinya sendiri sebagai pembelajar yang efektif dan seorang matematikawan. Kemudian Katz (dalam Ali) lebih khusus mendefinisikan disposisi sebagai kecenderungan untuk berperilaku secara sadar, teratur, dan sukarela untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pembelajaran matematika disposisi matematik (mathematical disposition) berkaitan dengan bagaimana sikap siswa menyelesaikan masalah matematik, apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah, bagaimana siswa bertanya, menjawab pertanyaan, mengkomunikasikan ide-ide matematik dan bekerja dalam kelompok.20 Dari penjelasan di atas disimpulkan secara singkat bahwa disposisi matematik adalah kecenderungan untuk memandang matematika sebagai hal yang bermanfaat, bersikap positif terhadap matematika dan terbiasa melakukan kegiatan matematik.
b. Indikator Diposisi Matematik Menurut National Council of Teacher Mathematis menjelaskan bahwa untuk menilai disposisi matematik siswa bisa dilihat dari tujuh indikator berikut:21 1) Percaya diri menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah, menyampaikan ide dan pendapat. 2) Fleksibel dalam bermatematika dan mencoba menggunakan berbagai metode lain dalam memecahkan masalah. 3) Gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika. 20
Ali Mahmudi, Tinjauan Asosiasi Antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Disposisi Matematik, (Yogyakarta: FMIPA UNY, Makalah Seminar Nasional Pendidikan, 2010), h. 5. 21 National Council of Teachers of Mathematics, Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics, (VA: NCTM Inc, 1989), h.233.
20
4) Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan yang baik terhadap matematika 5) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan. 6) Menghargai aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari dan disiplin ilmu yang lain 7) Mengapresiasi matematika sebagai alat dan bahasa. Kemudian Wardani (dalam Permana) mengungkapkan aspek-aspek yang diukur pada disposisi matematik, yaitu:22 1) Kepercayaan diri dengan indikator percaya diri terhadap kemampuan diri 2) Keingitahuan dari empat yaitu sering mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, semangat dalam belajar, dan membaca sumber buku lain. 3) Ketekunan dengan indikator gigih/ tekun/ perhatian/ kesungguhan 4) Fleksibel, yaitu kerja sama/ berbagi pengetahuan, menghargai pendapat yang berbeda, berusaha mencari solusi/ strategi lain. 5) Refleksi terdiri dari dua indikator yaitu bertindak dan berhubungan dengan matematika, menyukai/rasa senang terhadap matematika. Silver (dalam Sumarmo) menguraikan disposisi matematik kedalam beberapa komponen yaitu :23 1) rasa percaya diri (self confident), 2) rasa diri mampu (self efficacy), 3) rasa ingin tahu (curiousity), 4) senang mengerjakan tugas matematika, 5) rajin dan tekun (diligence), 6) fleksibel (flexibility), 7) reflektif. Berdasarkan indikator-indikator disposisi matematis tersebut, maka indikator disposisi matematik dalam penelitian ini adalah:
22 23
Permana. loc. cit. h. 44. Sumarmo, op. cit., h.203.
21
1) Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan. 2) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik 3) Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik. 4) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda. 5) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan.
3. Pembelajaran Matematika Pembelajaran berasal dari kata belajar yang diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pelatihan pengalaman individu akibat interaksi dengan lingkungannya.24 Belajar dipandang sebagai upaya sadar seorang individu untuk memperoleh perubahan prilaku secara keseluruhan, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.25 Menurut Gage-Berliner belajar adalah suatu proses perubahan prilaku yang muncul karena pengalaman.26 Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadikan kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan serta proses perolehan ilmu dan pengetahuan. Pembelajaran dapat memberikan suasana lingkungan belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.27 Dengan demikian, pembelajaran merupakan upaya untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. 24
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 139. 25 Sofwan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h.205 26 B. Uno. Loc. cit. 27 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA UPI, 2001), h. 8-9.
22
Menurut Sumarmo, pembelajaran merupakan suatu proses, situasi, dan upaya yang dirancang guru sedemikian rupa sehingga membuat siswa belajar.28 Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran untuk memilih informasi baru yang berkaitan dengan pengetahuan awal siswa dan menciptakan lingkungan belajar. Berdasarkan definisi di atas, pembelajaran adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berupa kecakapan dan sikap. Dalam pembelajaran terdapat pengajar dan pembelajar, yaitu guru sebanyak pengajar dan siswa sebagai pembelajar. Adanya proses interaksi antara guru yang mengajarkan materi kepada siswa dan siswa menerima materi yang diajarkan guru untuk mendapatkan tujuan belajar yang diinginkan. Matematika adalah ilmu yang memiliki bahasa simbol yang efisien dan menekankan proses deduktif, penalaran logis, terstruktur, serta sebagai ilmu bantu dalam kehidupan sehari-hari.29 Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang bilangan dan hubungan antara bilangan-bilangan yang didasari dengan penalaran untuk menemukan jawaban dalam suatu permasalahan, penalaran dalam menganalisis suatu masalah dan penalaran dalam menangkap suatu informasi secara sistematis. Jadi dapat disimpulkan pembelajaran matematika adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan menggunakan penalaran untuk menganalisis suatu permasalahan secara sistematis, logis dan kritis.
B. Penelitian yang Relevan 1.
Dian Novitasari dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual) untuk Meningkatkan Aktivitas
28
Sumarmo, op. cit., h. 126. Ibid., h. 112.
29
23
Belajar Matematika Siswa”. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tangerang II Pamulang tahun pelajaran 2011/2012 kelas VIII. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dala dua siklus. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi, angket, jurnal harian untuk mengetahui respon siswa, wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Dokumentasi berupa foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung, dan tes hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, hasil belajar matematika siswa, dan respon positif siswa terhadap pembelajaran matematika. 2.
Ahmad Dimyati dengan judul penelitian “Penerapan Metode Hypnoteaching untuk
Meningkatkan
Disposisi
Matematika
Siswa”.
Penelitian
ini
dilaksanakan di sekolah SMAN 1 Kab. Tangerang tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket, wawancara, catatan lapangan untuk mengetahui hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran Hypnoteaching. Hasil penelitian ini menunjukan penerapan metode Hypnoteaching dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan disposisi matematik siswa dan respon positif siswa. 3.
Agustyani Sari Ratna Dewi dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual) untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Pemahan Konsep Matematis Siswa Kelas VIII B SMPN 3 Depok Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan terhadap minat belajar dan pemahan konsep matematis siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI.
24
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan Pembelajaran matematika tidak hanya menitikberatkan kepada kemampuan kognitif semata melainkan juga afektif mengingat bahwa reaksi afektif sebenarnya selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan aspek kognitif seseorang. Saat siswa mengerjakan tugasnya dan mempelajari bagaimana menyelesaikan tugas tersebut mereka secara bersamaan mempelajari apakah mereka suka atau tidak melakukakannya. Siswa mengatasi tugas-tugas sulit dengan lebih efektif ketika mereka menikmati apa yang mereka kerjakan, dan kesuksesan tersebut kemudian membuat merka gembira dan bangga terhadap dirinya sendiri. Begitu sebaliknya, siswa mungkin akan merasa cemas dan frustasi dalam mempelajari materi dan mengembangkan rasa tidak senang atau sikap negatif. Sampai saat ini peserta didik masih menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga mempengaruhi kepada pandangan dan tindakannya terhadap matematika. Pandangan dan tindakan yang negatif tersebut membuat siswa tidak senang dalam mempelajari matematika yang kemudian mengakibatkan mereka malas dan acuh tak acuh terhadap pelajaran matematika. Hal ini jelas menunjukan bahwa disposisi matematik siswa masih rendah, maka tujuan pembelajaran matematika yang ideal belum tercapai. Jika rendahnya disposisi matematik tersebut tidak segera diatasi, siswa akan terus menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan cepat menyerah saat menemukan kesulitan. Siswa tidak lagi tahu dan mungkin tidak ingin tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga muncul berbagai macam kecurangan. Hal tersebut membuat siswa tidak lagi mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan matematika mereka dan lambat laun akan kehilangan keinginan untuk mempelajari matematika padahal matematika memiliki karakteristik yang mengarahkan bahwa matematika merupakan kebutuhan di masa kini dan masa yang akan datang. Matematika diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lain, dan juga memberi peluang
25
berkembangnya kemampuan yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Berdasarkan paparan kajian teori dan penelitian yang dijadikan rujukan di atas, diasumsikan bahwa salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan disposisi matematik adalah pendekatan SAVI. Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran dengan berbuat dan bergerak (somatic), belajar berbicara dan mendengar (auditory), belajar dengan mengamati dan menggambar (visual), dan belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir (intellectual). Dilihat dari tahapan dalam pembelajaran SAVI yang melibatkan proses pengoptimalan siswa pada saat memulai pelajaran dengan menumbuhkan motivasi terlebih dahulu agar siswa semangat untuk belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Pendekatan
SAVI
dalam
pembelajaran
matematika
diharapkan
dapat
meningkatkan disposisi matematik siswa. Dengan mengoptimalkan seluruh panca indera dalam pembelajaran secara langsung dalam satu peristiwa, tidak hanya mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi adanya hal baru dimana ada media visual untuk dilihat, mendengarkan penjelasan selain guru, siswa berusaha untuk menerangkan dan mempraktekkan pelajaran, diskusi sesama teman, bertanya sesama teman dan guru sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih aktif.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritik yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dapat meningkatkan Disposisi Matematik siswa kelas VIII A MTs Al-Barkah”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Al-Barkah Curug Tangerang yang beralamat di Jalan Cukanggalih II, Curug Tangerang 15810 di kelas VIII A. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap dimulai dari bulan Mei 2014 sampai Juni 2014 tahun ajaran 2013/2014. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.1 PTK secara umum bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran
secara
berkesinambung
sehingga
meningkatkan
mutu
hasil
instruksional.2 Adapun tujuan utama pada penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan dan sikap siswa dalam pembelajaran di kelas, khususnya peningkatan disposisi matematik setelah siswa mengalami proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual). Penelitian ini diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Penelitian dimulai dengan siklus I. Jika indikator keberhasilan yang diharapkan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Namun jika indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya hingga indikator keberhasilan tercapai. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi3. Adapun uraian setiap tahapan siklus sebagai berikut:
1
Suharsimi Arikunto., dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2012), h.58 Burhan Elfanany, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Araska,2013), h. 2 3 Arikunto, op. cit., h.16 2
26
27
1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rancangan tindakan berdasarkan tujuan penelitiaan. Peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi untuk menentukan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian. Peneliti membuat penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Selanjutnya peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, lembar wawancara, jurnal harian siswa, angket disposisi matematik dan soal tes untuk akhir siklus. 2. Pelaksanaan Pada tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan. Peneliti menerapkan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran dan bertindak sebagai pelaku tindakan 3. Pengamatan Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Peneliti mengamati, menggali,dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Peneliti juga mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. 4. Refleksi Dalam tahap ini peneliti menganalisis dan mengkaji lebih dalam tindakan yang telah diterapkan berdasarkan data yang diperoleh. Peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil data yang diperoleh, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu ada perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.
28
Tahapan model penelitian tindakan kelas dapat dilihat
pada gambar
4
berikut.
Perencanaan
Pelaksanaan
an SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
an SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas C. Subjek Penelitian, Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A MTs Al-Barkah yang memiliki disposisi matematik rendah. Sedangkan objek penelitianya adalah seluruh proses dan hasil pembelajaran matematika yang dirancang untuk meningkatkan disposisi matematik siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI. Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian yang berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan pengamat. Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII A yang berperan sebagai pengamat dan penasehat peneliti 4
Elfanany, op. cit., h.16
29
dalam membuat rancangan, melakukan tindakan, mengobservasi proses pembelajaran dan merefleksi data yang telah terkumpul serta memperbaiki segala kekurangan untuk diperbaiki di siklus selanjutnya. D. Tahap Intervensi Tindakan Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pendahuluan yang akan dilanjutkan dengan tindakan berupa siklus yang terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus I. Penelitian akan dilanjutkan ke silkus II jika di akhir siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
Observasi Pendahuluan 1. 2. 3. 4.
Pembuatan surat izin penelitian Menghubungi kepala sekolah dan guru bidang studi matematika Mengamati proses pembelajaran dalam kelas Wawancara dengan guru bidang studi tentang aktivitas belajar siswa Siklus I
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
a. Tahap Perencanaan Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan pendekatan SAVI Berdiskusi dengan guru bidang studi mengenai rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) Menyiapkan lembar angket disposisi matematik siswa yang digunakan untuk mengetahui skala disposisi matematik siswa. Menyiapkan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran SAVI Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Menyiapkan soal tes hasil belajar Menyiapkan alat dokumentasi
30
b. Tahap Pelaksanaan Peneliti menjelaskan materi pembelajaran Peneliti memberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Siswa melakukan kegiatan dalam LKS Peneliti menjadi fasilitator siswa dalam melakukan kegiatan Siswa melaporkan hasil kegiatan pembelajaran Peneliti melakukan penilaian dalam lembar observasi aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung 7. Siswa mengisi jurnal haian terhadap pembelajaran SAVI 8. Siswa mengisi angket skala disposisi matematik dan hasil belajar siswa pada akhir siklus I 1. 2. 3. 4. 5. 6.
c. Tahap Pengamatan 1. Peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan 2. Peneliti mengumpulkan dokumentasi
d. Tahap Refleksi 1. Mengulas data yang telah terkumpul 2. Melakukan evaluasi untuk perbaikan siklus selanjutnya Siklus II a. Tahap Perencanaan 1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam siklus II berdasarkan hasil perbaikan dari siklus I 2. Berdiskusi dengan guru bidang studi mengenai rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan 3. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk siklus II 4. Membuat lembar kerja siswa dan soal tes hasil belajar 5. Menyiapkan angket skala disposisi matematik siswa 6. Menyiapkan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran 7. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran 8. Menyiapkan alat dokumentasi
31
b. Tahap Pelaksanaan Peneliti menjelaskan materi selanjutnya Peneliti meberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Siswa melakukan kegiatan dalam LKS Peneliti menjadi fasilitator siswa dalam melakukan kegiatan Siswa melaporkan hasil kegiatan Peneliti melakukan penilaian dalam lembar observasi aktivitas siswa saat pembelajarn berlangsung 7. Siswa mengisi jurnal harian tentang pembelajaran dengan pendekatan SAVI 8. Siswa mengisi angket skala disposisi matematik dan hasil belajar siswa pada akhir siklus II siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penilain disposisi matematikc.dan hasilPengamatan belajar siswa siklus I Tahap 1. Peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan 2. Peneliti mengumpulkan dokumentasi
d. Tahap Refleksi 1. Mengulas data yang telah terkumpul. 2. Membandingkan hasil observasi siklus I dan II Tindakan dihentikan sampai siklus II apabila hasil hasil intervensi tindakan yang diharapkan tercapai. Jika belum tercapai tindakan dilanjutka ke siklus berikutnya Gambar 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan Adapun uraian tindakan pada tahapan penelitian adalah: a. Observasi pendahuluan 1) Mengamati proses pembelajaran Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika di kelas berlangsung. Adapun aspek yang diamati meliputi kesiapan siswa dalam belajar, perhatian siswa terhadap
32
penjelasan guru, repon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan, intensitas bertanya siswa, dan penggunaan buku pelajaran yang disiapkan. 2) Wawancara dengan guru tentang aktivitas belajar siswa Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai masalah apa yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Adapun hal-hal yang ditanyakan meliputi sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung, respon siswa jika diminta untuk menjelaskan kembali materi atau jawaban di depan kelas, sikap siswa terhadap teman yang sedang menjelaskan, kebiasaan siswa mencontek, dan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam hasil kerja siswa.
b. Siklus 1 1) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti merancang kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk meningkatkan disposisi matematik siswa dengan pendekatan SAVI. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan instrumen-instrumen yaitu angket skala disposisi matematik, jurnal harian siswa, lembar observasi aktivitas siswa, dan alat dokumentasi. Selain itu peneliti menyusun soal tes hasil belajar siswa pada akhir siklus I. 2) Tahap Pelaksanaan Pada
tahap
pelaksanaan,
peneliti
melaksanakan
pembelajaran
menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual and Intellectual (SAVI) sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visual and Intellectual (SAVI). Peneliti memberikan lembar Kerja Siswa (LKS) di mana siswa diarahkan untuk mengalami proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI yang diasumsikan dapat meningkatkan disposisi matematik siswa. Setelah itu peneliti melakukan penilaian dalam observasi aktivitas siswa saat
33
pembelajaran berlangsung. Siswa mengisi jurnal harian dan angket skala disposisi matematik pada akhir siklus I. Dalam usaha perbaikan, perencanaan bersifat fleksibel terhadap perubahan yang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. 3) Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk mengamati aktivitas dalam pembelajaran dengan pendekatan SAVI di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran dan mengumpulkan dokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran. 4) Tahap Refleksi Pelaksanaan refleksi berupa evaluasi data-data yang telah dikumpulkan. Peneliti dan guru mata pelajaran berdiskusi untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil data yang telah didapat. Evaluasi yang dilaksanakan antara lain meliputi kualitas pembelajaran dan disposisi matematik siswa, kendalakendala yang dihadapi, dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Keseluruhan hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai pedoman untuk merancang tindakan yang akan dilaksanakan siklus II yang lebih baik sehingga kekurangan yang terdapat di siklus I tidak terjadi lagi dan indikator keberhasilan tercapai. c. Siklus II Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I sehingga diharapkan kekurangan tidak terulang di siklus II dan indikator keberhasilan tercapai. Tahapan-tahapan pelaksanaan pada siklus II sama dengan tahapan-tahapan pelaksanaan pada siklus I, yaitu diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
34
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya disposisi matematik siswa kelas VIII A MTs Al-Barkah yang ditingkatkan dengan pendekatan Somatic, Auditory, Visual and Intellectual (SAVI). Penerapan pendekatan SAVI dilakukan berdasarkan asumsi bahwa SAVI merupakan salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan disposisi matematik. Adapun hasil yang diharapkan dari intervensi tindakan di atas yang merupakan indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil angket skala disposisi matematik siswa dalam pembelajaran matematika mencapai rata-rata 70%. 2) Aktivitas siswa mencapai nilai rata-rata
70% dalam proses pembelajaran.
3) Respon positif siswa mencapai rata-rata
70% dalam pembelajaran
matematika. 4) Nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM
70%.
Jika keempat indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Namun sebaliknya, jika terdapat salah satu atau tiga indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian tindakan ini dilanjutkan ke siklus berikutnya. F. Data dan Sumber Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu : 1. Data kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara guru dan dokumentasi berupa foto kegiatan. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa presentase angket skala disposisi matematik siswa, presentase aktivitas belajar siswa, presentase respon siswa, dan nilai hasil belajar setiap siklus.
35
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A MTs Al-Barkah yang diberikan treatment peningkatan disposisi matematik dengan pendekatan SAVI.
G. Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan maka terlebih dahulu dibuat instrumen penelitian yang terdiri dari : 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan yang lebih mendalam dari guru bidang studi tentang kesulitan proses pembelajaran yang guru lakukan dan masalah yang dihadapi di kelas. 2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran sehingga dapat diketahui bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran SAVI di dalam kelas. Panduan lembar observasi mengacu kepada kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan pendekatan SAVI dan aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa dalam mencari informasi, keaktifan siswa bertanya, keaktifan siswa dalam menyelesaikan LKS, keaktifan siswa menyusun bahan presentasi, keaktifan siswa mengajukan presentasi dan pendapat serta respon siswa terhadap teman yang mempresentasikan hasil kerja. 3. Lembar Angket Skala disposisi matematik Lembar angket ini digunakan untuk mengetahui skala disposisi matematik siswa terhadap pembelajaran matematik malalui pendekatan SAVI. Angket dibuat berdasarkan skala diposisi matematika yang disusun dalam bentuk skala Likert, yang terdiri dari 40 butir pernyataan dan serangkaian pernyataan positif dan negatif berkenaan dengan aspek disposisi yang akan diukur, dengan pilihan
36
SS (sering sekali), SR (sering), KD (kadang-kadang), JR (jarang), dan TP (tidak pernah). 5 4. Jurnal Harian Jurnal harian digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan SAVI. 5. Instrumen Tes Instrumen tes ini berupa soal tes uraian yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran SAVI yang diberikan setiap akhir siklus. Soal disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang sebelumnya telah direncanakan dalam RPP. 6. Dokumentasi Dokumentasi ini berupa gambar atau foto saat kegiatan penelitian berlangsung. Dokumentasi ini dibuat untuk memperkuat proses penelitian. Instrumen yang akan diuji dengan validitas isi dan dilanjutkan dengan validitas konstruk yaitu angket disposisi matematik. Uji validitas dilakukan untuk menguji seberapa jauh instrumen mampu menghasilkan butir-butir atau pernyataan yang valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dengan validator instrumen penelitian ini adalah 2 orang yang ahli dalam hal ini yaitu dosen pembimbing. Sedangkan soal tes hasil belajar akan diuji dengan validitas empiris yaitu menguji ke lapangan dan menguji validitas dan reabilitas setiap butir soal.
H. Teknik Pengumpulan Data Dengan instrumen yang telah ditetapkan, teknik penggunaanya dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut : 1. Lembar observasi. Pengumpulan data dengan lembar observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI dalam 5
Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya, (Bandung: Tarsito, 2010), h. 135.
37
meningkatkan disposisi matematik siswa danmengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Peneliti dan kolabolator mengisi checklist pada lembar observasi pada setiap pertemuan pembelajaran. 2. Angket Angket diberikan kepada semua siswa pada akhir siklus. Angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan disposisi matematik siswa. Angket dalam penelitian ini dibuat berdasarkan skala disposisi matematika antara lain dapat disusun dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari serangkaian pernyataan positif dan negatif berkenaan dengan aspek disposisi yang akan diukur. 3. Jurnal harian Jurnal
harian
digunakan
untuk
mengetahui
respon
siswa
dengan
diterapkannya pendekatan SAVI. Jurnal harian siswa diberikan setiap akhir pertemuan pembelajaran. 4. Tes Diberikan kepada siswa setelah materi disampaikan untuk mengetahui kompetensi matematik yang dimiliki siswa. 5. Dokumentasi Dokumentasi ini berupa gambar atau foto saat kegiatan penelitian berlangsung. Penggambilan gambar aktivitas siswa yang terjadi pada setiap tahapan proses pembelajaran dan dilakukan oleh peneliti.
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Sebelum
instrumen
digunakan
dalam
penelitian
sebaiknya
diperiksa
kevalidannya terlebih dahulu agar mendapatkan instrumen yang valid. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur dan mengevaluasi apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang mengukur disposisi matematik siswa adalah angket skala disposisi matematik siswa. Angket dalam penelitian ini adalah hasil adaptasi dari Prof. Dr. Utari Sumarmo dalam buku yang berjudul ”Kumpulan Makalah: Berpikir
38
dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya” pada Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI tahun 2013. Serta diperkuat oleh Yanto Permana pada sekolah pascasarjana UPI Bandung tahun 2010 yang berjudul “Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model Elicting Activities”. Agar angket skala disposisi matematik mendapatkan hasil pertimbangan teoritik yang lebih terpercaya maka dilakukan pertimbangan kembali oleh orang yang dianggap ahli pada bidang tersebut, salah satunya adalah dosen pembimbing. Angket akan diuji dengan validitas isi dan dosen pembimbing melakukan pertimbangan yang ditinjau dari validitas konstruk, maka instrumen angket sudah layak digunakan. Teknik pemeriksaan kepercayaan data yang digunakan terhadap data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan data respon siswa adalah dengan menggunakan metode triangulasi. Metode triangulasi merupakan metode yang memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berfungsi untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data. Metode triangulasi data terhadap data aktivitas siswa diperoleh data yang dihasilkan dari lembar observasi aktivitas siswa. Sedangkan metode triangulasi data terhadap data respon siswa diperoleh data yang dihasilkan dari jurnal harian siswa. Dengan metode triangulasi diharapkan dapat memperkuat dan mengarahkan data aktivitas siswa dan data respon siswa. Teknik pemeriksaan kepercayaan data yang digunakan terhadap data hasil belajar siswa adalah dengan uji validitas empiris yaitu menguji validitas, reabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal tes hasil belajar pada tiap butir soal. Untuk menguji validitasnya diukur dengan teknik korelasi product moment dengan menghitung korelasi skor butir dengan skor total dan reliabilitasnya diuji dengan rumus Alpha Cronbach.
39
J. Analisis Data dan Interpretasi Data Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data di analisis untuk mengetahui peningkatan disposisi matematik siswa dengan penerapan pendekatan SAVI, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan SAVI, respon siswa dengan penerapan pendekatan SAVI, dan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode pendekatan SAVI. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Angket Disposisi Matematik Angket digunakan untuk mengetahui skor skala disposisi matematik siswa dengan penerapan pendekatan SAVI. Angket terdiri dari serangkaian pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan pilihan jawaban respons Sering sekali (Ss), Sering (Sr), Kadang-kadang (Kd), Jarang (Jr), dan Tidak pernah (Tp). Skor untuk pernyataan positif dan negatif pada angket adalah sebagai berikut.6 Tabel 3.1 Skor Hasil Angket untuk Pernyataan Positif dan Negatif Skor Pernyataan Pernyataan
6
Alternatif Jawaban
Positif
Negatif
5
1
Sering sekali (Ss)
4
2
Sering (Sr)
3
3
Kadang-kadang (Kd)
2
4
Jarang (Jr)
1
5
Tidak pernah (Tp)
Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya, (Bandung: UPI,2013), h. 228.
40
Hasil angket disposisi matematik siswa dianalisis dengan langkah-langkah, yaitu : a. Menghitung skor setiap butir pernyataan sesuai dengan pedoman dan kriteria yang telah ditetapkan b. Mengelompokkan setiap butir pernyataan sesuai aspek disposisi matematik yang telah dirumuskan c.
Menghitung jumlah skor tiap butir pernyataan selanjutnya menghitung skor akhir disposisi matematik siswa dengan cara mengubah skor yang diperoleh menjadi skor berstandar 100 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :7
d.
Skor akhir angket disposisi yang diperoleh selanjutnya dikelompokkan dengan ketentuan yang terdapat dalam tabel berikut ini :8 Tabel 3.2
Kriteria Kategori Hasil Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Interval Skor
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
2. Lembar Observasi Siswa a. Menganalisis data semua aktivitas siswa pada setiap akhir pertemuan b. Menghitung berapa banyak siswa yang melakukan aktivitas pada langkah pembelajaran dengan pendekatan SAVI 7
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik: Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.102. 8 Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY, Pedoman Penilaian Afektif, (Yogyakarta:DEPDIKNAS,2003-2004), h.22.
41
c. Menghitung persentase siswa yang melakukan aktivitas pada langkah pembelajaran dengan pendekatan SAVI
d. Membandingkan nilai persentase aktivitas siswa antara siklus I dengan siklus II. 3. Jurnal Harian Siswa a. Merangkum pendapat siswa pada setiap akhir pertemuan b. Mengelompokkan ke dalam kategori respon positif, netral, dan negatif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI. c. Menghitung berapa banyak siswa yang memiliki respon positif dan respon negatif d. Menghitung persentase siswa yang memiliki respon positif dan respon negatif setiap siklus
e. Membandingkan nilai persentase siswa yang memiliki respon positif dan respon negatif siklus I dengan siklus II 4. Tes Hasil Belajar Siswa a. Menghitung skor setiap butir tes b. Menghitung skor total hasil tes yang diperoleh siswa
42
c. Menghitung nilai rata-rata kelas atau mean ( ) dengan rumus :9 ∑ Keterangan : Mean yang dicari
∑
Jumlah tiap skor dalam sebaran
Banyak skor d. Membandingkan skor hasil tes dengan KKM e. Mengelompokkan skor hasil tes siswa yang mencapai KKM dengan yang tidak mencapai KKM dengan membuat persentase skor hasil tes siswa yang mencapai KKM dan persentase skor hasil tes siswa yang tidak mencapai KKM. f. Membandingkan skor hasil tes siklus I dan siklus II.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu peningkatan disposisi matematik siswa, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini akan berakhir, apabila telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu disposisi matematik siswa mengalami peningkatan.
