PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU Oleh Sigit Utomo* Mulai tahun 2013, para guru dihadapkan pada peraturan perundangan baru yang akan diberlakukan, yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Esensi dari peraturan tersebut bahwa setiap guru pada setiap tahun akan dinilai kinerjanya dan melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang berdampak pada jumlah angka kredit yang dikumpulkan untuk dapat naik pangkat ke jenjang pangkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pengembangan keprofesian tersebut meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Publikasi ilmiah yang diharapkan terutama Penelitian Tindakan Kelas yang dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, disamping bentuk publikasi ilmiah dan karya inovatif lainnya. A. PENDAHULUAN Guru merupakan pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran untuk mencerdaskan anak bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu mewujudkan peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab seperti yang di amanatkan dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka ditetapkan beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang profesi guru. Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Jabatan fungsional guru meliputi guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama. Penetapan jenjang Jabatan Fungsional Guru untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, penetapan angka kredit dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan. Pada setiap tahun, guru akan dinilai kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) oleh seorang asesor PKG. PKG adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama Guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (Kemendikbud,2012b:5). Disamping itu, setiap guru juga mengikuti program Pengembangan Keprofesian Kerkelanjutan (PKB) secara mandiri, di sekolah, di KKG/MGMP, dan atau di lembaga Diklat. PKB bagi guru memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Nilai PKG dan PKB yang diperoleh diakumulasi menjadi angka kredit yang diperoleh untuk tahun tersebut. PKB guru dapat diperoleh dari kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah, dan atau membuat karya inovatif. Dalam membuat publikasi ilmiah, seorang guru diharapkan mampu membuat penelitian, dapat berupa penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, atau penelitian diskriptif. Sangat disarankan seorang guru membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena dengan PTK, guru dapat memperbaiki kualitas pembelajarannya, dan melalui PTK diharapkan mampu mendongkrak prestasi belajar siswanya. Disamping itu, PTK meningkatkan profesionalisme sesama guru, karena PTK mempersayaratkan melakukan kolaborasi bersama guru lain. Tidaklah mudah bagi sebagian besar guru untuk membuat publikasi ilmiah dan karya inovatif, indikatornya bahwa sebagian besar atau 42,31% guru saat ini menumpuk di pangkat golongan IV-a. Dikhawatirkan dengan pelaksanaan Permenpan-RB Nomor 16 Tahun 2009, pangkat guru menumpuk pada golongan III-b, karena mulai golongan III-b, seorang guru sudah diwajibkan untuk membuat publikasi ilmiah dan atau karya inovatif, diantaranya adalah PTK. Beberapa permasalahan yang akan dibahas untuk membatasi tulisan ini antara lain (1) apakah angka kredit jabatan guru itu?, (2) apakah pengembangan keprofesian berkelanjutan guru?, (3) apakah PTK itu?, (4) bagaimanakah melaksanakan PTK bagi jabatan guru?, dan (5) bagaimanakah membuat laporan PTK untuk angka kredit jabatan guru?
