Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
PENERAPAN METODE DEMONTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI ULEE GLE PADA PELAJARAN SAINS MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA
Lina Amelia1 dan Teuku Nailul Munadi2
ABSTRAK Penelitian ini berjudul: “Penerapan Metode Demontrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siwa Kelas IV SD Negeri Ulee Gle Mata Pelajaran Sains Materi Perubahan Wujud Benda”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Ulee Gle dalam proses pembelajaran melalui penggunaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA materi perubahan wujud. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Ulee Glee sebanyak 25 orang siswa, sedangkan objek penelitian adalah penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan wujud benda. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data yang diperoleh berupa hasil tes unjuk kerja, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata pada siklus I yang diperoleh sebesar 3,63 (72,60%) dan pada siklus II sebesar 4,38 (87,60%). Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi, siswa lebih aktif dalam proses belajar. Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I yang diperoleh sebesar 3,64 (72,80%) dan pada siklus II sebesar 4,43 (88,60%). Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat sigifikan setelah diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi perubahan wujud benda. Pada siklus I, siswa mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 67,60 dengan ketuntasan 16 orang siswa (64%) dan pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 75,60 dengan ketuntasan sebanyak 24 orang siswa (96%). Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Hasil Belajar, Materi Perubahan Wujud Benda
1 2
Lina Amelia, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email:
[email protected] Teuku Nailul Munadi, Mahasiswa S1 STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 55
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
daya manusia yang diinginkan. Melihat begitu
Latar Belakang Dalam
pembangunan
pendidikan
diartikan
nasional,
pentingnya pendidikan dalam pembentukan
upaya
sumber daya manusia, maka peningkatan mutu
sebagai
meningkatkan harkat dan martabat manusia
pendidikan
serta dituntut untuk menghasilkan kualitas
dilakukan secara berkesinambungan guna
manusia yang lebih tinggi guna menjamin
menjawab perubahan zaman.
pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan.
merupakan
Dalam
upaya
hal
yang
meningkatkat
wajib
mutu
Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan
pendidikan yang lebih baik guru ditekankan
perkembangan
dan
harus dapat menciptakan suasana kelas yang
teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
luhur sopan santun dan etika serta didukung
(PAKEM). Dalam pembelajaran seperti yang
penyediaan
sarana
yang
telah dianjurkan dalam kurikulum KTSP.
memadai,
karena
yang
Salah satunya
ilmu
pengetahuan
dan
prasarana
pendidikan
yakni dengan menggunakan
dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung
metode demonstrasi. Hal ini dapat membantu
seumur
guru
hidup
keluarga,
menjadi
sekolah,
tanggung
jawab
masyarakat
dan
pemerintah..
dalam
menggerakkan,
menjelaskan
gambaran ide dari suatu materi pelajaran khususnya pada bidang studi Sains.
Pendidikan merupakan upaya untuk
Tujuan
utama
pembelajaran
Sains
membentuk sumber daya manusia yang dapat
adalah agar siswa memahami konsep-konsep
meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan
Sains
demikian kebutuhan manusia yang semakin
menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah
kompleks akan terpenuhi. Selain itu melalui
untuk memecahkan masalah-masalah yang
pendidikan akan dibentuk manusia yang
dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran
berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber
dan kekuasaan pencipta alam (Depdikbud,
daya manusia yang mempunyai karakteristik
1997:2). Pembelajaran Sains memiliki fungsi
seperti di atas, sangat diperlukan dalam
yang fundamental dalam menimbulkan serta
menguasai
ilmu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu
kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat
menghadapi persaingan global. Sumber daya
tercapai, maka Sains perlu diajarkan dengan
manusia merupakan salah satu faktor penting
cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa
dalam keberhasilan pembangunan disegala
secara aktif yaitu melalui proses dan sikap
bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini
ilmiah.
dan
mengembangkan
secara
sederhana
dan
mampu
sebagai wadah dalam pembentukan sumber
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 56
1
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Mutu
pembelajaran
Sains
perlu
Sains misalnya diperlukan kemampuan guru
berkelanjutan
untuk
dalam mengelola proses belajar dan mengajar
mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk
sehingga keterlibatan siswa dapat optimal,
meningkatkan mutu pembelajaran tersebut,
yang pada akhirnya berdampak pada perolehan
tentu
dihadapi.
hasil belajar.
orang
Salah
ditingkatkan
secara
banyak
Sementara
tantangan
ini
beranggapan
masih
bahwa
yang banyak
hasil
penelitian
yang
merupakan
dilakukan oleh Senior Secondary Education
pelajaran yang sulit, serta kurang menarik
Project 2006 memperlihatkan bahwa dalam
minat baik di kalangan siswa maupun guru, hal
proses belajar dan mengajar, guru berperan
tersebut
diungkapkan oleh sebagian besar
dominan dan informasi hanya berjalan satu
siswa-siswi di SD Negeri Ulee Gle karena
arah dari guru ke siswa, sehingga siswa sangat
dalam materi Sains seringkali disajikan dalah
pasif.
keadaan berimajinasi saja. Berdasarkan hasil
diperlukan metode yang sesuai dengan tingkat
pengamatan saya di SD Negeri Ulee Gle salah
perkembangan
satu faktor kegagalan dalam pembelajaran
pemilihan metode yang tepat dan efektif
Sains yaitu guru lebih banyak berceramah,
sangat diperlukan. Salah satu metode yang
kurang mengunakan media menarik (media
ingin
yang baru) dalam menyajikan pelajaran,
demontrasi yang menurut peneliti mampu
dengan
meningkatkan hasil belajar Sains.
alasan
menggunakan
Sains
satu
kurangnya
media
teknologi
keahlian seperti,
Untuk
itu
dalam
siswa.
peneliti
Dengan
terapkan
Dengan
pembelajaran
yaitu
menerapkan dalam
metode
metode
komputer, internet, sehingga media yang akan
demonstrasi,
ditampilkan saat pembelajaran berlangsung
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
hanya seadanya saja. Oleh karena hal inilah
dan meningkatkan kualitas pembelajaran Sains
siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan
di pendidikan dasar dapat tercapai.
hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata
maka
demikian
mengusahakan
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
pelajaran Sains rendah. Perlu diketahui bahwa
tertarik
untuk
menerapkan
metode
tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama,
Demonstarsi sebagai salah satu alternatif
sehingga kecepatan siswa dalam mencerna
dalam pembelajaran
bahan pengajaran berbeda.
belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan
yang membawa siswa
Berdasarkan pengamatan awal di SDN
menyenangkan. Dengan menetapkan judul
Ulee gle kelas IV dengan jumlah siswa 25
“Penerapan Metode Demontrasi Untuk
anak.
pembelajaran Sains
Meningkatkan Hasil Belajar Siwa Kelas IV
kurang adanya penggunaan pendekatan, media
SD Negeri Ulee Gle Mata Pelajaran Sains
dan metode yang tepat, sehingga cenderung
Materi Perubahan Wujud Benda”
Dalam proses
guru yang aktif dan siswa pasif. Pada pelajaran
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 57
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Dari beberapa pendapat para ahli
LANDASAN TEORITIS
diatas tentang teori belajar, maka belajar
Pengertian Belajar Kegiatan belajar
di
merupakan suatu perubahan tingkah laku yang
lingkungan sekolah tapi bisa juga lingkungan
terjadi pada seseorang secara kesuluruhan
keluarga
sebagai
dan
tidak
masyarakat
hanya
karena
belajar
hasil
dari
lingkungan
baik secara sengaja maupun tidak disengaja,
berulang-ulang dalam suatu situasi. Dapat
contoh yang disengaja adalah ketika kita
dikatakan belajar adalah perubahan serta
belajar di sekolah sedangkan untuk yang tidak
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
disengaja adalah pengalaman yang kita dapat.
laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
dengan lingkungannya. Jika di dalam proses
akibat dari adanya interaksi anatara stimulus
belajar
dan
belajar
kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat
merupakan bentuk perubahan yang dialami
dikatakan bahwa orang tersebut mengalami
siswa
kegagalan di dalam proses belajar.
