PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta) Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh: Febriani Herlina NIM: 1111015000090
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Febriani Herlina (1111015000090), “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)”. Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS Siswa kelas VII.5 dan VII.6 di SMPN 87 Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari-Mei 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen tipe Nonequivalent Control Group Design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 87 Jakarta. Dengan menggunakan purpose sampling, sampel yang terpilih yaitu kelas VII.5 & VII.6. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar berupa 20 soal berbentuk pilihan ganda, observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis adalah SPSS Versi 20. Pengujian dilakukan dengan uji hipotesis menggunakan uji statistisk non parametrik teknik Uji Man Withney-U dan berdasarkan hasil perhitungan diperoleh perhitungan posttest kelas kontrol dan eksperimen yakni posttest di dapat Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 (,000<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Hₐ diterima maka rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas control dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa. Dari perhitungan tersebut dapat digambarkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends dapat meningkatkan hasil belajar IPS dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Sehingga bagi guru IPS perlu menerapkan model Kooperatif Tipe Time Token Arends.
Kata kunci: Kooperatif Tipe Time Token Arends dan hasil belajar
vi
ABSTRACT
FebrianiHerlina (1111015000090), "Application of Cooperative Learning Model Time Token Arends To Improve Student Results in Learning Integrated IPS (Quasi Experiments in SMPN87 Jakarta)", Thesis Studies Geography Education, Department of Social Sciences, Faculty of Science Tarbiyah and Teaching, University of Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. This study aims to determine the effect of the use of methods Cooperative Type Time Token Arends on learning outcomes IPS graders VII.5 and VII.6 in SMPN 87 Jakarta. The research was conducted in the month from February to May 2015. The method used is the quasi-experimental method Nonequivalent type Control Group Design. The population is all seventh grade students of SMPN 87 Jakarta. By using purposive sampling, sample chosen that class VII.5 and VII.6. Research instrument used was a test of learning outcomes in the form of 20 multiple choice questions, observations and interviews. Data analysis was conducted to test the hypothesis SPSS Version 20. Then proceed to test the hypothesis using a non-parametric test techniques statistisk Man Whitney-U test, and based on the calculations, the calculation and experimental posttest control group in the posttest can Asymp Sig (2-tailed) <0.05 (, 000 <0.05) , This indicates that the H0 is rejected and Hₐ accepted then the average results of social studies students in the experimental class different from the average of the results of social studies students in the control class, and it can be concluded that there are significant use of teaching methods Cooperative Type Time Token Arends on learning outcomes IPS students. From these calculationscan be described that learning using cooperative learning model type Time Token Arends IPS can improve learning outcomes than the control class that uses the conventional model. So for a social studies teacher needs to implement cooperative model of Type Time Token Arends.
Keywords: Cooperative type Time Token Arends and learning outcomes
vii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Rabb yang menguasai seluruh alam beserta isinya yakni Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah serta kehendak-Nya lah skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang tauladan sempurna yang patut dicontoh oleh ummatnya. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis tidak akan bertambah tanpa bimbingan,pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak, yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan FITK. 3. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd yang tak pernah lelah ataupun bosan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi agar penulis menjadi pribadi yang berbekal pendidikan yang baik. 4. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Bapak Syaripulloh, M.Si yang sudah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis. 5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si pembimbing yang penuh dengan kesabaran dan perhatian yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Semoga Bapak dan keluarga senantiasa selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin. 6. Ibu Annisa Windarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan nasehatnya.
iv
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat di kemudian hari. 8. Ibu Hj. Neneng Junaesih, S.Pd selaku Kepala SMPN 87 Jakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang Beliau pimpin serta terimakasih atas segala wejangan dan motivasi yang Beliau berikan. 9. Bapak Hadis, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS yang telah membimbing dan memberikan nasihat selama penelitian. 10. Orang tua tercinta atas motivasi yang luar biasa: Ibu Hj. Mardiyah dan Bapak H. Nisan terkasih yang tak henti-henti memanjatkan doa yang disertai cucuran air mata kepada-Nya untuk anaknya agar selalu mendapat ridho-Nya di setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan dunia dan akhirat. Terimakasih untuk cinta dan doa tulus mu disetiap langkah ku. Selesainya skripsi ini adalah bukti persembahan ananda untuk kalian. 11. Kakak tersayang diantaranya (Alm. Masanih), Samsiah, Neneng Hasanah, Nanang, Dedi Efendi, dan Didi Marhadi. Terimakasih atas doa dan motivasi dari kalian yang tak terhingga. 12. Sahabat Tersayang diantaranya Fajriyatul Azizah, Ria Liniarti, Nur Alfi Lail, Nia Firiyani, Gaun Rifani, Dewi Anzani, Nurin Hanifati Amalia, Dian Permatasari, Nur Hayani, Fuji Hastuti, Vina Viniati, dan Nur Ariyani. Terimakasih atas kobaran semangat untuk terus maju bersamasama meyelesaikan skripsi ini dalam rangka meneruskan pendidikan. 13. Terima kasih untuk Nurul Hidayanti dan saudara kembar Eva dan Evi Nurlaeli atas semangatnya untuk bersama-sama menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. 14. Rekan-rekan seperjuangan Geografi 2011. Jakarta, September 2015 Penulis
v
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ......................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................
6
C. Pembatasan Masalah.............................................................
6
D. Perumusan Masalah ..............................................................
6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ................................................................
7
KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Teoritis ................................................................ 1.
8
Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...............................
8
a. Pengertian Belajar.....................................................
8
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..............
11
c. Pengertian Pembelajaran…………………………..
14
Hakikat Hasil Belajar ...................................................
16
B. Model Pembelajaran Kooperatif..........................................
17
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..............................
17
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ..........................
18
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ....................................
19
2.
viii
4. Prinsip Pembelajaran Kooperatif ....................................
21
5. Metode Time Token Arends ............................................
23
C. Hakikat Pendidikan IPS .......................................................
25
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ..............................
25
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ....................................
27
3. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ....
28
D. Penelitian yang Relevan ......................................................
29
E. Kerangka Berpikir ............................................................... . 32 F. Hipotesis Penelitian. ............................................................
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
34
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................
34
C. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................
37
D. Peran dan Posisi Peneliti .....................................................
37
E. Data dan Sumber Data .........................................................
38
F. Instrumen Tes ......................................................................
39
G. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Study ............................
44
H. Taraf Kesukaran ..................................................................
46
I. Uji Daya Pembeda ...............................................................
47
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ......................
48
K. Hipotesis Statistik ................................................................
52
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah .................................................
53
B. Hasil Penelitian ..................................................................
58
C. Analisis Data danUji Hipotesis Analysis ..........................
66
D. Pembahasan ........................................................................
72
E. Keterbatasan Penelitian ......................................................
77
ix
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
79
B. Saran .....................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
81
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif................................
22
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .........................................................
34
Tabel 3.2 Desain Penelitian.........................................................................
36
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
38
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Soal Pretest dan Posttest ............................
39
Tabel 3.5 Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ..............................
41
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pedoman Wawancara..……………………………….
43
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ...............................................................
47
Tabel 4.1 Identitas Sekolah………………………………………………...
53
Tabel 4.2 Data Rombongan Belajardan Guru SMPN 87 Jakarta ................
54
Tabel 4.3 Data Siswa dalam tiga Tahun Terakhir .......................................
56
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMPN 87 Jakarta .....................................
56
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen..………………………………. ..
58
Tabel 4.6 Distribusi data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ..............
59
Tabel 4.7 Distribusi data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .....................
61
Tabel 4.8 Kategori Nilai N Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen…………
65
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Mean Pretest dan Posttest…………………..
66
Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ................................
67
Tabel 4.11 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ...............................
67
Tabel 4.12 Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol ........................................
68
Tabel 4.13 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol......................................
68
Tabel 4.14 Data Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...........................................................
69
Tabel 4.15 Data Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ..........................................................
70
Tabel 4.16 Hasil Uji Man Withney-U .........................................................
71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Metode Kooperatif Tipe Time Token Arends dengan hasil belajar siswa. .............................................
33
Gambar 4.1 Diagram grafik KKM Pretest dan Posttest ................................
64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen..........................................................
84
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ................................................................
104
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Soal ........................................................
111
Lampiran 4 Soal Pretes dan Posttest ........................................................
113
Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ..............................
118
Lampiran 6 Hasil Nilai Pretest dan Posttest .............................................
119
Lampiran 7 Observasi Siswa Kelas Eksperimen ......................................
123
Lampiran 8 Observasi Siswa Kelas Kontrol .............................................
126
Lampiran 9 Aktivitas Mengajar Kelas Eksperimen ..................................
128
Lampiran 10 Aktivitas Mengajar Kelas Kontrol ......................................
130
Lampiran 11 Wawancara Siswa Pra Penelitian ........................................
132
Lampiran 12 Wawancara Siswa Setelah Tindakan...................................
136
Lampiran 13 Wawancara Guru .................................................................
139
Lampiran 14 Uji N-Gain Kelas Eksperimen.............................................
141
Lampiran 15 Uji N-Gain Kelas Kontrol ...................................................
143
Lampiran 16 Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................................
145
Lampiran 17 Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ...............................
146
Lampiran 18 Normalitas Pretest Kelas Kontrol ........................................
147
Lampiran 19 Normalitas Posttest Kelas Kontrol ......................................
148
Lampiran 20 Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .........
149
Lampiran 21 Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol........
150
Lampiran 22 Uji Hipotesis Mann-Whitney U .........................................
151
Lampiran 23 Varian Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen..........
152
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai
lembaga penyelenggaraan pendidikan formal
merupakan komponen penting dalam mempersiapkan generasi anak bangsa untuk mampu menghadapi kompetisi secara global di dalam aktifitas masyarakat. Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini memerlukan pendidikan. Pendidikan itu merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat dielakkan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik. Namun kenyataannya, pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh oleh negaranegara lain. Salah satu permasalahannya adalah rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Banyak permasalahan yang terjadi pada pendidikan di Indonesia, dimulai dari lemahnya para guru dalam menggali potensi siswa, kurangnya kesejahteraan guru, dan kurangnya fasilitas yang memadai. Para guru seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah melihat kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan pendidik di Indonesia adalah mereka tidak pernah mencari permasalahan dan potensi yang dimiliki oleh siswanya. Pendidikan itu seharusnya memperhatikan kebutuhan siswanya bukan memaksakan sesuatu yang siswa kurang nyaman untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu dengan cara dipaksakan akan membuat siswa tertekan dan
1
2
kurangnya ruang untuk siswa berpikir kreatif dalam mengekspesikan bakat dan kemampuannya. Karena pada dasarnya siswa memiliki cara berpikir yang berbeda-beda. Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum di Indonesia masih jauh tertinggal karena kurikulum saat ini hanya didasarkan pengetahuan pemerintah saja tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Kurikulum dibuat di Jakarta sehingga kurikulum hanya terpusat di daerah sekitar kota Jakarta dan kota besar lainnya. Tidak memperhatikan kondisi di daerah terpencil. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan (PBB) yang diluncurkan di New York, Jum’at (15/11/2013), indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2013 adalah 0,603. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-108 dari 187 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,910 – 1. Kategori medium berada di atas 0,67, sedangkan kategori rendah di bawah 0,67.1 Banyak masalah – masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya yaitu pengembangan kurikulum yang ditingkatkan sesuai tuntutan zaman. Peningkatan mutu berbasis sekolah, proyek peningkatan mutu guru, pengembangan media pembelajaran atau alat media pembelajaran yang sudah difasilitasi pemerintah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran atau metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan
1
United Nations Development Programme, “Education Development Index, “ artikel diakses pada 28 Februari 2015 dari http://hdr.undp.org/en/content/education-index/.
3
proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.2 Tetapi banyak sekolah yang tidak menggunakan model pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu
sosial. Dalam pelajaran IPS di tingkat Sekolah Menengah
Pertama guru harus dapat menyampaikan pelajaran dengan baik karena materi pelajaran IPS cukup luas. Guru harus menyelesaikan ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media, alat peraga yang menunjang untuk belajar dan metode yang sesuai dengan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberikan stimulus sehingga membangkitkan semangat siswa untuk belajar IPS . Metode yang tidak tepat digunakan akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu, seorang guru IPS dituntut untuk menerapkan metode yang efektif sehingga benar-benar dapat membangkitkan minat belajar peserta didik sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat terpenuhi. Maka seorang guru harus mempunyai wawasan luas terhadap ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat ini dan mampu menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang makin berkembang. Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien guru harus mempunyai kemampuan tertentu, adapun kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu kemampuan menguasai bahan ajar, mengelola kelas serta dapat menempatkan metode-metode yang tepat pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas.3 2
Rasyad Aminuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet 4,
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.17.
h. 14.
4
Seperti halnya dengan pemberian materi pembelajaran IPS di kelas, bukan hanya menggunakan metode yang monoton tetapi pembelajaran IPS juga dapat memakai dengan berbagai macam metode. Pemilihan suatu metode perlu memperhatikan suatu materi yang disampaikan oleh guru kepada peserta didiknya, dari tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, dan banyaknya peserta didik yang diikut sertakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dan dari pemilihan suatu metode pembelajaranlah minat peserta didik untuk belajar akan semakin terpacu lagi. Hal serupa juga dialami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 87 Jakarta dimana siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi masih banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya terutama siswa yang duduk di belakang. Hal ini dikarenakan pada saat guru selesai menjelaskan materi dan guru memberikan waktu untuk siswa bertanya, siswa tidak ada yang bertanya. Namun sebaliknya pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa, tidak ada siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru. Terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMPN 87 Jakarta, dari 3 kelas (VII.4, VII.5, VII.6) ada sekitar 80,3% siswa yang memperoleh nilai IPS berkisar antara 47 – 60.4 Sementara nilai IPS mencapai standar ketuntasan yakni 70.5 Hal ini juga ditunjukkan dengan hasil wawancara kepada 10 siswa pada tanggal Senin, 2 Maret 2015 pukul 10.10 WIB, diperoleh data yang menyatakan bahwa siswa sendiri beranggapan bahwa pelajaran IPS itu kurang menarik karena mereka mengaku bahwa pelajaran IPS selalu menekankan siswa untuk menghapal dan selalu mendengarkan guru berbicara. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 87 Jakarta, penulis beranggapan perlu adanya model pembelajaran yang tepat 4
Hasil daftar nilai ulangan harian tengah semester siswa (UTS) kelas VII.4, VII.5, VII.6 semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. 5 Hasil observasi dan wawancara dengan Bapak Hadis, S.Pd selaku guru IPS kelas VII.4 – VII.6 SMPN 87 Jakarta pada tanggal 2 Maret 2015.
5
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS adalah metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends. Pada dasarnya metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends, sangat membantu guru IPS untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada peserta didiknya, karena dalam penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends memberikan gambaran kepada peserta didik, agar mereka memilki keterampilan sosial khususnya dalam hal mengemukakan pendapat mereka di depan kelas saat ada diskusi kelompok dan sesi tanya jawab. Dengan demikian peserta didik dapat saling berbagi pengetahuan kepada sesama teman. Adanya metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends ini dapat melatih peserta didik dalam hal saling berinteraksi antar peserta didik untuk bekerjasama dalam memberikan pendapat dan pengetahuan satu sama lain. Selain itu metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends dapat menumbuhkan rasa keberanian berpikir kritis serta berani untuk mengemukakan pendapatnya dengan baik di depan kelas. Oleh karena itu dengan adanya penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends guru dapat dijadikan suatu alternatif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal dan efektif. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar mengajar diperlukan teknik atau cara belajar yang tepat karena ini merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)” .
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah diidentifikasikan, sebagai berikut: 1. Pada
proses
pembelajaran,
guru
kurang
melakukan
metode
pembelajaran yang menarik, hal ini menyebabkan pembelajaran berlangsung secara monoton dan mengakibatkan siswa menjadi jenuh. 2. Selama proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, belum terlihatnya keaktifan belajar siswa. 3. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, hal ini dibuktikan dengan 80,3% siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
C. Pembatasan Masalah Dari pernyataan yang timbul dalam identifikasi masalah dan agar peneltian ini mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah ini pada: “Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMPN 87 Jakarta.”
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
“Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode
Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model
7
pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa.”
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat bagi setiap masyarakat pendidikan, diantaranya: 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terhadap metode yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 2. Praktis a. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan wawasan baru dalam membahas masalah yang berkaitan dengan pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends. b. Bagi guru, dapat mengembangkan kreatifitas guru dalam menerapkan strategi pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. c. Bagi sekolah yang diteliti agar dapat memberikan wacana baru tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dinginkan oleh para siswanya. Memberikan masukan pada sekolah dalam menghasilkan guru-guru yang kreatif. d. Bagi Universitas, Memberikan masukan dalam penyusunan program penelitian di perguruan tinggi. Memberikan motivasi pada mahasiswa lain agar melakukan penelitian dengan metode yang lebih baik. Memberikan kontribusi hasil penelitian yang relevan terhadap mahasiswa-mahasiswa lain yang akan melakuan penelitian
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritis 1.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Menurut Kolb dan Malcolm Tight belajar adalah proses pengetahuan dikreasi melalui transformasi pengalaman.1 Belajar adalah kebutuhan dalam kehidupan manusia, sama pentingnya seperti bekerja dan berteman. Seperti dikemukakan oleh David Kolb maka belajar adalah cara adaptasi utama manusia, jika kita tidak belajar maka tidak bisa bertahan hidup, dan kita tentu saja tidak akan berhasil baik. Belajar itu kompleks dan meliputi berbagai aspek kehidupan. Sementara menurut Jarvis belajar adalah: (1) ada tidaknya perubahan perilaku permanen sebagai hasil dari pengalaman; (2) perubahan relatif sering terjadi yang merupakan hasil dari praktek pembelajaran; (3) proses di mana pengetahuan di gali melalui transformasi pengalaman; (4) proses transformasi pengalaman yang menghasilkan pengetahuan, skill, attitude; (5) mengingat informasi.2 Menurut Skinner, “Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: (1) kesempatan terjadinya peristiwa yang
1
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet.2, h. 178. 2 Ibid.
8
9
menimbulkan respons pebelajar; (2) respons si pebelajar, dan; (5) konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.”3 Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar.4 Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat
stimulasi
lingkungan,
melewati
pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru. Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap yang meliputi sembilan fase. Tahapan itu sebagai berikut: (i) persiapan untuk belajar, (ii) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), dan (iii) alih belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan dan mendapatkan kembali informasi. Pada tahap pemerolehan dan performansi digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali dan respons, serta penguatan.5 Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan, dan pemberlakuan secara umum. Adanya tahap dan fase belajar tersebut mempermudah guru untuk melakukan pembelajaran. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks
9.
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet 5, h.
4
Ibid,. h.10. Ibid,. h. 12.
5
10
menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, kontak manusia dengan
alam
diistilahkan
dengan
pengalaman
(experience).
Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body of knowledge. Menurut Witherington menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai polapola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Sependapat dengan Witherington, Crow menyatakan bahwa, “Belajar merupakan diperolehnya kebiasaankebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.”6 Kemudian,W.S.Wingkel menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.”7 Belajar adalah proses yang aktif, sehingga apabila siswa tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respons siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Keterlibatan siswa atau respon siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, memecahkan tugas-tugas yang diberikan guru dan lain-lain.8
6
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 2, h. 11. 7 Ibid,. h.14. 8 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) Cet. 2, h. 215.
11
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses mencari dan mengetahui apa yang tidak mereka ketahui menjadi tahu. Belajar merupakan perubahan tingkah laku seorang individu karena sebuah pengalaman, melalui pengalaman tersebut menghasilkan sebuah pengetahuan, kemampuan, dan informasi. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 1. Faktor-faktor internal belajar Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik/ciri siswa, baik berkenaan dengan minat, kecakapan maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, unjuk hasil belajar. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa: a. Ciri khas/karakteristik siswa; b. Sikap terhadap belajar; c. Motivasi belajar; d. Konsentrasi belajar; e. Mengolah bahan belajar; f. Menggali hasil belajar; g. Rasa percaya diri.9
9
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran , (Bandung: Alfabeta, 2009) Cet. 2, h. 177.
12
2. Faktor-faktor eksternal belajar Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktorfaktor internal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Tidak sedikit siswa yang memilki hasil belajar yang relative rendah, akan tetapi karena guru mampu merencanakan kegiatan belajar dengan baik, menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat, serta menerapkan pendekatan-pendekatan bimbingan belajar yang sesuai dengan kondisi siswa, dan mampu merubah hasil belajar siswa yang rendah menjadi lebih baik. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:10 a. Faktor guru Dalam ruang lingkup tugasnya, guru dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. Faktor pertama adalah karena cepatnya perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi. Guru-guru juga harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok. Factor kedua adalah terjadinya perubahan pandangan di dalam masyarakat yang memiliki
implikasi
pada
upaya-upaya
pengembangan
pendekatan terhaap siswa. Faktor ketiga adalah perkembangan 10
Ibid,. h.188.