*Sigit Utomo, Widyaiswara LPMP Papua
B. ANGKA KREDIT JABATAN GURU Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Butir kegiatan itu meliputi unsur utama dan unsur penunjang. Nilai angka kredit yang harus dikumpulkan untuk naik pangkat ke jenjang lebih tinggi dari sebelumnya meliputi minimal 90% dari unsur utama dan maksimal 10% dari unsur penunjang (Permenpan-RB, 2009:14). Butir kegiatan unsur utama meliputi pendidikan termasuk prajabatan dan program induksi guru pemula; pembelajaran bagi guru kelas atau mata pelajaran serta bimbingan bagi guru BK; dan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Butir kegiatan unsur penunjang meliputi memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang diampunya, memperoleh penghargaan/tanda jasa, dan melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas guru antara lain membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/praktik industri/ekstrakurikuler, menjadi organisasi profesi/ kepramukaan, menjadi tim penilai angka kredit, dan menjadi tutor/pelatih/instruktur. Besarnya nilai angka kredit untuk setiap jenjang pangkat dan golongan guru ditunjukkan pada tabel berikut ini. No 1
Jabatan Guru Pertama
2
Guru Muda
3
Guru Madya
4
Guru Utama
Pangkat Golongan Penata Muda, III-a Penata Muda Tingkat I, III-b Penata, III-c Penata Tingkat I, III-d Pembina, IV-a Pembina Tingkat I, IV-b Pembina Utama Muda, IV-c Pembina Utama Madya, IV-d Pembina Utama, IV-e
Angka Kredit 100 150 200 300 400 550 700 850 1050
Keterangan Angka kredit untuk naik pangkat adalah selisih nilainya, misalkan untuk naik pangkat dari III-c ke IIId memerlukan angka kredit 300-200= 100
C. PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan oleh setiap guru. Jenis kegiatan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. PKB mencakup tiga hal yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif (Kemendikbud,2012a:8-13). 1. Pelaksanaan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif guru mencakup: kegiatan lokakarya atau kegiatan kelompok guru (KKG/MGMP); pembahas atau peserta pada seminar, koloqium, diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain; dan kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru. 2. Pelaksanaan Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu: (1) presentasi pada forum ilmiah, sebagai pemrasaran/nara sumber pada seminar, lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi ilmiah; (2) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal mencakup pembuatan: laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, tulisan ilmiah popular pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan; (3) dan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku bidang pendidikan, karya hasil terjemahan, dan buku pedoman guru.
2
3. Pelaksanaan Karya inovatif Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup: (1) penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks atau sederhana; (2) penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks atau sederhana; (3) pembuatan/modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum kategori kompleks atau sederhana; (4) penyusunan standar, pedoman, dan soal pada tingkat nasional maupun provinsi. Karya yang dihasilkan secara bersama, dilaksanakan maksimum oleh 4 (empat) orang guru, yang terdiri dari penulis utama dan penulis pembantu. Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang. Bila jumlah penulis pembantu lebih dari 3 (tiga) orang, maka penulis pembantu nomor urut ke empat dan seterusnya tidak dapat memperoleh angka kredit. Besaran nilai angka kredit untuk kegiatan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif yang dilakukan secara bersama oleh beberapa guru, diberikan angka kredit sebagai berikut. Jumlah Guru yang Melakukan Kegiatan 2 orang 3 orang 4 orang
Pembagian Angka Kredit Penulis Utama
60% 50% 40%
Penulis Pembantu I
Penulis Pembantu II
Penulis Pembantu III
40% 25% 20%
25% 20%
20%
Besaran nilai angka kredit dari sub unsur PKB sebagai syarat kenaikan jabatan guru disajikan dalam tabel sebagai berikut (Kemendiknas, 2010:5-6). Dari Jabatan
Ke Jabatan
Jumlah Angka Kredit Minimum dari Subunsur Pengemb.Diri Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif 3 (tiga) -
Guru Pertama golongan III/a Guru Pertama golongan III/b Guru Muda golongan III/c Guru Muda golongan III/d Guru Madya golongan IV/a
Guru Pertama golongan III/b Guru Muda golongan III/c Guru Muda golongan III/d Guru Madya golongan IV/a Guru Madya golongan IV/b
Guru Madya golongan IV/b
Guru Madya golongan IV/c
4 (empat)
Guru Madya golongan IV/c
Guru Utama (* golongan IV/d
5 (lima)
Guru Utama golongan IV/d
Guru Utama golongan IV/e
5 (lima)
3 (tiga)
4 (empat): Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif
3 (tiga)
6 (enam): Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif
4 (empat)
8 (delapan): Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian
4 (empat)
12 (duabelas): Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN
12 (duabelas): Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil pene-litian dan 1 (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN
14 (empatbelas): Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber-ISBN
20 (duapuluh): Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1 (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber-ISBN
(* bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan ruang IV/d, wajib melaksanakan presentasi ilmiah. Untuk setiap kenaikan jenjang pangkat/golongan diatur ragam jenis publikasi ilmiah/ karya inovatif yang dapat dinilai. Hal ini diperlukan agar macam publikasi ilmiah/karya inovatif yang diajukan, tidak didominasi oleh jenis tertentu (Kemendiknas, 2010:7). Untuk kenaikan pangkat/golongan mulai III/d ke atas meliputi: 1. Jumlah publikasi yang berbentuk diktat, karya terjemahan, atau tulisan ilmiah populer paling banyak 3 (tiga) buah. Buku pedoman guru paling banyak 1 (satu) buah. 2. Untuk penulisan laporan penelitian maksimal 2 laporan per tahun. 3. Untuk karya inovatif maksimal 50% dari angka kredit yang dibutuhkan.
