1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juli 2016
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS SD Gita Yuniar Sandi¹, Tin Rustini², Ai Sutini³ Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang kurang aktif dan kurang kreatif dalam pembelajaran IPS sehingga hasil belajar yang didapatkan siswa cukup rendah. Dengan demikian dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran IPS di kelas IV. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui cara meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token, (2) mengetahui hasil peningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token. Langkah-langkah model kooperatif tipe time token yaitu mengungkapkan pengetahuan awal , menyampaikan tujuan pembelajaran, membagikan kartu bicara, diskusi, mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dan menarik kesimpulan pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc.Tagart, yang terdiri dari III siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 tindakan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Rancabogo yang berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, LKS, soal tes evaluasi individu dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe time token mengalami peningkatan dan kemampuan berpikir kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata nilai keseluruhan berpikir kreatif siklus I sebesar 37,37. Pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu menjadi 47,02 dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 65,86. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran IPS.
Kata Kunci : time token,berpikir kreatif,Pembelajaran IPS.
1
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1205085 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Gita Yuniar Sandi¹, Tin Rustini², Ai Sutini³ Penerapan Model Kooperatif tipe time token untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS SD| 2
THE IMPLEMENTATION OF TIME TOKEN TYPE OF COOPERATIVE MODEL TO IMPROVE ELEMENTARY STUDENTS’ CREATIVE THINKING SKILLS IN SOCIAL SCIENCE LESSON
[email protected]
ABSTRACT This classroom action research is conducted due to the number of inactive and uncreative students during Social Science lesson, which resulted in low learning outcomes of the students. As a consequence, the study, which utilized time token type of cooperative model, in order to improve students’ creative thinking skills during Social Science lesson at grade IV. This research aims to (1) discover the implementation process of time token type of cooperative model; and (2) improve students’ creative thinking skill by employing time token type of cooperative model as a learning model. There are a number of steps in time token type of cooperative model, namely expressing prior knowledge, explaining learning objectives, distributing speaking cards, discussion, presenting discussion result in front of the class as well as concluding the lesson. This current research employs Classroom Action Research, which applies Kemmis and Mc.Tagart model, consisted of three cycles where each cycle comprises of two actions. The subjects of the research were 30 fourth grade students at Rancabogo Public Elementary School. Observation sheets, field notes, interview guidelines, worksheet, individual evaluation question, and documentation were utilized as the research instruments. The research findings reveals that there is an improvement in terms of students’ learning process as well as their creative thinking skills, in which the score of creative thinking at cycle I had risen by an average of 37.37. A t C y c l e I I , t h o s e c a t e g o r i e s h a d a l s o i m p r o v e d b y an average of 47.02 a n d c o n t i n u e d t o r i s e a t c y c l e I I I by an average of 65.86. Therefore, time token type of cooperative model can be utilized to improve students creative thinking skills during Social Science lesson.
Keywords: time token, creative thinking, Social Science lesson.
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
3|Antologi UPI
Volume
PENDAHULUAN Pendidikan pada era global saat ini mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita–cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang – Undang RI No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Seorang pendidik atau guru merupakan penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai pengajar saja yang tugasnya hanya mentransfer ilmu kepada siswa tetapi jauh lebih luas daripada itu. Seperti yang tercantum dalam UU no. 14 tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1 bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Salah satunya guru harus mampu mengemas pembelajaran IPS secara baik. “IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang
Edisi No.