13
teknologi baru yang mampu menyajikan berbagai informasi yang lebih cepat dan menarik. b. Lingkungan sosial (termasuk teman sebaya) Sebagai makhluk social maka setiap siswa tidak mungkin melepaskan dirinya dari interaksi dengan lingkungan, terutama teman-teman sebaya di sekolah. Sekolah merupakan sistem social di mana setiap orang yang ada di dalamnya terikat oleh norma-norma dan aturan-aturan sekolah yang disepakati sebagai pedoman untuk mewujudkan ketertiban pada lembaga pendidikan tersebut. di samping pendidikan formal sekolah, para siswa biasanya juga memiliki normanorma dan aturan-aturan yang lebih spesifik sebagai suatu konsensus bersama untuk ditaati oleh anggota kelompok masing-masing. Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap siswa. Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebaya yang mampu memberikan motivasi kepadanya untuk belajar. Demikian pula banyak siswa yang mengalami perubahan sikap karena teman-teman sekolah memilki sikap positif yang dapat ia tiru dalam pergaulan atau interaksi sehari-hari. c. Kurikulum sekolah Dalam rangkaian proses pembelajaran di
sekolah,
kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran.
14
Seluruh
aktivitas
pembelajaran,
pemilihan
materi
pembelajaran, menentukan pendekatan dan strategi/metode, memilih dan menentukan media pembelajaran, menentukan teknik
evaluasi,
kesemuanya
harus
berpedoman
pada
kurikulum. c. Pengertian Pembelajaran Menurut Wenger, “Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial.”11 Sedangkan menurut Dewey, semua pengetahuan, pemikiran, dan pembelajaran dapat muncul melalui pengalaman. Seorang individu dapat bekerja, tetapi agar ia bisa belajar, ia harus berefleksi terhadap apa yang dikerjakan. Tindakan pembelajaran melibatkan baik komponen sensorik atau eksperiental maupun komponen mental atau kognitif.12 Pembelajaran adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.13 Unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berporos kepada pihak guru, dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan 11
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Cet. 5, h. 2. 12 Ibid., h. 39. 13 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet. 4, h. 14.
15
langkah-langkah teratur dan terarah secara sistematik yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Fungsi pembelajaran mencakup pengelolaan belajar, dan sumber-sumber belajar yang masing-masing mempunyai komponen sebagai berikut : 1. Komponen pengelolaan belajar terdiri dari : a. Membangkitkan minat belajar peserta didik. b.Mengemukakan tujuan belajar dan kriteria keberhasilan belajar. c. Mentransformasikan materi pengajaran d.Memberitahukan tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik. e. Membimbing dan melatih peserta didik. f. Menjaga ketertiban kelas atau penguasaan kelas. g. Melakukan evaluasi terhadap pekerjaan peserta didik. h. Memberikan umpan balik kepada peserta didik. i. Membetulkan kesalahan yang diperbuat oleh peserta didik. 2. Sumber-sumber belajar terdiri dari komponen berikut : a. Merumuskan tujuan belajar. b. Kriteria keberhasilan. c. Metodologi pengajaran yang digunakan. d. Materi dan media pengajaran yang digunakan. e. Petunjuk, tugas, latihan dan tes (pre test dan post test). f. Lingkungan atau suasana belajar.14 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik belajar sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. 14
Ibid,. h. 15.
16
Pembelajaran merupakan rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau kelompok.
2. Hakikat Hasil Belajar Hakikat belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dalam proses belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan mental, proses berpikir, dan keterampilan sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan. Maka dengan adanya suatu pemahaman dan penguasaan materi yang didapat siswa dalam proses belajar mengajar maka siswa memahami apa yang sebelumnya ia tidak ketahui. Perubahan inilah yang disebut hasil belajar. Dalam hubungannya dengan usaha belajar, prestasi berarti hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada kurun waktu tertentu. Prestasi belajar siswa mampu memperlihatkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan / pengalaman dalam bidang keterampilan, nilai, dan sikap. Menurut Dimyati dan Mudjiono dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu
17
pencapaian tujuan pengajaran.Pada bagian lain, merupakan peningkatan 15 kemampuan mental siswa.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu. Seseorang dapat dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkannya dengan hasil yang memuaskan. Siswa dapat dikatakan berhasil apabila ia mendapatkan prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi yang bagus itu dilakukan melalui usaha yaitu belajar. B. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Made Wena,”Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa rasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya.”16 Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning karena mereka telah beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic communication).
15
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet.I,
h. 13.
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet.2, h. 189.
18
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.17 Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berkelompok yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dengan cara berdiskusi dengan temannya. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalahmasalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman, pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif memilki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:18 1. Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif 17
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers , 2013),cet.6, h. 202. Ibid,. h. 207.
18
19
a. Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan b. Fungsi manajemen sebagai organisasi c. Fungsi organisasi sebagai kontrol 3. Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan keberhasilan
pembelajaran
secara
kelompok,
kooperatif oleh
ditentukan karenanya
oleh prinsip
kebersamaan atau kerja sama yang baik, pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang optimal. 4. Keterampilan bekerja sama Kemauan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Berdasarkan uraian di atas, di dalam belajar kooperatif terdapat empat unsur penting, untuk terciptanya pembelajaran yang efektif jika salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi maka pembelajaran belum tercapai.
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Menurut Johnson & Johnson ,“Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan
20
keterampilan-keterampilan masalah.”
proses
kelompok
dan
pemecahan
19
Kemudian Zamroni menyatakan bahwa,” Manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.”20 Menurut Sharan menyatakan bahwa, “Pembelajaran dengan sistem pengelompokan dapat menyebabkan berpindahnya motivasi dari tataran eksternal pada tataran internal. Dengan kata lain, ketika siswa bekerja sama dalam menyelesaikan sebuah tugas, mereka akan tertarik pada materi pembelajaran tersebut karena menyadari kepentingannya sebagai siswa terhadap materi tersebut.”21 Masing-masing model memiliki dasar pemikiran atau dasar filosofis yang berbeda dan memiliki tujuan yang berbeda untuk dicapai melalui penciptaannya. Akan tetapi, masing-masing model memiliki banyak prosedur dan strategi spesifik yang sama, seperti kebutuhan untuk memotivasi siswa, menetapkan ekspektasi, atau membicarakan tentang berbagai hal.22 Sesuai dengan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan hasil belajar akademik, menerima keberagaman masing-masing siswa, dan dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan ini 19
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet. 4, h. 57. 20 Ibid. 21 Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Model-model Pengajaran, Terj. dari Models of Teaching oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet. 2, h. 309. 22 Richard I Arends, Belajar untuk Mengajar, Terj. dari Learning To Teach oleh Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 25.
21
sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa melakukan organisasi yang saling bergantung sama lain. Jadi diharapkan dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Time Token Arends ini siswa mampu lebih aktif dalam berdiskusi maupun saat sesi tanya jawab.
4. Prinsip Pembelajaran Kooperatif Terdapat lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu: 1. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence) yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin tidak bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tak bisa menyelesaikan tugasnya dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) Yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
22
3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) Yaitu, memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication) Yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5. Evaluasi proses kelompok Yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.23 Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase-1
Guru
Menyampaikan tujuan tujuan dan memotivasi siswa
menyampaikan pelajaran
semua
yang
ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Guru
Menyajikan informasi
kepada
menyajikan siswa
informasi
dengan
jalan
demonstrasi atau lewat bahan 23
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers , 2013),cet.6, h. 212.
23
bacaan. Fase-3
Guru menjelaskan kepada siswa
Mengorganisasikan
bagaimana
siswa
ke
cara
membentuk
dalam kelompok belajar dan membantu
kelompok kooperatif
setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Guru membimbing kelompok-
Membimbing kelompok kelompok bekerja dan belajar
mereka
belajar
pada
mengerjakan
saat tugas
mereka. Fase-5
Guru mengevaluasi hasil belajar
Evaluasi
tentang
materi
yang
telah
dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan
hasil kerjanya. Fase-6
Guru mencari cara-cara untuk
Memberikan
menghargai baik upaya maupun
penghargaan
hasil
belajar
individu
dan
kelompok.
5. Metode Time Token Arends Menurut Arends strategi pembelajaran Time token merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah, proses pembelajaran yang demokratis adalah proses yang menempatkan siswa sebagai subyek. Mereka harus mengalami sebuah perubahan kearah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak tau menjadi tahu. Dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama.
24
Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif, model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali.24 Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal/bahasa, visual, auditif, taktik, dan lain-lain. Ada dua cara yang membantu siswa agar pesan tersebut mudah diterima. Cara pertama perlu adanya pengulangan sehingga membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya. Cara kedua adalah siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan guru kepadanya. Cara pertama dilakukan oleh guru sedangkan cara kedua menjadi tugas siswa melalui pertanyaan yang disampaikan guru kepada siswa.25 Dalam pelaksanaan pembelajaran Time Token Arends ada beberapa langkah-langkah, sebagai berikut : 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar. 2) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal. 3) Guru memberi tugas pada siswa. 4) Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. 5) Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Satu kupon untuk satu kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang
24
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Cet. 5, h. 239. 25 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. 2, h. 214.
25
kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara. 6) Guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa dalam berbicara.26
a. Kelebihan Model Time Token Arends : -
Mendorong
siswa
untuk
meningkatkan
inisiatif
dan
partisipasinya. -
Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali
-
Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran
-
Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
-
Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
b. Kekurangan Model Time Token Arends : -
Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja
-
Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak
-
Memerlukan banyak waktu untuk persiapkan dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
-
Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
C. Hakikat Pendidikan IPS 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Sumaatmadja, pelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi
26
Huda, op. cit., h. 240.
26
kebutuhan materilnya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya.27 Sedangkan menurut Djahiri dan Ma’mun IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.28 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sosial yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, psikologi sosial.29 IPS sebagai ilmu pengetahuan baru mulai diketengahkan dalam Kurikulum Sekolah tahun 1975 (SMP-SMA) dan tahun (SPG). Mata pelajaran ini berperan memfungsionalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam dunia kehidupan nyata di masyarakat.30 Oleh karena substansi materinya, IPS mengintegrasikan dan mengorganisasikannya secara pedagogik dari berbagai ilmu sosial yang diperuntukkan untuk pembelajaran di tingkat persekolahan, sehingga 27
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 2, h. 106. 28 Ibid. 29 Trianto,Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet.2, h. 171. 30 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 3.
27
melalui Pembelajaran IPS diharapkan siswa mampu membawa dirinya secara dewasa dan bijak dalam kehidupan nyata, melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial. Adapun ruang lingkup penyusunan model pembelajaran IPS Terpadu antara lain mencakup hal-hal berikut: pemetaan kompetensi yang dapat dipadukan dari masing-masing Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk IPS tingkat SMP/MTs; pengembangan strategi model pembelajarn IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs; pengembangan penilaian model pembelajaran IPS Terpadu pada
tingkat
SMP/MTs;
pengembangan
contoh
model
rencana
pembelajarn IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan XI. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang didalamnya terdapat konsep-konsep ilmu sosial seperti ekonomi, geografi, sosiologi dan ilmu lainnya yang berfungsi untuk merealisasikan ilmunya ke dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain sebagai berikut: 1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2. Mengetahui
dan
memahami
konsep
dasar
dan
mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
28
3. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 4. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. 5. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.31 Menurut Nursid Sumaatmaja, “Tujuan IPS adalah
membina anak
didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara.”32 Sedangkan Oemar Hamalik menyatakan bahwa tujuan Pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan.”33 Jadi, pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah agar siswa memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat melalui pemahaman nilai-nilai sosial. Siswa mampu memecahkan masalahmasalah sosial dan menjadi fasilitator di lingkungannya.
3. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Karakteristik mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama. 31
Trianto, op. cit., h. 176. Rudy Gunawan, Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 2, h. 18. 33 Ibid. 32
29
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.34 Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai macam ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi yang membahas tentang fenomena-fenomena sosial dan segala bentuk hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya.
D. Penelitian yang Relevan Sebagai
bahan
penguat
penelitian
tentang
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan, antara lain: 1. Dalam skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Time Token”. Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 216 Jakarta. Yang disusun oleh Denna Ariadiputra Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, 34
Ibid,.hal. 174.
30
dari Universitas Negeri Jakarta, 2009. Subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 216 Jakarta dengan jumlah siswa 38 orang, yang terdiri dari 20 orang siswa, dan 18 orang siswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPS dapat ditingkatkan melalui pendekatan Kooperatif teknik Time Token. Nilai rata-rata pada setiap siklus telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata yaitu siklus pertama 79,72; siklus kedua 80; dan siklus ketiga adalah 85,14. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui pendekatan Kooperatif teknik Time Token mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa.35 2. Dalam
skripsi
yang
berjudul
“Pengaruh
Penggunaan
Model
Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMAN 1 Sukatani Kabupaten Bekasi”. Yang disusun oleh Salamah Debe Jayanti Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas
Negeri
Jakarta,
2013.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe time token arends dapat meningkatkan hasil belajar geografi khususnya pada materi antroposfer dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Teknik analisa data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis adalah SPSS 16.0. Berdasarkan uji normalitas, diketahui bahwa data pada kelas kontrol dan eksperimen terdistribusi normal karena sig > alpha (0,05) sedangkan uji homogenitas didapatkan hasil bahwa sig > alpha (0,05) 35
Denna Ariadiputra, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Time Token. Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 216 Jakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2009, tidak dipublikasikan.
31
yang berarti data pre-test dan post-test memiliki varian yang bersifat homogen. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji t dengan menggunakan Idependent Sampel t-Test. Dari uji tersebut didapatkan hasil bahwa nilai sig ( 2-tailed) < (0,05) berarti H₀ ditolak sehingga dapat dikatakan terdapatnya perbedaan antara penggunaan model pembelajaran cooperative tipe time token arends dengan pembelajaran konvensional. Pengujian selisih nilai post-test dan nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan Idependent Sampel t-Test, didapatkan hasil bahwa sig(2-tailed) 0,000 < 0,05 maka H₀ ditolak dan Hₐ diterima (ada pengaruh antara perlakuan kelas eksperimen dengan penggunaan model pembelajaran cooperative tipe time token arends sehingga terdapat perbedaan rata-rata kemampuan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen).36 3. Dalam skripsi yang berjudul “Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends 1998 dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 4 Jakarta.” Yang disusun oleh Anggi Septiani, Jurusan Pendidikan Sejarah,
Universitas
Negeri
Jakarta,
2011.
Hasil
penelitian
menunjukan bahwa dengan diterapkannya model Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends 1998 di SMA Negeri 4 Jakarta, membuat peserta didik lebih aktif, kritis, berani dalam mengeluarkan pendapat, dan saling memotivasi dalam belajar. Hal ini terlihat dari peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran, aktif tanya jawab, sehingga terjadi interaksi yang baik, yaitu baik antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik yang lainnya. Model penelitian
36
yang
digunakan
yaitu
model
deskriptif
dengan
Salamah Debe Jayanti, “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends (TTA) Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMA Negeri 1 Sukatani Kabupaten Bekasi”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta. Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan.
32
menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan tidak terlibat, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa proses seperti pengamatan di lapangan serta pengumpulan data mengenai penggunaan model Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends 1998 dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 4 Jakarta. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends 1998 dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 4 Jakarta, hampir diterapkan sepenuhnya oleh guru, selain itu juga guru memvariasikan model pembelajaran cooperative dengan metode penugasan seperti pemberian soal, peserta didik untuk membuat rangkuman tentang materi yang telah dibahas.37
E. Kerangka Berpikir Keberhasilan
siswa
dalam
belajar
sangat
didukung
oleh
kemampuannya dalam memahami dan menguasai konsep dari materi yang dipelajari. Begitu pula dalam pembelajaran IPS, keberhasilan siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam menguasai konsep pembelajaran IPS, penerapan suatu strategi atau metode dalam pembelajaran IPS merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa, guru dituntut untuk dapat mengkondisikan kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat tercipta dengan baik. Selain itu penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan sehingga apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran IPS dapat tercapai dengan baik. Menurut Arends strategi pembelajaran Time Token merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah, 37
Anggi Septiani, “Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends 1998 dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 4 Jakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta. Jakarta, 2011, tidak dipublikasikan.
33
pembelajaran yang demokratis adalah proses yang menempatkan siswa sebagai subyek. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak tahu menjadi tahu. Dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends dianggap sebagai metode yang cukup efektif dan sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Dalam pembelajaran IPS diperlukan metode-metode yang mampu mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran IPS tidak monoton dan pasif di kelas. Dalam tipe Time Token Arends tidak hanya siswa yang pintar yang ikut bicara, tetapi setiap siswa dapat mendapatkan nomor undian sehingga siswa tersebut dapat mendapatkan nomor undian sehingga siswa tersebut dapat mengeluarkan pendapatnya dan mereka saling bekerja sama dalam kelompoknya. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa, tercipta suasana yang kondusif saat proses pembelajaran, sehingga siswa belajar dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat. Peneliti berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut yaitu melalui penggunaan model Kooperatif Tipe Time Token Arends agar dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa SMPN 87 Jakarta.
F. Hipotesis Penelitian Adapun yang menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: Ha : Terdapat pengaruh penggunaan metode Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar siswa atau Ha : Ho : Tidak ada pengaruh dalam penggunaan metode Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar siswa atau Ho : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 87 Jakarta yang berlokasi di Jl. Pondok Pinang Raya Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran IPS. Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrument, uji coba instrument penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah : Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Penelitian Kegiatan Penelitian
Okt
Study pendahuluan
√
Penyusunan proposal
√
Feb
Mar
April
Mei
Juni
√ √
Penyusunan instrument penelitian
√
Pelaksanaan penelitian Mengelola
√
dan
Menganalisis Data Menyusun
√
Laporan
Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya ”metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikannya suatu pengetahuan tertentu sehingga dalam 34
35
gilirannya
dapat
digunakan
untuk
memahami,
memecahkan,
mengantisipasi masalah yang ada dalam sebuah penelitian.” Sedangkan
menurut
Gay,
“metode
dan
1
penelitian
eksperimental
merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).”2 Metode penelitian dapat dibedakan serta diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan obyek yang diteliti. Berdasarkan tingkat kealamiahan metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu metode eksperimen, survey, dan naturalistik.3 Metode penelitian eksperimen ialah metode penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh yang timbul akibat dari treatment dan perlakuan tertentu. Oleh karenanya metode penelitian eksperimen sering dianggap tidak alami atau natural. Sebuah metode penelitian yang bersifat natural biasanya digunakan untuk meneliti sebuah penelitian yang mengambil tempat alamiah, serta peneliti tidak memberikan perlakuan atau treatment tertentu. Dalam metode penelitian naturalistik peneliti mengumpulkan data bersifat emik atau berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti sendiri. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Quasi Experimental Design yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap variable dan kondisi eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas adalah perlakuan pada kelas eksperimen. Yaitu metode Time Token Arends. 2. Variabel terikat adalah hasil belajar IPS siswa.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.6 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan :Kuantitatif &Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.63 3 Sugiono, op.cit, h. 9. 2
36
Peneliti menggunakan dua kelas sebagai obyek penelitiannya. Kelas tersebut mendapat perlakuan dalam penelitian eksperimen ini. Sebelum mendapat perlakuan, kelas eksperimen harus mendapatkan pengukuran awal terlebih dahulu atau pretest terkait dengan hasil belajar siswa. Kemudian kelas eksperimen satu (Eı) diberi perlakuan (X), perlakuan tersebut ialah penerapan metode kooperatif tipe TimeToken Arends dalam pembelajaran IPS di kelas. Setelah diberi perlakuan, kelas eksperimen satu (Eı) diberi tes berupa posttest. Kemudian dilihat apakah ada perubahan rata-rata hasil belajar dari pretest atau tes sebelum diberi perlakuan dengan posttest atau tes sesudah diberi perlakuan. Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.4 Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok
Pengukuran
Perlakuan
Pengukuran
(Pretest)
(Treatment)
(Posttest)
Eksperimen
Oı
Xı
O₂
Kontrol
O₃
X₂
O₄
Keterangan Oı O₃ Xı X₂ O₂ O₄
4
: Pretest pada kelompok eksperimen : Pretest pada kelompok kontrol : Perlakuan pada kelas eksperimen : Perlakuan pada kelas kontrol :Posttest pada kelas eksperimen : Posttest pada kelas kontrol
Emzir, , op.cit, h. 102.
37
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”5 Populasi yang digunakan dalam penelitian yang saya lakukan ialah kelas VII SMP N 87 Jakarta, yang terdiri dari kelas VII 4, VII 5, VII 6. Sedangkan sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini ialah kelas VII 5 & VII 6. 2. Sampel “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”6 Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling atau teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini peneliti membutuhkan kelas yang memiliki masalah dalam hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Dan setelah dilakukan penelitian serta observasi di kelas VII 6, dari 36 siswa terdapat 31 orang siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM, yaitu 70. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, dimana hanya 15% siswa yang mampu memiliki nilai di atas KKM. Dan dapat disimpulkan, kelas VII 6 merupakan kelompok kelas memiliki tingkat hasil belajar yang cukup rendah.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru IPS SMPN 87 Jakarta. Peneliti bertindak sebagai guru. Selain mengajarkan materi peneliti
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet 13, h. 80. 6 Ibid., h. 81.
