Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
PENERAPAN JAMINAN KUALITAS UNTUK RADIOTERAPI Nazaroh, Sri Inang Sunaryati dan Nurman Rajagukguk Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional
ABSTRAK PENERAPAN JAMINAN KUALITAS UNTUK RADIOTERAPI. Penerapan jaminan kualitas untuk radioterapi adalah penerapan semua prosedur yang dapat menjamin kekonsistenan anjuran medik: pemenuhan keamanan dalam pemberian dosis untuk volume organ target tertentu, dan dosis seminimal mungkin untuk jaringan normal dan paparan pada personil serta pemonitoran yang cukup pada pasien setelah perlakuan. Untuk membuktikan adanya penerapan jaminan kualitas perlu penerapan penilaian kualitas (quality assessment) dan kontrol kualitas (quality control). Program jaminan kualitas meliputi penetapan program (pemenuhan aspek legal: uji penerimaan setelah pembelian peralatan dan penentuan standar baseline, kalibrasi awal dan pengecekan kestabilan secara periodik dan uji khusus setelah adanya perbaikan), pemeliharaan catatan & delegasi tanggungjawab, kontrol dosis pasien, keselamatan pasien dan keselamatan personil terkait. Kata kunci: Jaminan kualitas, jaminan kualitas untuk radioterapi, radioterapi. ABSTRACT APPLYING QUALITY ASSURANCE IN RADIOTHERAPY. Applying quality assurance in radiotherapy [is] all those procedures that ensure concistency of the medical prescription : the safe fulfillment of that prescription as regards dose to the target volume, together with minimal dose to normal tissue, minimal exposure of personnel, and adequate patient monitoring aimed at determining the end of treatment. To prove the existence of applying quality assurance needs applying quality assessment and quality control. Quality assurance programme including establishment of programme (legal aspect: acceptance test after purchasing [of] the equipment and determination [of] baseline standard, the initial calibration and checking [of] stability periodical and special tests after major repairs), record keeping & delegation of responsibilities, patient dose control, patient safety and personnel safety. Keywords: Quality assurance, quality assurance in radiotherapy, radiotherapy.
383
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
I. PENDAHULUAN
Radioterapi merupakan salah satu modalitas yang digunakan dalam penatalaksanaan penyakit maligna (keganasan). Bidang Radioterapi merupakan suatu lahan yang sangat dibutuhkan dan mendesak memerlukan jaminan kualitas serta perlu hubungan kerjasama saling terkait, baik pada tingkat internasional, regional maupun nasional, yang seharusnya didukung dan diyakini semua pihak. Pada tahun 1980an, radioterapi di bagian radiologi dan onkologi pada beberapa negara, kualitas dan hasil akhir yang diperoleh belum ada kesesuaian dalam penatalaksanaan kanker untuk tempat, tipe dan keadaan yang sama, serta masih memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini terbukti dari hasil interkomparasi TLD (Thermo Luminicence Dose) yang dilakukan oleh WHO (World Health Organzation) dan IAEA (International Atomic Energy Agency), dari 600 instalasi radioterapi di 85 negara, pada saat pengecekan output mesin teleterapi, masih belum memuaskan [1]. Pada tahun 1982, berbagai usaha untuk memperbaiki kualitas penggunaan radiasi pengion dalam bidang medis, WHO menerbitkan publikasipublikasi jaminan kualitas untuk radiologi diagnostik [2] dan kedokteran nuklir [3]. Sejak itu WHO mulai menyusun kerjasama dengan Badan Kesehatan Radiasi, Kantor Kesehatan Republik Federasi Jerman, dan mengadakan workshop “Jaminan Kualitas Untuk Radioterapi”. Workshop dihadiri 35 partisipan dari 15 negara dan perwakilan dari IAEA, Organisasi Fisika Medik Internasional (IOMP), Organisasi Fisika Medis Federasi Eropa (EFOMP), Asosiasi Fisika Klinik Norwegia (NACP), Asosiasi Fisika Medis Amerika (AAPM), dan Pusat Kesehatan Radiologi dan Alat Amerika. Berbagai organisasi spesifik seperti ICRU (International Commision