9
Purwanto, op. cit., h.90.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan Tindakan penelitian dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2014 s.d 07 Juni 2014. Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, dengan perincian siklus I dan siklus II masingmasing dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A MTs Al-Barkah Kab.Tangerang yang berjumlah 33 orang siswa, yang terdiri dari 22 siswi dan 11 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian dan materi pembelajaran dipaparkan pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus
I
Waktu Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Pertemuan ke-4 Pertemuan ke-5
II
Pertemuan ke-6 Pertemuan ke-7 Pertemuan ke-8 Pertemuan ke-9 Pertemuan ke-10
Materi pembelajaran Unsur-unsur kubus dan balok Jaring-jaring kubus dan balok Luas permukaan kubus dan balok Volume kubus dan balok Tes siklus I dan pengisian angket disposisi matematik Unsur-unsur prisma dan limas Jaring-jaring prima dan limas Luas permukaan prisma dan limas Volume prisma dan limas Tes siklus II dan pengisian angket disposisi matematis
1. Penelitian Pendahuluan Pelaksanaan penelitian pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 11-17 April 2014. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi kelas dan sebagai tahap perkenalan dengan guru pengajar dan lingkungan sekolah. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara,
43
44
melakukan observasi dan mensosialisasikan pendekatan SAVI dan disposisi matematik dalam penelitian ini kepada guru mata pelajaran matematika. Berdasarkan
pengamatan
dan
wawancara
guru
selama
penelitian
pendahuluan diperoleh informasi sebagai berikut: a. Banyak siswa belum memiliki sikap positif saat proses pembelajaran matematika berlangsung b. Siswa kurang memiliki minat dan ketertarikan untuk belajar matematika. c. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika. d. Guru kurang memberikan pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan membuat semangat siswa untuk belajar matematika. e. Siswa masih malas dalam mengerjakan tugas yang sulit dan cepat menyerah. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I Hasil pengamatan dan wawancara digunakan sebagai bahan persiapan untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran pada siklus I. Tindakan pembelajaran siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setiap tahap tindakan pembelajaran tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I yang akan dilaksanakan terdiri dari empat pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran setiap pertemuannya (2 x 40 menit). Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan pendekatan SAVI. 2) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada siklus I, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 3) Mempersiapkan angket disposisi matematik siswa yang diberikan pada akhir siklus I.
45
4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas dan jurnal harian siswa. 5) Mempersiapkan soal tes hasil belajar yang diberikan pada akhir siklus I. 6) Memperiapkan alat dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri dari 5 pertemuan, dengan 4 pertemuan dilakukannya kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes akhir siklus I. Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 9-23 Mei 2014 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan adalah 20 x 40 menit (2 jam pelajaran). Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah direncanakan sebelumnya dengan menerapkan pendekatan SAVI. Deskripsi proses pembelajaran setiap pertemuan pada siklus I diuraikan sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Jum’at, 9 Mei 2014) Materi
pembelajaran
pada
pertemuan
pertama
ini
adalah
mengidentifikasi unsur-unsur kubus dan balok. Terdapat 31 siswa dari 33 siswa yang mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan memberi salam dan menanyakan kabar siswa. Pada pertemuan ini peneliti melakukan ice breaking berupa permainan “kisah-kisah angka” untuk mengenal sebagian siswa. Peneliti meminta seluruh siswa berhitung dari 1-31 secara berurutan dimulai dari siswa yang duduk di barisan depan sampai barisan belakang. Seluruh siswa diminta untuk mengingat nomornya masing-masing. Peneliti menceritakan sebuah cerita yang mengandung angka, ketika peneliti menyebutkan salah satu angka maka siswa yang memiliki angka tersebut harus segera berdiri dan langsung menyebutkan namanya. Siswa terlihat antusias mengikuti permainan tersebut, permainan ini pun di akhiri dengan tepuk tangan para siswa. Pada tahap awal pembelajaran, peneliti memberikan sugesti positif kepada siswa dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran pada
46
pertemuan kali ini dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menanyakan apa yang mereka ketahui tentang kubus dan balok sambil menunjukan kerangka kubus dan balok. Ketika siswa terlihat siap mengikuti pembelajaran, peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang tersebar dalam 8 kelompok yang terdiri dari 5 kelompok perempuan dan 3 kelompok laki-laki. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja siswa (LKS) beserta alat peraga berupa kerangka kubus untuk 4 kelompok dan kerangka balok untuk 4 kelompok lainnya. Tahap selanjutnya ialah tahap penyampaian (kegiatan inti). Pada tahap ini siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya mengerjakan LKS dan peneliti berperan sebagai fasilitator. Siswa mengamati alat peraga yang diberikan kemudian mendiskusikannya bersama kelompoknya. Mereka mengindentifikasi kubus/balok tersebut dengan menghitung secara langsung banyaknya rusuk, titik sudut, sisi, diagonal sisi, dan diagonal ruang (intelektual).
Gambar 4.1 Aktivitas siswa saat diskusi Setelah semua kelompok menyelesaikan LKS, peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Namun, karena tidak ada yang mau dan berani mempresentasikannya, akhirnya
47
peneliti menunjuk dan memilih secara acak beberapa kelompok untuk mempresentasikannya. Kelompok pertama yang dipilih adalah kelompok siswa yang mengidentifikasi kubus dan dilanjutkan dengan presentasi kelompok yang mengidentifikasi balok. Ketika presentasi kelompok berlangsung,
terdapat
banyak
diantara
siswa
yang
masih
belum
memperhatikan, ada yang sibuk dengan dirinya sendiri, mengobrol dengan temannya, bahkan bercanda sehingga suasana kelas menjadi riuh.
Gambar 4.2 Aktivitas siswa saat presentasi kelompok Pada tahap pelatihan peneliti menunjuk siswa secara acak dan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut untuk dijawab secara lisan. Peneliti memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa secara bergantian dan meminta siswa lain untuk menanggapi hasil jawaban temannya. Setelah tanya jawab selesai peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya mengenai materi pembelajaran hari ini. Memasuki
tahap
akhir
pembelajaran,
peneliti
bersama
siswa
menyimpulkan materi pembelajaran hari ini dan menjelaskan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti
48
membagikan jurnal harian siswa untuk diisi. Tujuan diberikannya jurnal harian siswa yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran hari ini. Tidak lupa peneliti juga meminta siswa membawa karton, penggaris, dan gunting pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan pertama ditutup dengan berdoa bersama, dan menghimbau siswa agar rajin membaca.
2) Pertemuan kedua (Sabtu, 10 Mei 2014) Pada pertemuan kedua, siswa belajar tentang pengertian jaring-jaring kubus dan balok serta membuat jaring-jaring kubus dan balok. Siswa yang mengikuti pembelajaran hari ini sebanyak 33 siswa, hal ini berarti bahwa seluruh siswa hadir di kelas. Pembelajaran dimulai dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian peneliti menyapa siswa dengan menanyakan kabar siswa. Sebelum masuk ke materi, peneliti me-review materi pada pertemuan pertama melalui kegiatan permainan tebak-tebakan, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah siswa masih mengingat materi pelajaran yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya atau tidak. Permainan ini dimulai dengan peneliti meminta seorang siswa mengamati sebuah bangun ruang dan setelah itu harus menjawab (yes/no) dari pernyataan siswa lain tentang bangun ruang tersebut. Dari permainan tersebut terlihat sebagian besar siswa masih mengingat materi sebelumnya. Pada
tahap
pembelajaran
yang
awal akan
pembelajaran dicapai
peneliti
pada
menyampaikan
pertemuan
kali
ini,
tujuan serta
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menunjukan kubus yang terbuat dari karton kemudian meminta siswa berpikir bagaimana cara membuat kubus yang ditunjukan. Peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang sama seperti pertemuan sebelumnya dan membagikan replika kubus dan balok yang terbuat dari karton.
49
Pada tahap penyampaian siswa bekerja secara kelompok untuk membuat jaring-jaring kubus dan balok. Hal yang pertama yang dilakukan siswa adalah memotong-motong replika kubus dan balok pada setiap bagian rusuknya sehingga terbentuk jaring-jaringnya. Memasuki tahap pelatihan, siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok menggunakan kertas karton sebanyak-banyaknya. Siswa sangat antusias dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok. Mereka saling bekerjasama dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok, sebagian siswa membuat kerangka jaring-jaringnya dan yang lain menggunting hasil kerangka temannya.
Gambar 4.3 Aktivitas siswa saat membuat jaring-jaring kubus & balok Pada tahap selanjutnya setiap kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Peneliti bersama seluruh siswa menilai hasil kerja setiap kelompok. Dimulai dari kelompok pertama, peneliti menunjukkan jaring-jaring kubus dan balok yang dibuat dan bertanya kepada siswa, ”Apakah ini merupakan jaring-jaring kubus/balok?”, lalu siswa menjawab secara bersama-sama dengan jawaban ya/tidak. Dari hasil kerja kelompok siswa yang terdapat pada Tabel 4.2 kelompok 4 berhasil membuat jaring-jaring paling banyak yaitu 13 jaring-jaring, kemudian peneliti memberikan rewards kepada kelompok 4 disertai tepuk
50
tangan yang sangat meriah dari kelompok lain. Memasuki tahap akhir pembelajaran, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya. Ada salah satu siswa yang bertanya, “Pak, ada berapa sih jaring-jaring kubus dan balok itu?”, Peneliti lalu menjawabnya, dengan bantuan proyektor peneliti menampilkan jaring-jaring kubus dan balok secara keseluruhan dan meminta siswa
menghitungnya
secara
bersama-sama.
Siswa
besama
peneliti
menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan kali ini. Tabel 4.2 Hasil kerja kelompok siswa dalam membuat jaring-jaring No
Nama
Jaring-jaring yang berhasil dibuat
Total
Kelompok
Kubus
Balok
1
Kelompok 1
6
4
10
2
Kelompok 2
5
2
7
3
Kelompok 3
7
2
9
4
Kelompok 4
7
6
13
5
Kelompok 5
6
1
7
6
Kelompok 6
7
2
9
7
Kelompok 7
5
3
8
8
Kelompok 8
6
2
8
Pembelajaran hari ini ditutup dengan berdoa dan menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, yaitu mengenai luas permukaan kubus dan balok. Tidak lupa, peneliti memberikan tugas dengan meminta setiap kelompok untuk mengambil kembali jaring-jaring kubus dan balok yang telah mereka buat untuk ditempelkan di kertas karton atau papan agar bisa ditampilkan di ruangan kelas mereka untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
51
Gambar 4.4 Hasil Jaring-jaring yang dibuat siswa
3) Pertemuan ketiga (Jum’at, 16 Mei 2014) Pertemuan ketiga dimulai dengan memberi salam kepada siswa dan menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka, serta menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengecek kehadiran siswa. Terdapat 1 siswa yang tidak hadir pada pertemuan kali ini dikarenakan sakit. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan ice breaking agar siswa kembali semangat mengikuti pembelajaran. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah luas permukaan kubus dan balok. Pada tahap awal pembelajaran, peneliti memberikan sugesti positif kepada siswa dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran pada pertemuan kali ini dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menanyakan bagaimana mereka menghitung luas permukaan kubus dan balok. Ketika siswa terlihat siap untuk mengikuti pembelajaran, peneliti membagi siswa kedalam delapan kelompok secara heterogen dan membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS, empat
52
kelompok diminta untuk mencari luas permukaan kubus dan empat kelompok lain mencari luas permukaan balok.
Gambar 4.5 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Pada tahap penyampaian, siswa berdiskusi mencari rumus luas permukaan kubus dan balok. Diskusi dimulai dengan mengamati jaring-jaring kubus atau balok yang telah mereka buat (visual), kemudian mereka mengukur luas permukaan setiap sisi pada jaring-jaring (somatic) dan menjumlahkannya sehingga menemukan rumus tersebut (intellectual).Siswa sudah terbiasa bekerja secara kelompok dan berdiskusi tentang materi bersama teman kelompoknya (auditory). Selama diskusi berlangsung terlihat beberapa siswa serius mengerjakan LKS yang diberikan, namun begitu masih terdapat pula beberapa siswa yang pasif, bahkan ada yang mengobrol atau becanda dengan temannya. Banyak siswa yang masih belum mengerti arahan atau perintah yang ada di dalam LKS, sehingga banyak siswa yang bertanya selama diskusi berlangsung. Peneliti berkeliling kepada setiap kelompok untuk mengarahkan siswa yang belum mengerti. Memasuki tahap pelatihan, peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Presentasi kelompok dimulai dengan
53
presentasi dari kelompok 5 yaitu tentang menemukan rumus luas permukaan balok. Ketika presentasi berlangsung, kelompok lain memperhatikan, tapi masih ada kelompok yang duduk di belakang, asyik mengobrol dan bercanda dengan temannya. Peneliti lalu meminta seluruh siswa agar memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Presentasi dilanjutkan dengan pemaparan dari kelompok dua mengenai luas permukaan kubus. Ketika kelompok lima dan kelompok dua selesai mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, peneliti memberikan waktu kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi kelompok lima dan kelompok dua. Kelompok lain tidak ada yang bertanya atau menanggapi. Siswa terlihat masih bingung tentang materi yang mereka pelajari, selanjutnya dengan tanya jawab peneliti bersama siswa membahas kembali tentang luas permukaan kubus dan balok. Peneliti memberikan 2 soal kepada siswa untuk mengecek pemahaman siswa tentang luas permukaan kubus dan balok. Peneliti memilih secara acak dua orang siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, lalu peneliti dan siswa yang lain membahas jawaban yang dikerjakan 2 orang siswa tadi.
Gambar 4.6 Aktivitas siswa saat prsentasi kelompok Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Salah satu manfaatnya adalah siswa menjadi tahu berapa ukuran kertas kado untuk
54
membungkus sebuah hadiah yang berbentuk kubus ataupun balok. Peneliti menghimbau siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya di rumah, yaitu mengenai volume kubus dan balok. Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam.
4) Pertemuan keempat (Sabtu, 17 Mei 2014) Pembelajaran pada pertemuan keempat dibuka dengan memberi salam dan dilanjutkan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah volume kubus dan balok. Pada tahap awal pembelajaran,
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan
mengemukakan manfaat yang akan didapatkan siswa dari mempelajari volume kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 4.7 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Memasuki tahap penyampaian, peneliti mengeluarkan sebotol air mineral yang berisi air 250 ml dan menunjukan kepada siswa bahwa air yang ada di dalam botol tersebut merupakan volume. Siswa diminta meyebutkan contoh volume yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, siswa dibagi kedalam beberapa
55
kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa dan peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS), serta kubus-kubus kecil yang terbuat dari kayu sebanyak 12 buah kepada masing-masing kelompok. Peneliti mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS dan melaksanakan diskusi kelompok untuk mencari tahu tentang rumus volume kubus dan balok. Siswa terlihat antusias ketika mencari rumus volume kubus dan balok. Mereka menyusun kubus-kubus kecil tersebut menjadi kubus atau balok yang besar (somatik, visual), kemudian mereka menghitung banyaknya kubus kecil yang tersusun dan mendiskusikannya dengan teman kelompok sehingga mendapatkan rumus volume kubus atau balok (intelektual, auditori). Ketika semua kelompok selesai mengerjakan LKS yang diberikan, selanjutnya peneliti meminta kelompok 1,2,3, dan 4 untuk membuat kubus besar dengan menyatukan kubus-kubus kecil yang mereka punya. Di sisi lain, kelompok 5, 6, 7, dan 8 diminta untuk membuat balok besar di depan kelas.
Gambar 4.8 Aktivitas siswa saat presentasi kelompok Pada tahap pelatihan, peneliti menunjuk beberapa kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan menggunakan kubus dan balok besar yang ada di depan kelas. Peneliti memberikan waktu kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi
56
kelompok temannya, dan begitu seterusnya hingga kelompok terakhir. Untuk mengecek pemahaman, peneliti memberikan 2 soal kepada siswa tentang volume kubus dan balok. Peneliti memilih secara acak dua orang siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, lalu peneliti dan siswa yang lain membahas jawaban yang dikerjakan oleh 2 orang siswa tadi. Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Peneliti menginformasikan akan diadakan kuis pada pertemuan selanjutnya dan menghimbau siswa untuk mempelajari materi yang telah mereka pelajari dari pertemuan pertama sampai kepada pertemuan hari ini. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti membagikan jurnal harian siswa untuk dilengkapi oleh siswa. Pembelajaran pada pertemuan keempat ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam.
5) Pertemuan kelima (Jumat, 23 Mei 2014) Pada pertemuan kelima dilakukan tes hasil belajar siswa pada siklus I yang berlangsung selama 2 x 40 menit. Kegiatan tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI. Pertemuan kali ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Instrumen tes berisi soal-soal mengenai materi pembelajaran dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat yaitu unsur-unsur kubus dan balok, jaring-jaring kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, dan volume kubus dan balok. Soal tes siklus I ini terdiri dari 5 butir soal yang sudah divalidasi. Selama tes berlangsung, terdapat beberapa siswa yang masih bertanya dan melirik-lirik temannya. Saat tes hasil belajar selesai, peneliti membagikan angket disposisi matematik siklus I kepada siswa, dan meminta mereka untuk melengkapinya. Pertemuan kali ini ditutup dengan berdoa bersama, tidak lupa peneliti pun
57
menghimbau siswa untuk membaca mengenai prisma dan limas yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus I Tahap pengamatan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti mengamati hasil tindakan penerapan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti menganalisis data-data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu analisis data angket disposisi matematik siswa, akitivitas siswa dalam proses pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah paparan hasil analisis data siklus I : 1) Angket Disposisi Matematik Siswa Angket disposisi matematik berisi 33 butir pernyataan yang terdiri dari 18 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif dengan indikator: a) Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan (terdiri dari 7 item) b) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik (terdiri dari 8 item) c) Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik (terdiri dari 7 item) d) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan menghargai pendapat yang berbeda (terdiri dari 6 item) e) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan (terdiri dari 5 item). Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh skor akhir disposisi matematik siswa sebesar 63,21%. Skor disposisi matematik siswa kelas VIII A tergolong tinggi. Pada hasil angket disposisi matematik siswa akhir siklus I terdapat 14 siswa dalam kategori baik dan 19 siswa dalam kategori cukup. Hasil data yang diperoleh, skor diposisi matematik siswa belum mencapai indikator yang
58
diharapkan, yaitu hasil angket disposisi matematik siswa dalam pembelajaran matematika mencapai skor akhir
.
Tabel 4.3 Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6
Interval Frekuensi 85– 91 4 92 – 98 8 99 – 105 5 106 – 112 9 113 – 119 3 120 – 126 4 Rata-rata presentase
Presentase (%) 12,12 24,24 15,15 27,27 9,10 12,12 63,21
Peneliti juga mengolah data skor dari setiap indikator disposisi matematik. Skor tiap indikator disposisi matematik siswa di kelas VIII A pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut: 100% 90% 80% 70%
66,40%
61,80%
60,50%
1
2
66,70% 61,20%
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 3
4
Indikator Disposisi Matematik
Gambar 4.9 Diagram Batang Presentase Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus I
5
59
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa skor rata-rata disposisi matematik yang paling rendah adalah pada indikator kedua, yaitu: minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik. Indikator kedua ini tergolong dalam kategori tinggi dengan nilai sebesar 60,50 %. Masih banyak siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran matematika, terlihat dari beberapa siswa yang hanya diam ketika diskusi berlangsung dan mengobrol atau bercanda dengan temannya. Siswa masih malas untuk mencari materi pembelajaran dari sumber lain selain dari LKS yang mereka miliki. Pada indikator rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan, dan mengkomunikasikan gagasan, rata-rata skor siswa tergolong tinggi yaitu sebesar 61,80%. Sebagian siswa masih belum percaya diri dengan kemampuannya dilihat dari siswa masih melihat pekerjaan temannya saat menyelesaikan soal dalam LKS dan saat ujian akhir siklus I. Siswa masih belum berani untuk berargumentasi di depan kelas, siswa masih malu-malu dan saling menunjuk temannya saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa masih mengandalkan temannya tanpa mencari tahu sendiri lebih dalam tentang materi yang dipelajari dalam pembelajaran di kelas. Hanya sedikit siswa yang berani untuk berbicara di depan kelas dan menuliskan rumus atau mencoba menyelesaikan soal. Pada indikator gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika, rata-rata skor siswa tergolong tinggi, yaitu sebesar 66,40%. Tugas kelompok atau individu yang diberikan oleh peneliti selalu dikerjakan siswa dan mereka mengumpulkannya tepat waktu, walaupun masih ada beberapa siswa yang mengandalkan temannya untuk mengerjakan tugas kelompok. Siswa selalu tepat waktu saat masuk kelas untuk belajar matematika, hal ini terlihat dari tidak adanya siswa yang datang terlambat ketika pembelajaran dimulai. Indikator yang memiliki skor paling tinggi adalah indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja
60
sama dan meghargai pendapat yang berbeda, yaitu sebesar 66,70%. Kebanyakan siswa menyukai belajar kelompok, mereka bekerjasama selama melakukan tugas
yang diberikan, dan rata-rata dari mereka
mau
mendengarkan pendapat temannya. Indikator yang terakhir, yaitu indikator melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan tergolong tinggi, yaitu sebesar 61,20%. Kemauan siswa untuk mengevaluasi dirinya sendiri masih rendah, mereka acuh tak acuh akan kemampuan matematikanya dan mereka masih beranggapan bahwa matematika tidak berguna bagi kehidupan sehari-hari. Secara umum dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik siswa kelas VIII A lebih besar pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda. Siswa lebih mudah memahami pelajaran matematika dengan bekerja sama dengan temannya, berbagi pengetahuan dan saling mengajarkan. Namun begitu, semua indikator disposisi matematik masih perlu ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang peneliti tetapkan yaitu memiliki skor rata-rata ≥70%.
2) Aktivitas Siswa Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan SAVI, peneliti mengamati proses belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa. Peneliti mengamati setiap langkah yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan dibantu oleh observer. Data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4. Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI mencapai nilai rata-rata skor 57,42 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melakukan aktivitas yang baik dalam pembelajaran matematika walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti
61
yaitu
mencapai
nilai
rata-rata
dalam
proses
pembelajaran
matematika. Tabel 4.4 Perhitungan Lembar Observasi Siswa siklus I
No.
Persentase (%) Siswa pertemuan ke-
Aspek yang diamati 1
2
3
4
Ratarata (%)
1.
Memperhatikan penjelasan guru
48,38
54,54
53,12
57,57
53.40
2.
Mengajukan pertanyaan
38,71
27,27
43,75
39,39
37.28
3.
Berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
67,74
72,72
71,87
78,78
72.77
4.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
25,80
48,48
37,50
45,45
39,30
5.
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
64,51
72,72
65,62
75,75
69,65
6.
Menyimpulkan materi yang dipelajari secara lisan
74,19
63,63
75,00
78,78
72,90
Rata-rata Keseluruhan
57,42
Sebagian besar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi dengan kelompoknya, mempresentasikan hasil kerja kelompok, dan mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak mengerti. Siswa antusias dengan pelajaran matematika, pada saat kerja kelompok sebagian besar siswa ikut berperan aktif. Siswa juga mulai terbiasa menggunakan LKS dalam pembelajaran meskipun masih mengalami kesulitan untuk mengerjakannya. Namun siswa masih belum terbiasa dalam hal menjawab pertanyaan dan menyimpulkan materi secara lisan, dan cenderung belum berani berbicara di
62
depan kelas. Menyikapi hal ini peneliti berusaha membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi baik lagi pada siklus kedua nanti. 3) Respon Siswa Untuk mengetahui respon siswa tentang pembelajaran dengan pendekatan SAVI, peneliti memberikan jurnal harian yang disi oleh siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan keempat, Berikut ini Tabel rata-rata presentase respon siswa siklus I yang diambil dari jurnal harian siswa pada pertemuan 1 dan 4: Tabel 4.5 Rata-rata Presentase Respon Siswa Siklus I No
1
Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
Kategori 4
Memahami
Menyenangi
Tidak memiliki
Memberikan
materi melalui
pembelajaran
kendala dalam
saran yang
konsep yang
yang diberikan
belajar
positif
diajarkan Present ase
39,03% Memahami
2
50,00% Biasa saja
1,56% Diganggu oleh
materi
teman ketika
berdasarkan
belajar
ase
3
26,57%
32,81%
Biasa saja
35,54%
67,18%
15,62%
Tidak
Tidak
Kesulitan dalam
Memberikan
memahami
menyenangi
belajar
saran yang
konsep materi
pembelajaran
negatif
yang diberikan Present ase
34,40%
17,19%
31,26%
31,64 %
35,94%
definisi Present
Rata-rata
48,44%
32.82%
63
Berdasarkan Tabel 4.5, pada kategori pertama beberapa siswa memahami materi sesuai konsep yang diajarkan, yaitu sebesar 49,09%, memahami materi berdasarkan definisi sebesar 26,57%, dan sebesar 34,40% siswa tidak memahami konsep materi. Secara kesuluruhan siswa belum bisa memahami materi dengan baik, beberapa siswa masih bingung terhadap materi
yang diajarkan
dikarenakan
mereka
belum
terbiasa
belajar
berkelompok dan mencari sendiri konsep yang diajarkan. Pada kategori 2 sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran yang diberikan, yaitu sebesar 50,0%, tidak menyenangi pembelajaran yang diberikan sebesar 17,19% dan sebesar 32,81% siswa biasa saja. Sebagian besar siswa mebyukai belajar dengan pendekatan SAVI, walaupun masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Berdasarkan kategori 3 banyak sekali siswa yang mengalami kendala ketika belajar, yaitu sebesar 67,18% siswa diganggu temannya, 31,26% siswa kesulitan dalam belajar dan hanya 1,66% siswa yang tidak mengalami kendala dalam belajar. Hal ini dikarenakan suasana kelas yang berisik membuat siswa tidak bisa konsentrasi dalam belajar, serta siswa belum terbiasa belajar berkelompok. Pada kategori 4 sebesar 35,94% siswa memberikan saran yang positif, siswa menyukai belajar berkelompok dan ingin selalu belajar berkelompok. Sebesar 15,62% siswa biasa saja dalam memberikan sara, dan sebesar 48,44% memberikan saran yang negatif dikarenakan mereka tidak menyukai kelompok yang dibagikan peneliti, dan mereka masih kesulitan dalam memahami materi. Saran yang diberikan siswa sangat membantu peneliti memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Untuk itu penerapan pendekatan SAVI harus ditingkatkan menjadi lebih menarik lagi dalam pembelajaran matematika. Hal ini menjadi motivasi bagi peneliti untuk berusaha lebih baik lagi pada siklus kedua sehingga kendala-kendala yang dijumpai siswa bisa dikurangi dan
64
pembelajaran dengan pendekatan SAVI ini bisa diterima sepenuhnya oleh siswa.