Dengan
dalam
hal
kata
(2005:
yang
20)
respon.
Budiningsih
pengalamannya
dengan
merupakan proses dari tidak tahu menjadi tahu
Menurut
serta
interaksinya
lain,
kemampuannya
untuk
tidak
mendapatkan
peningkatan
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
Berdasarkan pada pengertian belajar di
hasil interaksi antar stimulus dan respon.
atas pada prinsipnya tujuan belajar yaitu
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
perubahan tingkah laku, hanya yang berbeda
ia dapat menunjukkan perubahan tingkah
dalam hal cara atau usaha pencapaiannya.
lakunya. Menurut Slameto (2003: 3) belajar
Slameto (2003: 3-4) menyatakan bahwa
adalah suatu proses usaha yang dilakukan
perubahan tingkah laku tersebut mempunyai
individu untuk memperoleh suatu perubahan
ciri-ciri sebagai berikut: ”1) perubahan terjadi
tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
secara sadar; 2) perubahan dalam belajar
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
bersifat kontinu dan fungsional; 3) perubahan
di dalam interaksi dengan lingkungannya.
dalam belajar bersifat positif dan aktif; 4)
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
perubahan
dalam
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya,
sementara;
5)
karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
bertujuan atau terarah; 6) perubahan mencakup
diartikan sebagai belajar. Menurut Sanjaya
seluruh aspek tingkah laku”.
(2010:
11)
belajar
berhubungan
belajar
perubahan
bukan bersifat dalam
belajar
dengan
Berikut ini akan dijelaskan masing-
7 perubahan tingkah laku seseorang terhadap
masing dari ciri-ciri perubahan yang tersebut
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
diatas yaitu:
pengalamannya yang berulang-ulang dalam
1.
Perubahan terjadi secara sadar
suatu situasi.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 58
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Berarti bahwa seseorang yang belajar
5.
Perubahan dalam belajar bertujuan atau
akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
terarah.
sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi
Ini berarti bahwa tingkah laku itu terjadi
adanya perubahan dalam dirinya. Misalnya
karena
menyadari
Perbuatan belajar kepada perilaku yang benar-
bahwa
pengetahuannya,
ada
kecakapannya, dan kebiasaannya bertambah.
benar disadari.
2.
6.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
tujuan
yang
akan
dicapai.
Perubahan mencakup aspek tingkah laku.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang
Perubahan
yang
diperoleh
oleh
terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
seseorang setelah melalui suatu proses belajar
berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan
yang meliputi perubahan keseluruhan tingkah
yang terjadi akan menyebabkan perubahan yang
laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
hasilnya ia akan menjalani perubahan tingkah
atau proses belajar berikutnya.
laku
3.
secara
menyeluruh
dalam
sikap,
Perubahan dalam belajar bersifat positif
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
dan aktif.
Hasil Belajar
Dalam perbuatan belajar, perubahan-
Pengertian Hasil Belajar
perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju
Belajar adalah suatu kata yang sering
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
didengar oleh semua lapisan masyarakat. Bagi
dari sebelumnya. Perubahan itu bersifat aktif
para pelajar kata ”Belajar” merupakan kata
artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
yang tidak asing bahkan merupakan bagian
dengan sendirinya melainkan karena usaha
yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan
individu itu sendiri.
mereka dalam menuntut ilmu diberbagai
4.
Perubahan
dalam
belajar
bersifat
sementara.
lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer tidak dapat digolongkan sebagai
keinginan, baik pada malam hari maupun pagi hari.
perubahan dalam arti belajar. Perubahan dalam
Kegiatan belajar merupakan suatu
belajar bersifat menetap atau permanen. Ini
kegiatan yang paling pokok dari keseluruhan
berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
proses belajar disekolah. Ini berarti berhasil
belajar akan bersifat
menetap. Misalnya
atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
kecakapan seorang anak dalam memainkan
banyak bergantung pada bagaimana proses
piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu
belajar yang dialami sisiwa sebagai anak didik
saja melainkan akan terus berkembang jika
disekolah.
terus dipergunakan atau dilatih.
mengemukakan
ISSN 2355-0066
Para
pakar
pengertian
pendidikan yang
berbeda
Jurnal Tunas Bangsa| 59
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
dalam belajar, namun selalu mengacu pada
interaksi
antara
individu
prinsip yang sama yaitu setiap orang yang
dengan suatu sikap, nilai atau
melakukan proses belajar akan mengalami
kebiasaan, pengetahuan, dan
suatu perubahan dalam dirinya. Menurut
keterampilan dalam hubungan
(Hamalik, 2001 : 27) “Belajar merupakan
dengan dunianya sehingga ia
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
berubah.
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
Berdasarkan
definisi
belajar
yang
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,
dikemukakan para ahli diatas, maka dapat
yakni mengalami”. Hasil belajar bukan suatu
disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan
penguasaan
hasil
melainkan
serta peningkatan kualitas dan kualitas tingkah
pengubahan
kelakuan
melalui
laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi
latihan individu
interaksi dengan lingkungan.
akibat melakukan interaksi terus menerus
Namun, dari dari semua itu tidak
dengan lingkungannya. Peningkatan kualitas
semua orang mengetahui apa itu belajar.
dan kuantitas tersebut dapat dilaksanakan
Sebenarnya
melalui pembelajaran terutama di sekolah-
pengertian
kata yang
“Belajar” tersimpan
memiliki didalamnya.
sekolah.
Pengertian dari kata “Belajar” itulah yang
Hasil belajar adalah perubahan yang
perlu diketahui dan dihayati sehingga tidak
terjadi dalam diri seseorang berlangsung
menimbulkan
secara
mengenai
pemahaman masalah
yang
berkesinambungan,
tidak
statis
Menurut
(Slameto. 2010: 3). Dalam Kamus Besar
(Sadirman, 2004 : 34) “Belajar adalah suatu
Bahasa Indonesia (2003 : 729 ) menyebutkan
proses perubahan pengetahuan, pemahaman
belajar
sikap,
kepandaiaan
tingkah
belajar.
keliru
laku,
keterampilan
dan
adalah
berusaha
atau
ilmu
memperoleh
tertentu
dengan
sebagainya”.
tergantung pada kekuatan harapan bahwa
Dalam hal ini ( Wijaya, 200 : 54) mengatakan:
tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil
Belajar dalam arti luas adalah
tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi
suatu
orang bersangkutan.
proses
perubahan
tingkah lakuyang dinyatakan
Menurut Sudjana (2005: 12) hasil
dalam
bentuk
penguasaan
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa
bahan
yang
diajarkan,
yang telah mengikuti proses belajar mengajar.
penilaian sikap, pengetahuan,
Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang
dan percakapan dasar yang
diperoleh dari suatu aktifitas, sedangkan
terdapat
belajar
dalam
berbagai
merupakan
suatu
mengakibatkan
kehidupan.
yakni perubahan tingkah laku, baik aspek
ISSN 2355-0066
berarti
pada
yang
bidang atau berbagai aspek Proses
perubahan
proses
individu,
Jurnal Tunas Bangsa| 60
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
pengetahuannya,
keterampilannya,
maupun
pemecahan masalah. Informasi verbal adalah
aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan
kapabilitas seseorang untuk mengungkapkan
istilah yang digunakan untuk menunjukkkan
informasi,
tingkat
oleh
tersimpan dalam bentuk bahasa, baik secara
seseorang setelah melakukan usaha tertentu.