3
D. PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU 1. Pengertian PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah suatu bentuk kajian reflektif oleh peneliti (pelaku tindakan), yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional tindakannya dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman atas tindakan-tindakan itu, serta memperbaiki kondisi-kondisi pelaksanaan praktik-praktik pembelajaran (Tim pelatih proyek PGSM, 1999:5). Dalam pelaksanaan PTK, peneliti (pelaku tindakan) selalu melakukan kajian sistematis reflektif selama penelitian untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di dalam kelasnya. Peneliti dalam hal ini adalah guru itu sendiri. Hasil penelitian tindakan dipakai sendiri sekalipun tidak tertutup kemungkinan dimanfaatkan oleh pihak lain yang membutuhkan. Dalam PTK, guru ikut bertanggung jawab dan berperan serta aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui tindakan yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dikelolanya. PTK diharapkan berpengaruh langsung dalam memicu perubahan perilaku guru dalam mengelola pembelajaran yang dibangun sendiri yang akan menghasilkan personal theory atau theory-in-use. PTK dilakukan untuk menyelesaikan bermacam-macam permasalahan yang muncul di dalam kelas/sekolah misalnya meningkatkan motivasi belajar, menerapkan berbagai macam metode pembelajaran, mengembangkan kegiatan laboratorium, mengembangkan bentuk pekerjaan rumah, mengembangkan bentuk-bentuk karya ilmiah, mengembangkan pendekatan-pendekatan baru untuk pencapaian belajar, menerapkan berbagai pendekatan untuk memenuhi kebutuhan individual murid yang berbeda-beda dan sebagainya. 2. Prinsip-Prinsip PTK Prinsip penelitian tindakan antara lain: a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, apapun metode PTK yang dilakukan, hendaknya tidak mengganggu pekerjaanya sebagai pengajar. b. Merupakan masalah yang cukup merisaukan guru untuk segera diatasi guna memberikan layanan yang terbaik kepada siswa c. Pelaksanaan PTK harus diketahui oleh kepala sekolah melalui surat ijin meneliti dan disosialisasikan kepada rekan-rekan guru d. Metodologi yang digunakan harus terpercaya sehingga guru dapat merumuskan hipotesis, mengembangkan strategi yang dapat dilaksanakan pada situasi kelasnya, dan memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya. e. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. f. Penyelenggaraan PTK harus selalu konsisten, peduli terhadap prosedur, etika, dan alamiah (dilaksanakan sesuai alokasi waktu dan tidak merubah jadwal pelajaran yang ada) g. Dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah kajian ilmiah dan dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis akademik. 3. Manfaat PTK Manfaat bagi guru yang melakukan PTK antara lain: a. Mengembangkan inovasi pembelajaran. Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu mencoba mengubah, memodifikasi, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajarn yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru setiap tahun akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda. Karena itu, jika guru melakukan PTK dari persoalannya sendiri, dan menghasilkan pemecahannya sendiri, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam inovasi pembelajaran. b. Meningkatan profesionalisme guru. Dalam PTK, guru ditantang untuk terbuka pada pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam PTK merupakan pendidikan bagi guru dan secara tidak langsung dapat meningkatkan keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di kelas. 4. Keunggulan Dan Kelemahan PTK Hingga sekarang, PTK masih mendapat pro dan kontra berkaitan dengan kelayakan jenis penelitiannya, terutama bila diperbandingkan dengan penelitian formal, karena hasil penelitiannya berguna
4
bagi dimensi praktis dalam situasi tertentu, namun secara tidak langsung memperbaiki pembelajaran dan ilmu pengetahuan. Keunggulan PTK antara lain: praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual; menyediakan kerangka yang teratur dan bersiklus untuk pemecahan masalah atau pengembangan pembelajaran; berdasarkan pada observasi yang nyata dan obyektif, bukan berdasarkan pada pendapat subyektif; fleksibel dan adaptif yaitu mengadakan perubahan-perubahan selama dalam masa penelitian dan mengorbankan kontrol demi kepentingan inovasi; dan sarana inovasi pembelajaran dan kepakaran atau profesionalisme guru Adapun Kelemahan PTK antara lain: kurang tertib ilmiah karena validitas internal dan eksternalnya lemah, tujuan penelitiannya bersifat situasional, sampelnya terbatas sehingga kurang representatif dan kontrol terhadap variabel bebas sangat sedikit, dan hasilnya tidak dapat digeneralisasi E. MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Ada 5 tahapan pelaksanaan PTK antara lain: (1) pengembangan fokus masalah, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi, dan (5) perencanaan tindak lanjut. Berikut ini daur PTK :