4) Tes Hasil Belajar Data hasil belajar siswa didapatkan saat ujian akhir siklus I dengan soal tes yang terdiri dari 5 butir soal. Indikator soal disesuaikan dengan materi pembelajaran pada siklus I yaitu unsur-unsur kubus dan balok, jaring-jaring kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, dan volume kubus dan balok. Soal tes digunakan setelah peneliti menguji validitas dan dikoreksi oleh dosen pembimbing. Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Interval Frekuensi 1 2 3 4 5 6
30-41 1 42-53 4 54-65 6 66-77 14 78-89 6 90-101 2 Jumlah 33 Rata-rata
Presentase (%) 3,03 12,12 18,18 42,42 18,18 6,06 100 67,36
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa masih sangat rendah. Terdapat setengah dari seluruh siswa yang memperoleh nilai tidak mencapai KKM. Nilai KKM yang ditentukan di sekolah adalah 70. Hanya 15 siswa yang nilainya mencapai KKM dan 18 siswa tidak mencapai KKM. Hal itu berarti siswa masih kurang paham dan mengerti tentang materi pembelajaran matematika karena terlalu sulit untuk menerapkan rumus ke dalam soal matematika. Data hasil belajar siswa pada siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu siswa yang
65
nilainya mencapai KKM
. Untuk itu peneliti berusaha keras dan
mengoptimalkan pembelajaran agar siswa mudah mengerti dan memahami pembelajaran dengan baik pada siklus kedua nanti.
d. Tahap Refleksi Setelah
peneliti
melakukan
tindakan
pembelajaran
menggunakan
pendekatan SAVI dan mendapatkan hasil data sebagaimana yang telah disajikan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa penelitian pada akhir siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti mencermati hal-hal yang menyebabkan disposisi matematik siswa, aktivitas siswa, respon siswa terhadap pembelajaran matematika, dan hasil tes belajar siswa yang belum memenuhi indikator keberhasilan kinerja, juga hal-hal yang menjadi keberhasilan dan kekurangan tindakan pada siklus I sehingga diharapkan ada peningkatan pada siklus II dan indikator keberhasilan bisa tercapai sesuai dengan yang ditetapkan oleh peneliti. Kekurangan tindakan di siklus I diantaranya adalah diskusi kelompok yang belum berjalan maksimal. Selama diskusi berlangsung, kelompok siswa laki-laki masih banyak bercanda dengan temannya sehingga mengganggu kelompok lain dan masih banyak pula siswa yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan LKS. Arahan atau perintah yang ada di dalam LKS tidak dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa, sehingga masih banyak siswa yang kebingungan dalam mengerjakan LKS. Penerapan diskusi kelompok dengan setiap kelompok membahas materi yang berbeda nampak tidak berjalan dengan baik, sebagian besar siswa tidak mengerti materi yang tidak mereka pelajari dengan LKS walaupun kelompok lain sudah mempresentasikannya. Berdasarkan analisis data pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan dan modifikasi tindakan perbaikan sebagai berikut:
66
1) Peneliti membagi kelompok baru secara heterogen berdasarkan tes hasil belajar dan skor angket disposisi matematis. 2) Peneliti membuat langkah-langkah dalam LKS lebih sistematis agar siswa mudah memahaminya. 3) Diskusi kelompok dibuat dengan setiap kelompok membahas materi yang sama untuk memaksimalkan kegiatan siswa saat diskusi. 4) Peneliti menggunakan bantuan LCD proyektor untuk menyimpulkan materi pembelajaran. 5) Peneliti membuat inovasi dalam pembelajaran agar lebih menarik minat siswa dengan memberikan reward untuk siswa yang berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas, menyimpulkan materi pembelajaran secara lisan, dan menjawab pertanyaan agar siswa lebih terpacu untuk berlombalomba dengan temannya sehingga menambah semangat dan antusias siswa dalam pembelajaran.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II Tindakan pembelajaran siklus II merupakan refleksi dari pembelajaran pada siklus I. Tindakan pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan pengamatan tindakan kelas, tahap pengamatan dan analisis data siklus II, dan tahap refleksi. Semua tahap tersebut dideskripsikan sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan pendekatan SAVI yang mengacu pada hasil refleksi dari siklus I. 2) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada siklus II, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
67
3) Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan RPP dan LKS yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II yang sudah diperbaiki dan dibuat semenarik mungkin agar pembelajaran menjadi lebih kondusif 4) Mempersiapkan angket disposisi matematik siswa yang diberikan pada akhir siklus II. 5) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan jurnal harian siswa. 6) Mempersiapkan soal tes hasil belajar yang diberikan pada akhir siklus II. 7) Memperiapkan alat dokumentasi
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II terdiri dari 5 pertemuan, dengan 4 pertemuan dilakukan kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan dilakukan tes akhir siklus I. Pelaksanaan dimulai dari tanggal 24 Mei 2014 sampai dengan 7 Juni 2014 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan adalah 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah direncanakan sebelumnya dengan menerapkan pendekatan SAVI. Adapun deskripsi proses pembelajaran setiap pertemuan pada siklus II diuraikan sebagai berikut : 1) Pertemuan Keenam (Sabtu, 24 Mei 2014) Pelaksanaan pembelajaran pertama dimulai dengan memberi salam dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini. Peneliti menanyakan kabar siswa dan sebagian besar siswa menjawabnya dengan penuh semangat. Pada pertemuan kali ini peneliti membagikan hasil tes belajar siklus I kepada siswa agar bisa dipelajari di rumah dan memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah unsur-unsur prisma dan limas.
68
Pada
tahap
awal
pembelajaran
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan kali ini, dan untuk memotivasi siswa, peneliti mengemukakan manfaat yang akan didapatkan siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari prisma dan limas. Siswa dibagi ke dalam 8 kelompok secara heterogen.dan diberikan lembar kerja siswa (LKS) mengenai unsur-unsur prisma dan limas untuk dikerjakan secara kelompok.
Gambar 4.10 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Setiap kelompok diberikan kerangka prisma dan limas untuk diidentifikasi. Siswa memulai mengidentifikasi unsur-unsur prisma dan limas dengan mengamati kerangka-kerangkanya. Mereka menghitung rusukrusuknya, sisi, titik sudut, diagonal sisi, dan diagonal bidang prisma dan limas yang mereka miliki. Siswa menuliskan hasil pengamatan mereka pada LKS yang diberikan. Peneliti berkeliling memantau jalannya diskusi dan berperan sebagai fasilitator bagi siswa dalam mengerjakan LKS. Ketika diskusi berlangsung, terlihat sebagian besar siswa antusias dalam berdiskusi sambil mengerjakan LKS yang diberikan, dan terdapat beberapa siswa bertanya kepada peneliti mengenai hal yang belum mereka pahami.
69
Pada tahap pelatihan, peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok siswa yang mendapatkan tugas untuk mempresentasikan hasil diskusinya maju ke depan kelas sambil membawa kerangka prisma dan limas. Mereka menyebutkan unsur-unsur yang terdapat pada kerangka limas dan prisma tersebut. Siswa yang lain memperhatikan presentasi temannya dan pada akhir presentase siswa dari kelompok lain bertanya dan memberikan tanggapan.
Gambar 4.11 Aktivitas siswa saat presentasi kelompok Setelah presentasi dan tanya jawab kelompok selesai, siswa dan peneliti menyimpulkan materi pembelajaran dengan berbantuan powerpoint. Peneliti kemudian menanyakan kepada siswa mengenai manfaat pembelajaran hari ini dan meminta siswa untuk memberikan saran pada pembelajaran berikutnya harus seperti apa. Peneliti menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa membawa karton, penggaris, dan gunting untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan pertama ditutup dengan berdoa bersama, dan menghimbau siswa agar banyak membaca.
70
2) Pertemuan ketujuh (Jum’at, 30 Mei 2014) Pada pertemuan ketujuh, siswa belajar membuat jaring-jaring prisma dan limas. Seluruh siswa mengikuti pembelajaran hari ini. Pembelajaran dimulai dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian peneliti menyapa siswa dengan bertanya, “Apa kabar kalian hari ini?” dan siswa menjawab dengan serempak, “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar”. Sebelum masuk ke materi peneliti memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat dari pembelajaran hari ini dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta membagi siswa ke dalam 8 kelompok seperti pertemuan sebelumnya dan peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS).
Gambar 4.12 Aktivitas siswa saat membuat jaring-jaring Peneliti membagikan kertas karton kepada setiap kelompok sebagai bahan untuk membuat jaring-jaring prisma (prisma segitiga, segiempat, segilima, segienam, dll.) dan limas (limas segitiga, segiempat, segilima, segienam, dll.) sebanyak-banyaknya. Siswa sangat antusias untuk membuat jaring-jaring prisma dan limas tersebut. Mereka saling bekerjasama dalam membuat jaring-jaring tersebut, ada siswa yang membuat kerangka jaringjaringnya dan yang lainnya menggunting hasil kerangka temannya. Semua siswa terlibat aktif dalam kerja kelompok.
71
Ketika waktu yang diberikan oleh peneliti habis, setiap kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Peneliti bersama siswa menilai hasil kerja setiap kelompok. Dimulai dari kelompok pertama, peneliti menunjukan jaring-jaring kubus dan balok yang dibuat dan bertanya kepada para siswa,”Apakah ini merupakan jaring-jaring prisma/limas?”. Berdasarkan Tabel 4.6 kelompok 4 berhasil membuat jaring-jaring paling banyak, yaitu 4 jaring-jaring prisma dan 5 jaring-jaring limas. Maka peneliti memberikan reward kepada kelompok 4 dan diikuti tepuk tangan yang sangat meriah dari kelompok lain. Tabel 4.7 Hasil kerja kelompok siswa dalam membuat jaring-jaring No
Nama Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8
Jaring-jaring yang berhasil dibuat Prisma Limas 4 3 4 4 4 2 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4
Total 7 8 6 9 7 8 8 7
Pada tahap akhir pembelajaran peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran dengan menampilkan gambar jaring-jaring prisma dan limas di depan kelas. Peneliti dan siswa juga mengemukakan manfaat apa yang telah di dapatkan pada pembelajaran pada pertemuan kali ini. Peneliti kemudian memberikan jurnal harian kepada seluruh siswa untuk diisi, tujuan diberikan jurnal tersebut untuk mengetahui respon siswa tentang pembelajaran hari ini. Pembelajaran pada pertemuan kali ini ditutup dengan membaca doa bersama, dan diakhiri dengan salam. 3) Pertemuan kedelapan (Sabtu, 31 Mei 2014)
72
Pertemuan kedelapan dimulai dengan memberi salam kepada siswa dan menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka, serta menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengecek kehadiran siswa. Terdapat 1 siswa yang tidak hadir pada pertemuan kali ini dikarenakan sakit. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan ice breaking. Peneliti kemudian memberikan motivasi dengan menjelaskan pandangan agama islam terhadap ilmu matematika. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah luas permukaan prisma dan limas. Sebelum memasuki materi pelajaran, peneliti terlebih dulu meyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa, lalu peneliti dan siswa mengulas sedikit tentang phytagoras dan luas segitiga. Setelah menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini, peneliti membagi siswa kedalam 8 kelompok secara heterogen dan membagikan lembar kerja siswa (LKS). Di dalam LKS siswa diminta untuk mencari luas permukaan prisma dan limas dengan bantuan jaring-jaring prisma dan limas yang telah mereka buat pada pertemuan sebelumnya.
Gambar 4.13 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Diskusi kelompok diawali dengan mengamati jaring-jaring prisma dan limas (Visual), kemudian mereka mendiskusikan bagaimana mendapatkan
73
rumus luas permukaan prisma dan limas dari jaring-jaring tersebut (auditori, intelektual). Siswa sudah aktif dalam diskusi, mereka terlihat semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan mereka sudah mulai berani untuk mengemukakan gagasan mereka. Setelah diskusi selesai peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Presentasi kelompok dimulai dengan presentasi dari kelompok 3 yaitu tentang menemukan rumus luas permukaan limas. Ketika presentasi berlangsung, kelompok lain memperhatikan dan kemudian memberikan tanggapan atau pertanyaan. Presentasi dilanjutkan dengan pemaparan dari kelompok 7 mengenai luas permukaan prisma. Setelah kelompok 3 dan kelompok 7 mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, giliran kelompok 4 dan 1 mempresentasikan soal yang ada dalam LKS.
Gambar 4.14 Aktivitas siswa saat presentase kelompok Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan berbantuan media power point. Siswa mengemukakan manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Peneliti menghimbau siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya di rumah, yaitu mengenai volume prisma dan limas. Pembelajaran pada
74
pertemuan ketiga ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam. 4) Pertemuan kesembilan (Jum’at, 6 Juni 2014) Pembelajaran pada pertemuan kesembilan dibuka dengan memberi salam dan dilanjutkan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas, peneliti kemudian menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka dan mengkondusikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah volume prisma dan limas. Sebelum masuk ke materi, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan
dicapai.
Peneliti
kemudian
memotivasi
siswa
dengan
mengemukakan manfaat apa yang akan didapatkan siswa dalam kehidupan sehari-hari jika mempelajari volume prisma dan limas. peneliti dan siswa mengulas sedikit tentang volume kubus dan balok yang telah dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Seperti pada pertemuan sebelumnya, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa. Peneliti kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masingmasing kelompok dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS. Selama diskusi berlangsung peneliti berkeliling dan memantau jalannya diskusi. Pada diskusi kali ini banyak siswa yang turut aktif dalam diskusi kelompoknya. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS yang diberikan, peneliti meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kali ini banyak kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusinya, sehingga peneliti memilih secara acak kelompok yang maju ke depan.
75
Gambar 4.15 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Setelah presentasi salah satu kelompok selesai, peneliti memberikan waktu kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi kelompok temannya. Peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang rumus volume prisma dan limas dengan berbantuan media powerpoint, lalu peneliti memberikan 2 soal kepada siswa tentang volume prisma dan limas. Peneliti memilih secara acak dua orang siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas dan membahas jawaban yang dikerjakan 2 orang siswa tersebut.
Gambar 4.16 Aktivitas siswa saat presentase kelompok Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Peneliti kemudian
76
menginformasikan bahwa akan diadakan kuis pada pertemuan selanjutnya dan menghimbau siswa untuk mempelajari materi yang telah mereka pelajari, yaitu: unsur-unsur prisma dan limas; jaring-jaring prisma dan limas; luas permukaan prisma dan limas; volume prisma dan limas. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti membagikan jurnal harian siswa agar dilengkapi oleh siswa. Pembelajaran pada pertemuan keempat ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam.
5) Pertemuan kesepuluh (Sabtu, 7 Juni 2014) Sama halnya dengan pertemuan kelima, pada pertemuan kali ini dilaksanakan tes hasil belajar siswa pada siklus II yang berlangsung selama kurang lebih 2 x 40 menit. Kegiatan tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI. Setelah siswa siap untuk mengikuti ujian maka peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawaban untuk diisi oleh siswa. Instrumen tes berisi tentang soal-soal mengenai materi pembelajaran dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat yaitu unsur-unsur prsima dan limas, jaring-jaring prisma dan limas, luas permukaan prisma dan limas, dan volume prisma dan limas. Soal tes siklus II ini terdiri dari 4 butir soal yang sudah divalidasi. Selama tes berlangsung, terdapat beberapa siswa yang masih bertanya dan melirik-lirik dengan temannya. Setelah tes hasil belajar selesai, kemudian peneliti membagikan angket disposisi matematik siklus II kepada siswa untuk melengkapinya. Pertemuan kali ini ditutup dengan berdoa bersama dan peneliti memberikan reward kepada anak yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung dan juga kepada yang memiliki nilai tertinggi selama siklus I dan II.
77
c. Tahap Pengamatan dan Analisis Siklus II Tahap pengamatan ini sama seperti yang dilakukan pada siklus I yaitu berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti mengamati hasil tindakan penerapan SAVI dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya peneliti menganalisis data-data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu analisis data angket disposisi matematik siswa, akitivitas siswa dalam proses pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah paparan hasil analisis data siklus II :
1) Disposisi Matematik Siswa Angket disposisi matematik pada siklus II ini sama dengan angket disposisi pada siklus I, yaitu terdapat 33 butir pernyataan yang terdiri dari 18 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif dengan indikator: a)
Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan (terdiri dari 7 item)
b) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik (terdiri dari 8 item) c)
Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik (terdiri dari 7 item)
d) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda (terdiri dari 6 item) e)
Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan (terdiri dari 5 item). Disposisi matematik siswa pada siklus II diperoleh berdasarkan hasil
skor angket disposisi matematik siswa siklus II, dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini.
78
Tabel 4.8 Skor Angket Disposisi Matenatik Siswa Siklus II No.
Interval
Frekuensi
Presentase (%)
1
98-104
2
6,06
2
105-111
3
9,10
3
112-118
7
21,21
4
119-125
9
27,27
5
126-132
8
24,24
6
133-139
4
12,12
Rata-rata presentase
73,55
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh skor rata-rata dalam persen disposisi matematik siswa sebesar 73,55%. Pada hasil angket disposisi matematik siswa akhir siklus II terdapat 4 siswa dalam kategori baik sekali, 25 siswa dalam kategori baik dan 4 siswa dalam kategori cukup. Hasil data yang diperoleh menunjukkan ketercapaian indikator disposisi matematik yang diharapkan yaitu hasil angket skala disposisi matematik siswa dalam pembelajaran matematika mencapai nilai rata-rata
%.
Peneliti juga mengolah data skor dari setiap indikator disposisi matematik. Data skor dari tiap indikator disposisi matematik siswa di kelas VIII A pada siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.17 dibawah ini:
79
100% 90% 80%
71,86%
72,87%
73,59%
76,36%
1
2
3
4
72,72%
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 5
Indikator Disposisi Matematik
Gambar 4.17 Diagram Batang Presentase Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus II Berdasarkan Gambar 4.17 skor rata-rata disposisi matematik pada indikator rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan, dan mengkomunikasikan gagasan mengalami peningkatan sebesar 10,06% dari siklus I. Pada indikatorini sebagian besar siswa sudah mulai percaya diri dengan kemampuannya, hal ini dilihat dari siswa yang sudah terbiasa mengerjakan tugasnya di papan tulis dan mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Siswa sudah berani untuk berargumentasi di depan kelas, walaupun terkadang pengucapannya masih terbata-bata. Siswa sudah tidak mengandalkan temannya lagi dan berusaha sendiri mencari tahu lebih dalam tentang materi yang dipelajari dalam pembelajaran di kelas. Namun, beberapa siswa masih ragu menjawab soal yang diberikan peneliti karena mereka khawatir jika jawabannya salah. Meskipun demikian, siswa secara umum sudah memiliki rasa percaya diri dengan kemampuan mereka.
80
Pada indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik skor siswa sebesar 72,87%. Sebagian besar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, tidak ada yang terlambat masuk kelas, dan siswa sudah terbiasa bertanya tentang apa yang mereka belum pahami. Saat berdiskusi untuk mengerjakan LKS siswa mencari materi yang didiskusikan atau solusi di buku paket atau buku tambahan. Secara umum pada indikator ini siswa semakin membaik dan menunjukan peningkatan dari siklus I. Skor siswa pada indikator gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika sebesar 73,59%. Pada siklus II siswa sudah mulai berusaha semaksimal mungkin dalam memahami materi pembelajaran dan mengerjakan tugas matematika yang diberikan. Siswa pantang menyerah ketika diberikan soal yang sulit, mereka bertanya kepada peneliti dan berusaha kembali untuk mengerjakannya. Ketika diberikan tugas, sebagian besar siswa mengerjakan tugas tersebut di kelas maupun di rumah. Pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda, rata-rata skor siswa mempunyai nilai paling tertinggi dibandingkan indikator-indikator lain, yaitu sebesar 76,36%. Sebagian besar siswa menyukai belajar kelompok, mereka tampak saling bekerja sama, saling memahami pendapat teman dan menghargai perbedaan pendapat temannya. Siswa saling mengajarkan temannya yang belum mengerti dan melengkapi apa yang belum diketahuinya. Siswa percaya bahwa ada cara lain yang lebih mudah dalam mengerjakan soal matematika. Indikator yang terakhir adalah melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan memiliki skor sebesar 72,72%. Sebagian besar siswa sudah mau untuk mengevaluasi diri dengan meminta peneliti mengoreksi hasil pekerjaannya. Mereka nampak peduli dengan hasil pekerjaan matematika mereka.
81
Berdasarkan analisis data diatas, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik siswa kelas VIII A pada siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I. Pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda lebih dominan dibandingkan indikator yang lain. Artinya nilai rata-rata disposisi matematik siswa sudah tercapai pada indikator keberhasilan yang peneliti tetapkan. 2) Aktivitas Siswa Peneliti mengamati setiap langkah yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan dibantu oleh observer. Data hasil obeservasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Siswa siklus II Persentase (%) No.
Aspek yang diamati
Ratarata
siswa pertemuan ke6
7
8
9
(%)
1.
Memperhatikan penjelasan guru
60.60
69.69
75.75
81.81
71.96
2.
Mengajukan pertanyaan
45.45
42.42
48.48
54.54
47.72
3.
Berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
75.75
84.84
81.81
84.84
81.81
4.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
48.48
72.72
54.54
57.57
58.33
5.
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
84.84
84.84
81.81
87.87
84.84
6.
Menyimpulkan materi yang dipelajari secara lisan
78.78
75.75
78.78
84.84
79.54
Rata-rata Keseluruhan
70,05
82
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI mencapai nilai rata-rata skor 70,05%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melakukan aktivitas yang baik dalam pembelajaran matematika dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu mencapai nilai rata-rata
. Sebagian besar siswa memperhatikan
penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga antusias dengan pelajaran matematika terlihat dari siswa yang mulai terbiasa menggunakan LKS dalam pembelajaran meskipun merasa agak sulit untuk mengerjakannya, selain itu siswa juga sudah mulai aktif berdiskusi dengan teman, mempresentasikan kerja kelompok, mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak dimengerti dan berani memberikan saran. Dalam hal menjawab pertanyaan dan menyimpulkan materi secara lisan, pada pertemuan kesembilan siswa secara umum sudah terbiasa dan mulai berani berbicara di depan kelas. Secara keseluruhan, setiap pertemuan pada siklus II ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dan semakin baik.
3) Respon Siswa Seperti halnya pada siklus I, data hasil respon siswa selama pembelajaran berlangsung dianalisis berdasarkan hasil jurnal harian siswa yang diberikan setiap akhir pembelajaran. Jurnal harian siswa diberikan pD pertemuan ke 6 dan 9. Hasil rata-rata presentase respon siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.10. Berdasarkan Tabel 4.10, Sebagian besar siswa sudah bisa memahami materi yang diajarkan, terlihat dari jawaban siswa pada pertanyaan pertama rata-rata siswa menjawab sesuai konsep yang mereka pelajari, yaitu sebesar 47,69%. Beberapa siswa mendefinisikan materi sesuai apa yang mereka
83
pahami, yaitu sebesar 41,54% dan 10,77% siswa tidak memahami materi yang diajarkan. Tabel 4.10 Rata-Rata Presentase Respon Siswa Siklus II No
1
Kategori 1
Kategori 2
se
Menyenangi
Tidak
Memberikan
materi melalui
pembelajaran
memiliki
saran yang
konsep yang
yang diberikan
kendala dalam
positif
47,69% Memahami
2
Katgeori 4
Memahami
diajarkan Presenta
Kategori 3
belajar 60,00% Biasa saja
24,61% Diganggu oleh
materi
teman ketika
berdasarkan
belajar
se
3
41,54%
32,30%
40,00%
se
31,54%
12,30%
Tidak
Tidak
Kesulitan
Memberikan
memahami
menyenangi
dalam belajar
saran yang
konsep materi
pembelajaran
10,77%
7,70%
negatif
35,39%
45,76%
Biasa saja
yang diberikan Presenta
rata
50,77%
definisi Presenta
Rata-
22,70%
36,93%
Pada kategori 2 sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran dengan pendekatan SAVI, yaitu sebesar 60,00%. Beberapa siswa tidak menyenangi pembelajaran yang diberikan, yaitu sebesar 7,70% dan sebanyak 32,30% siswa biasa saja. Siswa sudah mulai nyaman belajar berkelompok, mereka juga menyukai pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Berdasarkan kategori 3 masih banyak siswa yang mengalami kendala ketika belajar, yaitu sebesar 40,00% siswa diganggu temannya, 35,39% siswa
84
kesulitan dalam belajar. Namun demikian siswa yang tidak memiliki kendala dalam belajar mengalami peningkatan, yaitu menjadi 24,61% pada siklus II. Kendala-kendala yang dijumpai siswa pada siklus I dapat dikurangi, walaupun masih ada beberapa siswa yang mengganggu temannya ketika belajar dan mengalami kesulitan dalam belajar. Pada kategori 4 sebesar 50,77% siswa memberikan saran yang positif, siswa menyukai belajar berkelompok dan ingin selalu belajar berkelompok. Sebesar 12,30% siswa tidak memberikan saran, dan sebesar 36,93% memberikan saran yang negatif dikarenakan mereka tidak menyukai kelompok yang dibagikan peneliti, dan mereka masih kesulitan dalam memahami materi. Secara umum siswa menanggapi dengan positif proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan menyukai pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada siklus II sehingga dapat diterima dengan baik oleh siswa. Den gan demikian secara garis besar respon positif siswa mengalami peningkatan dengan diterapkan pendekatan SAVI.
4) Tes Hasil Belajar Data hasil belajar siswa didapatkan saat ujian akhir siklus II dengan soal tes yang sama dengan siklus I yaitu terdiri 4 butir soal. Indikator soal disesuaikan dengan materi pembelajaran pada siklus II yaitu unsur-unsur prisma dan limas, jaring-jaring prisma dan limas, luas permukaan prisma dan limas, dan volume prisma dan limas. Data hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.11. Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,45. Hal itu berarti hasil belajar siswa pada siklus II ini telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu nilai hasil belajar mencapai KKM
. Hanya ada 7 siswa yang nilainya tidak mencapai
85
KKM sedangkan 26 siswa memperoleh nilai mencapai KKM. Artinya sebanyak 79% nilai siswa telah mencapai KKM. Hal itu berarti siswa sudah memahami dan mengerti tentang materi pembelajaran matematika. Secara garis besar nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkan pendekatan SAVI. Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Siklus II No. 1 2 3 4 5 6
Interval Frekuensi
47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100 Jumlah Rata-rata
2 4 11 7 6 3 33
Frekuensi Kumulatif 6,06 12,12 33,33 21,21 18,18 9,09 100 74,45
d. Tahap Refleksi Berdasarkan uraian data hasil pelaksanakan tindakan siklus II diatas, dapat kita lihat bahwa penelitian pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti. Hasil angket disposisi matematik siswa pada siklus II menunjukkan rata-rata skor sebesar 73,45%. Rata-rata skor disposisi matematik siswa pada indikator rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan, dan mengkomunikasikan gagasan sebesar 71,86%, pada indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik skor siswa sebesar 72,87%, indikator gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika sebesar 73,59%, indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda sebesar 76,36%, dan indikator melakukan
86
refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan memiliki skor sebesar 72,72%. Pada siklus II ini, siswa mempunyai skor tertinggi
pada
indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda. Secara umum, disposisi matematik siswa mengalami peningkatan dikarenakan adanya perbaikan yang dilakukan peneliti berdasarkan refleksi siklus I. Aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata 70,05%. Siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan sangat antusias dalam pembelajaran. Secara umum, aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menjadi lebih baik. Begitu pula respon siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I dan mengalami peningkatan menjadi rata-ratanya sebesar 45,76%. Pada umumnya siswa sudah merespon dengan baik terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI yang diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dan dalam hasil belajar siswa pada siklus II pun menjadi lebih baik dengan nilai rata-rata 74,45 dan secara garis besar nilai siswa yang mencapai KKM dengan 26 siswa dan 7 siswa yang nilainya tidak mencapai KKM. Karena indikator keberhasilan penelitian telah tercapai, maka penelitian tindakan dihentikan. B. Interpretasi Hasil Analisis Setelah data hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dikumpulkan, diamati dan dianalisis untuk mengetahui perkembangan penelitian, maka tahap selanjutnya adalah interpretasi data. Peneliti menganalisis disposisi matematik siswa yang didukung dengan data angket disposisi matematik, aktivitas siswa, respon siswa, dan hasil belajar siswa dengan dibantu oleh soal tes setiap akhir siklus. 1. Disposisi Matematik Siswa
87
Setelah dilakukan pembelajaran matematika di kelas VIII A dengan pendekatan SAVI pada siklus I dan siklus II, diperoleh data rata-rata skor disposisi matematik siswa sebagai mana terdapat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Perbandingan Rata-rata Skor Diposisi Matematika Siklus I dan Siklus II Siklus
Rata-rata
Peningkatan
Skor
Persen
I
104,30
63,21%
II
121,36
73,55%
Skor
Persen
17,06
10,34%
Keterangan: Skor maksimum angket disposisi matematik adalah 165. Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa rata-rata skor hasil angket disposisi matematik siswa menunjukkan peningkatan 10, 17% dari siklus I. Hal ini terlihat bahwa usaha perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan rata-rata skor disposisi matematik siswa. Pada indikator-indikator disposisi matematik siswa juga mengalami peningkatan. Perbandingan indikator-indikator disposisi matematika pada siklus I dan II disajikan dalam Tabel 4.13 berikut. Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pada siklus II indikatorindikator disposisi matematik siswa mengalami peningkatan. Indikator Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan meningkat sebesar 10,06%. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada siklus II, dalam tahap pembelajaran awal peneliti memberikan motivasi dan sugesti yang positif untuk memulai pelajaran dengan lebih percaya diri dan yakin pasti bisa dengan kemampuannya sehingga membuat siswa lebih berani untuk berbicara di depan kelas.
88
Tabel 4.13 Perbandingan Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus I dan siklus II No
Indikator
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
1
Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan
61,80%
71,86%
10,06%
2
Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik
60,50%
72,87%
12,37%
3
Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik
66,40%
73,59%
7,19%
4
Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda
66,70%
76,36%
9,66%
5
Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan
61,20%
72,72%
11,52%
63,32%
73,48%
10,16%
Rata-rata
Indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik memilki peningkatan yang paling besar, yaitu sebesar 12,37%. Dalam pembelajaran siklus II, siswa tampak lebih antusias dan bersemangat dari siklus I. Hal ini dikarenakan selain penyajian LKS yang menarik, juga adanya alat peraga disetiap diskusi kelompok. Ketika belajar kelompok siswa banyak bertanya dan siswa diminta menemukan rumus-rumus dengan cara mereka sendiri. Siswa juga sudah terbiasa mengerjakan tugasnya di papan tulis dan mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas.