lisan maupun tertulis. Strategi kognitif adalah
Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa
kapabilitas seseorang untuk mengatur secara
dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti
efesien dan mengarahkan aktifitas mentalnya
proses belajar mengajar. Sedangkan menurut
sendiri dalam memecahkan permasalahan yang
Horwart Kingsley dalam Sudjana (2005: 23)
dihadapi.
membagi tiga macam hasil belajar mengajar:
kapabilitas seseorang untuk melakukan gerak
(1).
jasmani
keberhasilan
Keterampilan
yang
dan
dicapai
kebiasaan,
(2).
fakta
atau
label
Keterampilan
(otot)
yang
motorik
secara
terpadu
telah
adalah
dan
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan
terkoordinasi. Sikap adalah kapabilitas yang
cita-cita.
dimiliki seseorang berupa
Hasil belajar menurut Snelbacker adalah tingkah laku yang memiliki ciri-ciri:
kecenderungan
dengan menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian obyek tersebut. Lebih
1. Tingkah laku baru berupa kemampuan yang aktual
lanjut Gagne mengatakan bahwa hasil belajar tersebut pada akhirnya merupakan perilaku
2. Kemampuan
baru
tersebut
berlaku
dalam waktu yang relatif lama
yang dapat diamati dari penampilan orang yang
3. Kemampuan baru tersebut diperoleh melalui suatu usaha ( Snelbecker,1974: 11-21).
belajar
tersebut
(Gagne.M.Robert
1981:25). Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam proses belajar sebagaimana
Gagne mengemukakan hasil belajar
yang diemukakan oleh Soemanto (2012: 117)
sebagai kapasitas atau kemampuan yang
bahwa “Pengenalan seorang terhadap hasil
diperoleh dari proses belajar meliputi lima
belajar atau kemajuan belajarnya adalah
katagori hasil belajar, yaitu: 1). Keterampilan
penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil
intelektual, 2). Informasi verbal, 3). Strategi
yang sudah dicapainya, seseorang akan lebih
kognitif, 4). Keterampilan kognitif, dan 5).
berusaha
Sikap atau nilai-nilai (Gagne dan leslie (1992)
selanjutnya”. Mengenai perubahan tingkat
Gagne menjelaskan bahwa keterampilan intelektual adalah kapabilitas yang dimiliki seseorang
untuk
membedakan,
mengabstraksikan
suatu
objek,
menghubungkan
konsep
dan
menghasilkan
ISSN 2355-0066
suatu
pengertian
dan
meningkatkan
hasil
belajar
kemampuan menurut Bloom (Budiningsih, 2012: 77) meliputi tiga ranah, yaitu: 1. Kognitif:
Knowledge
(pengetahuan,
ingatan),
dapat
comprehension
serta
(pemahaman, menjelaskan,
Jurnal Tunas Bangsa| 61
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
meringkas),
analysis
suatu proses belajar. Menurut aliran psikologi
(menguraikan, menentukan hubungan),
kognitif memandang hasil belajar adalah :
synthesis
Mengembangkan
berbagai
(mengorganisasikan,
strategi untuk mencatat dan
merencanakan, membentuk
memperoleh informasi, siswa
bangunan baru), evaluation
harus
(menilai),
informasi-informasi
application
(menerapkan)
dan
2. Affective: receiving (sikap menerima),
aktif
guru
menemukan
menjadi
tersebut partner
siswa dalam proses penemuan
responding
berbagai
informasi
dan
(memberi respon), valuing
makna-makna dari informasi
(menilai),
yang
organization
diperolehnya
dalam
(organisasi),
pelajaran yang dibahas dan
characterization
dikaji bersama.
(karakterisasi). 3. Psychomotor: level,
initiatory
pre-routine
Dari pengertian hasil belajar yang
level,
telah dikemukakan oleh para ahli maka intinya
routinized level.
adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang
Sebenarnya hasil belajar merupakan
yang melakukan aktivitas belajar memberi
realisasi pemekaran dari kecakapan atau
perubahan dalam dirinya maka individu itu
kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan
dikatakan telah belajar.
hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
belajar
penguasaan berpikir,
pengetahuan,
maupun
keterampilan
keterampilan
Dalam proses belajar, banyak sekali
motorik.
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun
Menurut Rusyan ( 2000:65 ) dalam bukunya
faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi
pendekatan dalam proses belajar mengajar
dua golongan yaitu: faktor interen dan faktor
berpendapat: "Hasil belajar merupakan hasil
eksteren sebgaimana yang disampaikan oleh
yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia
Slameto (2003: 54-5)
melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu
A. Faktor Intern.
atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat”. Menurut
Sudjana
(2000:28)
Didalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu:
hasil
belajar pada dasarnya merupakan akibat dari
faktor jasmaniah, faktor fisikologis, dan faktor kelelahan 1. Faktor Jasmaniah
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 62
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
a. Faktor kesehatan
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor
Sehat berarti dalam keadaan baik
yang tergolong kedalam faktor psikologis yang
segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas
mempengaruhi belajar. Faktor faktor itu
dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan akal
adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat,
sehat. Slameto (2003:54) menyatakan bahwa
motif, kematangan, dan kelelahan.
proses belajar seseorang akan terganggu jika
3. Faktor Kelelahan.
kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia
Kelelahan
pada
dasarnya
sangat
akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
mempengaruhi hasil belajar. Ini juga terbukti
pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang
dari keaadanan kita sendiri saat kita belajar
darah ataupun gangguan-gangguan/kelainan-
dalam kondisi lelah, saat itu kita tidak bisa
kelainan fungsi alat panca indera serta
fokus dengan materi yang kita pelajari, begitu
tubuhnya.
juga dengan siswa. Agar siswa dapat belajar
Jadi,
kesehatan
merupakan
pendukung utama dalam proses belajar.
dengan baik dan menyerap pembelajaran
b. Kondisi panca indera Suyabata
dengan sempurna kita sebagai guru haru bisa
(2002:236)
mengemukakan
menghindari siswa dari kelelahan dalam
bahwa panca indera dapat dimisalkan sebagai
belajar. Kelelahan jasmani bisa diliat dengan
pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam
lemahnya
individu.
dunia
membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan
sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan
alat inderanya. Panca indera merupakan syarat
dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
dapatnya proses belajar berlangsung dengan
untuk menghasilkan sebuah tujuan hilang.
baik.
B.Faktor Eksteren
Orang
yang
mengenal
Sistem persekolahan dewasa ini, panca
lunglai,
kecenderungan
untuk
1. Faktor lingkungan keluarga
indera yang paling memegang peranan penting
Dalyono
(1997:59)
berpendapat
dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena
bahwa keluarga adalah orang tua, anak-anak,
itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap
dan famili yang menjadi penghuni rumah.
pendidik untuk menjaga agar panca inderanya
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dapat berfungsi dengan baik, baik yang
dari
bersifat
prefentif.
terhadap anak dimulai dari keluarga. Faktor
pesawat
orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
adalah
keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi
kuratif
Hubungannya sederhana
pada
maupun
dengan
materi
pelajaran
Sains
keluarga
karena
orang
pendidikan
seseorang yang memiliki cacat fisik seperti
rendahnya
telinga dan mata mereka akan sulit untuk
kecilnya penghasilan, cukup atau kurang
menerima penjelasan dari guru.
perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau
2. Faktor Psikologis
tidaknya hubungan orang tua dan anak, tenang
ISSN 2355-0066
pendidikan
proses
tua,
besar
Jurnal Tunas Bangsa| 63
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat
itu turut mempengaruhi pencapaian hasil
diketahui dan dipahami oleh peserta didik
belajar anak.
secara
2. Faktor Sekolah
2008:210). Metode demonstrasi adalah metode
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
ini
mencakup
metode
nyata
atau
tiruannya
(Syaiful,
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
mengajar,kurikulum, relasi guru dengan
kegiatan,
siswa, relasi siwa dengan siswa, disiplin
melalui penggunaan media pengajaran yang
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
relevan dengan pokok bahasan atau materi
standar pelajaran, keadaan gedung, metode
yang sedang disajikan” (Muhibbin Syah,
belajar dan tugas rumah.