38
juga membuat dan merancang rencana pembelajaran serta mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM).
E. Data dan Sumber Data Sumber data yang diperoleh dari siswa kelas VII 6 dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas saat proses pembelajaran berlangsung dan peningkatan pemahaman belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Time Token Arends. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data No.
Jenis Data
1
Hasil belajar siswa Siswa sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dengan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Pengamatan proses Siswa pembelajaran pada saat dan Guru KBM
2
3
4
Sumber Data
Teknik Pengumpula n Data Tes
Mengamati melalui lembar observasi
Instrument Penelitian Tes berupa butir soal pilihan ganda
Lembar observasi aktivitas siswa (butir pertanyaan) Pengumpulan data awal Dokumen Menganalisis Dokumen data tentang hasil belajar data hasil dokumen data hasil nilai siswa nilai hasil Ulangan Ulangan Ulangan Tengah Tengah Tengah Semester Semester Semester Pengumpulan data awal Siswa Wawancara Pengajuan tentang persepsi terhadap pertanyaan pelajaran IPS dan metode
39
Kooperatif Tipe Time Token Arends yang dilaksanakan dalam proses KBM
F. Instrumen Tes Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Instrument Tes Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudahmudah. Sedangkan tes akhir (posttest) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Soal Pretest dan Posttest Kelas Semester : VII/Genap Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial KD
Materi Pokok
Indikator Soal
Butir Soal
1. Mendeskripsikan
a. Proses
a. Menguraikan proses
3, 4, 5, 6,
perkembangan,
masuknya bangsa-
masuknya bangsa-
7, 8, 9, 20
masyarakat,
bangsa Eropa ke
bangsa Eropa ke
kebudayaan, dan
Indonesia
Indonesia
pemerintahan pada masa Kolonial
40
Eropa
b. Cara-cara yang
b. Mengidentifikasi
1, 2, 10,
digunakan bangsa
cara-cara yang
12, 18
Eropa untuk
digunakan bangsa
mencapai
Eropa untuk mencapai
tujuannya
tujuannya
c. Reaksi Bangsa
c. Mengidentifikasi
11, 19
Indonesia terhadap reaksi bangsa Bangsa Eropa;
Indonesia terhadap
perlawanan
bangsa Eropa
terhadap Portugis, Spanyol dan VOC. d.
d. Mendeskripsikan
Mendeskripsikan
perkembangan
perkembangan
kehidupan
masyarakat,
masyarakat,
kebudayaan dan
kebudayaan, dan
pemerintahan pada
pemerintahan pada
masa kolonial
masa kolonial
Eropa.
Eropa e. Membedakan perbedaan kehidupan pemerintahan sebelum dan sesudah masa kolonial Eropa
14, 15, 16
13, 17
41
2. Instrument Non Tes Dalam instrument non tes yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Lembar observasi Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara siswa belajar.7 Lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar yaitu untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktivitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends. Tabel 3.5 LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS EKSPERIMEN
No
Kegiatan
Kegiatan Awal Pembelajaran 1.
Penilaian 5
4
Keterangan
3 2 1
Siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang harus dicapai
Kegiatan Inti Pembelajaran 1.
Siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik Siswa antusias dan aktif bertanya jika
2.
ada materi yang tidak diketahui
3.
Siswa tertib dalam pembagian nomor kupon untuk menjawab pertanyaan.
7
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 207.
42
4.
5.
Siswa berani dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Siswa yang lain memperhatikan dengan penuh perhatian. Siswa aktif menjawab pertanyaan
6.
dengan tepat sesuai dengan waktu yang diberikan
Kegiatan Penutup 1.
Siswa memberikan kesimpulan terhadap materi pembelajaran
2.
Siswa mendengarkan penjelasan guru (refleksi)
Keterangan : Beri tanda check list (√ ) pada nilai angka sesuai dengan hasil pengamatan. Penilaian
Keterangan
Pemaparan
5
Sangat Baik
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa sangat baik.
4
Baik
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa baik.
3
Sedang/Cukup
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa cukup baik.
43
2
Kurang
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa kurang baik.
1
Sangat Kurang
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa sangat kurang.
b. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan aspek lainnya yang perlu dicatat. c. Lembar Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu.8 Wawancara
tindakan
dilakukan
untuk
mengetahui
pengaruh
penggunaan Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa. Tabel 3.6 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Variabel Pembelajaran dengan
No Aspek yang ditanyakan 1
Metode Time Token Arends
Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang telah diikuti ?
2
Apakah kalian senang belajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran
8
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuntitatif dan R&D), (Bandung: ALFABETA, 2010), h. 233.
44
Kooperatif tipe Time Token Arends ? 3
Apakah kalian merasa lebih aktif dan berani dalam menjawab pertanyaan maupun mengemukakan pendapat ?
4
Apakah belajar dengan penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Time Token Arends membuatmu lebih mudah dalam memahami materi IPS ?
5
Apakah hasil belajarmu meningkat setelah belajar dengan menerapkan Metode Time Token Arends ?
6
Apa saran kalian terhadap pembelajaran IPS Sejarah di kelas untuk kedepannya ?
G. Uji Coba Instrumen Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek) yang telah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reabilitasnya atau tidak. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.9 9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), Cet. 15, h. 211.
45
Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu: =
( (
√
)(
)
) ]
(
) ]
Keterangan: : Angka indeks korelasi “r” product moment : Number of Cases : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y : Jumlah seluruh skor X : Jumlah seluruh skor Y Valid
atau
membandingkan
tidaknya
butir
dengan
soal
dapat
diketahui
dengan
product moment dengan α = 0,05.
2. Uji Reabilitas Reliabilitas adalah suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.10 Analisis reabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap sama. Uji reliabilitas untuk soal penilaian ganda dilakukan menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu: r11 = (
)(
)
Keterangan : = reliabilitas instrument = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total 10
Ibid,. h. 221.
46
Kriteria koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:11 = 0,91 – 1,00 = 0,71 – 0,90 = 0,41 – 0,70 = 0,21 – 0,40 = < 0,21
= sangat tinggi = tinggi = cukup = rendah = sangat rendah
H. Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran (difficulty level) suatu butir soal didefinisikan sebagai proporsi atau presentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar.
12
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan.13 Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus14 : P=
P B JS
: Indeks kesukaran soal : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria indeks kesukaran: 0.00 – 0.15 = sangat sukar 0.15 – 0.30 = sukar 0.31 – 0.70 = Sedang 0.71 – 0.85 = mudah
11 12
239.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 102. Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan , ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
14
Ibid., h. 208.
207.
47
0.86 – 1.00 = sangat mudah I. Uji Daya Pembeda Menurut Arikunto, “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.”15 Validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.16 Pengujian tingkat kesukaran butir soal menggunanakan bantuan software anates. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah: D=
=
-
J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.7 Kriteria daya pembeda
15
Daya pembeda soal
Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek
0,20 – 0,40
Cukup
0,40 – 0,70
Baik
0,70 – 1,00
Baik sekali
Ibid., h. 211. Sumarna Surapranata, Analisis,Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.4, h. 23. 16
48
J. Teknik Analisis Data Pengolahan data penelitian dianalisis menggunakan statistic. Sebelum dilakukan pengujian analisis data dengan uji-t, data terlebih dahulu diadakan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Sebelum menghitung nilai t-tes untuk melihat hipotesis dengan menggunakan
statistik
parametrik.
penulis
terlebih
dahulu
menganalisis normalitas dan homogenitas data. Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal/tidak.17 Penulis menggunakan SPSS untuk menguji normalitas. Pada SPSS, ada dua jenis penujian normalitas yaitu: Kolmogrov Smirnov and Shapiro Wilk. Kriteria SPSS yaitu: a. Jika responden > 50, uji normalitas menggunakan Kolmogrov Smirnov. b. Jika responden < 50, uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Karena jumlah responden pada penelitian ini adalah dibawah 50, oleh karena itu uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Shapiro Wilk. Hasil normalitas bisa dilihat dengan membandingkan skor signifikansi yaitu α (0.05). Kriteria pengujian: Ho: Skor Signifikan > 0.05 Ha: Skor Signifikan < 0.05
17
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 153.
49
2. Uji Homogenitas Menurut Syofian Siregar, “Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang sama.”18 Penulis menggunakan SPSS untuk menguji homogenitas. Tujuan dari penghitungan ini adalah untuk mengetahui apakah data/sampel kedua kelas tersebut homogen atau heterogen. Uji homogenitas dihitung dengan menggunakan uji fisher:
F=
atau F=
dimana:
( (
) )
Dengan : (
) dan ( (
(
)
) )
Hipotesis statistik : H0 : H1 : Dengan kriteria pengujian : Jika homogen. Jika
, Ho diterima. Varians kedua kelompok , H0 ditolak. Varians kedua kelompok
tidak homogen. Kriteria pengujian : Ho : data sampel berasal dari populasi homogen. Ha : data sampel berasal dari populasi tidak homogen.
18
Ibid., h. 167.
50
3. Uji Hipotesis Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa dari dua kelas yang diteliti, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik t-test dengan taraf signifikansi
. Rumus t-test
yang digunakan ada dua macam tergantung kriteria normalitas dan homogenitas. 1) Jika data distribusi normal dan homogen, maka rumus t-test yang digunakan adalah:19 ̅
̅
√ Derajat kebebasannya = n1+n2-2 (
Dengan : Sgab = √
)
(
)
Keterangan : ̅ = rata-rata skor nilai hasil belajar IPS siswa dengan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends. ̅ = rata-rata skor hasil belajar IPS siswa dengan metode konvensional. = jumlah siswa yang menggunakan metode Kooperatif Tipe Time Token Arends. = jumlah siswa yang menggunakan metode konvensional. = standar devisiasi kelompok eksperimen. = standar devisiasi kelompok kontrol. Kriteria pengujian :
19
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 238-240.
51
Terima Ho jika Thitung
Ttabel
2) Jika data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka rumus ttest yang digunakan adalah : ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ √ Kriteria pengujian : Diterima Ho jika : Dengan : W1 =
Thitung ; W2 =
t1 = t (1-1/2α), (n1-1) t2 = t t (1-1/2α), (n2-1) 3) Jika data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen maka digunakan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik non perametrik teknik Man Withney-U dengan menggunakan program SPSS Versi 20. Dengan rumus20 : U1 = n1 n2 +
(
)
- R1
Ekivale dengan U2 = n1 n2 +
(
)
- R2
di mana: U1 = Jumlah peringkat sampel ke-1 U2 = Jumlah peringkat sampel ke-2 n1 = Sampel ke- 1 n2 = Sampel ke -2 R1 = Jumlah ranking dengan ukuran sampel n1 R2 = Jumlah ranking dengan ukuran sampel n1
20
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2014), cet. 2, h.236.
52
4. Uji N-Gain Gain adalah selisih nilai post-test dengan nila pre-test, Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus : N-Gain : Skor post-test – skor pre-test Skor ideal – skor pre-test Dengan kategorisasi perolehan : G - tinggi : nilai (g > 0,70) G – sedang : nilai ( 0,3
0,7) G – rendah : nilai (g < 0,3 ) K. Hipotesis Statistik Adapun kriteria pengujian ini adalah : Ho : µ₁ = µ₂ Ha : µ₁ ≠ µ₂ Keterangan : Ho = tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Time Token Arends dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Ha = terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Time Token Arends dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kriteria pengujian : “Tolak Ho, jika
>
, dalam hal lain Ho diterima”.
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Visi dan Misi SMP Negeri 87 Jakarta a. Visi Sekolah ” Terwujudnyan siswa cerdas yang berakhlakulkarimah ”. b. Misi Sekolah 1) Menyusun kurikulum yang adaptif dan proaktif, 2) Menyajikan proses pembelajaran yang bervariasi, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, 3) Memenuhi alat dan sumber belajar siswa, 4) Mengembangkan manajemen sekolah yang berbasis IT, 5) Mewujudkan tenaga pendidik yang kompeten di bidangnya, 6) Mengoptimalkan kerjasama dengan Komite Sekolah, 7) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler prestasi, 8) Melaksanakan kegiatan pembiasaan yang terintegrasi dalam perilaku sehari-hari, 9) Melaksanakan pembinaan keagamaan.
c. Identitas Sekolah Tabel 4.1 Identitas Sekolah Nama Sekolah
SMP Negeri 87 Jakarta
NSS/NO.DIK
201016305087
Status Sekolah
Negeri
Jenjang Akreditasi
A
53
54
Alamat
Jalan Ciputat Raya, Gang SMPN 87
Kode Pos, Telepon
12310, 7657687 – 7661378
Kelurahan
Pondok Pinang
Kecamatan
Kebayoran Lama
Otonomi Daerah (Kota/Kab)
Jakarta Selatan
Propinsi
DKI Jakarta
d. Guru dan Tenaga Kependidikan Tabel 4.2 Data Rombongan Belajar (ROMBEL) dan Guru SMPN 87 Jakarta No.
NAMA GURU
BIDANG STUDI
TAHUN MENGAJAR
1.
Hadis, S.Pd
IPS
1983
2.
H. Hasro, S.Pd
IPS
1987
3.
Muchtar
IPS
1980
4.
Titin Suhaetin, S.Pd
IPS
1981
5.
Tri Miswarsih, S.Pd
IPS
1978
6.
Drs.Wasono Heru K
IPA
1997
7.
Henie Suryana, S.Pd
IPA
2006
8.
Petronella Jemumu,S.Pd
IPA
2011
9.
TN. Basuki, S.Pd
IPA
1998
10.
Ida Amalia, S.Pd
Bahasa Inggris
2005
11.
Dra. Hj. SitiAnisah
Bahasa Inggris
1980
12.
Hefnimar M, S.Pd
Bahasa Inggris
1981
13.
Ateng Hidayat, S.Pd
Matematika
2011
14.
Dra. Ernawati
Matematika
2012
15.
Aan Mulyanah, S.Pd
Matematika
1988
55
16.
Yayah Fauziah
Bahasa Indonesia
1983
17.
Hj. Ai Cucu H, S.Pd
Bahasa Indonesia
1998
18.
Hj. Suwaltinah
Bahasa Indonesia
1986
19.
Drs. Sumarno, MM
Penjaskes
1993
20.
Massuhardi, S.Pd
Penjaskes
2007
21.
H. Hamidullah, S.Ag
PAI
1999
22.
Hanafi, S.Ag
PAI
2013
23.
Heri Juliardi, S.Pd
TIK
2009
24.
Ir. Komaruddin
TIK
1996
25.
Rindang Adinusa
Kesenian
2014
26.
Drs. Suparlan
PKN
1996
27.
Rita Widyawati
Tata Boga
1998
28.
Sri Purwaningsih, S.Pd
Tata Boga
2013
29.
Dra. Darmawati Nasir
BP/BK
2003
30.
Dra. Sri Hatuti
BP/BK
1998
31.
Siti Djubaedah, S,Pd
BP/BK
2014
e. Siswa Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2014/2015 semester Genap seluruhnya berjumlah 641 peserta didik. Jumlah peserta didik tersebar dalam rombongan belajar Kelas VII sebanyak 6 rombongan belajar, Kelas VIII sebanyak 6 rombongan belajar, dan Kelas IX sebanyak 6 rombongan belajar. Data Peserta Didik Baru pada tahun terakhir yang dinyatakan diterima di SMP Negeri 87 Jakarta sebagai berikut :
56
Tabel 4.3 Data Siswa dalam 3 (tiga) Tahun Terakhir Jml Total Siswa KelasVII
KelasVIII
Kelas IX
(Kelas VII + VIII
Tahun
+ IX)
Pelajaran Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
216
6
225
6
235
6
215
6
212
6
216
6
642
18
213
6
216
6
212
6
641
18
Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014 Tahun 2014/2015
Siswa
667
f. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di sekolah ini meliputi: Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMPN 87 Jakarta No. Uraian
Jumlah Ruang
Ukuran Luas
01
Kelas
18
63 m2
02
Laboratorium IPA
1
84m2
Rombel
18
57
03
Laboratorium Komputer
1
63 m2
04
Laboraturium Bahasa
1
63 m2
05
Ruang Perpustakaan
1
70m2
06
Ruang Kepala Sekolah
1
48m2
07
Ruang Guru
1
84m2
08
Ruang Tata Usaha (TU)
1
65m2
1
24 m2
10
Ruang
Wakasek
Bid.
Kurikulum
11
Kamar Mandi / WC Guru
4
12 m2
12
Kamar Mandi / WC Siswa
9
12 m2
13
Kantin
10
20m2
14
Rumah Ibadah
1
120 m2
15
Ruang UKS
1
24 m2
16
Ruang BP dan Osis
1
24m2
17
Keterampilan
1
56m2
g. Kegiatan Ekstrakulikuler SMPN 87 Jakarta memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya: 1) Pramuka 2) Rohis
58
3) PMR 4) Paduan Suara 5) Karate 6) Futsal 7) Basket 8) Seni Tari 9) Paskibra 10) Marching Band
B. Hasil Penelitian Berdasarkan uji validitas menggunakan program anates software versi 4.0.9 yang dikembangkan oleh Drs. Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono, ST. Untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS pada materi perkembangan, masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa dari 50 soal yang di ujikan terdapat 24 yang valid dan terdapat 26 soal yang tidak valid. (lihat lampiran) Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik Jumlah Soal
50
Jumlah Siswa
16
Nomor Soal Valid
1,2,9,11,13,14,15,16,17,1 9,21,22,26,31,32,33,34,35 ,36,37,38,39,40,43
Jumlah Soal Valid
24
Selanjutnya, untuk mengetahui reabilitas instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan anates software versi 4.0.9 yang
59
dikembangkan oleh Drs. Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono, ST. Dari perhitungan menggunakan anates, nilai reabilitas yang didapat adalah 0,89. Artinya, bahwa soal tes reliable dan dikategorikan kedalam reabilitas tinggi. (lihat lampiran). Penulis menggunakan anates untuk mengidentifikasi apakah butir soal tersebut dikategorikan ke dalam butir soal yang sukat atau mudah dalam penelitian ini. Selanjutnya, pengujian tingkat kesukaran butir soal menggunakan bantuan software anates.
1. Hasil Belajar IPS a. Hasil Pretest dan Posttest siswa kelas eksperimen Berdasarkan hasil skor Pretest dan Posttest kelas eksperimen dapat diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6 Distribusi data Pretest dan Posttest kelas eksperimen No
Nama
Pre-test
Post-test
1
Afrizal Fahri
75
90
2
Audia Syifa O
55
55
3
Ayu Mentari K N
65
100
4
Bagas Yana P
35
95
5
Balqis Dhia P
75
85
6
Brigita Pricilia
50
100
7
Elena Gesa
65
100
8
Febria Amallia P
60
100
9
Firda Aulia
60
100
60
10
Fretisetya Gatra W
60
85
11
Hary Ramadhan
65
90
12
Ibrahim Bramullah
50
90
13
Laila Atikah Sari
55
100
14
Latania Effilah
55
100
15
Maulana Fachmi
50
95
16
Maya Dias K
60
100
17
Mu’amar Ridho
30
100
18
Mudhafar Maulana
45
85
19
Muhammad Arya
35
95
20
Muhammad Lutfi
35
100
21
Nadya Salma
70
90
22
Nur Agelia Septiani
40
100
23
Putri Susilowati
45
100
24
Putria Diva M
50
90
25
Raffael
65
75
26
Rahma Puspita
50
95
27
Raka Ardika P
35
100
28
Rheinheart R
65
90
29
Royyan Fadlullah
45
85
30
Sannie Salsabilla
65
100
31
Setyohadi
30
95
32
Sri Wahyuni
30
95
33
Zulfa Aida F
30
85
61
34
Luthfiyah
70
95
35
M. Khemaldi R
70
95
Total
1840
3360
Rata-rata
52,57
93
Berdasarkan hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen. Menunjukkan bahwa nilai pretest terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 75. Dan nilai posttest terendah adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 100. Nilai rata-rata pretest adalah 52,57 dan nilai rata-rata posttest adalah 93. Nilai rata-rata posttest siswa yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa sebelum diberi perlakuan.
b. Hasil Pretest dan Posttest siswa kelas kontrol Tabel 4.7 Distribusi data Pretest dan Posttest kelas kontrol No
Nama
Pre-test
Post-test
1
Alfa Aditya W
60
75
2
Amarul Gozali
35
40
3
Amelia Kausiah
40
60
4
Annisa Apriliani
35
20
5
Anom Dwianto
40
55
6
Arfiani Dewi
45
45
7
Chandra Kumala
40
60
62
8
Citra Febria
25
45
9
Dafa Fauzan
25
40
10
Farah Devi
45
60
11
Farhan Al-Aziz
35
30
12
Fathan Mubiyna
60
90
13
Haliza Azzahra
40
45
14
Ilham Ramadhan
70
40
15
Irvan Ageng
35
75
16
Juliana Putri
25
25
17
Livana Aisya
50
70
18
Marissa Astuningtyas
45
50
19
Meri Artianingsih
30
60
20
Muchammad Sabiq
30
75
21
Muhammad Rizieq
30
45
22
Mutiara Dwi
35
20
23
Natasya febrianti
35
65
24
Octavianti
25
25
25
Putrid Regita
45
80
26
Rahma Putri
25
35
27
Rizsky Sukma
40
55
28
Ryan Faturrachman
30
60
29
Safirah Zahra
45
55
30
Sekar dwi nastiti
35
35
31
Sheva Aji
55
25
63
32
Sisi Sakinah
55
50
33
Tiara Juniarti
30
60
34
Yogi Sani
35
40
35
Fauzan akmal
30
45
36
Yofi M
70
90
Total
1430
1845
Rata-rata
39,72
51,25
Berdasarkan hasil pretest dan posttest dari kelas kontrol. Menunjukkan bahwa nilai pretest terendah adalah 25 dan nilai tertinggi adalah 70. Dan nilai post-test terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 90. Nilai ratarata pre-test adalah 39,72 dan nilai rata-rata post-test adalah 51,25. Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi tersebut nilai ratarata pretest kelas eksperimen dan kontrol tidak begitu jauh, namun nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol serta mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan hasil belajar IPS yang diajarkan dengan metode Kooperatif Tipe Time Token Arends jauh lebih baik daripada hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
64
Gambar 4.1 Diagram Grafik KKM PreTest dan PostTest 100 90 80 70 60 Pretest
50
Posttest
40 30 20 10 0 Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Dari diagram diatas, terlihat bahwa nilai pretest sebagian besar siswa pada kelas eksperimen yang mendapat nilai di bawah KKM masih tergolong banyak. Begitu juga dengan siswa kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data tersebut sebagian besar nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas control serta mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan hasil belajar IPS yang diajarkan dengan metode Kooperatif Tipe Time Token Arends jauh lebih baik daripada hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.