Juli 2016
mengkaji seperangkat peristiwa fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.” (Gunawan, 2011,hlm.39). Berdasarkan penjelasan tersebut , IPS merupakan mata pelajaran yang mengajarkan kepada siswa agar peka terhadap isu sosial agar mampu memecahkan masalahnya dan dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari. Namun dalam kenyataannya, penyelenggaraan pembelajaran IPS di SD belum sesuai dengan teori yang ada. Hal ini dibuktikan dengan data yang ditemukan di lapangan. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SDN Rancabogo pada mata pelajaran IPS, menunjukan bahwa siswa kurang kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti jarang mengajukan pertanyaaan walaupun guru sering meminta agar siswa untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami atau kurang jelas, siswa juga kurang berani menanggapi pendapat temannya dan hanya diam saja, kemudian dalam hal mengerjakan soal, siswa masih kurang kreatif dalam jawabannya, atau bahkan jawaban siswa seluruhnya hampir sama. hal tersebut menandakan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah dan kemampuan tersebut mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas,secara umum diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan potensi berpikir kreatif peserta didik. Salah satu alternatif model pembelajaran IPS yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kreativitas belajar adalah model pembelajaran kooperatif . Sedangkan secara khusus rumusan masalah yang menjadi prioritas adalah: 1. Bagaimana cara guru meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model
1
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1205085 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Gita Yuniar Sandi¹, Tin Rustini², Ai Sutini³ Penerapan Model Kooperatif tipe time token untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS SD| 4
pembelajaran kooperatif tipe time token pada pembelajaran IPS di kelas IV ? 2. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada pembelajaran IPS di kelas IV ? Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi masalah sosial dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Adapun tujuan khusus dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada pembelajaran IPS di kelas IV. 2. Untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada pembelajaran IPS di kelas IV. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar mengkaji tentang konsep,fakta, generalisasi yang diambil dari kehidupan siswa. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar juga mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik melalui penanaman nilai-nilai seharihari. Maka melalui pendidikan IPS SD seseorang dapat dibekali dengan berbagai pengetahuan,keterampilan, sikap dan nilai agar bisa menjadi anggota masyarakat yang baik dan bertanggung jawab. Sapriya (2009) menyatakan bahwa Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah salah satu nama mata pelajaran yang berdiri sendiri dari beberapa konsep disiplin ilmu sosial,atau bahkan berbagai isu dan masalah sosial di dalam kehidupan. Untuk materi IPS
di jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan di jenjang Sekolah Dasar adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta membentuk karakteristik dan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara menyeluruh. Serta berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) menuntut peserta didik untuk lebih aktif , kreatif dan inovatif sehingga hasil pembelajaran dapat lebih bermutu. Maka seorang guru harus mampu mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa salah satunya adalah kemmpuan berpikir kreatif. Menurut Susanto (2014) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif juga dapat menumbuhkan beberapa kemampuan lainnya seperti ketekunan, disiplin diri,dan berlatih penuh, yang didalamnya dapat melibatkan aktivitas mental, seperti siswa dapat mengajukan pertanyaan, mampu mempertimbangkan sejumlah informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pemikiran terbuka. Menurut Munandar (dalam Susanto,2013.hlm.111) mengemukakan bahwa komponen berpikir kreatif terdiri dari beberapa komponen yaitu kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinil dan berpikir elaborasi. Selain kemampuan berpikir guru juga harus dapat mengembangkang kemampuan berkomunikasi siswa, Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, dimana pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pembelajaran berkelompok dengan jumlah peserta didik sebanyak 2-5 orang peserta didik. Dan salah satu tipe dari model kooperatif adalah model time token dimana model ini menggunakan kartu bicara yang akan dibagikan kepada setiap siswa agar setiap siswa mampu mengutarakan pendapatnya hal ini sejalan dengan pendapat Saudagar dan Idrus (2011)
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
5|Antologi UPI
Volume
mengatakan bahwa, model time token adalah suatu pembelajaran dengan struktur pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan suatu keterampilan sosial yang dimiliki siswa untuk menghindari adanya siswa yang mendominasi saat pembelajaran dan seluruh siswa dapat aktif berbicara sehingga mampu megembangkan kemampuan sosial siswa dan kemampuan berpikir siswa. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Abidin (2011) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk memecahakan masalah dengan cara menelaah langkah pemecahan masalah dan memperbaiki proses pembelajaran secara bersiklus. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis Mc Taggart. Model Kemmis Taggart ini komponen tersebut adalah : Perencanaan, tindakan, Observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari dua tindakan dalam setiap siklusnya. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Rancabogo. Jumlah anak yang menjadi partisipan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah penilaian proses dan akhir, observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif , kuantitatif dan triangulasi. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain penelitian menurut Kemmis Mc Tagart yang telah dilaksanakan, kegiatan penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari dua tindakan, setiap hasil dari setiap tindakan
Edisi No.