2000:22).
3. Faktor lingkungan masyarakat Dalyono
(1997:60)
baik
secara
langsung
maupun
Sementara itu, menurut Syaiful Bahri “Masyarakat
Djamarah,
(2000:2)
bahwa
“metode
merupakan faktor eksteren yang juga
demonstrasi adalah metode yang digunakan
berpengaruh
siswa.
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara
Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya
kerja suatu benda yang berkenaan dengan
siswa dalam masyarakat”. Faktor yang
bahan pelajaran”.
terhadap
belajar
mempengaruhinya yaitu kegiatan siswa
Menurut Syaiful (2008:210) metode
dalam belajar, media massa, teman bergaul
demonstrasi
dan bentuk kehidupan masyarakat. Bila
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang
sekitar
merupakan
tempat
tinggal
keadaan
ini
lebih
suatu
sesuai
untuk
gerakan-gerakan,
suatu
masyarakatnya terdiri dari orang-orang
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin.
berpendidikan, terutama nak-anaknya rata-
Dengan metode demonstrasi peserta didik
rata bersekolah tinggi dan bermoral baik,
berkesempatan mengembangkan kemampuan
hal ini akan mendorong anak lebih giat
mengamati segala benda yang sedang terlibat
belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal
dalam
di lingkungan banyak anak-anak nakal,
kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan
mengurangi
semangat
belajar
sehingga motivasi belajar kurang.
proses
serta
Djamarah
dapat
dan
Zin
mengambil
(2006:
77)
mengemukakan bahwa “Metode demontrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
Metode Demontrasi
memperagakan dan mempertunjukkan kepada
1. Pengertian Metode Demontrasi
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
Metode
demonstrasi
adalah
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
tiruan”.
peristiwa atau benda sampai pada penampilan
Demontrasi tidak terlepas dari penjelasan
ISSN 2355-0066
Sebagai
metode
penyajian,
Jurnal Tunas Bangsa| 64
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
siswa disuruh langsung memerhatikan
demontrasi
bahan pelajaran yang dijelaskan.
peran
siswa
hanya
sekedar
memperhatikan, akan tetapi demontrasi dapat
2.
menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
mendengar,
atas, maka metode demonstrasi adalah metode mengajarkan suatu
materi
pembelajaran
akan
lebih
menarik, sebab siswa tidak hanya
Berdasarkan beberapa pendapat di
yang
Proses
melalui
tetapi
juga
melihat
peristiwa yang terjadi. 3.
Dengan
cara
mengamati
gerakan-gerakan atau suatu proses sehingga
langsung
siswa dapat mengamati secara langsung.
kesempatan untuk membandingkan
Metode ini dapat membantu siswa dalam
antara teori dan kenyataan. Dengan
menemukan pemahaman yang jelas mengenai
demikian siswa akan lebih meyakini
suatu materi.
kebenaran materi pembelajaran.
2. Tujuan Penerapan Metode Demontrasi
Selain
anak
siswa
itu
akan
secara
Sanjaya
(2010:
Dalam proses belajar mengajar anak-
menyatakan
tentunya
memiliki kelebihan sebagai berikut:
kekurangan
memilki
mendapatkan
banyak
sekali
informasi
yang
bahwa
memiliki
metode
88)
demonstrasi
abstrak, dengan informasi, gambaran yang
1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada
abstrak besar kemungkinan anak akan lebih
hal-hal yang dianggap penting oleh
memahami akan isi dari pembelajaran, salah
guru sehingg hal yang penting itu
satu
dalam
dapat diamati secara teliti. Di samping
penerapan metode demontrasi adalah supaya
itu, perhatian siswa pun lebih mudah
anak didik melihat langsung isi dari pelajaran,
dipusatkan
mereka tidak cuma berimajinasi dengan
mengajar dan tidak kepada yang
hayalan-hayalan yang tidak mungkin pasti
lainya.
tujuan
yang
ingin
dicapai
kebenarannya, dengan metode inilah anak
Kelebihan
dan Kelemahan
Metode
demontrasi
belajar
2. Dapat membimbing siswa ke arah
pikiran yang sama. 3. Ekonomis dalam jam pelajaran di
Demontrasi Sebagai
proses
berpikir yang sama dalam satu saluran
belajar dengan keadaan yang nyata. 3.
kepada
suatu
metode
memiliki
pembelajaran
kelebihan
dan
sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang
dapat
diperlihatkan
kekurangan.
melalui demonstrasi dengan waktu
a. Kelebihan Metode Demontrasi
yang pendek.
1.
Melalui metode demontrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila
dibandingkan
dengan
hanya
membaca atau mendengarkan, karena
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 65
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
murid mendapatkan gambaan yang
keberhasilan
jelas dari hasil pengamatannya.
siswa.
5. Karena
gerakan
pembelajaran
proses
Sementara itu, Djamarah dan Zain
dipertunjukan maka tidak memerlukan
(2003: 86) menyatakan kelemahan dari metode
keterangan-keterangan yang banyak
demonstrasi adalah sebagai berikut:
6. Beberapa
dan
proses
persoalan
menimbulkan keraguan
yang
petanyaan
atau
diperjelas
waktu
dapat
proses demonstrasi.
1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik
tidak
dapat
melihat
atau
mengamati keseluruhan benda atau peristiwa
yang
didemonstrasikan
kadang-kadang terjadiperubahan yang b. Kelemahan Metode Demontrasi 1. Metode
demontrasi
tidak terkontrol.
memerlukan
2. Untuk
mengadakan
demonstrasi
persiapan yang lebih matang, sebab
digunakan
tanpa
memadai
kadang-kadang alat itu susah didapat.
demontrasi bisa gagal sehingga dapat
Demonstrasi merupakan metode yang
menyebabkan metode ini tidak efektif
tidak
lagi. Bahkan sering terjadi untuk
didemonstrasikan tidak dapat diamati
menghasilkan
secara seksama.
persiapan
yang
pertunjukan
suatu
proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya
terlebih dahulu,
ala-alat
wajar
3. Dalam
yang
bila
alat
mengadakan
terhadap
khusus,
yang
pengamatan
hal-hal
yang
sehingga dapat memakan waktu yang
didemonstrasikan
banyak.
pemusatan perhatian. Dalam hal ini
2. Demontrasi bahan-bahan,
memerlukan peralatan, dan
tempat
yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
banyak diabaikan leh peserta didik. 4. Tidak
semua
hal
dapatdidemonstrasikan di kelas. 5. Memerlukan banyak waku sedangkan
yang lebih mahal dibanding dengan
hasilnya
ceramah.
minimum.
3. Demontrasi memerlukan kemampuan
diperlukan
kadang-kadang
6. Kadang-kadang
hal
sangat
yang
dan keterampilan guru yang khusus,
didemonstrasikan
sehingga dituntut untuk bekerja lebih
berbeda
profesional. Disamping itu demontrasi
didemonstrasikan dalam situasi nyata
juga
atau sebenarnya.
memerlukan
kemauan
dan
jika
di
kelas proses
akan itu
motivasi guru yang bagus untuk
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 66
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
7. Agar demonstrasi mendapaptkan hasil
1). Benda padat. Sifat yang dimiliki benda
yang baik diperlukan ketekitian dan
padat yaitu bentuknya tetap dan mencair
kesabaran.
jika dipanaskan pada suhu tertentu.