89
Indikator gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik ini mengalami peningkatan sebesar 7,19%. Siswa sangat bersemangat mengerjakan LKS dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan peneliti. Siswa sudah sering bertanya kepada peneliti dan mencari bantuan temannya jika ada hal yang tidak dimengerti. Jika jawaban yang dikerjakan tidak tepat, siswa langsung melengkapi jawaban tersebut dengan benar. Sebagian besar siswa bersungguhsungguh untuk memahami materi pelajaran dengan baik. Indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan
meghargai pendapat yang berbeda
memiliki nilai rata-rata disposisi matematik yang paling tinggi dengan peningkatan sebesar 9,66%. Sebagian besar siswa menyukai belajar kelompok, mereka saling bekerja sama, dan saling menghargai perbedaan pendapat temannya. Siswa juga saling mengajarkan temannya yang belum mengerti dan melengkapi apa yang belum diketahuinya. Pada Indikator melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan mengalami peningkatan sebesar 11,52%. Sebagian besar siswa mengerjakan soal yang sulit untuk mengukur sampai mana kemampuan mereka dan mengevaluasi hasil kerja mereka dengan bertanya kepada peneliti. Perbandingan persentase indikator disposisi matematik siswa siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,16 terutama pada aspek rajin dan tekun yang mengalami peningkatan relatif cukup besar. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan disposisi matematik siswa. 2. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil analisis lembar observasi siswa setiap pertemuan diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan SAVImengalami peningkatan dari pada siklus I. Data hasil lembar
90
observasi siswa yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II No.
Aspek yang diamati
Siklus I
Siklus II
1.
Memperhatikan penjelasan guru
53,4%
84,31%
2.
Mengajukan pertanyaan
37,28%
82,82%
72,77%
73,12%
39,30%
66,39%
3. 4.
Berdiskusi dan bekerjasama dengan teman Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
5.
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
69,65%
80,57%
6.
Menyimpulkan materi yang dipelajari secara lisan
72,9%
75,42%
57,42
74,83%
Rata-rata
Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan pada Tabel 4.14, diperoleh data bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Tabel 4.14 menunjukkan bahwa seluruh aktivitas yang diamati meningkat pada siklus II, namun begitu peningkatannya berbeda dari tiap aktivitas. Aktivitas yang paling tinggi adalah aktivitas memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dan antusias dalam pembelajaran, siswa begitu fokus dengan apa yang dibicarakan peneliti dalam pembelajaran dan sangat antusias dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran.
91
Dengan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II, persentase keaktifan yang masih kurang pada siklus I telah mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa belum terbiasa untuk berbicara di depan kelas seperti menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti atau menyimpulkan materi yang dipelajari, tetapi pada siklus II ini, siswa sudah mulai terbiasa untuk berbicara di depan kelas mengemukakan pendapatnya dan mulai berani untuk menjawab soal matematika.
3. Respon Siswa Berdasarkan hasil analisis jurnal harian siswa pada siklus I dan II diperoleh informasi bahwa respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa senang dan menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI. Pembelajaran
dengan
ditumbuhkan
motivasi
terlebih
dahulu
sehingga
memunculkan rasa semangat menjadikan siswa sangat antusias dalam belajar matematika dan tidak ada rasa takut dalam belajar matematika. Data hasil respon siswa yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.15. Berdasarkan Tabel 4.15, terjadi peningkatan pada seluruh kategori No 1. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah bisa memahami materi pelajaran sesuai konsep yang diajarkan, siswapun menyukai pembelajaran dengan pendekatan SAVI, dan kendala yang dijumpai siswa berkurang pada siklus II, serta dari saran yang diberikan siswa terlihat mereka menyukai pembelajaran yang diberikan. Suasana kelas yang ceria membuat siswa santai dan relaks dalam belajar sehingga siswa dengan mudah menangkap dan memahami materi pelajaran. Dalam aktivitas diskusi bersama temannya dan alat peraga yang diberikan membuat siswa merasa nyaman dan senang karena siswa bisa lebih memahami langkah-langkah yang harus dikerjakan dan bisa bertukar pikiran pendapat dengan temannya. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
92
menyukai pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI dan respon siswa terhadap pembelajaran SAVI adalah respon positif. Tabel 4.15 Presentase Respon Siswa Siklus I dan siklus II No
Siklus I
Rata-
Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
Kategori 4
rata
1
39,03%
50,00%
1,56%
35,94%
31,64%
2
26,57%
32,81%
67,18%
15,62%
35,54%
3
34,40%
17,19%
31,26%
48,44%
32,82%
No
Siklus II
Ratarata
Kategori 1
Kategori 2
Katgeori 3
Katgeori 4
1
47,69%
60,00%
24,61%
50,77%
45,76%
2
41,54%
32,30%
40,00%
12,30%
31,54%
3
10,77%
7,70%
35,39%
36,93%
22,70%
4. Hasil Belajar Siswa Setelah dilakukan ujian siklus I dan siklus II, diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai berikut : Tabel 4.16 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Nilai Siklus
Rata-rata
Persentase mencapai KKM
I
68,95
45,45%
II
74,45
78,78%
Peningkatan Rata-rata
Persentase mencapai KKM
3,5
33,33%
Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan 3,5% dari siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan
93
perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Pada siklus I ini siswa yang memperoleh nilai tidak mencapai KKM terdapat 18 siswa (54,54%) dan hanya 15 siswa (45,45%) yang memperoleh nilai yang mencapai KKM. Sedangkan pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai tidak mencapai KKM hanya 7 siswa (21,21%) dan 26 siswa (78,78%) telah memperoleh nilai yang mencapai KKM. Pada siklus II ini siswa sebagian besar dapat memahami materi yang dipelajari dan terbiasa dalam soal-soal yang dipelajari sehingga siswa mendapatkan nilai yang baik. C. Pembahasan Temuan Penelitian Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian akan dibahas mengenai hasil temuan penelitian. Pembahasan ini berdasarkan angket skala disposisi matematik siswa, pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa, respon siswa dengan menggunakan jurnal harian, dan tes hasil belajar. Pembelajaran dengan pendekatan SAVI mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran. Berbantuan alat peraga yang disediakan siswa belajar dengan bergerak dan menyentuh (somatik), belajar dengan melihat dan mengamati (visual), belajar dengan berdiskusi (auditori), serta belajar menyimpulkan sesuatu dan menjawab soal yang diberikan (intelektual). Selama proses pembelajaran peneliti melihat siswa cukup antusias dan merasa senang mengikuti pembelajaran matematika karena mereka mendapatkan suasana yang baru dan menyenangkan. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sering bertanya jika tidak mengerti, antusias dalam mengerjakan latihan soal dan berlomba-lomba dengan temannya untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal yang diberikan peneliti. Siswa menjadi terbiasa untuk mendapatkan rumus sendiri tanpa harus diberikan peneliti dan mereka menjadi lebih apresiasi dan antusias dalam belajar matematika. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket disposisi matematik siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata skor angket dalam kategori tinggi. Hal itu terlihat dari indikator-indikator disposisi matematik siswa juga meningkat setelah
94
diterapkan pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Awalnya pada siklus I siswa masih belum terbiasa dengan diskusi kelompok dan mencari rumus sendiri. Siswa masih belum maksimal untuk memahami materi yang dipelajari dilihat dari siswa ada yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan soal dalam LKS. Pada saat siklus II sebagian besar siswa sudah mulai terbiasa menemukan rumus sendiri dengan dibantu oleh LKS dan sumber lain seperti buku paket dan internet. Indikator kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan dikarenakan pada aspek auditori siswa dituntut untuk terbiasa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, sehingga siswa pun berani dalam mengkomunikasikan gagasan di depan teman-temannya, dan berani untuk mengerjakan soal di depan kelas, serta tidak ragu untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti selama proses pembelajaran. Indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematika juga meningkat. Pada unsur visual dalam pembelajaran SAVI, siswa belajar dengan melihat dan mengamati langsung alat peraga yang diberikan di awal pembelajaran dan saat diskusi kelompok, sehingga rasa ingin tahu siswa meningkat. Minat siswa dalam belajar matematika pun meningkat, terlihat siswa tidak bermalasmalasan lagi untuk masuk kelas dan bersemangat dalam belajar matematika. Daya temu siswa meningkat dikarenakan pada saat belajar kelompok siswa menemukan sendiri rumus-rumus bangun ruang dengan berbantuan LKS dan alat peraga. Indikator gigih, tekun dalam mengerjakan matematika juga menunjukan peningkatan pada kategori baik. Secara umum siswa tampak lebih sungguh-sungguh dalam memahami materi dan mengerjakan soal pada LKS. Siswa selalu menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti. Hal ini disebabkan pada unsur somatik siswa dituntut untuk belajar dengan bergerak dalam menemukan rumus matematika dan juga siswa dituntut untuk belajar melaui apa yang mereka lihat (visual) untuk diamati, serta membuat kesimpulan dari hasi pengamatan mereka (intelektual). Pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematika, berusaha mencari startegi lain, kerja sama dan menghargai pendapat yang berbeda terjadi
95
peningkatan. Hal ini dikarenkan dalam pembelajaran dengan pendekatan SAVI pada aspek auditori dioptimalkan melalui belajar kelompok. Siswa dibagi perkelompok untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan dan bekerja sama dalam memahami materi pelajaran. Indikator melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan juga mengalami peningkatan. Aspek intelektual dalam pendekatan SAVI mempengaruhi indikator ini dikarenakan hasil diskusi kelompok ditulis dalam LKS dan dipresentasikan di depan kelas kemudian diberi tanggapan oleh siswa lain dan peneliti, sehingga membuat siswa bisa mengevaluasi hasil kerja mereka dan mengukur kemampuan mereka. Aktivitas
siswa
dengan
menggunakan
pendekatan
SAVI
mengalami
peningkatan. Aktivitas siswa pada proses pembelajaran di siklus I, sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga antusias dengan pelajaran matematika dilihat dari siswa mulai terbiasa menggunakan LKS dalam pembelajaran meskipun merasa sulit untuk mengerjakannya dan berdiskusi dengan teman, mempresentasikan kerja kelompok, mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak mengerti dan berani memberikan saran. Dalam hal menjawab pertanyaan dan menyimpulkan materi secara lisan, siswa masih belum terbiasa dan cenderung belum berani berbicara di depan kelas. Pada siklus II aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan, siswa sudah terbiasa menggunakan LKS dan mulai berani berbicara di depan kelas dalam menjawab pertanyaan, presentasi hasil diskusi, dan menyimpulkan materi. Respon
siswa dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan SAVI mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Hal ini terlihat dari pendapat sebagian siswa melalui jurnal harian. Sebagian besar siswa merespon positif dan mendukung terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI, karena dalam pembelajaran matematika ini mengalami suasana belajar yang menyenangkan dan
96
asik sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi pelajaran dengan baik yang berbeda dan membuat siswa bersemangat dalam belajar. Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan. Awalnya pada saat akhir siklus I hanya terdapat 15 siswa mendapatkan nilai tes hasil belajar mencapai KKM dan hampir setengahnya siswa mendapatkan nilai yang rendah, tetapi setelah akhir siklus II sebagian besar siswa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibanding akhir siklus I. Nilai setiap siswa mengalami peningkatan dan pada umumnya nilai siswa melampaui KKM sekolah bahkan terdapat beberapa siswa yang mendapatkan niai 100. Dari hasil pengamatan, sebagian besar siswa memahami materi yang dipelajari dan terbiasa dalam soal-soal yang dipelajari sehingga siswa mendapatkan nilai yang baik. Dari beberapa uraian diatas, terlihat bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan disposisi matematik siswa. Hal ini terlihat pada siklus II, aktivitas siswa dan respon siswa meningkat maka disposisi matematik yang dimiliki siswa juga meningkat. Kecenderungan siswa untuk belajar matematika menjadi baik menyebabkan nilai hasil belajar siswa pun menjadi meningkat begitu pula sebaliknya. Siswa yang memiliki disposisi matematik yang baik maka aktivitas belajar dan respon siswa dalam pembelajaran juga baik dan hasil belajar siswa menjadi baik pula.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Penerapan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dalam
pembelajaran
matematika
dapat
meningkatkan
disposisi
matematik siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata disposisi matematik pada siklus I sebesar 63,28% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 73,45%. Jumlah peningkatan rata-rata disposisi matematik relatif cukup baik yaitu 10,17%. Rata-rata skor disposisi matematik siswa tergolong tinggi. Setiap indikator disposisi matematik siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II . 2.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan SAVI mengalami peningkatan yang relatif cukup baik. Hal ini diperkuat dari rata-rata persentase pada siklus I sebesar 57,42% meningkat menjadi 74,83% pada siklus II. Jumlah peningkatan rata-rata aktivitas siswa relatif cukup baik yaitu sebesar 17,41%. Pada siklus I, siswa belum terbiasa untuk berbicara di depan kelas seperti mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, tetapi pada siklus II ini, siswa
sudah
mulai
terbiasa
untuk
berbicara
di
depan
kelas
mengemukakan pendapatnya. 3.
Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan SAVI adalah respon positif. Awalnya pada siklus I respon positif siswa masih rendah, tetapi pada siklus II respon positif siswa menjadi meningkat. Hal ini diperkuat dengan rata-rata persentase respon positif siswa terhadap pembelajaran pada siklus I sebesar 62,16% menjadi 79,96% pada siklus II. Pada jurnal harian, siswa mengemukakan bahwa pembelajaran yang diterapkan membuat siswa mengalami suasana
97
98
belajar yang menyenangkan sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi pelajaran dengan mudah. 4.
Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI mengalami peningkatan yang relatif baik dan sangat signifikan. Hal ini diperkuat dari nilai rata-rata dari siklus I sebesar 68,95 menjadi 74,45 pada siklus II. Selain itu peningkatan nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada siklus II juga meningkat dari siklus I. Pada siklus I nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM sebesar 45,45% menjadi 78,78% pada siklus II.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Bagi sekolah diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi guru matematika dengan pendekatan SAVI dalam pembelajaran sehingga dapat dikembangkan di lingkungan sekolah.
2.
Bagi para guru disarankan mencoba menerapkan pendekatan SAVI sebagai alternatif dalam proses pembelajaran khususnya dalam meningkatkan aktivitas, disposisi matematik dan hasil belajar siswa.
3.
Bagi para guru jika selama diskusi kelompok terdapat beberapa siswa yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan tugas kelompok, maka disarankan agar pembagian tugas dibagi secara merata kepada setiap anggota kelompok untuk memaksimalkan diskusi kelompok.
4.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan pendekatan SAVI untuk meningkatkan kemampuan matematik siswa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiul. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010. Arikunto, Suharsimi dkk., Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet ke-11, 2012. Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP, 2006. DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013. DePorter, Bobbi dkk., Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010. Elfanany, Burhan. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska, 2013. Kilpatrick, Jeremy. et al., Adding It Up:Helping Children Learn Mathematics. Washington DC: National Academy, 2001. Mahmudi, Ali. Makalah Seminar Nasional: Tinjauan Asosiasi Antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Disposisi Matematik. Yogyakarta: FMIPA UNY, 2010. Meier, Dave. The Accelerated Learning Handbook: Paduan Kreatif & Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Mizan Media Utama, 2003. Mullis, V.S. Ina dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics. Amsterdam: International Association for the Achievement (IEA), 2012. NCTM, Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. VA: The NCTM, 1989. Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2012. Permana, Yanto. “Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Diposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik”. Disertasi pada Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2010, tidak dipublikasikan.
xiii
xiv
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik: Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Rose, Collin dan Nichols, J. Malcolm. Accelerated Learning for the 21st Century: Cara Belajar Cepat Abad XXI. Jakarta: Nuansa, Cet ke-7, 2012. Ruseffendi. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: PT. Tarsito Bandung, 2010. Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA, 2001. Sumarmo, Utari. Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya. Bandung: UPI, 2013. Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY. Pedoman Penilaian Afektif. Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2003-2004. Uno, B. Hamzah dan Mohamad, Nurdin. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Widyasari, Nurbiati. “Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking”. Tesis pada Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013, tidak dipublikasikan.
99
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 1 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Tahun Ajaran Alokasi Waktu
: : : : :
MTs Al Barkah VIII (delapan) / Genap Matematika 2013 / 2014 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi 5.
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya. D. Indikator 1. Mengidentifikasi unsur-unsur kubus. 2. Memahami sifat-sifat kubus. 3. Menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. 4. Mengidentifikasi unsur-unsur balok. 5. Memahami sifat-sifat balok. 6. Menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal balok E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. 2. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat kubus. 3. Siswa dapat menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan luas bidang diagonal kubus.
100
4. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal balok. 5. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat balok. 6. Siswa dapat menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan luas bidang diagonal kubus F. Materi Pembelajaran 1. Kubus
Unsur-unsur kubus a. Sisi Kubus adalah bidang persegi yang membatasi bangun ruang kubus. Kubus terdiri dari 6 sisi / bidang yang kongruen, yaitu: bidang ABCD, EFGH, ABFE, CDHG, BCGF, dan ADHE. b. Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan. Kubus memiliki 8 titik sudut, yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H. c. Rusuk kubus adalah ruas garus yang merupakan perpotongan dua bidang sisi pada sebuah kubus. Kubus memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH. d. Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap sisi kubus.
101
Diagonal bidang kubus ABCDEFGH adalah: AC, BD, FH, GE, BE, AF, DG, CH, BG, CF, AH, DE. e. Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu ruang kubus.
Diagonal ruang kubus ABCDEFGH adalah: BH, CE, AG, DF. f. Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang pada kubus.
Bidang diagonal kubus ABCDEFGH adalah: BDHF, ACGF, ABGH, CDEF, ADGF, BCHE. 2.Balok
Unsur-unsur balok a. Sisi Balok. (1) Sisi datar terdiri atas sisi alas ABCD dan sisi atas AFGH (2) Sisi tegak terdiri sisi depan ABFE, belakang DCGH, kiri ADHE dan kanan BCGF
102
b. Titik sudut balok adalah titik pertemuan dari tiga rusuk balok yang berdekatan. Titik sudut pada balok semuanya ada 8 buah, yatu A, B, C, D, E, F, G, H. c. Rusuk Balok (1) Rusuk terpanjang disebut panjang balok yang terdiri dari rusuk AB, CD, EF, HG. (2) Rusuk tegak disebut tinggi balok, yang terdiri dari rusuk AE, BF, CG, DH. (3) Rusuk Miring disebut lebar balok, ynag terdiri dari rusuk AD, BC, EH, FG. d. Diagonal sisi (diagonal bidang) adalah diagonal yang terdapat pada sisi nalok. Balok mempunyai 12 diagoanl sisi yaitu AF, BE, CH, DG, AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, CF. e. Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik sudut tidak sebidang yang saling berhadapan. Balok mempunyai 4 diagonal ruang, yaitu AG, BH, CE, DF. f. Bidang diagonal merupakan bidang di dalam balok yang dubuat melalui dua rusuk yang saling sejajar tetapi tidak terletak pada satu sisi. Balok mempunyai 6 diagonal bidang, yaitu ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, AEGC, BDHF.. G. Strategi Pembelajaran 1.
Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
2.
Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan
103
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan ice breaking “kisah-kisah angka” untuk mengenal sebagian peserta didik. 3. Guru dan siswa mereview materi prasyarat, yaitu menentukan luas bangun datar persegi dan menentukan panjang sisi sebuah segtiga siku-siku
dengan bantuan media proyektor dan
menggunakan metode tanya jawab 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa 55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali informasi lebih mendalam tentang kubus dan balok. (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual) 5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak untuk menjawab. (intelektual) 7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
104
10’
Penutup 1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat. White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor. 2. Sumber. a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008. b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. d. Lembar Kerja Siswa (terlampir) J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis. 2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
105
1) Ani memiliki kawat sepanjang 180 cm, Berapa banyakah kubus yang bisa Ani buat dengan kawat tersebut? Tentukan panjang rusuk kubus-kubus yang Ani buat. 2) Diketahui panjang rusuk suatu kubus ABCD.EFGH adalah 12 cm, tentukan: a. Panjang diagonal sisi dan diagonal ruang kubus tersebut. b. Luas sisi dan bidang diagonal kubus tersebut. 3) Gambarlah balok PQRS.TUVW dan tentukan: a. Rusuk, titik sudut, dan sisi. b. Panjang diagonal sisi dan diagonal ruang jika diketahui panjang balok tersebut 22 cm dan lebar 12 cm.
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) – 2 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Tahun Ajaran Alokasi Waktu
: : : : :
MTs Al Barkah VIII (delapan) / Genap Matematika 2013 / 2014 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator 1. Mengetahui pengertian jaring-jaring. 2. Menemukan jaring-jaring kubus. 3. Menemukan jaring-jaring balok. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring. 2. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus. 3.Siswa dapat membuat jaring-jaring balok. F. Materi Pembelajaran 1. Jaring-jaring kubus
107
2. Jaring-jaring balok
G. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) 2. Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran. 2. Guru mereview materi sebelumnya melalui kegiatan permainan tebak-tebakan, yaitu dengan meminta seorang siswa mengamati sebuah bangun ruang dan setelah itu harus menjawab (yes/no) pernyataan dari siswa lain tentang bangun ruang tersebut. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru menjelaskan pengertian jaring-jaring 5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dengan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
108
55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan replika kubus dan balok yang terbuat dari kertas karton dan meminta setiap kelompok untuk memotong sisi-sisi bangun ruang tersebut pada rusuknya sehingga membentuk jaring-jaring. (somatik, visual) 2. Siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok menggunakan kertas karton sebanyak-banyaknya (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kegiatan mereka dan menghitung banyaknya jaring-jaring yang telah mereka buat. 5. Guru memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok yang membuat jaring-jaring kubus dan balok terbanyak. 6. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 7. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak untuk menjawab. (intelektual) 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
10’
Penutup 1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya
109
yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat. White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyekto, kertas karton, gunting. 2. Sumber. a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008. b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis. 2. Bentuk Instrumen : Tes uraian 1) Perhatikan jaring-jaring kubus di bawah ini. Jika no 3 sebagai alas kubus, nomor berapakah yang merupakan tutup kubus?
110
2) Diketehui kubus KLMN.OPQR. Lengkapilah titik-titik pada jaring-jaring dibawah ini.
3) Perhatikan jaring-jaring balok berikut ini.
Jika no 2 pada jaring-jaring balok sebagai alasnya, nomor berapakah yang menjadi tutup balok.
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 3 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Tahun Ajaran Alokasi Waktu B. Standar Kompetensi
: : : : :
MTs Al Barkah VIII (delapan) / Genap Matematika 2013 / 2014 2 x 40 menit
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. D. Indikator 1. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. 2. Menghitung luas permukaan kubus dan balok. 3. Menerapkan rumus luas permukaan kubus untuk menentukan rusuknya. 4. Menerapkan rumus luas permukaan balok untuk menentukan panjang, tinggi, atau lebarnya. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok. 3. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan kubus untuk menghitung rusuknya 4. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan balok untuk menghitung panjang, tinggi, atau lebarnya
112
F. Materi Pembelajaran 1. Luas Permukaan Kubus
Kubus merupakan bangun ruang yang memiliki 6 buah sisi yang setiap rusuknya sama panjang. Luas permukaan kubus adalah jumlah luas sisi dari kubus tersebut. Sehingga Luas Permukaan kubus = 6 X luas persegi = 6 X (s X s) = 6s2. 2. Luas Permukaan Balok Balok mempunyai 6 permukaan, yang tiap pasang memiliki luas yang sama.
Luas permukaan balok = luas sisi depan + luas sisi belakang + luas sisi samping kanan + luas sisi samping kiri + luas sisi alas + luas sisi atas Luas permukaan balok = =
113
= = G. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) 2. Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat siswa. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali informasi lebih mendalam tentang luas permukaan kubus dan balok. (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain
114
memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual) 5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak untuk menjawab. (intelektual) 7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 10’
Penutup 1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat. White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor, jaring-jaring kubus dan balok 2. Sumber. a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008. b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
115
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. d. Lembar Kerja Siswa (terlampir) J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis. 2. Bentuk Instrumen : Tes uraian 1) Jika diketahui panjang diagonal ruang sebuah kubus adalah 15 cm, Tentukan luas permukaan kubus tersebut. 2) Ella akan membungkus hadiah ulang tahun berbentuk kubus untuk adiknya. Jika tinggi kotak hadiah yang berbentuk kubus tersebut adalah 20 cm. Berapakah luas kertas kado minimal yang Ella butuhkan? 3) Luas sebuah permukaan balok adalah 22 cm2. Jika ukuran panjang kubus tersebut adalah 3 cm dan lebarnya 2 cm, hitunglah tinggi balok tersebut. 4) Tentukan panjang rusuk suatu kubus yang memiliki luas permukaan 384 cm3. 5) Tomi akan memberikan hadiah berupa buku untuk ibunya. Sebelum memberikan kado tersebut kepada ibunya, Tomi membungkus buku dengan kotak yang berukuran sama dengan buku tersebut, kemudian melapisi kotak dengan kertas kado. Jika ukuran buku adalah 37 cm x 30 cm dengan tebal buku adalah 7 cm, berapa luas kertas kado yang Tomi perlukan?
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 4 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Tahun Ajaran Alokasi Waktu
: : : : :
MTs Al Barkah VIII (delapan) / Genap Matematika 2013 / 2014 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. D. Indikator 1. Menemukan rumus volume kubus dan balok. 2. Menghitung volume kubus dan balok. 3. Menerapkan rumus volume kubus untuk menghitung panjang rusuknya. 4. Menerapkan rumus volume balok untuk menghitung panjang, lebar, atau tinggi balok. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok. 2. Siswa dapat menghitung volume kubus dan balok. 3. Siswa dapat menerapkan rumus volume kubus untuk menghitung panjang rusuknya. 4. Siswa dapat menerapkan rumus volume balok untuk menghitung panjang, lebar, atau tinggi balok.
117
F. Materi Pembelajaran 1. Volume Kubus Tumpukan kubus-kubus satuan di atas membentuk suatu kubus. Alas kubus di atas terdiri atas 4 x 4 = 16 kubus satuan. Sedangkan tinggi kubus di atas adalah 4 kubus satuan. Sehingga kubus di atas terdiri dari 4 x 16 = 64 kubus atuan. Jadi volume kubus di atas adalah 4 x 4 x 4 = 64 kubus satuan. Jadi volume balok dapat dicari dengan cara menghitung: Volume kubus = 4 x 4 x 4 = 64 kubus satuan. Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk Apabalia panjang rusuk-rusuk kubus dinyatakan dengan s, maka volumenya : V = s x s x s = s3 2. Volume balok
Tumpukan kubus-kubus satuan di atas membentuk suatu balok. Alas balok di atas terdiri atas 6 x 4 = 24 kubus satuan. Sedangkan tinggi balok di atas adalah 4 kubus satuan. Sehingga balok di atas terdiri dari 4 x 24 = 96 kubus atuan. Jadi volume balok di atas adalah 6 x 4 x 4 = 96 kubus satuan. Jadi volume balok dapat dicari dengan cara menghitung: Volume kubus = panjang x lebar x tinggi Apabalia panjang, lebar dan tinggi dinyatakan dengan p, l dan t, maka volumenya : V = p x l x t G. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) 2. Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
118
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat siswa. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali informasi lebih mendalam tentang volume kubus dan balok. (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual) 5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak untuk menjawab. (intelektual)
119
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 10’
Penutup 1. Siswa dan guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor. 2. Sumber a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008. b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. d. Lembar Kerja Siswa (terlampir) J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis. 2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
120
1) Ayah ingin membuat bak mandi yang dapat menampung sebanyak 512 liter air. Jika bak mandi tersebut berbentuk kubus, tentukan tinggi bak mandi yang harus dibuat (dalam cm). 2) Pabrik kapur tulis akan membuat kemasan baru berbentuk kubus. Permukaan kemasan baru tersebut adalah 486 cm2. Tentukan volume kemasan baru kapur tulis tersebut. 3) Bak mandi berbentuk balok dengan ukuran dalamnya 40 cm x 40 cm, dan tingginya 90 cm. jika bak air diisi air yang megalir dengan debit 3 liter/menit. Berapa lamakah bak tersebut akan penuh terisi air? 4) Andri memiliki akuarium berbentuk balok yang terisi penuh. kemudian isinya akan dikurangi hingga ketinggian air akuarium menjadi 25 cm. jika ukuaran akuarium seperti gambar di bawah, hitunglah volume air yang harus diambil? 40 cm 60 cm 90 cm
121
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 5 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: MTs Al Barkah
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Ajaran
: 2013 / 2014
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya. D. Indikator 1. Mengidentifikasi unsur-unsur prisma. 2. Menjelaskan sifat-sifat prisma. 3. Menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal prisma. 4. Mengidentifikasi unsur-unsur limas. 5. Menjelaskan sifat-sifat limas. 6. Menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal limas. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal prisma. 2. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat prisma.