65
c. Deskripsi Data N Gain Perbandingan hasil perhitungan N Gain Pretest dan Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.8 Kategori Nilai N Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen Normal Gain
Eksperimen
Kontrol
Terendah
0
-0,67
Tertinggi
1
0,81
Rata-rata
0,83
0,17
Tabel di atas menunjukkan perhitungan selisih antara nilai pretest dan posttest maka diperoleh N Gain. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah 0,83. Berdasarkan perolehan kategori skor gain ternormalisasi maka hal ini menunjukkan bahwa N Gain kelas eksperimen tergolong kategori Tinggi. Sedangkan Nilai rata-rata pada kelas kontrol adalah 0,17. Berdasarkan perolehan kategori skor gain tidak ternormalisasi maka hal ini menunjukkan bahwa N Gain kelas kontrol tergolong kategori Rendah.
d. Perbedaan mean hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen Berdasarkan hasil belajar pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen, selanjutnya akan diberikan perbandingan terhadap mean sebelum dan sesudah diberikan metode terhadap masing-masing kelas yang merupakan objek yang diteliti adalah sebagai berikut :
66
Tabel 4.9 Perbandingan hasil mean pretest dan posttest
Kelas
Pretest
Posttest
Perubahan Hasil
Eksperimen
52,57
93,00
40,43
Kontrol
39,72
51,25
11,53
Tabel perhitungan di atas memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan terhadap rataan baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa rataan nilai hasil belajar pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan rata-rata siswa memperoleh nilai 93,00, dengan kata lain penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends memberikan dampak positif terhadap tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. C. Analisis Data dan Uji Hipotesis Analysis 1. Uji Normalitas Uji
normalitas
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
sampel
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 20 dengan Shapiro-Wilk (taraf signifikansi α = 0.05). Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan rumus sebagai berikut: a. Jika Sig ≥ 0,05, H0 diterima maka sampel berdistribusi normal b. Jika Sig ≤ 0,05 Ha maka sampel tidak berdistribusi normal.
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Pada hasil perhitungan uji normalitas data pretest kelas Eksperimen yang dilakukan tertera sebagai berikut:
67
Tabel 4.10 Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen Kolmogorov-Smirnova
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.130
35
.143
.933
35
.035
Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai signifikansi dari uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan 0.035. oleh karena itu, nilai signifikansi lebih rendah daripada 0.05 (0.035 < 0.05). Hal ini berarti bahwa Ho ditolak sehingga data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Pada hasil perhitungan uji normalitas data posttest kelas Eksperimen yang dilakukan tertera sebagai berikut: Tabel 4.11 Normalitas Post-test Kelas Eksperimen Kolmogorov-Smirnova
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.223
35
000
.731
35
.000
Eksperimen
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat nilai signifikansi dari uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan 0.003. Oleh karena itu, nilai signifikansi lebih rendah daripada 0.05 (0.005 < 0.005). Hal itu berarti bahwa Ho ditolak sehingga data berdistribusi tidak normal.
68
c. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Pada hasil perhitungan uji normalitas data pretest kelas kontrol yang dilakukan tertera sebagai berikut: Tabel 4.12 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Kolmogorov-Smirnova
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.179
36
.005
.899
36
.003
Kontrol
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai signifikansi dari uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan 0.003.Oleh karena itu, nilai signifikansi lebih rendah daripada 0.05 (0.003 < 0.05).Hal ini berarti bahwa Ho ditolak sehingga data berdistribusi tidak normal. d. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol Pada hasil perhitungan uji normalitas data posttest kelas kontrol yang dilakukan tertera sebagai berikut: Tabel 4.13 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol Kolmogorov-Smirnova
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.103
36
.200*
.969
36
.386
Kontrol
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat nilai signifikansi dari uji normalitas Shapiro Wilk menunjukkan 0.386. Oleh karena itu, nilai
69
signifikansi lebih tinggi daripada 0.05 (0.386 > 0.05). Hal ini berarti bahwa Ho diterima sehingga data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dilakukan yakni menggunakan uji Fisher pada taraf signifikan 5% (α = 0.05). Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan rumus sebagai berikut: Jika Sig > 0,05, H0 diterima maka kedua sampel homogen Jika Sig < 0,05, H0 ditolak maka kedua sampel tidak homogen.
a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil pengujian homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Data Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Anova
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 4567.222 4838.333 9405.556
df 8 27 35
Mean Squares 570.903 179.198
F
Sig.
3.186
.011
Dari tabel diatas hasil perhitungan pretest kelas eksperimen dan kontrol Sig < 0,05 (0,011 < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa pada taraf pada signifikan α = 0.05 (5%) H0 ditolak yang berarti variansi populasi kedua variabel tidak homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen.
70
b. Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil pengujian homogenitas posttest kelas eksperimen dan kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Data Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Anova
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 1743.056 3454.167 5197.222
df 10 25 35
Mean Squares 174.306 138.167
F
Sig.
1.262
.303
Berdasarkan data diatas pada perhitungan posttest kelas eksperimen dan kontrol Sig > 0,05 (0,303>0,05). Hal ini menunjukan bahwa pada taraf pada signifikan α = 0.05 (5%) H0 diterima yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.
3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan program SPSS Versi 20 dengan uji statistisk non parametrik teknik Uji Man Withney-U karena data berdistribusi tidak normal. Dengan kriteria: Jika Asymp Sig (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest. Jika Asymp Sig (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest. Dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata hasil belajar IPS antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Kooperatif tipe Time Token
71
Arends dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional maka didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.16 Uji Mann Whitney U
Mann-Whitney Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Posttest 36.000 702.000 -6.874 .000
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dipaparkan pada BAB III, bahwa: H0 = Rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol (hipotetsis nihil) Ha = Rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan tabel 4.14 perhitungan posttest kelas kontrol dan eksperimen yakni posttest di dapat Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 (,000<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak maka rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran Kooperatif tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa.
72
D. Pembahasan
Kelas yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas VII.5 sebagai kelas kontrol dan VII.6 sebagai kelas eksperimen. Kemudian instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa tes berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban yaitu a,b,c, dan d. untuk setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Tes tersebut pada materi perkembangan kehidupan dan kebudayaan pada masa pemerintahan Kolonial Eropa di kelas VII semester dua. Pada saat penelitian, diberikan dua kali tes yaitu pre-test yang diberikan pada awal pertemuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan, dan yang kedua yaitu post-test yang yang diberikan setelah perlakuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Hari pertama penelitian dilakukan di kelas eksperimen melakukan kegiatan perkenalan guru dengan siswa kemudian menjelaskan tentang tujuan pembelajaran di kelas VII.6, kemudian dengan mengerjakan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran. Selanjutnya hari kedua penelitian guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends, setelah guru menjelaskan materi, guru membagi kelompok untuk berdiskusi. Hari ketiga atau hari terakhir dalam penelitian melakukan kegiatan dengan mengerjakan tes akhir yang sudah diberi model pembelajaran yaitu post-test untuk mengetahui kemampuan siswa yang setelah diberi perlakuan. Kendala yang dialami peneliti yaitu siswa yang susah diatur dan cara untuk mengatur siswa, peneliti harus tegas menghadapinya. Dengan cara tegas itulah siswa dapat diatur oleh peneliti dan tidak membuat keributan dalam menjalankan pembelajaran. Setelah melakukan penelitian di sekolah, peneliti membuat uji instrument dan uji hipotesis.
73
Pada saat perlakuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen, hasil di kelas eksperimen lebih tinggi. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen menjadikan siswa aktif dan kreatif. Siswa didorong tidak hanya belajar mengandalkan ingatan saja. Tetapi juga guru menciptakan suasana produktif dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Time Token Arends merupakan model pembelajaran keterampilan sosial khususnya dalam mengemukakan pendapat. Dalam pelaksanannya siswa dituntut untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan mengungkapkan buah pikirannya untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Sedangkan model konvensional di kelas kontrol, siswa hanya mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi, sehingga siswa tidak semuanya memperhatikan guru, maka siswa kurang mendapatkan informasi tentang materi yang diajarkan guru. Berdasarkan data hasil penelitian analisis data diatas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dari hasil perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen jauh lebih besar dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMPN 87 Jakarta. Hal ini terbukti pada data yang diambil dari 35 siswa kelas eksperimen, penulis dapat menjelaskan dengan singkat mengenai data yang diperoleh dari siswa sebelum dianalisis. Deskripsi kelas eksperimen memiliki rata-rata pretest 52,57 sebelum menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends. Setelah diberi 3 kali perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends,
74
penulis memperoleh rata-rata post-test 93. Sehingga penulis memperoleh ratarata skor gain 0,83. Nilai terendah pada pre-test kelas kontrol adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 75. Data menunjukkan bahwa pada post-test kelas eksperimen nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 100. Dapat disimpulkan bahwa nilai terendah dan tertinggi pada post-test kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai pre-test. Sementara itu, dari deskripsi nilai kelas kontrol yang penulis peroleh, nilai rata-rata pre-test adalah 39,72. Pada kelas ini, penulis tidak menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends pada pembelajaran IPS. Setelah memberikan 3 kali perlakuan tanpa menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe
Time
Token Arends, penulis
memperoleh rata-rata post-test 51,52 Penulis memperoleh rata-rata skor gain adalah 0,17. Hal ini berarti skor gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor gain kelas kontrol. Nilai pre-test terendah 25 dan nilai tertinggi adalah 70. Data menunjukkan pada post-test nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 90. Dapat disimpulkan bahwa nilai terendah dan nilai tertinggi pada post-test kelas kontrol juga lebih tinggi daripada nilai pre-test. Sebelum menguji hipotesis, penulis juga menganalisis normalitas dan homogenitas data. Tujuan dari analisis normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh di penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Hasil normalitas bisa dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi yaitu 0.05. Sementara itu, tujuan dari analisis homogenitas adalah untuk mengetahui apakah data atau sampel di kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau heterogen. Setelah itu dilakukan uji Normalitas data pretest pada kelas eksperimen. Hasil uji normalitas data pretest kelas eksperimen berada pada distribusi tidak normal dengan Sig < 0,05 (0,035 < 0,05) dengan N (jumlah responden) 35 siswa dan taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal.
75
Untuk uji normalitas data posttest pada kelas eksperimen berada pada distribusi tidak normal dengan Sig < 0,05 (0,000 < 0,05) dengan N (jumlah responden) 35 siswa dan taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data pretest pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas data pretest kelas kontrol berada pada distribusi tidak normal dengan Sig < 0,05 (0,003 < 0,05) dengan N (jumlah responden) 36 siswa dan taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data posttest pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas data posttest kelas kontrol berada pada distribusi normal dengan Sig > 0,05 (0,386 > 0,05) dengan N (jumlah responden) 36 siswa dan taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan sampel berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data selanjutnya adalah pengujian homogenitas data. Dari hasil perhitungan pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol Sig < 0,05 (0,011 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%) H0 ditolak yang berarti variansi populasi kedua variabel tidak homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen. Sedangkan pada perhitungan posttest kelas eksperimen dan kontrol Sig > 0,05 (0,303 > 0,05). Hal ini menujukkan bahwa α = 0,05 (5%) H0 diterima yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen.
76
Perhitungan akhir adalah uji hipotesis. Perhitungan ini merupakan perhitungan utama untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran dengan hasil belajar yang tidak menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends. Penulis menggunakan program SPSS Versi 20 dengan uji statistisk non parametrik teknik Uji Man Withney-U karena data berdistribusi tidak normal. Jika Asymp Sig (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest. Jika Asymp Sig (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest. Selain itu, pembelajaran metode Kooperatif tipe Time Token Arends juga dapat meningkatkan pemahaman belajar IPS siswa (N-Gain). Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata peningkatan pemahaman belajar IPS siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,83 yang tergolong pada kategori tinggi dan kelas kontrol sebesar 0,17 yang tergolong pada kategori rendah. Setelah melakukan perhitungan data dan pengujian prasyarat analisis maka diperoleh hasil bahwa terdapat data yang tidak berdistribusi normal maka selanjutnya pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik Non Parametrik dengan Man Withney-U. Dan diperoleh hasil Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 (,000<0,05), maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode Kooperatif tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa hal tersebut terlihat dari Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 pada taraf signifikansi 0,05. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode Kooperatif tipe Time Token Arends dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional. Rata-rata hasil belajar siswa yang
77
menggunakan metode Kooperatif tipe Time Token Arends lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional. Dengan demikian metode pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Time Token Arends berpengaruh lebih tinggi daripada metode konvesional. Adapun penerapan metode Kooperatif tipe Time Token Arends telah memberikan pemahaman tentang materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pembelajaran metode Kooperatif tipe Time Token Arends ini melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan membuat siswa lebih termotivasi karena pembelajaran terlihat sangat menyenangkan. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran. Berdasarkan pengamatan tersebut, siswa terlihat antusias. Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa pembelajaran metode Kooperatif tipe Time Token Arends menjadi salah satu alternative metode dalam proses pembelajaran karena akan meningkatkan hasil belajar IPS siswa. E. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya: 1. Penelitian ini hanya meneliti pada pokok bahasan sejarah saja, sehingga belum bisa di generalisasikan pada pokok bahasan yang lain. 2. Siswa terbiasa dengan kegiatan pembelajaran konvensioanal sehingga siswa sempat merasa canggung pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Time Token Arends, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan.
78
3. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel metode Kooperatif tipe Time Token Arends dan hasil belajar IPS siswa. Variabel lain seperti; minat, motivasi, lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol. 4. Dan banyak faktor lain yang mempengaruhi yang tidak peneliti teliti.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari serangkaian penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode Kooperatif tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS siswa. Hal tersebut diperoleh setelah dilakukan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik Non Parametrik dengan Man Withney-U. Dan diperoleh hasil Asymp Sig (2tailed) < 0,05 (,000<0,05). Dengan demikian, hipotesis yang digunakan adalah hipotesis alternatif atau Ha yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode pembelajaran Kooperatif tipe Time Token Arends terhadap hasil belajar IPS karena metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran Dengan terbuktinya proses pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Time Token Arends dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 87 Jakarta, maka penulis menyarankan hal-hal berikut: 1. Bagi siswa diharapkan dalam proses belajar mengajar harus disiplin. Tidak boleh ada yang bercanda ataupun diskusi antar sesama teman sebangkunya karena akan membuat proses pembelajaran berlangsung tidak efektif. Selain itu, metode Kooperatif tipe Time Token Arends sangat efektif diterapkan pada mata pelajaran IPS terutama materi sejarah karena dapat membuat siswa lebih berani dan percaya diri. 2. Bagi guru diharapkan dapat menyampaikan materi pelajaran harus tegas agar siswa memiliki rasa takut dan disiplin terhadap guru. Jika guru tegas maka siswa tidak ada yang gaduh sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Selain itu, guru juga harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memilih metode ataupun stategi 79
80
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. 3. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan sarana dan prasarana yang menunjang siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Sekolah juga diharapkan dapat memfasilitasi guru-guru untuk dapat meningkatkan kompetensi pedagogiknya dengan melakukan berbagai penelitian di kelas. 4. Penerapan metode Kooperatif tipe Time Token Arends ini diharapkan dilakukan kembali oleh peneliti-peneliti lain untuk memperkuat hasil penelitian baik yang dilakukan oleh penulis maupun peneliti yang terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Arends, I. R. Belajar untuk Mengajar, Terj. dari Learning To Teach oleh Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. ----------. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Ariadiputra, Denna. ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Time Token. Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 216 Jakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta, Jakarta: 2009. tidak dipublikasikan. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran,. Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan :Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi, 2011. Gunawan, Rudy. Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2013. Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
81
82
Jayanti, Salamah Debe. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends (TTA) Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa SMA Negeri 1 Sukatani Kabupaten Bekasi”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: 2013. Tidak dipublikasikan. Joyce, Bruce., Marsha Weil, and Emily Calhoun. Model-model Pengajaran, Terj. dari Models of Teaching oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press, 2003. Rasyid Harun dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima, 2009. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2013. ----------. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Septiani, Anggi. Pembelajaran Cooperative Tipe Time Token Arends 1998 dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 4 Jakarta”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta.Jakarta, 2011. Tidak dipublikasikan. Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI Press, 2006. Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013. ----------. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2014. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
83
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2006. ---------. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. --------. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Internet: United Nations Development Programme. “Education Development Index. “ Artikel diakses pada 28 Februari 2015 dari http://hdr.undp.org/en/content/educationindex/
84
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:
SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelakajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
VII / 2
Pertemuan 1 1. Standar Kompetensi :
5.
Menjelaskan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia serta perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Islam
2. Kompetensi Dasar
:
5.3
Mendeskripsikan kebudayaan,
dan
perkembangan, pemerintahan
masyarakat, pada
masa
Kolonial Eropa 3. Indikator a. Menguraikan proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia b. Mengidentifikasi cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya 4. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menguraikan proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia b. Siswa dapat mengidentifikasi cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya 5. Alokasi Waktu 2 X 40 Menit (1 pertemuan) 6. Materi Pembelajaran a. Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia
85
b. Cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility), Ketelitian ( carefulness) 7. Metode Kooperatif tipe Time Token Arends 8. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 10
Pendahuluan Persiapan
1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama yang menit dipimpin oleh ketua kelas 2. Guru memeriksa kehadiran siswa 3. Guru memeriksa kerapihan siswa dan kebersihan kelas 4. Apersepsi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi: guru memotivasi siswa dengan memberikan penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini Kegiatan Inti
60
Eksplorasi
menit
1. Guru menyampaikan pelajaran sebelumnya 2. Guru
peserta
didik
diberikan
stimulus
berupa
pemberian pertanyaan tentang : a.
Bagaiman proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia?
b. apa cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya? 1. Selanjutnya guru menjelaskan materi mengenai Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia
86
dan cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya Elaborasi 1. Membaca dan membahas Proses masuknya bangsabangsa Eropa ke Indonesia dan cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya 2. Guru menyampaikan pelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan 3. Setelah menyampaikan materi, guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi menggunakan metode Time Token Arends 4. Guru memberikan kupon berbicara kepada setiap siswa 5. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai dengan waktu yang digunakan 6. Bila telah selesai berbicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon. 7. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Yang masih pegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis dan seterusnya. Konfirmasi 1. Setiap siswa yang sudah menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru kemudian memberikan kuponnya kepada guru 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang masih memegang kuponnya agar berbicara dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
87
3. Setelah kupon siswa habis, guru menyampaikan poin yang didapatkan siswa. Kegiatan
10
Penutup
menit
Akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama membuat simpulan materi pelajaran yaitu Proses masuknya bangsabangsa Eropa ke Indonesia dan cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya 2. Guru
menyampaikan
judul
materi
yang
akan
disampaikan di pertemuan selanjutnya. 3. Siswa dan guru berdoa bersama. Guru menyampaikan salam
9. Alat / Media Pembelajaran LCD, Laptop, Bahan Ajar / Powerpoint, dan Spidol 10. Sumber / Bahan Pembelajaran Buku IPS Kelas VII Edisi 4 11. Penilaian Soal 1. Apakah pengertian dari Kolonialisme ? 2. Apakah pengertian dari Imperialisme ? 3. Apa latar belakang kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara ? 4. Suatu faham kebijakan politik dan ekonomi suatu Negara dengan tujuan memupuk hasil kekayaan berupa emas sebanyak-banyaknya untuk Negara itu sendiri. Pernyataan tersebut pengertian dari ? 5. Revolusi industry adalah pergantian / perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia menjadi tenaga ?