Permasalahan
Terse lesai kan
Fokus masalah
Alternatif pemecahan (rencana tindakan siklus 1)
Pelaksanaan Tindakan 1,2,3
Refleksi siklus 1
Analisis data 1,2,3
Observasi 1,2,3
Belum terselesaikan
Alternatif pemecahan (Rencana tindakan siklus 2)
Pelaksanaan Tindakan 1,2,3
Refleksi siklus 2
Analisis data 1,2,3
Observasi 1,2,3
SIKLUS I
SIKLUS
Terse lesai kan
II
1. Penetapan fokus masalah penelitian (Pra PTK) a. Merasakan adanya masalah Pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadap apa yang ia lakukan di kelasnya, meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan masalah yang akan memicu dimulainya sebuah PTK. b. Identifikasi masalah PTK Bertanyalah kepada diri sendiri misalnya : Apa yang sedang terjadi sekarang?, Apakah yang terjadi itu mengandung permasalahan?, Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?. Bila pertanyaan tersebut ada dalam pikiran, maka langkah selanjutnya mengembangkan beberapa pertanyaan seperti: saya berkeinginan memperbaiki ..., berapa siswa yang merasa kurang puas tentang ..., saya memilih untuk mengujicobakan gagasan ... dan seterusnya. c. Analisis masalah Setelah mengidentifikasi sejumlah masalah, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap masalahmasalah tersebut. Dalam hal ini, akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan yaitu: pilih masalah yang dirasa penting oleh guru dan murid atau topik yang
5
melibatkan guru, jangan memilih masalah yang berada diluar kemampuan atau kekuasaan guru, pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas, dan usahakan untuk bekerja secara kolaboratif. 2. Perencanaan tindakan a. Menentukan solusi tindakan perbaikan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melilih tindakan perbaikan yaitu: tindakan yang dipilih berdasarkan hasil kajian agar alternatif tindakan mempunyai landasan kuat dan mantap secara konseptual; tindakan perbaikan berorientasi pada proses pembelajaran meliputi suatu strategi, model, pendekatan, metode, atau teknik tertentu; tindakan yang dipilih dikuasai oleh pelaku tindakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan teori, temuan, kajian, atau pengembangan sebelumnya; tindakan perbaikan dipertimbangkan, dikaji ulang, dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan, dan keterlaksanaannya; dan pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan namun masih tetap dalam jangkauan kemampuan guru. b. Merumuskan masalah Rumuskan masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang untuk menetapkan tindakan perbaikan atau alternatif solusi yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan, prosedur perekamannya, serta cara menginterpretasikannya. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. misalnya: apakah penerapan pembelajaran koperatif Type STAD akan meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke? c. Merumuskan hipotesis tindakan Bentuk rumusan hipotesis tindakan menyatakan ”kita percaya tindakan kita akan merupakan suatu solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti”, dirumuskan dalam bentuk pernyataan. misalnya: penerapan pembelajaran koperatif Type STAD dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke. d. Analisis kelaikan hipotesis tindakan Analisis kelaikan dilakukan untuk mengetahui situasi riil dibandingkan situasi ideal yang dijadikan rujukan. Guru hendaknya realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian di sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: apakah guru memiliki kemampuan dan komitmen untuk melaksanakan PTK, apakah tindakan berpengaruh negatif pada siswa, apakah fasilitas dan sarana pendukungnya tersedia, dan apakah iklim belajar di kelas atau sekolah mendukung terlaksananya PTK. e. Menetapkan judul Judul PTK minimal menggambarkan masalah, tindakan, dan subjek penelitian secara spesifik, diusahakan berkisar 15 kata, misalnya: Penerapan pembelajaran koperatif Type STAD untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke. f.