on Radiation Units and Measurements) dan IEC (International Electrotechnical Commission) telah menyiapkan berbagai rekomendasi (fisika, mekanik dan parameter lain dari peralatan dan prosedur radioterapi), yang meliputi proteksi radiasi. Dalam rangka mewujudkan maksud di atas, pada tahun 1983, dilaksanakan Simposium Internasional “Jaminan Kualitas Radioterapi, Aspek Klinis dan Fisik”, di Washington DC. Di dalam buku Basic Safety Standards Safety Series No. 115 telah ditetapkan tentang keperluan dasar untuk proteksi terhadap radiasi pengion dan keselamatan radiasi, khususnya pada appendiks II untuk medical exposure tentang batasan aktivitas atau dosis maksimum yang diperbolehkan untuk pasien [3]. Di Indonesia, masalah legalitas pemanfaatan radioterapi telah diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jendral BATAN No.84/DJ/VI/1991 [4], tentang Kalibrasi Alat Ukur
384
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Radiasi dan Keluaran Sumber Radiasi, Standardisasi Radionuklida dan Fasilitas Kalibrasi, pada BAB II. Pasal 3 1
Untuk menjamin kebenaran nilai penyinaran, dosis serap, fluks, atau aktivitas, setiap alat ukur radiasi atau keluaran sumber radiasi terapi wajib dikalibrasi secara berkala dan menurut prosedur yang benar. Pasal 4
2. Alat ukur radiasi atau sumber radiasi terapi sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 (ayat 1) Keputusan ini, adalah alat ukur radiasi atau sumber radiasi terapi yang : a. belum mempunyai sertifikat dan tanda kalibrasi, termasuk alat ukur radiasi baru dan sumber radiasi terapi yang baru dipasang. b. Sudah berakhir jangka waktu kalibrasi dan sertifikatnya. c.
Diketahui penunjukan atau keluarannya tidak sesuai lagi walaupun sertifikat dan tanda kalibrasi masih berlaku.
d. Telah mengalami perbaikan dan belum dikalibrasi lagi, walaupun sertifikat dan tanda kalibrasi masih berlaku. 3. Alat ukur radiasi, atau sumber radiasi terapi, atau sumber standar, dengan kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, tidak diizinkan untuk digunakan. Demikian pula dalam Surat Keputusan Kepala Bapeten No 21/KaBAPETEN/XII02 telah diatur tentang Program Jaminan Kualitas Instalasi Radioterapi. Di Indonesia, radioterapi mulai banyak dikenal masyarakat dan sudah menjadi alternatif pengobatan penyakit keganasan. Untuk lebih memberikan rasa aman dalam pemanfaatan radioterapi, masyarakat perlu diberi informasi atau diyakinkan tentang adanya penerapan jaminan kualitas untuk radioterapi. Pada makalah ini akan disajikan penerapan jaminan kualitas untuk radioterapi yang meliputi: perlunya jaminan kualitas untuk radioterapi, sumbersumber kesalahan pada radioterapi, program jaminan kualitas untuk tingkat nasional, Legislasi dan Regulasi serta Aspek Teknis dan Fisik.
385
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
II. PERLUNYA PENERAPAN JAMINAN KUALITAS PADA RADIOTERAPI Yang dimaksud dengan jaminan kualitas menurut [ISO62151980] adalah adanya kecukupan bukti kepercayaan suatu kegiatan sistematik yang direncanakan dan bahwa suatu struktur, sistem dan komponen akan memberikan layanan yang memuaskan. Jaminan kualitas pada radioterapi adalah semua prosedur yang dapat menjamin konsistensi tahapan medik: pemenuhan keamanan dalam pemberian dosis untuk volume organ target tersebut, dan dosis seminimal mungkin untuk jaringan normal dan paparan pada personil serta pemonitoran yang cukup pada pasien setelah tindakan. Untuk membuktikan adanya jaminan kualitas perlu penilaian kualitas (quality assessment) dan kontrol kualitas (quality control). Penilaian kualitas adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengukur atau mengevaluasi kinerja proses radioterapi. Sedangkan kontrol kualitas adalah ukuran yang diambil untuk menilai, merawat dan atau memperbaiki kualitas perlakuan. Dari kuesioner yang diberikan WHO kepada 56 institusi dari 52 negara didapat jawaban bahwa Program Jaminan Kualitas pada radioterapi perlu dilakukan untuk: 1.