88
6. Revolusi industry mula-mula muncul di Negara ? 7. Ambisi Bangsa Eropa ke Nusantara terkait dengan upaya mencari untung sebesarbesarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama rempah-rempah. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor ? 8. Ambisi Bangsa Eropa ke Nusantara terkait dengan semangat Bangsa Eropa untuk melanjutkan perang salib sekaligus menyebarkan agama Kristen merupakan factor pendorong kedatangan Bangsa Eropa dari factor ? 9. Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara berkaitan dengan hobi berpetualang sebagai wujud mencari kemuliaan, keharuman / kejayaan. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan Bangsa Eropa dari factor ? 10. Dikuasainya perdagangan di Laut Tengah oleh pedagang-pedagang Islam telah mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain ke kawasan Laut Tengah untuk mencari penghasil rempah-rempah (Indonesia). Pernyataan tersebut merupakan factor pendorong kedatangan Bangsa Eropa dari factor ? 11. Penjelajahan Samudera dipelopori oleh Bangsa ? 12. Orang Portugis yang berhasil sampai ke ujung selatan Afrika yang disebut Tanjung Harapan adalah ? 13. Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukan Malaka tahun 1511 dan sampai ke Maluku pada tahun ? 14. Apa tujuan utama Bangsa Portugis ke Nusantara ? 15. Pada tahun 1497 Vasco da Gama tiba di Tanjung Pengharapan dan pada tahun 1498 mendarat di Kalikut …. 16. Spanyol melakukan penjelajahan Samudera sampai ke dunia Timur sesuai dengan Perjanjian …. 17. Christopher Columbus melakukan pelayaran sampai ke Benua …. 18. Kedatangan rombongan Spanyol menimbulkan pertentangan dengan Portugis yang dianggap telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Pertentangan mereka berakhir setelah dibuat Perjanjian ….
89
19. Orang Belanda yang menempuh perjalanan ke Tanjung Harapan dan berhasil sampai ke Banten adalah …. 20. Siapakah Gubernur Jenderal pertama VOC ? 21. Memonopoli rempah-rempah di Hindia Timur. Hal ini merupakan tujuan dari didirikannya …. 22. Hak istimewa yang diberikan Pemerintah Belanda kepada VOC disebut …. 23. Pada tahun 1619, VOC berhasil merebut kota Jayakarta dan mengubah namanya menjadi …. 24. Upaya VOC untuk menguasai kerajaan di Nusantara yaitu menjalankan politik devide et impera yang artinya …. 25. Hukuman bagi para pelanggar monopoli disebut hak …. 26. Pelayaran bersenjata lengkap yang dilakukan VOC untuk mengawasi jalannya monopoli perdagangan disebut …. 27. Peraturan yang mewajibkan rakyat menjual hasil pertanian kepada VOC dengan harga yang ditentukan VOC yang nilainya sangat rendah disebut …. 28. Penyerahan hasil pertanian dan perkebunan kepada VOC dari daerah-daerah yang tanahnya berada dalam kekuasaan VOC disebut …. 29. System wajib tanam kopi di daerah Priangan disebut …. 30. Belanda mengalami revolusi yang dikendalikan oleh Perancis yang menyebabkan terjadinya perubahan pemerintahan. Belanda kemudian berubaha menjadi Republik ….
90
Rubrik Penilaian Nama Sekolah
: SMP N 87 Jakarta
Kelas / Semester
: VII - 6 / Dua
Mata Pelajaran
: IPS
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah
1
Skor
2
3
1. 2. 3. 4. 5. Keterangan aspek yang dinilai
Skor Maksimum
1. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
20
2. Ketepatan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
50
3. Kecepatan waktu yang digunakan siswa untuk menjawab ± 30 detik 30 Jumlah
100 Jakarta, 16 April 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Mahasiswa PPKT
( HADIS, S.Pd )
( Febriani Herlina )
NIP: 19600806 1983021 003
NIM: 1111015000090
Nilai
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:
SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelakajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
VII / 2
Pertemuan 2 1. Standar Kompetensi :
5.
Menjelaskan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia serta perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Islam
2. Kompetensi Dasar
:
5.3
Mendeskripsikan kebudayaan,
dan
perkembangan, pemerintahan
masyarakat, pada
masa
Kolonial Eropa 3.Indikator a. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa 4. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa 5. Alokasi Waktu 2 X 40 Menit (1 pertemuan) 6. Materi Pembelajaran a. Reaksi Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa; perlawanan terhadap Portugis, Spanyol dan VOC. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect), Tekun ( diligence ), Tanggung jawab ( responsibility), Ketelitian ( carefulness) 7. Metode Kooperatif tipe Time Token Arends
92
8. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan Persiapan
± 10 menit
1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. (± 2 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa. (± 2 menit) 3. Guru memeriksa kerapihan siswa dan kebersihan kelas. (± 1 menit) 4. Apersepsi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi: guru memotivasi siswa dengan memberikan penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini (± 5 menit) Kegiatan Inti
Eksplorasi 1. Guru menyampaikan pelajaran sebelumnya tentang proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dan cara-cara yang digunakan Bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya. (± 5 menit) 2. Guru memberikan stimulus kepada peserta didik berupa pemberian pertanyaan tentang : a. Bagaimana reaksi bangsa Indonesia terhadap kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara ? b. Apa perlawanan yang dilakukan Bangsa Indonesia terhadap Bangsa-Bangsa Eropa? (± 5 menit) 3. Selanjutnya guru menjelaskan materi mengenai Reaksi Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa; perlawanan terhadap Portugis, Spanyol dan VOC. (± 15 menit) 4. Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang topik / tema materi yang akan dipelajari dan belajar
± 30 menit
93
dari aneka sumber. (± 2 menit) 5. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. (± 3 menit)
Elaborasi 1. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi menggunakan metode Time Token Arends. (± 3 menit) 2. Guru memberikan kupon berbicara kepada setiap siswa. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai dengan waktu yang digunakan. (± 5 menit) 3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Bila telah selesai berbicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon. (± 10 menit) 4. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Yang masih pegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis dan seterusnya. (± 2 menit) Konfirmasi 1. Setiap siswa yang sudah menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru kemudian memberikan kuponnya kepada guru. (± 2 menit) 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang masih memegang kuponnya agar berbicara dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. (± 10 menit) 3. Setelah kupon siswa habis, guru menyampaikan poin yang didapatkan siswa. (± 3 menit) Kegiatan
Penutup
5 menit
94
Akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama membuat simpulan materi pelajaran yaitu Reaksi Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa; perlawanan terhadap Portugis, Spanyol dan VOC. (± 3 menit) 2. Guru menyampaikan judul materi yang akan disampaikan di pertemuan selanjutnya. (± 1 menit) 3. Siswa dan guru berdoa bersama. (± 1 menit) Guru menyampaikan salam
9. Alat / Media Pembelajaran LCD, Laptop, Bahan Ajar / Powerpoint, dan Spidol 10. Sumber / Bahan Pembelajaran a. Buku IPS Kelas VII Edisi 4 11. Penilaian Soal 6. Apakah pengertian dari Kolonialisme ? 7. Apakah pengertian dari Imperialisme ? 8. Apa latar belakang kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara ? 9. Suatu faham kebijakan politik dan ekonomi suatu Negara dengan tujuan memupuk hasil kekayaan berupa emas sebanyak-banyaknya untuk Negara itu sendiri. Pernyataan tersebut pengertian dari ? 10. Revolusi industry adalah pergantian / perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia menjadi tenaga ? 11. Revolusi industry mula-mula muncul di Negara ? 12. Ambisi Bangsa Eropa ke Nusantara terkait dengan upaya mencari untung sebesarbesarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama rempah-rempah. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor ?
95
13. Ambisi Bangsa Eropa ke Nusantara terkait dengan semangat Bangsa Eropa untuk melanjutkan perang salib sekaligus menyebarkan agama Kristen merupakan factor pendorong kedatangan Bangsa Eropa dari factor ? 14. Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara berkaitan dengan hobi berpetualang sebagai wujud mencari kemuliaan, keharuman / kejayaan. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan Bangsa Eropa dari factor ? 15. Dikuasainya perdagangan di Laut Tengah oleh pedagang-pedagang Islam telah mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain ke kawasan Laut Tengah untuk mencari penghasil rempah-rempah (Indonesia). Pernyataan tersebut merupakan factor pendorong kedatangan Bangsa Eropa dari factor ? 16. Penjelajahan Samudera dipelopori oleh Bangsa ? 17. Orang Portugis yang berhasil sampai ke ujung selatan Afrika yang disebut Tanjung Harapan adalah ? 18. Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukan Malaka tahun 1511 dan sampai ke Maluku pada tahun ? 19. Apa tujuan utama Bangsa Portugis ke Nusantara ? 20. Pada tahun 1497 Vasco da Gama tiba di Tanjung Pengharapan dan pada tahun 1498 mendarat di Kalikut …. 21. Spanyol melakukan penjelajahan Samudera sampai ke dunia Timur sesuai dengan Perjanjian …. 22. Christopher Columbus melakukan pelayaran sampai ke Benua …. 23. Kedatangan rombongan Spanyol menimbulkan pertentangan dengan Portugis yang dianggap telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Pertentangan mereka berakhir setelah dibuat Perjanjian …. 24. Orang Belanda yang menempuh perjalanan ke Tanjung Harapan dan berhasil sampai ke Banten adalah …. 25. Siapakah Gubernur Jenderal pertama VOC ? 26. Memonopoli rempah-rempah di Hindia Timur. Hal ini merupakan tujuan dari didirikannya ….
96
27. Hak istimewa yang diberikan Pemerintah Belanda kepada VOC disebut …. 28. Pada tahun 1619, VOC berhasil merebut kota Jayakarta dan mengubah namanya menjadi …. 29. Upaya VOC untuk menguasai kerajaan di Nusantara yaitu menjalankan politik devide et impera yang artinya …. 30. Hukuman bagi para pelanggar monopoli disebut hak …. 31. Pelayaran bersenjata lengkap yang dilakukan VOC untuk mengawasi jalannya monopoli perdagangan disebut …. 32. Peraturan yang mewajibkan rakyat menjual hasil pertanian kepada VOC dengan harga yang ditentukan VOC yang nilainya sangat rendah disebut …. 33. Penyerahan hasil pertanian dan perkebunan kepada VOC dari daerah-daerah yang tanahnya berada dalam kekuasaan VOC disebut …. 34. System wajib tanam kopi di daerah Priangan disebut …. 35. Belanda mengalami revolusi yang dikendalikan oleh Perancis yang menyebabkan terjadinya perubahan pemerintahan. Belanda kemudian berubaha menjadi Republik …. Rubrik Penilaian Nama Sekolah
: SMP N 87 Jakarta
Kelas / Semester
: VII - 6 / Dua
Mata Pelajaran
: IPS
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah
1
Skor
2
3
Nilai
97
Keterangan aspek yang dinilai
Skor Maksimum
1. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
20
2. Ketepatan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
50
3. Kecepatan waktu yang digunakan siswa untuk menjawab ± 30 detik 30 Jumlah
100
Jakarta, 12 April 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Mahasiswa PPKT
( HADIS, S.Pd )
( Febriani Herlina )
NIP: 19600806 1983021 003
NIM: 1111015000090
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:
SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelakajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
VII / 2
Pertemuan 3 1. Standar Kompetensi :
5.
Menjelaskan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia serta perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Islam
2. Kompetensi Dasar
:
5.3
Mendeskripsikan kebudayaan,
dan
perkembangan, pemerintahan
masyarakat, pada
masa
Kolonial Eropa 3.Indikator : a. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa b. Membedakan perbedaan kehidupan pemerintahan sebelum dan sesudah masa kolonial Eropa 4.Tujuan Pembelajaran a. Siswa
dapat
mendeskripsikan
perkembangan
kehidupan
masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa b. Siswa dapat membedakan perbedaan kehidupan pemerintahan sebelum dan sesudah masa kolonial Eropa 5. Alokasi Waktu 2 X 40 Menit (1 pertemuan) 6. Materi Pembelajaran
99
a. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),Tekun ( diligence ), Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian ( carefulness)
7.
Metode Kooperatif tipe Time Token Arends
8. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu ± 10 menit
Pendahuluan Persiapan 1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. (± 2 menit) 2. Guru memeriksa kehadiran siswa. (± 2 menit) 3. Guru memeriksa kerapihan siswa dan kebersihan kelas. (± 1 menit) 4. Apersepsi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran Motivasi: guru memotivasi siswa dengan memberikan penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini (± 5 menit) Kegiatan Inti
± 65 menit
Eksplorasi 1. Guru menyampaikan pelajaran sebelumnya tentang reaksi bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa; perlawanan terhadap Portugis, Spanyol dan VOC. (± 5 menit) 2. Guru memberikan stimulus kepada peserta didik berupa pemberian pertanyaan tentang : a. Apakah perbedaan kehidupan pemerintahan sebelum dan sesudah masa kolonial Eropa ? c. Bagaimanakah perkembangan masyarakat Indonesia
100
pada masa kolonial Eropa ? (± 5 menit) 3. Selanjutnya guru menjelaskan materi mengenai perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa. (± 15 menit) 4. Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang topik / tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber. (± 2 menit) 5. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. (± 3 menit) Elaborasi 1. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi menggunakan metode Time Token Arends. (± 3 menit) 2. Guru memberikan kupon berbicara kepada setiap siswa. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai dengan waktu yang digunakan. (± 5 menit) 3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Bila telah selesai berbicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon. (± 10 menit) 4. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Yang masih pegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis dan seterusnya. (± 2 menit) Konfirmasi 1. Setiap siswa yang sudah menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru kemudian memberikan kuponnya kepada guru. (± 2 menit) 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang masih
101
memegang kuponnya agar berbicara dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. (± 10 menit) 3. Setelah kupon siswa habis, guru menyampaikan poin yang didapatkan siswa. (± 3 menit) Kegiatan
5 menit
Penutup
Akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama membuat simpulan materi pelajaran yaitu
perkembangan masyarakat, kebudayaan
dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa. (± 3 menit) 2. Guru menyampaikan judul materi yang akan disampaikan di pertemuan selanjutnya. (± 1 menit) 3. Siswa dan guru berdoa bersama. (± 1 menit) Guru menyampaikan salam 9. Alat / Media Pembelajaran LCD, Laptop, Bahan Ajar / Powerpoint, dan Spidol 10. Sumber / Bahan Pembelajaran b. Buku IPS Kelas VII Edisi 4 11. Penilaian SOAL 1. Berdasarkan pembagian masyarakat menurut keturunan, golongan yang paling tertinggi adalah …. 2. Pembagian masyarakat menurut Hukum Belanda, yang terdiri dari orangorang pribumi disebut golongan …. 3. Sebelum Kolonial Eropa masuk ke Indonesia, orang tertinggi dalam golongan social masyarakat dsebut …. 4. Pada tahun 1881, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Undang-Undang …. 5. UU Koeli Ordonantie merupakan UU yang mengatur mengenai ….
102
6. Tokoh emansipasi kaum perempuan pada zaman Kolonialisme Eropa yaitu …. 7. Penyebar agama Katolik dibawa oleh …. 8. Penyebar agama Protestan dibawa oleh …. 9. Pemerintah Kolonial yang berinisiatif menyelenggarakan pendidikan berpola Barat adalah …. 10. MULO merupakan sekolah lanjutan tingkat pertama dengan tingkatan yang sama dengan …. 11. Sekolah ini disebut juga sebagai Sekolah Dokter Jawa dengan masa belajar selama 7 tahun sebagai lanjutan MULO adalah …. 12. Masuknya pengusaha asing yang menanamkan modalnya pada perkebunanperkebunan Indonesia dipandang sebagai zaman …. 13. Zaman Liberal telah membawa kehidupan ekonomi Indonesia yang tradisional kearah …. 14. Sebelum kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia, system pemerintahan, struktur birokrasi dan system hukum yang berlaku adalah …. 15. System pemerintahan yang diwariskan Belanda bersumber pada ajaran Trias Politika yang membagi kekuasaan Negara menjadi …. Rubrik Penilaian Nama Sekolah
: SMP N 87 Jakarta
Kelas / Semester
: VII - 6 / Dua
Mata Pelajaran
: IPS
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah
1
Skor
2
3
Nilai
103
Pedoman Penskoran Keterangan aspek yang dinilai
Skor Maksimum
1. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
20
2. Ketepatan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
50
3. Kecepatan waktu yang digunakan siswa untuk menjawab ± 30 detik 30 Jumlah
100
Jakarta, 19 Mei 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Mahasiswa PPKT
( HADIS, S.Pd )
( Febriani Herlina )
NIP. 19600806 1983021 003
NIM. 1111015000090
104
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:
SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelakajaran
:
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
:
VII / 2
Kelas Kontrol 1. Standar Kompetensi :
5.
Menjelaskan proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia serta perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Islam
2. Kompetensi Dasar
:
5.3
Mendeskripsikan kebudayaan,
dan
perkembangan, pemerintahan
masyarakat, pada
masa
Kolonial Eropa 3. Indikator a. Menguraikan proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia b. Mengidentifikasi cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya c. Mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa d. Menjelaskan perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa 4. Tujuan Pembelajaran a.
Siswa dapat menguraikan proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia
b.
Siswa dapat mengidentifikasi cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya
c.
Siswa dapat mengidentifikasi reaksi bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa
d.
Siswa dapat menjelaskan perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa
105
5. Alokasi Waktu 6 x 40 Menit (1 pertemuan) 6. Materi Pembelajaran a. Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia b. Cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya c. Reaksi Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa; perlawanan terhadap Portugis, Spanyol dan VOC. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect), Tekun (diligence ), Tanggung jawab ( responsibility), Ketelitian ( carefulness) 7. Metode Konvensional / ceramah 8. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1, 2, dan 3 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 10
Pendahul
Persiapan
uan
1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama yang dipimpin oleh menit ketua kelas 2. Guru memeriksa kehadiran siswa 3. Guru memeriksa kerapihan siswa dan kebersihan kelas 4. Apersepsi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Pre Test (memberikan soal pretest kepada yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi pengendalian penyimpangan sosial). Motivasi: guru memotivasi siswa dengan memberikan penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini
106
Kegiatan Inti
Eksplorasi 1.Guru menyampaikan pelajaran pada materi yang baru 2.Guru memberikan stimulus kepada peserta didik berupa pemberian pertanyaan tentang : a. Bagaiman proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia? b. apa cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya? 3. Selanjutnya guru menjelaskan materi mengenai Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dan cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya Elaborasi 1. Membaca dan membahas Proses masuknya bangsabangsa Eropa ke Indonesia dan cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya 2. Guru menyampaikan pelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan 3. Siswa mendengarkan dan menganalisis pelajaran yang disampaikan oleh guru 4. Guru mengontrol agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik 5. Diharapkan siswa mengerti dengan pembelajaran yang sedang berlangsung 6. Siswa yang sudah mengerti diperbolehkan untuk saling memberikan masukan kepada siswa lainnya; Konfirmasi 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal apa saja yang belum dimengerti
60 menit
107
2. Siswa yang sudah mengerti diperbolehkan untuk saling memberikan masukan kepada siswa lainnya 3. Guru memberikan nasihat agar selalu membaca dan mencari informasi mengenai materi yang sudah dipelajari supaya ilmu yang didapat semakin luas Kegiatan
10
Penutup
menit
Akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama membuat simpulan materi pelajaran yaitu Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dan cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya 2. Guru menyampaikan judul materi yang akan disampaikan di pertemuan selanjutnya. 3. Siswa dan guru berdoa bersama. Guru menyampaikan salam
9. Alat / Media Pembelajaran LCD, Laptop, Bahan Ajar / Powerpoint, dan Spidol 10. Sumber / Bahan Pembelajaran Buku IPS Kelas VII Edisi 4 11.Penilaian Indikator Kompetensi
Penilaian Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen Instrumen
108
Indikator Kompetensi
Penilaian Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen Instrumen 1) Menguraikan proses Test Tulis Uraian
1) Jelaskan proses masuknya bangsa-
masuknya bangsa-bangsa
bangsa Eropa ke Indonesia !
Eropa ke Indonesia
2) Sebutkan dan jelaskan cara-cara
2) Mengidentifikasi cara- Tes Tulis Uraian
yang digunakan bangsa Eropa untuk
cara
mencapai tujuannya !
bangsa
yang
digunakan
Eropa
untuk
mencapai tujuannya
3) Bagaimana reaksi bangsa
3) Mengidentifikasi reaksi Tes Tulis Uraian bangsa Indonesia terhadap
Indonesia terhadap tindakan yang
bangsa Eropa
4) Apa perlawanan yang dilakukan
4)
menjelaskan
perlawanan
bangsa
dilakukan oleh bangsa Eropa ?
bangsa Indonesia untuk melawan Tes Tulis Uraian
bangsa Eropa?
Indonesia terhadap bangsa
5) Siapakah tokoh-tokoh yang
Eropa
berperan penting dalam perlawanan melawan bangsa Eropa ?