Persiapan tindakan Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan PTK antara lain: 1) Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru di samping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti lembar observasi, lembar kerja siswa, gambar-gambar, dan alat-alat peraga 3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan. 4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan, sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaannya yang sebenarnya. Sebagai aktor PTK, guru harus terbebas dari rasa takut gagal dan takut berbuat kesalahan.
6
3. Pelaksanaan tindakan dan observasi interpretasi a. Pelaksanaan tindakan Guru melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga dilakukan dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. b. Observasi dan interpretasi Mengamati dan merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dalam kegiatan PTK dapat dibedakan adanya 4 metode observasi yaitu observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, dan observasi sistematik. Dalam pelaksanaannya, para pelaksana PTK perlu secara jeli dan kreatif memodifikasi metode-metode observasi agar memenuhi harapan baik dari segi mutu data yang dapat dihasilkan maupun dari segi kelaikan implementasinya. c. Diskusi balikan Diskusi balikan bermanfaat optimal apabila diberikan tidak lebih dari 24 jam setelah observasi, digelar dalam suasana yang saling mendukung dan tidak saling menyalahkan, bertolak dari rekaman data yang dibuat oleh pengamat, diinterpretasikan secara bersama-sama oleh aktor tindakan dan pengamat berdasar kerangka pikir tindakan perbaikan, dan pembahasan mengacu kepada penetapan sasaran serta pengembangan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan berikutnya. 4. Analisis dan refleksi a. Analisis data Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstrak-sikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK. Analisis data dilakukan tiga tahap: reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representatif tabular termasuk dalam format matriks, representatif grafis dan sebagainya. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. b. Refleksi Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi akan digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Atau dengan kata laian, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalam rangka pencapaian berbagai tujuan. 5. Perencanaan tindak lanjut Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka dilakukan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya, apabila perlu, dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada. Jika pada siklus ke 2 permasalahannya sudah terselesaikan (memuaskan), maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3, namun jika siklus ke 2 masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3 dan seterusnya. Jadi, suatu siklus dalam PTK tidak dapat ditentukan lebih dahulu jumlahnya, sebab disesuaikan dengan hakekatnya permasalahan yang kebetulan menjadi pemicunya. Dapat dikatakan, banyak sedikitnya jumlah siklus dalam PTK itu tergantung pada terselesaikannya masalah yang diteliti dan munculnya faktor-faktor lain yang berkaitan dengan masalah itu.