122
3. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan luas bidang diagonal prisma. 4. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal limas. 5. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat limas. 6. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan luas bidang diagonal limas F. Materi Pembelajaran 1. Prisma Prisma merupakan bangun ruang yang mempunyai sepasang sisi sejajar dan diapit oleh sisi-sisi yang terbentuk dari garis-garis sejajar. Macam-macam prisma berdasarkan alasnya: a. Prisma segitiga b. Prisma segiempat c. Prisma segilima d. Prisma segi-n 2. Limas Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi-n dan beberapa segitiga yang alasnya berimpit dengan segi-n tersebut dan bertemu pada satu titik di luar bidang alas. Macam-macam limas berdasarkan alasnya: a. Limas segitiga b. Limas segiempat c. Limas segilima d. Limas segi-n G. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) 2. Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
123
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan ice breaking. 3. Guru meminta siswa menyebutkan contoh-contoh dari bangun ruang prisma dan limas. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali informasi lebih mendalam tentang unsur-unsur prisma dan limas. (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual) 5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
124
untuk menjawab. (intelektual) 7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 10’
Penutup 1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat. White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor. 2. Sumber. a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008. b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. d. Lembar Kerja Siswa (terlampir) J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
125
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian 1) Gambarlah limas segilima beraturan T.ABCDE. dari gambar yang telah kalian buat sebutkan: a. Rusuk-rusuk yang sama panjang. b. Sisi yang sama dan sebangun. c. Diagonal sisi alasnya. 2) Pampam mendapat tugas dari sekolahnya untuk membuat alat peraga berbentuk prisma segi enam. Jika mula-mula Pampam membuat sisisisinya terlebih dahulu, berapa banyak bangun datar yang harus Pampam buat? Berbentuk apa sajakah bangun datar itu? dan berapa banyak rusuk dan titik sudut prisma segilima yang dibuat?sebutkan!
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 6 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: MTs Al Barkah
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Ajaran
: 2013 / 2014
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator 1. Menjelaskan pengertian jaring-jaring. 2. Menemukan jaring-jaring prisma. 3. Menemukan jaring-jaring limas. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat memjelaskansi pengertian jaring-jaring. 2. Siswa dapat membuat jaring-jaring prisma. 3. Siswa dapat membuat jaring-jaring limas. F. Materi Pembelajaran 1. Jaring-jaring prisma
Jaring-jaring prisma segitiga
Jaring-jaring prisma segiempat
127
Jaring-jaring prisma segilima
Jaring-jaring prisma segienam
2. Jaring-jaring limas
G. Strategi Pembelajaran Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
128
2. Guru mereview materi sebelumnya melalui kegiatan permainan tebak-tebakan, yaitu dengan meminta seorang siswa mengamati sebuah bangun ruang dan setelah itu harus menjawab (yes/no) pertanyaan dari siswa lain tentang bangun ruang tersebut. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru menjelaskan pengertian jaring-jaring 5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dengan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa 55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan replika prisma dan limas yang terbuat dari kertas karton dan meminta setiap kelompok untuk memotong sisi-sisi bangun ruang tersebut pada rusuknya sehingga membentuk jaring-jaring. (somatik, visual) 2. Siswa membuat
jaring-jaring prisma dan
limas dengan
menggunakan kertas karton sebanyak-banyaknya (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kegiatan mereka dan menghitung banyaknya jaring-jaring yang telah mereka buat. 5. Guru memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok yang membuat jaring-jaring kubus dan balok terbanyak. 6. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 7. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
129
untuk menjawab. (intelektual) 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 10’
Penutup 1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat. White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyekto, kertas karton, gunting. 2. Sumber. a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008. b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis. 2. Bentuk Instrumen : Tes uraian.
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 7 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: MTs Al Barkah
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Ajaran
: 2013 / 2014
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. D. Indikator 1. Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas. 2. Menghitung luas permukaan prisma dan limas. 3. Menerapkan rumus luas permukaan prisma. 4. Menerapkan rumus luas permukaan.
E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas. 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan prisma dan limas. 3. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan prisma. 4. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan limas.
131
F. Materi Pembelajaran 1. Luas Permukaan Prisma
a.
2.
Luas Permukaan Limas
G. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual). 2. Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
132
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat siswa. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali informasi lebih mendalam tentang luas permukaan prisma dan limas. (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual) 5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak untuk menjawab. (intelektual)
133
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 10’
Penutup 1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat. White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor, jaring-jaring prisma dan limas.
2. Sumber. a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008. b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. d. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
134
J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis. 2. Bentuk Instrumen : Tes uraian 1) Perhatikan prisma segitiga siku-siku pada gambar dibawah ini! Tentukan: a. Luas alas 16 cm
b. Keliling alas c. Luas permukaan prisma
2) Dari gambar limas EABCD di bawah, tentukan:
12 cm
5 cm
a. Luas alas 4 cm
b. Luas sisi tegak c. Luas permukaan 10 cm
135
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 8 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: MTs Al Barkah
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Ajaran
: 2013 / 2014
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. D. Indikator 1. Menemukan rumus volume prisma dan limas. 2. Menghitung volume prisma dan limas. 3. Menerapkan rumus volume limas. 4. Menerapkan rumus volume prisma. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : 1. Siswa dapat menemukan rumus volume prisma dan limas. 2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas. 3. Siswa dapat menerapkan rumus volume prisma. 4. Siswa dapat menerapkan rumus volume limas. F. Materi Pembelajaran 1. Volume Prisma Untuk menentukan rumus umum volume sebuah prisma, marilah kita tinjau rumus volume prisma segitiga. Rumus volume prisma segitiga dapat diturunkan dari rumus volume balok. Perhatikanlah gambar berikut ini.
136
Jika balok ABCD.EFGH pada gambar di atas dibagi dua melalui bidang diagonal BDFH, maka akan diperoleh dua buah prisma segitiga, yaitu prisma ABD.EFH dan prisma BCD.FHG. Karena bidang diagonal balok membagi balok menjadi dua bagian sama besar, maka volume balok sama dengan dua kali volume prisma segitiga. Maka volume prisma segitiga dapat dirumuskan: Volume prisma segitiga = ½ × volume balok ABCD.EFGH = ½ × AB × BC × CG = ½ × luas bidang ABCD × CG = ½ × (luas ΔABC + luas ΔACD) × CG = ½ × (2 × luas ΔABC) × CG = luas ΔABC × CG = luas alas × tinggi prisma Untuk volume prisma segienam beraturan juga sama yaitu: luas alas x tinggi prisma. Maka untuk setiap prisma berlaku rumus: (Volume prisma = luas alas × tinggi prisma). 2. Volume Limas Untuk menentukan rumus volume limas, dapat dicari dengan bantuan sebuah kubus. Misal kubus ABCD.EFGH, Jika kita membuat semua diagonal ruangnya maka diagonal-diagonal tersebut akan berpotongan pada satu titik dan membagi kubus ABCD.EFGH menjadi enam limas segiempat yang kongruen. Karena luas enam limas segiempat sama dengan luas kubus, maka:
137
volume limas = 1/6 × volume kubus = 1/6 × s3 = 16 × s × s × s = 1/6 × (s × s) × 2 × ½ s = 1/6 × 2 × luas bidang ABCD × TO = 1/3 × luas alas × tinggi limas (Volume limas = 1/3 × luas alas × tinggi limas). G. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual. 2. Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu 15’
Pendahuluan 1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran. 2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat siswa. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen, dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’
Kegiatan inti 1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali informasi lebih mendalam tentang volume prisma dan limas. (somatik, auditori, visual, intelektual) 3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
138
kesulitan. 4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual) 5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual) 6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak untuk menjawab. (intelektual) 7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 10’
Penutup 1. Siswa dan guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki. 2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang. 3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat. White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor,. 2. Sumber. a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto, Kusrini. 2008.
139
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. d. Lembar Kerja Siswa (terlampir) J. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis. 2. Bentuk Instrumen : Tes uraian 1) Sebuah prisma tegak memiliki volume 432 cm3. Alas prisma tersebut berbentuk segitiga yang panjang sisi-sisinya 6 cm dan 8 cm. hitung tinggi prisma tersebut. 2) Limas segiempat beraturan dengan panjang rusuk alasnya 14 cm dan tinggi sisi tegaknya 25 cm. tentukan tinggi limas dan volume limas tersebut.
140
Lampiran 3 LEMBAR KEGIATAN SISWA 1.a
KUBUS DAN UNSUR - UNSURNYA Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
4. ……………………………..
2. ………………………….
5. ……………………………..
3. ………………………….
6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 1. Mistar atau penggaris 2. Model kubus dari karton 3. Kerangka kubus dari besi
4. Gunting atau cutter 5. Kertas HVS dan karton 6. Benang
C. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah 1 Gambarlah kerangka kubus yang telah disediakan, kemudian berilah nama di setiap titik sudutnya !
141
Pada gambar yang telah kamu buat, berapakah titik sudut kubus tersebut? Sebutkan!___________________________________________________ ___________________________________________________________
Langkah 2 Tutuplah kerangka kubus dengan kertas HVS yang telah disediakan untuk membatasi bagian dalam dan bagian luarnya! Berapa banyak kertas yang kalian butuhkan? ………………... Apakah setiap kertas yang kalian gunakan untuk menutupi kerangka kubus mempunyai besar yang sama? ……………… Setiap permukaan yang ditutupi oleh kertas tersebut dinamakan sisi. Nah, sekarang coba kamu sebutkan sisi-sisi yang terdapat pada kubus tersebut! …………………………………………………………………………… ……………...…………………………………………………………….
Langkah 3
Setiap sisi pada kubus di atas saling berpotongan. Garis-garis yang memotong sisi-sisi tersebut dinamakan rusuk. Sebutkan rusuk pada kubus kalian! apakah panjang semua rusuknya sama? Jelaskan! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
142
Langkah 4 Perhatikan kembali salah satu sisi kubus tersebut, hubungkan dua sudut yang berhadapan dengan benang sehingga membentuk garis lurus. Garis lurus yang menghubungkan dua sudut yang berhadapan pada sisi yang sama dinamakan diagonal bidang. Sebutkan diagonal bidangnya! Apakah panjang semua diagonal bidang sama? Jelaskan! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
Langkah 5 5
Hubungkan dua titik yang berhadapan dan tidak dalam satu sisi/bidang pada bangun ruang tersebut dengan menggunakan benang. Garis lurus (benang) yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dan tidak dalam satu bidang dinamakan diagonal ruang. Sebutkan diagonal ruangnya! Apakah semua diagonal ruang kubus memiiki panjang yang sama? Jelaskan! …………………………………………………………………………… …………….……………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
143
Langkah 6 Sisipkan kertas karton di antara dua diagonal sisi/bidang dan di antara dua buah rusuk yang berhadapan sehingga membagi kubus menjadi dua bagian yang sama besar. Daerah yang dibatasi dua diagonal bidang dan di antara dua buah rusuk yang berhadapan sehingga membagi kubus menjadi dua bagian yang sama besar disebut bidang diagonal. Sebutkan bidang diagonal kubus kalian ? Apakah semua bidang diagonal nya mempunyai luas yang sama?................................................................. …………………………………………………………………………… …………................................................................................................... …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… KESIMPULAN Setelah melakukan kegiatan di atas. Apa yang kamu ketahui tentang kubus? Kubus adalah ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Sifat-sifat kubus : (lihat kegiatan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6) ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………….
144
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1.b
Balok DAN UNSUR - UNSURNYA Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
4. ……………………………..
2. ………………………….
5. ……………………………..
3. ………………………….
6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 1. Mistar atau penggaris 4. Gunting atau cutter 2. Model kubus dari karton 5. Kertas HVS dan karton 3. Kerangka kubus dari besi 6. Benang C. Langkah Kegiatan KEGIATAN 1 Gambarlah kerangka balok yang telah disediakan, kemudian berilah nama di setiap titik sudutnya !
Pada gambar yang telah kamu buat, ada berapakah titik sudut balok tersebut? Sebutkan!___________________________________________________ ___________________________________________________________
145
KEGIATAN 2 Sediakan kertas HVS, lalu tutuplah kerangka balok dengan kertas HVS untuk membatasi bagian dalam dan bagian luarnya! Berapa banyak kertas yang kalian butuhkan? ………………............................................................. Apakah setiap kertas yang kalian gunakan untuk menutupi kerangka balok mempunyai luas yang sama? …………………………………………….. Setiap permukaan yang ditutupi oleh kertas tersebut dinamakan sisi. Nah, sekarang coba kamu sebutkan sisi-sisi yang terdapat pada balok tersebut! …………………………………………………………………………… ……………...…………………………………………………………….
KEGIATAN 3
Setiap sisi pada balok di atas saling berpotongan. Garis-garis yang memotong sisi-sisi tersebut dinamakan rusuk. Sebutkan rusuk pada balok kalian! apakah panjang semua rusuknya sama? Jelaskan! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… KEGIATAN4 Perhatikan kembali salah satu sisi balok tersebut, hubungkan dua sudut yang berhadapan dengan benang sehingga membentuk garis lurus. Garis lurus yang menghubungkan dua sudut yang berhadapan dalam satu bidang dinamakan diagonal bidang.
146
Pada kegiatan 4, Sebutkan diagonal bidang pada balok kalian! Apakah panjang semua diagonal bidang sama? Jelaskan! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… KEGIATAN 5 Hubungkan dua titik yang berhadapan dan tidak dalam satu sisi/bidang pada bangun ruang tersebut dengan menggunakan benang. Garis lurus (benang) yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dan tidak dalam satu bidang dinamakan diagonal ruang. Sebutkan diagonal ruang pada balok kalian! Apakah semua diagonal ruang balok memiiki panjang yang sama?Jelaskan! …………………………………………………………………………… …………….……………………………………………………………… …………………………………………………………………………….
KEGIATAN 6 Sisipkan kertas karton di antara dua diagonal sisi/bidang dan di antara dua buah rusuk yang berhadapan sehingga membagi balok menjadi dua bagian yang sama besar. Daerah yang dibatasi dua diagonal bidang dan di antara dua buah rusuk yang berhadapan sehingga membagi balok menjadi dua bagian yang sama besar disebut bidang diagonal. Sebutkan bidang diagonal balok kalian ? Apakah semua bidang diagonal nya mempunyai luas yang sama?................................................................ …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………..
147
KESIMPULAN Setelah melakukan kegiatan di atas. Apa yang kamu ketahui tentang balok? Balok adalah …………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………….. Sifat-sifat balok : (lihat kegiatan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6) ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
148
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Jaring-jaring kubus dan balok Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
4. ……………………………..
2. ………………………….
5. ……………………………..
3. ………………………….
6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 1. Mistar atau penggaris 4. Gunting atau cutter 2. Model kubus dari karton 5. Kertas Karton 3. Model balok dari karton C. Langkah Kegiatan
Sediakanlah model kubus dan balok dari karton, dan berikan nomor di setiap sisinya
Kemudian irislah rusuk-rusuk model kubus dan balok tersebut sesuai garis di atas lalu bentangkan! Bangun apakah yang terbentuk?_____________________________________________________ Gambarkan hasil irisan yang kalian dari model kubus dan balok tersebut di dalam kotak berpetak di bawah ini!
149
Rangkaian yang kalian gambar di atas merupakan jaring-jaring kubus dan jaring-jaring balok. Menurut kamu, apakah jaring-jaring bangun ruang itu? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________
Tugas Kelompok Bersama kelompokmu, buatlah jaring-jaring kubus dan balok yang lain sebanyak-banyaknya dengan menggunakan kertas karton yang telah disediakan!!!
150
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3 LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperluka 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah 1
LUAS PERMUKAAN KUBUS
G
H
5
3 G
1 F
D
H
2 E
C
4
A
A
A
G
6
B
5 H
E
F
Perhatikan jaring-jaring kubus di atas, berbentuk apakah setiap sisi pada jaring-jaring kubus tersebut? Apakah semua sisinya sama? Jelaskan!................ ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….
F
151
Langkah 2 5
Luas seluruh sisi pada jaring-jaring kubus di atas merupakan luas permukaan kubus. Jadi Bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan kubus di atas? Luas Permukaan kubus. = Luas sisi 1 + ………… +………… +………… +………… +………… . = …………. + ………… +………… +………… +………… +………… . = …………. KESIMPULAN 5 Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan kubus? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ RUMUS LUAS PERMUKAAN KUBUS =
152
Langkah 3 5
LUAS PERMUKAAN BALOK
Buatlah jaring-jaring balok ABCD.EFGH di atas , dan namai setiap titik sudutnya, kemudian berilah angka di setiap sisi-sisinya.
Perhatikan jaring-jaring balok yang kalian buat, berbentuk apakah setiap sisi pada jaring-jaring balok tersebut? __________________________________________ Apakah semua sisinya sama?Jelaskan!___________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Langkah 4 5
Bagaimanakah cara kamu menghitung luas sisi pada jaring-jaring balok tersebut? Luas seluruh sisi pada jaring-jaring balok di atas merupakan luas permukaan balok. Jadi Bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan balok di atas? Luas Permukaan balok =__________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________
153
KESIMPULAN 5 Dari kegiatan di atas apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan balok? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ RUMUS LUAS PERMUKAAN BALOK =
Ayoo Cari Tau Untuk lebih memahami tentang luas permukaan kubus dan balok, berdiskusilah dengan teman kelompokmu untuk menyelesaikan masalah di bawah ini.
1. Ella akan membungkus hadiah ulang tahun berbentuk kubus untuk adiknya. Jika tinggi kotak hadiah yang berbentuk kubus tersebut adalah 20 cm. Berapakah luas kertas kado minimal yang Ella butuhkan? 2. Luas sebuah permukaan balok adalah 22 cm2. Jika ukuran panjang kubus tersebut adalah 3 cm dan lebarnya 2 cm, hitunglah tinggi balok tersebut.
154
LEMBAR KERJA SISWA 4 VOLUME KUBUS DAN BALOK Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit) 4. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 5. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 6. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 3. Kubus-kubus kecil yang terbuat dari 1. Model kubus dari karton kayu 2. Model balok dari karton C. Langkah Kegiatan VOLUME BALOK
P Penuhi kotak balok dengan kubus-kubus kecil, lalu hitunglah berapa jumlah kubus satuan yang memenuhi kotak balok tersebut.
155
Disebut apakah isi yang memenuhi kotak balok tersebut?........................... Kotak berbentuk balok berisi …….. buah satuan kubus.
Hitunglah jumlah satuan isi pada panjang, tinggi, dan lebar balok. Panjang balok
Tinggi balok
Lebar balok
Jumlah satuan isi
terdiri dari
terdiri dari
terdiri dari
Panjang x tinggi x lebar
…… satuan kubus
…… satuan kubus
…… satuan kubus
…………………………
Jadi rumus volume balok dengan panjang p lebar l , dan tinggi t adalah……… ………………………………………………………………………………….
VOLUME KUBUS Tumpuklah kubus kecil seperti gambar di bawah ini !
Berbentuk apakah tumpukan kubus kecil itu? Hitunglah jumlah satuan isi pada panjang, tinggi, dan lebar kubus. Panjang kubus
Tinggi kubus
Lebar kubus
Jumlah satuan isi
terdiri dari
terdiri dari
terdiri dari
Panjang x tinggi x lebar
…… satuan kubus
…… satuan kubus
…… satuan kubus
…………………………
Apakah panjang, tinggi, dan lebar kubus memiliki satuan kubus yang sama?................................................................................................................... Jika panjang, tinggi, dan lebar kubus adalah s, maka rumus volume kubus adalah: _______________________________________________________
156
Untuk lebih memahami tentang volume kubus dan balok, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan teman kelompokmu!! 1. Ayah ingin membuat bak mandi yang dapat menampung sebanyak 512 liter air. Jika bak mandi tersebut berbentuk kubus, tentukan tinggi bak mandi yang harus dibuat (dalam cm). 2. Andri memiliki akuarium berbentuk balok yang terisi penuh. kemudian isinya akan dikurangi hingga ketinggian air akuarium menjadi 73 cm. jika ukuaran akuarium seperti gambar di bawah, hitunglah volume air yang harus diambil? 95 cm 140 cm 225 cm
157
LEMBAR KEGIATAN SISWA 5
Mengenal prisma dan limas Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3.……………………………..
………………………….
4. …………………………….
2.
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 1. Mistar atau penggaris 2. Model prisma dari karton (prisma segitiga, segiempat, segilima, segienam) C. Langkah-langkah Kegiatan. Prisma dan Limas merupakan bangun ruang yang unik, karena memiliki ciri-ciri yang khas. Mari kita mengenal prisma dan limas lebih dekat dengan mengikuti kegiatan dibawah ini! PRISMA Benda di samping merupakan bangun ruang prisma. Dapatkah kamu menyebutkan benda-benda lain berbentuk prisma yang kamu temui dalam kehidupan sehari-hari?sebutkan! Langkah 1 Gambarlah prisma-prisma yang telah disediakan untuk mempermudah kalian mengenal prisma 1. Prisma Segitiga
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di atas! a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut? b. Berbentuk apakah tutupnya?
2. Prisma Segiempat
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di atas! a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut? b. Berbentuk apakah tutupnya?
158
3. Prisma Segilima
4. Prisma Segienam
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di atas! a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut? b. Berbentuk apakah tutupnya?
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di atas! a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut? b. Berbentuk apakah tutupnya?
Dari kegiatan di atas, adakah persamaan dari alas dan tutup bangun ruang pada keempat prisma tersebut? Jelaskan! ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Langkah 2 Perhatikan keempat prisma yang kalian miliki, kemudian isilah tabel-tabel berikut ini. Prisma
Banyak Sisi
Banyak rusuk
Banyak titik sudut
Segi-3 Segi-4 Segi-5 Segi-6 . . . .
…. …. …. …. . . . .
….. ….. ….. ….. . . . .
….. ….. ….. ….. . . . .
N
n
Banyak diagonal sisi ….. ….. ….. ….. . . . .
Banyak diagonal ruang ….. ….. ….. ….. . . . .
Banyak bidang diagonal …. …. …. …. . . . .
159
KESIMPULAN Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang prisma? Prisma adalah ……………………………………………………………................... ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………. Pikirkan. Apakah balok dan kubus merupakan salah satu prisma? Mengapa? ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
160
LIMAS Bangun di samping merupakan bangun ruang limas. Dapatkah kamu menyebutkan bangun-bangun lain berbentuk limas yang kamu temui dalam kehidupan sehari-hari?sebutkan! Langkah 1 Gambarlah limas-limas yang telah disediakan. 1. Limas segitiga
Berbentuk apakah alas limas tersebut?
2. Limas segiempat
Berbentuk apakah alas limas tersebut?
3. Limas segiempat
Berbentuk apakah alas limas tersebut?
4. Limas segienam
Berbentuk apakah alas limas tersebut?
161
Perhatikan gambar keempat limas di atas, berbentuk apakah bidang-bidang tegak pada keempat limas tersebut? ……......................................................... Setiap limas di atas dibatasi oleh sebuah segi sebagai bidang alas, dapatkah kamu membuat kesimpulan tentang limas tersebut?jelaskan! ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Langkah 2 Perhatikan keempat limas tersebut, kemudian isilah tabel-tabel berikut ini. Prisma Segi-3 Segi-4 Segi-5 Segi-6 . . . .
Banyak Banyak Sisi rusuk …. …. …. …. . . . .
….. ….. ….. ….. . . . .
Banyak titik sudut ….. ….. ….. ….. . . . .
Banyak diagonal sisi ….. ….. ….. ….. . . . .
Banyak diagonal ruang ….. ….. ….. ….. . . . .
Banyak bidang diagonal …. …. …. …. . . . .
KESIMPULAN Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang limas? Jelaskan! Limas adalah ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
162
LEMBAR KEGIATAN SISWA 6
Jaring-jaring PRISMA DAN LIMAS Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
4. ……………………………..
2. ………………………….
5. ……………………………..
3. ………………………….
6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 1. Mistar atau penggaris 4. Gunting atau cutter 2. Model prisma segitiga dari karton 5. Kertas Karton 3. Model limas segitiga dari karton C. Langkah Kegiatan
Siapkan model prisma dan limas dari karton yang telah disediakan , dan berikan nomor di setiap sisinya. Kemudian irislah rusuk-rusuk pada model prisma dan limas tersebut sesuai garis lalu bentangkan! Bangun-bangun apa saja terbentuk?sebutkan! Gambarkan hasil irisan yang kalian dapatkan dari model prisma dan limas tersebut di dalam kotak berpetak di bawah ini!
163
Rangkaian yang kalian gambar di atas merupakan jaring-jaring prisma dan limas. Menurut kamu, apakah jaring-jaring bangun ruang itu? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________
Tugas Kelompok Bersama kelompokmu, buatlah jaring-jaring prisma (segitempat, segilima, dan segienam) dan limas (segitempat, segilima, dan segienam) yang lain sebanyak-banyaknya dengan menggunakan kertas karton yang telah disediakan!!!
Selamat mengerjakan
164
LEMBAR KEGIATAN SISWA 7 Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. …………………………….
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 1. Mistar atau penggaris 2. Model prisma dari karton (prisma segitiga, segiempat, segilima, segienam) C. Langkah-langkah Kegiatan. 1. Menentukan Luas Permukaan Prisma
Langkah 1 Dari replika prisma yang tersedia, irislah/guntinglah prisma tersebut pada rusuk tegaknya sehingga terbentuk jaring-jaring prisma. Gambarlah jaring-jaring yang kalian dapatkan pada kolom di bawah ini!
165
Berilah nama pada setiap titik sudut jaring-jaring di atas! Langkah 2 Perhatikan jaring-jaring prisma pada langkah 1, berbentuk apakah alas dan tutup pada prisma tersebut? Apakah keduanya kongruen?.................................. ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Ada berapa sisi tegaknya? Sebutkan! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Luas permukaan prisma adalah luas seluruh sisi tegak ditambah luas alas dan luas tutup. Jadi bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan prisma di atas? Luas permukaan prisma : =
KESIMPULAN 5 Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan prisma? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ RUMUS LUAS PERMUKAAN PRISMA =
166
2. Menentukan Luas Permukaan Limas
Langkah 1 Dari replika limas yang tersedia, irislah/guntinglah limas tersebut pada rusuk tegaknya sehingga terbentuk jaring-jaring limas. Gambarlah jaring-jaring limas tersebut pada kolom di bawah ini!
Berilah huruf pada setiap titik sudut jaring-jaring di atas!
Perhatikan jaring-jaring limas diatas, berbentuk apakah alas limas tersebut? ………………………………………………………………………………. Ada berapa sisi tegaknya? Sebutkan! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Luas permukaan prisma adalah luas seluruh sisi tegak ditambah luas alas. Jadi bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan limas di atas? Luas permukaan limas : =
167
KESIMPULAN 5 Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan limas? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ RUMUS LUAS PERMUKAAN LIMAS =
LATIHAN Agar kamu lebih memahami tentang luas permukaan prisma dan limas, kerjakanlah soal dibawah ini bersama kelompokmu! 1. Perhatikan prisma segitiga siku-siku pada gambar dibawah ini! Tentukan: a. Luas alas 16 cm
b. Keliling alas c. Luas permukaan prisma
2. Dari gambar limas EABCD di bawah, tentukan:
12 cm
5 cm
a. Luas alas b. Luas sisi tegak c. Luas permukaan
4 cm
168
LEMBAR KERJA SISWA 8 VOLUME Prisma dan limas Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit) 1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu 2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan 3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru! B. Alat 1. Model kubus yang terdiri dari 6 limas 2. Model balok yang terdiri dari 2 prisma C. Langkah Kegiatan
MENCARI RUMUS VOLUME PRISMA Jika kita membagi dua balok di atas maka akan terbagi menjadi dua prisma segiempat yang kongruen . Dengan kata lain 2 PRISMA SEGIEMPAT = 1 BALOK Artinya : Volume balok
= ……… Volume prisma
Jadi, Volume prisma = ………………………
Rumus Volume Prisma adalah
169
MENCARI RUMUS VOLUME LIMAS
Jika kita gabungkan 6 limas segiempat yang kongruen, maka akan terbentuk kubus seperti gambar di atas. Dengan kata lain, 6 limas segi empat = 1 kubus. Artinya : Tinggi limas
= ……… Tinggi kubus
Volume kubus
= ……….Volume limas
Jadi, Volume Limas =
Rumus Volume Limas adalah
170
LATIHAN Agar kalian lebih memahami tentang volume prisma dan limas, kerjakanlah soal dibawah ini bersama kelompokmu! 1. Sebuah prisma tegak memiliki volume 432 cm3. Alas prisma tersebut berbentuk segitiga yang panjang sisi-sisinya 6 cm dan 8 cm. hitung tinggi prisma tersebut. 2. Limas segiempat beraturan dengan panjang rusuk alasnya 14 cm dan tinggi sisi tegaknya 25 cm. tentukan tinggi limas dan volume limas tersebut.