Juli 2016
diimplementasikan dan direfleksikan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran sehingga dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan penelitian dilakukan dengan kondisi seperti pembelajaran biasanya, dengan tujuan memperoleh data apa adanya. Hasil dari siklus I diolah dan dilakukan tindak lanjut untuk siklus II dan siklus III. Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe time token dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat pada setiap siklusnya. Untuk lebih jelasnya, peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. 70 60 50 40 30 20 10 0
Berpikir Lancar berpikir orisinil berpikir luwes siklus siklus siklus 1 2 3
elaborasi
Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan berpikir kreatif siswa
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa,kriteria berpikir kreatif yang peneliti tetapkan yaitu sejalan dengan pendapat Munandar (Dalam Susanto,2014.hlm.111-113) mengemukakan bahwa “komponen berpikir kreatif terdiri dari beberapa komponen yaitu berpikir lancar, berpikir orisinil, berpikir luwes, dan elaborasi.” Sehingga peneliti menjadikan hal tersebut sebagai acuan dalam penelitian. Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa nilai kemampuan berpikir
1
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1205085 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Gita Yuniar Sandi¹, Tin Rustini², Ai Sutini³ Penerapan Model Kooperatif tipe time token untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS SD| 6
kreatif siswa pada setiap kriteria mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Nilai yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu kriteria berpikir lancar sebesar 32,9 kriteria berpikir orisinil sebesar 24,9, kriteria berpikir luwes sebesar 26,6, serta kriteria elaborasi sebesar 24,16. Hal tersebut terjadi dikarenakan siswa masih terlihat malu untuk mengutarakan pendapatnya maupun bertanya, sehingga nilai kemampuan berpikir kreatif yang didapat masih dalam kategori yang rendah. Nilai yang diperoleh siswa pada siklus II yaitu kriteria berpikir lancar sebesar 50,8 kriteria berpikir orisinil sebesar 27,45, kriteria berpikir luwes sebesar 28,08, serta kriteria elaborasi sebesar 25,83. Disetiap kriterianya sudah mengalami peningkatan hal ini ditandai dengan siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya, siswa sudah berani memberikan pertanyaan mengenai materi lalu siswa juga mampu memberikan persepsi yang berbeda mengenai suatu permasalahan. Sedangkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus III yaitu kriteria berpikir lancar sebesar 60,4 kriteria berpikir orisinil sebesar 39,95 kriteria berpikir luwes sebesar 48,74, serta kriteria elaborasi sebesar 34,9. Dalam siklus ketiga ini siswa sudah mampu memberikan solusi yang berbedabeda antara satu dengan yang lainnya lalu siswa juga sudah mulai terbiasa dengan penggunaan model belajar kooperatif learning tipe time token. Jika dilihat dari ranah kognitif siswa juga sudah mampu menemukan solusi terbaru untuk memecahkan suatu permasalahan sehingga setiap anak yang satu dengan yang lainnya berbeda jawabannya. Hal ini juga terlihat dari suasana kelas pada saat diskusi siswa nampak lebih aktif pada pembelajaran IPS
karena ada siswa yang menanggapi ataupun bertanya. Berikut adalah diagram total nilai kemampuan berpikir kreatif siswa yang diperoleh siswa kelas IV SDN Rancabogo pada setiap siklus.