Dengan metode demonstrasi, proses
2). Benda cair. Sifat-sifat benda cair, antara
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lain:
lebih berkesan secra mendalam, sehingga
mengikuti bentuk wadahnya,
membentuk pengertian dengan baik dan
permukaan benda cair yang tenang selalu
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
datar, Benda cair mengalir ke tempat yang
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
lebih rendah. Benda cair menekan ke
pelajaran berlangsung.
segala arah, Benda cair meresap melalui
Metode demonstrasi baik digunakan
Bentuknya
tidak
tetap,
selalu Bentuk
celah-celah kecil (kapilaritas).
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
3). Benda gas. Benda gas tidak dapat diamati
tentang hal-hal yang berhubungan dengan
secara langsung tetapi dapat
proes mengatur sesuatu, proses membuat
dirasakan
sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses
Sifat
mengerjakan
bentuknya tidak tetap karena
atau
komponen-komponen
menggunakannya, yang
membentuk
keberadaannya.
benda
selalu
gas
mengisi
yaitu:
seluruh
sesuatu, membandingkan suatu cara engan
ruangan yang itempatinya
cara lain dan untuk mengetahui atau melihat
dan menekan ke segala arah.
kebenaran sesuatu.
2. Perubahan wujud benda Perubahan fisika yaitu perubahan benda
Perubahan Wujud Benda Secara
umum,
semua
yang
ada
tanpa menghasilkan zat baru. macam-macam
disekitar tempat tiggal kita atau disekeliling
perubahan fisika yaitu :
kita
a. Mencair
disebut
dengan
benda,
benda
dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu benda
Mencair atau melebur yaitu peristiwa
padat, benda cair, dan gas. Benda padat yaitu
perubahan zat padat menjadi cair, hal ini
benda yang berwujud padat dan mempunyai
karena adanya kenaikan suhu (panas). Contoh
bentuk dan besar yang selalu tetap. Benda cair
peristiwa mencair yaitu pada batu es yang
yaitu bentuknya berubah-ubah sesuai dengan
berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan,
tempatnya, tetapi isinya selalu tetap. Benda
dan lain-lain.
gas yaitu selalu mengisi ruangan yang
b. Membeku
ditempatinya, bentuk dan isi gas selalu
Membeku yaitu peristiwa perubahan zat
berubah-ubah.
cair
menjadi
padat,
karena
adanya
1. Wujud Benda
pendinginan. Contoh peristiwa mencair yaitu
Wujud benda ( zat) terdiri dari :
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 67
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
air yang dimasukkan dalam freezer akan
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
c. Menguap
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
Menguap adalah peristiwa perubahan
orang dan perilaku yang dapat diamati.
zat cair menjadi gas. Contohnya air yang
Sugiyono (2008: 77) menyatakan bahwa
direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan
penelitian kualitatif adalah penelitian yang
habis, bensin yang dibiarkan berada pada
tidak menggunakan model-model matematik,
tempat terbuka lama-lama juga akan habis
statistik atau komputer. Proses penelitian
berubah menjadi gas.
dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan
d. Mengembun
aturan berpikir yang akan digunakan dalam
Mengembun adalah peristiwa perubahan
penelitian.
benda gas menjadi air. Contoh mengembun
Berdasarkan kedua pendapat di atas,
adalah ketika kita menyimpan es batu dalam
maka
penelitian
kualitatif
sebuah gelas maka bagian luar gelas akan
penelitian yang dalam kegiatannya peneliti
basah, atau rumput di lapangan pada pagi hari
tidak
menjadi basah padahal sore harinya tidak
mengumpulkan data akan tetapi berdasarkan
hujan.
pengamatan di lapangan. Jenis penelitian ini
menggunakan
merupakan
angka
dalam
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Wardani, e. Menyublim
dkk (2003: 5) menyatakan bahwa penelitian
Menyublim adalah peristiwa perubahan
tindakan
kelas
adalah
penelitian
yang
zat padat menjadi gas atau sebaliknya. Contoh
dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri
menyublim yaitu pada kapur barus (kamper)
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
yang disimpan pada lemari pakaian lama-lama
memperbaiki
akan habis.
sehingga
f. Mengkristal atau menghablur
meningkat.
Mengkristal atau menghablur adalah peristiwa
B. Populasi dan sampel
perubahan wujud dari gas menjadi
padat.
mengkristal peristiwa
kinerjanya
hasil
belajar
sebagai siswa
guru, menjadi
Populasi adalah keseluruhan subjek
Contoh
penelitian. (Arikunto, 2006: 130). Adapun
pada
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
uap
siswa di SD Negeri Ulee Gle Tahun ajaran
adalah
berubahnya
menjadi salju.
2013 / 2014. Sedangkan sampel dalam
METODE PENELITAN
penelitian ini adalash siswa kelas IV yang
Pendekatan dan Jenis Penelitian
berjumlah 25 orang siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Prosedur Penelitian
kualitatif. Arikunto (2006: 16) mendefinisikan
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 68
28
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan model yang digunakan oleh
tindakan kelas, adapun tahapan-tahapan yang
Kurt Lewin sebagaimana yang dikemukakan
dilakukan
oleh Arikunto (2010: 47).
dalam
tindakan
kelas
ini
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS II Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS III Pengamatan
Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 tahapan pada setiap siklus yaitu :
d. Mengembangkan format observai dan format evaluasi 2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan
1. Perencanaan meliputi aktivitas sebagai
pada tahap ini adalah melaksanakan
berikut :
skenario
a. Mendiskusikan
dan
menetapkan
rancangan pembelajaran yang akan diterapkan sebagai tindakan dalam siklus
dengan
rencana
pembelajaran
menggunakan
metode
demonstrasi sesuai materi yang telah ditetapkan c. Mengembangkan pembelajaran
ISSN 2355-0066
direncanakan,
yang
melaksanakan
telah evaluasi
dalam bentuk tes. 3. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan
b. Menyusun
pembelajaran
terhadap
pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang disiapkan 4. Refleksi a. Melakukan evaluasi tindakan yang
skenario
telah
dilakukan
pada
skenario
pembelajaran
Jurnal Tunas Bangsa| 69
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
b. Melakukan membahas
pertemuan hasil
untuk
evaluasi
m.
Aktivitas guru mengelola
tentang
pembelajaran dikatakan baik jika skor
skenario, tes kemampuan pemahaman
dari setiap aspek yang dimulai berada
dan lain-lain
di kategori baik atau sangat baik.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan
n.
sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
o. 3. Analisis tes hasil belajar siswa
pada pertemuan berikutnya.
p. Untuk mengetahui prestasi siswa, data
d.
yang
2. Analisis data aktivitas guru
menggunakan
mengelola pelajaran e. Untuk
menghitung
diperoleh
aktivitas
guru
dianalisis
dengan
persentase
yang
dikemukakan oleh Sudijono (2006: 40) yaitu :
dalam proses pembelajaran digunakan rumus persentase yang disarankan oleh Arikunto (2006: 76)
Tuntas Secara individual
=
F P X 100 % N
Jumlah soal yang dijawa
Jumlah soal yang sebena
f. g. Keterangan : h. P
= Persentase
i.
F
= Frekuensi
j.
N
= Jumlah Siswa
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan di bahas hasil-hasil
k. 100% = Bilangan konstanta l.