171
Lampiran 4
Kisi-Kisi Angket Skala Disposisi Matematik (Sebelum di Uji) No 1.
2. 3. 4.
5.
Indikator yang diukur Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan
Jumlah
Positif 1,4,5,8
No.Item Negatif 2, 3,6,7
9,13,16
10,11,12,14,15
17,20,22,23, 24 26,28,30,33
18,19, 21 25,27,29,31,32,34
35,37,39,40
36,38
20
20
172
No. 1.
Indikator Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan
+
-
1 2 4 5 6 7 8
2.
Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik
9 10 11 12 13
Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik
14
Saya malas mengerjakan soal matematika yang sulit
15
Saya menganggap bahwa belajar matematika dari beberapa sumber hanya membuang-buang waktu Saya senang membaca buku tentang matematika
17 18
19 20 21 22
Saya yakin bahwa saya mampu menyelesaikan soal matematika yang sulit. Saya merasa gugup mneyelesaikan soal matematika di depan kelas Saya berani menjawab pertanyaan dari guru Belajar matematika membuat saya menjadi lebih percaya diri Saya sulit menerapkan matematika dalam masalah sehari-hari Ketika kesulitan mengerjakan soal ujian, saya melihat pekerjaan teman Saya yakin dapat memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran matematika Saya mempelajari materi matematika dari berbagai sumber (buku, internet,dll) Saya malas mencari informasi tentang materi pelajaran matematika selain dari buku paket/guru Saya bertanya kepada guru tentang pelajaran matematika Saya masa bodoh terhadap benar salahnya jawaban pekerjaan matematika saya Saya memeriksa kembali pekerjaan matematika saya dengan teliti agar terhindar dari kesalahan
16 3.
Pernyataan
Saya mampu belajar matematika dalam waktu yang lama Saya cepat menyerah dalam mengerjakan soal matematika yang sulit Saya memilih soal latihan matematika yang mirip dengan contoh Saya berusaha mengerjakan soal matematika sebaik-baiknya Saya merasa bosan belajar matematika dalam waktu yang lama Saya berusaha mencoba beberapa cara berbeda
173
23 24 4.
Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
5.
Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan
35
36 37 38 39
40
dalam menyelesaikan soal matematika untuk memperoleh hasil yang terbaik Saya berusaha memahami materi pelajaran matematika Saya selalu mengumpulkan tugas matematika tepat waktu Saya sudah puas dengan satu solusi dan tidak berusaha mencari solusi lain Saya mencoba menyelesaikan soal matematika dengan caara lain Saya menyelesaikan soal matematika dengan cara yang dicontohkan guru Saya menerima pendapat dari teman tentang pelajaran matematika Dalam memahami pelajaran matematika, saya tidak perlu bantuan dan pendapat teman Belajar kelompok membantu saya belajar matematika dengan mudah Saya merasa tergangggu belajar bersama teman Saya jarang memberikan pendapat kepada teman saya Saya senang bekerja dan belajar bersama kelompok Saya bersikap cuek jika ada teman lain yang mengalami kesulitan belajar Setelah pekerjaan matematika saya selesai, saya bertanya pada diri sendiri “Benarkan pekerjaan matematika saya?” Saya belajar matematika tanpa membuat rencana belajar terlebih dahulu Matematika berguna dalam menyelesaikan masalah sehari-hari Saya masa bodoh jika mendapatkan nilai yang jelek dalam pelajaran matematika Saya mengukur kemampuan matematika saya dengan mencoba menjawab soal-soal matematika yang lain Setelah diberikan tugas, saya bertanya kepada diri sendiri: “Apakah tugas yang saya kerjakan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan?”
174
Lampiran 5 HASIL UJI COBA INSTRUMEN ANGKET DISPOSISI MATEMATIK SISWA Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Nilai
113
144
152
114
143
111
102
141
121
128
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
111
131
107
129
131
141
111
122
138
131
155
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
85
155
140
149
92
110
152
136
113
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS DENGAN SPEARMAN RANK Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1 No
Xi
Peringkat xi
1.
3
21
2.
3
21
3.
4
8.5
4.
2
28.5
5.
4
8.5
6.
4
8.5
7.
2
28.5
8.
3
21
9.
4
8.5
10.
4
8.5
11.
3
21
12.
4
8.5
13.
2
28.5
14.
3
21
15.
3
21
16.
4
8.5
17.
4
8.5
18.
3
21
19.
4
8.5
20.
3
21
yi 113 144 152 114 143 111 102 141 121 128 111 131 107 129 131 141 111 122 138 131
Peringkat yi 21.5 6 3.5 20 7 24 28 8.5 19 17 24 14 27 16 14 8.5 24 18 11 14
D -0.5 15 5 8.5 1.5 -15.5 0.5 12.5 -10.5 -8.5 -3 -5.5 1.5 5 7 0 -15.5 3 -2.5 7
D2 0.25 225 25 72.25 2.25 240.25 0.25 156.25 110.25 72.25 9 30.25 2.25 25 49 0 240.25 9 6.25 49
175
21.
4
8.5
22.
2
28.5
23.
4
8.5
24.
4
8.5
25.
4
8.5
26.
3
21
27.
3
21
28.
5
1
29.
4
8.5
30.
3
21
rxy =
155 85 155 140 149 92 110 152 136 113 TOTAL
1.5 30 1.5 10 5 29 26 3.5 12 21.5
7 -1.5 7 -1.5 3.5 -8 -5 -2.5 -3.5 -0.5
49 2.25 49 2.25 12.25 64 25 6.25 12.25 0.25 1546.5
∑
= = = = Dengan dk = n – 2 = 30 – 2 = 28 dan = 0,05 diperoleh rtabel 0,361 Karena rxy
rtabel, maka soal nomor 1 valid
Untuk soal no 2 sampai 40 diberlakukan cara yang sama. Sehingga diperoleh: Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Skala Disposisi Matematik No Soal 1 2 3 4 5 6 7
r hitung 0.655 -0.188 0.407 0.426 0.610 0.458 0.405
r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Interpretasi 0.655 ≥ 0.361 -0.188 ≤ 0.361 0.407 ≥ 0.361 0.426 ≥ 0.361 0.610 ≥ 0.361 0.458 ≥ 0.361 0.405 ≥ 0.361
keterangan Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid
176
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
0.703 0.445 0.478 0.580 0.599 0.737 0.815 0.521 0.380 0.433 0.692 0.136 0.696 0.780 0.663 0.534 0.538 0.455 0.441 0.126 -0.107 -0.133 0.390 0.481 0.430 -0.104 0.415 -0.003 0.359 0.430 0.557 0.600 0.407
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
0.703 ≥ 0.361 0.445 ≥ 0.361 0.478 ≥ 0.361 0.580 ≥ 0.361 0.599 ≥ 0.361 0.737 ≥ 0.361 0.815 ≥ 0.361 0.521 ≥ 0.361 0.380 ≥ 0.361 0.433 ≥ 0.361 0.692 ≥ 0.361 0.136 ≤ 0.361 0.696 ≥ 0.361 0.780 ≥ 0.361 0.663 ≥ 0.361 0.534 ≥ 0.361 0.538 ≥ 0.361 0.455 ≥ 0.361 0.441 ≥ 0.361 0.126 ≤ 0.361 -0.107 ≤ 0.361 -0.133 ≤ 0.361 0.390 ≥ 0.361 0.481 ≥ 0.361 0.430 ≥ 0.361 -0.104 ≤ 0.361 0.415 ≥ 0.361 -0.003 ≤ 0.361 0.359 ≥ 0.361 0.430 ≥ 0.361 0.557 ≥ 0.361 0.600 ≥ 0.361 0.407 ≥ 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Drop Drop Valid Valid Valid Drop Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid
177
Lampiran 6 PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS ANGKET Menentukan nilai varians skor tiap soal, misal varians skor nomor 1 ∑
(
∑
(
)
)
Perhitungan nilai varians skor soal yang lainnya dan varians total menggunakan software excel. Didapat jumlah varian tiap soal ∑ sehingga reliabilitasnya diperoleh:
Varians total (
(
)(
)(
∑
)
)
Berdasarkan kategori koefesien reliabilitas memiliki relibilitas sangat tinggi.
, Maka angket tersebut
178
Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket Skala Disposisi Matematik (Setelah di Uji) No 1.
2. 3. 4.
5.
Indikator yang diukur
Positif 1,3,4,7
No.Item Negatif 2, 5,6
Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam 8,12,15 melakukan tugas matematik Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas 16,18,20,21, matematik 22 Fleksibel dalam menyelidiki gagasan 24,25 matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas 29,30,32,33
9,10,11,13,14 17,19 23,26,27,28
31
yang telah diselesaikan
Jumlah
18
15
179
No. 1.
Indikator Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan
+
-
1 2 3 4 5 6 7
2.
Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik
8 9 10 11 12
Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik
13
Saya malas mengerjakan soal matematika yang sulit
14
Saya menganggap bahwa belajar matematika dari beberapa sumber hanya membuang-buang waktu Saya senang membaca buku tentang matematika
16 17 18 19 20
21
Saya yakin bahwa saya mampu menyelesaikan soal matematika yang sulit. Saya merasa gugup mneyelesaikan soal matematika di depan kelas Saya berani menjawab pertanyaan dari guru Belajar matematika membuat saya menjadi lebih percaya diri Saya sulit menerapkan matematika dalam masalah sehari-hari Ketika kesulitan mengerjakan soal ujian, saya melihat pekerjaan teman Saya yakin dapat memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran matematika Saya mempelajari materi matematika dari berbagai sumber (buku, internet,dll) Saya malas mencari informasi tentang materi pelajaran matematika selain dari buku paket/guru Saya bertanya kepada guru tentang pelajaran matematika Saya masa bodoh terhadap benar salahnya jawaban pekerjaan matematika saya Saya memeriksa kembali pekerjaan matematika saya dengan teliti agar terhindar dari kesalahan
15 3.
Pernyataan
Saya mampu belajar matematika dalam waktu yang lama Saya cepat menyerah dalam mengerjakan soal matematika yang sulit Saya berusaha mengerjakan soal matematika sebaik-baiknya Saya merasa bosan belajar matematika dalam waktu yang lama Saya berusaha mencoba beberapa cara berbeda dalam menyelesaikan soal matematika untuk memperoleh hasil yang terbaik Saya berusaha memahami materi pelajaran matematika
180
22 4.
Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda
23 24 25 26 27 28
5.
Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan
29
30 31 32
33
Saya selalu mengumpulkan tugas matematika tepat waktu Saya sudah puas dengan satu solusi dan tidak berusaha mencari solusi lain Saya mencoba menyelesaikan soal matematika dengan caara lain Belajar kelompok membantu saya belajar matematika dengan mudah Saya merasa tergangggu belajar bersama teman Saya jarang memberikan pendapat kepada teman saya Saya bersikap cuek jika ada teman lain yang mengalami kesulitan belajar Saya belajar matematika tanpa membuat rencana belajar terlebih dahulu Matematika berguna dalam menyelesaikan masalah sehari-hari Saya masa bodoh jika mendapatkan nilai yang jelek dalam pelajaran matematika Saya mengukur kemampuan matematika saya dengan mencoba menjawab soal-soal matematika yang lain Setelah diberikan tugas, saya bertanya kepada diri sendiri: “Apakah tugas yang saya kerjakan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan?”
181
Lampiran 8 Angket Disposisi Matematik Tujuan pengisian angket: Untuk mengetahui disposisi matematik siswa Petunjuk Pengisian Angket: 1. Tulislah identitas pada lembar jawaban secara lengkap dan jelas. 2. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama 3. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi kalian dengan memberikan tanda centang ( pada kolom yang sesuai pilihanmu, 4. Pedoman pemilihan jawaban untuk skala 1 adalah sebagai berikut: Ss = Sering sekali Sr = Sering Kd = Kadang-kadang Jr = Jarang Tp = Tidak Pernah 5. Pastikan tidak ada pertanyaan yang belum dijawab ketika adik-adik akan mengumpulkannya kembali. 6. Kembalikan angket ini beserta lebar jawaban yang telah diisi. 7. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai matematika kamu. Oleh karena itu, jawablah dengan sejujur-jujurnya. 8. Terimakasih telah mengisi angket
Identitas: Nama : ................................................................................ Kelas : ................................................................................. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pernyataan Saya yakin bahwa saya mampu menyelesaikan soal matematika yang sulit. Saya merasa gugup mneyelesaikan soal matematika di depan kelas Saya berani menjawab pertanyaan dari guru Belajar matematika membuat saya menjadi lebih percaya diri Saya sulit menerapkan matematika dalam masalah sehari-hari Ketika kesulitan mengerjakan soal ujian, saya melihat pekerjaan teman Saya yakin dapat memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran matematika Saya mempelajari materi matematika dari berbagai sumber (buku, internet,dll) Saya malas mencari informasi tentang materi pelajaran matematika selain dari buku paket/guru Saya bertanya kepada guru tentang pelajaran
Ss
Pilihan Jawaban Sr Kd Jr Tp
182
11. 12. 13. 14. 15. 16 17. 18. 19. 20.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
matematika Saya masa bodoh terhadap benar salahnya jawaban pekerjaan matematika saya Saya memeriksa kembali pekerjaan matematika saya dengan teliti agar terhindar dari kesalahan Saya malas mengerjakan soal matematika yang sulit Saya menganggap bahwa belajar matematika dari beberapa sumber hanya membuang-buang waktu Saya senang membaca buku tentang matematika Saya mampu belajar matematika dalam waktu yang lama Saya cepat menyerah dalam mengerjakan soal matematika yang sulit Saya berusaha mengerjakan soal matematika sebaikbaiknya Saya merasa bosan belajar matematika dalam waktu yang lama Saya berusaha mencoba beberapa cara berbeda dalam menyelesaikan soal matematika untuk memperoleh hasil yang terbaik Saya berusaha memahami materi pelajaran matematika Saya selalu mengumpulkan tugas matematika tepat waktu Saya sudah puas dengan satu solusi dan tidak berusaha mencari solusi lain Saya mencoba menyelesaikan soal matematika dengan caara lain Belajar kelompok membantu saya belajar matematika dengan mudah Saya merasa tergangggu belajar bersama teman Saya jarang memberikan pendapat kepada teman saya Saya bersikap cuek jika ada teman lain yang mengalami kesulitan belajar Saya belajar matematika tanpa membuat rencana belajar terlebih dahulu Matematika berguna dalam menyelesaikan masalah sehari-hari Saya masa bodoh jika mendapatkan nilai yang jelek dalam pelajaran matematika Saya mengukur kemampuan matematika saya dengan mencoba menjawab soal-soal matematika yang lain Setelah diberikan tugas, saya bertanya kepada diri sendiri: “Apakah tugas yang saya kerjakan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan?”
184
Lampiran 9
185
186
187
Lampiran 10
188
189
190
Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa Kelas VIII A Siklus I 1) Distribusi frekuensi
2) Banyak data (n)
85
87
87
91
93
93
94
95
96
97
98
98
99
100
100
103
105
107
107
109
111
111
111
112
112
112
114
114
115
121
122
125
125
= 33
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan : R
= Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi) Xmin = Nilai Minimum (terendah) R = Xmax – Xmin = 125 - 85 = 40 4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n Keterangan : K = Banyak kelas n = Banyak siswa K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33 = 1 + (3,3 x 1,518) = 6,01
(dibulatkan kebawah)
191
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan keatas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS I
No
Interval
Batas
Batas
Bawah
Atas
Frekuensi
Titik Tengah
F
%
(xi)
(Xi)2
Fixi
Fixi2
1
85– 91
84,5
91,5
4
12,12
88
7744
352
30976
2
92 – 98
91,5
98,5
8
24,24
95
9025
760
72200
3
99 – 105
98,5
105,5
5
15,15
102
10404
510
52020
4
106 – 112
105,5
112,5
9
27,27
109
11881
981
106929
5
113 – 119
112,5
119,5
3
9,1
116
13456
348
40368
6
120 – 126
119,5
126,5
4
12,12
123
15129
492
60516
33
100
633
67639
Jumlah
3443
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me) N Mean ̅
∑ ∑
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
∑
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
∑
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
2) Median/ Nilai Tengah (Md) Me =
Me
(
(
)
)
(
)
363009
192
Keterangan : Me
= Median/ Nilai Tengah
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median = Frekuensi kelas median
i
= Interval kelas
3) Modus (Mo) Mo =
(
)
(
)
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus) = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i 4) Varians
= Interval kelas ∑
5) Simpangan Baku (s)
∑
√
∑
∑
√
193
Lampiran 12 Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa Kelas VIII A Siklus II 1) Distribusi frekuensi 98
101
101
107
111
112
113
113
114
115
115
116
117
119
121
122
122
124
124
125
125
126
126
127
129
129
129
130
130
134
136
138
139
2) Banyak data (n) = 33 3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan : R
= Rentangan
Xmax
= Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin
= Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin = 139 – 98 = 41 4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n Keterangan : K = Banyak kelas n = Banyak siswa K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33 = 1 + (3,3 x 1,518) = 6,01
(dibulatkan kebawah)
194
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan keatas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS II
No
Interval
Batas
Batas
Bawah
Atas
Frekuensi
Titik Tengah
F
%
(xi)
(Xi)2
Fixi
Fixi2
1
98– 104
97,5
104,5
2
6,06
101
10201
202
20402
2
105 – 111
104,5
111,5
3
9,1
108
11664
324
34992
3
112 – 118
111,5
118,5
7
21,21
115
13225
805
92575
4
119 – 125
118,5
125,5
9
27,27
122
14884
1098
133956
5
126 – 132
125,5
132,5
8
24,24
129
16641
1032
133128
6
133 – 139
132,5
139,5
4
12,12
136
18496
544
73984
33
100
711
85111
Jumlah
4005
6) Mean/Nilai Rata-rata (Me) ∑
N Mean ̅
∑
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
∑
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
∑
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
7) Median/ Nilai Tengah (Md) (
Me =
Me
(
)
)
(
)
489037
195
Keterangan : Me
= Median/ Nilai Tengah
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median = Frekuensi kelas median
i
= Interval kelas
8) Modus (Mo) Mo =
(
)
(
)
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus) = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i 9) Varians
= Interval kelas ∑
10) Simpangan Baku (s)
∑
√
∑
∑
=√
196
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Penerapan Pendekatan SAVI
Hari/Tanggal :
Materi :
Pertemuan ke- :
Kelas : VIII A
Berilah tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pegamatan anda. No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
No. 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Aspek yang diamati
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
D1
D2
D3
D4
E1
E2
E3
E4
F1
F2
Memperhatikan penjelasan guru Mengajukan pertanyaan Berdiskusi dan bekerjasama dengan teman Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengerjakan tugas yang diberikan guru Menyimpulkan materi yang dipelajari secara lisan Aspek yang diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengajukan pertanyaan Berdiskusi dan bekerjasama dengan teman Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengerjakan tugas yang diberikan guru Menyimpulkan materi yang dipelajari secara lisan
197
Lampiran 14 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa dengan Penerapan Pendekatan SAVI Siklus I
No.
Jumlah siswa pertemuan ke-
Aspek yang diamati 1
1. 2. 3.
4. 5. 6.
Memperhatikan 15 penjelasan guru Mengajukan 12 pertanyaan Berdiskusi dan 21 bekerjasama dengan teman Mempresentasikan 8 hasil diskusi kelompok Mengerjakan tugas 20 yang diberikan guru Menyimpulkan materi 23 yang dipelajari secara lisan Jumlah Rata-rata
Persentase(%) Siswa pertemuan ke1
2
3
4
18
17
19
48,38
54,54
53,12
57,57
53,40
9
14
13
38,71
27,27
43,75
39,39
37,28
24
23
26
67,74
72,72
71,87
78,78
72,77
16
12
15
25,80
48,48
37,50
45,45
39,30
24
21
25
64,51
72,72
65,62
75,75
69,65
21
24
26
74,19
63,63
75,00
78,78
72,90
53,22
2
56,56
3
57,31
4
Rata-rata Persentase (%) siswa
62,62
57.42
198
Lampiran 15 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa dengan Penerapan Pendekatan SAVI Siklus II
No. 1. 2. 3.
4. 5. 6.
6
7
8
9
6
7
8
9
20
23
25
27
60,60
69,69
75,75
81,81
Rata-rata Persentase (%) siswa 71,96
15
14
16
18
45,45
42,42
48,48
54,54
47,72
25
28
27
28
75,75
84,84
81,81
84,84
81,81
16
24
18
19
48,48
72,72
54,54
57,57
58,33
28
28
27
29
84,84
84,84
81,81
87,87
84,84
26
25
26
28
78,78
75.75
78,78
84,84
79,54
65,65
71,61
70,20
75,75
70,05
Jumlah siswa pertemuan ke-
Aspek yang diamati Memperhatikan penjelasan guru Mengajukan pertanyaan Berdiskusi dan bekerjasama dengan teman Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengerjakan tugas yang diberikan guru Menyimpulkan materi yang dipelajari secara lisan
Jumlah Rata-rata
Persentase(%) Siswa pertemuan ke-
199
Lampiran 16
JURNAL HARIAN SISWA Nama : Kelas : Tanggal:
1. Apa yang kamu ketahui tentang kubus dan balok?
2. Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini!
3. Kendala apa aja yang kamu temui selama proses belajar ?
4. Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya!
200
Lampiran 17 Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus I Pertemuan 1 Pertanyaan : No. 1 2 3 4 2 siswa sakit No
Siswa
Pertanyaan Apa yang kamu ketahui tentang kubus dan balok? Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ? Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar? Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
1 Kubus berbentuk kotak, memiliki 6 sisi dan 12 rusuk. Balok memiliki 6 sisi dan 12 rusuk juga Kubus memiliki 6 titik sudut dan balok juga memiliki 6 titik sudut
1
A
2
B
3
C
Berbentuk kotak atau persegi
4
D
Kubus dan balok memiliki rusuk yang sama
5
E
6
F
Kubus memiliki panjang rusuk yang sama. Balok memiliki panjang rusuk yang berbeda Kubus adalah prisma yang saemua sisinya berbentuk persegi yang sama. Balok adalah prisma yang alasnya berbentuk persegi panjang
Jawaban pertanyaan 2 3 Belajar tentang Kebanyakan soalnya balok dan kubus jadi pusing
4 Pak kelompoknya diganti
Saya Belajar tentang kubus dan balok dengan mengukur panjang-panjang rusuknya Seru bisa memainkan kubus dan balok Sangat kesal
Digangguin teman saat belajar
Belajarnya kelompok aja kayak gini
Tugasnya kebanyakan
Lebih sabar yah pak
Diganggu teman sekelompok
Kelompoknya diganti
Cukup senang saya belajar kubus dan balok hari ini
Berisik ketika belajar
Semoga lebih menyenangkan lagi
Pelajaran hari ini Menyenangkan dan seru
Becanda sama teman
Tambah seru lagi
201
7
G
Ga ngerti, ngantuk
Berisik aja waktu belajar
Kubus dan balok memiliki ukuran yang sama Kubus memiliki panjang yang sama Balok memiliki panjang yang berbeda Kubus memiliki sisi yang sama, balok berbeda Kubus dan balok memiliki 8 titik sudut Kubus adalah panjang dan lebarnya sama Balok adalah panjang dan lebarnya berbeda Berbentuk kotak
Belajar mengenai kubus dan balok
Dijailin teman ketika belajar
Saya pengen belajar berikutnya pengen lebih mengerti dan dipahami oleh saya Banyakin lagi media nya
8
H
9
I
Pelakajaran hari ini cukup sulit tapi mengasyikan
Kendala saya pada berisik aja
Lebih asik lagi belajarnya
10
J
Biasa aja
Banyak tugas
Kelompoknya kayak tadi
11
K
Susah, ga ngerti
Pusing, pada berisik
Sangat menyenangkan dan mengasyikan
Diganggu teman ketika belajar
Lebih tegas dalam mengajar Saya ingin belajar prisma dan limas
12
L
13
M
Belajar kubus dan balok
Kesulitan dalam mengerjakan tugas
14
N
Kubus adalah mempunyai sisi yang sama atau berbentuk persegi. Balok adalah memiliki 8 buah titik sudut atau berbentuk persegi. Kubus adalah bangun ruang berbentuk persegi. Balok adalah bangun ruang yang berbentuk persegi panjang Kubus dan balok adalah bangun ruang berbentuk persegi
Senang sekali saya hari ini, bisa menjadi mengerti tentang kubus dan balok
Digangguin tementemen
15
O
Pelajaran matematika membuat pusing atau kadang-kadang menyenangkan
Anak-anak cowo nya pada gangguin
Lebih tegas dalam mengajar
16
P
Hari ini saya belajar mengukur kubus dan balok, menyenangkan dan kadang tidak. Belajar kelompok tentang kubus dan balok Agak rumit dan kadang-kadang susah
Diganggu teman
Belajarnya kayak gini aja tiap pertemuan
17
Q
Bangun ruang
Belajarnya ga ngerti
Yang jelas ngomongnya pak
18
R
Kubus memiliki rusukrusuk yang sama panjang.
Kesel banged diganggu teman
Saya ingin pelajaran berikutnya
Saya pengen pelajaran yang akan datang menyenangkan dan bermanfaat Digabung kelompoknya cowo cewe
202
19
S
20
T
21
U
22
V
23
W
24
X
25
Y
26
Z
27
Balok memiliki rusukrusuk yang panjangnnya berbeda Kubus berbentuk persegi yang sama panjang. Balok berbentuk persegi panjang yang berbeda ukurannya Balok memiliki panjang yang berbeda beda. Kubus dan balok bentuk nya sama tapi balok lebih panjang Kubus dan balok berbentuk kotak Kubus dan balok merupakan bangun ruang berbentuk persegi
membuat saya lebih mengerti Mempelajari kubsu dan balok dengan teman kelompok, cukup menyenagkan pelajaran hari ini
dibecandain oleh teman
Saya ingin pelajaran berikutnya lebih menarik
Menghitung dan mengujur bagianbagian dari balok dan kubus
Selalu diganggu oleh teman
Mempelajari kubus dan balok Mempelajari tentang balok dan kubus
Tidak ada
Semoga bisa mengikuti pembelajaran berikutnya dengan baik Lebih baik lagi
Kubus memiliki panjang yang sama. Balok memiliki panjang yang berbeda Kubus dan balok meiliki rusuk, titik sudut, dan sisi yang sama Banyak sekali yang saya ketahui tentang kubus dan balok tapi saya tidak mengerti Mengukur kubus dan balok
Mengerjakan soal tentang kubus dan balok serta
Diganggu teman ketika belajar
Sangat senang
Teman kelompok ada yang ga mau bantuin
Ga ngerti
Diganggu teman
Sangat menyenangkan
Diganggu teman dan pada berisik
AA
Macam-macam bangun ruang
Ngantuk ketika belajar
Tidak bisa mengerti
28
AB
AC
30
AD
Mempelajari bangun ruang kubus dan balok Sangat menyenangkan Seru dan menyenangkan
Tidak bisa fokus
29
Balok dan kubus merupakan bangun ruang berbentuk kotak Kubus dan balok adalah bangun ruang Kubus memiliki panjang, tinggi, dan lebar yang sama. Balok memiliki panjang, tinggi, dan lebar yang berbeda
Tidak konsentrasi karena banyak yang berisik
Banyak yang berisik Diganggu teman
Saya ingin pelajaran berikutnya mudah dipahami Semoga lebih seru lagi pelajaran berikutnya Lebih jelas lagi perintahnya
Semoga pertemuan selanjutnya lebih seru lagi Tolong mengerjakan pelajaran lebih jelas lagi Kelompoknya jangan yang kayak tadi lagi Jangan kebanyakan ngasil soal Semoga tambah seru lagi belajarnya
203
31
AE
Kubus dan balok memiliki jumlah titik sudut yang sama yaitu 8
Saya sewaktu belajar becanda dengan teman-teman saya waktu mengerjakan tugas
Kesulitan dalam watktu mengerjakan tugas matematika
Untuk pelajaran yang akan datang lebih baik dan menyenangkan
Kategori Positif : 16 siswa Kategori Netral : 4 siswa Kategori Negatif : 11 siswa
Pertemuan 4 Pertanyaan : No. 1 2 3 4 No 1
Nama Siswa A
Pertanyaan Apa yang kamu ketahui tentang volume kubus dan balok? Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ? Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar? Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
1 Volume balok = Volume kubus= r3
2
B
Volume kubus dan balok adalah isi dari kubus dan balok tersebut Volume kubus dan balok adalah isi dari dalam sebuah kubus dan balok
3
C
4
D
Besar volume balok maupun kubus bergantung pada panjang rusukrusuknya
5
E
Volume balok = . Balok memiliki 8 buah titik sudut. Volume kubus= r3
Jawaban pertanyaan 2 3 Belajarnya bikin Belajarnya pada guru cape, ketika berisik diterangkan saya ga ngerti-ngerti Hari ini saya belajar Saya sedikit sulit dengan baik dalam menghitung
4 Pak, belajarnya lebih enak berkelompok seperti tadi. Saya ingin belajar secara kelompok seperti saat ini
Hari ini saya belajar matematika dengan menjelaskan volume kubus dan balok. Setelah itu saya disuruh mengerjakan soal secara berkelompok Sangat menyenangkan
Sering mendapatkan soal yang lumayan susah menurut saya
Lebih tegas lagi untuk pelajaran berikutnya
Diganggu teman sebangku
Semoga lebih fokus buat pertemuan berikutnya
Cukup senang saya belajar kubus dan balok hari ini
Digangguin temen, terus saya sering sekali bertanya kepada teman saya kalau ada soal yang
Saya senang belajar berkelompok Jangan terlalu sulit dalam memberi
204
6
F
Luas kubus= 6r3 Volume balok =
saya tidak dimengerti Digangguin sama teman dan banyak bertanya sama teman
soal Jangan terlalu sulit memberikan soal. Belajarnya harus tambah seru. Sering-sering kelompok.