7
F. LAPORAN HASIL PTK UNTUK ANGKA KREDIT GURU Persyaratan laporan PTK untuk diusulkan sebagai angka kredit jabatan guru (Kemendiknas, 2010:9,26) adalah: 1. Harus APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten) Asli artinya bukan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur, indikasi laporan tidak asli misalnya: terdapat banyak kesamaan mencolok di antara PTK yang dibuat pada waktu dan tempat yang berbeda, sangat mirip skripsi atau tesis, dan dibuat oleh guru yang lain dari daerah yang sama. Perlu artinya hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan yaitu pembelajaran di kelas. Ilmiah artinya disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. Konsisten artinya laporan harus sesuai dengan tugas pokok penyusunnya, bila penulisnya seorang guru, maka isi laporan harus berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan memasalahkan tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugas di sekolahnya. 2. Minimal 2 siklus dengam masing-masing siklus minimal 2 kali pertemuan. dibuktikan melalui lampiran berupa RPP tiap pertemuan, hasil observasi tiap pertemuan, dan hasil kerja siswa tiap pertemuan. Idealnya, sebuah PTK minimal 3 siklus dengan masing-masing siklus 3 kali permuan. 3. Diseminarkan di sekolah dengan jumlah peserta seminar minimal 15 orang dari 3 sekolah yang berbeda pada jenjang pendidikan yang sama, dibuktikan melalui: berita acara seminar yang ditandatangani panitia seminar dan kepala sekolah berisi keterangan tentang waktu, tempat, peserta, dan notulen hasil seminar; sertifikat seminar/keterangan seminar dari panitia; dan daftar hadir peserta seminar. 4. Dipublikasikan/disimpan di salah satu perpustakaan dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala perpustakaan dan cap perpustakaan 5. Pernyataan keaslian dari kepala sekolah dan di cap sekolah/madrasah Adapun Format laporan PTK sangat beragam, antara lain dicontohkan sebagai berikut: 1. Bagian Pembuka a. Halaman judul b. Lembar pengesahan c. Kata pengantar d. Daftar isi e. Daftar tabel (bila ada) f. Daftar gambar (bila ada) g. Daftar lampiran h. Abstrak diakhiri kata kunci 2. Bagian Isi BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah Uraikan secara lugas masalah-masalah yang terjadi dalam kelas anda, masalah yang ingin ditanggulangi, penyebab timbulnya masalah tersebut, dan kadar masalah yang ingin ditanggulangi B. Identifikasi masalah Identifikasikan masalah sesuai latar belakang secara runtut C. Pembatasan masalah Sebutkan lingkup atau batasan tindakan yang akan diambil peneliti D. Pemecahan Masalah Sebutkan tindakan yang dipilih untuk mengatasi masalah yang diangkat E. Perumusan masalah Rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sesuai variabel yang diteliti F. Tujuan penelitian Uraikan hasil penelitian yang diharapkan dari penelitian G. Manfaat penelitian Uraikan manfaat penelitian bagi siswa, guru, sekolah BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis A. Kajian Pustaka sesuai variabel Menguraikan kajian pustaka yang memberi arah ke pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun argumen bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran
8
B. Penelitian yang relevan Menguraikan temuan penelitian yang relevan sesuai variabel yang diteliti dalam PTK C. Kerangka berfikir Diskripsikan atau buat alur/skema tentang kerangka berpikir penelitian anda berdasar kajian pustaka dan hasil penelitian yang relevan. D. Hipotesis tindakan Rumusan hipotesis sebagai landasan tindakan yang digunakan BAB III Metode penelitian A. Setting penelitian lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian dan karakteristik kelompok sasaran yang menjadi subyek penelitian B. Subyek penelitian Menguraikan subyek yang menjadi fokus penelitian yaitu siswa, guru, kepala sekolah C. Sumber data Menguraikan sumber data D. Teknik dan alat pengumpulan data Diuraikan jenis data yang dikumpulkan berkenaan proses dan dampak tindakan perbaikan dan teknik/cara pengumpulan datanya seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, pengukuran hasil belajar, dan sebagainya E. Validasi data Menguraikan upaya untuk menjaga validitas data misalnya dengan triangulasi F. Analisis data Menguraikan teknik analisis data untuk mendapatkan kesimpulan hasil penelitian G. Indikator kinerja Tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan yang ditetapkan dalam bentuk jumlah, jenis atau tingkat sesuai tindakan perbaikan yang dimaksud. H. Prosedur penelitian Gambaran umum penelitian yang dilakukan termasuk jumlah dan prosedur siklus penelitian yang dilakukan), meliputi: 1. Persiapan tindakan Persiapan yang dilakukan (seperti tes diagnostik untuk menspesifikasikan masalah dan rincian penyebab timbulnya masalah), pembuatan alat-alat dalam rangka tindakan, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan di kelas) 2. Implementasi tindakan Deskripsikan tindakan yang akan diambil, skenario kerja tindakan dan prosedur tindakan yang digunakan peneliti 3. Pemantauan dan Evaluasi Uraikan prosedur pemantauan dan evaluasi tindakan, alat-alat pemantauan dan evaluasi yang digunakan, beserta criteria keberhasilan tindakannya. 