Selanjutnya, data kemampuan guru mengelola pelajaran dianalisa dengan menggunakan
statistik
deskriptif
dengan skor rata-rata sebagaimana dikemukakan Rizal (dalam Mukhlis, 2005: 69) sebagai berikut: 1,00 < TKG < 1,50
tidak baik
1,50 < TKG < 2,50
Kurang baik
2,50 < TKG < 3,50
cukup baik
3,50 < TKG <4,50
Baik
4,50 < TKG < 5,00
Sangat baik
penelitian dan interprestasi data tiga siklus. Analisis
penelitian
menggunakan
dilakukan
statistik
deskriptif,
dengan yaitu
mendeskripsikan gambaran terhadap hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. data tes hasil belajar yang berupa deskripsi skor ratarata,
presentase
dan
ketuntasan
secara
individual dan klasikal. 1. Hasil Siklus I a. Perencanaan tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa
Keterangan: TKG Tingkat Kemampuan Guru
ISSN 2355-0066
tanggal 6 September 2013 dan dilaksanakan selama 2 x 35 menit dalam satu kali
Jurnal Tunas Bangsa| 70
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
pertemuan, pada tahap perencanaan ini peneliti
4) Guru dan siswa melakukan demonstrasi
menyiapkan :
mengenai perubahan wujud benda dari cair
1) Menyusun RPP tentang materi perubahan
menjadi pada dan padat menjadi cair.
wujud benda.
5) Guru memberikan tugas kelompok untuk
2) Membuat lembar kerja siswa. 3) Membuat
lembar
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
observasi,
yaitu
6) Para
anggota
lembaran pengamatan aktivitas guru dan
mendiskusikan
siswa.
melalui
4) Membuat soal tes.
metode
yang diperoleh
demonstrasi
yang
7) Diakhir pembelajaran guru melakukan
Pelaksanaan
pembelajaran
penilaian terhadap hasil kerja yang telah
dilaksanakan dengan menetapkan metode yang
hasil
saling
dilakukannya.
b. Pelaksanaan tindakan
demonstrasi
kelompok
membahas
dilakukan oleh siswa.
tentang
8) Selanjutnya guru dan pengamat akan
perubahan wujud benda. Pada pelaksanaan ini
melakukan refleksi tentang apa yang telah
guru melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
dilakukan oleh guru maupun siswa selama
berikut :
proses pembelajaran berlangsung.
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama
9) Berdasarkan hasil refleksi dari pengamat,
34
guru
ini, memotivasi siswa dan mengaitkan
akan
menyusun
langkah-langkah
pelaksanaan selanjutnya pada siklus II.
pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa baik dari pembelajaran sebelumnya maupun
c.
Observasi Pengamatan
dilakukan
terhadap
pengetahuan yang didapat siswa dari
aktivitas guru dan siswa selama kegiatan
kehidupan sehari-hari.
pembelajaran berlangsung melalui penerapan
2) Guru memberikan permasalahan sederhana
metode demonstrasi dengan menggunakan
kepada siswa, permasalahan yang diberikan
instrument
berhubungan dengan materi perubahan
perilaku yang muncul, setiap interval waktu 70
wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.
menit. Data pengamatan terhadap aktivitas
3) Guru
membagikan
siswa
menjadi
pengamatan
ditujukan
kepada
6
guru dan siswa selama selama kegiatan belajar
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
mengajar dinyatakan dalam persentase, data
orang siswa dengan kemampuan setiap
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
kelompok berbeda-beda, dari kemampuan rendah, sedang, dan tinggi dan kemudian guru membagi LKS.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 71
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Indikator/ Aspek yang Diamati
Skor Pengamat
Skor Ideal
Persentase (%)
4 4
5 5
80 80
3
5
60
4
5
80
3
5
60
3
5
60
4
5
80
3
5
60
4
5
80
4
5
80
4
5
80
4
5
80
4
5
80
3 51 3,64
5 70 -
60
Kegiatan Awal 1) Kemampuan memotivasi siswa 2) Kemampuan menyampaikan tujuan pembelajaran secara kongkrit 3) Kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran Kegiatan inti 4) Kemampuan guru mengelompokkan siswa kedalam anggota tim yang terdiri dari 1 orang siswa yang pandai, 2 orang siswa yang sedang dan 1 orang siswa yang kurang mampu. 5) Kemampuan guru menyampaikan materi pelajaran mengenai perubahan wujud benda 6) Kemampuan guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok 7) Kemampuan guru mengajak setiap anggota kelompok untuk melalukan demonstrasi 8) Kemampuan guru meminta siswa saling membantu dalam melakukan demonstrasi 9) Kemampuan guru meminta perwakilan dari setiap kelompok membacakan hasil percobaannya 10) memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan perubahan wujud benda 11) Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih Penutup 12) Kemampuan menegaskan hal-hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran 13) Kemampuan menyampaikan judul sub materi berikutnya / memberikan PR kepada siswa/menutup pelajaran 14) Kemampuan mengelola waktu Jumlah Keseluruhan Nilai Rata-Rata Berdasarkan
Tabel
4.3
dalam
kemampuan
72,80
menginformasikan
langkah-
melakukan aktivitasnya guru memperoleh skor
langkah pembelajaran. Dalam kegiatan inti
rata-rata sebesar 3,64 (72,80%) dan termasuk
terdapat beberapa aktivitas guru yang belum
kedalam kategori baik. Pada kegiatan awal
mampu
kegiatan guru yang harus diperbaiki adalah
Kemampuan
ISSN 2355-0066
mencapai guru
kategori
baik
seperti
menyampaikan
materi
Jurnal Tunas Bangsa| 72
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
pelajaran mengenai perubahan wujud benda,
demonstrasi
dan
kemampuan
kemampuan guru memberi tugas kepada
waktu.
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
b. Hasil observasi aktivitas siswa
mengelola
anggota kelompok, kemampuan guru meminta
Hasil observasi aktivitas siswa selama
siswa saling membantu dalam melakukan
proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Akivitas Siswa Pada Siklus I Aspek yang diamati 1. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 2. Memahami materi yang disajikan 3. Membaca tugas 4. Melakukan percobaaan/ demonstrasi 5. Menyimpulkan hasil percobaan/ demonstrasi 6. Mendengarkan dan menghargai pendapat teman 7. Bertanya kepada guru/ teman 8. Menjawab pertanyaan yang diberikan Jumlah Skor Nilai rata
Berdasarkan Tabel 4.2 hasil observasi aktivitas
Skor Pengamatan 4
Skor Ideal 5
Persentase (%) 80
4 3 4 4 3 4 3 29 3,63
5 5 5 5 5 5 5 40 -
80 60 80 80 60 80 60 72,60
c. Hasil tes siklus I
siswa selama pembelajaran menggunakan
Hasil tes belajar siswa yang diperoleh
metode demonstrasi pada siklus I memperoleh
pada siklus I pada materi perubahan wujud
skor rata-rata 3,63 (72,60%) yang termasuk
benda dapat dilihat pada Tabel 4.3.
dalam kategori baik. Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus I Materi Perubahan wujud benda No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Siswa Farhan Anami M. Reza Annisa Salsabila Amanda Latisya Ashfiani Fara Nadira Husnul Hakim Khairun Nisa Mistahul Nora M. Zamzami
ISSN 2355-0066
Skor Perolehan 70 50 50 40 90 90 60 80 70 80
Ketuntasan Ya √
Tidak √ √ √
√ √ √ √ √ √
Jurnal Tunas Bangsa| 73
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
M.Riski M. Reza M. Haikal M. Zaki M. Fadil Muji Batul Husna Nadia Faradisi Nurkhalis Mubasyir Rajimi Rina Riskia Risma Dani Wildatul Maiza Yazaul Ukra Nurul Hasinah M. Ashalul Fithian Jumlah Rata-Rata Persentase
90 60 40 80 60 70 70 70 80 80 70 60 90 60 70 1690 67,60 -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 64,00
9 36,00
Hasil belajar siklus I pada materi perubahan
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
wujud benda siswa memperoleh nilai rata-rata
siswa yang tuntas belajar sebanyak 16 siswa
sebesar 67,60. Penilaian dilakukan melalui tes
(64,00%) dari 25 siswa yang ada, sementara
hasil belajar secara tulisan melalui pemberian
siswa yang tidak tuntas berjumlah 9 orang
soal pilihan berganda yang terdiri atas 10 soal.