80 60 Siklus I 40 Siklus II 20
Siklus III
0 Siklus I
Siklus II Siklus III
Grafik 4.3 Rata-rata Kemampuan kreatif siswa per siklus Berdasarkan grafik 4.3 dapat di gambarkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus I masih diategorikan sebagai nilai yang rendah yaitu hanya 37,37 dengan rincian tindakan 1 mendapat nilai rata-rata sebanyak 35,79 dan tindakan 2 sebesar 38,95 ,sedangkan pada siklus II nilai ratarata yang didapat adalah 47,02 nilai tersebut termasuk kedalam kategori nilai yang sedang dalam kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki oleh siswa – siswi kelas IV dengan rincian tindakan 1 mendapat nilai rata-rata sebanyak 43,18 dan tindakan 2 sebesar 50,87 serta pada siklus III nilai yang didapatkan hasil yang cukup baik yaitu 65,86 yang termasuk kedalam nilai tinggi dalam berpikir kreatif dengan rincian tindakan 1 mendapat nilai rata-rata sebanyak 65,09 dan tindakan 2 sebesar 66,63. Dan setiap siklusnya nilai kemampuan berpikir kreatif siswa selalu meningkat meskipun
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
7|Antologi UPI
Volume
tidak terlalu signifikan. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif juga tentunya atas bimbingan dari guru yang selalu berusaha untuk memperbaiki kesalahannya di setiap tindakan. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Adapun nilai rata- rata hasil belajar siswa dapat dilihat dalam grafik hasil belajar siswa seperti berikut ini : 100 80 60
Siklus I
40
Siklus II
20
Siklus III
0 Siklus Siklus Siklus I II III
Grafik 4.4 Rata- rata nilai hasil belajar siswa per siklus Berdasarkan grafik 4.4 menunjukkan bahwa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan. Pada siklus I rata- rata nilai siswa adalah 60,35 nilai ini belum mencapai nilai yang ditentukan oleh KKM, Kemudian pada siklus II hasilnya sudah mencapai nilai KKM yaitu 73,25 namun nilai tersebut belum memuaskan sehingga dilanjutkan pada pembelajaran siklus III dimana pada siklus ini mendapatkan nilai rata-rata hasil belajarnya sebesar 80,25 karena pada akhir siklus masih ada siswa yang dibawah nilai KKM sebanyak lima orang, namun secara keseluruhan nilai siswa kelas IV sudah meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time
Edisi No.
Juli 2016
token dengan subjek anak kelas IV SD Negeri Rancabogo ini berhasil untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, refleksi dan pembahasan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Rancabogo Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, hasil penelitiannya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token dalam pembelajaran IPS kelas IV ternyata mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap siklusnya, hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang semakin aktif dan kreatif dimulai dari siswa sudah mampu bertanya, lalu berani menjawab jika diberikan pertanyaan, siswa juga mampu memberian pendapatnya mengenai suatu permasalahan berdasarkan pengalamannya dan mampu memberikan solusi yang beragam sebagai pemecahan masalah. Hal ini dapat terlaksana karena guru sudah menerapan model kooperatif tipe time token sesuai dengan pedoman , guru juga menyediakan media pembelajaran agar siswa mampu berpikir secara kongkrit dan siswa juga mampu memberikan persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu pemasalahan sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa, selain itu guru juga menambahkan suatu metode yaitu metode games yang membuat siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran serta pemberian reward, sehingga mampu
1
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1205085 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
Gita Yuniar Sandi¹, Tin Rustini², Ai Sutini³ Penerapan Model Kooperatif tipe time token untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS SD| 8
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS dengan materi mengenai masalah sosial meningkat dari setiap siklusnya. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata perolehan nilai kemampuan berpikir kreatifnya secara keseluruhan diawal siklus mendapatkan nilai sebesar 37,37 dimana nilai tersebut dikategorikan kedalam nilai yang rendah, kemudian dalam siklus kedua sudah mengalami peningkatan sehingga mendapat nilai sebesar 47,02, nilai tersebut masuk kedalam kategori sedang dimana siswa sudah mau menyampaikan pendapatnya baik berupa bertanya ataupun menjawab pertanyaan dengan menggunakan kartu bicara yang dimilikinya tanpa diingatkan oleh guru, siswa sudah mampu memberikan tangapannya berdasarkan sudut pandangnya dan di siklus III penerapan model kooperatif time token sudah mulai terbiasa dan rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif siswa adalah 65,86 yang dikategorikan kedalam nilai yang tinggi. Sehingga pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Saudagar dan Idrus. (2011). Pengembangan profesionalitas guru.Jakarta:Gaung Persada. Susanto, (2013). Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenada Media Group. Susanto, A.(2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta:Prenada Media Group. Undang-Undang Dasar No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Dasar No.20 Tahun 2003
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung: Rizqi Press. Gunawan,R.(2011). Pendidikan Bandung: Alfabeta.
IPS.
Sapriya.(2009).Pendidikan IPS.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.