Belajar berkelompok tentang pengertian balok dan kubus
Becanda, dan dijailin sama teman, berisik aja waktu belajar
Volume kubus dan balok itu adalah isi di dalam sebuah kubus dan balok Volume kubus dan balok yang saya ketahui adalah isi dari suatu kubus dan balok tersebut. Volume kubus adalah volume yang berbentuk persegi Volume balok adalah volume yang berbentuk balok dan persegi panjang Volume : Isi di suatu tempat tersebut
Belajar yang tadi seru tapi ada juga ketika pusing, dan ada tertawa juga. Pelajaran matematika hari ini sangat menyenangkan
Diisengin teman
Saya pengen belajar berikutnya pengen lebih mengerti dan dipahami oleh saya, biar lebih mudah ketika saya mengerjakan soal. Yang lebih seru lagi
Kendala hari ini saya di isengin
Saya ingin pelajaran berikutnya lebih menyenangkan
Pelajaran hari ini mengasikan dan cukup sulit
Susah masuk ke otak, teman-temannya berisik
Pak kerjain soalnya berkelompok aja yah
Pelajaran hari ini sangat menyenangkan dan sedikit sulit untuk mengerjakannya
Digangguin sama teman sendiri
Pelajaran hari ini saya mengisi dan menerangkan dan cukup meyenangkan Ketika mengerjakan tugas, saya bercanda dengan mengerjakan
Ada, suka diganggu teman
Saya ingin pelajaran berikutnya saya mengerjakannya dengan serius dan tidak ada yang bercanda Pak tolong minggu depan mengisi yang belum diterangkan Saya pengen pelajaran yang akan datang sangat
Volume kubus= r3 Volume kubus memiliki panjang, tinggi, dan lebar yang sama. Volume balok memiliki panjang, tinggi, dan lebar yang berbeda Volume balok = dan dia berbentuk persegi panjang Volume kubus= r3 dan dia berbentuk persegi 4
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
Banyak, ada balok, kubus dan lain-lain
13
M
Kubus adalah panjang dan lebarnya sama Balok adalah asalnya
Cukup senang dan tidak membosankan.
Kesulitan dalam mengerjakan tugas
205
prisma yang berbentuk persegi Volume: isi di suatu tempat tersebut.
14
N
15
O
16
P
17
Q
Isi yang memenuhi bangun kubus dan balok
18
R
19
20
tugas Senang sekali saya hari ini, bisa menjadi mengerti tentang kubus dan balok dan saya setiap mengerjakan soal matematika ada teman yang mengganggu Setiap pelajaran Matematika atau semua pelajaran temen-temen aku pada gangguin atau berisik, kalau pelajaran matematika membuat pusing tapi hari ini menyenangkan
Diganggu sama teman-teman saya
Menghitung/ mengisi Membentuk bangun balok menggunakan kayu-kayu yang berbentuk kubus
Ga bisa ngitung
Rumus volume kubus adalah r3 Rumus volume balok adalah = p x l x t
Agak rumit dan kadang-kadang pelajaran matematika membuat senang
Kesel banged banyak temen0temen yang berisik dan mengganggu konsentrasi saya
S
Volume rumus balok adalah p x l x t Kalau volume kubus adalah r3
Belajar rumus volume balok dan kubus
Selalu direcohkan oleh teman, selalu dibecandain oleh teman
T
Volume kubus ialah tergantung pada rusukrusuknya
Banyak bertanya dan banyak bercanda
Selalu diganggu oleh teman
Kubus adalah mempunyai sisi yang sama atau berbentuk persegi.Volume : r3. Balok adalah memiliki 8 buah titik sudut atau berbentuk persegi.lume adalah mempunyai (p x l x t)
Setiap aku belajar selalu digangguin sama teman atau pada berisik dan juga selalu pada nyolot kalau dibilangin juga sama KM nya
Diejek teman saat ingin mencoba membuat bangunbangun ruang lainnya dengan kayu yang berbentuk kubus
menyenangkan dan bermanfaat Saya bersaran untuk pelajaran berikutnya membuat kelompok cewecowo itu digabung
Saya selalu ingin belajar konsentrasi tapi tidak bisa, karena di setiap ada guru selalu pada berisik atau mengganggu pelajaran yang lain, saya pengen hari jumat/sabtu materi matematika cepat seesai atau ngisi, terangin sama bapak Ivan Beda kelompok Mempelajari bangun ruang yang lian contohnya prisma dan limas, jangan langsung mengerjakan soal, tapi diterangkan dulu biar tidak banyak bertanya Saya ingin pelajaran berikutnya membuat saya lebih mengerti dengan rumus matematika Saya ingin pelajaran berikutnya lebih agak sulit lagi dan lebih seru lagi Jangan terburuburu dalam mengumpulkan
206
21
U
Volume balok= p x l x t Volume kubus = r3
Mempelajari balok dan kubus, dan saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Cukup senang, saya mempelajari tentang balok dan kubus dan saya bermain menyusun kubus dan balok Mengerjakan soal tentang kubus dan balok serta menghitung volume ruang tersebut
Tidak konsentrasi karena sangat berisik
22
V
Volume balok= p x l x t Volume kubus = r3
23
W
24
X
Banyak sekali yang saya temukan tentang volume kubus dan balok, serta rumus rumus kedua ruang tersebut Banyak sekali yang saya ketahui tentang kubus dan balok tetapi saya tidak mengertinya
Sangat senang karena memainkan beberapa kayu yang berbentuk kubus
Diganggu teman dan diandalkan olehnya
25
Y
Banyak sekali yang saya ketahui tentang kubus dan balok tapi saya tidak mengerti Membuat kubus, balok dan lain-lain Mempunya volume R
Sangat menyenangkan
Diganngu teman
26
Z
Sangat menyenangkan Sangat memuaskan dan pengalaman saya tentang volume balok dan kubus
Diganngu sama teman Dijailin atau di pukul saat saya mengisi
27
AA
28
AB
Volume kubus adalah isi kubus balok berbentuk persegi
Mengetahui tentang rumus- rumus balok kubus dll
Dijailin teman ketika sedang fokus ngerjain soal
Tidak konsentrasi karena banyak yang berisik
soal Pelajaran berikutnya mudahmudahan dapat dimengerti dan tidak terlalu susah Saya ingin pelajaran berikutnya mudah dipahami dan lebih menyenangkan
Gangguin oleh teman ketika sedang fokus belajar
Lebih tegas lagi untuk mengajar siswa-siswi, terutama siswasiswa yang tidak di siplin dalam belajarnya. Jangan terlalu lembut kerana kelembutan tidak bisa membuat disiplin malah melawan sama bapak
Pak tolong mengerjakan pelajaran lebih jelas lagi Kelompknya baru lagi Hadiahnya lebih diperbanyak Pelajarannya yang lebih memuaskan lagi. Pak tolong menjelaskan lebih jelas, Hadiahnya
207
panjang
29
AC
30
AD
31
AE
32
AF
33.
AG
diperbanyak Kelompoknyayang baru lagi jangan itu-itu aja Medianya (proyektor)di gunain dong. Pelajaran hari ini sangat susah Pelajarannya yang gampang dikit dong jangan ngasih soal yang susah mulu Untuk pelajaran yang akan datang lebih baik dan menyenangkan
Memahami tentang kubus dan balok Memahami tentang volume kubus dan balok
Sangat menyenangkan Sangat menyenangkan
Diganngu sama teman Digangguin sama teman
Kubus adalah prisma yang saemua sisinya berbentuk persegi yang kongruen. Balok adalah prisma yang alasnya berbentuk persegi panjang atau persegi Mengetahui isi volume kubus dan balok Kubu dan balok adalah salah satu bangun ruang
Saya sewaktu belajar becanda dengan teman-teman saya waktu mengerjakan tugas
Kesulitann dalam watktu mengerjakan tugas matematika
Sangat menyenagkan, karena belajarnya sambil bercanda, dan belajarnya pun jadi tidak bosen dong ngantuk, terus juga kalau mengerjakan tugas dengan benar suka dikasih hadiah, jadi belajarnya tambah semangat. menyenangkan
Lagi seru-serunya bercanda, eh maah diomelin sama kelompok lain, terus juga kalau masalah ngitung-ngitung suka kebolak balik
Ingin belajar limas
Digangguin temen ketika belajar
Tambah seru lagi belajarnya
Volume kubus adalah r3 dan volume balok adalah
Kategori Positif : 24 siswa Kategori Netral : 3 siswa Kategori Negatif : 6 siswa
208
Lampiran 18 Hasil Respon Siswa Siklus II Pertemuan 6 Pertanyaan : No. 1 2 3 4
Pertanyaan Apa yang kamu ketahui tentang prisma dan limas? Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ? Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar? Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
Keterangan : 1 siswa sakit No
Siswa
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
1 Kubus dan balok merupakan prisma. Limas hanya punya satu alas Prisma segitiga, segiempat, segilima, segienam. Limas segitiga, segiempat, segilima, segienam Limas segitiga memiliki satu alas. Prisma memiliki bidang yang sejajar Prisma segitiga memiliki 9 rusuk, dan 6 titik sudut
Prisma dan Limas merupakan bangun ruang yang mempunyai banyak jenis Coklat merupakan prisma, dan piramida merupakan limas.
Jawaban pertanyaan 2 3 Saya belajar tentang Menyenangkan, prisma dan limas, karena bisa belajar menghitung rusuksambil bermain rusuknya, dan sisidengan teman sisi nya. Hari ini saya belajar Banyak sekali matematika tentang prisma dan prisma dan limas limasnya jadi pusing
Hari ini saya belajar matematika dengan menjelaskan prisma dan limas Sangat menyenangkan
Saya ingin belajar berkelompok terus
Masih merasa gugup kalau di depan kelas
Lebih baik lagi pertemuan mendatang
Diganggu teman sekelompok
Saya senang belajar berkelompok, semoga tambah seru belajarnya Lebih tegas lagi agar tidak pada berisik
Saya agak sulit menggambar
Hadiahnya diperbanyak pak
Pelajaran hari ini cukup menyenangkan
Cukup senang dan tidak membosankan.
4 Lebih Semangat lagi ngajarnya pak
209
7
G
Unsur-unsur prisma dan limas
Belajar berkelompok tentang prisma dan Limas
Becanda dengan teman
Jangan kebanyakan pak, pusing.
8
H
Prisma segempat alasnya berbentuk segiempat. Limas segitiga alasnya berbentuk segitiga
Kendala hari ini, susah mengerti pelajaran
Yang lebih menarik lagi pelajarannya
9
I
Prisma dan Limas merupakan bangun ruang
Belajar hari ini seru tapi ada juga ketika pusing, dan ada tertawa juga. Pokoknya macemmacem Pelajaran matematika hari ini sangat menyenangkan
Banyak materinya
10
J
Pelajaran hari ini mengasikan dan cukup sulit
Susah masuk ke otak
11
K
Sangan menyenagkan
12
L
Prisma dan limas bangun ruang yang memiliki rusuk, sisi, dan titik sudut Belajar prisma dan limas Limas memiliki satu alas
Saya ingin pelajaran berikutnya lebih menyenangkan Kerjain soalnya dikit aja yah
Pak media nya diperbanyak lagi Jangan bosen yah pak ngajarnyaa
13
M
Pada gangguin temen-temen Kadang diganggu teman ketika belajar Kesulitan dalam mengerjakan tugas
14
N
Tidak bisa menggambar
Kelompoknya diganti yah pak kl bisa
15
O
Senang sekali saya hari ini, bisa menjadi mengerti tentang prisma dan limas Hari ini belajarnya menyenagkan
Pada berisik
Semoga saya mendapat nilai yang bagus
16
P
Ga ngerti
17
Q
Hari ini belajar bangun ruang Mengerjakan tugas dan menggambar
18
R
Saya belajar hari ini menyenangkan
19
S
Suka diganggu teman ketika mengerjakan tugas Pelajaran hari ini menyenangkan
Lebih jelas lagi ngajarnya Saya ingin pelajaran berikutnya lebih seru Saya ingin belajar kelompok terus
Limas memiliki satu alas, dan prisma memiliki alas yang sama Prisma memiliki sisi yang berbentuk persegi. Dan limas memiliki sisi berbentuk segitiga Prisma memiliki sisi yang berbentuk persegi limas memiliki sisi berbentuk segitiga Prisma dan limas Prisma dan balok memiliki macammacam bangun ruang atau jenisnya Macam-macam prisma dan limas yang berbeda-beda Prsima dan Limas memiliki bentuk yang
Menggambar macammacam prisma dan limas Pelajaran matematika hari ini membingkungkan
Mempelajari Prisma dan Limas, serta
Mengantuk
Lebih menyenangkan lagi
210
berbeda-beda 20
T
21
U
Prisma segitiga, segiempat, segilima, dst Limas segitiga, segiempat, segilima dan seterusnya
22
V
23
W
Sisi prisma berbentuk persegi. Sisi limas berbentuk segitiga Prisma dan limas memiliki banyak macamnya
24
X
25
Y
26
Z
27
AA
28
AB
Bangun ruang prisma dan limas
29
AC
30
AD
31
AE
32
AF
Prisma dan limas adalah bangun ruang Limas memiliki satu alas, sedangkan prisma memiliki alas yang sama Prisma dan Limas memiliki banyak macamnya, segitiga, segiempat, segilima, segienam sampai segi n Prisma segitiga
Prisma berbenuk persegi dan segitiga Limas berbentuk segitiga Kubus dan balok adalah bangun ruang prisma Limas hanya memiliki satu alas, sedangkan prisma memiliki alas yang sama Prisma memiliki alas yang sama bentuknya
menggambar prisma dan limas Banyak bertanya dan banyak bercanda
belajarnya pak Selalu diganggu oleh teman
Waktunya lebih banyak lagi, jangan terburu-buru Jangan terlalu susah dalam memberi soal
Mempelajari prisma dan limas dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan menyenangkan pelajaran hari ini Cukup senang, saya mempelajari macammacam prisma dan limas Cukup menyenangkan karena saya suka menggambar prisma dan limas Mengerjakan soal tentang prisma dan limas
Suka kebalik prisma dan limas
Tidak ada
Jangan terlalu lembut sama murid
Sangat senang belajar hari ini Menggambar macammacam limas
Pada berisik
Semoga lebih baik lagi Kelompoknya yang ini aja pak jangan dirubah lagi
Menggambar macammacam prisma, menyenagkan dan seru Mengetahui tentang prisma dan Limas
Capek belajar hari ini
Hadiahnya diperbanyak lagi pak
Tidak focus belajarnya
Belajar Prisma dan limas Sangat menyenangkan
Diganngu sama teman Media nya kurang
Menyenangkan, tapi kadang bikin pusing belajarnya
Kesulitan mengerjakan LKS
Pak ganti kelompoknya jangan yang itu lagi Kelompoknya ganti lagi Untuk pelajaran berikutnya semoga lebih menyenangkan Pelajarannya lebih baik lagi dan menyenangkan
Sangat menyenagkan,
Cukup sulit
Bingung ketika mengerjakan tugas
Digangguin teman sebangku
Diganngu sama teman
Saya ingin pelajaran berikutnya mudah dipahami Lebih menyenangkan lagi belajarnya
Semoga belajarnya
211
mempunyai alas berbentuk segitiga. Limas segitiga mempunyai alas berbentuk segitiga
Karena saya bisa mempelajari prisma dan limas
materinya
seperti ini terus
Kategori Positif : 25 siswa Kategori Netral : 2 siswa Kategori Negatif : 5 siswa Pertemuan 9 Pertanyaan : No. 1 2 3 4
No
Siswa
1
A
2
B
Pertanyaan Apa yang kamu ketahui tentang volume prisma dan limas? Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ? Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar? Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
1 Volume prisma san limas merupakan isi dari bangun ruang tersebut Volume prisma Volume Limas
3
C
Volume prisma Volume Limas
4
D
Volume prisma Volume Limas
5
E
Volume prisma adalah Volume Limas adalah
Jawaban pertanyaan 2 3 Belajar tentang Saya agak sulit volume prisma dan dalam menghitung limas, dan pelajaran hari ini menyenangkan Hari ini saya belajar Kesulitan tentang volume mengerjakan soal prisma dan limas, cukup menyenangkan karena saya jadi tau volume limas dan prisma Belajar rumus Tidak ada volume prisam dan limas
4 Semoga ulangan besok ga susahsusah ya soalnya pak Jangan kelompok mulu pak
Semoga lebih baik
Amat menyenangkan, bisa menemukan sendiri rumus volume prisma dan limas
Agar ribet nentuin rumusnya
Jangan susah-susah ngasih soalnya pak
Pelajaran hari ini lumayan susah tapi mudah dipahami
Saat mengerjakan soal diganggu sama anak cowo
Pak kasih soal latihan nya jangan susah-susah
212
6
F
7
G
Isi dari prisma dan balok Volume prisma Volume Limas
8
H
Volume prisma
Pusing, ga bisa ngerjain soalnya Belajar hari ini menyenangkan, saya mencari rumus volume prisma dan limas
Hitung-hitungan Tidak ada
Semoga lebih seru lagi belajarnya dan ngasih soal ulangannya jangan terlalu sulit
Menyenangkan
Agak sulit dalam mengerjakan soal
Semoga saya bisa mengerjakan soal ulangan dengan baik
Belajar kelompok tentang volume prisma dan limas, dan mengerjakan soal serta presentasi di depan kelas Menyenangkan
Banyak yang gangguin saya ketika belajar
Kelompoknya yang ini aja, jangan diganti lagi
Menemukan rumus volume bangun ruang prisma dan limas dengan bantuan kubus Sangat menyenangkan
Memahami pelajarannya agak sulit
Teman kelompok cowo nya pada becanda
Jangan terlalu lembek dalam mengajar
Cukup menyenangkan
Soalnya agak susah
Makasih pak, saya jadi mengerti
Mengerjakan soal berkelompok dan berdiskusi dengan teman kelompok
Hmm, tidak ada
Saya suka belajar seperti ini, menyenangkan sekali
Sangat menyenangkan
Sulit mengerti pelajaran
Soalnya jangan terlalu sulit ketika ulangan
Volume Limas
9
I
Volume prisma Volume Limas
10
J
Prisma Limas
11
K
Volume prisma Volume Limas
12
L
Volume prisma Volume Limas
13
M
Volume prisma
Pengen belajar yang lain jangan bangun ruang terus Permainannya ditambah lagi
Volume Limas
14
N
Volume prisma Volume Limas
15
O
Prisma dan limas memiliki isi yang berupa volume
213
16
P
17
Q
18
R
19
S
Volume Prisma = Setengah balok dan volume limas sepertiga balok Volume prisma dan limas merupakan bagian dari kubus dan balok Prisma adalah setengah kubus Limas adalah seperenam kubus Volume prisma Volume Limas
20
T
Volume prisma
Menyenangkan, karena saya bisa tau lebih banyak tentang prisma dan limas Memahami volume prisma dan limas, cukup menyenangkan
Keuslitan dalam menemukan rumus
Semoga lebih seru dan menyenangkan lagi belajarnya
Berisik
Belajarnya jangan kelompok terus
Belajar hari ini sangat menyenangkan, karena tidak bosan
Dijailin teman ketika belajar
Saya ingin belajar bangun ruang yang lain
Belajar tentang volume prisma dan limas, meyenangkan
Kesulitan dalam menghitung
Dijelasin dulu baru ngasih soal pak biar gampang ngerjainnya
Biasa saja
Tidak ada
Soalnya jangan banyak-banyak
Berdiskusi dengan teman kelompok mencari volume prisma dan limas, dan cukup menyenangkan pelajarannya
Kesulitan mengerjakan soal
Ulangannya jangan sulit yah pak soalnya
Mencari rumus volume prisma dan limas, dan mengerjakan soal tentang prisma dan limas Sangat menyenangkan
Diganggu teman ketika belajar
Pak belajarnya jangan kelompok terus yaa
Sulit dalam menentukan luas alas nya
Diperbanyak lagi hadianya pak
Mengerjakan soal tentang prisma dan limas. Dan saya diandalkan ketika mengerjakan soal. Belajarnya cukup menyenangkan Belajar prisma dan limas
Kesulitan dalam mnegerjakan soal
Jangan bosenbosen yah pak ngajarinnya
Biasa saja
Bisa lebih baik lagi dalam mengajar
Volume Limas
21
U
22
V
23
W
Volume prisma merupakan isi dari bangun ruang = Luas alas X tinggi Volume limas X Luas alas X t. Prisma dan limas memiliki volume yang merupakan isi
Volume prisma Volume Limas
24
X
Volume prisma
25
Y
Volume prisma dan Limas adalah Luas alas X tinggi
214
26
Z
Rumus Volume prisma Rumus Volume Limas
27
AA
Volume prisma Volume Limas
28
AB
Volume prisma Volume Limas
29
AC
Volume Limas Volume prisma
Mempelajari rumus tentang volume prisma dan limas
Mendapatkan rumusnya susah
Belajarnya kelompok terus yah pak, asyik belajarnya
Mencari rumus prisma dan limas, belajarnya enak
Cukup melelahkan
Tambah seru lagi belajarnya
Pelajaran matematika hari ini saya belajar tentang volume prsima dan limas, dan saya jadi mengerti tentang prisma dan limas Mencari rumus volume prisma dan limas
Diganggu sama teman ketika belajar
Jangan susah-susah ya pak kalau ngasih soal
Apa yah, ga ada pak
Saya ingin belajar materi yang lain
30
AD
Volume Limas adalah Volume prisma adalah
Pelajaran hari ini menyenangkan , karena saya bisa mengerti volume prisma dan limas
Kesulitan dalam mengerjakan soal
Semoga saya bisa mengerti lagi materi yang lain
31
AE
Prisma dan Limas adalah bangun ruang
Ga bisa fokus belajarnya
Saya ingin bisa fokus dalam belajar
32
AF
33
AG
Volume prisma dan limas Volume prisma adalah isi dari bangun ruang tersebut. Volume limas juga merupakan isi dari bangun ruang tersebut
Saya bercanda dengan teman ketika belajar Mengantuk ketika belajar Hari ini saya belajar tentang volume prisma dan limas. Pelajaran hari ini menyenangkan
Becanda dengan teman sebangku Awalnya saya suliit mengerti tapi akhirnya saya bisa mengerti juga
Semoga tambah seru lagi belajarnya
Kategori Positif : 27 siswa Kategori Netral : 3 siswa Kategori Negatif : 3 siswa
215
Lampiran 19 Rekapitulasi Persentase Respon Siswa Siklus I Pertemuan ke-1 No
Pertanyaan 1
1
Pertanyaan 4
Menyenangi
Tidak memiliki
Memberikan saran
dan balok dengan
pembelajaran yang
kendala dalam
yang positif
unsur-unsurnya
diberikan
belajar
15
11
Memahami kubus
1
Biasa saja
teman ketika
definisi
belajar 7
10
Diganggu oleh
dan balok dengan
Jumlah 3
Pertanyaan 3
Memahami kubus
Jumlah 2
Pertanyaan 2
13
19
Biasa saja
6
Tidak memahami
Tidak menyenangi
Kesulitan dalam
Memberikan saran
konsep kubus dan
pembelajaran yang
belajar
yang negatif
balok
diberikan
Jumlah
9
7
11
15
Pertanyaan 2
Pertanyaan 3
Pertanyaan 4
. Pertemuan ke-4 No 1
Pertanyaan 1 Memahami volume
Menyenangi
kubus dan balok
pembelajaran
dengan rumus
diberikan
Jumlah
10
belajar 8
konsep
13
13 oleh Biasa saja ketika
24
menyenangi Kesulitan
volume pembelajaran
kubus dan balok
Jumlah
Diganggu
dengan definisi
memahami Tidak
dalam yang positif
0
teman
Tidak
3
Biasa saja
10
saran
belajar
kubus dan balok
Jumlah
memiliki Memberikan
yang kendala
21
Memahami volume
2
Tidak
yang belajar
4 dalam Memberikan yang negatif
diberikan 4
9
16
saran
216
Rata-Rata Presentase Respon Siswa Siklus I No
1
Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
Kategori 4
Memahami
Menyenangi
Tidak memiliki Memberikan
materi melalui
pembelajaran
kendala dalam
saran yang
konsep yang
yang diberikan
belajar
positif
diajarkan Rata-rata Presentase
39,03% Memahami
2
50,00% Biasa saja
1,56% Diganggu oleh
materi
teman ketika
berdasarkan
belajar
Presentase
3
26,57%
32,81%
67,18%
Biasa saja
35,54%
15,62%
Tidak memahami
Tidak
Kesulitan
Memberikan
konsep materi
menyenangi
dalam belajar
saran yang
pembelajaran
negatif
yang diberikan Rata-rata Presentase
34,40%
17,19%
31,26%
31,64 %
35,94%
definisi Rata-rata
Rata-rata
48,44%
32,82%
217
Rekapitulasi Persentase Respon Siswa Siklus II Pertemuan ke-6 No 1
Pertanyaan 1
Pertanyaan 3
Menyenangi
limas dengan unsur-
pembelajaran yang kendala dalam
saran yang
unsurnya
diberikan
positif
15 Memahami prisma dan
Tidak memiliki
Pertanyaan 4
Memahami prisma dan
Jumlah 2
Pertanyaan 2
belajar
18 Biasa saja
limas dengan definisi
Memberikan
7
15
Diganggu oleh
Biasa saja
teman ketika belajar
Jumlah 3
13
12
10
Tidak memahami
Tidak menyenangi
Kesulitan dalam
konsep prisma dan
pembelajaran yang belajar
saran yang
limas
diberikan
negatif
Jumlah
6 Memberikan
4
2
15
11
Pertanyaan 1
Pertanyaan 2
Pertanyaan 3
Pertanyaan 4
. Pertemuan ke-9 No 1
Memahami volume
Menyenangi
prisma dan limas
pembelajaran yang kendala
dengan rumus
diberikan
Jumlah
16 Memahami volume
2
9
18
Biasa saja
Diganggu
oleh Biasa saja
dengan definisi
belajar
Tidak
memahami
9
ketika
16
2
Tidak menyenangi Kesulitan dalam Memberikan
konsep volume primsa pembelajaran yang belajar dan limas
Jumlah
21
teman
14
dalam saran yang positif
belajar
prisma dan limas
Jumlah 3
Tidak memiliki Memberikan
saran yang negatif
diberikan
3
3
8
13
218
Rata-Rata Presentase Respon Siswa Siklus II No 1
Kategori 1
Kategori 2
Kategori 3
Katgeori 4
Memahami
Menyenangi
Tidak memiliki Memberikan
materi melalui
pembelajaran
kendala dalam
saran yang
konsep yang
yang diberikan
belajar
positif
diajarkan Rata-rata Presentase 2
47,69% Memahami
60,00% Biasa saja
24,61% Diganggu oleh
materi
teman ketika
berdasarkan
belajar
Presentase 3
41,54%
32,30%
40,00%
Biasa saja
31,54%
12,30%
Tidak memahami
Tidak
Kesulitan
Memberikan
konsep materi
menyenangi
dalam belajar
saran yang
pembelajaran
negatif
yang diberikan Rata-rata Presentase
10,77%
7,70%
35,39%
45,76%
50,77%
definisi Rata-rata
Rata-rata
36,93%
22,70%
219
Lampiran 20
KISI-KISI INSTRUMEN TES Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagianbagiannya. 2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. 3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. Indikator Mengidentifikasi unsur-unsur balok
No.Butir Soal Skor 1. 4 Perhatikan gambar balok PQRS.TUVW berikut.
a. Lukislah semua diagonal ruangnya b. Berapa banyak bidang diagonal pada balok tersebut?sebutkan!. Menghitung panjang rusuk kubus dan balok
2.