siswa (36%) sebagaimana yang terlihat pada
Tes diberikan setelah proses pembelajaran
gambar berikut ini:
menggunakan metode demonstrasi diterapkan.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 74
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Grafik 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa d. Refleksi Dalam
a. Hasil belajar siswa harus ditingkatkan pembelajaran
siklus
I
karena masih terdapat 9 orang siswa yang
penerapan metode demonstrasi sudah mulai
belum tuntas belajarnya secara klasikal
berjalan walaupun belum terlaksana dengan
pada
baik hal ini bisa dilihat pada aktivitas guru dan
(36,00%)
materi
perubahan
wujud benda
aktivitas siswa yang masih belum dilakukan
b. Aktivitas siswa harus ditingkatkan agar
dengan baik. Adapun keberhasilan yang telah
lebih baik lagi, seperti membaca tugas,
dicapai pada siklus I adalah sebagai berikut:
mendengarkan dan menghargai pendapat teman,
1. Aktivitas guru memperoleh skor rata-rata 3,64 (72,80%) termasuk kategori baik.
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan c. Pada kegiatan awal kegiatan guru yang
2. Aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata
harus
diperbaiki
adalah
kemampuan
sebesar 3,63 (72,60%) yang termasuk
menginformasikan
langkah-langkah
dalam kategori baik.
pembelajaran. Dalam kegiatan inti terdapat
3. Nilai rata-rata yang telah diperoleh 67,60
beberapa aktivitas guru yang belum mampu
dan siswa yang tuntas sebanyak 16 orang
mencapai kategori baik seperti kemampuan
siswa (64 %).
guru
Adapun
perbaikan
yang
harus
menyampaian
mengenai
Perubahan
materi wujud
pelajaran benda,
dilakukan pada siklus I adalah sebagai
kemampuan guru memberi tugas kepada
berikut:
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 75
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
anggota kelompok dan kemampuan guru memberikan kuis kepada siswa.
2) Guru memberikan permasalahan sederhana kepada siswa, permasalahan yang diberikan
Dengan munculnya hambatan pada saat penelitian, maka perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan pada siklus II.
berhubungan dengan materi perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari. 3) Guru
membagikan
siswa
menjadi
6
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 4.1.2 Hasil Siklus II
orang siswa dengan kemampuan setiap
a. Perencanaan tindakan
kelompok berbeda-beda, dari kemampuan
Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal
9
Spetember
2013
dan
rendah, sedang, dan tinggi dan kemudian guru membagi LKS.
dilaksanakan selama 2 x 35 menit dalam satu
4) Guru dan siswa melakukan demonstrasi
kali pertemuan, pada tahap perencanaan ini
mengenai perubahan wujud benda dari cair
peneliti menyiapkan:
menjadi gas dan gas menjadi cair.
1) Menyusun RPP tentang materi Perubahan wujud benda.
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
2) Membuat lembar kerja siswa.
6) Para
3) Membuat lembar observasi,yaitu lembaran pengamatan aktivitas guru dan siswa. 4) Membuat soal tes.
Pelaksanaan
mendiskusikan melalui
kelompok hasil
metode
saling
yang diperoleh
demonstrasi
yang
7) Diakhir pembelajaran guru melakukan pembelajaran
dilaksanakan dengan menetapkan metode yang
anggota
dilakukannya.
b. Pelaksanaan tindakan
demonstrasi
5) Guru memberikan tugas kelompok untuk
membahas
penilaian terhadap hasil kerja yang telah dilakukan oleh siswa.
tentang
8) Selanjutnya guru dan pengamat akan
Perubahan wujud benda. Pada pelaksanaan ini
melakukan refleksi tentang apa yang telah
guru melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
dilakukan oleh guru maupun siswa selama
berikut :
proses pembelajaran berlangsung.
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama
c. Observasi Pengamatan
dilakukan
terhadap
ini, memotivasi siswa dan mengaitkan
aktivitas guru dan siswa selama kegiatan
pelajaran yang akan dipelajari dengan
pembelajaran berlangsung melalui penerapan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa baik
model pembalajaran berbasis masalah dengan
dari pembelajaran sebelumnya maupun
menggunakan
pengetahuan yang didapat siswa dari
ditujukan kepada perilaku yang muncul, setiap
kehidupan sehari-hari.
interval waktu 70 menit. Data pengamatan
ISSN 2355-0066
instrument
pengamatan
Jurnal Tunas Bangsa| 76
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
terhadap aktivitas guru dapat dilihat pada tabel
berikut
ini:
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Indikator/ Aspek yang Diamati Kegiatan Awal 1) Kemampuan memotivasi siswa 2) Kemampuan menyampaikan tujuan pembelajaran secara kongkrit 3) Kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran Kegiatan inti 4) Kemampuan guru mengelompokkan siswa kedalam anggota tim yang terdiri dari 1 orang siswa yang pandai, 2 orang siswa yang sedang dan 1 orang siswa yang kurang mampu. 5) Kemampuan guru menyampaikan materi pelajaran mengenai perubahan wujud benda 6) Kemampuan guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok 7) Kemampuan guru mengajak setiap anggota kelompok untuk melalukan demonstrasi 8) Kemampuan guru meminta siswa saling membantu dalam melakukan demonstrasi 9) Kemampuan guru meminta perwakilan dari setiap kelompok membacakan hasil percobaannya 10) memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan perubahan wujud benda 11) Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih Penutup 12) Kemampuan menegaskan hal-hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran 13) Kemampuan menyampaikan judul sub materi berikutnya / memberikan PR kepada siswa/menutup pelajaran 14) Kemampuan mengelola waktu Jumlah Keseluruhan Nilai Rata-Rata Berdasarkan
Tabel
4.4
Skor Pengamat
Skor Ideal
Persentase (%)
5 4
5 5
100 80
4
5
80
5
5
100
4
5
80
4
5
80
5
5
100
4
5
80
5
5
100
4
5
80
4
5
80
5
5
100
5
5
100
4 62 4,43
5 70 -
80 88,60
dalam
sangat baik. Oleh karena itu, aktivitas guru
melakukan aktivitasnya guru memperoleh skor
telah mencapai kategori sangat baik khususnya
rata-rata sebesar 4,43 (88,60%) dan termasuk
dalam penggunaan metode demonstrasi.
kedalam kategori baik. Pada kegiatan awal
b. Hasil observasi aktivitas siswa
seluruh kegiatan guru telah tergolong baik dan
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 77
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Hasil observasi aktivitas siswa selama
II dapat dilihat pada tabel berikut:
proses pembelajaran berlangsung pada siklus Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Akivitas Siswa pada Siklus II Aspek yang diamati 1. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 2. Memahami materi yang disajikan 3. Membaca tugas 4. Melakukan percobaaan/ demonstrasi 5. Menyimpulkan hasil percobaan/ demonstrasi 6. Mendengarkan dan menghargai pendapat teman 7. Bertanya kepada guru/ teman 8. Menjawab pertanyaan yang diberikan Jumlah Skor Nilai rata
Skor Pengamatan 5
Skor Ideal 5
Persentase (%) 100
4 4 5 4 4 5 4 35 4,38
5 5 5 5 5 5 5 40 -
80 80 100 80 80 100 80 87,60
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil observasi aktivitas
dengan sangat baik dan telah sesuai dengan
siswa selama pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi.