Meminimalkan kesalahan dalam perencanaan perlakuan dan pemberian dosis pada pasien serta memperbaiki hasil terapi dan mengurangi komplikasi serta kekambuhan,
2. Sebagai ajang interkompararasi radioterapi, baik nasional, regional dan internasional
3. Mengeksploitasi kinerja peralatan radioterapi modern. Hal ini dapat tercapai bila derajat akurasi tinggi dan konsistensi tercapai. 4. Meningkatkan aplikasi radioterapi di negara berkembang.
III. SUMBER KESALAHAN DALAM RADIOTERAPI
Seperti yang telah disebutkan di muka, program jaminan kualitas perlu dilakukan karena pentingnya ketepatan dalam pemberian dosis untuk radioterapi. Kurva respon dosis cukup curam pada kasus tertentu, jadi ada bukti bahwa perubahan dosis sebesar 710 % terhadap volume organ target akan mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan dalam probabilitas pengontrolan tumor. Perubahan dosis juga mengakibatkan suatu perubahan yang cukup signifikan akibat induksi radiasi.
386
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Pengamatan bukti pada tingkat dosis yang efektif dan berlebihan, telah dilakukan oleh Herring dan Compton bahwa sistem terapi harus mampu memberikan suatu dosis pada volume organ target dalam jangkauan ± 5 % dari dosis yang dianjurkan. Ketidakpastian pemberian dosis dalam radioterapi bersumber dari:
1. Penentuan anatomi pasien (kesalahan dalam memperoleh outline, posisi pasien, penentuan organ kritik, memperkirakan inhomogenitas jaringan, dan lainlain) 2. Pendefinisian volume organ target (bentuk dan lokasi, kegagalan dalam memperhitungkan gerakan organ atau jaringan akibat sirkulasi dan respirasi dari pasien).
3. Rencana perlakuan (kesalahan dalam data berkas, model berkas, software dan hardware).
4. Treatment delivery (kesalahan dalam kalibrasi mesin, setup pasien, ketidaksesuaian setting mesin, dan lainlain). 5. Data pasien (identifikasi, diagnosis, catatan perlakuan terdahulu, dan lainlain).
Gambar 1a. Susunan peralatan pada Gambar 1b. Contoh wedge filter 45o. pengukuran berkas foton pesawat Linac. Jarak sumber radiasi ke permukaan fantom diatur 100 cm. Posisi detektor pada kedalaman 10 cm. Kesalahan tersebut di atas merupakan kesalahan random atau sistematik, hasil dari kekurangperhatian, salah pengertian, salah mengambil keputusan, kegagalan mekanik maupun elektrik. Sejumlah kesalahan tersebut di atas menunjukkan
387
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
kompleksnya jaminan kualitas pada radioterapi. Oleh sebab itu keberhasilan radioterapi sangat bergantung pada diterapkannya program jaminan kualitas.