Rubrik Penilaian
No 1
Aspek yang Dinilai / Jawaban
Penilaian
Proses Masuknya Bangsa-Bangsa Eropa ke Indonesia. Pada permulaan
25 point
abad XVI bangsa-bangsa Barat mulai masuk ke wilayah Indonesia. Proses masuknya bangsa Eropa di Indonesia ialah pada saat jatuhnya konstantinope ke tangan turki, yang menyebabkan bangsa Eropa ingin
109
mencari pusat/sumber di mana rempah-rempah itu berada. Bangsa yang pertama masuk di Indonesia ialah bangsa Portugis. Bangsa portugis mengirimkan Bartholomeu Dias (1487-1488) yang berhasil sampai ke ujung selatan Afrika yang disebut Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope). Selanjutnya Spanyol, Spanyol sesuai
dengan
Perjanjian
Tordesillas
melakukan
penjelajahan
samudera ke Dunia Timur. Bangsa spanyol mengirimkan Ferdinand Magelhaens (1480-1521) yang dibantu oleh Kapten Juan Sebastian del Cano dan Pigafetta mulai berlayar ke arah Barat-daya dengan mengikuti rute Christopher Columbus. Kemudian bangsa belanda yang mengirimkan cornelis de hotman mendarat di banten pada tahun 1596 masehi, kemudian Jacob vani neck yang juga mendarat di banten pada tahun 1598 masehi. 2
1. Melaksanakan politik monopoli dagang di Indonesia. Untuk itu
20 point
maka bangsa-bangsa Eropa membentuk kongsi atau perusahaan perdagangan. Contohnya adalah Verenigde oost Indische Copagnie (VOC) merupakan kongsi dagang milik orang-orang Belanda. 2. Melaksanakan politik Devide Et Impera atau politik adu domba. Untuk menguasai wilayah Indonesia maka bangsa-bangsa Eropa mengadu domba rakyat Indonesia. 3. MengEropakan bangsa Indonesia, maksudnya kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang ada di Indonesia diganti seperti kondisi yang ada di negara-negara Eropa. 4. Di Indonesia bangsa-bangsa Eropa membentuk pemerintah jajahan atau kolonial. 3.
Rakyat dan kerajaan-kerajaan melakukan berbagai bentuk perlawanan. Tujuannya adalah mengakhiri keberadaan bangsa Barat besertapraktikpraktiknya. Beberapa perlawanan bersifat sangat lokal dan bahkan individual atau kelompok kecil dan hanya berlangsung dalam waktu
15 point
110
yang singkat. Sedangkan perlawanan lain bersifat massal dan mencakup wilayah yang luas. 4
Perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia tersebut di bagi ke
25 point
dalam dua periode, yaitu perlawanan sebelum tahun 1800 dan perlawanan sesudah tahun 1800. Pembagian waktu tersebut dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap Bangsa-Bangsa Barat tersebut. Perlawanan sebelum tahun 1800, yaitu : Perlawanan Rakyat Mataram, Perlawanan Rakyat Banten, Perlawanan Rakyat Makasar, Pemberontakan Untung Surapati. Sedangkan perlawanan sesudah tahun 1800, yaitu : Perlawanan Sultan Nuku(Tidore), Perlawanan Patimura, Perang Diponegoro,Perang Paderi, Perang Aceh, Perang Bali, Perang Banjarmasin. 5
Pasukan Mataram yang dipimpin Tumenggung Baurekso dan Sultan Agung. Perlawanan Rakyat Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Perlawanan Rakyat Makasar dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Perlawanan Sultan Nuku(Tidore). Perlawanan Patimura, Perang Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol.
Jakarta, 18 April 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPS
Mahasiswa PPKT
( HADIS, S.Pd )
( Febriani Herlina )
NIP. 19600806 1983021 003
NIM. 1111015000090
15 point
111
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrument Soal Pretest dan Posttest Kelas Semester : VII/Genap Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial KD
Materi Pokok
Indikator Soal
Butir Soal
1. Mendeskripsikan
a. Proses
a. Menguraikan proses
3, 4, 5, 6,
perkembangan,
masuknya bangsa-
masuknya bangsa-
7, 8, 9, 20
masyarakat,
bangsa Eropa ke
bangsa Eropa ke
kebudayaan, dan
Indonesia
Indonesia
b. Cara-cara yang
b. Mengidentifikasi
1, 2, 10,
digunakan bangsa
cara-cara yang
12, 18
Eropa untuk
digunakan bangsa
mencapai
Eropa untuk mencapai
tujuannya
tujuannya
c. Reaksi Bangsa
c. Mengidentifikasi
pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Indonesia terhadap reaksi bangsa Bangsa Eropa;
Indonesia terhadap
perlawanan
bangsa Eropa
terhadap Portugis, Spanyol dan VOC.
11, 19
112
d.
d. Mendeskripsikan
Mendeskripsikan
perkembangan
perkembangan
kehidupan
masyarakat,
masyarakat,
kebudayaan dan
kebudayaan, dan
pemerintahan pada
pemerintahan pada
masa kolonial
masa kolonial
Eropa.
Eropa
e. Membedakan perbedaan kehidupan pemerintahan sebelum dan sesudah masa kolonial Eropa
14, 15, 16
13, 17
113
Lampiran 4 Soal Validitas Berilah tanda silang(x) pada salah satu huruf a,b,c, atau d di depan jawaban yang paling tepat! 1. Untuk mengatasi persaingan antara Portugis dan Spanyol di kawasan Maluku, diadakan perjanjian… a. Tordesilas b. Bongaya c. Saragosa d. Tuntang 2. Untuk mencegah timbulnya pelanggaran monopoli oleh rakyat Maluku, VOC melakukan.... a. Kerja paksa b. Tanam paksa c. Kerja rodi d. Pelayaran hongi 3. Pelaksanaan Culturstelsel di Indonesia diusulkan oleh… a. John Fendall b. Van den Bosch c. Flout d. Van der Capellen 4. Tujuan pemerintah Kolonial Belanda melaksanakan system tanam paksa adalah … a. Mengisi kekosongan kas Negara Indonesia b. Meningkatkan produksi barang ekspor c. Mengatasi kesulitan keuangan kerajaan Belanda d. Membiayai perang yang dilakukan oleh Belanda 5. Raja dari Banten yang gigih menentang VOC adalah … a. Sultan Haji b. Sultan Abdul Mufakir c. Sultan Ageng Tirtayasa d. Sultan Maulana Muhammad 6. Bangsa Portugis yang memimpin penaklukan Malaka pada tahun 1511 adalah … a. Vasco da Gama b. Bartholomeus Diaz c. Barents d. Alfonso d’Albuquerqee 7. Kedatangan Belanda di Indonesia pada tahun 1596 di pimpin oleh … a. Jacob Van Nende
114
b. Pieter Both c. Cornelis de Heutman d. Van Neck 8. Untuk menguasai perdagangan di Nusantara, bangsa Eropa melakukannya dengan cara … a. Monopoli b. Black Market c. Pasar bebas d. Kapitalisme 9. Pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin, sering disebut… a. Modernisasi b. Industrialisasi c. Revolusi alat d. Revolusi industry 10. Penjelajahan bangsa Barat ke dunia Timur dipelopori oleh bangsa … a. Portugis b. Jerman c. Inggris d. Belanda 11. Dikuasainya perdagangan di Laut Tengah oleh pedagang-pedagang Islam telah mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain di luar kawasan Laut Tengah untuk mencapai penghasil rempah-rempah (Indonesia). Pernyataan di atas merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara, dari… 11 a. Merkantilisme b. Revolusi industry c. Semangat 3 G d. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Kekaisaran Turki Utsmani 12. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke kawasan Indonesia didorong oleh paham kebijakan politik dan ekonomi suatu Negara dengan tujuan memupuk hasil kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan kekuasaan untuk Negara itu sendiri. Hal ini disebut sebagai … a. Merkantilisme b. Ekonomisme c. Semangat Econguista d. Semangat Kejayaan 13. Ambisi bangsa Eropa ke Nusantara terkait dengan upaya mencari untung yang sebesar-besarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama rempah-rempah. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor… a. Gold b. Gospel c. Glory
115
d. Good 14. Ambisi bangsa Eropa ke kawasan Timur (Nusantara) berkaitan dengan adanya semangat bangsa-bangsa Barat untuk melanjutkan Perang Salib dan sekaligus menyebarkan agama Kristen. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor… a. God b. Good c. Glory d. Gospel 15. Kedatangan orang-orang Eropa ke Negara-negara di Timur berkaitan dengan hobi berpetualang dari tempat yang satu ketempat yang lain sebagai wujud mencari kemuliaan, keharuman atau kejayaan. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor… a. Glory b. Good c. Adventur d. Gospel 16. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis mengakibatkan ... a. Malaka tumbuh sebagai kota pelabuhan yang ramai b. Selat Malaka tumbuh menjadi jalur perdagangan yang ramai c. Para pedagang islam memindahkan kegiatannya kedaerah lain d. Para pedagang islam kehilangan mata pencahariannya dan beralih ke nelayan 17. Perhatikan nama-nama pelaut berikut! 1) Christophorus Colombus 2) Ferdinand Magelhaens 3) Sebastian de Elcano 4) Vasco da Gama 5) Johan Van Oldenbarnevelt Pelaut-pelaut bangsa Spanyol ditunjukkan pada nomor… a. 1), 2), dan 3) b. 1), 3) dan 5) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 4), dan 5 18. Untuk mengatasi masalah social akibat urbanisasi, maka diambil kebijakan untuk mengirim dan mempekerjakan kaum pengangguran di daerah baru yang dijadikan koloni. Di samping itu, daerah baru juga akan dijadikan sebagai daerah memasarkan kelebihan produk industrinya, daerah pensuplai bahan mentah dan tenaga murah. Pernyataan di atas merupakan factor pendukung kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara, dari : a. Merkantilisme b. Revolusi Industry c. Semangat 3 G d. Gold
116
19. Agar dapat melaksanakan tugas-tugas dengan leluasa, VOC oleh pemerintah Belanda diberi… a. Modal yang cukup agar kegiatannya berjalan lancar b. Hak-hak istimewa disebut hak oktroi c. Kantor tersendir terpisah dengan pemerintah Belanda d. Sarana transportasi yang cukup 20. Rempah-rempah sangat dibutuuhkan oleh orang-orang Eropa karena … a. Sebagai obat, pengawet makanan, dan bumbu masakan b. Dagangan yang mahal harganya c. Simbol status social d. Langkah awal untuk menguasai daerah lain 21. Pada tahun 1811 Louis Napoleon sebagai raja Belanda memanggil Daendels pulang ke Belanda karena . . . a. Napoleon ingin Daendels bekerja di istana kerajaan. b. Keinginan Daendels sendiri untuk pulang ke Belanda c. Daendels sudah tidak sanggup memimpin pasukan Indonesia. d. Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otoriter 22. Faktor-faktor yang mendorong didirikannya VOC adalah . . . a. Menghindari persaingaan antar pedagang Belanda dan pedagang lain. b. Menyeragamkan komoditi dagang di Hindia Timur. c. Berusaha mengisi ke kosongan kas Belanda. d. Mempererat hubungan antar pedagang Belanda. 23. Indonesia pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, VOC memindahkan kantor dagangnya ke Jayakarrta karena… a. Untuk menguasai daerah Jayakarta dari pengaruh lawan b. Jayakarta merupakan tempat yang sangat strategis c. Mudah dalam menghadapi kerajaan-kerajaan di Indonesia d. Memonopoli rempah-rempah di Hindia Timur 24. VOC dibubarkan karena kekuasaannya semakin merosot. Secara politik, awal kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia dimulai dari tanggal … a. 22 April 1529 b. 31 Desember 1799 c. 1 Januari 1800 d. 15 Januari 1808 25. Belanda pertama kali mendarat di Indonesia dibawah pimpinan ….
117
a. Cornelis Sulisty b. Cornelis de Heutman c. Cornelis de Batman d. Cornelis de Madman 26. Golongan tertinggi dari stratifikasi social yang diberlakukan oleh Kolonial Eropa disebut …. a. b. c. d.
Aristokrat Pemimpin adat Pemimpin Agama Wong cilik
27. Tugas utama Rafles adalah … a. Mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris b. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa c. Mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan-keuangan d. Melaksanakan monopoli perdagangankebebasab berusaha 28. Dipanggil pulangnya Daendles ke Belanda menandakan peralihan kekuasaan dari Belanda ke tangan Inggris. Hal ini karena … a. Daendles tidak berhasil mempertahankan Pulau Jawa, sehingga jatuh ke tangan Inggris b. Daendles menyerahkan dengan sukarela Indonesia kepada Inggris melalui Jansen sehingga Inggris dapat berkuasa c. Daendles bersikap sewenang-wenang sehingga menarik kedatangan Inggris kemudian mengusir Daendles d. Daendles digantikan oleh Jansen yang mengakibatkan Kapitulasi Tuntang 29.Tugas utama Rafles adalah … a. Mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris b. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa c. Mengatur pemerintahan dan meningkatkan perdagangan-keuangan
118
d. Melaksanakan monopoli perdagangankebebasab berusaha 30. Kebijakan Rafles selama memerintah adalah system tanam paksa dan system usaha swasta. Perbedaan tujuan kedua kebijakan yang diterapkan Rafles adalah …. a. Tanam paksa bertujuan untuk memaksa warga tunduk pada pemerintahan Rafles, sedangkan system usaha swasta agar mudah dalam berusaha b. Tanam paksa bertujuan untuk mengisi kekosongan kas Negara Belanda, sedangkan system usaha swasta untuk melindungi hak milik petani. c. Tanam paksa bertujuan agar petani agar memiliki tanah yang bebas dari pajak, sedangkan system usaha swasta untuk mengurangi kerugian petani d. Tanam paksa bertujuan agar penggarapan sawah diawasi langsung oleh Raffles, sedangkan system usaha swasta untuk mencegah gagal panen 31. Tokoh yang menjadi pelopor emansipasi kaum perempuan pada zaman Kolonialisme Eropa adalah …. a. Cut Nyak Dien b. R.A. Kartini c. Dewi Sartika d. Cut Meutia 32. Sistem sewa tanah pada masa Belanda dikuasai oleh Inggris adalah …. a Landrente b. Landholding c. Landborgh d. Landsewa 33. Penyebar agama Katolik dibawa oleh …. a. Portugis b. Perancis c. Belanda d. Inggris 34. Penyebar agama Protestan dibawa oleh ….
119
a. Portugis b. Perancis c. Belanda d. Inggris 35. Sebelum kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia, system pemerintahan, struktur birokrasi, & system hukum yang berlaku adalah …. a. Presidensial b. Parlementer c. Modern d. Tradisional 36. Apa alasan ditandatanganinya Perjanjian Saragosa … a Untuk menjalin kerja sama antara Portugis & Spanyol b. Untuk mengakhiri persaingan antara Portugis & Spanyol c. Untuk memberikan kekuasaan Belanda kepada Inggris d. Untuk mempermudah urusan politik antara Belanda dan Inggris 37. Pembangunan jalan raya Anyer sampai Panarukan pada masa pemerintahan …. a. Daendels b. Louis Napoleon c. Thomas Stanford Raffles d. Pieter Both 38. Penjelajah Portugis yang pertama kali sampai di Kalikut (India) pada tahun 1498 ialah …. a. Bartholomeuz Diaz b. Vasco da Gama c. Alfonso d’albuquerque d. James Cook 39. Pemerintah Belanda berusaha mengadakan pembaharuan di Indonesia. Gagasan pembaharuan muncul dari dua golongan yang mengusulkannya, yaitu … a. Golongan liberal dan golongan semi liberal b. Golongan radikal dan golongan konservatif c. Golongan semi liberal dan golongan radikal d. Golongan liberal dan golongan konservatif
120
40. Salah satu akibat pelaksanaan system ekonomi liberal bagi Indonesia adalah adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena… a. Tanaman diserang hama. b. Penduduk pribumi tidak menanam tanaman jenis perkebunan. c. Jatuhnya harga kopi dan gula. d. Rakyat banyak yang meninggal karena sakit 41. Mundurnya perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia disebabkan oleh … a. Pasukan Belanda membakar cadangan makanan pasukan Mataram b. Adanya penghianat di dalam pasukan Mataram c. Kendornya semangat pasukan Mataram d. Kuatnya persatuan dalam pasukan Belanda 42. Pada akhirnya kebijakan tanam paksa dan system usaha swasta dihapuskan. Hal itu karena … a. banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya b. Banyak muncul paham baru yang menentang system tanam paksa c. Kehidupan rakyat banyak mengalami peningkatan mutu d. Nasib rakyat memburuk dan banyak pihak yang menentangnya. 43. Van Deventer adalah orang berkebangsaan Belanda yang memperhatikan nasib dan kesejahteraan Bangsa Indonesia melalui usulannya yang dikenal dengan … a. Trias Politika b. Prianger Stelsel c. Cultuur Stelsel d. Politik Etis 44. VOC berhasil memecah belah Kerajaan Mataram melalui perjanjian Gianti yang dilaksanakan tahun 1755 menjadi dua yaitu . . . . a. Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta b. Mangkunegaran dan Pakualaman c. Kesunanan Surakarta dan Pakualaman d. Kesunanan Surakarta dan Mangkunegaran
121
45. Sultan Ternate yang terbunuh pada tahun 1570 karena siasat licik Portugis adalah .... a. Sultan Nuku b. Sultan Hairun c. Sultan Baabullah d. Sultan Marhum 46. Perlawanan Banten terhadap Belanda semakin meningkat pada tahun 1651 di bawah pimpinan a. Hasanuddin b. Sultan Ageng Tirtayasa c. Sultan Agung d. Sultan Hairun 47. Tujuan gerakan paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol adalah …. a. Menyatukan rakyat Sumatera b. Mengembalikan kehidupan rakyat Sumatera sesuai ajaran Islam c. Mengusir penjajah Belanda d. Mendukung perdagangan oleh Belanda 48. Perundingan antara Belanda dengan Pangeran Diponegoro dilaksanakan di kota …. a. Batavia b. Yogyakarta c. Magelang d. Tegalrejo 49. Perjanjian Bongaya dibuat pada tahun …. a. 1665 b. 1666 c. 1667 d. 1668
122
50. Raja dari Kerajaan Mataram yang menyerang Belanda di Batavia adalah …. a. Sultan Hasanuddin b. Sultan Baabullah c. Sultan Agung d. Sultan Iskandar Muda
89
123
Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Validitas 1. C
18. B
35. B
2. D
19. B
36. B
3. B
20. A
37. A
4. A
21. D
38. B
5. C
22. A
39. D
6. D
23. B
40. C
7. C
24. C
41. A
8. A
25. B
42. D
9. D
26. A
43. D
10. A
27. C
44. A
11. D
28. D
45. B
12. A
29. C
46. B
13. A
30. B
47. B
14.D
31. B
48. C
15. A
32. A
49. C
16. C
33. A
50 C
17. A
34. C
124
Lampiran 6 UJI COBA INSTRUMEN TEST Soal Pretest dan Posttest SMPN 87 Jakarta Nama: Kelas : Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a,b,c, atau d di depan jawaban yang paling tepat! 1. Untuk mengatasi persaingan antara Portugis dan Spanyol di kawasan Maluku, diadakan perjanjian… a. Tordesilas b. Bongaya c. Saragosa d. Tuntang 2. Untuk mencegah timbulnya pelanggaran monopoli oleh rakyat Maluku, VOC melakukan.... a.
Kerja paksa
b.
Tanam paksa
c.
Kerja rodi
d.
Pelayaran hongi
3. Pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin, sering disebut… a. Modernisasi b. Industrialisasi c. Revolusi alat d. Revolusi industry 4. Dikuasainya perdagangan di Laut Tengah oleh pedagang-pedagang Islam telah mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain di luar kawasan Laut Tengah
125
untuk mencapai penghasil rempah-rempah (Indonesia). Pernyataan di atas merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara, dari… a. Merkantilisme b. Revolusi industry c. Semangat 3 G d. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Kekaisaran Turki Utsmani 5. Ambisi bangsa Eropa ke Nusantara terkait dengan upaya mencari untung yang sebesar-besarnya melalui kegiatan perdagangan, terutama rempah-rempah. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor… a. Gold b. Gospel c. Glory d. Good 6. Ambisi bangsa Eropa ke kawasan Timur (Nusantara) berkaitan dengan adanya semangat bangsa-bangsa Barat untuk melanjutkan Perang Salib dan sekaligus menyebarkan agama Kristen. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor… a. God b. Good c. Glory d. Gospel 7. Kedatangan orang-orang Eropa ke Negara-negara di Timur berkaitan dengan hobi berpetualang dari tempat yang satu ketempat yang lain sebagai wujud mencari kemuliaan, keharuman atau kejayaan. Hal ini merupakan factor pendorong kedatangan bangsa Eropa dari factor… a. Glory b. Good c. Adventur d. Gospel
126
8. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis mengakibatkan ... a.
Malaka tumbuh sebagai kota pelabuhan yang ramai
b.
Selat Malaka tumbuh menjadi jalur perdagangan yang ramai
c.