4. Analisis dan Refleksi Uraikan prosedur analisis hasil pemantauan dan refleksi terhadap tindakan yang telah diambil, tim yang terlibat dalam analisis hasil pemantauan dan refleksi, kriteria dan rencana bagi tindakan daur ulang BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Deskripsi kondisi awal Mendiskripsikan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan berhubungan variabel yang diteliti. B. Deskripsi siklus I Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada siklus I C. Deskripsi siklus II, Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada siklus II D. Deskripsi siklus ke-n, Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ke-n E. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus Menyajikan uraian masing-masing siklus dan hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru sendiri dan aktifitas belajar, situasi kelas, hasil belajar. Kemungkinan grafik dan
9
tabel secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematik dan jelas. F. Hasil penelitian Uraikan keberhasilan penelitian akibat tindakan perbaikan yang dilakukan BAB V Penutup A. Simpulan Simpulkan hasil penelitian yang diperoleh secara lengkap, sesuai dengan masalah yang diteliti B. Saran Ajukan saran-saran untuk penerapan hasil penelitian dan kemungkinan penelitian lebih lanjut di masa datang 3. Bagian Penunjang A. Daftar Pustaka, ditulis dengan norma tertentu dan konsisten B. Lampiran-lampiran, terdiri dari: (1) model program perbaikan yang memperlihatkan skenario tindakan/RPP tiap tatap muka, (2) Instrumen penelitian, (3) hasil rekap tabulasi data tiap siklus, (4) bukti instrumen yang telah diisi oleh pengamat, (5) bukti LKS yang telah diisi siswa/hasil kerja siswa tiap siklus, (6) Biodata peneliti, (7) bukti foto pelaksanan tindakan tiap siklus, dan (8) surat ijin penelitian. Sebuah laporan PTK sangat rawan untuk terjadinya duplikasi (Copy Paste) dengan laporan PTK dari kelas, sekolah, dan daerah lain, maupun tahun pembuatan yang berbeda, karena permasalahan yang diangkat dalam PTK adalah proses pembelajaran, oleh karena itu keabsahan/validitas sebuah laporan PTK dipertaruhkan melalui bukti-bukti lampiran yang selengkap-lengkapnya, biasanya 40% isi laporan PTK adalah berisi lampiran. Mengingatkan pepatah yang disampaikan oleh Tim penilai angka kredit guru yaitu Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2006:v), bahwa “bukan karya tulis ilmiahnya, tetapi kegiatan nyata yang telah dilakukan guru dalam upaya meningkatkan profesionalismenya sebagai guru, itulah yang utama, itulah yang diberikan nilai, itulah yang mampu mengantarkan sukses profesi kita, para guru”. Oleh karena itu, marilah kita junjung nilai-nilai prosedur kerja ilmiah dalam melaksanakan PTK secara benar dan bertanggungjawab. G. SIMPULAN Jabatan fungsional guru terus dituntut untuk selalu mengembangkan profesinya agar kompetensinya terjaga agar mampu menyiapkan insan bangsa yang mampu bersaing di era kehidupan global. Guru dinilai kinerjanya melalui PKG dan mengikuti PKB yang berdampak pada angka kredit yang dikumpulkan setiap tahun. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. PKB guru dilaksanakan sesuai kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya, diantaranya adalah PTK. Terdapat 4 langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaa, tindakan, pengamatan, dan observasi-refleksi-evaluasi, jika ada permasalahan yang belum terpecahkan, maka dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang sehingga penelitian membentuk siklus. Laporan PTK untuk angka kredit jabatan guru harus APIK (Asli-Perlu-Ilmiah-Konsisten), diseminarkan, dan dipublikasikan di perpustakaan REFERENSI Kemendiknas. (2010). Pedoman kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan angka kreditnya. Jakarta: Dirjen PMPTK. Kemendikbud. (2012). Pedoman pengelolaan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jakarta: Badan Pengembangan SDMPK dan PMP. Kemendikbud. (2012). Pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru. Jakarta: Badan Pengembangan SDMPK dan PMP. Permenpan-RB.(2009). Peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan birokrasi reformasi, tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2006). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi aksara. Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah menengah, Dirjen Dikti, Depdiknas. Undang Undang. (2003). Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
10