IV. PENERAPAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS UNTUK RADIOTERAPI DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL TERKAIT a. Pada Tingkat Instalasi Radioterapi Program jaminan kualitas yang harus diterapkan dan tanggungjawab personil pada Instalasi Radioterapi disajikan pada Tabel 1. Kepala Instalasi Radioterapi mempunyai tanggungjawab utama: menetapkan program jaminan kualitas. Dia harus dapat memastikan bahwa proses radioterapi (perlakuan pasien) dilaksanakan sesuai standar lokal, nasional maupun internasional. Masalah utama program jaminan kualitas pada setiap departemen adalah memastikan apakah dan kapan program jaminan kualitas (fisik dan klinik) telah dilaksanakan. Kepala departemen radioterapi harus meminta dengan tegas catatan catatan tentang pelaksanaan jaminan kualitas, hasil kalibrasi dan informasi yang berkaitan dengan pasien agar dipelihara selama periode waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut dan menghindari kemungkinan proses peradilan. Jika departemen radioterapi merupakan suatu kesatuan klinik dan teknik, kepala ahli radioterapi dapat mendelegasikan tanggungjawab jaminan kualitas tertentu kepada personil – personilnya sesuai dengan keahliannya, sehingga perlakuan yang dianjurkan oleh ahli radioterapi dapat diimplementasikan sesuai dengan ketepatan dan ketelitian yang diinginkan. Kepala ahli radioterapi harus dapat memberikan motivasi kepada seluruh personilnya untuk memeriksa proses komputasi dan mengeliminasi kesalahan kesalahan. Setiap departemen radioterapi sekurangkurangnya memiliki seorang fisika medik dan teknisi radioterapi yang profesional, baik secara fulltime atau parttime dan jaminan kualitas harus diberikan tanggungjawabnya kepada mereka berdua. Salah satu komponen penting program jaminan kualitas (Tabel 1) adalah pengontrolan dosis pasien. Hal ini dapat dicapai dengan pengontrolan ketelitian dan keakuratan prosedur dosimetri (misalnya kalibrasi peralatan dosimetri, output sumber yang mengacu pada laboratorium standar nasional atau internasional), geometri, pengaturan peralatan sumber dan anatomi pasien, dan mengerti penyebab kesalahan perencanaan perlakuan.
388
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Komponen lain dari program jaminan kualitas adalah keselamatan pasien. Teknisi radioterapi memainkan peranan penting dalam keselamatan pasien. Dialah orang yang terkait langsung dengan pasien, mengatur posisi pasien, mengatur posisi shielding block dan wedge filter, dan memberikan penyinaran. Untuk meminimalisir dosis yang diterima pasien pada titik di luar target, merupakan kerja tim. Ahli radioterapi memberikan instruksi pemberian dosis tertentu pada organ kritik, dan fisika medik mendisain rencana perlakuan, menghitung dosis dan memilih shielding block yang sesuai, dan teknisi melaksanakan anjuran tersebut disamping juga melakukan tugas maintenance peralatan terapi.. Jaminan kualitas yang terakhir adalah keselamatan personil. Untuk itu, setiap personil yang terlibat pada departemen radioterapi harus memahami dan melaksanakan semua prosedur yang berlaku sehingga keselamatan personil dapat tercapai. b. Pada Tingkat Nasional Implementasi program jaminan kualitas pada radioterapi akan difasilitasi jika organisasi yang terkait ditingkat nasional diberi tanggungjawab untuk: 1.
Menyediakan bantuan teknis dan koordinasi dalam mengatur program jaminan kualitas pada tingkat departemen dan khususnya di dalam pengujian peralatan radioterapi baru
2. Memastikan kecukupan program jaminan kualitas pada tingkat departemen radioterapi. 3. Pengembangan, adaptasi dan menyebarkan rekomendasi, regulasi yang dikeluarkan oleh badan nasional, internasional dan organisasi profesional). 4. Menjamin ketetapan atau akses fasilitas kalibrasi untuk uji peralatan pada program jaminan kualitas: jaringan WHO/IAEASSDL atau PSDL, dan interkomparasi TLD. 5. Menyediakan bantuan untuk analisis hasil program jaminan kualitas pada tingkat lokal dan memperoleh alat teknis untuk peningkatan kinerja. 6. Mengadakan pelatihan jaminan kualitas untuk personil departemen radioterapi, bekerja sama dengan para ilmuwan dan masyarakat profesional pada tingkat nasional, dan berpartisipasi pada program pelatihan yang ditawarkan pada tingkat internasional.
c. Pada tingkat internasional Peranan organisasi internasional dan ilmuwan atau masyarakat profesional internasional dapat memberikan stimulan dan motivasi organisasi nasional dan
389
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
spesialisasi di bidang Radioterapi untuk menetapkan dan mengaplikasikan program jaminan kualitas. Badan internasional dapat memainkan peranan aktif pada: 1.
Organisasi pelatihan internasional dan regional, khususnya negara kecil yang hanya memiliki satu atau beberapa fasilitas radioterapi.