Para pedagang islam memindahkan kegiatannya kedaerah lain
d.
Para pedagang islam kehilangan mata pencahariannya dan beralih ke nelayan
9. Perhatikan nama-nama pelaut berikut! 1) Christophorus Colombus 2) Ferdinand Magelhaens 3) Sebastian de Elcano 4) Vasco da Gama 5) Johan Van Oldenbarnevelt Pelaut-pelaut bangsa Spanyol ditunjukkan pada nomor… a. 1), 2), dan 3) b. 1), 3) dan 5) c.
2), 3), dan 4)
d.
2), 4), dan 5
10. Agar dapat melaksanakan tugas-tugas dengan leluasa, VOC oleh pemerintah Belanda diberi… a. Modal yang cukup agar kegiatannya berjalan lancer b. Hak-hak istimewa disebut hak oktroi c. Kantor tersendir terpisah dengan pemerintah Belanda d. Sarana transportasi yang cukup 11. Pada tahun 1811 Louis Napoleon sebagai raja Belanda memanggil Daendels pulang ke Belanda karena . . . a.Napoleon ingin Daendels bekerja di istana kerajaan. b.Keinginan Daendels sendiri untuk pulang ke Belanda c.Daendels sudah tidak sanggup memimpin pasukan Indonesia. d.Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otoriter 12. Faktor-faktor yang mendorong didirikannya VOC adalah . . .
127
a. Menghindari persaingaan antar pedagang Belanda dan pedagang lain. b. Menyeragamkan komoditi dagang di Hindia Timur. c. Berusaha mengisi ke kosongan kas Belanda. d. Mempererat hubungan antar pedagang Belanda. 13. Golongan tertinggi dari stratifikasi social yang diberlakukan oleh Kolonial Eropa disebut …. a. Aristokrat b. Pemimpin adat c. Pemimpin Agama d. Wong cilik 14. Tokoh yang menjadi pelopor emansipasi kaum perempuan pada zaman Kolonialisme Eropa adalah …. a. Cut Nyak Dien b. R.A. Kartini c. Dewi Sartika d. Cut Meutia 15. Penyebar agama Katolik dibawa oleh …. a. Portugis b. Perancis c. Belanda d. Inggris 16. Penyebar agama Protestan dibawa oleh …. a. Portugis b. Perancis c. Belanda d. Inggris 17. Sebelum kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia, system pemerintahan, struktur birokrasi, & system hukum yang berlaku adalah …. a. Presidensial
128
b. Parlementer c. Modern d. Tradisional 18. Apa alasan ditandatanganinya Perjanjian Saragosa … a. Untuk menjalin kerja sama antara Portugis & Spanyol b. Untuk mengakhiri persaingan antara Portugis & Spanyol c. Untuk memberikan kekuasaan Belanda kepada Inggris d. Untuk mempermudah urusan politik antara Belanda dan Inggris 19. Pembangunan jalan raya Anyer sampai Panarukan pada masa pemerintahan …. a. Daendels b. Louis Napoleon c. Thomas Stanford Raffles d. Pieter Both 20. Penjelajah Portugis yang pertama kali sampai di Kalikut (India) pada tahun 1498 ialah …. a. Bartholomeuz Diaz b. Vasco da Gama c. Alfonso d’albuquerque d. James Cook
129
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest 1. C
11. D
2. D
12. A
3. D
13. A
4. D
14. B
5. A
15. A
6. D
16. C
7. A
17. D
8. C
18. B
9. A
19. A
10. B
20. B
130
Lampiran 8 HASIL PRETEST- POSTTEST KELAS EKSPERIMEN KELAS VII.6 No
Nama
Pre-test
Post-test
1
Afrizal Fahri
75
90
2
Audia Syifa O
55
55
3
Ayu Mentari K N
65
100
4
Bagas Yana P
35
95
5
Balqis Dhia P
75
85
6
Brigita Pricilia
50
100
7
Elena Gesa
65
100
8
Febria Amallia P
60
100
9
Firda Aulia
60
100
10
Fretisetya Gatra W
60
85
11
Hary Ramadhan
65
90
12
Ibrahim Bramullah
50
90
13
Laila Atikah Sari
55
100
14
Latania Effilah
55
100
15
Maulana Fachmi
50
95
16
Maya Dias K
60
100
17
Mu’amar Ridho
30
100
18
Mudhafar Maulana
45
85
19
Muhammad Arya
35
95
20
Muhammad Lutfi
35
100
21
Nadya Salma
70
90
22
Nur Agelia Septiani
40
100
131
23
Putri Susilowati
45
100
24
Putria Diva M
50
90
25
Raffael
65
75
26
Rahma Puspita
50
95
27
Raka Ardika P
35
100
28
Rheinheart R
65
90
29
Royyan Fadlullah
45
85
30
Sannie Salsabilla
65
100
31
Setyohadi
30
95
32
Sri Wahyuni
30
95
33
Zulfa Aida F
30
85
34
Luthfiyah
70
95
35
M. Khemaldi R
70
95
Total
1805
3360
Rata-
53
93
rata
132
HASIL PRETEST-POSTTEST KELAS KONTROL VII.5
No
Nama
Pre-test
Post-test
1
Alfa Aditya W
60
75
2
Amarul Gozali
35
40
3
Amelia Kausiah
40
60
4
Annisa Apriliani
35
20
5
Anom Dwianto
40
55
6
Arfiani Dewi
45
45
7
Chandra Kumala
40
60
8
Citra Febria
25
45
9
Dafa Fauzan
25
40
10
Farah Devi
45
60
11
Farhan Al-Aziz
35
30
12
Fathan Mubiyna
60
90
13
Haliza Azzahra
40
45
14
Ilham Ramadhan
70
40
15
Irvan Ageng
35
75
16
Juliana Putri
25
25
17
Livana Aisya
50
70
18
Marissa Astuningtyas
45
50
19
Meri Artianingsih
30
60
20
Muchammad Sabiq
30
75
21
Muhammad Rizieq
30
45
22
Mutiara Dwi
35
20
23
Natasya febrianti
35
65
133
24
Octavianti
25
25
25
Putrid Regita
45
80
26
Rahma Putri
25
35
27
Rizsky Sukma
40
55
28
Ryan Faturrachman
30
60
29
Safirah Zahra
45
55
30
Sekar dwi nastiti
35
35
31
Sheva Aji
55
25
32
Sisi Sakinah
55
50
33
Tiara Juniarti
30
60
34
Yogi Sani
35
40
35
Fauzan akmal
30
45
36
Yofi M
70
90
Total
1430
1845
Rata-
39,7
51,25
rata
134
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN Kegiatan pembelajaran IPS Terpadu dengan menerapkan metode pembelajaran Kooperatif tipe Time Token Arends Nama Sekolah
: SMPN 87 Jakarta
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Kelas / Semester
: VII / 2
Materi Pokok
:Perkembangan, masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Observer
No
: Hadis, S.Pd dan Febriani Herlina
Kegiatan
Kegiatan Awal Pembelajaran 1.
Penilaian
Keterangan
5 4 3 2 1
Siswa mendengarkan
√
Siswa antusias mendengarkan
penjelasan tentang kompetensi
penjelasan tentang kompetensi
yang harus dicapai
dari guru.
Kegiatan Inti Pembelajaran 1
√
Siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik Siswa antusias dan
2.
3.
a k t i f bertanya jika ada materi yang tidak diketahui
Siswa tertib dalam pembagian nomor kupon untuk menjawab
Siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Siswa sangat antusias dan aktif
√
√
bertanya jika ada materi yang tidak diketahui
Siswa tertib dan tidak gaduh dalam pembagian nomor
135
pertanyaan.
kupon untuk menjawab pertanyaan.
Siswa berani dalam menjawab 4.
5.
√
pertanyaan yang diberikan oleh
menjawab pertanyaan yang
guru
diberikan oleh guru.
Siswa yang lain memperhatikan dengan penuh perhatian.
Siswa yang lain terlihat √
memperhatikan dengan penuh perhatian.
Siswa aktif menjawab 6.
Siswa terlihat berani dalam
Setiap siswa aktif menjawab
pertanyaan dengan tepat sesuai dengan waktu yang diberikan
pertanyaan dengan tepat sesuai
√
dengan waktu yang diberikan
Kegiatan Penutup 1.
Siswa dengan sangat baik Siswa memberikan kesimpulan terhadap materi pembelajaran
mampu memberikan
√
kesimpulan terkait materi pembelajaran.
2.
Siswa mendengarkan
√
penjelasan guru (refleksi)
Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan tertib.
Keterangan : Beri tanda check list (√ ) pada nilai angka sesuai dengan hasil pengamatan. Penilaian
Keterangan
Pemaparan
5
Sangat Baik
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa sangat baik.
4
Baik
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa baik.
136
3
Sedang/Cukup
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa cukup baik.
2
Kurang
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa kurang baik.
1
Sangat Kurang
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa sangat kurang.
137
Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS KONTROL Kegiatan pembelajaran IPS Terpadu dengan menerapkan metode pembelajaran Konvensional Nama Sekolah
: SMPN 87 Jakarta
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Kelas / Semester
: VIII / 2
Materi Pokok
: Perkembangan, masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Observer No
: Hadis, S.Pd dan Febriani Herlina Kegiatan
Kegiatan Awal Pembelajaran 1.
Penilaian 5 4 3 2 1
Siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang harus
Keterangan
Siswa terlihat sangat antusias √
mendengarkan penjelasan
dicapai
dari guru
Kegiatan Inti Pembelajaran 1.
√
Siswa tertib dalam proses
pembelajaran berlangsung
pembelajaran berlangsung 2.
√
Siswa aktif bertanya dan
pada saat materi yang tidak
saat materi yang tidak diketahui
diketahui
Menerima perbedaan pendapat
√
dengan baik 4.
Siswa mampu memberikan argumennya didepan kelas
Siswa tertib dan aktif mengemukakan pendapatnya
mengemukakan pendapat pada
3.
Siswa tertib dalam proses
Siswa bisa menerima pendapat dari teman lainnya
√
Siswa mampu memaparkan arguennya dengan bahasa dan
138
dengan baik
penjelasan yang sangat baik.
Siswa aktif bertanya dan 5.
√
Siswa yang lain aktif bertanya dan menanggapi
menanggapi argument dari siswa
argument dari siswa yang
lain
berargumen di depan kelas
Kegiatan Penutup 1.
Siswa memberikan kesimpulan
√
kesimpulan dengan baik
terhadap materi pembelajaran 2.
Siswa mendengarkan penjelasan guru (refleksi)
Siswa mampu memberikan
terkait materi pembelajaran √
Siswa mendengarkan penjelasa dari guru dengan baik dan tidak gaduh
Keterangan : Beri tanda check list (√ ) pada nilai angka sesuai dengan hasil pengamatan. Penilaian
Keterangan
Pemaparan
5
Sangat Baik
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa sangat baik.
4
Baik
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa baik.
3
Sedang/Cukup
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa cukup baik.
2
Kurang
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa kurang baik.
1
Sangat Kurang
Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa sangat kurang.
139
Lampiran 11 LEMBAR AKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Kelas / Semester
: VIII.6 / 2
Materi Pokok
: Perkembangan, masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Observer
: Hadis, S.Pd
Hari / Tanggal
: Selasa, 16 April 2015
No 1
Hal yang diamati Materi
Pengamatan Perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
2
Metode
3
Aktivitas Guru
Kooperatif Tipe Time Token Arends -
Menyampaikan materi dengan baik
-
Bimbingan kepada setiap siswa cukup baik
-
Dapat mengajak anak-anak untuk belajar aktif dan berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat
-
Metode yang digunakan, metode Kooperatif Tipe Time Token Arends
-
Dapat mengelola kelas dengan baik meskipun ada kekurangan dari segi waktu
4
Aktivitas Siswa
-
Mayoritas siswa aktif
-
Sudah terlihat keberanian siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.
-
Siswa terlihat antusias dalam proses belajar dengan metode yang diterapkan
140
5
Interaksi
Motivasi belajar masih cukup baik
antara Cukup baik meskipun ada beberapa siswa yang terlihat
guru dan siswa
malas belajar, bercanda dan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi
6
Evaluasi
Refleksi materi yang sudah diajarkan dan Tanya jawab
141
Lampiran 12 LEMBAR AKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS KONTROL Nama Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Kelas / Semester
: VIII.5 / 2
Materi Pokok
: Perkembangan, masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Observer
: Hadis, S.Pd
Hari / Tanggal
: Kamis, 18 April 2015
No 1
Hal yang diamati Materi
Pengamatan Perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
2
Metode
3
Aktivitas Guru
Konvensional -
Menyampaikan materi dengan baik
-
Bimbingan kepada setiap siswa cukup baik
-
Menumbuhkan minat belajar siswa
-
Metode
yang
digunakan
adalah
metode
konvensional -
Dapat mengelola kelas dengan baik meskipun kurangnya manajemen waktu
4
Aktivitas Siswa
-
Ada siswa yang aktif, ada siswa yang pasif
-
Belum memiliki keberanian sehingga jarang sekali siswa yang bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.
-
Motivasi belajar masih cukup baik meskipun ada beberapa
siswa
memperhatikan.
yang
bercanda
dan
tidak
142
5
Interaksi
antara Cukup baik meskipun ada beberapa siswa yang terlihat
guru dan siswa
malas belajar, bercanda dan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi
6
Evaluasi
Refleksi materi yang sudah diajarkan dan Tanya jawab
143
Lampiran 13 WAWANCARA PRA PENELITIAN RESPONDEN SISWA Sekolah
: SMP Negeri 87 Jakarta
Kelas
: VII-6
Hari/Tanggal
: Jumat, 17 April 2015
Waktu Wawancara
: 13.00 - selesai
Tempat
: Ruang Kelas VII-6
Identitas Siswa : 1. Afrizal Fachri 2. Ibrahim Bramullah 3. Sri Wahyuni 4. Putria Diva 5. Ayu Mentari 6. Audia Syifa No 1
Pertanyaan
Tanggapan
Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran IPS di kelas ?
1. Bagus. Menyenangkan. Biar semuanya pandai
dan
berilmu.
Pelajarannya
dijelasin sama guru. 2. Biasa-biasa aja 3. Menarik dan penting untuk dipelajari 4. Mengantuk
dan
membosankan.
Bacaannya banyak hafalannya banyak 5. Biasa-biasa saja 6. Tidak menarik dan membosankan 2
Apakah
kamu
senang
pembelajaran IPS di kelas ?
dengan
1. Senang. Pelajaran IPS itu bermanfaat. 2. Senang 3. Saya senang belajar IPS terutama
144
Sejarah. Karena sejarah belajar tentang sejarah di Indonesia, dan berbagai macam pahlawan dan menurut saya unik unik untuk dipelajari. 4. Saya menyukai pelajaran IPS karena belajar tentang Negara-negara 5. Lumayan 6. Tidak, karena sedikit jenuh. 3
Bagaimana
hasil
belajar
IPS
Sejarah kamu ?
1. Lumayan 2. Tidak 3. Sesuai KKM 4. Sesuai KKM 5. Tidak 6. Tidak
4
Apakah kamu puas dengan nilai pelajaran
IPS
Sejarah
yang
diperoleh ?
1. Sedikit puas walau kadang tidak sesuai KKM 2. Tidak 3. Puas 4. Puas 5. Tidak 6. Tidak
5
Jika guru bertanya, apakah kamu
1. Sekarang tidak berani. Berani nya kalo
berani menjawab pertanyaan yang
ditunjuk. Tapi dulu pernah pas pertama
diberikan oleh guru ?
kali masuk sekolah. 2. Berani, kalo jawaban udah tahu. Tapi kalo jawabannya tidak tahu tidak berani. 3. Berani, jika saya tahu jawaban itu saya
145
langsung
mengangkat
menjawab.
tangan
Alasannya
sih,
dan suatu
kesempatan untuk mendapatkan nilai sekaligus untuk berbagi ilmu juga kepada teman-teman. 4. Berani, karena masih kurang mengerti tentang materi pelajaran tersebut. 5. Tidak berani 6. Tidak berani 6
Apakah kamu dapat memahami
1. Lumayan
materi IPS
2. Belum
yang dijelaskan oleh
guru ?
3. Sudah, tapi ada materi yang tidak saya mengerti. 4. Ada beberapa materi yang belum dimengerti. 5. Iya begitu, ada yang sudah paham. Ada juga yang belum paham. 6. Belum.
7
Hambatan apa yang kamu hadapi
1. Belum paham tentang sejarah
pada saat belajar IPS ?
2. Sulit memahami jika ada waktu dan tempat peristiwa sejarah itu terjadi. 3. Tidak mengerti 4. Banyak tulisan dan hafalannya 5. Sulit memahami dan membosankan 6. Pelajarannya bikin ngantuk
8
Apakah kamu sudah mengetahui
1. Belum
tentang
Metode
2. Belum
Pembelajaran Kooperatif tipe Time
3. Belum
penerapan
146
Token Arends ?
4. Belum 5. Belum
9
Apakah
gurumu
sudah
1. Belum
Metode
2. Belum
Pembelajaran Kooperatif tipe Time
3. Belum
Token Arends ?
4. Belum
menggunakan
5. Belum 6. Belum 10
Bagaimana tes yang dilakukan guru
1. Ulangan per bab
mata pelajaran IPS Sejarah ?
2. Ulangan per bab 3. Ulangan per bab 4. Ulangan per bab 5. Ulangan per bab 6. Ulangan per bab
147
Lampiran 14 WAWANCARA SETELAH TINDAKAN RESPONDEN SISWA Sekolah
: SMP N egeri 87 Jakarta
Kelas
: VII-6
Hari/Tanggal
: Kamis, 28 Mei 2015
Waktu Wawancara
: 13.00 - selesai
Tempat
: Ruang Kelas VII-6
Identitas Siswa : 1. Afrizal Fachri 2. Ibrahim Bramullah 3. Sri Wahyuni 4. Putria Diva Marcella 5. Ayu Mentari 6. Audia Syifa No 1
Pertanyaan Bagaimana
menurut
Tanggapan pendapatmu
1. Menyenangkan.
tentang pembelajaran yang telah
2. Biasa saja
diikuti ?
3. Seru 4. Menarik,
saya
jadi
tidak
ga
bikin
mengantuk lagi 5. Menyenangkan, mengantuk. 6. Menarik, belajarnya jadi tidak membosankan 2
Apakah
kalian
senang
dengan
menggunakan
belajar Metode
Pembelajaran Kooperatif tipe Time
1. Senang, karena saya jadi berani untuk
menjawab
pertanyaan
yang diberikan guru. Tadinya
148
Token Arends ?
saya masih takut, belum berani untuk
menjawab.
Dengan
metode Time Token Arends semua anak jadi kebagian nomor untuk menjawab. 2. Senang,
karena
jadi
tidak
membosankan dan seru. 3. Menyenangkan 4. Menyenangkan 5. Seru 6. Asyik 3
Apakah kalian merasa lebih aktif dan
berani
dalam
menjawab
pertanyaan maupun mengemukakan pendapat ?
1. Iya, karena seru belajar dengan metode Time Token Arends, saya jadi mengerti 2. Saya jadi berani buat menjawab pertanyaan guru. Semua tementemen jadi kebagian nomor buat menjawab. 3. Menyenangkan,
teman-teman
yang tadinya pemalu dan ga bisa menjawab
jadi
berani
buat
jadi
berani
buat
menjawab. 4. Iya,
saya
menjawab dan tidak takut lagi. 5. Saya tambah berani buat jawab pertanyaan guru 6. Lumayan berani 4
Apakah belajar dengan penerapan
1. Iya, saya jadi lebih mudah untuk
149
Metode tipe
Pembelajaran Time
Token
Kooperatif Arends
memahami materi pelajaran 2. Iya, lumayan.
membuatmu lebih mudah dalam
3. Iya
memahami materi IPS ?
4. Saya
jadi
lebih
mudah
memahami 5. Iya 6. Lumayan. 5
Apakah hasil belajarmu meningkat
1. Iya, lebiih dari KKM
setelah belajar dengan menerapkan
2. Iya
Metode Time Token Arends ?
3. Iya 4. Iya 5. Iya 6. Biasa aja
6
Apa
saran
kalian
terhadap
1. Lebih
ditambah
waktu
pembelajaran IPS Sejarah di kelas
belajarnya,
untuk kedepannya ?
dengan metode Time Token Arends
tapi
lagi
pembelajaran
sudah
sangat
menyenangkan 2. Gunakan
model-model
pembelajaran yang lain 3. Belajar
IPS
Sejarah
dengan
contoh-contoh yang menarik 4. Belajarnya
lebih
melibatkan
siswa 5. Sekali-kali belajarnya di luar kelas
150
Lampiran 15 WAWANCARA RESPONDEN GURU MATA PELAJARAN IPS SMP NEGERI 87 JAKARTA (PRA PENELITIAN) Hari/tanggal
: Senin, 2 Maret 2015
Tempat
: Ruang Guru
Waktu
: 13.30 - selesai
Narasumber
: Bapak Hadis, S.Pd
No
Pertanyaan
Tanggapan
1
Apa latar belakang pendidikan S1 Pendidikan IPS Bapak ?