metode
c. Hasil tes siklus II
demonstrasi
pada
siklus
II
mendapatkan nilai rata-rata 4,38 (87,60%)
Hasil tes belajar siswa yang diperoleh
termasuk kategori sangat baik. Aktivitas siswa
pada siklus II pada materi menceritakan
dalam
kegiatan sehari-hari dapat dilihat pada Tabel
proses
pembelajaran
berlangsung
4.6. Tabel 4.6 Hasil Tes Siklus II Materi Perubahan wujud benda No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kode Siswa Farhan Anami M. Reza Annisa Salsabila Amanda Latisya Ashfiani Fara Nadira Husnul Hakim Khairun Nisa Mistahul Nora M. Zamzami M.Riski M. Reza M. Haikal
ISSN 2355-0066
Skor Perolehan 80 70 70 60 90 90 70 80 70 80 90 70 70
Ketuntasan Ya √ √ √
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jurnal Tunas Bangsa| 78
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
M. Zaki M. Fadil Muji Batul Husna Nadia Faradisi Nurkhalis Mubasyir Rajimi Rina Riskia Risma Dani Wildatul Maiza Yazaul Ukra Nurul Hasinah M. Ashalul Fithian Jumlah Rata-Rata Persentase
80 70 70 70 70 80 80 70 70 90 70 80 1890 75,60 -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 24 96,00
1 4,00
Hasil belajar siklus II pada materi
menggunakan metode demonstrasi diterapkan.
perubahan wujud benda siswa memperoleh
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
nilai
Penilaian
siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa
dilakukan melalui tes hasil belajar secara
(96,00%) dari 25 siswa yang ada, sementara
tulisan
pilihan
siswa yang tidak tuntas hanya 1 orang siswa
berganda yang terdiri atas 10 soal. Tes
(4,00%) sebagaimana yang terlihat pada
diberikan
gambar berikut ini:
rata-rata
melalui
sebesar
75,60.
pemberian
setelah
proses
soal
pembelajaran
Grafik 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Sumber: Hasil Penelitian a. Refleksi
Dalam
pembelajaran
siklus
II
penerapan metode demonstrasi sudah mulai
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 79
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
berjalan walaupun belum terlaksana dengan
materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga
baik hal ini bisa dilihat pada aktivitas guru dan
suasana belajar didalam ruang kelas menjadi
aktivitas siswa yang masih belum dilakukan
lebih aktif dan kreatif.
dengan baik. Adapun keberhasilan yang telah
Aktivitas guru dalam menyampaikan
dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:
pelajaran telah sesuai dengan rencana yang
1. Aktivitas guru memperoleh skor rata-rata
disusun dan mencerminkan
penggunaan
4,43 (88,60%) termasuk kategori sangat
metode demonstrasi. Hal ini dapat dilihat dari
baik.
cara guru melakukan kegiatan pembelajaran
2. Aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata
seperti guru melakukan interaksi dengan
sebesar 4,38 (87,60%). Aktivitas siswa
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran
telah tergolong kategori sangat baik.
kepada siswa, guru ikut terlibat dengan siswa
3. Nilai rata-rata yang telah diperoleh 75,60
yang sedang mengkonstruksi pengetahuannya
dan siswa yang tuntas sebanyak 24 orang
serta memberi kepercayaan terhadap siswa
siswa (96%).
bahwa mereka dapat belajar. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,64 (72,80%) dan pada siklus II
B. Pembahasan Pembahasan
hasil
penelitian
ini
sebesar 4,43 (88,60%).
didasarkan atas hasil tes belajar siswa yang
Hasil belajar pada siklus I, siswa
dilanjutkan dengan refleksi pengamatan pada
mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar
setiap siklus tindakan. Pada siklus II diperoleh
67,60. Siswa yang tuntas dalam proses
temuan bahwa siswa kelas IV di SD Negeri
pembelajaran berjumlah 16 orang (64%) dari
Ule Gle pada materi Perubahan wujud benda
25 orang siswa yang ada. Pada siklus II, nilai
telah
rata-rata yang telah diperoleh siswa sebesar
mencapai
ketuntasan
baik
secara
individual maupun secara klasikal. Aktivitas
siswa
juga
75,60. Siswa yang telah tuntas dalam proses mengalami
pembelajaran sebanyak 24 orang siswa (96%)
peningkatan yang lebih baik dalam proses
dari 25 orang siswa yang mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari skor
pembelajaran.
rata-rata pada siklus I yang diperoleh sebesar
SIMPULAN
3,63 (72,60%), pada siklus II sebesar 4,38 (87,60%).
Pada
hasil
penelitian
dan
dengan
pembahasan yang dilakukan penulis pada
penggunaan metode demonstrasi, siswa lebih
siswa kelas IV di SDN Ulee Gle dengan
aktif dalam proses belajar, sedangkan guru
menggunakan metode demonstrasi pada materi
memberikan arahan dan mengawasi mereka
perubahan wujud benda, maka kesimpulan
dalam
yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
melakukan
pembelajaran
Berdasarkan
demonstrasi
untuk
menemukan pemahaman yang lebih baik pada
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 80
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
a. Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata pada siklus
I yang diperoleh sebesar 3,64 (72,80%) dan pada siklus II sebesar 4,43 (88,60%). c. Hasil
belajar
siswa
mengalami
I yang diperoleh sebesar 3,63 (72,60%)
peningkatan yang sangat sigifikan setelah
dan pada siklus II sebesar 4,38 (87,60%).
diajarkan dengan menggunakan metode
Siswa
dalam
demonstrasi pada materi perubahan wujud
pembelajaran dengan penggunaan metode
benda. Pada siklus I, siswa mendapatkan
demonstrasi, siswa lebih aktif dalam
nilai rata-rata kelas sebesar 67,60 dengan
proses belajar.
ketuntasan 16 orang siswa (64%) dan pada
terlibat
secara
aktif
b. Aktivitas guru mengalami peningkatan
siklus II, nilai rata-rata yang dicapai
dari siklus I sampai ke siklus II. Hal ini
sebesar 75,60 dengan ketuntasan sebanyak
dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus
24
orang
siswa
(96%).
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka cipta. Abu Ahmadi; Jokotriprasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Alma, Bukhari. 2010. Guru Profesional Menguasai Metode Dan Trampil Mengajar. Bandung: CV Alfabeta. Arikunto Suharsimi. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Bahar. 2003. Belajar dan pembelajaran. Surabaya: UNESA University Press. Drs. Priyono dan Titik Sayekti, M.Pd, “Ilmu Pengetahuan Alam” untuk SD dan MI Kelas III. Surakarta : Januari 2007 CV. Grahadi Muhibin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Rosdakarya. Nana sudjana. 2000. Dasar-dasar proses belajar mengajar.Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo. Nashar, N. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta: Delia Press Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi. Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. RIPA (Rangkuman Ilmu Pengetahuan Alam) untuk SD, SMP, SMA, DAN UMUM, Jakarta April 2008 : Pustaka Harapan Kita. Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Profesi Pendidikan. Jakarta: Predana Media Group.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 81
Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi, Penerapan Metode...
Sastra Wijaya. 2008. Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Jakarta: direktorat Pendidikan dasar Menengah. Siberman, 2009. Active learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogjakarta: Pustaka Insan Madani. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfa Beta Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfa Beta. Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, cetakan kesepuluh, Jakarta: Balai Pustaka.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa| 82