2. Organisasi interkomparasi program jaminan kualitas pada tingkat internasional dan memfasilitasi partisipasi program tersebut. 3. Publikasi petunjuk, rekomendasi dan informasi Jika departemen radioterapi merupakan suatu kesatuan klinik dan teknik, kepala ahli radioterapi tersebut dapat mendelegasikan tanggungjawab jaminan kualitas tertentu kepada personil – personil nya sesuai dengan keahliannya. Sehingga perlakuan yang dianjurkan oleh ahli radioterapi dapat diimplementasikan sesuai dengan ketepatan dan ketelitian yang diinginkan. Kepala ahli radioterapi harus dapat memberikan motivasi kepada seluruh personilnya untuk memeriksa proses komputasi dan mengeliminasi kesalahankesalahan. Setiap departemen radioterapi sekurangkurangnya memiliki seorang fisika medik dan teknisi radioterapi yang profesional, baik secara fulltime atau parttime dan jaminan kualitas harus diberikan tanggungjawabnya kepada mereka berdua. Salah satu komponen penting program jaminan kualitas (Tabel 1) adalah pengontrolan dosis pasien. Hal ini dapat dicapai dengan pengontrolan ketelitian dan keakuratan prosedur dosimetri (misalnya kalibrasi peralatan dosimetri, output sumber yang mengacu pada laboratorium standar nasional atau internasional), geometri, pengaturan peralatan sumber dan anatomi pasien, dan mengerti penyebab kesalahan perencanaan perlakuan. Komponen lain dari program jaminan kualitas adalah keselamatan pasien. Teknisi radioterapi memainkan peranan penting dalam keselamatan pasien. Dialah orang yang terkait langsung dengan pasien, mengatur posisi pasien, mengatur posisi shieldingblock dan wedge filter, dan memberikan penyinaran. Untuk meminimalisir dosis yang diterima pasien pada titik di luar target, merupakan kerja tim. Ahli radioterapi memberikan instruksi pemberian dosis tertentu pada organ kritik, dan fisika medik mendisain rencana perlakuan, menghitung dosis dan memilih shielding block yang sesuai, dan teknisi melaksanakan anjuran tersebut disamping juga melakukan tugas maintenance peralatan terapi..
390
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Jaminan kualitas yang terakhir adalah keselamatan personil. Untuk itu setiap personil yang terlibat pada departemen radioterapi harus memahami dan melaksanakan semua prosedur yang berlaku sehingga keselamatan personil dapat tercapai.
Tabel 1. Program Jaminan Kualitas dan Tanggungjawab Personil Departemen Radioterapi[10] Tujuan
Kontrol Kualitas
Personil yang
Penetapan program (aspek
Proses radioterapi
bertanggungjawab Kepala
legal dan lain), pemeliharaan
(penilaian dan koreksi)
Departemen
catatan dan delegasi tanggungjawab Kontrol Dosis Pasien
Radioterapi Kesalahan Dosimetri:
Ahli Fisika dan
Peralatan metrologi, Sumber Radioterapis dan peralatan brakhiterapi/ teleterapi Geometri (posisi pasien: Radioterapis dan marking dan verifikasi) teknisi Akuisisi data pasien Ahli Fisika dan (batasan volume target, Radioterapis organ kritik) Kesalahan perencanaan Ahli Fisika perlakuan Keselamatan Pasien
(perhitungan
dosis) Dosis di luar volume target Radioterapis, dan pengaturan berkas
Ahli Fisika dan
Sistem Peralatan Interlock: Teknisi radiasi, mekanik)
Ahli Fisika dan
Monitoring pasien & Teknisi komunikasi bahaya elektrik Kegagalan mekanik, risiko Ahli Fisika Keselamatan Personil
sparepart yang jatuh) Fasilitas: shielding
Ahli Fisika dan
Pemonitoran Personil
Teknisi
Keselamatan Elektrik Sistem Peralatan Interlock: radiasi, mekanik)
391
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Legislasi dan Regulasi Jaminan kualitas pada radioterapi bukanlah legislasi (perundangundangan) dan regulasi (peraturan) nasional atau internasional. Regulatory atau rekomendasi disiapkan oleh berbagai badan pemerintah dan nonpemerintah, sebagai contoh peralatan radioterapi, dosimetri, alat proteksi. Sedangkan IEC memproduksi sejumlah publikasi yang berkaitan dengan keselamatan dan pemenuhan uji pada peralatan radioterapi dan dosimetri. ICRP dan ICRU menekankan perlunya jaminan kualitas [4] dan sejumlah organisasi internasional seperti Asosiasi Fisika Medik Amerika dan Asosiasi Fisika Kedokteran, dan lainlain mempublikasikan dan menyiapkan protokol, rekomendasi atau petunjuk jaminan kualitas pada radioterapi. Terlihat bahwa jaminan kualitas pada radioterapi masih pada tingkat pengembangan. Oleh sebab itu perlu suatu usaha untuk menetapkan regulasi yang sesuai dan dapat diadaptasi dengan mudah.
