Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya (Studi Kasus pada CV. Rumah Boneka) Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing
: Fitri Pritania Aditya : 2D214308 : Akuntansi : Istichanah, SE, MMSI
1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini berjalan sangat pesat, hal ini menyebabkan tingginya tingkat persaingan di kalangan Usaha Kecil dan Menengah. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lemahnya daya saing UKM di Indonesia. Oleh karena itu, CV. Rumah Boneka memerlukan suatu alat bantu pengendalian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban ini pada umumnya menetapkan bagian unitunit organisasi dengan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab secara jelas dan tegas. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat terlaksana dengan baik apabila struktur organisasi terlihat adanya pendelegasian wewenang dan tanggungjawab yang ada pada organisasi tersebut. 1.2 Rumusan Masalah • Apakah CV. Rumah Boneka sudah menerapkan Akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya? • Bagaimana Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya pada Bulan Agustus tahun 2015 oleh CV. Rumah Boneka? 1.3 Batasan Masalah Penulis ingin membatasi masalah yang akan dibahas hanya menyangkut tentang penggunaan sistem akuntansi pertanggungjawaban untuk tujuan penilaian kinerja pusat biaya menggunakan metode anggaran. 1.4 Tujuan Penelitian • Untuk mengetahui apakah CV. Rumah Boneka sudah menerapkan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai alat untuk menilai kinerja pusat biaya. • Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai bagaimana penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban pada CV. Rumah Boneka
3.1 Obyek Penelitian CV. Rumah Boneka yang terletak di Jl. Masjid Nurul Mutaqien RT03/04 No. 159, Pekayon Jaya Bekasi Selatan 17148. Penelitian ini menggunakan data anggaran tahun 2015. 3.2 Jenis dan Sumber Data •Data Primer •Data Sekunder 3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan ( Librarian Research) 2. Penelitian Lapangan ( Field Research) a. Interview b. Observasi 3.4 Teknik Analisis
Bagaimana Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan biaya? menjalankan kegiatan operasional perusahaan dalam hal otorisasi pengeluaran-pengeluaran biaya? Apakah anggaran menjadi sangat penting bagi perusahaan sebagai dasar perencanaan perusahaan? Bagaimana proses penyusunan anggaran yang dilakukan oleh perusahaan? Apakah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan harus mutlak sesuai dengan anggaran yang telah disusun? Jika ada faktanya realisasi pusat biaya lebih besar dari anggaran yang telah disusun atau sebaliknya, apakah ada kosekuensi tertentu yang diberikan perusahaan bagi manajer pusat biaya? Bagaimana proses pertanggungjawaban atas anggaran yang ada diperusahaan? Dalam penilaian kinerja manajer pusat biaya apakah selalu membandingkan antara anggaran dan realisasi atau adakah faktor-faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan. Apakah ada reward atau punishment yang diberikan perusahaan sebagai implikasi kinerja manajer pusat biaya?
4.1 Hasil penelitian Struktur organisasi CV. Rumah Boneka diawasi oleh Direktur yaitu Bapak Sobari yang mempunyai tugas untuk mengontrol semua kegiatan operasional dengan melihat laporan atas anggaran dan realisasi yang terjadi setiap tahunnya. Bapak Sobari juga merupakan pimpinan tertinggi yang ada di CV. Rumah Boneka yang bertanggungjawab atas kegiatan yang ada diperusahaan. Selanjutnya jenjang wewenang di bawahnya yaitu manajer setiap divisi yang terdiri dari Manajer Keuangan, Manajer Pemasaran, Manajer Produksi, serta Driver. Masing-masing manajer bertanggungjawab atas operasional yang terjadi di setiap divisinya. Tugas dan wewenang dari masing-masing divisi tersebut dijelaskan pada lampiran Uraian Kerja.
Struktur Organisasi Perusahaan
Data Mesin CV. Rumah Boneka
Data Peralatan CV. Rumah Boneka
Data Inventaris Kantor dan Pabrik CV. Rumah Boneka
Data Penyusutan CV. Rumah Boneka
Data Upah per Bulan
Data Penjualan
4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Struktur Organisasi Struktur organisasi CV. Rumah Boneka diawasi oleh Direktur yaitu Bapak Sobari yang mempunyai tugas untuk mengontrol semua kegiatan operasional dengan melihat laporan atas anggaran dan realisasi yang terjadi setiap tahunnya. Bapak Sobari juga merupakan pimpinan tertinggi yang ada di CV. Rumah Boneka yang bertanggungjawab atas kegiatan yang ada diperusahaan. Selanjutnya jenjang wewenang di bawahnya yaitu manajer setiap divisi yang terdiri dari Manajer Keuangan, Manajer Pemasaran, Manajer Produksi, serta Driver. Masing-masing manajer bertanggungjawab atas operasional yang terjadi di setiap divisinya. Tugas dan wewenang dari masing-masing divisi tersebut dijelaskan pada lampiran Uraian Kerja. 4.2.2 Analisis Penyusunan Anggaran Pusat Biaya Penyusunan Anggaran CV. Rumah Boneka belum sesuai dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban karena tidak melibatkan karyawan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran pada masing-masing bagian pusat biaya agar menghasilkan anggaran yang rasional. 4.2.3 Analisis Penilaian Kinerja Pusat Biaya Pelaksanaan penilaian kinerja belum baik karena masih ditemukannya realisasi yang tidak seimbang dengan anggaran yang telah ditetapkan. Tujuan diadakannya penilaian kerja dalam perusahaan ini adalah untuk mendorong perilaku kerja yang baik, memuaskan konsumen, pelanggan setia, dan para karyawan melalui suatu proses kerja yang terstruktur sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan ke depannya.
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Bulan Agustus 2015 Dalam Rupiah (Rp)
5.1 Kesimpulan Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan dalam perusahaan telah memenuhi kriteria sebagai pusat pertanggungjawaban biaya yang tercermin dalam beberapa poin sebagai berikut: • Adanya pengidentifikasian dan penetapan unit organisasi atau unit kerja sebagai suatu pusat pertanggungjawaban sesuai dengan sifat dan sasaran kegiatan yang ditetapkan perusahaan. • Penilaian kinerja manajer dilakukan dengan membandingkan antara realisasi yang dicapai dengan anggaran yang telah disusun selama periode tertentu. • Kinerja manajer pusat biaya diukur dan dinilai berdasarkan perbandingan antara target anggaran dengan realisasi anggaran. Penyimpangan antara target anggaran dengan realisasi ada yang menguntungkan dan ada yang tidak menguntungkan. • Jika penyimpangan menguntungkan, maka manajer akan mendapatkan penghargaan (reward) atas prestasinya. Jika tidak menguntungkan , manajer akan diberi teguran atau hukuman (punishment). • Berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban biaya, maka dapat disimpulkan bahwa pusat biaya yang ada pada CV. Rumah Boneka menunjukkan kinerja yang cukup baik.
5.2 Saran Selain kesimpulan yang dikemukakan diatas, penulis juga memberi masukan berupa saran kepada perusahaan yaitu : • Dalam anggaran maupun laporan pertanggungjawaban sebaiknya dilakukan pemisahan biayabiaya yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer karena hanya biaya yang dapat dikendalikan saja yang dapat dimintai pertanggungjawabannya • Penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban biaya pada perusahaan ini masih dapat diintensifkan lagi. Tindakan ini perlu diambil agar dapat diketahui hasil kerja mereka yang sebenarnya. • Hendaknya perusahaan melakukan pencatatan akuntansi untuk setiap transaksi, sehingga penyusunan laporan dapat lebih mudah.