Diketahui sebatang kawat mempunyai
4
panjang 232 cm. kawat itu akan dibuat model kerangka berbentuk sebuah kubus dan sebuah balok. Jika ukuran balok tersebut 12 cm x 8 cm x 5 cm tentukan panjang rusuk kubus.
Menghitung
3.
volume kubus Menerapkan rumus volume balok untuk
4.
Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah 294 cm2, Hitunglah volume kubus tersebut Sebuah mainan berbentuk balok memiliki volume sebesar 140 cm3. Jika
3
3
220
menentukan panjang, lebar, atau tinggi balok
panjang mainan tersebut 7 cm dan tinggi mainan 5 cm, tentukan lebar mainan tersebut.
Menghitung volume kubus
5.
Beni memiliki kubus besar yang tersusun
5
dari kubus-kubus kecil, jika panjang setiap rusuk kubus besar 2 m dan panjang setiap rusuk kubus kecil adalah 20 cm. a. Tentukan volume kubus besar dan kubus kecil b. Berapa banyak kubus kecil yang digunakan hingga terbentuk kubus besar?
Membuat jaringjaring limas
6
Menerapkan rumus luas permukaan prisma untuk menentukan tinggi prisma
7
Gambarlah limas segi enam beraturan
4
beserta jaring-jaringnya Sebuah
prisma
alasnya
berbentuk
5
segitiga siku-siku dengan sisi miring 26 cm dan salah satu sisi siku-sikunya 10 cm. jika luas permukaan prisma tersebut 960 cm2, tentukan tinggi prisma tersebut.
Menghitung luas permukaan prisma
8
Sebuah bangun terdiri dari prisma dan limas seperti gambar di bawah ini. Jika semua rusuk bangun tersebut masingmasing panjangnya 8 cm, Hitunglah luas permukaan bangun tersebut.
5
8 cm 8 cm 8 cm 8 cm
Menghitung
9
Suatu
limas
segi
lima
beraturan
5
221
volume limas
T.ABCDE tampak seperti gambar di samping. Panjang AB = 16 cm, OA = 10 cm, dan tinggi limas 20 cm. Hitunglah: a. Luas alas limas b. Volume limas
222
Lampiran 21 HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES SMP KELAS VIII A POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Nilai
20
20
30
18
24
17
27
19
26
26
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
29
18
29
28
19
21
14
23
16
19
15
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
26
21
20
15
16
12
11
21
13
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1 ∑ ∑ ∑ √
∑
∑
∑
∑
√ √ √ √
Dengan dk = n – 2 = 30 – 2 = 28 dan = 0,05 diperoleh rtabel 0,361 Karena rxy
rtabel, maka soal nomor 1 valid
Perhitungan validitas butir soal selanjutnya menggunakan microsoft excel
223
VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES MATEMATIKA
No
Nomor Soal
Nama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Skor Total
1
A
2
2
1
1
4
3
2
4
1
20
2
B
1
4
0
2
2
4
1
3
3
20
3
C
4
4
2
1
4
3
4
4
4
30
4
D
1
2
3
2
2
1
1
2
4
18
5
E
2
0
2
2
4
3
4
5
2
24
6
F
2
3
2
2
2
2
0
3
1
17
7
G
4
2
3
2
5
1
4
4
2
27
8
H
1
1
1
3
4
2
0
3
4
19
9
I
4
2
2
3
5
3
1
4
2
26
10
J
3
2
1
2
4
2
3
4
5
26
11
K
3
4
2
3
4
4
4
2
3
29
12
L
0
3
2
2
3
3
0
3
2
18
13
M
2
3
3
2
4
4
4
3
4
29
14
N
4
3
2
3
4
3
4
3
2
28
15
O
2
1
1
2
4
2
1
5
1
19
16
P
4
2
1
2
3
3
1
3
2
21
17
Q
1
2
0
0
2
2
3
3
1
14
18
R
3
4
0
2
2
4
3
4
1
23
19
S
1
1
1
2
2
2
2
2
3
16
20
T
2
2
1
3
2
1
3
4
1
19
21
U
1
1
2
2
1
2
2
3
1
15
22
V
4
3
1
3
1
4
4
5
1
26
23
W
2
3
2
2
4
2
0
2
4
21
24
X
4
1
2
3
4
1
0
3
2
20
25
Y
4
1
1
1
1
2
2
3
0
15
26
Z
1
2
2
1
2
1
2
3
2
16
27
AB
0
1
2
0
2
1
2
3
1
12
28
AC
1
2
0
1
1
2
1
2
0
10
29
AD
2
2
1
2
4
3
2
3
2
21
30
AE
2
2
0
1
3
1
3
1
0
13
Jumlah
67
65
43
57
89
71
63
96
61
r hitung
0.647
0.463
0.415
0.542
0.638
0.681
0.516
0.439
0.542
r tabel
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
612
224
Lampiran 22 PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN TES Tentukan nilai varians skor tiap soal, misal varians skor nomor 1 ∑
∑ ( (
)
)
Perhitungan nilai varians skor soal yang lainnya dan varians total menggunakan software excel. Didapat jumlah varian tiap soal ∑ Varians total (
(
sehingga reliabilitasnya diperoleh: )(
)(
∑
)
)
225
Nomor Soal No
Nama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Skor Total
1
A
2
2
1
1
4
3
2
4
1
20
2
B
1
4
0
2
2
4
1
3
3
20
3
C
4
4
2
1
4
3
4
4
4
30
4
D
1
2
3
2
2
1
1
2
4
18
5
E
2
0
2
2
4
3
4
5
2
24
6
F
2
3
2
2
2
2
0
3
1
17
7
G
4
2
3
2
5
1
4
4
2
27
8
H
1
1
1
3
4
2
0
3
4
19
9
I
4
2
2
3
5
3
1
4
2
26
10
J
3
2
1
2
4
2
3
4
5
26
11
K
3
4
2
3
4
4
4
2
3
29
12
L
0
3
2
2
3
3
0
3
2
18
13
M
2
3
3
2
4
4
4
3
4
29
14
N
4
3
2
3
4
3
4
3
2
28
15
O
2
1
1
2
4
2
1
5
1
19
16
P
4
2
1
2
3
3
1
3
2
21
17
Q
1
2
0
0
2
2
3
3
1
14
18
R
3
4
0
2
2
4
3
4
1
23
19
S
1
1
1
2
2
2
2
2
3
16
20
T
2
2
1
3
2
1
3
4
1
19
21
U
1
1
2
2
1
2
2
3
1
15
22
V
4
3
1
3
1
4
4
5
1
26
23
W
2
3
2
2
4
2
0
2
4
21
24
X
4
1
2
3
4
1
0
3
2
20
25
Y
4
1
1
1
1
2
2
3
0
15
26
Z
1
2
2
1
2
1
2
3
2
16
27
AB
0
1
2
0
2
1
2
3
1
12
28
AC
1
2
1
1
1
2
1
2
0
11
29
AD
2
2
1
2
4
3
2
3
2
21
30
AE
2
2
0
1
3
1
3
1
0
13
Jumlah si
2
67
65
44
57
89
71
63
96
61
1.646
1.072
0.716
0.690
1.499
1.032
1.957
0.893
1.766
Σsi2
11.270
st2
27.912
rhitung
0.671
613 27.912
226
Lampiran 23 PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN TES
Langkah-langkah perhitungan taraf kesukaran Menentukan ∑
Menentukan N = jumlah peserta tes Menentukan Sm= skor maksimal soal yang bersangkutan Misal, untuk soal no. 1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut : ∑
Sm = 4, N = 30
Menentukan taraf kesukaran : ∑
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, p = 0,558 berada pada kisaran nilai 0,31 ˂ p ˂ 0,70, maka soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran sedang. Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sema dengan perhitungan nomor 1.
227
TARAF KESUKARAN INSTRUMEN TES No
Nomor Soal
Nama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
A
2
2
1
1
4
3
2
4
1
2
B
1
4
0
2
2
4
1
3
3
3
C
4
4
2
1
4
3
4
4
4
4
D
1
2
3
2
2
1
1
2
4
5
E
2
0
2
2
4
3
4
5
2
6
F
2
3
2
2
2
2
0
3
1
7
G
4
2
3
2
5
1
4
4
2
8
H
1
1
1
3
4
2
0
3
4
9
I
4
2
2
3
5
3
1
4
2
10
J
3
2
1
2
4
2
3
4
5
11
K
3
4
2
3
4
4
4
2
3
12
L
0
3
2
2
3
3
0
3
2
13
M
2
3
3
2
4
4
4
3
4
14
N
4
3
2
3
4
3
4
3
2
15
O
2
1
1
2
4
2
1
5
1
16
P
4
2
1
2
3
3
1
3
2
17
Q
1
2
0
0
2
2
3
3
1
18
R
3
4
0
2
2
4
3
4
1
19
S
1
1
1
2
2
2
2
2
3
20
T
2
2
1
3
2
1
3
4
1
21
U
1
1
2
2
1
2
2
3
1
22
V
4
3
1
3
1
4
4
5
1
23
W
2
3
2
2
4
2
0
2
4
24
X
4
1
2
3
4
1
0
3
2
25
Y
4
1
1
1
1
2
2
3
0
26
Z
1
2
2
1
2
1
2
3
2
27
AB
0
1
2
0
2
1
2
3
1
28
AC
1
2
1
1
1
2
1
2
0
29
AD
2
2
1
2
4
3
2
3
2
30
AE
2
2
0
1
3
1
3
1
0
Jumlah
67
65
44
57
89
71
63
96
61
TARAF KESUKARAN
0.55
0.54
0.48
0.63
0.59
0.59
0.42
0.64
0.40
KETERANGAN
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
Sedang
sedang
sedang
sedang
228
Lampiran 24 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES Langkah-langkah perhitungan daya beda soal Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara : Jumlak kelompok
= 50% x jumlah siswa = 50% x 30 =15
Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar , sehingga 15 siswa dengan nilai tertinggi menempati kelompok A dan 15 siswa dengan nilai terendah menempati kelompok B ∑
= jumlah nilai kelompok atas pada soal yang diolah
∑
= jumlah nilai kelompok bawah pada soal yang diolah = jumlah skor maksimal butir soal = jumlah peserta kelompok atas = jumlah peserta kelompok bawah
Misal, untuk soal no. 1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut : ∑ ∑
Daya pembeda (D) D=
∑
-
∑
=
Bedasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,42 berada dikisaran nilai 0,41 – 0,60. Maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda Baik. Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama dengan perhitungan daya pembeda nomor 1.
229
DAYA BEDA SOAL INSTRUMEN TES Nomor Soal No
Nama 1
2
3
4
5
6
7
8
9
3
C
4
4
2
1
4
3
4
4
4
13
M
2
3
3
2
4
4
4
3
4
11
K
3
4
2
3
4
4
4
2
3
14
N
4
3
2
3
4
3
4
3
2
7
G
4
2
3
2
5
1
4
4
2
10
J
3
2
1
2
4
2
3
4
5
9
I
4
2
2
3
5
3
1
4
2
22
V
4
3
1
3
1
4
4
5
1
5
E
2
0
2
2
4
3
4
5
2
18
R
3
4
0
2
2
4
3
4
1
23
W
2
3
2
2
4
2
0
2
4
29
AD
2
2
1
2
4
3
2
3
2
16
P
4
2
1
2
3
3
1
3
2
2
B
1
4
0
2
2
4
1
3
3
24
X
4
1
2
3
4
1
0
3
2
46
39
24
34
54
44
39
52
39
0.76667
0.65
0.53333
0.75556
0.72
0.73333
0.52
0.69333
0.52
jumlah tepi atas 1
A
2
2
1
1
4
3
2
4
1
8
H
1
1
1
3
4
2
0
3
4
20
T
2
2
1
3
2
1
3
4
1
15
O
2
1
1
2
4
2
1
5
1
4
D
1
2
3
2
2
1
1
2
4
12
L
0
3
2
2
3
3
0
3
2
6
F
2
3
2
2
2
2
0
3
1
19
S
1
1
1
2
2
2
2
2
3
26
Z
1
2
2
1
2
1
2
3
2
21
U
1
1
2
2
1
2
2
3
1
25
Y
4
1
1
1
1
2
2
3
0
17
Q
1
2
0
0
2
2
3
3
1
30
AE
2
2
0
1
3
1
3
1
0
27
AB
0
1
2
0
2
1
2
3
1
28
AC
1
2
1
1
1
2
1
2
0
21
26
20
23
35
27
24
44
22
0.35
0.43333
0.44444
0.51111
0.46667
0.45
0.32
0.58667
0.29333
DAYA PEMBEDA
0.42
0.22
0.09
0.24
0.25
0.28
0.20
0.11
0.23
KETERANGAN
Baik
cukup
jelek
cukup
cukup
cukup
jelek
jelek
cukup
jumlah tepi bawah
230
230
Lampiran 25 LEMBAR INSTRUMEN TES SIKLUS I Bangun Ruang Sisi Datar Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII Satuan Pendidikan : MTs Al Barkah Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk:
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar belakang soal Kerjakan semua soal berikut ini dan mulailah dengan soal yang kamu anggap paling mudah. Kerjakan soal dengan teliti, cepat, dan tepat. Lembar soal beserta jawaban dikumpulkan kembali Agar lebih mudah, sebaiknya baca doa terlebih dahulu Selamat mengerjakan
Soal : 1.
Perhatikan gambar balok PQRS.TUVW berikut.
a. Lukislah semua diagonal ruangnya b. Berapa banyak bidang diagonal pada balok tersebut?sebutkan!. 2.
Diketahui sebatang kawat mempunyai panjang 232 cm. kawat itu akan dibuat model kerangka berbentuk sebuah kubus dan sebuah balok. Jika ukuran balok tersebut 12 cm x 8 cm x 5 cm tentukan panjang rusuk kubus!
3. Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah 294 cm2, Hitunglah volume kubus tersebut. 4.
Sebuah mainan berbentuk balok memiliki volume sebesar 140 cm3. Jika panjang mainan tersebut 7 cm dan tinggi mainan 5 cm, tentukan lebar mainan tersebut.
5.
Beni memiliki kubus besar yang tersusun dari kubus-kubus kecil, jika panjang setiap rusuk kubus besar 2 m dan panjang setiap rusuk kubus kecil adalah 20 cm. a. Tentukan volume kubus besar dan kubus kecil b. Berapa banyak kubus kecil yang digunakan hingga terbentuk kubus besar?.
231
Lampiran 26 LEMBAR INSTRUMEN TES SIKLUS II Bangun Ruang Sisi Datar Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII Satuan Pendidikan : MTs Al Barkah Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk:
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar belakang soal Kerjakan semua soal berikut ini dan mulailah dengan soal yang kamu anggap paling mudah. Kerjakan soal dengan teliti, cepat, dan tepat. Lembar soal beserta jawaban dikumpulkan kembali Agar lebih mudah, sebaiknya baca doa terlebih dahulu Selamat mengerjakan
Soal : 1. Gambarlah limas segi enam beraturan beserta jaring-jaringnya. 2. Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring 26 cm dan salah satu sisi siku-sikunya 10 cm. jika luas permukaan prisma tersebut 960 cm2, tentukan tinggi prisma tersebut. 3. Sebuah bangun terdiri dari prisma dan limas seperti gambar di bawah ini. Jika semua rusuk bangun tersebut masing-masing panjangnya 8 cm, Hitunglah luas permukaan bangun tersebut. 8 cm
8 cm 8 cm 8 cm
4. Suatu limas segi lima beraturan T.ABCDE tampak seperti gambar di samping. Panjang AB = 16 cm, OA = 10 cm, dan tinggi limas 20 cm. Hitunglah: a. Luas alas limas b. Volume limas
O
232
Lampiran 27 Kunci Jawaban Tes Siklus I No. Soal 1. a.
Jawaban
Skor
Skor Maksimum
1
1
2.
3.
b. Banyak bidang diagonal pada balok tersebut adalah 6. Yaitu: QSWU, PRVT, PQVW, RSTU, PSVU, dan QRWT. Diketahui: Panjang kawat 232 cm akan dibuat balok dan kubus. Ukuran balok (12x8x5) cm. Ditanya:panjang rusuk kubus. Jawab: Panjang kawat untuk membuat balok = 4(p + l + t) = 4(12+8+5) cm =4 x 25 cm = 100 cm Panjang kawat untuk membuat kubus =232 – 100 = 132 cm Jadi, Panjang rusuk kubus adalah 132 cm : 12 = 11 cm. Diketahui: Luas permukaan kubus = 294 cm2. Ditanya : Volume kubus Jawab: Luas permukaan kubus = 6r2 294 cm2 = 6r2 = r2 49 = r2 r= √ r = 7 cm Jadi, volume kubus = r3
4
1 1
1
4 1
1 1 1
3
1
233
= 73 = 343 cm3 1 4.
5.
Diketahui: Volume balok =140 cm3 Panjang = 7 cm Tinggi = 5 cm Ditanya : Lebar balok? Jawab: V = p x l x t 140 = 7 x l x 5 140 = 35 x l l= =7 Jadi lebar mainan tersebut adalah 7 cm. Diketahui: panjang rusuk kubus 1(r1) = 2 m Panjang rusuk kubus 2(r2) = 20 cm Ditanya: a. Volume kubus 1 dan kubus 2 b. Banyaknya kubus kecil yang digunakan hingga terbentuk kubus besar. Jawab: a. V1 = (r1)3 V1 = 23 V1 = 8 m3
1
1
3
1
1
1 5
3
V2 = (r2) V2 = 203 V2 = 8000 cm3 b. r1 = 2 m = 200 cm = 10 r2 Jadi banyaknya kubus kecil yang digunakan hingga terbentuk kubus besar adalah 10 x 10 x 10 = 1.000 kubus kecil
1 1
1
234
Lampiran 28 Kunci Jawaban Tes Siklus II No. Soal 1.
Jawaban
Skor
Skor Maksimum
2
4 2
2.
Diketahui prisma segitiga siku-siku memiliki: sisi miring = 26 cm, panjang salah satu sisi siku-siku = 10 cm, luas permukaan prisma = 960 cm2. Ditanya: tinggi prisma. a=√
Jawab : a
1
c (26 cm)
a=√ a=√ a=√
1 = 24
b (10 cm) Keliling alas = 24 cm+10 cm+26 cm = 60 cm Luas alas = = 120 cm2 Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi) 960 = (2 x 120) + (60 x t) 960 = 240 + 60t
5 1 1
235
3.
4.
720 = 60t, t = = 12. Jadi tinggi prisma adalah 12 cm. Diketahui: panjang setiap rusuk 8 cm. Ditanya : Luas permukaan bangun tersebut. Jawab : Luas permukaan bangun1 = 4 x Luas Δ =4x( ) = 4 x 32 = 128 cm2 Luas permukaan bangun 2 = 5 x Luas persegi = 5 x (8x8) = 5 x 64 = 320 cm2 Luas seluruh permukaan bangun = 128 cm2+ 320 cm2 = 448 cm2 Diketahui: AB=16 cm, OA = 10 cm Tinggi limas = 20 cm Ditanya : a. Luas alas limas b. Volume limas Jawab:
1 1 1 1 1 1 1 1
a. Tinggi Δ AOB = √ =√ =√ =6 Luas Δ AOB = ( x alas x tinggi) = ( x 16 x 6) = 48 cm2 Jadi, luas alas limas = 5 x 48 cm2 = 240 cm2 b. Volume limas = = x 240 cm2 x 20 cm = x 4800 cm3= 1600 cm3 Jadi, Volume limas adalah 1600 cm3
5
5 1 1 1
1
236
Lampiran 29 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Siklus I No.
Siswa
1 A 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F 7 G 8 H 9 I 10 J 11 K 12 L 13 M 14 N 15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W 24 X 25 Y 26 Z 27 AA 28 AB 29 AC 30 AD 31 AE 32 AF 33 AG Nilai Rata-rata Siswa
Nilai Siswa 68 42 89 52 68 73 78 68 68 63 52 73 42 84 43 68 30 63 42 99 73 68 68 68 68 68 99 89 68 84 58 63 84 67.36
237
Lampiran 30 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Siklus II
No.
Siswa
1 A 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F 7 G 8 H 9 I 10 J 11 K 12 L 13 M 14 N 15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W 24 X 25 Y 26 Z 27 AA 28 AB 29 AC 30 AD 31 AE 32 AF 33 AG Nilai Rata-rata Siswa
Nilai Siswa 82 58 100 63 78 84 89 78 73 68 63 77 73 89 70 77 47 73 52 84 63 73 77 70 70 78 84 100 73 `100 73 70 89 72,66
238
Lampiran 31 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A Siklus I 1) Distribusi frekuensi 30
42
42
42
42
52
52
58
63
63
63
68
68
68
68
68
68
68
70
70
70
70
73
73
73
78
84
84
84
89
89
100
100
2) Banyak data (n)
= 33
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan :
R
= Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi) Xmin = Nilai Minimum (terendah) R = Xmax – Xmin = 100 - 30 = 70 4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n Keterangan : K = Banyak kelas n = Banyak siswa K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33
239
= 1 + (3,3 x 1,518) = 6,01
(dibulatkan kebawah)
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan ke atas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS I
No
1 2 3 4 5 6
Nilai
Batas Bawah
Batas Atas
29,5 41,5 53,5 65,5 77,5 89,5
41,5 53,5 65,5 77,5 89,5 101,5
30-41 42-53 54-65 66-77 78-89 90-101 Jumlah
Titik Tengah
1 4 6 14 6 2 33
35,5 47,5 59,5 71,5 83,5 95,5 393
1260.25 2256.25 3540.25 5112.25 6972.25 9120.25 28261,5
35.5 190 357 1001 501 191
1260.25 9025 21241.5 71571.5 41833.5 18240.5
2275,5
163172,3
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me) ∑
N Mean ̅
∑
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
∑
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
∑
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
2) Median/ Nilai Tengah (Md) (
Me =
Me
(
)
)
(
)
240
Keterangan : Me
= Median/ Nilai Tengah
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median = Frekuensi kelas median
i
= Interval kelas
3) Modus (Mo) Mo =
(
)
(
)
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus) = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i 4) Varians
= Interval kelas ∑
5) Simpangan Baku (s)
∑
√
∑
∑
√
241
Lampiran 32 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A Siklus II 1) Distribusi frekuensi 47
52
58
63
63
63
68
70
70
70
70
73
73
73
73
73
73
77
77
77
78
78
78
82
84
84
84
89
89
89
100
100
100
2) Banyak data (n) = 33 3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan : R
= Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi) Xmin = Nilai Minimum (terendah) R = Xmax – Xmin = 100 - 47 = 53 4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n Keterangan : K = Banyak kelas n = Banyak siswa K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33
242
= 1 + (3,3 x 1,518) = 6,0094
(dibulatkan kebawah)
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan keatas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS II
No
1 2 3 4 5 6
Nilai
Batas Bawah
Batas Atas
46,5 55,5 64,5 73,5 82,5 91,5
55,5 64,5 73,5 82,5 91,5 101,5
47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100 Jumlah
Titik Tengah
2 4 11 7 6 3 33
51 60 69 78 87 96 441
2601 3600 4761 6084 7569 9216 33831
102 240 759 546 522 288 2457
5202 14400 52371 42588 45414 27648 187623
6) Mean/Nilai Rata-rata (Me) ∑
N Mean ̅
∑
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
∑
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
∑
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
7) Median/ Nilai Tengah (Md) (
Me =
Me
( Keterangan :
)
)
(
)
243
Me
= Median/ Nilai Tengah
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median = Frekuensi kelas median
i
= Interval kelas
8) Modus (Mo) Mo =
(
)
(
)
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l
= Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus) = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i 9) Varians
= Interval kelas ∑
10) Simpangan Baku (s)
∑
√
∑
∑
√
244
Lampiran 33
Lembar Pedoman Wawancara Guru Tahap
: Pra Penelitian
Hari/tanggal
:
Tujuan
: Untuk mengetahui kemampuan dasar siswa, kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung, dan untuk menentukan kelas yang akan digunakan sebagai penelitian
Daftar pertanyaan Wawancara 1.
Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran matematika?
2.
Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada saat belajar matematika?
3.
Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika?
4.
Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut?
5. 6. 7.
Bagaimana respon siswa saat belajar matematika ? Apakah siswa percaya diri dengan kemampuannya dalam menyelesaikan soal matematika? Bagaimana dengan disposisi matematik siswa?
8.
Perlukah setiap siswa memiliki disposisi matematik yang baik? Mengapa?
9.
Pendekatan pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan pada saat pembelajaran matematika?
10. Menurut ibu, pendekatan pembelajaran yang ibu gunakan sudah cukup untuk meningkatkan disposisi matematik ?
245
Lampiran 34 Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian Hari/Tanggal : Senin, 15 April 2014 Nama Guru
: Dra. Juwita
Tempat
: MTs Al Barkah
Pewawancara : Ahmad Ivan Farhan Daftar pertanyaan Wawancara 1.
Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran matematika? “Keadaan siswa pada saat pembelajaran berbeda-beda. Ada yang antusias, ada yang diam, ada yang malu-malu, dan ada yang suka berbicara tentang hal-hal diluar pelajaran matematika. Umumnya siswa belum siap untuk belajar.”
2.
Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada saat belajar matematika? “Ada beberapa siswa yang aktif bertanya karna menyukai pelajaran matematika. Namun siswa yang seperti itu sangat sedikit”
3.
Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika? “Keadaan siswa pada saat pembelajaran matematika berbeda-beda, siswa masih memiliki kesulitan dalam perhitungan dasar Sehingga tidak sedikit siswa yang sudah putus asa dalam menyelesaikan permasalahan matematika; terutama pada soal cerita, menyelesaikan masalah matematika dan soal aplikasi matematika.”
4.
Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut? “Biasanya ya saya yang harus aktif dalam menangani perbedaan karakteristik siswa yang berbeda-beda, saya harus mengulang kembali mengenai materi perhitungan dasar. Umumnya dalam pembelajaran matematika masih terfokus pada guru yang harus aktif“
5.
Bagaimana respon siswa saat belajar matematika ?
246
“Bervariasi, bagi mereka yang senang dengan matematika, mereka merespon dengan baik. Tetapi bagi mereka yang tidak senang dengan matematika, mereka kurang merespon atau kurang apresiasi. Karena dianggapnya bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang susah. 6.
Apakah siswa percaya diri dengan kemampuannya dalam menyelesaikan soal matematika? “Beberapa siswa percaya diri, mereka percaya diri untuk menyelesaikan soal matematika. Tetapi ada juga beberapa siswa yang tidak percaya diri karena pemahaman mereka masih kurang, kurang mengerti dan kurang mendalami pelajaran matematika”
7.
Bagaimana dengan disposisi matematik siswa? “kalau disposisi itu tentang sikap siswa terhadap matematika, sikap siswa terhadap matematika bervariasi, ada yang menyenangi matematika, adapula yang malas belajar matematika dan tidak menyukai matematika.”
8.
Perlukah setiap siswa memiliki disposisi matematik yang baik? Mengapa? “Ya perlu, agar siswa bisa menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari”
9.
Pendekatan pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan pada saat pembelajaran matematika? “Biasanya saya masih menggunakan metode gabungan atau variatif tapi lebih sering ceramah.”
10. Menurut ibu, pendekatan pembelajaran yang ibu gunakan sudah cukup untuk meningkatkan disposisi matematik ? “Pendekatan yang saya gunakan masih belum cukup untuk membantu siswa dalam meningkatkan disposisi matematik siswa, karena ya banyak faktor-faktor yang saya hadapi.”
247
Lampiran 35
248
249
250
251
252
253
254
238
Lampiran 35