Aspek Fisik dan teknik Kontrol kualitas radioterapi pada aspek fisik dan teknik meliputi 5 hal : 1.
aspek mekanik dan geometri dari mesin terapi dan simulator
2. dosimetri 3. sistem perencanaan perlakuan 4. brakhiterapi / teleterapi 5. keselamatan Dari setiap hal di atas, perlu adanya program jaminan kualitas yang meliputi: a. spesifikasi peralatan yang dipesan
b. uji penerimaan setelah pembelian peralatan dan penentuan standar baseline c.
kalibrasi awal
d. pengecekan kestabilan secara periodik dan uji khusus setelah adanya perbaikan.
KESIMPULAN
392
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
1. Penerapan jaminan kualitas pada radioterapi adalah penerapan semua prosedur yang dapat menjamin kekonsistenan tahapan medik: pemenuhan keamanan dalam pemberian dosis untuk volume target tersebut, dan dosis seminimal mungkin untuk jaringan normal dan paparan pada personil serta pemonitoran yang cukup pada pasien setelah perlakuan. Program jaminan kualitas perlu diterapkan karena pentingnya ketepatan dalam pemberian dosis pada radioterapi.
2. Untuk membuktikan adanya penerapan jaminan kualitas perlu penerapan penilaian kualitas (quality assessment) dan kontrol kualitas (quality control). 3. Penilaian kualitas adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengukur atau mengevaluasi kinerja proses radioterapi. Sedangkan kontrol kualitas adalah ukuran yang diambil untuk menilai, merawat dan atau memperbaiki kualitas perlakuan.
4. Jaminan kualitas pada radioterapi harus diterapkan demi keselamatan pasien.
5. Program jaminan kualitas meliputi: Penetapan program (pemenuhan aspek legal (uji penerimaan setelah pembelian peralatan dan penentuan standar baseline, kalibrasi awal dan pengecekan kestabilan secara periodik dan uji khusus setelah adanya perbaikan), pemeliharaan catatan & delegasi tanggungjawab, kontrol dosis pasien, keselamatan pasien dan keselamatan personil terkait.
DAFTAR PUSTAKA
393
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
1.
ISSN: 14123258
WHO, Quality Assurance in Diagnostic Radiology, Geneva, 1982.
2. WHO, Quality Assurance in Nuclear Medicine, Geneva, 1982.
3. Basic Safety Standards Safety Series No. 115. 4. Surat Keputusan Direktur Jendral BATAN No.84/DJ/VI/1991 [4], tentang Kalibrasi Alat Ukur Radiasi dan Keluaran Sumber Radiasi, Standardisasi Radionuklida dan Fasilitas Kalibrasi,
5. INTERNATIONAL COMMISSION ON RADIOLOGICAL UNITS AND MEASUREMENTS. Determination of Absorbed Dose in A Patient Irradiated By Beams Of X or Gamma Rays in Radiotherapy Procedures. Washington DC, 1976 [ICRU Report No. 24].
6. HERRING, D.F. & COMPTON, D.M.J. The Degree of Precision Required in The Radiation Dose Delivered in Cancer Radiotherapy. In: Glicksman, AS., et al. ed., Computers in Radiotherapy, London, British Institute of Radiology, 1971 (Special Report No. 5).
7. INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION, Nuclear Power PlantsQuality Assurance, Geneva, 1980, (International Standard ISO 6215 1980).
8. INTERNATIONAL ELECTROTECHNICAL COMMISSION, Medical Electrical Equipment Dosimeters with Ionization Chamber as Used in Radiotherapy, Geneva, 1982. (IEC Publication 731 and Amendment No. 1, 1987).
9. AMERICAN ASSOCIATION OF PHYSICISTS IN MEDICINE, Physical Aspects of Quality Assurance in Radiation Therapy, New York, American Institute of Physics, 1984.
10. FEDERAL REPUBLIC OF GERMANY, INSTITUTE OF RADIATION HYGIENE, WORLD HEALTH ORGANIZATION, Quality Assurance in Radiotherapy, Geneva, 1988.
394
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
11. Departement of Medical Physics and Medical Engineering, University of Edinburgh, UK, Radiotherapy Physics in Practice, 1993.
DISKUSI DAN TANYA JAWAB
395
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Penanya: Farida ( UJMPTBNBATAN Serpong ) Pertanyaan: a.Belum terlihat struktur atau bangunan sistem manjemen mutu yang telah atau akan diterapkan.
b.Belum ada standard MM yang akan diacu? Apa menggunakan standard regulasi dari IAEA, ISO 17025, ISO 90012000? c.Belum terlihat komitmen manajemen puncak dalam suatubkebijakan mutu untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan dan adanya jaminan dalam keselamatan bagi customer atau pelanggan maupun lingkungannya. d.Bagaiman tindakan koreksi untuk komplen ketidaksesuaian dari customer (Kelupan customer) Jawaban: a.Struktur sistem QA ditentukan oleh instalasi RT (RadioTerapi) yang bersangkutan. b.Standard mutu dapat mengacu ISO170252005 untuk persyaratan kompetensi. c.Seharusnya ada dalam Panduan Mutu Instalasi Radioterapi tersebut. d.Catatan atau dokumen tentang pelaksanaan proses radioterapi harus disimpan dalam jangka waktu tertentu sehingga, jika ada komplain dari customer dapat ditelusuri. Penanya: Arif Jauhari (Puskaradim) Pertanyaan: a.Bagaimana hasil mapping QA RT yang dilakukan? b.Mengenai fisikawan medis banyak angkutannya di RS (IKAFMI) apakah dilibatkan? Jawaban: a.Saya tidak melakukan mapping QA. (PTKMRBATAN) hanya melakukan kalibrasi alat ukur radiasi dan pengukuran output pesawat radioterapi. b.Saya tidak dilibatkan (tidak terlibat) Penanya: Djarwanti (PRRBATAN) Pertanyaan: a.Apakah sistem QA ter,asuk perlu dengan yang diterima pasien? Jawaban: a.QA pada instalasi radiotherapi ( RT ) merupakan salah satu syarat perizinan yang harus dipenuhi Instalasi RT dan disampaikan ke BAPETEN untuk persetujuan. BAPETEN melakukan inspeksi dan audit. Pihak BATAN melakukan kalibrasi awal atau pengukuran output pesawat pesawat RT. Perhitungan dosis pasien dilakukan
396
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
oleh ahli fisika medik pada instalasi tersebut ( setelah mendapatkan informasi dari radiotion oneologist tentang volume, target yang akan diradiasi ). Penanya: Ira Ariati (PT. Batan Teknologi) Pertanyaan: a.Sejauh mana sosialisasi penerapan QA pada radiotheraphy yang dilakukan oleh PTKMR? b.Apakah selama ini telah dilakukan kerjasama dengan pihak rumah sakit? c.QA program yang dipaparkan diatas apakah telah diterapkan di RS? Jawaban: a.Sosialisasi penerapan QA tidak dilakukan oleh PTKMR BATAN. PTKMR BATAN hanya melakukan tugas kalibrasi alat ukur radiasi dan pengukuran output pesawat terapi yang merupakan bagian kecil program QA. b.Kerjasama sudah dilakukan baik Instalasi maupun Perorangan. c.QA Radiotherapi seharusnya ada dan seharusnya diterapkan di RS.
397