2
Sudah
berapa
lama
Bapak Sejak tahun 1983. Sekitar 32 tahun.
hasil
belajar Ada yang bagus dan ada yang kurang.
mengajar IPS ? 3
Bagaimanakah
siswa dalam mata pelajaran IPS ?
4
Menurut Bapak, apa factor yang Salah satunya, pelajaran IPS itu kan sulit untuk mempengaruhi
hasil
siswa ?
belajar dipahami dan kebanyakan belajar tentang masa lalu jadi siswa sudah menyepelekan . tidak ada keseriusan belajar pada siswa.
5
Metode apa yang Bapak gunakan Ceramah tapi ceramah yang melibatkan siswa.. saat mengajar di kelas ?
6
Kendala apa sajakah yang sering Banyak.
diantaranya
Siswa
yang
kurang
Bapak jumpai dalam pengajaran konsentrasi. Siswa yang malas. Siswa yang daya IPS Sejarah ?
pemahaman yang lemah. Siswa yang punya masalah dengan orangtua
7
Upaya apa saja yang pernah Salah
satunya
mengadakan
kegiatan
151
Bapak lakukan untuk mengatasi pembelajaran kesulitan
siswa
yang
berusaha
menyenangkan
dalam siswa dan memberikan reward kepada siswa.
memahami materi ?
Dalam KBM diawasi secara cermat kepada siswa yang kurang memahami. Yang paling banyak diperhatikan yang duduk di belakang.
7
Apakah
bapak
pernah Pernah,
menggunakan
model
pembelajaran
yang
dibuat
metode kelompok pada saat Kurikulum 2013 yaitu
pembelajaran ?
menggunakan metode Saintifik tapi setelah digunakan
gagal
karena
anak
belum
mempersiapkan diri, belum memahami mengenai materi pelajaran sehingga akhirnya tidak tertarik dan tidak tercapai tujuan pembelajaran. 8
Menurut
bapak,
apakah Kurang efektif, jadi terlalu banyak waktu yang
penggunaan pembelajaran
metode terbuang sia-sia karena kita mengejar materi juga. itu
efektif
? Materi IPS sangat banyak sekali. Jika pake
Berikan alasannya!
metode
maka
tidak
akan
tercapai
tujuan
pembelajarannya. 9
Berapa Minimal
Kriteria
Ketuntasan KKM untuk IPS 70
(KKM)
yang
diterapkan sekolah untuk mata pelajaran IPS Sejarah ? 10
Menurut
Bapak,
Bagaimana Untuk IPS itu tidak hanya cukup dengan
proses pembelajaran yang baik membaca. Apalagi dari SD ke SMP minat itu?
membaca
anak
sangat
kurang
tingkat
pemahamannya juga sangat kurang. Buku juga kadang-kadang ada yang salah di pengertiannya apalagi untuk memahami. Klo menurut Bapak harus banyak metode ceramah.
152
Lampiran 16 Siswa (N) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Uji N-Gain Kelas Eksperimen Pre-test Post-test 75 90 55 55 65 100 35 95 75 85 50 100 65 100 60 100 60 100 60 85 65 90 50 90 55 100 55 100 50 95 60 100 30 100 45 85 35 95 35 100 70 90 40 100 45 100 50 90 65 75 50 95 35 100 65 90 45 85 65 100 30 95 30 95
Skor Gain 0,6 0 1 0,92 0,4 1 1 1 1 0,62 0,71 1 1 1 0,9 1 1 0,72 0,92 1 0,67 1 1 0,8 0,28 0,8 1 0,71 0,72 1 0,92 0,92
153
33 34 35 Total Rata-rata
30 70 70 1805 53
85 95 95 3360 93
0,78 0,83 0,83 0,85
154
Lampiran 17 Siswa (N) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Uji N-Gain Kelas Kontrol Pre-test Post-test 60 75 35 40 40 60 35 20 40 55 45 45 40 60 25 45 25 40 45 60 35 30 60 90 40 45 70 40 35 75 25 25 50 70 45 50 30 60 30 75 30 45 35 20 35 65 25 25 45 80 25 35 40 55 30 60 45 55 35 35 55 25 55 50 30 60
Skor Gain 0,37 0,07 0,3 -0,23 0,25 0 0,3 0,27 0,2 0,27 -0,07 0,75 0,08 -1 0,61 0 0,4 0,09 0,42 0,64 0,21 -0,23 0,46 0 0,81 0,13 0,25 0,42 0,18 0 -0,67 -0,1 0,42
155
34 35 36 Total Rata-rata
35 30 70 1430 39,7
40 45 90 1845 51,25
0,07 0,07 0,67 6,41 0,17
156
Lampiran 18 Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Kelas Ekperimen
35
N
Total
Percent
100.0%
0
N
0.0%
Percent 35
100.0%
Descriptives Statistic Mean
52.57
95% Confidence Interval for
Lower Bound
47.74
Mean
Upper Bound
57.40
5% Trimmed Mean
52.58
Median
55.00
Variance Kelas Ekperimen
Std. Error 2.376
197.605
Std. Deviation
14.057
Minimum
30
Maximum
75
Range
45
Interquartile Range
25
Skewness Kurtosis
-.218
.398
-1.133
.778
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Kelas Ekperimen
.130
df
Shapiro-Wilk
Sig. 35
.143
Statistic .933
df
Sig. 35
.035
157
Lampiran 19 Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Kelas Eksperimen
35
N
Total
Percent
100.0%
0
N
0.0%
Percent 35
100.0%
Descriptives Statistic Mean
93.00
95% Confidence Interval for
Lower Bound
89.85
Mean
Upper Bound
96.15
5% Trimmed Mean
94.25
Median
95.00
Variance Kelas Eksperimen
Std. Error 1.550
84.118
Std. Deviation
9.172
Minimum
55
Maximum
100
Range
45
Interquartile Range
10
Skewness Kurtosis
-2.368
.398
7.849
.778
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Kelas Eksperimen
.223
df
Shapiro-Wilk
Sig. 35
.000
Statistic .731
df
Sig. 35
.000
158
Lampiran 20 Normalitas Pretest Kelas Kontrol Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Kelas Kontrol
36
N
Total
Percent
100.0%
0
N
0.0%
Percent 36
100.0%
Descriptives Statistic Mean
39.72
95% Confidence Interval for
Lower Bound
35.60
Mean
Upper Bound
43.85
5% Trimmed Mean
38.86
Median
35.00
Variance Kelas Kontrol
Std. Error 2.031
148.492
Std. Deviation
12.186
Minimum
25
Maximum
70
Range
45
Interquartile Range
15
Skewness
.984
.393
Kurtosis
.471
.768
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Kelas Kontrol
.179
df
Shapiro-Wilk
Sig. 36
.005
Statistic .899
df
Sig. 36
.003
159
Lampiran 21 Normalitas Posttest Kelas Kontrol Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Kelas Kontrol
36
N
100.0%
Total
Percent 0
N
0.0%
Percent 36
100.0%
Descriptives Statistic Mean
51.25
95% Confidence Interval for
Lower Bound
44.92
Mean
Upper Bound
57.58
5% Trimmed Mean
50.83
Median
50.00
Variance Kelas Kontrol
Std. Error 3.120
350.536
Std. Deviation
18.723
Minimum
20
Maximum
90
Range
70
Interquartile Range
20
Skewness Kurtosis
.246
.393
-.490
.768
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Kelas Kontrol
.103
df
Shapiro-Wilk
Sig. 36
.200
Statistic *
.969
df
Sig. 36
.386
160
Lampiran 22 Homogenitas Kelas Eksperimen Test of Homogeneity of Variances PRETEST KELAS EKSPERIMEN Levene df1 df2 Sig. Statistic .895 7 27 .525
ANOVA PRETEST KELAS EKSPERIMEN Sum of df Squares Between 4567.222 8 Groups Within Groups 4838.333 27 Total 9405.556 35
Mean Square
F
Sig.
570.903
3.186
.011
179.198
161
Lampiran 23 Homogenitas Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances PRETEST KELAS KONTROL Levene df1 df2 Sig. Statistic 2.461 8 25 .041
ANOVA PRETEST KELAS KONTROL Sum of Squares Between 1743.056 Groups Within Groups 3454.167 Total 5197.222
df
Mean Square 10
174.306
25 35
138.167
F 1.262
Sig. .303
162
Lampiran 24 Uji Hipotesis Mann-Whitney U
Faktor
Ranks N
EKsperime n Posttest Kontrol Total Test Statisticsa Posttest Mann-Whitney U 36.000 Wilcoxon W 702.000 Z -6.874 Asymp. Sig. (2.000 tailed)
Mean Rank
Sum of Ranks
35
52.97
1854.00
36 71
19.50
702.00
163
Lampiran 25 Varian Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretes Eksperimen Pretes Kontrol 75 60 55 35 65 40 35 35 75 40 50 45 65 40 60 25 60 25 60 45 65 35 50 60 55 40 55 70 50 35 60 25 0 50 30 45 45 30 35 30 35 30 70 35 40 35 45 25 50 45 65 25 50 40 35 30 65 45 45 35
164
65 30 30 30 70 70
55 55 30 35 30 70
197.605042
148.4920635
165
Aktivitas Mengajar di Kelas Eksperimen VII.6
171
Nomor Kupon Undian
171
Aktivitas Mengajar di Kelas Kontrol VII.5
171
Soal Pretest Untuk Kelas VII.5 dan VII.6 yang Diujicobakan kepada Kelas IX
Pemberian Materi Pelajaran yang Terakhir kepada Kelas Eksperimen kemudian dilakukan Posttest
anates baru bgt daya pembeda DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 16 Klp atas/bawah(n)= 4 Butir Soal= 50 Nama berkas: E:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Kel. Atas 4 2 3 0 2 4 4 0 4 0 3 0 4 4 4 4 2 2 3 1 4 4 1 4 0 4 0 4 0 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 0 1 0 1 2 1 0 1 2 1
Kel. Bawah 2 0 3 1 2 4 3 0 0 1 1 2 0 3 2 2 0 2 0 3 2 1 1 4 3 1 1 4 0 2 0 1 0 0 0 3 1 0 0 1 0 1 0 1 1 2 0 1 1 1
Page 1
Beda 2 2 0 -1 0 0 1 0 4 -1 2 -2 4 1 2 2 2 0 3 -2 2 3 0 0 -3 3 -1 0 0 1 4 3 4 3 4 1 3 4 1 3 0 0 0 0 1 -1 0 0 1 0
Indeks DP (%) 50.00 50.00 0.00 -25.00 0.00 0.00 25.00 0.00 100.00 -25.00 50.00 -50.00 100.00 25.00 50.00 50.00 50.00 0.00 75.00 -50.00 50.00 75.00 0.00 0.00 -75.00 75.00 -25.00 0.00 0.00 25.00 100.00 75.00 100.00 75.00 100.00 25.00 75.00 100.00 25.00 75.00 0.00 0.00 0.00 0.00 25.00 -25.00 0.00 0.00 25.00 0.00
anates baru bgt jadi REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 23.00 Simpang Baku= 6.19 KorelasiXY= 0.81 Reliabilitas Tes= 0.89 Butir Soal= 50 Jumlah Subyek= 16 Nama berkas: G:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
D.Pembeda(%) 50.00 50.00 0.00 -25.00 0.00 0.00 25.00 0.00 100.00 -25.00 50.00 -50.00 100.00 25.00 50.00 50.00 50.00 0.00 75.00 -50.00 50.00 75.00 0.00 0.00 -75.00 75.00 -25.00 0.00 0.00 25.00 100.00 75.00 100.00 75.00 100.00 25.00 75.00 100.00 25.00 75.00 0.00 0.00 0.00 0.00 25.00 -25.00 0.00 0.00 25.00 0.00
T. Kesukaran Mudah Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Sedang Sangat Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Sukar Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sukar Sukar Sukar
Page 1
Korelasi 0.321 0.442 -0.032 -0.316 -0.129 -0.129 0.259 NAN 0.862 -0.505 0.431 -0.361 0.736 0.431 0.651 0.743 0.214 -0.068 0.627 -0.273 0.588 0.841 0.203 NAN -0.630 0.675 0.080 NAN NAN 0.172 0.883 0.630 0.939 0.627 0.883 0.434 0.711 0.751 0.302 0.841 -0.096 0.000 0.284 0.068 0.203 -0.248 -0.063 -0.048 0.169 0.027
Sign. Korelasi Signifikan Sangat Signifikan NAN Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Sangat Signifikan NAN NAN Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan -
anates baru bgt kel. unggul KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: E:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
1 1 1 1 1 1 4
2 2 1 1 2
3 3 1 1 1 3
4 4 0
5 5 1 1 2
6 6 1 1 1 1 4
7 7 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
8 8 0
9 9 1 1 1 1 4
10 10 0
11 11 1 1 1 3
12 12 0
13 13 1 1 1 1 4
14 14 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
15 15 1 1 1 1 4
16 16 1 1 1 1 4
17 17 1 1 2
18 18 1 1 2
19 19 1 1 1 3
20 20 1 1
21 21 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
22 22 1 1 1 1 4
23 23 1 1
24 24 1 1 1 1 4
25 25 0
26 26 1 1 1 1 4
27 27 0
28 28 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
29 29 0
30 30 1 1 1 3
31 31 1 1 1 1 4
32 32 1 1 1 1 4
33 33 1 1 1 1 4
34 34 1 1 1 3
35 35 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
36 36 1 1 1 1 4
37 37 1 1 1 1 4
38 38 1 1 1 1 4
39 39 1 1
40 40 1 1 1 1 4
41 41 0
42 42 1 1
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
43 43 0
44 44 1 1
45 45 1 1 2
46 46 1 1
47 47 0
48 48 1 1
49 49 1 1 2
Page 1
anates baru bgt kel. unggul No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 2 3 5 7 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H
Skor 30 30 30 29
50 50 1 1
Kelompok Asor Nama berkas: E:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor 17 17 17 13
1 1 1 1 2
2 2 0
3 3 1 1 1 3
4 4 1 1
5 5 1 1 2
6 6 1 1 1 1 4
7 7 1 1 1 3
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor 17 17 17 13
8 8 0
9 9 0
10 10 1 1
11 11 1 1
12 12 1 1 2
13 13 0
14 14 1 1 1 3
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor 17 17 17 13
15 15 1 1 2
16 16 1 1 2
17 17 0
18 18 1 1 2
19 19 0
20 20 1 1 1 3
21 21 1 1 2
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor 17 17 17 13
22 22 1 1
23 23 1 1
24 24 1 1 1 1 4
25 25 1 1 1 3
26 26 1 1
27 27 1 1
28 28 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor 17 17 17 13
29 29 0
30 30 1 1 2
31 31 0
32 32 1 1
33 33 0
34 34 0
35 35 0
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor 17 17 17 13
36 36 1 1 1 3
37 37 1 1
38 38 0
39 39 0
40 40 1 1
41 41 0
42 42 1 1
Page 2
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 13 15 16 10 Jml Jwb Benar
anates baru bgt kel. unggul 43 44 Kode/Nama Subyek Skor 43 44 Pupuh 17 1 Sinta 17 Alia_Syafira 17 Azizah 13 0 1
Kode/Nama Subyek Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor 17 17 17 13
Page 3
50 50 1 1
45 45 1 1
46 46 1 1 2
47 47 0
48 48 1 1
49 49 1 1
anates baru bgt korelasi KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 16 Butir Soal= 50 Nama berkas: E:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Korelasi 0.321 0.442 -0.032 -0.316 -0.129 -0.129 0.259 NAN 0.862 -0.505 0.431 -0.361 0.736 0.431 0.651 0.743 0.214 -0.068 0.627 -0.273 0.588 0.841 0.203 NAN -0.630 0.675 0.080 NAN NAN 0.172 0.883 0.630 0.939 0.627 0.883 0.434 0.711 0.751 0.302 0.841 -0.096 0.000 0.284 0.068 0.203 -0.248 -0.063 -0.048 0.169 0.027
Signifikansi Signifikan Sangat Signifikan NAN Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Sangat Signifikan NAN NAN Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20
P=0,05 0,576 0,482 0,423
P=0,01 0,708 0,606 0,549
df (N-2) 60 70 80 Page 1
P=0,05 0,250 0,233 0,217
P=0,01 0,325 0,302 0,283
25 30 40 50
0,381 0,349 0,304 0,273
anates baru bgt korelasi 0,496 90 0,205 0,449 100 0,195 0,393 125 0,174 0,354 >150 0,159
Bila koefisien = 0,000
0,267 0,254 0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
Page 2
anates baru bgt kualitas pengecoh KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 16 Butir Soal= 50 Nama berkas: E:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
a 1++ 3+ 2--2** 2++ 0-0-0** 2+ 2** 2+ 4** 9** 0-12** 1+ 3** 1+ 29** 1++ 10** 3++ 0 3++ 11** 5++ 0 5++ 3+ 3++ 11** 8** 4++ 2+ 0-10** 3++ 7+ 14** 3+ 5++ 5** 3++ 5+ 4++ 6+ 5++ 4++
b 0-6+ 14** 4++ 2++ 0-0-5++ 4+ 4++ 3++ 5++ 3+ 0-1+ 2++ 4++ 11** 4** 11++ 3+ 5** 0 5** 2++ 20 4+ 10** 7** 2++ 4+ 4++ 2+ 12** 4-8** 5++ 2++ 5++ 6+ 4++ 3++ 5** 5** 2** 24++ 4++
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk Page 1
c 13** 5++ 0-7+ 10** 1--15** 7+ 3++ 6+ 5+ 4++ 2++ 1--1+ 11** 4++ 2++ 6+ 3+ 1++ 2++ 3++ 16** 4++ 2++ 3** 0 0** 2++ 4+ 1+ 2+ 4** 53--14+ 3+ 10** 4++ 4++ 5++ 5+ 4++ 3++ 5++ 4** 4** 3**
d 2-2** 0-3+ 2++ 15** 1--4+ 7** 4++ 6** 3+ 2++ 15** 2+ 2++ 5++ 2++ 4++ 3+ 13** 15+ 0 4++ 1+ 6+ 16** 7+ 12+ 2++ 2+ 4++ 7** 1+ 111** 3+ 3+ 3** 2** 3++ 4++ 3++ 5++ 4++ 3+ 5++
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
anates baru bgt kualitas pengecoh
Page 2
anates baru bgt reliabilitas RELIABILITAS TES ================ Rata2= 23.00 Simpang Baku= 6.19 KorelasiXY= 0.81 Reliabilitas Tes= 0.89 Nama berkas: E:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
No. Subyek 2 3 5 7 8 4 6 1 9 14 11 12 13 15 16 10
Kode/Nama Subyek Nabila Mitha Dhiyaa_Rushda Fadyadini_L_H Andhita Adela_Putri Tias Nova_Annisa_P... Alifia_Balqis Dewi Della_Sandra Faisza Pupuh Sinta Alia_Syafira Azizah
Skor Ganjil 14 16 16 13 14 15 12 13 10 8 7 8 7 7 5 4
Page 1
Skor Genap 16 14 14 16 15 13 15 13 13 10 10 9 10 10 12 9
Skor Total 30 30 30 29 29 28 27 26 23 18 17 17 17 17 17 13
anates baru bgt tingkat kesukaran TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 16 Butir Soal= 50 Nama berkas: E:\ \PRINT\ANATES BARU BGT.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Jml Betul 13 2 14 2 10 15 15 0 7 2 6 4 9 15 12 11 3 11 4 9 13 10 5 16 5 11 3 16 0 10 7 11 8 4 7 12 10 8 1 10 4 3 2 5 5 5 2 4 4 3
Tkt. Kesukaran(%) 81.25 12.50 87.50 12.50 62.50 93.75 93.75 0.00 43.75 12.50 37.50 25.00 56.25 93.75 75.00 68.75 18.75 68.75 25.00 56.25 81.25 62.50 31.25 100.00 31.25 68.75 18.75 100.00 0.00 62.50 43.75 68.75 50.00 25.00 43.75 75.00 62.50 50.00 6.25 62.50 25.00 18.75 12.50 31.25 31.25 31.25 12.50 25.00 25.00 18.75
Page 1
Tafsiran Mudah Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Sedang Sangat Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Sukar Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sukar Sukar Sukar
BIODATA PENULIS Febriani Herlina, lahir di Jakarta 31 Januari 1993. Alamat rumah di Jalan Peta Barat, Rawalele Rt 007 / Rw 010 Blok A, Kalideres Jakarta Barat 11840. Anak bungsu dari 7 bersaudara. Mengawali jenjang pendidikan di TK Nurun Najah dan melanjutkan SDN Kalideres 05 Pagi lulus tahun 2005, setelah selesai melanjutkan ke SMPN 225 Jakarta lulus tahun 2008. Di tingkat SMP penulis aktif dalam kegiatan Pramuka dan Rohis. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang SMA di SMAN 95 Jakarta lulus tahun 2011. Di tingkat SMA penulis aktif dalam kegiatan Paskibra dan sering mengikuti perlombaan tingkat Provinsi. Setelah lulus SMA penulis melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan mengambil konsentrasi Program Studi Geografi. Pada masa kuliah penulis aktif dalam mengikuti seminar Nasional maupun diskusi umum.